Layout Plan -...

40
Perspective

Transcript of Layout Plan -...

Perspective

Ham

burg

Cla

ss

Layout Plan

Floor Plan

Perspective

Mün

chen

Clas

s

Layout Plan

Floor Plan

Perspective

Furn

itur

e and

Esth

etic

Det

ail

Hanging Lamp (Centre Area) and Wall Lamp

Hanging lamp pada Centre Area aplikasi bentuk burung lambang  negara Jerman dengan material metal dengan finishing cat hitam dan oranye sesuai dengan warna lambang Jerman. 

Wall lamp aplikasi bentuk sayap burung lambang negara Jerman dengan material kayu dan metal. 

Hanging Lamp and Signage

Hanging  lamp yang jugamerupakan aplikasi bentuk sayap burung lambang negara Jerman dengan material kayu dan metal.Hanging lamp ini di terapkanpada setiap ruang kelas diGoethe‐Zentrum.

Untuk elemen estetis, signage berbentuk oval dengan ornament dari kayudipadukan dengan metal. Signage ini digunakan untukmenunjukkan nama‐namaruang yang ada di Goethe‐Zentrum Surabaya. Bentuklengkung pada ornament diambil dari bentuk sayapburung lambang Negara Jerman. Material dan warnalengkungan sama denganhanging lamp dan wall lamp, kayu dengan finishing pliturwarna alami.

Partition and Class Table

Elemen estetis lainnya yaitupartisi di area toilet. Bentukpartisi ini diambil daribentukan lengkung padamonumen Suro dan Boyo. Partisi terbuat dari besihollow dengan finishing cat besi warna clear gloss Gold.

Setiap kelas memiliki bentukkursi yang berbeda, namunmeja kelas berbentuk samahanya berbeda warna. Mejakelaas merupakanperpaduan dari bentukankursi di semua kelas denganmenerapakan ornament bentuk tudor.

Berlin Chair, Frankfurt Chair, and Hamburg Chair

Kelas Frankfurt dengan tema Römerberg berstyle Gothic dengan aplikasi bentuk atap Römer yang bertingkat dipadu style Gothic pada kursi kelas. Kursi kelas dengan material stainless dan kayu, finishing cat besi dan kayu.

Dengan furniture Greek Revival pada kursi, dapat mengangkat suasana Brandenburg yang berstyle Greek Revival. 

Kelas Hamburg bertema Gereja St.Nikolai berstyle Gothic Revival dengan aplikasi bentuk pointed arch pada kaki kursi kelas dan garis vertikal diagonal pada penyangga sandaran kursi dari aplikasi garis Tudor. Kursi kelas dengan material stainless dan kayu, finishing cat besi dan kayu.

Floor Design

Motif Yunani pada lantai kelas Berlin

Bentuk atap bertingkat dari Romer pada motif lantai Frankfurt

Motif gothic revival pada lantai kelas Hamburg

Motif Late gothic pada lantai kelas Munich

Ceiling

Ceiling

List Corner

Plafon pada interior bangunan bersejarah diJerman sangat identik dengan ornamen danmotif dekorasi. Ornamen tersebut dapat berupamural, bentukan gips (molding), permainanketinggian

Pada area koridor samping diterapkan skylight untuk mengurangi pencahayaan buatan di sianghari dan mengurangi kesan monoton pada plafon

Pada interior Goethe‐Zentrum, list corner sudah diaplikasikan hanya ukurannya yang terlalu kecil dan bentuknya yang terlalu sederhana sehingga 

cenderung tidak terlihat. Untuk mencapai nuansaGerman heritage, perlu perubahan bentuk dan

ukuran list corner pada setiap sudut plafoninterior Goethe‐Zentrum.

Furniture and Esthetic

Furniture

Berlin

Frankfurt

Berlin identik dengan Gerbang Brandenburg yang dibangun dengan style Greek Revival.

Tujuan wisata bersejarah yang paling banyak dikunjungi di Frankfurt adalah Römerberg dengan style Gothic.. Namun, konsep Gothic yang diterapkan pada kelas Frankfurt juga dipadukan dengan ciri‐ciri bangunan di komplek Römerberg yang sangat mudah dikenali.

Munich

Hamburg

Gereja St. Nikolai berstyle Gothic Revival yang menjadi icon kota Hamburg diterapkan pada konsep furniture ruang kelas Hamburg, termasuk transformasi dari bentukan dari gereja itu sendiri.

Pada kelas München, penggunaan furniture hasil transformasi dari bentukan Gereja Frauenkirche

Color

Jerman

Benderakebangsaan

Historical Architecture

Goethe‐Zentrum

Warna KlasikWarnaHistoris

Terdapat 3 konsep warna pada interior Goethe‐Zentrum, yaitu konsep warna bangunan historis yang dibagi menjadi warna historis dan warna klasik. Sebagai aksen, warna dari bendera kebangsaaan Jerman dan warna dari coorporate image Goethe‐Zentrum.

Lighting

Lighting

Spot Lamp

Hidden Lamp

Wall Lamp

Hanging Lamp

‐ Sebagai penerang ruang secara general‐ Sebagai elemen dekoratif pada plafon‐ Mengangkat kesan ruang

‐ Mengangkat kesan dramatis pada ruang‐ Penunjuk batas area atau ruang‐ Memperjelas permainan plafon (padaplafon)

‐ Penegasan bentuk‐ Memberi kesan point of interest pada area pamer di koridor samping

‐ Mengangkat kesan dramatis

‐ Sebagai penerang area koridor

‐ Sebagai elemen dekoratifpada dinding

‐ Mengangkat kesan ruang

Corri

dor

Layout Plan

Floor Plan

Perspective

Ber

lin C

lass

Layout Plan

Floor Plan

Perspective

Fran

kfur

t Cla

ss

Layout Plan

Floor Plan

Desain Interior Goethe-Zentrum Surabaya dengan Tema Kota-Kota di Jerman Sebagai Sarana

Edukasi Multikultural

Nadya Bavaria . 3407100029Dosen Koordinator : Anggri Indraprasti, S.Sn, M.Des

Dosen Pembimbing : Ir. Nanik Rachmaniyah, MT

Tugas Akhir – Desain Interior

Jurusan Desain Produk Industri

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Sepuluh Nopember Surabaya

Background

Seni dan Budaya

Globalisasi

Surabaya

Sosial

Lifestyle Multikultural

Edukasi bahasaJerman

Kota-kota di Jerman

Pendidikan

PusatKebudayaan

Pelestarian seni danbudaya Jerman-Surabaya

Desain Interior Goethe-Zentrum Surabaya dengan Tema Kota-kota di Jerman sebagai Sarana Edukasi Multikultural

Meningkatnya hubungan keterkaitan antarbangsa di seluruh dunia melaluiberbagai aspek kemasyarakatan menyebabkan Indonesia dituntut untukmampu bersaing dengan negara lain dalam menunjukkan identitasnya

Merupakan kota ke-2 terbesar setelah Jakarta yang memiliki berbagaikegiatan masyarakat di berbagai bidang dan salah satu kota yang memiliki sejarah besar dalam perjuangan Indonesia

Indonesia dan Jerman sejaktahun 1953 telah bekerja

sama dalam berbagai bidangsalah satunya di bidang

pendidikan, seni dan budayaserta sosial

Kerjasamaantarnegara

Kerja sama di bidang pendidikan akan meluasmenjadi budaya dan seni. Jerman-Indonesia salingmendukung para seniman dan pertukaran pelajardari kedua pihak

Hubungan bilateral inimerupakan bagian dari

gaya hidup masyarakat saatini untuk dapat bersaing di

era globalisasi

Title Description

Desain Interior Goethe-Zentrum Surabaya dengan Tema Kota-kota di Jermansebagai Sarana Edukasi Multikultural

Desain Interiorsuatu proses / kegiatan perencanaan baik sistem maupun

fasilitas konkrit melalui media ruang sebagai bagian dari prosesadaptasi manusia dengan lingkungan dimana ia berada dengan

mempertimbangkan faktor fungsi dan estetika

Goethe-Zentrum Surabayapusat pembelajaran bahasa Jerman di Surabaya,

bekerja sama dengan Kedutaan Jerman untukIndonesia dibawah lisensi Goethe-Institut, Münich

Tema Kota-kota di JermanDidasari dari icon atau tujuan wisata bersejarah

yang paling banyak dikunjungi di 4 kota di Jeman; Berlin, München, Hamburg, dan Frankfurt

Sarana Edukasi MultikulturalTempat atau fasilitas pembelajaran bagi masyarakat tentang

budaya negara lain untuk memperluas wawasan danmempererat hubungan kerja sama antarnegara

Desain interior pusat pemebelajaran bahasa Jerman, Goethe-Zentrum sebagai fasilitas yang memperkenalkan bahasa dan budaya Jerman dengan tema heritage kota-kota di Jerman sebagai

penguat suasana sekaligus edukasi secara visual dan mandiri tentang Jerman

Problems

• Sebagian besar masyarakat Surabaya tidak mengenal Goethe-Zentrum dan aktifitas pembelajaran bahasa yang dilakukan.

• Interior Goethe-Zentrum belum sepenuhnya mencerminkan Jerman• Goethe-Zentrum merupakan sarana memperkenalkan bahasa dan budaya antara Jerman

dan Indonesia, khususnya Surabaya. Namun susana yang mencerminkan Surabaya kurang terekplorasi.

• Masih terdapat kesan formal, asing, dan membosankan pada suasana Goethe-Zentrum

Surabaya.

Identifikasi Masalah

• Sasaran segman pengunjung untuk pelajar dan mahasiswa• Mengekplorasi karakteristik detail elemen interior dan

arsitektur bersejarah dari beberapa kota di Jerman, yaitu Berlin, Frankfurt, Hamburg, dan Munich.

• Elemen interior yang mencerminkan Surabaya yang diekplorasiadalah detail elemen dari heritage sites yang ada di Surabaya.

• Memberi tema dari beberapa kota di Jerman, yaitu Berlin, Frankfurt, Hamburg, dan Munich pada setiap ruang kelas diGoethe-Zentrum sebagai salah satu fasilitas edukasimultikultural.

• Tidak merubah tampilan utama gedung sebagai benda cagarbudaya.

• Permasalahan yang diangkat adalah interior Goethe-Zentrumkhususnya pada ruang-ruang kelas dan koridor.

Batasan Masalah

Interior Goethe-Zentrum belum memberikan suasana yang mencerminkan Jerman sehingga kurang menarik minat masyarakat untuk mengenal bahasa Jerman dan budayanya, maka dengan memberikan konsep interior yang lebih mencerminkan Jerman tetapi tetap mempertahanakan tampilan utama bangunan yang dimiliki Goethe-Zentrum.

Rumusan Masalah

Benefit and Purpose

• Goethe-Zentrum menjadi salah satu pusat kebudayaan asing yang memperkenalkan budaya Jerman dan mengembangkan budaya Indonesia sebagai sarana Edukasi Multikultural Surabaya dan Jerman yang menghibur.

• Menawarkan konsep baru interior Goethe-Zentrum dengan memperkenalkan dan melestarikan arsitektur interior bersejarah di Jerman dan Surabaya.

• Menghasilkan interior yang mampu mengoptimalkam segala aktifitas yang dikhususkan untuk kegiatan belajar mengajar dengan lebih mencerminkan Jerman.

Tujuan

• Membantu pengembangan keilmuan Desain Interior dan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni).

• Membantu riset dan memperkaya data dalam pengembangan pendidikan desain diJurusan Desain Produk Industri, ITS.

• Dengan adanya perpaduan budaya dan pelestarian arsitektur interior bersejarah daribeberapa kota di Jerman dan Surabaya, diharapakan akan memberikan edukasimultikultural kepada pengguna, siswa, penikmat seni dan budaya atau pengunjungtentang budaya Jerman dan Surabaya

Manfaat

Design Method

IDE AWAL

IDENTIFIKASI OBJEK

PENGUMPULAN DATA

IDENTIFIKASI MASALAH

Eksisting

Pemilihan Judul Definisi Judul

Latar Belakang Tujuan & Manfaat

Permasalahan

Data Primer Data Sekunder

Data Pembanding CCCL SurabayaANALISA DATA

PENYUSUNAN KERANGKA BERPIKIR (MIND MAPPING)

AnalisaAspek Fungsi

KESIMPULAN

KONSEP DESAIN

DESAIN AWAL

Analisa AspekEstetis

Sketsa

AnalisaFurnitur

DESAIN ALTERNATIF

EVALUASITechnical Drawing

PresentationDrawing

3D ModelFINAL DESIGN

Owner

Mind Mapping

Fasilitas

Surabaya

Lokasi

Negara Bagian

Desain Interior Goethe-Zentrum Surabaya dengan

Tema Kota-kota diJerman sebagai SaranaEdukasi Multikultural

Goethe-Zentrum

Jerman

Interior

Data Eksisting

Goethe

layout sejarah

bangunan kolonial pusat budaya

multikultural

lifestyle

pelestarian seni-budaya

edukasi bahasa Jerman

Sejarah

Tujuan Wisata

budaya sastrawan

event

arsitektur

Elemen pembentukRuang

Utilitas

Hamburg

FrankfurtMünchenBerlin

Dinding

Lantai

PlafonFurnitur

ornamenornamen

keramik

terazzo

lightning penghawaan

akustik ruang

icon / simbol kota

Mind Mapping digunakan untuk untuk menentukan poin-poin yang akan dibahas dalm penelitian sehingga proses penelitian lebih terarah.

Refe

renc

es S

tudy

About Germany

Jerman, secara resmi, Republik Federal Jerman (Bundesrepublik Deutschland), adalah sebuah negara di Eropa Tengah yang berbatasan dengan: utara: Laut Utara, Denmark, dan Laut Baltik; timur: Polandia dan Republik Ceko; selatan: Austria dan Swiss; barat: Perancis, Luxembourg, Belgia, dan Belanda.

Sejak dibukanya hubungan diplomatik pada tahun 1953, hubungan bilateral Indonesia-Jerman telah menghasilkan hubungan yang positif dan bersahabat. Indonesia memandang Jerman sebagai sebuah partner penting baik dalam tingkat hubungan bilateral maupun yang terkait hubungan dengan Uni Eropa. Bahkan sejak perubahan situasi politik tahun 1998, telah membawa Indonesia pada suatu perkembangan budaya yang dinamis. Dalam hal ini di Surabaya, Yayasan Goethe-Zentrum memegang peranan penting dalam kegiatan kebudayaan Jerman, khususnya pengenalan bahasa Jerman dan bahasa Jerman sebagai bahasa asing di seluruh dunia, Hal ini dikarenakan Jerman adalah bahasa yang paling banyak digunakan di Eropa, dengan 100 juta penutur asli.

Salah satu unsur penting dalam hubungan kebudayaan ini adalah kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi. Sejak tahun 1945 kira-kira 27.000 pelajar Indonesia melanjutkan studi mereka di Jerman. Diantara banyak universitas Jerman dan Indonesia telah terjalin suatu kerja sama yang erat dalam bidang penelitian dan pengajaran.

About Germany

Negara Bagian : Baden‐WürttembergIbukota : Stuttgart

Negara Bagian : HamburgIbukota : Hamburg

Negara Bagian : BremenIbukota : Bremen

Negara Bagian : BavariaIbukota : München

Negara Bagian : SaarlandIbukota : Ssaarbrücken

Negara Bagian : Rheinland‐PfalzIbukota : Mainz

Negara Bagian : ThüringenIbukota : Erfurt

Negara Bagian : Schleswig‐HolsteinIbukota : Kiel

Negara Bagian : Sachsen‐Anhalt / Saxony‐AnhaltIbukota : Magdeburg

Negara Bagian : Sachsen / SaxonyIbukota: Dresden

Negara Bagian : Nordrhein‐WestfalenIbukota : Düsseldorf

Negara Bagian : Niedersachsen / Lower SaxonyIbukota : Hannover

Negara Bagian : BradenburgIbukota : Potsdam

Negara Bagian : BerlinIbukota : Berlin

Negara Bagian : Meckelenburg‐VorpommernIbukota : Schwerin

Negara Bagian : HesseIbukota : Wiesbaden

Jerman terdiri 16 Länder, atau negara bagian yang biasa disebut Bundesland adalah konstituante dari Republik Federal Jerman. dan kota terbesar adalah Berlin.

Dimulai pada abad ke-10, wilayah Germania membentuk bagian pusat dari Kekaisaran Romawi Suci, yang berlangsung hingga 1806. Selama abad 16, Jerman Utara menjadi pusat dari Reformasi Protestan. Sebagai bangsa-negara yang modern, Germania merupakan negara pertama yang bersatu di tengah-tengah Perang Perancis Prusia pada tahun 1871. Setelah Perang Dunia II tahun 1945, Jerman dibagi menjadi dua negara terpisah, Jerman Timur dan Jerman Barat. Jerman bersatu pada 3 Oktober 1990. Jerman Barat adalah anggota pendiri European Union pada tahun 1957, yang menjadi Uni-Eropa pada tahun 1993. Ini adalah bagian dari area Schengen dan mengadopsi mata uang Eropa, Euro, pada tahun 1999. Area Schengen beroperasi seperti suatu negara yang bertujuan untuk perjalanan inernasional dengan mengontrol perbatasan bagi wisatawan berpergian ke dalam dan ke luar kawasan tersebut, tetapi tanpa kontrol perbatasan internal.