Pielonefritis Akut
-
Upload
u-rizky-daizent -
Category
Documents
-
view
53 -
download
1
description
Transcript of Pielonefritis Akut
1. Pielonefritis Akut
a. Definisi
Pielonefritis akut (PNA) adalah radang akut dari ginjal, ditandai primer oleh
radang jaringan interstitial sekunder mengenai tubulus, dan akhirnya dapat mengenai
kapiler glomerulus; disertai manifestasi klinik dan bakteriuri tanpa ditemukan
kelainan-kelainan radiologik.
b. Gambaran Klinik
Pielonefritis akut ditemukan pada setiap umur, laki-laki atau wanita walaupun
lebih sering ditemukan pada wanita dan anak-anak. Pada laki-laki usia lanjut,
pielonefritis akut biasanya disertai hipertrofi prostat.
Pada pemeriksaan fisik diagnosis tampak sakit berat, panas intermiten disertai
menggigil dan takikardi. Frekuensi nadi dapat dijadikan pedoman klinik untuk derajat
penyakit. Bila infeksi disebabkan oleh E.Coli biasanya frekuensi nadi kira-kira 90 kali
permenit, tetapi infeksi oleh kuman stapilokokus atau sterptokokus dapat
menyebabkan takikardi lebih dari 140 kali permenit. Sakit sekitar ginjal dan pinggang
sulit diraba karena spasmeotot-otot.
2. Sistitis
a. Definisi
Cystitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh
infeksi asenden dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra
kedalam kandung kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop.
Infeksi ini berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi spermasida-diafragma
karena kontrsepsi ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial dan mencegah
pengosongan sempurna kandung kemih. Cistitis pada pria merupakan kondisi
sekunder akibat bebarapa faktor misalnya prostat yang terinfeksi, epididimitis, atau
batu pada kandung kemih.
b. Manifestasi klinis
1. Urgensi (terdesak rasa ingin berkemih)
2. Sering berkemih
3. Rasa panas dan nyeri saat berkemih
4. Nokturia (sering berkemih pada malam hari)
5. Nyeri atau spasme pada area kandung kemih dan suprapubik
6. Piuria (adanya sel darah putih dalam urine)
7. Hematuria (adanya sel darah merah dalam urine)
8. Seringnya berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit (oliguria)
9. Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari urin
10. Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis
11. Rasa sakit pada daerah di atas pubis
12. Perasaan tertekan pada perut bagian bawah
13. Demam
14. Anak – anak yang berusia di bawah lima tahun menunjukkan gejala yang nyata,
seperti lemah, susah makan, muntah, dan adanya rasa sakit pada saat berkemih.
15. Pada wanita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang serupa, yaiu kelelahan,
hilangnya kekuatan, demam
3. Batu saluran kemih
a. Gambaran klinisKeluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada posisi atau letak batu, besar
batu, dan penyulit yang telah terjadi. Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri pinggang. Nyeri ini mungkin bisa merupakan nyeri kolik ataupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri. Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal.
Batu yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai nyeri pada saat kencing atau sering kencing. Batu dengan ukuran kecil mungkin dapat keluar spontan setelah melalui hambatan pada perbatasan uretero-pelvik, saat ureter menyilang vasa iliaka, dan saat ureter masuk ke dalam buli-buli. Hematuria sering kali dikeluhkan oleh pasienakibat trauma pada mukosa saluran kemih yang disebabkan oleh batu. Kadang-kadang hematuria didapatkan dari pemeriksaan urinalisis berupa hematuria mikroskopis.
4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
a. Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat terbentuknya koloni
kuman di saluran kemih. Beberapa istilah penting yang sering dipergunakan dalam
klinis mengenai ISK adalah:
1. ISK sederhana, yaitu ISK pada pasien tanpa disertai kelainan anatomi maupun
kelainan struktur saluran kemih.
2. ISK kompleks, yaitu ISK yang terjadi pada pasien yang menderita kelainan
anatomis/ struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik. Kelainan ini
akan menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika.
3. First infection (infeksi pertama kali) atau isolated infection, yaitu ISK yang baru
pertama kali diderita atau infeksi yang didapat setelah sekurangkurangnya 6
bulan bebas dari ISK.
4. Infeksi berulang, yaitu timbulnya kembali bakteriuria setelah sebelumnya dapat
dibasmi dengan pemberian antibiotika pada infeksi yang pertama. Timbulnya
infeksi berulang ini dapat berasal dari re-infeksi atau bakteriuria persisten. Pada
re-infeksi kuman berasal dari luar saluran kemih, sedangkan bakteriuria persisten
bakteri penyebab berasal dari dalam saluran kemih itu sendiri.
b. Gambaran Klinis
Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala
hingga menunjukkan gejala yang sangat berat. Gejala yang sering timbul adalah
disuria, polakisuria, dan urgensi yang biasanya terjadi bersamaan,disertai nyeri
suprapubik dan daerah pelvis. Pada bayi baru lahir, dapat terjadi ikterik. Gejala klinis
ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi, yaitu :
- Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa nyeri supra pubik, disuria,
frekuensi, hematuri, urgensi, dan stranguria.
- Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri punggung,
muntah, dan penurunan berat badan. Pada ISK bagian atas, terkadang dapat pula
ditemukan skoliosis.
Sumber :
Bahdarsyam. 2003. Spektrum Bakteriologik Pada Berbagai Jenis Batu Saluran Kemih Bagian Atas. Bagian Patologi Klinik: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
McBryde C, Redington J. Diagnosis and management urinary tract infections : asymptomatic
bacteriuria, cystitis and pyelonephritis. Primary Care Case Review 2010 (4) ; 3 – 14.
Manfaat meminum air putih yaitu :
1. Kandungan flouride yang terdapat dalam air putih dapat melindungi dari karies gigi.
2. Pada air putih dapat menormalkan tekanan darah dan melancarkan metabolisme lipid
dalam tubuh
3. Sulfat alkaline di dalam air mineral dapat digunakan sebagai terapi hidroponik untuk
mengontrol kolesterol dan level lipid dalam tubuh dengan cara meningkatkan
metabolisme lipoprotein.
4. Kalsium yang ada di dalam air dapat digunakan sebagai hidrasi. Air dengan kadar
kalsium yang lebih rendah (<20mg liter)
Sumber:
Maria Cristina dan Maria Dacha. 2007. Drinking mineral waters: biochemical effects and health implications – the state-of-the-art. Int. J. Environmental Health, Vol. 1. No.
WHO. 2004. Flouride in Drinking Water. WHO/SDE/WSH/03.04/96.
Anoreksia Nervosa
Definisi
Menurut DSM-IV, anoreksia nervosa (AN) dimaksudkan dengan “keengganan untuk
menetapkan berat badan kira-kira 85% dari yang diprediksi, ketakutan yang berlebihan untuk
menaikkan berat badan, dan tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut.”
AN terbagi kepada dua jenis. Dalam jenis restricting-tye anorexia, individu tersebut menurunkan
berat badan dengan berdiet sahaja tanpa makan berlebihan (binge eating) atau muntah kembali
(purging). Mereka terlalu mengehadkan konsumsi karbohidrat dan makan mengandung lemak.
Manakala pada tipe binge-eating/purging, individu tersebut makan secara berlebihan kemudian
memuntahkannya kembali secara segaja.
Gambaran Klinis
Kebanyakan orang dengan AN melihat diri mereka sebagai orang dengan kelebihan berat badan,
walaupun sebenarnya mereka menderita kelaparan atau malnutrisi. Makan, makanan dan kontrol
berat badan menjadi suatu obsesi. Seseorang dengan AN akan sentiasa mengukur berat badannya
berulang kali, menjaga porsi makanan dengan berhati-hati, dan makan dengan kuantiti yang
sangat kecil dan terhadap pada sebagian makanan (Wonderlich et al, 2005).
Kebanyakan pasien dengan AN juga akan mempunyai masalah psikiatri dan macam-macam
penyakit fisik, termasuk depresi, ansietas, perilaku terasuk (obsessive), penyalahgunaan zat,
komplikasi kardiovaskular dan neurologis, dan perkembangan fisik yang terhambat (Becker et
al, 1999). Gejala lain yang mungkin terlihat dari waktu ke waktu termasuk penipisan tulang
(osteopenia atau osteoporosis), rambut dan kuku yang rapuh, kulit yang kering dan kekuningan,
perkembangan rambut halus dikeseluruhan tubuh (misalnya, lanugo), anemia ringan, kelemahan
dan kehilangan otot, konstipasi berat, tekanan darah rendah, pernafasan dan pols yang melemah,
penurunan suhu tubuh internal; menyebabkan orang tersebut sering merasa dingin, dan kelesuan
(Wonderlich, 2005)
Sebagai akibat dari nutrisi buruk, gangguan endokrin yang melibatkan aksis hipotalamus-
pituitari-gonad timbul, bermanifestasi pada wanita yaitu amenorrea dan pada laki-laki yaitu
kurangnya minat berseksual dan kesuburan. Pada anak-anak yang prapubertas, pubertasnya
lambat dan perkembangan dan pertumbuhan fisiknya terbantut (Chavez dan Insel, 2007). Gejala
metabolik lainnya, seperti lelah dan intoleransi terhadap kedinginan juga disebabkan oleh
gangguan aksis hipotalamus-pituitari-gonad (Kiyohara et al, 1987). Selain itu, resiko untuk
mengalami fraktur tulang berkaitan juga dengan pasien dengan AN karena saiz tulang yang
berkurang dan densitas mineral tulang.
Bulimia Nervosa
Definisi
Bulimia nervosa (BN) digambarkan dengan episode berulang makan berlebihan (binge eating)
dan kemudian dengan perlakuan kompensatori (muntah, berpuasa, beriadah, atau kombinasinya).
Makan berlebihan disertai dengan perasaan subjektif kehilangan kawalan ketika makan. Muntah
yang dilakukan secara sengaja atau beriadah secara berlebihan, serta penyalahgunaan pencahar,
diuretik, amfetamin dan tiroksin juga boleh terjadi DSM-IV membagikan BN kepada dua bentuk
yaitu purging dan nonpurging. Pada tipe purging, individu tersebut memuntahkan kembali
makanan secara sengaja atau menyalahgunakan obat pencahar, diuretik atau enema. Pada tipe
nonpurging, individu tersebut menggunakan cara lain selain cara yang digunakan pada tipe
purging, seperti berpuasa atau beriadah secara berlebihan.
Gambaran Klinis
BN digolongkan pada orang yang mengalami episode konsumsi makanan dengan jumlah yang
sangat banyak (misalnya, binge-eating) secara rekuren dan sering, dan merasakan kurangnya
penguasaan terhadap makan. Perilaku binge-eating diikuti dengan perilaku yang
mengkompensasi binge dengan menyingkirkan makanan yang dimakan (misalnya, muntah,
penggunaan obat cuci perut atau diuretik yang berlebihan), berpuasa dan/atau senaman yang
berlebihan.
Tidak seperti AN, orang yang menderita BN dapat jatuh kepada golongan dengan berat badan
yang normal sesuai dengan umur mereka. Akan tetapi, seperti AN, mereka juga mempunyai
ketakutan untuk pertambahan berat badan, dan sangat nekad untuk mengurangi berat badan,
merasa ketidakbahagiaan hebat atas ukuran dan bentuk tubuh. Kebiasaannya, perilaku bulimik
adalah rahasia, karena selalu disertai dengan perasaan jijik dan malu. Siklus perilaku binging dan
penyingkiran ini selalunya berulang selama beberapa kali dalam seminggu.
Mirip dengan AN, orang yang menderita BN juga mempunyai penyakit psikologis seperti
depresi, ansietas dan/atau permasalahan penyalahgunaan zat. Kebanyakan kondisi fisik adalah
akibat dari aspek penyingkiran penyakit, termasuklah ketidakseimbangan elektrolit, masalah
gastrointestinal, dan masalah berkaitan dengan rongga mulut dan gigi
Gejala lain yang terkait termasuklah inflamasi kronis dan sakit tenggorokan, pembengkakan
kelenjar di leher dan di bawah rahang, robekan enamel gigi dan meningkatnya kepekaan dan
kerusakan gigi akibat daripada pemaparan terhadap asam perut, penyakit refluks gastroesofagus,
intestinal distress dan iritasi akibat penyalahgunaan obat cuci perut, masalah pada ginjal akibat
penyalahgunaan obat diuretik, dan dehidrasi berat karena kekurangan cairan dari tubuh.
Gangguan mood adalah sering pada pasien dengan BN dan simptom cemas dan tegang (tension)
sering dialami. Kebanyakan pasien dengan BN mengalami depresi ringan dana sesetengah
mengalami gangguan mood dan perilaku yang serius seperti cobaan membunuh diri dan
penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Biasanya, pasien dengan BN merasa malu
dengan perbuatannya sendiri dan cenderung untuk merahsiakannya daripada keluarga dan teman-
teman.
Gangguan ginjal akut/ GnGA (Acute kidney injury/AKI) merupakan istilah pengganti dari gagal
ginjal akut, didefinisikan sebagai penurunan mendadak dari fungsi ginjal (laju filtrasi
glomerulus/ LFG) yang bersifat sementara, ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin serum
dan hasil metabolisme nitrogen serum lainnya, serta adanya ketidakmampuan ginjal untuk
mengatur homeostasis cairan dan elektrolit. Istilah gangguan ginjal akut merupakan akibat
adanya perubahan paradigma yang dikaitkan dengan klasifikasi dan ketidakmampuan dalam
mengenal gejala dini serta prognosis. Permasalahan penting dalam GnGA adalah mengenai
keterlibatan ginjal sebagai organ target dalam sepsis. Pada ginjal yang mengalami injury, pada
awalnya memiliki toleransi yang cukup terhadap sepsis, namun pada akhirnya dengan semakin
progresifnya sepsis, maka timbul respon inflamasi yang menimbulkan pengaruh yang
membahayakan pada ginjal.
Etiologi
Acute Kidney Injury dibagi menjadi pre-renal injury, intrinsic renal disease, termasuk kerusakan
vaskular, dan uropati obstruktif. Beberapa penyebab GnGA, termasuk nekrosis korteks dan
trombosis vena renalis, lebih sering terjadi pada neonatus. Sedangkan HUS lebih sering terjadi
pada anak lebih usia 1 sampai 5 tahun, dan RPGN umumnya lebih sering terjadi pada anak lebih
besar dan remaja. Dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan laboratorium seperti urinalisis dan
radiografi dapat menentukan penyebab dari GnGA.
a. Pre-renal Acute Kidney Injury
Pre-renal Acute Kidney Injury terjadi ketika aliran darah menuju ginjal berkurang, dihubungkan
dengan kontraksi volum intravaskular atau penurunan volum darah efektif. Seperti diketahui
pada pre-renal injury secara intrinsik ginjal normal, dimana volum darah dan kondisi
hemodinamik dapat kembali normal secara reversibel. Keadaan pre-renal injury yang lama dapat
menimbulkan intrinsic GnGA dihubungkan dengan hipoksia/iskemia acute tubular necrosis
(ATN). Perubahan dari pre-renal injury menjadi intrinsic renal injury tidak mendadak. Ketika
perfusi ginjal terganggu, terjadi relaksasi arteriol aferen pada tonus vaskular untuk menurunkan
resistensi vaskular ginjal dan memelihara aliran darah ginjal. Selama terjadi hipoperfusi ginjal,
pembentukan prostaglandin vasodilator intrarenal, termasuk prostasiklin, memperantarai
terjadinya vasodilatasi mikrovasular ginjal untuk memelihara perfusi ginjal. Ketika tekanan
perfusi ginjal rendah, dengan akibat terjadi stenosis arteri renalis, tekanan intraglomerular
berusaha untuk meningkatkan kecepatan filtrasi, yang diperantarai oleh peningkatan
pembentukan angiotensin II intrarenal sehingga terjadi peningkatan resistensi eferen arteriolar.
Pemberian inhibitor angiotensin-converting enzyme pada kondisi ini dapat menghilangkan
tekanan gradien yang dibutuhkan untuk meningkatkan filtrasi dan mencetuskan terjadinya acute
kidney injury. Pre-renal injury dihasilkan dari hipoperfusi ginjal berhubungan dengan kontraksi
volum dari perdarahan, dehidrasi, penyakit adrenal, diabetes insipidus nefrogenik atau sentral,
luka bakar, sepsis, sindrom nefrotik, trauma jaringan, dan sindrom kebocoran kapiler. Penurunan
volum darah efektif terjadi ketika volum darah normal atau meningkat, namun perfusi ginjal
menurun berhubungan dengan penyakit seperti gagal jantung kongestif, tamponade jantung, dan
sindrom hepatorenal. Walaupun pre-renal injury disebabkan oleh penurunan volum atau
penurunan volum darah efektif, koreksi dari gangguan penyerta akan memulihkan fungsi ginjal
kembali normal.
b. Intrinsic renal disease
- Hypoxic/ishemic acute kidney injury
Pada hypoxic/ischemic GnGA ditandai oleh vasokonstriksi lebih awal diikuti oleh patchy tubular
necrosis. Penelitian terkini menduga bahwa vaskularisasi ginjal berperan penting pada acute
injury dan chronic injury, dan sel endotel telah diidentifikasi sebagai target dari kelainan ini.
Aliran darah kapiler peritubular telah diketahui abnormal selama reperfusi, dan juga terdapat
kehilangan fungsi sel endotel normal yang dihubungkan dengan gangguan morfologi perikapiler
peritubular dan fungsinya. Mekanisme dari kerusakan sel pada Hypoxic/ishemic acute kidney
injury tidak diketahui, tetapi pengaruh terhadap endotel atau pengaruh nitrit oksida pada tonus
vaskular, penurunan ATP dan pengaruh pada sitoskeleton, mengubah heat shock protein,
mencetuskan respon inflamasi dan membentuk oksigen reaktif serta molekul nitrogen yang
masing-masing berperan dalam terjadinya kerusakan sel. Nitrit oksida merupakan vasodilator
yang diproduksi dari endothelial nitric oxide synthase (eNOS), dan nitrit oksida membantu
mengatur tonus vaskular dan aliran darah ke ginjal. Penelitian terkini menduga bahwa
kehilangan fungsi normal eNOS mengikuti kejadian ischemic/hypoxic injury yang mencetuskan
vasokonstriksi. Berlawanan dengan hal tersebut, peningkatan aktifitas inducible nitric oxide
synthase (iNOS) bersamaan dengan kejadian hypoxic/ischemic injury, dan iNOS membantu
terjadinya pembentukan oksigen reaktif dan molekul nitrogen. Inducible nitric oxide synthase,
bersamaan pembentukan metabolit toksik nitrit oksida termasuk peroxynitrate, telah diketahui
sebagai perantara tubular injury pada hewan percobaan dengan acute kidney injury. Sebagai
respon awal dari hypoxic/ishemic GnGA adalah pengurangan ATP yang dikaitkan dengan jumlah
dari bahan biokimia yang merusak dan adanya respon fisiologi, termasuk gangguan dari
sitoskeleton dengan hilangnya apical brush border dan hilangnya polaritas dengan
Na+K+ATPase berlokasi pada daerah apikal berdekatan dengan membran basal. Molekul
oksigen reaktif juga terlibat selama reperfusi dan berperan terhadap kerusakan jaringan. Pada
saat sel tubular dan sel endotel mengalami kerusakan oleh molekul oksigen reaktif, diketahui
bahwa sel endotel lebih sensitif terhadap oxidant injury dibandingkan dengan sel epitel tubular.
Pada penelitian sebelumnya diketahui pentingnya peran dari heat shock protein dalam mengubah
respon ginjal terhadap ischemic injury yang berperan meningkatkan penyembuhan dari
sitoskeleton selama terjadinya GnGA.
- Nephrotoxic acute kidney injury
Obat-obatan yang dihubungkan dengan kejadian acute kidney injury, saat ini dihubungkan
dengan toxic tubular injury, termasuk antibiotik golongan aminoglikosida,media kontras
intravaskular, amfoterisin B, obat kemoterapi seperti ifosfamid dan cisplatin, asiklovir, dan
asetaminofen. Nefrotoksisitas karena amoniglikosida ditandai dengan non oliguria GnGA,
dengan urinalisis menunjukkan abnormalitas urin minimal. Insidensi dari nefrotoksisitas karena
aminoglikosa dihubungkan dengan dosis dan lama penggunaan dari antibiotik serta fungsi ginjal
yang menurun berhubungan dengan lama penggunaan aminoglikosa. Etiologi kejadian tersebut
dihubungkan dengan disfungsi lisosom dari tubulus proksimal dan perbaikan fungsi ginjal akan
tercapai jika pemakaian antibiotik dihentikan. Namun, setelah penghentian pemakaian antibiotik
aminoglikosida, kreatinin serum dapat meningkat dalam beberapa hari, hal ini dihubungkan
dengan berlanjutnya kerusakan tubular dengan kadar aminoglikosida yang tinggi pada prenkim
ginjal. Cisplatin, ifosfamid, asiklovir, amfoterisin B, dan asetaminofen juga bersifat nefrotoksik
dan mencetuskan terjadinya acute kidney injury. Hemolisis dan rabdomiolisis oleh karena
beberapa penyebab dapat menghasilkan hemoglobinuria atau yang mencetuskan terjadinya
kerusakan tubular dan acute kidney injury
- Uric acid nephropathy dan tumor lysis syndrome
Anak dengan acute lymphocytic leukemia dan B-cell lymphoma memiliki risiko tinggi untuk
terjadinya GnGA, hal ini dihubungkan dengan uric acid nephropathy dan atau tumor lysis
syndrome. Walaupun patogenesis dari uric acid nephropathy bersifat komplek, mekanisme
penting terjadinya kerusakan dihubungkan dengan munculnya kristal dalam tubulus, yang
menyebabkan aliran urin terhambat, atau hambatan mikrovaskular ginjal, yang mengakibatkan
aliran darah ginjal terhambat. Penyebab utama GnGA pada lekemia adalah berkembangnya
tumor lysis syndome selama kemoterapi, tetapi dengan alopurinol akan membatasi peningkatan
ekskresi asam urat selama kemoterapi, namun alopurinol akan menghasilkan peningkatan
ekskresi prekursor asam urat termasuk hypoxanthine dan xanthin, dan mencetuskan terjadinya
xanthine nephropathy. Xanthin sedikit lebih larut dalam urin dibandingkan asam urat, dan
pembentukan dari hypoxanthine dan xanthine berperan dalam berkembangnya GnGA selama
tumor lysis syndrome. Rasburicase merupakan bentuk rekombinan dari urate oxidase yang
mengkatalisasi asam urat menjadi allantoin, yang lima kali lebih larut daripada asam urat.
Rasburicase bersifat efektif dan memiliki toleransi yang baik dalam pencegahan gagal ginjal
pada pasien anak dengan tumor lysis syndrome. GnGA selama tumor lysis syndrome dapat
menimbulkan hiperfosfatemia nyata berasal dari pemecahan cepat dari sel tumor dan
mencetuskan pembentukan kristal kalsium fosfat.
- Acute interstitial nephritis
Acute interstitial nephritis (AIN) dapat menyebabkan gagal ginjal sebagai hasil reaksi terhadap
obat atau dihubungkan dengan acute interstitial nephritis idiopatik. Anak dengan AIN terdapat
gejala rash, demam, artralgia, eosinofilia, dan piuria dengan atau tanpa eosinofiluria. Obat-
obatan yang dihubungkan dengan terjadinya AIN termasuk metisilin dan golongan penisilin
lainnya, simetidin, sulfonamid, rifampin, obat anti inflamasi non-steroid, dan proton pump
inhibitors. Acute interstitial nephritis yang dihubungkan dengan obat anti inflamasi non-steroid
dapat ditandai dengan proteinuria bermakna serta mencetuskan sindrom nefrotik. Penanganan
spesifik yaitu penghentian obat tersebut yang menyebabkan AIN.
- Rapidly progressive glomerulonephritis
Berbagai bentuk dari glomerulonefritis pada bentuk kasus yang berat dapat mencetuskan
terjadinya GnGA dan RPGN. Gambaran klinis termasuk hipertensi, edema, gross hematuria, dan
peningkatan yang cepat dari nilai blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin. Rapid progressive
glomerulonephritis dihubungkan dengan post infeksi glomerulonefritis,seperti antineutrophil
cytoplasmic antibody (ANCA)-positive glomerulonephritis, goodpasture’s syndrome, dan
idiopathic RPGN, dapat mencetuskan terjadinya GnGA dan dapat berubah menjadi chronic
kidney
Gejala Klinis dan diagnosis:
Dari pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran yang menurun sampai koma bila GnGA telah
berlangsung lama. Pasien umumnya menunjukkan pernapasan cepat dan dalam (Kussmaul)
karena asidosis metabolik. Pada pasien GnGA yang berat dapat ditemukan sesak napas yang
hebat karena menderita gagal jantung atau edema paru. Hipertensi sering ditemukan akibat
adanya overload cairan. Tanda-tanda dehidrasi perlu dicari karena merupakan penyebab pre-
renal injury. Bila pasien ditemukan oliguria, takikardia, mulut kering, hipotensi ortostatik
kemungkinan penyebabnya pre-renal injury. Pada pemeriksaan fisik perlu dicari tanda-tanda
penyakit sistemik multiorgan seperti lupus eritematosus sistemik yaitu dengan memeriksa kulit,
sendi, kelenjar getah bening. Retensi urin dengan gejala kandung kemih yang teraba membesar
menunjukkan adanya sumbatan di bawah vesika urinaria yaitu katup uretra posterior.
Sumber:
Myjak BL. Serum and Urinary Biomarkers of Acute Kidney Injury. Blood Purif 2010;29:357-
365. DOI:10.1159/000309421.
Strazdins V, Watson AR, Harvey B. Renal replacement therapy for acute renal failure in
children: European Guidelines. Pediatr Nephrol. 2004 February; 19(2): 199–207.
Mehta RL, Kellum JA, Shah SV, Molitoris BA, Ronco C et al. Acute kidney Injury Network:
report of an initiative to improve outcomes in acute kidney injury. Critical care 2007,11:R31
Fisiologi keseimbangan energi:
Masukan energi tubuh berasal dari makanan yang masuk. Energi kimia yang tersimpan di dalam
ikatan-ikatan yang menyatukan atom-atom dalam molekul nutrien dibebaskan ketika molekul-
molekul ini diuraikan dalam tubuh.
Pengeluaran energi oleh tubuh digolongkan ke dalam dua kategori : kerja eksternal dan kerja
internal. Kerja eksternal adalah energi yang dikeluarkan ketika otot rangka berkontraksi untuk
memindahkan benda eksternal atau menggerakkan tubuh dalam hubungannya dengan
lingkungan. Kerja internal adalah semua bentuk pengeluaran energi biologis lain yang tidak
melakukan kerja mekanis di luar tubuh. kerja internal mencakup 2 jenis aktivitas yang dependen
energi, yaitu (1) aktivitas otot rangka yang digunakan untuk tujuan selain kerja eksternal,
misalnya kontraksi untuk mempertahankan postur dan menggigil, serta (2) semua aktivitas yang
mengeluarkan energi yang harus terus berlangsung hanya untuk mempertahankan kehidupan.
Tidak semua energi dalam molekuk makanan dapat dipanen untuk melakukan kerja biologis.
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
lain. Energi dalam molekul nutrien yang tidak digunakan untuk melakukan kerja diubah menjadi
energi termal atau panas.
Karena energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, maka masukan energi harus sama
dengan pengeluaran energi, sebagai berikut :
Teradapat tiga kemungkinan status keseimbangan energi :
a. Keseimbangan energi netral. Jika jumlah energi dalam makanan yang masuk sama
dengan jumlah energi yang dikeluarkan oleh otot-otot yang melakukan kerja eksternal
plus pengeluaran energi internal basal yang akhirnya muncul sebagai panas tubuh, maka
pemasukan dan pengeluaran energi berada dalam keseimbangan, dan berat tubuh tidak
berubah.
b. Keseimbangan energi positif. Jika jumlah energi dalam makanan yang masuk lebi besar
daripada jumlah energi yang dikeluarkan untuk kerja eksternal dan fungsi internal, maka
kelebihan energi yang masuk tetapi tidak digunakan akan disimpan dalam tubuh,
terutama sebagai jaringan lemak, sehingga berat tubuh bertambah.
c. Keseimbangan energi negatif. Sebaliknya, juka energi yang berasal dari makanan yang
masuk lebih kecil daripada kebutuhan energi tubuh saat itu maka tubuh harus
menggunakan simpanan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan karenanya berat
tubuh berkurang.
Sumber :sherwood.