Trauma Okuli Joan
-
Upload
nurul-physician -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of Trauma Okuli Joan
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
1/51
BAB 1
PENDAHULUAN
Trauma okuli merupakan salah satu penyebab utama gangguan penglihatan
dan kebutaan pada satu mata yang dapat dicegah (Wong, 2000). Berdasarkan
mekanisme trauma, trauma okuli dapat dibagi menjadi trauma tajam, trauma
tumpul, trauma kimia, trauma termal, trauma fisik, extra ocular foreign body, dan
trauma tembus. Trauma okuli dapat terjadi diberbagai tempat, di rumah tangga, di
tempat kerja, maupun di jalan raya (jelantik, !ndayani," Widiana., 20#0).
Beberapa penelitian menyebutukan, bah$a angka kejadian trauma okuli terbesar
terjadi di rumah (%ats et al , 200&).
'realensi trauma okuli di !merika erikat sebesar 2,* juta kejadian
pertahun dan setengah juta di antaranya menyebabkan kebutaan. i dunia, kira+
kira terdapat #, juta orang yang mengalami kebutaan, 2,- juta orang mengalami
penurunan fungsi penglihatan bilateral, dan # juta orang mengalami penurunan
fungsi penglihatan unilateral akibat trauma okuli. Berdasarkan jenis kelamin,
beberapa penelitian yang menggunakan data dasar rumah sakit maupun data
populasi, menunjukkan bah$a laki+laki mempunyai prealensi lebih tinggi.
/nsiden trauma okuli pada laki+laki sebanyak 20 kejadian per #00.000, sedangkan
pada $anita sebanyak kejadian per #00.000. Trauma okuli terbanyak terjadi
pada usia muda, dengan rata+rata umur kejadian trauma adalah 2* tahun (Wong,
2000).
Berdasarkan tandar 'elayanan 1edis ('1) bagian /lmu esehatan
1ata 3umah akit 4mum 'usat (34') anglah, trauma okuli dibagi menjadi
1
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
2/51
trauma tajam, trauma tumpul, trauma kimia, trauma fisik, trauma termal, extra
ocular foreign body (567B) dan intra ocular foreign body (/67B). lasifikasi
trauma okuli ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wong
(2000), 8irmalan (200*), dan %ats (200&) yang membagi trauma okuli menjadi
trauma tumpul, trauma tajam, trauma fisik, trauma termal, foreign body, dan
trauma tajam tembus. !da juga yang mebagi mejadi trauma mekanik, kimia dan
fisika. Beberapa sumber membagi trauma okuli menjadi perforans dan
nonperforans (jelantik, !ndayani," Widiana., 20#0).
omplikasi yang ditimbulkan akibat trauma pada mata dapat meliputi
semua bagian mata, yaitu komplikasi pada kelopak mata, permukaan bola mata,
kamera okuli anterior, itreus, dan retina. 9enis+jenis trauma yang melibatkan
orbita ataupun struktur intra okuli dapat diakibatkan oleh benda tajam, benda
tumpul, trauma fisik, ataupun trauma kimia. Tipe dan luasnya kerusakan akibat
trauma pada mata sangat tergantung dari mekanisme dan kuatnya trauma yang
terjadi. uatu trauma yang berpenetrasi ke intraokuli baik objek yang besar
ataupun objek kecil akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar
dibandingkan trauma akibat benturan (jelantik, !ndayani," Widiana., 20#0).
'enanganan dini trauma okuli secara tepat dapat mencegah terjadinya
kebutaan maupun penurunan fungsi penglihatan. 'enanganan trauma okuli secara
komprehensif dalam $aktu kurang dari jam dapat menghasilkan hasil yang lebih
baik. 8amun, layanan kesehatan mata yang kurang memadai sering kali menjadi
penyebab keterlambatan penanganan trauma okuli, di samping kurangnya
pengetahuan dan masalah perekonomian (jelantik, !ndayani," Widiana., 20#0).
2
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
3/51
3
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
4/51
B!B 2
T/89!4!8 '4T!!
3.1 Anatomi Mata
#. 3ongga 6rbita
3ongga orbita secara skematis digambarkan sebagai piramida dengan *
dinding yang mengererucut ke posterior. inding medial orbita kiri dan kanan
terletak parallel dan dipisahkan oleh hidung. 'ada setiap orbita, dinding lateral
dan medialnya membentuk sudut *0, menghasilkan sudut siku antara kedua
dinding lateral. Bentuk orbita dianalogikan sebagai buah pir, dengan nerus
optikus sebagai tangkainya. iameter lingkar anterior sedikit lebih kecil
dibandingkan region di bagian dalam tepian sehingga terbentuk bingkai pelindung
yang kokoh (%aughan et al , 20#0).
%olume orbita de$asa kira+kira -0 m: dan bola mata hanya menempati
seperlima bagian rongga. :emak dan otot menempati bagian terbesarnya. Batas
anterior orbita adalah septum orbitale, yang berfungsi sebagai pemisah antara
palpebra dan orbita. 6rbita juga berhubungan dengan sinus frontalis di atas, sinus
maksilaris di ba$ah, serta sinus ethmoidalis dan sfenoidlis di medial. asar orbita
yang tipis mudah rusak oleh truma langsung pada bola mata, sehingga dapat
mengakibatkan timbulnya fraktur blo$out dengan herniasi isi orbita ke dalam
antrum maksilaris. /nfeksi pada sinus sfenoidalis dan ethmoidalis dapat mengikis
dinding medialnya yang setipis kertas (lamina papyracea) dan mneganai isi orbita.
efek pada atapnya (mis., neurofibromatosis) dapat berakibat terlihatnya pulsasi
pada bola mata yang bersal dari otak. Tulang+tulang pembentuk orbita antara lain ;
4
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
5/51
#. 6s. 7rontal
2. 6s. penoidal
-. 6s.
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
6/51
Apeks orbita merupakan tempat masuknya semua saraf dan pembuluh darah ke
mata serta merupakan tempat asal semua otot ekstraokuler kecuali obli@uus
inferior (%aughan et al , 20#0);
a. 7isura orbitalis superior
#. ena ophthalmika superior, nerus lakrimalis, frontalis, dan
trabekularis ; berjalan di bagian lateral fisura (di luar anulus
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
7/51
dengan arteri siliaris anterior membentuk circulus arterialis mayor iris dan breis
perdarahi khoroid dan bagian nerus optikus. !rteri siliaris anterior (cabang
muskularis menuju muskuli recti) memperdarahi sklera, episklera, limbus,
konjungtia. !rteri palpebralis medialis memperdarahi kedua kelopak mata.
!A': (!rtery Ayliaris 'osterior :ongus) dan !A! (!rtery Ayliaris !nterior) di
pangkal iris membentuk sirkulus arteriosus mayor (%aughan et al , 20#0).
rainase dari ena+ena di orbita terutama melalui ena opthalmica superior dan
inferior, yang juga menampung darah dari ena orticosae. %ena ciliaris anterior,
dan ena centralis retina. %ena opthalmica berhubungan dengan sinus caernosus
melalui fissure orbitalis superior dan dengan pleksus enosus pterigoideus melalui
fissure orbitalis inferior. %ena opthalmica superior mula+mula terbentuk dari ena
supraorbitalis dan supratrochlearis serta dari satu cabang ena angularis, ketiga
ena tersebut mengalirkan darah dari kulit di daerah periorbita. %ena ini
membentuk hubungan langsung antara kulit $ajah dan sinus caernosus sehingga
dapat menimbulkan thrombosis sinus caernosus yang fatal pada infeksi
superfisisal di kulit periorbita (%aughan et al , 20#0).
2. Bola mata
Bola mata de$asa normal hampir mendekati bulat dengan diameter
anteroposterior sekita 2*, mm. 'ada saat bayi, panjang bola mata mencapai #,
mm (%aughan et al , 20#0).
-. onjungtia
onjungtia merupakan membran mukosa yang transparan dan tipis yang
membungkus (%aughan et al , 20#0) ;
7
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
8/51
a. 'ermukaan posterior kelopak mata (konjungtia palpebralis).
onjungtia palpebralis melekat erat ke tarsus. i tepi superior dan
inferior tarus, konjungtia melipat ke posterior (pada forniks duperior dan
inferior) dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtia
bulbaris.
b. 'ermukaan anterior sclera (konjungtia bulbaris).
onjungtia bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di fornices dan
melipat berkali+kali. 'elipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan
memperbesar permukaan konjungtia sekretorik. ecuali di limbus
(tempat kapsul tenon menyatu dengan konjungtia sejauh - mm),
konjungtia bulbaris melekat longgar dengan kapsul tenon dan sklera di
ba$ahnya.
c. onjungtia forniks
'erdarahan konjungtia ersal dari arteri siliaris anterior dan arteri palpebralis.
'ersarafannya berasal dari cabang pertama 8. %.
*. apsula Tenon (7ascia Bulbi)
apsula Tenon merupakan membran fibrosa yang membungkus bola mata
dari limbus sampai ke nerus optikus. i dekat limbus, konjungtia+kapsula
tenon+dan episklera menyatu. egmen ba$ah kapsula tenon tebal dan menyatu
dengan fasia muskulus rektus inferior dan muskulus obli@uus inferior membentuk
ligamentum suspensorium bulbi (:igamentum :ock+$ood), tempat terletaknya
bola mata (%aughan et al , 20#0).
8
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
9/51
. klera dan 5pisklera
klera merupakan bagian dinding bola mata berupa jaringan kuat yang
ber$arna putih. 'ermukaan luar sklera anterior dibungkus oleh lapisan tipis
jaringan elastik halus yang disebut episklera. i bagian anterior, sklera
bersambung dengan kornea dan dibagian belakang bersambung dengan duramater
nerus optikus. Beberapa sklera berjalan melintang bagian anterior nerus optikus
sebagai :amina Aribrosa. 'ersarafan sklera berasal dari saraf+saraf siliaris.
5pisklera banyak mengandung pembuluh darah. :apisan pembungkus mata
bagian luar terdiri dari (%aughan et al , 20#0);
a. 5pisklera
b. klera
c. :amina 7usca (lapisan berpigmen coklat pada permukaan dalam sklera
yang membentuk lapisan luar ruang suprakoroid).
. ornea
ornea merupakan lapisan transparan yang melapisi #- depan bola mata.
'ermukaannya licin dan mengkilat. :ebih tebal di bagian pinggir dari pada
sentral. /ndeks biasnya #,--> dengan daya refraksi C *2 dioptri.
ornea bersifat aaskuler sehingga nutrisinya berasal dari pembuluh darah
limbus, air mata, dan akuos humor. ipersarafi oleh nerus ophthalmicus.
:apisan kornea terdiri dari (%aughan et al , 20#0);
a. 5pitel ; terdiri dari + lapis sel berbentuk kubus sampai gepeng.
b. 1embrana Bo$man ; :apisan jernih aseluler.
9
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
10/51
c. troma ; terdiri dari kumpulan sel yang membentuk jaringan ikat yang
kuat.
d. 1embrana essement ; sebuah membran jernih yang elastik, tampak
amorf.
e. 5ndotel ; merupakan satu lapis sel berbentuk kubus.
Bila ada infeksi kronik, kornea akan memutih dan terbentuk askularisasi pada
kornea.
>. 4ea
4ea terdiri dari iris, badan siliar, dan koroid. 4ea merupakan jaringan lunak
yang merupakan lapisan dinding kedua dari bola mata setelah sklera dan tenon.
4ea adalah lapisan askular mata yang tersusun atas banyak pembuluh darah
yang dapat memberikan nutrisi kepada mata (%aughan et al , 20#0). Traktus
uealis terdiri dari (%aughan et al , 20#0) ;
a. /ris
/ris merupakan perpanjangan korpus siliare ke anterior. i dalam stroma
iris terdapat sfingter dan otot dilatator. 'erdarahan iris berasal dari circulus
mayor iris, persarafannya berasal dari serat di dalam neri siliare.
/ris berfungsi mengendalikan banyak cahaya yang masuk ke dalam mata.
4kuran pupil ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi akibat
aktiitas parasimpatik yang dihantarkan melalui 8. /// dan dilatasi yang
ditimbulkan oleh aktiitas simpatik.
b. orpus siliaris
10
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
11/51
orpus siliaris dan epitel siliaris pembungkusnya berfungsi untuk produksi
akuos humor. 1uskulus siliaris tersusun dari gabungan serat longitudinal,
sirkuler, radial. 7ungsi serat sirkuler adalah untuk mengerutkan dan
relaksasi serat . onsistensinya D air dan -D protein (kristalin).
andungan kalsium lensa lebih banyak dari pada jaringan tubuh lain. !sam
askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak
ada serat nyeri, pembuluh darah. :ensa menggantung pada korpus siliare melalui
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
12/51
. !@uaeus Eumor
!@uaeus humor merupakan cairan yang mengisi A6!, diproduksi oleh korpus
siliare di A6' (amera 6kuli 'osterior) yang selanjutnya mengisi A6! dan
dieksresi melalui trabekula. epuluh persennya dieksresikan melalui iris.
7ungsi a@uaeus humor antara lain (%aughan et al , 20#0) ;
a. 8utrisi lensa dan kornea sampai epitel
b. 'ertahankan T/6 normal #0+20 mmEg.
#0.amera 6kuli !nterior (A6!)
udut A6! merupakan terbentuk dari perifer kornea dengan akar iris, besarnya
*F. A6! berisi cairan !kuos humor yang dihasilkan corpus siliaris.
Garis ch$albe merupakan tanda dari berakhirnya kornea. 9alinan trabekula
terdapat di atas kanalis chlemm (%aughan et al , 20#0).
##.3etina
3etina merupakan jaringan saraf tipis yang semi transparan, membentang dari
papil saraf optic ke depan sampai 6raserata. Tebalnya 0,# mm, dan semakin tebal
pada bagian posterior. 'ada retina terdapat (%aughan et al , 20#0);
a. 1akula; merupakan pigmentasi kekuningan (Hantofil) yang membatasi
arcade arteri retina sentralis sehingga 7oea menjadi aaskular
b. 7oea; merupakan bagian di tengah makula, merupakan cekungan
sehingga menghasilkan pantulan khusus dengan ophthalmoscop yang
disebut refleks foea.
12
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
13/51
c. 7oeola; bagian paling tengah dari 7oea. eluruhnya berupa sel Aone
el kerucut (sel foto reseptor) dan semakin ke perifer digantikan oleh sel
3od.
##.%itreus
orpus itreus mengisi 2- bagian isi bola mata dan mempertahankan bentuknya
selalu bulat. onsistensinya D air dan berbentuk gel (%aughan et al , 20#0).
#2. !85! 1!T!
a. !lis 1ata
!lis mata merupakan lipatan kulit menebal yang ditutupi rambut. :ipatan
kulit ini ditunjang oleh serat otot di ba$ahnya. Glabela merupakan
prominentia tanpa rambut di antara alis.
b. 'alpebra'alpebra merupakan modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan
melindungi bola mata bagian anterior. truktur palpebra ;
#. :apisan kulit, terdiri dari lapisan kulit luar, berbeda dengan kulit pada
bagian tubuh lain karena lebih longgar, tipis, dan elastik. Terdapat sedikit
folikel rambut dan lemak subkutan.
2. 1uskulus orbikularis okuli, berfungsi untuk menutup palpebra.
ipersarafi oleh 8. 7acialis.
-. 9aringan aleolar, jaringan aerolar submuskular yang terdapat di ba$ah
muskulus orbikularis okuli.
13
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
14/51
*. Tarsus merupakan struktur penyokong utama palpebra berupa jaringan
fibrosa padat. Terdapat tarsus superior dan inferior.
. onjungtia palpebra adalah selapis membran yang melekat pada tarsus di
bagian posterior palpebra.
. Tepian 'alpebra ;
a) Tepian !nterior
• Bulu mata
• Glandula
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
15/51
musculus orbicularis oculis ke belakang sacus lakrimalis kana meneruskan
aliran air mata ke ba$ah melalui ductus nasolakrimalis.
#-. 'ersyarafan 1ata
8erus opticus merupakan kumpulan dari # juta serat saraf. Terdapat beberapa
bagian ;
• 'ars /ntra 6kuler
Terdapat papil saraf optik ber$arna merah muda dengan diameter #, mm,
berbatas tegas, tempat keluar masuk arteri dan ena sentralis retina.
Terdapat cekungan (cup) normal dibanding papil (disc) dengan A I 0,-.
• 'ars /ntra 6rbita
eluar dari sklera, diameter - mm, panjang 2+-0 mm. Berbentuk dan
berjalan dalam muskular memasuki foramen optikum *+ mm.
• 'ars /ntra ranial
'anjangnya #0 mm dan bergabung dengan nerus optikum sebelahnya
membentuk kiasma optikum
Ganglion retina dan aksonnya merupakan bagian dari susunan saraf pusat
sehingga tidak dapat beregenerasi bila terpotong. 1endapat pasokan darah dari
cabang arteri retina. iasma optikum terbentuk dari pertemuan kedua neri optici
dan merupakan tempat penyilangan serat+serat nasal ke tractus optikus. iasma
menerima perdarahan dari circulus Willis.
#*. 6tot 'enggerak Bola 1ata
4ntuk diagnosis kelainan pergerakan mata, diperlukan penentuan kedudukan atau
posisi bola mata. !da posisi, yaitu;
15
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
16/51
#. 'osisi primer ; mata melihata lurus ke depan
2. 'osisi ekunder ; mata melihat lurus ke atas, ba$ah, kiri, dan kanan
-. 'osisi Tertier ; mata melihat ke atas kanan, atas kiri, ba$ah kanan, dan
ba$ah kiri.
'ergerakan bola mata dilakukan oleh - pasang otot mata luar.
#. 6tot rektus medius (8 /// I okulomotorius) fungsi adduksi untuk
menggulirkan bola mata ke arah nasal
2. 6tot rektus lateral (8 %/ I abdusen) fungsi abduksi untuk menggulirkan
bola mata ke arah temporal
-. 6tot rektus superior (8 ///) untuk eleasi, adduksi, intorsi bola mata.
*. 6tot rektus inferior (8 ///)
. 6tot oblik superior (8 /%)
. 6tot oblik inferior (8 ///)
1asing+masing otot rectus berorigo pada sklera di depan ekuator (bagian tengah
mata). 1asing+masing otot obli@ berorigo pada sklera bagian lateral di belakang
ekuator. 6tot leator tidak termasuk otot mata karena tidak berorigo pada bola
mata. 7ungsi leator adalah untuk menaikkan bola mata (%aughan et al , 20#0).
3.2 Trama !k"i
16
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
17/51
Trauma pada mata dapat mengenai jaringan seperti kelopak mata,
konjungtia, kornea, uea, lensa, retina, papil saraf optik dan orbita secara
terpisah atau menjadi gabungan trauma jaringan mata. Trauma okuli dibagi
menjadi (%aughan et al , 20#0J /lyas, 200J Wong, 2000J Trudo, 200&.J AA,
20##J oeroso, 200).
1. T#AUMA TUMPUL
Trauma pada mata yang diakibatkan benda yang keras atau benda tidak keras
dengan ujung tumpul, dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan
kencang atau lambat sehingga terjadi kerusakn pada jaringan bola mata atau
daerah sekitarnya.
Trauma tumpul biasanya terjadi karena aktiitas sehari+hari ataupun karena
olah raga. Biasanya benda+benda yang sering menyebabkan trauma tumpul
berupa bola tenis, bola sepak, bola tenis meja, shuttlecock dan lain sebagianya.
Trauma tumpul dapat bersifat Counter Coupe, yaitu terjadinya tekanan akibat
trauma diteruskan pada arah horisontal di sisi yang bersebrangan sehingga jika
tekanan benda mengenai bola mata akan diteruskan sampai dengan makula.
a) Eematoma elopak
Eematoma palpebra merupakan pembengkakan atau penibunan darah
di ba$ah kulit kelopak akibat pecahnya pembuluh darah palpebra.
Gambaran klinis Eematoma kelopak merupakan kelainan yang sering
terlihat pada trauma tumpul kelopak. Bila perdarahan terletak lebih
dalam dan mengenai kedua kelopak dan berbentuk seperti kacamata
hitam yang sedang dipakai, maka keadaan ini disebut hematoma
kacamata. Eematoma kacamata terjadi akibat pecahnya arteri oftalmika
17
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
18/51
yang merupakan tanda fraktur basis kranii. 'ada pecahnya arteri
oftalmika maka darah masuk kedalam kedua rongga orbita melalui
fisura orbita.
'enanganan pertama dapat diberikan kompres dingin untuk
menghentikan perdarahan. elanjutnya untuk memudahkan
absorpsidarah dapat dilakukan kompres hangat pada kelopak
b) 5dema konjungtia
9aringan konjungtia yang bersifal lendir dapat menjadi kemotik pada
setiap kelainan termasuk akibat trauma tumpul. Gambaran klinis
5dema konjungtia yang berat dapat mengakibatkan palpebra tidak
menutup sehingga bertambah rangsangan terhadap konjungtianya.
'ada edema konjungtia dapat diberikan dekongestan untuk mencegah
pembendungan cairan di dalam selapt lendir konjungtia. 'ada edema
konjungtia yang berat dapat dilakukan disisi sehingga cairan
konjungtia kemotik keluar melalui insisi tersebut.
c) Eematoma subkonjungtia
Eematoma subkonjungtia terjadi akibat pecahnya pembuluh darah
yang terdapat diba$ah konjungtia, seperti arteri konjungtia dan arteri
episklera. 'ecahnya pembuluh darah ini bisa akibat dari batu rejan,
trauma tumpul atau pada keadaan pembuluh darah yang mudah pecah.
Bila perdarahan ini terjadi akibat trauma tumpul maka perlu dipastikan
tidak terdapat robekan di ba$ah jaringan konjungtia atau sklera.
'emeriksaan funduskopi perlu dilakukan pada setiap penderita dengan
perdarahan subkonjungtia akibat trauma tumpul.
'engobatan pertama pada hematoma subkonjungtia adalah dengan
18
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
19/51
kompres hangat. 'erdarahan subkonjungtia akan hilang atau
diabsorbsi dengan sendirinya dalam # K 2 minggu tanpa diobati.d) 5dema kornea
5dema kornea dapat meberikan keluhan berupa penglihatan kabur dan
terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang dilihat.
ornea akan terlihat keruh dengan uji plasedo yang positif.
'engobatan yang diberikan adalah larutan hipertonik seperti 8aA: D
atau larutan garam hipertonik 2 K &D, glukosa *0D dan larutan
albumin. Bila terjadi peninggian tekanan bola mata maka dapat
diberikan aseto?olamida. apat diberikan lensa kontak lembek untuk
menghilangkan rasa sakit dan memperbaiki tajam penglihatan.
e) 5rosi kornea
5rosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang
dapat mengakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea.
'ada erosi pasien akan merasa sakit sekali akibat erosi merusak kornea
yang mempunyai serat sensibel yang banyak, mata berair, fotofobia dan
penglihatan akan terganggu oleh media yang keruh.
'ada korne akan terlihat adanya defek efitel kornea yang bila diberi
fuorosein akan ber$arna hijau.
!nestesi topikal dapat diberikan untuk memeriksa tajam penglihatan
dan menghilangkan rasa sakit yang sangat. !nestesi topikal diberikan
dengan hati+hati karena dapat menambah kerusakan epitel. 5pitel yan
terkelupas atau terlipat sebaiknya dilepas atau dikupas. 4ntuk
mencegah terjadinya infeksi dapat diberikan antibiotika spektrum luas
seperti neosporin, kloramfenikol dan sufasetamid tetes. !kibat
19
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
20/51
rangsangan yang mengakibatkan spasme siliar maka dapat diberikan
sikloplegik aksi+pendek seperti tropikamida.4ntuk mengurangi rangsangan cahaya dan membuat rasa nyaman pada
pasien, maka bisa diberikan bebat tekan pada pasien minimal 2* jam.
f) 5rosi kornea rekuren
5rosi rekuren biasanya terjadi akibat cedera yang merusak membran
basal atau tukak metaherpetik. 5pitel akan sukar menutup dikarenakan
terjadinya pelepasan membran basal epitel kornea sebagai sebagai
tempat duduknya sel basal epitel kornea.'engobatan terutama bertujuan melumas permukaan kornea sehingga
regenerasi epitel tidak cepat terlepas untuk membentuk membran basal
kornea.
'emberian siklopegik bertujuan untuk mengurangi rasa sakit ataupun
untuk mengurangi gejala radang uea yang mungkn timbul.
!ntibiotik dapat diberikan dalam bentuk tetes dan mata ditutup untuk
mempercepat pertumbuhan epitel baru dan mencegah infeksi skunder.
apat digunakan lensa kontak lembek pada pasien dengan erosi rekuren
pada kornea dengan maksud untuk mempertahankan epitel berada
ditempatnya.
g) /ridoplegia
elumpuhan otot sfingter pupil yang isa diakibatkan karena trauma
tumpul pada uea sehingga menyebabkan pupi menjadi lebar atau
midriasis. 'asien akan sukar melihat dekat karena gangguan akomodasi
dan merasakan silau karena gangguan pengaturan masuknya cahaya ke
pupil. 'upil terlihat tidak sama besar atau anisokoria dan bentuk pupil
dapat menjadi ireguler. 'upil biasanya tidak bereaksi terhadap sinar.
20
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
21/51
'enanganan pada pasien dengan iridoplegia post trauma sebaiknya
diberikan istirahat untuk mencegah terjadinnya kelelahan sfingter dan
pemberian roboransia
h) Eifema
Eifema dapat terjadi akibat suatu trauma tembus ataupun tumpul pada
mata yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar, dan dapat juga
terjadi secara spontan.'erdarahannya bisa juga bersal dari pembuluh darah
kornea atau limbus dan badan siliar. 'ada pengamatan akan tampak darah
dibalik kornea dan menutupi gambaran iris. Eifema dapat disertai dengan
atau tanpa perdarahan pada konjungtia.
De$inisi
Eifema adalah suatu keadaan dimana adanya darah dalam bilik mata
depan yang bersal dari pembuluh darah iris dan badan siliar yang pecah
yang dapat terjadi akibat trauma ataupun secara spontan, sehinnga darah
terkumpul di dalam bilik mata, yang hanya mengisi sebagian ataupun
seluruh isis bilik mata depan. 'erdarahan bilik depan bola mata akibat
rudapaksa ini merupakan akibat yang paling sering dijumpai karena
persentuhan mata dengan benda tumpul. Berat ringannya traumatik hifema
ini selain tergantung pada tingginya perdarahan juga tergantung pada ada
tidaknya komplikasi yang menyertainya.
Etio"ogi
21
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
22/51
'enyebab tersering dari hifema adalah trauma, baik trauma tumpul
maupun trauma tembus. Eifema juga dapat disebabkan oleh perdarahan
spontan. 'erdarahan dapat terjadi segera setelah trauma yang disebut
perdarahan primer atau perdarahan terjadi +> hari sesudah trauma disebut
perdarahan sekunder. Eifema sekunder biasanya terjadi akibat gangguan
mekanisme pembekuan atau penyembuhan luka sehingga mempunyai
prognosis yang lebih buruk. 'erdarahan spontan dapat terjadi pada mata
dengan rubeo iridis, tumor pada iris, retinoblastoma dan kelainan darah.
Eal ini mungkin akibat terjadinya kelemahan pada dinding+dinding
pembuluh darah.
Pato$iso"ogi
Trauma merupaka penyebab tersering dari hifema. 6leh karena itu hifema
sering terutama pada pasien yang berusia muda. Trauma tumpul pada
kornea atau limbus dapat menimbulkan tekanan yang sangat tinggi, dan
dalam $aktu yang singkat di dalam bola mata terjadi penyebaran tekanan
ke cairan badan kaca dan jaringan sklera yang tidak elastis sehingga terjadi
perenggangan+perenggangan dan robekan pada kornea, sklera sudut
iridokornea, badan siliar yang dapat menimbulkan perdarahan. 'erdarahan
sekunder dapat terjadi oleh karena resorbsi dari pembekuan darah terjadi
cepat, sehingga pembuluh darah tidak mendapat $aktu yang cukup untuk
meregenerasi kembali, dan menimbulkan perdarahan lagi.
'erdarahan dapat terjadi segera setelah trauma yang disebut perdarahan
primer atau perdarahan terjadi +> hari setelah trauma yang disebut
22
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
23/51
perdarahan sekunder. Eifema sekunder biasanya terjadi akibat gangguan
mekanisme pembekuan atau penyembuhan luka sehingga mempunyai
prognosis yang lebih buruk. 'erdarahan spontan dapat terjadi pada mata
dengan rubeosis iridis, tumor pada iris, retinoblastoma, dan kelainan darah
yang mungkin diakibatkan karena terjadi suatu kelemahan dinding+dinding
pembuluh darah. 'ada proses penyembuhan, hifema dikeluarkan dari bilik
mata depan dalam bentuk sel darah merah melalui sudut bilik mata depan
atau kanal scelemn dan permukaan depan iris. 'enyerapan melalui dataran
depan iris dipercepat oleh en?im proteolitik yang dapat berlebihan di
dataran depan iris.
ebagian darah dikeluarkan dalam bentuk hemosiderin. Bila terdapat
hemosiderin berlebihan di dalam bilik mata depan, dapat terjadi
penimbunan pigmen ini ke dalam lapis kornea. 'enimbunan ini
menimbulkan kekeruhan kornea terutama di bagian sentral sehingga terjadi
perubahan $arna kornea menjadi coklat yang disebut imbibisi kornea.
ementara itu darah dalam bilik mata depan tidak sepenuhnya berbahaya,
namun bila jumlahnya memadai maka dapat menghambat aliran humor
a@uos ke dalam trabekula, sehingga dapat menimbulkan glaukoma
sekunder.
%ambar 3.1 %ambaran hi$ema spontan
23
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
24/51
Biasanya pasien akan mengeluh sakit, disertai dengan epiforia dan
blefaropasme. 'englihatan pasien akan sangat menurun , bila pasien duduk
hifema akan terlihat terkumpul di bagian ba$ah bilik mata depan, dan
hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan. adang+kadang
terlihat iridoplegia dan iridodialisis.
4ntuk mengetahui kelainan yang ditimbulkan perlu diadakan pemeriksaan
yang cermat, terdiri atas anamnesis dan pemeriksaan.
Anamnesis
'ada saat anamnesis kasus trauma mata ditanyakan $aktu kejadian, proses
terjadi trauma dan benda yang mengenai mata tersebut. Bagaimana arah
datangnya benda yang mengenai mata itu, apakah dari depan, samping
atas, samping ba$ah, atau dari arah lain dan bagaimana kecepatannya
$aktu mengenai mata dan bahan tersebut, apakah terbuat dari kayu, besi,
atau bahan lainnya. 9ika kejadian kurang dari satu jam maka perlu
ditanyakan ketajaman penglihatan atau nyeri pada mata karena
berhubungan dengan peningkatan tekanan intra okuler akibat perdarahan
sekunder. !pakah trauma tersebut disertai dengan keluarnya darah, dan
24
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
25/51
apakah pernah mendapatkan pertolongan sebelumnya. 'erlu juga
ditanyakan ri$ayat kesehatan mata sebelum terjadi trauma, apabila terjadi
pengurangan penglihatan ditanyakan apakah pengurangan penglihatan
ituterjadi sebelum atau sesudah kecelakaan tersebut, ambliopia, penyakit
kornea atau glaukoma, ri$ayat pembukaan darah atau penggunaan
antikoagulan sistemik seperti aspirin atau $arfarin.
Pemeriksaan mata
'emeriksaan mata harus dilakukan secara lengkap. emua hal yang
berhubungan dengan cedera bola mata ditanyakan. ilakukan pemeriksaa
hifema dan menilai perdarahan ulang. Bila ditemukan kasus hifema,
sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara teliti keadaan mata luar, hal ini
penting karena mungkin saja pada ri$ayat trauma tumpul akan ditemukan
kelainan berupa trauma tembus seperti ekmosis, laserasi kelopak mata,
proptosis, enoftalmus, fraktur yang disertai dengan gangguan pada gerakan
mata.
adang+kadang kita menemukan kelainan berupa defek epitel, edema
kornea dan imbibisi kornea bila hifema sudah terjadi lebih dari hari.
itemukan darah didalam bilik mata depan. 1enentukan derajat
keparahan hifema antara lain, menurut 5d$ard :ayden;
#. Eyphaema tingkat #; bila perdarahan kurang dari #- bilik depan mata.
2. Eyphaema tingkat //; bila perdarahan antara #- sampai #2 bilik depan
mata.
25
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
26/51
-. Eyphaema tingkat /// bila perdarahan lebih dari L bilik depan mata.
%ambar 3.2 %ambaran hi$ema
3akusin membaginya menurut;
#. Eyphaema tk /; perdarahan mengisi #* bagian bilik depan mata.
2. Eyphaema tk // ; perdarahan mengisi #2 bagian bilik depan mata.
-. Eyphaema tk ///; perdarahan mengisi -* bagian bilik depan mata.
*. Eyphaema tk /% ; perdarahan mengisi penuh bi/ik depan mata.
Eifema paling banyak memenuhi kurang dari #- bilik mata depan. aat
melakukan pemeriksaan, hal terpenting adalah hati+hati dalam memeriksa
26
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
27/51
kornea karena akan meningkatkan resiko bloodstaining pada lapisan
endotel kornea. eadaan iris dan lensa juga dicatat, kadang+kadang pada
iris dapat terlihat iridodialisis atau robekan iris. !kibat trauma yang
merupakan penyebab hifema ini mungkin lensa tidak berada ditempatnya
lagi atau telah terjadi dislokasi lensa bahkan lensa. 'ada hifema sebaiknya
dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata untuk mengetahui apakah sudah
terjadi peningkatan tekanan bola mata. 'enilaian fundus perlu dicoba
tetapi biasanya sangat sulit sehingga perlu ditunggu sampai hifema hilang.
'emeriksaan funduskopi perlu dilakukan untuk mengetahui akiba trauma
pada segmen posterior bola mata. adang+kadang pemeriksaan ini tidak
mungkin karena terdapat darah pada media penglihatan.
Pemeriksaan Penn&ang
#. Tonometri, untuk memeriksa tekanan intra okuler
2. 4G untk menyingkirkan adanya perdarahan itreus atau ablasio retina
-. krining sickle cell
*. H+ray
. AT+scan orbita
. Gonioskopi
Penata"aksanaan
Walaupun pera$atan penderita hifema ini masih banyak diperdebatkan,
namun pada dasarnya penatalaksanaan hifema ditujukan untuk ;
27
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
28/51
#. 1enghentikan perdarahan atau mencegah perdarahan ulang
2. 1engeluarkan darah dari bilik mata depan
-. 1engendalikan tekanan bola mata*. 1encegah terjadinya imbibisi kornea
. 1engobati ueitis bila terjadi akibat hifema ini
. 1enemukan sedini mungkin penyulit yang mungkin terjadi
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka cara pengobatan penderita dengan
traumatic hyphaema pada prinsipnya dibagi dalam 2 golongan besar yaitu
(#) 'era$atan dengan cara konseratif tanpa operasi
Tirah baring sempurna (bed rest total)
'enderita ditidurkan dalam keadaan terlentang dengan posisi kepala di
angkat (diberi alas bantal) kurang dari 00, hal ini akan mengurangi
tekanan darah pada pembuluh darah iris serta memudahkan kita
mengealuasi jumlah perdarahannya. !da persesuaian pendapat dari
banyak sarjana mengenai tirah baring sempurna ini sebagai tindakan
pertama yang harus dikerjakan bila mengenai kasus traumatic hyphaema.
Bahkan Darr dan Rakusin menunjukkan bah$a dengan tirah baring
sempurna absorbsi dari hyphaema dipercepat dan sangat mengurangi
timbulnya komplikasi perdarahan sekunder.
Bebat mata
1engenai pemakaian bebat mata, masih belum ada persesuaian pendapat
di antara para sarjana. d!ard"#ayden lebih condong untuk menggunakan
bebat mata pada mata yang terkena trauma saja, untuk mengurangi
pergerakan bola mata yang sakit. Bila mungkin kedua mata ditutup untuk
memberika istirahat pada mata. elanjutnya dikatakan bah$a pemakaian
bebat pada kedua mata akan menyebabkan penderita gelisah, cemas dan
28
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
29/51
merasa tidak enak, dengan akibat penderita (matanya) tidak istirahat.
!khirnya Rakusin mengatakan dalam pengamatannya tidak ditemukan
adanya pengaruh yang menonjol dari pemakaian bebat atau tidak terhadap
absorbsi, timbulnya komplikasi maupun prognosis dari tajamnya
penglihatannya.
$emakaian obat"obatan
'emberian obat+obatan pada penderita dengan traumatic hyphaema
tidaklah mutlak, tapi cukup berguna untuk menghentikan perdarahan,
mempercepat absorbsinya dan menekan komplikasi yang timbul. 4ntuk
maksud di atas digunakan obat+obatan seperti;
a. oagulansia
Golongan obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun
parentera/, berguna untuk menekanmenghentikan perdarahan,
1isalnya ; !naro=il, !dona !A, Aoagulen, Transamin, it , dan
it A;
b. 1idriatika 1iotika
1asih banyak perdebatan mengenai penggunaan obat+obat
golongan midriatika atau miotika, karena masing+masing obat
mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri+sendiri. 1iotika
memang akan mempercepat absorbsi, tapi meningkatkan kongesti
dan midriatika akan mengistirahatkan perdarahan.
c. %cular &ypotensi'e Drug
'emberian aceta?olamide (iamo=) secara oral sebanyak -= sehari
bilamana ditemukan adanya kenaikan tekanan intraokuler.
d. ortikosteroid dan !ntibiotika
29
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
30/51
'emberian hidrokortison 0,D secara topikal akan mengurangi
komplikasi iritis dan perdarahan sekunder dibanding dengan
antibiotik.
e. 6bat+obat lain
edatif diberikan bilamana penderita gelisah. Bila ditemukan rasa
sakit diberikan analgetik aau aseto?alamid bila sakit pada kepala
akibat tekanan bola mata naik. !nalgetik diberikan untuk
mengatasi nyeri seperti asetaminofen dengan atau tanpa kodein.
(2) 'era$atan 6peratif
'era$atan cara ini akan dikerjakan bilamana ditemukan;
• Glaukoma sekunder yang berkurang menghilang dengan pengobatan
konseratif
• emungkina timbulnya hemosiderosis kornea dan tidak ada pengurangan
dari tingginya hifema dengan pera$atan non operasi selam -+ hari
!tas dasar di atas Darr menentukan cara pengobatan traumatic hyphaema,
sedang Rakusin menganjurkan tindakan operasi setelah hari kedua bila
ditemukan hyphaema dengan tinggi perdarahannya M bilik depan bola mata.
Tindakan operasi yang dikerjakan adalah;
• 'aracentesa; mengeluarkan cairandarah dari bilik depan bola mata melalui
lubang yang kecil di limbus
• 1elakukan irigasi di bilik depan bola mata dengan larutan fisiologik
30
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
31/51
• engan cara seperti melakukan ekstraksi katarak dengan membuka
korneoscleranya sebesar #200
Tindakan pembedahan parasentese dilakukan bila terlihat tanda+tanda
imbibisi kornea, glaukoma, hifema penuh dan ber$arna hitam atau bila darah
setelah hari tidak memperlihatka tanda+tanda berkurang.
4ntuk mencegah atropi papil saraf optik dilakukan pembedahan bila ;
• Tekanan bola mata maksimal N 0 mmEg selama hari
• Tekanan bola mata maksimal N - mmEg selama > hari
4ntuk mencegah imbibisi kornea,dilakukan pembedahan bila ;
• Tekanan bola mata rata+rata N 2 mmEg selama hari
• Bila terdapat tanda+tanda dini imbibisi kornea
4ntuk mencegah sinekia posterior perifer dilakukan pembedahan bila ;
• Eifema total bertahan selama hari
• Eifema difus bertahan selama hari
'omp"ikasi
omplikasi yang paling sering ditemukan pada traumatic hifema adalah
perdarahan sekunder, glaukoma sekunder dan hemosiderosis, selain komplikasi
dari traumanya sendiri berupa dislokasi dari lensa, ablatio retina, katarak dan
irido dialysis. Besarnya komplikasi juga sangat tergantung pada tingginya
hyphaema.
31
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
32/51
$erdarahan ekunder
omplikasi ini sering terjadi pada hari ketiga sampai keenam. edangkan
insidensinya sangat berariasi, antara #0+*0 persen. 'erdarahan sekunder ini
timbul karena iritasi pada iris akibat traumanya, atau merupakan lanjutan dari
perdarahan primernya.
laukoma ekunder
Timbulnya glaukoma sekunder pada traumatic hyphaema disebabkan oleh
tersumbatnya trabecular mesh$ork oleh butir+butirgumpalan darah.
3esidensinya 20 persen.
&emosiderosis *ornea
Eemosiderosis ini akan timbul bila ada perdarahanperdarahan sekunder
disertai kenaikan tekanan intraokuler. Gangguan isus karena hemosiderosis
tidak selalu permanen, tapi kadang+kadang dapat kembali jernih dalam $aktu
yang lama (dua tahun). /nsidensinya #+#0 persen.
Prognosis
ikatakan bah$a prognosis hifema bergantung pada jumlah darah di dalam
bilik mata depan. Bila darah sedikit di dalam bila mata depan, maka darah ini
akan hilang dan jernih dengan sempurna. edangkan bila darah lebih dari
setengah tingginya bilik mata depan, maka prognosis buruk yang akan disertai
dengan beberapa penyulit. Eifema yang penuh di dalam bilik mata depan akan
memberikan prognosis lebih buruk di bandingkan dengan hifema sebagian.
'ada hifema akibat trauma bila terjadi kemunduran tajam penglihatan dapat
dipikirkan kemungkinan adanya kerusakan langsung pada mata akibat trauma
32
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
33/51
tersebut, seperti luksasi lensa, ablasi retina dan edema makula. Eifema
sekunder yang terjadi pada hari ke +> sesudah trauma, biasanya lebih masif
dibanding dengan hifema primer dan dapat memberikan rasa sakit sekali.
apat terjadi keadaan yang disebut hemoftalmitis atau peradangan intraokular
akibat adanya darah yang penuh didalam bola mata. apat juga terjadi
siderosis akibat hemoglobin atau siderin tersebar dan diikat oleh jaringan mata.
'rognosa dari hifema sangat bergantung pada;
• Tingginya hifema
• !datidaknya komplikasi dari perdarahantraumanya
• Aara pera$atan
• eadaan dari penderitanya sendiri
2. Trauma Tembus
Trauma tembus pada mata dapat diakibatkan oleh benda tajam atau benda asing
lainya yang mengakibatkan terjadinya robekan jaringan+jarinagan mata secara
berurutan, misalnya mulai dari palpebra,kornea, uea sampai mengenai lensa.
Bila trauma yang disebabkan benda tajam atau benda asing lainya masuk
kedalam bola mata maka akan mengakibatkan tanda+tanda seperti ;
a. Tajam penglihatan yang menurun
c. Tekanan bola mata yang rendah
d. Bilik mata dangkal
e. Bentuk dan letak pupil yang berubah
f. Terlihat adanya ruptur pada kornea atau sclera
g. Terdapat jaringan yang prolaps, seperti cairan mata, iris, lensa, badan kaca
atau retina
h. onjungtiis kemosis
33
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
34/51
Bila terlihat salah satu atau beberapa tanda diatas maka dicurigai adanya
trauma tembus bola mata maka secepatnya dilakukan pemberian antibiotika
topikal dan mata ditutup tetapi jangan terlalu kencang dan segera dikirim ke
dokter mata untuk dilakukan pembedahan dan penanganan lebih lanjut.
'embuatan foto bisa dilakukan untuk melihat adanya benda asing dalam bola
mata. Benda asing yang bersifat magnetik dapat dikeluarkan dengan magnet
raksasa, dan benda asing yang tidak bersifat magnetik dapat dikeluarkan
dengan itrektomi. !danya benda asing intraokuler dapat mengakibatkan
endoftalmitis, panoftalmitis, ablasi retina, perdarahn intraokuler dan ptisis
bulbi.
2.T#AUMA ()*)'A
a.Trauma inar /nframerah
inar inframerah dapat mengakibatkan kerusakan pada lensa, iris dan kapsul
disekitar lensa. Eal ini terjadi karena sinar yang terkumpul dan ditanglap oleh
mata selama satu menit tanpa henti akan menagkibatkan pupil melebar dan
terjadi kenaikan suhu lensa sebanyak 0 A, sehingga mengakibatkan katarak
dan eksfoliasi pada kapsul lensa. inar inframerah yang sering didapatkan
adalah dari sinar matahari dan dari tempat pekerjaan pemanggangan.
eseorang yang sering terpejan dengan sinar ini dapat terkena keratitis
superfisial, katarak kortikal anterior posterior dan koagulasi pada koroid.
Biasanya terjadi penurunan tajam penglihatan, penglihatan kabur dan mata
terasa panas. Tidak ada pengobatan terhadap akibat buruk yang telah terjadi,
kecuali mencegah sering terpapar oleh sinar infra merah ini. 'emberian steroid
34
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
35/51
sistemik dimaksudkan untuk mencegah terbentuknya jaringn parut pada
makula dan untuk mengurangi gejala radang yang timbul
b.Trauma inar 4ltra %iolet
inar ultra iolet merupakan sinar gelombang pendek yang tidak terlihat,
mempunyai panjang gelombang antara -0 K 2 n1. inar ultra iolet banyak
dipakai pada saat bekerja las dan menatap sinar matahari.
inar ultra iolet akan segera merusak sel epitel kornea, kerusakan iniakan
segera baik kembali setelah beberapa $aktu dan tidak memberikan gangguan
tajam penglihatan yang menetap. Biasanya pasien akan memberikan keluhan *
K jam post trauma, pasien akan merasakn mata sangat sakit, terasa seperti ada
pasir, fotofobia, blefarospasme dan konjungtia kemotik. orne akan
menunjukan adanya infiltrat pada permukaanyayang kadang+kadang disetai
dengan kornea yang keruh. 'upil akan terlihat miosis. 'engobatan yang
diberikan adalah sikloplegia, antibiotika lokal, analgetika dan mata ditutup
selama 2 K - hari. Biasanya sembuh setelah *& jam.
c.Trauma inar /onisasi dan inar H
inar /onisasi dibedakan dalam bentuk;
#. inar alfa yang dapat diabaikan2. inar beta yang dapat menembus # cm jaringan
-. inar gamma
*. inar H
inar ionisasi dan sinar H dapat mengakibatkan kerusakan pada kornea yang
dapat bersifat permanen. atarak akibat pemecahan sel epitel yang tidak
normal dan rusaknya retina dengan gambarandilatasi kapiler, perdarahan,
mikroaneuris mata dan eksudat. !trofi sel goblet pada konjungtia juga dapat
35
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
36/51
terjadi dan mengganggu fungsi air mata. 'engobatan yang diberikan adalah
antibiotika topikal, steroid sistemik dan sikloplegik. Bila terjadi simblefaron
pada konjungtia dilakukan tindakan pembedahan
3.T#AUMA ')M)A
Trauma kimia pada mata merupakan salah satu keadaan kedaruratan
oftalmologi karena dapat menyebabkan cedera pada mata, baik ringan, berat
bahkan sampai kehilangan penglihatan. Trauma kimia pada mata merupakan
trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang
bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut.
Trauma kimia diakibatkan oleh ?at asam dengan pE O > ataupun ?at basa
pE N > yang dapat menyebabkan kerusakan struktur bola mata. Tingkat keparahan
trauma dikaitkan dengan jenis, olume, konsentrasi, durasi pajanan, dan derajat
penetrasi dari ?at kimia tersebut. 1ekanisme cedera antara asam dan basa sedikit
berbeda.
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi dalam
laboratorium, industri, pekerjaan yang memakai bahan kimia, pekerjaan pertanian,
dan peperangan memakai bahan kimia serta paparan bahan kimia dari alat+alat
rumah tangga. etiap trauma kimia pada mata memerlukan tindakan segera.
/rigasi daerah yang terkena trauma kimia merupakan tindakan yang harus segera
dilakukan.
Etio"ogi
36
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
37/51
Trauma kimia biasanya disebabkan bahan+bahan yang tersemprot atau
terpercik pada $ajah. Trauma pada mata yang disebabkan oleh bahan kimia
disebabkan oleh 2 macam bahan yaitu bahan kimia yang bersifat asam dan bahan
kimia yang bersifat basa. Bahan kimia dikatakan bersifat asam bila mempunyai
pE O > dan dikatakan bersifat basa bila mempunyai pE N >.
Trauma +sam
!sam dipisahkan dalam dua mekanisme, yaitu ion hidrogen dan anion
dalam kornea. 1olekul hidrogen merusak permukaan okular dengan mengubah
pE, sementara anion merusak dengan cara denaturasi protein, presipitasi dan
koagulasi. oagulasi protein umumnya mencegah penetrasi yang lebih lanjut dari
?at asam, dan menyebabkan tampilan ground glass dari stroma korneal yang
mengikuti trauma akibat asam. ehingga trauma pada mata yang disebabkan oleh
?at kimia asam cenderung lebih ringan daripada trauma yang diakibatkan oleh ?at
kimia basa.
!sam hidroflorida adalah satu pengecualian. !sam lemah ini secara cepat
mele$ati membran sel, seperti alkali. /on fluoride dilepaskan ke dalam sel, dan
memungkinkan menghambat en?im glikolitik dan bergabung dengan kalsium dan
magnesium membentuk insoluble complexes. 8yeri local yang ekstrim bisa terjadi
sebagai hasil dari immobilisasi ion kalsium, yang berujung pada stimulasi saraf
dengan pemindahan ion potassium. 7luorinosis akut bisa terjadi ketika ion
fluoride memasuki sistem sirkulasi, dan memberikan gambaran gejala pada
jantung, pernafasan, gastrointestinal, dan neurologik.
37
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
38/51
Bahan kimia asam yang mengenai jaringan akan mengadakan denaturasi
dan presipitasi dengan jaringan protein disekitarnya, karena adanya daya buffer
dari jaringan terhadap bahan asam serta adanya presipitasi protein maka
kerusakannya cenderung terlokalisir. Bahan asam yang mengenai kornea juga
mengadakan presipitasi sehingga terjadi koagulasi, kadang+kadang seluruh epitel
kornea terlepas. Bahan asam tidak menyebabkan hilangnya bahan proteoglikan di
kornea. Bila trauma diakibatkan asam keras maka reaksinya mirip dengan trauma
basa.
Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi koagulasi
protein epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada kornea, sehingga bila
konsentrasi tidak tinggi maka tidak akan bersifat destruktif seperti trauma alkali.
Biasanya kerusakan hanya pada bagian superfisial saja. oagulasi protein ini
terbatas pada daerah kontak bahan asam dengan jaringan. oagulasi protein ini
dapat mengenai jaringan yang lebih dalam.
%ambar 3.3 Trama pada mata akibat bahan kimia asam
38
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
39/51
Bahan kimia bersifat asam ; asam sulfat, air accu, asam sulfit, asam
hidrklorida, ?at pemutih, asam asetat, asam nitrat, asam kromat, asam
hidroflorida. !kibat ledakan baterai mobil, yang menyebabkan luka bakar asam
sulfat, mungkin merupakan penyebab tersering dari luka bakar kimia pada mata.
!sam Eidroflorida dapat ditemukan dirumah pada cairan penghilang karat,
pengkilap aluminum, dan cairan pembersih yang kuat.
Trauma Basa
Trauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena bahan+
bahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat secara
cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata depan, bahkan sampai
retina. Trauma basa akan memberikan iritasi ringan pada mata apabila dilihat dari
luar. 8amun, apabila dilihat pada bagian dalam mata, trauma basa ini
mengakibatkan suatu kega$atdaruratan. Basa akan menembus kornea, kamera
okuli anterior sampai retina dengan cepat, sehingga berakhir dengan kebutaan.
'ada trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan
kimia basa bersifat koagulasi sel dan terjadi proses safonifikasi, disertai dengan
dehidrasi
%ambar 3.+ Trama pada mata akibat bahan kimia basa
39
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
40/51
Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya sel
jaringan. 'ada pE yang tinggi alkali akan mengakibatkan safonifikasi disertai
dengan disosiasi asam lemak membrane sel. !kibat safonifikasi membran sel akan
mempermudah penetrasi lebih lanjut ?at alkali. 1ukopolisakarida jaringan oleh
basa akan menghilang dan terjadi penggumpalan sel kornea atau keratosis. erat
kolagen kornea akan bengkak dan stroma kornea akan mati. !kibat edema kornea
akan terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma kornea. erbukan
sel ini cenderung disertai dengan pembentukan pembuluh darah baru atau
neoaskularisasi. !kibat membran sel basal epitel kornea rusak akan
memudahkan sel epitel diatasnya lepas.
el epitel yang baru terbentuk akan berhubungan langsung dengan stroma
diba$ahnya melalui plasminogen aktiator. Bersamaan dengan dilepaskan
plasminogen aktiator dilepas juga kolagenase yang akan merusak kolagen
kornea. !kibatnya akan terjadi gangguan penyembuhan epitel yang berkelanjutan
dengan ulkus kornea dan dapat terjadi perforasi kornea. olagenase ini mulai
dibentuk jam sesudah trauma dan puncaknya terdapat pada hari ke #2+2#.
Biasanya ulkus pada kornea mulai terbentuk 2 minggu setelah trauma kimia.
'embentukan ulkus berhenti hanya bila terjadi epitelisasi lengkap atau
40
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
41/51
askularisasi telah menutup dataran depan kornea. Bila alkali sudah masuk ke
dalam bilik mata depan maka akan terjadi gangguan fungsi badan siliar. Aairan
mata susunannya akan berubah, yaitu terdapat kadar glukosa dan askorbat yang
berkurang. edua unsur ini memegang peranan penting dalam pembentukan
jaringan kornea.
Bahan kimia bersifat basa; 8a6E, Aa6E, amoniak, 7reonbahan
pendingin lemari es, sabun, shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem, cairan
pembersih dalam rumah tangga, soda kuat.
Pato$isio"ogi
'roses perjalanan penyakit pada trauma kimia ditandai oleh 2 fase, yaitu
fase kerusakan yang timbul setelah terpapar bahan kimia serta fase penyembuhan;
#. erusakan yang terjadi pada trauma kimia yang berat dapat diikuti oleh hal +
hal sebagai berikut;
a. Terjadi nekrosis pada epitel kornea dan konjungtia disertai gangguan
dan oklusi pembuluh darah pada limbus.
b. Eilangnya stem cell limbus dapat berdampak pada askularisasi dan
konjungtialisasi permukaan kornea atau menyebabkan kerusakan
persisten pada epitel kornea dengan perforasi dan ulkus kornea bersih.
c. 'enetrasi yang dalam dari suatu ?at kimia dapat menyebabkan kerusakan
dan presipitasi glikosaminoglikan dan opasifikasi kornea.
d. 'enetrasi ?at kimia sampai ke kamera okuli anterior dapat menyebabkan
kerusakan iris dan lensa.
e. erusakan epitel siliar dapat mengganggu sekresi askorbat yang
dibutuhkan untuk memproduksi kolagen dan memperbaiki kornea.
f. Eipotoni dan phthisis bulbi sangat mungkin terjadi.
2. 'enyembuhan epitel kornea dan stroma diikuti oleh proses+proses berikut;
41
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
42/51
a. Terjadi penyembuhan jaringan epitelium berupa migrasi atau pergeseran
dari sel+sel epitelial yang berasal dari stem cell limbus b. erusakan kolagen stroma akan difagositosis oleh keratosit terjadi
sintesis kolagen yang baru.
'"asi$ikasi
Trauma kimia pada mata dapat diklasifikasikan sesuai dengan derajat
keparahan yang ditimbulkan akibat bahan kimia penyebab trauma. lasifikasi ini
juga bertujuan untuk penatalaksaan yang sesuai dengan kerusakan yang muncul
serta indikasi penentuan prognosis. lasifikasi ditetapkan berdasarkan tingkat
kejernihan kornea dan keparahan iskemik limbus. elain itu klasifikasi ini juga
untuk menilai patensi dari pembuluh darah limbus (superfisial dan profunda).
erajat #; kornea jernih dan tidak ada iskemik limbus (prognosis sangat baik)
erajat 2; kornea berkabut dengan gambaran iris yang masih terlihat dan terdapat
kurang dari #- iskemik limbus (prognosis baik)
erajat -; epitel kornea hilang total, stroma berkabut dengan gambaran iris tidak
jelas dan sudah terdapat L iskemik limbus (prognosis kurang)
erajat *; kornea opak dan sudah terdapat iskemik lebih dari L limbus (prognosis
sangat buruk)
riteria lain yang perlu dinilai adalah seberapa luas hilangnya epitel pada
kornea dan konjungtia, perubahan iris, keberadaan lensa, dan tekanan intra
okular.
42
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
43/51
%ambar 3., '"asi$ikasi trama kimia
Diagnosis
iagnosis pada trauma mata dapat ditegakkan melalui gejala klinis,
anamnesis dan pemeriksaan fisik dan penunjang. 8amun hal ini tidaklah mutlak
dilakukan dikarenakan trauma kimia pada mata merupakan kasus ga$at darurat
sehingga hanya diperlukan anamnesa singkat.
%e&a"a '"inis
Terdapat gejala klinis utama yang muncul pada trauma kimia yaitu,
epifora, blefarospasme, dan nyeri berat. Trauma akibat bahan yang bersifat asam
biasanya dapat segera terjadi penurunan penglihatan akibat nekrosis superfisial
kornea. edangkan pada trauma basa, kehilangan penglihatan sering
bermanifestasi beberapa hari sesudah kejadian. 8amun sebenarnya kerusakan
yang terjadi pada trauma basa lebih berat dibanding trauma asam.
Anamnesis
43
eterangan ;
a. erajat #J b. erajat 2J c. erajat -J d. erajat *
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
44/51
'ada anamnesis sering sekali pasien menceritakan telah tersiram cairan
atau tersemprot gas pada mata atau partikel+partikelnya masuk ke dalam mata.
'erlu diketahui apa persisnya ?at kimia dan bagaimana terjadinya trauma tersebut
(misalnya tersiram sekali atau akibat ledakan dengan kecepatan tinggi) serta
kapan terjadinya trauma tersebut.
'erlu diketahui apakah terjadi penurunan isus setelah cedera atau saat
cedera terjadi. 6nset dari penurunan isus apakah terjadi secara progresif atau
terjadi secara tiba tiba. 8yeri, lakrimasi, dan pandangan kabur merupakan
gambaran umum trauma. an harus dicurigai adanya benda asing intraokular
apabila terdapat ri$ayat salah satunya apabila trauma terjadi akibat ledakan.
Pemeriksaan (isik
'emeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang terkena
?at kimia sudah terigasi dengan air dan pE permukaan bola mata sudah netral.
6bat anestesi topikal atau lokal sangat membantu agar pasien tenang, lebih
nyaman dan kooperatif sebelum dilakukan pemeriksaan. etelah dilakukan irigasi,
pemeriksaan dilakukan dengan perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan dan
keutuhan kornea, derajat iskemik limbus, tekanan intra okular, konjungtialisasi
pada kornea, neoaskularisasi, peradangan kronik dan defek epitel yang menetap
dan berulang.
Pemeriksaan Penn&ang
'emeriksaan penunjang dalam kasus trauma kimia mata adalah
pemeriksaan pE bola mata secara berkala dengan kertas lakmus. /rigasi pada mata
harus dilakukan sampai tercapai pE normal. 'emeriksaan bagian anterior mata
44
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
45/51
dengan lup atau slit lamp bertujuan untuk mengetahui lokasi luka. 'emeriksaan
oftalmoskopi direk dan indirek juga dapat dilakukan. elain itu dapat pula
dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengetahui tekanan intraocular.
Diagnosis Banding
Beberapa penyakit yang menjadi diagnosis banding trauma kimia pada
mata, terutama yang disebabkan oleh basa atau alkali antara lain konjungtiitis,
konjugtiitis hemoragik akut, keratokunjugtiitis sicca, ulkus kornea, dan lain+
lain.
Penata"aksanaan
'enatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat ringannya
trauma ataupun jenis trauma itu sendiri. 8amun demikian ada empat tujuan utama
dalam mengatasi kasus trauma okular adalah memperbaiki penglihatan, mencegah
terjadinya infeksi, mempertahankan struktur dan anatomi mata, mencegah sekuele
jangka panjang. Trauma kimia merupakan satu+satunya jenis trauma yang tidak
membutuhkan anamnesa dan pemeriksaan secara teliti. Tatalaksana trauma kimia
mencakup;
Penata"aksanaan Emergency
rigasi
/rigasi merupakan hal yang krusial untuk meminimalkan durasi kontak mata
dengan bahan kimia dan untuk menormalisasi pE pada saccus konjungtia yang
harus dilakukan sesegera mungkin. :arutan normal saline (atau yang setara) harus
digunakan untuk mengirigasi mata selama #+-0 menit samapi pE mata menjadi
normal (>,-). 'ada trauma basa hendaknya dilakukan irigasi lebih lama, paling
45
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
46/51
sedikit 2000 ml dalam -0 menit. 1akin lama makin baik. 9ika perlu dapat
diberikan anastesi topikal, larutan natrium bikarbonat -D, dan antibiotik. /rigasi
dalam $aktu yang lama lebih baik menggunakan irigasi dengan kontak lensa
(lensa yang terhubung dengan sebuah kanul untuk mengirigasi mata dengan aliran
yang konstan.
Double eersi pada kelopak mata
ilakukan untuk memindahkan material yang terdapat pada bola mata. elain itu
tindakan ini dapat menghindarkan terjadinya perlengketan antara konjungtia
palpebra, konjungtia bulbi, dan konjungtia forniks.
Debridemen
'ada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik sehingga dapat terjadi re+
epitelisasi pada kornea.
elanjutnya diberikan bebat (erban) pada mata, lensa kontak lembek dan
artificial tear (air mata buatan).
$enatalaksanaan -edikamentosa
Trauma kimia ringan (derajat # dan 2) dapat diterapi dengan pemberian obat+
obatan seperti steroid topikal, sikloplegik, dan antibiotik profilaksis selama > hari.
edangkan pada trauma kimia berat, pemberian obat+obatan bertujuan untuk
mengurangi inflamasi, membantu regenerasi epitel dan mencegah terjadinya ulkus
kornea.
*teroid bertujuan untuk mengurangi inflamasi dan infiltrasi neutofil. 8amun
pemberian steroid dapat menghambat penyembuhan stroma dengan menurunkan
sintesis kolagen dan menghambat migrasi fibroblas. 4ntuk itu steroid hanya
46
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
47/51
diberikan secara inisial dan di tappering off setelah >+#0 hari. e=ametason 0,#D
5 dan 'rednisolon 0,#D 5 diberikan setiap 2 jam. Bila diperlukan dapat
diberikan 'rednisolon /% 0+200 mg.
*ik"op"egik untuk mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan sinekia posterior.
!tropin #D 5 atau copolamin 0,2D diberikan 2 kali sehari.
Asam askorbat mengembalikan keadaan jaringan scorbutik dan meningkatkan
penyembuhan luka dengan membantu pembentukan kolagen matur oleh fibroblas
kornea. 8atrium askorbat #0D topikal diberikan setiap 2 jam. 4ntuk dosis sitemik
dapat diberikan sampai dosis 2 gr.
Beta b"oker-karbonik anhidrase inhibitor untuk menurunkan tekanan intra
okular dan mengurangi resiko terjadinya glaukoma sekunder. iberikan secara
oral aseta?olamid (diamo=) 00 mg.
Antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi oleh kuman oportunis. Tetrasiklin
efektif untuk menghambat kolagenase, menghambat aktifitas netrofil dan
mengurangi pembentukan ulkus. apat diberikan bersamaan antara topikal dan
sistemik (doksisiklin #00 mg).
Asam ha"ronik untuk membantu proses re+epitelisasi kornea dan menstabilkan
barier fisiologis. Asam *itrat menghambat aktiitas netrofil dan mengurangi
respon inflamasi. 8atrium sitrat #0D topikal diberikan setiap 2 jam selama #0
hari. Tujuannya untuk mengeliminasi fagosit fase kedua yang terjadi > hari setelah
trauma.
47
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
48/51
$embedahan
Pembedahan *egera yang sifatnya segera dibutuhkan untuk reaskularisasi
limbus, mengembalikan populasi sel limbus dan mengembalikan kedudukan
forniks. 'rosedur berikut dapat digunakan untuk pembedahan;
a. 'engembangan kapsul Tenon dan penjahitan limbus bertujuan untuk
mengembalikan askularisasi limbus juga mencegah perkembangan ulkus
kornea.
b. Transplantasi stem sel limbus dari mata pasien yang lain (autograft) atau
dar donor (allograft) bertujuan untuk mengembalikan epitel kornea
menjadi normal.
c. Graft membran amnion untuk membantu epitelisasi dan menekan fibrosis
Pembedahan Lan&t pada tahap lanjut dapat menggunakan metode berikut;
a. 'emisahan bagian+bagian yang menyatu pada kasus conungti'al bands
dan simblefaron.
b. 'emasangan graft membran mukosa atau konjungtia.
c. oreksi apabila terdapat deformitas pada kelopak mata.
d. eratoplasti dapat ditunda sampai bulan. 1akin lama makin baik, hal ini
untuk memaksimalkan resolusi dari proses inflamasi.
e. eratoprosthesis bisa dilakukan pada kerusakan mata yang sangat berat
dikarenakan hasil dari graft konensional sangat buruk.
48
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
49/51
'omp"ikasi
omplikasi dari trauma mata juga bergantung pada berat ringannya trauma,
dan jenis trauma yang terjadi. omplikasi yang dapat terjadi pada kasus trauma
basa pada mata antara lain;
#. imblefaron, dengan gejala gerak mata terganggu, diplopia, lagoftalmus,
sehingga kornea dan penglihatan terganggu.
2. ornea keruh, edema, neoaskuler
-. indroma mata kering
*. atarak traumatik, trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan
katarak. omponen basa yang mengenai mata menyebabkan peningkatan
pE cairan akuos dan menurunkan kadar glukosa dan askorbat. Eal ini
dapat terjadi akut ataupun perlahan+lahan. Trauma kimia asam sukar
masuk ke bagian dalam mata maka jarang terjadi katarak traumatik.
. Glaukoma sudut tertutup
. 5ntropion dan phthisis bulbi
%ambar 3./ 'omp"ikasi trama kimia
49
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
50/51
Prognosis
'rognosis trauma kimia pada mata sangat ditentukan oleh bahan penyebab
trauma tersebut. erajat iskemik pada pembuluh darah limbus dan konjungtia
merupakan salah satu indikator keparahan trauma dan prognosis penyembuhan.
/skemik yang paling luas pada pembuluh darah limbus dan konjungtia
memberikan prognosa yang buruk. Bentuk paling berat pada trauma kimia
ditunjukkan dengan gambaran Pcooked fish eyeQ dimana prognosisnya adalah
yang paling buruk, dapat terjadi kebutaan.
Trauma kimia sedang samapai berat pada konjungtia bulbi dan palpebra dapat
menyebabkan simblefaron (adhesi anatara palpebra dan konjungtia bulbi).
3eaksi inflamasi pada kamera okuli anterior dapat menyebabkan terjadinya
glaukoma sekunder.
%ambar 3.0 ooked ee $ish appereane
50
eterangan ; #). imblefaronJ 2). 'tisis bulbi
-
8/16/2019 Trauma Okuli Joan
51/51