Rabindranath Tagore

19
Rabindranath Tagore 1 Rabindranath Tagore Rabindranath Tagore Rabindranath Tagore di Kolkata, sekitar tahun 1915 ketika ia mendapat anugrah gelar. Pekerjaan Penyair, filsuf, dramawan, komposer Rabindranath Tagore (bahasa Bengali: Rabindranath Thakur; lahir di Jorasanko, Kolkata, India, 7 Mei 1861  meninggal 7 Agustus 1941 pada umur 80 tahun [γ] ) juga dikenal dengan nama Gurudev, [δ] adalah seorang Brahmo Samaj, penyair, dramawan, filsuf, seniman, musikus dan sastrawan Bengali. Ia terlahir dalam keluarga Brahmana Bengali, yaitu Brahmana yang tinggal di wilayah Bengali, daerah di anakbenua India antara India dan Bangladesh. Tagore merupakan orang Asia pertama yang mendapat anugerah Nobel dalam bidang sastra (1913). Tagore mulai menulis puisi sejak usia delapan tahun, ia menggunakan nama samaran Bhanushingho(Singa Matahari) untuk penerbitan karya puisinya yang pertama pada tahun 1877, dan menulis cerita pendek pertamanya pada usia enam belas tahun. Ia mengenyam pendidikan dasar di rumah (Home Schooling), dan tinggal di Shilaidaha, serta sering melakukan perjalanan panjang yang menjadikan ia seorang yang pragmatis dan tidak suka/patuh pada norma sosial dan adat. Rasa kecewa kepada British Raj membuat Tagore memberikan dukungan pada Gerakan Kemerdekaan India dan berteman dengan Mahatma Gandhi. Dan juga dikarenakan rasa kehilangan hampir segenap keluarganya, serta kurangnya penghargaan dari Benggala atas karya besarnya, Universitas Visva-Bharati. Beberapa karya besarnya antara lain Gitanjali (Song Offerings), Gora (Fair-Faced), dan Ghare-Baire (The Home and the World), serta karya puisi, cerita pendek dan novel dikenal dan dikagumi dunia luas. Ia juga seorang reformis kebudayaan dan polymath yang memodernisasikan seni budaya di Benggala. Dua buah lagu dari aliran Rabindrasangeet (sebuah aliran lagu yang ia ciptakan) kini menjadi lagu kebangsaan Bangladesh (Amar Shonar Bangla) dan India (Jana Maha Gana).

description

Tagore

Transcript of Rabindranath Tagore

  • Rabindranath Tagore 1

    Rabindranath Tagore

    Rabindranath Tagore

    Rabindranath Tagore di Kolkata, sekitar tahun 1915 ketika ia mendapatanugrah gelar.

    Pekerjaan Penyair, filsuf, dramawan, komposer

    Rabindranath Tagore (bahasa Bengali: Rabindranath Thakur; lahir di Jorasanko, Kolkata, India, 7 Mei1861meninggal 7 Agustus 1941 pada umur 80 tahun []) juga dikenal dengan nama Gurudev,[] adalah seorangBrahmo Samaj, penyair, dramawan, filsuf, seniman, musikus dan sastrawan Bengali. Ia terlahir dalam keluargaBrahmana Bengali, yaitu Brahmana yang tinggal di wilayah Bengali, daerah di anakbenua India antara India danBangladesh. Tagore merupakan orang Asia pertama yang mendapat anugerah Nobel dalam bidang sastra (1913).Tagore mulai menulis puisi sejak usia delapan tahun, ia menggunakan nama samaran Bhanushingho (SingaMatahari) untuk penerbitan karya puisinya yang pertama pada tahun 1877, dan menulis cerita pendek pertamanyapada usia enam belas tahun. Ia mengenyam pendidikan dasar di rumah (Home Schooling), dan tinggal di Shilaidaha,serta sering melakukan perjalanan panjang yang menjadikan ia seorang yang pragmatis dan tidak suka/patuh padanorma sosial dan adat. Rasa kecewa kepada British Raj membuat Tagore memberikan dukungan pada GerakanKemerdekaan India dan berteman dengan Mahatma Gandhi. Dan juga dikarenakan rasa kehilangan hampir segenapkeluarganya, serta kurangnya penghargaan dari Benggala atas karya besarnya, Universitas Visva-Bharati.Beberapa karya besarnya antara lain Gitanjali (Song Offerings), Gora (Fair-Faced), dan Ghare-Baire (The Home andthe World), serta karya puisi, cerita pendek dan novel dikenal dan dikagumi dunia luas. Ia juga seorang reformiskebudayaan dan polymath yang memodernisasikan seni budaya di Benggala. Dua buah lagu dari aliranRabindrasangeet (sebuah aliran lagu yang ia ciptakan) kini menjadi lagu kebangsaan Bangladesh (Amar ShonarBangla) dan India (Jana Maha Gana).

  • Rabindranath Tagore 2

    Masa Masa Awal (1861 - 1901)

    Tagore tahun 1879, masa menuntut ilmu diInggris.

    Tagore memiliki nama kecil "Rabi", lahir di Jasanko Mansion, adalahputra dari Debendranath Tagore dan Sarada Devi,[] anak bungsu dariempat belas bersaudara. Setelah menjalani upacara Upanayanam di usiasebelas tahun, (suatu prosesi upacara yang menandai bagi seorang anaklaki-laki untuk memasuki masa Brahmacari, masa menuntut ilmu.) Tagorebersama ayahnya meninggalkan Kolkata pada tanggal 14 Februari 1873untuk melakukan perjalanan panjang di India selama beberapa bulan,mengunjungi Shantiniketan dan Amritsar sebelum mencapai Dalhousie,sebuah bukit peristirahatan di kaki Himalaya. Di sini, Tagore belajarsejarah, ilmu perbintangan (astronomi), ilmu pengetahuan modern danBahasa Sansekerta dan mempelajari serta mendalami karya sastra klasikdari Klidsa.[1] [2] Pada 1877, ia menjadi orang terkemuka ketikamenghasilkan beberapa karya, termasuk puisi panjang dalam gayaMaithili, yang dirintis oleh Vidyapati. Sebagai sekedar lelucon, iamenyatakan bahwa ini merupakan karya yang hilang dari Bhnusiha,sebuah sastra dari aliran Vaiava.[3] Ia juga menulis "Bhikharini" (1877;"Wanita Pengemis" cerita pendek pertama dalam Bahasa Bengali)[4] [5] dan juga Sandya Sangit (1882) termasuk di dalamnya puisi yang sangat terkenal "Nirjharer Swapnabhanga" (The Rousing of the Waterfall).

    Tagore bersama istrinya, MrinaliniDevi in 1883.

    Karena ingin menjadi seorang pengacara, Tagore mendaftar di sekolah umum dikota Brighton, Inggris pada tahun 1878; kemudian melanjutkan di UniversityCollege London, tapi pada tahun 1880 ia kembali ke Bengali tanpa gelar sarjana,dikarenakan ayahnya telah menjodohkan ia dengan seorang gadis, bernamaMrinalini Devi, yang kemudian dinikahi pada 9 Desember 1883; merekamemiliki lima orang anak, empat di antaranya meninggal sebelum menginjakusia dewasa.[6] Pada tahun 1890, Tagore mulai mengelola usaha keluarganya diShelidah, sebuah wilayah yang sekarang masuk bagian negara Bangladesh.Dikenal sebagai "Zamindar Babu" Tagore melakukan perjalanan melintasiperkebunan yang sangat luas, untuk mengumpulkan uang sewa, serta memberiberkat pada para penduduk desa.[7] Dalam periode ini, periode Sadhana (1891 1895, diambil dari salah satu majalah yang diterbitkannya) ia berada dalammasa-masa yang sangat produktif, di mana lebih dari setengah dari tiga volumedan delapan puluh empat karya "Galpaguchchha" ditulis.[4] Dengan gaya ironi

    dan emosional yang kental, ia menggambarkan kehidupan di Benggala, kebanyakan adalah kehidupan di pedesaan.[8]

  • Rabindranath Tagore 3

    Shantiniketan (19011932)

    Rabindranath Tagore, diambil sekitartahun 1905/1906, oleh Sukumar Ray.

    Pada tahun 1901, Tagore meninggalkan Shelidah dan pindah ke Shantiniketan(Benggala Barat) tinggal di Ashram yang didirikan oleh ayahnya pada tahun1863, di sini mendirikan sebuah sekolah percobaan, sekolah di ruang terbuka,dengan pohon rindang, taman yang indah dan perpustakaan.[9] Dan di sini pula,istri ia serta dua orang anaknya meninggal. Ayah ia juga meninggal pada 19Januari 1905. Setelah kepergian ayahnya, ia mulai menerima pendapatan bulanansebagai bagian dari warisan orang tuanya; ia juga menerima pendapatan dariMaharaja Tripura, hasil dari penjualan perhiasan keluarga, dari rumah sewa didaerah Puri serta hak royalti atas karya-karyanya.[10] Melalui karya-karya iamemiliki banyak pengikut baik masyarakat Bengali, maupun pembaca di luar,dan ia mempublikasikan beberapa karya seperti "Naivedya" (1901) dan "Kheya"(1906) dan karya-karya puisi ia digubah menjadi puisi bebas, yang tidak lagimengikuti pakem dan irama, tanpa menghilangkan ciri sebagai sebuah karyapuisi. Pada tanggal 14 November 1913 Tagore memenangkan PenghargaanNobel di Bidang Sastra. Menurut pihak Akademi Swedia sebagai penyelenggara,Tagore memenangkan Penghargaan Nobel berkat idealisme dalam berkarya dankarya-karyanya yang telah di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris mudah diterima bagi pembaca di barat, termasukdiantaranya adalah: Gitanjali: Song Offerings (1912).[11] Sebagai tambahan, Kerajaan Inggris menawarkan gelarkebangsawanan pada tahun 1915; yang diterimanya, namun belakangan dilepaskan sebagai bentuk protes terhadappembantaian massal di Amritsar, di mana tentara kolonial melakukan penembakan terhadap rakyat sipil tanpasenjata, membunuh sekitar 379 orang.

    Tanda tangan Tagore.

    Pada 1921, Tagore bersama Leonard Elmhirst, seorang pakar ekonomipertanian, mendirikan sekolah yang belakangan diberi nama Shriniketan diSurul, sebuah kampung dekat Asrama di Shantiniketan. Melalui ini iasendiri bermaksud menyediakan tempat alternatif, bagi gerakan Swaraj,yang digalang Mahatma Gandhi yang mana sebelumnya gerakan ini sempatia kritik.[12] Ia merekrut para sarjana, penyumbang dana serta pekerja dari

    berbagai negara untuk menjalankan sekolah ini. Membebaskan rakyat dari kemiskinan dan kebodohan dengan caramemperkuat diri di sektor pendidikan.[13] [14] Pada tahun 1930an ia juga memberikan perhatian lebih terhadap kaumDalit (kelompok kasta rendahan).[15] [16]

  • Rabindranath Tagore 4

    Masa Senja (19321941)

    Tagore duduk bersama Albert Einstein dalampercakapan mereka yang banyak diberitakan

    pada 14 Juli 1930.

    Dalam dasawarsanya yang terakhir, Tagore tetap mendapat sorotan publik,secara terbuka mengkritik Gandhi karena mengatakan bahwa gempa bumiyang hebat pada 15 Januari 1934 di Bihar merupakan pembalasan ilahikarena menindas kaum Dalit.[17] Ia juga meratapi kemerosotansosial-ekonomi yang mulai terjadi di Bengali dan kemiskinan yangmerajalelal di Kolkata. Ia mengungkapkannya secara terinci dalam sebuahpuisi tak berirama seratus baris dengan teknik visi ganda yang keringkelak digunakan oleh Satyajit Ray dalam filmnya Apur Sansar.[18] [19]

    Tagore juga menyusun 15 jilid tulisan, termasuk karya-karya prosa lirisPunashcha (1932), Shes Saptak (1935), dan Patraput (1936). Ia terusbereksperimen denagn mengembangkna lagu-lagu prosa dan sendratari,termasuk Chitrangada (1914),[20] Shyama (1939), dan Chandalika (1938),dan menulis novel-novel Dui Bon (1933), Malancha (1934), dan CharAdhyay (1934). Tagore mengembangkan minatnya terhadap sains dalam tahun-tahun terakhirnya, dan menulisVisva-Parichay (kumpulan esai) pada 1937. Ia menjelajahi biologi, fisika, dan astronomi; sementara itu, puisinya yang mengandung naturalisme yang luas menggarisbawahi rasa hormatnya terhadap hukum-hukum ilmiah. Iajuga menjalin proses sains (termasuk naratif para ilmuwan) ke dalam banyak cerita yang terkandung dalambuku-buku seperti Se (1937), Tin Sangi (1940), dan Galpasalpa (1941).[21]

    Tagore (kiri) berjumpa dengan MahatmaGandhi di Santiniketan in 1940.

    Empat tahun terakhir hidup Tagore (19371941) ditandai oleh rasa sakityang kronis dan dua penyakit yang lama dideritanya. Hal ini dimlai ketikaTagore kehilangan kesadaran pada akhir 1937; ia tetap berada dalamkeadaan koma dan hampir meninggal selama waktu yang panjang. Hal inidiikuti tiga tahun kemudian pada akhir 1940 dengan penyakit yang sama,dan ia tidak pernah pulih kembali. Puisi yang ditulis Tagore padatahun-tahun ini adalah salah satu yang paling indah, dan sangat menonjolkarena perhatiannya yang mendalam terhadap kematian.Pengalaman-pengalaman yang jauh lebih mendalam dan mistis inimemungkinkan Tagore dicap sebagai "penyair modern".[22] [23] Setelahpenderitaan yang panjang, Tagore meninggal pada 7 Agustus 1941 (22Shravan 1348) di ruang atas dari gedung Jorasanko tempat ia

    dibesarkan;[24] [25] Hari kematiannya masih tetap diperingati dalam acara-acara publik di seluruh dunia berbahasaBengali.

  • Rabindranath Tagore 5

    Sebuah Petualangan

    Tagore (tengah kanan) dalam kunjungannya keUniversitas Tsinghua pada 1924.

    Tagore memiliki jiwa petualangan yang sangat besar. Antara tahun1878 dan 1932, ia mengunjungi lebih dari tigapuluh negara di limabenua[26] , perjalanan ini sangat penting artinya dalammengenalkan karya-karyanya, serta memaparkan ide-idepolitiknya kepada kalangan non-Bengali. Sebagai contoh, padatahun 1912, ia mengirimkan karya-karya yang telah diterjemahkanke Inggris, yang mengesankan para misionaris, dan anak didikGandhi; Charles F. Andrews, William Butler Yeats; seorangsastrawan dari Irlandia, Ezra Pound, Robert Bridges, Ernest Rhys,Thomas Sturge Moore, dan masih banyak lagi yang lainnya.[27]

    Dan kemudian, Yeats menulis kata pengantar untuk Gitanjali yangditerjemahkan dalam bahasa inggris, sementara Andrewsbergabung dengan Tagore di Santiniketan. Pada 10 November 1912, Tagore melakukan perjalanan ke AmerikaSerikat[28] dan Inggris Raya, tinggal di Butterton, Staffordshire.[29] Dari tanggal 3 Mei 1916 sampai April 1917,Tagore ceramah dan kuliah keliling Jepang dan Amerika Serikat.[30] Ia juga menulis esai "Nasionalisme di India",yang menerima kritikan dan juga menuai pujian, (termasuk para pasifis termasuk dari Romain Rolland).[31] Setelahkembali ke India, Tagore, 63 tahun, mengunjungi Peru atas undangan pemerintahan Peru Tagore, dan dilanjutkandengan mengunjungi Meksiko setelahnya. Kedua negara mengucurkan sumbangan senilai $100,000 bagi sekolahShantiniketan (Visva-Bharati) sebagai penghargaan atas kunjungaannya ke kedua negara tersebut.[32] Setelah itu, iamengadakan kunjungan ke Buenos Aires, Argentina[33] pada 6 November 1924, dan tinggal di Villa Miralro danmenjadi tamu dari Victoria Ocampo; seorang intelektual dari Argentina. Selanjutnya ia pulang ke Bengali padaJanuari 1925. Pada 30 Mei 1926, Tagore menginjakkan kakinya di Napoli, Italia; ia bertemu dengan diktatorberkuasa Benito Mussolini di Roma pada hari berikutnya.[34] Pada awalnya mereka memiliki hubungan yang hangat,dan berakhir saat Tagore dengan terang-terangan berbicara menentang Mussolini pada 20 Juli 1926.[35]

    Tagore (barisan depan, ketiga dari kanan) bertemudengan para anggota Majelis Iran (Tehran, pada

    April-Mei 1932).

    Pada 14 Juli 1927, Tagore beserta dua sahabatnya berangkatmenuju Asia Tenggara selama empat bulan mengunjungi Bali,Jawa, Kuala Lumpur, Malaka, Penang, Siam dan Singapura.Catatan perjalanan ini terkumpul dalam karya yang berjudul"Jatri".[36] Pada awal 1936, ia meninggalkan Bengala untuksebuah perjalanan panjang menuju Eropa dan Amerika Serikat.Dalam kunjungan kembali ke Inggris, dimana saat itu lukisannyasedang dipamerkan di London dan Paris, ia tinggal diBirmingham. Di sana ia menulis materi kuliah untuk kelas yangdikenal sebagai "Kuliah Hibbert" di Universitas Oxford danmenjadi pembicara di pertemuan tahunan Perkumpulan KristenLondon.[37] Disini, (dialamatkan pada hubungan antara Inggrisdengan India, sebuah topik yang ia terus perjuangkan dan

    pertahankan selama lebih dari dua tahun kedepan) ia berbicara mengenai "dark chasm of aloofness".[38] Kemudian iamengunjungi Aga Khan III, tinggal di Dartington Hall, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Denmark, Swiss,dan Jerman dari bulan Juni hingga pertengahan September 1930, lalu berlanjut hingga Uni Soviet.[39] Terakhir, padabulan April 1932, Tagore yang sebelumnya telah mengenal mistikus Persia terkenal, Hafez diundang secarapribadi sebagai tamu kehormatan Shah Reza Pahlevi untuk mengunjungi Iran.[40] [41] Sebagaimana seorangpetualang, Tagore bisa bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang orang penting dan kenamaan, termasuk di

  • Rabindranath Tagore 6

    antaranya Henri Bergson, Albert Einstein, Robert Frost, Thomas Mann, George Bernard Shaw, H.G. Wells andRomain Rolland.[42] [43] Perjalanan terakhir Tagore tersiar dengan luas, termasuk saat mengunjungi Persia, Irak (ditahun 1932) dan Sri Lanka pada tahun 1933, menajamkan opini-opininya berkenaan dengan nasionalisme dankemanusian.[44]

    Karya Sang Maestro

    Stempel dari kayu, "Ra-Tha" (dalam bahasaBengali) Tagore sering menghiasi

    manuskripnya denganlukisan/gambar-gambar buatannya sendiri.

    (Dyson 2001)

    Reputasi Tagore di dunia sastra sangat menonjol terutama padakarya-karya puisinya, meskipun ia juga menulis novel, esai, cerita pendek,catatan perjalanan, cerita drama, dan ribuan lagu. Mengenai karya-karyaprosa yang dihasilkan, cerita pendek adalah yang paling mendapatkanperhatian; tentu saja, ia tercatat sebagai orang yang merintis karya ceritapendek dalam Bahasa Bengali. Karya-karyanya sering menjadi perhatiankarena irama yang unik, lirik-lirik yang mengandung pujian bagi alamsemesta, serta lirik-lirik yang bernada optimis. Dan juga, banyak daricerita yang ditulisnya diambil dari kehidupan sehari-hari yang sederhana kehidupan manusia biasa.

    Novel dan Non Fiksi

    Tagore menulis delapan novel dan empat novela, termasuk Chaturanga,Shesher Kobita, Char Odhay dan Noukadubi. Ghare Baire (The Home andthe World) melalui kacamata Nikhil seorang zamindar idealis bercerita tentang kebangkitan nasionalisme di India, terorisme dansemangat keagamaan dalam gerakan Swadeshi; sebuah ungkapan jujurdari seorang Tagore atas apa yang berkecamuk dalam hatinya. Dan tentusaja, karya novel ini ditutup dengan kesuraman, pertentangan dankekerasan antara sektarian Hindu-Islam, dan Nikhil terluka parah.[45]

    Gora mengambil tema yang sama, yang akhirnya menjadi sebuahkontroversi berkenaan dengan "Identitas India". Sebagaimana hal-nya dengan Ghare Baire, permasalahan tentangidentitas diri (Jti), kebebasan pribadi dan agama dikemas dalam sebuah cerita keluarga dengan bumbu cintasegitiga.[46] Karya lain yang tak kalah hebatnya adalah Yogayog (Nexus), dimana Kumudini sang pahlawan wanitaterkoyak diantara konflik dalam diri maupun dari luar. Disini Tagore mencoba mencurahkan sisi feminin dalamdirinya, melalui kesedihan ia menggambarkan kesengsaraan dan kematian seorang wanita bengali yang terperangkapdalam kehamilan, kewajiban sebagai wanita serta kehormatan wanita; secara simultan ia mengungkapkan penolakanatas sistem oligarki di tanah Bengala.[47]

  • Rabindranath Tagore 7

    Tagore, foto ini diambil diHampstead, Inggris pada tahun 1912

    oleh John Rothenstein.

    Karya-karya novel yang lainnya, menggambarkan suasana yang lebihmenggembirakan: Shesher Kobita (diterjemahkan dua kali Puisi Terakhir danLagu Perpisahan) banyak mengandung puisi dan rangkaian irama yang ditulisoleh karakter utamanya. Juga mengandung element satir sindiran bergayapost-modern yang kontroversial, dimana karakter pembantu dengan senang hatimenyerang nilai-nilai lama, ketinggalan zaman, yang secara kebetulan, atas namaRabindranath Tagore. Walaupun karya novel-nya adalah karya yang palingsedikit mendapat apresiasi diantara karya yang lainnya pada masa itu, pada masakini malah mendapat perhatian untuk diangkat dan diadaptasi ke dalam karyafilm, oleh para sutradara seperti: Satyajit Ray. Diantara karya novel yangdiangkat ke film, adalah Choker Bali dan Ghare Baire; banyak sountrack yangdipake dari film ini merupakan lagu-lagu yang diciptakan olehnya yang jugamenciptakan aliran dalam berlagu yang dikenal dengan: rabindrasangit. Tagorejuga banyak menghasilkan karya-karya non-fiksi, yang dalam penulisannyabanyak mengambil topik dari Sejarah India hingga ilmu bahasa (Linguistik), danjuga termasuk karya otobiografi, catatan perjalanan, esai dan materi kuliah dan

    ceramah di berbagai belahan dunia yang kumpulkan dalam beberapa bagian, ikut didalamnya adalah Iurop JatrirPatro (Surat dari Eropa) dan Manusher Dhormo (Agama Manusia).

    Musik dan Seni Rupa

    "Gadis Menari", tak bertanggal, tinta dan kertas, olehRabindranath Tagore.

    Tagore juga seorang musisi dan pelukis yang berbakat, yang telahmencipta dan menulis sekitar 2,230 lagu. Termasuk diantaranyarabindrasangit (Inggris: "Tagore Song"), yang mana kini telahmenjadi bagian dalam kebudayaaan bangsa Bengali. Karya-karyamusik Tagore, tidak dapat dipisahkan begitu saja dari karyasastranya, kebanyakan dari karya sastra tersebut menjadi lirikuntuk lagu ciptaannya. Utamanya terpengaruh oleh gaya thumri,musik klasik dari Hindustani, mereka memainkan seluruh tangganada dari emosi jiwa manusia, dimulai dari lagu-lagu pujian yangbergaya Brahmo, hingga komposisi yang bergaya erotis.[48] Karyamusiknya mengemulasi gaya warna musik klasik india, raga;dimana pada saat yang bersamaan, lagu-lagunya cenderungmenirukan melodi dan irama raga secara tepat, dia jugamemasukkan berbagai unsur 'musik raga' dalam karya musiknyadalam mencipta karya musik yang penuh inovasi.[49] Tagore jugamenjadi satu-satunya orang di dunia yang menulis danmenciptakan dua lagu kebangsaan bagi dua negara yang berbeda.Lagu kebangsaan India (Jana Gana Mana) dan Bangladesh (AmarSonaar Baanglaa). Dan juga, rabindrasangit banyak memengaruhigaya dari beberapa musikus seperti, Vilayat Khan seorang maestrositar, Buddhadev Dasgupta, seorang maestro sarod (alat musiktradisional india) dan juga komposer Amjad Ali Khan.[49]

  • Rabindranath Tagore 8

    Banyak karya-karya yang bergaya"primitif", termasuk karya ini,Topeng Malanggan dari New

    Ireland, Papua Nugini, pastel warna.

    Pada usia enam belas tahun, Tagore mulai menggambar dan melukis;pameran-pameran lukisannya banyak menuai sukses yang dimulai saat tampildalam pameran di Paris atas desakan para seniman yang ditemui di Perancisbagian selatan[50] dilangsungkan di seluruh daratan Eropa. Tagore yangsepertinya penderita buta warna (protanopia), dalam kasus Tagore, kurang dalammelihat warna merah-hijau melukis dengan gaya yang "nyeleneh" dalamkeindahan dan pemilihan warna. Namun begitu, Tagore mencobamenggabungkan beberapa gaya dalam berkarya, termasuk karya pahat dari sukuMalanggan di New Ireland, Papua Nugini, seni pahat dari orang-orang Haida diKanada serta gaya ukiran kayu Max Pechstein.[51] Tagore juga memiliki cita rasaseni dengan memberi motif-motif sederhana dalam tulisan tangannya, menghiasicatatan kecilnya, memberi sentuhan tata-letak dalam naskahnya.

    Drama dan Teater

    Pengalaman Tagore di dunia teater dimulai pada usia enambelas tahun, saat itu iamendapatkan peran utama dalam karya adaptasi yang berjudul Molire's LeBourgeois Gentilhomme yang merupakan arahan dari saudaranya sendirir,Jyotirindranath. Saat menginjak usia dua puluh tahun, ia menulis karya

    drama-opera yang pertama kali Valmiki Pratibha (Sang Jenius, Walmiki) yang menceritakan bagaimanaseorang bandit Walmiki, memperbaiki hidupnya, mendapat anugerah dari Saraswati, dan menggubah Rmyana.[52]

    Kemudian, Tagore makin bersemangat menggali berbagai aspek dalam seni drama dan teater. Berbagai gaya, alirandan emosi dalam sebuah seni drama dipelajari secara mendalam, termasuk dalam menggubah kirtans danmengadaptasi musik-musik tradisional dari barat utamanya dari Inggris dan Irlandia untuk dipakai sebagaimusik pengantar minum.[53] karya lain yang patut dicatat adalah Dak Ghar (Kantor Pos), yang menggambarkanbagaimana usaha seorang anak berusaha melepaskan dari batasan batasan yang keras dan kaku yang pada akhirnya"jatuh tertidur" (yang menggambarkan kematian badaniah). Cerita yang menjadi daya tarik dunia (mendapatsambutan hangat di Eropa), Dak Ghar berbagi dengan kematian, dalam bahasa Tagore, "kebebasan rohani" darikeduniawian dan simbol-simbol keyakinan.[54] [55]

    Karyanya yang lain menekankan pada perpaduan antara alur dari lirik-lirik naskah dengan irama emosional yangbegitu fokus pada inti dari ide dasar tidak seperti drama dalam budaya Bengali sebelumnya. Karya-karyanyasemata-mata hanya mengeluarkan pemikiran-pemikiran , dalam bahasa Tagore, "bermain dengan perasaan, yangtanpa aksi". Pada 1890 ia menulis Visarjan (Pengorbanan Suci), yang dikenal sebagai karya drama terbaiknya.[52]

    Menggunakan bahasa bengali asli termasuk sub-plot yang pelik dan monolog yang panjang. Belakangan karyadramanya bertemakan filosofi dan penuh kiasan; ini termasuk Dak Ghar. Yang lainnya adalah Chandalika (Gadisyang Tak Tersentuh), mengambil figur dari legenda Buddha kuno, menceritakan bagaimana Ananda, murid dariBuddha Gautama dalam mencari Gadis yang Tak Tersentuh.[56] Terakhir, diantara karya dramanya yang palingterkenal adalah, Raktakaravi (Oleander Merah), yang bercerita mengenai raja korup yang memperkaya diri denganmengakui semua yang ada diwilayahnya adalah milik pribadi. Sang lakon wanita, Nandini menggalang kekuatanmassa untuk menundukkan sang penguasa. Karya-karya yang lainnya adalah Chitrangada, Raja, dan Mayar Khela.Seni drama dan tari yang biasa disebut Sendratari, berdasarkan dari karya Tagore biasanya dikenal dengan istilahrabindra nritya natyas.

  • Rabindranath Tagore 9

    Cerita Pendek

    Karya Nandalall Bose yang merupakan ilustrasi darikarya cerpen Tagore yang telah diterjemahkan ke

    dalam bahasa inggris berjudul "The Hero", diterbitkanpada 1913 oleh Macmillan.

    Masa empat tahun dari 1891 hingga 1895, dikenal sebagai periode"Sadhana" (salah satu nama majalah yang diterbitkan olehTagore). Pada masa ini merupakan masa paling produktif dalamberkarya, menghasilkan lebih dari setengah karya yang dikemasdalam tiga volume Galpaguchchha, yang merupakan kumpulankarya cerita, memuat delapan puluh empat karya.[4] Sebagaimanabiasa ceritanya merupakan cerminan Tagore atas kehidupan danlingkungannya, dituangkan dalam ide-ide modern dan potonganpotongan cerita yang dirajut dalam pikiran sebagai sebuah ceritautuh dan mengesankan. Tagore umumnya menghubungkan satucerita dengan cerita sebelumnya dengan kekuatan darikegembiraan dan keriangan yang spontanitas; karakteristik initerkoneksi dengan sangat baik sekali dengan kehidupan sehari hariTagore di Patisar, Shajadpur dan Shilaidaha saat dia mengelolatanah milik keluarganya yang sangat luas.[4] Disana, ia melindungikehidupan masyarakat miskin; dengan cara ini Tagoremenganalisa kehidupan mereka dengan memasuki kehidupanmereka lebih dalam.[57] Dalam karya "The Fruitseller fromKabul", Tagore berbicara sebagai penduduk kota dan novelis yangjuga menjadi pedagang dari Afganistan. Ia mencoba untukmenyelami rasa-memiliki oleh para penduduk urban di India yanglama terjebak dalam keduniawian dan dibatasi oleh kemelaratan,memberi impian dalam kehidupan yang lain di batasi oleh jarakdan kejamnya alam pegunungan: "Di suatu pagi di musim gugur,pada tahun ketika raja tua datang dan pergi untuk menaklukan; dan aku, yang tak pernah beranjak dari pojokan diKolkata, membiarkan pikiranku mengembara ke seluruh dunia. Dalam setiap persinggahan di negara lain, hatiku takpernah berubah... takkan jatuh tuk merajut jaringan mimpi: pegunungan, celah, hutan...".[58] Banyak ceritaGalpaguchchha yang lainnya ditulis pada periode "Sabuj Patra" (1914-1917; juga merupakan nama majalah Tagoreyang lainnya).[4]

  • Rabindranath Tagore 10

    Ilustrasi cerita dilukis oleh Asit KumarHaldar ("The Beginning") sebuah karya

    prosa-puisi di terbitkan dalam "TheCrescent Moon"

    Golpoguchchho (Kumpulan cerita) merupakan kesusastraan fiksi Bengaliyang paling populer, dijadikan sebagai subyek dalam banyak karya film danseni teater yang meraih sukses. Film Charulata garapan Satyajit Ray, diangkatdari karya novela yang penuh kontroversi, Nastanirh (The Broken Nest).Dalam Atithi (yang juga diangkat ke film), seorang Brahmana muda belia,Tarapada, berbagi tumpangan perahu dengan seorang zamindar. Anak mudaini menyatakan bahwa dia dulu kabur dari rumah, dan kemudian mengembaraberkeliling. Merasa kasihan zamindar tersebut kemudian mengadopsi secaramngejutkan, menjodohkan dengan anak gadisnya sendiri. Yang mana, padamalam sebelum acara pernikahan, Tarapada kabur dari rumah zamindar. StrirPatra ("The Letter from the Wife") mngisahkan akan emansipasi wanita, yangpada masa itu sangat jarang diangkat dalam kesusastraan Bengali. Sang tokohwanita, Mrinal, istri dari seorang pria kalangan menengah yang menganutpola patriarki ayah memiliki kekuasaan penuh dalam keluarga) menulissurat ketika ia melakukan perjalanan (bagian dari keseluruhan cerita). Yangmenceritakan kekurangan dalam hidup dan perjuangannya; dia akhirnyamengambil keputusan untuk tidak kembali kepada suaminya, dengan sebuahpernyataan "Amio bachbo. Ei bachlum" ("And I shall live. Here, I live").Dalam karya Haimanti, menggambarkan tentang perkawinan dalam Hindu

    yang penuh dengan kemalangan dan penderitaan dalam perkawinan wanita Bengali, "penyakit" bermuka dua dalamkehidupan kelas menengah di India, dan bagaimana Haimanti, seorang wanita muda yang sensitif, harusmengorbankan hidupnya. Di bangian akhir, Tagore menyerang secara langsung adat Hindu yang meng-agungkanSita melakukan pengorbanan diri sebagai menentramkan keraguan dari suaminya, Rama. Tagore juga mengungkapketegangan Hindu-Muslim dalam karya Musalmani Didi, yang dalam beragam cara pandang adalah pewujudan darisari pati sisi kemanusian Tagore. Dalam karya yang lainnya, Darpaharan memamerkan kesadaran diri, berceritatentang anak muda yang punya kemauan dan ambisi dalam dunia kesusastraan. Yang meskipun dia mencintaiistrinya, ia berharap bisa meniti karier kesusastraannya.

    Puisi

    Penyanyi lagu-lagu tradisional Bul di Santiniketandalam acara festival tahunan

    Sajak dan puisi karya Tagore sangat bervariasi dalam gaya, darigaya klasik formal hingga gaya jenaka, penuh khayalan maupunriang gembira meneruskan aliran yang didirikan pujanggaVaiava (|Bujangga Waisnawa) pada abad 15-16. Tagore jugamendapat pengaruh unsur kebatinan dari para Rsi-Pujangga termasuk dari Vyasa yang menulis Upanisad, Bhakta-Sufimistik Kabir dan Pamprasad.[59] Malahan karya puisinya menjadipenuh inovasi dan dewasa setelah ia membongkar musiktradisional Bengali, termasuk lagu balada yang dinyanyikan olehpara penyanyi tradisional dari Bul khususnya penyair Llanh.[60] [61] Ini yang digali kembali dan kemudian dipopulerkanoleh Tagore menyerupai kidung pujian Kartbhaj (populer diabad 19) yang menekankan pada Ketuhanan dan berontak padakeyakinan dan kehidupan sosial ortodok.[62] [63] Pada masamenetap di Shelidah, karya puisinya menekankan pada kekuatan lirik, berbicara lewat maner manus (man within the

  • Rabindranath Tagore 11

    heart) atau meditasi dalam jivan devata (Tuhan didalam jiwa). Figur ini kemudian membentuk hubungan denganketuhanan melalui permohonan kepada semesta alam dan keadaan emosional yang saling memengaruhi dalam dramakehidupan umat manusia. Tagore menggunakan beberapa teknik dalam puisi Bhnusiha (yang menguraikanrentetan romantisme antara Radha dan Krishna), dimana ia berulangkali melakukan perbaikan-perbaikan melaluipembelajaran selama kurun waktu tujuh puluh tahun.[64] [65] Belakangan, Tagore memberi respon atas kemunculandari modernisasi dan realisme dalam kesusastraan Bengali dengan menulis karya eksperimental pada tahun1930-an.[66] Contoh karyanya seperti: Africa and Camalia. Ia juga kadang menulis puisi memakai Shadu Bhasha(salah satu dialek bahasa sansekerta di Bengala); kemudian belakangan ia mulai menggunakan Cholti Bhasha (dialekyang lebih populer). Karya lain yang patut dicatat adalah Manasi, Sonar Tori (Golden Boat), Balaka (Wild Geesejudulnya merupakan metafora untuk perpindahan jiwa)[67] , dan Purobi. Sonar Tori merupakan karya puisi yangpaling terkenal. " / " ("Shunno nodir tire rohinu poi /Jaha chhilo loe glo shonar tori" semua yang telah kucapai, telah dibawa keatas perahu emas tinggal aku yangberada di belakang). Bagaimanapun juga, Gitanjali (bahasa Bengali: ) merupakan karya yang palingdikenal, membawa Tagore meraih Penghargaan Nobel dalam Sastra.[68] Song VII ( 127) of Gitanjali:

    Sampul buku Gitanjali, RabindranathTagore, 1913 Macmillan

    ,

    ,

    ,

    ,

    Amar e gan chheechhe tar shkol longkar

    Tomar kachhe rakhe ni ar shajer hongkar

    longkar je majhe pe milnete aal kre,

    Tomar ktha hake je tar mukhro jhngkar.

    Tomar kachhe khae na mor kobir grbo kra,

    Mhakobi, tomar paee dite chai je dhra.

    Jibon loe jton kori jodi shrol bshi goi,

    Apon shure dibe bhori skol chhidro tar.

    Terjemahan bebas oleh Tagore (Gitanjali, verse VII):[69]

    "My song has put off her adornments. She has no pride of dress and decoration. Ornaments would mar our union; they would come betweenthee and me; their jingling would drown thy whispers."

    "My poet's vanity dies in shame before thy sight. O master poet, I have sat down at thy feet. Only let me make my life simple and straight,like a flute of reed for thee to fill with music."

  • Rabindranath Tagore 12

    Pandangan politik

    Tagore (kanan) menerima Mahatma Gandhi dan istriKasturba di Shantiniketan pada 1940.

    Pandangan politik Tagore sangat kompleks, dimana ia mengkritikpenjajahan bangsa-bangsa eropa, serta mendukung kaumnasionalis India.[70] [71] [72] Namun, ia juga mengkritik gerakanSwadeshi[73] yang dilakukan oleh para pemimpin gerakannasionalis. Dilain pihak ia memberikan tekanan atas peningkatantaraf pendidikan masyarakat dan bantuan atas diri sendiri bagibangsa India. Ia juga menghimbau bagi rakyat India untukmenerima bahwa "tidak ada yang perlu dipertanyakan atasrevolusi, tetapi pendidikan yang kokoh dan penuh tujuan"[74] [75] .Namun banyak orang yang tidak menyukai pemikirannya ini. Pada1916, beberapa orang India mencoba melakukan pembunuhan atasdirinya saat ia berada di sebuah hotel di San Francisco, Amerika Serikat. Namun mereka urung melakukanpembunuhan, setelah mereka mendengarkan dan adu argumentasi dengan Tagore.[76] Tagore juga membuat banyaklagu-lagu perjuangan dan pujian atas gerakan kemerdekaan India. Tagore juga mengembalikan gelar kehormatanyang diberikan oleh Kerajaan Inggris, sebagai bentuk protes atas pembantaian massal di Amritsar pada 1919 yangdikenal dengan Jallianwala Bagh Massacre.[77] Dua buah komposisi musik Tagore yang berbau politik adalah ChittoJetha Bhayshunyo ("Where the Mind is Without Fear") dan Ekla Chalo Re (If They Answer Not to Thy Call, WalkAlone), mendapatkan perhatian dari masyarakat luas, yang mana belakangan disukai dan dipuji oleh Gandhi.Walaupun hubungannya dengan Gandhi mengalami pasang surut, Tagore merupakan kunci keberhasilan dalammemperbaiki hubungan Gandhi-Ambedkar yang berselisih, bersangkutan dengan pemilahan bagi kaum kastarendahan dalam pemilihan umum.[78] [79]

    Tagore juga mengkritik pendidikan ortodok, menyerang dalam karya cerpen "The Parrot's Training", dimana seekorburung yang akhirnya mati dikurung dalam sangkar oleh pengajarnya dan dijejali dengan pelajaran daribuku.[80] [81] Pandangan ini membawa Tagore saat ia mengunjungi Santa Barbara, California pada 11 Oktober1917 : untuk memikirkan sebuah pola universitas baru, berhasrat untuk "menjadikan [ashram miliknya di]Shantiniketan sebagai benang penghubung antara India dengan dunia ... [dan] pusat pendidikan umat manusia ...yang melintasi batas bangsa dan geografis.[82] Sekolah yang kemudian ia namakan Visva-Bharati[] ; dilakukanpeletakan batu pertama pada 22 Desember 1918; dan pembukaannya pada 22 Desember 1921.[83] Disini iamenerapkan stuktur pedagogi brahmacharya dengan menyediakan para guru guna memberikan bimbingan individubagi para siswa. Tagore bekerja keras untuk mendapatkan dana dan staf pengajar bagi sekolah ini, termasukmengontribusikan semua hadiah yang didapatkan dari Penghargaan Nobel yang ia menangkan.[84] Tugasnya sebagaimentor dan pembantu di Shantiniketan membuat ia sibuk; di pagi hari, ia mengajar di kelas dan menyusun bukupelajaran bagi para siswa di siang dan malam harinya.[85] Tagore juga menggalang dana dari Eropa dan AmerikaSerikat, antara tahun 1919 hingga 1921[86]

    Warisan Sang MaestroDampak yang dapat dirasakan pasca kematian Tagore adalah dilaksanakan berbagai festival diseluruh dunia sebagai bentuk penghormatan terhadapnya sebagai contoh adalah festival tahunan Kabipranam (Ulang Tahun Tagore) di Benggala, Festival Tagore yang digelar setiap tahun di Urbana, Illinois, Amerika Serikat, Rabindra Path Parikrama yaitu sebuah acara napak tilas perjalanan suci dari Kolkatta menuju Shantiniketan, dan acara pembacaan kembali karya-karya sastra Tagore dalam perayaan-perayaan tahunan.[87] [88] [28] Warisan budaya ini terlihat begitu gamblang dalam kehidupan bangsa Bengali, yang menyentuh dalam segenap aspek kehidupan, dari bahasa dan seni hingga sejarah dan kehidupan politik; tentunya juga Amartya Sen, penerima Nobel Sastra, memberikan catatan, bahkan bagi masyarakat Bengali modern, Tagore adalah tokoh besar, seorang pemikir kontemporer yang amat sangat relevan.[88]

  • Rabindranath Tagore 13

    Tagore mengumpulkan tulisan berbahasa Bengali Rabndra Racanval, 1939 merupakan salah satu hartakekayaan budaya Bengali yang amat berharga, dimana Tagore sendiri diproklamirkan sebagai "pujangga terhebatyang dilahirkan India".[89] Ia juga sangat dikenal di Eropa, Amerika Utara dan Asia Timur. Ia adalah kunci dalampendirian Dartington Hall School, sebuah institusi pendidikan progresif; di Jepang, ia memberi pengaruh padaYasunari Kawabata, seorang penerima penghargaan Nobel juga.[90] Karya-karya Tagore diterjemahkan kedalambanyak bahasa-bahasa di Eropa sebuah proses yang diawali oleh pakar indologi berkebangsaan Ceko, VincentSlesny[91] dan penerima penghargaan Nobel Sastra dari Perancis, Andr Gide termasuk juga dalam bahasa Rusia,Inggris, Belanda, Jerman, Spanyol dan yang lainnya. Di Amerika Serikat, Tagore populer saat memberikan kuliah(khususnya pada masa 1916-1917) yang banyak dihadiri pengunjung.Karya Tagore yang diterjemahkan kedalam bahasa Spanyol membawa pengaruh bagi figur-figur sastra Spanyol,termasuk diantaranya Chileans Pablo Neruda dan Gabriela Mistral, sastrawan Meksiko, Octavio Paz dan sastrawanberkebangsaan Spanyol Jos Ortega y Gasset, Zenobia Camprub dan Juan Ramn Jimnez. Antara tahun 1914 dan1922, pasangan suami istri Jimnez-Camprub menterjemahkan tidak kurang dari duapuluh dua buah karya Tagoredari bahasa Inggris ke bahasa Spanyol.

    Nama jalan di Surakarta diambil dari nama sangmaestro

    Pengaruh Tagore, tidak hanya berkisar di Eropa dan Amerika, diIndonesia pun Tagore dikenal dan di kota Surakarta, salah satu ruasjalan diberi nama sang maestro. Pengaruh-pengaruh Tagore dalamdunia pendidikan, banyak diadopsi oleh para pejuang kemanusiaan,termasuk salah satunya adalah Ki Hajar Dewantara, Bapak PendidikanIndonesia. Shantiniketan menjadi sumber inspirasi beliau dalammendirikan Taman Siswa di Yogyakarta[92] . Selain itu, beranjak darikarya besarnya pula, taman pendidikan Shantiniketan dijadikan sebagaisalah satu acuan dalam sistem pelaksanaan pendidikan di PondokGontor selain Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, Pondok Syanggitdi Afrika Utara, Universitas Aligarh di India.[93]

    Tagore meninggalkan warisan yang teramat besar pada dunia, tidak hanya dengan karya-karya sastra, seni danbudaya, namun pemikiran, filsafat dan kehidupannya terus berkembang dan menjadi sumber inspirasi bagi dunia danumat manusia.

    Karya dalam bahasa Bengali

    Puisi

    * Manasi 1890 (The Ideal One)

    * Sonar Tari 1894 (The Golden Boat)

    * Gitanjali 1910 (Song Offerings)

    * Gitimalya 1914 (Wreath of Songs)

    * Balaka 1916 (The Flight of Cranes)

    Drama

    * Valmiki Pratibha 1881 (The Genius of Valmiki)

    * Visarjan 1890 (The Sacrifice)

    * Raja 1910 (The King of the Dark Chamber)

    * Dak Ghar 1912 (The Post Office)

    * Achalayatan 1912 (The Immovable)

    * Muktadhara 1922 (The Waterfall)

  • Rabindranath Tagore 14

    * Raktakaravi 1926 (Red Oleanders)

    Fiksi

    * Nastanirh 1901 (The Broken Nest)

    * Gora 1910 (Fair-Faced)

    * Ghare Baire 1916 (The Home and the World)

    * Yogayog 1929 (Crosscurrents)

    Otobiografi

    * Jivansmriti 1912 (My Reminiscences)

    * Chhelebela 1940 (My Boyhood Days)

    Diterjemahkan dalam bahasa Inggris

    * Chitra (1914)[20]

    * Creative Unity (1922)

    * Fruit-Gathering (1916)

    * Gitanjali: Song Offerings (1912)

    * Glimpses of Bengal (1991)

    * I Won't Let you Go: Selected Poems (1991)

    * My Boyhood Days (1943)

    * My Reminiscences (1991)

    * Nationalism (1991)

    * The Crescent Moon (1913)[94]

    * The Fugitive (1921)

    * The Gardener (1913)

    * The Home and the World (1985)

    * The Hungry Stones and other stories (1916)[95]

    * The Post Office (1996)

    * Sadhana: The Realisation of Life (1913)

    * Selected Letters (1997)

    * Selected Poems (1994)

    * Selected Short Stories (1991)

    * Songs of Kabir (1915)[96]

    * Stray Birds (1916)[97]

    Karya dalam bahasa Inggris

    * Thought Relics (1921)[98]

  • Rabindranath Tagore 15

    Catatan.^ Narrow (Indian English) IPA transcription: [obindonat aku]..^ Romanized transliteration from Tagore's name in Bangla script: Robindronath hakur..^ In the Bangla Calendar: 25 Baishakh, 1268 22 Srabon, 1348..^ "Gurudev" translates as "divine mentor".[99]

    .^ Tagore was born at No. 6 Dwarkanath Tagore Lane, Jorasanko the address of the main mansion (the JorasankoThakurbari) inhabited by the Jorasanko branch of the Tagore clan, which had earlier suffered an acrimonious split. Jorasanko waslocated in the Bengali section of Calcutta (bahasa Bengali: ), near Chitpur Road.[100]

    .^ Etymology of "Visva-Bharati": from the Sanskrit term for "world" or "universe" and the name of a Rigveda goddess("Bharati") associated with Saraswati, the Hindu patron goddess of learning.[101] "Visva-Bharati" also translates as "India in theWorld".

    .^ Tagore was mired in several notable controversies, including his dealings with Indian nationalists Subhas ChandraBose[102] and Rash Behari Bose,[103] his expressions of admiration for Soviet-style Communism,[104] [105] and papersconfiscated from Indian nationalists in New York allegedly implicating Tagore in a plot to use German funds to overthrow theBritish Raj.[106] The latter allegation caused Tagore's book sales and popularity among the U.S. public to plummet.[103] Lastly,his relations with and ambivalent opinion of Italian dictator Benito Mussolini revolted many, causing Romain Rolland (a closefriend of Tagore's) to state that "[h]e is abdicating his role as moral guide of the independent spirits of Europe and India".[107]

    ReferensiReferensi ini dipublikasikan dalam bahasa asing:

    Asiatic Society of Bangladesh (2006), "Tagore,Rabindranath" [108], Banglapedia[April 5, 2006].

    Kmpchen, M (2003), "Rabindranath Tagore In Germany" [109],Parabaas[April 5, 2006].

    Cameron, R (2006), "Exhibition of Bengali film postersopens in Prague" [110], Radio Prague[April 5, 2006].

    Meyer, L (2004), "Tagore in The Netherlands" [111], Parabaas[April 5,2006].

    Chakrabarti, I (2001), "A People's Poet or a Literary Deity"[112], Parabaas[April 5, 2006].

    Mukherjee, M (2004), "Yogayog (Nexus) by Rabindranath Tagore: A BookReview" [113], Parabaas[April 5, 2006].

    Chakravarty, A (1961), A Tagore Reader, Beacon Press,ISBN 0-8070-5971-4.

    Radice, W (2003), "Tagore's Poetic Greatness" [114], Parabaas[April 5,2006].

    Dasgupta, A (2001), "Rabindra-Sangeet As A Resource ForIndian Classical Bandishes" [115], Parabaas[April 5, 2006].

    Robinson, A (1997), "Tagore, Rabindranath" [116], EncyclopdiaBritannica[April 5, 2006].

    Dutta, K&Robinson, A (1995), Rabindranath Tagore: TheMyriad-Minded Man, St. Martin's Press, ISBN0-312-14030-4.

    Roy, BK (1977), Rabindranath Tagore: The Man and His Poetry, FolcroftLibrary Editions, ISBN 0-8414-7330-7.

    Dutta, K (editor)&Robinson, A (editor) (1997),Rabindranath Tagore: An Anthology, St. Martin's Press,ISBN 0-312-16973-6.

    Sen, A (1997), "Tagore and His India" [117], New York Review ofBooks[April 5, 2006].

    Dyson, KK (2001), "Rabindranath Tagore and his World ofColours" [118], Parabaas[April 5, 2006].

    Sil, NP (2005), "Devotio Humana: Rabindranath's Love Poems Revisited"[119], Parabaas[April 5, 2006].

    Frenz, H (editor) (1969), "Rabindranath Tagore Biography" [120], Nobel Foundation[April 5, 2006].

    Tagore, R&Pal, PB (translator) (1918), "The Parrot's Tale" [121],Parabaas[April 5, 2006].

    Hatcher, BA (2001), "Aji Hote Satabarsha Pare: WhatTagore Says To Us A Century Later" [122], Parabaas[April5, 2006].

    Tagore, R (1977), Collected Poems and Plays of Rabindranath Tagore,Macmillan Publishing, ISBN 0-02-615920-1.

    Hjrne, H (1913), "The Nobel Prize in Literature 1913"[123], Nobel Foundation[April 5, 2006].

    Stewart, T (editor, translator)&Twichell, Chase (editor, translator) (2003),Rabindranath Tagore: Lover of God, Copper Canyon Press, ISBN1-55659-196-9.

  • Rabindranath Tagore 16

    Indo-Asian News Service (2005), "Recitation of Tagore'spoetry of death" [124], Hindustan Times[April 5, 2006].

    Tagore Festival Committee (2006), "History of the Tagore Festival" [125],College of Business, University of Illinois at Urbana-Champaign[April 5,2006].

    Urban, HB (2001), Songs of Ecstasy: Tantric and Devotional Songs fromColonial Bengal, Oxford University Press, ISBN 0-19-513901-1.

    Catatan kaki[1] Dutta & Robinson 1995, hal. 55-56.[2] Stewart & Twichell 2003, hal. 91.[3] Stewart & Twichell 2003, hal. 3.[4] Chakravarty 1961, hal. 45.[5] Dutta & Robinson 1997, hal. 265.[6] Dutta & Robinson 1995, hal. 373.[7] Dutta & Robinson 1995, hal. 109-111.[8] Dutta & Robinson 1995, hal. 109.[9] Dutta & Robinson 1995, hal. 133.[10] Dutta & Robinson 1995, hal. 139-140.[11] Hjrne 1913.[12] Dutta & Robinson 1995, hal. 239-240.[13] Dutta & Robinson 1995, hal. 242.[14] Dutta & Robinson 1995, hal. 308-309.[15] Dutta & Robinson 1995, hal. 303.[16] Dutta & Robinson 1995, hal. 309.[17] Dutta & Robinson 1995, hal. 312-313.[18] Dutta & Robinson 1995, hal. 335-338.[19] Dutta & Robinson 1995, hal. 342.[20] "Chitra at Project Gutenberg" (http:/ / www. gutenberg. org/ dirs/ etext01/ chitr10. txt)[21] Asiatic Society of Bangladesh 2006.[22] Dutta & Robinson 1995, hal. 338.[23] Indo-Asian News Service 2005.[24] Dutta & Robinson 1995, hal. 367.[25] Dutta & Robinson 1995, hal. 363.[26] Dutta & Robinson 1995, hal. 374-376.[27] Dutta & Robinson 1995, hal. 178-179.[28] Tagore Festival Committee 2006.[29] Chakravarty 1961, hal. 1-2.[30] Dutta & Robinson 1995, hal. 206.[31] Chakravarty 1961, hal. 182.[32] Dutta & Robinson 1995, hal. 253.[33] Dutta & Robinson 1995, hal. 256.[34] Dutta & Robinson 1995, hal. 267.[35] Dutta & Robinson 1995, hal. 270-271.[36] Chakravarty 1961, hal. 1.[37] Dutta & Robinson 1995, hal. 289-292.[38] Dutta & Robinson 1995, hal. 303-304.[39] Dutta & Robinson 1995, hal. 292-293.[40] Chakravarty 1961, hal. 2.[41] Dutta & Robinson 1995, hal. 315.[42] Chakravarty 1961, hal. 99.[43] Chakravarty 1961, hal. 100-103.[44] Dutta & Robinson 1995, hal. 317.[45] Dutta & Robinson 1995, hal. 192-194.[46] Dutta & Robinson 1995, hal. 154-155.[47] Mukherjee 2004.[48] Dutta & Robinson 1995, hal. 94.[49] Dasgupta 2001.[50] Dutta & Robinson 1997, hal. 222.

  • Rabindranath Tagore 17

    [51] Dyson 2001.[52] Chakravarty 1961, hal. 123.[53] Dutta & Robinson 1995, hal. 79-80.[54] Dutta & Robinson 1997, hal. 21-23.[55] Chakravarty 1961, hal. 123-124.[56] Chakravarty 1961, hal. 124.[57] Chakravarty 1961, hal. 45-46.[58] Chakravarty 1961, hal. 48-49.[59] Roy 1977, hal. 201.[60] Stewart & Twichell 2003, hal. 94.[61] Urban 2001, hal. 18.[62] Urban 2001, hal. 6-7.[63] Urban 2001, hal. 16.[64] Stewart & Twichell 2003, hal. 95.[65] Stewart & Twichell 2003, hal. 7.[66] Dutta & Robinson 1995, hal. 281.[67] Dutta & Robinson 1995, hal. 192.[68] Stewart & Twichell 2003, hal. 95-96.[69] Tagore 1977, hal. 5[70] Dutta & Robinson 1997, hal. 127.[71] Dutta & Robinson 1997, hal. 210.[72] Dutta & Robinson 1995, hal. 304.[73] Dutta & Robinson 1995, hal. 261.[74] Dutta & Robinson 1997, hal. 239-240.[75] Chakravarty 1961, hal. 181.[76] Dutta & Robinson 1995, hal. 204.[77] Dutta & Robinson 1995, hal. 215-216.[78] Dutta & Robinson 1995, hal. 306-307.[79] Dutta & Robinson 1995, hal. 339.[80] Dutta & Robinson 1997, hal. 267.[81] Tagore & Pal 1918.[82] Dutta & Robinson 1995, hal. 204.[83] Dutta & Robinson 1995, hal. 220.[84] Roy 1977, hal. 175.[85] Chakravarty 1961, hal. 27.[86] Dutta & Robinson 1995, hal. 221.[87] Chakrabarti 2001.[88] Hatcher 2001.[89] Kmpchen 2003.[90] Dutta & Robinson 1995, hal. 202.[91] Cameron 2006.[92] Rabindranath Tagore by : Mehru Jaffer (http:/ / www. indoindians. com/ tagore. htm)[93] Laporan wartawan Kompas, Anwar Hudijono (http:/ / www. angelfire. com/ oh/ gontor/ gontor. html)[94] "The Crescent Moon" (http:/ / www. sacred-texts. com/ hin/ tagore/ cresmoon/ index. htm)[95] "The Hungry Stones" (http:/ / www. eldritchpress. org/ rt/ hungry. htm)[96] "Songs of Kabir" (http:/ / www. sacred-texts. com/ hin/ sok/ index. htm)[97] "Stray Birds" (http:/ / www. sacred-texts. com/ hin/ tagore/ strybrds. htm)[98] "Thought Relics" (http:/ / www. sacred-texts. com/ hin/ tagore/ tr/ tr01. htm)[99] Sil 2005.[100] Dutta & Robinson 1995, hal. 34.[101] Dutta & Robinson 1995, hal. 220.[102] Sen 1997.[103] Dutta & Robinson 1995, hal. 214.[104] Dutta & Robinson 1995, hal. 297.[105] Dutta & Robinson 1995, hal. 214-215.[106] Dutta & Robinson 1995, hal. 212.[107] Dutta & Robinson 1995, hal. 273.[108] http:/ / banglapedia. search. com. bd/ HT/ T_0020. HTM[109] http:/ / www. parabaas. com/ rabindranath/ articles/ pMartin1. html

  • Rabindranath Tagore 18

    [110] http:/ / www. radio. cz/ en/ article/ 77431[111] http:/ / www. parabaas. com/ rabindranath/ articles/ pMeyer. html[112] http:/ / www. parabaas. com/ rabindranath/ articles/ pIndrani1. html[113] http:/ / www. parabaas. com/ rabindranath/ articles/ brMeenakshi. html[114] http:/ / www. parabaas. com/ rabindranath/ articles/ pRadice. html[115] http:/ / www. parabaas. com/ rabindranath/ articles/ pAnirban1. html[116] http:/ / www. britannica. com/ nobel/ micro/ 578_90. html[117] http:/ / nobelprize. org/ literature/ articles/ sen/ index. html[118] http:/ / www. parabaas. com/ rabindranath/ articles/ pKetaki2. html[119] http:/ / www. parabaas. com/ rabindranath/ articles/ pNarasingha. html[120] http:/ / www. nobel. se/ literature/ laureates/ 1913/ tagore-bio. html[121] http:/ / www. parabaas. com/ translation/ database/ translations/ stories/ gRabindranath_parrot. html[122] http:/ / www. parabaas. com/ rabindranath/ articles/ pBrian1. html[123] http:/ / nobelprize. org/ literature/ laureates/ 1913/ press. html[124] http:/ / www. hindustantimes. com/ news/ 181_1556239,00470001. htm[125] http:/ / tagore. business. uiuc. edu/ history. html

    Bacaan lanjutanBacaan lanjutan ini dipublikasikan dalam bahasa asing: Chaudhuri, A (2004), The Vintage Book of Modern Indian Literature, Vintage. Deutsch, A&Robinson, A (1989), The Art of Rabindranath Tagore, Monthly Review Press, ISBN 0-233-98359-7. Deutsch, A (editor)&Robinson, A (editor) (1997), Selected Letters of Rabindranath Tagore, Cambridge

    University Press, ISBN 0-521-59018-3. Tagore, R (2000), Gitanjali, Macmillan India Ltd, ISBN 0-333-93575-6.

    Pranala luar

    Biografi "Rabindranath Tagore: A Biographical Sketch" (http:/ / www.

    globalwebpost. com/ farooqm/ writings/ other/ tagore. htm). Dr.Mohammad Omar Farooq.

    "Tagore and his India" (http:/ / nobelprize. org/ nobel_prizes/literature/ articles/ sen/ ). Nobel Foundation.

    "Rabindranath Tagore: The Founder" (http:/ / www. visva-bharati.ac. in/ Rabindranath/ Rabindranath. htm). VisvaBharati(Shantiniketan).

    "Rabindranath Tagore's Conversation with Albert Einstein" (http:/ /www. schoolofwisdom. com/ tagore-einstein. html). School ofWisdom.

    "Rabindranath Tagore: In Conversation with H. G. Wells" (http:/ /www. schoolofwisdom. com/ tagore-wells. html). School ofWisdom.

    "Rabindranath Tagore" (http:/ / www. calcuttaweb. com/ tagore/tagore. htm). Calcutta Web.

    Bacaan "Martin Sheen Reads "My Country Awake" by Rabindranath

    Tagore" (http:/ / wiredforbooks. org/ martinsheen/ ). Wired forBooks.

    Texts and analyses (Inggris) Karya-karya Rabindranath Tagore (http:/ / www.

    gutenberg. org/ author/ Rabindranath_Tagore) di Proyek Gutenberg " " (http:/ / www. stat. wisc. edu/

    ~deepayan/ Bengali/ WebPage/ Archive/ Rabindranath/ archive. bn.html). Ankur.

    "The Works of Rabindranath Tagore" (http:/ / www. sacred-texts.com/ hin/ tagore/ index. htm). Internet Sacred Text Archive.

    "Rabindranath Tagore: Current Articles" (http:/ / www. parabaas.com/ rabindranath). Parabaas.

    Music "Rabindro-Sangeet" (http:/ / www. mybanglamusic. com/ mp3/ index.

    php?dir=Rabindro-Sangeet). My Bangla Music.

  • Sumber dan Kontributor Artikel 19

    Sumber dan Kontributor ArtikelRabindranath Tagore Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?oldid=4131669 Kontributor: AFP, Andri.h, Bennylin, Borgx, Evremonde, Ezagren, Haditahir, Hayabusa future,Indieschmindie, IvanLanin, Meursault2004, Mimihitam, Raheem, Relly Komaruzaman, Serenity, Stephencole2, Stephensuleeman, Tokohbaka, Winana, 6 suntingan anonim

    Sumber Gambar, Lisensi dan KontributorBerkas:Tagore3.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Tagore3.jpg Lisensi: Public Domain Kontributor: Badmachine, Otterathome, Ragib, Saravask, 5 suntingananonimBerkas:Tagore London.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Tagore_London.jpg Lisensi: Public Domain Kontributor: Hekerui, RagibBerkas:Rabindranath-Tagore-Mrinalini-Devi-1883.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Rabindranath-Tagore-Mrinalini-Devi-1883.jpg Lisensi: Public DomainKontributor: Dpkpm007, RagibBerkas:Rabindranath Tagore 1905-1906 Sukumar Ray.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Rabindranath_Tagore_1905-1906_Sukumar_Ray.jpg Lisensi: PublicDomain Kontributor: Sukumar RayBerkas:Tagoresignature.png Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Tagoresignature.png Lisensi: Public Domain Kontributor: Original uploader was Keenan Pepper aten.wikipediaBerkas:Einstein and Tagore Berlin 14 July 1930.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Einstein_and_Tagore_Berlin_14_July_1930.jpg Lisensi: tidak diketahuiKontributor: Martin VosBerkas:Tagore Gandhi.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Tagore_Gandhi.jpg Lisensi: Public Domain Kontributor: Dpkpm007, Roland zh, Saravask, YannBerkas:Tagore-THU.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Tagore-THU.jpg Lisensi: Public Domain Kontributor: Bukk, Mariluna, Saravask, UvoBerkas:Tagore_Iran.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Tagore_Iran.jpg Lisensi: Public Domain Kontributor: original uploader: ZereshkBerkas:Rabindranath Tagore Ra-Tha seal initials.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Rabindranath_Tagore_Ra-Tha_seal_initials.jpg Lisensi: Public DomainKontributor: Original uploader was Saravask at en.wikipediaBerkas:Rabindranath Tagore Hampstead England 1912.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Rabindranath_Tagore_Hampstead_England_1912.jpg Lisensi: tidakdiketahui Kontributor: WinanaBerkas:Rabindranath Tagore Untitled Dacing Girl.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Rabindranath_Tagore_Untitled_Dacing_Girl.jpg Lisensi: Public DomainKontributor: User:sevela.pBerkas:Rabindranath Tagore Rabindra Bhavana collection 2155 pastel mask.jpg Sumber:http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Rabindranath_Tagore_Rabindra_Bhavana_collection_2155_pastel_mask.jpg Lisensi: Public Domain Kontributor: Rabindranath TagoreBerkas:Nandalall Bose 1913 The Hero Tagore.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Nandalall_Bose_1913_The_Hero_Tagore.jpg Lisensi: tidak diketahuiKontributor: WinanaBerkas:Asit Kumar Haldar 1913 The Beginning Tagore.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Asit_Kumar_Haldar_1913_The_Beginning_Tagore.jpg Lisensi: tidakdiketahui Kontributor: WinanaBerkas:394_baul-singers-sml.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:394_baul-singers-sml.jpg Lisensi: GNU Free Documentation License Kontributor: Codeispoetry,Encyacht, Mattes, Schimmelreiter, ~Pyb, 1 suntingan anonimBerkas:Gitanjali title page Rabindranath Tagore.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Gitanjali_title_page_Rabindranath_Tagore.jpg Lisensi: Public DomainKontributor: Original uploader was Chalupa at cs.wikipediaBerkas:Gandhi Shantiniketan 1940.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Gandhi_Shantiniketan_1940.jpg Lisensi: Public Domain Kontributor: Dpkpm007, Red devil666, Roland zh, Teofilo, YannBerkas:Jalan_Rabindranath_Tagore_in_Surakarta-detail.JPG Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Jalan_Rabindranath_Tagore_in_Surakarta-detail.JPG Lisensi:Creative Commons Attribution 2.5 Kontributor: Bennylin, Meursault2004

    LisensiCreative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unportedhttp:/ / creativecommons. org/ licenses/ by-sa/ 3. 0/

    Rabindranath TagoreMasa Masa Awal (1861 - 1901) Shantiniketan (19011932) Masa Senja (19321941) Sebuah Petualangan Karya Sang Maestro Novel dan Non Fiksi Musik dan Seni Rupa Drama dan Teater Cerita Pendek Puisi

    Pandangan politik Warisan Sang Maestro Karya dalam bahasa Bengali Diterjemahkan dalam bahasa Inggris

    Catatan Referensi Catatan kaki Bacaan lanjutan Pranala luar

    Lisensi