Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

26
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK Dosen Pengampu: Ir. Nur Rahayu Utami, M. Si 1. Preparat Whole Mount Protozoa 2. Preparat Rentang Mesenterium 3. Preparat Squash Akar Bawang Disusun Oleh: Nama : Dewi Setiyana NIM : 4401411058 Prodi : Pendidikan Biologi

Transcript of Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

Page 1: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

Dosen Pengampu: Ir. Nur Rahayu Utami, M. Si

1. Preparat Whole Mount Protozoa

2. Preparat Rentang Mesenterium

3. Preparat Squash Akar Bawang

Disusun Oleh:

Nama : Dewi Setiyana

NIM : 4401411058

Prodi : Pendidikan Biologi

Rombel : 03

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Page 2: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

2014

PREPARAT WHOLE MOUNT PROTOZOA

A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM

Senin, 28 April 2014

B. TUJUAN

1. Membuat preparat whole mount Protozoa

2. Menganalisis hasil preparat whole mount Protozoa

C. LANDASAN TEORI

Preparat utuh/ whole mount adalah preparat yang obyeknya merupakan keseluruhan

bagian secara utuh tanpa mengurangi/melakukan pengirisan. Tujuan pembuatan preparat

utuh/whole mount adalah untuk dapat menyediakan preparat mikroskopis yang dapat

memperlihatkan struktur secara keseluruhan dari bahan/obyek yang bersangkutan (Rudyatmi,

2011). Pewarnaan dalam pembuatan preparat ini dilakukan dengan menggunakan zat warna

yaitu hematoxilin. Pencuci untuk zat warna hematoxilin adalah air mengalir. Hematoxilin

akan mewarnai inti sel.

Protozoa merupakan protista eukariotik yang terdapat sebagai sel-sel tunggal artinya

satu organisme yang melakukan semua fungsi fisiologis atau proses hidup yang esensial

dalam satu sel tersebut. Protozoa dapat dibedakan dari Protista lainnya dari kemampuannya

beralih tempat pada tempat tertentu dalam daur hidupnya dan dari tiadanya dinding sel.

Makhluk ini terutama berukuran mikroskopik, kadang-kadang terbentuk koloni yaitu

kumpulan sel sendiri-sendiri. Ukuran dan bentuk ptotozoa sangat beragam. Beberapa

berbentuk lonjong atau membola, ada pula yang polimorfik (mempunyai berbagai bentuk

morfologi pada tingkat-tingkat yang berbeda dalam daur hidupnya.

Protozoa adalah penghuni tempat-tempat berair seperti selokan, sawah, parit, sungai,

waduk, laut, atau hidup parasit di dalam tubuh organisme lain. Di tempat-tempat yang

tergenang air dan mengandung rumput kering atau jerami kering juga sering didapatkan

Protozoa. Pada lingkungan atau keadaan yang tidak menguntungkan, protozoa dapat

membungkus diri sebagai kista yang tersusun dari bahan kalsium karbonat (CaCO3).

Pengambilan makanannya dilakukan dengan cara berikut:

Page 3: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

1. Holozoik, yaitu mengambil makanannya dari mikroorganisme lain seperti bakteri atau

ganggang (alga).

2. Saprofit, yaitu mengambil makanannya dari bahan-bahan hancuran tumbuhan yang ada di

sekitarnya.

3. Saprozoik, yaitu mengambil makanannya dari hewan-hewan yang telah mati.

4. Holozoik, yaitu dengan melakukan fotosintesis.

Protozoa ada yang mempunyai cangkang yang berasal dari zat kapur atau kersik.

Reproduksi aseksual (vegetatif) pada kebanyakan Protozoa adalah dengan membelah diri.

Namun, ada pula jenis Protozoa tertentu yang bereproduksi secara seksual (generatif) dengan

konjugasi, yaitu perpaduan antara dua individu yang belum dapat dibedakan jenis kelaminnya.

Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan hidup bebas. Protozoa merupakan hewan

uniseluler, berukuran kurang dari 10 mikron dan walaupun jarang, ada yang mencapai 6

milimeter, contohnya Ciliata: Sprirostomum sp.(3 mm), dan Sporozoa: Porospora gigantean

(16 mm). Berdasarkan struktur alat geraknya, protozoa dibagi menjadi lima kelas, yaitu:

1. Sarcodina atau Rhizopoda, bergerak dengan pseudopodia contohnya Amoeba sp.

2. Mastigophora atau Flagellata, bergerak dengan satu atau lebih flagella seperti cambuk

contohnya Euglena sp.

3. Sporozoa, tidak mempunyai alat gerak contohnya Plasmodium sp.

4. Cilliata, bergerak dengan cilia seumur hidupnya.

5. Suctoria, pada waktu masih muda bergerak dengan cilia sedang yang dewasa mempunyai

tentakal (Setiati dkk, 2004: 3).

D. PROSEDUR KERJA

Kultur Protozoa dibuat dua minggu sebelum pembuatan preparat. Gelas benda bebas

lemak ditetesi perekat albumin meyer, digosok-gosok dengan jari telunjuk sampai terasa kesat

dan diletakkan di atas rak pewarnaan. Kultur protozoa dishortir di bawah mikroskop,

kemudian diteteskan pada gelas benda dan dikeringanginkan tetapi tidak terlalu kering agar

kultur tidak mengalami plasmolisis. Setelah itu difiksasi di dalam staining jar menggunakan

metanol selama 10 menit dan dicuci dalam staining jar menggunakan alkohol 50% dan

dilanjutkan ke aquades.

Page 4: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

Kultur protozoa diwarnai dengan hematoxilin dalam staining jar beberapa celupan

saja. Hal ini dilakukan untuk mencegah protozoa larut dalam pewarna hematoxilin/tertinggal

di dalam staining jar. Langkah selanjutnya, dicuci dengan air mengalir sampai berwarna biru

cerah. Lalu didehidrasi dalam staining jar yang berisi alkohol 50%, 70%, 80%, 90%, dan

absolut masing-masing beberapa celupan. Selanjutnya adalah dealkoholisasi/clearling

menggunakan larutan alkohol xilol 3:1, 1:1, 1:3 dan dilanjutkan pada xilol murni masing-

masing selama 2 menit/beberapa celupan saja. Dengan cepat, sediaan diangkat dan diletakkan

di gelas benda, ditetesi kanada balsam, kemudian ditutup secara cepat dengan gelas penutup

dengan bantuan jarum pentul. Sediaan dilabeli dan diamati di bawah mikroskop dengan

perbesaran kuat, difoto, dan dianalisis hasilnya.

E. HASIL PENGAMATAN

Preparat Whole Mount Protozoa

Hematoxilin

Keterangan:

Paramaecium sp

Bagian-bagian Paramaecium sp tidak

tampak jelas. Semuanya tampak kecil

dengan gerak yang cepat.

Perbesaran 40 X 10

Page 5: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

Gambar Pembanding

F. PEMBAHASAN

Preparat Protozoa adalah preparat permanen karena mempunyai ketahanan sampai

bertahun-tahun, Preparat ini menggunakan keseluruhan dari objek tanpa melakukan

pengirisan, sehingga dinamakan preparat whole mount.

Hasil analisis preparat yang telah dibuat diketahui mikroorganisme yang ditemukan

adalah Paramecium sp. Hal ini diketahui dari mikroorganisme yang ditemukan berbentuk oval

seperti sandal yang bergerak dengan cepat. Pada preparat tersebut tidak terlihat bagian-bagian

sel Paramecium sp. karena mikroorganismenya terlalu kecil. Namun pada umumnya bagian

selnya berupa sitoplasma, inti sel, dan organela-organela sel lainnya seperti vakuola,

mitokondria, makronukleus, dsb. Bagian-bagian/organela-organela tersebut merupakan ciri

khas pada Paramecium sp. ditambah dengan silia.

Pewarnaan preparat whole mount protozoa ini dilakukan dengan cara pewarnaan

suksedan, yaitu menggunakan dua macam zat warna secara bergantian dengan pencuci

sendiri-sendiri. Zat warna yang digunakan adalah hematoxilin yang mewarnai inti sel

Paramecium sp. dan zat warna eosin yang mewarnai bagian sitoplasma sel Paramecium sp.,

sehingga secara keseluruhan Paramecium sp. tampak berwarna kemerahan. Pada preparat ini,

hematoxilin kurang terserap dengan sempurna oleh inti sel Paramecium sp. sehingga zat

warna hematoxilin larut ketika preparat dicuci dengan air mengalir. Pewarnaan yang kurang

sempurna ini mengakibatkan nukleus dan beberapa bagian-bagian tubuh Paramecium sp.

hampir tidak terlihat.

Page 6: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

Pada saat kultur protozoa diteteskan ke atas gelas benda dan kemudian diamati di

bawah mikroskop, terlihat banyak protozoa yang dapat teramati, akan tetapi setelah melalui

tahapan-tahapan dalam pembuatan preparat whole mount terlihat protozoa yang teramati

mengumpul/bertumpukkan.

Dalam pembuatan preparat whole mount ini proses penutupan preparat dengan gelas

penutup harus benar-benar diperhatikan, pemberian kanada balsam yang tidak berlebihan dan

proses penutupan harus dilakukan secara hati-hati karena apabila terjadi kesalahan ketika

melakukan penutupan akan menyebabkan adanya gelembung udara pada preparat, setelah itu

diolesi dengan kutek pada bagian tepi gelas penutup. Tahap akhir adalah labelling/pemberian

label.

G. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Preparat whole mount protozoa belum berhasil dibuat oleh praktikan. Pembuatan preparat

whole mount protozoa digunakan hematoxilin dan eosin pada tahap pewarnaan, bertujuan

untuk mewarnai inti sel dan sitoplasma sel protozoa.

2. Jenis protozoa yang teramati adalah Paramaecium sp. yang berbentuk oval menyerupai

bentuk sandal.

H. SARAN

Berdasarkan simpulan di atas, dapat direkomendasikan saran sebagai berikut:

1. Pada saat perataan perekat albumin meyer pada gelas benda hendaknya dilakukan sampai

terasa lengket/ kering lengket agar sediaan protozoa dapat terikat kuat pada gelas benda

dan mencegah hilangnya sediaan protozoa ketika dilakukan pencucian dan tahapan

lainnya.

2. Pencucian terhadap zat warna hematoxilin sebaiknya tidak terlalu lama dan menggunakan

aliran air yang tidak terlalu deras sehingga protozoa tidak hilang terbawa air/tercuci/ikut

terlarut pada saat pencucian.

I. DAFTAR PUSTAKA

Budiono, Djoko.1992. Pembuatan Preparat Mikroskopis. Surabaya: IKIP Surabaya.

Handari, S. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Page 7: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

Rudyatmi, Ely. 2010. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Biologi FMIPA UNNES.

Setiati, N dkk. 2004. Bahan Ajar I: Taksonomi Hewan. Semarang: Biologi FMIPA UNNES.

Semarang, 28 April 2014

Dewi Setiyana

4401411058

Page 8: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

PREPARAT RENTANG MESENTERIUM

Columba domestika (Burung Dara)

A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM

Senin, 5 Mei 2014

B. TUJUAN

1. Membuat preparat mesenterium Columba domestica (burung

dara) dengan metode rentang, dengan pewarna hemotocilin-eosin.

2. Menganalisis hasil pembuatan preparat rentang mesenterium

Columba domestica (burung dara).

C. LANDASAN TEORI

Preparat rentang adalah preparat yang proses pembuatannya dengan metode rentang,

yaitu dengan cara merentangkan objek yang akan diamati di atas gelas benda, sehingga

diperoleh lapisan tipis yang dapat teramati di bawah mikroskop. Pada umumnya, jaringan

yang dibuat preparat adalah jaringan yang tipis, misalnya pleura, mesenterium, peritoneum,

pericardium, dan sebagainya. Proses perentangan di atas gelas benda harus sesegera mungkin

setelah hewan dibedah tanpa dicuci atau dikenai zat kimia apapun. Untuk merentangkan

jaringan dapat dilakukan dengan menggunakan dua buah sonde atau alat lain yang tidak tajam

supaya dapat terentang dengan baik (tidak terjadi lipatan atau ada udara yang terjebak di

antara gelas benda dan jaringan).

Preparat rentang dapat dibuat preparat sementara, yaitu langsung diamati di bawah

mikroskop tanpa fiksasi dan pewarnaan terlebih dahulu. Akan tetapi, jaringan akan cepat

rusak dan berubah strukturnya. Oleh sebab itu, biasanya jaringan tersebut dibuat menjadi

preparat awetan dengan prosedur yang lebih rumit melalui beberapa tahapan dengan

menggunakan pewarnaan. Jaringan yang dibuat preparat rentang ini cukup halus teksturnya,

sehingga dalam memilih fiksatif pun juga hati-hati. Biasanya digunakan metil alkohol. Zat

warna yang digunakan tergantung dari tujuan pembuatan preparat. Pewarnaan dalam

pembuatan preparat ini dilakukan dengan cara suksedan, di mana dua macam zat warna yaitu

hematoxilin dan eosin diberikan secara bergantian, satu persatu dan ada pencucian sendiri-

Page 9: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

sendiri. Pencuci untuk zat warna hematoxilin adalah air mengalir sedangkan zat warna eosin

dicuci dengan alkohol 70%.

Mast cell merupakan sel yang pertama kali dikenal oleh Ehrlich tahun 1879 karena

terlihat sebagai sebuah sel yang besar yang terisi penuh dengan butir-butir. Bentuk sel

biasanya ovoid dengan inti bulat di tengah. Biasanya inti sulit terlihat karena tertutup oleh

butir-butir yang memenuhi sel. Butir-butir tersebut diketahui mengandung bahan-bahan

seperti heparin, histamin, dan berbagai enzim yang diketahui berhubungan dengan gejala

alergi anafilaksi. Mast cell atau mastosit diduga keras berasal dari sel-sel darah yang

dinamakan sel basofil yang juga memiliki buti-butir. Mast cell yang terdapat pada jaringan

tipis, misalnya pada mesenterium dapat diamati dengan metode rentang. Untuk melihat mast

cell akan lebih baik hasilnya bila sediaaan dipulas atau diwarnai dengan hematoxylin azurell-

eosin.

Sel lemak merupakan bentuk sel yang biasa terdapat pada jaringan ikat longgar, baik

terdapat terpisah atau berkelompok. Apabila kelompok-kelompok sel lemak menjadi sangat

besar, maka terbentuklah jaringan lemak. Sel lemak sangat mudah dibedakan terhadap jenis

sel lain, lebih-lebih apabila telah mengandung banyak tetes lemak di dalam selnya. Sel lemak

telah dapat dibedakan sejak mulai terjadi penimbunan tetes-tetes lemak dalam sitoplasma

sampai terjadi penyatuannya yang semakin membesar, sehingga inti bersama sitoplasma

terdorong ke tepi. Gambaran sel lemak yang demikian menyerupai cincin stempel. Sediaan

jaringan yang diproses menurut cara biasa akan melarutkan lemak di dalam sel, sehingga

meninggalkan rongga-rongga yang kosong.

D. PROSEDUR KERJA

Mengambil jaringan mesenterium segar dari hewan [Columba domestica (burung

dara)] yang baru dibedah dengan cepat dan hati-hati tanpa dicuci lalu menggunakan pisau

tajam. Merentangkan jaringan mesenterium pada gelas benda bebas lemak dengan 2 buah

pinset yang ujungnya tumpul, sehingga tidak ada bagian yang terlipat maupun terjadinya

udara yang terjebak di antara gelas benda dan jaringan. Melakukan fiksasi dengan

memasukkan gelas benda ke dalam staining jar yang berisi methyl alkohol selama 5 menit.

Melakukan hidrasi dengan memasukkan gelas benda ke dalam staining jar yang berisi alkohol

50% dilanjutkan ke aquades masing-masing selama 2 menit. Pewarnaan jaringan mesenterium

Page 10: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

dengan memasukkan gelas benda ke dalam staining jar berisi hematoxilin selama 10 kali

hitungan, dilanjutkan pencucian dalam staining jar dengan air mengalir sampai warna biru

cerah. Lalu didehidrasi dalam staining jar yang berisi alkohol 50% dan 70% masing-masing

selama 2 menit. Selanjutnya adalah pewarnaan sediaan dengan zat warna eosin dalam alkohol

70% di dalam staining jar selama 2 menit dilanjutkan dengan pencucian zat warna

menggunakan alkohol 70%.

Preparat didehidrasi menggunakan alkohol bertingkat 80%, 90% dan 96% masing-

masing selama 2 menit. Kemudian didealkoholisasi menggunakan larutan alkohol xilol 3:1,

1:1, 1:3 dan dilanjutkan pada xilol murni masing-masing selama 2 menit. Dengan cepat,

sediaan diangkat dan diletakkan di gelas benda, ditetesi kanada balsam, kemudian ditutup

secara cepat dengan gelas penutup dengan bantuan jarum pentul. Sediaan dilabeli dan diamati

di bawah mikroskop dengan perbesaran kuat, difoto, kemudian dianalisis hasilnya.

E. HASIL PENGAMATAN

Preparat Rentang Mesenterium

Columba domestika (Burung Dara)

Keterangan:

1. Pembuluh darah

2. Sel Lemak

3. Serabut kolagen

NB: sel-sel tidak terlihat jelas

Perbesaran 40x10

1

2

3

Page 11: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

F. PEMBAHASAN

Pembuatan preparat mesenterium ini dilakukan dengan menggunakan mesenterium

Columba domestica (burung dara) yang dilakukan dengan cara merentangkan mesenterium

pada gelas benda, sehingga dinamakan preparat rentang. Larutan fiksatif yang digunakan

adalah metanol yang berfungsi untuk mematikan jaringan tanpa mengubah strukturnya.

Pembuatan preparat mesenterium Columba domestica (burung dara) dilakukan dengan

pewarnaan suksedan, yaitu menggunakan dua zat warna sekaligus diberikan secara bergantian.

Zat warna yang digunakan adalah hematoxilin dan eosin. Tujuan dari pemberian pewarna

rangkap ini adalah untuk mendapatkan kontras warna yang jelas pada preparat, sehingga dapat

dibedakan bagian-bagian penyusun jaringannya. Dengan zat warna ini, sel-sel pada

mesenterium akan terlihat lebih jelas karena masing-masing zat warna mempunyai pengaruh

pewarnaan efektif pada setiap sel.

Pewarnaan dengan hematoxilin-eosin akan berpengaruh terhadap penyerapan zat

warna oleh jaringan sehingga bagian-bagian sel yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap

ke dua zat warna tersebut akan telihat kontras dibandingkan bagian yang lain. Hematoxilin

akan mewarnai nukleus sedangkan eosin mewarnai sitoplasma sel sehingga pada pengamatan

tampak jaringan mesenterium berwarna merah muda.

Hasil pengamatan preparat rentang mesenterium Columba domestica (burung dara)

yang telah dibuat terlihat kontras dan menunjukkan bagian-bagian penyusun jaringannya yaitu

pembuluh darah, sel-sel lemak yang berbentuk ovoid, dan serabut-serabut kolagen. Secara

keseluruhan semua bagian-bagian preparat terwarna dengan baik dan menunjukkan warna

merah muda dan cerah. Selain itu, pada preparat tidak ditemukan adanya bagian-bagian yang

bertumpuk, lipatan sel ataupun terbentuk gelembung. Jadi preparat mesenterium Columba

domestica (burung dara) sudah baik karena jaringan terwarna dengan jelas dan bagian-bagian

sel dapat dibedakan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain.

Hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan preparat ini adalah jaringan mesenterium

merupakan jaringan yang harus benar-benar segar, diambil langsung setelah proses

pembedahan tanpa proses pencucian terlebih dahulu atau tidak boleh terkena zat kimia apapun

sebelum proses fiksasi. Apabila terkena zat lain sebelum proses fiksasi, maka kemungkinan

hasil preparat akan menjadi rusak.

Page 12: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

G. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Preparat mesenterium Columba domestica cukup baik dibuat oleh praktikan. Preparat

mesenterium Columba domestica dibuat dengan metode rentang menggunakan pewarna

rangkap hematoxilin-eosin.

2. Preparat rentang mesenterium Columba domestica yang telah dibuat menunjukkan

bagian-bagian pembuluh darah, sel sel lemak berbentuk ovoid, dan serabut-serabut

kolagen. Preparat sudah terwarnai dengan baik dan tidak ada lipatan sel maupun

gelembung udara.

H. SARAN

Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat direkomendasikan adalah:

1. Jaringan mesenterium yang akan dijadikan preparat sebaiknya

masih segar diambil langsung dari hewan yang baru saja dibedah.

2. Perentangan jaringan mesenterium diusahakan benar-benar

terentang dengan baik tanpa adanya lipatan maupun rongga udara antara gelas benda

dengan jaringan mesenterium.

3. Jaringan mesenterium memerlukan pewarna rangkap

hematoxilin-eosin agar kontras warna yang didapat lebih jelas.

4. Waktu dan prosedur yang digunakan dalam pembuatan preparat

rentang mesenterium harus benar dan sesuai dengan petunjuk yang ada

I. DAFTAR PUSTAKA

Budiono, Djoko.1992. Pembuatan Preparat Mikroskopis. Surabaya: IKIP Surabaya.

Rudyatmi, E. 2013. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Biologi FMIPA UNNES.

Subowo. 2002. Histologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara.

Suntoro HS. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta: Penerbit Bhratara Karya Aksara.

Semarang, 5 Mei 2014

Dewi Setiyana

Page 13: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

4401411058

PREPARAT SQUASH AKAR

Alium cepa

A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM

Senin, 12 April 2014

B. TUJUAN

1. Membuat preparat squash akar Alium cepa

2. Menganalisis hasil preparat squash akar Alium cepa

C. LANDASAN TEORI

Preparat squash/pejetan adalah preparat yang proses pembuaatannya dengan metode

squash, yaitu dengan cara menekan obyek yang akan diamati di atas gelas benda sehingga

diperoleh lapisan tipis yang dapat teramati di bawah mikroskop.

Pemejetan dilakukan dengan tujuan agar sel-sel penyusun jaringan pada suatu organ

yang bersangkutan terpisah satu dengan yang lainnya dengan tidak merubah bentuk sel

aslinya. Bentuk sel hasil pejetan cukup tipis dan transparan, tersebar dalam suatu lapisan di

atas gelas benda sehingga dapat teramati dengan jelas di bawah mikroskop. Pemejetan dapat

dilakukan dengan menggunakan ibu jari atau benda lain yang tumpu misalnya pensil. Untuk

mendapatkan sebaran sel yang bagus, sangat tergantung oleh tingkat kelunakan obyek yang

dibuat preparat. Dengan demikian apabila obyek yang bersangkutan tergolong keras, perlu

dilakukan pelunakan dahulu sebelum dilakukan pemejetan.

Tujuan pembuatan preparat squash ini adalah untuk pengamatan tahap pembelahan

mitosis sel pada jaringan meristem apikal, seperti preaparat squash motisis akar Alium cepa.

Mitosis

Mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang

tumbuh pada bagian ujung akar atau aujung batang. Proses pembelahan mitosis ini

menghasilkan dua sel anak yang identik dan bertujuan untuk mempertahankan pasangan

kromosom yang sama melalui pembelahan inti berturut-turut. Mitosis pada tumbuh terjadi

selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses

Page 14: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

yang berputar dan terus-menerus. Digunakan akar bawang merah (Alium cepa) karena

jaringan akarnya merupakan jaringan yang mudah ditelaah untuk pengamatan mitosisnya.

Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di

luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel

anakan yang masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dnegan sel

induknya. Berikut adalah tahapan terjadinya mitosisi :

1. Profase: Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti

dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.

2. Metafase: Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong

pembelahan ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutb

pembelahan tempat sentromer mikrotubula bertumpu.

3. Anafase: Pada fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul

pada masing-masing kutub, sehingga telihat adal dua kumpulan kromosom.

4. Telofase: Telofase adalah fase finising, dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal

dan telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-

sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.

Waktu yang dibutuhkan pada masing-masing fase dalam siklus sel adlah berbeda-beda,

G1 berlangsung selam 5 jam, S berlangsung selama 7 jam, G2 berlangsung selam 3 jam,

mitosis berlangsung selama 1 jam ( profase selam 36 menit, metaphase selama 3 menit,

anaphase selam 2 menit dan telophase selama 18 menit ). Pada sel akar bawang, dalam

menyelesaikan 1 siklus selnya diperlukan waktu 16 jam dimana interfase merupakan fase

terpanjang dalam siklus sel. Sedangkan mitosis memiliki waktu yang paling pendek dalam

siklus sel.

D. PROSEDUR KERJA

Menumbuhkan akar Alium cepa pada media air. Setelah beberapa hari, memotong

beberapa ujung (10 ujung) akar Alium cepa sepanjang 5 mm. Memfiksasi potongan tersebut

pada botol yang berisi asam asetat glasial 45% pada suhu 4 C selama 15 menit (antara Alium

cepa berada di flakon yang berbeda). Selanjutnya menggati larutan fiksatif dengan aquades

untuk proses pencucian (dilakukan beberapa kali) dan tempatkan larutan fiksatif pada botol

fiksatif sisa. Mengganti aquades dengan HCl 1 N pada masing-masing flakon tadi, dan

Page 15: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

melakukan proses hidrolisis di air yang dipanaskan dan suhunya dipertahankan pada suhu 60

derajat Celcius sampai potongan akar terlihat putih dan transparan. Ketika sudah terlihat

transparan, ganti HCl dengan aquades beberapa kali untuk pencucian dan temaptkan HCl pada

flakon HCl sisa.

Berikutnya adalah proses pewarnaan dengan pewarna acetocarmin. Ganti aquades

yang digunakan untuk mencuci dengan acetocarmin pada masing-masing flakon dan

menunggu hingga 2 jam. Hal ini bertujuan agar pewarna bisa benar-benar diserap oleh

potongan Alium cepa. Setelah 2 jam ambil potongan akar menggunakan kuas dan

meletakannya di atas gelas benda. Kemudian memotong akar 2 mm dari pangkan ujung

akarnya (bagian yang transparan) menggunakan silet. Memposisikan objek dengan benar pada

gelas benda dan meneteskan gliserin pada objek. Selanjutnya melakukan proses penutupan

dengan hati-hati dan benar. Lalu melakukan proses pemencetan atau squash dengan benar.

Setelah di squash, untuk menyegel penutupan digunakan kuteks dengan cara mengoleskannya

pada bagian tepi dari gelas penutup. Memberikan label dan preparat dapat langsung diamati.

Page 16: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

E. HASIL PENGAMATAN

Squash Akar

Alium cepa

Acetocarmin

Jam 22.00 WIB

Keterangan:

1. Telophase

2. Prophase

3. Anaphase

Perbesaran 40x10

1

23

3

Page 17: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

Squash Akar

Alium cepa

Acetocarmin

Jam 11.00 WIB

Keterangan:

1. Telophase

2. Metaphase

3. Anaphase

4. Prophase

NB: banyak sel yang

mengalami mitosis

Perbesaran 40X10

F. PEMBAHASAN

Pembuatan preparat squash akar Alium cepa dilakukan pada jam 11.00 WIB dan 22.00

WIB menunjukan hasil yang baik untuk proses mitosis. Hasil positif ini dikarenakan pada jam

pengamatan tersebut sel tampak dalam kondisi membelah atau sedang bermitosis. Beberapa

faktor yang dapat menimbulkan terjadinya kegagalan pada saat pembuatan preparat antara lain

faktor waktu, kesalah prosedur sedikit saja semisal larutan fiksatif atau HCl nya

terkontaminasi itu juga menyebabkan tidak bisa dilihatnya proses mitosis. Selain itu, proses

pemejetan juga sangat penting. Ketika pemejetan atau squash dilakukan asala saja, maka

hasilnya pun tidaklah maksimal.

Preparat yang kelompok kami buat (kelompok 4) sebagian besar gagal. Hal ini

mungkin terjadi karena proses pemejetan yang belum sempurna/belum baik. Terkadang ada

yang masih terlihat tebal atau numpuk, sehingga tidak jelas pada saat diamati di dalam

mikroskop. Dan preparat yang cukup berhasil kami buat, yaitu hanya pada jam-jam tertentu

saja, yaitu pada jam 11.00 dan 22.00 WIB. Sedangkan untuk preparat yang lainnya banyak

yang tidak jelas saat diamati menggunakan mikroskop. Apalagi mikroskop yang terdapat di

laboratorium mikroteknya pun banyak yang lensanya kotor/berjamur, sehingga preparat yang

tidak jelas saat diamati dengan mikroskop menjadi lebih sangat memprihatinkan, dan jumlah

12

3

4

Page 18: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

mikroskopnya pun terbatas, sehingga harus mengantri/untuk mengamati preparat yang

jumlahnya banyak sedangkan waktu yang tersedia pun terbatas.

Pada preparat yang kami buat menunjukkan hasil sel-selnya masih ada yang numpuk,

ada yang pewarnaannya kurang baik, dimungkinkan karena proses pewarnaannya terlalu lama.

Sehingga tidak tampak jelas/tidak kontras. Pengamatan yang cermat juga menentukan hasil

preparat yang diperoleh.

Seperti yang telah dijelaskan di landasan teori bahwa proses mitosis itu terjadi dalam

waktu yang singkat dan pada jam-jam tertentu. Pada pengamatan preparat squash untuk jam

05.00 WIB tidak ditemukan adanya proses mitosis.

G. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada preparat squash akar Alium cepa

di atas dapat diambil kesimpulan:

1. Preparat squash akar bawang baik Alium cepa dapat dibuat dengan menggunakan

metode squash atau pejetan.

2. Penampakan secara keseluruhan hasil pengamatan preparat squash akar Alium cepa

menunjukkan bahwa pewarnaan yang telah dilakukan belum sempurna terlihat dengan

belum mampu menunjukkan kontras antara bagian-bagian penyusun jaringannya.

H. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh preparat yang baik, akar Alium cepa harus dipotong dengan ukuran

yang benar (5 mm dari ujung ) dan jangan lupa potong 2 mm pada pangkal ujung.

2. Proses pemencetan atau squash harus dilakukan dengan benar.

3. Pada saat penyusunan objek di atas gelas benda, dilakukan secara benar yaitu dengan

jarak 1cm antara gelas penutup denganujung gelas benda.

4. Proses mounting harus dilakukan dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Sri . 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Rudyatmi, Ely. 2013. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Negeri Semarang.

Page 19: Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Akar Bawang

Semarang, 12 April 2014

Dewi Setiyana

4401411058