Case Monika Meirani Yanomi

54
CASE REPORT SESSION Monika Meirani Yanomi 12100112025 Ilmu Penyakit Anak RS Syamsudin, SH P3D Unisba Bandung Preseptor: dr. Hj. Rini Sulviani, Sp A., M.Kes

Transcript of Case Monika Meirani Yanomi

Page 1: Case Monika Meirani Yanomi

CASE REPORT SESSION

Monika Meirani Yanomi12100112025

Ilmu Penyakit AnakRS Syamsudin, SH

P3D Unisba Bandung

Preseptor:dr. Hj. Rini Sulviani, Sp A.,

M.Kes

Page 2: Case Monika Meirani Yanomi

IDENTITASPasien Nama : An. R Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal Lahir : 10 Februari 2011 Umur : 2 tahun 1 bulan  Tanggal Masuk RS : Senin, 18 Maret

2013 Tanggal Pemeriksaan : Rabu, 20 Maret 2013

Page 3: Case Monika Meirani Yanomi

Ibu Nama : Ny. A Umur : 30 tahun Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Sukaraja

Ayah Nama : Tn. J Umur : 33 tahun Pendidikan : SMA Pekerjaan : Karyawan Alamat : Sukaraja

Page 4: Case Monika Meirani Yanomi

KELUHAN UTAMA

SESAK NAPAS

Page 5: Case Monika Meirani Yanomi

Sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit orang tua mengeluhkan bahwa anaknya mengalami sesak nafas. Sesak napas dirasakan tiba-tiba dan semakin lama semakin terasa sesak, sehingga membuat pasien terkadang tidak mau untuk menyusu. Orang tua pasien mengatakan bahwa nafas anaknya menjadi lebih cepat, dan sesak tidak disertai dengan adanya kebiruan. Sesak nafas terjadi ketika batuk terus menerus. Ketika sesak terjadi pasien masih bisa berbicara, sedikit mengganggu aktivitas dan sedikit membaik ketika diistirahatkan terlentang.

Page 6: Case Monika Meirani Yanomi

Sesak nafas disertai batuk dan pilek sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk biasanya muncul pada malam hari, keadaan dingin dan ketika pasien sedang kelelahan. Batuk dirasakan terus-menerus namun dahak sulit dikeluarkan, tapi pernah sekali waktu keluar dengan warna kehijauan, dan kental. Terdapat suara ketika pasien batuk, seperti suara dahak yang tidak dapat dikeluarkan, selain itu saat terjadi keluhan terdengar suara mengi. Kemudian keluarga pasien mengeluhkan adanya demam yang dirasakan 2 hari sebelum masuk rumah sakit, muncul secara tiba-tiba dan dirasakan terus menerus. Demam sempat menurun ketika pasien mengkonsumsi obat penurun panas. Keluarga pasien juga mengeluhkan adanya mual, dan muntah yang terjadi 2x pada waktu pasien masuk rumah sakit. Dari keterangan menurut keluarga pasien, pasien menjadi tampak rewel dan sulit tidur.

Page 7: Case Monika Meirani Yanomi

Keluhan sesak tidak disertai kebiruan pada mulut terutama setelah diberi ASI maupun menangis yang tampak tersenggal-senggal, ketika sesak tidak ada suara mengorok. Selain itu pasien juga tidak pernah tersedak ataupun menelan benda asing. Keluarga pasien juga menyangkal adanya bengkak baik pada wajah maupun kaki. Keluhan juga tidak disertai dengan berat badan yang sulit naik, dan tidak terdapat kontak dengan pasien TB dewasa. Keluarga pasien tidak mengeluhkan adanya benjolan pada leher atau pada bagian punggung. Tidak terdapat riwayat kejang ataupun penurunan kesadaran.

Page 8: Case Monika Meirani Yanomi

Untuk mengobati keluhannya, pasien sudah pernah beberapa kali diobati oleh dokter dan salah satu obatnya ialah sanmol dan extropec namun tidak ada perubahan. Sehingga pasien dibawa ke Rumah Sakit Syamsudin dan dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil hemoglobin 10,8 mg/dl, jumlah leukosit 25.900/uL, hematokrit 32 %, jumlah trombosit 347.000/uL, setelah itu pasien menjalani perawatan sekitar 5 hari di rumah sakit. Pada hari rawat kedua (19 Maret 2013) sesak napas masih ada, peningkatan upaya nafas yang ditandai dengan pernafasan cuping hidung masih ada, tarikan dinding dada masih ada, batuk berdahak masih ada dan dahak masih sulit untuk dikeluarkan. Pada pemeriksaan fisik terdengar suara tambahan yaitu crackles (+/+), slem (+/+).

Page 9: Case Monika Meirani Yanomi

Pada hari rawat ketiga (20 Maret 2013) sesak napas dan batuk masih ada, namun dahak sudah dapat dikeluarkan, peningkatan upaya nafas seperti pernafasan cuping hidung masih ada, tarikan dinding dada masih ada, pada pemeriksaan fisik masih terdengar suara tambahan yaitu crackles (+/+), slem (+/+).Pada hari rawat keempat (21 Maret 2013) sesak napas sudah tidak ada, batuk masih ada, namun dahak sudah dapat dikeluarkan, peningkatan upaya nafas seperti pernafasan cuping hidung sudah tidak ada, tarikan dinding dada sudah tidak ada, pada pemeriksaan fisik tidak terdengar suara tambahan yaitu crackles (-/-), slem (-/-). Kemudian pengobatan pada pasien masih terus dilanjutkan sampai pasin mengalami perbaikan dari keluhannya

Page 10: Case Monika Meirani Yanomi

Riwayat penyakit keluarga:Orang tua pasien memiliki riwayat alergi makanan dan riwayat asma namun tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat. Ibu pasien sering mengalami panas badan dan juga batuk pilek.

Riwayat penyakit dahulu:keluhan ini pernah dirasakan beberapa kali oleh pasien. Pasien memiliki riwayat asma dan sering mengalami pilek.

Page 11: Case Monika Meirani Yanomi

Riwayat Kehamilan dan Persalinan pasien dilahirkan dari ibu P1A0, usia kehamilan cukup bulan (9 bulan) dengan persalinan normal. Saat hamil, ibu pasien rutin kontrol ke bidan dan mengkonsumsi makanan bergizi. Berat badan pasien pada saat lahir 3,6 Kg dengan panjang 50 cm.

Riwayat Makanan 0-7 bulan : ASI 7-sekarang : susu formula + bubur +

makanan keluarga

Riwayat Imunisasi BCG , Hepatitis B, Polio, DTP, Campak Orang tua menyatakan bahwa menjalani imunisasi telah lengkap sesuai KMS.

Page 12: Case Monika Meirani Yanomi

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Duduk sendiri pada usia 6 bulan Dapat berdiri pada usia 9 bulan Pasien mampu menggenggam mainan Pasien sering mengoceh namun belum bisa

berbicara Pasien sudah dapat bermain dengan

temannya

LingkunganPasien tinggal di daerah yang padat penduduk. Dalam satu rumah terdapat 7 orang. Tetangga pasien sering bermain dengan pasien tapi tidak memiliki riwayat penyakit serupa.

Page 13: Case Monika Meirani Yanomi

Keadaan Umum : Sakit sedangKesadaran : Terlihat rewel, gelisah, sesak Tanda-tanda Vital • Nadi : 120x/menit (80-

130) ,regular,equal, isi cukup• Tekanan Darah : sulit dilakukan• Respirasi : 60 x/menit (20-30)

abdominotorakal • Suhu : 38,5° C (36,5-37,5)Antropometri• Umur : 2 tahun 1 bulan• Berat badan : 14 kg• Panjang badan : 90 cm

• Lingkar kepala : 48 cm• BB/TB (WHO) : 0 s/d +1 = normal• TB/U (WHO) : 0 s/d -1 = normal• BB/U (WHO) : 0 s/d +1 = normal• LK/U (WHO) : 0 s/d -1 = normal

PEMERIKSAAN FISIK

Page 14: Case Monika Meirani Yanomi

1. Kulit : Tidak pucat, sianosis (-), jaundice (-), ptekiae (-).

2. Otot : Atrofi (-), hipertrofi (-)3. Kepala Bentuk : simetris Ubun-ubun : datar Rambut : Hitam, halus, tidak mudah rapuh Wajah : Simetris, flushing (-) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

ikterik Pupil : bulat isokor Hidung : Simetris, epistaksis -/-, sekret -/-, Pernafasan

cuping hidung(+) Telinga : Simetris, sekret -/- Mulut : Bibir tidak kering, perioral sianosis (-),

perdarahan gusi (-)

Page 15: Case Monika Meirani Yanomi

4. Leher • Kelenjar Getah Bening : Tidak terdapat pembesaran• Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran• JVP : Tidak mengalami

peningkatan• Retraksi suprasternal (-)

5. ThoraxParuInspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris, retraksi intercostal (+)Palpasi : Pergerakan simetrisPerkusi : SonorAuskultasi : VBS kanan = kiri, wheezing -/-, crackles +/+,

slem +/+

Page 16: Case Monika Meirani Yanomi

6. Jantung Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak Palpasi : Iktus kordis tidak teraba, thrill

(-) Perkusi : Tidak ada pembesaran

jantung Auskultasi : S1-S2 normal reguler, murmur

(-)

7. Abdomen Inspeksi : Datar, retraksi epigastrium (-) Palpasi : Lembut, turgor kembali cepat

Hepar : Tidak ada pembesaran Limpa : Tidak ada pembesaran, ruang

trobe kosong Perkusi : Timpani Auskultasi : Bising usus (+) normal

Page 17: Case Monika Meirani Yanomi

8. Anogenital : tidak diperiksa9. Ekstremitas : Bentuk simetris, deformitas

(-), sianosis (-), ptekie (-), tidak pucat,Capillary Refil Test < 2 detik.

10. NeurologisRefleks fisiologis : +/+Refleks Patologis : -/-

Page 18: Case Monika Meirani Yanomi

RESUMESeorang anak laki-laki berusia 2th, dengan status

gizi baik datang dengan keluhan sesak sejak 2 hari SMRS, sesak napas disertai dengan batuk, pilek, dan demam sejak 2 hari SMRS, batuknya terus-menerus dengan dahak warna kehijauan, dan kental. Terdapat suara dahak yang sulit dikeluarkan ketika pasien batuk an erdengar suara mengi. Selain itu juga terdapat demam yang muncul secara tiba-tiba dan dirasakan terus menerus. Selain itu pasien juga mual, muntah yang terjadi 2x, dan tampak rewel. Memiliki riwayat asma

Didapatkan hasil pemeriksaan fisik dengan keadaan umum sakit sedang dan memiliki status gizi baik. Kesadaran pasien tampak rewel, gelisah, dan sesak, dengan pernafasan pada tanda vital takipneu. Selain itu peningkatan upaya nafas yang ditandai dengan pernafasan cuping hidung (+), pada pemeriksaan thoraks terdengar suara tambahan yaitu crackles (+/+), slem (+/+), dan terdapat retraksi intercostal (+) , pada pemeriksaan refleks fisiologis (+/+) dan pemeriksaan lain dalam batas normal .

Page 19: Case Monika Meirani Yanomi

DIAGNOSA BANDING

1. Bronchopneumonia derajat berat e.c streptococcus pneumonia + Asma bronchiale tidak dalam serangan + status gizi baik

2. Bronchopneumonia derajat berat e.c haemophilus influenza + Asma bronchiale tidak dalam serangan + status gizi baik

Page 20: Case Monika Meirani Yanomi

USULAN PEMERIKSAAN Laboratorium darah (leukosit, trombosit, Hb,

Ht, Diff count) AGD Foto Thorax PA Kultur Bakteri (kultur darah) + Tes Resistensi Skin prick test

Page 21: Case Monika Meirani Yanomi

DIAGNOSA KERJA

Bronchopneumonia derajat berat e.c S.pneumoniae + Asma bronchiale tidak

dalam serangan + status gizi baik

Page 22: Case Monika Meirani Yanomi

PENATALAKSANAAN

Umum Rawat dalam bangsal Konsul rehabilitasi medik untuk chest

physiotherapy

Page 23: Case Monika Meirani Yanomi

PENATALAKSANAANKhusus Paracetamol syr 3x1 cth jika demam Sefotaksim 25-50mg/kgBB, 3x500 Nebulisasi combivent

Page 24: Case Monika Meirani Yanomi

PROGNOSIS

Quo Ad Vitam : ad bonam Quo Ad fungsionam : ad bonam Quo Ad sanasionam : ad bonam

Page 25: Case Monika Meirani Yanomi

PENCEGAHAN

Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan penderita atau mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya bronkopneumonia ini.

Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti : cara hidup sehat, makan makanan bergizi dan teratur ,menjaga kebersihan ,beristirahat yang cukup, dll.

Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi antara lain:

• Vaksinasi PCV (Pneumococcal conjugated vaccine )

• Vaksinasi H. influenza

Page 26: Case Monika Meirani Yanomi

PEMBAHASAN

Page 27: Case Monika Meirani Yanomi

Pada pasien ini didapatkan diagnosis kerja Bronchopneumonia derajat berat e.c S.pneumoniae + Ashtma bronchiale tidak dalam serangan , berdasarkan :1. Bronchopneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan sesak sejak

2 hari SMRS. Sesak napas semakin lama semakin terasa sesak, Sesak nafas terjadi ketika batuk terus menerus.

Sesak nafas disertai batuk dan demam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk dirasakan terus-menerus namun dahak sulit dikeluarkan, tapi pernah sekali waktu keluar dengan warna kehijauan, dan kental. Terdapat suara ketika pasien batuk, seperti suara dahak yang tidak dapat dikeluarkan.

Pasien tinggal di daerah yang padat penduduk, terdapat 7 orang yang tinggal dirumahnya sehingga dapat menyebabkan meningkatnya penularan penyakit dan dapat meningkatkan faktor polusi di dalam rumah sehingga dapat merusak mekanisme pertahanan paru dan memudahkan timbulya penyakit.

Page 28: Case Monika Meirani Yanomi

2. Derajat Berat Karena dari pemeriksaan fisik di dapatkan

pernafasan takipneu, dengan adanya peningkatan upaya nafas yang ditandai dengan adanya pernafasan cuping hidung, retraksi intercostal, dan terdapat suara tambahan seperti crackles (+/+), dan slem (+/+).

3.Bakteri penyebab Streptococcus pneumoniae

Karen bakteri penyebab bronkopneumonia pada usia 2-5 tahun itu salah satunya Streptococcus pneumonia dan merupakan bakteri tersering yang menyebabkan penyakit tersebut dengan persentase 30-50%. Dan dilihat dari hasil laboratorium jumlah leukosit 25.900/uL yang menandakan penyebabnya itu ialah bakteri

Page 29: Case Monika Meirani Yanomi

4. Ashtma Bronchiale Menurut anamnesis didapatkan adanya

keluhan batuk yang biasanya muncul pada malam hari, keadaan dingin dan ketika pasien sedang kelelahan. Selain itu saat terjadi keluhan terdengar suara mengi.

Orang tua pasien memiliki riwayat alergi makanan dan riwayat asma

Keluhan ini pernah dirasakan beberapa kali oleh pasien. Pasien memiliki riwayat asma

5. Tidak dalam serangan Pada waktu dilakukan pemeriksaan fisik,

tidak didapatkan suara tambahan seperti wheezing pada kedua lapang paru.

Page 30: Case Monika Meirani Yanomi

Tanggal Tanda Vital Keluhan +

Pemeriksaan Fisik

Keterangan

N R S

Rabu,

21 Maret

2013

110 48 37,2 oC BB 14 kg

Tenang, batuk +

PCH -

Crackles -/-, retraksi -

Slem +/+

Nebu +

Kamis,

22 Maret

2013

110 40 36,2 oC BB 14 kg

Tenang, batuk +

PCH -

Crackles -/-, retraksi -

Slem -/-

Nebu +

Rencana

pulang

Page 31: Case Monika Meirani Yanomi

PNEUMONIA

Definisi Pneumonia adalah inflamasi yang terjadi

pada parenkima paru (nelson) Penyakit peradangan akut pada paru yang

disebabkan oleh infeksi mikroorganisme (pedoman diagnostik dan terapi)

Parenkim adalah unit fungsional suatu organ. Pada paru unit fungsionalnya adalah terminal respiratory unit terdiri dari respiratory bronchiole, alveolar duct, dan alveoli. Terminal respiratory adalah suatu unit fungsional untuk terjadinya pertukaran gas.

Page 32: Case Monika Meirani Yanomi

LOWER RESPIRATORY TRACT

Bronchus↓

Right and left pulmonary bronchi↓

Secondary bronchi / lobar↓

Tertiary bronchi / segmental↓

Terminal bronchioles↓

Respiratory bronchioles↓

Alveolar duct↓

Alveolar sacs

Page 33: Case Monika Meirani Yanomi

PERBEDAAN ANATOMI-HISTOLOGIPARU-PARU PADA ANAK DAN DEWASA

Diameter airway pada anak lebih kecil jika dibandingkan dengan dewasa.

Jumlah alveoli pada anak baru lahir 1/6 jumlah alveoli dewasa, sisanya dibentuk sampai10 tahun pertama kehidupan.

Stroma/ jaringan ikat pada anak dan dewasa sama, namun dikarenakan pada anak jumlah alveolinya 1/6 dari dewasa, sehingga :-Dinding lebih tebal-Difusi lebih sulit-Gas exchange lebih sulit daripada pada dewasa

Elastisitas recoil pada anak lebih rendah daripada dewasa.

Kelenjar mukus pada anak lebih banyak.

Page 34: Case Monika Meirani Yanomi

EPIDEMIOLOGI

Penyebab kesakitan dan kematian pada anak (terutama pada anak < 5 tahun) di seluruh dunia, terutama di Negara berkembang

Diperkirakan lebih dari 2 juta anak balita meninggal dunia karena pneumonia atau radang paru akut setiap tahunnya

Page 35: Case Monika Meirani Yanomi

ETIOLOGI

Terdiri dari bakteri, virus, dan jamurBakteri adalah penyebab utama di negara berkembang, yaitu S. pneumoniae: 30-50% H. influenza type b (Hib) S.aureus, dllVirus Respiratory syncytial virus (RSV) : 15-40% Virus influenza A dan B Parainfluenza, dll

Page 36: Case Monika Meirani Yanomi

ETIOLOGI PNEUMONIA PADA ANAK BERDASARKAN USIA

Kelompok Usia Patogen penyebab

Usia < 1 bl Streptokokus grup B, E. coli, Listeria monocytogenes

Usia 2 bulan- 12 bulan S.pneumoniae, P. aeruginosa, H. influenza, S.aureus, C.trachomatis

Usia 2- 5 tahun S. pneumoniae, H. influenzae, M.pneumoniae

Usia 6 – 18 tahun S. pneumoniae, M.pneumoniae, M. tuberculosis

Page 37: Case Monika Meirani Yanomi

FAKTOR RESIKO

Malnutrisi Berat badan lahir rendah (bblr) Tidak mendapat imunisasi campak Kepadatan penduduk Polusi udara dalam rumah

Page 38: Case Monika Meirani Yanomi

KLASIFIKASI

Pembagian pneumonia berdasarkan :1. Lokasi

Lobaris Interstitialis Bronchopneumonia (lobulus)

2. Asal infeksi CAP (Community acquired pneumonia) HAP (hospital acquired pneumonia)

3. Mikroorganisme penyebabBakteri, virus, jamur

Page 39: Case Monika Meirani Yanomi

DIAGNOSISAnamnesa Demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, dan sesak napas. Gejala pada bayi tidak khas, seringkali tanpa demam dan

batuk. Pada anak yang lebih besar kadang mengeluh sakit

kepala,nyeri abdomen, disertai muntah.

Pemeriksaan fisik Neonatus : takipnea, grunting, PCH, retraksi dinding dada,

sianosis, dan malas menetek. Bayi yang lebih besar : batuk, panas, rewel. Pada auskultasi ditemukan crackles (ronki basah halus)

< 2 bulan = ≥ 60x/menit

2-12 bulan = ≥ 50x/menit

12 bulan-5 tahun = ≥ 40x/menit

Page 40: Case Monika Meirani Yanomi

RadiologisKarakteristik : Pada viral pneumonia terdapat hyperinflation

dengan infiltasi interstisial bilateral Pada pneumococcal pneumonia terdapat

gambaran confluent lobar consolidation.

LaboratoriumPemeriksaan hitung jenis leukosit dapat membedakan antara pneumonia viral dan bacterial :Virus

Leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi 20.000/mm3 ), limfosit yang predominanBakteri

Leukosit meningkat (15.000 – 40.000 / mm3), dengan neutrofil predominan

Page 41: Case Monika Meirani Yanomi

GEJALA KLASIFIKASI Tidak dapat makan, atau

distres pernapasan berat atau sianosis sentral atau penurunan kesadaran, atau kejang.

PNEUMONIA SANGAT BERAT

atau PENYAKIT SANGAT BERAT

Tarikan dinding dada ke dalam dan tidak ada tanda pneumonia sangat berat

PNEUMONIA BERAT

Napas cepat, dan tidak ada tanda pneumonia berat atau sangat berat BUKAN PNEUMONIA BERAT

Tidak ada tanda – tanda pneumonia atau pneumonia sangat berat BATUK ATAU FLU: BUKAN PNEUMONIA

Derajat Berat Pneumonia pada Anak Usia 2Bulan sampai 5Tahun

Page 42: Case Monika Meirani Yanomi

Inhalasi mikroorganisme atau masuknya kuman flora normal

saluran respiratorik atas, sebagian kecil melalui hematogen

Kedalam alveoli

eksudasi cairan intra-alveolar, deposisi

fibrinserta infiltrasi neutrofil

(red hepatization)

PATOGENESIS

Page 43: Case Monika Meirani Yanomi

Penurunan compliance dan kapasitas vi tal paru

Desaturasi oksigen akan mengakibatkan

meningkatnya kerja jantung

deposisi fibrin dan disintegrasi sel inflamasi

makin meningkat secara progresif(gray hepatization)

resolusi terjadi setelah 8-10 hari bila

berlangsung digesti eksudat secara enzimatik

reabsorbsi dan pengeluaran oleh mekanisme

batuk.

CONT....

Page 44: Case Monika Meirani Yanomi

Kuman yang dicurigai atas dasar data klinis, etiologis, dan epidemiologis

Berat ringan penyakit Riwayat pengobatan sebelumnya

serta respon klinis Ada tidaknya penyakit yang

mendasari

PENATALAKSANAAN

Antibitotika

Simptomatik

Cairan dan diet

Supprotif

Page 45: Case Monika Meirani Yanomi

Antibiotika

• inisial : Ampisilin iv atau im harus dipantau dalam 24 jam selama 48-72 jam pertama.•Bila keadaan klinis berat, pengobatan inisial berupa kombinasi ampisilin-gentamisin atau ampisilin-kloramfenikol• Kalau membaik, maka antibiotik dilanjutkan 5 – 7 hari•Pada bayi < 2bl atau pneumonia sangat berat ampisilin ditambah gentamisin.•Sesudah 48 jam pneumonia sangat berat tidak tampak perbaikan, antibiotik dirubah menjadi sefalosporin generasi 3 yaitu seftriakson dan sefotaksim.

Page 46: Case Monika Meirani Yanomi

SIMPTOMATIKObat penurun panas dan pereda batuk sebaiknya tidak diberikan terutama pada 72 jam pertama karena akan mengaburkan interpretasi reaksi terhadap antibiotik awal.

Oksigen 0,5-1 liter/menit sampai sesak hilang

Supportive

Dapat diberikan secara oral atau infus atu pipa nasogatrik

Jumlah cairan disesuaikan dengan keseimbangan elektrolit

CAIRAN DAN NUTRISI

Page 47: Case Monika Meirani Yanomi

ANALISIS KASUS Pada kasus ini, diagnosis banding bronchopneumonia e.c S.pneumonia

adalah bronchopneumonia e.c H.influenza. Adapun perbedaan kedua penyakit tersebut adalah : Pneumococus (pneumonia streptococcus)Anak dan remaja Sesudah URTI ringan, demam tinggi, yang disertai rasa gelisah,rewel,

pernafasan cepat, batuk berdahak. Mungkin ada sianosis disekitar mulut Banyak anak yang dibidai pada sisi yang terkena untuk meminimalisir

nyeri pleuritis dan memperbaiki ventilasi Berbaring miring dengan lutut ditarik ke atas pada dada Adanya retraksi, nasal flaring, terdapat ronki halus pada sisi yang

terkena Distress pernapasan (pernafasan cuping hidung, retraksi

supraklavikula, interkostal, dan subkostal, takipnea, takikardia PE: suara pernapasan melemah dan halus, ronki pada sisi yang

terkena, terdapat slem Tanda – tanda fisik pada paru biasanya berubah sedikit selama

perjalanan penyakit, walaupun ronki mungkin lebih dapat didengar selama penyembuhan

Page 48: Case Monika Meirani Yanomi

Pneumonia Haemophilus influenza infeksi nasofaring hampir mendahului semua

variasi penyakit ini, terlokalisasi, seperti epiglotitis, pneumonia, meningitis

Manifestasi klinis hampir sama dengan pneumococcus, tetapi pada pasien ini semulai secara tersembunyi dan perjalanannya selama beberapa minggu

Batuk nonproductive, fever, takipnea, nasal flaring, retraksi dinding dada

Page 49: Case Monika Meirani Yanomi

USULAN PEMERIKSAANLaboratorium darah (leukosit, trombosit, Hb, Ht, Diff count)

Pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit dapat membedakan antara pneumonia viral dan bacterial :

Virus :Leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi 20.000/mm3 ), limfosit yang predominan

Bakteri :Leukosit meningkat (15.000 – 40.000 / mm3), dengan neutrofil predominanAGD

Pada pasien didapatkan keluhan sesak, ditakutkan sampai terjadi asidosis respiratorik.Foto Thorax PA

Tujuannya untuk mengkonfirmasi diagnosis pneumoni, Karakteristik :

Pada viral pneumonia terdapat hyperinflation dengan infiltasi interstisial bilateral.

Pada pneumococcal pneumonia terdapat gambaran confluent lobar consolidation.

Gambaran radiografik saja bukan merupakan diagnostic, oleh karena itu perlu juga dipertimbangkan gambaran klinis lainnya.

Page 50: Case Monika Meirani Yanomi

Kultur Bakteri (kultur darah) + Tes Resistensi

Dilakukan kultur bakteri melalui darah untuk menentukan jenis bakteri dan dapat menentukan penatalaksanaan yang akan diberikan kepada pasien.Skin prick test

Diperlukan untuk kasus asma untuk menentukan kemungkinan beasr berhubungan dengan alergi terhadap suatu allergen tertentu. Dan juga apat membantu mengidentifikasi faktor pencetus

Page 51: Case Monika Meirani Yanomi

USULAN PENATALAKSANAAN

Umum Rawat dalam bangsal : untuk memantau dari

keluhan sesak. Dan adanya pernafasan cuping hidung dan juga adanya retraksi dinding dada merupakan indikasi rawat inap.

Tirah baring : untuk mengurangi keluhan sesak Oksigen 0,5-1 liter/menit Kebutuhan cairan (RL) 1200 cc/hari 16

gtt/mnt (macro) Konsul rehabilitasi medik untuk chest

physiotherapy : untuk membantu mengencerkan dan mengeluarkan dahak pada pasien

Page 52: Case Monika Meirani Yanomi

Khusus Paracetamol syr 3x1 cth (125mg/5ml) Ampisilin (iv) 50mg/kgBB, diberikan 4x1 4x

500 mg iv ditambah kloramfenikol (iv) 25mg/kgBB, diberikan 4x1 4x 350 mg iv selama 5 hari

Bila keadaan klinis berat, pengobatan inisial berupa kombinasi ampisilin-kloramfenikol. Diberikan sesuai dengan kumannya. Ampisilin untuk s.pneumonia, dan kloramfenikol untuk h.influenza

Page 53: Case Monika Meirani Yanomi

 Quo Ad Vitam : ad bonam

Mortalitas jarang terjadi pada anak dengan bronkopneumonia. Pada pasien ini terjadi perbaikan klinis dengan pemberian antibiotik yang ditanda dengan menghilangnya gejala klinis.Quo Ad Fungsionam : ad bonam

Pada pasien ini terjadi bronkopneumonia dengan derajat berat, namun dengan antibiotic yang adekuat dan sesuai dengan kumannya dapat mengalami perbaikan pada keluhannya.Quo Ad Sanasionam : ad bonam

Brronkopneumonia dapat berulang jika terdapat faktor pencetus. Namun secara umum, pada pasien ini berespon baik terhadap pemberian antibiotik, dan kepatuhan dari pasien ini sendiri baik.

Page 54: Case Monika Meirani Yanomi

TERIMA KASIH