Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

23
TINJAUAN PUSTAKA OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS 1.1 DEFINISI Otitis media supuratif kronik (OMSK) ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. Otitis media supuratif kronis merusak jaringan lunak pada telinga tengah dapat juga merusak tulang dikarenakan terbentuknya jaringan patologik sehingga sedikit sekali / tidak pernah terjadi resolusi spontan. Otitis media supuratif kronis terbagi antara benigna dan maligna, maligna karena terbentuknya kolesteatom yaitu epitel skuamosa yang bersifat osteolitik. Penyakit OMSK ini biasanya terjadi perlahan-lahan dan penderita datang dengan gejala-gejala penyakit yang sudah lengkap dan morbiditas penyakit telinga tengah kronis ini dapat berganda, gangguan pertama berhubungan dengan infeksi telinga tengah yang terus menerus ( hilang timbul ) dan gangguan kedua adalah kehilangan fungsi pendengaran yang disebabkan kerusakan mekanisme hantaran suara dan kerusakan konka karena toksisitas atau perluasan infeksi langsung. 1.2 ETIOLOGI DAN PATOGENESIS 1

description

omsk

Transcript of Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

Page 1: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

TINJAUAN PUSTAKA

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

1.1 DEFINISI

Otitis media supuratif kronik (OMSK) ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan

perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang

timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. Otitis media supuratif kronis

merusak jaringan lunak pada telinga tengah dapat juga merusak tulang dikarenakan terbentuknya

jaringan patologik sehingga sedikit sekali / tidak pernah terjadi resolusi spontan.

Otitis media supuratif kronis terbagi antara benigna dan maligna, maligna karena

terbentuknya kolesteatom yaitu epitel skuamosa yang bersifat osteolitik.

Penyakit OMSK ini biasanya terjadi perlahan-lahan dan penderita datang dengan gejala-

gejala penyakit yang sudah lengkap dan morbiditas penyakit telinga tengah kronis ini dapat

berganda, gangguan pertama berhubungan dengan infeksi telinga tengah yang terus menerus

( hilang timbul ) dan gangguan kedua adalah kehilangan fungsi pendengaran yang disebabkan

kerusakan mekanisme hantaran suara dan kerusakan konka karena toksisitas atau perluasan

infeksi langsung.

1.2 ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Penyebab terbesar otitis media supuratif kronis adalah infeksi campuran bakteri dari

meatus auditoris eksternal , kadang berasal dari nasofaring melalui tuba eustachius saat infeksi

saluran nafas atas. Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal termasuk

Staphylococcus, Pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan Aspergillus. Organisme dari

nasofaring diantaranya Streptococcus viridans (Streptococcus A hemolitikus, Streptococcus B

hemolitikus) dan Pneumococcus.

Suatu teori patogenesis mengatakan terjadinya otititis media nekrotikans akut menjadi

awal penyebab OMSK yang merupakan hasil invasi mukoperiosteum organisme yang virulen,

terutama berasal dari nasofaring terbesar pada masa kanak-kanak, atau karena rendahnya daya

tahan tubuh penderita sehingga terjadinya nekrosis jaringan akibat toksin nekrotik yang

1

Page 2: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

dikeluarkan oleh bakteri kemudian terjadi perforasi pada membran timpani setelah penyakit akut

berlalu membran timpani tetap berlubang atau sembuh dengan membran atrofi.

Pada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk terjadinya OMSK adalah tuba

eustachius, telinga tengah dan sel-sel mastoid. Faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga

tengah supuratif menjadi kronis sangat majemuk, antara lain adalah gangguan fungsi tuba

eustachius yang kronis akibat infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang obstruksi

anatomik tuba eustachius parsial atau total, perforasi membran timpani yang menetap, terjadinya

metaplasia skuamosa/perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah, obstruksi

terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid, terdapat daerah dengan skuester atau otitis

persisten di mastoid, faktor konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atau perubahan

mekanisme pertahanan tubuh.

1.3 PATOLOGI

OMSK lebih merupakan penyakit kekambuhan daripada menetap, keadaan ini lebih

berdasarkan waktu dan stadium daripada keseragaman gambaran patologi, ketidakseragaman ini

disebabkan oleh proses peradangan yang menetap atau kekambuhan disertai dengan efek

kerusakan jaringan, penyembuhan dan pembentukan jaringan parut secara umum gambaran yang

ditemukan adalah terdapat perforasi membran timpani dibagian sentral, ukuran bervariasi dari 20

% luas membran timpani sampai seluruh membrane dan terkena dibagian-bagian dari annulus.

Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit. Dalam periode tenang akan nampak normal kecuali

infeksi telah menyebabkan penebalan atau metaplasia mukosa menjadi epitel transisional.

Jaringan tulang-tulang pendengaran dapat rusak/tidak tergantung pada berat infeksi sebelumnya.

Mastoiditis pada OMSK paling sering berawal pada masa kanak-kanak, pneumatisasi

mastoid paling aktif antara umur 5-14 tahun. Proses ini saling terhenti oleh otitis media yang

sering. Bila infeksi kronis terus berlanjut mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran

mastoid berkurang. Antrum menjadi lebih kecil dan penumatisasi terbatas hanya ada sedikit sel

udara saja sekitar antrum.

2

Page 3: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

1.4 TANDA, GEJALA DAN DIAGNOSIS

1. OMSK TIPE BENIGNA

Gejalanya berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk, ketika

pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan

penggunaan antibiotic lokal biasanya cepat menghilang, discharge mukoid dapat konstan

atau intermitten. Gangguan pendengaran konduktif selalu didapat pada pasien dengan

derajat ketulian tergantung beratnya kerusakan tulang-tulang pendengaran dan koklea

selama infeksi nekrotik akut pada awal penyakit.

Perforasi membran timpani sentral sering berbentuk seperti ginjal tapi selalu

meninggalkan sisa pada bagian tepinya . Proses peradangan pada daerah timpani terbatas

pada mukosa sehingga membran mukosa menjadi berbentuk garis dan tergantung derajat

infeksi membran mukosa dapat tipis dan pucat atau merah dan tebal, kadang suatu polip

didapat tapi mukoperiosteum yang tebal dan mengarah pada meatus menghalangi

pandangan membran timpani dan telinga tengah sampai polip tersebut diangkat .

Discharge terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba eustachius yang mukoid

dan setelah satu atau dua kali pengobatan lokal bau busuk berkurang. Cairan mukus yang

tidak terlalu bau datang dari perforasi besar tipe sentral dengan membran mukosa yang

berbentuk garis pada rongga timpani merupakan diagnosa khas pada OMSK tipe benigna.

2. OMSK TIPE MALIGNA DENGAN KOLESTEATOM

Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau

dan berwarna kuning abu-abu, kotor, purulen dapat juga terlihat keping-keping kecil,

berwarna putih mengkilat.

Gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat terbentuknya kolesteatom

bersamaan juga karena hilangnya alat penghantar udara pada otitis media nekrotikans

akut. Selain tipe konduktif dapat pula tipe campuran karena kerusakan pada koklea yaitu

karena erosi pada tulang-tulang kanalis semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom.

3

Page 4: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

1.5 PENATALAKSANAAN

Prinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konservatif atau dengan medika mentosa. Bila

sekret yang keluar terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3 %

selama 3 – 5 hari. Setelah sekret berkurang terapi dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang

mengandung antibiotik dan kortikosteroid, kultur dan tes resistensi penting untuk perencanaan

terapi karena dapat terjadi strain-strain baru seperti pseudomonas atau pyocyaneous.

Infeksi pada kolesteatom sukar diobati sebab kadar antibiotic dalam kantung yang

terinfeksi tidak bisa tinggi. Pengangkatan krusta yang menyumbat drainage sangat membantu.

Granulasi pada mukosa dapat diobati dengan larutan AgNo3 encer ( 5 -100 %) kemudian

dilanjutkan dengan pengolesan gentian violet 2 %. Untuk mengeringkan sebagai bakterisid juga

berguna untuk otitis eksterna dengan otorhea kronik.

Cara terbaik mengangkat polip atau massa granulasi yang besar, menggunakan cunam

pengait dengan permukaan yang kasar diolesi AgNo3 25-50 % beberapa kali, selang 1 -2 minggu.

BIla tidak dapat diatasi , perlu dilakukan pembedahan untuk mencapai jaringan patologik yang

irreversible. Konsep dasar pembedahan adalah eradikasi penyakit yang irreversible dan drainase

adekwat, rekontruksi dan operasi konservasi yang memungkinkan rehabilitasi pendengaran

sempurna pada penyakit telinga kronis.

1.6 KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

1. OMSK tipe benigna :

Omsk tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga jarang menimbulkan komplikasi,

tetapi jika tidak mencegah invasi organisme baru dari nasofaring dapat menjadi superimpose

otitis media supuratif akut eksaserbasi akut dapat menimbulkan komplikasi dengan terjadinya

tromboflebitis vaskuler.

Prognosis dengan pengobatan lokal, otorea dapat mengering. Tetapi sisa perforasi sentral

yang berkepanjangan memudahkan infeksi dari nasofaring atau bakteri dari meatus eksterna

khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membran timpani disarankan.

2. OMSK tipe maligna :

4

Page 5: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

Komplikasi dimana terbentuknya kolesteatom berupa erosi canalis semisirkularis, erosi

canalis tulang,erosi tegmen timpani dan abses ekstradural, erosi pada permukaan lateral

mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal serta

erosi pada sinus sigmoid. Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang

menjadi meningitis, abes otak, prasis fasialis atau labirintis supuratif yang semuanya fatal.

Sehingga OMSK type maligna harus diobati secara aktif sampai proses erosi tulang berhenti.

5

Page 6: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

a. Nama/Kelamin/Umur/MR : Ibu S. / Perempuan/ 59 tahun / II 000215

b. Pekerjaan/pendidikan : Ibu rumah tangga/ Tamat SMA

c. Alamat : Flamboyan

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan : Sudah menikah

b. Jumlah Anak/Saudara : 3 orang

c. Status Ekonomi Keluarga : Cukup, dimana penghasilan suami sekitar Rp 2.000.000,-

d. KB : Tidak ada

e. Kondisi Rumah :

Rumah permanen, perkarangan cukup luas, luas bangunan 80m2

Listrik ada

Sumber air : air PDAM. Air dimasak sebelum diminum.

Jamban ada 1 buah, di dalam rumah

Sampah dibuang ke TPA

Jumlah penghuni 3 orang, pasien, suami, 1 orang anak

Kesan : higine dan sanitasi baik

f. Kondisi Lingkungan Keluarga

- Pasien tinggal di lingkungan pinggir kota yang cukup padat penduduk

3. Aspek Psikologis di keluarga

- Hubungan dengan anggota keluarga lainnya baik- Faktor stress dalam keluarga tidak ada

4. Riwayat Penyakit dahulu / Penyakit Keluarga

6

Page 7: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

- Pasien mengaku pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya sewaktu kecil.

Pasien mengeluhkan pertama kali, keluar cairan dan nyeri pada telinga kanan,

kemudian berobat tapi pengobatannya tidak tuntas. Sejak 5 tahun yang lalu,

penyakit ini sering berulang.

- Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.

5. Keluhan Utama

Keluar cairan dari telinga kanan sejak ±1 minggu yang lalu.

6. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluar cairan dari telinga kanan sejak ±1 minggu yang lalu, berwarna hijau

kekuningan, kental, berbau, tidak berdarah dan terasa gatal. Awalnya telinga

kanan pasien kemasukan air ketika mandi. Setelah itu, pada malam hari, pasien

mengeluhkan telinga kanan mulai berair.

Pendengaran telinga kanan terasa semakin berkurang sejak 1 tahun yang lalu.

Awalnya dirasakan berdenging dan hilang timbul, kemudian makin lama telinga

kanan berdenging terus menerus dan menimbulkan gangguan pendengaran.

Riwayat gigi berlobang ada, sudah ada yang dicabut tetapi tidak semuanya. Sakit

gigi juga dirasakan hilang timbul.

Hidung tersumbat ada, tenggorok tidak terasa nyeri, dan tidak dirasakan susah

menelan.

Nyeri di belakang telinga tidak ada.

Suara serak tidak ada

Riwayat batuk disangkal

Riwayat demam disangkal

7. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : CMC

Nadi : 76x/ menit

7

Page 8: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

Nafas : 21x/menit

TD : 110/80 mmHg

Suhu : 37,7 oC

BB : 55 Kg

TB : 165 cm

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Kulit : Turgor kulit baik

THT : Status Lokalis THT

Dada : Paru :

Inspeksi : simetris kiri = kanan

Palpasi : fremitus kiri = kanan

Perkusi : sonor

Auskultasi : suara nafas vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Jantung

Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V

Kanan : LSD

Atas : RIC II

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)

Abdomen

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit

Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )

Perkusi : Timpani

Auskultasi : BU (+) N

Anggota gerak : reflex fisiologis +/+, reflex patologis -/-, Oedem tungkai -/-

8

Page 9: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

Status Lokalis THT :

Telinga

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Daun telinga

Kel kongenital Tidak ada Tidak ada

Trauma Tidak ada Tidak ada

Radang Tidak ada Tidak ada

Kel. Metabolik Tidak ada Tidak ada

Nyeri tarik Tidak ada Tidak ada

Nyeri tekan tragus Tidak ada Tidak ada

Dinding liang

telinga

Cukup lapang (N) Cukup lapang (N) Cukup lapang(N)

Sempit

Hiperemi Tidak Tidak

Edema Tidak ada Tidak ada

Massa Tidak ada Tidak ada

Sekret/serumen

Ada / Tidak Ada Tidak ada

Bau Berbau Tidak ada

Warna Hijau kekuningan Tidak ada

Jumlah Sedikit Tidak ada

Jenis Purulen Tidak ada

Membran timpani

Utuh

Warna - Putih mengkilat

Reflek cahaya - + (jam 7)

Bulging - Tidak ada

Retraksi - Tidak ada

Atrofi - Tidak ada

Perforasi

Jumlah perforasi 1 -

Jenis Sentral -

Kwadran -

pinggir Tidak Rata -

Tanda radang Tidak ada Tidak ada

9

Page 10: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

Mastoid

Fistel Tidak ada Tidak ada

Sikatrik Tidak ada Tidak ada

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada

Tes garpu tala

Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Schwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Weber Tidak dilakukan

kesimpulan

Audiometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Hidung

Pemeriksaan Kelainan Dektra Sinistra

Hidung luar

Deformitas Tidak ada Tidak ada

Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada

Trauma Tidak ada Tidak ada

Radang Tidak ada Tidak ada

massa Tidak ada Tidak ada

Sinus paranasal

Pemeriksaan Dekstra Sinistra

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada

Rinoskopi Anterior (Tidak dilakukan)

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Vestibulum Vibrise

Radang

Cavum nasi

Cukup lapang (N)

Sempit

Lapang

10

Page 11: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

Sekret

Lokasi

Jenis

Jumlah

Bau

Konka inferior Ukuran

Warna

Permukaan

Edema

Konka media Ukuran

Warna

Permukaan

Edema

Septum

Cukup

lurus/deviasi

Permukaan

Warna

Spina

Krista

Abses

Perforasi

Massa

Lokasi

Bentuk

Ukuran

Permukaan

Warna

Konsistensi

Mudah digoyang

Pengaruh

vasokonstriktor

Rinoskopi Posterior (tidak dilakukan)

11

Page 12: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Koana

Cukup lapang (N)

Sempit

Lapang

Mukosa

Warna

Edem

Jaringan granulasi

Konka inferior

Ukuran

Warna

Permukaan

Edem

Adenoid Ada/tidak

Muara tuba

eustachius

Tertutup sekret

Edem mukosa

Massa

Lokasi

Ukuran

Bentuk

Permukaan

Post Nasal Drip Ada/tidak

Jenis

Orofaring dan mulut

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Palatum mole +

Arkus Faring

Simetris/tidak Simetris Simetris

Warna Merah muda Merah muda

Edem - -

Bercak/eksudat - -

Dinding faring Warna hiperemis Hiperemis

Permukaan bergranul bergranul

12

Page 13: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

Tonsil

Ukuran T1 T1

Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Permukaan Licin Licin

Muara kripti Tidak melebar Tidak melebar

Detritus - -

Eksudat - -

Perlengketan

dengan pilar- -

Peritonsil

Warna

Edema

Abses

Tumor

Lokasi

Bentuk

Ukuran

Permukaan

Konsistensi

Gigi Karies/Radiks M2 atas M2,PM1 atas

Kesan Hiegene gigi dan mulut kurang baik

Lidah

Warna Merah muda Merah muda

Bentuk Normal Normal

Deviasi - -

Massa - -

Laringiskopi Indirek (tidak dilakukan)

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Epiglotis

13

Page 14: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

Ariteniod

Ventrikular band

Plica vokalis

Subglotis/trakea

Sinus piriformis

Valekula

8. Laboratorium Anjuran : darah rutin

kultur dan sensitivity test

9. Diagnosis Kerja

OMSK Susp. Tipe Benigna

10. Diagnosis Banding : -

11. Manajemen

a. Preventif :

- Hindari telinga kemasukan air ketika mandi.

- Jangan berenang karena air bisa masuk ke dalam telinga

- Tidak boleh mencongkel-congkel telinga

14

Page 15: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

- Apabila menderita demam, batuk, pilek atau sakit gigi, segera obati agar tidak

berulang penyakitnya.

b. Promotif :

- Edukasikan dan jelaskan pada pasien tentang penyakit OMSK yang merupakan

infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi gendang telinga dan cairan yang

keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul, cairan dapat encer

atau kental, bening atau berupa nanah. Awalnya bisa timbul akibat infeksi pada

daerah tenggorokan, hidung, dan gigi karena telinga bagian tengah berhubungan

dengan daerah tersebut.

- Edukasikan dan jelaskan pada pasien tentang gejala OMSK yaitu telinga berair,

nyeri telinga, bisa juga disertai vertigo, gangguan pendengaran dan komplikasi

OMSK bisa mengakibatkan tuli pendengaran dan infeksi pada otak.

- Edukasikan dan jelaskan pada pasien tentang pengobatan OMSK yang

memerlukan waktu yang lama dan bisa kambuh lagi jika pengobatan tidak teratur

dan dapat dilakukan pembedahan untuk mencegah komplikasi dan memperbaiki

pendengaran.

c. Kuratif :

- Kloramfenikol 3 % tetes telinga (2 kali sehari, 1 kali pemberian 2-3 tetes)

selama 5-7 hari

- Paracetamol tablet 500 mg (3 x 1 tablet/hari)

- CTM tablet 4 mg (3 x 1 tablet/hari)

- Amoxicillin tablet 500 mg (3 x 1 tablet/hari) selama 5 hari diminum sampai

habis.

d. Rehabilitatif :

- Kontrol teratur ke Puskesmas setelah 3 hari.

- Istirahat yang cukup di rumah.

- Dianjurkan kepada pasien untuk dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan

lebih lanjut di bagian THT-KL.

15

Page 16: Case Report Session - OMSK Tipe Benigna

16

Dinas Kesehatan Kodya PadangPuskesmas Padang Pasir

Dokter : Mohd Ekhwan Bin DarusTanggal : 28 April 2014

R/ Kloramfenikol 3 % fls No. IS 2 dd gtt III £

R/ Paracetamol tab 500 mg No. XSprn ( Max: 3 tablet) £

R/ CTM tab 4 mg No. XS 3 dd tab 1 £

R/ Amoxicillin tab 500 mg No. XVS 3 dd tab 1 £

Pro : Ibu. SUmur : 59 tahunAlamat : Flamboyan, Padang.