ASAM DAN BASA.pptx

download ASAM DAN BASA.pptx

of 79

Transcript of ASAM DAN BASA.pptx

ASAM DAN BASA

ASAM DAN BASAPEBRIYANI LATIFAH24030111130053KONSEP ASAM- BASA

Garam : Cairan yang berasa asinBasa : Cairan berasa pahit dan dapat membirukan kertas lakmus merahAsam : Cairan berasa asam dan dapat memerahkan kertas lakmus biruPENGERTIAN SECARA UMUM

TEORI ASAM - BASABronsted LowryLux - FloodArrheniusG.N LewisUsanovichSistem PelarutTEORI ASAM BASA ARRHENIUSDidasarkan pada konsep auto-ionisasi air sebagai dasar dari perilaku asam - basa

Asam : Zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan proton [H+]HA H+ + A-Netral : Kombinasi antara ion-ion [H+] dan [OH-] dari senyawa asam dan basa menghasilkan garam dan airHA + BOH AB + H2O Basa : Zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan ion hidroksida [OH]BOH B+ + OH-

Teori ini hanya dapat diterapkan pada pelarut non air

LarutanAsam [H+] > [OH-]Netral [H+] = [OH-]Basa [H+] < [OH-]TEORI ASAM BASA BRONSTED LOWRYAsam: Berperan sebagai pendonor protonBasa: Berperan sebagai aseptor proton

asam konjugat dihasilkan dari penambahan sebuah proton pada basa Bronsted.

Basa konjugat dari suatu asam Bronsted ialah spesi yang tersisa ketika satu proton pindah dari asam tersebutTEORI ASAM BASA LUX-FLOODReaksi asam basa terjadi dalam bentuk oksidaAsam: Aseptor ion oksidaBasa: Donor ion oksidaAmfoter : Senyawa yang memiliki kecenderungan untuk melepas dan menarik ion oksida

TEORI ASAM BASA LEWISAsam : Aseptor pasangan elektronSemua kationSenyawa yang kekurangan elektronMolekul dengan atom pusat memiliki satu atau lebih ikatan rangkap

Basa : Donor pasangan elektronSemua anionMolekul yang memiliki pasangan elektron bebasAlkena,alkuna yang dapat membentuk ikatan koordinat dengan ion logam

Netral : Terjadi pembentukan ikatan kovalen koordinasi antara atom donor pasangan elektron dengan atom aseptor pasangan elektron

TEORI ASAM BASA USANOVICHAsam : Spesies kimia yang bereaksi dengan basaMerupakan agen pengoksidasi

Basa : Spesies kimia yang bereaksi dengan asamMerupakan agen pereduksiSISTEM PELARUTAsam : Meningkatkan konsentrasi dari kation (A+)solvent

Basa : Meningkatkan konsentrasi dari anion (B- ) solvent AB A+ + B-

GENERALISASI KONSEP ASAM BASAKeasaman : karakter positif dari suatu spesis kimia yang berkurang pada reaksinya dengan basaKebasaan : karakter negatif dari suatu spesies kimi yang berkurang pada reaksinya dengan asam

SISTEM ASAM BASA PROTONIKSistem Asam Basa Protonik adalah suatu sistem yang dapat melakukan tranfer proton

Hal yang perlu diperhatikan:Protonasi dalam airKonjugasi asam basaKekuatan asam ditentukan pada pelarutnya bila pelarut air tergantung pada tranfer proton dalam air atau yang disebut KaUntuk poliprotik terdapat dua harga Ka

Faktor yang mempengaruhi kekuatan asam basaTranfer proton dalam fasa gasEfek dari solventKeasaman fasa gas Entalpi tangkapan proton atau afinitas protonB(g) + H+(g) BH+(g) DHp(B)Bila exotermis proton affinitas cepatkurang exotermis proton affinitas lambat

Proses ini berbeda dengan tranfer proton HA ke B dalam fasa gasHA(g) + B(g) HB+(g) + A- (g) Dho

Hal ini berbeda tangkapan proton oleh BB(g) + H+(g) HB+(g) DHpo(B)

Dan tangkapan proton oleh A-A-(g) + H+(g) HA(g) DHp-(A-)

TRANSFER PROTON DALAM FASA GASEntalphi transfer proton meupakan selisih tangkapan 2 protonDHo = DHpo(B) - DHpo(A-)

Prediksi kekuatan asam HA, tidak diprediksi dalam entalpi namun dalam energi bebas gibs (kecuali jika perubahan etropi kecil)catatan : affinitas proton A- tinggi keasaman fasa gas lemah.

Faktor yang mempengaruhi kekuatan asam EFEK DARI SOLVENEntalphy transfer proton dalam solvenEffektifitas affinitas protonENTALPHY TRANSFER PROTON DALAM SOLVEN

Asam Entalpi transfer proton dalam air dari keadan gas Transfer proton akan terjadi jika proton afinitasnya kurang dari proton afinitas dari air (723 kJ/mol)

Basa Terjadi tangkapan proton dari pelarut Tangkapan proton akan terjadi exotermis dan hanya spesies basa yang memiuliki proton affinitas di atas 1634 kJ/mol

EFEKTIFITAS AFFINITAS PROTON

Solven selalu membentuk chluster interaksi tidak hanya pada satu molekul solvencontoh :H+(g) + (H2O)n(g) H+(H2O)n(g)

Chluster dapat digambarkan :H+ + H2O H3O+ + 2 H2O H5O2+ H9O4+chluster yang terkecil adalah H9O4+

Migrasi proton perpindahan ikatan hidrogen pada chluster

Permebilitas relatif solvenKaitan jejari dan permeabilitas diungkapkan oleh Born, berbanding terbalik dengan jejari permeabilitasTergantung pada ion dan solvenIon kecil dengan muatan tinggi akan stabil di pelarut yang polar

Spesifik ikatan antara ion dan solvenNH+ akan terjadi ikatan hidrogen dan akan menurunkan keasamanTerjadi kenaikan keasaman HCl dalam CH3OH dibandingkan dalam (CH3)2NCHO. Dimana permeabilitasnya sama

Affinitas proton Menurun dg meningkatnya muatan dan menurunnya densitas muatan Untuk sistem iso elektrik (NH2-, OH- dan F-) dengan menurunnya elektronegatifitas akan menurunkan afinitas proton dan untuk O= > F- Penurunan affinitas proton akibat kenaikan proton dalam atom yang sama dan akan menaikan tolakan proton affinitas proton akan H2O < OH-< O-

AFINITAS PROTONAfinitas Proton (PA)Energi yang dilepas saat spesi zat tersebut menemukan proton atau menangkap protonReaksi X- + H+ HX H= -

Afinitas proton ion-ion negative berkurang dengan meningkatnya ukuran dan dengan berkurangnya kerapatan muatan

Untuk sistem iso elektronik pengaruh tolakan proton-proton sebagai akibat bertambahnya inti proton lebih besar dari pada pengaruhnya meningkat elektronegatifan dari atom pusatnya , hal ini kemungkinan disebabkan karena berkurang jari-jari ion (berkurannya jarak antar inti)Urutan berkurangnya afinitas proton NH2- OH- F- dan O2- F-

Metana tidak mempunyai pasangan electron bebas,akibatnya pembentukan spesies CH3+ secara stereokimia sulit sehingga diperlukan energi yang lebih besar (675 Jmol- ) dari pada HF (380 KJ mol- )

Afinitas proton dan spesies anorganik yg mengikat unsur yg sama dengan jumlah proton yg berbeda adalah sama seperti yang diharapkan karena berkurangnya tolakan proton-proton

PRINSIP IONISASI KIMIADalam ionisasi kimia terdapat dua tahap reaksi, yaitu :Penembakan elektron pada gas reagen menghasilkan ion reagen yang stabilReaksi antara ion dengan molekul dalam pelarut

Hasil reaksi ion muncul sebagai spektrum ionisasi kimiaYang memberikan spektrum ionisasi kimia hanya reaksi eksotermDalam protonasi, molekul harus lebih mudah berubah menjadi proton, dibandingkan gas reagenJumlah energi yang ditransfer ke molekul, derajat fragmentasi dan selektivitas dapat dikendalikan melalui pemilihan gas reagen

IONISASI KIMIA POSITIF Ada 4 tipe reaksi dalam pembentukan ion positif, yaitu:ProtonasiPelepasan hidridaPertukaran MuatanPembentukan AdductPROTONASIMerupakan reaksi yang paling sering digunakan dalam PCI Melalui protonasi akan terbentuk ion quasimolekular (M+H)+, selanjutnya terjadi fragmentasi Gas reagen yang biasa digunakan yaitu metana, air, metanol, isobutana atau ammonia

Urutan kemudahan mengalami CI (mudah terprotonasi): ammonia > isobutana > methanol > air > metana

Spektrum CI yang muncul saat protonasi menunjukkan terbentuknya ion quasimolekular (M+H)+PELEPASAN HIDRIDA Jika metana digunakan sebagai gas reagen, dapat terjadi protonasi dan pelepasan hidrida, tergantung pada pasangan reaksi M Ion quasimolekular yang terbentuk adalah (M-H)+ atau (M+H)+Dalam reaksi pertukaran muatan terbentuk juga M+

PERTUKARAN MUATANReaksi pertukaran muatan menghasilkan ion molekul radikal dengan jumlah elektron ganjil seperti pada EI (electron impact ionisation)PEMBENTUKAN ADDUCTAdduct akan muncul jika senyawa kompleks transisi tidak terdisosiasi

IONISASI KIMIA NEGATIF Ion negatif dapat terbentuk selama ionisasi, tetapi karena jumlahnya sedikit, tidak bisa digunakan untuk analisis

Produksi ion negatif yang tinggi bisa dilakukan dengan menambahkan elektron termal, pertukaran muatan atau ekstraksi hidrogen asamPelepasan protonPenangkapan Ion Reagen

PELEPASAN PROTONIonisasi terjadi dengan cara molekul sampel melepaskan proton (hidrogen asam)Pelepasan proton terjadi jika afinitas proton ion gas reagen > basa konjugasi M. Untuk reagen, digunakan basa kuat, karena jika molekul lebih basa dari reagen, tidak terjadi ionisasi

PENANGKAPAN ION REAGENPenangkapan ion negatif gas reagen dijelaskan oleh Manfred von Ardenne, reaksinya: Selain adisi asosiasi (reaksi diatas), pembentukan adduct dengan basa lemah juga dapat membentuk ikatan kovalen baru dimana ion yang terbentuk lebih stabil dibandingkan produk asosiasi

Untuk menentukan atau membandingkan kekuatan relatif antar basa lewis dapat dilakukan dengan mengukur perubahan entalpi reaksi dengan menggunakan standar asam

Khusus untuk kekuatan basa dengan standard asam proton (H+), pada asam basa Bronsted-Lowry, dikenal sebagai afinitas proton (PA)

Kebasaan diukur dengan afinitas proton (kkal/mol) pada keadaan gas sesuai urutan:CH3->NH2->H->OH->F->SiH3>PH2>HS->Cl->Br->I>NH3>PH3>H2S>H2O>HI>

Namun jika asam standarnya diganti selain proton, afinitas terhadap asam terukur belum tentu sama dengan urutan tersebut, seperti terjadi pada penggunaan asam lewis Hg2+Hg2+: afinitas I- > Br- > Cl- >F-Sc2+: afinitas F -> Cl-> Br- >I-

Kareana keadaan yang demikian kemudian Ahrland, Chatt dan Davies, membagi table periodik dalam 3 kelas yaitu Klas a: Afinitas terhadap F- lebih besar daripada afinitas terhadap I-Klas b: Borderline /sedangKlas c: Afinitas terhadap I- lebih besar daripada afinitas terhadap F-

DONOR NUMBER DAN ACCEPTOR NUMBERDonor number (DN) dan acceptor number (AN) khusus dipakai untuk penentuan aspek kuantitatif dari tendensi keasaman Lewis pelarut atau kebasaan Lewis pelarut

Jika Afinitas Proton (PA) diukur dengan menggunakan proton sebagai asam, maka pengukuran DN (pendonoran) dan AN digunakan SbF5 dan SbCl5 sebagai asamPengukuran DN menggunakan SbF5. sedangkan pengukuran AN menggunakan SbCl5. SbCl5 memiliki harga AN = 100, dan harga DN= - sedangkan heksana memiliki harga AN = 0. Satuan DN dan AN dalam kkal/molKEKUATAN ASAM-BASA PADA MEDIUM AIRKekuatan asam-basa juga dapat diekspresikan dengan harga PA (afinitas proton) maupun DN (donor number) dan AN (acceptor number) walaupun pemakaiannya tidak seluas Ka dan Kb

DIFFERENTIATING AND LEVELLING SOLVENTDANAGEN KOSOLVASI PELARUT PEMBEDA DAN PELARUT PENYETARA(DIFFRENTIATING AND LEVELLING SOLVENT)Untuk membandingkan kekuatan asam suatu senyawa dengan senyawa lain digunakan suatu basa pembanding. Misal : kekuatan asam HA

Basa pembandingnya BAffinitas proton suatu asam di dalam pelarut akan terlihat sebagai berikut :HA + B BH+ + A-dimana K = [BH+][A-] [HA][B] K[B] = [BH+][A-] = Ka [HA]Sebagai asumsi bahwa konsentrasi molar dari pelarut tidak berubah sebagai hasil protonasi.

Ka konstanta disosiasi proton asam HA PELARUT PENYETARA( LEVELLING SONVENT )HA + B BH+ + A-Untuk pelarut B dimana kedua asam transfer protonnya sempurna (ionisasi sempurna) hanya akan menghasilkan spesies terprotonasi BH+ maka pelarut B disebut sebagai Pelarut Penyetara untuk asam-asam tersebut.PELARUT PEMBEDA( DIFFERENTIATING SONVENT )Untuk pelarut B dimana asam terionisasi dengan tingkat yang berbedamaka pelarut B disebut sebagai Pelarut Pembeda untuk asam-asam tersebut

Sehingga diskriminator akan terjadi :

Jika pelarut air dikriminator dalam air, window asam-basa berkisar pada 58 kJ/mol atau sebesar harga pKw = 14 atau pada range 0-14Jika pelarut non aquous (mis amonia) diskriminator asam basa akan terjadi berkisar pKam = 33

Akibat dari pelebaran ini :Asam yang merupakan asam lemah dalam air akan meningkat akibat levelling proton aff. NH3 lebih besar dari pada H2OBasa kuat akan menjadi lemah akibat tidak terjadi levelling sedangkan dalam air akan terjadi levelling proton aff. NH2- > OH-.

CH3COOH + NH3 CH3COO- + NH4+

Dalam solven amonia maka CH3COOH terionisasi dengan baik, Prinsip ini disebut levelling

Dalam solven yang sama maka MOH tidak akan terjadi ionisasi dengan baik, sehingga terjadi penurunan sifat basa tersebut, Prinsip ini disebut defrentiating

Zat yang kuat berinteraksi dengan spesies dari pada solven itu sendiri.

Spesies berupa :Anion A-Molekul HAKation BH+Basa netral BAGEN KOSOLVASI (COSOLVATING AGENT)

Ionisasi asam HA atau basa B dalam medium meningkat KEKUATAN ASAM BASA HIDROKSIDA DAN ASAM-ASAM OKSI, AMINA DAN EFEK SOLVASI KEKUATAN ASAM HIDROKSIDAUntuk unsur dalam satu golongan, kekuatan asam berkurang dengan meningkatnya elektronegatifitas

Karakter ionik meningkat dengan meningkatnya elektronegatifitas

Rapat muatan yang besar pada basa konjugat menyebabkan tarikan proton oleh basa konjugat menjadi semakin kuat. Anion yang besar akan distabilkan oleh solvasi, ionisasi asam menjadi lebih mudah sehingga anion yanglebih kecil akan membentuk asam hidrogen yang lebih lemah

Anion kecil yang terikat pada ikatan hidrogen akan mengurangi kekuatan asam senyawa hidrogen

Berkurangnya kekuatan ikatan dari ikatan H-X sebanding dengan berkurangnya pKa, sehingga kekuatan asam meningkatKEKUATAN ASAM OKSIFaktor-faktor yang mempengaruhi keasaman senyawa :Elektronegatifitassemakin tinggi elektronegatifitas maka kuat asam semakin meningkat karena adanya efek induksi gugusBilangan Oksidasimeningkatnya bilangan oksidasi dari atom yang menggantikan H akan meningkatkan keasamanJumlah Atom Oksigenmeningkatnya jumlah atom hidrogen yang tidak terhidrogenasi akan meningkatkan kekuatan asamUkuran Atomkekuatan asam akan berkurang dengan meningkatnya ukuran atom XFaktor yang mempengaruhi kekuatan asam oksi :

Pengaruh muatan formalmeningkatnya muatan formal akan meningkatkan kekuatan asam oksiPengaruh ikatan phimakin banyak ikatan phi atau atom O non hidroksil yang terikat, delokalisasi muatan makin besar dan kekuatan asam akan meningkatPengaruh orbital dkekuatan asam dipengaruhi oleh : - perbedaan ukuran atom pusat - stabilitas ikatan - kecenderungan atom menerima elektronPengaruh solvasisolvasi pada atom O gugus keto dari asam oksi akan meningkatkan keasamansolvasi pada gugus hidroksil dari asam oksi akan menurunkan kekuatan asam oksi

KEKUATAN ASAM DAN BASA LEWISFaktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan asam :Posisi unsur dalam tabel periodikkekuatan basa lewis berkurang dengan meningkatnya elektronegatifitas atom donorEfek Substituenadanya gugus penarik elektron akan meningkatkan kekuatan asam dan menurunkan kekuatan basaEfek resonansi

Efek Sterikrintangan sterik yang paling dominan terjadi antar substituen

KEKUATAN ASAM AMINAAsam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2) Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basaDalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik : cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam.Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini dapat dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki)

Pada pH tertentu yang disebut titik isoelektrik, gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, COO-)

Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam aminonya.REAKSI-REAKSI SOLVOLISISREAKSI SOLVOLISISAdalah reaksi penguraian suatu senyawa yang mengunakan pelarut non-airHIDROLISIS Reaksi hidrolisis adalah reaksi dimana air berperan sebagai reaktan dan mengakibatkan terjadinya perubahan pH (pH = -log aN+).aN+ = CN . yaN+ = aktivitas ion hidrogen.CN = konsentrasi ion hidrogen.y = koefisien aktifitas ion hidrogen dalam larutan encer

Reaksi hidrolisis dapat dianggap sebagai pembentukan ion terhidrasi yang diikuti dengan disosiasi asam terakuasi yang terbentuk Al3+ + 6H2O Al(H2O)6 Al(H2O)5(OH)2+Semua senyawa alkil logam dan hidrida non logam mengalami hidrolisis dengan cepat, sebaliknya turunan-turunan alkil dan hidrogen dari logam adalah stabilDengan kata lain sebagian besar halida-halida non logam mengalami hidrolisis dan sedangkan halida-halida logam adalah stabil

Hidrolisis alkil logam mudah terjadi dalam suasana asam yakni PH larutan rendahHidrolisis halida non logam berlangsung pada PH yang tinggi Pada reaksi hidrolisis ion hidrogen akan bergerak menuju atom yang lebih ektropositif

Reaksi hidrolisis dapat dituliskan sebagai reaksi kesetimbangan asam basa:MYn + nH2O M(OH)n + Nhyhidrolisis akan mudah terjadi jika Y merupakan anion dari asam lemah HY dan atau jika M adalah kation dari basa lemah. PENDEKATAN ELEKTROSTATITIKA PADA REAKSI REAKSI HIDROLISIS

Derajat hidrolisis suatu reaksi hidrolisis tergantung pada rapat muatan pada anion pusatnya. Derajat hidrolisis unsur-unsur segolongan semakin berkurang dengan peningkatan nomor atomTetapan disosiasi hidroksida logam dalam air dapat dikatakan dengan tetapan disosiasi Ka dari kation terhidrat (dalam hal ini tetepan hidrolisis , Kb, Ka) sehingga sesuai dengan persamaan :Ka . Kb = Kw untuk Ka=KbpKa + pKb = pKwsehingga derajat hidrolisis untuk membentuk asam basa kuat berkurang

Untuk ion-ion gas inert interaksi dengan ion CH+ adalah elektrostatik murniRapat muatan yang tinggi pada kation menyebabkan meningkatnya hidrasi dan meningkatnya kekuatan basaUntuk ion-ion yang mengalami hidrolisis ,rapat muatan yang tinggi pada kation akan mempolarisasi ikatan OH ke arah putusnya ikatan karena itu pKb akan sebanding dengan z2/r dimana z adalah muatan dari ion dan r adalah jari-jari ionpKb merujuk pada terlepasnya ion hidroksil (OH- pada air) yan terakhir, karena itu dari semua garam-garam logam alkali, garam-garam lithium yang paling mudah terhidrolisis dan kekuatan basanya meningkat dari LiOH ( pKb = -0,7), NaOH (pKb = -1,7)

Ion-ion alkali tanah mempunyai jari-jari yang lebih kecil dari jari-jari ion alkali yang satu periode dalam tabel periodik, tetapi muatannya dua kali lipat sehingga rapat muatannya lebih tinggi karena itu, garam-garam alkali tanah lebih mudah larut dalam air, ion alkali tanah lebih mudah terhidrolisis dalam larutanM2+ + H2O M(OH)+ + H+

Catatan :Ion Be2+ terhidrolisis lebih kuat dengan membentuk spesies poli inti dalam larutan. Perluasan pendekatan elektrostatik untuk ion-ion dalam alkali tanah tidak memberikan hasil yang pasti. Contoh:Dari ion Mg2+ ke Hg2+ ukuran ionnya meningkat sehinngga rapat mutannya semakin berkurang maka diharapkan tetapan hidrolisisnya semakin berkurang. Kenyataannya tetapan hidrolisisnya meningkat, hal ini kemungkinannya disebabkan karena meningkatnya elektronegatifitas dari Mg2+ (1.3) ke Hg2+ (2.0)akan menyebabkan meningkatnya sifat kovalen ikatan MO.

HIDROLISIS SENYAWA KOVALENFaktor yang harus dipertimbangkan adalah energi pembentukan dan pemutusan selama proses hidrolisis senyawa kovalen, bagaimanapun adanya iktan dan energi aktivasi adalah sama pentingnya karenanya perlu memahami mekanisme reaksi hidrolisis

ALKOHOLISISReaksi solvolisis Alkohl menyerupai air kecuali kecenderungannya untuk menjadi oksida kurang karena stabilitas ikatan O-H yang lebih besar dari ikatan C-O REAKSI-REAKSI ALKOHOLISISInteraksi Halida-halida logam dan alkohol TiCl4 + 4ROH + 4NaORTi(OR) 4 + NH4Cl + 4 ROHAlkoholisis Hidrida-hidrida menghasilkan alkoksida dan melepaskan Hidrogen: KH + BuOH BuOK + H2Reaksi PCL3 yang menghasilkan Senyawa ester fosfor PCl3 + ROH P(OR)3 + HClSOLVOLISIS YANG DISERTAI DEKOMPOSISISuatu senyawa hasil solvolisis yang tidak stabil dapat mengalami reaksi autoredoks menghasilkan senyawa baru

Contoh :Hidrolisis iodinetriklorin mengasilka hipoioda dan ion ioda dan sebagai intermedietya adalah HIO2 tidak stabil ICl3 + 2H2O HIO2 + 3HCl 3HIO2 HIO3 + HIHARD SOFT ACID BASE THEORY Konsep HSAB adalah singkatan untuk 'keras dan lunak (Lewis) asam dan basa.Juga dikenal sebagai konsep dasar asam Pearson, HSAB banyak digunakan dalam kimia untuk menjelaskan kestabilan senyawa, mekanisme dan jalur reaksiPearson mengklasifikasikan asam basa lewis menurut sifat keras dan lemahnya. Logam dan ligan dikelompokan menurut sifat keras dan lemahnya berdasarkan pada polarisabilitas unsurPolarisabilitas adalah kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu molekul

HSAB THEORY ( TEORI KUAT-LEMAH ASAM- BASA )Ralph Pearson menjelaskan penurunan karakteristik kompleks dari cation dan ligan ke dalam pemberian pasangan elektron basa lewis dan penerima pasangan elektron asam lewis

Pearson mengklasifikasikan asam/basa lewis menjadi hard, borderline, softLewis acid + Lewis base Lewis acid/base complex

According to Pearson'shard soft[Lewis] acid base (HSAB) principle:

Hard[Lewis] acids prefer to bind tohard[Lewis] bases

Soft[Lewis] acids prefer to bind tosoft[Lewis] bases

FUNGSI TEORI HSABHSAB dapat menjelaskan kesetabilan senyawa. Konsep ini juga digunakan dalam konteks kualitatif daripada kuantitatif yang membantu untuk mengetahui faktor utama terjadinya reaksi kimia, terutama pada logam transisi.

ASAM LEWIS KERAS (HARD)Jari-jari atom kecilBilangan oksidasinya tinggi (muatan positifnya tinggi)Polaritasnya rendahElektronegatifitasnya tinggiSangat mudah larut Tidak terdapat pasangan elektron pada kulit terluar H+, Li+, Na+, K+, Be2+, Mg 2+, Ca2+, Sr2+, BF3, B(OH)3, AlH3, AlCl3, AlMe3, CO2, RCO+, NC+, Si4+, CH3Sn3+, N3+, Cl3+, I5+, I7+,Al3+, Sc3+, Ga3+, In3+, La3+, Cr3+ , Fe3+, Co3+, Ti4+, Zr4+, Hf4+72ASAM LUNAK (SOFT)Muatan positif parsial atau rendah ( biloksnya rendah)Memiliki pasangan elektron di kulit terluarMudah terpolarisasi dan teroksidasiElektronegativitasnya rendahCu+, Ag+, Au+, Hg+, CH3Hg+, Ti+Pd2+, Pt2+, Cd2+, Hg2+, BH3, GaMe3, GaCl3, GaI3, InCl3, CH3, carbena, Br2, I2, Br+, I+,

BASA LEWIS KERAS (HARD)Jari jari atom kecilMudah larutElektronegatifitas tinggi (3.0-4.0)Polarilitasnya lemahSulit teroksidasiCO32-, CH2CO2-, NH3, RNH2, N2H4, H2O, OH-, ROH, RO-, R2OF- ,Cl-, NO3-, PO43-, SO42-, ClO4-

BASA LEWIS LUNAK (SOFT)Jari jari atom besarBiloksnya rendahElektonegatifitasnya diantara (2,5-3.0)Mudah terpolarisasiMudah teroksidasi

CO, CN-, RNC, C2H4, C6,H6, R3P, (RO) 3P, R3As, R2S, RSH, H-, R-, I-, SCN-, S2O3-ASAM/BASA BORDERLINE Borderlinespecieshave intermediate propertiesasam basa yang tergolong borderline memiliki sifat diantara ASAM LEWIS BORDERLINE Fe 2+ Ru2+, Os2+, Co2+, Rh 3+, Ir3+,Ni 2+, Cu2+, Zn2+, Bme3, GaH3, R3C, C6H5+, Sn2+, Pb 2+, NO+, Sb3+, Bi3+, SO2BASA LEWIS BORDERLINEN2,N3, NO2-, C5H5N, C6H5NH2, Br -

GARAM Garam terbentuk dari reaksi antara asam dan basa.Ph garam biasanya netral

TERIMAKASIH