PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

16
ARTIKEL PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO OLEH PEMERINTAH KOTA SURABAYA Neny Sujianti 1 , Tito Surya Baskara 2 , Bella Ayu Damayanti 3 , Nimas Noormala Dharmastuti 4 , Agus Machfud Fauzi 5 In this study, the people around Benowo were faced with the presence of the construction of a landfill adjacent to their environment. Various negative impacts were felt by the community at first. In this study using a qualitative method by taking random sampling informants located in western Surabaya, namely Benowo. The public perception of the Benowo landfill site will later be examined using community construction theory. The final result of this research is the existence of the construction of a landfill that will increasingly have a positive impact on society. The community feels that the TPA has benefited from the presence of supporting facilities in the area around Benowo. With the existence of sustainable development by the Surabaya City Government based on three aspects namely environment, social, and economy it is expected to be of benefit to the surrounding community. Keynote: TPA Benowo, Social Construction, Revitalization 1 Neny Sujianti, Email: [email protected] 2 Tito Surya Baskara, Email: [email protected] 3 Bella Ayu Damayanti, Email: [email protected] 4 Nimas Noormala Dharmastuti, Email: [email protected] 5 Agus Machfud Fauzi, Email: [email protected] © Neny Sujianti, 2020 Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya, Vol. 4, No. 1, 2020. Hal.103-118. Cara mengutip artikel ini, mengacu gaya selikung American Sociological Association (ASA): Sujianti, Neny., Baskara, Tito Surya., Damayanti, Bella Ayu., Dharmastuti, Nimas Noormala., Fauzi, Agus Machfud.2020.” Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan TPA Benowo Oleh Pemerintah Kota Surabaya” Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya 4(1): 103-118. DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2020.004.1.07

Transcript of PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

Page 1: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

ARTIKEL

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI

PEMBANGUNAN TPA BENOWO OLEH

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Neny Sujianti1, Tito Surya Baskara2, Bella Ayu Damayanti3, Nimas Noormala

Dharmastuti4, Agus Machfud Fauzi5

In this study, the people around Benowo were faced with the presence of the construction of

a landfill adjacent to their environment. Various negative impacts were felt by the community

at first. In this study using a qualitative method by taking random sampling informants

located in western Surabaya, namely Benowo. The public perception of the Benowo landfill

site will later be examined using community construction theory. The final result of this

research is the existence of the construction of a landfill that will increasingly have a positive

impact on society. The community feels that the TPA has benefited from the presence of

supporting facilities in the area around Benowo. With the existence of sustainable

development by the Surabaya City Government based on three aspects namely environment,

social, and economy it is expected to be of benefit to the surrounding community.

Keynote: TPA Benowo, Social Construction, Revitalization

1 Neny Sujianti, Email: [email protected] 2 Tito Surya Baskara, Email: [email protected] 3 Bella Ayu Damayanti, Email: [email protected] 4 Nimas Noormala Dharmastuti, Email: [email protected] 5 Agus Machfud Fauzi, Email: [email protected]

© Neny Sujianti, 2020

Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya, Vol. 4, No. 1, 2020. Hal.103-118.

Cara mengutip artikel ini, mengacu gaya selikung American Sociological Association (ASA):

Sujianti, Neny., Baskara, Tito Surya., Damayanti, Bella Ayu., Dharmastuti, Nimas Noormala., Fauzi,

Agus Machfud.2020.” Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan TPA Benowo Oleh Pemerintah

Kota Surabaya” Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya 4(1): 103-118.

DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2020.004.1.07

Page 2: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan TPA Benowo Oleh Pemerintah Kota Surabaya 104

PENDAHULUAN

Setiap kota harus menghadirkan kehidupan yang layak, aman, dan sentosa bagi warga nya

untuk beraktifitas secara produktif. Surabaya menerjemahkan misi tersebut dengan

menjadikan kota Surabaya yang sentosa. Mewujudkan kota metropolis yang sentosa ini perlu

disiapkan adanya sarana pendidikan, pengupayaan layanan kesehatan yang prima,

pemberdayaan masyarakat, serta penciptaan kondisi yang kondusif. Dengan seperti itu,

diharapkan agar masyarakat hidup dengan nyaman menjalani kehidupan serta membangun

kota dengan leluasa. Kota Surabaya yang sebagai ibukota di Jawa Timur ini memiliki luas

wilayah 326,81 km2 dan berpenduduk sebesar 3.457.409 juta jiwa menjadikan kota Surabaya

menjadi kota metropolitan terbesar kedua setelah kota Jakarta yang menempati predikat

nomor satu kota metropolitan. Kota Surabaya sebagai kota yang terus maju dan berkembang

ingin meningkatkan pembangunan nya serta nyaman dihuni oleh penduduk yang mendiami

kota Surabaya ini dengan membenahi seluruh fasilitas public yang ada di kota Surabaya

seperti pelayanan akses kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan lain-lain. Dengan adanya

pembenahan fasilitas public yang dilakukan oleh pemerintah kota Surabaya menjadikan kota

Surabaya sering mendapatkan penghargaan selama tahun 2018 yaitu Online Popular City

Guangzhou International Awards, Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2018, Adipura

Kencana, Nirwasita Tantra, Kinerja Pengurangan Sampah, hingga Sekolah Adiwiyata. Dari

sekian banyak penghargaan yang diraih oleh pemerintah kota Surabaya untuk membangun

dan memajukan kota Surabaya ini masih ada pembangunan yang tidak merata antara di pusat

kota Surabaya dan pinggiran kota Surabaya ini. Banyaknya taman yang ada dipinggir jalanan

kota Surabaya pun menjadi andalan pemerintah kota Surabaya untuk ikut mengurangi polusi

dan menurunkan suhu udara kota Surabaya yang panas ini.

Tempat pembuangan akhir (TPA) merupakan bentuk perlakuan tertua terhadap sampah,

yakni segala sampah yang ada di setiap kota terkumpul di tempat ini, setelah melalui Tempat

Pembuangan Sementara (TPS)1. Berbagai dampak negatif dapat ditimbulkan dari keberadaan

TPA ini sangat beragam, antara lain: Musibah fatal (misalnya longsoran perbukitan sampah),

1 SNI 19-2454-2002, “SNI 19-2454-2002 Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan,” ACM SIGGRAPH 2010 papers on - SIGGRAPH ’10, ICS 27.180, 2002, 1 <https://doi.org/10.1145/1833351.1778770>.

Page 3: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

105 Sujianti

kerusakan infrastruktur (misalnya kerusakan akses jalan akibat terlewati kendaraan berat),

pencemaran lingkungan setempat (seperti pencemaran air tanah oleh kebocoran dan

pencemaran tanah selama pemakaian TPA, maupun saat selesai penutupan TPA), pelepasan

gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah organik (metana merupakan gas

rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial daripada gas karbon dioksida, dan lebih

membahayakan bagi penduduk setempat), selain itu keberadaan TPA juga melidungi hewan

pembawa penyakit seperti tikus dan lalat.

Tempat Pembuangan Akhir TPA Benowo merupakan salah satu areal tempat pembuangan

akhir sampah sebagian Kota Surabaya yang terletak di Kelurahan Romokalisari yang

berbatasan langsung dengan Kabupaten Gresik, dengan luas lahan kurang lebih 37 Ha sudah

termasuk daerah pengembangan seluas 3,43 Ha. Saat ini pengelolaan timbunan sampah di

TPA Benowo dibagi dalam 5 (lima) sel, dimana (dua) sel timbunan sampah yaitu sel IA dan

IB dalam tahap stabilisasi dan 3 (tiga) sel lainnya masih dilakukan penambahan timbunan

sampah. Total volume sampah pada 2 (dua) sel timbunan sampah yang telah ditutup tersebut

adalah kurang lebih 312.960 m. Sel timbunan sampah yang ditutup tersebut kemudian dilapisi

tanah liat (clay) setebal 30 cm dan dipadatkan dengan bantuan mesin pemadat tanah.

Salah satu daerah yang masih menjadi banyak persoalan dan masih belum diperhatikan adalah

masyarakat yang ada di sekitar Benowo terutama di dekat Geloro Bung Tomo. Disitu terdapat

TPA Benowo yang menjadi tempat berkumpulnya sampah dari semua area yang ada di Kota

Surabaya dan dibuang di TPA Benowo ini. Keberadaan TPA Benowo membuat masyarakat

pada awalnya resah dengan keberadaan TPA yang ada didekat lingkungan mereka, karena

aroma yang ditimbulkan oleh sampah tersebut sampai membuat masyarakat terganggu akan

kondisi kesehatannya. Persoalan inilah yang membuat pemerintah kota Surabaya membuat

ide supaya bagaimana sampah itu juga tidak menimbulkan bau dan diolah kembali menjadi

sumber energy listrik. Kota Surabaya pun juga menyandang kota dengan konsep SmartCity

diaplikasikan kesemua bidang termasuk juga dengan pengelolaan lingkungan. Salah satu nya

yaitu TPA Benowo yang sukses menjadi pengolahan sampah menjadi energy listrik.

Page 4: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan TPA Benowo Oleh Pemerintah Kota Surabaya 106

Sampah yang diolah setiap hari nya sebanyak 1.300-1500 ton sampah per hari diolah di TPA

Benowo dengan lahan 37,4 hektare tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dalam waktu

yang panjang. Tumpukan sampah yang membukit di area TPA Benowo tersebut tak sia-sia

begitu saja. Sampah yang dihasilkan tersebut bermanfaat sebagai energy terbarukan yang siap

digunakan, dengan mengubah sampah menjadi gas metana. Gas metana tersebut merupakan

bahan baku utama listrik lewat sistem landfill gas colletion.

Mengolah tumpukan sampah yang banyak bukanlah hal yang mudah. Awalnya sampah

tersebut ditumpuk satu lokasi, lalu didiamkan. Gunungan sampah pun dibuat terasering

setinggi 25-meter agar tidak membahayakan para pekerja. Agar sampah tidak menimbulkan

bau yang tidak sedap di semprot semacam obat kemudian ditutup menggunakan tiga jenis

cover, yakni tanah, terpal, dan pasltik hitam tebal. Perlahan, tumpukan sampah tersebut

menghasilkan gas metana yang siap dipanen. Beberapa jenis sampah pun juga butuh

perlakuan khusus tergantung dengan cuacanya. Hal itu agar menjaga bakteri penghasil gas

metana tetap baik. Kemudian gas metana tersebut alirkan ke pipa-pipa menuju mesin dan

listrik dialirkan ke travo PLN serta menghasilkan 1 megawatt2.

Dari cara tersebut pemerintah kota Surabaya berupaya penuh untuk memerhatikan

masyarakatnya yang ada di sekitaran Benowo. Karena bagaimanapun masyakarat dan

pemerintah kota Surabaya bersinergi untuk menjaga lingkungan sekitaran Benowo agar tetap

asri. Sebelum terjadinya pengelolaan sampah menjadi energy listrik masyarakat banyak yang

mengeluhkan keberadaan TPA tersebut karena aroma bau yang ditimbulkan oleh sampah

tersebut membuat masyarakat sekitar merasa pusing dan mengganggu kesehatan mereka.

Masyarakat pun pada waktu itu juga menuntut agar menutup lokasi TPA Benowo jika tidak

ditangani dengan baik. Kemudian masyarakat membuat tuntutan agar daerah sekitaran TPA

Benowo diperbaiki fasilitas akses jalan dan saluran air. Pemerintah kota Surabaya kemudian

memenuhi permintaan tuntutan masyarakat tersebut serta menjamin bahwa aroma sampah

yang ditimbulkan tidak menimbulkan bau yang menyengat karena sampah tersebut sudah

diberi obat dan disemprot setiap hari nya.

2 Pembangunan Nasional et al., “Walikota Surabaya Provinsi Jawa Timur,” 2017 (2018), 1–17.

Page 5: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

107 Sujianti

Berbeda kondisinya dengan Cipayung. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa universitas

Indraprasta PGRI Jakarta mengenai TPA Cipayung menghasilkan data bahwa TPA Cipaying

menjadi ancaman bagi kesehatan warga. Masyarakat sering menderita penyakit diare, gatal-

gatal, dan jenis sakit perut lainnya. Sakit yang dialami oleh masyarakat akibat dari kurang

sosialisasinya pemerintah yang difokuskan kepada masyasrakat penghuni depakt TPA

mengenai hiodup sehat dan bersih. Masyarakat hanya mengetahui cara mencucui tangan,

kebersihan rambut dan kebersihan kulit. Masyarakat tidak tau menau bahwa pentingnya

kebersihan bak-bak dan kubangan air yang menjadi pemicunya penyakit dan semakin besar

kemungkinan penyakit akan menjangkit masyarakat akibat rumah dekat dengan TPA

Cipayung3.

Namun, dengan adanya TPA Benowo tersebut masyarakat sekitar diuntungkan oleh adanya

TPA tersebut salah satu nya mengurangi pengangguran yang ada di wilayah sekitaran TPA

tersebut karena kebanyakan masyarakat sekitar masih menganggur, mulai adanya saluran air

PDAM, serta akses jalan lebih bagus dan lebar. Pembangunan yang dilakukan oleh

pemerintah Kota Surabaya membuat kota Surabaya ingin masyarakatnya mendapatkan

perlakuan yang sama dengan masyarakat yang ada dipusat kota. Pemerintah kota Surabaya

juga berupaya untuk membenahi daerah pinggiran seperti Benowo agar pemerataan

pembangunan menjadi sama dengan yang dipusat.

LANDASAN TEORI

Peter Ludwig Berger lahir di Wina, Austria pada tanggal 17 Maret 1929 merupakan sosiolog

amerika yang tidak hanya berminat dengan teori sosial dan agama, melainkan juga menulis

tentang isu dunia ketiga, sosiologi keluarga, dan sosiologi politik. Pemikirannya banyak

dipengaruhi oleh Max Weber dan Durkheim serta sosiologi fenomenologis. Pemikirannya

yang hanya ditopang oleh sebuah harapan untuk mendamaikan otonomi manusia dengan

struktur sosial yang koersif dalam sosiologi intepretasi yang menyelidiki bahwa akhirnya

pengetahuan tentang actor sosial menjadi sah dan diterima begitu saja.

3 Emilda Emilda, “Dampak Pengelolaan Sampah Pada Kesehatan Masyarakat Di Tpa,” Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, 5.2 (2019), 246–52 <https://doi.org/10.33485/jiik-wk.v5i2.138>.

Page 6: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan TPA Benowo Oleh Pemerintah Kota Surabaya 108

Dalam kehidupan ini hanya merupakan realitas saja. Itulah kecurigan Peter L. Berger yang

bertolak dari skeptisisme radikal inilah bahwa Berger kemudian meretas sebuah teori yang

dapat melucuti semua realitas kita, bahwa semua yang kita tahu dan ada, hanya sebatas

konstruksi atas kenyataan. Dalam teori konstruksi sosial yang telah disinggung oleh Berger

dan Luckman dalam sosiologi pengetahuan, suatu masyarakat terbentuk dan terjadi atas

berbagai tingkat. Menurut Berger, masyarakat merupakan suatu fenomena dialektis dalam

pengertian masyarakat bahwa masyarakat adalah suatu produk manusia yang akan selalu

memberi tindak balik kepada produsennya. Proses dialektik fundamental terdiri dari tiga

Langkah atau momentum yaitu eksternalisasi, obyektivas, dan internalisasi. Dalam buku

karya Hanneman Samuel dengan judul “Peter Berger Sebuah Pengantar Ringkas” yang

menjelaskan tentang realitas yang hanya merupakan hasil konstruksi “Dan lantaran sebuah

‘pengetahuan’ manusia dibangun, diteruskan, dan dijaga dalam situasi sosial, sosiologi

pengetahuan mesti berupaya untuk memahami proses bagaimana fenomena ini berlangsung

sehingga ‘realitas’ yang diterima begitu saja menjadi sesuatu yang keras bagi seorang insan

yang dapat ditemui dijalan” (Berger dan Luckmann, 1966: 15). Peter L. Berger pun

menjelaskan bagian pentingnya dalam mengeksplorasi suatu fenomena dari setiap sudut,

orang awam berkecenderungan untuk melihat suatu fenomena apa adanya tanpa memiliki

rasio yang kritis terhadap apa yang sedang dihadapi. Disini dijelaskan tiga penjelasan tahap-

tahap konstruksi terhadap realitas:

a. Eksternalisasi

Merupakan suatu pencerahan kedirian manusia secara terus menerus kedalam dunia, baik

dalam aktifitas fisik maupun mentalnya dalam pembangunan dunia. Karena secara biologis

manusia tidak mempunyai dunia-manusia melainkan manusia membangun suatu dunia

manusia. Manusia menciptakan suatu jenis alat untuk mengubah lingkungan fisik dan alam

ia kehendaki. Manusia pun juga menciptakan Bahasa yang merupakan suatu symbol yang

meresapi kedalam aspek kehidupannya. Sama seperti kehidupan materialnya, masyarakat

merupakan produk dari manusia.

Page 7: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

109 Sujianti

b. Objektivasi

Objektitivitas merupakan disandangnya prosuk-produk aktifitas itu (baik mental maupun

fisik), suatu realitas yang berhadapan dengan para produsen semula, dalam bentuk suatu

kefaktaan yang eksternal terhadap yang lain dari produsen itu sendiri. Dunia ini terdiri dari

benda-benda materiil maupun non materiil yang menentang kehendak dari produsennya.

Objektivitas dari masyarakat terlihat jelas dalam prosedur-prosedur kontrol sosial yaitu

prosedur-prosedur yang khusus untuk memasyarakatkan Kembali individu dan kelompok-

kelompok yang pembangkang. Contoh nya seorang individu dipaksakan untuk menamakan

sebuah benda yang digunakan untuk duduk sebagai kursi, benda yang terbuat dari kayu

dikonstruksikan sebagai kursi, Lembaga-lembaga politik dan hukum dapat memberi contoh

penjelasan mengenai hal ini. objektivitas mengenai proses penuaan sudah menjadi hal yang

harus dilewati oleh setiap manusia.

c. Internalisasi

Internalisasi menurut Berger merupakan tahap dimana seorang individu memilik objektivitas

apa yang dia anut. Setiap kelompok masyarakat memiliki konstruksi sendiri tentang

pembangunan di wilayah Surabaya Barat terutama Benowo.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, dan tindakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi.

Fenomenologi merupakan studi yang mempelajari fenomena, seperti segalah hal yang

muncul berdasarkan pengalaman pribadi. Fenomenologi mempelajari serta memahami suatu

fenomena yang di alami oleh individu hingga sebuah “keyakinan” oleh individu yang

bersangkutan. Dengan demikian, dapat dipelajari melalui berdasarkan sudut pandang dari

individu yang bersangkutan sebagai subjek. Penelitian fenomenologi juga dilakukan

penelitian yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari subjek yang diteliti.

Page 8: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan TPA Benowo Oleh Pemerintah Kota Surabaya 110

Subjek dari penelitian ini yaitu masyarakat yang berada di sekitar TPA (Tempat Pembuangan

Akhir) Benowo. Alasan memilih subjek tersebut agar mendapatkan data yang benar-benar

valid dan dapat dipercaya. Pemilihan subjek penelitian menggunakan random sampling, yaitu

pemilihan subjek nya dilakukan secara acak dengan maksud yaitu siapa subjek yang ingin

langsung diteliti.

Lokasi penelitian ini berada di daerah pemukiman yang berada di sekitar TPA Benowo Kota

Surabaya. Alasan memilih tempat ini yaitu berdasarkan pengamatan dilapangan, TPA

Benowo menampung sampah serta limbah dari banyak penjuru daerah sehingga sampah serta

limbah menggunung. Dari terlihatnya penampungan akhir yang menggunung tersebut tampak

adanya perbedaan pemerataan kawasan didaerah pusat kota dengan didaerah kawasan TPA

Benowo. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2020.

Penelitian ini menggunakan 3 teknik pengumpulan data. Pertama, dilakukan pengamatan

yaitu mengamati lingkungan dan yang mendukung penelitian ini. Kedua, dilakukan

wawancara yaitu mewawancarai informan yang sesuai dengan penelitian ini. Sedangkan

ketiga dilakukan dokumentasi untuk mendokumentasikan setiap hal yang didapat, baik

berupa ucapan informan, gambar situasi sekitar, dan wacana yang didapat.

Peneliti mengorganisir semua data yang telah data. Membaca serta mengelompokkan data-

data yang penting. Mengembangkan uraian data dari observasi dan hasil wawancara oleh

subjek penelitian. Langkah terakhir yaitu peneliti memberikan penjelasan secara naratif

tentang pandangan masyarakat yang berada di kawasan TPA Benowo terhadap pemerataan

kawasan oleh pemerintah kota Surabaya serta kondisi wilayah TPA Benowo, kemudian

dijadikan karya ilmiah.

Page 9: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

111 Sujianti

HASIL

A. Keluhan Masyarakat

Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta yang ada di Indonesia. Pusat

ekonomi, akses pendidikan, sarana prasarana untuk hidup yang lengkap, dan lain sebagainya

merupakan daya tarik kota Surabaya. Daya tarik kota Surabaya tersebut menyebabkan banyak

masyarakat dari luar Surabaya datang ke Surabaya. Tidak hanya pendatang akan tetapi

pertambahan jumlah penduduk di Surabaya yang kian waktu kian melesat menyebabkan kota

Surabaya semakin padat. Kepadatan jumlah penduduk menimbulkan berbagai macam

pengaruh yang terjadi. Salah satu pengaruhnya adalah jumlah sampah yang semakin

meningkat pula baik sampah rumah tangga, sampah industri, sampah restaurant, dan lain

sebagainya.

Surabaya memiliki Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan juga Tempat Pembuangan

Akhir (TPA). TPA yang ada di Surabaya berada di daerah Surabaya Barat yang berbatasan

langsung dengan Kabupaten Gresik. TPA ini berada di daerah Benowo yang tepatnya ada di

kelurahan Romokalisari. TPA Benowo berada di wilayah yang juga berbatasan dengan

pemukiman penduduk dan juga tambak ikan milik penduduk. Masyarakat sekitar TPA tentu

saja berhadapan langsung dengan TPA dan tidak jarang merasakan dampak negatif yang

disebabkan oleh adanya TPA.

Tidak jarang masyarakat mencium bau busuk yang berasal dari TPA. Sampah yang ada juga

menggunung dan mengalami pembusukan. Terlebih lagi saat musim hujan datang bau yang

ditimbulkan semakin menyengat. Bau yang terbawa oleh hembusan angin menyebar ke

pemukiman warga dan menyebabkan warga merasa sakit kepala. Tidak sedikit pula

masyarakat yang mengalami sakit batuk-batuk karena menghirup bau sampah dari TPA dan

juga badan yang gatal-gatal. Selain bau yang menyengat hewan lalat pun banyak sekali

dijumpai disekitar pemukiman. Masyarakat sekitar juga mengeluh dan menginginkan untuk

penutupan TPA yang ada di Benowo karena masyarakat sendiri yang merasakan dampak

negatifnya.

Page 10: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan TPA Benowo Oleh Pemerintah Kota Surabaya 112

B. Penanganan Sampah

Keluhan masyarakat sekitar TPA Benowo sangat banyak hingga adanya permintaan dari

masyarakat kepada Pemerintahan Kota Surabaya untuk menutup TPA yang berada di

kawasan mereka. Masalah utama yang mereka hadapi adalah masalah sampah yang

menggunung dan semakin bau. Setelah adanya keluhan yang disampaikan masyarakat,

Pemerintahan Kota Surabaya mengambil tindakan dengan penyemprotan sampah

menggunakan obat yang berfungsi untuk menghilangkan bau dari tumpukan sampah. Selain

itu obat tersebut berfungsi untuk mengurangi adanya lalat yang banyak beterbangan.

Selain obat yang berfungsi untuk meredam bau sampah, Pemerintah Kota Surabaya juga

menciptakan inovasi dengan mengubah tanah menjadi energi listrik dengan mendirikan

bangunan – bangunan yang diciptakan untuk Pembangkit Litrik Tenaga Sampah. Meskipun

pengolahan sampah baru saja dilakukan akan tetapi hal tersebut telah menenangkan

masyarakat karena tidak ada lagi bau yang berlebihan dan lebih teratur untuk penanganan

permasalahan sampah.

Penyemprotan sampah dengan obat agar tidak menimbulkan bau dilakukan setiap hari dan

ada petugas tersendiri untuk melakukan penyemprotan. Penyemprotan tidak hanya dilakukan

saat ada acara atau hari-hari tertentu saja mengingat lokasi TPA Benowo yang bersebelahan

langsung dengan stadion sepak bola Gelora Bung Tomo. Gelora Bung Tomo sering sekali

digunakan untuk pertandingan sepak bola yang menyebabkan banyak masyarakat ingin

menonton. Permasalahan bau sampah dahulu juga dirasakan oleh masyarakat yang hadir

untuk menonton bola akan tetapi sekarang sudah ditangani dengan tepat dan tidak

menimbulkan kegelisahan penonton lagi.

C. Sarana Prasarana di Sekitar TPA

Wilayah Benowo dahulu merupakan rawa – rawa dan ada pemukiman yang tidak memiliki

jumlah penduduk banyak. Disekitar rawa – rawa hanya ada jalan kecil, sempit, dengan

kondisi yang tidak baik. Dengan dijadikannya TPA di wilayah Benowo yang selalu dilintasi

oleh kendaraan besar dan berat untuk mengangkut sampah menyebabkan adanya perbaikan

jalan agar menjadi akses yang mudah bagi kendaraan pengangkut sampah untuk menuju ke

TPA Benowo. Masyarakat banyak yang bersyukur karena jalan sudah dibenahi sehingga

Page 11: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

113 Sujianti

mereka tidak khawatir jika ingin melintasi jalanan. Tidak hanya permasalahan infrastruktur

jalan saja, akan tetapi dengan adanya TPA di wilayah Benowo masyarakat juga menikmati

adanya perubahan yang terjadi di wilayahnya.

Masyarakat sekitar TPA hanya mengandalkan air hujan untuk kegiatan sehari – hari

dikarenakan tidak terjangkau oleh PDAM. Masyarakat juga mengalami kekeringan saat

memasuki kekeringan dan sulit untuk melakukan kegiatan sehari – hari. Dengan adanya TPA

Benowo masyarakat meminta kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk menyediakan PDAM

sehingga air hujan yang tertampung di sumur masyarakat tidak tercemar oleh TPA dan

masyarakat dapat dengan mudah untuk mengakses air bersih. Tidak banyak keluhan

setelahnya mengenai air bersih oleh PDAM. Sesekali keluhan hanya karena saluran air

tersumbat oleh dedaunan atau akar – akar tanaman yang menyangkut. Setelah ada keluhan

langsung saja ditangani oleh pihak PDAM.

D. Lapangan Pekerjaan

TPA Benowo tidak hanya menimbulkan dampak negatif akan tetapi setelahnya juga dirasakan

dampak positifnya oleh masyarakat. Awal dibukanya TPA pengelolah TPA yang berasal dari

Pemerintah Kota Surabaya tidak memperbolehkan masyarakat luar Benowo untuk masuk ke

area TPA dan memulung sampah yang masih bisa di daur ulang atau digunakan kembali.

Pemerintah Kota Surabaya melihat masih banyak masyarakat Benowo yang menganggur dan

membutuhkan pekerjaan. Sehingga yang diperbolehkan untuk masuk dan memulung sampah

adalah masyarakat Benowo.

Memulung sampah plastik dan juga beberapa barang yang masih bisa digunakan merupakan

pekerjaan yang tidak bisa disepelehkan. Hasil penjualan memulung sehari bisa mencapai 1

juta rupiah untuk dua orang. Akan tetapi para pemulung juga harus memasuki wilayah TPA

dan memilah – milah sampah. Dengan adanya program pengolahan juga pemanfaatan sampah

ini masyarakat Benowo juga diikut sertakan untuk menjadi pegawai pengelolah.

Page 12: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan TPA Benowo Oleh Pemerintah Kota Surabaya 114

Dengan berjalannya waktu masyarakat Benowo semakin sedikit yang memulung sampah lalu

menjualnya. Sehingga pemerintahan Kota Surabaya mengizinkan untuk masyarakat luar

Benowo bahkan luar Kota untuk masuk dan mencari sampah yang masih bisa untuk dijual

kepada pengepul. Untuk masyarakat luar yang ingin memulung tidak diberatkan dengan

perizinan yang harus mereka penuhi. Petugas TPA membebaskan mereka untuk masuk ke

wilayah TPA. Hal ini juga dimanfaatkan baik oleh masyarakat Benowo dikarenakan mereka

dapat menyewakan kamar atau rumah tempag tinggal mereka untuk digunakan masyarakat

luar yang bermata penvaharian sebagai pemulung di TPA Benowo. Hal ini juga dapat

menambah penghasilan masyarakat Benowo dengan menyewakan tempat tinggalnya.

Sampah – sampah yang ada di TPA nantinya akan dipilah oleh petugas TPA yang dapat diolah

maupun tidak. Jika sampah yang didapat dari masyarakat maka akan dijadikan satu yang

nantinyan akan dipilah. Akan tetapi berbeda dengan sampah yang berasal dari restaurant.

Sampah – sampah tersebut akan dibedakan dikarenakan lebih banyak sampah yang masih

bagus dan dapat dimanfaatkan, hal tersebut akan memudahkan petugas untuk memilah

sampah dan juga masyarakat yang memulung untuk mencari barang yang masih bisa dijual.

Sebelum adanya pengolahan sampah menjadi energi yang berguna, hewan ternak milik

masyarakat dibebaskan berkeliaran untuk mencari makan di area TPA. Akan tetapi dengan

adanya pengolahan sampah maka hewan – hewan milik masyaralkat yang berkeliaran bebas

dilarang untuk masuk. Pemerintah Kota Surabaya juga memberi ganti rugi untuk pemilik

hewan yang bia digunakan untuk membangun kandang dan juga memberi makan ternak

mereka.

E. Kepemilikan Lahan Sekitar TPA

Bangunan – bangunan yang ada di sekitar TPA yang berfungsi untuk mengolah sampah

meupakan aset pemerintah kota. Akan tetapi Pemerintah Kota Surabaya juga mengizinkan

perusahaan asing yang ingin memiliki saham atau bekerja sama dalam pengolahan sampah.

Selain itu lahan luas yang digunakan untuk pemukiman warga dan juga tambak milik warga

dulunya adalah milik salah seorang masyarakat yang dinilai warga Benowo cukup kaya untuk

membeli lahan – lahan yang ada. Seseorang yang memiliki lahan tersebut membebaskan

warga untuk membangun rumah dan juga memiliki tambak.

Page 13: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

115 Sujianti

Seiring berjalannya waktu wilayah tersebut sudah dibeli oleh pemerintah kota Surabaya yang

ditandai dengan adanya palang kepemilikan. Masyarakat Benowo mengetahuinya dan siap

jika sewaktu – waktu digusur oleh Pemerintah asalkan masyarakat mendapat ganti rugi dari

pemerintah Kota Surabaya. Masyarakat mebgatakan jika saat ini wilayah Benowo sedang

mengalami pembangunan yang nantinya akan dijadikan pusat kehidupan bagi masyarakat

Surabaya. Pemerintah Kota juga akan membangun dan memperbanyak taman di daerah

Benowo yang saat ini hanya ada satu taman yang letaknya jauh dari TPA. Masyarakat juga

menginginkan adanya taman atau penghijauan di sekitar wilayah TPA agar tidak gersang.

Dari temuan data dapat ditarik dalam analisisnya kedalam tiga aspek revitalisasi. Aspek yang

di analisis dapat dilihat dari aspek segi sosial, ekonomi dan pembangunan. Pemerintah Kota

Surabaya yang telah melakukan tindakan revitalisasi di daerah sekitar TPA Benowo.

Revitalisasi merupakan tindakan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya

tidak terbedaya atau tidak merata sehingga adanya revitalisasi dapat menjadikan perubahan

tersebut memiliki arti sangat penting dan sangat diperlukan untuk kehidupan. Revitalisasi

juga harus disertai oleh dukungan masyarakat kawasan. Aspek segi sosial yang tampak di

daerah sekitar TPA Benowo adalah masyarakat sudah tidak lagi mengeluhkan dengan

bebauan yang muncul akibat sampah yang menimbun dan masyarakat tidak mengeluhkan

sakit akibat adanya TPA tersebut, sebab Pemerintah Kota Surabaya telah memberikan

sterilisasi bau tidak sedap dengan melakukan penyemprotan obat setiap hari untuk

menghilangkan bau dan mengurangi populasi lalat.

Kepuasan masyarakat sekitar TPA Benowo juga merambah dalam aspek ekonomi. Aspek

segi ekonomi yang terlihat dari revitalisasi Pemerintah Kota Surabaya di kawasan daerah

TPA Benowo yakni adanya lapangan kerja yang tersedia untuk masyarakat sekitar TPA

Benowo ataupun luar kota untuk mengambil sampah yang masih bisa di daur ulang kembali

dan juga Pemerintah Kota Surabaya menjadikan masyarakat Benowo sebagai pegawai

pengelola TPA Benowo. Dalam revitalisasi pembangunan yang terlihat dari segi sarana dan

prasarana daerah kawasan TPA Benowo yakni kondisi jalan sekitar TPA dibenahi oleh

Pemerintah Kota Surabaya untuk diperluas jalanannya sehingga truk pengangkut sampah

dapat melintas dan sumber air yang berada di kawasan TPA Benowo sudah dapat terjangkau

dan bersih dari PDAM dengan pembuatan sumur, yang sebelumnya hanya menggunakan air

Page 14: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan TPA Benowo Oleh Pemerintah Kota Surabaya 116

hujan yang tidak terwadahi dan tercemar. Pembenahan kawasan TPA Benowo dapat

dukungan penuh dari masyarakat setempat karena telah mendapatkan perhatian dari

Pemerintahan Kota Surabaya. Adanya revitalisasi pembangunan ini dapat mempengaruhi

revitalisasi dalam sosial dan ekonomi masyarakat setempat, serta kawasan Benowo saat ini

sedang dilakukan pembangunan untuk menjadikan kawasan pusat kehidupan masyarakat

Surabaya selanjutnya.

Kemudian untuk pembangunan berkelanjutan yang meliputi tiga pilar aspek utama yaitu

lingkungan, sosial, dan ekonomi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan karena ketiga

aspek tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Pembangunan berkelanjutan yang

dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya di kawasan sekitaran Tempat Pembuangan Akhir

merupakan kawasan industry yang masih dikelilingi oleh tambak yang luas, karena

pembangunan yang ada di pusat kota Surabaya telah berkembang dan maju saatnya daerah

kawasan pinggiran kota Surabaya untuk diperhatikan agar pembangunan pusat dan pinggiran

bisa merata. Kemudian untuk lokasi TPA bisa ditingkatkan pembangunannya agar sampah

yang terlihat menggunung bisa ditempatkan pada dalam bangunan agar tidak terlihat dari

kejauhan. Karena kawasan sekitaran Benowo mau dijadikan pembangunan oleh Pemerintah

Kota Surabaya harus memerhatikan tiga aspek yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi, ketiga

aspek itu harus memberikan aspek manfaat dari pembangunan untuk warga sekitar. Karena

pembangunan berkelanjutan dari pemkot akan merubah segala aspek lingkungan, sosial, dan

ekonomi itu tadi.

Pembahasan

Berdasarkan hasil diatas dapat dianalisis bahwa pembangunan di sekitaran TPA Benowo

dengan yang ada di pusat kota Surabaya terutama terjadi ketimpangan antara di pusat dan

pinggiran. Pembangunan yang ada di sekitaran wilayah Benowo dapat di lihat dari konstruksi

sosial masyarakat sekitaran Benowo yang harus berhadapan dengan lingkungan yang

berdekatan dengan TPA Benowo. Pembangunan sekitaran wilayah Benowo sudah terlihat

nyata dari segi fasilitas yang diberikan oleh pemerintah kota Surabaya. Fasilitas yang diterima

oleh masyarakat sekitaran TPA Benowo yaitu adanya aliran air PDAM, jalan yang mulus,

dan aroma pembuangan TPA mulai berkurang dikarenakan setiap hari Kawasan TPA Benowo

Page 15: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

117 Sujianti

diberi obat agar bau nya tidak menyengat sampai ke rumah warga yang ada disekitaran

Benowo. Pembangunan yang terlihat dari sekitaran wilayah tersebut hanyalah Stadion Gelora

Bung Tomo, jika pembangunan stadion tersebut tidak ada maka fasilitas-fasilitas yang

diperlukan oleh warga tidak akan terpenuhi.

Penutup

Kehadiran TPA Benowo pada mulanya memang meresahkan bagi masyarakat dikarenakan

adanya dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat. Berbagai upaya dilakukan

masyarakat untuk melaporkan dampak yang ada kepada Pemerintah Kota Surabaya didengar

dan ditindaklanjuti dengan baik sehingga saat ini masyarakat sekitar TPA merasa

diuntungkan dengan adanya TPA yang dapat mengubah dari 3 aspek, lingkungan, sosial, dan

ekonomi.

Page 16: PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PEMBANGUNAN TPA BENOWO …

Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan TPA Benowo Oleh Pemerintah Kota Surabaya 118

DAFTAR PUSTAKA

Emilda, Emilda, “Dampak Pengelolaan Sampah Pada Kesehatan Masyarakat Di Tpa,” Jurnal

Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, 5.2 (2019), 246–52

<https://doi.org/10.33485/jiik-wk.v5i2.138>

Nasional, Pembangunan, Cara Penyusunan, Tata Cara Penyusunan, Evaluasi Pelaksanaan,

Rencana Pembangunan, dan Rencana Kerja Pemerintah, “Walikota Surabaya Provinsi

Jawa Timur,” 2017 (2018), 1–17

SNI 19-2454-2002, “SNI 19-2454-2002 Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah

Perkotaan,” ACM SIGGRAPH 2010 papers on - SIGGRAPH ’10, ICS 27.180, 2002, 1

<https://doi.org/10.1145/1833351.1778770>

Sulaiman, Aimie, “Memahami Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger,” Society, 4.1 (2016), 15–

22 <https://doi.org/10.33019/society.v4i1.32>