Case Monika Meirani Yanomi
-
Upload
indrayudha-pramono -
Category
Documents
-
view
26 -
download
7
Transcript of Case Monika Meirani Yanomi
CASE REPORT SESSION
Monika Meirani Yanomi12100112025
Ilmu Penyakit AnakRS Syamsudin, SH
P3D Unisba Bandung
Preseptor:dr. Hj. Rini Sulviani, Sp A.,
M.Kes
IDENTITASPasien Nama : An. R Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal Lahir : 10 Februari 2011 Umur : 2 tahun 1 bulan Tanggal Masuk RS : Senin, 18 Maret
2013 Tanggal Pemeriksaan : Rabu, 20 Maret 2013
Ibu Nama : Ny. A Umur : 30 tahun Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Sukaraja
Ayah Nama : Tn. J Umur : 33 tahun Pendidikan : SMA Pekerjaan : Karyawan Alamat : Sukaraja
KELUHAN UTAMA
SESAK NAPAS
Sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit orang tua mengeluhkan bahwa anaknya mengalami sesak nafas. Sesak napas dirasakan tiba-tiba dan semakin lama semakin terasa sesak, sehingga membuat pasien terkadang tidak mau untuk menyusu. Orang tua pasien mengatakan bahwa nafas anaknya menjadi lebih cepat, dan sesak tidak disertai dengan adanya kebiruan. Sesak nafas terjadi ketika batuk terus menerus. Ketika sesak terjadi pasien masih bisa berbicara, sedikit mengganggu aktivitas dan sedikit membaik ketika diistirahatkan terlentang.
Sesak nafas disertai batuk dan pilek sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk biasanya muncul pada malam hari, keadaan dingin dan ketika pasien sedang kelelahan. Batuk dirasakan terus-menerus namun dahak sulit dikeluarkan, tapi pernah sekali waktu keluar dengan warna kehijauan, dan kental. Terdapat suara ketika pasien batuk, seperti suara dahak yang tidak dapat dikeluarkan, selain itu saat terjadi keluhan terdengar suara mengi. Kemudian keluarga pasien mengeluhkan adanya demam yang dirasakan 2 hari sebelum masuk rumah sakit, muncul secara tiba-tiba dan dirasakan terus menerus. Demam sempat menurun ketika pasien mengkonsumsi obat penurun panas. Keluarga pasien juga mengeluhkan adanya mual, dan muntah yang terjadi 2x pada waktu pasien masuk rumah sakit. Dari keterangan menurut keluarga pasien, pasien menjadi tampak rewel dan sulit tidur.
Keluhan sesak tidak disertai kebiruan pada mulut terutama setelah diberi ASI maupun menangis yang tampak tersenggal-senggal, ketika sesak tidak ada suara mengorok. Selain itu pasien juga tidak pernah tersedak ataupun menelan benda asing. Keluarga pasien juga menyangkal adanya bengkak baik pada wajah maupun kaki. Keluhan juga tidak disertai dengan berat badan yang sulit naik, dan tidak terdapat kontak dengan pasien TB dewasa. Keluarga pasien tidak mengeluhkan adanya benjolan pada leher atau pada bagian punggung. Tidak terdapat riwayat kejang ataupun penurunan kesadaran.
Untuk mengobati keluhannya, pasien sudah pernah beberapa kali diobati oleh dokter dan salah satu obatnya ialah sanmol dan extropec namun tidak ada perubahan. Sehingga pasien dibawa ke Rumah Sakit Syamsudin dan dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil hemoglobin 10,8 mg/dl, jumlah leukosit 25.900/uL, hematokrit 32 %, jumlah trombosit 347.000/uL, setelah itu pasien menjalani perawatan sekitar 5 hari di rumah sakit. Pada hari rawat kedua (19 Maret 2013) sesak napas masih ada, peningkatan upaya nafas yang ditandai dengan pernafasan cuping hidung masih ada, tarikan dinding dada masih ada, batuk berdahak masih ada dan dahak masih sulit untuk dikeluarkan. Pada pemeriksaan fisik terdengar suara tambahan yaitu crackles (+/+), slem (+/+).
Pada hari rawat ketiga (20 Maret 2013) sesak napas dan batuk masih ada, namun dahak sudah dapat dikeluarkan, peningkatan upaya nafas seperti pernafasan cuping hidung masih ada, tarikan dinding dada masih ada, pada pemeriksaan fisik masih terdengar suara tambahan yaitu crackles (+/+), slem (+/+).Pada hari rawat keempat (21 Maret 2013) sesak napas sudah tidak ada, batuk masih ada, namun dahak sudah dapat dikeluarkan, peningkatan upaya nafas seperti pernafasan cuping hidung sudah tidak ada, tarikan dinding dada sudah tidak ada, pada pemeriksaan fisik tidak terdengar suara tambahan yaitu crackles (-/-), slem (-/-). Kemudian pengobatan pada pasien masih terus dilanjutkan sampai pasin mengalami perbaikan dari keluhannya
Riwayat penyakit keluarga:Orang tua pasien memiliki riwayat alergi makanan dan riwayat asma namun tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat. Ibu pasien sering mengalami panas badan dan juga batuk pilek.
Riwayat penyakit dahulu:keluhan ini pernah dirasakan beberapa kali oleh pasien. Pasien memiliki riwayat asma dan sering mengalami pilek.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan pasien dilahirkan dari ibu P1A0, usia kehamilan cukup bulan (9 bulan) dengan persalinan normal. Saat hamil, ibu pasien rutin kontrol ke bidan dan mengkonsumsi makanan bergizi. Berat badan pasien pada saat lahir 3,6 Kg dengan panjang 50 cm.
Riwayat Makanan 0-7 bulan : ASI 7-sekarang : susu formula + bubur +
makanan keluarga
Riwayat Imunisasi BCG , Hepatitis B, Polio, DTP, Campak Orang tua menyatakan bahwa menjalani imunisasi telah lengkap sesuai KMS.
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Duduk sendiri pada usia 6 bulan Dapat berdiri pada usia 9 bulan Pasien mampu menggenggam mainan Pasien sering mengoceh namun belum bisa
berbicara Pasien sudah dapat bermain dengan
temannya
LingkunganPasien tinggal di daerah yang padat penduduk. Dalam satu rumah terdapat 7 orang. Tetangga pasien sering bermain dengan pasien tapi tidak memiliki riwayat penyakit serupa.
Keadaan Umum : Sakit sedangKesadaran : Terlihat rewel, gelisah, sesak Tanda-tanda Vital • Nadi : 120x/menit (80-
130) ,regular,equal, isi cukup• Tekanan Darah : sulit dilakukan• Respirasi : 60 x/menit (20-30)
abdominotorakal • Suhu : 38,5° C (36,5-37,5)Antropometri• Umur : 2 tahun 1 bulan• Berat badan : 14 kg• Panjang badan : 90 cm
• Lingkar kepala : 48 cm• BB/TB (WHO) : 0 s/d +1 = normal• TB/U (WHO) : 0 s/d -1 = normal• BB/U (WHO) : 0 s/d +1 = normal• LK/U (WHO) : 0 s/d -1 = normal
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kulit : Tidak pucat, sianosis (-), jaundice (-), ptekiae (-).
2. Otot : Atrofi (-), hipertrofi (-)3. Kepala Bentuk : simetris Ubun-ubun : datar Rambut : Hitam, halus, tidak mudah rapuh Wajah : Simetris, flushing (-) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik Pupil : bulat isokor Hidung : Simetris, epistaksis -/-, sekret -/-, Pernafasan
cuping hidung(+) Telinga : Simetris, sekret -/- Mulut : Bibir tidak kering, perioral sianosis (-),
perdarahan gusi (-)
4. Leher • Kelenjar Getah Bening : Tidak terdapat pembesaran• Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran• JVP : Tidak mengalami
peningkatan• Retraksi suprasternal (-)
5. ThoraxParuInspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris, retraksi intercostal (+)Palpasi : Pergerakan simetrisPerkusi : SonorAuskultasi : VBS kanan = kiri, wheezing -/-, crackles +/+,
slem +/+
6. Jantung Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak Palpasi : Iktus kordis tidak teraba, thrill
(-) Perkusi : Tidak ada pembesaran
jantung Auskultasi : S1-S2 normal reguler, murmur
(-)
7. Abdomen Inspeksi : Datar, retraksi epigastrium (-) Palpasi : Lembut, turgor kembali cepat
Hepar : Tidak ada pembesaran Limpa : Tidak ada pembesaran, ruang
trobe kosong Perkusi : Timpani Auskultasi : Bising usus (+) normal
8. Anogenital : tidak diperiksa9. Ekstremitas : Bentuk simetris, deformitas
(-), sianosis (-), ptekie (-), tidak pucat,Capillary Refil Test < 2 detik.
10. NeurologisRefleks fisiologis : +/+Refleks Patologis : -/-
RESUMESeorang anak laki-laki berusia 2th, dengan status
gizi baik datang dengan keluhan sesak sejak 2 hari SMRS, sesak napas disertai dengan batuk, pilek, dan demam sejak 2 hari SMRS, batuknya terus-menerus dengan dahak warna kehijauan, dan kental. Terdapat suara dahak yang sulit dikeluarkan ketika pasien batuk an erdengar suara mengi. Selain itu juga terdapat demam yang muncul secara tiba-tiba dan dirasakan terus menerus. Selain itu pasien juga mual, muntah yang terjadi 2x, dan tampak rewel. Memiliki riwayat asma
Didapatkan hasil pemeriksaan fisik dengan keadaan umum sakit sedang dan memiliki status gizi baik. Kesadaran pasien tampak rewel, gelisah, dan sesak, dengan pernafasan pada tanda vital takipneu. Selain itu peningkatan upaya nafas yang ditandai dengan pernafasan cuping hidung (+), pada pemeriksaan thoraks terdengar suara tambahan yaitu crackles (+/+), slem (+/+), dan terdapat retraksi intercostal (+) , pada pemeriksaan refleks fisiologis (+/+) dan pemeriksaan lain dalam batas normal .
DIAGNOSA BANDING
1. Bronchopneumonia derajat berat e.c streptococcus pneumonia + Asma bronchiale tidak dalam serangan + status gizi baik
2. Bronchopneumonia derajat berat e.c haemophilus influenza + Asma bronchiale tidak dalam serangan + status gizi baik
USULAN PEMERIKSAAN Laboratorium darah (leukosit, trombosit, Hb,
Ht, Diff count) AGD Foto Thorax PA Kultur Bakteri (kultur darah) + Tes Resistensi Skin prick test
DIAGNOSA KERJA
Bronchopneumonia derajat berat e.c S.pneumoniae + Asma bronchiale tidak
dalam serangan + status gizi baik
PENATALAKSANAAN
Umum Rawat dalam bangsal Konsul rehabilitasi medik untuk chest
physiotherapy
PENATALAKSANAANKhusus Paracetamol syr 3x1 cth jika demam Sefotaksim 25-50mg/kgBB, 3x500 Nebulisasi combivent
PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : ad bonam Quo Ad fungsionam : ad bonam Quo Ad sanasionam : ad bonam
PENCEGAHAN
Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan penderita atau mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya bronkopneumonia ini.
Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti : cara hidup sehat, makan makanan bergizi dan teratur ,menjaga kebersihan ,beristirahat yang cukup, dll.
Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi antara lain:
• Vaksinasi PCV (Pneumococcal conjugated vaccine )
• Vaksinasi H. influenza
PEMBAHASAN
Pada pasien ini didapatkan diagnosis kerja Bronchopneumonia derajat berat e.c S.pneumoniae + Ashtma bronchiale tidak dalam serangan , berdasarkan :1. Bronchopneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan sesak sejak
2 hari SMRS. Sesak napas semakin lama semakin terasa sesak, Sesak nafas terjadi ketika batuk terus menerus.
Sesak nafas disertai batuk dan demam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk dirasakan terus-menerus namun dahak sulit dikeluarkan, tapi pernah sekali waktu keluar dengan warna kehijauan, dan kental. Terdapat suara ketika pasien batuk, seperti suara dahak yang tidak dapat dikeluarkan.
Pasien tinggal di daerah yang padat penduduk, terdapat 7 orang yang tinggal dirumahnya sehingga dapat menyebabkan meningkatnya penularan penyakit dan dapat meningkatkan faktor polusi di dalam rumah sehingga dapat merusak mekanisme pertahanan paru dan memudahkan timbulya penyakit.
2. Derajat Berat Karena dari pemeriksaan fisik di dapatkan
pernafasan takipneu, dengan adanya peningkatan upaya nafas yang ditandai dengan adanya pernafasan cuping hidung, retraksi intercostal, dan terdapat suara tambahan seperti crackles (+/+), dan slem (+/+).
3.Bakteri penyebab Streptococcus pneumoniae
Karen bakteri penyebab bronkopneumonia pada usia 2-5 tahun itu salah satunya Streptococcus pneumonia dan merupakan bakteri tersering yang menyebabkan penyakit tersebut dengan persentase 30-50%. Dan dilihat dari hasil laboratorium jumlah leukosit 25.900/uL yang menandakan penyebabnya itu ialah bakteri
4. Ashtma Bronchiale Menurut anamnesis didapatkan adanya
keluhan batuk yang biasanya muncul pada malam hari, keadaan dingin dan ketika pasien sedang kelelahan. Selain itu saat terjadi keluhan terdengar suara mengi.
Orang tua pasien memiliki riwayat alergi makanan dan riwayat asma
Keluhan ini pernah dirasakan beberapa kali oleh pasien. Pasien memiliki riwayat asma
5. Tidak dalam serangan Pada waktu dilakukan pemeriksaan fisik,
tidak didapatkan suara tambahan seperti wheezing pada kedua lapang paru.
Tanggal Tanda Vital Keluhan +
Pemeriksaan Fisik
Keterangan
N R S
Rabu,
21 Maret
2013
110 48 37,2 oC BB 14 kg
Tenang, batuk +
PCH -
Crackles -/-, retraksi -
Slem +/+
Nebu +
Kamis,
22 Maret
2013
110 40 36,2 oC BB 14 kg
Tenang, batuk +
PCH -
Crackles -/-, retraksi -
Slem -/-
Nebu +
Rencana
pulang
PNEUMONIA
Definisi Pneumonia adalah inflamasi yang terjadi
pada parenkima paru (nelson) Penyakit peradangan akut pada paru yang
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme (pedoman diagnostik dan terapi)
Parenkim adalah unit fungsional suatu organ. Pada paru unit fungsionalnya adalah terminal respiratory unit terdiri dari respiratory bronchiole, alveolar duct, dan alveoli. Terminal respiratory adalah suatu unit fungsional untuk terjadinya pertukaran gas.
LOWER RESPIRATORY TRACT
Bronchus↓
Right and left pulmonary bronchi↓
Secondary bronchi / lobar↓
Tertiary bronchi / segmental↓
Terminal bronchioles↓
Respiratory bronchioles↓
Alveolar duct↓
Alveolar sacs
PERBEDAAN ANATOMI-HISTOLOGIPARU-PARU PADA ANAK DAN DEWASA
Diameter airway pada anak lebih kecil jika dibandingkan dengan dewasa.
Jumlah alveoli pada anak baru lahir 1/6 jumlah alveoli dewasa, sisanya dibentuk sampai10 tahun pertama kehidupan.
Stroma/ jaringan ikat pada anak dan dewasa sama, namun dikarenakan pada anak jumlah alveolinya 1/6 dari dewasa, sehingga :-Dinding lebih tebal-Difusi lebih sulit-Gas exchange lebih sulit daripada pada dewasa
Elastisitas recoil pada anak lebih rendah daripada dewasa.
Kelenjar mukus pada anak lebih banyak.
EPIDEMIOLOGI
Penyebab kesakitan dan kematian pada anak (terutama pada anak < 5 tahun) di seluruh dunia, terutama di Negara berkembang
Diperkirakan lebih dari 2 juta anak balita meninggal dunia karena pneumonia atau radang paru akut setiap tahunnya
ETIOLOGI
Terdiri dari bakteri, virus, dan jamurBakteri adalah penyebab utama di negara berkembang, yaitu S. pneumoniae: 30-50% H. influenza type b (Hib) S.aureus, dllVirus Respiratory syncytial virus (RSV) : 15-40% Virus influenza A dan B Parainfluenza, dll
ETIOLOGI PNEUMONIA PADA ANAK BERDASARKAN USIA
Kelompok Usia Patogen penyebab
Usia < 1 bl Streptokokus grup B, E. coli, Listeria monocytogenes
Usia 2 bulan- 12 bulan S.pneumoniae, P. aeruginosa, H. influenza, S.aureus, C.trachomatis
Usia 2- 5 tahun S. pneumoniae, H. influenzae, M.pneumoniae
Usia 6 – 18 tahun S. pneumoniae, M.pneumoniae, M. tuberculosis
FAKTOR RESIKO
Malnutrisi Berat badan lahir rendah (bblr) Tidak mendapat imunisasi campak Kepadatan penduduk Polusi udara dalam rumah
KLASIFIKASI
Pembagian pneumonia berdasarkan :1. Lokasi
Lobaris Interstitialis Bronchopneumonia (lobulus)
2. Asal infeksi CAP (Community acquired pneumonia) HAP (hospital acquired pneumonia)
3. Mikroorganisme penyebabBakteri, virus, jamur
DIAGNOSISAnamnesa Demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, dan sesak napas. Gejala pada bayi tidak khas, seringkali tanpa demam dan
batuk. Pada anak yang lebih besar kadang mengeluh sakit
kepala,nyeri abdomen, disertai muntah.
Pemeriksaan fisik Neonatus : takipnea, grunting, PCH, retraksi dinding dada,
sianosis, dan malas menetek. Bayi yang lebih besar : batuk, panas, rewel. Pada auskultasi ditemukan crackles (ronki basah halus)
< 2 bulan = ≥ 60x/menit
2-12 bulan = ≥ 50x/menit
12 bulan-5 tahun = ≥ 40x/menit
RadiologisKarakteristik : Pada viral pneumonia terdapat hyperinflation
dengan infiltasi interstisial bilateral Pada pneumococcal pneumonia terdapat
gambaran confluent lobar consolidation.
LaboratoriumPemeriksaan hitung jenis leukosit dapat membedakan antara pneumonia viral dan bacterial :Virus
Leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi 20.000/mm3 ), limfosit yang predominanBakteri
Leukosit meningkat (15.000 – 40.000 / mm3), dengan neutrofil predominan
GEJALA KLASIFIKASI Tidak dapat makan, atau
distres pernapasan berat atau sianosis sentral atau penurunan kesadaran, atau kejang.
PNEUMONIA SANGAT BERAT
atau PENYAKIT SANGAT BERAT
Tarikan dinding dada ke dalam dan tidak ada tanda pneumonia sangat berat
PNEUMONIA BERAT
Napas cepat, dan tidak ada tanda pneumonia berat atau sangat berat BUKAN PNEUMONIA BERAT
Tidak ada tanda – tanda pneumonia atau pneumonia sangat berat BATUK ATAU FLU: BUKAN PNEUMONIA
Derajat Berat Pneumonia pada Anak Usia 2Bulan sampai 5Tahun
Inhalasi mikroorganisme atau masuknya kuman flora normal
saluran respiratorik atas, sebagian kecil melalui hematogen
Kedalam alveoli
eksudasi cairan intra-alveolar, deposisi
fibrinserta infiltrasi neutrofil
(red hepatization)
PATOGENESIS
Penurunan compliance dan kapasitas vi tal paru
Desaturasi oksigen akan mengakibatkan
meningkatnya kerja jantung
deposisi fibrin dan disintegrasi sel inflamasi
makin meningkat secara progresif(gray hepatization)
resolusi terjadi setelah 8-10 hari bila
berlangsung digesti eksudat secara enzimatik
reabsorbsi dan pengeluaran oleh mekanisme
batuk.
CONT....
Kuman yang dicurigai atas dasar data klinis, etiologis, dan epidemiologis
Berat ringan penyakit Riwayat pengobatan sebelumnya
serta respon klinis Ada tidaknya penyakit yang
mendasari
PENATALAKSANAAN
Antibitotika
Simptomatik
Cairan dan diet
Supprotif
Antibiotika
• inisial : Ampisilin iv atau im harus dipantau dalam 24 jam selama 48-72 jam pertama.•Bila keadaan klinis berat, pengobatan inisial berupa kombinasi ampisilin-gentamisin atau ampisilin-kloramfenikol• Kalau membaik, maka antibiotik dilanjutkan 5 – 7 hari•Pada bayi < 2bl atau pneumonia sangat berat ampisilin ditambah gentamisin.•Sesudah 48 jam pneumonia sangat berat tidak tampak perbaikan, antibiotik dirubah menjadi sefalosporin generasi 3 yaitu seftriakson dan sefotaksim.
SIMPTOMATIKObat penurun panas dan pereda batuk sebaiknya tidak diberikan terutama pada 72 jam pertama karena akan mengaburkan interpretasi reaksi terhadap antibiotik awal.
Oksigen 0,5-1 liter/menit sampai sesak hilang
Supportive
Dapat diberikan secara oral atau infus atu pipa nasogatrik
Jumlah cairan disesuaikan dengan keseimbangan elektrolit
CAIRAN DAN NUTRISI
ANALISIS KASUS Pada kasus ini, diagnosis banding bronchopneumonia e.c S.pneumonia
adalah bronchopneumonia e.c H.influenza. Adapun perbedaan kedua penyakit tersebut adalah : Pneumococus (pneumonia streptococcus)Anak dan remaja Sesudah URTI ringan, demam tinggi, yang disertai rasa gelisah,rewel,
pernafasan cepat, batuk berdahak. Mungkin ada sianosis disekitar mulut Banyak anak yang dibidai pada sisi yang terkena untuk meminimalisir
nyeri pleuritis dan memperbaiki ventilasi Berbaring miring dengan lutut ditarik ke atas pada dada Adanya retraksi, nasal flaring, terdapat ronki halus pada sisi yang
terkena Distress pernapasan (pernafasan cuping hidung, retraksi
supraklavikula, interkostal, dan subkostal, takipnea, takikardia PE: suara pernapasan melemah dan halus, ronki pada sisi yang
terkena, terdapat slem Tanda – tanda fisik pada paru biasanya berubah sedikit selama
perjalanan penyakit, walaupun ronki mungkin lebih dapat didengar selama penyembuhan
Pneumonia Haemophilus influenza infeksi nasofaring hampir mendahului semua
variasi penyakit ini, terlokalisasi, seperti epiglotitis, pneumonia, meningitis
Manifestasi klinis hampir sama dengan pneumococcus, tetapi pada pasien ini semulai secara tersembunyi dan perjalanannya selama beberapa minggu
Batuk nonproductive, fever, takipnea, nasal flaring, retraksi dinding dada
USULAN PEMERIKSAANLaboratorium darah (leukosit, trombosit, Hb, Ht, Diff count)
Pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit dapat membedakan antara pneumonia viral dan bacterial :
Virus :Leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi 20.000/mm3 ), limfosit yang predominan
Bakteri :Leukosit meningkat (15.000 – 40.000 / mm3), dengan neutrofil predominanAGD
Pada pasien didapatkan keluhan sesak, ditakutkan sampai terjadi asidosis respiratorik.Foto Thorax PA
Tujuannya untuk mengkonfirmasi diagnosis pneumoni, Karakteristik :
Pada viral pneumonia terdapat hyperinflation dengan infiltasi interstisial bilateral.
Pada pneumococcal pneumonia terdapat gambaran confluent lobar consolidation.
Gambaran radiografik saja bukan merupakan diagnostic, oleh karena itu perlu juga dipertimbangkan gambaran klinis lainnya.
Kultur Bakteri (kultur darah) + Tes Resistensi
Dilakukan kultur bakteri melalui darah untuk menentukan jenis bakteri dan dapat menentukan penatalaksanaan yang akan diberikan kepada pasien.Skin prick test
Diperlukan untuk kasus asma untuk menentukan kemungkinan beasr berhubungan dengan alergi terhadap suatu allergen tertentu. Dan juga apat membantu mengidentifikasi faktor pencetus
USULAN PENATALAKSANAAN
Umum Rawat dalam bangsal : untuk memantau dari
keluhan sesak. Dan adanya pernafasan cuping hidung dan juga adanya retraksi dinding dada merupakan indikasi rawat inap.
Tirah baring : untuk mengurangi keluhan sesak Oksigen 0,5-1 liter/menit Kebutuhan cairan (RL) 1200 cc/hari 16
gtt/mnt (macro) Konsul rehabilitasi medik untuk chest
physiotherapy : untuk membantu mengencerkan dan mengeluarkan dahak pada pasien
Khusus Paracetamol syr 3x1 cth (125mg/5ml) Ampisilin (iv) 50mg/kgBB, diberikan 4x1 4x
500 mg iv ditambah kloramfenikol (iv) 25mg/kgBB, diberikan 4x1 4x 350 mg iv selama 5 hari
Bila keadaan klinis berat, pengobatan inisial berupa kombinasi ampisilin-kloramfenikol. Diberikan sesuai dengan kumannya. Ampisilin untuk s.pneumonia, dan kloramfenikol untuk h.influenza
Quo Ad Vitam : ad bonam
Mortalitas jarang terjadi pada anak dengan bronkopneumonia. Pada pasien ini terjadi perbaikan klinis dengan pemberian antibiotik yang ditanda dengan menghilangnya gejala klinis.Quo Ad Fungsionam : ad bonam
Pada pasien ini terjadi bronkopneumonia dengan derajat berat, namun dengan antibiotic yang adekuat dan sesuai dengan kumannya dapat mengalami perbaikan pada keluhannya.Quo Ad Sanasionam : ad bonam
Brronkopneumonia dapat berulang jika terdapat faktor pencetus. Namun secara umum, pada pasien ini berespon baik terhadap pemberian antibiotik, dan kepatuhan dari pasien ini sendiri baik.
TERIMA KASIH