TB PARU BAB II

download TB PARU BAB II

of 32

Transcript of TB PARU BAB II

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    1/32

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Konsep penyakit

    1. Pengertian

    Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

    basil Mycobacterium tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman berbentuk

    batang dengan panjang 1 4 mm dan tebal 0,3 0,6 mm. Struktur kuman ini

    terdiri atas lipid (lemak yang membuat kuman lebih tahan terhadapap asam,

    serta dari berbagai gangguan kimia dan !isik. "uman ini juga tahan berada di

    udara kering dan keadaan dingin (misalnya didalam lemari es karena

    si!atnya yang dormant, yaitu dapat bangkit kembali dan menjadi lebih akti!.

    Selain itu, kuman ini juga bersi!at aerob (#rdiansyah, $01$.

    Tuberkulosis paru merupakan penyakit in!eksi yang menyerang

    parenkim paru%paru dan disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

    &enyakit ini dapat juga menyebar kebagian tubuh lain seperti meningen,

    ginjal, tulang, dan nodus lim!e. (Somantri, $00'. Sedangkan menurut

    unaidi, $010 tuber)ulosis (T* sebagai suatu in!eksi akibat Mycobacterium

    tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru%paru

    dengan gejala yang sangat ber+ariasi.

    ari beberapa pengertian tentang T* &aru diatas maka peneliti

    menyimpulkan bah-a Tuberkulosis paru (T* &aru merupakan penyakit

    in!eksi yang menyerang parenkim paru%paru, disebabkan oleh

    Mycobacterium tuberculosis. &enyakit ini dapat juga menyebar ke bagian

    tubuh lain melalui peredaran darah, kelenjar lim!e, saluran perna!asan atau

    penyebaran langsung ke organ tubuh lain.

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    2/32

    2. Etiologi

    &enyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

    *akteri atau kuman ini berbentuk batang, dengan ukuranpanjang 1 4 m

    dan tebal 0,3 0,6 m. Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid, sehingga

    kuman terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia atau !isik. Si!at lain

    dari kuman ini adalah aerob yang menyukai daerah dengan banyak oksigen,

    dan daerah dengan kandungan oksigen tinggi yaitu api)al/apeks paru.

    aerah ini menjadi predileksi pada penyakit tuber)ulosis (Somantri, $00'.

    "uman T* menyebar melalui udara (batuk, terta-a, dan bersin dan

    melepaskan droplet. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman, akan

    tetapi kuman dapat hidup beberapa jam dalam suhu kamar (epkes 2,

    $00.

    *akteri tuberkulosis ini mati pada pemanasan 100 selama 5%10 menit

    atau pada pemanasan 60 selama 30 menit, dan dengan alkohol 0%'57

    selama 15%30 detik. *akteri ini tahan selama 1%$ jam di udara terutama di

    tempat yang lembab dan gelap (bisa berbulan%bulan, namun tidak tahan

    terhadap sinar atau aliran udara. ata pada tahun 1''3 melaporkan bah-a

    untuk mendapatkan '07 udara bersih dan kontaminasi bakteri memerlukan

    40 kali pertukaran udara per jam (8utta9in, $00.

    3. Patofisiologi

    Seseorang yang di)urigai menghirup basil Mycobacterium tuberculosis

    akan menjadi terin!eksi. *akteri menyebar melalui jalan napas ke al+eoli, di

    mana pada daerah tersebut bakteri bertumpuk dan berkembang biak.

    &enyebaran basil ini bisa juga melalui system lim!e dan aliran darah ke

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    3/32

    bagian tubuh lain (ginjal, tulang, korteks serebri dan area lain dari paru%paru

    (lobus atas.

    Sistem kekebalan tubuh berespons dengan melakukan reaksi in!lamasi.

    :eutro!il dan makro!ag mem!agositosis (menelan bakteri. ;im!osit yang

    spesi!ik terhadap tuberkulosis menghan)urkan (meliliskan basil dan jaringan

    normal. eaksi jaringan ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam

    al+eoli dan terjadilah bronkopneumonia. 2n!eksi a-al biasanya timbul dalam

    -aktu $%10 minggu setelah terpapar.

    8assa jaringan baru disebut granuloma, yang berisi gumpalan basil

    yang hidup dan yang sudah mati, dikelilingi oleh makro!ag yang membentuk

    dinding.

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    4/32

    in!iltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel

    epiteloid yang dikelilingi oleh lim!osit (membutuhkan 10%$0 hari. aerah yang

    mengalami nekrosis serta jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan

    !ibroblast akan menimbulkan respons berbeda dan akhirnya membentuk

    suatu kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel (*ambang, $013.

    4. Pathway

    &embentukan tu

    "omplek primer;im!adinitis regio

    ;im!angitis lokal

    istensi abdomen8ual, munt

    2ntake nutrisKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuan tubu

    #l+eolus mengalami kons

    al+eolus*agian tengah nekrosis

    8embentuk jaringan keju

    Terhirup orang sehat

    Sekret keluar saat batuk

    roplet in!e)tion

    &embentukan sputum berlebihan

    Ketidak efektif bersian !alan nafas

    "angguan pertuk*atuk berat

    8enurunnya permu

    adang tahunan dibronkus

    "erusakan membra

    *erkembang menghan)urkan jaringan ikat sekitar

    *atuk produkti! (batuk terus menerus

    #esiko infeksi

    Tumbuh dan berkembang di

    8empengaruhi hipotalamus Sarang primer/a!ek pri8empengaruhi sel point

    ipotermi

    nyebar ke organ lain (paru lain, saluran pen)ernaan, tulang melalui media (bron)hogen per)ontinuitum, hematogen, lim!ogen

    &ertahanan primer tidak adekuat

    Sembuh sendiri tanpa pengobatan Sembuh dengan b

    Terjadi proses peradangan 8enetap di jaring

    ibersihkan oleh makro!ag

    8asuk le-at jalanroplet in!e)tion

    Sembuh tanpa pengobatan

    "eluar dari tra)heobion)hial bersama se)ret

    &engeluaran >at pirogen

    8enempel pada p

    8i)roba)terium tuberkulosa

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    5/32

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    6/32

    Tanda dan gejala T* paru menurut #rdiyansyah, $01$ ?

    a. Sistemik ? 8alaise, anoreksia, berat badan menurun, dan keluar

    keringat malam.

    b. #kut ? emam tinggi, seperti !lu dan menggigil.

    c. 8ilier ? emam akut, sesak na!as, dan sianosis (kulit kuning

    d. espiratorik ? *atuk lama lebih dari dua minggu, sputum yang mukoid

    atau mukopurulen, nyeri dada, batuk darah, dan gejala lain.

    *ila ada tanda%tanda penyebaran ke organ lain, seperti

    pleura, akan terjadi nyeri pleura, sesak na!as, ataupun

    gejala meningeal (nyeri kepala, kuku kuduk, dan lain

    sebagainya.

    6. Pemeriksaan Penun!ang

    Somantri irman ($00' pemeriksaan tuberkulosis paru yaitu?

    a. "ultur sputum? menunjukkan hasil positi! untuk Mycobacterium

    tuberculosispada stadium akti!.

    b. Ziehl Neelsen (cid!"ast #taind applied to smear o" body "luid? positi!

    untuk bakteri tahan asam (*T#.

    c. #$in test(&&, 8antouA, Tine, Bollmer &at)h? reaksi positi! (area indurasi

    10mm atau lebih, timbul 4%$ jam setelah injeksi antigen intradermal

    mengindikasi in!eksi lama dan adanya antibodi tetapi tidak

    mengindikasikan penyakit sedang akti!.

    d. Coto rontgen dada (chest %!ray? dapat memperlihatkan in!iltrasi ke)il

    pada lesi a-al di bagian paru%paru bagian atas, deposit kalsium pada lesi

    primer yang membaik atau )airan pada e!usi. &erubahan

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    7/32

    mengindikasikan T* yang lebih berat, dapat men)akup area berlubang

    dan !ibrosa.

    e. @istologi atau kultur jaringan (termasuk kumbah lambung, urine dan SC,

    serta biopsi kulit? menunjukkan hasil positi! untuk Mycobacterium

    tuberculosis.

    f. Needle biopsi o" lung tissue? positi! untuk gruloma T*, adanya sel%sel

    besar yang mengindikasikan nekrosis.

    g. Dlektrolit? mungkin abnormal, bergantung pada lokasi dan beratnya

    in!eksi, misalnya hiponatremia mengakibatkan retensi air, mungkin

    ditemukan pada T* paru kronik lanjut.

    h. #*

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    8/32

    1) &emeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap indi+idu yang

    bergaul erat dengan penderita tuber)ulosis paru *T# positi!.

    &emeriksaan meliputi tes tuber)ulin, klinis, dan radiologis. *ila tes

    tuber)ulin positi!, maka pemeriksaan radiologis !oto thoraks di ulang

    pada 6 dan 1$ bulan mendatang. *ila masih negati+e berikan *id ( 2:@

    2) #kti+itas sterilisasi, terhadap the persisters( bakteri semidormant

    a) Dkstraseluler, jenis obat yang di gunakan ialah i!ampisin dan

    2sonia>id

    b) 2ntraseluler, untuk slo'ly gro'ing bacillidi gunakan i!ampisin dan

    2sonia>id. Gntuk (ery slo'ly gro'ing bacilli, di gunakan

    pirani>amid ( E .

    c) #kti+itas bakteriostatis, obat%obatan yang mempunyai akti+itas

    bakteriostasis terhadap bakteri tahan asam.

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    10/32

    d) Dkstraseluler, jenis obat yang di gunakan ialah Dtambutol (D,

    asam para%amino salisilik (S, dan sikloserine.

    e) 2ntraseluler, kemungkinan masih dapat dimusnahkan oleh

    2sonia>id dalam keadaan telah terrjadi resistensi sekunder.

    &engobatan tuber)ulosis terbagi menjadi dua !ase yaitu !ase intensi!

    ($%3 bulan dan !ase lanjutan (4% bulan. &aduan obat yang di gunakan

    terdiri atas obat utama dan obat tambahan. enis obat utama yang di

    gunakan sesuai dengan rekomendasi H@F adalah i!ampisin, 2sonia>id,

    &ira>inamid, Streptomisin, dan Dtambutol (epkes 2, $004.

    Gntuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih

    dahulu berdasarkan lokasi T*,berta ringannya penyakit, hasil pemeriksaan

    bakteriologi, asupan sputum,dan ri-ayat pengobatan sebagai )irectly

    *bser(ed Treatment #hort +ourse FTS.

    FTS yang direkomendasikan oleh H@F terdiri atas lima komponen,

    yaitu?

    a. #danya komitmen politis berupa dukungan para pengambil keputusan

    dalam penanggulangan T*.

    b. iagnosis T* melalui pemeriksaan sputumse)ara mikrokoskopik

    langsung, sedangkan pemeriksaan penunjang lainnya seperti

    pemeriksaan radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan

    yang memiliki sarana tersebut.

    c. &engobatan T* dapat paduan F#T jangka pendek di ba-ah penga-asan

    langsung oleh penga-as 8enelan Fbat (&8F, khusunhya dalam dua

    bulan pertama di mana penderita harus minum obat setiap hari.

    d. "esinambungan ketersediaan paduan F#T jangka pendek yang )ukup.

    e. &en)a)atan dan pelaporan yang baku.

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    11/32

    Gntuk program nasional pemberantasan T* paru, Hho menganjurkan

    paduan obat sesuai dengan kategori penyakit. "ategori didasarkan pada

    urutan kebutuhan pengobatan dalam program untuk itu, penderita dibagi

    dalam empat kategori sebagai berikut.

    a. "ategori 2

    Gntuk kasus dengan sputum positi! dan penderita dengan sputum

    negati!. imulai dengan !ase $ @ES(D obat diberikan setiap hari selama

    dua bulan. *ila setelah $ bulan sputum menjadi negati! dilanjutkan

    dengan !ase lanjutan, bila setelah $ bulan masih tetap positi! maka !ase

    intensi! diperpanjang $%4 minggu, kemudian dilanjutkan tanpa melihat

    sputum positi! atau negtai!. Case lanjutannya adalah 4@16 atau 4@33

    diberikan selama 6% bulan sehingga total penyembuhan %' bulan.

    b. "ategori 22

    "ategori 22 untuk kasus kambuh atau gagal dengan sputum tetap

    positi!. Case intensi! dalam bentuk $@EDS%1@ED, bila setelah !ase

    itensi! sputum negati! dilanjutkan !ase lanjutan. *ila dalam 3 bulan sputum

    masih positi! maka !ase intensi! diperpanjang 1 bulan dengan @ED

    (Fbat sisipan. Setelah 4 bulan sputum masih positi! maka pengobtan

    dihentikan $%3 hari. "emudian periksa biakan dan uji resisten lalu

    diteruskan pengobatan !ase lanjutan.

    c. "ategori 222

    untuk kasus dengan sputum negati! tetapi kelainan parunya tidak

    luas dan kasus tuberkulosis luar paru selain yang disebut dalam kategori

    2, pengobatan yang diberikan adalah

    $@E/6 @D,

    $@E/4 @,

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    12/32

    $@E/4 @33

    d. "ategori 2B

    "ategori ini untuk tuberkulosis kronis. &rioritas pengobatan rendah

    karena kemungkinan pengobatan ke)il sekali. :egara kurang mampu dari

    segi kesehatan masyarakat dapat diberikan @ saja seumur hidup,

    sedangkan negara maju pengobatan se)ara indi+idu dapat di)oba

    pemberian obat lapis $ seperti Iuinolon, Dthioamide, Sikloserin,

    #mikasin, "anamisin, dan sebagainya.

    8. Komplikasi

    8enurut 8uhamad #rdiansyah ($01$ komplikasi pada Tb paru terbagi

    menjadi dua, yaitu ?

    a. "omplikasi ini

    1) &leuritis,

    2) D!usi pleura,

    3) Dmpiema,

    4) ;aringitis, dan

    5) T* usus.

    b. "omplikasi ;anjut

    1) Fbstruksi jalan napas,

    2) "or pulmonale

    3) #miloidosis,

    4) "arsinoma paru, dan

    5) Sindrom gagal napas.

    B. Konsep Asuan Kepera$atan Pada Pasien dengan Tuberkulosis Paru

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    13/32

    "onsep asuhan kepera-atan T* paru menurut (8utta9in ari!, $00

    1. Pengka!ian

    a. "eluhan utama

    Tuberkulosis sering dijuluki The great imitator, yaitu suatu penyakit

    yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain, yang juga

    memberikan gejala umum serupa (seperti lemah dan demam. &ada

    sejumlah pasien, gejala yang timbul tidak jelas bahkan kadang%kadang

    tanpa gejala (asimtomatik, sehingga sering diabaikan. "eluhan yang

    sering menyebabkan pasien T* paru meminta pertolongan dari tim

    kesehatan dapat menjadi dua golongan, yaitu keluhan respiratoris dan

    keluhan sistemis.

    1) "eluhan espiratoris

    a) *atuk

    "eluhan batuk timbul paing a-al dan merupakan gangguan

    yang paling sering dikeluhkan. &era-at harus menanyakan apakah

    keluhan batuk bersi!at nonprodukti!, produkti!, ataukah sputum

    ber)ampur darah.

    b) *atuk arah

    "eluhan batuk darah pada pasien T* paru selalu menjadi

    alasan utama untuk meminta pertolongan kesehatan. @al ini

    disebabkan rasa takut pasien pada darah yang keluar dari jalan

    napas. &era-at harus menanyakan seberapa banyak darah yang

    keluar (apakah hanya berupa blood strea$/berupa garis atau

    ber)ak%ber)ak darah.

    c) Sesak :apas

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    14/32

    "eluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah

    meluas atau karena ada hal%hal lain yang memperberat kondisi

    paru%paru pasien.

    d) :yeri ada

    :yeri dada pada T* paru termasuk nyeri pleuritik ringan. a.

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    15/32

    kerusakan jaringan. *atuk akan timbul apabila proses penyakit telah

    melibatkan bronkus, di mana terjadi iritasi bronkus. #kibat adanya

    peradangan pada bronkus, batuk akan menjadi produkti! (berdahak, yang

    berguna untuk membuang produk ekskresi peradangan dengan sputum

    (dahak yang bersi!at mukoid atau purulen.

    &asien T* paru juga sering menderita batuk darah. #danya batuk

    darah ini sering kali menimbulkan ke)emasan pada diri pasien, karena

    batuk darah sering dianggap sebagai suatu tanda dari beratnya penyakit

    yang diidapnya. "ondisi seperti ini seharusnya tidak terjadi jika pera-at

    dapat memberikan pelayanan kepera-atan yang baik pada pasien dengan

    memberikan penjelasan tentang kondisi yang sedang terjadi pada dirinya.

    ika kaluhan utama atau yang menjadi alasan pasien meminta

    pertolongan kesehatan adalah sesak napas, maka pera-at perlu

    mengarahkan atau menegaskan pertanyaan untuk membedakan antara

    sesak napas yang disebabkan oleh T* paru biasanya disertai gejala%

    gejala berat. @al ini bisa disebabkan tingkat kerusakan parenkim paru

    yang sudah meluas atau karena ada hal%hal yang menyertainya, seperti

    e!usi pleura, pneumothoraks, anemia, dan lain%lain. Gntuk memudahkan

    pera-at dalam mengkaji keluhan sesak napas, maka sesak napasini

    dapat dibedakan lagi sesuai tingkat klasi!ikasi sesak (#rdiansyah,$01$.

    c. i-ayat &enyakit ahulu

    &engkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji apakah

    sebelumnya pasien pernah menderita T* paru, -aktu ke)il pernah

    mengalami keluhan batuk dalam -aktu lama, tuberkulosis dari orang lain,

    pembesaran getah bening, dan penyakit lain yang dapat memperberat T*

    paru (seperti diabetes mellitus. Tanyakan pula mengenai obat%obat yang

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    16/32

    biasa diminum oleh pasien di masa lalu yang masih rele+an. Fbat%obat ini

    meliputi obat F#T dan antitusi!. atat adanya e!ek samping yang mungkin

    timbul di masa lalu.

    Tanyakan pula sekiranya ada alergi yang timbul. Sering kali, pasien

    menga)aukan antara suatu jenis alergi dengan e!ek samping obat. "aji

    lebih dalam tentang seberapa jauh penurunan berat badan (** pasien

    dalam enam bulan terakhir. &enurunan berat badan pasien dengan T*

    paru berhubungan erat dengan proses penyembuhan penyakit serta

    adanya anoreksia dan mual yang sering disebabkan karena meminum

    F#T (#rdiansyah,$01$.

    d. i-ayat &enyakit "eluarga

    Se)ara petologi, T* paru tidak diturunkan. Tetapi, pera-at perlu

    menanyakan apakah penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga

    lainnya sebagai !aktor predisposisi penularan di dalam rumah

    (#rdiansyah,$01$.

    e. &emeriksaan Cisik

    &emeriksaan !isik pada pasien T* paru menurut #rdiansyah, $01$ ?

    1) "eadaan Gmum dan Tanda%Tanda Bital

    "eadaan umum pasien T* paru dapat dilihat se)ara selintas

    dengan menilai keadaan !isik tiap bagian tubuh. Selain itu, perlu juga

    dinilai se)ara umum tentang kesadaran pasien yang terdiri atas

    compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporkoma, atau koma.

    Seorang pera-at perlu mempunyai pengalaman dan pengetahuan

    tentang konsep anatomi !isiologi umum, sehingga dengan )epat dapat

    menilai keadaan umum, kesadaran, dan pengukuran

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    17/32

    karena kondisi +ital ini mensyaratkan ke)epatan dan ketepatan

    penilaian.

    *iasanya, hasil pemeriksaan tanda%tanda +ital dari pasien T*

    paru menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh se)ara signi!ikan,

    !rekuensi napas meningkat apabila disertai sesak napas, denyut nadi

    biasanya juga meningkat seirama denga peningkatan suhu tubuh dan

    !rekuensi pernapasan, serta tekanan darah biasanya sesuai dengan

    adanya penyakit penyulit (seperti hipertensi.

    2) &engkajian psiko%sosio%spiritual

    &engkajian psikologis pasien meliputi beberapa dimensi yang

    memungtkinkan pera-at memperoleh persepsi yang jelas mengenai

    status emosi, kogniti!, dan prilaku pasien. &era-at mengumpulkan

    data hasil pemeriksaan pasien tentang kapasitas !isik dan

    intelektualnya saat ini. ata ini penting untuk menentukan tingkat

    perlu%tidaknya pengkajian psikososio%spiritual yang saksama. &ada

    kondisi klinis, pasien dengan T* paru sering mengalami

    ke)emasanbertingkat sesuai dengan keluhan yang dialaminya.

    &era-at juga perlu menanyakan kondisi pemukiman tempat

    pasien bermukim. @al ini penting, mengingat T* paru sangat rentan

    dialami oleh mereka yang tinggal dipemukiman yang padat dan

    kumuh. &erlu diketahui bah-a populasi bakteri T* paru lebih mudah

    hidup dan berkembangbiak di tempat yang kumuh dan +entilasi yang

    buruk dan pen)ahayaan sinar matahari yang kurang.

    T* paru merupakan penyakit yang pada umumnya menyerang

    masyarakat miskin. @al ini karena golongan masyarakat )enderung

    tidak sanggup meningkatkan daya tahan tubuh nonspesi!ik dan

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    18/32

    keterbatasan dalam mengkonsumsi makanan bergi>i. Selain itu, juga

    karena ketidaksanggupan mereka untuk membeli obat. 2ni semua

    masih diperparah lagi dengan !aktor kemiskinan yang membuat setiap

    indi+idu diharuskan bekerja se)ara !isik, sehingga memoersulit proses

    penyembuhan penyakitnya.

    &asien T* paru kebanyakan berpendidikan rendah,akibatnya

    mereka tidak menyadari bah-a penyembuhan penyakit dan menjaga

    kesehatan merupakan hal yang penting. &endidikan yang rendah

    sering menyebabkan seseorang tidak dapat meningkatkan

    kemampuannya untuk men)apai tara! hidup yang baik. &adaal tara!

    hidup yang baik amat dibutuhkan untuk penjagaan kesehatan se)ara

    umum dan dalam menghadapi in!eksi.

    f. ata asar &engkajian &asien

    ata%data dasarpengkajian pada pasien T* paru menurut 8utta9in,$00 ?

    1) #kti+itas/2stirahat

    a)

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    19/32

    (3) #danya/!aktor stress lama,

    (4) 8asalah keuangan dan rumah tangga,

    (5) &erasaan tak berdaya/tak ada harapan, serta

    (6) *iasa terjadi di bangsa #merika asli atau imigran dari

    #merika Tengah, #sia Tenggara, dan suku 2ndian.

    b) Tanda ?

    (1) 8enyangkal (khususnya selama tahap dini, dan

    (2) "e)emasan berlebihan, ketakutan, serta mudah marah.

    3) 8akanan/airan

    a)

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    20/32

    a)

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    21/32

    a)

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    22/32

    d. @ipotermi berhubungan dengan proses peradangan.

    e. esiko in!eksi berhubungan dengan mikroorganisme purulen.

    3. Inter&ensi Kepera$atan

    8enurut #min, @ardhi ($013

    :o iagnosa :F :2 asional

    1. "etidake!ekti!an

    bersihan jalan

    napasberhubunga

    n dengan

    bronkospasme,

    penumpukan

    sekret

    a. Respiratory status

    :Ventilation

    b. Respiratory status :

    Airway patency

    Setelah dilakukan

    tindakan kepera-atan

    diharapkan pasien dengan

    kriteria hasil?

    "lien menyatakan bah-a

    batuk berkurang/hilang,

    tidak ada sesak dan se)ret

    berkurang.

    Suara na!as normal

    (+esi)ular

    Crekuensi na!as 16 $0

    A/menit (de-asa.

    Tidak ada dispnea.

    Airway Management

    a. Guidance8onitor respirasi dan

    status F$

    b. #upport1. *erikan

    bronkodilator

    2. *erikan posisi high

    !o-ler/semi!o-ler

    c. Teaching1. #jarkan pasien

    melakukan teknik

    na!as dalam dan

    batuk e!ekti!

    2. #njurkan minum air

    hangat jika tidak

    ada kontraindikasi

    d. )e(elopment

    en(ironment

    1. "ontrol lingkungan

    untuk sirkulasi

    udara yang adekuat

    e. +ollaboration

    1. "olaborasi

    8engetahui ada

    tidaknya perbaikan

    respirasi/ na!as

    spontan.

    8eningkatkan/me

    mperlebar saluran

    udara (bronkus.

    8eningkatkan

    ekspansi paru,

    +entilasi maksimal

    dan peningkatan

    gerakan sekret. *atuk e!ekti!

    membantu

    pengeluaran

    sputum, napas

    dalam membantu

    +entilasi maksimal.

    #ir hangat akan

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    23/32

    pemberian obat

    sesuai indikasi

    F#T, #gen

    mukolitik,

    bronkodilator dan

    kortikosteroid.

    mempermudah

    mengen)erkan

    mukus melalui

    proses konduksi.

    8embantu

    memaksimalkan

    respirasi

    8enurunkan

    keakti!an dari

    mikroorganisme,

    mengen)erkan

    dahak,

    memperlebar/meni

    ngkatkan saluran

    udara (bronkus.

    $.

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    24/32

    na!as yang bersih,

    tidak ada sianosis dan

    dyspneu (mampu

    mengeluarkan sputum,

    mampu berna!as

    dengan mudah, tidak

    ada pursed lips

    3. Tanda%tanda +ital

    dalam rentang normal

    3. *erikan F$c. Teaching

    1. #njurkan untuk

    mengeluarkan

    napas dengan

    mulut, terutama

    pada pasien

    !ibrosis atau

    kerusakan

    parenkim.

    2. #njurkan untuk

    bedrest

    d. )e(elopment

    en(ironment

    1. "ontrol lingkungan

    untuk sirkulasi

    udara yang

    adekuat.

    e. +ollaboration1. "olaborasi

    pemberian obat

    sesuai indikasi

    F#T, #gen

    mukolitik dan

    bronkodilator

    nekrosis, e!usi

    pleura, dan

    meluasnya !ibrosis

    dengan gejala

    distress

    pernapasan.

    8eningkatkan

    ekspansi paru,

    +entilasi maksimal

    dan peningkatan

    gerakan sekret.

    8eningkatkan/me

    mperlebar saluran

    udara (bronkus.

    8embantu

    mengoreksi

    hipoksemia yang

    terjadi sekunder

    hipo+entilasi dan

    penurunan

    permukaan

    al+eolar paru.

    8eningkatkan

    resistensi aliran

    udara untuk

    men)egah kolaps

    jalan napas.

    8engurangi

    konsumsi oksigen

    pada periode

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    25/32

    respirasi.

    8embantu

    memaksimalkan

    respirasi.

    8enurunkan

    keakti!an dari

    mikroorganisme,

    mengen)erkan

    dahak,

    memperlebar/meni

    ngkatkan saluran

    udara (bronkus.

    3. "etidakseimbanga

    n nutrisi kurang

    dari kebutuhan

    tubuh

    berhubungan

    dengan dyspneu.

    a. Nutrional status :

    Food and Fluid

    intae

    b. Nutrional status :

    Nutrient intae

    c. !eight control

    Setelah dilakukan

    tindakan kepera-atan

    diharapkan pasien dengan

    kriteria hasil?

    1. #danya peningkatan

    berat badan sesuai

    dengan tujuan

    2. 8ampu

    mengidenti!ikasi

    kebutuhan nutrisi

    3. Tidak ada tanda%tanda

    malnutrisi

    4. 8enunjukkan

    peningkatan !ungsi

    Nutrition Management

    a. Guidance1. 8onitor adanya

    penurunan berat

    badan

    2. "aji adanya alergi

    makanan

    b. #upport1. *erikan makanan

    yang terpilih

    (sudah

    dikonsultasikan

    dengan ahli gi>i2. *erikan pera-atan

    mulut sebelum dan

    sesudah tindakan

    perna!asan

    c. Teaching1. #njurkan pasien

    untuk

    meningkatkan

    "ontrol perubahan

    status berat badan

    untuk memilih

    inter+ensi yang

    tepat.

    8empermudah

    untuk memilih

    makanan yang

    tepat tanpa

    kontraindikasi.

    8eren)anakan

    ke)ukupan

    kebutuhan nutrisi

    pasien.

    8enurunkan rasa

    tidak enak karena

    sisa sputum atau

    obat yang

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    26/32

    penge)apan dari

    menelan

    asupan mineral

    dan +itamin

    2. orong makanan

    sedikit dan sering

    dengan makanan

    tinggi protein dan

    karbohidrat.

    d. )e(elopment

    en(ironment

    1. 8onitor lingkungan

    selama makan

    2. iptakan

    lingkungan yang

    nyaman dan

    bersih

    e. +ollaboration1. "olaborasi dengan

    ahli gi>i untuk

    menentukan

    jumlah kalori dan

    nutrisi yang

    dibutuhkan pasien.

    merangsang pusat

    muntah.

    8en)ukupi

    kebutuhan nutrisi

    pasien.

    8emaksimalkan

    masukan nutrisi

    tanpa kelemahan

    yang tidak perlu

    atau kebutuhan

    energi dari makan

    makanan.

    &astikan

    lingkungan

    kondusi! dan

    bersih. "ondisi ini

    dapat

    menstimulasi

    na!su makan

    pasien.

    8emberikan

    kenyamanan bagi

    pasien untuk

    makan.

    8enentukan

    kebutuhan nutrisi

    yang tepat bagi

    pasien.

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    27/32

    4. @ipotermi

    berhubungan

    dengan proses

    peradangan.

    "hermoregulationSetelah dilakukan

    tindakan kepera-atan

    diharapkan pasien dengan

    kriteria hasil?

    1. Suhu tubuh kembali

    dalam rentang normal

    2. :adi dan respirasi

    dalam rentang normal

    3. Tidak ada perubahan

    -arna kulit dan tidak

    ada pusing

    Fever treatment

    a. Guidance

    1. 8onitor suhu

    sesering mungkin

    b. #upport1. "ompres hangat

    pasien pada aksila

    2. Selimuti pasienc. Teaching

    1. #jarkan pada

    pasien )ara

    men)egah

    keletihan akibat

    panas

    d. )e(elopment

    en(irontment

    1. Tingkatkan

    sirkulasi udara

    e. +ollaboration1. "olaborasi dengan

    dokter dalam

    pemberian terapi

    anti piretik

    8emantau adanya

    peningkatan atau

    penurunan suhu

    badan.

    8erangsang pusat

    pengatur suhu di

    medulla untuk

    menurunkan

    panas.

    8en)egah

    hilangnya panas

    pada pasien jika

    hipotermi.

    8eningkatkan

    pengetahuan

    pasien untuk

    penanganan

    pertama.

    Sirkulasi udara

    dapat

    mempengaruhi

    peningkatan dan

    penurunan suhu.

    Fbat anti piretik

    ber!ungsi untuk

    menurunkan

    panas

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    28/32

    5. esiko in!eksi

    berhubungan

    dengan

    mikroorganisme

    purulen.

    #n$ection %ontrolRis %ontrolSetelah dilakukan

    tindakan kepera-atan

    diharapkan tidak terjadi

    penularan in!eksi dengan

    kriteria hasil ?

    1. 8enunjukkan

    kemampuan untuk

    men)egah timbulnya

    in!eksi

    2. 8enunjukkan perilaku

    hidup sehat

    a. Guidance1. "aji tindakan

    kontrol in!eksi

    sementara

    b. #upport1. Tekankan

    pentingnya tidak

    menghentikan

    terapi obat

    c. Teaching

    1. #njurkan pasien

    untuk batuk/bersin

    menutup mulut

    atau

    menggunakan tisu

    atau masker dan

    menghindari

    meludah

    sembarangan.

    d. )e(elopment

    en(ironment

    1. 2denti!ikasi

    lingkungan, orang

    sekitar yang

    beresiko terin!eksi.

    e. +ollaboration1. "olaborasi dalam

    pemberian agen

    anti in!eksi/F#T

    8engetahui

    perilaku pasien

    dalam

    penggunaan

    masker atau

    isolasi

    pernapasan.

    utin dalam

    mengonsumsi obat

    sangat penting

    untuk men)egah

    resistensi kuman

    terhadap obat.

    "epatuhan dalam

    perilaku dapat

    men)egah

    terjadinya in!eksi

    kuman T*.

    &enularan dapat

    terjadi

    dilingkungan

    sekitar pada

    keluarga, sahabat

    karib/teman.

    F#T ber!ungsi

    menghambat

    pertumbuhan atau

    membunuh

    mikroorganisme /

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    29/32

    kuman T*.

    4. Implementasi Kepera$atan

    2mplementasi merupakan tahap keempat dari proses kepera-atan yang

    dimulai setelah pera-at menyusun ren)ana kepera-atan. 2mplementasi

    kepera-atan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pera-at

    untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status

    kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan

    (&otter = &erry, $00'.

    5. E&aluasi

    D+aluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

    kepera-atan yang menandakan seberapa jauh diagnosa, ren)ana dan

    pelaksanaannya berhasil. Tujuan e+aluasi adalah melihat kemampuan klien

    dalam men)apai tujuan (8auli>a, $005.

    *entuk !ormat e+aluasi ada beberapa bentuk yang dapat digunakan

    pera-at untuk mengidenti!ikasi dan mengatasi masalah pasien, antara lain?

    a. SF#&

    Cormat SF#& umumnya digunakan untuk e+aluasi !ormati! pasien.

    S ? #ubjecti(e(pernyataan atau keluhan dari pasien

    F ? *bje$ti(e(data yang diobser+asi oleh pera-at

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    30/32

    # ?nalisys(kesimpulan dari objekti! dan subjekti!

    & ? -lanning(tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis.

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    31/32

    C. Kerangka Teori

  • 7/26/2019 TB PARU BAB II

    32/32

    D. Pertanyaan Penelitian

    1. *agaimana gambaran pengkajian kepera-atan pada pasien dengan T*

    paru di umah Sakit Gmum St.Bin)entius Singka-ang Tahun $016K

    2. *agaimana gambaran diagnosa kepera-atan pada pasien dengan T* paru

    di umah Sakit Gmum St.Bin)entius Singka-ang Tahun $016K

    3. *agaimana gambaran inter+ensi kepera-atan pada pasien dengan T* paru

    di umah Sakit Gmum St.Bin)entius Singka-ang Tahun $016K

    4. *agaimana gambaran implementasi kepera-atan pada pasien dengan T*

    paru di umah Sakit Gmum St.Bin)entius Singka-ang Tahun $016K

    5. *agaimana hasil gambaran implementasi e+aluasi kepera-atan pada pasien

    dengan T* paru di umah Sakit Gmum St.Bin)entius Singka-ang Tahun

    $016K