EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

47
EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 JURNAL SMAKPA ISSN : 2252 – 374X PRODUK INOVATIF MENDUKUNG INDUSTRI KECIL MENENGAH BERWAWASAN LINGKUNGAN Diterbitkan Oleh : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN – SMAK PADANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

Transcript of EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Page 1: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

EDISI JUNI 2014Vol. 06 N0. 01

JURNALSMAKPA

ISSN : 2252 – 374X

PRODUK INOVATIF MENDUKUNG INDUSTRI KECILMENENGAH BERWAWASAN LINGKUNGAN

Diterbitkan Oleh :

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN – SMAK PADANGKEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

Page 2: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol.06, No.01, Juni 2014 Page ii

JURNALS M A K P A

Vol. 06 No. 01 Juni 2014

DEWAN REDAKSI

Pembina : Kepala Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK PadangPenanggung Jawab : Sylvi, S.T, M.Si

Penelaah Ahli : Dra. Nilma, M.P, Yeniza, S.Pd, M.SiRedaktur : Silvania Lorina, M.Si

Editor : Yeni Hermayanti, M.Si, Musa Rasyidin, S.Pd.I, Anis Nur Afifah, S.SiRedaktur Pelaksana : Fitriyeni, M.Si

Sekretariat : Novi Adeline Rosalia, S.Psi, Nova Nelfia, Cut Afriyeni Yohanerika

DARI REDAKSI

Dengan segala kerendahan hati, Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Jurnal SMAKPA ini dapat

diterbitkan kembali ke hadapan para pembaca sebagai bentuk dan upaya pemenuhan

kerinduan akan pengetahuan, keilmuan dan pemahaman manusia terhadap lingkungannya.

Pada penerbitan kali ini, kami mencoba untuk menyajikan penelitian-penelitian mengenai

pemanfaatan bahan alam dan limbah lingkungan sekitar kita.

Redaksi mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang telah

menyumbangkan karya-karya ilmiahnya untuk dipublikasikan di Jurnal SMAKPA. Kritik dan

saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk memperbaiki mutu dan penampilan terbitan

jurnal ini.

Alamat Redaksi / PenerbitSMK-SMAK PadangJl. Alai Pauh V no. 13

Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan PauhKota Padang 25163, Telp: (0751) 777702 Fax : (0751) 777703

www.smk-smakpa.sch.id

Email : [email protected] Blog : http://laboratoriumsmakpa.blogspot.com/http://jurnalsmakpa.blogspot.com/

ISSN : 2252 – 374X

Page 3: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol.06, No.01, Juni 2014 Page iii

JURNAL SMAKPA

PRODUK INOVATIF MENDUKUNG INDUSTRI KECIL MENENGAH BERWAWASAN

LINGKUNGAN

VOL. 06, NO. 01, JUNI 2014

DAFTAR ISI

1. PEMBUATAN DAN ANALISIS PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN

TAMBAHAN KOTORAN AYAM DAN AIR LIMBAH TAHU SEBAGAI

BIOAKTIVATOR

2. PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGAWET TAHU DARI EKSTRAK DAUN

GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb)

3. ANALISIS DAN PEMBU\ATAN MIE KERING BERBAHAN BAKU BERAS MERAH

(Oryza nivara)

4. ANALISIS DAN PEMBUATAN TEH HERBAL DARI DAUN DURIAN

BELANDA (Annona muricata L)

5. PEMBUATAN DAN ANALISIS PERMEN TOFFEE DARI EKSTRAK DAUN SIRIH

(Piper Betle L)

6. PEMBUATAN DAN ANALISIS BIOETANOL DARI AMPAS KELAPA

7. PEMBUATAN DAN ANALISIS HAND SANITIZER BERBAHAN DASAR DAUN

SIRIH MERAH (Piper crocatum)

8. PEMBUATAN LARUTAN KIT UNTUK UJI KUALITATIF LOGAM BERBAHAYA BESI,

MERKURI DAN TIMBAL ( Fe, Hg, dan Pb )

Page 4: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 1

PEMBUATAN DAN ANALISIS PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN TAMBAHANKOTORAN AYAM DAN AIR LIMBAH TAHU SEBAGAI BIOAKTIVATOR

Yeni Hermayanti, Claudia Deniati Turnip, Hafiz Marza, Sari WahyuniLaboratorium Proksimat SMK SMAK PadangJalan Alai Pauh No 13 Padang Sumatera Barat

ABSTRAKPupuk organik cair yang dibuat dari campuran daun jati, sampah pasar, kotoran ayam dan air limbah tahusebagai bio-aktivator. Air limbah aplikasi bio-aktivator tahu sebagai starter dalam proses fermentasi pupuk cairdilakukan selama 21 hari dan dianalisis di laboratorium Proksimat SMK SMAK Padang diperoleh hasil sebagaiberikut: 0,8144% nitrogen, 3,56% fosfor, kalium 0,45%, 5,25% C organik, rasio C / N 6.45, tingkat mikro-nutrisi14.65 ppm ion logam Fe, ion logam 746,66% Cu, Zn ion logam 8,93 ppm, ion logam Mn 0,7945 ppm dan ionlogam Ca 0%, untuk logam berat konten Pb <0,0696 ppm, pH 8.65 dan kontaminan mikroba E. coli adalah (-).Kata kunci: pupuk organik cair, kotoran ayam, limbah cair pabrik tahu.

ABSTRACTLiquid organic fertilizer made from a mixture of teak leaves, pulp, market waste, chicken manure and wastewater of tofu as bio-activator. Application bio-activator waste water of tofu as a starter in Liquid fertilizerfermentation process carried out for 21 days and analyzed in the Proximate laboratory of SMK SMAK Padangobtained the following results: 0.8144% nitrogen, 3.56% phosphorus, potassium 0,45%, 5,25% Organic C, Theratio of C / N 6.45, the levels of micro-nutrients 14.65 ppm Fe metal ions, metal ions 746.66% Cu, 8.93 ppm Znmetal ions, metal ions Mn 0.7945 ppm and metal ions Ca 0%, for heavy metal content Pb <0.0696 ppm, pH 8.65and microbial contaminants E. coli is 0 (-).Keywords: liquid organic fertilizer, chicken manure, liquid waste tofu factory.

PENDAHULUANKotoran hewan ternak merupakan limbah yangpaling banyak dalam pemeliharaan ternak selainsisa pakan. Limbah tersebut akan sangatmengganggu jika tidak ditangani dengan cepat.Pabrik tahu dalam produksinya menghasilkanlimbah cair yang pembuangannya umumnyalangsung ke badan perairan sehingga menimbulkanpenceramaran air begitu pula dengan sisa sayur-sayuran di pasar yang menumpuk, sisa daun-daundari pohon yang gugur juga dapat menimbulkanmasalah terhadap lingkungan. Keseluruhan limbahorganik diatas yang mengandung karbohidrat,lemak, protein dan dapat diolah menjadi pupukdalam upaya mengatasi masalah pencemaranlingkungan.

Pupuk organik dapat dibagi atas pupukpadat dan cair. Penggunaan pupuk organik cairsudah meningkat sejalan dengan berkembangnyapertanian organik tetapi jumlahnya masih sedikitpasaran. Pupuk organik cair adalah larutan daripembusukan bahan bahan organik yang berasaldari sisa tanaman, kotoran hewan,dan manusiayang kandungan unsur haranya lebih dari satuunsur. Pupuk cair dapat menyediakan nitrogen danunsur mineral lainnya yang dibutuhkan untukpertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuknitrogen kimia meningkatkan kandungan haranya,terutama hara makro seperti nitrogen, kalium danfosfor. Kita dapat menggunakan kotoran ternakbaik feses maupun urine pada proses pembuatanpupuk cair. Kelebihan dari pupuk organik cairadalah dapat mengatasi defesiensi hara dan mampumenyediakan hara secara cepat. Jika dibandingkanantara pupuk cair anorganik, pupuk organik cair

umumnya tidak merusak tanah dan tanamanwalaupun digunakan sesering mungkin. Selain itupupuk organik cair memilikibahan pengikat sehingga pupuk yang diberikan kepermukaan tanah bisa langsung diserap olehtanaman.Tidak hanya itu, kehidupan binatang didalam tanah juga dapat terpacu untuk tumbuh.

Pupuk cair dibuat menggunakan bahan –bahan seperti daun jati, limbah pasar, ampas tahu,air tahu dan kotoran ayam. Sampah pasar sepertikulit buah dapat dimanfaatkan karena kandugan airdalam kulit buah cukup tinggi sehingga dibutuhkanpada proses pembuatan pupuk cair. Selain kulitbuah dapat juga digunakan sayur – sayuran yangbusuk.

Pada industri tahu limbah yang dihasilkanadalah limbah padat yaitu ampas tahu dan limbahcair yaitu air tahu yang berasal dari pencucuian airkedelai, pencucian peralatan proses, pemasakan danlarutan bekas rendaman kedele. Selama ini limbahampas tahu hanya dimanfaatkan sebagai bahanbaku tempe gambus dan pakan ternak. Ampas tahudiketahui memiliki unsur senyawa nitrogen (N),fosfat (P) dan kalium (K) merupakan unsur harayang dapat menyuburkan tanaman. Selain ampastahu, air limbah tahu juga dapat dimanfaatkansebagai pengganti bahan cair untuk pertumbuhanbakteri. Abdullah (2004) merekomendasikanpenggunaan limbah tahu dalam pengomposan danmeningkatkan nilai ekonomis limbah tahu. Padapenelitian terdahulu mendapatkan hasil , bahwalimbah tahu padat yang telah didinginkan dandibiarkan selama 1 hari mengandung bakteri danjamur total lebih dari 109cfu g-1, C- Organik 48,65

Page 5: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 2

% dan N –Total 1,39 yang baik untuk pertumbuhantanaman.

Penambahan kotoran ayam bertujuan untukmeningkatkan kandungan hara pupuk cair yangdihasilkan karena didalamnya mengandung 2,79 %N, 0,52 % P2O5, 2.29 % K2O.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutandari peneliti yang sebelumnya. Peneliti sebelumnyaadalah Irma Arjulita dengan judul “ Analisis danPembuatan Pupuk Cair dari Campuran Daun Jati,Kulit Buah, dan Ampas Tahu Secara Aerob”.Bahan dasar yang digunakan adalah daun jati, kulitbuah dan ampas tahu dengan perbandingan 1:1:3.Setelah dilakukan analisis, kandungan haranyamasih sangat kecil. Untuk itu dilakukan penelitianlanjutan untuk meningkatkan kandungan harapupuk cair, salah satu bahan tambahan yang bisameningkatkan kandungan hara pupuk adalahkotoran ayam. Komposisi bahan dasar yaitu daunjati, limbah pasar, ampas tahu, abu sekam denganperbandingan 1:1:3:3.

METODE PENELITIAN

Waktu dan TempatPenelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampaidengan Maret di Laboratorium SMK SMAKPadang.

Bahan dan Alat PenelitianBahan – bahan yang digunakan dalam penelitian iniadalah daun- daunan jati yang sudah tua diambildari pohon yang ada di lingkungan SMK – SMAKPadang, limbah pasar ( sayur ) didapatkan daripedagang sayur di pasar Bandar buat , ampas tahudidapatkan dari salah satu pabrik pembuatan tahu didaerah Taratak Paneh , Padang, abu sekamdidapatkan di peternakan ayam setempat yang telahkering. Bahan-bahan kimia yang dipakai adalahHNO3 pekat, Aquadest, H2SO4 pekat, Tritisol Zn,Aquabides, HNO3 4 N, Kertas saring, HCl pekat,Na2HPO4, KSCN 10 %, Vaselin, NH4Fe(SO4)2,ammonium molibdatetetrahidrat (NH4)6.Mo7O244H2O, ammonium metavanadat (NH4VO3),Aquadest, Larutan asam sulfat salisilat (25 g asamsalisilat dilarutkan hingga 1 L H2SO4 pekat),NaOH 40 % (40 g NaOH dilarutkan dengan airsuling hingga 100 mL), Natrium tiosulfat Na2S2O3.5H2O, Larutan asam borat 1 % (1 gram asamborat dilarutkan hingga 100 mL dengan airsuling), Larutan asam sulfat H2SO4 0,05 N,Indikator Conway 0,15 g brom cresol hijau dan0,10 g metal merah dilarutkan hingga 100 mLdengan etanol, Larutan BPW 0,1 % ( BufferedPepton Water 0,1 % ), Media ECB ( EshcherichiaColi Broth ), Media LB (Lactosa Broth)Aquabidest, Larutan induk mangan 1000 mg/L atauMnSO4.H2O , Larutan standar induk Pb 1000mg/Kg, Asam nitrat HNO3 pekat ,sp.gr.1,3,Indikator Phenol Phatelein ( PP ), batu didih, Kertas

saring Whatman 45 , K2Cr2O7 2 N, FeSO4 0.2N, KmnO4 0,1 N, (NH4)2C2O4 4 %, NaOH 20 %,

HCl 5 N, NaOH 20 %, HCl pekat, Tri Etanolamine, KOH 3 N, Indikator murexid, LarutanEDTA, Larutan buffer pH 10, Na2S, Indikator EBT.Alat-alat yang dipakai pada penelitian ini adalahSpektrofotometer UV-VIS, SpektrofotometerSerapan Atom (SSA), Potensiometer, flamefoto-meter, ampul, labu suling, botol reagen, rangkaianalat Kjeldhal, batang Pengaduk, Pendingin Liebig,buret 50 mL, pipet gondok 5, 10, 25 mL, corong,erlenmeyer 250 mL, pipet takar 10 mL, gelas ukur50, 100 mL, tabung reaksi, gelas piala 250, 500,1000 mL, pipet mikro 1 mL, Pipet tetes, labu ukur50, 100, 250 mL, kompor gas, penangas air, kacaarloji, cawan petri , komposter, alat untuk penghasilgelembung udara dan selang.

Prosedur PenelitianPembuatan pupuk cairBahan dasar daun jati, limbah pasar, ampas tahu,dan tambahan kotoran ayam dengan perbandingan1:1:3:3 dimasukkan ke dalam komposter yangsebelumnya telah diisi dengan air limbah tahu danmasukkan alat penghasil gelembung udara sampaike dasar air limbah selanjutnya alat dihidupkan dankomposter ditutup biarkan ptoses fermentasi terjadi.Pupuk cair akan keluar dari keran pada komposterdengan cirri-ciri berwarna kehitaman dan tidakberbau sampah.Untuk pengujian kandungan pada pupuk cairdisiapkan wadah untuk pengambilan pupuk cair,wadah yang akan digunakan untuk pengambilansampel dibersihkan terlebih dahulu, bilas wadahdengan sampel 2 kali pembilasan, ambil hasilpupuk cair setiap hari pada hari ke-15 sampaiselesai lalu homogenkan, sampel diambil sebanyakyang dibutuhkan untuk analisis.

PENGUJIANPenentuan Kadar fosfor (SNI 2803-2012)Pembuatan larutan induk : timbang 0.1250 grNa2HPO4 dengan neraca analitik, larutkan kedalamlabu ukur dengan aquades sampai volume 250 ml,paskan sampai tanda tera lalu homogenkan.Pembuatan larutan intermediet : pipet 20 ml larutaninduk dengan pipet gondok masukkan dalam labuukur 100 ml paskan sampai tanda tera laluhomogenkan. Pembuatan larutan deret standar Pipet0, 5, 10, 15, 20 mL larutan intermediet kedalammasing – masing labu ukur 50 ml paskan sampaitanda tera lalu homogenkan. Persiapan sampel,sampel 1 gr masukkan kedalam gelas piala 250 mLtambahkan 20 – 30 mL larutan HNO3 p.a didihkanselama 30 menit – 45 menit untuk mengosidasibahan yang mudah teroksidasi, lalu dinginkan.Tambahkan 50 ml aquades didihkan beberapamenit, lalu pindahkan ke labu ukur 250 mL paskansampai tandatera dengan aquades lalu homogenkansaring melalui kertas saring bebas abu no. 40kedalam Erlenmeyer yang kering. Penetapan kasar :dilakukan dengan memipet 5 mL sampel danmasing –masing larutan standar fospat (P2O5 0.4mg/ml – 1.0 mg/ml) masukkan ke dalaam labu ukur

Page 6: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 3

100 ml tambahkan 45 mL aquades diamkan selama5 manit, tambahkan 20 mL peraksi ammoniummolibdovanat, kemudian paskan sampai skaladengan aquades lalu homogenkan. Biarkanpengembangan warna selama 10 menit. Lakukanpengerjaan pada blanko optimasi spektrofotometerpada panjang gelombang 400 nm baca absorbansilarutan contoh dan standar pada spektrofotometer,buat kurvastandar, dan hitung kadar fosfor.

Penentuan Nitrogen Metode Makro KhejedalSampel ditimbang 5 gram dimasukkan kedalamlabu kjedhal. Tambahkan 25 mL larutan asamsulfat–salisilat, goyang hingga tercampur rata.Natrium tiosulfat ditambahkan sebanyak 4 gkemudian panaskan pada suhu rendah hinggagelembung habis. Naikkan suhu secara bertahapsampai suhu maksimal 300 oC (sekitar 2 jam ) danbiarkan dingin. Encerkan dengan aquadest ,pindahkan ke dalam labu ukur 100 mL. dinginkandan encerkan dengan aquadest hingga tanda tera ,lalu kocok sampai homogen. Masukkan 100 mLlarutan tersebut ke dalam labu Suling, tambahkandan batu didih, serta tambahkan 3 tetes indikatorPP, lalu pasang pada alat destilasi. PasangErlenmeyer penampung destilat yang berisi 50 mLH2SO4 0,25 N dan 3 tetes indicator campuranConway, ujung pendingin harus terendam larutanpenampung. Lakukan penyulingan larutan tersebutdalam suasanan alkali dengan penambahan NaOH40 % ( sampai larutan berwarna merah ). Hentikanpenyulingan bila volume destilat sudah mencapaivolume ± 75 mL bila menggunakan alat destilasi.Titar hasil destilasi dengan larutan NaOH 0,25 Nhingga titik akhir titrasi tercapai (warana hijauberubah menjadi waran merah jambu ) dan catatvolume larutan NaOH 0,25 N yang dipakai.Lakukan penetapan larutan blanko dengan carayang sama.

Penentuan Kadar KaliumPersiapan Larutan Contoh: sebanyak 5 gram contohdengan teliti dan masukkan ke dalam gelas piala.Tambahkan 10 mL HCl, 100 mL aquadest dandidihkan sekitar 5 menit. Dinginkan, pindahkan kelabu ukur 250 mL kemudian encerkan denganaquadest sampai tanda tera, homogenkan dan saringdengan kertas saring whatman 41. Pipet larutancontoh 10 mL dan masukkan ke labu ukur 100 mL.Tambahkan 5 mL larutan supresor, encerkandengan aquadest dan homogenkan. Ukur denganFlame photometer dan catat konsentrasinya.Pembuatan Larutan Standar dan Deret Standar :dengan melarutkan 0.2314 gram K2HPO4 denganaquadest dalam labu ukur 250 mL. Paskan danhomogenkan, sehingga diperoleh larutan standarkalium sebagai K2O dengan konsentrasi 500 ppm.Dipipet 20 mL larutan standar kaliumr sebagai K2O500 ppm ke dalam labu ukur 100 mL, makadidapatkan larutan intermediet 100 ppm.Dimasukkan 0 mL, 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, 5 mLlarutan intermediet masing-masing ke dalam labu

ukur 50 mL. Paskan dengan aquadest sampai tandatera dan homogenkan sehingga diperolehkonsentrasi 0, 2, 4, 6, 8, 10 ppm. Lakukanpengukuran dengan Flame photometer. Dan hitungkadar kalium.

Penentuan Kadar C-OrganikContoh ditimbang sebanyak 5 g dan dimasukan kedalam erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 15 mlH2SO4 pekat dan 10 mL larutan K2Cr2O7 2 N, lalulakukan proses destruksi diatas nyala api sampaiwarna larutan telah jernih kehijau-hijauan.Didinginkan dan encerkan dengan aquadest didalamlabu ukur 100 mL, dipaskan sampai tanda garis, dandihomogenkan, lalu saring dengan kertas saring.Hasil saringan dipipet 10 mL dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL. Ditambahkan 12 mLFeSO4 0.2 N. Titrasi dengan larutan standar KMnO4

0,1 N hingga diperoleh titik akhir titrasi(lembayung muda). Catat volume KMnO4 0,1 Nyang terpakai. Lakukan titrasi secara duplo danlakukan juga prosedur yang sama terhadap blangko.

Penentuan Fe Metode KSCNPembuatan Larutan Induk : Timbang NH4Fe(SO4).

12 H2O 0. 2158 gram larutkan dengan aquadeskedalam labu ukur 250 ml pas sampai skala, laluhomogenkan.Larutan deret standar : dibuat dengan masukkanlarutan induk kedalam buret, sediakan 6 buah labuukur 100 ml. Isi labu dengan larutan intermedietmasing – masing 0, 20, 40, 60, dan 80 ml. Lalutambahkan masing – masing labu dengan 5 mlKSCN 10% dan 1 ml HNO3 pekat paskan denganaquades dan homogenkan.Persiapan sampel: Pipet sampel 10 ml masukkankedalam labu ukur 100 ml tambahkan KSCN 10% 5ml dan 1ml HNO3 pekat lalu paskan denganaquades sampai tandatera lalu homogenkan. Saringdengan kertas saring. Lakukan pengukuran padasampel dan deret standar dengan alatspektrofotometer. Hitung kadar Fe.

Penentuan kadar ion CuSampel dipipet sebanyak 10 mL dan masukkan kedalam labu ukur 100 mL. Teteskan H2SO4 3 tetes kedalam labu ukur dan tambahkan 5 mL amoniak : air= 1:1. Paskan sampai tanda tera dengan aquadestdan homogenkan. Ukurderet standar dan sampeldengan spektrofotometer UV-Vis. Hitung kadar Cu(ppm).

Penentuan kadar ion ZnPembuatan larutan induk Zn : Tuangkan larutanlogam Zn 1 ml dari kemasan kedalam labu ukur1000 ml tambahkan 5 ml asamnitrat 4N tambahkanaquabides sampai tadatera, lalu homogenkan.Pembuatan larutan intermediet Zn 100 ppm : Pipet10 ml larutan induk Zn 1000 ppm kedalam labuukur 100 ml tepatkan dengan aquabides sampaitandatera. Pembuatan derets tandar logam Zn: Pipet0, 2.5, 5, 7.5, dan 10 ml larutan intermediet Zn 100

Page 7: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 4

ppm kedalam masing–masing labu ukur 100 mltambahkan aquabides sampai tanda tera laluhomogenkan. Persiapan sampel: Pipet 100 mlsampel dengan pipet gondok tambahkan 5 mlHNO34N panaskan sampai mendidih. Pindahkandalam labu ukur 100 ml paskan sampai tanda teradengan aquabides lalu homogenkan. Saring sampeldengan kertas karing whatman. Sampel siap diukurdengan: Aspirasikan larutan standar dan sampel kealat SSA melalui pipa kapiler baca dan catat nilaiabsorbannya. Buat kurva kalibrasi untuk mendapat-kan persamaan garis regresi hitung kadar Zn.

Penentuan Derajat Keasaman (pH)Sampel pupuk cair diambil sebanyak 150 ml laluhidupkan pHmeter. Celupkan pH-meter padaaquades untuk membilas katoda. Kalibrasi pHmeterdengan larutan buffer. Lalu bilas pHmeter denganaquades, celupkan pHmeter kedalam sampel pupukcair.

Penentuan ion logam Mg dan CaPengujian Ca: Pipet 50 mL sampel dengan pipetgondok 50 mL. Tambahkan 25 aquadest.Tambahkan 2 ml tri etanol amine. Tambahkan 3mL KOH, dan tambahkan 0,1 g indikator murexid.Kemudian titar dengan larutan EDTA, catat volumepenitaran.Pengujian Mg : Pipet 50 mL sampel dengan pipetgondok 50 mL. Tambahkan 25 mL aquadest.Tambahkan 7 mL buffer pH 10. Tambahkan 2-3tetes Na2S, dan tambahkan indikator EBT 2-3 tetes.Kemudian titar dengan EDTA, catat volumepenitaran.

Penentuaan ion logam Mangan (Mn) secaraSSASaring larutan contoh 50 mL sampai 100 mLdengan menggunakan saringan membrane 0,45 μmAsamkan contoh sampai pH < 2 dengan HNO3 p.a.Bila terjadi endapan,pipet 100 mL contoh yangdiasamkan ke dalam gelas piala 150 mL,tambahkan 50 mL HNO3 pekat dan batu didihkemudian uapkan di atas penangas listrik sampailarutan jernih dan volumenya kira – kira 10 mlsampai 20 mL. Pindahkan contoh ke dalam labuukur 100 mL, dan tambahkan air bebas logam yangmengandung HNO3 (1,5 mL/L) sampai berimpittanda garis. Contoh siap diukur.

Penentuan ion logam Pb secara SSASampel dihomogenkan dengan cara di kocok.Dimasukkan 100 mL sampel yang sudahdihomogenkan ke dalam gelas piala. Tambahkan 5mL asam nitrat (HNO3) ke dalam gelas piala yangberisi sampel. Sampel dipanaskan di pemanaslistrik sampai larutan sampel hampir kering.Sampel yang hampir kering tersebut, kemudianditambahkan 50 mL aquadest. Sampel disaringdengan kertas saring dan dimasukkan kedalam labuukur 100 mL . Tambahkan aquadest sampai tanda

batas. Pengukuran kadar sampel denganSpektrofotometer Serapan

Pengujian Escherichia Colli Metoda MPNPenyiapan contoh : Masukkan sampel 1 mL kedalam tabung reaksi tambahkan 9 mL larutan BPW0,1 % (pengenceran 10-1) dan dihomogenkan.Cara uji : Pengujian menggunakan 3 tabung reaksiUji Pendugaaan : Pindahkan 1 mL larutanpengenceran 10-1 tersebut dengan pipet steril kedalam larutan 9 mL BPW 0,1 % untukmendapatkan pengenceran 10-2. Dengan cara yangsama seperti di atas dibuat pengenceran 10-3. Pipetmasing masing 1 mL dari setiap pengenceran kedalam seri 3 tabung LB yang berisi tabung Durham.Inkubasikan pada temperatur 35 oC selama 24 jamsampai dengan 48 jam. Perhatikan adanya gas yangterbentuk di dalam tabung durham. Hasil ujidinyatakan positif apabila terbentuk gas.Uji konfirmasi : Pengujian harus selalu disertaidengan menggunakan control positif. Pindahkanbiakan positif dari uji pendugaan denganmenggunakan jarum inokulasi dari setiap tabungLSTB ke dalam tabung ECB yang berisi Durham.Inkubasikan ECB pada temperature 45,5 C selama24 jam ± 2 jam. Perhatikan adanya gas yangterbentuk di dalam durham. Hasil uji dinyatakanpositif apabila terbentuk gas. Selanjutnya gunakantable most propable number (MPN) untukmenentukan nilai MPN berdasarkan jumlah tabungECB yang positif mengandung gas di dalam tabungdurham sebagai jumlah E.Coli per milliliter atau pergram.Interprestasi hasil : Banyaknya koliform yangterdapat dalam contoh uji diinterprestasikan denganmencocokkan kombinasi jumlah tabung yangmemperlihatkan hasil positif. Berdasarkan tabelnilai MPN kombinasi yang diambil dimulai daripengenceran tertinggi yang masih menghasilkansemua tabung positif, sedangkan pada pengenceranberikutnya terdapat tabung negative.Kombinasiyang diambil terdiri dari tiga pengenceran.

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil pengujian yang dilakukan padapupuk organik cair di laboratorium ProksimatSMK-SMAK Padang didapatkan hasil sebagaiberikut : nitrogen 0,81%, fosfor 3,56%, kalium0,45%, 5,25% C organik, rasio C / N 6,45, tingkatmikro-nutrisi 14,65 ppm ion logam Fe, ion logam746,66% Cu, Zn ion logam 8,93 ppm, ion logamMn 0,7945 ppm dan ion logam Ca 0%, untuk logamberat Pb <0,0696 ppm, pH 8.65 dan kontaminanmikroba E. coli adalah (-).

Dengan penambahan kotoran ayam kadarfosfor dan C-organik menjadi meningkat Pupuk inidapat digunakan dengan cara diencerkan (1:10misal 1 L pupuk 10 L air) untuk mempermudahpenyerapan pupuk dalam tanah. Dengan kadarfosfor, pupuk ini sangat cocok untuk tanaman yangmenghasilkan buah. Sedangkan untuk kadar unsure

Page 8: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 5

mikro tidak melebih dari standar SK MenteriPertanian No.28/Permentan/SR.130/B/2009.

KESIMPULANHasil yang didapat nitrogen 0,81%, fosfor 3,56%,kalium 0,45%, 5,25% C organik, rasio C / N 6,45,tingkat mikro-nutrisi 14,65 ppm ion logam Fe, ionlogam 746,66% Cu, Zn ion logam 8,93 ppm, ionlogam Mn 0,7945 ppm dan ion logam Ca 0%, untuklogam berat Pb <0,0696 ppm, pH 8.65 dankontaminan mikroba E. coli adalah (-).

DAFTAR KEPUSTAKAANAbdullah, Y. 2004. Pemanfaatan Limbah Tahu

Sebagai Sumber Nitrogen PupukOrganik.[Disertasi]. Bogor:InstitutPertanian Bogor.

Aji A., 1990. Pendugaan kisaran dosis pupuk mikrodan pupuk kandang pada tanaman bawangputih (Allium sativum Linn). Bul. Penel.Hort. 19 (2) : 121-126.

Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur SenyawaOrganik Secara Spektroskopi. Cetakan I.Padang: Andalas University Press. Hal. 39

Djuarnani, N., Kristian, B & S. Setiawan. 2006.Cara Cepat Membuat Kompos. Depok:Agromedia Pustaka

Fitri, Annisa. 2013. Analisis dan Pembuatan PupukCair dari Campuran Daun Jati, Kulit Buah,dan Ampas Tahu Secara Aerob. SMAKPadang

Haesono, Aryanto 2009 Pupuk Organik TanpaNama Jurnal Vol. 1 No. I(http://isroi.wordpress.com)

Hardjowigeno,S. 1995. llmu Tanah. MediatamaSarana Perkasa. Jakarta.

Musnamar, E. 2005. Pupuk Organik Cair dan Padat,Pembuatan dan Pengaplikasiannya.Penebar Swadaya. Jakarta.

Nyakpa, M.Y., A.M. Lubis, M.A Pulungan, M.GAmrah, M. Munawar, G.B Hong dan N.Hakim. 1988. Kesuburan tanah.Universitas Lampung, Lampung.

S, Alex. Sukses Mengolah Sampah OrganikMenjadi Pupuk Organik. Yogyakarta:Pustaka Baru Press

SK Menteri Pertanian No.28 /Permentan / SR.130 / B/ 2009

Sigit, Gunardi. 1984. Pengaruh pemberian kotoranayam dan abu sekam terhadap perubahansifat kimia tanah, pertumbuhan danproduksi padi gogo varietas tondano padatanah podzolik merah kuning jasinga. IPB.Bogor. 90 hal.

Standar Nasional Indonesia 2803 : 2012 PUPUKNPK PADAT

Standar Nasional Indonesia 19 – 2896 – 1992 UJIPENCEMARAN LOGAM

Standar Nasional Indonesia 19 – 2896 – 1992 UjiPencemaran Logam

Standar Nasional Indonesia 01 -3554 -2006: AirMinum Kemasan

Standar Nasional Indonesia 2897:2008 tentangMetode pengujian cemaran mikroba dalamdaging, telur dan susu serta hasil olahannya

Sudarmadji, Slamet. 2003 .Prosedur untuk AnalisaBahan Makanan dan Pertanian :Yogyakarta. Liberty

Sundari , elmi, dkk.2012.Pembuatan Pupuk organicCair Menggunakan Bioaktivator BioscadanEM4. Pekanbaru (ISSN.1907 – 0500 )

Susetya, Darma. 2012. Panduan Lengkap MembuatPupuk Oragnik. Yogyakarta: Pustaka BaruPress

Sutedjo, MulyadiMul. 2010. Pupuk dan CaraPemupukan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sani, Elly Yuniarti. 2006. Pengolahan Air LimbahTahu Menggunakan Reaktor Anaerobbersekat dan Aerob. Tesis UniversitasDiponegoro. Semarang.

Page 9: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 6

PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGAWET TAHU DARI EKSTRAK DAUN GAMBIR(Uncaria Gambir Roxb)

Antun Kamilah, S.Pd, M.Kom, Uci Anggela Putri, Meri Safitri Ananda, Delys FelisiaLaboratorium Spektroskopi SMK SMAK Padang

Jalan Alai Pauh No 13 Padang Sumatera Barat

ABSTRAK

Tanaman gambir memiliki komponen fitokimia, sebagian besar komponen fitokimia dalam daun gambir adalahkatekin flavonoid utama komponen. Katekin memiliki sifat antibakteri. Aktivitas antibakteri flavonoid daungambir mampu menghambat pertumbuhan bakteri dalam makanan penyebab kerusakan, sehingga dapatdigunakan sebagai pengawet gambir tahu. Untuk menentukan kualitas bahan pengawet ini dalam pengujianlaboratorium, berasal, wilayah halo luas pada uji difusi cakram adalah 2,5 cm, jumlah total plate di dapat, e-coliyang diperoleh negatif (-), pH rata-rata yang diperoleh 4,95, uji organoleptik untuk tahu warna (24,97%) bau(25,225%) tekstur (19,15%) rasa (19,2%).Kata Kunci : daun gambir, flavonoid, pengawet tahu,

ABSTRACTGambier plants have phytochemical components, most components of the phytochemicals in the leaves ofgambier is the main component flavonoid catechin. Catechins have antibacterial properties. Antibacterialactivity of flavonoids gambier leaves could inhibit the growth of bacteria in food cause damage, so it can beused as preservatives gambier know. To determine the quality of these preservatives in laboratory testing,derived, broad halo region on disc diffusion test was 2.5 cm, total plate numbers in the can, the e-coli obtainednegative (-), the average pH obtained 4.95 , organoleptic tests to know the color (24.97%) smell (25.225%)texture (19.15%) taste (19.2%).

Keywords: gambier leaves, flavonoids, preservatives tofu

PENDAHULUANTanaman gambir merupakan tanaman perdu

yang secara empiris berkhasiat untuk menguatkangigi, obat diare, sakit gigi, dan obat luka. Selain itu,telah diketahui secara ilmiah bahwa ekstrak etanoldaun gambir yang termetilasi memiliki aktivitasantioksidan. Ekstrak daun gambir pun dapatberfungsi sebagai biopestisida yang mampumengendalikan patogen Fusarium sp, penyebabpenyakit bercak daun tanaman klausena. Buktiempiris dan bukti ilmiah tersebut merupakanpetunjuk bahwa daun gambir mengandungkomponen bioaktif yang berperan sebagaiantimikroba yaitu Kandungan Flavonoid.

Komponen fitokimia terbanyak pada daungambir ialah flavonoid dengan komponen utamanyakatekin, yakni lebih kurang 75 persen. Katekinmemiliki sifat antibakteri. Dalam uji pendahuluanyang menunjukkan ekstrak kasar daun gambir danfraksi aktif flavonoid memiliki kemampuanmenghambat pertumbuhan bakteri penyebabkerusakan bahan pangan yaitu Staphylococcusaureus dan Eschericia coli.Untuk mendapatkankonsentrasi esktrak daun gambir, Hasil yangdiperoleh dibandingkan dengan standar tahu yanglayak dikonsumsi menurut Standar NasionalIndonesia (SNI).”Pengawetan tahu denganperendaman pada ekstrak kasar daun gambir yangmengandung komponen bioaktif katekin dapatmemperpanjang masa simpan tahu selama dua hari.Secara organoleptik, tekstur permukaan tahumenjadi lebih keras dan warna tahu semakin cokelatdengan peningkatan konsentrasi ekstrak,

Dengan berkembangnya jaman, saat ini sangatbanyak produk pangan cepat saji atau istilahnyamakanan instan, temtu saja hal ini dipengaruhi olehpola hidup masyarakat yang menginginkansegalanya berjalan dengan cepat. Hal ini yangmenyebabkan digunakan bahan pengawet padabahan pangan. Tetapi terdapat produsen nakal yangmenambahkan bahan pengawet ilegal seperti boraksdan formalin.

Bahan pengawet makanan adalah bahan yangditambahkan pada makanan untuk mencegah ataumenghambat menjadi rusak atau busuknyamakanan. Maksud dan tujuan dari pada bahanpengawet makanan adalah untuk memeliharakesegaran dan mencegah kerusakan makanan ataubahan makanan. Beberapa pengawet yang termasukantioksidan berfungsi mencegah makanan menjaditengik yang disebabkan oleh perubahan kimiawidalam makanan tersebut salah satu penggunaanekstrak daun gambir adalah sebagai pengawet tahu,tahu adalah makanan yang dibuat dari bahan kacangkedelai yang diambil sarinya. Karena kelezatan tahubanyak masyarakat indonesia yang mengkonsumsitahu. Tahu biasanya memiliki daya tahan yangrendah. Itulah yang menginspirasikan penulis agarmembuat pengawet berbahan herbal yang memilikiresiko kecil merusak tubuh.Flavonoid merupakan sejenis senyawa fenolterbesar yang ada, senyawa ini terdiri dari lebih dari15 atom karbon yang sebagian besar bisaditemukan dalam kandungan tumbuhan.Flavonoidjuga dikenal sebagai vitamin P dan citrin, danmerupakan pigmen yang diproduksi oleh sejumlah

Page 10: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 7

tanaman sebagai warna pada bunga yangdihasilkan.Bagian tanaman yang bertugas untukmemproduksi flavonoid adalah bagian akar yangdibantu oleh rhizobia, bakteri tanah yang bertugasuntuk menjaga dan memperbaiki kandungannitrogen dalam tanah.

Senyawa ini berperan penting dalammenentukan warna, rasa, bau, serta kualitas nutrisimakanan. Tumbuhan umumnya hanyamenghasilkan senyawa flavonoid tertentu.Keberadaan flavonoid pada tingkat spesies, genusatau familia menunjukkan proses evolusi yangterjadi sepanjang sejarah hidupnya. Bagi tumbuhan,senyawa flavonoid berperan dalam pertahanan diriterhadap hama, penyakit, herbivori, kompetisi,interaksi dengan mikrobia, dormansi biji, pelindungterhadap radiasi sinar UV, molekul sinyal padaberbagai jalur transduksi, serta molekul sinyal padapolinasi dan fertilitas jantan.

Sifat Kelarutan FlavonoidAglikon flavonoid adalah polifenol dan karena

itu mempunyai sifat kimia senyawa fenol, yaitu bersifatagak asam sehingga dapat larut dalam basa, tetapi biladibiarkan dalam larutan basa dan di samping ituterdapat oksigen, banyak yang akan terurai. Karenamempunyai sejumlah gugus hidroksil yang taktersulih,atau suatu gula, flavonoid merupakansenyawa polar, maka umumnya flavonoidcukuplarut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol,butanol, aseton, dimetil-sulfoksida,dimetilformamida, air, dan lain-lain. Adanya gulayang terikat pada flavonoid (bentuk umum yangditemukan) cenderung menyebabkan flavonoidlebih mudah larut dalam air dan dengan demikiancampuran pelarut di atas dengan air merupakanpelarut yang baik untuk glikosida. Sebaliknya,aglikon yang kurang polar seperti isoflavon,flavanon, danflavon serta flavonol yangtermetoksilasi cenderung lebih mudah larut dalampelarut seperti eter dan kloroform.

Tanaman Gambir (Uncaria gambir Roxb)Tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb)

tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian 900 mdari permukaan laut. Tanaman ini membutuhkancahaya matahari penuh serta curah hujan meratasepanjang tahun. Bagian tanaman gambiryang dipanen adalah daun dan ranting yangselanjutnya diolah untuk menghasilkan ekstrakgambir yang bernilai ekonomis.

Panen dan pemangkasan daun dilakukansetelah tanaman berumur 1,5 tahun. Pemangkasandilakukan 2-3 kali setahun dengan selang 4-6 bulan.Pangkasan daun dan ranting harus segera diolah,karena jika pengolahan ditunda lebih dari 24 jam,getahnya akan berkurang. Adanya perbedaan kadarkatekin pada gambir dipengaruhi oleh kondisi daunyang diekstrak. Daun gambir muda memilikikandungan katekin dan rendemen ekstrak lebihtinggi dari daun tua. Penanganan daun yang akandigunakan untuk ekstraksi juga berpengaruh pada

kadar katekin gambir seperti yang terjadi padapenundaan daun gambir selama dua hari yangberpengaruh pada menurunnya kadar katekin danrendemen proses ekstraksi daun dan ranting gambir.Tanin yang terdapat dalam gambir merupakan taninyang tidak dapat dihidrolisis (tanin kondensasi)(Gumbira-Sa’id et al., 2009).

Klasifikasi ilmiah tanaman gambir :Kerajaan : PlantaeDivisi : MagnoliophytaKelas : MagnoliopsidaOrdo : GentianalesFamili : RubiaceaeGenus : UncariaSpecies : Uncaria gambir

Gambir dibudidayakan pada lahanketinggian 200-800 m diatas permukaan laut. Mulaidari topografi agak datar sampai di lereng bukit.Biasanya ditanam sebagai tanaman perkebunan dipekarangan atau kebun di pinggir hutan. Budidayabiasanya semi intensif, jarang diberi pupuk tetapipembersihan dan pemangkasan dilakukan.

Daun gambir tumbuh tunggal pada tangkaibatang dan saling berhadapan, berwarna hijau danmemiliki panjang 8-13 cm dan lebar 4-7 cm. bentukdaun oval, bagian ujung meruncing, bagian tepibergerigi dan permukaan tidak berbulu. Tanamangambir memiliki bunga majemuk berbentuklonceng dan berwarna merah muda atau hijau yangtumbuh di ketiak daun. Bunga gambir memilikipanjang sekitar 5 cm dengan lima helai mahkotabunga. Buah gambir berbentuk bulat telur,berwarna hitam memiliki panjang sekitar 1,5 cmdan dua ruang buah.(Gumbira-Sa’id et al., 2009).Komponen-komponen kimia yang terdapat dalamgambir dapat dilihat pada Sumber : Thorpe danWhiteley, 1921 (Gumbira-Sa’id et al., 2009).Tabel 1. Komponen-komponen yang terdapatdalam Gambir

Syarat tumbuh tanaman gambir :Tinggi tempat : 200-800 meterdiatas permukaan lautJenis Tanah : Semua jenis tanahCurah Hujan : + 3.300 mm/tahunSuhu : 26-28 oCpH : 4,8-5,5Kelembaban : 70-85%Intensitas Sinar Matahari : Terbuka (100-80%)(Hadad, et al., 2007).

No Nama Komponen Jumlah (%)1 Cathecin 7-332 Asam catechutannat 20-553 Pyrocathecol 20-334 Gambir flouresensi 1-35 Red catechu 3-56 Quersetin 2-47 Fixed oil 1-28 Lilin 1-2

9 Alkaloid Sedikit

Page 11: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 8

Kegunaan utama adalah sebagaikomponen menyirih, yang sudah dikenalmasyarakat kepulauan Nusantara, dari Sumaterahingga Papua sejak paling tidak 2500 tahun yanglalu. Diketahui, gambir merangsang keluarnyagetah empedu sehingga membantu kelancaranproses di perut dan usus. Fungsi lain adalah sebagaicampuran obat, seperti sebagai luka bakar, obatsakit kepala, obat diare, obat disentri, obat kumur-kumur, obat sariawan, serta obat sakit kulit(dibalurkan), penyamak kulit dan bahan pewarnatekstil untuk industri batik. Selain itu juga gambirdigunakan penduduk sebagai ramuan untukmengkonsumsi sirih dan obat untuk sakit perut.Fungsi yang tengah dikembangkan juga adalahsebagai perekat kayu lapis atau papan partikel.Produk ini masih harus bersaing dengan sumberperekat kayu lain, seperti kulit kulit kayu Acaciamearnsii, kayu Schinopsis balansa, serta kulitpolong Caesalpinia spinosa yang dihasilkan negaralain. Gambir juga bisa di jadikan sebagai pengawetalami yang aman untuk makanan dimana didalamdaun gambir terdapat antibakteri yang dapatmenghambat tumbuhnya bakteri

Pencemaran Bakteri Pada TahuPencemaran bakteri akan mempengaruhi

kerusakan tahu karena bahan pangan ini cepatmengalami kerusakan sehingga dapat digolongkanke dalam golongan highlyperishable food. Tahuhanya dapat tahan selama kurang lebih tiga haritanpa menggunakan bahan pengawet walaupundisimpan pada suhu rendah, yaitu suhu maksimum15 ºC (Fardiaz, 1993). Komposisi tahu yang banyakmengandung protein dan air menyebabkan tahumerupakan media yang cocok untuk tumbuhnyamikroba sehingga tahu menjadi cepat mengalamikerusakan (Sarwono dan Saragih, 2003).Kerusakanmikrobiologis pada tahu tergantung dari beberapafaktor, antara lain adanya bakteri yang tahan panasseperti golongan pembentukan spora dantermodurik, adanya bakteri kontaminan yangmengkontaminasi tahu selama proses pembuatansampai tahu siap untuk dikonsumsi, suhupenyimpanan, dan adanya enzim tahan panas yangdihasilkan oleh golongan bakteri tertentu (Shurtleffdan Aoyagi, 1977). Cara penyimpanan denganperendaman dapat menahan pertumbuhanmikroorganisme dalam tahu dibandingkan carapenyimpanan tanpa perendaman. Kemasan yangdigunakan untuk mengemas tahu yang direndammemiliki ruang kosong yang lebih kecil daripadakemasan yang digunakan untuk mengemas tahuyang tidak direndam. Ruang kosong yang lebihkecil menyebabkan oksigen yang digunakan olehmikroorganisme untuk berkembangbiak lebihsedikit sehingga pertumbuhannya dapat dihambat.Analisis total mikroba menunjukkan bahwakenaikan total mikroba tertinggi pada tahu yangtidak direndam yang dikemas dalam kemasanpolipropilen rigid terbuka denganlaju peningkatan2,70, sedangkan kenaikan terendah pada tahu yang

direndam yang dikemas dalam kemasan rigid kedapudara (air sealed) laju peningkatan 1,41. (Fardiaz,1989). Pertumbuhan mikroba pada bahan panganterdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap pertamadisebut fase lag dimana mikroba terus hidup tapibelum berkembang biak. Tahap kedua yaitu faseeksponensial, apabila nutrisi yang tersedia cukupdan kondisi optimum mikroba akan berkembangpesat. Tahap ketiga adalah fase stasioner dimanapertumbuhan mikroba menurun karena nutrisi yangtersedia menurun atau adanya racun hasilmetabolismenya sendiri. Berikutnya akan terjadipertumbuhan dimana jumlah mikroba yang barudan yang mati seimbang. Akhirnya akan terjaditahap kematian dimana jumlah yang mati lebihbesar dari yang tumbuh, disebabkan komponenbahan pangan tidak mencukupi kebutuhan mikrobauntuk tumbuh (Fardiaz, 1989).

Berdasarkan kebutuhan akan oksigen,bakteri dapat dibagi atas tiga golongan yaitu yangbersifat aerob, anaerobik fakultatif, dan anaerob.Jasad renik yang tergolong anaerobik fakultatifseperti yang umum dijumpai pada tahu segar akanlebih baik pertumbuhannya pada kondisi aerobdaripada dalam kondisi anaerob (Fardiaz, 1993).Hal ini menyebabkan total mikroba pada tahu yangdikemas dalam kemasan rigid kedap udara (airsealed) lebih sedikit daripada tahu yang disimpandalam kemasan polipropilen rigid terbuka dankemasan HDPE perforated. Kondisi udara dalamkemasan yang bersifat anaerob menyebabkanterhambatnya pertumbuhan mikroorganisme yangbersifat aerob dan anaerob fakultatif. Jenis kemasansangat mempengaruhi jumlah total mikroba.Apabila laju transmisi bahan kemasan terhadapCO2, O2, dan H2O kecil maka udara dari luar sulitmenembus permukaan kemasan, sehinggakondisiudara dalam kemasan relatif tidak berubah dan CO2dapat menghambat aktifitas mikroba dengan baik.Derajat keasaman bahan pangan mempengaruhijenis mikroba yang dapat tumbuh. Kebanyakanbakteri dapat tumbuh pada pH optimum 6.5 – 7.5.Pada pH di bawah 5.0 dan diatas 8.5 bakteri tidakdapat tumbuh dengan baik, kecuali bakteri asamasetat dan bakterioksidasi sulfur (Fardiaz, 1993).

Perubahan yang dapat terlihat dari luarapabila telah mengalami kerusakan, yaitumengeluarkan bau asam sampai busuk, permukaantahu berlendir, tekstur menjadi lunak, kekompakanberkurang, warna dan penampakan tidak cerah,kadang-kadang berjamur pada permukaan (Fardiaz ,1992).

Penyimpanan pada suhu rendah (15 ºC)hanya dapat mempertahankan kesegaran tahu 1-2hari (Datson et al., 1977).

Pada suhu kamar di daerah tropis (24-25 ºC),tahu yang direndam di dalam air yang diganti setiaphari telah menjadi busuk antara 1-3 hari.Menunjukkan bahwa tahu yang dibiarkan padaudara terbuka tanpa perendaman di dalam air hanyatahan sekitar 10 jam. Komposisi suatu bahanpangan sangat menentukan jenis mikroorganisme

Page 12: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 9

yang dapat tumbuh dengan baik pada bahan pangantersebut. (Frazier danWesthoff,1978),. Beberapaperubahan yang terjadi pada air perendaman tahuseperti peningkatan keasaman, penurunan pH,peningkatan kekeruhan air rendaman, menunjukkankorelasi yang erat dengan penurunan citarasa tahu.(Datson et al,1977)

Air adalah bahan pembantu yang selaluterlibat pada setiap tahap proses pembuatan tahu,sehingga apabila sanitasinya kurang baik, maka airdapat berperan sebagai sumber kontaminasi olehbakteri patogen yang berbahaya bagi konsumen.Beberapa spesies bakteri yang umumnya terdapat didalam air adalah Pseudomonas, Chromobacterium,Proteus, Micrococcus, Bacillus, Streptococcus, danjenis enterokokus diantaranya Enterobakter danEscherichia (Frazier dan Westhoff, 1978).

Uji Coliform dan E.Coli (http://bisnisukm.com.,2009).

Escherichia.coli adalah bakteri gram negatifberbentuk batang yang tidak membentuk sporayang merupakan flora normal di usus. Beberapajenis E.coli dapat bersifat patogen yaitu serotipe-serotipe yang masuk dalam golongan E.coliEnteropatogenik, Enteroinvasif, Enterotoksigenik

dan Enterohemoragik. Jadi adanya E.coli dalam airdan minum menunjukkan bahwa air minum tersebutpernah terkontaminasi kotoran manusia danmungkin dapat mengandung patogen usus. Olehkarenanya standar air minum mensyarat-kan E.coli harus absen dalam 100ml.

Berbagai cara pengujian E.coli telahdikembangkan, tetapi analisis konvensional yangmasih banyak waktu dipraktekan adalah dengan 4tahap analisis yang memerlukan waktu 5-7 hari.Empat tahap analisis tersebut adalah uji pendugaandengan metode MPN (Most Probable Number), ujipenguat pada medium selektif, uji lengkap denganmedium lactose broth, dan uji identifikasi denganmelakukan reaksi IMVC (Indol, Methyl red,Vogues-Praskauer, dan Citrate). Jadi untuk dapatmenyimpulkan E.coli berada pada air atau makanandiperlukan seluruh tahapan pengujian di atas.Apabila dikehendaki untuk mengetahui serotipedari E.coli yang diperoleh untuk memastikanapakah E.coli tersebut patogen atau bukan, makadapat dilakukan uji Serologi. Meskipun demikian,beberapa serotipe patogen tertentu seperti O157:H7yang ganas tidak dapat diuji langsung denganpengujian 4 tahap ini dan memerlukan pendekatanpendekatan analisis khusus sejak awal.

Karena uji E.coli yang kompleks, makabeberapa standar misalnya SNI mensyaratkan tidakadanya coliform dalam 100 ml airminum. Coliform adalah kelompok bakteri gramnegatif berbentuk batang yang pada umumnyamenghasilkan gas jika ditumbuhkan dalam mediumlaktosa. Salah satu anggota kelompok coliformadalah E.coli. Pengujian coliform jauh lebih cepatdibandingkan dengan uji E.coli, karena hanyamemerlukan uji penduga yang merupakan tahap

pertama uji E.coli pada 4 tahap di atas. Pada airbukan untuk minum umumnya terdapat perbedaanpersyaratan coliform dan E.coli. Air untuk kolamrenang misalnya, mensyaratkankandungan coliform < 2,4 x 103, tetapi syarat E.colitentunya lebih ketat yaitu <1x 103 dalam 100 ml.

Uji Angka Lempeng TotalAngka Lempeng Total merupakan metode

kuantitatif yang digunakan untuk mengetahuijumlah mikroba yang ada pada suatu sampel,umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total(ALT). Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebihtepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofilmenggunakan media padat dengan hasil akhirberupa koloni yang dapat diamati secara visualberupa angka dalam koloni(cfu) per ml/g ataukoloni/100ml. Cara yang digunakan antara laindengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar(BPOM, 2008).

Prinsip pengujian Angka Lempeng Totalmenurut Metode Analisis Mikrobiologi (MAPPOM 61/MIK/06) yaitu pertumbuhan kolonibakteri aerob mesofil setelah cuplikandiinokulasikan pada media lempeng agar dengancara tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai.Pada pengujan Angka Lempeng Total digunakanPDF (Pepton Dilution Fluid) sebagai pengencersampel dan menggunakan PCA (Plate Count Agar)sebagai media padatnya. Digunakan juga pereaksikhusus Tri Phenyl tetrazalim Chlotide 0,5 % (TTC).

Keuntungan Dan Kelemahan dari ALTKeuntungan dari metode pertumbuhan agar

atau metode uji Angka Lempeng Total adalah dapatmengetahui jumlah mikroba yang dominan.Keuntungan lainnya dapat diketahui adanyamikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh.Adapun kelemahan dari metode ini adalah :1) Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal

lebih dari satu sel mikroba, seperti padamikroba yang berpasangan, rantai ataukelompok sel.

2) Kemungkinan ini akan memperkecil jumlah selmikroba yang sebenarnya. Kemungkinanadanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuhkarena penggunaan jenis media agar, suhu, pH,atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.

3) Kemungkinan ada jenis mikroba tertentu yangtumbuh menyebar di seluruh permukaan mediaagar sehingga menghalangi mikroba lain. Halini akan mengakibatkan mikroba lain tersebuttidak terhitung.

4) Penghitungan dilakukan pada media agar yangjumlah populasi mikrobanya antara 30 – 300koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30koloni akan menghasilkan penghitungan yangkurang teliti secara statistik, namun bila lebihdari 300 koloni akan menghasilkan hal yangsama karena terjadi persaingan diantara koloni.

5) Penghitungan populasi mikroba dapatdilakukan setelah masa inkubasi yang

Page 13: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 10

umumnya membutuhkan waktu 24 jam ataulebih (Buckle, 1987)

Uji Difusi Cakram (Uji Kirby-Bauer)Metode Kirby-Bauer atau metode difusi disk

merupakan cara yang paling banyak dipakai untukmenemukan kepekaan kuman terhadap berbagai macamantibiotika. Pada metode difusi disk digunakancakram kertas saring yang mengandung suatuantibakteri dengan konsentrasi tertentu yangditempelkan pada lempeng agar yang telah ditanamikuman. Hambatan (killing zone) akan tampaksebagai daerah yang tidak memperlihatkanpertumbuhan kuman disekitar cakram. Lebar daerahhambatan tergantung ada atau tidaknya daya serapsampel kedalam agar dan kepekaan kuman terhadapsampel tersebut (Anonim, 2009). Interpretasi hasilpengujian difusi disk dapat dilihat dari duaalternatif. Pertama ialah apabila di sekitarpaper disk terdapat zona (daerah) bening tanpapertumbuhan bakteri, hal ini dinyatakan positif,berarti obat tradisional yang di uji mempunyaidaya antimikroba. Alternatif kedua ialah apabila disekitar paper disk tidak terdapat zona beningyang bebas dari pertumbuhan bakteri di nyatakannegatif yang berarti sampel yang diuji tersebut tidakmempunyai daya antimikroba (Pudjarwoto, 1992).

Pengcekan pH pada Air TahupH pada air perendaman tahu juga

menentukan kelayakan tahu untuk dapat dikonsumsi, pH pada air tersebut adalah 4.8 – 5.5.Apabila terlalu asam atau di bawak pH 4.8menunjukan bahwa tahu tidak layak lagi dikonsumsi karena telah terjadi pertumbuhan mikrobabaik pada air perendaman maupun pada tahutersebut.

Uji OrganoleptikUji organoleptik adalah pengujian yang

berdasarkan pada proses penginderaan.Penginderaan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alatindra akan sifat-sifat bendak karena adanyarangsangan yang diterima alat indra yang berasaldari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berartireaksi mental (sensation) jika alat indra mendapatrangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yangditimbulkan karena adanya rangsangan dapatberupa sikap untuk mendekati atau menjauhi,menyukai atau tidak menyukai akan bendapenyebab rangsangan. Kesadaran, kesan, dan sikapterhadap nilai/ tingkat kesan, kesadaran, dan sikapdisebut pengukuran subyektif atau penilaiansubyektif, karena hasil penilaian atau pengukuransangat ditentukan oleh oleh pelaku atau yangmelakukan pengukuran.

Rangsangan yang dapat dihindari bersifatmekanis (tekanan, tusukan), bersifat fisis ( dingin,panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa).Pada waktu alat indra menerima rangsangan,sebelum terjadi kesadaran prosesnya adalah

fisiologis, yaitu dimulai di reseptor dan diteruskanpada susunan syaraf sensori atau syaraf penerimaan.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat PraktikumPenelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 1Februari sampai tanggal 22 Maret 2014 diLaboratorium Sekolah Menengah Kejuruan SMAKPadang.

Metoda Penelitiana. Uji Difusi Cakram untuk menetapkan daya

bunuh pengawet terhadap mikroba tahub. Angka Lempeng Total metode Plate Countc. Uji Escherichia Coli dan Coliform metoda

Most Probable Number (MPNd. Cek pH menggunakan pH metere. Metoda Organoleptik untuk penetapan warna,

bau, tekstur, dan rasa

SamplingPengambilan bahan bakuDaun gambir berasal dari kebun gambir UNANDyang terletak di Limau Manih, Padang.

Teknik SamplingContoh yang telah berupa serbuk halus ditimbangsebanyak 2 gram kemudian di seduh dengan 1 literair panas, lalu direndam pada tahu, kemudiansampel tersebut dibawa ke Laboratorium SMK-SMAK Padang untuk dilakukan analisis, adapuntahunya digoreng dan dicobakan kepada panelis

Alat dan BahanAlat gelas yang digunakan adalah alat gelas yangbiasa digunakan di laboratorium. Botol semprot,Pompa hisap, Penangas air, jarum ose, pinset, raktabung reaksi, Kompor dan gas,Alat Instrument: pH meter, Neraca, autoclave,Inkubator, mikroskopBahan yang digunakan : Sampel (Daun gambir),

Tahu tanpa pengawet, Aquadest steril, Media NA,Media PCA, Media Lactose Broth, Media BriliantGreen Lactose Broth, Buffer pH 4, pH 7, pH 10,spiritus, Kapas, Tissue, Kertas saring, Kertaspembungkus, Karet gelang, Korek api.Alat dan Bahan untuk pembuatan produk:Neraca kasar, Baskom, Oven, Blender, Alatperekat, Bahan : Sampel (daun gambir), Air,Kantong teh.

Cara Kerja Pembuatan ProdukPersiapan sampel :Sampel di ambil di kebun gambirUNAND, Sampel di bersihkan dan di potong kecil-kecil.Proses pembuatan sampel : Sampel daun gambirdikeringkan dibawah sinar matahari, Masukkankedalam oven pada suhu 70-80°C sampai keringair, Daun gambir yang telah kering dihaluskanhinngga berbentuk bubuk kasar dengan caradiblender. Kemudian sampel dapat dikemas dalam

Page 14: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 11

kantong teh sebanyak 2 gram. Sampel siap untukdigunakan sebagai pengawet tahu.

Cara Pemakaian1. 1 kantong sampel daun gambir diseduh dengan

±1 liter air panas/air hangat.2. Tambahkan sedikit garam agar dapat

mengurangi rasa pahit yang ditimbulkan darisampel daun gambir.

3. Lalu masukkan tahu kedalam air tersebut(pengawet dapat bertahan selama 2 hari denganair perendaman yang sama)

Prosedur Kerjaa) Uji difusi cakram (buku panduan praktik

mikrobiologi)1. Buat konsentrasi larutan pengawet (dalam

%)2. Buat suspensi bakteri dari biakan bakteri

dari biakan murni bakteri dengan caramasukan 5 ml aquades steril kedalam biakanmurni bakteri.

3. Goyang tabung reaksi sampai koloni bakterilepas dari agar dan pindahkan suspensibakteri kedalam erlenmeyer steril

4. Potong kertas saring dengan ukuran uanglogam 100, dan masukan potongan tersebutkadalam larutan pengawet sesuai konsentrasiyang telah ditentukan kedalam kertas saringtersebut selama 30 menit.

5. Pipet 1 ml suspensi bakteri dan masukankedalam cawan petri steril secara aseptik.

6. Tuang media NA steril kedalam cawan yangtelah diisi suspensi bakteri dan biarkan beku

7. Ambil kertas saring yang telah direndamdalam larutan pengawet dengan pinset danmasukan kedalam cawan yang telah berisimedia letakan pada posisi ditengah mediasecara aseptik.

8. Lalu bungkus dengan kertas pembungkusdan diinkubasi kedalam inkubator dan amati2 x 24 jam

9. Ukur luas daerah halo (daerah bebasmikroba) dan tentukan potensi pengawetdari uji yang telah di lakukan sesuai dengankonsentrasi larutan dan jenis mikroba yangdi gunakan.

b) Penetapan pH1. Bilas pH meter dengan aquadest dan

keringakan dengan tissue2. Celupkan kedalam larutan buffer pH 4 dan

lihat angka yang ditunjukkan, apabila sesuaimaka bilas lagi dengan aquadest dankeringkan dengan tissue, lanjutkan kelarutan buffer pH 7 dan pH 10

3. Setelah terkalibrasi maka pH meter dapatdigunakan untuk menetapkan pH larutanpengawet sesuai dengan pengerjaan no.2

c) Angka Lempeng Total metode plate counta. Pengenceran

1. Timbang 1 gram sampel, larutkan dalam 10ml aquades.

2. Lakukan pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3

secara aseptis.b. Pemupukan Metoda Tuang (Pour Plate)

1. Dari pengenceran yang dilakukan (ambil 2pengenceran terakhir), pipet 1 ml larutan kedalam cawan petri secara aseptis.

2. Tuang media plate count agar steril yangsudah bersuhu 500C sebanyak 1/3 cawanpetri.

3. Ratakan dengan cara membentuk angka 8diatas bidang datar, biarkan membeku danbungkus dengan kertas pembungkus.

4. Inkubasikan selama 24-48 jam.5. Hitung jumlah koloni.

d) Uji Organoleptik (SNI 01-2346-2006)a) Uji tekstur

Suatu sifat karakteristik, tekstur dari produkyang diproduksi

b) Uji warnaSuatu sifat karakteristik, warna dari produkyang di produksi

c) Uji bauSuatu sifat karakteristik, Bau dari produkyang di produksi

d) Uji rasaSuatu sifat karakteristik, rasa dari produkyang di produksi

Tabel 3.1 Kuisoner pengawet tahu dari ekstrakdaun gambirNo. Uji organoleptik 1 2 3 4

1 Warna2 Bau3 Tekstur

4 Rasa

Keterangan :Warna Tekstur

1. Kuning kecoklatan 1. Liat2. Coklat 2. Kenyal3. Merah kecoklatan 3. Sedikit keras4. Merah

Bau Rasa1. Langu 1. Tidak berasa gambir2. Netral 2. Sedikit terasa gambir3. Sedikit masam 3. Terasa gambir4. Masam 4. Sangat terasa gambir

Page 15: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 12

3.6 Gambar kerja/Flow Chart

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ProdukHasil produk daun gambir dari 200 gram bisamenjadi 100 packing/20 kotak, dengan harga jualtiap 1 kotak sebesar 5000 rupiah. Keuntunganbersih yang diperoleh sebesar 1000 rupiah/kotak.4.2 Hasil Analisis dan Kualitas mutu4.2.1 Hasil AnalisisTabel 4.1 : Hasil Analisis Pengawet Tahu dari HasilEkstrak Daun Gambir

4.2.2 Pembahasan Hasil Analisisa) Uji Difusi Cakram

Tabel 4.2 : Hasil Analisis Difusi Cakram

Dari tabel data di atas pada konsentrasi beberapaekstrak daun gambir dapat mengahambatpertumbuhan mikroba pada perendaman air tahuyaitu pada kosentrasi 0,10%, 0,15%, dan 0,20%.Tetapi hasil yang paling efektif untuk dijadikansebagai pengawet tahu adalah pada konsentrasi0,20%, maka hasil yang kita dapatkan sesuaidengan yang diharapkan.

b) Angka Lempeng Total terlihat pada Tabel 4.3:Hasil Analisis ALT pada air perendaman tahu

c) E-coli dan ColiformTabel 4.4: Hasil Analisis e-coli dan coliform padaair perendaman tahu

Hasil percobaanpada konsetrasi0,2 %

Pengenceran

10-1 10-2 10-3

negative negative negative

Dari tabel data diatas air rendaman tahu tidakterdapat e-coli dimana hasil yang didapatkan padasetiap pengenceran adalah 0 / negative, dan inisesuai dengan standar mutu pengawet (mengacukepada SNI makanan dan minuman). Inidikarenakan oleh pengerjaan yang sangat aseptiksehingga dengan menggunakan pengawet dariekstrak daun gambir ini aman untuk digunakankarena menghambat adanya e-coli pada tahu yangdapat berakibat pada kesehatan konsumen tahu. Di

dalam SNI 3544:2013 SNI makanan dan minumanpersyaratan e-coli dalam makanan dan minumanadalah < 3.

NO Percobaan Hasil

1 Percobaan konsentrasi 0,01 % 0 cm2 Percobaan konsentrasi 0,03 % 0 cm3 Percobaan konsentrasi 0,05 % 0 cm

4 Percobaan konsentrasi 0,10 % 0,8 cm

5 Percobaan konsentrasi 0,15 % 1,7 cm

6 Percobaan konsentrasi 0,20 % 2,5 cm

NO Percobaan Hasil

1 Percobaan pada konsentrasi 0,2 % 0

Dari tabel data diatas Angka Lempeng Total yangdi peroleh pada sampel adalah 0 / tidak ada tumbuhkoloni bakteri, pada SNI 3544:2013 makanan danminuman syarat mutu Angka Lempeng Total(ALT) adalah maks. 5 x 102. Maka hasil ini sesuaidengan syarat mutu SNI makanan dan minuman.

Bersihkan daungambir dengan air

bersih

Potong kecil-kecil dankeringkan dibawah sinar

matahari

Masukkan kedalam oven padasuhu 70-80° C hingga kering

air

Masukkan kedalam kantong/ filterpaper 2 gram dan siap digunakan

Haluskan menggunakanmesin penggiling hingga

menjadi bubuk kasar

Page 16: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 13

d) Cek pHTabel 4.5: Hasil cek pH pada air perendaman tahu

Percobaan padakonsentrasi 0,2 %

Hari ke-1 Hari ke-2

5.3 4.6

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pH pada airrendaman tahu hari pertama dan hari kedua sesuaiyang diharapkan, yaitu dibawah pH 5.5 yangapabila dibawah pH 5.5 bakteri ataumikroorganisme pada air dan tahu sulit untuk

tubuh, sehingga tahu yang direndam denganpengawet terbebas dari bakteri.

4.3 Studi Kelayakan4.3.1 Uji OrganoleptikPengujian organoleptik (tingkat kesukaan)dilakukan oleh panelis sebanyak 86 orang panelistidak terlatih dengan cara membagikan langsungkuisioner kepada masing-masing panelis.Dari 86orang panelis, didapatkan data sebagai berikut:Tabel 4.6: Hasil Uji Hedonik

NOUjiHedonik

Jumlah Panelis dan Persentase Hasil

1(orang)

(%)2

(orang)(%) 3

(orang)(%) 4

(orang)

(%)

1. Warna 34 39,5 51 59,3 1 1,1 0 0

2. Bau 31 36 53 61,6 2 3,3 0 0

3. Tekstur 39 45,3 24 27,9 3 3,4 0 0

4. Rasa 38 44,2 27 31,4 0 0 1 1,2

Rata-rata 36 41,3 39 45,05 2 1,95 1 0,3

Dari 86 orang panelis rata-rata 45.05 % panelismemilih nomor 1 terhadap warna, bau, tekstur danrasa terhadap tahu goreng yang telah di rendamdengan pengawet ekstrak daun gambir, dan berbedatipis dengan pernyataan panelis memilih nomor 2terhadap tahu yang telah direndam dan di gorengyaitu 41.25 % sedangkan sisanya ada yang memilihnomor 3 dan nomor 4 pada pengujian organoleptiktersebut.

KESIMPULANDari praktikum yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa ekstrak daun gambirmerupakan pengawet tahu dari bahan alami yangdapat dijadikan sebagai alternatif yang jauh lebihaman untuk merendam tahu agar tahan lama diudara terbuka tanpa air perendaman tahu itu diganti selama dua hari,dan memiliki banyak khasiatuntuk kesehatan, diantaranya adalah dapatmengobati sakit gigi, sakit perut, diare, dan lain-lainya.

Hal ini dapat dilihat dari hasil praktikum yangdilakukan, diperoleh uji Difusi Cakram sebesar 2,5cm pada konsentrasi 2 %, dengan beberapa kalipengulangan untuk mencari konsentrasi yang tepatdan efektif untuk di jadikan sebagai pengawet padatahu, pada uji e-coli didapatkan pada pengenceran10-1, 10-2 dan 10-3 adalah negative, Angka LempengTotal adalah 0 / tidak ada tumbuh koloni bakteri,pH didapatkan pada hari pertama 5.3 dan harikedua 4.6,serta uji hedonic (kesukaan) yangdilakukan menyebutkan dari 86 orang panelis,yang menyatakan sangat suka sebanyak 36 orangpanelis (41.25%), suka sebanyak 39 orang panelis(45.05%), kurang suka sebanyak 2 orang panelis(1.95%) dan tidak suka sebanyak 1 orang panelis(0.3%). Jadi pengawet tahu dari ekstrak daungambir baik dan aman untuk dikomsumsi sertamemiliki banyak khasiat bagi kesehatan, dipasarkandalam bentuk bubuk kasar kering dan berisi 2 gramdalam satu kemasan kantong teh.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Page 17: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 14

Standar Nasional Indonesia 01-2346-2006.Petunjukpengujian organoleptik dan sensori.

Standar Nasional Indonesia 19-2897-1992.Cara ujicemaran mikroba.

Standar Nasional Indonesia 01-2891-1992. Cara Ujimakanan dan Minuman.

Amos, 2004. Teknologi Pasca Panen gambir. BPPTPress, Jakarta.

Fardiaz, Srikandi. Mikrobiologi Pangan.Universitas Terbuka : Jakarta.

http://bisnisukm.com/tanaman -gambir- mutiara-baru-dari-sumatera-barat.html

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/143/jtptunimus-gdl-ellinabudi-7122-3-babii.pdf

http://eprints.uns.ac.id/224/1/1671903092010/artikel-isti.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_organoleptikhttp://pasca.unand.ac.id/id/wp-

content/uploads/2011/09/artikel-ira.pdf\

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21559/3/Chapter%20II.pdf

http://yu2n-sevenfoldism.blogspot.com/2012/04/kirby-bauer.html

Kasim, Anwar. 2011. Proses Produksi dan IndustriHilir Gambir. Andalas University PREES.Padang.

Desrosier, Norman W. 1988. TeknologiPengawetan Pangan. Universitas Indonesia.Jakarta.

Page 18: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 15

ANALISIS DAN PEMBU\ATAN MIE KERING BERBAHAN BAKU BERAS MERAH(Oryza nivara)

Fitriyeni, Haryandi Meisyaf Fernando, M.Ikhsan LeonidLaboratorium Dasar SMK SMAK Padang

Jalan Alai Pauh No 13 Padang Sumatera Barat

ABSTRAKMie kering adalah produk makanan kering yang yang dibuat dari tepung dengan penambahan bahan makananlain dan bahan tambahan yang diizinkan, berbentuk khas mie. Mie ini dibuat dari beras merah yang memilikikandungan gizi yang tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan. Dalam analisis ini parameter dan metoda yangdigunakan adalah penetapan kadar abu secara gravimetri, penetapan protein secara semi mikro kjedhal, ujiE.Coli metoda MPN, uji Angka Lempeng Total, dan penetapan kadar Cu dan Zn metoda AAS, penetapan kadarair secara gravimetri, penetapan serat kasar secara gravimetri, penetapan lemak secara sokletasi, penetapankarbohidrat metoda Luff Schoorl, dan penetapan kadar vitamin B secara Spektrofotometri. Dari hasil penelitiandidapatkan hasil kadar abu sebesar 0,95 %, kadar protein 4,32 %, hasil uji E.Coli adalah negatif, hasil ALT 5,0 x104 koloni per mL sampel, kadar Cu sebesar 3,13 %, dan Zn sebesar 20,98 %, kadar air sebesar 1,02 %, kadarserat kasar 8,19 %, hasil kadar lemak 5,03 % , kadar karbohidrat 5,56 %, kadar vitamin B sebesar 0,0661.Kata kunci : mie kering, beras merah

ABSTRACTDry noodles are dried food products made from flour with the addition of other food ingredients and additivesare permitted, typically shaped noodles. These noodles are made from brown rice that has a high nutrientcontent and health benefits. In this analysis, parameters of these parameters and methods used aredetermination of the ash content in gravimetric, determination of proteins in semi micro kjedhal, E. coli testMPN methods, Total Plate Count test, and determination of Cu and Zn AAS method, gravimetric water contentdetermination, the determination is gravimetry crude fiber, fat determination in sokletasi, Luff Schoorl methodcarbohydrate determination and assay of vitamin B in spectrophotometry. From the results, results of the ashcontent of 0.95 %, 4.32 % protein content, E.coli test result is negative, the result of ALT 5.0 x 104 colonies permL of sample, the levels of 3.13 % Cu, and Zn by 20,98 %, water levels by 1,02 %, crude fiber content of 8,19 %,5,03 % fat content results, level of 5,56 % carbohydrates, vitamin B levels at 0,0661.Keywords: dried noodles, brown rice

PENDAHULUAN

Pada saat ini banyak masyarakatmengonsumsi mie sebagai bahan panganalternatif pengganti beras, dikarenakan caramemasaknya mudah dan praktis dan harga yangterjangkau. Ketahanan pangan merupakan halyang sangat strategis dan penting karena panganmerupakan kebutuhan pokok manusia. Berbagaiprogram pemerintah dalam rangkameningkatkan ketahanan pangan nasional telahdilakukan salah satunya adalah diversifikasipangan yang dimulai sejak tahun 50-an.Tujuannya untuk meningkatkan ketahananpangan nasional sehingga tidak tergantung lagipada impor khususnya bahan makanan pokokseperti beras dan gandum. Badan KetahananPangan bagian Pusat Konsumsi dan KeamananPangan telah melakuakan suatu pencananganprogram peningkatan pemanfaatan pangan lokalmelalui tepung-tepungan. Tujuan dari programtersebut adalah untuk meningkatkan penyediaanbahan pangan lokal yang berasal dari tepung-tepungan sebagai suatu produk yang dapat

mendukung pengembangan usaha kecil dibidangpangan lokal ( Sinartani.com, 2011 ).

Mie kering adalah produk makanan kering yangterbuat dari tepung terigu, dengan penambahanbahan makanan lain dan bahan tambahan yangdiizinkan, berbentuk khas mie. (SNI 01-2974-1996).

Mie adalah salah satu produk makananyang digemari oleh berbagai masyarakat mulaidari masyarakat perkotaan sampai masyarakatpedesaan. Hal ini disebabkan tidak hanya olehkarena rasanya yang cukup enak, tetapi jugacara penyajiannya yang praktis dalam waktusingkat. Makanan mie dapat disajikan dalamberbagai bentuk masakan yang di jual mulai daripinggir jalan dalam bentuk jajanan sampai kerestoran mewah.

Vemale.com melansir ada sepuluhbahaya memakan mie instan bagi kesehatan kitayaitu :1. Menghambat penyerapan nutrisi2. Menyebabkan kanker3. Menyebabkan keguguran

Page 19: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 16

4. Mengacaukan metabolisme tubuh5. Bahayanya Propylene Glycol6. Bahaya bagi pencernaan7. Kegemukan8. Kandungan MSG9. Kandungan sodium

10. Mie instan juga junk food

Beras merah sering disebut juga beras hitam atauberas coklat. Penamaan ini merujuk pada warnasebenarnya dari beras merah yaitu coklat kehitaman.Beras merah ini lebih unggul dibandingkan denganberas putih yang biasa dikonsumsi masyarakatIndonesia. Dikatan lebih unggul karena beras merah initidak mengalami penggilingan secara sempurna sepertiberas putih. Oleh karena itu beras merah lebih kayaakan serat dan baik untuk kesehatan.

Manfaat dari beras ini adalah :1. Kaya akan serat2. Mengontrol kadar gula darah3. Membuat lebih cepat kenyang4. Mengandug antioksidan yang dapat menangkalradikal bebas5. Mengandung vitamin B66. Menurunkan kadar kolesterol jahathttp://www.artikelkesehatan99.com

METODE PENELITIAN

Penentuan kadar abu dengan metoda gravimetri,penentuan kadar protein dengan metoda semimikro kjedhal, penentuan kadar kandunganlogam Cu dan Zn dengan metoda AAS, ujiE.Coli dengan metoda MPN, uji angka lempengtotal, metoda gravimetri untuk penetapan kadarair, metoda gravimetri untuk penetapan kadarserat kasar, metoda Luff Schoorl untukpenetapan kadar karbohidrat, metoda sokletasiuntuk penetapan kadar lemak, metodaSpektrofotometri untuk penetapan kadar vitaminB.

Pengambilan Bahan BakuBeras merah didapatkan dengan caramembelinya di pasar Bandar Buat. Kemudiandiproses menjadi mie kering.

Alat untuk Pembuatan ProdukPencetak mie, penggiling beras, piring, panci,sendok

Bahan untuk Pembuatan ProdukBeras merah, tepung terigu, air, garam, telur,minyak goreng

Pembuatan ProdukCuci beras dengan air, lalu rendam berassebentar, kemudian tiriskan 1-1,5 jam, lalugiling atau tumbuk beras sambil ditambahkan airsedikit demi sedikit, kemudian saring denganukuran 100 mesh, lalu campurkan tepung berasmerah tadi dengan tepung terigu 1:1 dantambahkan telur dan garam secukupnya sambildiuleni, masukkan minyak goreng secukupnyadan terus diuleni, digiling mie dengan ukuran 1hingga halus, pindahkan ke ukuran 2 hinggahalus dan seterusnya sampai ukuran 4, masukankedalam pemotong, pilih ukuran kecil, taburidengan tepung meizena, selanjutnya direbus miehingga terapung, angkat lalu perciki denganminyak goreng aduk lalu dinginkan, kemudianjemur mie di bawah sinar matahari sampaikering, dan kemas mie.

Penentuan Kadar Abu dengan MetodaGravimetriBersihkan dan panaskan cawan porselen, laluditimbang berat cawan porselen kosong, lakukankembali pemanasan hingga diperoleh bobotkonstan, lalu timbang 2 gram sampel (miekering) dengan neraca analitik, lalu arangkancawan porselen yang berisi sampel di atas nyalaapi, lalu dipijarkan di dalam furnace pada suhu>550oC, lalu dinginkan dalam desikator danditimbang, lalu lakukan pemijaran kembalisampai diperoleh bobot konstan.

Penentuan Kadar Protein dengan MetodaSemi Mikro Kjedhal1. Tahap Destruksi

Sampel (mie kering) ditimbang sebanyak0,5100 gram secara teliti denganmenggunakan neraca analitik, lalu sampelyang telah ditimbang dimasukan ke dalamlabu kjedhal, lalu timbang campuran selen 2gram dengan neraca kasar, kemudiantambahkan ke dalam labu kjedhal, lalutambahkan H2SO4 pekat 25 mL dan beberapabutir batu didih ke dalam labu kjedhal, laludestruksi di atas nyala api kompor gasdengan api kecil, pasang labu kjedhal miring45o pada standar dan klem, api kompordibesarkan setelah pemansan sekitar 15menit dan kocok larutan setiap 15 menit, laludestruksi dihentikan jika warna larutan telahberubah menjadi hijau jernih, lalu dinginkanlarutan di dalam penangas air, lalu apabilalarutan telah dingin pindahkan ke dalam labuukur 100 mL, lalu bilas terlebih dahulu labukjedhal dengan aquadest hingga bersih, lalu

Page 20: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 17

encerkan larutan dengan aquadest hingga100 mL, paskan dan homogenkan.

2. Tahap DestilasiPipet 5 mL sampel (dengan pipet gondokhasil destruksi) dan dimasukkan ke dalamlabu suling, tambahkan 2-3 tetes indikatorpp, lalu pasang dan siapkan semua alatdestilasi mulai dari labu suling, pendinginlurus, dan erlenmeyer dan dihubungkandengan sumber air menggunakan selang air,lalu tambahkan 5 mL larutan NaOH 30%dengan pipet takar ke dalam labu suling, laluerlenmeyer untuk menampung destilat diisi10 mL H3BO3 2% dan 3 tetes indikator MM,lalu mulut labu suling ditutup dengan gabus,destilasi larutan tersebut, lalu hentikan prosesdestilasi saat warna destilat di dalamerlenmeyer telah berwarna kuning, lalupendingin lurus dibilas dengan aquadest danhasil bilasan ditampung pada destilattersebut.

3. Tahap TitrasiBuret diisi dengan larutan HCl 0,01 N,kemudian titar dengan destilat tersebut, lalutitrasi dilakukan hingga warna sampelberubah menjadi orange (TAT).

Catatan : Lakukan prosedur yang sama untukblanko.

Penentuan Kadar Kandungan Logam Cu1. Larutan Intermediet Cu 100 ppm

Pipet 10 mL larutan induk Cu 1000 ppm kedalam labu ukur 100 mL, lalu dipaskanhingga tanda batas dengan aquabidest.

2. Larutan Deret StandarMasukkan 0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 mLlarutan intermediet Cu 100 ppm ke dalamlabu ukur 100 mL, lalu dipaskan hinggatanda batas dengan aquabidest sehinggadiperoleh konsentrasi 0; 2; 4; 6; 8; dan 10ppm.

3. Persiapan SampelDitimbang dengan teliti sampel (mie kering)sebanyak 2 gram, lalu sampel diarangkandiatas api dan dilanjutkan dengan pengabuandi dalam furnace dengan suhu 600-900oC,lalu abu yang dihasilkan dilarutkan dengansedikit HNO3 pekat dan dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL, lalu kemudiancawan porselen dibilas dengan aquabidest,air bilasan dimasukkan ke dalam labu ukurdan dipaskan sampai tanda batas denganaquabidest, lalu disaring dengan kertas

whatman bebas abu dan kemudian diukurdengan AAS.

Penentuan Kadar Kandungan Logam Zn1. Larutan Intermediet Zn 100 ppm

Pipet 10 mL larutan induk Zn 1000 ppm kedalam labu ukur 100 mL, lalu dipaskanhingga tanda batas dengan aquadest.

2. Larutan Deret StandarMasukkan 0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5mL larutan intermediet Zn 100 ppm kedalam labu ukur 100 mL, lalu dipaskanhingga tanda batas dengan aquadestsehingga diperoleh konsentrasi 0; 2; 4; 6;8; dan 10 ppm.

3. Persiapan SampelDitimbang dengan teliti sampel (miekering) sebanyak 2 gram, lalu sampeldiarangkan diatas api dan dilanjutkandengan pengabuan di dalam furnacedengan suhu 600-900oC, lalu abu yangdihasilkan dilarutkan dengan sedikit HNO3

pekat dan dimasukkan ke dalam labu ukur50 mL, lalu kemudian cawan porselendibilas dengan aquabidest, air bilasandimasukkan ke dalam labu ukur dandipaskan sampai tanda batas denganaquabidest, lalu disaring dan kemudiandiukur dengan AAS.

Pengujian E.Coli1. Homogenisasi Sampel

Sampel (mie kering) dihaluskan denganmenggunakan lumpang dan alu, lalusetelah halus sampel ditimbang 1 gram,lalu kemudian sampel dimasukan ke dalam9 mL larutan aquadest steril, lalu daripengenceran 10-1 tersebut dibuatpengenceran sampai 10-3.

2. Uji Dugaan (LB)Masing- masing pengenceran dipipet 1 mLdan dimasukan ke 3 buah tabung reaksiyang berisi 5 mL media LB steril yangsudah ditambahkan ampul, lalu inkubasidalam inkubator pada suhu 35oC selama 2x 24 jam, lalu amati, jika terdapat udaradalam ampul (gas CO2) maka hasil positif.

3. Uji PenguatTabung reaksi yang positif dari uji dugaanmasing-masing diambil 1 sengkelit(dengan menggunakan jarum ose) kedalam tabung reaksi yang berisi BGLBsteril yang sudah ditambahkan ampul, laluinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 oCselama 2 x 24 jam, lalu amati, jika terdapat

Page 21: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 18

udara dalam ampul (gas CO2) maka hasilpositif, lalu tabung reaksi yang positifdiambil 1 sengkelit dan digoreskan kedalam cawan petri yang telah berisi mediaEndo Agar, lalu inkubasi dalam inkubatorpada suhu 35oC selama 2 x 24 jam, laluamati, jika terdapat kilat logam makapositif ada E.Coli.

4. Uji Pelengkap (Pewarnaan Gram)Difiksasi preparat dengan api spritus, laluditetesikan suspensi bakteri dari tabungyang positif 4 titik pada 4 bagian, laludifiksasi dan ditetesi kristal violet,didiamkan kemudian dibilas dengan airdan dikeringkan, lalu ditetesi dengan lugol,didiamkan 5 menit kemudian dibilas dandikeringkan, lalu direndam dalam alkohol96 % selama 1 menit kemudian dibilas dandikeringkan, lalu tetesi dengan safranin dandidiamkan 5 menit, lalu dibilas dengan airkemudian dikeringkan, lalu diamati dibawah mikroskop.Ket: - Jika sel bakteri berwarna merah(safranin), maka bakteri gram negative

- Jika sel bakteri berwarna ungu(kristal violet), maka bakteri grampositif

6. Uji Angka Lempeng Total1. Homogenisasi Sampel

Sampel (mie kering) dihaluskan denganmenggunakan lumpang dan alu, lalusetelah halus sampel ditimbang 1 gram,lalu kemudian sampel dimasukan ke dalam9 mL larutan aquadest steril, lalu daripengenceran 10-1 tersebut dibuatpengenceran sampai 10-3.

2. Angka Lempeng TotalPipet 1 mL dari masing-masingpengenceran ke dalam cawan petri sterilsecara simplo dan duplo, lalu ke dalamsetiap cawan petri tuangkan sebanyak 12-15 mL media PCA yang telah dicairkanyang bersuhu 45oC dalam waktu 15 menitdari pengenceran pertama, lalu goyangkancawan petri dengan hati-hati (putar dangoyangkan kedepan dan kebelakang sertakekanan dan kekiri) hingga contohtercampur rata dengan perbenihan, lalukerjakan pemeriksaan blanko denganmencampur air pengencer denganperbenihan untuk setiap contoh yangdiperiksa, lalu biarkan hingga campurandalam cawan petri membeku, lalumasukkan semua cawan petri dengan

posisi terbalik ke inkubator daninkubasikan pada suhu 35 ± 1 oC selama 24- 48 jam, lalu hitung angka lempeng totaldalam 1 gram atau 1 mL contoh denganmengalikan jumlah rata-rata koloni padacawan dengan faktor pengenceran yangdigunakan.

7. Penentuan Kadar air metoda GravimetriTimbang dengan teliti 1 – 2 g sampel padasebuah botol timbang bertutup yang sudahdiketahui bobotnya. Untuk sampel berupacairan, botol timbang dilengkapi denganpengaduk dan pasir kwarsa / kertas saringberlipat, lalu keringkan pada oven dengansuhu 105 °C selama 3 jam, lalu dinginkandalam eksikator, lalu timbang, ulangipekerjaan ini hingga diperoleh bobot tetap.

8. Penentuan kadar serat kasarTimbang sampel sebanyak 2-4 gr secara telitidengan neraca analitik digital, lalupindahkan sampel ke dalam gelas piala 250mL, lalu untuk pembebasan lemaktambahkan ethanol 96 % 15 mL dan adukkemudian diamkan sebentar, lalu endaptuangkan larutan tersebut dengan kertassaring kedalam erlenmeyer 250 mL, lalulakukan proses endap tuang dua kali denganethanol 96 % tersebut dimana untuk ketigakalinya endapan disertakan dalampenyaringan, atau dapat juga pembebasanlemak sisa dari ekstraksi lemak dengan carasokletasi, lalu angkat kertas saring yang telahberisi endapan lalu dikeringkan, lalutambahkan ± 50 mL larutan H2SO4 1,25 %kedalamnya dan aduk, lalu pasang pendingintegak pada mulut erlenmeyer, lalu panaskan( larutan refluk) selama 30 menit denganpenangas air , lalu jika telah selesailangsung tambahkan ± 50 mL larutan NaOH3,25 % , lalu lakukan refluk KemballiSelama 30 menit, lalu jika selesai saringlarutan dalam keadaan panas dengan kertassaring yang telah ditimbang konstansebelumnya dan corong, lalu lakukanpencucuian dengan H2SO4 panas , air panasdan yang terahkir dengan ethanol 95 % (masing - masing 25 mL ), lalu angkatendapan dan kertas saring serta pindahkan kecawan penguap yang telah dikonstankanberatnya terlebih dahulu.

Page 22: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 19

9. Penentuan kadar karbohidrat1. Preparasi sampel

Peralatan dalam keadaan kering dan bersih,lalu sampel ditimbang sebanyak 5 gramsecara teliti, lalu sampel dipindahkankedalam erlenmeyer dan ditambahkan 200ml larutan HCl 3%, lalu panaskan denganpendingin tegak selama 3 jam, lalu setelahdipanaskan larutan didinginkan lalutambahkan indikator pp 2-3 tetes selanjutnyatambahkan larutan NaOH 30% demi teteshingga netral , Cek dengan indikatoruniversal (Menjadi warna pink seulas), lalujika telah netral tambahkan LarutanCH3COOH 3% tetes demi tetes hinggasuasana larutan sedikit asam ( pH 6 ) cek pHdenhan pH universal.

2. Pengukuran Kadar karbohidratPindahkan isisnya kedalam labu ukur 500 mLencerkan dengan aquadest dan dipaskanhingga tanda garis, homogenkan, lalu larutandisaring dengan bantuan corong dan kertassaring lipat berlipat, lalu filtrat dipipetsebanyak 10 mL dengan pipet gondok 10 mLdan pindahkan kedalam erlenmeyer, lalutambahkan 15 mL Aquadest dan pipet denganpipet gondok 25 mL larutan luff schrool sertatambahkan beberapa butir batu didih, lalularutan dipanaskan dengan nyala tetap ,usahakan agar larutan dapat mendidih dalamwaktu 3 menit (gunakan stop watch ) dandidihkan terus selama 10 menit ( dihitungdari saat mulai mendidih dengan stop wach ),lalu larutan didimginkan dalam bak es ,setelah dingin tambahkan 25 mL larutanH2SO425 % dan 15 mL Larutan KI 20 %perlahan - lahan ( terbentuk warna coklat ),lalu secepatnya titar dengan larutan thio 0,1 Nsampai warna kuning gading, lalutambahakan ± 1 mL amilum, titar kembalidengan larutan thio hingga TAT ( Endapanbiru hilang), penitaran dilakukan duplo,kerjakan juga blanko seperti diatas tanpasampel

10. Penentuan Kadar Lemak MetodaSokletasi

Persiapkan peralatan dalam keaadan bersih dankering, lalu timbang sampel dengan telitisebanyak 2 gr ( haluskan jika sampel berukuranbesar), lalu buat selongsong dengan kertassaring dan beri kapas sebagai penyumbatdidalamnya, lalu masukan sampel yang telahditimbang kedalam selongsong Kertas, lalukeringkan dalam oven (80ºC) selama 1 jam, lalu

beri tali pada ujung selongsong, lalu pasang danrangkai alat soklet dan letakan pada hot plat, lalugunakan labu dasar bulat yang telah di isidengan batu didih yang telah ditimbang hinggabobot konstan sebelum digunakan, lalu masukanselongsong kertas yang telah berisi sampel kedalam tabung soklet, pasang dan hubungkanselamg pada kran air, lalu tambahkan pelarur n-Hexana kedalam tabung soklet hinggga labudasar bulat terisi pelarut kira-kira ⅔ bagian, laluhidupkan heating mantel dan lakukan prosessokletasi sampai lemak terestrak seluruhnya,lalu uji terlebuh dahulu dengan mengambilsedikit pelarut yang terdapat pada tabungekstraktor direaksikan denagn NaOH dimasukandalam tabung reaksi kemudian dikocok jikaterdapat busa maka proses ekstraksi diteruskanatau sebaliknya . Atau dapat juga meneteskanpelarut dari tabung ekstraktor dengan kertas jikaada noda lemak maka proses ekstraksiditeruskan atau sebaliknya, lalu jika telah selesaipisahkan antara lemak dengan n-hexana dengancara menguapkan pelarut yang terdapat padalabu destilasi, lalu angkat labu didih tersebut danpanaskan didalam oven ( 105ºC ) selama 2 jamlalu pindahkan kedesikator selama ± 15 menit,lalu timbang labu didih tersebut hingga didapatbobot konstan, lalu hitung kadar lemak yangterdapat pada sampel.

11. Penentuan Kadar Vitamin BAmbil 10 mL bahan yang akan di analisa ( bilapadatan dihancurkan terlebih dahulu danambilah cairanya), lalu larutan yangmengandung vitamin B2 tersebut dimasukankedalam Erlenmeyer dan ditambahkan 25 mlHCl 0,1 N, lalu homogenkan dan panaskandalam auto clave ( 120°C ) selama 30 menit, laludinginkan dan kemudian di cek pH nya denganmenggunakan NaOH 1 N sampai pH 4,5, lalukemudian suspense dipindahkan ke dalam labuukur 100 ml dan tambahkan aquadest kemudiandipaskan sampai tanda tera dan di homogenkan,lalu kemudian saring dengan kertas whatmannomor 42, lalu ambil filtrate yang jernih danmasukan kedalam kuvet, lalu ukur transmitandengan menggunakan alat spektrofotometerdengan panjang gelombang 400-440, lalu untukmenentukan bobot vitamin B2 yang terkandungdalam filtrate, perlu dibuat kurva standar yangmenggambarkan hubungan antara kadar vitaminB2 dan transmitan, lalu untuk menggambarkanhubungan antara kadar vitamin B2 dantransmitan buatlah larutan standar dengan deret

Page 23: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 20

standar 0,1 ; 0,2 ; 0,3 ; 0,4 dan 0,5 mikro gramtiap ml.

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Penentuan Kadar Abu dengan Metoda

GravimetriTabel 1. Hasil kadar abu

No.Kadar

Abu (%)Rata-rata

(%)

SNIMutuI (%)

MutuII (%)

1. 0,970,95

maks.3

maks.3

2. 0,883. 1,00

Dari tabel dapat dilihat bahwa kadar abu yangdidapat sebesar 0,95 %. Hal ini menunjukanbahwa kandungan abu di dalam mie keringsesuai dengan SNI mie kering yaitu maksimal3%.

2. Penentuan Kadar Protein dengan MetodaSemi Mikro KjedhalTabel 2. Hasil kadar Protein

No.KadarProtein

(%)

Rata-rata (%)

SNIMutu I

(%)MutuII (%)

1. 4,654,32 min. 8 min. 8

2. 3,99Dari tabel dapat dilihat bahwa kadar proteinyang didapat sebesar 4,32%. Hal ini tidaksesuai dengan SNI yaitu minimal 8%, hal inidikarenakan kandungan protein dalam berasmerah adalah 8,3% (Matz,1991) dankomposisi beras merah yang dimasukan adalah50%.

3. Penentuan Kadar CuTabel 3. Kandungan Cu

No.Kadar

Cu(ppm)

Rata-rata

(ppm)

SNI

Mutu I(ppm)

MutuII

(ppm)1. 2,87

3,13maks.

10maks.

102. 3,283. 3,23

Dari tabel didapat kandungan logam Cusebesar 3,13 ppm. Hal ini sudah sesuai denganstandar SNI sebesar maksimal 10 ppm.

4. Penentuan Kadar ZnTabel 4. Kandungan Zn

No.Kadar

ZnRata-rata

SNIMutu I Mutu

(ppm) (ppm) (ppm) II(ppm)

1. 21,2720,98

maks.40

maks.40

2. 20,343. 21,34

Dari tabel didapat kandungan logam Znsebesar 20,98 ppm. Hal ini sudah sesuaidengan standar SNI sebesar maksimal 40ppm.

5. Uji E.ColiTabel 5. Hasil Uji E.coli

ParameterUji

Hasil SNI

SeriTabelMPN

(APM/g)

Mutu I(APM/

g)

UjiPendahuluan

(LB)

0 : 0 :0

0maks.

10

Dari tabel dapat diketahui bahwa tidak adaterkandung E.Coli pada sampel dan sudahsesuai dengan SNI.

6. Uji Angka Lempeng TotalTabel 6. Hasil Uji Angka Lempeng Total

PengenceranSampel 1(koloni)

Sampel 2(koloni)

10-4 3 7

10-5 2 8

Dari tabel maka dapat dicari jumlah koloni permL sampel :

jumlah koloni =

= = 5

jumlah koloni per mL sampel = jumlah kolonix 1/ faktor pengenceran

= 5 x 1/10-4

= 5,0 x 104

Dari hasil tersebut maka hasil uji ALT sesuaidengan standar SNI yaitu maksimal 1,0 x 106

7. Penentuan Kadar AirTabel 7. Hasil kadar air

No.Kadar

Air(%)

Rata-rata(%)

SNIMutu I

(%)Mutu II

(%)1. 1,10

1,05 maks. 8 maks. 82. 1,053. 1,02

Page 24: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 21

Dari penelitian dan perhitungan yang dilakukandidapatkan bahwa kadar air yang terdapat dalammie kering dari beras merah yaitu 1.05 %. Kadartersebut tidak melebihi standar yaitu maksimal10 %, Jadi mie kering tersebut sesuai denganStandar Nasional Indonesia.

8. Penentuan Kadar serat kasarTabel 8. Hasil serat kasar

No.

KadarSeratKasar(%)

Rata-rata(%)

SNI

MutuI (%)

MutuII (%)

1. 37,4522,82 - -

2. 8,19

Kadar serat kasar ini tidak bisa di bandingkandengan standar ,karena tidak ada di SNI yangmenyatakan jumlah maksimum kadar seratkasar, nilai serat kasar 22,82 % didapat darigabungan tepung kanji tepung terigu sertatepung beras merah .

9. Penentuan Kadar karbohidratTabel 9. Hasil kadar karbohidrat

No.Kadar

Karbohidrat(%)

Rata-rata(%)

SNIMutuI (%)

MutuII (%)

1. 10,908,23 - -

2. 5,56

Kadar Karbohidrat ini tidak bisa di bandingkandengan standar, karena tidak ada di SNI mieyang menyatakan jumlah maksimum kadarKarbohidrat, nilai karbohidrat 88,23 % didapatdari gabungan tepung kanji tepung terigu sertatepung beras merah .

10. Penentuan kadar lemakTabel 10. Hasil kadar lemak

No.Kadarlemak(%)

Rata-rata (%)

SNIMutuI (%)

MutuII (%)

1. 5,036,81 - -

2. 8,59

Kadar Lemak ini tidak bisa di bandingkandengan standar ,karena tidak ada di SNI mieyang menyatakan jumlah maksimum kadarlemak, nilai Kadar Lemak 6,81 % didapat dariPenambahan Mentega pada saat membuatadonan mie.

11. Penentuan kadar vitamin BTabel 11. Hasil Vitamin B

Kadarvitamin B

Pengukuransampel 1

Pengukuransampel 2

0.0661 0.0657

Kadar Vitamin B ini tidak bisa di bandingkandengan standar ,karena tidak ada di SNI mieyang menyatakan jumlah maksimum kadarVitamin B, nilai Vitamin B 0,0661 % Kecil nyakadar vitamin B yang didapat karena pencucianberas merah yang terlalu lama sehingga vitaminB ikut larut dalam air saat pencucian danperendaman beras sebelum di giling menjaditepung.

KESIMPULAN

Penentuan kadar abu dengan metoda gravimetrisebesar 0,95%, penentuan kadar protein denganmetoda semi mikro kjedhal sebesar 4,32%,penentuan kadar kandungan logam Cu denganmetoda AAS sebesar 3,13 ppm, penentuan kadarkandungan logam Zn dengan metoda AASsebesar 20,98 ppm, uji E.Coli dengan metodaMPN adalah negatif, uji angka lempeng totalsebanyak 5,0 x 104, metoda gravimetri untukpenetapan kadar air sebesar 1,05%, metodagravimetri untuk penetapan kadar serat kasarsebesar 22,82%, metoda Luff Schoorl untukpenetapan kadar karbohidrat sebesar 8,23%,metoda sokletasi untuk penetapan kadar lemaksebesar 6,81%, metoda Spektrofotometri untukpenetapan kadar vitamin B sebesar 0,0661%.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Apriyantono, Anton, dkk. 1989. AnalisisPangan. Bogor : PAU Pangan dan GiziIPB.

chemistryismyworld.blogspot.com/2011/03/makalah-analisa-protein-metode-kjeldahl.html?m=1 diakses pada kamis10 April 2014

Fardiaz,Srikandi. 1993. Analisis mikrobiologipangan. Rajagravindo persada; Jakarta.

Gusti, Eli. Yeni Hermayenti. 2006. ModulAnalisis Proksimat. SMK-SMAK :Padang.

Page 25: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 22

Hadioetomo,S.R.1998. Metode – metode untukbakteriologi pusat antara universitasinstitute pertanian bogor bekerjasamadengan lembaga sumberdaya informasi –IPB.Bogor.

http://newslifestyle4u.blogspot.com/2013/06/10-bahaya-makan-mie-instant.html diakses12 Februari 2014

http://www.artikelkesehatan99.com/6-manfaat-beras-merah-bagi-kesehatan-tubuh/diakses 12 Februari 2014

http://www.pogutmoazeck.blogspot.com/2011/02/makalah-tentang-protein.html diaksespada jumat 4 april 2014

http://www.scribd.com/doc/39579273/Cara-Pembuatan-Mie-Skala-Rumah-Tanggadiakses 12 Februari

Robertson and Van Soest. 1977. Penetapan SeratMakanan. www.rudyct.com [27November 2011

Standar Nasional Indonesia .SNI 01-2974-1992.Mi Kering .Dewan StandardisasiNasional

Standar Nasional Indonesia .SNI 01-2891-1992.Cara Uji Makanan dan Minuman.Dewan Standardisasi Nasional

Standar Nasional Indonesia .SNI 01-2896-1992.Cara Uji Cemaran Logam .DewanStandardisasi Nasional

Standar Nasional Indonesia .SNI 01-2897-1992.Cara Uji Cemaran Mikroba .DewanStandardisasi Nasional

S u d a r m a d j i S , B a m b a n g H , S u h a r d i .2 0 0 7 . A n a l i s i s B a h a nM a k a n a n d a n P e r t a n i a n .Y o g y a k a r t a : L i b e r t yY o g y a k a r t a .

Sudarmadji, I. B. (2003). Analisa BahanMakanan dan Pertanian (Edisi ke 2 ed.,

Vol. III). Yogyakarta, DIY, Indonesia:Liberty Yogyakarta.

Sylvi, Lorina. Silvania. 2007. Analisis FotometriNyala dan Spektrofotometri SerapanAtom. Padang: SMAKPA.

Yeniza.2005. Analisis Gravimetri. Padang:SMAK

Page 26: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 23

ANALISIS DAN PEMBUATAN TEH HERBAL DARI DAUN DURIAN BELANDA(Annona muricata L)

Lusi Madona, Ade Saputra, Adryanda Putra,Laboratorium Dasar SMK SMAK Padang

Jalan Alai Pauh No 13 Padang Sumatera Barat

ABSTRAKSalah satu jenis tanaman yang daunnya bisa dimanfaatkan dan diolah adalah durian belanda. Durian belandamerupakan tanaman yang banyak dijumpai di lingkungan kita. Teh dari daun durian belanda ini dinamakan tehherbal karena teh herbal daun durian belanda ini memiliki banyak manfaat diantaranya memperlancarpencernaan, mencegah kanker, menambah nafsu makan dan menurunkan demam. Teh ini dibuat dengan carapencucian, pemotongan. penjemuran, dan pengemasan. Analisis pemanfaatan daun durian belanda menjadi tehherbal ini menggunakan beberapa metode yaitu gravimetri untuk kadar air, Hitung cawan untuk angka lempengtotal, Ekstraksi untuk kadar lemak dan Uji metabolit sekunder flavonoid. Hasil dari analisis ini menyatakanbahwa teh herbal ini mengandung 6,16 % kadar air, 1,5 x 102 angka lempeng total, 1,81 % kadar lemak, negatifpada uji flavonoid dan 68% panelis yang mengatakan suka.Kata kunci : daun durian belanda, teh herbal.

ABSTRACTOne type of plant which have leaves can be used and processed is soursop which is a plant that is often found inthe environment. soursop leaf tea is called herbal tea because the dutch durian leaf herbal tea has many benefitsincluding improving digestion, prevent cancer, increase appetite and reduce fever. This tea is made by washing,cutting. drying, and packaging. Analysis of the utilization of soursop leaves into an herbal tea using severalmethods gravimetry for moisture content, calculate the cup for total plate count, extraction test for fat contentand flavonoid secondary metabolites. The results of this analysis states that this herbal tea contains 6.16 %moisture content, 1.5 x 102 total plate count, 1.81% fat content, flavonoids and test negative at 68 % of panelistswho like it.

Keywords: soursop leaves, herbal tea.

PENDAHULUAN

Teh merupakan salah satu minuman terpopuleryang memiliki banyak manfaat bagi kesehatantubuh. Hal ini disebabkan karena teh mengandungsenyawa-senyawa bermanfaat. Teh adalahminuman yang mengandung kafein, sebuah infusiyang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk,atau tangkai daun. Istilah “Teh” juga digunakanuntuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah, atau tanaman obat lain yang diseduh.. Tehyang tidak mengandung daun teh disebut tehherbal.

Perkembangan industri pulp di Indonesiaberjalan dengan cepat. Di Indonesia saat ini telahterdapat 14 pabrik bubur kertas dan 79 pabrikkertas dengan kapasitas masing-masing 6,7 juta tonbubur kertas dan 10,36 juta ton kertas per tahunnya(Cecep Suryadi, 2007), tetapi hal tersebut tidakdiimbangi dengan pasokan bahan baku yangmemadai. Saat ini, sebagian besar industri tersebutberjalan pada kapa Teh herbal dapat dibuat dariberbagai tumbuhan yang memiliki nilai herbaldalam kesehatan dan diekstrak dengan caramaserasi yaitu suatu metoda ekstraksi dengan

sistem tanpa pemanasan atau disebut juga denganekstraksi dingin. Sehingga hasil ekstrak tersebutyang digunakan sebagai minuman yang umumdigunakan bagi masyarakat. Teh herbal jugamemiliki nilai jual yang sangat tinggi dan dipercayaakan kegunaannya.

Daun durian belanda (Annona muricata)mempunyai manfaat antara lain pengobatan batuempedu, antisembelit, asam urat, dan meningkatkanselera makan. Selain itu, kandungan seratnya jugaberfungsi untuk memperlancar pencernaan,terutama untuk pengobatan sembelit (susah buangair besar). Selain itu daun durian belanda jugaberkhasiat mencegah kanker.

Meskipun air rebusan daun durian belandatelah lama digunakan sebagai obat herbal untukpenyakit kanker, namun bentuk teh daun durianbelanda belum banyak digunakan oleh masyarakat.Karena itu perlu dilakukan kajian tentang analisispengolahan teh daun durian belanda dengan tujuanuntuk menggali potensi daun durian belandasebagai minuman fungsional yang dapatdifungsikan antara lain sebagai obat herbal untukpenyakit kanker.

Page 27: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 24

Berdasarkan informasi diatas maka penulisberminat untuk melakukan percobaan untukmengolah daun durian belanda menjadi teh sertamelakukan analisis terhadap produk yang telah jadi.Hal ini didukung karena masih belum banyak orangyang tahu tentang khasiat daun durian belanda sertacara pemanfaatannya dan jika dipasarkan tentudapat dijadikan peluang untuk berwirausaha sertabelum banyak saingan dalam proses pemasarannya.

METODEOLOGI PENELITIAN

ALATAlat yang digunakan pada penelitian ini adalahoven, inkubator, autoklaf, neraca analitik, desikator,mantel pemanas, neraca kasar dan alat-alat gelasyang umum dipakai di laboratorium.

BAHANBahan-bahan yang digunakan pada penelitian iniadalah daun durian belanda, alkohol 70%, kertassaring, kapas, NaOH, aquadest, n-hexan, mediaPCA, larutan PW, spiritus, benang, batu didih,serbuk Mg dan HCl pekat.

Pembuatan produk : Diambil dengan diseleksidaun durian belanda dan cuci daun durian belandatersebut dengan air kemudian tiriskan, setelahkering dari air daun dipotong menjadi potongankecil kemudian jemur pada suhu kamar ± 2 minggudan teh siap untuk dikemas.Analisis kadar air : Cawan penguap kosongdimasukkan kedalam oven dengan suhu 100-1050Cselama 2 jam, kemudian dinginkan dalam desikatorselama 15 menit, ditimbang cawan penguap hinggadidapat bobot konstan, ditimbang dengan teliti 2gram sampel pada cawan penguap tadi, dikeringkandidalam oven suhu 1100C selama 3 jam, dinginkandidalam desikator selama 15 menit dan timbanghingga bobot konstan.Analisis Angka Lempeng Total : Ditimbang 2 gramsampel dan masukkan kedalam tabung reaksi yangtelah berisi larutan PW steril (10-1), dipipet 10-1

sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi berisi 9 mllarutan PW steril (10-2) sampai 10-3, dipipet larutan10-2 dan 10-3 sebanyak 1 ml masukkan ke cawanpetri steril, tuang media PCA 12-15 ml yang telahdicairkan pada suhu 450C selama 15 menit daripengenceran pertama kemudian homogenkan,barkan membeku kemudian bungus dalam posisiterbalik, inkubasi pada suhu 450C selama 24-48 jamdan hitung jumlah koloni yang tumbuh.Analisis Kadar Lemak : Ditimbang sampelsebanyak 2 gram dan buat selongsongan dengan

kertas saring dan beri kapas sebagai penyumbatdidalamnya, masukkan sampel tadi kedalamselongsongan dan tutup kembali dengan kapaskemudian diberi benang sebagai tempat pemegang,pasang alat soklet pada mantel pemanas, gunakanlabu alas bulat berisi batu didih yang telah didapatbobot konstannya, masukkan selongsong ke tabungsoklet, labu diiisi n-hexan kemudian pasang alatdan hubungkan selang pada kran air, hidupkanmantel pemanas dan biarkan sampai lemakterekstrak seluruhnya dengan cara diuji terlebihdalu dengan NaOH didalam tabung reaksi, jikabening proses ekstraksi dihentikan, kemudian labudipanaskan dalam oven kemudian ditimbang hinggabobot konstan.Uji Kualitatif Flavonoid : 1-2 tetes fraksi n-hexanditeteskan kedalam masing-masing plat tetes,kemudian ditetesi 1-2 tetes HCl pekat denganserbuk Mg ditambhakan kedalam fraksi, diaduk danamati perubahan yang terjadi, positif flavonoidditandai dengan dengan warna orange merah.

HASIL DAN PEMBAHASANDari hasil analisis yang dilakukan untuk analisis tehherbal daun durian belanda didapatkan hasilsebagai berikut:

No Parameter Hasil1. Kadar air (%) 6,162. Angka Lempeng Total 1,5 x102

3. Kadar Lemak (%) 1.81

Pada uji organoleptik tes kesukan didapatkan hasilsebagai berikut :

No. Uji Kesukaan Hasil (%)1. Sangat Suka 322. Suka 443. Kurang Suka 244. Tidak Suka 0

PEMBAHASANSecara umum untuk parameter analisis teh herbaldaun durian belanda didapatkatkan hasil parameteryang diujikan memenuhi hasil sesuai. Sehingga dariparameter yang diujikan menunjukan teh herbaldaun durian belanda layak dikonsumsi.Sedangkan pada uji kesukaan oranoleptikmenunjukan the herbal daun durian belanda disukaioleh konsumen terutama pelajar sehingga memilikiprospek yang baik untuk dipasarkan .

KESIMPULANPada praktikum kadar air metode Gravimetrididapatkan kadar air sebesar 6,16%. Padapraktikum angka lempeng total metode HitungCawan didapatkan hasil cemaran mikroba sebanyak1,5 x 102. Pada praktikum penetapan kadar lemak

Page 28: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 25

metode Sokletasi didapatkan hasilnya yaitu 1,81%Pada Metabolit sekunder Uji Flavonoid analisiskualitatif didapatkan hasil negatif karena tidakmenimbulkan warna orange merah saat pengujian.Dari penelitian yang telah dilakukan dapatdisimpulkan bahwa produk teh herbal daun durianbelanda ini sudah sesuai dengan standar uji dariparameter yang telah dilakukan. Berdasarkan datauji organoleptik teh herbal daun durian belanda inimemiliki prospek yang cukup baik untukdipasarkan karena cukup diminati para pelajar.

DAFTAR KEPUSTAKAANAdji Suranto Sp.A. Dasyatnya Sirsak Tumpas

Penyakit, hlm. 20-21.

www. kebunsirsak.blogspot.com

www.wikipedia,tanaman sirsak

Chemistry Undergraduate. Kimia Bahan Alam :Mataram University

Redaksi Trubus.2011.Sirsak Stop Kanker. RedaksiTrubus : Jakarta

Sunarjono,Hendro.2012.Sirsak dan Srikaya, BudiDaya untuk Menghasilkan Buah Prima :Jakarta

Standar Nasional Indonesia. 3836:2013 – Tehkering dalam kemasan

Standar Nasional Indonesia. 01-2897-1992 Cara ujicemaran mikroba

Standar Nasional Indonesia. 01-2897-1992 Cara ujimakanan dan minuman

Yeniza. 2005. Modul Analisis Gravimetri. AnalisisGravimetri. Padang . Sekolah MenengahKejuruan – SMAK Padang .Hal: 8

Page 29: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 26

PEMBUATAN DAN ANALISIS PERMEN TOFFEE DARI EKSTRAK DAUN SIRIH(Piper Betle L)

SOMA MURNI SETIAWATI, PUTRI MAHARANI, RAHMI SRI WAHYUNILaboratorium Dasar SMK SMAK Padang

Jalan Alai Pauh No 13 Padang Sumatera Barat

AbstrakPermen merupakan produk pangan yang sangat umum dikonsumsi baik oleh anak-anak maupun orang dewasa.Permen tersedia dalam berbagai bentuk, rasa, dan warna, tetapi bahan dasar yang digunakan masih umumseperti buah-buahan, jahe, mint, dan kacang. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi baru yaitu dengan membuatpermen toffee dengan bahan dasar daun sirih (Piper betle L.). Ekstrak daun sirih memiliki banyak kegunaandalam menjaga kesehatan mulut yaitu menghentikan pendarahan gusi, menghilangkan bau mulut, dan mengobatisariawan. Dari analisa yang telah dilakukan pada permen toffee dari ekstrak daun sirih didapatkan kadarsakarosa sebesar 54.85%, kadar lemak 2.46%,kadar air 5.65% kadar protein didapatkan sebesar 3.75%. Untukanalisa cemaran logam Cu didapatkan konsentrasinya sebesar 1.5 ppm sedangkan untuk cemaran logam Fedidapatkan konsentrasinya sebesar 0,1873 ppm. Dan untuk analisa cemaran mikroba seperti angka lempeng totaldidapatkan hasil sebesar 3 x 10-2 dan untuk uji bakteri coliform <3 APM/gram, hasil dari uji kapang dan khamirpada pengenceran 10-1 terdapat 1 koloni kapang dan pada pengenceran 10-2 tidak terdapat koloni kapang danpada pengenceran tidak terdapat koloni khamir. Untuk uji difusi cakram hasilnya yaitu efektif untuk membunuhbakteri mulut pada konsentrasi 30%, 40% dan 50%.Kata Kunci : Permen, Ekstrak Daun Sirih

AbstractChewing is a very common food products consumed by both children and adults . Candies are available in avariety of shapes , flavors , and colors , but the basic ingredients used are common such as fruits , ginger , mint ,and peanuts . Therefore , the need for new innovations is to make toffee with basic ingredients of betel leaf (Piper betle L.) . Betel leaf extract has many uses in maintaining oral health is to stop bleeding gums , eliminatebad breath , and treat ulcers . From the analysis that has been done on toffee betel leaf extract obtained fromsucrose content of 54.85%, 2.46% fat content, mouistured content 5.65% protein content of 3.75% is obtained.For analysis of the obtained Cu contamination concentration of 1.5 ppm, while for Fe metal contaminantconcentration of 0.1873 ppm obtained. And for analysis of microbial contamination such as total plate countresults obtained by 3 x 10-2 and for coliform bacteria test <3 APM / g, the results of the test molds and yeasts inthe 10-1 dilution contained 1 mold colonies and the dilution 10-2 also There are no colony and the dilutionthere is no yeast colonies. For the disc diffusion test result that is effective to kill bacteria at a concentration of30% to 40% and 50%KeyWords : Chewing Ekstrack Sirih

PENDAHULUAN

Sirih dikenal dengan beberapa nama diSumatra yaitu furu kuwe, purokuwo (Enggano),ranub (Aceh), blo, sereh (Gayo), blo (Alas), belo(Batak Karo), demban (Batak Toba), burangir,angkola (Mandailing), ifan, tafuo (Simalur), afo,lahina, tawuo (Nias), cabai (Mentawai), ibun,serasa, seweh (Lubu), sireh, sirieh, sirih, suruh(Palembang, Minangkabau), dan canbai(Lampung). Nama lain daun sirih di Jawa antaralain Seureuh (Sunda), sedah, suruh (Jawa), dan sere(Madura) (Wijayakusuma dkk., 1992).

Tanaman sirih merupakan tanaman yangtumbuh memanjat dengan tinggi tanaman 5 sampai15 cm. Helaian daun berbentuk bundar telur ataubundar telur lonjong . Pada bagian pangkalberbentuk jantung atau agak bundar, tulang daunbagian bawah gundul atau berbulu sangat pendek,tebal berwarna putih, panjang 5–18 cm, dan lebar2,5–10,5 cm. Daun pelindung berbentuk lingkaran,

bundar telur sungsang, atau lonjong dengan panjangkira-kira 1 mm. Perbungaan berupa bulir, sendiri-sendiri di ujung cabang dan berhadapan dengandaun. Bulir bunga jantan memiliki panjang gagang1,5–3 cm dengan benang sari yang sangat pendek.Bulir bunga betina mempunyai panjang gagang2,5–6 cm dan panjang kepala putik 3–5 cm. Buahbuni, bulat dengan ujung gundul. Bulir yang masakberbulu kelabu, rapat, dengan tebal 1–1,5 cm. Bijiberbentuk bulat (Syamsuhidayat dan Hutapea,1991).

Kandungan kimia utama yang memberikanciri khas daun sirih adalah minyak atsiri. Selainminyak atsiri, senyawa lain yang menentukan mutudaun sirih adalah vitamin, asam organik, asamamino, gula, tanin, lemak, pati, dan karbohidrat.Komposisi minyak atsiri terdiri dari senyawa fenol,turunan fenol propenil (sampai 60%). Komponenutamanya eugenol (sampai 42,5 %), karvakrol,chavikol, kavibetol, alilpirokatekol, kavibetolasetat, alilpirokatekol asetat, sinoel, estragol,

Page 30: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 27

eugenol, metileter, p-simen, karyofilen, kadinen,dansenyawa seskuiterpen (Darwis, 1992).

Menurut Hidayat (1968) dalam Dwiyanti(1996), di dalam 100 g daun sirih segarmengandung komposisi sebagai berikut: kadar air85,4 g, protein 3,1 g, lemak 0,8 g, karbohidratsebanyak 6,1 g, serat 2,3 g, bahan mineral 2,3 g,kalsium 230 mg, fosfor 40 mg, besi 7,0 mg, besiion 3,5 g, karoten (dalam bentuk vitamin A) 9600IU, tiamin70 ug, riboflavin 30 ug, asam nikotianat0,7 mg, dan vitamin C 5 mg.

Sedangkan, menurut Tampubolon (1981)dalam Dwiyanti (1996), daun sirih mengandungsenyawa tanin, gula, vitamin, dan minyak atsiri.Minyak atsiri daun sirih yang berwarna kuningkecokelatan mempunyai rasa getir, berbau wangidan larut dalam pelarut organik seperti alkohol,eter, dan kloroform, serta tidak larut dalam air(Soemarno, 1987 dalam Dwiyanti, 1996).

Daun sirih mempunyai khasiat sebagaiobat batuk, obat bisul, obat sakit mata, obatsariawan, dan obat hidung berdarah(Syamsuhidayat dan Hutapea,1991). Khasiat daridaun sirih ini selain sebagai styptic (penahan darah)dan vulnerary (obat luka pada kulit) juga berdayaantioksida, antiseptik, fungisida dan bahkan sebagaibakterisidal. Hal ini juga dikatakan oleh Widarto(1990) bahwa daun sirih mengandung minyak atsiriyang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba.Minyak atsiri dan ekstrak daun sirih mempunyaiaktivitas terhadap beberapa bakteri Gram positifdan Gram negatif (Darwis, 1992). Sebagai obat,seduhan daun sirih dapat dimanfaatkan untukmenghilangkan bau mulut, menghentikanpendarahan gusi, menciutkan pembuluh darah sertasebagai obat batuk. Daun sirih yang masih segardapat dipergunakan untuk mencuci mata. Demikianpula dengan penyakit kulit, wasir, keringat bau,sakit gigi, asma, dan produksi air susu ibu yangberlebihan dapat dicegah dan disembuhkan dengandaun sirih (Dharma,1985).

Daun sirih memiliki aroma yang khasyaitu rasa pedas dan tajam. Rasa dan aroma yangkhas tersebut disebabkan oleh kavikol danbethelphenol yang terkandung dalam minyak atsiri.Selain itu itu, faktor lain yang menentukan aromadan rasa daun sirih adalah jenis sirih itu sendiri,umur sirih, jumlah sinar matahari yang sampai kebagian daun dan kondisi dedaunan bagian atastumbuhan. Daun sirih mengandung minyak atsiri dimana komponen utamanya terdiri atas fenol dansenyawa turunannya seperti kavikol, kavibetol,karvacol, eugenol, dan allilpyrocatechol.Selainminyak atsiri, daun sirih juga mengandung karoten,tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C,tannin, gula, pati dan asam amino Kandunganeugenol dalam daun sirih mempunyai sifatantifungal. Daun sirih yang sudah dikenal sejaktahun 600 SM ini mengandung zat antiseptik yangdapat membunuh bakteri sehingga banyakdigunakan sebagai antibakteri dan antijamur.sirih

sering digunakan untuk menyembuhkan kaki yangluka dan mengobati pendarahan hidung / mimisan.Eugenol dalam daun sirih bersifat antifungaldengan menghambat pertumbuhan yeast (sel tunas)dari Candida albicans dengan cara merubah strukturdan menghambat pertumbuhan dinding sel. Inimenyebabkan gangguan fungsi dinding sel danpeningkatan permeabilitas membran terhadapbenda asing dan seterusnya menyebabkan kematiansel. Daun sirih juga memiliki efek antibakteriterhadap Streptococcus mutans, Streptococcussanguis, Streptococcus viridans, Actinomycesviscosus, dan Staphylococcus aureus.

Permen terbuat dari bahan utama berupagula dan air dan bahan pembantu antara lainpewarna, bahan cita rasa dan bahan tambahanlainnya. Permen karamel susu atau toffee adalahproduk confectionery yang dibuat dari bahan dasargula, sirup glukosa, susu (umumnya susukondensasi), lemak dan garam. Kadar air produkpermen karamel susu yang lebih tinggi dari hardcandy. maka bahan pangan lebih kering danberkadar gula tinggi cenderung untuk mengalamikerusakan akibat organisme tersebut.

Dilihat dari komposisinya maka bagianterbanyak dari semua jenis permen adalah sukrosa(gula pasir) dan gula lainnya (glukosa, sukrosa ataugula alkohol). Hal ini diperlukan untukmenghasilkan kemanisan dan keawetan atau dayasimpannya. Sehingga dari segi gizi dapat dikatakanbahwa hampir semua jenis permen merupakansumber energi (kalori). Pembakaran sukrosa ataugula pasir di dalam tubuh memberikan 3.95 kkalper gram. Pencernaan sukrosa di dalam tubuhhanya mempunyai efisiensi 98 persen, karena itukalori yang dihasilkan untuk tubuh dari 1 gramsukrosa adalah 3.78 kkal.

Di samping sebagai sumber energi,permen juga memberikan sejumlah lemak, proteindan mineral bagi tubuh. Misalnya karamel ataupermen susu mengandung padatan susu 15 – 25persen; fudge mengandung padatan susu 5 – 15persen dan permen lainnya seperti terlihat padaTabel 2.1. Semua senyawa non sukrosa dalampermen mempunyai komposisi yang cukup efektifuntuk mencegah kristalisasi atau mengaturpembentukan kristal sehingga kecil-kecil, danseragam pada waktu pembuatan permen. Permenjernih, putih atau berwarna cerah dibuat padakondisi yang dapat meminimumkan reaksi antarabahan-bahan pembuat permen, sedangkan karameldan tofi dibuat pada kondisi dimana terjadi reaksikompleks dalam bahan pembuat permen sehinggamenghasilkan bau dan rasa yang khas.

METODELOGI PENELITIANMetode yang digunakan untuk Analisis Kadar Airadalah metode Thermogravimetri Kadar Lemakmetode Sokletasi, Kadar Gula metode Luff Schoorl,kadar protein metode Makro Kjedhal Kadar Femetode KSCN, Kadar Cu metode Amonia AngkaLempeng Total Metode Plate Count Agar, Uji

Page 31: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 28

Bakteri Coliform, Angka Kapang khamir dan UjiDifusi cakram.

Pengadaan Bahan Baku; Bahan baku daun sirihuntuk pembuatan produk dibeli melalui pedagangyang berjualan daun sirih di Pasar Raya PadangAlat untuk pembuatan produk; Wajan untukmemasak, Wajan untuk, mencetak, Sendok ,Timbangan, Kompor + minyak tanah.

Bahan untuk pembuatan produk ;Daun sirih, Air , Susu kental manis, Glukosa cair,Gula pasir.

Pembuatan Produk1. Cuci bersih daun sirih sebanyak 10lembar.2. Rebus daun sirih dengan 1 liter air .3. Pada proses pemasakan 250 ml air rebusan daun

sirih ditambahkan 125 gr gula pasir.4. Tunggu hingga gula larut sempurna.5. Setelah itu tambahkan glukosa cair 165 ml,

sambil diaduk masukkan susu kental manissebanyak 80 ml

6. Tunggu hingga proses pemasakan benar-benarsempurna ditandai dengan mengentalnya adonandan jika beberapa tetesan adonan permendimasukkan kedalam air maka akan mengental,manandakan proses pemasakan sudah sempurna.

7. Kemudian masukkan adonan kedalam loyang,dan permen siap dicetak sesuai selera.

PENGUJIAN MUTU PRODUKAlat untuk analisisAlat GelasGelas piala 250 ml, Erlenmeyer 250 ml, Gelasukur 100 ml, Labu ukur (250 ml, 100 ml, 50ml),Segitiga kontinue, Pipet gondok 10 ml, Buret 50ml, Corong, Pipet takar (1ml, 10 ml), Pipet tetes,Lampu spritus, Labu destilasi / Labu Soklet,Eksikator (tabung soklet), Pendingin gondok,Lumpang + alu, Desikator, labu destilasi, pendinginlurus.

Alat Non GelasStandar & klemp, Kompor gas, Botol semprot,Pump pipet, Selang, Gabus, Serbet, Batu didih,Heating mantel, Tang penjepit, Ruang asam, Jarumose, Pinset, Penangas air, Kapas, Rak test tube.

Penentuan Kadar Air MetodeThermogravimetri : cawan penguap dibersih kandengan air, timbang cawan penguap kosong,Masukkan permen toffee sebanyak ±2 gr , timbangdan catat berat yang tertera , Masukkan cawan yangtelah berisi sampel ke dalam oven selama 2 jam(pada suhu 105 °c), Dinginkan cawan penguapyang berisi sampel selama 10 menit, Timbangcawan dan sampel dan catat beratnya, Lakukansampai didapatkan berat konstan dengan selisihpenimbangan 0,0001 gr, setelah mendapatkan beratkonstan bersihkan kembali cawan penguap

Dan hitung kadar air pada sampel .

Penentuan Kadar Lemak Metode SokletasiPersiapkan peralatan dalam keadaan bersih dankering, Timbang sampel dengan teliti sebanyak 2gr, Buat selongsong dengan kertas saring dan berikapas sebagai penyumbat di dalamnya, Masukkansampel yang telah ditimbang ke dalam selongsongkertas, Beri tali pada ujung selongsong, Pasangrangkaian soklet yang berada di atas lampu spritus,gunakan labu dasar bulat yang telah diisi denganbatu didih yang telah ditimbang hingga bobotkonstan sebelum digunakan, masukkan selongsongkertas yang telah berisi sampel ke dalam tabungsoklet. Pasang dan hubungkan selang pada kran air.Tambahkan pelarut n-hexana ke dalam tabungsoklet hingga labu dasar bulat terisi pelarutkira-kira 2/3 bagian, Hot Plate dihidupkan danlakukan proses sokletasi sampai lemak terekstrakseluruhnya, Uji terlebih dahulu dengan mengambilsedikit pelarut yang terdapat pada t abungekstraktor direaksikan dengan NaOH dimasukkanke dalam tabung reaksi kemudian dikocok, jikaterdapat busa,maka proses ekstraksi diteruskan

atau sebaliknya. Atau dapat jugameneteskan pelarut dari tabung ekstraktor

dengan kertas, jika ada noda lemak makaproses ekstraksi diteruskan atau s ebaliknya, Jikatelah selesai pisahkan antara lemak dengan n-hexana dengan cara menguapkan pelarutyang terdapat pada labu dasar bulat, Angkat labudasar bulat tersebut dan panaskan dalam ovenselama 2 jam dengan suhu 105°C lalu pindahkan kedesikator dan diamkan selama 15 menit, Timbanglabu dasar bulat hingga didapat bobot konstan,Hitung Kadar Lemak yang terdapat pada sampel.

Penentuan Kadar Gula Metode Luff Schoorl

Preparasi SampelAlat disiapkan dalam keadaan bersih dan kering,kemudian timbang sampel permen sebanyak 2gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur250 ml, setelah itu tambahkan sedikit aquades laluhomogenkan.Tambahkan 5 ml Pb Asetat ½ basa,lalu tambahkan NaHPO4 10% (Bila terbentukendapan putih, maka penambahan Pb asetatsetengah basa sudah cukup). Kemudian Tambahkan15 ml larutan NaHPO4 10% untuk menguji apakahPb asetat ½ basa sudah diendapkan seluruhnya,teteskan 1-2 tetes NaHPO4 10%, apabila tidaktimbul endapan berarti penambahan NaHPO4 10%sudah cukup. Kocok dan paskan dengan aquadessampai tanda batas, homogenkan, diamkan dandisaring hingga didapat filtrat 1 (F1).

Sebelum Inversifiltrat (F1) dipipet 10 ml dan masukkan ke dalamerlenmeyer. Ditambahkan 15 ml aquades 25 mllarutan luff schoorl (dengan pipet gondok) danbeberapa batu didih. Pasang pendingin tegak padamulut erlenmeyer lakukan refluk waktu 3 menit

Page 32: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 29

sudah mendidih, Panaskan terus hingga 10 menit,kemudian angkat dan dan segera didinginkan dalambak berisi es (jangan digoyang), Setelahdidinginkan, tambahkan 25 ml larutan H2SO4 25%dan 10 ml larutan KI 20%(hati-hati terbentuk gasCO), Titrasi dengan larutan standar Thio 0,1Nhingga kuning gading, Tambahkan 2 ml amilum1% dititrasi kembali dengan larutan Thio 0,1Nhingga TAT hilang warna biru, dicatat sebagai V2,Lakukan titrasi secara duplo, Kerjakan penetapanblanko dengn 25 ml aquades 25 ml larutan LuffSchoorl (dicatat sebagai Vb).

Setelah InversiDipipet 50 ml filtrat (F1) dengan pipet gondokmasukkan ke dalam labu ukur 100 ml,Ditambahkan 25 ml HCl 25% pasang termometerdan lakukan hidrolisis di atas penangas air apabilasuhu mencapai 68°C-75°C pertahankan 10 menittepat, Angkat dan bilas termometer dan dinginkan,Netralkan larutan tersebut dengan NaOH 30% (pHlarutan dicek menggunakan pH universal). Jikasudah netral paskan sampai tanda batas denganaquades dan homogenkan, Dipipet 10 ml larutanfiltrat pindahkan ke dalam erlenmeyer,Ditambahkan 15 ml aquades, 25 ml larutan LuffSchoorl dan batu didih kemudian di refluk selama10 menit, Pasang pendingin tegak pada muluterlenmeyer lakukan refluk waktu 3 menit sudahmendidih, Panaskan terus hingga 10 menit,kemudian angkat dan dan segera didinginkan dalambak berisi es (jangan digoyang), Setelahdidinginkan, tambahkan 25 ml larutan H2SO4 25%dan 10 ml larutan KI 20%(hati-hati terbentuk gasCO), Titrasi dengan larutan standar Thio 0,1Nhingga kuning gading,Tambahkan 2 ml amilum 1% dititrasi kembalidengan larutan Thio 0,1N hingga TAT hilangwarna biru, dicatat sebagai V2, Lakukan titrasisecara duplo, Kerjakan penetapan blanko dengn 25ml aquades 25 ml larutan Luff Schoorl (dicatatsebagai Vb

Cari kadar sakarosa dengan rumus :

Ml sakar =( ) ., (sebelum inversi)

Catt: dari ml sakar dilihat ke table Luff Schoorluntuk mendapatkan mg sakar.

%gulasebelum inversi = x 100%

Ml sakar=( ) ., (sesudah inversi)

Catt: dari ml sakar dilihat ke table Luff Schoorluntuk mendapatkan mg sakar.

%gula sesudah inversi = x 100%

% gula sebagai sakarosa= 0,95 X (%gula setelahinversi-%gula sebelum inverse

Pentuan Kadar Protein metode makro Kjedhal

Timbang 5 gram contoh dan masukan ke dalamlabu kjedahl, Tambahkan 25 mL H2SO4 p.a dengangelas ukur 2 gram campuran selen bebrapa batudidih dan didihkan dengan nyala api sampai warnajernih kehijau-hijauan, Setelah dingin, masukkan kedalam labu ukur 250 mL, paskan dan homogenkan,Kemudian pipet 25 mL dari labu ukur danmasukkan ke dalam labu destilasi, Tambahkanaquadest sebanyak 150 mL dan indikator pp 2-3tetes, Destilat ditampung ke dalam 50 mL 0,25 NH2SO4 dalam Erlenmeyer 250 mL yangmengandung beberapa tetes indikator campuranmetil merah biru metilen, ujung pendingin harustercelup dalam larutan penampung, Sebelumlarutan didestilasi, tambahkan NaOH 30% ke dalamlabu destilasi sebanyak 50 mL. PenambahanNaOH harus dilakukan dengan cepat, Lakukanproses destilasi selama 2 jam, Titar kelebihan 0,25N H2SO4 dengan NaOH 0,25 N hingga titik akhirtitrasi tercapai dan catat volume 0,25 N NaOH yangdipakai, Lakukan titrasi blangko seperti di atas.Kadar Protein (%) =( ) ,

x 100%

Keterangan :Vb = volume NaOH 0,25 N yang dipakai padatitrasi blangkoVs = volume NaOH 0,25 N yang dipakai padatitrasi sampelN NaOH = konsentrasi NaOHFp = faktor pengenceran

Penetapan Kadar Fe metode KSCNPembuatan Larutan IntermedietTerlebih dahulu dicari banyaknya larutan indukyang dipakai untuk pembuatan larutan intermedietmenggunakan rumus pengenceran, Masukkanlarutan induk 1000 ppm ke dalam buret 50 mlUntuk membuat larutan intermediet 10 ppm,turunkan larutan induk 1000 ppm sebanyak 10ml ke dalam labu ukur 100 ml, Tambahkan aquadessampai tanda tera, lalu homogenkan, Pembuatanderet standar, Masukkan larutan intermediet kedalam buret 50 ml, Buat deret standar 0 ppm – 2ppm (0;0,4;0,8;1,2;1,6;2), Sediakan labu ukur 50 ml0 ppm = tanpa larutan intermediet, 0,4 ppm=tambahkan 2 ml larutan intermediet, 0,8 ppm =tambahkan 4 ml larutan intermediet, 1,2 ppm

= tambahkan 6 ml larutan intermediet, 1,6ppm = tambahkan 8 ml larutan intermediet dan 2ppm tambahkan 10 ml larutan intermediet, Kemasing-masing deret ditambahkan 1 ml HNO3

pekat dan 5 ml KSCN 10 %, Paskan sampai tandatera dengan aquades, lalu homogenkan.

Preparasi SampelTimbang 2 gr sampel permen , Abukan sampelSetelah didapatkan abu Larutkan sampel dalamlabu 50 ml, Saring sampe, Setelah itu pipet 10 mllarutan sampel, Larutkan ke dalam labu ukur 100ml denganaquadest,Tambahkan 1 ml HNO3 pekatTambahkan 5 ml larutan KSCN 10%Paskan

Page 33: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 30

dengan aquades sampai tanda teraHomogenkan 12kali.Ukur dengan Spektronik 20D denganpanjanggelombang 510 nm.

Penentuan Kadar Cu metode AmoniakPembuatan Larutan IndukTimbang 0,982 gr CuSO4.5H2O sesuai denganperhitungan menggunakan neraca analitik, Larutkanke dalam labu ukur 250 ml, Tambahkan 2,5 mlH2SO4 pekat, Paskan dengan aquadest sampai tandatera, Homogenkan 12 kali.Pembuatan Larutan Intermediet 250 ppmTerlebih dahulu dicari banyaknya larutan indukyang dipakai untuk pembuatan larutan intermedietmenggunakan rumus pengenceran, Masukkanlarutan induk 1000 ppm ke dalam buret 50 ml,Untuk membuat larutan intermediet 250 ppm,turunkan larutan induk 1000 ppm sebanyak 62,5 mlke dalam labu ukur 100 ml, Tambahkan aquadessampai tanda tera, lalu homogenkan.

Pembuatan Larutan Intermediet 50 ppmTerlebih dahulu dicari banyaknya larutan indukyang dipakai untuk pembuatan larutan intermedietmenggunakan rumus pengenceran, Masukkanlarutan induk 250 ppm ke dalam buret 50 ml, Untukmembuat larutan intermediet 50 ppm, turunkanlarutan induk 1000 ppm sebanyak 20 ke dalam labuukur 100 ml, Tambahkan aquades sampai tandatera, lalu homogenkan.

Pembuatan Deret StandarMasukkan larutan intermediet ke dalam buret 50ml, Buat deret standar 0 ppm – 2 ppm (0;1;2;3;4;5),Sediakan labu ukur 50 ml, 0 ppm = tanpa larutanintermediet, 1 ppm =tambahkan 1 ml larutanintermediet, 2 ppm = tambahkan 2 ml larutanintermediet, 3 ppm = tambahkan 3 ml larutanintermediet, 4 ppm = tambahkan 4 ml larutanintermediet dan 5 ppm tambahkan 5 ml larutanintermediet, Ke masing-masing deret ditambahkan3 tetes H2SO4 pekat dan 5 ml amoniak:air 1:1,Paskan sampai tanda tera dengan aquades, laluhomogenkan.

Preparasi SampelTimbang 2 gr sampel permen , Abukan sampelSetelah didapatkan abu Larutkan sampel dalam labu50 ml, Saring sampel, Setelah itu pipet 10 ml larutansampel, Larutkan ke dalam labu ukur 50 ml denganaquadest, Tambahkan 3 tetes H2SO4 pekat,Tambahkan 5 ml amoniak : air 1:1, Paskan denganaquades sampai tanda tera, Homogenkan 12 kali,Ukur dengan Spektronik 20D.Penentuan Angka Lempeng Total Metode PlateCountTimbang 1 gram sampel, larutkan dalam 10 mlaquades, Lakukan pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3

secara aseptis.

Dari pengenceran yang dilakukan (ambil 2pengenceran terakhir), pipet 1 ml larutan ke dalam

cawan petri secara aseptis, Tuang media plate countagar steril yang sudah bersuhu 500C sebanyak 1/3

cawan petri.Ratakan dengan cara memutar membentuk angkadelapan.Inkubasikan selama 24 - 48 jam. Hitungjumlah koloni.Uji Bakteri ColiformUji Dugaan untuk bakteri Coliform (PresumtiveTest)Timbang 1 gr sampel, Larutkan dengan 9 mlaquades. Tabung reaksi 1 berarti pengenceran 10-1,

dari tabung 10-1 dipipet 1 ml untuk pengenceran10-

2. Dari pengenceran 10-2 dipipet 1 ml untukpengenceran 10-3.Inokulasikan masing masing 1ml larutan ke dalam tiga tabung yang berisiLactosa Broth 5 ml. Untuk pengenceran 10-1, adatiga tabung yang berisikan 5 ml LB, begitu jugadengan pengenceran 10-2 dan pengenceran 103. Ujidugaan ini menggunakan tabung standar seri3:3:3.Inkubasi selama 2x24 jam di inkubator.Amati apakah ada gas CO2 atau tidak.Amatitabung-tabung tersebut, apabila terbentuk gas,maka tabung tersebut dinyatakan positif.Tabungyang positif, dilanjutkan ke confirmed Test.

Uji Penguat bakteri Coliform (Confirmed Test)Ambil tabung reaksi sesuai jumlah tabung yangpositif memiliki gas COIsi 10 ml BGLBBungkus, lalu sterilkan di dalam autoclaveKemudian, ambil tabung yang positif, lalucelupkan ose ke dalam tabung yang positif.Inokulasikan bakteri dari tabung yang positif ketabung reaksi yang telah di sterilkan yang berisiBGLBSumbat mulut tabung reaksi, lalu letakkan di raktabung reaksi, Di inkubasi di inkubator 1 X 24 jamSediakan cawan petri yang telah berisi mediaendo agar steril Inokulasikan tabung yang positifke masing-masing cawan petri Bungkus cawanpetriInkubasi selama 1x24 jam.

Angka Kapang KhamirTimbang 1 gram sampel yang telah dihancurkan,Encerkan sampel dengan 9 ml larutan PW steril,pengenceran ini dihitung sebagai pengenceran 10-

1, pipet 1 ml larutan10-1 dan masukkan ke dalam tabung reaksi yanglain yang telah berisi 9 ml larutan PW steril, inidihitung sebagai pengenceran 10-2 dan seterusnya,Pipet masing-masing 1 ml dari pengenceran 10-1

dan 10-2 ke dalam cawan petri steril, Tuang mediaPDA yang telah ditambahkan antibiotik ke dalamcawan petri (secara aseptis) 1/3 cawan petritersebut, Putar cawan petri membentuk angka 8,hingga homogen, Biarkan campuran dalam cawanpetri membeku, Inkubasi di inkubator selama 5hari dengan suhu 25°C, Hitung kolonikapang/khamir, perhitungan mulai dilakukan padahari ketiga-kelima, Nyatakan hasil perhitungansebagai jumlah kapang/khamir per gram sampel.

Page 34: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 31

Uji Difusi Cakram.hasil perhitungan sebagai jumlah kapang/khamirper gram sampel, Masukkan 5 ml aquadest steril kedalam biakan murni bakteriGoyangkan tabung reaksi sampai koloni bakterilepas dari agarPindahkan suspensi bakteri ke dalam cawan petristeril. Potong kertas saring ukuran uang logamRendam kertas saring dalam larutan sampel ke 3konsentrasi selama 30 menitPipet 1 ml suspensi bakteri masukkan dalam cawanpetri steril (secara aseptis).Tuangkan media 1/3 cawan petri ratakanmembentuk angka 8 Ambil kertas Saring yang direndam tadi dengan pinset Masukkan ke cawanpetri (rendaman kertas saring), letakkan padabagian tengah Inkubasi dalam inkubator 1 x 24 jamAmati luas daerah halo dengan rumus luaslingkaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Kadar Air secaraThermogravimetriTabel 1. Hasil kadar air

ParameterHasil(%)

Standar Acuan

Min (%) Maks (%)

Kadar Air 5.65 - 7.5

Dari tabel diatas dapat dilihat kadar Air yangterkandung dalam Permen Toffee yang dianalisissudah sesuai dengan SNI spesifikasi permen yaitukadar airnya sebesar 5,65%. Kadar air produkpermen karamel susu yang lebih tinggi dari hardcandy menyebabkan permen karamel susu lebihmudah mengalami kerusakan oleh kapang dankhamir. Penggunaan gula dalam pengolahan bahanmakanan dalam kosentrasi tinggi menyebabkansebagian air yang ada dalam bahan menjadi tidaktersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme.

2. Penetapan kadar lemak metoda SokletasiTabel 2. Hasil kadar lemak

Parameter HasilStandar Acuan

Min Maks

KadarLemak

2,46% - -

Dari tabel di atas, kadar lemak yang didapat padasampel sudah cukup tinggi sebesar 2,46 %. Jadi

permen toffee ini tidak hanya mampu membunuhbakteri mulut karena kandungan daun sirih nyatetapi juga mengandung lemak yang menjadisumber energi dalam tubuh .

3. Penetapan Kadar Gula Metode Luff SchoorlTabel 3. Hasil kadar gula

Dari tabel diatas dapat dilihat kadar gula yangterkandung dalam permen toffee yang dianalisissudah sesuai dengan SNI kembang gula yaitu kadargulanya sebesar 54.85%.

4. Penetapan Kadar Protein Metode MakroKjedhalTabel 4. Hasil kadar protein

Parameter Hasil(%)

Standar AcuanMin(%)

Maks(%)

Protein 3.75 - -

5. Penetapan Kadar Fe Metoda KSCN CaraSpektrofotometer UV-VisTabel 5. Hasil kadar Fe

ParameterHasil(ppm)

Standar Acuan

Min(ppm)

Maks(ppm)

Kadar Fe 0,1873ppm

- -

Dari tabel di atas, kadar Fe yang diperoleh darisampel sangat lah kecil , jadi permen ini layakdikonsumsi oleh konsumen, karena semakinrendah kandungan Fe dalam makanan makasemakin baik permen tersebut untuk dikonsumsi.

6. Penetapan Kadar Cu metode Amoniak caraSpektrofotometri UV-VisTabel 6. Hasil kadar Cu

ParameterHasil(ppm)

Standar Acuan

Min(ppm)

Maks(ppm)

Cu 1,5 - 2,0

Dari tabel di atas, konsentrasi logam Cu yangdiperoleh dari sampel berada di bawah ambangbatas yang telah ditentukan. Yang berarti permenlayak dikonsumsi.

7. Angka Lempeng TotalTabel 7. Hasil ALT

Parameter Hasil

Standar Acuan

Min Maks

Parameter Hasil(%)

Standar Acuan

Min(%)

Maks(%)

Kadar Gula 54.85 35.0 -

Page 35: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 32

AngkaLempengTotal

3 x 102 - 5x 102

Dari tabel di atas, didapatkan angka lempeng total 3x 102 ini berarti permen mengandung cemaranterhadap mikroba yang sedikit , ALT pada permensesuai dengan standar yaitu 5 x 102

8. Uji Bakteri ColiformTabel 8. Hasil Uji Coliform

Parameter HasilStandar AcuanMin Maks

Uji BakteriColiform(APM/gr)

< 3 - 20

Dari tabel di atas, didapatkan baktericoliform < 3 APM/gr , ini berarti permenmengandung cemaran terhadap bakteri coliformyang sedikit .

9. Angka Kapang KhamirTabel 9. Hasil kapang khamir

Parameter HasilStandar AcuanMin Maks

KapangKhamir

1 x 10-1 - 1 x 10-2

Dari tabel di atas, angka kapang khamir padapermen toffee berada dibawah standar maksimalyang telah ditentukan.10. Uji Difusi Cakram

Tabel 10. Hasil Uji difusi cakram

Parameter

HasilStandar Acuan

Min Maks

DifusiCakram

Efektifmembunuh

bakteri mulutpada konsentrasi30 % 40 % dn 50

%

- -

KESIMPULAN

Dari hasil analisis yang telah didapatkanpada sampel permen toffee dapat disimpulkanbahwa sampel tersebut baik dikonsumsi karenasesuai dengan syarat mutu SNI 3547.2-2008.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Dwidjoseputro,D.1998.Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/09/pustakaunpadujibiokimia. doc(Diakses pada tanggal 3 April 2014)

http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/05/spektrofotometri-uv-vis/.(23-03-201 3)Diakses pada tanggal 26 maret 2014)

http://tekpan.unimus.ac.id//TEKNOLOGI-PEMBUATAN-PERMEN.pdf (Diaksespada tanggal 28 April 2014 )

http://pustaka.unpad.ac.id/analisis proksimat danpenetapan kadar.pdf (Diakses pada tanggal28 April 2014)

http://firmansyah-04-01-1990.blogspot.com analisiskadar air metode 11. (Diakses pada tanggal28 April 2014 )

http://digilib.its.ac.id / ITS UndergraduateChapter1.pdf (Diakses pada tanggal 28 April2014)

http://hafikoandresni005.blogspot.com.makalahprotein dan lemak (Diakses pada tanggal 28April 2014).

Winarto. Kimia pangan dan gizi .Jakarta : PTGramedia pustaka umum.

Darwis. 1992. Potensi Sirih (Piper betle Linn.)Sebagai Tanaman Obat. Warta TumbuhanObat Indonesia. 1(1):9 – 11.

Dharma, A. P. 1985. Tanaman Obat TradisionalIndonesia. Balai Pustaka.Jakarta.

Dwidjoseputro,D.1998. Dasar – DasarMikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Dwiyanti, R. R. 1996. Mempelajari KetahananPanas Ekstrak Antioksida Daun Sirih (Piperbetle Linn.). Skripsi. Fakultas TeknologiPertanian IPB.Bogor.

Gusti, Eli dan Yeni Hermayanti. 2006. ModulProksimat. Padang: SMAKPA.

Gusti, Eli. 2005. Membuat dan MenstandarisasiLarutan/ Pereaksi. Padang

Hernani, Yuliani S. 1991. Obat-Obat Afrodisiakayang Bersumber dari BahanAlam. FakultasKehutanan IPB dan IWF. IPB. Bogor.

Page 36: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 33

http://pustaka.unpad.ac.id/ 9/pustaka unpad ujibiOkimia.doc ((Diakses pada tanggal 3 April2014)

http://rinaherowati.files.wordpress.com. Analisisprotein pdf/Dr .RH Analisis makanan 2.Analisis protein (Diakses pada tanggal 4April 2014)

http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/05/spektrofotometri-uv-vis/.(23-03 2013) (Diaksespada tanggal 26 maret 2014)

Kartasapoetra.1992.Budidaya Tanaman BerkhasiatObat. Jakarta: Rineka Cipta

Muhaiminah. 2009. Pengaruh Variasi KadarAmilum Manihot sebagai Bahan PengikatTerhadap Sifat Fisik Tablet Hisap EkstrakDaun Sirih (Piper betle L.). Skripsi. UMS.Surakarta.

Pratiwi, Hestiawan, M. S., Hestiana, Bahtiar, A.,dan Kusumaningrum, D. 2008.Pengembangan Produk Permen Lolipopdari Ekstrak Daun Sirih (Piper betle)sebagai Functional Confectionery. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Sudarmadji, S., Hariono, B. dan Suhardi. 1997.Prosedur Analisis untuk Bahan Makanandan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

Syamsuhidayat, S.S dan Hutapea, J.R. 1991.Inventaris Tanaman Obat Indonesia.

Wijayakusuma, H. M., Dalimartha, S.dan Wirian,A. S. 1992. Tanaman Berkhasiat Obat diIndonesia. Jilid I. Pustaka Kartini. Jakarta.

Winarno. kimia pangan dan gizi. Jakarta : PTgramedia pustaka umum

Page 37: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 34

PEMBUATAN DAN ANALISIS BIOETANOL DARI AMPAS KELAPAYeniza, Rhezy Pratiwi.

Laboratorium Dasar SMK SMAK PadangJalan Alai Pauh No 13 Padang Sumatera Barat

ABSTRAK

Ampas kelapa merupakan limbah pedagang santan yang banyak di jumpai di Indonesia. Ampas Kelapa dapatdiolah menjadi salah satu bahan baku untuk pembuatan bioetanol atau bahan bakar alternatif yang ramahlingkungan. Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari bahan nabati (bahan bahan bergula, berpati, atauberselulosa). Pada kesempatan kali ini penulis membuat bioetanol dari pemanfaatan limbah ampas kelapa.Bioetanol yang baik memiliki beberapa syarat mutu untuk itu dilakukan pemeriksaan terhadap bioetanol yangtelah dibuat dengan parameter pengukuran kadar keasaman metode titrasi asam basa, clorida dengan metodetitrasi argentometri, dan derajat keasaman (pH) dengan metode pH meter. Dari analisis yang dilakukandidapatkan derajat keasaman 5,58, kadar keasaman 512 mg/L, dan kadar clorida 89 mg/L. Dari hasil yangdidapatkan bioetanol yang dibuat belum memenuhi standar.Kata Kunci :Ampas Kelapa, Bioetanol

ABSTRACT

Coconut pulp is the waste that much milk traders encountered in Indonesia. Coconut pulp can be processed intoa raw material for bioethanol production or alternatif fuels that are environmentally friendly. Bioethanol isethanol made from plant materials (materials sugary, starchy, or selulosa). On this occasion the author makesuse of bioethanol from waste coconut pulp. Bioethanol is good to have some quality requirements, to theexamination of the ethanol that was created with parameter measurement of water content specific gravitymethod,acidity of acid base titration method, cloridsargentometry titration method, and degree of acidily (pH)with pH meter method. Obtained from the ph 5,58, acidity of degree 512 mg/L, and degree of clorida 89 mg/L.Of the results obtained bioethanol made meets standarsstandar meets.Key Word : Coconut Pulp and Bioethanol

PENDAHULUANKelapa (Cocous nucifera L) merupakan

tanaman serba guna, baik untuk keperluan panganmaupun non pangan. Setiap bagian dari kelapa bisadi manfaatkan untuk kepentingan manusia, sepertiampasnya yang sudah terbuang bisa dimanfaatkanuntuk bahan dasar pembuatan bioetanol.

Bioetanol adalah etanol yang diproduksidengan cara fermentasi menggunakan bahan bakunabati. Manfaat bioetanol dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai bahan bakar alternative yangramah lingkungan, sebagai anti septic, sebagaipelarut untuk parfum dan cat.

Metoda yang digunakan adalah pembuatanproduk dan pengujian kualitas produk. Adapunparameter yang dilakukan untuk analisis bioetanoldari ampas kelapa adalah : Kadar Clorida metodaTitrasi Argentometri, kadar Keasaman sebagaiasam asetat metoda Titrasi Asam Basa, dan DerajatAsam (pH) metoda Potensiometri.

METODEOLOGI PENELITIANPembuatanProduk

ALAT DAN BAHANALATAlat yang digunakan adalah alat gelas yang umumdigunakan di laboratorium, pH meter, neracaanalitik.

BAHANBahan yang digunakan adalah indikator pp,aquadest, NaOH, K2CrO4 , AgNO3, buffer pH 4, 7dan 10.

Ampas kelapa ditimbang 500 gram lalumasukkan ke dalam panci, kemudiantambahkan 85 gram gula, 3 sendok NPK dan 1

liter air kemudian panaskan sampai mendidih.

Setelah mendidih, dinginkan dalam keadaantertutup. Kemudian tambaha 3 gram ragi lalu diaduk.

Masukkan ke dalam wadah fermentasi, lalufermentasi selama 11-13 hari. Kemudianlakukan destilasi dengan mempertahankan suhu78°C-80°C.

Bioetanol yang dihasilkan disimpan dalam botolyang tertutup rapat.

Page 38: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 35

Penentuan Kadar Klorida Metoda TitrasiArgentometri

Jumlah Clorida yang terdapat dalam bahanbakar ethanol dalam konsentrasi rendah (<0,05%).Clorida tersebut bisa berasal dari kontaminasi ataupenguraian atau oksidasi ethanol selama prosesfermentasi. Clorida adalah ion yang terbentuksewaktu unsur klor mendapat satu elektron untukmembentuk suatu anion (ion bermuatan negatif)Cl-.Kelebihan clorida di dalam Bioetanol akanmembuat mesin motor menjadi cepat berkarat.Dalam penetapan clorida pada bioetanol inidilakukan dengan metoda Argentometri.

Pengujian Sampel ; Sampel bioetanol di pipetsebanyak 5 mL dengan pipet gondok. Masukan kedalam erlemeyer 250 mL. Tambah 20 mL aquadesdan 1 mL indikator K2CrO4 5 %. Dititrasi denganAgNO3 0.05 N TAT endapan merah bata. Lakukanduplo.

Penentuan Kadar Keasaman sebagai AsamAsetat Metoda Titrasi Asam BasaJumlah total keasaman yang terdapat dalam bahanbakar ethanol dalam konsentrasi rendah (<0,05%).Keasaman tersebut bisa berasal dari kontaminasiatau penguraian/oksidasi ethanol selamapenyimpanan distribusi, atau pembuatan ethanol.Larutan encer asam organik berberat molekulrendah, seperti asam asetat sangat korosif terhadapsebagai besar logam sehingga konsentrasinya harusditekan serendah mungkin. Keasaman total dapatpula dinyatakan sebagai mg NaOH/g sampel bahanbakar ethanol. Dalam penetapan keasaman ini dipakai metoda titrasi asam basa.

Pengujian ContohDipipet 10 ml sampelbioetanoldengan

pipet gondok.Dimasukandalamerlemeyer 250ml.Tambahaquades 20 ml.Tambahind PP 1-2tetes.TitrasidenganNaOHsampai TAT merahmuda(pink seulas).

Penentaun Derajat Keasaman (pH) Metodapotensiometri.

Derajat keasaman adalah ukuran kekuatanasam dalam bahan bakar alkohol. pH merupakanindikator yang baik untuk mengetahui potensikorosi ethanol sebagai bahan bakar. Bila nilai pHbahan bakar ethanol < 6,5 dapat terjadi aus padainjektor bahan bakar dan silinder mesin, sertapompa bahan bakar dapat gagal bekerja. Jika nilaipH > 9,0 maka bagain plastik dari pompa bahanbakar bisa rusak. Berbagai dampak buruk tersebutdapat dikurangi bila kadar ethanol yang dicampurdengan bensin sekitar 10 %. Dalam penetapanDerajat keasaman ini dipakai metoda potensiometri.Pengujian Contoh ; Keringkan katoda dengantisue. Celupkan katoda ke dalam sampel. Catathasil.

HASIL DAN PEMBAHASANTabel 1. Hasil pengujian Bioetanol

No. Parameter Hasil SNI

1.Kadar Keasaman(mg/L)

512 60

2.Kadar Clorida(mg/L)

89 90

3. Derajat Keasaman 5,58 6,5-9,0

Dari hasil analisa yang sudah dilakukankadar keasaman jauh melebihi dari standar yangsudah di tetapkan dari SNI. Ini disebabkan karenaterlalu lamanya proses fermentasi. Ampas kelapasaja yang didiamkan beberapa jam bisa terbentukasam. Maka nya kadar keasaman yang di dapatkanterlalu tinggi. Untuk klorida analisa yang telahdilakukan didapatkan hasil kadar klorida memenuhistandar yang telah di tentukan. Jika kadarkloridanya tinggi bisa merusak masin karenaclorida lama kelamaan akan berkarat jika terlalulama di diamkan. pH bioetanol adalah 5,58. Darihasil yang didapatkan tersebut tidak memenuhi SNIyang telah ditetapkan yaitu 6,5-9,0. Maka ethanolyang dihasilkan tidak dapat dijadikan bahan bakarkarena pH nya < 6,5, pH asam dapat menyebabkanaus pada injektor bahan bakar. Etanol yangdidapatkan hanya bisa digunakan sebagai pelarutorganik.

KESIMPULANDari praktikum yang telah dilakukan

didapatkan data yaitu kadar keasaman sebagai asamasetat 512 mg/L, Kadar klorida yaitu 89 mg/L, danDerajat keasaman (pH) yaitu 5,58.

DAFTAR KEPUSTAKAANBogadenta, Aryo. 2013. Manfaat Air

KelapadanMinyakKelapa. Buku Kita.Jakarta Selatan

Gandjar, Indrawati. Dan Sjamsuridzal, wellyzar.2006. Mikologi Dasar dan Terapan.Gramedia.Depok

http://ardiawan1990.blogspot.com.prospek danmanfaat tanamankelapa

http://tonimpa.wordpress.com.makalahpembuatan bioethanol dari ampas kelapa.

http://yunitaanggianggraeni.blogspot.com.pengertian bioetanol

http://zuuhandri.blogspot.com.pengaruh massaragi dan lama fermentasi.

Satya, Bayu. 2013. Koleksi TumbuhanBerkasiat. Penerbitan Andi. Yogyakarta.

Page 39: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 36

Sofyan, Putra. 2012. Panduan Membuat SendiriBensin Dan Solar. PustakaBaruPress.Yogyakarta.

Standar Nasional Indonesia. SNI 3565: 2009.Etanol Nabati. Badan StandardisasiNasional.

Yeniza dan Eli Gusti, . 2010. Melakukan AnalisisVolumetri. Sekolah Analis Kimia Padang.Padang.

Page 40: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 37

Daun Sirih Merah dicuci bersih dengan airbersih menggunakan neraca kasar dan

direndam dengan air garam hangat

PEMBUATAN DAN ANALISIS HAND SANITIZER BERBAHAN DASAR DAUN SIRIHMERAH

(Piper crocatum)

Yulia Arsiyelis, Hafizah HulkhairiahLaboratorium SMK SMAK Padang

Jalan Alai Pauh No 13 Padang Sumatera Barat

ABSTRAK

Daun sirih merah yang dipercaya efektif membunuh kuman digunakan untuk bahan dasar pembuatan handsanitizer yang bertujuan menciptakan produk alami yang ramah lingkungan ,tanpa bahan sintetis danmenganalisisnya menjadi antiseptik tangan tanpa bilas. Untuk mengetahui kualitas dari antiseptik tangan tanpabilas tersebut, dilakukan beberapa parameter uji sebagai berikut : kadar alkohol, densitas metode piknometer,viskositas metode viskometer Ostwald, pH meter, uji daya hambat mikroba metode difusi cakram. Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut : berat jenis 0,9031 g/ml, kadar alkohol, 54%, pH 4,0, viskositas 0,0097 poise,daya hambat mikroba 4 cm2.Kata Kunci : pencuci tangan, daun sirih merah

ABSTRACTRed betel leaf is believed to kill germs effectively used for the menufactures of hand sanitizer which aims to creatnatural product that are environmentally friendly, without synthetic material and analyze it without becoming anantiseptic hand rinse. To ddeterminethew quality of the rinse antiseptik hand without, do some test parametersas follows : rate of alcohol, density method of picnometer, method viscosity of viscometer Ostwald, pH meter,disk diffusion method microbe resistivity test. Obtained the following result : specific gravity 0,9031 g/ml,alcohol rate 54%, pH 4,0, viscosity 0,0097 poise, microbe resistivity 4 cm2.Keyword : Handsanitizer, red betel leaf

PENDAHULUANTumbuh-tumbuhan adalah sumber yang sangat

kaya akan senyawa-senyawa kimia yang banyakkhasiatnya. Salah satunya adalah daun sirih merah.Daun sirih merah yang mempunyai nama latinpiper Crocatum dikenal tidak hanya sebagaitanaman hias tapi juga sebagai tanaman obat.Tanaman asli Indonesia ini tumbuh merambatdipagar atau dipohon. Disebut. Daun sirih merahmemiliki banyak kandungan seperti alkaloid,saponin, tannin, karvakrol dan eugenol. Daun sirihmerah yang bersifat antiseptic dapat dimanfaatkanuntuk pembuatan hand sanitizer.(Anonymous,2006)

Hand sanitizer adalah cairan dengan berbagaikandungan yang sangat cepat membunuhmikroorganisme yang ada dikulit tangan.Pembuatan hand sanitizer ini digunakan untukmeminimalisir kuman-kuman dan bakteri yangberada ditangan. Pencuci tangan tanpa bilasmemiliki kandungan alkohol 70% yang memilikiefek anti mikroba yang baik, dibandingkan tanpakandungan alkohol. (Anonymous,2006)Pembersih tangan atau hand sanitizer merupakansalah satu produk inovatif yang berupa cairanantiseptic pencuci tangan tanpa bilas yang tidakberbusa, digunakan untuk membunuh bakteri yangtelah terakumulasi di kulit tangan tanpa harusdibilas dengan air. Hand sanitizer banyakdigunakan karena alas an kepraktisan, mudahdibawa dan digunakan tanpa perlu menggunakanair, sehingga dapat dipakai ketika dalam keadaan

darurat dimana kita tidak bisa menemukan air.(Anonymous,2006)

METODE PENELITIANMetode yang digunakan adalah pembuatan

produk dan pengujian kualitas produk. Adapunparameter yang dilakukan untuk analisis pembersihtangan tanpa bilas dari daun sirih merah adalah :kadar alkohol berdasarkan berat jenis, uji dayahambat antiseptik metode difusi cakram, ujikekentalan mengunakan viscometer Oswald, dan ujiorganoleptik.Pembuatan produk

Kemudian diamkan selama 15 menit, ambil airrebusannya. Campurkan 60 ml air rebusan daunsirih merah dan 20 ml daging lidah buayamenjadi 1 bagian lalu homogenkan

Hand Sanitizer siapdigunakan

Page 41: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 38

Penentuan Densiti (berat jenis)

Berat jenis adalah pengukuran massa setiapsatuan volume benda. Semakin tinggi massa jenissuatu benda, maka semakin besar pula massa setiapvolumenya. Massa jenis rata-rata setiap bendamerupakan total massa dibagi dengan totalvolumenya. Sebuah benda yang memiliki massajenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memilikivolume yang lebih rendah daripada benda bermassasama yang memiliki massa jenis lebih rendah(misalnya air). Satuan SI massa jenis adalahkilogram per meter kubik (kg.m-3)

Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat.Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dansatu zat berapapun volumenya akan memiliki massajenis yang sama.

Uji Daya Hambat Antiseptik Metode DifusiCakram

Bakteri dapat tumbuh subur pada media yangbanyak mengandung nutrisi yang sesuai bagiperkembangannya. Namun, pertumbuhannya dapatterhambat oleh adanya zat antiseptik ataudesinfektan, sehingga jika dibiakkan pada cawanpetri akan timbul zona steril pada daerah yangdipengaruhi kerja antiseptik tersebut. Uji difusicakram bertujuan untuk menguji daya bunuh darisuatu desinfektan,antiseptik, dan antibiotik, danjuga digunakan untuk mengetahui danmelaksanakan cara kerja dari uji difusi cakram.(Soekamto,1998).

Uji kekentalan cairan menggunakanViskometer Oswald

Viskositas adalah suatu cara untukmenyatakan berapa daya tahan dari aliran yangdiberikan oleh suatu cairan. Kebanyakanviskometer mengukur kecepatan dari suatu cairanmengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bilacairan itu mengalir cepat maka berarti viskositasdari cairan itu rendah (misalnya air). Dan bilacairan itu mengalir lambat, maka dikatakan cairanitu viskositas tinggi. Viskositas dapat diukurdengan mengukur laju aliran cairan yang melaluitabung silinder.

Cara ini merupakan salah satu cara yangpaling mudah dan dapat digunakan baik untukcairan maupun gas. Menurut poiseulle, jumlahvolume cairan yang mengalir melalui pipa persatuan waktu. Viskositas disebut juga sebagaiukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairanatau fliuda. Kekentalan merupakan sifat cairan yangberhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir.Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat,

sedangkan lainnya mengalir secara lamba sepertigliserin, minyak castor dan madu mempunyaiviskositas besar ( Sutiah,2008).

Cara menentukan viskositas suatu zatmenggunakan alat yang dinamakan viskometer.Yaitu :Viskometer kapiler / Oswald :Viskometer dari cairan yang ditentukan denganmengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairantersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalirkarena gravitasi melalui viskometer Oswald. Waktualir dari cairan yang diuji dibandingkan denganwaktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yangviskositasnya sudah diketahui ( biasanya air ) untuklewat 2 tanda tersebut( Moechtar,1990).

Uji organoleptikUji organoleptik adalah pengujian yang

didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraandiartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis,yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akansifat-sifat benda karena adanya rangsangan yangditerima alat indra yang berasal dari benda tersebut.Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental jikaalat indra mendapat rangsangan. Reaksi atau kes

an yang ditimbulkan karena adanyarangsangan dapat berupa sikap untuk mendekatiatau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akanbenda penyebab rangsangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwadensitas sampel lebih tinggi, berbeda dengankandungan didalam sampel dan berbeda dengankandungan dalam produk pembanding yang dapatberpengaruh terhadap berat jenisnya. Sehinggakadar alkohol yang terdapat pada sampel lebihtinggi daripada kadar alkohol sampel pembandingdikarenakan massa jenis alkohol lebih tinggi daripada massa jenis air.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwaviscometer sampel sama dengan pembanding. Dayabunuh untuk anti septiknya dapat membunuhkuman dan bakteri. Sehingga Hand sanitizer inimampu untuk membunuh bakteri yang ada ditangan.

Page 42: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 39

KESIMPULANDapat disimpulkan bahwa kandungan dari handsanitizer dari daun sirih merah dan ekstrak lidahbuaya yaitu Density 0,9031 g/ml, kadar alkohol54%, Viskositas 0,0097 poise, daerah halo darimetode difusi cakram 4 cm2 sedangkan hasil ujiorganoleptik dapat ditarik kesimpulan bahwa handsanitizer mempunyai warna merah berning , dingin,dan wangi. Dari 30 panelis, 85% diantaranyamenyatakan suka.

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwaproduk yang dihasilkan layak untuk digunakan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Bogadenta, Aryo. 2013. Manfaat Air Kelapa danMinya kKelapa. Buku Kita. JakartaSelatan

Gandjar, Indrawati. Dan Sjamsuridzal, wellyzar.2006. Mikologi Dasar dan Terapan.Gramedia.Depok

http://ardiawan1990.blogspot.com.prospek danmanfaat tanamankelapa

http://tonimpa.wordpress.com.makalahpembuatan bioethanol dari ampas kelapa.

http://yunitaanggianggraeni.blogspot.com.pengertian bioetanol

http://zuuhandri.blogspot.com.pengaruh massaragi dan lama fermentasi.

Satya, Bayu. 2013. Koleksi Tumbuhan Berkasiat.Penerbitan Andi. Yogyakarta.

Sofyan, Putra. 2012. Panduan Membuat SendiriBensin Dan Solar. PustakaBaruPress.Yogyakarta.

Standar Nasional Indonesia. SNI 3565: 2009.Etanol Nabati. Badan StandardisasiNasional.

Yeniza dan Eli Gusti, . 2010. Melakukan AnalisisVolumetri. Sekolah Analis Kimia Padang.Padang.

Page 43: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 37

PEMBUATAN LARUTAN KIT UNTUK UJI KUALITATIF LOGAM BERBAHAYA BESI, MERKURIDAN TIMBAL ( Fe, Hg, dan Pb )

Sylvi, Ahmad Nazri, Rahmawati, Sri HidayatiLaboratorium Analisis Instrumen SMK-SMAK Padang

Jl. Alai Pauh V Kel. Kapalo Koto.Kec. Pauh-Telp(0751)777703, Fax (0751)[email protected]

ABSTRAK

Larutan kit logam yaitu salah satu analisis kualitatif yang merupakan cara alternatif dan sederhana yangdigunakan untuk menguji ada atau tidaknya kandungan logam. Penelitian ini bertujuan untuk membuat tes Kituntuk logam yang mudah digunakan dan selektif . Logam yang akan diuji yaitu Hg, Pb dan Fe. Sampel yangakan diidentifikasi yaitu untuk logam Hg produk krim pemutih, Sampel Pb air limbah dan sampel Fe air sumur.Selain dilakukan uji kualitatif, juga dilakukan uji kuantitatif dengan spektrofotometri metoda flotasi dan AAS.Berdasarkan analisa secara kuantitatif didapatkan kadar merkuri pada sampel yaitu 11,42 ppb dan 12,15 ppb.Pada sampel air sumur didapatkan kadar Fe yaitu 0.0075 ppm dan 0.1865 ppm. Dan pada sampel limbahdidapatkan kadar Pb yaitu 104,8627 ppm.

Kata Kunci : Larutan Kit , Logam Hg, Pb dan Fe

ABSTRAC

Test kits metal is one of the qualitative analysis is an alternative and simpler method is used to test whether ornot the metal content. This study aims to create a test kit that is easy to use for metals and selective. Metal to betested, namely Hg, Pb and Fe. Samples will be identified, namely for skin-whitening cream Hg, Pb samples Fewastewater and well water samples. In addition to the qualitative test, also performed a quantitative test withflotation spectrophotometric method and AAS. Based on quantitative analysis of mercury levels found in thesamples is 11.42 ppb and 12.15 ppb. In the well water samples obtained Fe content is 0.0075 ppm and 0.1865ppm. And the waste sample obtained is 104.8627 ppm Pb levels

Keyword : Kit Solution, metal Hg, Pb and Fe

I. PENDAHULUAN

Tubuh bisa sakit bukan hanya karenamenghirup udara yang tercemar, tetapi juga akibatmengasup makanan yang tercemar logam berat,bahan pengawet dan sebagainya. Sumbernya bisadari sayuran dan buah-buahan yang tercemar ataudaging dari ternak makan rumput yangmengandung logam berat , atau makanan minumankemasan yang tidak aman dikonsumsi

Pencemaran logam berat terhadap alamlingkungan merupakan suatu proses yang erathubungannya dengan penggunaan bahan tersebutoleh manusia. Pencemaran lingkungan oleh logamberat dapat terjadi jika industri yang menggunakanlogam tersebut tidak memperhatikan keselamatanlingkungan, terutama saat membuang limbahnya.Logam-logam tertentu dalam konsentrasi tinggiakan sangat berbahaya bila ditemukan di dalamlingkungan (air, tanah, dan udara).

Sumber utama kontaminan logam beratsesungguhnya berasal dari udara dan air yangmencemari tanah. Selanjutnya semua tanaman yangtumbuh di atas tanah yang telah tercemar akanmengakumulasikan logam-logam tersebut padasemua bagian (akar, batang, daun dan buah). Empatsumber utama, yaitu udara yang dihirup saat

bernapas, air minum, tanaman (sayuran dan buah-buahan), serta ternak (berupa daging, telur, dansusu).

Yang dimaksud logam berat itu adalah logamyang mempunyai berat jenis lebih besar dari 5g/cm3. Namun, pada kenyataannya, unsur-unsurmetaloid yang mempunyai sifat berbahaya jugadimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Dengandemikian, yang termasuk ke dalam kriteria logamberat saat ini mencapai lebih kurang 40 jenis unsur.

Pencemaran logam berat dapat terjadi diudara, tanah atau daratan dan air atau lautan.Pencemaran udara biasanya terjadi pada prosesindustri yang menggunakan suhu tinggi, sedangkanpencemaran air dan tanah terjadi karenapembuangan limbah dari industri penggunaanlogam tersebut yang tidak terkontrol, sertapenggunaan bahan yang mengandung logamtersebut seperti pestisida dan insektisida.

Larutan kit yaitu larutan sederhana yangdigunakan untuk menguji ada atau tidaknya logam,unsur, atau senyawa pada sampel secara kualitatif.Larutan kit yang dimaksud disini dibuat untukmempermudah identifikasi adanya logamberbahaya. Prosedur pengerjaannya juga sederhanadengan cara meneteskan larutan kit pada sampel

Page 44: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 38

yang telah disiapkan dan dibuat reaksi yang terjadipada sampel.

II. METODA PENELITIAN

ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunkan pada penelitian ini adalah testtube, pipet tetes, rak tabung, dan sentifuge sertabeberapa alat gelas lainnya.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaituHCl, H2SO4, NH4OH, KI, K2CrO4, NaOH,sampel yang mengandung Hg,Pb dan Fe

CARA KERJAA. Pembuatan larutan kit untuk uji kualitatif

Fe, Hg, dan Pb :Disiapkan larutan HCl, H2SO4, NH4OH, KI,K2CrO4, NaOH, kemudian campurkan masing –masing pereaksi dengan bahan atau zat yangmengandung Hg, Pb,dan Fe misalnya HgCl2.PbNO3, dan FeCl2.

Dilihat reaksi dan perubahan yang terjadi, catatmasing – masing perubahan yang terjadi saatdicampurkan pereaksi.Dikomposisikan masing – masing pereaksi danamati juga perubahan yang terjadi.Dicari pereaksi yang spesifik terhadap HgDilakukan pengulangan minimal 3 kali untukmasing – masing pereaksi.

B. Test Kit Pada Sampel

a. Persiapan Sampel

Ditimbang dengan teliti sebanyak 2 g sampel.Ditambahkan air sebanyak 25 ml, setelah itutambahkan dengan campuran 10 ml larutan asamklorida dan asam nitrat, lalu uapkan sampai hampirkering. Pada sisa penguapan tambahkan akuadessebanyak 10 ml. Lalu dipanaskan sebentar,didinginkan dan disaring.

Abaikan prepasi sampel diatas jika sampelberbentuk larutan.

b. Cara pengujian

Dimasukan 2-3 mL sampel ke tabung reaksi. Laludiambahkan beberapa tetes Larutan KIT yang telahdibuat. (Reagent A untuk Fe, reagent A dan Buntuk Pb dan reagent C untuk Hg. Kemudian kocokdan di centrifuge jika diperlukan. Jika reaksi yangterjadi spesifik pada larutan KIT terhadap Hg,Fedan Pb maka menandakan adanya Hg, Pb dan Fe.

C. Pengukuran Kadar Logam SecaraKuantitatif

1. Penentuan kadar Hg Secaraspektrofotometri metode flotasi.

a. Preparasi sampel

Larutkan sampel dengan air panas.Diambil 100 mL larutan sampel dantambahkan 5 mL KI 0.12 N lalu diatur pHoptimum (pH 5) . dipindahkan kedalamcorong pisah 250 ml. ditambahkan 2,5 mLFeroin dan 40 mL tiner. Kocok selama 10menit. Lalu diamkan.Air dan zat organik dibuang dan zatorganic hingga hanya tertinggal flotasi.

1. Tambahkan asetonitril 5 mL, kocok danpindahkan ke kuvet.

b. Pembuatan Larutan Standar1. Dibuat larutan induk Hg 10 ppm dengan

cara melarutkan 0,0033 g HgNO3 sampaivolume 250 mL.

2. Dibuat deret standar sesuai dengankonsentrasi (0, 30, 60, 90, 120, 150 ppb).

3. Dipaskan dengan aquades sampai tandatera dalam labu ukur 100 ml.

4. Pada masing – masing deret diberperlakuan seperti pada preparasi sampel.

c. Pengukuran

1. Siapkan peralatan spektrofotometerUV/Vis dan optimalkan sesuai denganpetunjuk penggunaan.

2. Ukur absorban larutan standard dansampel dengan alat SpektrofotometerUV/Vis.

3. Buat kurva kalibrasi standar (setiap kalimelakukan pengujian) dengan memplotkanantara konsentrasi standar denganabsorban yang terukur oleh alat SSA.

4. Hitung persamaan regresi kurva kalibrasistandar .

5. Buat persamaan regresi kurva kalibrasistandar .

6. Hitung konsentrasi contoh melalui kurvakalibrasi standar atau melalui slope.

2. Penentuan kadar logam Pb dan Fedengan AAS.

a. Persiapan sampelDiambil sampel 100 ml lalu Sampeldisaring dengan kertas saring masukkankedalam gelas piala 250 ml

b. Pembuatan larutan induk Fe 1000 ppmDilarutkan titrisol Fe kedalam labu ukur1000 ml dengan aquabides larutanmengandung 1 gram FeDitambahkan 5 ml HNO3 5 N danaquabides sampai tanda tera laludihomogenkan

1.c. Pembuatan larutan intermediet Fe 10

ppm

Page 45: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 39

Dipipet 10 ml larutan induk Fe 1000 ppmdan diasukkan kedalam labu ukur 100ml, paskan dengan aquabides sampaitanda tera lalu homogenkan

d. Pembuatan deret standarDimasukkan larutan intermediet kedalamburet 50 ml, kemudian dimasukkanlarutan intermediet kemasing- masingderet standar sesuai konsentrasi ( 0 ppm ,0.5 ppm , 1 ppm , 1.5 ppm , 2 ppm ),dilanjutkan penambahan aquabidessampai tanda tera dan dihomogenkan

e. Cara ujiDiaspirasikan larutan standar darikonsentrasi terendah sampai tertinggisatu persatu ke alat SSA melalui pipakapiler, baca dan catat nilaiabsorbannya.Dibuat kurva kalibrasi untukmendapatkan persamaan garis regresiDiaspirasikan larutan sampel satupersatu ke alat AAS melalui pipa kapiler,baca dan dicatat nilai absorbannya.

3. Penentuan kadar Pb dengan AASa. Preparasi sampel

Dipipet 100 mL sampel, ditambahkan 5 mLHnO3 pekat, kemudian dipanaskan sampaimendidih, dipindahkan kedalam labu ukur100 ml, dipaskan dengan Aquabides laludihomogenkan. Saring dengan kertas saringwhatman , filtrat yang telah disari laludianalisis dengan alat AAS dengan panjanggelombang 217,0 nm.

b. Pembuatan Larutan StandarDibuat larutan intermediet Pb 10 ppm (darititrisol Pb), lalu dipaskan dengan aquadesdalam labu ukur 100ml.Dibuat deret standar sesuai dengankonsentrasi (0,5. 1. 1,5. 2. 2,5ppm).Dipaskan dengan aquades sampaitanda tera dalam labu ukur 50ml. Larutanstandar siap di ukur dengan SSA.

c. PengukuranDisiapkan peralatan SSA dan optimalkansesuai dengan petunjuk penggunaan. Diukurabsorban larutan standard dan sampeldengan alat SSA. dibuat kurva kalibrasistandar (setiap kali melakukan pengujian)dengan memplotkan antara konsentrasistandar dengan absorban yang terukur olehalat SSA. Dihitung persamaan regresi kurvakalibrasi standar. Dibuat persamaan regresikurva kalibrasi standar.dihitung konsentrasicontoh melalui kurva kalibrasi standar ataumelalui slope.

D. Uji Kualitatif Fe, Hg, dan Pba. Uji kualitatif Hg.

1. Masukan sampel yang akan di uji ketabung reaksi

2. Tambahkan beberapa tetes HCl 6M.3. Pisahkan antara endapan dengan

larutan dengan centrifuge.4. Endapan yang dipisahkan ditambahkan

aquades dan dipanaskan di lampuspritus.

5. Dalam keadaan panas larutan danendapan dipisahkan dengan centifuge.

6. Endapan yang dipisahkan ditambahkanNH4OH 6M.

7. Pisahkan lagi endapan dengan larutandengan centrifuge

8. Endapan yang dipisahkan ditambahkanaquaregia 1mL lalu panaskan sampaikering.

9. Tambahkan 10 tetes air dan 1 tetesHNO3 2M lalu disentrifuge

10. Pada kertas saring diteteskan seteteslarutan yang dipisahkan tadi.

11. Teteskan juga setetes SnCl2 dan Anilin12. Atau larutan yang dipisahkan tadi

diteteskan pada sekeping tembaga laludigosok. Jika mengkilap menandakanadanya Hg.

b. Uji kualitatif Pb.

1. Masukan sampel yang akan di uji ketabung reaksi.

2. Tambahkan beberapa tetes HCl 6M.3. Pisahkan antara endapan dengan

larutan dengan centrifuge.4. Endapan yang dipisahkan ditambahkan

aquades dan dipanaskan di lampuspritus.

5. Dalam keadaan panas larutan danendapan dipisahkan dengan centifuge.

6. Setelah pisah antara endapan denganlarutan, lalu larutan tersebut uji Pb+2.

7. Lalu tambahkan beberapa tetes larutanH2SO4 2M dengan terbentuk warnaputih.

8. Kemudian tambahkan lagi larutanK2CrO4 beberapa tetes sampaiterbentuk warna kuning.

c. Uji Kualitatif Fe

1. Pada 1 1 2larutan sampel tambahkansetetes HCl 6 M. Jika terjadi endapanteteskan lagi HCl 6 M sampaimengendap sempurna ( tidak keluarlagi endapan )

2. Sentrifuge / pisahkan endapan danfiltrat nya , dan yang diambil adalahfiltratnya

3. Filtrat diasamkan dengan 10 tetes HCl6 M

4. Tambahkan 1 tetes H2O2 10 %

Page 46: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 40

5. Didihkan larutan 1 menit agar H2O2habis

6. Tambahkan setetes air I27. Kocok dan periksa tehadap metil violet

( warna kuning )8. Alirkan gas H2S beberapa lama.9. Sentrifuge, ambil filtratnya10. Dididihkan filtartnya dan periksa

dengan kertas Pb-Asetat11. Teteskan air brom dan uapkan sampai

volume 1- 1.5 ml12. Tambahkan 10 tetes NH4Cl 5 M dan

NH4OH 6 M satu tetes13. Sentrifuge, ambil endapanya14. Cuci dengan air yang mengandung

NH4NO3 1 ml15. Tambahkan 1.5 ml NaOH 2 M, 0.5 ml

H2O2 6 M16. Sentrifuge, ambil endapannya17. Cuci dengan 1 ml air yang

mengandung NH4NO318. Larutkan dengan 5 tetes HCl pekat

encerkan dengan air 1 ml19. Nyatakan fe dengan menambahkan

setetes KSCN 2 M

HASIL

a. Hasil mencari larutan spesifik Hg, Fe,dan Pb

Larutan Pereaksi Hasil

KI 0.5 N HgCl2 Merah orange

K2CrO4 +NH4OH 6 M

PbNO3 Orange

NH4OH 6 M FeCl3 Endapan birutua

b. Hasil test kit Hg, Fe, dan Pb

Logam Sampel Hasil ketHg Sampel 1 Tidak

terdapatmerahorange

( - ) Hg

Sampel 2 Merahorange

( + ) Hg

Fe Sampel 1 bening ( - ) FeSampel 2 Endapan

biru tua( + ) Fe

Pb Sampel 1 Tidakterdapatorange

( - ) Pb

Sampel 2 Orange ( + ) Pb

c. Hasil uji kualitatif Hg, Pb, dan Fe

Logam Sampel Hasil ketHg Sampel 1 bening ( - ) Hg

Sampel 2 bening ( - ) Hg

Fe Sampel 1 Kuningkeruh

( - ) Fe

Sampel 2 Merahdarah

( + ) Fe

Pb Sampel 1 Putihkeruh

( - ) Pb

Sampel 2 kuning ( + ) Pb

d. Uji kadar Fe, Pb, dan Hg metode AASdan spektrofotometer UV/VIS

a. Logam Hg

Logam Kadar Sampel ( ppb)Hg I. 11, 42

II. 12, 15

b. Logam Fe

Sampel Konsentrasi (ppm )

Kadar Fe (% )

Sampel 1 0.0075 ppm 0.00075 %Sampel 2 0.1865 ppm 0.0186 %

c. Logam Pb

Logam Sampel (ppm )

Kadar (% )

Pb 104,8627 10.48 %

PEMBAHASAN

Secara umum test kit dan uji kualitatif pada sampel1 tidak terdeteksi adanya logam Hg, Pb dan Fe. Halini disebabkan karena konsentrasi sampel terlalukecil sehingga tidak bisa terdeteksi oleh larutan kit.Sedangkan pada sampel 2 bisa terdeteksi adanyalogam Hg, Pb,dan Fe dan itu dikarenakankonsentrasinya lebih tinggi dari sampel 1. Jadi testkit pada sampel hanya bisa tedeteksi padakonsentrasi tertentu.

KESIMPULAN

Dari hasil pemeriksaan logam berat padasampel air sumur, kosmetik dan limbah dapatdisimpulkan bahwa , larutan KIT mampumendeteksi logam berat dengan cara yangsederhana. Dan larutan yang digunakan sebagai testKIT Fe adalah NH4OH dengan menandakanadanya endapan biru tua pada sampel .Larutan kityang digunakan sebagai test kit Hg yaitu KI 0.5 Nyang menandakan adanya warna merah orange,sedangkan larutan kit yang digunakan sebagai testkit Pb adalah K2CrO4 dan NH4OH yangmenandakan terdapatnya warna orange padasampel. Larutan KIT merupakan salah satu reagenyang digunakan untuk mendeteksi suatu senyawa

Page 47: EDISI JUNI 2014 Vol. 06 N0. 01 ISSN : 2252 – 374X JURNAL ...

Jurnal SMAKPA Vol. 06 No. 01 Juni 2014 Page 41

yang mudah digunakan dan dioperasikan olehberbagai kalangan. Selain itu penggunaanya tanpamemerlukan laboratorium, perlengkapan khusus,listrik, atau pun biaya mahal.

SARAN

Untuk menghindari pencemaran logam-logamberbahaya maka sebaiknya masyarakat dapatmelakukan uji atau pemeriksaan yang dapatmemudahkan masyarakat dalam mendeteksi adanyalogam-logam tersebut dan dapat dilakukan dengancara lansung dan sederhana

Laporan ini bisa dijadikan referensi untukpraktikum berikutnya agar lebih sempurnanyaproduk ini. Gunakan alat pelindung diri daammelakukan praktikum ini agar tidak terjadinyakecelakaan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2013. Bahaya Krim Pemutih YangMengandung Merkuri

BPOM. 2006. Kosmetik Yang Mengandung BahanDan Zat Warna Yang Dilarang. Jakarta.

Darmono, 1995. Logam dalam Sistem BiologiMakhluk Hidup. Universitas Indonesia:Jakarta.

Fina, Y. G. Daulay. 2005. AnalisaKadar LogamMerkuri (Hg) Pada Beberapa ProdukKosmetik Krim Pemutih China yangBeredar di Pasaran Kota Medan.Skripsi.FKM. Medan.

http://catatankimia.com/catatan/sifat-fisika-kimia-merkuri-2.html. Diakses pada tanggal 2April 2014.

http://aaknasional.wordpress.com/2012/06/08/spektrofotometer-uv-vis/. Diakses padatanggal 2 April 2014.

http://id.wikipedia.org/wiki/merkuri. Diakses padatanggal 2 April 2014.

Palar, Heryando. 1994. Pencemaran danToksikologi Logam Berat. Rineka Cipta:Jakarta.

Rina, M, Sunarko. 2007. Analisis unsur-unsurtoksik dalam sampel krim pemutih wajahdengan metode analisis aktivasi neutron.Jurnal PTBIN: BATAN.

Darmus, dan Eli Gusti.2011. Modul AnalisisKualitatif Metode H2S. Sekolah MenengahAnalis Kimia Padang.

Santika, Sri Sumestri,.G.alaerts. 1987. MetodaPenelitian Air. Usaha Nasional , Surabaya

Svehla.G. 1985. Vogel, Analisis AnorganikKualitatif. PT. Kalman MediaPusaka,Jakarta.

Zulkarnain, Abdul Karim. 1991. Kimia AnalisaKualitatif, Yogyakarta

Razak, H. 1980. Pengaruh logam Berat TerhadapLingkungan. Pewarta Oseana. Vol. VI No.I.P30-LIPI. Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. Cara Uji CemaranLogam. SNI. 19-2896-1992.Hal. 1-3, 5, 7

Sylvi,S.T,M.Si,SilvaniaLorina.2007.AnalisisFotometri Nyala dan SpektrofotometriSerapan Atom.SMAK.Padang.