STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TX TOUR AND TRAVEL …

83
ii STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TX TOUR AND TRAVEL CABANG MAKASSAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN BRAND IMAGE O L E H : ANDI AFIFAH FAYYADHAH E31114314 DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2020

Transcript of STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TX TOUR AND TRAVEL …

ii

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TX TOUR AND TRAVEL

CABANG MAKASSAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN BRAND IMAGE

O L E H :

ANDI AFIFAH FAYYADHAH

E31114314

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020

iii

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TX TOUR AND TRAVEL

CABANG MAKASSAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN BRAND IMAGE

OLEH

ANDI AFIFAH FAYYADHAH

E31114314

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Departemen

Ilmu Komunikasi

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020

iv

v

vi

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala

atas Berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis masih diberi kesehatan dan kesempatan

untuk berkarya dan melimpahkan hasil kegiatan penelitian ke dalam sebuah skripsi

yang berjudul “Strategi Komunikasi Pemasaran TX Travel And Tour Cabang

Makassar Dalam Rangka Meningkatkan Brand Image” dengan baik. Shalawat dan

salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam,

kepada keluarga beliau, para sahabatnya dan seluruh ummatnya yang senantiasa

istiqamah pada ajaran Islam.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat utama, dalam meraih

gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom.) pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar. Penulis

menyadari bahwa didalam penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari berbagai pihak

yang banyak memberikan doa, dukungan dan semangatnya.

Olehnya itu, melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis, umi dan abi atas limpahan

kasih sayang, pengorbanan, dorongan semangat dan do’a yang selalu dipanjatkan

untuk penulis. Serta keluarga penulis yang selalu memotivasi, memberi semangat dan

ruang kepada penulis untuk tetap berkarya, dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada

viii

1. Rektor Universitas Hasanuddin (UNHAS) Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu,

M.A

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanudiin (UNHAS)

Prof. Dr. Armin, M.Si

3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin (UNHAS), bapak Dr. H. Moehammad

Iqbal Sultan, M.Si dan bapak Dr. Sudirman Karnay, M.Si

4. Pembimbing I, Dr. H. Moehammad Iqbal Sultan, M.Si dan Pembimbing II Dr.

Muh. Akbar, M.Si yang telah membimbing penulis dengan sangat baik dan

penuh kesabaran.

5. Penguji I Dr. Sudirman Karnay, M.Si dan Penguji II Sitti Murniati Muhtar,

S.Sos,. M.I.Kom yang telah menyumbangkan banyak ide dan saran yang

membangun.

6. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin (UNHAS) yang

telah membimbing penulis selama masa perkuliahan

7. Para staf jurusan Ilmu Komunikasi serta staf/pegawai dalam jajaran lingkup

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (UNHAS), yang

telah dengan sabar melayani penulis dalam menyelesaikan administrasi

pengurusan skripsi, dimana penulis merasa selalu mendapatkan pelayanan

terbaik, sehingga Alhamdulillah pengurusan skripsi ini dapat terselesaikan

dengan lancar.

9

8. Teman-teman Future 2014 atas kebersamaan, kekeluargaan, dan

dukungan yang mewarnai hari-hari penulis selama duduk di bangku

kuliah.

9. My Amity, Eline, Erika, Kiki dan Dita yang menemani dan berbagi

banyak hal selama di perkuliahan.

10. Teman-teman pengurus Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik)

Unhas periode 2017/2018

11. Teman-teman KKN ASEAN Batch 96 yang telah memberikan warna

selama di bangku perkuliahan, Ata, Syifa, Qanita, Dian, Muti, Ayu,

Fira, Nisa, Cimo, Laras, Aka. Dan juga pegurus inti KKN ASEAN

tempat penulis sharing banyak hal.

12. Terima kasih sebesar-bersarnya kepada Korps Mahasiswa Ilmu

Komunikasi (Kosmik) UNHAS, wadah penulis belajar, serta orang-

orang didalamnya yang udah beri vibes kekeluargaan selama penulis.

13. Terima Kasih Tata, Capo, Bolla, Jeje, Lela, Ira dan Way yang sudah

seperti keluarga penulis

14. Nafila Andinia, Miswara, Kak Yui, Stella, Uyun, Adik Bulqis, Afika,

Nadya, Kiki, Uun, Feby, Elsa, Ninis, Dini, Ranis, Rudi, Saddan, Bicu,

Adik-adik Mcna, these people are just too sweet to be true.

15. Partner penulis selama mengikuti kompetisi Public Relations PRBC,

Miftah dan Endah

16. My Lovely Sisters, teman-teman sekolah di AS-Syifa Boarding School

17. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, namun

10

telah banyak terlibat membantu penulis dalam proses penyusunan

skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bernilai ibadah disisi Allah swt. dan dijadikan

sumbangsih sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, agar berguna

bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi mahasiswa Ilmu

Komunikasi Universitas Hasanuddin.

Makassar, September 2020

Andi Afifah Fayyadhah

11

ABSTRAK

ANDI AFIFAH FAYYADHAH. Strategi Komunikasi Pemasaran TX Tour

and Travel cabang Makassar dalam Meningkatkan Brand Image (Dibimbing oleh

Moehammad Iqbal Sultan dan Muh. Akbar).

Tujuan Penelitian ini adalah : 1) Untuk mendeskripsikan strategi

komunikasi pemasaran TX Tour and Travel cabang Makassar dalam

meningkatkan brand image; 2) untuk menggambarkan faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat strategi komunikasi pemasaran TX Tour and Travel

cabang Makassar dalam meningkatkan brand image,

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian ini didasarkan pada

metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu untuk menggambarkan dan

menganalisa objek yang diteliti dengan penekanan utama pada penelitian sumber.

Dalam hal ini peneliti melakukan observasi, wawancara, mencari literatur yang

berhubungan dengan penelitian ini.

Hasil penelitian ini adalah, untuk meningkatkan brand image TX Tour and

Travel cabang Makassar menggunakan strategi komunikasi pemasaran yaitu,

dengan alat komunikasi melalui penggunaan media periklanan berbayar, promosi

penjualan, event, pemasaran langsung, dan penjualan personal. Penelitian ini juga

mengemukakan faktor penghambat dan pendukung dalam strategi pemasaran TX

Tour and Travel cabang Makassar. Faktor penghambatnya adalah: kurangnya

sumber daya manusia khususnya tenaga marketing dalam internal TX Tour and

Travel cabang Makassar. Faktor pendukungnya yaitu: memaksimalkan kualitas

dan mutu produk atau jasa, memasarkan produk yang menarik, memberikan

pelayanan yang memuaskan, menjaga kepercayaan konsumen, memberikan harga

yang terjangkau dan menyesuaikan dengan budget konsumen, serta menanamkan

citra/ image positif kepada pelanggan.

12

ABSTRACT

MUH. MEDRIANSYAH PUTRA KARTIKA. Media Relations Strategy

of Public Relations in Improving the Image of Hasanuddin University as a Legal

Entity College (Supervised by Muh. Akbar and Muliadi Mau).

The objectives of this study : 1) To describe the strategy carried out by

Unhas Public Relations in building relations with the media to build the image of

Hasanuddin University; 2) to describe the factors that support and hinder the

activities of Hasanuddin University Public Relations in running media relations.

To achieve these objectives, this research is based on descriptive

qualitative research methods, namely to describe and analyze the object under

study with the main emphasis on source research. In this case, the researcher

conducted observations, interviews, and looked for literature related to this

research.

The results of this study are to foster good press relations with several

principles, namely servicing the media, Establishing a reputations for reliability,

Supplying good copy, Cooperation in providing material, Building personal

relationship with the media. This study also revealed the inhibiting and supporting

factors of Unhas Public Relations in conducting media relations. The inhibiting

factors : the lack of facilities for journalists (Pressroom) in Unhas, public relations

Unhas not yet have video resources, and public relations Unhas have not been

able to organize the media in shooting at Unhas activities and the presence of

"naughty" journalists. The supporting factors : a large number of media, the

emotional connection between public relations and journalists, the communication

forum between public relations and journalists, and the availability of experts for

journalists.

13

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................. 8

1.4. Kerangka Konseptual .................................................................................... 9

1.5. Defenisi Konseptual ...................................................................................... 18

1.6. Metode Penelitian .......................................................................................... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 26

2.1. Komunikasi Pemasaran ................................................................................. 26

2.2. Komunikasi Pemasaran Terpadu.................................................................... 30

2.3. Strategi Komunikasi Pemasaran ................................................................... 42

2.4. Jasa Travel ..................................................................................................... 58

2.5. Brand Image .................................................................................................. 62

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .............................. 71

3.1. Latar Belakang Perusahaan ........................................................................... 71

3.2. Data Perusahaan ............................................................................................. 72

3.3. Visi Misi ........................................................................................................ 73

3.4. Struktur Organisasi ........................................................................................ 73

14

3.5. Jaringan ......................................................................................................... 74

3.6. Produk ........................................................................................................... 74

3.7. Prestasi .......................................................................................................... 75

3.8. Logo .............................................................................................................. 75

3.9. Iklan ............................................................................................................... 76

3.10. Media Sosial ................................................................................................ 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 79

4.1. Strategi Komunikasi Pemasaran .................................................................... 79

4.2. Faktor Pendukung dan Penghambat ............................................................... 94

4.2.1. Faktor Pendukung ...................................................................................... 95

4.2.2. Faktor Penghambat ..................................................................................... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

............................................................................................................................... 10

5

5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 105

5.2. Saran .............................................................................................................. 107

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

15

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang semakin pesat memiliki kaitan yang erat

dengan gaya hidup manusia. Salah satunya kemajuan teknologi di bidang

informasi saat ini seperti platform media sosial atau web search engine

memberikan transparansi dalam mendapatkan informasi itu sendiri. Hal ini

tentunya berdampak diberbagai sektor tak terkecuali industri yang bergerak

dibidang jasa tour and travel. Pengetahuan manusia akan berbagai macam tempat

serta kejadian diberbagai belahan dunia membuka pikiran manusia untuk

melakukan perjalanan dan perpindahan dari satu tempat ketempat lainnya dengan

berbagai tujuan seperti wisata alam, kuliner, kunjungan edukasi, dan

semacamnya.

Kebutuhan pelanggan akan jasa perjalanan wisata yang terus meningkat

menjadi peluang dan kesempatan besar bagi pebisnis tour and travel. Bisnis tour

and travel yang merupakan perusahaan di sektor jasa yang menyediakan

perjalanan wisata, jasa transportasi dan informasi pariwisata. Keberadaan tour and

travel akan memudahkan pelanggan untuk mendapatkan informasi yang lebih

lengkap dan paket wisata yang diinginkan. Dengan banyaknya fasilitas dan

kelebihan yang diberikan oleh pihak tour and travel, maka animo masyarakat

untuk menggunakan jasa tour and travel semakin meningkat, maka meningkat

pula pertumbuhan atau pendirian perusahaan tour and travel saat ini. Hal ini pula

16

yang menyebabkan persaingan di antara perusahaan jasa tour and travel semakin

ketat dan kompetitif.

Untuk menghadapi persaingan dalam dunia bisnis jasa tour and travel,

maka bisnis jasa tour and travel harus mempersiapkan strategi dalam menghadapi

peluang dan tantangan yang semakin besar untuk mempertahankan dan

meningkatkan brand image. Brand memiliki peran penting dalam sebuah

perusahaan untuk memberikan identitas dan karakteristik yang berbeda dengan

kompetitor lainnya terhadap produk atau jasa yang dipasarkan. Oleh karena itu,

bisnis usaha tour and travel harus memiliki brand image yang kuat dan konsisten

untuk memberikan kesan yang mendalam dan segment positif agar dapat dikenali

oleh konsumen.

Mengingat banyaknya biro jasa wisata yang bermunculan seiring

pertumbuhan dan persaingan dunia pariwisata saat ini membuat biro perjalanan

wisata mencari strategi komunikasi pemasaran yang tepat untuk menghadapi

persaingan pasar yang semakin kompetitif. Komunikasi pemasaran memegang

peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun

masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di

pasar. Komunikasi pemasaran juga menyedot anggaran yang sangat besar, oleh

karena itu pemasar harus hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun

rencana komunikasi pemasaran. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran

komunikasi sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan

sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan efisien (Sutisna,

2001, hal. 268).

17

Maka dari itu peran dan fungsi strategi komunikasi pemasaran sangat

penting bagi perusahaan, karena komunikasi pemasaran yang baik dalam

pelaksanaannya akan berdampak pada persepsi positif (kepercayaan) terhadap

merek yang disampaikan, pun sebaliknya kepercayaan merek akan memperlancar

jalannya komunikasi pemasaran itu sendiri, yang pada akhirnya perusahaan dapat

bertahan dalam persaingan pasar. Dalam kajian komunikasi pemasaran penjualan

sosok atau citra diri lebih dikenal dengan istilah brand. Pertarungan dalam dunia

komunikasi pemasaran yang marak saat ini adalah pertarungan brand yang akan

mengiring konsumen membeli dan loyal terhadap produk yang ada.

Dengan demikian pemasaran senantiasa berupaya untuk meningkatkan

hubungan pertukaran ekonomi antara organisasi dan konsumennya. Komunikasi

pemasaran mempunyai peran yang sangat penting bagi perusahaan untuk

melakukan pencitraan (image) atas suatu merek tertentu. Selain itu dengan

komunikasi pemasaran dapat mengembangkan kesadaran konsumen terhadap

produk/jasa yang dihasilkan perusahaan. Sehingga konsumen mengenal

produk/jasa yang ditawarkan, dengan begitu dapat merangsang terjadinya

penjualan.

Salah satu perusahaan jasa tour and travel yang berkembang di Indonesia

yakni Tx Travel and Tour yang menjadi objek penelitian ini. Tx Tour and Travel

merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tour and travel

yang menyediakan tiket pesawat, voucher hotel dan paket perjalanan wisata.

Didirikan pada tahun 1991 dengan nama PT. Jakarta Express Utama yang hingga

saat ini dikenal dengan nama brand Tx Travel and Tour, hadir dengan konsep baru

18

sebagai “Travel Services”, bukan sekadar “Travel Agent”. Komitmen untuk

memberikan volume sebagai travel yang dihargai dan dibutuhkan karena

pelayanannya serta ketangguhannya dalam menghadapi persaingan global

membuat travel ini meraih banyak prestasi dan penghargaan, diantaranya dari

Museum Rekor Indonesia (MUI) sebagai :

- Travel grosir pertama di Indonesia sejak tahun 1991 diraih oleh Jakarta

Express

- Travel Franchise pertama di Indonesia sejak tahun 2004 oleh TX Travel

- Indonesia Digital Populer Brand Award 2019, Kategori Tour & Travel

Kekuatan merek Tx Travel terletak pada filosofi bisnisnya yakni

“Melayani dari Hati” dan memberikan tiket dan tour termurah, baik dalam dan

luar negeri demi memuaskan konsumen. Filosofi ini menjadi positioning bisnis

yang jitu di benak konsumen. Jadi apabila nama TX Travel disebut, maka yang

ada di benak konsumen adalah jasa travel yang sangat terampil melayani dan

harga termurah di bidangnya. Biro Perjalanan Wisata dengan konsep “Full

Service Travel Agent” ini senantiasa mengedepankan pelayanan prima dengan

balutan profesionalitas sepenuh hati guna memenangkan persaingan pasar.

Dengan jaringan yang tersebar luas, produk yang bersaing, teknologi

yang terus dikembangkan, kekuatan branding serta distribusi channel yang

kuat menjadikan nama Tx Travel semakin besar dan mampu bersaing untuk

menjadi travel masa depan. Saat ini travel yang merupakan travel network

pertama dan terbesar di ASEAN, berkembang dan memiliki lebih dari 200

outlet Franchise yang tersebar di 50 Kota di Indonesia, salah satunya di kota

19

Makassar. Di cabang Makassar sendiri, TX Travel and Tour sudah berdiri

sejak tahun 2013 dengan Owner Idawaty Salam. Di awal tahunnya berdiri TX

Travel cabang Makassar beralamatkan diruko jalan kerung kerung no 62 yang

kemudian berpindah lokasi di Jalan Tun Abdul Razak No. 62, Romang

Polong, Kercamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Berdasarkan data,

dicabang Makassar pengguna jasa TX Travel mengalami peningkatan disetiap

tahunnya, terlebih perjalanan destinasi ke luar negeri, seperti yang

tergambarkan pada tabel berikut:

Rekapan perjalanan destinasi luar negeri

NO KETERANGAN TAHUN

2017 2018 2019

1 3 Negara " Thailand Malaysia Singapore " 240 285 377

2 Malaysia Singapore 412 450 530

3 Australia " Opera Sydney " 180 215 235

4 Jepang 413 460 548

5 Korea 456 525 678

6 Marocco 115 125 132

7 Taiwan 213 245 268

8 Thailand 348 365 398

9 Tiongkok "Kunming " 250

10 Tiongkok " Super Beijing By Air China " 212 241 310

11 Tiongkok "Qingyuan Glasswalk & Glass U.F.O. Platfor " 154 165

12 Tiongkok " The Great Journey Shangrila Tibet " 114 132 156

13 Tiongkok " Beijing Muslim Tour " 245 267 289

14 Tiongkok " Best Of Guangdong " 231 245 267

15 Tiongkok " Best Of Hunan " 237 257 299

16 Tiongkok " Hainan Island " 368 466 680

17 Tiongkok " Shanghai Moslem Triangle " 312 347 369

18 Tiongkok " Amazing Winter Jiuzhaigou " 147 165 178

19 Tiongkok " Shanghai Triangle " 245 264 287

20 Tiongkok " Guilin Supreme " 181 197 217 21 Tiongkok " Beijing Shanghai " 325 365 378

22 Turkey " Turkey Tulip Festival " 321 325 367

23 Vietnam " Vietnam + Da Nang Hoi An " 124 130 135

24 Vietnam " Siem Reap Angkor Wat " 112 123 145

25 Vietnam " Vietnam + Ha Long Bay " 136 149 151

26 DUBAI " WINTER TOUR BY BRUNEI AIR DUBAI €“ ABU

DHABI " 125 137 158

27 Dubai " Wonderful Dubai Abu Dhabi " 145 167 187

28 Europe " West Europe" 234 265 310

29 Europe " East Europe " 215 269 289

30 Europe " London + Edinburgh " 156 189 205

31 Lapland Finlandia " Kutub Utara Arctic Adventure " 55 68 75

32 Sport " F1 Singapore " 45 45 58

20

33 Sport " Motogp Sepang Malaysia " 40 42 45

34 Umrah 375 470 510

35 Usa " Amazing Usa East & West Coast With Canada " 375 415 536

Tentunya dalam mempertahankan mutu dan kualitas pelayanan di tengah-

tengah persaingan biro jasa perjalanan wisata Tx Tour and Travel tidak terlepas

dari strategi pemasaran itu sendiri. Untuk dapat menghadapi persaingan yang

ketat diantara perusahaan-perusahaan tour and travel, maka perusahaan Tx Tour

and Travel mempunyai strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan

brand. Berbicara mengenai komunikasi pemasaran berarti membicarakan

bagaimana pengaruh komunikasi dalam pemasaran dan relevansi keduanya,

dengan adanya komunikasi yang baik maka akan mempermudah jalannya

pemasaran. Penerapan strategi komunikasi pemasaran dapat menarik minat

konsumen yang berdampak positif pada perusahaan salah satunya yakni

menciptakan citra yang baik bagi perusahaan. Jika digabungkan, komunikasi

pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran

merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti

yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.

Dalam meningkatkan brand image TX Tour and Travel, perusahaan

tersebut dituntut untuk terus menjaga hubungan baik dengan customer dan

memberikan pelayanan yang terbaik, serta tawaran-tawaran strategi marketing

atau komunikasi pemasaran yang menarik untuk memenuhi kebutuhan atau

keinginan customer. Dengan demikian customer akan merasa puas, dan secara

tidak langsung perusahaan yang bergerak di bidang jasa tour and travel ini dapat

21

memperluas pasarnya atau target marketnya karena semakin banyak orang yang

mengenal agensi travel ini.

Dari hasil analisis di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang bagaimana strategi komunikasi pemasaran disebuah agensi

travel, dengan judul “Strategi Komunikasi Pemasaran TX Tour and Travel cabang

Makassar dalam Meningkatkan Brand Image”.

Sebelumnya penelitian oleh Melinda Febriani (2017) di PT. Garuda

Indonesia (Persero) Tbk Makassar mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran

Terintegrasi PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk Makassar dalam

Mempertahankan Brand Image. Pada penelitian ini, peneliti menemukan bahwa

brand image PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sudah melekat di benak

khalayak sebagai maskapai penerbangan terbaik di Indonesia. Dengan beberapa

strategi komunikasi pemasaran terintegrasi yang bertujuan untuk menarik

pasarnya, yakni dilakukan melalui periklanan, promosi penjualan, hubungan

masyarakat & publisitas, penjualan personal, dan pemasaran langsung. Hal ini

diikuti melalui penghargaan yang didapatkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

pada tahun 2012 yaitu menjadi salah satu Best International Airline. Penelitian

diatas secara umum menggunakan konsep Komunikasi Pemasaran Terintegrasi

(IMC) yang didefinisikan oleh Don Schultz yang merupakan seorang Profesor

dari Northwestern University dan juga salah satu tokoh dalam sejarah pemikiran

IMC. Landasan perbedaan yang dilakukan penelitian sebelumya dengan penelitian

penulis terletak pada subjeknya. Penulis menjadikan perusahaan yang bergerak

dibidang jasa tour and travel sebagai kajian utama. Dimana penelitian yang

22

membahas brand image khususnya mengenai perusahan yang bergerak di jasa

tour and travel belum ada di Universitas Hasanuddin.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini ialah:

1. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran TX Tour and Travel

cabang Makassar dalam meningkatkan brand image?

2. Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat TX Tour and Travel

cabang Makassar dalam melakukan komunikasi pemasaran?

1.3. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mendeskripsikan strategi komunikasi pemasaran TX Tour

and Travel cabang Makassar dalam meningkatkan brand

image.

b. Mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat

TX Travel dalam melakukan komunikasi pemasaran dalam

meningkatkan brand image.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan teoritis

Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi referensi bagi

akademisi dalam bidang ilmu komunikasi khususnya dibidang

pemasaran.

b. Kegunaan praktis

23

1. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan bagi TX Travel and Tour dalam melakukan

strategi komunikasi pemasaran yang tepat sehingga

mampu meraih konsumen, yang pastinya akan berdampak

pada peningkatan pengguna travel agent, serta diharapkan

juga bisa memberikan masukan untuk peningkatan

kualitas sumber daya manusia.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian

bagi perusahaan lain bahwa dengan strategi komunikasi

pemasaran, perusahaan dapat meningkatkan brand image

pada konsumen.

1.4. Kerangka Konseptual

Istilah strategi berasal dari kata Yunani, strategeia (stratos= militer

dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang

jendral. Strategi juga dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian

dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu

untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi yang baik adalah strategi yang

tidak mudah ditiru dan unik sehingga strategi yang demikian akan

bertahan lama. Sebuah perusahaan memiliki strategi yang unik (Kotler,

2012:191) apabila :

1. Menentukan sasaran pasar dan kebutuhan yang jelas.

24

2. Mengembangkan proposisi nilai yang berbeda dan unggul bagi

pasar tersebut.

3. Mengatur sebuah jaringan pemasokan yang berbeda untuk

menyampaikan proposisi nilai tersebut pada sasaranpasarnya.

Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses

untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada

pelanggan dan untuk mengelola hubungan dengan pelanggan dengan cara

yang menguntungkan organisasi dan para pemangku kepentingan (Kotler dan

Keller, 2012: 5).

Pemasar yang baik harus berlatih pemasaran secara menyeluruh.

Pemasaran secara menyeluruh merupakan pengembangan, desain, dan

implementasi program pemasaran, proses, dan kegiatan yang mengakui

adanya saling ketergantungan dari lingkungan pemasaran saat ini. Empat

dimensi kunci dari pemasaran secara menyeluh (Kotler dan Keller, 2012

: 17) adalah:

1. Internal marketing memastikan setiap orang dalam organisasi

menganut prinsip-prinsip pemasaran yang tepat, terutama manajemen

senior.

2. Integrated marketing memastikan bahwa ada beberapa cara

menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan nilai

dipekerjakan dan dikombinasikan dengan cara yang terbaik.

3. Hubungan pemasaran memiliki hubungan multifaset dengan

pelanggan, saluran anggota, dan mitra pemasaran lainnya.

25

4. Kinerja pemasaran dengan memahami kembali ke bisnis dari

kegiatan pemasaran dan program, serta menangani masalah yang

lebih luas dan efek hukum, etika, sosial, dan lingkungan mereka.

Berbicara tentang pemasaran dan komunikasi merupakan suatu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pemasaran sendiri merupakan salah

satu konsep komunikasi, penggabungan antara kajian pemasaran dan

komunikasi akan menghasilkan kajian baru yang disebut Marketing

Comunication (komunikasi pemasaran) dimana kajian ini bertujuan untuk

membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan.

Menurut Tjiptono (2008: 219) “Komunikasi pemasaran adalah

aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi,

membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan jasanya

bersedia meminta, membeli, dan loyal pada jasa yang ditawarkan perusahaan

yang bersangkutan.” Maka dari itu peran komunikasi pemasaran dalam

pengelolaan sebuah perusahaan sangatlah penting. Hubungan pemasaran

mencakup hal penciptaan, pemeliharaan dan pemerkayaan hubungan untuk

jangka panjang dengan pelanggan maupun pihak-pihak berkepentingan

lainnya yang akan mempengaruhi posisi perusahaan di pasar.

Mengelola suatu sistem komunikasi pemasaran memerlukan suatu

rancangan strategi dan program-program penjualan. Menurut Djalim Saladin

(Kartajaya, 2004; 171). Manfaat dari komunikasi pemasaran yakni:

1. Dapat membantu pelanggan dengan informasi yang memperkuat

kesadaran dan pengetahuan tentang produk atau jasa yang ditawarkan.

26

2. Dapat mempengaruhi sikap dan keinginan pelanggan.

3. Bagi perusahaan, dapat mengatur proses produk dan jasanya secara efektif

dan efisien.

Menurut Sutisna (2001: 268) “Komunikasi pemasaran memegang

peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen

maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan

produk di pasar”. Konsepsi dasar komunikasi pemasaran adalah pertukaran.

Pertukaran yang dimaksud disini adalah terjadinya pertukaran nilai antara

perusahaan dan konsumen. Tanpa adanya komunikasi yang efektif dapat

menimbulkan pemasaran yang berjalan tidak lancar. Maka dari itu

komunikasi yang efektif dan pemasaran yang strategis diperlukan satu sama

lain agar tercapainya tujuan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

komunikasi pemasaran adalah suatu bentuk pemanfaatan filosofi, strategi,

teknik, dan taktik komunikasi untuk mendukung tercapainya tujuan

pemasaran melalui penggunaan berbagai elemen komunikasi pemasaran yang

terintegrasi (Prayitno dan Harjanto, 2017:31).

Rancangan komunikasi pemasaran harus secara tepat. Dalam artian

dapat mengkoordinasikan seluruh elemen promosi yang digunakan dan

seluruh kegiatan pemasaran lainnya, sehingga semua kegiatan dan elemen

pemasaran yang digunakan dapat menyampaikan pesan yang sama kepada

pelanggan. Kotler menyatakan bahwa strategi pemasaran merupakan strategi

atau taktik yang digunakan suatu perusahaan untuk melemparkan produk

barunya ke pasar, agar produk bisa bertahan lama di pasar. Jasin (2011:2)

27

Seperti teori Lasswel tentang, “Siapa mengatakan apa?”, dengan

saluran apa?, kepada siapa?, dan efek apa yang bagaimana?” Hal ini

bermakna bahwa “Siapa mengatakan apa?”, artinya perusahaan merupakan

subjek yang memberikan informasi tentang produk atau jasa kepada pasar

yang dituju, juga perusahaan mempersuasi agar mau membeli jasa atau

produk yang mereka tawarkan dan melakukan penjualan produk atau jasa

kepada konsumen. Sementara, “dengan saluran apa?”,yakni apa alat atau

media atau bagaimana bentuk strategi komunikasi pemasaran yang digunakan

perusahaan dalam menyampaikan produk atau jasanya, apakah melalui

sebuah iklan, penjualan langsung, promosi, penjualan, atau direct marketing

untuk membantu proses pemasaran tersebut. Kemudian, “kepada siapa?”,

maksudnya target atau sasaran pemasaran seperti apa yang dituju, yaitu calon

pembeli, konsumen, pelanggan atau pengunjung. Dan “efek yang

bagaimana?”, artinya hasil yang diharapkan atau hasil yang ingin dicapai

perusahaan dari kegiatan pemasaran yaitu peningkatan penjualan dan

pencitraan positif untuk perusahaan. Dengan mengharapkan teori ini akan

membantu perusahaan menetapkan strategi komunikasi pemasaran yang

efektif dan efesien.

IMC (Integrated Marketing Communication) adalah sebuah konsep

dari perencanaan komunikasi pemasaran yang memperkenalkan nilai tambah

dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai

disiplin komunikasi.Istilah ‘terintegrasi’ menunjukkan keselarasan, fokus,

dan arah strategik antar elemen bauran promosi (periklanan, promosi

28

penjualan, personal selling, public relations, dan direct & online marketing)

dan antar unsur bauran pemasaran (produk, distribusi, harga, dan komunikasi

pemasaran). Dimana pengkombinasian disiplin-disiplin ini dimaksud untuk

memberikan penjelasan, konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal.

Bisa dikatakan, IMC itu sendiri cukup beragam. Fitzerpatrik mengatakan

IMC adalah sebuah langkah yang melalui satu pendekatan terintegrasi untuk

mencapai efisiensi selalui sinergi dengan memadukan fungsi-fungsi

komunikasi yang berbeda sehingga organisasi dapat berbicara dengan satu

suara dan satu pandangan, (Fitzerpatrik.K.R: 2005)

Dalam Schultz (1993), Ogden 7Ogden (nd), dan Belch & Belch

(2010) (Soefijanto, 2012: 9) “IMC merupakan konsep perencanaan

komunikasi pemasaran yang menghargai pentingnya nilai tambah dari sebuah

perencanaan yang komprehensif yang digunakan untuk mengevaluasi peran-

peran strategi dari berbagai disiplin komunikasi contohnya periklanan secara

umum, tanggapan langsung, promosi penjualan, dan kehumasan, dan

menggabungkan semua disiplin tersebut untuk menyajikan kejelasan,

konsistensi, dan dampak komunikasi yang maksimal”

Dalam jurnal Binus (2001:7) ada lima ciri utama IMC menurut

Terence A.Shimp:

1. Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan. Prosesnya diawali dari

pelanggan atau calon pelanggan kemudian berbalik kepada komunikator

merek untuk menentukan metode yang paling tepat dan efektif dalam

mengembangkan program komunikasi persuasif.

29

2. Menggunakan seluruh bentuk “Kontak”. IMC menggunakan seluruh

bentuk komunikasi dan seluruh “kontak” yang menghubungkan merek

atau perusahaan dengan pelanggan mereka, sebagai jalur penyampaian

pesan yang potensial.

3. Menciptakan sinergi. Dalam definisi IMC terkandung kebutuhan akan

sinergi (kesinambungan). Semua elemen komunikasi (iklan, tempat

pembelian, promosi penjualan, event, dan lain-lain) harus menjadi satu

suara, koordinasi merupakan hal yang sangat penting untuk

menghasilkan citra merek yang kuat, serta mampu membuat konsumen

melakukan sebuah tindakan nyata.

4. Menjalin hubungan. Karakteristik ini menekankan bahwa terjalinnya

hubungan yang baik antara merek dengan pelanggannya menjadi faktor

penting keberhasilan sebuah komunikasi pemasaran. Dapat disimpulkan

bahwa kunci keberhasilan dari pemasaran modern adalah terjalinnya

hubungan tersebut.

Pemasaran atau marketing sering diartikan sebagai kegiatan menjual

suatu produk atau jasa untuk mendapatkan suatu keuntungan, namun seiring

dengan perkembangan zaman definisi tersebut telah mengalami perubahan.

Dalam buku Marketing Management Edisi 13 Kotler & Keller pemasaran telah

didefinisikan sebagai fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk

menciptakan, mengkomunikasiskan, dan memberikan nilai kepada pelanggan

dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan

organisasi dan para pemangku kepentingan. Binus (2001:9) Untuk itu

30

diperlukan strategi yang dirancang secara terintegrasi yang berorientasi khusus

pada keinginan dan tujuan pelanggan.

Brand image dapat didefinisikan sebagai memori skematis dari suatu

merek. Brand image terdiri dari interpretasi target market terhadap

karakteristik produk, dimana termasuk didalamnya keuntungan, penggunaan

produk, situasi penggunaannya, maupun karakteristik pengguna, produsen dan

pemasar produk tersebut (Mufid, 2005;34). Komponen citra merek (brand

image) terdiri atas tiga bagian, yaitu:

1. Citra pembuat (corporate image), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang

atau jasa.

2. Citra pemakai (user image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan

konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.

3. Citra produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa.

Menurut Kotler (Simamora, 2004:63) mendefinisikan brand image

sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang

terhadap suatu merek, karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu

brand sangat ditentukan oleh brand image tersebut. Kotler juga menambahkan

bahwa brand image merupakan syarat dari brand yang kuat.

Sedangkan yang dikatakan Rangkuti (2002:244) brand image adalah

sekumpulan assosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen.

Kekuatan asosiasi merek ditentukan dari pengalaman langsung konsumen

31

dengan merek, pesan-pesan yang sifatnya non komersial maupun yang sifatnya

komersial. (Ferinadewi, 2008:166). Brand image yang efektif akan

mencerminkan tiga hal (Rangkuti,2002:312) yaitu: Membangun karakter

produk dan memberikan value proposition, menyampaikan karakter produk

secara unik sehingga berbeda dengan pesaing, memberikan kekuatan

emosional lebih dari kekuatan rasional

Menurut Timmerman (dalam Lutiary Eka Ratri, 2007:50), citra merek

sering terkonseptualisasi sebagai sebuah koleksi dari semua asosiasi yang

berhubungan dengan sebuah merek yang terdiri dari:

1. Faktor fisik, karakteristik fisik dari merek tersebut, seperti desain

kemasan, logo, nama merek, fungsi, dan kegunaan produk dari merek itu,

2. Faktor psikologis, dibentuk oleh emosi, kepercayaan, nilai, kepribadian

yang dianggap oleh konsumen menggambarkan produk dari merek

tersebut.

Citra merek sangat erat kaitannya dengan apa yang orang pikirkan,

rasakan terhadap suatu merek tertentu, sehingga dalam citra merek faktor

psikologis lebih banyak berperan dibandingkan faktor fisik dari merek

tersebut. Image yang kuat dan positif menjadi salah satu hal yang penting.

Dengan menciptakan brand image yang tepat dari suatu produk tentu akan

sangat berguna bagi para konsumen, karena brand image akan mempengaruhi

penilaian konsumen. Dalam jurnal Syahreza (2015:35) menurut Rangkuty,

brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak

32

konsumen. Sedangkan menurut Kotler, brand image adalah sejumlah

keyakinan tentang merek.

Untuk memperjelas fokus dan arah penelitian ini, berikut gambaran

kerangka penelitian yang digunakan sebagai landasan penelitian:

1.5. Definisi Konseptual

Agar tidak terjadi kesalahpahaman atau kekeliruan penafsiran terhadap

konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya

memberikan batasan-batasan pengertian sebagai berikut:

Strategi komunikasi pemasaran dalam

meningkatkan brand image

Brand image

Faktor-faktor pendukung dan penghambat saat melakukan

komunikasi pemasaran

TX Travel cabang Makassar

Komunikasi Pemasaran

Terintegrasi

Program komunikasi pemasaran:

1. Periklanan

2. Promosi Penjualan

3. Acara & Pengalam

4. Humass & Publisitas

5. Penjualan Personal

6. Penjualan langsung

dan online

33

1. TX Travel (Cabang Makassar) adalah objek yang diteliti dalam penelitian

ini, sebagai travel service terbesar di Indonesia.

2. Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan

bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.

3. Komunikasi Pemasaran adalah sarana di mana perusahaan berusaha

menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara

langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka

tawarkan.

4. Komunikasi pemasaran terintegrasi adalah menyatukan perencanaan,

tindakan dan koordinasi pada semua wilayah komunikasi pemasaran dan

juga memahami konsumen menyangkut apa sesungguhnya tanggapan

konsumen.

5. Brand image diproyeksikan pada suatu citra (image) tertentu (melalui

pelayanannya).

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yakni dari bulan

Maret sampai dengan bulan Juni, sedang lokasi atau tempat penelitian

adalah di kantor TX Tour and Travel cabang Makassar yang

berlokasi di Jalan Tun Abdul Razak No. 62, Romang Polong,

Kercamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Silawesi Selatan.

1.6.2. Tipe Penelitian

34

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sesuai

dengan masalah dan tujuan penelitian adalah deskriptif kualitatif yang

berusaha menggambarkan dan melukiskan secara jelas tentang strategi

komunikasi pemasaran TX Tour and Travel Cabang Makassar untuk

meningkatkan brand image.

Dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai pengamat dan

mencatat secara sistematis terhadap gejala/ fenomena/ objek yang

akan diteliti. Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif adalah

mengungkapkan fakta, keadaan, fenomena, variable dan keadaan yang

terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya.

Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang

bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta

pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan dua

keadaan atau lebih, hubungan antar variable, perbedaan antara fakta,

pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain-lain.

1.6.3. Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan

melakukan wawancara mendalam dengan narasumber yang dianggap

berpotensi dalam memberikan informasi. Penulis menitikberatkan

strategi pemasaran dalam meningkatkan brand image untuk

memperoleh data-data tersebut.

35

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data yang digunakan sebagai

pendukung dalam penelitian. Data ini diperoleh melalui literatur

tertulis, baik dari buku-buku, jurnal, internet, artikel dan semua

literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu, beberapa data

yang diperoleh dari TX Travel (cabang Makassar).

1.6.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu langkah dalam metode

ilmiah melalui prosedur sistematik, logis, dan proses pencarian data

yang valid, baik diperoleh secara langsung atau tidak langsung untuk

keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan suatu riset secara

benar untuk menemukan kesimpulan, memperoleh jawaban (output)

dan sebagai upaya untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi

oleh peneliti.

Adapun dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dua

teknik pengumpulan data, yaitu :

a. Library research (riset kepustakaan), yaitu dengan

mengumpulkan data melalui kepustakaan dan data dokumen

perusahaan terkait dengan penelitian.

b. Field research, yaitu mengumpulkan data melalui penelitian

lapangan, dengan menggunakan metode wawancara. Wawancara

merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam metode

survey melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan

36

terhadap beberapa informan. Wawancara atau interview

merupakan metode pengumpulan data untuk mendapatkan

keterangan lisan melalui tanya jawab dan berhadapan langsung

kepada orang yang dapat memberikan keterangan.

1.6.5. Teknik Penentuan Informan

Dalam menentukan informan yang akan di wawancarai,

peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling. Sesuai dengan

istilahnya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan tertentu,

seseorang ditentukan sebagai sampel karena peneliti menganggap

bahwa seseorang tersebut memiliki dan dapat memberi informasi yang

diperlukan untuk kepentingan penelitian (Sugeng, 2015). Peneliti

memilih informan yang merupakan orang-orang yang berpengaruh

dalam kegiatan pemasaran dan orang-orang yang paham serta

memberikan sumber informasi yang relevan dengan obyek yang

diteliti. Adapun informan dalam penelitian ini terdiri dari 5 (lima)

orang, diantaranya 2 dari pihak travel dan 3 dari stackholder

/pelanggan (masyarakat yang pernah terlibat dan memakai jasa TX

Tour and Travel).

Informan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2

klasifikasi,yaitu:

1. Informan terkait strategi komunikasi pemasaran terintegrasi, yaitu

komunikator atau pelaku-pelaku yang terlibat dalam

pengimplementasian kegiatan komunikasi pemasaran terintegrasi

37

dan dianggap bisa menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan

masalah penelitian. Informan yang ditetapkan sebagai berikut:

CEO TX Travel Kantor Pusat dan Owner Operator TX Travel

cabang Makassar

2. Informan terkait pemahaman khalayak, yaitu orang yang melihat,

menilai dan merasakan proses pengimplementasian kegiatan

komunikasi pemasaran terintegrasi TX Travel (Cabang Makassar),

dimana Informan ini yakni CEO TX Travel, owner TX Travel

cabang Makassar dan para pelanggan yang telah memakai jasa

travel tersebut.

Daftar Informan

1.6.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan teori analisis

interactive model milik Miles and Huberman (1994). Teknik analisis

ini pada dasarnya memiliki tiga komponen: reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display), dan penarikan serta

38

pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusions) (Punch

dalam Pawito, 2007:104). Adapun penjelasan dari Teknik analisis data

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Reduksi data

Pada langkah reduksi data, peneliti dapat melibatkan 3 tahap,

diantaranya adalah:

1. Tahap ini peneliti dapat melibatkan beberapa langkah seperti

editing, pengelompokan dan meringkas data.

2. Pada tahap ini peneliti menyusun catatan-catatan mengenai segala

hal yang berkaitan dengan tema-tema, kelompok-kelompok,

maupun pola-pola yang diinginkan,

3. Pada tahap ini peneliti menyusun rancangan konsep-konsep serta

penjelasan yang berkenaan dengan tema, pola, maupun kelompok

yang bersangkutan.

b. Penyajian data (data display)

Komponen kedua analisis data model interaktif adalah penyajian

data. Pada komponen ini melibatkan langkah-langkah

mengorganisasikan data, yaitu mengaitkan data yang satu dengan

lainnya sehingga seluruh data dapat dianalisis dan dilibatkan dalam

satu kesatuan.

c. Penarikan dan Pengujian Kesimpulan (drawing and verifying

conclusion)

39

Komponen terakhir ini, peneliti pada dasarnya

mengimplementasikan prinsip induktif dengan

mempertimbangkan data-data yang diperoleh atau kecenderungan

terhadap penyajian data yang telah dibuat.

40

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua

unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah

proses pemikiran dan pemahaman yang disampaikan antar individu atau

antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan

perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai pertukaran antara

mereka dengan pelanggannya. Jika digabung, komunikasi pemasaran

mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek,

yang menfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti

yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya (Shimp, 2003:4).

Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan

pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan

produk di pasar. Tanpa komunikasi konsumen tidak akan mengetahui

keberadaan suatu produk sehingga perusahaan tidak mampu mencapai

tujuan perusahaannya (Sutisna, 2001:267). Hubungan antara pemasaran

dengan komunikasi merupakan hubungan yang sangat erat. Komunikasi

merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang diartikan sama

antara individu atau antara kelompok dan massa. Komunikasi dalam

kegiatan pemasaran bersifat kompleks, maksudnya tidak sederhana.

41

Bentuk komunikasi yang rumit mendorong penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan dilakukan melalui sejumlah strategi

komunikasi yang canggih, setelah melewati perencanaan yang matang

(Soemanagara, 2008:3).

Komunikasi pemasaran merupakan multi disiplin yang

menggabungkan teori dan konsep ilmu komunikasi dengan ilmu

pemasaran. Marketing communication adalah kegiatan pemasaran dengan

menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan memberikan

informasi pada orang banyak agar tujuan perusahaan tercapai yaitu

terjadinyan peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian

produk yang ditawarkan.

Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana

dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan

mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang

produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran juga melaksanakan

banyak fungsi bagi konsumen. Komunikasi pemasaran dapat memberitahu

atau dapat memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan

mengapa produk itu digunakan, oleh orang macam apa, serta dimana dan

kapan. Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan

menghubungkan merek mereka dengan orang, tempat, acara, merek,

pengalaman, perasaan, dan hal lainnya. Mereka dapat berkontribusi pada

ekuitas merek, dengan menanamkan merek dalam ingatan dan

menciptakan citra mereka, serta mendorong penjualan, dan bahkan

42

mempengaruhi nilai saham. (Philip Kotler dan Kevin Lane Keller,

2009:172)

Lingkup komunikasi pemasaran dibagi menjadi komunikasi

pemasaran internal dan eksternal. Komunikasi pemasaran internal

dilakukan untuk membangun hubungan antar perusahaan dengan

organisasi didalamnya, termasuk pemegang saham, pegawai dan stake

holders di dalam perusahaan tersebut. Sementara komunikasi pemasaran

eksternal bertujuan untuk membangun citra perusahaan dan hubungan

yang kuat antar perusahaan dengan pihak lainnya termasuk konsumen dan

publik secara luas.

Kotler dan Keller juga menambahkan bahwa komunikasi

pemasaran membentuk banyak fungsi bagi konsumen. Konsumen dapat

diberitahu atau ditunjuk bagaimana dan mengapa sebuah produk

digunakan, oleh orang seperti apa, dan di mana serta kapan; konsumen

dapat belajar tentang siapa yang membentuk produk dan apa yang

dipertahankan perusahaan dan merek; dan konsumen dapat memberikan

satu insentif atau imbalan untuk percobaan atau penggunaan. Komunikasi

pemasaran memungkinkan perusahaan menghubungkan merek-merek

dengan orang lain, tempat, acara khusus, pengalaman merek, perasaan, dan

barang.

Seluruh usaha komunikasi pemasaran diarahkan pada pencapaian

satu atau lebih tujuan-tujuan berikut (Rossiter dan Percy, 1987).

43

a. Membangkitkan keinginan konsumen terhadap suatu kategori

produk,

b. Menciptakan kesadaran konsumen terhadap merek (brand

awareness),

c. Mendorong sikap positif konsumen terhadap produk, serta

mempengaruhi niat mereka untuk membeli,

d. Memfasilitasi pembelian

Menurut Harold Lasswell, komunikasi mempunyai 5 unsur yaitu

Who, Says What, In Which Channel, To Whom and What Effect (Effendi,

2003: 301) atau bisa disebut sebagai sumber, pesan yang disampaikan,

saluran apa yang digunakan (Media), penerima dan apa yang ditimbulkan

atau efek yang diterima oleh penerima setelah menerima pesan tersebut.

Terdapat berbagai pengertian komunikasi dari berbagai pakar dan ahli

bidang komunikasi namun pada intinya bahwa komunikasi merupakan

interaksi terhadap dua orang atau lebih yang memiliki pesan yang ingin

disampaikan dan mempunyai efek setelah pesan tersebut disampaikan.

Gambar II.1 Alur Komunikasi dan Komunikasi Pemasaran

Gambar 1.1 alur komunikasi dan komunikasi pemasaran

Source Encoding Messege Channel

Decoding Reciever

Company Encoding Marketing Media

Decoding Company’s Messenger (promotion mix)

44

Dari keterangan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa gambar

pertama merupakan unsur khusus yang selalu ada di dalam teori

komunikasi. Sedangkan gambar kedua merupakan proses komunikasi

pemasaran. Dalam teori komunikasi, source adalah sumber informasi dan

dalam proses teori komunikasi, company adalah perusahaan sebagai

sumber informasi. Lalu kedua sumber tersebut diproses agar menjadi

pesan. Pesan dari gambar diatas berbeda dalam proses komunikasi, pesan

tersebut hanya berupa informasi yang ingin disampaikan.

Sedangkan dalam komunikasi pemasaran, pesan merupakan

marketing messenger yang berarti pesan yang ingin disampaikan berupa

produk atau jasa yang ingin disampaikan. Setelah itu channel dan media

atau keduanya bisa disebut saluran dalam mengemas pesan juga berbeda.

Dalam komunikasi biasa, saluran yang digunakan dapat berupa media

elektronik atau cetak. Namun saluran media yang digunakan berupa

komponen-komponen Promotion Mix seperti Advertising, Public

Relations, Direct Marketing, Personal Selling dan Sales Promotion yang

dari 5 komponen tersebut akan di jelaskan dalam sub-bab berikutnya.

Setelah itu Receiver dan Company’s Public merupakan akhir dari

perjalanan proses komunikasi yang dapat memberikan feedback.

Company’s Public yang dimaksud bisa berupa Stakeholder dan

Shareholder perusahaan.

45

2.2. Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing

Communication)

Munculnya berbagai inovasi pada piranti komunikasi, pesan, dan khalayak

memaksa perusahaan menoleh pada komunikasi pemasaran terintegrasi

(Integrated marketing communications - IMC).

IMC adalah sebuah konsep dimana suatu perusahaan

mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai saluran komunikasi

untuk mengirim pesan yang jelas, konsisten, dan meyakinkan berkenaan

dengan perusahaan dan produknya. (Kotler dan Amstrong; 2005).

Sedangkan definisi IMC menurut American Association of

Advertising Agencies adalah sebuah konsep perencanaan komunikasi

pemasaran yang memberikan nilai tambah terhadap suatu perencanaan

yang mendalam dengan cara melakukan evaluasi terhadap peran strategis

dari berbagai macam ilmu komunikasi dan mengkombinasikannya untuk

menghasilkan keakuratan, konsistensi, dan efek komunikasi secara

maksimal melalui integrasi dari pesan – pesan yang terpisah.

Paul Smith (1996), dalam artikelnya yang berjudul Admap

menyatakan bahwa IMC adalah konsep sederhana yang menyatukan

semua bentuk dari komunikasi menjadi satu kesatuan solusi. Pada intinya

IMC mengintegrasikan semua alat-alat promosi sehingga alat-alat tersebut

dapat bekerja bersama-sama secara harmonis.

46

Dari definisi umum tersebut, kita bisa lihat sejumlah manfaat IMC

bagi organisasi atau perusahaan, di antaranya:

a. Membentuk identitas merk yang kuat di pasar dengan mengikat

bersama dan memperkuat semua citra dan pesan komunikais

perusahaan.

b. Mengkoordinasikan semua pesan, positioning dan citra, serta identitas

perusahaan melalui semua bantuk komunikasi pemasaran.

c. Adanya hubungan yang lebih erat antara perusahaan (mellaui

produk/jasanya) dengan para konsumennya.

d. IMC adalah koordinasi dan penggunaan keseluruhan perangkat,

kesempatan, fungsi dan sumber daya dari komunikasi permasaran

dalam sebuah perusahaan ke dalam satu program yang memaksimalkan

dampak pada konsumen dengan biaya minim. Pernyataan Thompson

di atas menggambarkan kerja IMC yaitu untuk memberikan hasil yang

maksimal dan terbaik dalam memasarkan suatu produk atau jasa. IMC

menjadi sebuah solusi bagi agensi periklanan dalam menjangkau

berbagai segmentasi pelanggan yang mengkonsumsi beragam media.

IMC juga merupakan pendekatan berbasis data yang fokus pada

identifikasi pandangan konsumen dan mengembangkan strategi dengan

saluran yang tepat untuk membentuk hubungan konsumen dan barang yang

kuat. Agensi periklanan dapat menggunakan hanya beberapa komponen dari

IMC. Penggunaan didasarkan pada pendekatan yang diinginkan oleh klien.

Biasanya disesuaikan dengan segmentasi pelanggan produk klien. Oleh

47

karena itu, penting bagi agensi periklanan untuk mengetahui sisi mana dari

konsumen yang harus dimasuki serta bagaimana dan dimana konsumen

menggunakan berbagai tipe media.

Menggunakan IMC berarti memberikan konsistensi pesan yang

disampaikan pada konsumen meskipun menggunakan media yang

berbeda. Konsistensi tersebut secara tidak langsung akan menjadi retensi

(pengulangan) ketika konsumen melihat iklan yang sama pada media yang

berbeda, kemudian pesan akan melekat dalam benak konsumen. Berbagai

keuntungan lain yang didapat dengan menggunakan IMC adalah:

1. Corporate cohesion. IMC dapat digunakan oleh klien sebagai alat strategis

dalam mengkomunikasikan citra dan keuntungan dari produk atau jasa.

2. Client relationship. IMC menyediakan kesempatan bagi agensi periklanan

untuk memainkan peran penting yang signifikan dalam pengembangan

proses komunikasi, dan menjadi partner yang efektif dalam hubungan

dengan klien.

3. Interaction. IMC memastikan komunikasi antara agensi dan menciptakan

ikatan yang lebih kuat antara mereka dank lien. Dengan menyediakan arus

informasi yang lebih terbuka, IMC memungkinkan partisipan komunikasi

untuk berkonsentrasi dalam kunci dari pengembangan strategis, ketimbang

mengejar tujuan individu.

4. Motivation. IMC menawarkan kesempatan untuk memotivasi agensi

periklanan. Pemikiran yang tergabung dari keseluruhan tim lebih baik dari

pemikiran yang berasal dari individu saja. Hal ini juga memotivasi setiap

48

anggota dalam tim agensi periklanan untuk menemukan potensi kreativitas

mereka.

5. Measurability. Kemungkinan keuntungan yang terpenting adalah

penyampaian kemampuan mengukur respon dan akuntabilitas proses

komunikasi.

IMC merupakan paradigma baru dalam strategi bisnis pada era

teknologi informasi yang dilandasi strategi komunikasi. Saat ini banyak

perusahaan mulai menyadari perlunya upaya mengintegrasikan berbagai

kegiatan komunikasi pemasaran yang selama ini dilakukan secara terpisah-

pisah. Kegiatan komunikasi pemasaran itu mencakup : 1) memasang iklan

(beriklan) di media massa (media advertising); 2) pemasaran langsung

(direct marketing); 3) promosi penjualan (sales promotion); 4) penjualan

personal (personal selling); 5) pemasaran interaktif; dan 6) hubungan

masyarakat (public relation) untuk mencapai komunikasi pemasaran yang

lebih efektif.

Komunikasi pemasaran terpadu adalah sebuah proses perencanaan

marketing komunikasi yang memperkenalkan konsep perencanaan

komprehensif untuk mengevaluasi peranan strategis dari berbagai elemen

komunikasi pemasaran, seperti public relation, advertising, direct selling,

sales promotion, dan interactive marketing, untuk memberikan kejelasan,

konsistensi, serta pengaruh komunikasi yang maksimum. Komunikasi

Pemasaran Terpadu sering disebut dengan IMC merupakan sebuah proses

49

strategi bisnis dalam mengelola hubungan dengan konsumen yang intinya

untuk menggerakkan brand value.

Komunikasi Pemasaran Terpadu adalah Proses pengembangan dan

implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada

pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan.

Menurut De Lozier dalam buku “Dasar-dasar Pemasaran”,

komunikasi pemasaran terpadu perlu diterapkan mulai dari tatanan bauran

pemasaran (4P) yaitu komunikasi produk, komunikasi harga, komunikasi

tempat (distribusi), dan komunikasi promosi. (Kotler & Armstrong,

2004:604).

1. Komunikasi produk. Produk merupakan simbol yang memberikan

isyarat-isyarat komunikasi yang penting kepada konsumen. Melalui

simbol-simbolnya, produk mengkomunikasikan makna-makna dan

membantu konsumen dalam mengekspresikan gaya hidupnya. Produk

yang baik adalah produk yang dapat mengkomunikasikan dirinya

sendiri, siapa pembuatnya, dan untuk siapa produk itu dibuat. Produk

yang baik adalah produk yang mampu mendeskripsikan dirinya sendiri

sebagai silence salesman. Komunikasi produk diwujudkan melalui

komponenkomponen seperti nama merek, kemasan, desain kemasan,

warna kemasan, ukuran, bentuk, merek dagang, dan berbagai aspek

fisik.

50

2. Komunikasi harga. Harga sebuah produk bukan semata-mata rasio

pertukaran yaitu sejumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli kepada

penjualan untuk sebuah produk melainkan upaya representasi produk.

3. Komunikasi tempat menjelaskan bahwa tempat (retail store) bukan

semata-mata saluran distribusi dimana sebuah produk ditempatkan

agar mudah dijangkau konsumen. Tempat penjualan merupakan

representasi dari persepsi konsumen terhadap cita rasa, image, dan

status konsumen. Strategi komunikasi pemasaran dalam

mempengaruhi persepsi konsumen terhadap tempat penjualan adalah

dengan membangun visual store merchandising yaitu perangkat toko

yang bersimbolkan khas sesuai dengan produk yang dijual.

4. Komunikasi promosi merupakan upaya terintegrasi dalam

mempengaruhi konsumen agar berpartisipasi dalam proses pertukaran

yang ditawarkan melalui alat-alat promosi.

Kotler & Armstrong, menyatakan bahwa komunikasi pemasaran

terpadu (Integrated Marketing Communications) yang biasa disebut

bauran promosi (Marketing Mix) sebuah perusahaan terdiri dari perpaduan

khusus antara pemasangan iklan, penjualan personal, promosi penjualan,

hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung yang digunakan

perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasangan iklan dan

pemasaran. Adapun definisi dari masing-masing alat bauran promosi

tersebut adalah sebagai berikut: (Ibid, 600:601).

51

a. Periklanan (Advertising): Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor

untuk melakukan presentasi dan promosi nonpersonal dalam bentuk

gagasan, barang, atau jasa. Contoh: Iklan media cetak, iklan media

elektronik, brosur, buklet, poster, leaflet, billboard, dan lain-lain.

b. Promosi penjualan (Sales Promotion): Berbagai insentif jangka pendek

untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.

Contoh: Kupon, hadiah, diskon, produk sample, pameran dagang,

games, dan lain-lain.

c. Hubungan masyarakat dan publisitas (Public Relations & Publicity):

Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh

dukungan, membangun “citra perusahaan” yang baik, dan menangani

atau mengklarifikasi isu, cerita, dan peristiwa yang dapat merugikan.

Sedangkan publisitas adalah stimulasi nonpersonal terhadap

permintaan barang, jasa, ide, dan sebagainya dengan berita komersial

yang berarti dalam media massa, dan tidak berbayar untuk

mempromosikan dan untuk melindungi citra perusahaan atau

produknya. Contoh: Seminar, press release, sponsorship, majalah

perusahaan, event, lobbying, dan lain-lain

d. Penjualan personal (Personal Selling): Interaksi langsung dengan satu

calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi dalam rangka

mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan

pelanggan. Contoh: Presentasi penjualan, pameran dagang, dan

program insentif

52

e. Pemasaran langsung (Direct Marketing): Komunikasi langsung dengan

sejumlah konsumen sasaran untuk memperoleh tanggapan langsung.

Contoh: Katalog, surat, telemarketing, fax mail, internet, dan lain-lain.

Penerapan intregated marketing communication yang tepat akan

membuat pesan yang akan disampaikan ke konsumen dapat tepat sasaran

dan diterima dengan baik, hal itu akan menyebabkan peningkatan

pembelian. Intinya IMC mengintegrasikan semua alat-alat promosi

sehingga alat-alat tersebut dapat bekerja secara harmonis.

Definisi ini menekankan proses komunikasi pemasaran terpadu yang

memanfaatkan semua bentuk promosi untuk menciptakan hasil yang

maksimum. Sementara itu, Philip Kotler mengartikan IMC sebagai konsep

di mana suatu perusahaan secara hati-hati mengintegrasikan dan

mengkoordinasikan saluran komunikasinya yang banyak untuk

menyampaikan pesan yang jelas, konsisten, dan meyakinkan mengenai

perusahaan dan produknya.

IMC merupakan upaya untuk menjadikan seluruh kegiatan

pemasaran dan promosi perusahaan dapat menghasilkan citra atau image

yang bersifat satu dan konsisten bagi pelanggan. Upaya ini menuntut agar

setiap pesan yang keluar harus berasal dari sumber yang sama sehingga

segala informasi yang diumumkan perusahaan memiliki tema serta

positioning yang sama dimata pelanggan. Mengutip tulisan Don Schultz

(2003), definisi IMC dapat diartikan sebagai berikut :

"Sebuah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang

menunjukkan nilai tambah dari suatu rencana yang komprehensif yang

53

mengevaluasi peran strategis dari berbagai macam disiplin

komunikasi, seperti general advertising, directresponse, sales

promotion serta pubic relations dan mengkombinasikan berbagai

disipin ini guna menciptakan dampak komunikasi secara jelas,

konsisten dan maksimal." (dalam Estaswara, 2008 : 49-54).

Selain itu, istiah integrated menunjukkan keselarasan atau

keterpaduan dalam hal tujuan, fokus dan arah strategik antar elemen

bauran promosi dan antar unsur bauran pemasaran. Dengan kata lain, IMC

menekankan dialog terorganisasi dengan audiens internal dan eksternal

yang bersifat lebih personalized, customer-oriented, dan teknologi driven.

Menurut Kottler (1996:243), IMC terdiri dari 4 alat utama, yaitu:

iklan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan pribadi. Saat ini bauran

komunikasi pemasaran (IMC) telah dikembangkan dan terdiri atas sarana-

sarana komunikasi seperti personal selling, periklanan, promosi penjualan,

public relations, sponsorship, eksibisi, corpoorate identity, packaging,

point of sale, merchanding, word of mouth dan internet.

(Prisgunanto,2006:27)

Bauran komunikasi pemasaran atau biasa disebut sebagai Integrated

Marketing Communications (IMC) menurut Four As (the American

Association of Advertising Agency) adalah konsep perencanaan

komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah rencana komprehensif

yang mengkaji peran strategis masing-masing bentuk komunikasi misalnya

iklan, direct marketing, promosi, dan humas dan memadukannya untuk

meraih kejelasan, konsistensi, dan dampak komunikasi maksimal melalui

pengintegrasian maksimal. (Sulaksana,2005:30)

54

Berikut ini beberapa manfaat dari penerapan IMC bagi perusahaan

menurut Yeshin (2004):

1. Konsistensi pesan yang dikirim: Melalui IMC, perusahaan dapat

memastikan kesamaan pesan yang dikirimkan kepada target audiens

untuk setiap komponen dalam program komunikasi perusahaan. Hal

tersebut sangat menguntungkan bagi perusahaan karena dapat

menghindari terjadinya kebingungan dari konsumen di dalam

menterjemahkan komunikasi pesan dari perusahaan akibat adanya

keragaman pesan yang disampaikan melalui media komunikasi yang

terpisah. Konsistensi pesan yang dikomunikasikan akan secara

otomatis mempengaruhi efektifitas komunikasi pemasaran perusahaan.

2. Kesatuan organisasi perusahaan: Penerapan IMC memberikan dampak

baik secara internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Dampak

internal yang timbul adalah adanya pengertian dari seluruh karyawan

mengenai tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan sehingga

mereka dapat bekerja secara bersama-sama di dalam mencapai tujuan-

tujuan tersebut. Dampak penerapan IMC pada internal perusahaan

akan berdampak pada eksternal perusahaan. Dimana perusahaan dapat

menampilkan citra produk ataupun citra perusahaan, yang mendukung

tercapainya tujuan-tujuan dari perusahaan.

3. Hubungan dengan mitra kerja: Penerapan IMC membuat hubungan

antara perusahaan dengan pihak agen periklanan terjalin semakin erat.

Hal tersebut terjadi karena agen periklanan tidak hanya menangani satu

55

The Promotional

Mix

atau beberapa komponen pada program-program komunikasi

pemasaran, tetapi mereka menangani program-program komunikasi

pemasaran yang telah terintegrasi satu dengan yang lainnya.

Dalam IMC, perpaduan fungsi-fungsi pemasaran diperlukan guna

menciptakan dan memelihara suatu brand relationships. Untuk mencapai

tujuan komunikasi, perusahaan dapat menggunakan sebuah alat bantu yang

disebut promotion mix (Belch:2009). Adapun beberapa elemen yang terdapat

didalam promotion mix ini adalah sebagai berikut:

1. Iklan (advertising)

2. Internet Marketing

3. Promosi Penjualan

4. Public Relation

5. Penjualan Perorangan (Personal Selling)

6. Direct Marketing

Advertising

Gambar 1. The Promotion Mix, Belch 2009

IMC adalah sebuah konsep dari perencanaan komunikasi pemasaran

yang memperkenalkan nilai tambah dari rencana komprehensif yang

Direct

Marketing

Interactive

/Internal

Marketing

Sales

Promotion

Publicity/

Public

Relations

Personal

Selling

56

mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi—misalnya

periklanan umum, respon langsung, sales promotion, dan Public Relationdan

mengombinasikan disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan,

konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal.

Secara sederhananya IMC dapat diartikan sebagai “Proses dari

pengelolaan customer relationships yang menggerakkan brand value.”

Sedangkan secara spesifik, IMC dapat diartikan sebagai “proses yang

mempunyai fungsi bersilang dalam menciptakan dan memelihara hubungan

yang menguntungkan dengan customer dan stakeholder lainnya dengan

mengontrol dan mempengaruhi secara strategis semua pesan yang terkirim

kepada kelompok ini serta menggerakkan dialog dengan maksud tertentu

kepada mereka.”

IMC adalah satu dari sekian proses yang tersedia guna membina

hubungan dengan customer. Apa yang membedakan IMC dengan proses

customer-centric lainnya adalah dasar dari proses tersebut adalah komunikasi,

yang merupakan jantung dari semua hubungan, dan juga merupakan proses

yang sirkuler.

Seperti yang sudah disebutkan diatas, konsep dasar dari IMC adalah

komunikasi. Dengan komunikasi ini, IMC berusaha untuk memaksimalkan

pesan positif dan meminimalkan pesan negatif dari suatu brand, dengan

sasaran menciptakan dan menyokong brand relationship. Untuk membangun

hubungan jangka panjang, IMC juga digunakan untuk membangun dan

memperkuat brand. Brand relationship yang positif juga akan menghasilkan

57

keuntungan dan meningkatkan nilai dari pemegang saham perusahaan

tersebut.

2.3. Strategi Komunikasi Pemasaran

Strategi komunikasi pemasaran terpadu yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah rencana dalam melakukan segala aktivitas komunikasi

pemasaran dengan menggabungkan semua elemen bauran pemasaran atau

yang biasa disebut marketing mix dan juga bauran promosi guna mencapai

suatu tujuan dalam perusahaan salah satunya untuk meningkatkann brand Tx

Tour and Travel.

Munculnya berbagai inovasi pada piranti komunikasi, pesan dan

khalayak memaksa perusahaan menoleh pada komunikasi pemasaran

terintegrasi (Integrated Marketing Communications). Komunikasi pemasaran

terintegrasi (IMC) adalah menyatukan perencanaan, tindakan sumber

transmisi Decoding tindakan pemasaran agency iklan, tenaga penjualan,

iklan, personal selling, sales promotion , public relation, direct radio, TV,

Surat kabar, majalah, brosur respons dan interpretasi oleh penerima perilaku

konsumen dencoding dan koordinasi pada semua wilayah.

Komunikasi pemasaran dan juga memahami konsumen menyangkut

apa sesungguhnya tanggapan konsumen (Hermawan, 2012:52). Masih dalam

buku yang sama, model komunikasi pemasaran terintegrasi mencoba untuk

mengintegrasikan semua unsur bauran promosi yang ada dengan asumsi

bahwa tidak ada satupun unsur yang terpisah dalam tujuan pemasaran yang

efektif. (Swasta dan Irawan, 2012:56)

58

Munculnya berbagai inovasi pada piranti komunikasi, pesan dan

khalayak memaksa perusahaan menoleh pada komunikasi pemasaran

terintegrasi (Integrated Marketing Communications). Komunikasi pemasaran

terintegrasi (IMC) adalah menyatukan perencanaan, tindakan sumber

transmisi Decoding tindakan pemasaran agency iklan, tenaga penjualan,

iklan, personal selling, sales promotion , public relation, direct radio, TV,

Surat kabar, majalah, brosur respons dan interpretasi oleh penerima perilaku

konsumen dencoding dan koordinasi pada semua wilayah.

Komunikasi pemasaran dan juga memahami konsumen menyangkut

apa sesungguhnya tanggapan konsumen (Hermawan, 2012:52). Masih dalam

buku yang sama, model komunikasi pemasaran terintegrasi mencoba untuk

mengintegrasikan semua unsur bauran promosi yang ada dengan asumsi

bahwa tidak ada satupun unsur yang terpisah dalam tujuan pemasaran yang

efektif. (Swasta dan Irawan, 2012:56)

Menurut Kotler dan Keller (2008:174) menyatakan bahwa bauran

komunikasi pemasaran (Marketing Mix) terdiri dari 8 (delapan) model

komunikasi utama”, yaitu: Periklanan (adversiting), promosi penjualan (sales

promotion), acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas,

pemasaran langsung (direct marketing), pemasaran interaktif, pemasaran dari

mulut ke mulut, penjualan personal (personal selling).

1. Periklanan (Adversiting)

Iklan adalah suatu bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide,

barang, dan jasa dalam media masa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.

59

Advertising (periklanan) adalah semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi

dan promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu (Kotler dan

Armstrong, 2008:117). Seperti yang diungkapkan Sedaghat (2012:8),

”Advertising is a 'paid for' communication. It is used to develop attitudes,

create awareness, and transmit information in order to gain a response from

the target market”. Periklanan adalah komunikasi yang dibayar, yang

digunakan untuk mengembangkan sikap, menciptakan kesadaran dan

mengirimkan informasi untuk mendapatkan respons dari target pasar.

Menurut Suyanto (2007:143) “Periklanan adalah penggunaan media

bauran oleh penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasif tentang

produk, jasa, atau pun organisasi dan merupakan alat promosi yang kuat”

Iklan dapat didefinisikan sebagai sebuah pengiriman pesan melalui

suatu media yang dibayar sendiri oleh pemasang iklan. Iklan bisa membantu

mencapai hampir semua sasaran komunikasi. Iklan merupakan sarana ampuh

untuk membangun kesadaran konsumen. Iklan tentunya harus dapat

membujuk, membangun reputasi, dan preferensi kondisi serta meyakinkan

kepada siapapun yang telah membeli produk tersebut. (Brannan, 2005:51).

Selain Adversiting dapat memberikan keuntungan-keuntungan,

adversiting juga mempunyai kelemahan, antara lain:

1. Adversiting tidak fleksibel, hal ini disebabkan karena pesan-pesan

yang disampaikan adalah bersifat standar, sehingga sulit

menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan serta perbedaan yang terdapat

pada tiap konsumen.

60

2. Informasi yang diberikan dari adversiting sifatnya terbatas,

mengingat adanya biaya yang tinggi, sehingga pesan yang

disampaikan hanya singkat,

3. Informasi mempengaruhi konsumen pada adversiting dilakukan

secara tidak langsung, sehingga feedback biasanya membutuhkan

waktu yang cukup lama.

Periklanan adalah satu dari empat barang penting yang digunakan oleh

perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan

masyarakat yang ditargetkan. Pada dasarnya periklanan merupakan salah satu

bentuk komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Periklanan harus

mampu membujuk konsumen supaya berperilaku sedemikian rupa sesuai

dengan strategi pemasaran pada perusahaan untuk mendapatkan penjualan

dan laba.

Periklanan juga dipandang sebagai salah satu media yang paling

efektif dalam mengkomunikasikan suatu produk dan jasa. Selain itu juga

periklanan dibuat oleh setiap perusahaan tidak lain agar konsumen tertarik

dan berharap tidak akan berpaling dari perusahaan yang sejenis lainnya,

karena itu perusahanan harus menciptakan iklan yang semenarik mungkin.

Adapun menurut Tjiptono dalam Rahman, (2012:20) menyatakan

bahwa, Periklanan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari

pada informasi tentang keungulan, atau keunggulan suatu produk, yang

disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang

akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.

61

Menurut Keegan dan Green dalam Rahman, (2012:21) iklan adalah

sebagai pesan-pesan yang unsur seni, teks/tulisan, judul, foto-foto, tageline,

unsur-unsur lainnya yang telah dikembangkan untuk kesesuaian mereka.

Sedangkan menurut Richards dkk (2009), periklanan adalah bentuk

komunikasi berbayar dan bermedia yang berasal dari sumber-sumber yang

dapat diidentifikasi dan dirancang untuk mempersuasi orang-orang agar

melakukan beberapa tindakan di masa sekarang maupun untuk masa yang

akan datang. Dari pengertian tersebut terdapat istilah “bermedia” yang

mengandung makna bahwa periklanan menggunakan macam-macam media

komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan komersial kepada khalayak

sasaran. Media yang digunakan dalam periklanan pada umumnya adalah

media massa seperti surat kabar, televisi, radio, majalah, dan internet. Media

berperan sangat penting dalam periklanan.

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Menurut Lupiyoadi (2013:180) “Promosi Penjualan adalah semua

kegiatan yang dimaksudkan unuk meningkatkan arus barang atau jasa dari

produsen sampai pada penjualan akhirnya. Titik promosi pernjualan terdiri

atas brosur, lembar informasi dan lain-lain”.

Sales promotion (promosi penjualan) adalah insentif jangka pendek

untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa. (Kotler dan

Armstrong, 2008:117)

Sales promotion menurut Kennedy dan Soemanagara (2006:31)

didefinisikan sebagi arahan langsung dimana terjadinya peralihan nilai

terhadap produk pada kekuatan penjualan, disitribusikan dengan tujuan utama

terjadinya penjualan secara langsung. Sales promotion menurut Brannan

62

(2005:103) adalah sebuah teknik yang memiliki potensi sangat signifikan

untuk memperbaiki penjualan jangka pendek dan efektivitasnya pun dapat

diukur. Penggunaan promosi penjualan bisa menimbulkan efek besar pada

persepsi tentang merek.

Untuk melakukan promosi penjualan pasti memerlukan sebuah alat,

antara lain: Pemberian hadiah, undian berhadiah, pemberian potongan harga

atau diskon terhadap pembelian barang atau jasa, khususnya pembelian dalam

jumlah yang banyak.

3. Acara dan pengalaman

Menurut Kotler dan Keller (2008:174) mendefinisikan acara dan

pengalaman adalah kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang

dirancang untuk menciptakan interaksi atau interaksi yang berhubungan

dengan merek tertentu.

4. Hubungan masyarakat dan publisitas

Menurut Swastha (2007:269) hubungan masyarakat (public relation)

adalah sebagai fungsi manejemen yang memberikan penilaian tentang sikap

masyarakat, identitas kebijakan dan prodesur dari individu atau organisasi

dengan keinginan masyarakat, dan melakukan program tindakan untuk

mendapatkan pengertian serta pengakuan masyarakat.

Menurut Lupiyoadi (2013;180) hubungan masyarakat merupakan kiat

pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak hanya harus

berhubungan dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur, tetapi juga harus

berhubungan dengan kumpulan kepentingan public yang lebih besar.

63

5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran langsung dapat dikatakan hampir sama dengan personal

selling, hanya saja pada pemasaran langsung, tidak menggunakan tenaga

tenaga marketing, melainkan menggunakan alat-alat nonpersonal, seperti

surat, email, katalog, dan lain-lain. Sedangkan personal selling, menggunakan

tenaga marketing.

Direct marketing (pemasaran langsung) adalah hubungan langsung

dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk

memperoleh respons langsung dan membangun hubungan pelanggan yang

langgeng - penggunaan surat langsung, telepon, televisi respons langsung, e-

mail, Internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan

konsumen tertentu. (Kotler dan Armstrong, 2008:117)

6. Pemasaran Interaktif

Menurut Kotler dan Keller (2008:247) “menyatakan bahwa web

menawarkan keunggulan penempatan konteksual dan membeli iklan di situs

yang berhubungan dengan penawaran pemasaran”.

Pemasaran interaktif yang dapat dilakukan perusahaan yaitu, dengan

membuat web untuk produknya, masyarakat dapat melihat produk yang

dibuat yang dibuat oleh suatu perusahaan.

7. Pemasaran dari mulut ke mulut (Word-of-mouth Marketing)

Menurut Kotler dan Keller (2008:174) “mendefinisikan pemasaran

dari mulut ke mulut “komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar

64

masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli

atau menggunakan produk atau jasa”.

Pemasaran dari mulut ke mulut tidak hanya dapat dilakukan secara

lisan saja, tetapi dapat dilakukan juga dengan online. Secara lisan, pemasaran

dapat dilakukan dengan menceritakan keunggulan dan kelemahan dari sebuah

produk atau jasa dari orang ke orang lain.

8. Penjualan Personal (Personal Selling)

Menurut Lupiyoadi (2013;180) penjualan perseorangan dapat

dikatakan lebih luwes karena tenaga penjualan dapat secara langsung

menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-

masing calon pembeli.

Kotler dan Amstrong (2001:112) Menurut Kotler dan Amstrong,

Personal Selling adalah presentasi pribadi oleh para wiraniaga (tenaga

penjual) perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun

hubungan dengan pelanggan.

Personal selling adalah suatu bentuk penyajian secara lisan dalam

suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan

meningkatkan terwujudnya penjualan produk. Menurut Swastha (2002:260),

Personal Selling adalah interaksi antar individu,saling bertemu muka yang

65

ditujukan untuk menciptakan,memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan

hubungan pertukaran yang saling mentungkan dengan pihak lain.

Penjualan personal adalah improvisasi dari penjualan dengan

menggunakan komunikasi person to person, biasanya dilaksanakan oleh sales

di bawah naungan manajer penjualan yang mempromosikan produk secara

langsung pada pasar sasaran (Kennedy dan Soemanagara, 2006:33).

Penjualan personal meliputi komunikasi dua arah dan pribadi antara

sales dan pelanggan invidivu - tatap muka, melalui telepon, melalui

konferensi video atau Web, atau dengan cara lainnya. Penjualan personal

dapat berfungsi sebagai jembatan anatar perusahaan dan pelanggannya.

Penjualan personal mempelajari kebutuhan pelanggan dan bekerja dengan

orang-orang pemasaran dan non pemasaran lainnya di dalam perusahaan

untuk mencipatakan nilai pelanggan yang lebih besar lagi. (Kotler dan

Armstrong, 2008:183)

Menurut Tjiptono (2000:224), Personal Selling adalah komunikasi

langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk

memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membetnuk

pemahaman terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba

membelinya.

Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

personal selling adalah komunikasi antara penjual dan calon pelanggan secara

tatap muka langsung yang bertujuan untuk memperkenalkan produk kepada

pelanggan, yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

66

Strategi komunikasi pemasaran akan berdampak pada aspek kognitif,

perilaku dan sikap konsumen. Sikap dan kepuasan merupakan sasaran efektif.

Perilaku jelas merupakan sasaran perilaku atau konotatif. Maka, komunikasi

pemasaran didesain guna meningkatkan 8 aspek yang merupakan sasaran-

sasaran kognitif berikut ini:

1. Kebutuhan Kategori (Categori Needs)

Kategori kebutuhan mengacu pada persepsi konsumen tentang

kebutuhan yang bisa di penuhi produk tertentu. Pada tahap awal

daur hidup produk, kategori kebutuhan kerap menjadi tujuan. Pada

tahap ini, konsumen lebih di edukasi tentang manfaat produk.

2. Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Kesadaran merek adalah upaya konsumen mengasosiasikan merek

dengan kategori produk.

3. Pengetahuan Merek (Brand Knowledge)

Pengetahuan dan keyakinan merek lebih bersifat ekstensif ketimbang

kesadaran merek karena sudah lebih lanjut dan merupakan

pengetahuan tentang ciri khas, benefit, dan makna merek tertentu.

4. Sikap Merek (Brand Atitude)

Merupakan evaluasi merek dalam kaitannya dengan preferensi. Sikap

merek bisa menjadi suatu efek global (“saya suka merek ini”) atau

suatu evaluasi keyakinan konsumen yang di artikulasikan.

5. Fasilitasi Perilaku/pembelian

67

Fasilitasi pembelian berupa informasi tentang bagaimana dan dimana

konsumen bisa membeli, termasuk lokasi toko dan metode

pembayarannya.

6. Niatan perilaku/pembelian

Niatan/intense yaitu rencana konsumen untuk mengunjingi toko

tertentu atau membeli produk atau merek tertentu dimasa datang atau

rencana melakukan perilaku tertentu.

7. Perilaku, Pembelian

Store traffic, patronase toko, pembelian merek tertentu atau perilaku

spesifik lainnya, seperti mengembalikan kartu respon atau panggilan

telepon ke nomor bebas pulsa meminta informasi lebih lanjut. Sasaran

komunikasi bisa diarahkan untuk mengubah atau menguatkan perilaku

ini.

8. Kepuasan Pasca Beli

Meningkatkan kepuasan pemakai produk pada merek kerap menjadi

tujuan. Khususnya barang consumer (Fast Moving Consumer Goods-

FCMG), hal ini bisa ditetapkan sebagai sasaran komunikasi terpenting

dalam merawat konsumen. (Sulaksana, 2003:45)

Tujuan utama dalam komunikasi pemasaran adalah penyaluran pesan

dan informasi. Namun dalam hal ini terdapat permasalahan yakni perbedaan

interpretasi bagi komunikator (perusahaan) dengan komunikan (pelanggan,

68

khalayak, stakeholders). Oleh sebab itu, strategi dan taktik komunikasi

pemasaran harus dirancang sedemikian rupa agar penyaluran pesan dapat

terlaksana dengan mudah, efektif dan efisien serta sedikit usaha yang harus

dikeluarkan untuk kegiatan tersebut. Bagi komunikator hal ini dapat

menghemat energi dan dapatmembatasi pengeluaran dan penghematan biaya.

(Stanton,2005:67).

Ada dua strategi dalam mencapai tujuan komunikasi yang digunakan

pemasaran dalam memasarkan produknya, yaitu strategi pesan dan strategi

media. Strategi pesan menjelaskan mengenai isi komunikasi dan strategi

kreatif. Isi komunikasi yang dimaksud ialah bagaimana informasi yang

disampaikan mendapat respon dari konsumen. Strategi pesan ialah berupa

pesan yang diperlukan. Pada strategi media menerangkan dua subjek media

yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen. Pertama,

pemilihan media merupakan saluran yang digunakan untuk menyampaikan

pesan. Kedua, celah konsumen yang berupa waktu dan tempat untuk

menyampaikan pesan agar mencapai jangkauan maksimum. Strategi

Komunikasi Pemasaran tersebut dapat dilihat pada gambar 1.

Berdasarkan gambar di bawah ini, komponen strategi komunikasi

ada dua yaitu strategi pesan dan strategi media, berikut:

Gambar 2. Komponen Strategi Komunikasi

Strategi pesan Strategi media

Isi informasi

komunikasi

Bentuk

kreatif pesan

Pemilihan

media

Celah

konsumen

69

1. Strategi Pesan

Dalam sebuah pesan terdapat isi dan bentuk pesan. Sebelum merancang isi

dan bentuk pesan, segmen pasar sasaran harus diseleksi terlebih dahulu.

Pasar sasaran dipilih karena memiliki karakteristik latar belakang yang

menyebabkan kesamaan dalam perilaku proses dan konsumsi. Pemasar

harus bijak dalam merancang strategi pesan sesuai pasar sasarannya.

Marketer menyampaikan informasi tentang produk bertujuan untuk

membangkitkan selera konsumen agar melakukan pembelian.

a. Isi komunikasi Dalam menyampaikan pesan, pe-masar memiliki beberapa tujuan dan

objek komunikasi. Media yang digunakan juga harus sesuai. Setiap

objek menunjukkan kebutuhan konsumen tertentu pada tahap proses

pembelian yang sama dan karena alasan tersebut memungkinkan

untuk mengunakan informasi dengan cara yang sama.

b. Strategi kreatif

Setelah mengidentifikasi pasar sasaran dan mengembangkan

tujuan komunikasi, pemasar harus menciptakan elemen pasar sasaran

untuk mengetahui permintaan agar perusahaan dapat memberikan

motivasi supaya pasar sasaran dapat menguraikan dan memadukan

pesan pemasaran. Ada dua jenis pesan untuk menarik konsumen, yaitu

70

pertama informasional atau rasional, kedua emosional atau

transformasional.

Daya tarik informasional merupakan upaya pemasaran untuk

meyampaikan informasi tentang produk kepada konsumen yang

diterapkan untuk proses pembelian rasional. Melalui iklan pada media

cetak yang menyampaikan informasi mengenai produk, upaya

publisitas berupa artikel yang dimuat di media cetak berisi fakta dan

angka, presentasi penjelasan tentang produk oleh wiraniaga, semuanya

dipaparkan untuk menarik daya tarik rasional.

Daya tarik emosional atau trans-formasional merupakan upaya

untuk me-mengaruhi sugesti konsumen yang akan menggunakan

produk yang ditawarkan. Iklan di televisi lebih sugestif dan pengaruh

keterangan wiraniaga sangat efektif untuk menciptakan daya tarik

emosional pada produk yang ditawarkan (Machfoedz, 2010:28).

2. Strategi Media

Ada dua jenis strategi media yaitu pemilihan media dan celah konsumen.

▪ Pemilihan media merupakan saluran yang digunakan untuk

menyampaikan pesan. Apakah media yang dipilih sudah sesuai dengan

target pasar.

▪ Celah konsumen berupa waktu dan tempat untuk menyampaikan pesan

agar mencapai jangkauan maksimum (Machfoedz, 2010:28-29).

71

Media sosial adalah sebuah media komunikasi yang memberikan cara

baru dalam menyampaikan dan mempublikasikan pesan, relatif lebih cepat,

murah, dan efektif dibandingkan media konvensional. Istilah media sosial

lebih mengacu kepada new media yaitu internet, khususnya situs-situs

jejaring sosial sejenis facebook, twitter, Myspace, Youtube, blogspot, dan

sebagainya. Media sosial lebih bersifat dinamis, dua arah, dan non-linier.

Bersifat dinamis, karena setiap informasi dapat di update dengan cepat. Dua

arah, karena mekanisme komunikasinya memungkinkan adanya dialog antara

komunikator dan komunikan. Non-linear, karena secara relatif informasi yang

disampaikan melalui media sosial memungkinkan untuk diakses berkali-kali.

Perkembangan teknologi internet dan berbagai kemajuan teknologi

gadget yang telah mengubah praktik pemasaran dari yang serba top-down dan

vertikal menjadi serba sejajar dan horizontal. Keberadaan internet sebagai

bentuk dari media massa, memungkinkan siapa pun untuk mempublikasikan

dan mengomunikasikan apapun, kepada siapa pun, dari mana pun dan kapan

pun sepanjang koneksi internet tersedia (Pamungkas, 2011:94-99).

Penggunaan media sosial sebagai media komunikasi pemasaran

disebabkan oleh penggunaan mobile marketing yang perkembangannya luas

dan sangat cepat. Mobile marketing dianggap memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan dengan media lain. Kelebihan tersebut seperti kemampuan

perusahaan untuk menjangkau konsumen di mana pun mereka berada.

Konsumen juga dapat merespon langsung komunikasi dari perusahaan dan

72

konsumen. Oleh karena sifat personal tersebut, konsumen juga aktif

menghubungi perusahaan di mana pun dan kapan pun mereka berada.

Ciri-ciri media sosial adalah.

a. Dapat berbagi pesan, artinya pesan yang disampaikan tidak hanya untuk

satu orang saja namun pengguna dapat berbagi pesan kepada orang

banyak.

b. Pesan yang disampaikan bersifat bebas tanpa adanya gatekeeper.

c. Penyampaian pesan jauh lebih cepat dari media lainnya.

2.4. Jasa Travel

Jasa Tour and travel adalah bisnis ritel yang menjual produk

perjalanan dan jasa terkait kepada pelanggan atas nama pemasok

seperti maskapai penerbangan, penyewaan mobil, jalur pelayaran, hotel,

kereta api, tour dan paket liburan yang menggabungkan beberapa produk.

Menurut Kotler (2000:428) jasa adalah setiap tindakan atau

unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang

secara prinsip tidak berwujud dan menyebabkan perpindahan kepemilikan

apapun. Produksinya bisa dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk.

Sedangkan jasa menurut Valarie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner dalam

Alma (2004:243) adalah suatu kegiatan ekonomi outputnya bukan

produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan

73

nilai tambah (seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat, dan lain-lain)

yang bersifat tidak berwujud.

Menurut Lovelock dalam Tjiptono (2005:23), jasa bisa

diklasifikasikan berdasarkan lima kriteria, yaitu :

1. Berdasarkan tindakan jasa

2. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan

3. Berdasarkan tingkat customization dan kemampuan

mempertahankan standar

4. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa

5. Berdasarkan metode penyampaian jasa

Jasa Biro perjalanan (travel) adalah kegiatan usaha yang bersifat

komersial yang mengatur dan menyediakan pelayanan bagi seseorang,

sekelompok orang, untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama

berwisata dimana badan usaha ini menyelenggarakan kegiatan perjalanan

yang bertindak sebagai perantara dalam menjual atau mengurus jasa untuk

melakukan perjalanan baik di dalam dan luar negeri. Perwakilan adalah biro

perjalanan umum, agen perjalanan, badan usaha lainnya atau perorangan yang

ditunjuk oleh suatu biro perjalanan umum yang berkedudukan di wilayah lain

untuk melakukan kegiatan yang diwakilkan, baik secara tetap maupun

sementara. Biro Perjalanan Wisata (BPW) dan Asosiasi Perjalanan Wisata

(APW), berada di bawah naungan ASITA (Association of the Indonesian

Tours dan Travel Agencies).

74

Pengertian travel (biro perjalanan) menurut beberapa ahli adalah

sebagai berikut:

a) Menurut Yoeti (2003:58)

Biro perjalanan (Travel) adalah suatu perusahaan yang memperoleh

pendapatan dan keuntungan dengan menawarkan dan menjual

produk serta jasa-jasa pelayanan yang diberikannya kepada

pelanggannya.

b) Menurut Foster (2000:77)

Biro perjalanan (Travel) adalah sebuah perusahaan yang menjual

rancangan perjalanan secara langsung pada masyarakat dan lebih

khusus lagi menjual transportasi udara, darat, laut; akomodasi

penginapan; pelayaran wisata; wisata paket; asuransi perjalanan;

dan produk lainnya yang berhubungan.

Selain itu, menurut Yoeti (2003:59) munculnya biro perjalanan

memiliki beberapa peran, yaitu:

a. Pengurusan dokumen perjalanan,

b. Ticketing (penjualan tiket pesawat domestik dan internasional),

c. Hotel Reservation (dalam dan luar negeri),

d. Agen perjalanan kapal pesiar, charter flight, kapal laut dan kereta api,

e. Paket wisata untuk dalam dan luar negeri,

f. Escort services (jasa mengiringi),

g. Jemput dan antar tamu dari dan ke bandara,

75

h. Pelayanan Umroh, Ibadah Haji dan perjalanan rohani lainnya.

Usaha perjalanan wisata merupakan bentuk usaha yang

menyelenggarakan jasa perjalanan wisata baik di dalam negeri maupun ke

luar negeri. Usaha perjalanan wisata ini menyediakan sarana pariwisata dan

segala hal yang terkait di bidang wisata. Usaha perjalanan wisata ini bisa

berbentuk badan usaha, baik berupa Perseroan Terbatas (PT), Perseroan

Komanditer (CV), Firma (Fa), koperasi, yayasan, atau bentuk usaha

perorangan.

Biro Perjalanan Wisata mempunyai dua fungsi yaitu:

a) Fungsi Umum

Dalam hal ini biro perjalanan wisata merupakan suatu badan usaha

yang dapat memberikan penerangan atau informasi tentang segala

sesuatu yang berhubungan dengan dunia perjalanan pada umunya dan

perjalanan wisata pada khususnya.

b) Fungsi Khusus

- Biro Perjalanan Wisata sebagai perantara. Dalam kegiatannya ia

bertindak atas nama perusahaan lain dan menjual jasa-jasa

perusahaan yang diwakilinya. Karena itu ia bertindak di antara

wisatawan dan industri wisata.

76

- Biro Perjalanan Wisata sebagai badan usaha yang merencanakan

dan menyelenggarakan tour dengan tanggung jawab dan resikonya

sendiri.

- Biro Perjalanan Wisata sebagai pengorganisasi yaitu dalam

menggiatkan usaha, BPW aktif menjalin kerjasama dengan

perusahaan lain baik dalam dan luar negeri. Fasilitas yang dimiliki

dimanfaatkan sebagai dagangannya.

2.5. Brand Image

Citra merek (brand image) dapat didefinisikan sebagai memori

skematis dari suatu merek. Brand image terdiri dari interpretasi target

market terhadap karakteristik-karakteristik produk, dimana termasuk

didalamnya keuntungan, penggunaan produk, situasi penggunaannya,

maupun karakteristik pengguna, produsen dan pemasar produk tersebut

(Mufid, 2005;34).

Citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan

persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa

lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap

yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang

memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan

untuk melakukan pembelian.

77

Menurut Kotler dan Keller (2009) citra merek adalah sejumlah

keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah

objek. Sedangkan citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang

oleh konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam

ingatan konsumen.

Menurut Tjiptono (2011) bahwa citra merek (brand image) adalah

merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu sepanjang

waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas

sebuah merek. Sedangkan menurut Ferrinadewei (2008) dapat juga dikatakan

bahwa citra merek atau brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh

konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya.

Di mata masyarakat proses pembentukan brand image merupakan

suatu hal yang penting, karena brand image memiliki kekuatan yang besar

untuk menimbulkan reaksi yang positif dalam mempengaruhi keputusan

seseorang untuk menggunakan atau memilih suatu jasa travel.

Menurut (Keller, 1993), Brand image yang kuat di benak pelanggan

dibentuk dari 3 unsur, yaitu: keungulan asosiasi merek (Favorability of brand

association), kekuatan asosiasi merek (strength of brand association) dan

keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association). Ketiga unsur

brand image tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association)

Keunggulan asosiasi merek dapat membuat konsumen percaya

bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh suatu merek dapat

78

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga menciptakan

sikap yang positif terhadap merek tersebut. Tujuan akhir dari setiap

konsumsi yang dilakukan oleh konsumen adalah mendapatkan kepuasan

akan kebutuhan dan keinginan.

Adanya kebutuhan dan keinginan dalam diri konsumen melahirkan

harapan, dimana harapan tersebut yang diusahakan oleh konsumen untuk

dipenuhi melalui kinerja produk dan merek yang dikonsumsinya. Apabila

kinerja produk atau merek melebihi harapan, maka konsumen akan puas,

dan demikian juga sebaliknya.

Dapat disimpulkan bahwa keunggulan asosiasi merek terdapat

pada manfaat produk, tersedianya banyak pilihan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan, harga yang ditawarkan bersaing, dan

kemudahan mendapatkan produk yang dibutuhkan serta nama prusahaan

yang bonafit juga mampu menjadi pendukung merek tersebut.

2. Kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association)

Kekuatan asosiasi merek, tergantung pada bagaimana informasi

masuk dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut dikelola

oleh data sensoris di otak sebagai bagian dari brand image. Ketika

konsumen secara aktif memikirkan dan menguraikan arti informasi pada

suatu produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada

ingatan konsumen. Konsumen memandang suatu objek stimuli melalui

79

sensasisensasi yang mengalir lewat kelima indera: mata, telinga, hidung,

kulit, dan lidah.

Namun demikian, setiap konsumen mengikuti, mengatur, dan

mengiterprestasikan data sensoris ini menurut cara masing-masing.

Persepsi tidak hanya tergantung pada stimulasi fisik tetapi juga pada

stimulasi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan

individu tersebut. Perbedaan pandangan pelanggan atas sesuatu objek

(merek) akan menciptakan proses persepsi dalam prilaku pembelian yang

berbeda.

3. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association)

Sebuah merek haruslah unik dan menarik sehingga produk tersebut

memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru oleh para produsen pesaing.

Melalui keunikan suatu produk maka akan memberi kesan yang cukup

membekas terhadap ingatan pelanggan akan keunikan brand atau merek

produk tersebut yang membedakannya dengan produk sejenis lainnya.

Sebuah merek yang memiliki ciri khas haruslah dapat melahirkan

keinginan pelanggan mengetahui lebih jauh dimensi merek yang

terkandung didalamnya. Merek hendaknya mampu menciptakan motivasi

pelanggan untuk mulai mengkonsumsi produk bermerek tersebut. Merek

juga hendaknya mampu menciptakan kesan yang baik bagi pelanggan

yang mengkonsumsi produk dengan merek tersebut.

80

Sedangkan definisi citra merek menurut beberapa ahli sebagai

berikut:

1. Citra merek adalah penglihatan dan kepercayaan yang terpendam di

benak konsumen, sebagai cerminan asosiasi yang tertahan di ingatan

konsumen (Kotler, 2009),

2. Citra merek adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai

refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen (Keller,

2008),

3. Citra merek adalah asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika

mengingat sebuah merek tertentu (Shimp dalam Radji, 2009),

4. Citra merek adalah merupakan sekumpulan asosiasi merek yang

terbentuk dan melekat di benak konsumen (Aaker, 1996).

Berdasarkan beberapa pengertian menurut pendapat para ahli di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah serangkaian

kepercayaan yang konsumen pegang atas masing-masing atribut yang

istimewa dari sebuah merek dan bagaimana konsumen menafsirkan suatu

produk dipikirannya mengenai suatu merek tersebut.

Menurut (Shiffman dan kanuk, 1997) menyebutkan faktor-faktor

pembentuk brand image adalah sebagai berikut:

1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk yang ditawarkan

oleh produsen dengan merek tertentu.

81

2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat dan

kesepakatan yang di bentuk oleh masyarakat tentang suatui produk

yang dikonsumsi.

3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk

yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

4. Pelayanan, yang berkaitan dangan tugas produsen dalam melayani

konsumennya.

5. Resiko berkaitan dengan untung rugi yang dialami oleh konsumen.

6. Harga, dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak

sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk

mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka

panjang.

7. Image, yang dimiliki merek itu sendiri, yaitu berupa pelanggan,

kesempatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari

produk tertentu.

Sedangkan (Kertajaya,2007) menyebutkan bahwa brand image di

benak konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Komunikasi dari sumber lain yang belum tentu sama dengan yang

dilakukan pemasar. komunukasi bisa datang dari konsumen lain,

pengecer dan pesaing.

2. Pengalaman konsumen melalui suatu eksperimen yang dilakukan

konsumen dapat mengubah persepsi yang dimiliki sebelumnya. Oleh

82

sebab itu, junlah berbagai persepsi yang timbul itulah yang akan

membentuk total image of brand (citra keseluruhan sebuah merek).

3. Pengembangan produk: posisi brand terhadap produk memang cukup

unik. disatu sisi, merupakan payung bagi produk, artinya dengan

dibekali brand tersebut, produk dapat naik nilainya. Di sisi lain,

performa ikut membentuk brand image yang memayunginya dan

tentunya konsumen akan membangdingkan antara performa produk

yang telah dirasakan dengan janji brand dalam slogan.

Menurut Timmerman (dalam Noble, 1999) brand image sering

terkonseptualisasi sebagai sebuah koleksi dari semua asosiasi yang

berhubungan dengan sebuah merek. Citra merek terdiri dari:

1. Faktor fisik : karakteristik dari merek tersebut, seperti desain

kemasan, logo, nama merek, fungsi dan kegunaan produk dari

merek itu.

2. Faktor Psikologis : di bentuk oleh emosi, kepercayaan, nilai,

kepribadian yang dianggap oleh konsumen menggunakan produk

dari merek tersebut.

Image yang positif yang melekat pada konsumen tentu dapat

menjadi kekuatan bagi brand yang digunakan oleh produk tersebut

untuk menyesuaikan dengan lingkungannya dan bertahan dalam

situasi persaingan yang semakin tajam. Iklan-iklan pada masa

sekarang umumnya hadir dengan bentuk-bentuk pencitraan dalam

83

rangka untuk membangun sebuah citra merek yang positif di mata

konsumen. Bentuk-bentuk pencitraan tersebut merupakan sebuah

langkah dari strategi pesan, yang disebut dengan strategi citra merek

atau brand image. Dalam strategi citra merek terdapat bentuk strategi

yaitu strategi diferensiasi. Maksudnya adalah sampai dimana produk

atau brand tersebut mampu membangun image khusus, unik, atau

berbeda pada masyarakat konsumen.

Kotler (dalam Ogi Sulistian, 2011:32) mendefinisikan citra

merek sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki

oleh seseorang terhadap suatu merek, karena itu sikap dan tindakan

konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek

tersebut. Citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat.

Simamora (dalam Ogi Sulistian, 2011:33) mengatakan citra adalah

persepsi yang relatif konsisten dalam jangka waktu panjang. Sehingga

tidak

Citra yang dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan bila

dibandingkan dengan pesaingnya, saat perbedaan dan keunggulan

merek dihadapkan dengan merek lain. Komponen citra merek (brand

image) terdiri atas tiga bagian, yaitu:

1. Citra pembuat (coorporate image), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yangmembuat suatu

barang atau jasa.

84

2. Citra pemakai (user image), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan

suatu barang atau jasa.

3. Citra produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa.

Kesimpulannya, citra merek (brand image) merupakan

gambaran atau kesan yang ditimbulkan oleh suatu merek dalam benak

pelanggan. Penempatan citra merek dibenak konsumen harus

dilakukan secara terus-menerus agar citra merek yang tercipta tetap

kuat dan dapat diterima secara positif. Ketika sebuah merek memiliki

citra yang kuat dan positif di benak konsumen maka merek tersebut

akan selalu diingat dan kemungkinan konsumen untuk membeli merek

yang bersangkutan sangat besar.