bab 3 tumor fr

download bab 3 tumor fr

of 24

Transcript of bab 3 tumor fr

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    1/24

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Anatomi dan Fisiologi

    Traktus uvea adalah kompartemen vaskular utama mata, terdiri dari

    tiga bagian, yaitu iris, badan silier (terletak di uvea anterior) dan koroid

    (terletak di uvea posterior). Secara embriologis berasal dari mesoderm

    dan neural crest .1,2,6

    Gambar 1. Topogra i uvea, terdiri dari iris (merah), badan silier (hi!au), dankoroid (biru). ("ikutip dari# $merican $cademy o %phthalmology Section&. Melanocytic Tumors. 'n %phthalmic athology and 'ntraocular Tumors .

    2 1&*2 1+)

    3.1.1 Iris'ris merupakan bagian paling anterior dari traktus uvea yang

    terletak di depan lensa kristalina. Tersusun dari pembuluh darah dan

    !aringan ikat, serta melanosit dan sel*sel pigmen memberikan arna yang

    khas. -obilitas iris memungkinkan pupil berubah ukuran. Selama

    midriasis, iris ditarik ke berbagai ton!olan dan lipatan selama miosis,

    22

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    2/24

    permukaan anterior tampak lebih halus. "ia ragma iris membagi segmen

    anterior men!adi bilik mata depan dan bilik mata belakang. 1,2,6*/

    'ris tersusun atas lima lapisan, yaitu lapisan anterior, stroma,

    lapisan otot, epitel pigmen anterior, dan epitel pigmen posterior. Stroma

    iris terdiri dari sel*sel berpigmen (melanosit) dan sel nonpigmen, ibril

    kolagen, dan matriks yang mengandung asam hialuronik. ermukaan ini

    ditutupi oleh lapisan sel !aringan ikat yang menyatu dengan badan silier.

    embuluh darah membentuk sebagian stroma iris. ermukaan posterior

    padat berpigmen, terlihat seperti beludru halus dan seragam. 0emudian

    berlan!ut men!adi epitel nonpigmen badan silier dan neurosensorik

    retina. 1,2,6*/

    3.1.2 Badan Silier

    adan silier berbentuk segitiga pada potongan melintang,

    menghubungkan segmen anterior dan posterior. $peks badan silier ke

    posterior menu!u ora serrata. "asar dari badan silier merupakan asal dari

    iris. Satu*satunya perlekatan badan silier ke sklera adalah dasarnya,

    melalui serat otot longitudinal, yang masuk ke dalam spur sklera. adan

    silier memiliki dua ungsi utama, yaitu pembentukan akuos humor dan

    akomodasi lensa. erperan !uga dalam aliran trabekular dan uveosklera

    dari akuos humor. 1,2,6*/

    ebar badan silier adalah 6*3 mm dan terdiri dari dua bagian, pars

    plana dan pars plikata. ars plana relati avaskular, halus, berpigmen,

    23

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    3/24

    lebar & mm dan meman!ang dari ora serrata men!adi prosesus silieris.

    endekatan bedah posterior ke rongga vitreus paling aman melalui pars

    plana, 4*& mm dari limbus kornea. ars plikata kaya vaskularisasi dan

    terdiri dari 3 lipatan radial atau prosesus silieris. Serat 5onula lensa

    melekat terutama pada lekukan prosesus silieris dan !uga sepan!ang pars

    plana. agian uvea dari badan silier terdiri dari kapiler ber enestrasi yang

    relati besar, ibril kolagen, dan ibroblas. 1,2,6*/

    3.1.3 Koroid

    0oroid merupakan bagian posterior traktus uvea, men!aga bagian

    terluar dari retina. 0etebalan rata*rata ,2+ mm dan terdiri dari tiga lapisan

    pembuluh darah, yaitu koriokapilaris (lapisan terdalam), pembuluh darah

    kecil (lapisan tengah) dan pembuluh darah besar (lapisan luar). er usi

    dari koroid berasal dari arteri silieris posterior dan anterior. Saluran darah

    vena melalui sistem vorte . $liran darah yang melalui koroid banyak

    dibandingkan dengan !aringan lain. Sehingga, kandungan oksigen darah

    vena koroid hanya 2*47 lebih rendah dari darah arteri. 1,2,6*/

    -embran ruch adalah lamina $S*positi yang dihasilkan dari usi

    lamina basal dari epitel pigmen retina (8 9) dan koriokapilaris dari koroid.

    -eluas dari margin diskus optikus ke ora serrata, dan secara

    ultrastruktural memiliki lima lapisan, yaitu# lamina basal dari 8 9, 5ona

    kolagen dalam, serat elastis tebal dan berpori, 5ona kolagen luar, dan

    lamina basal dari koriokapilaris. 1,2,6*/

    24

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    4/24

    3.2 Definisi

    -elanoma uvea merupakan keganasan primer intraokuler yang

    paling sering pada orang de asa, biasanya soliter dan unilateral.

    -elanoma uvea berasal dari melanosit neuroektodermal. -elanoma

    ter!adi pada uvea dengan &7 keterlibatan iris, 67 keterlibatan badan

    silier, dan : 7 keterlibatan koroid. -elanoma koroid muncul sebagai ++7

    masa berpigmen, 1+7 nonpigmen dan 4 7 campuran. ;kuran basal

    melanoma koroid rata*rata 11 mm (kisaran 2*44 mm) dan ketebalan rata*

    rata + mm (kisaran 1*24 mm). 1,2,&,:

    -elanoma uvea dapat ter!adi dalam dua bentuk#

    • ertangkai

    -ulanya tampak datar, ber arna abu*abu, kemudian men!adi

    menon!ol dan berpigmen dan akhirnya pecah melalui membran

    ruch ( Collar-Stud tumour ).

    • "i us ( lat)

    -enyebar perlahan ke seluruh uvea, tanpa membentuk massa

    tumor dan ge!alanya muncul terlambat. Ter!adi hanya + persen

    kasus. 2,:

    3.3 E idemiologi

    -elanoma uvea sangat !arang ter!adi, biasanya ter!adi pada orang

    de asa dan sangat !arang pada anak*anak. ebih sering pada keturunan

    25

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    5/24

    0aukasia dibandingkan $ rika dan $sia. $ngka ke!adian melanoma uvea di

    $merika Serikat sekitar &*6 kasus per!uta populasi 0aukasia dan / per 1

    !uta populasi $ rika $merika. Ter!adi terutama pada usia + tahun dan

    a al 6 tahunan. 1,2,:,1

    3.! Diagnosis

    3.!.1 Anamnesis-elanoma uvea sering tanpa ge!ala pada tahap a al dan

    ditemukan pada pemeriksaan mata rutin dan biasanya berukuran agak

    besar pada saat terdeteksi.Ge!ala paling umum yang dimiliki pasien, diantaranya# 1*&

    • englihatan kabur, yang dapat disebabkan karena pertumbuhan

    tumor ke sub oveal retina, adanya cystoid macular edema , ablasio

    retina, perdarahan vitreus, katarak, dan blok aksis visual dari

    massa tumor.

    • yeri, disebabkan melanoma mengenai nervus silieris posterior

    atau ter!adi peningkatan tekanan intra okular dari glaukoma

    sekunder sudut tertutup

    • 8i ayat berat badan turun, mudah lelah, perubahan pola $ dan

    $0 yang menandakan adanya metastase keganasan. 1*&

    26

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    6/24

    3.!.2 Pemeri"saan Fisi"

    -elanoma iris tampak sebagai lesi amelanotik sampai cokelat

    gelap dan sebagian besar terdapat pada iris in erior. ada kasus yang

    !arang, ter!adi pola pertumbuhan yang di us yang menimbulkan sindrom

    heterekromia hiperkromik unilateral dan glaukoma sekunder. 1,:

    Gambar 2. -elanoma 'ris, $. -elanoma iris pigmentasi ringan pada nasal,pembuluh darah sentinel (panah), . -elanoma pada iris bagian ba ah,?. -elanoma pada temporal ba ah yang menyebar ke bagian iris yang

    lain."ikutip dari# $merican $cademy o %phthalmology Section &.Melanocytic Tumors. 'n %phthalmic athology and 'ntraocular Tumors .

    2 1&*2 1+)

    -elanoma badan silier biasanya tidak terlihat kecuali pupil

    dilebarkan. eberapa masuk dalam segmen anterior melalui akar iris dan

    men!adi terlihat pada pemeriksaan eksternal atau dengan gonioskopi.

    "alam kasus yang !arang ter!adi, tumor meluas langsung melalui sklera

    pada daerah silia, menghasilkan massa gelap epibulbar. Tanda a al

    terdapat pembuluh darah sentinel episklera yang melebar pada kuadran

    dari tumor. Tumor akhirnya men!adi cukup besar, yang menghasilkan

    katarak sektoral atau di us, subluksasi lensa, glaukoma sekunder, ablasio

    retina, dan bahkan neovaskularisasi iris. ada kasus yang !arang,

    melanoma badan silier diasumsikan sebuah pola pertumbuhan di us yang

    meluas 1/ @*46 @ mengelilingi badan silier. Tipe melanoma ini disebut

    melanoma cincin. 1,4,&,:

    27

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    7/24

    Gambar 4. $. -elanoma badan silier, . embuluh darah sentinel,?. Gross pathology. "ikutip dari# $merican $cademy o %phthalmology

    Section &. Melanocytic Tumors. 'n %phthalmic athology and 'ntraocular Tumors . 2 1&*2 1+)

    Gambaran klinis melanoma badan silier#

    1. Tahap a al

    Terdapat hipotoni ringan, visus yang menurun, vena episklera yang

    melebar AsentinelB pada kuadran yang mengandung tumor.

    2. Tumor menyebar ke anterior

    $danya tekanan pada lensa sehingga ter!adi perpindahan lensa ke

    anterior, subluksasi lensa, dan pembentukan katarak. Tumor yang

    mengenai iris dan bilik mata depan mengakibatkan glaukoma

    sekunder. Tumor dapat menyebar keluar melalui sklera sepan!ang

    pembuluh darah dan tampak sebagai massa epibulbar.

    4. Tumor menyebar ke posterior, melibatkan koroid dan ter!adi ablasio

    retina eksudati .

    &. Tumor dapat menyebar melingkar melibatkan seluruh badan silier,

    menyerupai melanoma koroid. &,:,12,14

    -elanoma koroid mempunyai gambaran khas massa berbentuk

    kubah subretinal yang menon!ol, dengan tingkat pigmentasi mulai dari

    28

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    8/24

    amelanotik sampai coklat gelap. Seiring aktu, tumor keluar melalui

    membran ruch sehingga berbentuk seperti !amur. Gumpalan menon!ol

    pigmen oranye di tingkat 8 9 bisa terdapat di atas permukaan tumor dan

    ter!adi pelepasan serosa dari neurosensori retina. 0adang*kadang ter!adi

    ablasio retina yang luas, perpindahan dia ragma anterior lensa*iris dan

    glaukoma sudut tertutup sekunder. >eovaskularisasi iris !uga dapat

    muncul, dan mungkin ter!adi perdarahan spontan ke dalam ruang

    subretinal. erdarahan vitreus biasanya terlihat pada kasus melanoma

    yang telah meluas melalui membran ruch dan retina. 1,4,&,:

    Gambar &. -elanoma 0oroid. $. -elanoma koroid kecil mengenai tepi

    nasal sara optik, . -elanoma koroid sedang di temporal makula, ?.-elanoma koroid besar di sekitar sara optik dan menyebar ke ora serrata,

    ". Gross pathology . "ikutip dari# $merican $cademy o %phthalmologySection &. Melanocytic Tumors. 'n %phthalmic athology and 'ntraocular

    Tumors . 2 1&*2 1+)

    Gambaran klinis melanoma koroid dibagi men!adi empat, yaitu#

    1. Tahap Tenang

    29

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    9/24

    Ge!ala tergantung lokasi dan ukuran tumor. Tumor kecil yang

    terletak di peri er tidak memberikan ge!ala, sedangkan tumor yang timbul

    dari polus posterior memiliki ge!ala a al hilangnya penglihatan. Tumor

    besar disertai ablasio retina eksudati !uga ditandai hilangnya penglihatan.

    emeriksaan undus selama tahap ini menun!ukkan tanda sebagai berikut#

    • Tumor kecil terbatas koroid muncul sebagai massa oval berpigmen

    yang menon!ol, !arang tumor yang amelanotik. Tanda patognomik

    paling a al pada tahap ini adalah munculnya bercak oranye di

    epitel pigmen karena akumulasi lipo usin tersebut.

    • Tumor besar yang menembus membran ruch dan tumbuh di

    ruang subretinal ditandai dengan ablasio retina eksudati . ada

    bagian tengahnya, retina kontak dengan tumor. embuluh darah

    lebar seperti pita yang terlihat mengalir melintasi permukaan tumor.

    Gambaran lain yang dapat dilihat termasuk perdarahan subretinal

    atau intraretinal, lipatan koroid dan perdarahan vitreus. Seiring

    pertumbuhan tumor, ablasio retina eksudati semakin dalam dan

    secara bertahap tumor mengisi seluruh mata. &,:,12,14

    2. Tahap Glaukoma

    Glaukoma ter!adi akibat obstruksi aliran vena akibat tekanan pada

    vena vorte , penyumbatan sudut bilik mata depan karena perpindahan

    dia ragma iris ke depan akibat meningkatnya pertumbuhan tumor. asien

    tidak bisa melihat, disertai nyeri hebat, mata merah dan berair. ada

    30

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    10/24

    pemeriksaan didapatkan kon!ungtiva kemosis, kornea edema, bilik mata

    depan dangkal, pupil midriasis, lensa biasanya buram menutupi segmen

    posterior, tekanan intraokular meningkat, terkadang disertai iridosiklitis

    karena uveitis yang diinduksi tumor. &,:,12,14

    4. Tahap 9kstensi 9kstraokular

    ertumbuhan yang progresi , tumor keluar sklera biasanya di

    limbus. enyebaran ekstraokular dapat ter!adi sepan!ang ruang

    perivaskular dari vena vorte atau pembuluh darah silier, dapat disertai

    keterlibatan !aringan luar mata yang mengakibatkan proptosis. &,:,12,14

    &. Tahap metastase Cauh

    enyebaran lim atik biasanya tidak diketahui. metastase melalui

    darah biasanya ter!adi ke hati dan merupakan penyebab kematian

    tersering. &,:,12,14

    3.!.3 Pemeri"saan Pen#n$ang

    % talmoskopi indirek merupakan teknik diagnostik yang penting

    untuk mengevaluasi tumor intraokular, karena menyediakan lapangan

    pandang yang luas dan mem asilitasi visualisasi dari undus peri er,

    terutama bila dilakukan dengan penekanan sklera. % talmoskopi indirek

    dapat menilai ukuran dasar dan tinggi puncak tumor, tetapi tidak bisa

    dilakukan pada mata yang keruh, sehingga membutuhkan metode

    diagnostik lain, seperti ultrasonogra i, computed tomography (?T),

    danDatau magnetic resonance imaging (-8'). 1,:,12,14

    31

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    11/24

    Slit-lamp biomicroscopy digunakan kombinasi dengan gonioskopi

    untuk mengetahui adanya dan tingkat keterlibatan anterior dari melanoma

    badan silier. enggunaan biomikroskopi ultrasound rekuensi tinggi

    memungkinkan visualisasi yang sangat baik dari struktur anterior dan

    evaluasi serta dokumentasi kelainan segmen anterior. 1,:,12,14

    Selain itu, adanya katarak sektoral, keterlibatan glaukoma

    sekunder, atau pembentukan pembuluh darah sentinel dapat di!adikan

    petun!uk untuk diagnosis tumor badan silier. 9valuasi undus dengan

    perbesaran tinggi dapat menggambarkan adanya ablasio retina

    neurosensorik, pigmentasi oranye, pecahnya membran ruch, invasi

    tumor intraretinal, dan keterlibatan vitreus. =undus biomikroskopi dengan

    tiga lensa kontak berguna dalam menilai lesi undus peri er. 1,:,12,14

    emeriksaan penun!ang yang paling penting adalah ultrasonogra i.

    ;ltrasonogra i $*scan memberikan penilaian yang akurat dari re lekti itas ,

    vaskularisasi dan pengukuran ketebalan massa. emeriksaan serial

    dengan ultrasonogra i $*scan dapat digunakan untuk mendokumentasikan

    pertumbuhan atau regresi tumor intraokular. ;ltrasonogra i $*scan

    menun!ukkan pola tumor padat dengan echospike yang tinggi pada saat

    a al dan re leksi amplitudo internal yang rendah (A low internal

    reflectivity’ ).1,:,11*14

    ;ltrasonogra i *scan memberikan in ormasi tentang ukuran relati

    (tinggi dan diameter dasar), bentuk umum, dan posisi tumor intraokular.

    entuk tumor melintang dan disertai ablasio retina dapat dideteksi lebih

    32

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    12/24

    mudah dengan ultrasonogra i daripada o talmoskopi. ;ltrasonogra i *

    scan menun!ukkan massa koroid berbentuk kubah atau !amur, dengan

    re lektivitas tinggi pada batas anterior, kekosongan akustik, cekungan

    koroid, dan terkadang terdapat bayangan orbita. ;ltrasonogra i *scan

    dapat digunakan untuk mendeteksi tumor intraokular baik pada media

    yang !ernih maupun keruh. 1,:,11*14

    =undus otogra i berguna untuk mendokumentasikan tampilan

    o talmoskop dari melanoma koroid dan untuk mengidenti ikasi perubahan

    ukuran basal tumor pada pemeriksaan selan!utnya. =oto undus sudut

    luas (6 @*1/ @) menun!ukkan penyebaran lesi tumor intraokuler yang

    paling luas dan mendokumentasikan hubungan antara lesi dan struktur

    intraokular lainnya. osisi pembuluh darah retina bisa men!adi penanda

    perubahan ukuran lesi. Tidak ada pola angiogra i luorescein yang

    patognomonis untuk melanoma koroid. 1,:,11*14

    ?T dan -8' tidak banyak digunakan dalam penilaian tumor

    melanositik intraokular. -odalitas ini mengidenti ikasi tumor intraokuler

    pada media yang keruh dan menentukan ekstensi ektrasklera serta

    keterlibatan organ lain. -8' dapat membantu dalam membedakan lesi

    vaskular atipikal dari tumor melanositik. 1,:,11*14

    3.% Diagnosis Diferensial

    "iagnosis di erensial melanoma uvea meliputi nevi koroid yang

    mencurigakan, makula disci orm, hipertro i kongenital dari 8 9 (?

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    13/24

    hemangioma koroid, melanositoma, metastase karsinoma atau

    melanoma, dan osteoma koroid. Tidak ada karakteristik klinis

    patognomonis melanoma koroid. $kurasi diagnostik dikaitkan dengan

    pengalaman klinis dan asilitas pemeriksaan penun!ang. 1,1 ,12,14

    ?

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    14/24

    Gambar +. -elanositoma diskus optikus.("ikutip dari# $merican $cademyo %phthalmology Section &. Melanocytic Tumors. 'n %phthalmic

    athology and 'ntraocular Tumors . 2 1&*2 1+)

    3.& Klasifi"asi

    -elanoma uvea diklasi ikasikan berdasarkan asal anatomi (badan

    silier, danDatau koroid), pola pertumbuhan (penon!olan atau di us), dan

    ukuran tumor. Tetapi tidak tersedia metode yang sederhana dan dapat

    diandalkan untuk menilai ukuran tumor. ?ollaborative %cular -elanoma

    Study (?%-S) mengklasi ikasikan melanoma uvea men!adi kecil, sedang,

    atau besar berdasarkan ketebalan dan diameter basal.

    • 0ecil # Tebal < 2 mm, diameter basal < / mm

    • -edium # Tebal 2,+*/ mm, diameter basal /*16 mm

    esar # Tebal > / mm, diameter basal > 16 mm. 1,:,11

    0lasi ikasi melanoma uvea secara histologi menggunakan sistem

    -odi ied ?allender mengklasi ikasikan men!adi empat !enis, yaitu#

    1. -elanoma Sel Spindel

    -erupakan &+7 dari semua tumor, lebih dari : 7 sel yang

    berbentuk spindel. rognosis terbaik, / persen memiliki

    kelangsungan hidup 1 tahun.

    2. -elanoma Sel 9pitel

    -erupakan +7 dari semua tumor, lebih dari : 7 sel besar, oval

    atau bulat, pleomor ik dengan nukleus yang lebih besar dan

    35

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    15/24

    sitoplasma asido ilik yang berlimpah. rognosis terburuk, 4+ persen

    memiliki kelangsungan hidup 1 tahun.

    4. -elanoma Sel ?ampuran

    -erupakan &+7 dari semua tumor, terdiri dari kurang dari : 7 sel

    spindel dan lebih dari 1 7 sel epitel. rognosis menengah, &+

    persen memiliki kelangsungan hidup 1 tahun.

    &. -elanoma >ekrotik

    Sisa +7 dari semua tumor, !enis sel dominan adalah tidak

    dikenali. 1,&,:,11

    Gambar 6. . -elanoma sel spindel ?. -elanoma sel epitel.("ikutip dari# %cular "isease# -echanisms and -anagement. Uveal

    Melanoma . 2 1 )

    3.' Penatala"sanaan

    enatalaksaan melanoma uvea ditentukan beberapa aktor,

    diantaranya ukuran, lokasi, dan luas tumor status visual mata yang

    terkena dan mata sebelahnya serta usia dan kesehatan umum pasien. 1,2,:

    36

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    16/24

    ()ser*asi

    ertumbuhan lesi melanositik kecil uvea yang tebalnya kurang atau

    sama dengan 1 mm dan bisa diobservasi secara berkala menggunakan

    undus otogra i dan ultrasonogra i. esi dengan ketebalan lebih dari 1

    mm, harus dipertimbangkan untuk pengobatan de initi . %bservasi pada

    tumor yang membesar secara akti dilakukan !uga pada pasien usia lan!ut

    dan pasien dengan penyakit sistemik yang tidak dapat dilakukan semua

    !enis terapi intervensi. 1,&

    En#"leasi

    9nukleasi merupakan gold standard dalam pengobatan tumor

    intraokular ganas. 9nukleasi dilakukan pada melanoma yang berukuran

    besar, melibatkan lebih dari separuh bola mata. ?%- membandingkan

    aplikasi terapi radiasi e sternal-beam preenukleasi diikuti oleh enukleasi

    dengan enukleasi sa!a pada pasien melanoma koroid besar. Secara

    statistik tidak ditemukan perbedaan signi ikan pada kelangsungan hidup +

    tahun. 9nukleasi tetap merupakan pera atan primer melanoma uvea. 1*

    4,1+,16

    9nukleasi merupakan pengangkatan seluruh bola mata dan

    menyisakan !aringan orbita lain, dengan memutuskan perlekatan dari otot*

    otot ekstra*okuler dan nervus optikus. 8ektus superior tidak boleh

    ditempatkan terlalu anterior untuk meminimalkan ke!adian retraksi

    palpebra superior atau ptosis. 9nukleasi tumor intraokular harus dilakukan

    37

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    17/24

    dengan hati*hati untuk mencegah penetrasi bola mata dan meminimalkan

    resiko penyebaran sel tumor. 1*4,1+,16

    Sebuah kon ormer dengan drainase besar di sentral harus

    dimasukkan post operati dan didiamkan sampai protesa dipasang sekitar

    enam minggu. 'mplan orbita biasanya dimasukkan pada saat enukleasi

    primer tetapi dihindari !ika terdapat keganasan intraokular atau orbita

    sangat meradang, yang dapat meningkatkan ekstrusi pasca operasi. 1*4,1+,16

    Brachytherapy + la"at radioa"tif,

    enerapan plakat radioakti ke sklera di atas tumor intraokular

    merupakan metode yang sering digunakan untuk mengobati melanoma

    uvea.

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    18/24

    terutama neuropati optik dan retinopati, menurunnya visus pada + 7

    pasien yang men!alani pengobatan. 0omplikasi radiasi timbul tergantung

    dosis radiasi, dan meningkat pada tumor yang melibatkan atau

    berdekatan dengan makula atau sara optik. 1,/,1&

    - arged/ arti0le radiation

    8adiasi trans er linear energi tinggi dengan partikel bermuatan (ion

    proton dan helium) telah digunakan secara e ekti dalam mengelola

    melanoma uvea. Teknik ini membutuhkan bedah disertai klip tantalum

    untuk sklera untuk menandai margin basal tumor sebelum raksi radiasi

    pertama. Sinar partikel memberikan dosis energi radiasi lebih homogen

    untuk tumor daripada sebuah plakat radioakti dan penyebaran lateral

    energi radiasi dari sinar tersebut lebih sedikit. Tingkat kontrol tumor lokal

    hingga :/7 telah dilaporkan. 8espon sama dengan brachytherapy.

    >amun, radiasi partikel bermuatan memberikan dosis lebih tinggi pada

    segmen anterior dan menyebabkan 1 7 glaukoma neovaskular yang

    tidak terkontrol dan + 7 kehilangan penglihatan 1,/,1&

    adiasi external-beam

    Terapi radiasi e!ternal-beam konvensional tidak e ekti sebagai

    modalitas pengobatan tunggal untuk melanoma. 8adioterapi e !ternal-

    beam pre*enukleasi dikombinasikan dengan enukleasi untuk membatasi

    kekambuhan orbita pada melanoma besar dan secara non statistik

    39

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    19/24

    menun!ukkan penurunan yang signi ikan mortalitas + tahun dan 1 tahun

    pada penelitan besar ?%-S. 1,/,1&

    0omplikasi radioterapi yaitu katarak, mata kering, retinopati radiasi,

    optik neuropati, glaukoma neovaskular, perdarahan vitreus, dan

    kekambuhan tumor lokal. 0atarak dapat berkembang mengikuti semua

    !enis radioterapi. %perasi pengangkatan katarak yang diinduksi radiasi

    diindikasikan !ika tumor intraokular nonviable dan pasien memiliki

    keterbatasan penglihatan disebabkan katarak. Tidak ada peningkatan

    mortalitas setelah ekstraksi katarak. 1,/,1&

    Tera i Alternatif ain

    0rioterapi

    0rioterapi menggunakan teknik tripel beku*cair telah dicoba pada

    pengobatan melanoma koroid kecil, tetapi bukan terapi standar dan tidak

    ada evaluasi lebih lan!ut e ikasi terapi ini. 1,&,:

    "iatermi transklera

    "iatermi dikontraindikasikan dalam pengobatan tumor intraokular

    ganas karena menyebabkan kerusakan sklera dan dapat menyediakan

    rute untuk penyebaran sel tumor ke ekstrasklera. 1,&,:

    0emoterapi

    Saat ini kemoterapi tidak e ekti dalam pengobatan melanoma uvea

    primer atau metastase. erbagai regimen telah digunakan, untuk

    pengobatan paliati pasien dengan penyakit metastase. 1,&,:

    40

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    20/24

    'munoterapi

    'munoterapi menggunakan sitokin sistemik, agen imunomodulator,

    atau terapi vaksin lokal untuk mencoba mengakti kan respon imun sel T

    yang diarahkan ke tumor. Saat ini, imunoterapi untuk melanoma uvea

    primer tidak tersedia, dan imunoterapi untuk penyakit metastase masih

    dalam penyelidikan. 1,&,:

    9ksenterasi

    9ksenterasi dilakukan bila terdapat penyebaran ekstrasklera dari

    melanoma uvea, tetapi !arang digunakan. Saat ini bila ter!adi penyebaran

    ekstrasklera dilakukan pengobatan konservati , dengan enukleasi

    ditambah tenonektomi terbatas. enambahan radioterapi lokal untuk

    mencapai hasil kelangsungan hidup yang hampir sama dengan pasien

    yang dilakukan eksenterasi. 1,&,:

    3. E*al#asi 4etastase

    Semua pasien memerlukan evaluasi metastase sebelum

    pengobatan de initi melanoma uvea. Tu!uan dari evaluasi ini ada dua#1. ;ntuk menentukan apakah pasien memiliki kondisi medis lain yang

    kontraindikasi untuk pera atan bedah atau perlu diperbaiki

    sebelum operasi.

    2. ;ntuk menyingkirkan kemungkinan melanoma metastatik. Sangat

    !arang penyakit metastase dari melanoma uvea terdeteksi pada

    41

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    21/24

    saat a al presentasi. Cika penyakit metastase secara klinis hadir

    selama evaluasi praterapi tumor mata, enukleasi tidak dilakukan

    kecuali mata terasa nyeri. 1,&,+

    "alam sebuah studi oleh 0u!ala, insiden metastase melanoma

    uvea diamati sebanyak + 7 pada 2+ tahun setelah pengobatan. ?%-S

    melaporkan insiden penyakit metastase 2+7 pada + tahun dan 4&7 pada

    1 tahun setelah pengobatan a al. >amun demikian, penyakit metastase

    yang terbukti secara klinis pada saat presentasi a al dapat dideteksi

    kurang dari 27 pasien. 1,&,+

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    22/24

    dapat dinaikkan disertai pemeriksaann ?T dan -8' untuk mengevaluasi

    penyebaran penyakit. 1,&,+

    Tes ungsi hati harus dilakukan untuk mengetahui adanya

    metastase ke hati. $lkali os atase dan laktat dehidrogenase adalah tes

    yang paling predikti . eningkatan / 7 dari batas normal kadar laktat

    dehidrogenase dan aspartat amino trans erase serta peningkatan diatas

    nilai normal kadar alkalin os atase dan gama glutamil trans erase

    merupakan tanda ter!adinya metastase ke hati. 8ontgen dada !uga

    dilakukan, meskipun hasil yang ditemukan sedikit. iopsi hati atau organ

    lain dilakukan untuk mengkon irmasi penyakit metastase dan sebelum

    dilakukan pengobatan untuk penyakit metastase. 1,&,+

    'nterval antara diagnosis melanoma uvea primer dan

    metastasenya tergantung pada berbagai mani estasi klinis, histopatologi,

    sitogenetik, dan aktor genetik molekuler.

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    23/24

    melanoma koroid sedang, angka mortalitas + tahun pada pasien

    melanoma koroid kecil yang diterapi sekitar 1 7. 1,2,&,+

    =aktor resiko klinis yang dikaitkan dengan mortalitas yang lebih

    tinggi, diantaranya#

    - ;kuran tumor yang lebih besar pada saat terapi

    - ertumbuhan tumor yang cepat

    - okasi tumor di anterior misalnya badan silier

    - enyebaran ekstra okular

    - ;sia yang lebih tua

    - ertumbuhan kembali tumor setelah terapi konservati bola mata

    - enurunan ukuran tumor yang cepat setelah terapi konservati bola

    mata

    - Tumor !u tapapiler. 1,2,&,+

    Gambaran histologis dan molekular yang dikaitkan dengan tingkat

    metastase yang lebih tinggi, diantaranya#

    - Cenis sel epitel

    - 'ndeks mitosis dan proli erasi yang tinggi

    -

    ola matriks ekstraseluler ( loops" networ s of loops" and parallel

    with crosslin ing )

    - im osit dan makro ag yang mengin iltrasi tumor

    - -onosomy 4 dan trisomy /. 1,2,&,+

    44

  • 8/16/2019 bab 3 tumor fr

    24/24