Basa - Denis, Cipta Aldy

download Basa - Denis, Cipta Aldy

of 46

description

mata

Transcript of Basa - Denis, Cipta Aldy

Slide 1

REFERATTrauma Kimia Basa Pada MataPembimbing:dr. Agah Gadjali, Sp. Mdr. Gartati Ismail, Sp. Mdr. Henry A. Wibowo, Sp. Mdr. Hermansyah, Sp. Mdr. Mustafa K. Shahab, Sp. MDisusun oleh:Muchamad Rinaldy - 1102008157Cipta Pedra Sandi - 1102010058Denies Ariwibowo - 110201064

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATARUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. 1 RADEN SAID SUKANTOFakultas Kedokteran Universitas Yarsi2015

Pendahuluan Trauma kimia basa pada mata adalah trauma yang diakibatkan oleh zat basa dengan pH > 7 yang dapat menyebabkan kerusakan struktur bola mata.Dari data WHO tahun 1998 trauma okular berakibat kebutaan unilateral sebanyak 19 juta orang, 2,3 juta mengalami penurunan visus bilateral, dan 1,6 juta mengalami kebutaan bilateral akibat cedera mata.

Sebagian besar (84%) merupakan trauma kimia. Rasio frekuensi bervariasi trauma asam:basa antara 1:1 sampai 1:4. Secara international, 80% dari trauma kimiawi dikarenakan oleh pajanan karena pekerjaan.Anatomi Mata

Secara klinis bola mata juga terdiri dari 2 segmen :segmen anterior yang merupakan semua struktur bola mata yang terletak di depan lensa segmen posterior yang merupakan struktur yang terletak dibelakang lensa. Palpebra (superior & inferior) mempunyai fungsi melindungi bola mata terhadap trauma, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata. Setiap kelopak terdiri dari bagian anterior (kulit, folikel rambut, m. orbikularis, dan m. levator palpebralis superior) dan bagian posterior (tarsus dan konjungtiva palpebralis).

KonjungtivaKonjungtiva merupakan membran yang menutupi permukaan luar bola mata dan kelopak bagian belakang. terdiri atas tiga bagian, yaitu; konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan konjungtiva forniks. Sistem lakrimal matamata terdiri dari sistem sekresi yang diperankan oleh glandula lakrimalis yang terletak di temporoanterosuperior rongga orbita dan sistem ekskresi yang dimulai dari pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, duktus nasolakrimal, dan berakhir di meatus nasi inferior.

Bola Mata memiliki 3 lapisan: Tunika fibrosa (lapisan paling luar):- Sklera- Kornea

Tunika vaskulosa (lapisan tengah):- Koroid- Badan SiliarisTunika nervosa (lapisan dalam):- Retina

Trauma Kimia Pada Mata Trauma kimia basa pada mata adalah trauma yang diakibatkan oleh zat basa pH > 7 yang dapat menyebabkan kerusakan struktur bola mata. Trauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena bahan-bahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipofilik dimana dapat secara cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata depan, bahkan sampai retina. Trauma basa akan memberikan iritasi ringan pada mata apabila dilihat dari luar.

Etilogi Zat- zat basa atau alkali yang dapat menyebabkan trauma trauma pada mata antara lain : AmoniaSemenSoda kuatNaOHCaOHCairan pembersih dalam rumah tangga

Bahan alkali Amonia merupakan gas yang tidak berwarna, dipakai sebagai bahan pendingin lemari es, larutan 7% ammonia dipakai sebagai bahan pembersih. Pada konsentrasi rendah ammonia bersifat merangsang mata. Amonia larut dalam air dan lemak, hal ini sangat merugikan karena kornea mempunyai komponen epitel yang lipofilik dan stroma yang hidrofilik.

Bahan alkali lainnya adalah NaOH dan Ca(OH)2. NaOH dikenal sebagai kausatik soda. NaOH dipakai sebagai pembersih pipa. pH cairan mata naik beberapa menit sesudah trauma akibat NaOH. Ca(OH)2 memiliki daya tembus yang kurang pada mata.

PatogenesisBahan kimia alkaliPecah atau rusaknya sel jaringan dan Persabunan disertai disosiasi asam lemak membran sel penetrasi lebih lanjutMukopolisakarida jaringan menghilang & terjadi penggumpalan sel kornea

Serat kolagen kornea akan membengkak & kornea akan matiEdema terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma, cenderung disertai masuknya pemb.darah (Neovaskularisasi)Dilepaskan plasminogen aktivator & kolagenase (merusak kolagen kornea)

Terjadi gangguan penyembuhan epitelBerkelanjutan menjadi ulkus kornea atau perforasi ke lapisan yang lebih dalam

Klasifikasi Menurut klasifikasi Thoft, trauma basa dapat dibedakan dalam :Derajat 1: kornea jernih dan tidak ada iskemik limbus (prognosis sangat baik)Derajat 2: kornea berkabut dengan gambaran iris yang masih terlihat dan terdapat kurang dari 1/3 iskemik limbus (prognosis baik)

Derajat 3: epitel kornea hilang total, stroma berkabut dengan gambaran iris tidak jelas dan sudah terdapat iskemik limbus (prognosis kurang)Derajat 4: kornea opak dan sudah terdapat iskemik lebih dari limbus (prognosis sangat buruk)

Menurut klasifikasi Hughes : Ringan Terdapat erosi epitel kornea Kekeruhan yang ringan pada kornea Tidak terdapat iskemia dan nekrosis kornea ataupun konjungtivaPrognosis baik

SedangKornea keruh, sehingga sukar melihat iris dan pupil secara terperinciTerdapat nekrosis dan iskemi ringan pada konjungtiva dan korneaPrognosis baik Berat Akibat kekeruhan kornea, pupil tidak dapat dilihatKonjungtiva dan sklera pucatPrognosis buruk

Manifestasi klinis Terdapat gejala klinis utama yang muncul pada trauma kimia yaitu, epifora, blefarospasme, dan nyeri berat. Diagnosis ANAMNESISSering sekali pasien menceritakan telah tersiram cairan atau tersemprot gas pada mata atau pastikel-partikelnya masuk ke dalam mata. Tanyakan kepada pasien apa persisnya zat kimia dan bagaimana terjadinya trauma tersebut (misalnya tersiram sekali atau akibat ledakan dengan kecepatan tinggi).

Secara umum, pada anamneses dari kasus trauma mata perlu diketahui apakah terjadi penurunan visus setelah cedera atau saat cedera terjadi. Onset dari penurunan visus apakah terjadi secara progresif atau terjadi secara tiba-tiba. Nyeri, lakrimasi, dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma. Dan harus dicurigai adanya benda asing intraokular apabila terdapat riwayat salah satunya apabila trauma terjadi akibat ledakan.PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang terkena zat sudah terigasi dengan air dan pH permukaan bola mata sudah netral. Obat anestesi topical boleh digunakan untuk membantu pasien lebih nyaman dan kooperatif. Setelah dilakukan irigasi, pemeriksaan mata yang seksama dilakukan dengan perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan dan keutuhan kornea, derajat iskemik limbus dan tekanan intra okuli.

Pada kasus trauma basa dapat dijumpai kerusakan kornea yaitu terjadi kekeruhan kornea, konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi, peradangan kronik dan defek epitel yang menetap dan berulang serta perforasi kornea.

Apabila trauma basa tersebut mengakibatkan penetrasi kedalam intraokuler dapat kita jumpai adanya komplikasi katarak, glaukoma sekunder dan kasus berat ptisis bulbi. Kelainan lain yang dapat dijumpai yaitu pada palpebra berupa jaringan parut pada palpebra dan sindroma mata kering. Pada konjungtiva dapat dijumpai adanya simbleparon.

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam kasus trauma basa mata adalah pemeriksaan pH bola mata secara berkala. Irigasi pada mata harus dilakukan sampai tercapai pH netral. Pemeriksaan bagian anterior mata dengan lup atau slit lamp yang bertujuan untuk mengetahui lokasi luka. Pemeriksaan oftalmoskopi direk dan indirek juga dapat dilakukan. Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengatahui tekanan intraocular.Diagnosis BandingDiagnosa differenisal dari trauma basa pada mata adalah :KonjungtivitisKonjungtivitis hemoragik akutKeratokonjungtivitis siccaUlkus korneaTatalaksana Penatalaksanaan yang dilakukan untuk menangani trauma basa pada mata adalah :2,5Bila terjadi trauma basa adalah secepatnya melakukan irigasi dengan garam fisiologik selama mungkin. Irigasi dilakukan sampai pH menjadi normal, paling sedikit 2000 ml selama 30 menit. Bila dilakukan irigasi lebih lama akan lebih baik.Untuk mengetahui telah terjadi netralisasi basa dapat dilakukan pemeriksaan dengan kertas lakmus. pH normal air mata 7,3.Bila penyebabnya adalah CaOH, dapat diberi EDTA karena EDTA 0,05 dapat bereaksi dengan CaOH yang melekat pada jaringan.Pemberian antibiotika dan debridement untuk mencegah infeksi oleh kuman oportunis.Pemeberian sikloplegik untuk mengistirahatkan iris mengatasi iritis dan sinekia posterior.Pemberian Anti glaukoma (beta blocker dan diamox) untuk mencegah terjadinya glaucoma sekunder.

Pemberian Steroid secara berhati-hati karena steroid menghambat penyembuhan. Steroid diberikan untuk menekan proses peradangan akibat denaturasi kimia dan kerusakan jaringan kornea dan konjungtiva. Steroid topical ataupun sistemik dapat diberikan pada 7 hari pertama pasca trauma. Diberikan Dexametason 0,1% setiap 2 jam. Steroid walaupun diberikan dalam dosis tinggi tidak mencegah terbentuknya fibrin dan membrane siklitik.

Kolagenase inhibitor seperti sistein diberikan untuk menghalangi efek kolagenase. Diberikan satu minggu sesudah trauma karena pada saat ini kolagenase mulai terbentuk.Pemberian Vitamin C untuk pembentukan jaringan kolagen.Selanjutnya diberikan bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek dan artificial tear (air mata buatan).Operasi Keratoplasti dilakukan bila kekeruhan kornea sangat mengganggu penglihatan.

Komplikasi Komplikasi dari trauma mata juga bergantung pada berat ringannya trauma, dan jenis trauma yang terjadi. Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus trauma basa pada mata antara lain:1. Simblefaron2. Kornea keruh, edema, neovaskuler 3. Sindroma mata kering

Katarak traumaticGlaukoma sudut tertutup 6. Entropion dan phthisis bulbi

Prognosis Prognosis trauma kimia pada mata sangat ditentukan oleh bahan penyebab trauma tersebut. Derajat iskemik pada pembuluh darah limbus dan konjungtiva merupakan salah satu indikator keparahan trauma dan prognosis penyembuhan. Iskemik yang paling luas pada pembuluh darah limbus dan konjungtiva memberikan prognosa yang buruk.

Bentuk paling berat pada trauma kimia ditunjukkan dengan gambaran cooked fish eye dimana prognosisnya adalah yang paling buruk, dapat terjadi kebutaan.

Trauma kimia sedang sampai berat pada konjungtiva bulbi dan palpebra dapat menyebabkan simblefaron (adhesi anatara palpebra dan konjungtiva bulbi). Reaksi inflamasi pada kamera okuli anterior dapat menyebabkan terjadinya glaukoma sekunder.

Kesimpulan Trauma pada mata : trauma tumpul, trauma tembus bola mata, trauma kimia, dan trauma radiasi.Trauma kimia basa mengakibatkan suatu kegawatdaruratan. Basa akan menembus kornea, camera oculi anterior, dan sampai retina dengan cepat, sehingga berakhir dengan kebutaan.Trauma basa adalah trauma kimia yang disebabkan zat basa dengan pH>7.Zat-zat basa atau alkali yang dapat menyebabkan trauma pada mata antara lain Semen, Soda kuat, Amonia, dan Cairan pembersih dalam rumah tangga.

bila terjadi trauma basa, secepatnya lakukan irigasi dengan garam fisiologik selama mungkin. Irigasi dilakukan paling sedikit 60 menit setelah trauma. Penderita diberi sikloplegia, antibiotika, EDTA untuk mengikat basa. EDTA diberikan setelah 1 minggu trauma basa, diperlukan untuk menetralisir kolagenase yang terbentuk pada hari ketujuh.

Penyulit yang dapat terjadi ada trauma basa mata adalah simblefaron, kekeruhan kornea, edema, dan neovaskularisasi kornea, katarak, disertai dengan ptisis bola mata.Pada trauma alkali biasanya prognosisnya tidak terlalu baik dan tergantung pada kerusakan yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKARumah Sakit Mata Dr. Yap. Trauma Mata. [serial online] 2008 [cited 2008 August 1] hal. 1-3.Kedokteran Islam. Trauma pada Bulbus Okuli. [serial online] 2009 [cited 2009 November 20]. Available on : http://ackogtg.wordpress.com/2009/11/20/trauma-pada-bulbus-oculi/Khurana AK. Ocular Injuries. Comprehensive Ophtalmology. Edisi keempat. 2007. New Delhi: New Age Internasional Limited. Hal: 414-16Lang GK. Ocular Trauma. Opthalmology. A Short Textbook. 2000. New York: Thieme Stuttgat. Hal 517-22Ilyas, H. Sidarta. Luka Bakar Kimia. Kegawatdaruratan dalam Ilmu Penyakit Mata. Cetakan Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 29-36Kanski, JJ. Chemical Injuries. Clinical Opthalmology. Edisi keenam. 2008. Philadelphia: Elseiver Limited. Hal: 864-68Riorda-Eva, P. Trauma Mata dan ORbita. Vaughan, Asbury Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2007. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 372-78