Post on 06-Jul-2018
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
1/24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari brokiolus terminalis
yang mencangkup bronkiolus respiratorius dan alvioli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
ganguan pertukaran gas setempat, 3,4 Pneumonia dapat terjadi secara primer atau merupakan tahap
lanjutan manifestasi !"B# lainnya misalnya sebagai perluasan bonkiektasis yang terinfeksi.1,$
%inegara maju seperti #merika, insidens pneumonia komuniti adalah 1$ kasus per 1&&& orang
pertahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang de'asa, dan angka
kematiannya adalan 1().$
Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan 'aktu beberapa hari untuk mendapatkan
hasilnya. %inegara maju seperti #merika, dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan
(&). *engingat pneumonia dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pengobatan
a'al antibiotik harus diberikan secara empiris.1,$
Pneumonia diklasifikasikan sebagai Pneumonia tipikal dan Pneumonia atipik seperti halnya *.
Pneumonia, kemudian ternyata manifestasi dari patogen lain seperti +.influena, !. aureus, dan bakteri
gram negatif memberikan sindrom klinik yang identik dengan pneumonia oleh !tr. Pneumonia dan
bakteri lain dan virusnya dapat menimbulkan gambaran yang sama dengan pneumonia oleh
*.pneumonia.1
Pneumonia juga terbagi mnjadi $ kelompok utama yaitu pneumonia di rumah pera'atan -P"
yang terjadi / 40 jam setelah dira'at baik di ruang ra'at umum ataupun 2 tetapi tidak sedang
memakai ventilator. dan Pneumonia omunitas -P-$&&1 yang didapat dimasyarakat diluar 5! .1
ommunity ac6uired pneumonia-#P merupakan pneumonia infeksius pada seseorang yang
tidak menjalani ra'at inap di rumah sakit baru7baru ini.#P adalah tipe pneumonia yang paling
sering.Penyebab paling sering dari #P berbeda tergantung usia seseorang,tetapi mereka termasuk
Streptococcus pneumoniae,virus,bakteri atipikal dan Haemophilus influenzae.%i atas semuanya itu ,
Streptococcus pneumoniae adalah penyebab paling umum dari #P seluruh dunia.Bakteri gram negatif
menyebabkab #P pada populasi beresiko tertentu.#P adalah penyebab paling umum keempat
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
2/24
kematian di 2nited ingdom dan keenam di #! .!uatu istilah yang ketinggalan jaman,'alking
pneumonia telah digunakan untuk mendeskripsikan tipe dari ommunity ac6uired pneumonia yang lebih
tidak ganas-karena itu fakta bah'a pasien dapat terus berjalan dari pada membutuhkan pera'atan rumah
sakit. 8alking pneumonia biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri atipikal.4,(
+ospital ac6uired pneumonia,juga disebut pneumonia nosokomial merupakan pneumonia yang
disebabkan selama pera'atan di rumah sakit atau sesudahnya karena penyakit lain atau
prosedur.Penyebabnya,mikrobiologi,pera'atan dan prognosis berbeda dari community ac6uired
pneumonia.+ampir () dari pasien yang diakui pada rumah sakit untuk penyebab yang lain sesudahnya
berkembang menjadi pneumonia3,4
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
3/24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
$.1 DEFINISI
Pneumonia merupakan suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme bakteri,
virus, jamur, parasit, bahan kimia, radiasi,aspirasi, obat7 obatan dan lain7 lain. Pneumonia yang
disebabkan oleh penyebab non infeksi -bahan kimia, radiasi, obat7 obatan dan lain7 lain laimnya disebut
pneumonitis 1,$
$.$ EPIDEMIOLOGI
Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi di seluruh
dunia. !ekitar 0&) dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran nafas yang
terjadi di masyarakat -P atau di dalam rumah sakit pusat pera'atan -pneumonia nosokomial P" atau
pneumonia di pusat pera'atan PPP. Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas ba'ah
akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 1(7$&)$,3
%i 5!2% %r. !oetomo !urabaya, pneumonia komuniti menduduki peringkat keempat dari
sepuluh penyakit terbanyak yang dira'at pertahun. #ngka kematian pneumonia komuniti yang dira'at
inap berkisar antara $&7 3(). %i !*9 Paru 5!2P Persahabatan tahun $&&1 infeksi juga merupakan
penyakit paru utama, (0) diantara penderita ra'at jalan adalah kasus infeksi dan 11,:) diantaranya
kasus non tuberkolosis, sedangkan pada penderita ra'at inap (0,0) kasus infeksi dan 14,:) diantaranya
infeksi non tuberkolosis.3
%inegara maju seperti #merika, insidens pneumonia komuniti adalah 1$ kasus per 1&&& orang
pertahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang de'asa, dan angka
kematiannya adalan 1().3
Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan 'aktu beberapa hari untuk mendapatkan
hasilnya. %inegara maju seperti #merika, dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan
(&). *engingat pneumonia dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pengobatan
a'al antibiotik harus diberikan secara empiris.$
2.3 ETIOLOGI
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
4/24
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur
dan protooa, data dari kepustakaan luar negeri, pneumonia yang didapat di masyarakat - community-
acquired pneumonia atau pneumonia komuniti banyak disebabkan gram positif , sebaliknya pneumonia
yang didapat dirumah sakit - hosspital- acquired pneumonia atau pneumonia nosokomial) banyak
disebabka bakteri gram negatif, sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob.
*eskipun demikian di ndonesia, akhir7 akhir ini laporan dari beberapa rumah sakitmenunjukan bah'a
kuman yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri gram
negatif. $
Pneumonia yang i!e"a"#an o$e% in&e#!i a'a( i$i%a( 'aa (a"e$ i"a)a% ini. -Perhimpunan %okter
Paru ndonesia, Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di ndonesia $&14
Grup Penyebab Tipe Pneumonia
Bakteri !terptokokus pneumonia!terptokokus piogenes
!tafilokokus aureus
lebsiela Pneumonia
;serikia oli
rnitosis
Mikoplasma *ikoplasma Pneumonia Pneumonia *ikoplasmal
irus nfluena virus, #deno virus
rerespiratory syncytial
Pneumonia ?irus
Proto!oa Pneumosistis karini Pneumonia Pneumosistis
2.* KLASIFIKASI PNEUMONIA
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
5/24
2.*.+ Be,a!a,#an #$ini! an e'iemio$ogi!
a. Pneumonia komuniti -community- acquired Pneumonia) $
b. Pneumonia nosokomial - hospital- acquired Pneumonia) $
c. Pneumonia aspirasi$
d. Pneumonia pada penderita immunocommpromised 1,$
2.*.2. Be,a!a,#an #uman 'enye"a"
a. Pneumonia bakterial tipikal. %apat terjadi pada semua usia. Beberapa kuman mempunyai tendensi
menyerang seseorang yang peka, misalnya lebsiella pada penderita alkoholik, !taphylococcus pada penderita pasca infeksi influena$
b. Pneumonia atipikal, disebabkan oleh mycoplasma, Langionella dan hlamydia$
c. Pneumonia virus$
d. Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi sekunder predileksi terutama pada penderita dengandaya
tahan lemah -immunocompromised $,4
2.*.3. Be,a!a, ',ee$e#!i in&e#!i
a. !ering pada pneumonia bakterial, jarang pada bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu
lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh adanya obstruksi bronkus misalnya @ pada
aspirasi benda asing atau adanya proses keganasan. 4
b. Bronkopneumonia. %itandai dengan adanya bercak7 bercak infiltrat pada lapangan paru. %apat
disebabkan oleh bakteri maupun virus. !ering padsa bayi dan orang tua. Aarang dihubungkan dengan
obstruksi bronkus4
c. Pneumonia interstisial4
!ebagian besar disebabkan oleh infeksi, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh bahan7 bahan lain
sehingga dikenal @
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
6/24
1. Lipid pneumonia @ oleh karena aspirasi minyak mineral
$. hemical pneumonitis @ inhalasi bahan7 bahan organik atau uap kimia seperti berillium
3. ;Ctrinsic allergic alveolitis @ inhalasi bahan7 bahan debu yang mengandung alergen yang mengandung
debu dari pabrik D pabrik gula yang mengandung spora dari actinomycetes thermofilik.
4.%rug reaction pneumonitis @ "itro furantoin, busulfan, methotreCate
(. Pneumonia karena radiasi sinar rontgen
:. Pneumonia yang sebabnya tidak jelas @ des6uamative interstitial pneumonia, eusinofilik pneumonia1,4
2.- PATOFISIOLOGI
Bakteri penyebab terisap ke paruDparu perifer melalui saluran nafas sehingga menyebabkan
reaksi pada sekitarnya. %i mulai dengan infeksi di dalam alveolus membran paru menjadi meradang dan
poriDpori besar sehingga cairan serta sel darah merah dan darah putih keluar dari darah masuk ke dalam
alveolus. Aadi alveolus yang terinfeksi tersebut menyebar dengan perluasan bakteri dari alveolus ke
alveolus. #khirnya suatu luas di paruDparu kadangDkadang ke seluruh lobus atau bahkan satu paru
menjadi terkonsolidasikan yang berarti bah'a mereka terisi dengan cairan dan debris sel.4,(
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
7/24
Bu#u A/a, Pa(o$ogi Ei!i 0 1o$ume 2
2. Pa(ogene!i!
%alam keadaan sehat, tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme di paru. eadaan ini disebabkan
oleh adanya mekanisme pertahanan paru. #pabila terjadi ketidak seimbangan antara daya tahan tubuh,
mikroorganisme dan lingkungan, maka mikroorganisme dapat masuk dan berkembang biak dan
menimbulkan penyakit.$
5esiko terjadinya infeksi pada paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk mencapai
dan merusak permukaan epitel saluran nafas. #da beberapa cara mikroorganisme untuk mencapai
permukaan saluran nafas @ (
1. noklulasi langsung
$. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. nhalasi bahan aerosol
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
8/24
4. olonisasi pada permukaan mukosa
%ari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah kolonisasi. !ecara inhalasi terjadi pada infeksi
virus, infeksi mikroorganisme atipikal, infeksi mikobakrteria atau jamur. ebnayakan bakteri dengan
ukuran &,(7$,& mm melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi
proses infeksi. Bila terjadi kolonisasi mikroorganisme pada saluran nafas atas- hidung, orofaring
kemudian terjadi aspirasi ke saluran pernfasan bagian ba'ah dan terjadi inokulasi, maka hal ini
merupakan a'al dari permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru. #spirasi dari sebgaian sekret
orofaring terjadi pada orang normal'aktu tidur -(&) juga pada keadaan penurunan kesadaran, peminum
alkohol dan pemakai obat -drug abuse.3
!ekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi yaitu 1&071&ml, sehingga aspirasi dari
sebagian kecil sekret -&,&&17 1,1 ml dapat memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi dan terjsi
pneumonia. (
Pada pneumonia biasanya mikrorganisme masuk secara inhalasi atau aspirasi. 2mumnya mikroorgainsme
yang terdapat di saluran nafas atas sama denga saluran nafas bagian ba'ah, akan tetapi pada beberapa
penelitian tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama. (
2.0 DIAGNOSIS
2.0.+. Gam"a,an K$ini!
a. #namnesis
Eambaran klinik biasanya di tandai dengan demam, mengigil, suhu tubuh meningkat dapat sampai /
4&F , batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang7 kadang disertai darah, sesak nafas dan nyeri
dada. $
b. Pemeriksaan fisik
Gemuan pemeriksaan dada tergantung dari luas lesi di paru, Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit
tertinggal 'aktu bernafas, pada palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi
dapat terdengar suara nafas -bronkovesikuler sampai bronkial, dapat disertai romki basah halus, yang
kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.$
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
9/24
2.0.2. Peme,i#!aan Penun/ang
a. Eambaran 5adiologis
9oto toraks -P# lateral merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakan diagnosis.
Eambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan H air bronchogramI, penyebaran
bronkogenik dan interstitial serta gambaran kaviti. 9oto torak saja tidak dapat secara khas menentukan
penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya gambaran
pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Sterptokokus pneumonia, Pseudomonas aeruginosa sering
memperilhatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan lebsiella pneumoniae
sering menunjukan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa
lobus.J
b. Pmeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya lebih dari 1&.&&&ul
kadang7 kadang mencapai 3&.&&&ul dan pada hitung jenis leukosit terdapat pergesaran kekiri serta terjadi
peningkatan L;%. 2ntuk menentukan diagnosis etilogi diperlukan pemerikssan dahak, kultur darah dan
serologi. ultur darah dapat positif pada $&7 $() penderita yang tidak diobati. #nalisis gas darah
menunjukan hipoksemia dan hipokarbia, dan pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.$,:
2.4 TATALAKSANA
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
10/24
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian antibiotik pada penderita antibiotik
pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaan, akan
tetapi karena beberapa alasn yaitu @
1. Pneumonia yang berat dapat mengancam ji'a
$. uman patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3. +asil pembiakan kuman memerlukan 'aktu
*aka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris.
!ecara umum pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab pneumonia dapat dilihat sebagai berikut
J,0
Penisilin !ensitive Streptococcus pneumoniae(PSSP)
o Eolongan Penisilin
o G*G7!*K
o *akrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PSP)
o Betalaktam dosis tinggi -untuk ra'at jalan
o !efotaksim, seftriaksondosis tinggi
o *akrolid baru dosis tinggi
o 9lurokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
o #minoglikosido !eftaidin, !efoperason, !efepim
o Giraksilin, Piperasilin
o arbapenem @ *eropenem, mipenem
o !iprofloksasin, Levofloksasin
*ethicillin resistant Staphylococcus aureus(!S")
o ?ankomisin
o Geikoplanin
o Lineolid
+aemophilus nfluenae
o G*G7!*K
o #itromisin
o !efalosporin generasi $ dan 3
o 9luorokuinolon respirasi
Lagionella
o *akrolid
o 9lurokuinolon
o 5ifamppisin
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
11/24
*ycoplasma Pneumoniae
o %oksisiklin
o *akrolid
o 9lurokuinolon
hamydia Pneumoniae
o %oksisiklin
o *akrolid
o 9lurokuinolon
2.5 KOMPLIKASI 4
;fusi Pleura
;mpiema
#bses Paru
Pneumotoraks
Eagal nafas
!epsis
3. PNEUMONIA KOMUNITI
3.+ DEFINISI
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat. %i dunia, pneumonia komuniti ini
erupakan masalah kesehatan karena angka kematian yang tinggi.$
3.2 E(io$ogi
*enurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan kuman gram positif dan dapat
pula kuman atipik. #kan tetapi di indonesia laporan akhir7akhir ini dari beberapa kota meunjukkan bah'a
kebanyakan kuman yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah
bakteri gram negatif .3
Bedasarkan laporan ( tahun terakhir dari beberapa pusat paru di ndonesia -*edan, Aakarta, !urabaya,
*alang, *akassar dengan cara pengambilan bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda
didapatkan hasil pemeriksaan sputum sebagai berikut@
• #. Pneumoniac 4(,10)
• S. Pneumoniac 14,&4)
• S. $iridans ,$1)
• ".aureus )
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
12/24
• Pseudomonas "eruginosa 0,(:)
• B hemolitik J,0)
• ;nterobacter (,$:)
• Pseudomonas spp &,)
3.3 Diagno!i!
%iagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan fisik, foto toraks
dan laboratorium . diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat
progresif ditambah dengan dua atau lebih gejala di ba'ah ini@
• Batuk7batuk bertambah berat
• Perubahan karakteristik dahak purulen
• !uhu tubuh lebih dari sama dengan 3J,( derajat celsius -oral ri'ayat demam
• Pemeriksaan fisik @ ditemukan tanda7tanda konsolidasi dan ronki• Leukosit lebih dari sama dengan 1&.&&& atau kurang dari 4(&&
3.3.+ Peni$aian e,a/a( #e'a,a%an 'enya#i(
Penialaian derajat keparahan penyakit pneumonia komuniti dapat dilakukan dengan menggunakan sistem
skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient %utcome esearch &eam (P%& seperti tabel 1.
diba'ah ini$
Ta"e$ +. Si!(em !#o, 'aa 'neumonia #omuni(i "e,a!a,#an PSI Pneumonia Se6e,i(y
Ine7 -Perhimpunan %okter Paru ndonesia, Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di ndonesia $&14
Fa#(o, emog,a&i#
• 2mur
o Laki7laki 2mur -tahun
o Perempuan 2mur -tahun 7 1&
• Penghuni panti 'erda M 1&
Penya#i( #omo,"i
• eganasan M3&
• Penyakit hati M$&
• Penyakit jantung kongestif M1&
• Penyakit serebrovaskular M1&
• Penyakit ginjal M1&
Peme,i#!aan &i!i!
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
13/24
• Eangguan kesadaran M$&
• 9rekuensi napas /3& Cmenit M$&
• Gekanan darah sistolik M$&
• !uhu tubuh / 3( atau / 4& M1(
• 9rekuensi nadi / 1$( Cmenit M1&
Ha!i$ $a"o,a(o,ium
• p+ N J.3( M3&
• B2" / 1&.J mmolL M$&
• "atrium N 13& m;6L M$&
• Elukosa / 13. mmolL M1&
• +ematokrit N 3&) M1&
• Gekanan >$ darah arteri N :& mm+g M1&
• ;fusi pleura M1&
O
Berdasarkan kesepakatan, P%P merekomendasikan jika menggunakan P! kriteria yang dipakai
untuk indikasi ra'at inap pneumonia komunitas adalah @$,J
1. !kor P! lebih dari J&
$. Bila skor P! kurang dari J&, pasien tetap perlu dira'at inap bila dijumpai salah satu dari
kriteria di ba'ah ini
a. 9rekuensi napas/3& kali menit b. Pa>$ 9i>$ kurang dari $(& mm+g
c. 9oto thoraks menunjukkan infiltrat multilobus
d. Gekanan sistolik kurang dari &mm+g
e. Gekanan diastolik kurang dari :& mm+g3. Pneumonia pada pengguna "#PK#
2pdating dari British Ghoracic !ociety -BG! tahun $&&4, membuat skor berdasar data parameter
yang menyangkut kesadaran -onfusion@ %efined as a *ental Gest !coren of 0 or Less, or "e'
%isorientation in Person, Place or Gime, frekuensi pernapasan -5espiratory rate more than 3&
mins, tekanan darah -Blood Pressure, !BP less than & mm+g or %BP less than :& mm+g dan usia
-#ge more than :( years yang dikenal dengan 5B7:( score dimana masing7masing gambaran
diatas diberi skor 1 point sebagai pedoman menentukan penderita pneumonia menjalani ra'at inap.
#panila jumlah point sebesar &@ penderita cukup menjalani ra'at jalan, jumlah point sebesar 1 atau $@
dipertimbangkan untuk menjalani ra'at inap, sedang apabila jumlah point sebesar 3 atau 4@ harus
segera menjalani ra'at inap.4
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
14/24
Gotal poin yang didapatkan dari P! dapat digunakan untuk menentukan risiko, kelas risiko, angka
kematian dan jenis pera'atan, seperti yang terlihat pada tabel $ -Perhimpunan %okter Paru ndonesia,
Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di ndonesia $&14
Tia# i',ei#!i 5endah &,1 ) 5a'at Aalan
8 09 &,:) 5a'at jalan
0+:59 $,0) 5a'at inapAalan
5+:+39 !edang ? 0,$) 5a'at inap
;+39 Berat ? $,$) 5a'at inap
*enurut "merican &horacic Society ("&S), kriteria 'neumonia "e,a( bila dijumpai
$e"i%
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
15/24
7 riteria lain untuk dipertimbangkan adalah hipoglikemia- pada pasien bukan diabetes
alkoholisme akut atau gejala putus alkohol, hiponetremia, asidosis metabolik dengan penyebab
tidak jelas atau peningkatan kadar laktat, sirosis dan pengangkatan limpa.
7 *embutuhkan "oninvasive ?entilation -"? dapat digantikan untuk pasien dengan 55
/3&Cmenit atau Pa>$ 9i>$ N $(& mm+g7 !ebagai hasil dari infeksi saja
-Perhimpunan %okter Paru ndonesia, Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di ndonesia $&14
.
#namnesis, pemeriksaan fisik, foto toraks, darah rutin
Gidak tampak infiltratair
bronchogram
nfiltrat air bronchogram M
gejala klinis yang menyokong
%ievaluasi
lebih lanjut
%tatalaksana
sebagai diagnosis
Gentukan nilai skor 25B7
5a'at jalan
5a'at inap
5. ra'at biasa
Gerapi
kausatif Gerapi em piris*emburuk *embaik
Gerapi empiris
dilanjutkan
Pemeriksaan
mikrobiologi
5. ra'atintensif *emburuk *embaik
Gera i em iris
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
16/24
Eambar 1. #lur diagnosis dan tatalaksana pneumonia komunitas
3.3.2 K,i(e,ia 'e,a)a(an In(en!i&
Penderita yang memerlukan pera'atan di 5uang 5a'at ntensif adalah penderita yang mempunyai palingsedikit 1 dari $ gejala mayor tertentu -membutuhkan ventilasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
lebih dari 4 jam syok septikQ atau $ dari 3 gejala minor tertentu -Pa>$ 9i>$ kurang dari $(& mm+g,
gambaran rontgen paru menunjukkan kelainan bilateral, dan tekanan sistolik kurang dari & mm+g.
riteria minor dan mayor yang lain bukan merupakan indikasi utuk pera'atan 5uang 5a'at ntensif .-4,0
3.3.3 Diagno!i! 'neumonia a(i'i# $
a. Eejalanya adalah tanda infeksi saluran nafas yaitu demam, batuk non produktif dan gejala
sistematik berupa nyeri kepala dan mialgia.
b. Pada pemeriksaan fisis terdapat ronki basah tersebar, konsolodasi jarang terjadic. Eambaran radiologis menunjukkan infiltrat intertisial
d. Laboratorium menunjukkan leukositsis ringan dan pengecatan gram, biakan dahak atau darah
tidak ditemukan bakteri
e. Laboratorium untuk menemukan bakteri atipik@
• solasi bukan sensivitinya sangat rendah
• %eteksi antigen enyme immunoassayys -;#
• Polymerase hain 5eaction -P5
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
17/24
• 2ji serologi@
old agglutinin
2ji fiksasi komplemen merupakan standar untuk diagnosis *.Pneumoniase
*icro immunofluorescence -*9,merupakan standar diagnosis serologi untuk
. Pnemunomia
#ntigen dari urin untuk standar pemeriksaan diagnosis Legionella
Eambaran klinis pneumonia atipik tidak sama dengan pneumonia tipik -bakterial. 2ntuk membantu
mempermudah gambaran perbedaan gejala klinis dan tipik dapat dilihat pada tabel $., meskipun tidak
selalu dijumpai gejala7gejala sebagaimana berikut diba'ah ini@
Ta"e$ 2. Pe,"eaan gam"a,an #$ini! 'neumonia (i'i# an a(i'i#a$ $
Perhimpunan %okter Paru ndonesia, Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di ndonesia $&14
A(i'i# Ti'i#
• >nset Eradual #kut
• !uhu urang tinggi Ginggi, menggigil
• Batuk "on produktif Produktif
• !putum *ukoid Purulent
• Eejala lain "yeri kepala, mialgia, sakit
tenggorokan, suara parau,
nyeri telinga
Aarang
• Eejala di luar paru !ering Lebih jarang
• #pusan Eram 9lora normal atau spesifik okus gram -M atau -7
• 5adiologis Patchy atau normal onsolidasi lobar
• Laboratorium Leukosit normal kadang
rendah
Lebih tinggi
• Eangguan fungsi hati !ering Aarang
uman atipik yang sering menjadi penyebab #P adalah mycoplasma Pneumoniae, hlamdi penyebab
#P adalah mycoplasma Pneumoniae, hlamydia pneumoniae, dan Legionella pneumophilla.
*ycoplasma pneumoniae sering bersamaan dengan infeksi strepococcus piogenes dan "eisseria
meningitides. 2ntuk menegakkan diagnosis pada kuman atipik dapat dilakukan pemeriksaan P5 dengan
bahan darah, cairan sinovial, cairan serebrospinal, cairan perikardial dan lesi di kulit sedangkan untuk
Legionella dapat diperiksa dari urin.3,J
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
18/24
3.* Pena(a$a#!anaan
%alam hal mengobati penderita pneumonia perlu memperhatikan keadaan klinisnya. Bila keadaan klinis
baik dan tidak ada indikasi ra'at inap, penderita dapat diobati di rumah. Auga diperhatikan ada tidaknya
faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat meningkatkan resiko infeksi dengan mikroorganisme patogen
yang tertentu spesifik misalnya !. Pneumoniae yang resisten penisilin.
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
19/24
b. Pemasangan infus untuk terapi rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
c. Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
7 Pengobatan antibiotik harus diberikan kurang dari 0 jam
7 Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke 2nit Ea'at %arurat -2E% diobservasi tingkat kega'atannya,
bila dapat distabilkan maka penderita cukup dira'at inap di ruang ra'at biasa, bila terjadi respiratory
distress maka penderita dira'at di ruang ga'at intensif. Berbagai petunjuk terapi empirik pneumonia
komuniti dibuat untuk mempermudah dokter memulai pemberian antibiotik sebagai terapi a'al. Pada
tabel 3. %an 4. berikut ini dapat dilihat petunjuk -guideline dari P%P, %!#, anada dan #G! .$,3
Ta"e$ 3. Pe(un/u# (e,a'i em'i,i# 'neumonia #omuni(i menu,u( PDPI 2993
Perhimpunan %okter Paru ndonesia, Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di ndonesia
=a)a( /a$an • Ganpa faktor modifikasi@
Eolongan Beta laktam dan Beta laktam M anti Beta laktamase
• %engan faktor modifikasi@
7 Eolongan Beta laktam M anti Beta laktamase atau
7 9luorokuinolon respirasi
-levofloksasin, moksifloksasin gatifloksasin
• Bila dicurigai pneumonia atipik@
*akrolid baru -roksitromisin, klaritrimisin, aitromisin
=a)a( ina'
Ganpa faktor modifikasi@
7 Eolongan beta laktam M anti beta laktamase iv, atau
7 !efalosporin generasi $, 3 iv, atau
7 9luorokuinolon respirasi iv
%engan faktor modifikasi
7 !efalosporin generasi $, 3 iv
7 9luorokuinolon respirasi iv
Bila dicurigai desartai infeksi bakteri atipik ditambah makrloid
baru
=uang ,a)a( in(en!i& Gidak ada faktor resiko infeksi pseudomonas@!efalosporin gen. 3 iv non pseudomonas ditambah makrolid
baru atau fluorokuinolon respirasi iv
#da faktor resiko infeksi pseudomonas@
7 !efalosporin antipseudomonas iv atau karbapenemiv
ditambah fluorokuinolon anti pseudomonas -siproflaksasin
iv atau aminoglikosida iv
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
20/24
7 Bila curiga disertai infeksi bakteri atipik@
!efalosporin antipseudomonas iv atau carbapenem iv
ditambah aminoglikosida iv, ditambah lagi makrolid baru
atau fluorokuinolon respirasi iv
Ta"e$ *. Te,a'i 'neumonia #omuni(i menu,u( IDSA 2999> ?anaa 2999 an ATS 299+
IDSA 2999 ?anaa 2999 ATS 299+
Pa!ien
,a)a(
/a$an
*akrolid atau doksisiklin atau
fluorokuinolon
Ganpa faktor modifikasi
7 makrolid atau doksisiklin
%engan faktor modifikasi
7 makrolid baru
7 fluorokuinolon respirasi
7 amoksilin klavulanat M
makrolid
Ganpa penyakit
kardiopulmoner atau
faktor modifikasi@
7 makroliddoksisiklin
%engan penyakit
kardiopulmoner atau
faktor modifikasi@
7 beta laktam@
amoksilin dosis tinggi
#moksilin
klavulanat atau
parenter al seftriakson
M makrolid atau
doksisiklin atau
fluorokuinolon
respirasi saja
Pa!ien
,a)a(
ina'
!efalosporin gen. 3 M makrolid
atau beta7 laktam penghambat
betalaktamase M makrolid atau
fluorokuinolon saja
9luorokuinolon respirasi atau
gen. $, 3 atau 4 M makrolid
Ganpa penyakit
kardiopulmoner atau
faktor modifikasi@
7 beta7latktam iv M
makrolid iv
doksisiklin atau7 9luorokuinolon iv
saja
-anti pneumokokus
%engan penyakit
kardiopulmoner atau
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
21/24
faktor modifikasi@
7 #itromisin iv saja
jika alergi@ dosisiklin,
beta7laktam atau
fluorokuinolon saja
-anti pneumokokus
Pa!ien
,uang
,a)a(
in(en!i&
!efalosporin gen.3 atau 4 atau
penghambat beta7laktamase M
fluorokuinolon atau makrolid
%engan resiko pseudomonas@7 9luorokuinolon respirasi iv
M sefotaksim, seftriakson
atau penghambat beta7
laktamase
%engan resiko pseudomonas@
7 9luorokuinolon anti
pseudomonas M beta7
laktam anti pseudomonas
atau aminoglikosid
Ganpa resiko
pseudomonas@
7 beta7latktam iv M
7 *akrolid aitromisin
iv atau fluorokuinolon
iv
%engan resiko
pseudomonas@
7 Beta7laktam anti
pseudomonas iv M
fluorokuinolon anti
pseudomonas iv atau
beta7laktam anti
pseudomonas iv M
aminoglikosid M
makrolid
-aitromisin iv atau
fluorokuinolon
nonpseudomonas iv
3.*.+ Te,a'i Su$i% S)i(@% T%e,a'y
*asa pera'atan di rumah sakit sedapat mungkin dipersingkat dengan perubahan obat suntik ke oral
dilanjutkan dengan berobat jalan, hal ini untuk mengurangi biaya pera'atan dan mencegah infeksi
nosokomial, perubahan obat suntik ke oral harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang deberikan
secara iv dan antibiotik iv yang telah digunakan. Perubahan ini dapat diberikan secara sekuensial
-obat sama, potensi sama, s'itch over -obat berbeda, potensi berbeda dan step do'n -obat sama, potensi
lebih rendah.1,$
ontoh@
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
22/24
Gerapi sekuensial@ levofloksasiniv, moksifloksasin iv, gatifloksasin iv ke obat yang sama per oral
!'itch over@ seftsidin iv ke siprofloksasin oral
!tep do'n@ amoksilin, cefuroksim, cefotaksim iv ke cefiksim oral
>bat suntik dapat diberikan $73 hari, paling aman 3 hari, kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan
penderita dapat berobat jalan.
riteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti @$,0
• Gidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
• Gidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
• Penderita sudah tidak panas kurang lebih 0 jam
• Eejala klinik -misal@ frekuensi pernapasan, batuk membaik
• Lekosit menuju normal normal
3.*.2 E6a$ua!i Pengo"a(an
Aika setelah diberikan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan, kita harus meninjau kembali
diagnosis, faktor7faktor penderita, obat7obat yang telah diberikan dan kuman penyebabnya, seperti dilihat
pada gambar 1.$,4
Gam"a, +. Pene,i(a yang (ia# ,e!'on! engan 'engo"a(an em'i,i# yang (e$a% i"e,i#an
Perhimpunan %okter Paru ndonesia, Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di ndonesia $&14
Penderita yang tidak respons dengan pengobatan empirik yang telah diberikan
!alah diagnosis %iagnosis sudah benar
7 Eagal jantung
7 ;mboli7 eganasan
7 !arkiodosis7 5eaksi obat
7 Perdarahan
9aktor penderita@
7 elainan lokal
-sumbatan oleh benda
asing
7 5espons penderita
yang tidak adekuat
7 omplikasi@
1. !uper infeksi paru
$. ;mpiema
9aktor obat@
7 !alah memilih obat7 salah dosis cara
pemberian obat
7 omplikasi
7 5eaksi obat
9aktor uman@
7 %rug7resistant
terhadap obat
7 uman patogen yang
lain
7 Bakteri
-mikrobakteria atau
nokardia7 nonbakterial -jamur
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
23/24
atau virus
3.(.P5>E">!!
Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari factor pasien , bakteri penyebab dan
penggunaan antibiotic yang tepat serta adekuat.-$Pera'atan yang baik dan intensif sangat
mempengaruhi prognosis penyakit pada pasien yang dira'at. #ngka kematian pasien pneumonia
komunitas kurang dari ( ) pada pasien ra'at jalan dan $&) pada pasien ra'at inap$,4
Perhimpunan %okter Paru ndonesia, Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di ndonesia $&14
Gotal skor &71 $ /$ Gidak
diprediks
i
NJ& J17& 1713& /13&
Gingkat
keparaha
n
Erup Erup Erup las las las las ? las ?
elas
risiko
5endah !edang Berat 5isiko
rendah
5isiko
rendah
5isiko
rendah
5isiko
sedang
5isiko
berat
#ngka
kematian
1,() ,$) $$) &,1) &,:) $,0) 0,$) $,$)
8/17/2019 Referat Pneumonia 3
24/24
%#9G#5 P2!G##
1. %ahlan,Kul.Pneumonia. n@ !udoyo, #ru 8dkk. Buku #jar lmu Penyakit %alam ;disi
(.Aakarta @ nterna Publishing.$&&.P@ $1:7$&&,$$&37(.$. Perhimpunan %okter Paru ndonesia. Pneumonia omuniti. Pedoman %iagnosis dan
Penatalaksanaan di ndonesia.$&14.P@117$J,3170.
3. 8elte G,ohnlein G. Elobal and local epidemiology community7ac6uired pneumonia @ the
eCperience of the #P";GK "et'ork. 5espir rit are *ed.$&1$.P@33.$137.
4. asper L, %ennis. Pneumonia in +arrisonRs Principles of internal medicine 1J th edition.
2nited !tates of #merica@*c Era'' +ill ompanies,nc.$&&0Shapter $(1.
(. ?inay,umar., 5ami !,otran., !tanley,L, 5obbins. GeCtBook of Pathology. n@ +artanto
, huria'ati., %armaniah,"ur'any., 8ulandari, "anda. Buku #jar Patologi ;disi J ?olume
$.Aakarta@ ;E.$&&J.P@(3J7,(4&.:. ;astman,Eeorge 8.,8ald hristoph., rossin, Aane. Eetting !tarted in linical
5adiology. "e'