PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN BUDIDAYA …
Transcript of PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN BUDIDAYA …
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN
BUDIDAYA IKAN NILA KOLAM TERPAL KELURAHAN BANGETAYU KULON
Khomsah Nur Izah1, Fitri Amalia Langgundi2, Dwi Rina Murni3
1Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin, FBS UNNES
2Program Studi Teknik Informatika, FMIPA UNNES
3Program Studi Teknik Sipil, FT UNNES
Email: [email protected], [email protected],
Abstrak
Peningkatan perekonomian di masa pandemi Covid-19 melalui program Kuliah Kerja
Nyata Universitas Negeri Semarang Bersama Lawan Covid-19 2020 dilakukan
sebagai bentuk upaya memberdayakan ekonomi masyarakat melalui pelatihan
budidaya ikan nila selama berada di rumah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan kondisi ekonomi di Kelurahan Bangetayu Kulon,
Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Dalam pelatihan budidaya ikan nila dapat
meningkatkan partisipasi masyarakat Bangetayu Kulon khususnya yang terdampak
PHK akibat pandemi Covid-19 dan upaya kesejahteraan masyarakat dalam
melakukan pemasaran hasil budidaya atau dalam bentuk prduk olahan ikan.
Pelatihan budidaya ikan nila dilaksanakan di Kelurahan Bangetayu Kulon,
Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Kegiatan dimulai dari izin dan koordinasi
dengan ketua RT dan RW setempat, kemudian dilanjutkan sosialisasi program
budidaya dan membuat Forum Group Discussion (FGD) dengan masyarakat
sebagai sasarannya. Pelatihan dilakukan secara tatap muka yang diikuti perwakilan
masyarakat dan online melalui FGD. Masyarakat secara tatap muka ikut serta mulai
dari pembuatan kolam, pemilihan bibit dan makan ikan, hingga perawatan ikan.
Sedangkan masyarakat lain melalui FGD dengan memberikan buku panduan
budidaya ikan nila.
Kata Kunci : Pelatihan; Budidaya; Ikan; Pemberdayaan; Ekonomi
1. Pendahuluan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
merupakan salah satu dampak besar
dalam dunia ketenagakerjaan akibat
meluasnya penyebaran Covid-19 di
Indonesia. Berdasarkan hasil survey
Kemenaker dengan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan
Lembaga Demografi Universitas
Indonesia, bahwa perusahaan
memilih melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) karyawan
akibat Covid-19. Survey terhadap
1112 pekerja menunjukkan 65%
responden tetap dapat melakukan
pekerjaan di rumah, 15% mengalami
PHK dengan 13% diantaranya tanpa
mendapatkan pesangon.
Hingga 16 April 2020, perusahaan
sektor formal melakukan PHK
terhadap 229.789 pekerja.
Sedangkan 1.270.367 pekerja
terpaksa dirumahkan untuk
meminimalisir penularan Covid-19.
Selain itu, pada perusahaan sektor
informal juga melakukan PHK
terhadap 443.760 pekerja dari 30.794
perusahaan. Hal ini menjadikan
banyak masyarakat yang tak memiliki
penghasilan tetap lagi, padahal
kondisi pandemi yang menghimbau
kita untuk tetap berada di rumah saja
menjadikan pengeluaran menjadi
naik.
Menurut Badan Pusat Statistik
Kota Semarang dalam buku
“Kecamatan Genuk Dalam Angka
2019”, Kelurahan Bangetayu Kulon
memiliki luas tanah keseluruhan
184.51 Ha dengan 94 RT dan 7 RW,
serta 16.371 jiwa penduduk WNI.
Banyaknya penduduk menurut data
mata pencaharian hanyalah 13.349
jiwa pekerja, 225 diantaranya adalah
pensiunan. Survey yang telah
dilakukan penulis menunjukkan rata-
rata dalam satu wilayah RT memiliki
10 hingga 15 pekerja yang diPHK.
Pekerja yang mengalami PHK
tersebut tak semua mendapatkan
pesangon.
Hal tersebut menjadi penyebab
melemahnya daya beli masyarakat
pada kurun waktu ini akibat berbagai
tekanan ekonomi. Selain itu pada
ekonomi perikanan dan ekonomi
nasional, kontribusi perikanan
budidaya termasuk ikan nila mampu
menunjukkan nilai strategis. Strategis
yang dimaksudkan yaitu budidaya
ikan nila dapat menjadi kunci
komoditas dimana diketahui pula nilai
tukar pembudidaya yang dihitung dari
pendapatan dan pengeluaran rumah
tangga. Tidak hanya kalangan
menengah keatas yang mampu
mendongkrak citra nila pada
masyarakat, melainkan kalangan
menengah kebawah juga mampu
mengimbanginya.
Oleh karenanya, dengan program
kerja pemberdayaan ekonomi
masyarakat Kelurahan Bangetayu
Kulon, Kecamatan Genuk, Kota
Semarang dalam pelatihan budidaya
ikan nila menjadi sarana dalam
meningkatkan perekonomian
masyarakat walau hanya di rumah
saja. Terlebih jika masyarakat yang
terdampak pandemi Covid-19
mengalami PHK dari perusahaan
tempat mereka bekerja. Metode
dalam pelaksanaan budidaya ikan
nila dalam kolam terpal ini yaitu
secara tatap muka dan online melalui
Forum Group Discussion dengan
menggunakan manual book atau
buku panduan digital supaya mudah
dimengerti dan penjelasan
budidayanya.
Tujuan yang akan dihasilkan
dalam pelatihan ini yaitu supaya
masyarakat dapat menjadikan
budidaya ikan sebagai sarana untuk
meningkatkan perekonomian mereka
dalam berbagai bidang, misalnya
produk olahan, ikan segar, makanan
dan lain sebagainya.
2. Metode Pelaksanaan
Pelatihan budidaya ikan yang
dilaksanakan yaitu berupa edukasi
pengenalan budidaya ikan secara
umum hingga khusus, menunjukkan
tata cara budidaya ikan, memberikan
tips perawatan ikan, hingga
melakukan pemeliharaan bersama.
Pelatihan dilakukan melalui dua
metode yaitu luring atau tatap muka
secara langsung dan daring secara
online melalui Grup WhatsApp
warga.
Tahapan dalam pelaksanaan
program ini yaitu (1) survey kondisi
lapangan, (2) perancangan metode,
(3) persiapan sarana dan prasarana,
(4) pelaksanaan kegiatan, (5)
evaluasi.
Pertama yang dilakukan yaitu
survey penduduk dan wilayah di
lingkungan Kelurahan Bangetayu
Kulon, Kecamatan Genuk, Kota
Semarang diantaranya jumlah
penduduk, kondisi wilayah sekitar,
dan warga yang terdampak Covid-19
sehingga harus mengalami PHK. Dari
data tersebut kemudian dilakukan
metode budidaya ikan yang tepat
sesuai kondisi wilayah dan ekonomi
masyarakat.
Sehingga ditemukan solusi
budidaya ikan menggunakan kolam
terpal yang dapat disesuaikan
dengan lahan masing-masing. Kolam
terpal yang digunakan tidak perlu
rangka yang tetap (tembok), namun
cukup dengan rangka kayu atau baja
ringan saja.
Secara online, pelaksana
membagikan buku panduan diikuti
diskripsi arahan yang dapat dibaca
dan diterapkan langsung oleh
peserta. Selain membagikan buku
panduan, pelaksana juga
memberikan kesempatan peserta
untuk melakukan diskusi dan tanya
jawab apabila diperlukan hingga
pelaksanaan program kerja selesai.
Buku panduan budidaya ikan nila
didesain sedemikian rupa supaya
dapat dengan mudah dimengerti.
Didalamnya terdapat deskripsi, foto,
dan ilustrasi yang menarik.
Sedangkan metode luring, yaitu
dengan melakukan pelatihan secara
langsung mulai dari pembuatan
kolam, pembelian bibit dan makan
ikan, hingga perawatan ikan. Ini
dilakukan guna memberikan tutorial
secara langsung kepada peserta.
Peserta yang telah mempraktikan
tata cara budidaya ikan di rumahnya
masing-masing jika mmebutuhkan
bimbingan juga dilaksanakan
bimbingan secara tatap muka
menghampiri rumah peserta.
3. Hasil dan Pembahasan
Pelatihan Budidaya ikan secara
tatap muka dimulai pada tanggal 22
Juli 2020 hingga 16 Agustus 2020 di
RT 07 RW 04 Kelurahan Bangetayu
Kulon, Kecamatan Genuk Kota
Semarang dengan jumlah peserta
sebanyak 5 peserta. Kegiatan
dilakukan dengan tetap patuh pada
protokol kesehatan pencegahan
penularan Covid-19.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan
beberapa tahapan yaitu (1)
pembuatan kolam metode terpal,
kolam dibuat dengan menggunakan
baja ringan sebagai kerangkanya
kemudian terpal yang menjadi alas
pada kolam (2) pembuatan
penyaringan kotoran dan gelembung
ikan, penyaringan dipasang dengan
menyambungkan paralon yang telah
dilubangi sehingga dapat
memberikan banyak gelembung (3)
pembelian bibit dan makan ikan, bibit
ikan yang dibeli beragam, yaitu bibit
ikan lele, nila dan bawal guna
percobaan ikan yang paling efektif
untuk dibudidaya (4) perawatan ikan,
yang dilakukan setiap pagi dan sore
hari yaitu pemberian makan atau
setiap 4 hari sekali pembersihan
kolam.
Gambar 1. Pembuatan kolam ikan
Pelatihan secara daring yaitu
dimulai dengan pembuatan buku
panduan budidaya ikan dahulu
kemudian dibagikan kepada
masyarakat luas supaya dapat
dikembangkan.
Gambar 2. Pelatihan budidaya luring
Gambar 3. Perawatan ikan
Hasil dari pelatihan tersebut
menunjukkan bahwa beberapa
masyarakat telah mempraktikan
budidaya ikan di rumahnya masing-
masing. Terdapat warga yang
memilih budidaya ikan lele saja,
bawal saja dan nila saja. Hal tersebut
diperoleh dari beberapa uji coba yang
dilakukan pada saat pelatihan
budidaya secara langsung.
A. Evaluasi Pelatihan Teori
Evaluasi yang dilakukan
bertujuan untuk mengukur tingkat
pemahaman dan penguasaan materi
peserta tentang kewirausahaan dan
rencana usaha, manajemen
keuangan serta cara mengakses
permodalan.
Dari hasil diskusi dan evaluasi
dengan peserta pelatihan Budidaya
Ikan Nila selanjutnya dilakukan
analisis SWOT pelatihan budidaya
ikan nila di Kelurahan Bangetayu
Kulon, Kecamatan Genuk, Kota
Semarang, sebagai berikut :
1.) Kelebihan
Pelatihan Budidaya Ikan Nila Kolam
Terpal memiliki kelebihan dapat
dibudidayakan dengan mudah di
lingkungan yang berlahan sempit.
Pelatihan yang dilakukan bertahap
sesuai perkembangan budidayanya
menjadikan masyarakat semakin
paham secara detail tentang tips
berbudidaya ikan. Materi yang
disampaikan menggunakan buku
panduan dengan ilustrasi berwarna
yang menarik menjadi mudah
dipahami masyarakat awam.
2.) Kekurangan
Pelaku budidaya ikan harus
mempunyai jiwa yang sabar jika
mendapatkan kendala yang tidak
diinginkan, biaya yang digunakan jika
ingin kualitas ikan yang baik haruslah
cukup dan tidak tanggung-tanggung.
3.) Ruang Kesempatan yang tersedia
Kesempatan pelaksanaan dan pelaku
budidaya ikan dapat diikuti dan
dilakukan pada siapa saja.
4.) Ancaman dan penanggulangan
Ancamannya yaitu pada jenis ikan
yang merupakan predator akan
memangsa ikan yang lain apabila
jenis ikan dicampur dalam satu
kolam. Sehingga harus
menempatkan satu jenis ikan saja
dalam satu kolam.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelatihan
budidaya ikan di wilayah Kelurahan
Bangetayu Kulon, Kecamatan Genuk
Kota Semarang menunjukkan bahwa
kegiatan pelatihan berjalan dengan
baik dan lancar sehingga mendapat
respon positif dari masyarakat.
Peserta mampu memahami materi
dengan baik dan dapat
mempraktikannya langsung pada
budidaya ikan yang mereka lakukan
sesuai dengan pelatihan yang diikuti.
Peserta juga mampu melakukan
penanganan yang harus dilakukan
disaat-saat tertentu sesuai tips yang
telah disampaikan.
Peserta aktif dalam sesi tanya
jawab dan diskusi menyampaikan
pendapatnya pada saat pelatihan.
Warga RT 07 RW 04 Kelurahan
Bangetayu Kulon, Kecamatan Genuk
Kota Semarang ikut
menyebarluaskan buku panduan
yang telah dibagikan melalui
WhatsApp grup.
Tetapi, beberapa warga hanya
mengikuti pelatihan saja tidak untuk
diikut praktikkan langsung karena
terkendala biaya dan masih berasa
ragu untuk menjalankan budidaya
ikan sebagai usaha dalam
meningkatkan perekonomian
keluarga. Sehingga masih harus
menunggu bagaimana hasil dari
budidaya ikan lebih lanjut.
5. Referensi
Badan Pusat Statistik Kota
Semarang. 2019. Kecamatan Genuk
Dalam Angka 2019. Semarang: BPS
Kota Semarang
Setiawan, Syeikha Nabilla., Nunung
Nurwati, 2020. “Dampak Covid-19 terhadap
Tenaga Kerja di Indonesia” dalam
researchget.
PERILAKU ANTUSIAS ANAK TERHADAP KESUKSESAN PENDAMPINGAN BELAJAR ANAK BERSAMA MAHASISWA KKN BMC UNNES DI WILAYAH GENUKSARI
Vicka Ardiana1) , Zulfa Nindiyana Sanjaya2),Tria Karliana3), M.Rifky Budi Geraldy4), Chelva Adseki Luis Jonita5)
Universitas Negeri Semarang [email protected]
2020
ABSTRACT
Coronavirus-19 (Covid-19) has brought urgent changes to various sectors, one of them is the
education sector. The Genuksari area is an area with a red zone category, and it causes
learning for school to be carried out online. The learning was deemed ineffective. Based on
these problems, the BMC UNNES KKN Team held "Learning Assistance in the Genuksari
Area", namely learning assistance / tutoring activities carried out directly or online for school-
age children in the Genuksari Region by adhering to existing health protocols for free. To find
out and identify the effect of the child's response or enthusiastic behavior on the success of
learning assistance in children, a study was conducted on this learning assistance. The
enthusiastic behavior of children in learning assistance during this pademic period is
expected to have an effect on improving learning. This research uses interactive techniques
accor[ding to Miles and Huberman which is a qualitative research. In this study, information
was obtained by direct observation in the field and interviews of children who were learning
participants. Semi-structured interviews were conducted and a list of questions was compiled
before the interview and then questions would be developed spontaneously depending on
previous answers and conditions during the interview. Children who were interviewed
randomly were 5 (five) children. The results of this study show that children give a very
positive and enthusiastic response, so that this response is very influential on the success of
learning assistance in the Genuksari area.
Keywords: Children's Learning Assistance, Genuksari Area, Covid-19
ABSTRAK
Penyakit Coronavirus-19 (Covid-19) telah membawa perubahan yang mendesak pada
berbagai sektor, salah satunya sektor pendidikan. Wilayah Genuksari merupakan wilayah
dengan kategori zona merah, dan menyebabkan pembelajaran untuk anak usia sekolah
dilakukan secara daring. Pembelajaran tersebut dirasa kurang efektif. Berdasarkan
permasalahan tersebut maka dari Tim KKN BMC UNNES mengadakan “Pendampingan
belajar di Wilayah Genuksari” yaitu kegiatan pendampingan belajar/ bimbingan belajar yang
dilaksanakan secara langsung ataupun online untuk anak usia sekolah di Wilayah Genuksari
dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada secara gratis. Untuk mengetahui dan
mengidentifikasi pengaruh respon atau perilaku antusias anak terhadap kesuksesan
pendampingan belajar pada anak, maka dilakukan penelitian terhadap pendampingan belajar
ini. Perilaku antusias anak dalam pendampingan belajar dimasa pademic ini diharapkan
dapat berpengaruh bagi peningkatan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan teknik
interaktif menurut Miles dan Huberman yang termasuk penelitian Kualitatif. Pada penelitian
ini informasi didapatkan dengan sebuah pengamatan secara langsung dilapangan dan
wawancara anak yang sebagai peserta belajar. Wawancara dilakukan dengan semi
terstruktur dilakukan dan daftar pertanyaan telah disusun sebelum wawancara dan kemudian
pertanyaan akan dikembangkan secara spontan tergantung jawaban sebelumnya dan
kondisi saat wawancara. Anak yang diwawancara secara random sebanyak 5 (lima) anak.
Hasil dari penelitian ini adalah anak sangat memberi respon positif dan antusias sehingga
dengan respon tersebut sangat berpengaruh terhadap kesuksesan pendampingan belajar di
Wilayah Genuksari.
Kata Kunci : Pendampingan Belajar Anak, Wilayah Genuksari, Covid-19
A. Pendahuluan
Situasi pademic Coronavirus
disease-19 (Covid-19) saat ini
sangat diluar prediksi berbagai
negara, salah satunya adalah
Indonesia. Dengan adanya wabah
ini telah mempengaruhi berbagai
sektor. Penyebaran virus yang
sangat cepat, ditunjukan dengan
angka kematian akibat Corona terus
meningkat. Banyak pihak yang ikut
berperan untuk mengatasi hal ini,
salah satunya Natalie Louisa yang
mengungkapkan usulannya kepada
pemerintah agar memberikan
sebuah bantuan langsung secara
tunai kepada masyarakat yang
hidupnya terdampak karna adanya
wabah ini dan juga 2 meminta agar
memberikan tes Covid secara gratis
(Natalie, 2020).
Dampak Covid-19 banyak
dirasakan oleh berbagai sektor dan
aspek, termasuk mempengaruhi
dunia pendidikan nasional ataupun
internasional. Hal tersebut
mempengaruhi perubahan-
perubahan dan pembaharuan
kebijakan untuk diterapkan, salah
satunya yang mengarah kepada
pembatasan pembelajaran di
sekolah, madrasah, universitas dan
pondok pesantren. Dampak yang
dirasakan anak selama masa
pademic ini adalah anak lebih sulit
menguasai pengetahuan, hal
tersebut disebabkan karena
berkurangnya waktu belajar mereka
secara tatap muka disekolah,
dengan hal tersebut juga secara
langsung dapat berdampak pada
peningkatan rasa putus asa anak
untuk menghadapi kesulitan dalam
memunculkan minat sekolah lagi
setelah lamanya penutupan
sekolahan dan kontraksi ekonomi
(Angga Dwi Matra UNICEF,2020).
Berdasarkan penelitian
terdahulu Nika Fetria (2019) telah
melakukan Kegiatan pengabdian
yang dilakukan untuk masyarakat di
Kelurahan Makbusun berupa
Bimbingan Belajar (bimbel)
matematika untuk anak-anak usia
sekolah diwilayah tersebut.
Didapatkan hasil dapat membantu
untuk mengurangi tingkat
kesusahan atau mengatasi adanya
permasalahan yang ada, sehingga
dapat membuat anak-anak lebih
memahami dan mencintai
matematika serta membawa
kemajuan dalam diri anak.
Di daerah Genuksari saat ini
pembelajaran dilakukan di rumah
masing-masing atau masih secara
daring itu dikarenakan wilayah
Genuksari merupakan zona merah
saat ini karena pandemic.
Dengan adanya kendala
pademic ini anak-anak sekolah
mulai merasakan lelah mengikuti
kegiatan belajar online yang
dianggap tidak efektif bagi mereka,
diantaranya siswa-siswi di Wilayah
Genuksari. Berdasarkan
permasalahan tersebut maka dari
Tim KKN BMC UNNES
mengadakan “Pendampingan
belajar di Wilayah Genuksari” yaitu
kegiatan pendampingan belajar.
Banyak dari anak-anak yang
terbantu untuk pembelajaran yang
dilakukan teman-teman dari KKN
BMC UNNES ini, karena dari
beberapa keluhannya yaitu seperti
kurang memahami pelajaran yang
dijelaskan oleh guru melalui daring.
Maka dari itu dengan pembelajaran
ini dapat membantu akan hal
tersebut.
Bimbingan belajar yang
dilaksanakan secara langsung
ataupun online untuk anak usia
sekolah di Wilayah Genuksari
dengan tetap mematuhi protokol
kesehatan yang ada secara gratis.
Tujuan dari kegiatan ini yaitu
menjadi salah satu yang dapat
dijadikan sebagai obat rindu mereka
terhadap sekolah, membantu
kesulitan yang didapatkan didalam
pembelajaran dan ingin tetap
membangkitkan semangat anak
dalam belajar sehingga tidak
meninggalkan keinginan belajar.
Dengan seiringnya waktu
anak-anak sangat menyukai dengan
pembelajaran tersebut, bahkan tidak
sedikit yang menginginkan jika
dilakukan secara rutin. Antusias dari
anak-anak sangat besar setiap
malukan tatap muka karena di saat
itulah mereka dapat menanyakan
pelajaran atau soal-soal yang tidak
dipahami.
B. Study Pustaka
Pada hasil penelitian Neni
Kusuma (2018) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, multimedia
digital storytelling memenuhi standar
kelayakan bila digunakan untuk
menunjang proses pembelajaran.
Terbukti dengan hasil penilaian
yang diberikan oleh ahli media
sebesar 79,2%, ahli materi sebesar
85,3% dan siswa sebesar 87%.
Berdasarkan analisis hasil Uji t
Berpasangan, peneliti menemukan
adanya perbedaan antara sebelum
dan sesudah menggunakan
multimedia digital storytelling dalam
pembelajaran yang mendapat skor
rata-rata sebesar -6.75 dan dengan
standart deviasi sebesar 3.808.
Sedangkan hasil yang didapat untuk
sig sebesar 0.002 = 0.2 % < 5 %;
maka hal itu berarti bahwa, rata-rata
antusiasme siswa dalam mengikuti
pembelajaran antara yang sebelum
dan sesudah menggunakan
multimedia digital storytelling
terdapat perbedaan dan mengalami
perubahan. Dengan demikian
peneliti menyimpulkan bahwa,
penggunaan multimedia digital
storytelling untuk menunjang proses
pembelajaran dapat meningkatkan
antusiasme siswa dalam belajar.
Pada hasil penelitian Nika
Fetria (2019) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, multimedia
digital storytelling memenuhi standar
kelayakan bila digunakan untuk
menunjang proses pembelajaran.
Terbukti dengan hasil penilaian
yang diberikan oleh ahli media
sebesar 79,2%, ahli materi sebesar
85,3% dan siswa sebesar 87%.
Berdasarkan analisis hasil Uji t
Berpasangan, peneliti menemukan
adanya perbedaan antara sebelum
dan sesudah menggunakan
multimedia digital storytelling dalam
pembelajaran yang mendapat skor
rata-rata sebesar -6.75 dan dengan
standart deviasi sebesar 3.808.
Sedangkan hasil yang didapat untuk
sig sebesar 0.002 = 0.2 % < 5 %;
maka hal itu berarti bahwa, rata-rata
antusiasme siswa dalam mengikuti
pembelajaran antara yang sebelum
dan sesudah menggunakan
multimedia digital storytelling
terdapat perbedaan dan mengalami
perubahan. Dengan demikian
peneliti menyimpulkan bahwa,
penggunaan multimedia digital
storytelling untuk menunjang proses
pembelajaran dapat meningkatkan
antusiasme siswa dalam belajar.
Pada hasil penelitian Retno
Ambaryanti (2012) Intensitas
pendampingan belajar orang tua
adalah tingkat kedalaman dalam
pendampingan belajar dari orang
tua kepada anak, sesuai dengan
tingkatan usianya sehingga semua
aspek perkembangan anak dapat
berkembang dengan baik. Tujuan
penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara
pendampingan belajar orang tua
dengan kualitas hasil belajar siswa
RA Al-Islam Mangunsari 02
Semarang tahun pelajaran 2011/
2012. Metode yang digunakan
adalah teknik kuesioner atau
angket, dokumentasi, dan
wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara
pendampingan belajar orang tua
dengan kualitas hasil belajar siswa
di RA Al- Islam Mangunsari 02
Semarang tahun Pelajaran
2011/2012.
Orisinalitas dari pembuatan
artikel ini adalah bahwasannya
kami ingin lebih menonjol dengan
perilaku antusias anak terhadap
kesuksesan pendampingan belajar
khususnya di wilayah KKN BMC
UNNES bagian Genuksari.
C. Metode Penelitian
Desain Penelitian
Metode yang digunakan
adalah metode Kualitatif, metode ini
digunakan untuk mengetahui
perilaku antusias anak dapat
berpengaruh terhadap kesuksesan
adanya pendampingan belajar anak
di Wilayah Genuksari atau tepatnya
diwilayah masing masing dari kami.
Didalam penelitian ini kami mengikut
sertakan 5 orang anak untuk
menjadi responden. Dimana
nantinya kami melakukan
wawancara secara tertutup.
Teknik Pengumpulan Data dan
Analisis Data
Metode pengumpulan data
menggunakan data primer dengan
interview semi terstruktur dan data
bantuan yaitu data sekunder yang
diperoleh dari data yang telah
tersebar di internet seperti artikel
jurnal. Teknik analisis yang
digunakan adalah Teknik purposive
sampling. Teknik ini merupakan
pengambilan sebuah sampel yang
berdasarkan dengan suatu
pertimbangan seperti sifat populasi
atau ciri yang telah diketahui dan
bertujuan agar data yang diperoleh
lebih representatif
(Notoadmojo,2010).
D. Hasil dan Pembahasan
Profil Singkat Wilayah
Lokasi pendampingan belajar kami
ini berbeda-beda tiap anggota yaitu
di Wilayah Karangponcol,
Gebanganom, Pulosari, Genuksari.
Anak-anak yang kami jadikan
responden adalah salah satu
perwakilan dari setiap wilayah,
mereka duduk dibangku Sekolah
Dasar.
Pendampingan Belajar atau
Bimbingan Belajar Anak
Bimbingan belajar pada anak
merupakan sebuah kegiatan atau
tindakan yang dilakukan orang tua
atau orang dewasa kepada anak
atau peserta didik untuk upaya
meningkatkan prestasi atau hasil
belajar yang lebih optimal. Tujuan
bimbingan belajar adalah membantu
permasalahan yang dialami anak
ketika menghadapi soal atau tugas
sekolah selain itu juga untuk
meningkatkan minat belajar anak
dan agar pembelajaran tidak
menjadi hal membosankan yang
dapat mengakibatkan anak-anak
tidak menyukai belajar.
Fungsi dari bimbingan belajar anak
tidak lain yaitu
1. Membantu dalam memahami
dan menyerap pelajaran,
memberikan kemudahan serya
membantu dalam mengatasi
persoalan pelajaran yang mereka
anggap sulit.
2. Lebih aktif dan juga pandai
bersosialisasi atau membaur.
3. Melatih anak mendapat
pergaulan yang positif.
Perilaku Antusias Anak
Perilaku antusias merupakan respon
anak yang sangat positif atau
dengan kata lain semangat anak
dalam menghadapi sesuatu hal.
Terdapat beberapa hal yang dapat
mempengaruhi antusiasme anak
saat belajar atau di sekolah salah
satu yaitu dengan memperbesar
rasa ingin tau anak, hubungan otak
pada anak dengan topik akan
dipelajari dengan melihat kembali
vidio atau foto pada saat jalan jalan
dengan keluarga. Hal tersebut akan
dapat menjadi jembatan otak yang
siap menerima informasi mengenai
apa yang dipelajari disekolah.
Tidak jauh dari anak antusias dari
orang tua anak juga sangt baik
maka sangat senang jika teman-
teman dari KKN BMC UNNES
melakukan bimbingan belajar anak
ini.
Contohnya kegiatan pengabdian
yang kami lakukan ini sangat
mendapat respon positif oleh anak-
anak, mereka sangat bersemangat
untuk belajar bersama kami.
Adanya pemberian hadiah jika anak
mendapatkan nilai yang bagus atau
memuaskan agar memacu untuk
meningkatkan niat belajar dari anak
Dokumentasi Kegiatan
Berikut ini adalah
dokumentasi kami mengajar dilokasi
masing masing :
(Tria Karliana)
(Chelva)
(Vicka)
(Zulfa)
(Rifky)
Hasil wawancara dengan Narasumber
Hasil yang didapatkan setelah melakukan wawancara kepada perwakilan anak-
anak tiap wilayah, dapat disimpulkan bahwa 81% dari mereka sangat senang
dengan adanya kegiatan pendampingan belajar ini. Mereka memiliki antusias
yang sangat tinggi dan biasanya ketika mereka mendengar ada informasi
tentang kegiatan kami ini mereka langsung senang dan bersemangat untuk
belajar bersama-sama. Karna dengan belajar bersama, mereka mudah untuk
memahami materi yang diberikan. Dengan adanya perilaku antusias anak dapat
berpengaruh terhadap kesuksesan pendampingan kelompok belajar dan
terbukti dari setiap wilayah respon yang diberikan sangat baik dan memuaskan.
E. SIMPULAN
Berdasarkan tulisan tulisan diatas dapat disimpulkan bahwa
1. 81% hasil wawancara menjawab anak sangat senang dan berantusias
dalam pembelajaran.
2. Dengan adanya pendampingan belajar dapat membangkitkan
semangat.
3. Keantusiasan anak dalam belajar dapat menjadi pengaruh terhadap
kesuksesan pendampingan belajar yang kami laksanakan.
F. DAFTAR PUSTAKA
https://www.renesia.com/pengertian-bimbingan-belajar/
https://wisatasekolah.com/hal-apa-saja-yang-memengaruhi-
antusiasme-anak-di-sekolah/
Khasanah, D. R. A. U., Pramudibyanto, H., & Widuroyekti, B. (2020).
Pendidikan Dalam Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Sinestesia, 10(1), 41-
48.
Setiawan, A. R. (2020). Lembar Kegiatan Literasi Saintifik untuk
Pembelajaran Jarak Jauh Topik Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19).
Neni kusuma.(2020). Multimedia pembelajaran digital untuk meningkatkan
antusiasme siswa dalam belajar,jakarta
Gunawan, H., (2017). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Pendidikan.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati, Bandung.
Dindin Jamaluddin1,2020. Pembelajaran Daring Masa Pandemik Covid-19
Pada Calon Guru: Hambatan, Solusi Dan Proyeksi. UIN Sunan Gunung
Djati Bandung.
PENDAMPINGAN BELAJAR DARI RUMAH DI ERA PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH
KELURAHAN KARANGROTO, KECAMATAN GENUK, KOTA SEMARANG
Zahra Permata Budi Asti1, Helma Chori Amartha2, Marlistyanovi Waliati3
Bimbingan dan Konseling1, Sastra Indonesia2, Fisika3
Kampus Universitas Negeri Semarang, 50229, Indonesia
email : [email protected]
ABSTRAK
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia memiliki dampak besar untuk berbagai sektor di
berbagai negara, salah satunya dampak yang dirasakan oleh sektor pendidikan. Kebijakan
pembelajaran yang pada mulanya dilakukan secara tatap muka kini harus dilakukan dalam
jaringan (daring). Namun, terdapat berbagai kendala dalam melakukan pembelajaran daring
seperti misalnya untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD)
yang masih belum bisa mengoperasikan gawai sendiri. Oleh karena itu, diperlukan
pendampingan dari orang tua untuk melakukan kegiatan belajar dari rumah. Namun, tidak
semua pembelajaran daring memiliki hasil yang maksimal, apalagi teruntuk orang tua yang
sibuk bekerja sehingga jarang memiliki waktu untuk mendampingi anak belajar. Maka dari
itu, dilakukan program kerja Pendampingan Belajar dari rumah oleh tim pelaksana KKN
Unnes BMC 2020 dengan tujuan mendampingi para siswa yang belajar melalui daring.
Waktu pelaksanaan terbagi menjadi dua, yakni insidental atau privat dan terjadwal atau
kelompok.
Kata kunci : covid-19, daring, pendampingan belajar
PENDAHULUAN
Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mendeklarasikan wabah virus
corona 2019-2020 sebagai Kesehatan
Masyarakat Darurat Internasional
(PHEIC) pada 30 Januari 2020. WHO
resmi menyatakan virus Covid-19
sebagai pandemi pada tanggal 11
Maret 2020. Wabah penyakit ini
begitu mengguncang masyarakat
dunia termasuk di Indonesia.
Berbagai upaya pencegahan
penyebaran virus Covid-19 pun
dilakukan oleh pemerintah di berbagai
negara guna memutus rantai
penyebaran virus Covid-19 dengan
cara menerapkan karantina wilayah
(lockdown) dan pembatasan sosial
(social distancing). Gejala umum yang
dirasakan bagi penderita Covid-19
adalah demam, batuk, dan sesak
napas. Gejala lain yang mungkin
dirasakanan penderita adalah nyeri
otot, produksi dahak, diare, sakit
tenggorokan, kehilangan bau, dan
sakit perut.
Jumlah yang tertular dan
korban meninggal terus bertambah
sedangkan titik terang pengobatannya
yang efektif belum ditemukan.
Pengumpulan massa dalam jumlah
besar telah dihentikan untuk
menghindari proses penularan.
Kebijakan tersebut diambil setelah
pemerintah menilai penyakit ini
merupakan penyakit yang memiliki
tingkat penularan dengan faktor risiko
tinggi.
Untuk mengurangi penyebaran
diterapkan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) dengan
menaati peraturan diantaranya 1)
Kegiatan sekolah dan bekerja
dilakukan di rumah; 2) Pembatasan
kegiatan keagamaan; 3) pembatasan
kegiatan di tempat/fasilitas umum; 4)
Pembatasan kegiatan sosial dan
budaya; 5) Pembatasan moda
trasportasi; dan 6) Pembatasan
kegiatan aspek lainnya khusus terkait
aspek pertahanan dan keamanan.
Kondisi perang melawan Covid-19
yang dialami saat ini menuntut
masyarakat harus beraktivitas di
rumah, menjaga jarak dengan orang
lain, dan menghindari kerumunan.
Semua aktivitas dan komunikasi
dilakukan secara daring tanpa harus
keluar rumah. Hal ini dilakukan agar
masyarakat segera dapat menahan
laju penyebaran yang terinfeksi virus
Covid-19.
Dampak dari pandemi ini
dirasakan oleh berbagai sektor,
terutama di sektor pendidikan.
Pembelajaran yang biasanya
dilakukan tatap muka di sekolah kini
harus dilakukan secara daring. Salah
satu cara efektif untuk kegiatan
belajar di rumah secara daring yaitu
Pendampingan Belajar yang saat ini
telah menjadi kegiatan utama untuk
anak-anak. Dengan membantu dalam
mengerjakan tugas serta belajar
materi yang sudah ditentukan sesuai
jadwal setiap harinya. Berbagai
macam bentuk tugas yang kirimkan
oleh pengajar yaitu foto dan video
sebagai butki bahwa siswa telah
melakukan kegiatan belajar dari
rumah. Belajar tidak hanya berfokus
pada pelajaran umum namun belajar
mengaji juga menjadi salah satu
kegiatan yang dapat dilakukan di
rumah.
Rumusan masalah yang
diangkat dalam artikel ini adalah:
Kurangnya pendampingan belajar dari
rumah oleh orang tua. Tujuan yang
ingin dicapai dalam program kerja di
lingkup pendidikan ini adalah dengan
pendampingan belajar dari rumah bagi
anak sekolah jenjang Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) sampai Sekolah
Dasar (SD).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendampingan belajar
dilaksanakan di 3 lokasi lingkup RT di
Kelurahan Karangroto, Kecamatan
Genuk, Kota Semarang. Ketiga lokasi
tersebut adalah RT 15 RW 02, RT 01
RW 03, dan RT 06 RW 10. Program ini
dilaksanakan secara keberlanjutan
selama periode KKN Unnes BMC
2020. Waktu pelaksanaan terbagi
menjadi dua, yakni insidental dan
terjadwal.
Gambar 1. Pendampingan Belajar
Insidental/Privat
Pelaksanaan insidental
didasarkan pada permohonan bantuan
yang diajukan oleh anak-anak peserta
pendampingan belajar, yang berupa
bantuan dalam mengerjakan tugas
rumah maupun bantuan untuk
menjelaskan materi pelajaran,
pelaksanaan insidental sering kali
dilakukan secara privat. Sedangkan
pelaksanaan terjadwal adalah
pendampingan belajar yang telah
dijadwalkan dan materinya merupakan
rencana yang sebelumnya telah
disusun. Berbeda dengan
pelaksanaan secara insidental, dalam
pelaksanaan terjadwal pendampingan
belajar dilaksanakan secara
berkelompok dengan memperhatikan
protokol kesehatan Covid-19.
Pendampingan belajar terjadwal
dilaksanakan 3-5 kali dalam satu
minggu.
Gambar 2. Pendampingan
Terjadwal/Kelompok
Berdasarkan kurang lebih 15 kali
pertemuan di setiap lokasi, partisipan
pendampingan belajar total mencapai
24 anak dengan pembagian waktu
yang berbeda. Peserta pendampingan
belajar diantaranya merupakan pelajar
dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) dan Sekolah Dasar (SD).
Anak-anak tersebut merupakan pelajar
yang masih melaksanakan
pembelajaran daring dari rumah
masing-masing. Namun, tidak semua
pembelajaran daring dapat tercapai
dengan hasil yang maksimal
dikarenakan orang tua yang sering kali
sibuk dalam bekerja di kantor maupun
pekerjaan rumah sehingga waktu
untuk mendampingi anak dalam
belajar menjadi kurang maksimal dan
tidak efektif. Anak-anak lebih banyak,
bahkan telalu banyak menghabiskan
waktu untuk bermain daripada belajar.
Masalah inilah yang melatarbelakangi
orang tua mempercayakan
pendampingan belajar anaknya
kepada tim pelaksana KKN Unnes
BMC 2020.
Gambar 3. Materi Mengaji
Peserta pendampingan belajar
yang datang dari berbagai macam
usia, kelas dan jenjang yang berbeda-
beda menjadikan pendampingan
belajar juga memberikan materi
pelajaran yang bervariasi. Materi
tersebut di antaranya adalah
mewarnai, menggambar, menempel,
membuat prakarya, mengaji, dan mata
pelajaran tematik.
Materi yang diberikan pada
setiap pelaksanaan pendampingan
belajar selalu disesuaikan dengan usia
dan tugas perkembangan yang harus
dicapai anak-anak pada usia tersebut,
serta senantiasa berpatokan pada
kurikulum yang berlaku di masing-
masing sekolah. Misalnya pada pelajar
usia PAUD atau TK, anak-anak yang
berada di usia ini lebih ditekankan
pada perkembangan kemampuan
membaca, menulis, dan berhitungnya,
selain itu juga mengembangkan
kemampuan motorik halus. Maka
salah satu materi yang diangkat untuk
dilakukan dalam pendampingan
belajar adalah berhitung, mewarnai,
menempel dan lain sebagainya. Begitu
juga dengan anak-anak lain yang
disesuaikan dengan kebutuhan
ketercapaiannya di usia mereka.
Gambar 4. Hasil Pembelajaran
Mewarnai (Usia PAUD)
Selain materi pembelajaran,
pendampingan belajar juga beberapa
kali menyisipkan edukasi mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan
upaya preventif Covid-19. Edukasi
tersebut misalnya, cara mencuci
tangan yang baik dan selalu
menggunakan masker dan
melaksanakan physical distancing
atau jaga jarak.
Baik sebelum pelaksanaan, saat
pelaksanaan hingga setelah
pelaksanaan pendampingan belajar
oleh tim KKN Unnes BMC 2020,
respon positif selalu diberikan oleh
masyarakat sekitar dan peserta
pendampingan belajar. Respon positif
seperti mendengarkan dan menyimak
penjelasan materi, antusiasme peserta
untuk melakukan pendampingan, serta
menyampaikan balikan positif selalu
tergambarkan dengan perilaku peserta
pendampingan belajar. Hal ini juga
membawa dampak positif pula untuk
hasil yang didapatkan. Orang tua
peserta juga sangat mendukung
kegiatan pendampingan belajar ini,
beberapa contohnya adalah dengan
memberikan fasilitas yang memadai
(saat pendampingan belajar privat)
dan membantu melakukan
pengawasan peserta pendampingan
(saat pendampingan berkelompok).
Gambar 5. Edukasi Mencuci Tangan
PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan hasil kajian di atas
tampak bahwa dampak dari pandemi
Covid-19 terhadap implementasi
pembelajaran daring bagi Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah
Dasar (SD) kurang maksimal. Dampak
besar dari pandemi ini dirasakan oleh
berbagai lingkup khususnya pada
bidang lingkup pendidikan.
Pembelajaran yang awalnya dilakukan
di sekolah kini harus dilakukan di
rumah dengan menggunakan berbagai
macam aplikasi seperti ruang guru,
class room, zoom, google doc, google
from, maupun melalui grup whatsapp.
Kegiatan belajar dari rumah
memiliki banyak kendala sehingga
tidak semuanya dapat berjalan dengan
lancar. Untuk anak usiap PAUD
hingga kelas 1 sampai 3 SD belum
dapat mengoperasikan gawai maka
dari itu orang tua berperan penting
dalam mendampingi belajar anak dari
rumah. Namun, terkadang orang tua
yang sibuk bekerja jarang memiliki
waktu untuk mendampingi anaknya
belajar. Maka program kerja
Pendampingan Belajar dari rumah
yang dilakukan oleh tim pelaksana
KKN Unnes BMC 2020 menjadi salah
satu solusi agar siswa dapat belajar
dari rumah dengan pendampingan
penuh sesuai waktu yang telah
ditentukan.
2. Saran
a. Pembelajaran yang dilakukan
secara daring hendaknya dibuat
semenarik mungkin agar siswa
tidak merasa jenuh ketika belajar
melalui daring..
b. Bagi orang tua yang sibuk bekerja
hendaknya tetap memberikan
sedikit waktunya untuk
mendampingi anak belajar dari
rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Rizqon Halal Syah. Dampak
Covid-19 pada Pendidikan di
Indonesia: Sekolah,
Keterampilan, dan Proses
Pembelajaran. SALAM; Jurnal
Sosial & Budaya Syar-i. Vol. 7
No. 5.
Dewi, Wahyu Aji Fatma. 2020.
Dampak COVID-19 terhadap
Implementasi Pembelajaran
Daring di Sekolah Dasar.
Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan.
Vol. 2 No. 1.
Suprtiatna, Eman. 2020. Wabah
Corona Virus Disease Covid 19
dalam Pandangan Islam.
SALAM; Jurnal Sosial & Budaya
Syar-i. Vol. 7 No. 6.
BENTUK POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MELALUI PEMBIASAAN
CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI KELURAHAN BANGETAYU WETAN
RT. 08/RW. VI KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG
Miranda Yoan Rosana1, Dyah Eka Lestari2, Yuuki Chleo Pratama Setiyono3
1Pendidikan Fisika, 2Pendidikan Fisika, 3Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Semarang
Email: [email protected]
ABSTRAK
Dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik maka penting untuk
menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Salah satu strategi yang dapat
diaplikasikan adalah dengan memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat
untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dimulai dari tingkat
keluarga, lingkungan bahkan masyarakat luas. PHBS merupakan tindakan yang
perlu ditingkatkan di kalangan masyarakat luas terutama di masa pandemic Covid-
19. Salah satu indikator Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) untuk mencegah berbagai penyakit serta memutus mata rantai
penyebaran virus dan bakteri. Namun, hasil observasi lapangan menunjukkan
bahwa sedikit dari masyarakat yang mengetahui apa itu PHBS dan cara mencuci
tangan dengan benar. Banyak masyarakat yang mengangap CTPS itu tidak penting,
mereka mencuci tangan pakai sabun ketika tangannya berminyak, bau dan kotor.
Sehingga, dengan adanya penyuluhan cuci tangan bertujuan supaya masyarakat
memiliki kesadaran tinggi akan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta tujuan
utama dalam memberikan edukasi cuci tangan yang benar yaitu supaya di terapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Penyuluhan ini disampaikan dengan metode
demonstrasi dengan bantuan poster dan ilustrasi nyanyian cuci tangan. Penyuluhan
berjalan dangan lancar dan peserta dapat menerima materi yang telah diberikan,
serta aktif dalam mengikuti penyuluhan.
Kata kunci : Penyuluhan, CTPS, PHBS.
PENDAHULUAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan orientasi hidup
sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat, yang bertujuan untuk
meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik secara fisik, mental,
spiritual, maupun sosial. Melalui PHBS diharapkan masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalah sendiri dan dapat menerapkan cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoadmodjo S, 2007).
Manfaat PHBS secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar
mau dan mampu menjalankan hidup bersih dan sehat. Selain itu, dengan menerapkan dan
mempraktikan PHBS diharapkan masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Dalam implementasinya, kebermanfaatan
PHBS ini dapat diterapkan di berbagai area, seperti sekolah, tempat kerja, rumah tangga,
dan masyarakat (Menteri Kesehatan).
Salah satu tindakan penerapan pola hidup bersih dan sehat adalah dengan mencuci
tangan pakai sabun (CTPS). Cuci tangan adalah salah satu cara yang efektif untuk
mengontrol penyebaran mikrorganisme patogen penyebab penyakit (Centers for Disease
Control and Prevention, 2013). Menurut WHO (2005), Perserikatan Bangsa-Bangsa
menyerukan untuk menggalakkan praktik hygiene dan sanitasi di seluruh dunia. Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi perilaku cuci tangan, peningkatan kualitas air
bersih dan sanitasi lingkungan telah terbukti mengurangi penyakit gastrointestinal, penyakit
pernafasan dan menurunkan absensi murid pada negara berkembang (Chittleborough,
2013).
Masyarakat Indonesia pada umumnya kurang mengetahui langkah cuci tangan yang
benar. Hal itu terbukti dengan tingginya angka penyebaran penyakit yang ditularkan lewat
tangan yang kotor, antara lain diare, cacingan, flu dan batuk. Depkes RI (2008)
mengungkapkan bahwa cara cuci tangan yang benar adalah memerlukan sabun dan sedikit
air mengalir. Menurut Evan-Smith (2005), mencuci tangan yang baik dan benar yaitu dengan
memakai sabun selama kurang lebih 15–20 detik dan dibilas dengan menggunakan air
mengalir yang bersih, bisa juga menggunakan cairan yang mengandung alkohol.
Pada kegiatan ini dilakukan sosialisasi PHBS dan penyuluhan langkah-langkah mencuci
tangan yang baik dan benar kepada warga Desa Bangetayu Wetan RT 08 RW 06,
Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh sikap dan perilaku
warga yang pada umumnya kurang peduli dengan kebersihan tangan mereka seperti tidak
mencuci tangan mereka sebelum makan, atau setelah bepergian. Melalui tangan yang kotor,
penyakit akan lebih cepat menyebar. Mencuci tangan yang baik dan benar perlu diterapkan
di rumah agar penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun
mikroorganisme patogen lainnya dapat dicegah sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
METODE PELAKSANAAN
Penyuluhan yang diberikan berupa ceramah, edukasi, dan mendemonstrasikan
langkah-langkah mencuci tangan sesuai standar Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Edukasi meliputi pemaparan materi mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), langkah mencuci tangan yang baik dan benar menutut Kemenkes RI, serta kapan
saja waktu yang tepat untuk mencuci tangan. Pemaparan materi PHBS menggunakan media
video yang ditampilkan pada peserta khusunya anak-anak.
Pendekatan yang dilakukan adalah promosi kesehatan berupa penyuluhan PHBS
yang dilakukan di Desa Bangeatyu Wetan RT 08 RW 06 Kecamatan Genuk, Kota Semarang
dengan menggunakan beberapa strategi yang bersifat paripurna (komprehensif). Kegiatan
juga dilakukan dengan pendekatan yang lebih menarik melalui edukasi langkah cuci tangan
dengan bernyanyi. Penyuluhan PHBS ini dibatasi pada indikator mencuci tangan pakai
sabun dikarenakan terbatasnya waktu dan efektivitas kegiatan yang dilakukan.
Penyuluhan ini dilakukan dengan melalui 4 tahapan yaitu (1) survei kelompok
sasaran, (2) persiapan sarana dan prasarana, (3) pelaksanaan kegiatan inti, dan (4)
evaluasi. Survei kelompok sasaran bertujuan untuk mendapatkan informasi lokasi yang akan
dilakukan kegiatan penyuluhan PHBS. Persiapan sarana dan prasarana meliputi persiapan
alat-alat yang digunakan sebagai penunjang penyuluhan PHBS seperti sabun cuci tangan,
air bersih, dan tissue atau handuk. Pelaksanaan kegiatan inti terfokus pada 6 tahap mencuci
tangan yang benar menurut Kemenkes RI dengan metode demonstrasi dan waktu yang tepat
untuk mencuci tangan menggunakan media poster dan metode ceramah. Kemudian evaluasi
berupa praktik mencuci tangan yang dilakukan oleh warga. Evaluasi dilihat dari seberapa
paham warga mengenai cara mencuci tangan yang benar dan pengetahuan warga mengenai
waktu yang tepat untuk mencuci tangan. Selain itu evaluasi dilakukan meliputi evaluasi
struktur, proses, dan hasil.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyuluhan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan gerakan cuci tangan yang
baik dan benar dilakukan pada tanggal 06 Agustus 2020 di RT 08 RW 06 Desa Bangetayu
Wetan, Kecamatan Genuk Kota Semarang dengan jumlah peserta sebanyak 7 anak.
Pelaksanaan kegiatan inti dilakukan melalui 4 tahapan, yaitu (1) Pra Interaksi, (2) Interaksi,
(3) Demonstrasi, dan (4) Post Interaksi.
Tahap Pra Interaksi yaitu memperkenalkan dan menyampaikan maksud dan tujuan
dari kegiatan penyuluhan.
Gambar 1. Tahap Pra-Interaksi
Tahap Interaksi yaitu menjelaskan pengertian PHBS, menjelaskan tujuan dan manfaat
PHBS, menjelaskan waktu yang tepat untuk mencuci tangan, dan menjelaskan gerakan cuci
tangan yang baik dan benar kepada warga.
Gambar 2. Tahap Interaksi
Tahap Demonstrasi yaitu memperagakan gerakan cuci tangan yang baik dan benar
diiringi dengan menyayikan lagu 6 langkah gerakan cuci tangan, kemudian peserta
mempraktikkan langsung gerakan cuci tangan.
Gambar 3. Demonstrasi gerakan cuci tangan
Gambar 4. Peserta mempraktikkan gerakan cuci tangan
Tahap Post Interaksi yaitu menyampaikan kesimpulan dan evaluasi kegiatan
penyuluhan gerakan cuci tangan yang telah dilakukan. Hasil evaluasi berdasarkan
pengamatan yang dilakukan selama penyuluhan menunjukkan 6 dari 10 peserta mampu
melakukan gerakan cuci tangan yang baik dan benar. Keberhasilan penyuluhan juga
dipengaruhi oleh kemampuan penyaji dalam memahami isi yang disampaikan dan menyusun
materi tersebut dengan bantuan media yang menarik yaitu berupa poster sehingga
memudahkan peserta untuk memahami isi yang disampaikan. Sebagian besar peserta tidak
mengalami kesulitan selama masa praktik mencuci tangan yang baik dan benar.
Gambar 5. Tahap Post Interaksi
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penyuluhan cara mencuci tangan yang baik dan benar sebagai
wujud Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada warga di lingkungan RT 08 RW 06 Desa
Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, Kota Semarang dapat disimpulkan bahwa: kegiatan
penyuluhan berjalan dengan lancar. Peserta mampu memahami materi yang disampaikan
dengan baik. Peserta mampu melakukan gerakan cuci tangan sesuai dengaan langkah-
langkah yang telah disampaikan saat penyuluhan. Peserta terlihat aktif dan bersemangat
selama mengikuti kegiatan penyuluhan. Sebagian besar peserta mempunyai pengetahuan
mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar. Sebagian besar peserta hanya
mencuci tangan dengan menggunakan air saja tanpa memakai sabun dan cara-cara
mencuci tangan yang baik dan benar masih keliru dan terbolak-balik.
2. Saran
a. Perlunya peningkatan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang dilakukan
oleh pemerintah daerah setempat guna meningkatkan pengetahuan, membentuk sikap
dan perilaku mencuci tangan yang baik dan benar dengan memakai sabun.
b. Perlunya sosialisasi dengan menggunakan media-media informasi yang menarik yang
dipasang di tempat strategis sehingga warga tergugah untuk mencuci tangan yang baik
dan benar.
c. Perlunya pengadaan tempat cuci tangan agar dapat memudahkan warga untuk
mempraktikkan perilaku cuci tangan sebagai bentuk pola hidup bersih dan sehat.
REFERENSI
Centers for Disease Control and Prevention. (2013). How to Wash Your Hands. Chittleborough, C.R., Nicholson, A.L., Young, E., Bell, S & Campbell, R. (2013).
Implementation of an educational intervention improve hand washing in primary
schools: process evaluation within a randomized controlled trial. BMC Public Health,
13:757, 2-11.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Strategi nasional: sanitasi total berbasis
masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat RI. 30 Maret 2020. 6 langkah cuci tangan pakai sabun http://promkes.kemkes.go.id/6-langkah-cuci-tangan-pakai-sabun. Diakses pada Jumat, 07 Agustus 2020 pukul 05:54
Evan-Smith, P. (2005). Taylor’s Clinical Nursing Skills. Philadelpia: Mosby Year Book.
Lestari.M, dkk. penyuluhan cuci tangan pada anak TK nurul muslimin pontianak. Jurnal Abdimas Umtas. Volume 3 no. 1:162-167
M. Fajar. A, dkk. (2019). Penyuluhan cuci tangan pakai sabun di SDN 128 Pekanbaru
Kelurahan Rantau Panjang Pekanbaru. Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin. Volume 3, no.1: 29-35.
Nurmahmudah, E., Puspitasari, T., & Agustin, I. T. (n.d.). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (
PHBS) pada Anak Sekolah. JURNAL ABDIMAS UMTAS LPPM – Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya Volume: 1, Nomor: 2 E-ISSN: 2614-8544, 46–52.
Poppy A.Z.H, dkk.(2020). Penyuluhan Langkah cuci tangan di SMAN 1 Delitua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Jurnal Abdimas Kesehatan Perintis. Volume 1, no. 2:40-42
WHO.(2005). Pocket of Hospital Care for Children: Guideline for the Management of
Common Illnesses with Limited Resources. Geneva: WHO Press.
Kementrian Sosial. (2020). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial.
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN PRODUK RUMAH TANGGA SEBAGAI PEMBUATAN
DESINFEKTAN SEDERHANA DI DESA BANGETAYU KECAMATAN GENUK KOTA
SEMARANG
Aida Fuaizatunnisa1 , Jatmiko Adjie Kusuma2, Ilma Darojah3, Ervivi Eka Dewi4
Kimia Murni1, Pendidikan Kepelatihan Olahraga2, Pendidikan Ekonomi3, Ilmu Politik4
Universitas Negeri Semarang
Email: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu pencengahan penyebaran Covid – 19 hal yang dapat dilakukan adalah dengan
penyemprotan cairan desinfektan dirumah maupun luar rumah. Cairan desinfektan
merupakan bahan kimia yang dapat membasmi bakteri, virus atau kuman, sehingga cara ini
bisa membantu pencengahan akibat virus – 19. Bahan yang digunakan dalam pembuatan
cairan desinfektan dalam materi KKN BMC 2020 ini sangatlah mudah dan sederhana,
sehingga masyarakat khususnya warga Desa Bangetayu, Kecamatan Genuk, Kota
Semarang bisa mempraktikanya dirumah. Caranya adalah dengan menyediakan bahan yang
mengandung konsentrasi bahan aktif yang sesuai untuk disinfektan, meliputi 1). Sodium
dichloroisocynature 2). Sodium Hypochlorite 5.25% 3). Benzalkonium klorida 0.1% 4).
Quarternary ammonium compound 4.5% 5). Alkyl Dimenthyl Benzyl 6). Chloroxylenol 4.8%
7). Pine oil 2.5% 8. Ethoxylated alcohol 3%. Sedangkan alat yang digunakan kita bisa
menggunakan efektivitas bahan produk rumah tangga yang sudah tidak dipakai lagi seperti
botol bekas minum dengan cara melubangginya diatas tutupnya sehingga bisa untuk tempat
keluar cairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengajak masyarakat agar senantiasa menjaga
kebersihan dan menjaga diri agar terhindar dari covid -19 dengan cara mudah menggunakan
produk rumah tangga sebagai media pembuatan cairan desinfektan. Sehingga, masyarakat
tidak perlu khawatir lagi menunggu jatah penyemprotan desinfektan. Program kerja media
edukasi dan penyemprotan disinfektan ini berguna mengantisipasi penyebaran virus Covid-
19. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan kepada masyarakat
desa Bangetayu dalam melakukan aktivitas di luar ruangan.
Kata kunci : Pembuatan desinfektan, Efektivitas produk rumah tangga, Desa Bangetayu,
Covid - 19
PENDAHULUAN
Dalam dunia Perguruan Tinggi, terdapat sebuah kegiatan yang menjadi program wajib
seorang mahasiswa yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN adalah benuk kegiatan pengabdian
masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu
dan saerah tertentu di setingkat desa. Penerapan KKN dilakukan sebagai upaya untuk
mengembangkan ilmu dan teknologi yang diperoleh mahasiswa selama perkuliahan yang di
aplikasikan ke dalam dunia kemasyarakatan, serta mebantu masyarakat meningkatkan
kemampuan berfikir, bersikap, dan bertindak agar sesuai dengan program pembangunan
yang telah direncanakan (Septiarani dkk, 2015).
Pada KKN Unniversitas Negeri Semarang (UNNES) tahun 2020, mengusung tema
pengabdian yang berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu KKN UUNES BMC. KKN UNNES
BMC dilaksanakan dalam rangka pecegahan penyebaran Covid-19 dan berlokasi di daerah
domisili asal mahasiswa. Covid-19 merupakan virus yang menyerang system pernapasan
yang dapat menular melalui sentuhan. Salah satu cara untuk mengurangi penularan Covid-
19, KKN UNNES BMC desa Bangetayu Kecamatan Genuk Semarang melakukan
pencegahan dengan adanya kegiatan program kerja penyemprotan desinfektan di sekitar
desa.
Di penghujung tahun 2019, muncul sebuah penyakit baru yang disebabkan oleh virus yang
disebut novel coronavirus disease 2019 (Covid-19) (WHO, 2020). Virus ini menyerang sistem
pernapasan. Penyebaran pertama kali ada di Cina dengan sangat cepat dan saat in sudah
menyebar ke bagian negara lainnya. Para tenaga medis saat ini telah mempelajari virus ini
dan memungkinkan untuk menemukan langkah-langkah yang tepat dilakukan untuk
mencegah dan membatasi penyebaran yang semakin luas dan cepat (Sohrabi,2020). Covid-
19 dapat menyebar melalui partikel-partikel dari bersin atau batuk penderita yang menempel
pada objek lain seperti pakaian ataupun alat elektronik dari orang disekitarnya (WHO, 2020).
Salah satu cara untuk mencegah penularan dan penyebaran virus adalah dengan senantiasa
menjaga kebersihan dari diri dan lingkungan. Cara nya bisa dengan menggunakan antiseptik
dan desinfektan. Apa bedanya dari kedua obat tersebut. Kedua nya berfungsi untuk
menghambat perumbuhan dan perkembangan mikroorganisme namun untuk antiseptik
digunakan pada jaringan hidup (tangan, badan, dan kaki) sedangkan desinfektan untuk
jaringan tak hidup/benda mati (kursi, meja, pakaian dll) (Larasati, 2020).
Saat ini banyak desinfektan yang beredar dipasaran yang mungkin sudah beragam dan ada
bebeapa yang sudah tebukti dapat berpengaruh pada Covid-19 seperti yang ada di Finlandia
yitu Kiilto Easydes Spray, Kiilto Pluschlor, Kiilto Desichlor, Tevan Panox 200, and Nocospray.
Penyebaran virus sekarang tidak hanya dari manusia saja, namun juga bisa berasal dari
hewan. Maka dari itu hewan peliharan maupun ternak juga harus diwaspadai dengan cara
menyemprotkan desinfektan untuk membersihkan kandang hewan (Larasati, 2020).
Menurut situs dr. Fadli (2020), beberapa jenis desinfektan terbukti efektif membunuh virus
dan bakteri pada permukaan kayu, lantai, dinding, besi, kaca dan lingkungan sekitar. Selain
itu harga ekonomis dengan variasi serta bahan baku yang cukup banyak menyebabkan
desinfektan merupakan pilihan utama untuk penyemprotan lingkungan sekitar dibandingkan
menggunakan handsanitizer atau dengan bahan sejenisnya (Churaez dkk.2020)
Perlu adanya tindakan pencegahan pada penuluaran Covid-19 ini. Pandemi ini menjadi salah
satu hal yang di khawatirkan oleh masyarakat, namun bisa dicegah dengan berbagai hal.
Banyak cara untuk mencegah penularan Covid-19 ini, salah satunya adalah dengan
penggunaan desinfektan. Program kerja media edukasi dan penyemprotan disinfektan ini
berguna mengantisipasi penyebaran virus Covid-19. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat
memberikan kenyamanan kepada masyarakat desa Bangetayu dalam melakukan aktivitas di
luar ruangan.
METODE PELAKSANAAN
Permasalahan utama adalah beberapa produk seperti disinfektan tidak selalu tersedia
stoknya di pasaran. Sehingga untuk tetap bisa menjaga lingkungan dari paparan covid-19,
bisa membersihkan dengan desinfektan yang dibuat dari bahan-bahan yang mudah ditemui
di rumah tangga. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, kegiatan KKN bersama melawan
covid-19 dilaksana berupa pelatihan dan penyemprotan disinfektan. Dengan adanya
pembekalan cara pembuatan disinfektan menggunakan produk rumah tangga ini, dapat
memberikan ketrampilan pada warga juga dapat diaplikasikan oleh warga di lingkungan
rumah warga sekitar. Oleh karena itu metode yang digunakan adalah ceramah dan praktek
Tahap pertama dari kegiatan KKN bersama melawan covid-19 di desa Bangetayu Wetan
Kecamatan Genuk adalah tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan
meliputi persiapan materi pelatihan dan persiapan warga dalam pembuatan disinfektan di
Kecamatan Genuk sebanyak 17 orang.
Tahap kedua setelah persiapan adalah tahap pelaksanaan. Kegiatan KKN bersama melawan
covid-19 di laksanakan dalam bentuk pelatihan. Pelatihan dilaksanakan dalam dua tahap.
Tahap pertama berupa pemberian materi pembuatan disinfektan yang menggunakan produk
rumah tangga. Pada tahap kedua berupa praktek, yaitu mengaplikasikan disinfektan yang
telah dibuat untuk dilakukan penyemprotan di lingkungan rumah warga sekitar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa UNNES di Desa
Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang salah satunya berupa penyemprotan dan
pembuatan disinfektan. Dimana penyemprotan dan pembuatan disinfektan dilakukan secara
serentak pada tanggal 26 Juli 2020 di wilayah kecamatan Genuk. Dan pembuatan
disinfektan ini pemberian materi melalui metode ceramah dan praktek, yang diikuti warga di
Desa Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang. Kegiatan pembuatan disinfektan ini
berlangsung selama satu hari. Pada tanggal 26 Juli 2020 dilakukan pemberian materi
pembuatan disinfektan yang menggunakan produk rumah tangga yang mudah ditemui.
Gambar 1. KKN BMC UNNES 2020 bersama warga desa Bangetayu, Kec. Genuk, Kota
Semarang
Peserta kegiatan KKN BMC UNNES 2020 kepada masyarakat ini masyoritas adalah ibu
rumah tangga, dimana bahan-bahan yang dibutuhkan mengandung konsentrasi bahan aktif
yang sesuai untuk disinfektan, meliputi : 1). Sodium dichloroisocynature 2). Sodium
Hypochlorite 5.25% 3). Benzalkonium klorida 0.1% 4). Quarternary ammonium compound
4.5% 5). Alkyl Dimenthyl Benzyl 6). Chloroxylenol 4.8% 7). Pine oil 2.5% 8. Ethoxylated
alcohol 3%.
Gambar 2. Cara pembuatan cairan desinfektan
Kehadiran peserta pelatihan pembuatan disinfektan yang menggunakan produk rumah
tangga yang mudah berjumlah …. orang. Selama dilakukan pelatihan peserta sangat
semangat dan antusias saat mengikuti kegiatan. Mereka dengan serius dan penuh fokus
memperhatikan materi yang disampaikan oleh pemateri. Pada saat praktek antusiasme
peserta sangat besar, apabila ada hal-hal yang belum dipahami mereka langsung
menananyakannya kepada pemateri. Bagi warga Desa Bangetayu Kecamatan Genuk Kota
Semarang penyemprotan dan pembuatan disinfektan ini sangat membantu dalam rangka
mencegah dan membasmi virus Covid-19.
Berdasarkan pantauan tim KKN BMC UNNES 2020, para peserta kegiatan pembuatan
disinfektan dapat mempraktekkan materi dengan baik. Hal ini didasarkan pada saat praktek
berlangsung peserta membuat disinfektan sesuai dengan materi yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Peserta pelatihan dan warga menyambut hangat kegiatan pelatihan pembuatan
dan penyemportan disinfektan ini dan mereka mengharapkan untuk penyemprotan
disinfektan dilakukan secara rutin tiap minggunya. Setelah diberikan pelatihan dan
penyemprotan, para peserta dan warga telah bertambah pengetahuan dan keterampilan
dalam pembuatan disinfektan. Selain itu, warga merasa tenang atas penyemprotan
disinfektan yang dilakukan.
Kegiatan KKN BMC UNNES 2020 yang dilaksanakan di domisili masing-masing mahasiswa
ini telah berhasil dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan
disinfektan dan memberikan rasa aman atas penyemprotan yang dilakukan di Kecamatan
Genuk Kota Semarang. Hal ini dapat kita lihat dari hasil praktek pembuatan disinfektan dan
respon positif dari masyarakat atas penyemprotan disinfektan yang dilakukan para
mahasiswa KKN BMC UNNES 2020. Para peserta dapat memahami dan mempraktekkan
materi yang diberikan pemateri dengan baik.
Gambar 3. Penyemprotan cairan desinfektan dirumah warga desa Bangetayu
Hasil dari praktek peserta dalam pembuatan disinfektan menggunakan bahan rumah tangga
berdasarkan evaluasi saat peserta praktek sudah baik. Warga menyambut dengan baik atas
terselenggaraya pelatihan pembuatan disinfektan. Selain itu para warga merespon positif
dan merasa sangat terbantu dengan adanya prnyemprotan yang dilakukan secara serentak
di wilayah Kecamatan Genuk Kota Semarang guna memutus rantai penyebaran virus Covid-
19.
Gambar 4. Sosialisasi praktek pembuatan cairan desinfektan
Keberhasilan kegiatan KKN BMC UNNES 2020 ini didukung oleh sebagai berikut : 1.)
Adanya dukungan dari perangkat Desa dan RT RW di Kecematan Genuk, 2.) Adanya
dukungan dari masyarakat setempat, 3.) Sarana prasarana yang disediakan oleh perangkat
desa yang ada di Kecamatan Genuk Kota Semarang.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian pelatihan pemanfaatan efektivitas produk rumah tangga
sebagai pembuatan cairan desinfektan di desa Bangetayu, Kecamatan Genuk, Kota
Semarang bersama KKN BMC UNNES 2020 dapat disimpulkan bahwa : warga sangat
antusias sekali dalam mengikuti kegiatan tersebut. Hasil dari kegiatan program ini
para peserta kegiatan pembuatan disinfektan dapat mempraktekkan materi dengan
baik. Dengan hal ini warga dapat mempraktikannya sendiri dirumah masing-masing
dengan biaya yang murah dan sederhana tanpa menggeluarkan biaya yang lebih,
caranya adalah dengan memanfaatkan efektivitas produk rumah tangga.
b. Saran
Kegiatan ini perlu ditunjang dengan sosialisasi kerumah-rumah warga secara intensif
sehingga warga yang tidak hadir dapat mengetahui bagaimana memanfaatkan
efektivitas produk rumah tangga sebagai pembuatan disenfektan sederhana sehingga
dapat mencengah penularan covid -19.
Daftar Pustaka
[1] Churaez F.I.C, et all.2020. Pembuatan Dan Penyemprotan Desinfektan : Kegiatan KKN
Edisi Covid-19 di Desa Bringin, Malang.Jurnal Pengabdian.Vol 2 (2)
[2] Fadli, R. 2020. “ini cara membunuh virus corona di rumah menurut para ahli. Halodoc”.
dikutipdari http://www,halodoc.com/cara-membunuhvirus corona-di-rumah-menurut-para-ahli.
Diakses tanggal 16 Juli 2020
[3] Larasati A.L; dan Chandra H.2020.Penggunaan Desinfektan dan Antiseptik pada
Pencegahan Penularan Covid-19 di Masyarakat.MAjalah Farmasetika. 5(3):137-145
[4] Septiarani H.E; Aristoteles; dan Wamiliana.2015.Pengembangan Sistem Informasi Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Dengan Algoritma Greedy Untuk Menentukan Pengelompokan Peserta
KKN (Studi KAsus; Unniversitas Lampung).Seminar Nasional Sains & Teknologi VI:Lampung
[5] Sohrabi , Alsafi, dan O Neil . 2020. World Health Organization declares Global
Emergency: A review of the 2019 Novel Coronavirus (Covid-19). Int J Surg . pii: S1743-
9191(20)30197-7.
[6] WHO. 2020.WHO Water, Sanitation, hygiene, and waste management for the Covid-19
virus. Geneva, Swiss.
PENDAMPINGAN BELAJAR BAGI ANAK SEKOLAH
DI MASA PANDEMI COVID-19
Syavira Meida A, Erna Prabha Suryani, Dian Aurellia, Miftahuddin Azhari, Mutiara Eka
Putri
Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas MIPA, Fakutas Ekonomi, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Pandemi COVID-19 mengakibatkan anak – anak sekolah tidak dapat berangkat ke sekolah
dan sekolah – sekolah juga mengubah metode pengajaran tatap muka menjadi metode
online agar siswanya dapat tetap belajar dari rumah. Oleh sebab itu, banyak anak yang
kesulitan memahami materi yang diberikan. Tersebut merupakan alasan diadakannya
pendampingan belajar bagi anak sekolah sebagai salah satu kegiatan wajib individu KKN
UNNES BMC 2020. Dalam artikel ini, bimbingan belajar anak sekolah dilaksanakan di RT 02
RW 22, Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang pada minggu
pertama hingga minggu kelima KKN UNNES BMC 2020. Kegiatan dilaksanakan dengan cara
membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkatan kelas mereka.
Pendampingan belajar ini diharapkan dapat meningkatkan kepahaman anak – anak dan
meningkatkan kreativitas, serta mengurangi rasa bosan tinggal di rumah.
Abstract
School kids cannot go to school because of the covid-19 pandemic and schools are
converting their face-to-face teaching method to online method to help their students in
continuing their study from home. Because of that decision, a lot of kids are having a hard
time to understand the materials given. Thus, tutoring for school kids are included as one of
the obligatory individual activity for KKN UNNES BMC 2020. For this article, the tutoring for
school kids is conducted in RT 02 RW 22, Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan
Pedurungan, Kota Semarang on the first until fifth week of KKN UNNES BMC 2020 with
dividing the kids into groups based on their grades. It is hoped the kids can achieve more
understanding and improve their creativity as well as reducing their boredom for staying at
home with this tutoring.
PENDAULUAN
Kegiatan pembelajaran di
sekolah pada saat ini tidak dapat
berjalan dengan makasimal,
akibatnya tujuan dari
pembelajaran belum dapat
tercapai, kesulitan dan hambatan
dapat terjadi dalam proses
belajar mengajar. Belajar adalah
suatu proses yang menyebabkan
terjadinya suatu perubahan sikap
dan perilaku yang melibatkan
banyak aspek, baik karena
pengalaman maupun latihan.
Proses ini terjadi karena
kesadaran dan berlangsung lama
(Abidin,2006). Pembelajaran
adalah suatu proses untuk
memahamkan peserta didik
terkait dengan materi
pembelajaran. Pembelajaran
adalah suatu aktivitas yang
dengan sengaja untuk
memodifikasi berbagai kondisi
yang diarahkan untuk tercapainya
suatu tujuan, yaitu tercapainya
tujuan kurikulum (Hardini dan
Puspitasari 2012:10). Untuk itu
suatu proses pembelajaran dapat
dikatakan berhasil jika
pembelajaran dapat mencapai
tujuan dari pembelajaan atau
tujuan kurikulum. Pada kondisi
saat ini yaitu kondisi pandemic
covid-19 yang sedang melanda
dunia, salah satunya di
Indonesia. Hal tersebut
berdampak pada kondisi
Pendidikan yang ada di
Indonesia, terutama pada proses
belajar mengajar.
Proses belajar mengajar
menjadi terganggu, dimana
sekolah-sekolah tidak dapat
menjalankan kegiatan belajar
tatap muka secara langsung,
karena adanya peraturan dari
pemerintah yang mengharuskan
berada di rumah dan membatasi
kegiatan di luar rumah terkait
dengan kondisi pandemic covid-
19 yang sedang melanda dan
sekolah-sekolahpun
menjalankan pembelajaran
secara daring, melalui perangkat
personal computer atau laptop
yang terhubung dengan konekasi
jaringan internet. Hal tersebut
juga yang menjadi permasalahan
bagi tenaga pendidik, peserta
didik, maupun orang tua siswa,
yang harus menyesuaikan
kegiatan pembelajaran secara
daring dilakukan secara tiba-tiba
dan belum adanya sosialisasi
terkait pembelajaran secara
daring. Probelamatika lain dunia
Pendidikan di Indonesia yaitu
belum seragamnya proses
pembelajaran, baik satndar
maupun kualitas capaian
pembelajaran yang diinginkan.
Covid-19 merupakan
coronavirus jenis baru yang
ditemukan di Wuhan, Hubei,
China pada tahun 2019, diberi
nama Coronavirus disease-2019
yang disingkat menjadi COVID-
19. COVID-19 sejak ditemukan
menyebar secara luas hingga
mengakibatkan pandemi global
yang berlangsung sampai saat
ini. Gejala COVID-19 umumnya
berupa demam 38°C, batuk
kering, dan sesak nafas serta
dampak paling buruk untuk
manusia ialah kematian. COVID-
19 pertama dilaporkan di
Indonesia pada tanggal 2 Maret
2020 sejumlah dua kasus. Data
31 Maret 2020 menunjukkan
kasus yang terkonfirmasi
berjumlah 1.528 kasus dan 136
kasus kematian. Tingkat
mortalitas COVID-19 di Indonesia
sebesar 8,9%, angka ini
merupakan yang tertinggi di Asia
Tenggara.
Dari kondisi permasalahan
kegiatan pembelajaran di tengah
pandemi covid-19 yang sedang
melanda Indonesia, salah satu
alternatif penyelesaian yang
dapat dilakukan adalah
melakukan kegiatan
pendampingan belajar bagi anak-
anak sekolah. Kegiatan
pendampingan belajar
merupakan salah satu program
kerja wajib pelaksanaan KKN
Universitas Negeri Semarang
BMC (Bersama Melawan Covid-
19) tahun 2020. Kegiatan
pendampingan belajar dilakukan
di wilayah RT 02 RW 22,
Kelurahan Tlogosari Kulon,
dengan sasaran peserta anak-
anak TK dan SD.
Dari latar belakang yang
sudah diuraikan tersebut,
terdapat rumusan masalah,
antara lain, Bagaimana kondisi
peserta didik dalam memahami
materi pembelajaran secara
daring ?, selain itu terdapat
rumusan masalah lain yaitu,
bagaimana kegiatan
pendampingan belajar di wilayah
RT 02 RW 22 Kelurahan
Tlogosari Kulon ?. Tujuan dari
penelitian ini adalah
memamparkan kondisi peserta
didik dalam memahami materi
pembelajaran secara daring dan
menjelaskan kegiatan
pendampingan belajar di wilayah
RT 02 RW 22 Kelurahan
Tlogosari Kulon. Mafaat dari
penelitian ini diharapkan dapat
menambah referensi bagi
pembaca.
TINJAUAN PUSTAKA
Pendampingan disebut
sebagai suatu proses karena
didalamnya terdapat serangkaian
kegiatan dan daya upaya yang
dilakukan pendidik baik secara
individual maupun secara
kolaboratif bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Pendampingan berfungsi untuk
mendukung dan meberikan nilai
kepuasan psikologis pada anak
sehingga anak lebih senang
belajar, tidak mengalami
kejenuhan, dan meminimalkan
gangguan-gangguan belajar yang
bisa muncul di kemudian hari.
Belajar berhubungan
dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan
oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu,
dimana perubahan tingkah laku
itu tidak dapat dijelaskan atau
dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau
keadaan - keadaan sesaat
seseorang (misalnya kelelahan
pengaruh obat, dan sebagainya).
(Hilgard dan Bower dalam
Purwanto, 2007:84). Belajar
adalah suatu perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari latihan atau
pengalaman. (Morgan, dalam
Purwanto 2007:84). Belajar
adalah rangkaian kegiatan jiwa-
raga, fisik untuk menuju
keperkembangan pribadi
manusia seutuhnya, yang berarti
menyangkut unsur cipta, rasa
dan karsa, ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik. (Sardiman
2011:21).
Coronavirus adalah suatu
kelompok virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada
hewan atau manusia. Beberapa
jenis coronavirus diketahui
menyebabkan infeksi saluran
nafas pada manusia mulai dari
batuk pilek hingga yang lebih
serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS)
dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus
jenis baru yang ditemukan
menyebabkan penyakit COVID-
19. COVID-19 (coronavirus
disease 2019) adalah penyakit
yang disebabkan oleh jenis
coronavirus baru yaitu Sars-CoV-
2, yang dilaporkan pertama kali di
Wuhan Tiongkok pada tanggal 31
Desember 2019. COVID-19 ini
dapat menimbulkan gejala
gangguan pernafasan akut
seperti demam diatas 38°C,
batuk dan sesak nafas bagi
manusia.
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan pendampingan belajar salah satu program keja KKN UNNES BMC 2020 di
wilayah RT 02 RW 22, Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang
dengan peserta didik sekitar 30 anak, yang terdiri atas siswa Taman kanak-kanak dan siswa
sekolah dasar. Pendampingan dilaksanakan pada minggu pertama sampai minggu ke lima
pelaksanaan KKN UNNES BMC 2020, tepatnya dimulai tanggal 16 Juli 2020, dan berakhir
pada 14 Agustus 2020. Kegiatan pendampingan belajar dilakukan dua kali pertemuan dalam
satu minggu, setiap hari Kamis dan Jumat, pukul 19.30-20.30 WIB, bertempat di Mushola Al-
Anshor RT 02 RW 22, Kelurahan Tlgogosari Kulon.
Pendampingan belajar dilakukan dengan membagi peserta berdasarkan tingkatan
kelas, yang kemudan didampingi belajar perihal materi-materi yang diajarkan di sekolah
maupun tugas-tugas sekolah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Peserta Didik Dalam Memahami Materi Pembelajaran Secara Daring
Pada masa pandemi kondisi kegiatan pembelajaran secara daring, baik pemberian
materi maupun pemberian tugas-tugas. Hal tersebut mempengaruhi proses penerimaan
informasi berupa materi dari pendidik ke peserta didik. Sering kali peserta didik merasa
kesulitan terhadap tugas-tugas yang diberikan dikarenakan peserta didik juga belum
memahami materi yang telah disampaikan oleh pendidik. Karena penyampaian materi
secara daring tidak efektif dan materi yang diberikan tidak dijelaskan secara mendalam.
Akibatnya tugas-tugas yang diberikan pendidik belum dapat dikerjakan dengan
maksimal. Terkadang pendidik hanya memberikan tugas kepada peserta didik tanpa
memberikan penjelasan materi. Dalam hal ini pun, orang tua peserta didik mengalami
kesulitan terkait tugas-tugas yang diberikan. Selain ikut membantu mengerjakan tugas, orang
tua juga harus memahami materi, terkadang orang tua hanya mengerjakan tugas sehingga
peserta didik seperti mengabaikan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Kegiatan Pendampingan Belajar di Wilayah RT 02 RW 22 Kelurahan Tlogosari Kulon
Kegiatan pendampingan belajar merupakan program kerja individu KKN Universitas
Negeri Semarang BMC (Bersama Melawan Covid-19) 2020. Kegiatan pendampingan belajar
dilakukan di wilayah RT 02 RW 22 Kelurahan Tlogosari Kulon dengan sasaran anak-anak TK
dan SD. Pendampingan belajar merupakan program kerja individu yang dapat dilaksanakan
secara kelompok per posko. Tujuan dari pendampingan belajar yaitu untuk membantu anak-
anak di wilayah RT 02 RW 22 Kelurahan Tlogosari Kulon dalam memahami materi,
membantu kreatifitas anak dan mengatasi kejenuhan anak saat belajar. Kegiatan ini
dilakukan dengan pengelompokkan anak sesuai tingkatan kelas yang didampingi oleh
mahasiswa peserta KKN. Berikut adalah kegiatan pendampingan belajar :
Pendampingan belajar untuk anak TK dan SD kelas 1, materi yang diajarkan mengenal
huruf, menulis dan berhitung. Peserta merespon dengan baik berupa meperhatikan materi
yang diajarkan dan mengerjakan latihan-latihan yang diberikan, peserta juga antusias
mengikuti kegiatan pendampingan belajar.
Pendampingan belajar untuk anak SD kelas 2 sampai kelas 6. Kegiatan yang dilakukan
adalah pendampingan belajar materi-materi yang sudah diajarkan maupun belum diajarkan
di sekolah dan juga materi-materi yang belum dipahami oleh peserta kegiatan. Hal lain yang
dilakukan adalah membantu mengerjakan tugas rumah yang dirasa sulit oleh peserta.
Melakukan kegiatan menari untuk mengasah kreatifitas anak dan mengurangi kejenuhan
dalam aktivitas belajar. Peserta merasa antusias dalam mengikuti kegiatan.
Melakukan kegiatan lomba mewarnai sebagai penutup serangkaian kegiatan pendampingan
belajar di wilayah RT 02 RW 22 Kelurahan Tlogosari Kulon. Lomba mewarnai dibagi 2
kategori yaitu kelas TK sampai SD kelas 3 dan SD kelas 4 sampai kelas 6.
Hasil yang didapat dari kegiatan kegiatan pendampingan belajar adalah, materi
pembelajaran bagi peserta kegiatan, pengalaman menjadi pengajar dan respon peserta.
Kegiatan pendampingan belajar dirasa cukup untuk membantu orang tua dirumah dalam
membelajarkan anak di kondisi saat ini dimana kegiatan sekolah atau belajar mengajar
dilakukan secara daring. Kegiatan bimbingan belajar medapatkan respon yang positif baik
dari peserta maupun warga sekitar, dan kegiatan pendampingan belajar dirasa bermanfaat
bagi kondisi kegiatan pembelajaran dimasa pandemic covid-19 saat ini.
SIMPULAN DAN SARAN
Kegiatan KKN di lingkungan RT 02 RW 22 Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan
Pedurungan, Kota Semarang telah berhasil dilaksanakan dengan baik. Dari Kegiatan
tersebut juga penulis dapat menyimpulkan bahwa pendampingan belajar bagi anak sekolah
di era pandemi covid-19 sangatlah bermanfaat dan sangat membantu bagi orang tua, tenaga
pendidik dan khususnya siswa. Walaupun peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar
karena materi yang didapat tidak tersampaikan ke siswa secara maksimal dikarenakan
kondisi darurat seperti ini namun mereka masih tetap bersemangat untuk belajar.
Maka dari itu mari kita orang tua diharapkan ikut andil bersama mengawasi, dan
meningkatkan pembelajaran bagi anak sekolah untuk menuju perkembangan pribadi anak
yang baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2006. Layanan Bimbingan Belajar sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Belajar Mengajar. Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan. Vol.11 No.1.
Abtokhi, Ahmad. (2009). Peran Ibu Dalam Kegiatan Pendampingan Belajar Anak Melalui Prinsip Individual Learning Centered. Jurnal Kesetaraan dan Keadilan Gender IV-2.2168-177.
Dimyanti & Mujdlono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020). Corona Virus Disease 2019. Jurnal Respirologi Indonesia, 40(2), 119-129.
Hidayatullah, A. (2016). Pendampingan Pendidikan Anak di Kelurahan Genteng Surabaya. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 45-51.
https://www.kemkes.go.id/ https://www.who.int/indonesia Setiawan, A. R. (2017). Penerapan Pendekatan Saintifik untuk Melatihkan Literasi Saintifik
dalam Domain Kompetensi pada Topik Gerak Lurus di Sekolah Menengah Pertama.Bandung: Universitas Indonesia
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan, H., ... & Chen, L. K. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45-67.
Windiani, Rina. (2016). Penggunaan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Sikap Percaya Diri dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Keanekaragaman Kenampakan Alam Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Univeristas Pasundan. Skripsi.
PERAN MAHASISWA: PENDIDIKAN DAN MENTAL ANAK USIA SEKOLAH DI
KELURAHAN TLOGOSARI WETAN PADA
MASA PANDEMI COVID-19
Adhitya Nur Fathurrahman1, Dedi Setyo Utomo2, Viola Yorika Ramadhani3, Istiharoh4,
Dhea Novita Aryani Putri5 1Ilmu Sejarah, 2Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
4Teknik Sipil, 5Ilmu Hukum,
Universitas Negeri Semarang
Email: [email protected]
Abstrak
Awal tahun 2020 masyarakat dunia dihebohkan dengan kehadiran virus covid-19 yang
menginfeksi jutaan orang di dunia. Hingga saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat
mencegah orang tertular virus ini. Sejak awal kemunculannya, covid-19 telah memberikan
dampak yang sangat besar di berbagai sektor kehidupan, mulai dari perekonomian hingga ke
sektor pendidikan. Bila melihat pada dampak covid-19 terhadap bidang pendidikan, tentu
anak menjadi salah satu pihak yang paling dirugikan. Sekolah yang pada dasarnya menjadi
wadah bagi anak untuk berprestasi sekaligus melatih mental tersebut kini atas kebijakan dari
pemerintah telah berganti sistem dari luring menjadi daring, setidaknya begitu pula yang
dialami anak-anak di lingkungan Kelurahan Tlogosari Wetan, Pedurungan, Semarang, Jawa
Tengah. Dari sinilah kemudian mahasiswa Universitas Negeri Semarang angkatan 2017
yang sedang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata hadir ditengah kegelisahan anak
terhadap sistem daring dalam pembelajaran di sekolah.
Keyword: covid-19, pendidikan anak, peran mahasiswa
Pendahuluan
Pada tanggal 31 Desember 2019, suatu virus yang dikenal dengan nama The Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) dilaporkan kantor WHO Cina telah mewabah di Kota
Wuhan, Cina (Nahdi & Jatisunda, 2020). Coronavirus ini merupakan sekumpulan virus dari
subfamili Orthocronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Pada
manusia, coronavirus menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang umumnya ringan,
seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti; SARS, MERS, sifatnya lebih
mematikan (Yunus & Rezki, 2020).
Adanya penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia
ekonomi yang mulai lesu, tetapi kini dampaknya juga dirasakan oleh dunia pendidikan. Di
Indonesia, pemerintah membuat keputusan mendadak dengan menutup segala jenis
kegiatan di sekolah termasuk kegiatan pembelajaran dan memindahkannya menjadi belajar
di rumah melalui pembelajaran jarak jauh (distance education) (Nahdi & Jatisunda, 2020).
Pembelajaran jarak jauh disebut juga pembelajaran daring sebagai penyampaian instruksi
formal di mana waktu dan lokasi geografis memisahkan pelajar dengan pendidiknya.
Pembelajaran ini melalui virtual classroom yang menjadi alternatif agar aktivitas
pembelajaran tetap dapat berjalan selama pandemi COVID-19 ini (Y.-M. Ng & Peggy, 2020).
Pada pelaksanaannya, sistem daring ini menemui beberapa kendala diantaranya:
kendala yang dialami oleh pelajar yakni mereka merasa dipaksa belajar jarak jauh tanpa
sarana dan prasarana yang memadai di rumah, terlebih untuk mereka yang tinggal di daerah
pedesaan dengan akses nternet yang cukup sulit. Padahal fasilitas sangat penting untuk
kelancaran proses belajar mengajar. Kendala selanjutnya, pelajar belum ada budaya belajar
jarak jauh karena selama ini sistem belajar dilaksanakan melalui tatap muka. Dengan adanya
pembelajaran secara daring membuat para pelajar perlu waktu untuk beradaptasi untuk
menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung mempengaruhi daya serap belajar
mereka.
Setiap sekolah menyiapkan alat dan sistem pembelajaran jarak jauh dan melakukan
bimbingan teknis kepada para guru agar dapat menggunakan teknologi modern dalam
meningkatkan kualitas anak didik di masa pandemi. Para pelajar pun, suka tidak suka dan
mau tidak mau harus belajar dan siap belajar menggunakan teknologi. Namun, untuk anak
usia kelas kecil seperti TK, SD kelas 1-3 masih dibutuhkan bantuan orang tua untuk
membantu kegiatan belajar anak di rumah. Sedangkan kelas 4-6 SD sudah dapat lebih
mengoperasikan alat komunikasi, namun juga harus dengan pendampingan orang tua di
rumah. Dengan demikian, dukungan dan kerjasama orang tua demi keberhasilan
pembelajaran di masa pandemi COVID-19 sangat dibutuhkan. Dampak lain juga dirasakan
oleh guru, tidak semua guru mahir menggunakan teknologi internet atau media sosial
sebagai sarana pembelajaran, beberapa guru senior belum sepenuhnya mampu
menggunakan perangkat atau fasilitas untuk penunjang kegiatan pembelajaran secara daring
dan perlu pendampingan serta pelatihan terlebih dahulu (Purwanto, et. al., 2020).
Selain adanya kendala dari pembelajaran secara daring, terdapat adanya kelebihan
yang diperoleh, yaitu waktu dan tempat pelaksanaannya fleksibel. Pembelajaran bisa
dilakukan dimana saja dan kapan saja. Hal ini sesuai dengan karateristik online yang tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu (Anggita & Adha, 2010). Komunikasi online dapat melibatkan
siapa pun tan mengenal jarak. Demikian pula dengan pembelajaran secara daring yang
dilakukan para pelajar selama pandemi COVID-19. Anak yang menyukai belajar online
memiliki kecenderungan suka membatasi diri untuk bersosialisasi di sekolah. (Hidayat &
Noeraida, 2020).
Dengan adanya pembelajaran secara daring, menjadi tantangan bagi seluruh
kalangan masyarakat di masa pandemi COVID-19, termasuk guru dan orang tua anak
sendiri. Guru harus dapat mengelola kelas online dengan baik, bagaimana menciptakan
pendidikan yang tetap efektif dan menyenangkan. Guru pun terlatih menjadi semakin inovatif
dalam mengemas bahan ajar dan semakin kreatif mengembangkan mtode pembelajaran
untuk menarik antusiasme anak. Meski demikian, perlu dilakukan koordinasi dan
penyesuaian kembali dengan beragam kemampuan masing-masing guru, pelajar, dan orang
tua pelajar dalam memberikan fasilitas pembelajaran secara daring ini, sehingga kendala
yang dialami dapat diminimalisir (Setyorini, 2020).
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini ialah dengan melakukan riset
terhadap sumber-sumber yang relevan. Adapun berbagai sumber yang digunakan dapat
berupa tulisan pada laman website, artikel, ataupun jurnal. Selain itu, penulisan artikel ini
juga didasarkan pada pengalaman Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan oleh mahasiswa
Universitas Negeri Semarang dengan tajuk KKN Bersama Melawan Covid-19 UNNES 2020.
Dalam serangkaian kegiatannya, mahasiswa UNNES tersebut memberi ruang kepada anak-
anak di lingkungan tempat tinggalnya untuk mendapatkan pendampingan belajar dari rumah.
Sasaran dari penulisan artikel ini yakni untuk memberikan ruang berpikir kepada
masyarakat (khususnya yang memiliki anak usia sekolah) untuk lebih memperhatikan
pendidikan anaknya di masa pandemi Covid-19 ini baik secara fisik maupun mental. Selain
itu pula artikel ini juga didasarkan pada keinginan dalam mengkaji kembali kebijakan
pemerintah terhadap dunia pendidikan di masa pandemi.
Hasil dan Pembahasan
Kebijakan Pemerintah Indonesia di Masa Pandemi dalam Bidang Pendidikan
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
melakukan berbagai penyesuaian pembelajaran yang tidak membebani guru dan siswa,
namun sarat nilai-nilai penguatan karakter seiring perkembangan status kedaruratan Covid-
19. Penyesuaian tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di lingkungan Kemendikbud serta Surat Edaran
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan.
Serangkaian kebijakan lain pun dikeluarkan menyikapi perkembangan penyebaran
Covid-19,1 seperti pembatalan ujian nasional (UN), penyesuaian ujian sekolah, implementasi
pembelajaran jarak jauh, dan pendekatan online untuk proses pendaftaran siswa sesuai
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Corona Virus Desease (Covid-19)
Pro sistem pembelajaran daring bagi pendidik, khususnya dosen kemungkinan adalah
bisa mengisi online class fleksibel dari segi waktu, tenaga, dan biaya. Fleksibel dari segi
waktu yaitu dosen bisa mengisi online class sesuai jadwal dan online class bisa saja
berlangsung lebih singkat dibandingkan mengisi kelas secara offline. Fleksibel dari segi
tenaga yaitu dosen lebih bisa menghemat tenaga karena bisa mengisi kelas sesuai dengan
kesanggupan dosen. Fleksibel dari segi biaya yaitu dosen perlu memberikan materi ataupun
tugas yang bisa diakses secara online kepada mahasiswa. Oleh karena itu pembelajaran
daring membantu meringankan beban dosen.
Kontra sistem pembelajaran daring, bagi pendidik khususnya guru yang mengajar di
jenjang SD hingga SMA adalah kemampuan finansial tiap keluarga siswa berbeda-beda dan
tidak semua siswa memiliki gadget. Kemampuan finansial dan
kepemilikan gadget merupakan faktor penting dalam pembelajaran daring dikarenakan
selama pembelajaran daring dibutuhkan kuota internet untuk mengakses materi. Akan tetapi,
ada sebagian siswa yang memiliki kemampuan finansial yang kurang dan tidak
memiliki gadget sehingga mengharuskan guru untuk mengajar siswa dari rumah ke rumah.
Hal tersebut membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya bagi guru untuk memenuhi hak siswa
yaitu memperoleh pendidikan yang layak.
Mental Anak di Masa Pandemi Covid-19
1 Jokowi Terapkan Social Distancing Atasi Wabah Corona Covid-19, Apa Artinya, dilihat 9 Juni 2020
<https://www.suara.com/lifestyle/2020/03/16/064500/jokowi-terapkan-social-distancing-untuk-atasi-wabah-
covid-19-apa-artinya>
Mewaspadai Perubahan Mental Anak Saat Pandemi
Di masa pandemi ini, keadaan menjadi tak menentu. Berbagai aspek kehidupan
terdampak. Dampak dari pandemi covid-19 ini tidak hanya di rasakan oleh orang dewasa
saja tetapi anak-anak juga sangat rentan. Anak-anak mendapatkan suatu kebiasaan baru
yang belum didapatkannya sebelumnya yaitu belajar dari rumah. Tidak dapat bertemu untuk
belajar dan bermain dengan guru dan teman-temannya.
Terdapat beberapa tanda-tanda perubahan perilaku dan menjadi tanda peringatan
awal perubahan mental pada anak yang dapat diperhatikan. Berikut tanda-tanda yang dapat
diperhatikan:
Perilaku Regresif
Regresi adalah perilaku yang normal selama periode stres dan ketidakpastian.
Menurut terapis Noel McDermott yang dilansir oleh The Union Journal, secara umum kita
semua akan mengalami sedikit kemunduran dalam fungsi kita selama masa transisi besar
ini. Menurutnya, anak-anak akan mengalami kemunduran dalam fungsi yang lebih besar dari
orang dewasa.Apalagi di masa pandemi ini seketika berubah total sehingga anak rawan
terhadap perkembangan emosi mereka karena pelayanan kebutuhan mereka tidak sesuai.
Perubahan Nafsu Makan
Nafsu makan dan tidur anak sering kali merupakan tanda pertama bahwa ada sesuatu
yang tidak beres. Seringkali seorang anak akan menunjukkan peningkatan atau penurunan
nafsu makan secara signifikan.Orang tua harus waspada terhadap perubahan dalam rutinitas
makan, yang terdiri dari anoreksia nervosa, yaitu gangguan makan yang menyebabkan
berkurangnya nafsu makan. Ini sering terlihat pada anak-anak yang lebih tua dan juga
remaja.
Masalah Tidur
Selain perubahan nafsu makan, pola tidur juga bisa berubah. Perhatikan apakah anak
tidur sepanjang hari atau sebaliknya, mengalami kesulitan tidur. Gangguan tidur sangat
umum terjadi pada masa-masa sulit, sehingga anak-anak mungkin mengalami masalah tidur,
masalah terbangun di malam hari atau berbagai kelainan lainnya.
Perubahan Suasana Hati (Mood)
Orang tua disarankan untuk mencari dan memahami perubahan pada perilaku normal
anak. Hal yang sama berlaku dengan standar psikologis mereka, karena perubahan dalam
kondisi pikiran dapat diantisipasi.Perilaku yang harus diketahui terdiri dari ledakan
kemarahan, tangisan yang muncul secara tiba-tiba, kesedihan, ketidaksabaran dan
kehilangan gairah dalam tugas-tugas yang disukai. Anak-anak yang gelisah kemungkinan
besar benar-benar merasa lebih gugup, sementara mereka yang memiliki masalah emosi
mungkin memiliki lebih banyak ledakan emosi daripada biasanya.
Perilaku Penarikan (Withdrawal)
Di lain hal, beberapa anak mungkin mulai mengabaikan anggota keluarga di rumah
mereka atau memilih untuk menolak kesempatan untuk melakukan kontak secara langsung.
Beberapa anak bahkan menarik diri dan mengurung diri di kamar mereka untuk
menghabiskan lebih banyak waktu pada ponsel pintarnya.
Keluhan Somatik
Sementara ibu dan ayah terlalu berfokus pada kesehatan fisik anggota keluarga
mereka serta tanda-tanda dan gejala covid-19, anak-anak ternyata memiliki keluhan seperti
sakit kepala, sakit perut, dan mudah lelah. Ini nyata, tetapi kemungkinan ini bukanlah gejala
covid-19.
Sulit Fokus atau Berkonsentrasi
Anak remaja mungkin memiliki kesulitan untuk berkonsentrasi terhadap suatu
pekerjaan atau ragu-ragu karena mereka dengan cepat teralihkan. Mereka mungkin
mengalami masalah dengan perhatian, konsentrasi, dan jenis pembelajaran yang baru.
Mungkin seorang anak lupa untuk menyelesaikan tugas yang telah dia lakukan untuk
sementara waktu.
Bertingkah Lebih Banyak Dari Biasanya
Selama masa krisis, orang tua dapat mengamati dan menilai perilaku anak-anak
mereka. Apakah mereka melakukan tindakan yang berlebihan atau tidak. Anak-anak
mungkin mulai menunjukkan perilaku yang berbeda, memulai permusuhan dengan anggota
keluarga lain, tidak mematuhi arahan, atau melakukan perdebatan dengan anggota keluarga.
Untuk mengatasi perubahan mental ini, ibu dan ayah dapat melakukan diskusi terbuka
dengan anak-anak untuk mencari tahu permasalahan dan keinginan mereka. Walaupun
perubahan perilaku ini biasa terjadi pada peristiwa yang membuat stres seperti covid-19, ini
tidak berarti bahwa tidak ada yang dapat dilakukan. Orang tua memiliki peran penting karena
mereka adalah garda terdepan anak-anak mereka dalam menjalani hidup di tengah pandemi
ini.
Peran Mahasiswa UNNES di Lingkungan Masyarakat
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan wadah penerapan serta pengembangan ilmu
dan teknologi, yang dilaksanakan di luar kampus dalam waktu, mekanisme kerja dan syarat
tertentu. Diera adanya wabah covid-19 ini, masyarakat sangat resah oleh virus tersebut
walaupun sudah dinyatakan new normal “adaptasi kebiasaan baru”. Dampak wabah covid-19
sangat dirasakan oleh semua kalangan, yaitu terutama pada sektor perekonomian
masyarakat. Oleh karena itu tujuan diselenggarakannya Kuliah Kerja Nyata ini, mahasiswa
memiliki peran penting dalam lingkungan bermasyarakat diera pandemi ini. Pada dasarnya
tiga fungsi pokok mahasiswa, yaitu : agent of change, social control and iron stock.
Mahasiswa bisa mengabdi kepada masyarakat sebagai peranan bagian dari pengembangan
kompetensi mahasiswa khususnya sosial dan kompetensi kepribadian.
Menurut Soejono (2012), peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status),
apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukanya, maka
ia menjalankan suatu peranan. Sedangkan menurut Vietzal Rivai (2004), peranan diartikan
sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan seseorang dalam posisi tertentu. Dari
permasalahan yang sedang terjdi di tengah masyarakat selama pandemic Covid-19,
pelaksanaan program KKN banyak dilakukan melalui daring, jikapun tatap muka harus
dengan protokol kesehatan yang ketat. Salah satu peran mahasiswa tampak pada
pelaksanaan kegiatan KKN Bersama Melawan Covid-19 yang dilakukan oleh mahasiswa
Universitas Negeri Semarang di wilayah Kelurahan Tlogosari Wetan.
Gambar 1: Mahasiswa KKN BMC UNNES 2020 melakukan perkenalan
Dalam bidang pendidikan, mahasiswa KKN BMC UNNES melakukan kegiatan
pendampingan belajar anak dari rumah di dua tempat yang berbeda di lingkung Tlogosari
Wetan, yakni RT 1 RW 2 dan RT 8 RW 3. Kurang efektifnya sistem pembelajaran daring
yang diterapkan oleh sekolah menjadi dasar dari kegiatan pendampingan belajar ini. Jika kita
lihat dari keadaan yang ada di masa pandemi ini memang hal ini lah yang sangat dibutuhkan
di masyarakat khususnya oleh anak usia sekolah di lingkungan masyarakat Tlogosari Wetan.
Lamanya sekolah ditutup karena pandemi Covid-19 mengakibatkan anak terkena dampak
yang sangat signifikan, disitulah kemudian mahasiswa di lingkungan tersebut muncul dan
menggantikan peran para guru di sekolah. Walau bagaimanapun seorang anak (khususnya
anak yang berada pada sekolah dasar) benar-benar membutuhkan bimbingan secara
langsung dari bapak/ibu guru guna membentuk karakter dasar dari seorang anak.
Pendampingan belajar yang dilakukan oleh mahasiswa KKN ini dilakukan secara
bertahap dengan memperhatikan jenjang pendidikan dari masing-masing anak tersebut.
Sebagaimana kita ketahui bahwa perbedaan jenjang pendidikan anak akan sangat
berpengaruh pada penguasaan materi yang dimiliki oleh masing-masing anak. Mahasiswa
KKN BMC UNNES menerapkan sistem pengelompokan berdasarkan jenjang, yakni kelas
besar (SMP), sedang (kelas 4-6 SD), dan kecil (dibawah kelas 4 SD). Dalam
pelaksanaannya, mahasiswa membawa proses belajar pada suatu hal yang mengasyikan
atau seru. Hal tersebut tentu ditujukan agar anak tidak mudah bosan manakala mengikuti
proses belajar. Semua itu dilakukan dengan tetap berpedoman pada protokol kesehatan
yang berlaku.
Gambar 2: Pembagian kelas belajar
Kesimpulan
Sejak awal kemunculannya, Covid-19 sudah menjadi problematika semua orang di
seluruh dunia dan sudah berdampak pada segala aspek dalam kehidupan manusia. Salah
satu aspek yang tak dapat disingkirkan adalah pendidikan. Pemerintah tak luput dari
berperan dalam hal ini dengan menerapkan berbagai kebijakan serba online di bidang
pendidikan. Siswa/siswi yang seharusnya mendapatkan pengajaran sebagaimana mestinya
kini harus digantikan oleh sistem serba online. Dalam penerapannya di masyarakat, sistem
online di bidang pendidikan ini ternyata memiliki dampak jangka panjang terhadap tumbuh
kembang anak, khususnya akan sangat nampak pada perubahan mental anak.
Orang tua yang dalam hal ini seharusnya mampu memposisikan diri sebagai guru
bagi anak di rumah. Namun, dalam pelaksanaannya justru tak jarang belum maksimal. Itulah
yang menjadi dasar bagi mahasiswa KKN BMC UNNES 2020 untuk mengadakan kegiatan
pendampingan belajar anak dari rumah. Dari pelaksanaan kegiatan tersebut diharapkan
mampu sedikit meringankan pekerjaan orang tua sekaligus mampu mengembalikan kembali
semangat belajar anak di rumah dan membangun kembali mental anak sebagaimana yang
didapatkan di sekolah.
Daftar Pustaka
Adha, I. A. N., & Virianita, R. (2010). Sikap dan Intensi Pemanfaatan Internet dalam
Kegiatan Bisnis. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 4(3).
Hesty (2020). Analisis Peran Mahasiswa sebagai Social Control dalam Pencegahan
Covid-19 melalui KKN Tematik. https://www.kompasiana.com/hestyprtw/5f090d45097f36
25104c50d2/peran-mahasiswa-sebagai-social-control-dalam-pencegahan-covid-19?page=4.
diakses pada 15 Agustus 2020 pukul 16.50 WIB.
Hidayat, D., & Noeraida, N. (2020). Pengalaman Komunikasi Siswa Melakukan Kelas
Online Selama Pandemi Covid-19. Jike: Jurnal Ilmu Komunikasi Efek, 3(2), 172-182.
Mackenzie, J. S., & Smith, D. W. (2020). Covid-19: a novel zoonotic disease caused
by a coronavirus from China: what we know and what we don’t. Microbiology Australia, 41(1),
45-50.
Nahdi, D. S., & Jatisunda, M. G. (2020). Analisis Literasi Digital Calon Guru SD dalam
Pembelajaran Berbasis Virtual Classroom di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Cakrawala
Pendas, 6(2).
Ng, Y. M., & Peggy, P. L. (2020). Coronavirus disease (Covid-19) prevention: Virtual
classroom education for hand hygiene.
Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Hyun, C. C., Wijayanti, L. M., & Putri, R. S.
(2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online
di Sekolah Dasar. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 1-
12.
Setyorini, I. (2020). Pandemi Covid-19 dan Online Learning: Apakah Berpengaruh
Terhadap Proses Pembelajaran Pada Kurikulum 13?. Journal of Industrial Engineering &
Management Research, 1(1), 95-102.
Setiawan, A. R., & Mufassaroh, A. Z. (2020). Lembar Kegiatan Siswa untuk
Pembelajaran Jarak Jauh Berdasarkan Literasi Saintifik pada Topik Penyakit Coronavirus
2019 (Covid-19).
Syardiansah. 2017. Artikel. Peranan Kuliah Kerja Nyata sebagai bagian dari
Pengembangan Kompetensi Mahasiswa. Dalam Ejournal.upbatam.ac.id diakses 15/08/2020
jam 16.40
Ting, Y. L. (2015). Tapping into students' digital literacy and designing negotiated
learning to promote learner autonomy. The Internet and Higher Education, 26, 25-32.
BUDIDAYA TANAMAN BUAH DAN SAYUR DALAM POT SOLUSI MENANAM DI
PEKARANGAN SEMPIT
Pandu Arya Prakasa1, Elfira Noor Putri Khusnul Khotimah2, Lathiifah Triana Dewi3,
Zulhijjati Jayaningtyas4, Rizkya Kusuma Ardiana Safitri5
1Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini , 3Pendidikan
Bahasa Jepang, 4Pendidikan Matematika, 5Pendidikan Ekonomi Koperasi,
Universitas Negeri Semarang
Email: [email protected]
ABSTRAK
Pada awal tahun 2020 masyarakat di seluruh dunia dihebohkan dengan kehadiran
COVID-19 yang menginfeksi jutaan orang di dunia. Hingga saat ini vaksin yang sudah dibuat
belum juga belum dapat mencegah orang tertular virus ini. Sejak awal kemunculannya,
COVID-19 telah memberikan dampak yang sangat besar di berbagai sektor kehidupan
terutama pada sektor perekonomian. Masa pendemi COVID-19 memaksa setiap orang untuk
tinggal di rumah dan melaksanakan semua aktivitas secara daring demi memutus mata
rantai penyebaran virus. Hal tersebut membuat banyak masyarakat merasa jenuh karena
tidak dapat melakukan banyak aktivitas di luar rumah. Kondisi tersebut memberikan kami ide
untuk melaksanakan salah satu program kerja KKN yang dilaksanakan di Kelurahan
Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang berupa pelatihan budidaya
tanaman sayur yang dapat membantu menopang kebutuhan pangan rumah tangga.
Sehubungan dengan hal tersebut, dikarenakan lokasi tempat KKN adalah perumahan
budidaya ini kami laksanakan dengan alat dan bahan yang sederhana serta dapat dilakukan
dipekarangan rumah yang tidak terlalu luas.
Keyword: budidaya, budidaya tanaman sayur, pekarangan sempit
Pendahuluan
Keadaan yang serba sulit ini membuat masyarakat melakukan berbagai macam
cara untuk bertahan hidup dan tetap menjalankan roda perekonomian. Pendemi
COVID-19 yang tak kunjung berakhir membuat terciptanya kebiasaan-kebiasaan baru
agar tetap bisa menjalankan aktivitas sehari-hari, sehingga hal tersebut dikatakan
sebagai penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru. Adaptasi tersebut di antaranya seperti
memakai masker ketika bepergian, selalu mencuci tangan atau menggunakan
handsanitizer, serta menjaga jarak dengan orang lain. Dampak dari adanya COVID-19
telah melumpuhkan berbagai sektor, khususnya di sektor ekonomi yang menjadi salah
satu masalah serius akibat adanya pandemi Covid-19 karena banyak masyarakat yang
kehilangan pekerjaannya. Sehubungan dengan hal tersebut, dengan adanya aturan
#dirumahaja untuk menekan jumlah orang yang terinfeksi virus corona telah
menimbulkan rasa bosan. Dalam menyikapi permasalahan tersebut, perlu adanya
kesibukan untuk dapat menghilangkan rasa bosan selama beraktivitas di rumah, salah
satunya dengan kegiatan menanam dan berkebun yang juga memiliki banyak manfaat.
Pada tanggal 31 Desember 2019, suatu virus yang dikenal dengan nama The
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dilaporkan kantor WHO Cina telah mewabah di
Kota Wuhan, Cina (Nahdi & Jatisunda, 2020). Coronavirus ini merupakan sekumpulan
virus dari subfamili Orthocronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo
Nidovirales. Pada manusia, coronavirus menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang
umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti; SARS,
MERS, sifatnya lebih mematikan (Yunus & Rezki, 2020).
Adanya penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada
dunia ekonomi yang mulai lesu. Di Indonesia, pemerintah membuat keputusan untuk
meminimalkan seluruh kegiatan. Semua bidang dibatasi tingkat operasinya mulai dari
sekolah, perkantoran yang harus melaksanakan kegiatan dari rumah, pelaku usaha
yang hanya boleh beroperasi sampai pukul 20.00 WIB dengan pengurangan pegawai.
Pandemi COVID-19 tak hanya mengobrak-abrik tatanan kesehatan dan
ekonomi, tapi juga memicu krisis pangan dunia. Indonesia harus bersiap menghadapi
dua masalah lain yaitu ketimpangan neraca pangan oleh aktivitas impor dan
pembatasan pasokan dari negara eksportir.
Empat bulan sudah dunia bekerja keras melawan serangan virus SARS-CoV-2
yang menginfeksi lebih dari 2 juta orang di 210 negara. Untuk memutus mata rantai
penyebaran virus, sebagian negara melakukan karantina wilayah (lockdown).
Sementara Indonesia dengan jumlah kasus infeksi lebih dari lima ribu jiwa memilih
melakukan pembatasan sosial berskala besar.
Kebijakan itu kemudian menimbulkan persoalan lain yang tak kalah pelik krisis
pangan. Akibat karantina atau pembatasan, sejumlah jalur distribusi pangan terputus,
terjadi penimbunan bahan pangan oleh sebagian pihak, dan harga bahan pangan
melonjak.
Organisasi pangan dunia (FAO) telah memperingatkan ancaman krisis pangan
dunia sebagai imbas dari wabah COVID-19 yang tak kunjung usai. Negara yang
pangannya bergantung impor rentan terdampak perlambatan volume perdagangan,
terutama jika mata uang mereka melemah, seperti rupiah saat ini terhadap dollar
(Rp15.584 per 17 April 2020).
Kondisi tersebut bisa makin parah akibat pembatasan ekspor negara penghasil
pangan. Saat ini negara seperti Vietnam dan India memilih mengamankan cadangan
pangan dalam negeri. Padahal selama ini sebanyak 30 persen komoditas beras impor
Indonesia dipasok Vietnam (2018). Sementara India mengirimkan bawang merah, putih,
dan juga gula.
“(Kondisi ini) punya beberapa kesamaan dengan wabah Ebola 2014,” ungkap
FAO dalam keterangan tertulis mereka.
Saat Ebola mewabah, rantai pasokan pertanian ikut terganggu, banyak petani
tidak bisa menanam atau menjual hasil bumi mereka. Di Liberia saja, sebanyak 47
persen petani berhenti bercocok tanam. Defisit pangan kemudian mendorong harga
komoditas utama naik dan memunculkan masalah gizi serta mengurangi daya beli
rumah tangga.
Neraca pangan Indonesia secara umum timpang di beban impor, berkelindan
dengan profesi penghasil pangan yang terus menurun. Data Kementerian Pertanian
menyebut dari tahun 2003 hingga sekarang, Indonesia telah kehilangan sekitar 10 juta
petani. Luas lahan sawah dari tahun 2014-2018 ikut berkurang sebanyak 1 juta hektare.
“Sebelum ada COVID-19 kita sudah krisis pangan dan sampai sekarang pola
konsumsi masih belum diubah,” jelas Tejo Wahyu Jatmiko, Koordinator Nasional Aliansi
Untuk Desa Sejahtera kepada Tirto, Rabu, (15/4/2020).
Mayoritas rakyat Indonesia memang mengandalkan beras sebagai makanan
pokok utama. Padahal pemerintah telah mengkampanyekan diversifikasi pangan
karena Indonesia memiliki sumber karbohidrat lain seperti jagung, singkong, sagu dan
kentang.
Pada kondisi normal, Indonesia bisa bergantung pada hasil impor dari negara
lain. Tapi di situasi sekarang negara-negara eksportir tengah menghadapi pandemi
yang sama. Mereka tentu lebih memprioritaskan urusan perut rakyatnya ketimbang
hajat hidup negara lain.
“Sekaranglah saat yang tepat bagi pemerintah untuk menata sistem pangan,
dorong masyarakat memanfaatkan kebun komunitas dan diversifikasi pangan.”
Dengan pelatihan budidaya tanaman sayur dan buah inilah kamu berusaha
membantu meningkatkan pasokan pangan untuk warga secara mandiri dirumah.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini ialah dengan melakukan riset
terhadap sumber-sumber yang relevan. Adapun berbagai sumber yang digunakan
dapat berupa tulisan pada laman website, artikel, ataupun jurnal. Selain itu, penulisan
artikel ini juga didasarkan pada pengalaman Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan oleh
mahasiswa Universitas Negeri Semarang dengan tajuk KKN Bersama Melawan
COVID-19 UNNES 2020. Dalam serangkaian kegiatannya, mahasiswa UNNES tersebut
memberi ruang kepada anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya untuk mendapatkan
pendampingan belajar dari rumah.
Sasaran dari penulisan artikel ini yakni untuk memberikan ruang berpikir kepada
masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri dengan
pengolahan lahan untuk membudidayakan berbagai jenis tanaman dan sayur yang
dapat dikonsumsi untuk sendiri atau untuk lingkungan sekitar di masa pendemi COVID-
19. Selain itu pula artikel ini juga didasarkan pada keinginan untuk mengembangkan
pertanian Indonesia yang lebih baik agar mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Hasil dan Pembahasan
Manfaat Berkebun dan Memelihara Tanaman bagi Kesehatan
Selama masa pandemi Covid-19, ada beragam rekomendasi kegiatan yang
dapat dilakukan untuk mengusir kejenuhan salah satunya dengan kegiatan berkebun
dan memelihara bermacam tanaman, seperti sayuran, buah-buah, maupun tanaman
hias. Menurut dr. Meva Nareza dalam blognya menyebutkan bahwa berkebun memiliki
banyak manfaat khususnya bagi kesehatan.
Kegiatan berkebun merupakan kegiatan yang mudah dilakukan dan dapat
dijadikan sebagai hobi yang menyenangkan. Berkebun dapat dilakukan oleh anak-anak
hingga orang dewasa. Berkaitan dengan hal tersebut, tinggal di perumahan menjadi
salah satu alasan orang masih enggan untuk melakukannya. Namun, kini hal tersebut
sudah tidak menjadi masalah lagi. Meskipun lahan pekarangan rumah sempit, kegiatan
berkebun tetap dapat dilakukan dengan gaya urban farming, yaitu praktik budidaya,
pemrosesan, dan distribusi bahan pangan di atau sekitar kota. Dalam arti luas,
pertanian urban mendeskripsikan seluruh sistem produksi pangan yang terjadi di
perkotaan.
Pada umumnya pertanian urban dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan
pendapatan atau aktivitas memproduksi bahan pangan untuk dikonsumsi keluarga dan
di beberapa tempat kegiatan bercocok tanam ini dapat juga dijadikan sebagai tempat
rekreasi dan relaksasi.
Pertanian urban dapat dikatakan memperpendek jarak antara produsen dan
konsumen sehingga penggunaan pengawet dan proses tambahan dapat dikurangi. Hal
ini memberikan nilai positif sehingga konsumen bisa mendapatkan jaminan bahan
pangan yang didapatkan masih segar.
Dampak yang diberikan kepada masyarakat luas dengan adanya pertanian
urban ini terjadi di berbagai bidang:
Ekonomi
Pertanian urban memperluas basis ekonomi perkotaan melalui produksi
pembenihan, pembibitan, penanaman, pemrosesan, pengemasan, dan pemasaran
produk pangan. Di sisi lain, pertanian urban ini jika dikembangkan dapat menyediakan
lapangan pekerjaan, tambahan pendapatan, dan akses ke bahan pangan, hal ini dapat
mengurangi risiko kerawanan pangan di perkotaan. Kebun yang dimiliki setiap individu
dan gabungan masyarakat dapat menghemat uang yang digunakan untuk membeli
bahan pangan sehingga dapat menekan biaya pengeluaran sehari-hari.
Sosial
Selain berdampak pada segi ekonomi, pertanian urban juga berdampak pada
emosional dan sosial manusia. Survei yang telah dilakukan mengungkapkan bahwa
orang-orang yang melakukan kegiatan berkebun merasa lebih rileks dan tingkat stres
yang dirasakan menjadi berkurang sehingga dapat disimpulkan bahwa berkebun dapat
meningkatkan kesehatan mental karena memiliki interaksi dengan alam. Pekarangan
dan kebun yang terdapat di perkotaan diketahui dapat memberikan efek relaksasi dan
rasa tenang, serta dapat dijadikan sebagai tempat istirahat yang nyaman di daerah
perkotaan.
Selain beberapa hal yang telah disebutkan di atas, manfaat dari berkebun di
antaranya yaitu,
1. Meningkatkan daya tahan tubuh
Kegiatan berkebun merupakan aktivitas yang berhubungan dengan alam
sehingga ada kedekatan yang lebih intensif ketika melakukan kegiatan menanam.
Ketika berkebun, tubuh akan mendapatkan asupan untuk pembentukan vitamin D dari
sinar ultraviolet yang dihasilkan oleh matahari. Vitamin D berperan penting dalam
menjaga daya tahan tubuh dan menguatkan tulang-tulang.
2. Menghilangkan rasa jenuh dan stres
Sebelum adanya pandemi COVID-19, aktivitas sehari-hari seperti bekerja dan
sekolah yang sangat padat menyebabkan timbulnya rasa jenuh dan stres, begitu pula
dengan adanya aturan #dirumahaja, jika terus menerus dilakukan juga akan
menimbulkan rasa jenuh yang berlebihan dan tidak baik untuk kesehatan. Melalui
kegiatan berkebun, akan melatih kesabaran dan kepekaan karena terus memantau
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, akan ada rasa puas dan bangga
ketika tanaman tersebut sudah bisa dipanen dan tanaman-tanaman itu dapat membuat
rumah lebih asri dan cantik. Pada saat terkena paparan sinar matahari, otak juga
melepaskan hormon serotonin yang dapat meningkatkan suasana hati menjadi lebih
bahagia.
3. Sebagai sarana latihan fisik dan olahraga
Apabila berolahraga lari begitu berat untuk dilakukan, berkebun dapat menjadi
salah satu alternatif olahraga yang ringan untuk dilakukan. Ketika berkebun akan
melakukan banyak hal, seperti mengolah tanah, proses pembibitan, dan perawatan
tanaman.
4. Menjaga kesehatan otak
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa berkebun berpengaruh pada kesehatan,
salah satunya untuk kesehatan otak karena melatih pikiran untuk fokus.
5. Melatih untuk terbiasa mengonsumsi makanan sehat
Dengan berkebun sendiri, dapat dipastikan bahwa sayuran dan buah-buahan
tersebut aman untuk dikonsumsi dan tidak berbahaya bagi tubuh karena tidak
menggunakan pestisida dan selain itu setiap hari dapat mengonsumsi buah dan sayur.
Mahalnya harga tanah di daerah perkotaan menjadi salah satu faktor kegiatan
berkebun terkendala. Namun, berkebun tidak selalu identik dengan laha yang luas.
Berkebun di pekarangan rumah yang sempit tetap dapat dilakukan, di antaranya
dengan beberapa metode berikut:
1. Metode vertikultur
Vertikultur merupakan metode menanam secara vertikal atau ke arah atas.
Metode ini dilakukan dengan menyusun tanaman-tanaman secara bertingkat
menyerupai tangga. Dalam menggunakan metode ini, dapat memanfaatkan pipa
paralon agar lebih rapi dalam penyusunannya. Tanaman yang bisa ditanam dengan
menggunakan metode vertikultur adalah kangkung, bayam, dan sawi. Untuk umbi-
umbian dapat juga ditanam dengan metode ini, seperti bawang, wortel, dan kentang.
Buah strawberry dan bunga mawar juga dapat ditanam dengan menggunakan metode
vertikultur.
2. Menggunakan pot atau kaleng bekas
Menggunakan pot atau kaleng bekas dapat menjadi salah satu alternatif lain
dalam berkebun, tetap rapi dan cantik meskipun pekarangan sempit. Ada beragam
tanaman yang bisa ditanam dengan menggunakan pot atau kaleng bekas, berikan
lubang di bagian bawah kaleng sebagai drainase. Agar tampilan lebih menarik, kaleng
dan pot tersebut bisa dihias dengan menggunakan cat. Apabila ingin menanam
tanaman buah, bisa menggunakan drum drum besar sebagai wadah. Pot-pot gantung
juga bisa digunakan untuk menanam tanaman dan mempercantik rumah.
3. Metode hidroponik
Metode hidroponik adalah budidaya tanaman dengan menggunakan air sebagai
media tanam, bukan lagi tanah, sehingga sangat cocok untuk pekarangan dengan
lahan minim. Dalam pemberian nutrisi pada tanaman dapat dilakukan dengan
melarutkannya pada air. Kelebihan menggunakan metode hidroponik yaitu memiliki
tingkat keseragaman tinggi, berkualitas baik dan dapat dipanen hingga beberapa kali.
Peran Mahasiswa UNNES di Lingkungan Masyarakat
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan wadah penerapan serta pengembangan
ilmu dan teknologi, yang dilaksanakan di luar kampus dalam waktu, mekanisme kerja
dan syarat tertentu. Adanya pandemi COVID-19 menjadikan pelaksanaan KKN
diselenggarakan di domisili masing-masing mahasiswa. Hal ini dilakukan sebagai
bentuk pengaidan mahasiswa kepada masyarakat sekaligus untuk menekan jumlah
penyebaran viru corona. Segala aturan telah ditetapkan oleh pemerintah, mulai dari
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Work From Home (WFH), dan penerapan Adaptasi
Kebiasaan Baru untuk bisa menjalan roda kehidupan agar perekonomian di Indonesia
tidak lumpuh. Dengan adanya wabah COVID-19, seluruh negara berupaya untuk
menemukan vaksin dari virus ini. Keresahan masyarakat pun tidak bisa diabaikan.
Hampir segala bidang terkena dampak dari pandemi COVID-19 salah satunya di bidang
ekonomi. Oleh karena itu tujuan diselenggarakannya Kuliah Kerja Nyata Unnes
Bersama Melawan COVID-19 ini, mahasiswa memiliki peran penting dalam hidup
bermasyarakat diera pandemi ini. Pada dasarnya tiga fungsi pokok mahasiswa, yaitu :
agent of change, social control and iron stock. Mahasiswa bisa mengabdi kepada
masyarakat sebagai peranan bagian dari pengembangan kompetensi mahasiswa
khususnya sosial dan kompetensi kepribadian.
Menurut Soejono (2012), peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status),
apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukanya,
maka ia menjalankan suatu peranan. Sedangkan menurut Vietzal Rivai (2004), peranan
diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan seseorang dalam posisi tertentu.
Dari permasalahan yang sedang terjadi di tengah masyarakat selama pandemic
COVID-19, pelaksanaan program KKN banyak dilakukan melalui daring. Apabila tatap
muka harus dengan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat. Salah satu peran
mahasiswa tampak pada pelaksanaan kegiatan KKN Bersama Melawan COVID-19
yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang di wilayah Kelurahan
Muktiharjo Kidul dalam kegiatan pelatihan budidaya sayuran menggunakan pot sebagai
solusi berkebun dengan pekarangan rumah yang sempit.
Gambar 1: melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang budidaya tanaman
Dalam bidang ekonomi, mahasiswa KKN UNNES BMC-19 melakukan kegiatan
pelatihan penanaman sayuran. Pelatihan ini dengan menggunakan barang-barang di
sekitar yang mudah didapatkan. Kegiatan yang dilakukan oleh Tim KKN dari Kelurahan
Muktiharjo Kidul yang mengangkat program kerja pelatihan budidaya tanaman buah &
sayur untuk warga sekitar kelurahan dimana kegiatan ini berlokasi di lapngan Kelurahan
Muktiharjo Kidul Pelatihan ini dilakukan secara langsung dengan memberi berbagai
pengetahuan mengenai budidaya sayuran buah & sayur di halaman rumah yang sempit
dari mulai bagaimana cara menanam menggunakan hidroponik, manfaat melakukan
penanaman dengan hidroponik, bahan-bahan serta alat yang digunakan untuk
hidroponik dan bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menanam
menggunakan bahan2 botol bekas.
Pengenalan penanaman menggunakan hidroponik kepada warga dengan
menyampaikan beberapa keuntungan menggunakan hidroponik. Keuntungan bercocok
tanam sistem hidroponik yaitu kebersihan tanaman lebih mudah dijaga, tidak perlu
melakukan pengolahan lahan dan pengendalian gulma, media tanam steril, tidak perlu
menyiram tanaman, penggunaan air dan pupuk sangat efisien, tanaman dapat
dibudidayakan tanpa tergantung musim, dapat dilakukan pada lahan yang sempit, serta
terlindung dari hujan dan matahari secara langsung, produksi tanaman lebih tinggi,
tanaman memberikan hasil yang kontinu, lebih mudah dikerjakan tanpa membutuhkan
tenaga kasar, tanaman dapat tumbuh pada tempat yang semestinya tidak cocok, tidak
ada risiko sebagai ketergantungan terhadap kondisi alam setempat, dan dapat
dilakukan pada tempat-tempat yang luasnya terbatas. (Arianty, 2019).
Kreativitas warga dapat ditingkatkan dalam hal bercocok tanam melalui
hidroponik. Mulai dari mendaur ulang limbah seperti botol bekas sebagai wadah untuk
media tanam, pralon bekas dan lain sebagainya. Kegiatan ini dimulai dari survei
lapangan. Survei lapangan dalam pelaksanaan program budidaya tanaman sayuran
hidroponik dibagi menjadi 3 tahapan. Pertama yaitu survei lokasi yang akan dijadikan
sebagai tempat untuk budidaya tanaman sayuran hidroponik, Kelurahan Muktiharjo
Kidul . Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 24 Juli 2020.
Gambar 2 pelatihan Budidaya Sayuran Kepada Masyarakat
Pelatihan budidaya tanaman sayuran hidroponik
Kegiatan pelatihan budidaya tanaman sayuran hidroponik dimulai pada tanggal 24 Juli
2020. Kegiatan diawali dengan pembelian alat dan bahan pendukung di toko tanaman
terdekat seperti yang ditunjukan pada gambar. Kegiatan selanjutnya yakni
mempersiapkan alat dan bahan untuk dibawa ke lapangan Kelurahan Muktiharjo Kidul.
Hal ini dilakukan agar memudahkan tim KKN BMC UNNES.
Pelatihan yang dilakukan dari mulai menyiapkan media yang harus digunakan,
langkah-langkah menanam menggunakan hidroponik, pembuatan nutrisi hidroponik
serta perawatan tanaman hidroponik yang sudah ditanam. Proses pelatihan budidaya
tanaman sayuran hidroponik ini memakan waktu seharian, karena sebelum itu kita
harus memotong rockwool sesuai ukuran yang ditentukan kemudian melubanginya
dengan sedotan. Bersamaan dengan proses memotong rockwool dilaksanakan juga
proses pemasukkan benih pakchoy harus dimasukan satu-satu kedalam rockwool yang
sudah dilubangi dengan sedotan aqua. Setelah itu jika semua benih sudah dimasukkan
ke dalam rockwool tersebut yang diletakkan ke dalam nampan kami menutupnya
dengan plastik hitam, supaya benih cepat tumbuh. Serangkaian tahap ini dilakukan oleh
tim dan masyarakat yang selesai pada tanggal 24 Juli2020.
Gambar 3. Pembuatan Media Tanam
Gambar 4. Persiapan benih tanaman hidroponik
Gambar 5. Bibit Tanaman
Gambar 6. Hasil penenaman hidroponik
Gambar 7. Nutrisi Tanaman Hidroponik
Kesimpulan
Sejak awal munculnya COVID-19 dan dengan ditetapkannya status pandemi
COVID-19 oleh WHO, kecemasan sangat dirasakan oleh semua orang di seluruh
penjuru dunia. Adanya pandemi ini berdampak pada segala aspek dalam kehidupan
manusia. Salah satu bidang yang terkena dampak paling serius adalah ekonomi.
Adanya Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan dalam skala besar, telah membuat
banyak orang kehilangan pekerjaannya. Biaya yang dikeluarkan untuk kehidupan
sehari-hari diatur sebaik mungkin supaya tetap bisa bertahan hidup. Hal tersebut dapat
berakibat pada kesehatan.
Adanya aturan #dirumahaja juga memicu meningkatnya rasa stres. Sehubungan
dengan permasalahan tersebut, kegiatan bercocok tanam dapat menjadi sala satu
alternatif untuk menghilangkan rasa jenuh. Selain itu dengan diadakannya pertanian
urban dapat menjadi salah satu wadah untuk menampung tenaga kerja dan
menyediakan lapangan pekerjaan. Meskpun lahan pekarangan sempit, hal tersebut
tidak lagi menjadi masalah. Ada beragam metode yang bisa digunakan untuk tetap bisa
berkebun di rumah. Tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak dalam kegiatan
berkebun. Menggunakan barang-barang di sekitar seerti kaleng bekas dan pot tetap
bisa membuat kegiatan berkebun terasa menyenangkan.
Selain mempercantk dan memberikan kesan asri pada rumah, kegiatan
berkebun juga mempunyai banyak manfaat lainnya, seperti meningkatkan daya tahan
tubuh, menghilangkan rasa jenuh dan stres, menjadi saran melatih fisik, menjaga
kesehatan otak, dan melatih untuk mengonsumsi makan sehat setiap hari.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dapat membantu masyarakat untuk
menghilangkan rasa jenuh dan melakukan kegiata berkebun di rumah masing-masing.
Adanya keberagaman dalam bercocok tanam diharapkan dapat terjadinya interaksi dan
saling tolong- menolong untuk memenuhi kebutuhan pangan. Dengan adanya kegiatan
saling berbagi ini, diharapkan dapat meminimalisasi kecemasan masyarakat atas krisis
ekonomi yang sedang melanda di masa pandemi COVID-19. Dan dengan pelatihan
menggunakan barang-barang yang mudah ditemukan d sekita kita, diharapkan tidak
menyulitkan warga dalam melakukan kegiatan berkebun di rumah masing-masing.
Daftar Pustaka
Adha, I. A. N., & Virianita, R. (2010). Sikap dan Intensi Pemanfaatan Internet
dalam Kegiatan Bisnis. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 4(3).
Hesty (2020). Analisis Peran Mahasiswa sebagai Social Control dalam
Pencegahan COVID-19 melalui KKN Tematik.
https://www.kompasiana.com/hestyprtw/5f090d45097f36 25104c50d2/peran-
mahasiswa-sebagai-social-control-dalam-pencegahan-COVID-19?page=4. diakses
pada 15 Agustus 2020 pukul 16.50 WIB.
Hidayat, D., & Noeraida, N. (2020). Pengalaman Komunikasi Siswa Melakukan
Kelas Online Selama Pandemi COVID-19. Jike: Jurnal Ilmu Komunikasi Efek, 3(2), 172-
182.
Mackenzie, J. S., & Smith, D. W. (2020). COVID-19: a novel zoonotic disease
caused by a coronavirus from China: what we know and what we don’t. Microbiology
Australia, 41(1), 45-50.
Nahdi, D. S., & Jatisunda, M. G. (2020). Analisis Literasi Digital Calon Guru SD
dalam Pembelajaran Berbasis Virtual Classroom di Masa Pandemi COVID-19. Jurnal
Cakrawala Pendas, 6(2).
Ng, Y. M., & Peggy, P. L. (2020). Coronavirus disease (COVID-19) prevention:
Virtual classroom education for hand hygiene.
Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Hyun, C. C., Wijayanti, L. M., & Putri, R.
S. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses
Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns: Journal of Education,
Psychology and Counseling, 2(1), 1-12.
Setyorini, I. (2020). Pandemi COVID-19 dan Online Learning: Apakah
Berpengaruh Terhadap Proses Pembelajaran Pada Kurikulum 13?. Journal of Industrial
Engineering & Management Research, 1(1), 95-102.
Setiawan, A. R., & Mufassaroh, A. Z. (2020). Lembar Kegiatan Siswa untuk
Pembelajaran Jarak Jauh Berdasarkan Literasi Saintifik pada Topik Penyakit
Coronavirus 2019 (COVID-19).
Syardiansah. 2017. Artikel. Peranan Kuliah Kerja Nyata sebagai bagian dari
Pengembangan Kompetensi Mahasiswa. Dalam Ejournal.upbatam.ac.id diakses
15/08/2020 jam 16.40
Ting, Y. L. (2015). Tapping into students' digital literacy and designing negotiated
learning to promote learner autonomy. The Internet and Higher Education, 26, 25-32.
Wikipedia. 2020. Pertanian Urban. Artikel diakses 19/8/2020 pukul 23.24
PELATIHAN BUDIDAYA HIDROPONIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
KREATIVITAS BERCOCOK TANAM PADA MASYARAKAT KELURAHAN
SEMBUNGHARJO KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG
Rani Lailatul Qodriyah1, Lili Nur Hidayati
2, Siti Wulandari
3, Arini Zulfatun Ramadhani
4,
Nur Afifah5
Pendidikan Kimia, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Pendidikan Fisika, Pendidikan Administrasi Perkantoran
Email: [email protected]
ABSTRAK
Hidroponik merupakan metode bercocok tanam yang tidak menggunakan media tanah
namun menggunakan larutan mineral bernutrisi dan bahan lainnya yang mengandung
unsur hara. Pelatihan hidroponik dilakukan di Kelurahan Sembungharjo dengan sasaran
warga RT 08 dan dilakukan secara langsung. Banyak warga yang memiliki pekarangan
yang sempit bahkan ada yang tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam. Dengan
menggunakan hidroponik bercocok tanam dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan
atau limbah bekas seperti botol. Dengan dilaksanakannya pelatihan budidaya hidroponik
mengindikasi warga untuk mengenal bercocok tanam menggunakan hidroponik,
menambah wawasan tentang hidroponik serta dapat meningkatkan kreativitas warga.
Pelaksanaan pelatihan ini sebagai salah satu program kerja pada KKN UNNES BMC
Kelurahan Sembungharjo. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2020. Dalam
bercocok tanam hidroponik menggunakan alat dan bahan seperti pisau, nampan, dan pot
kecil (khusus hidroponik). Sedangkan Bahan-bahan yang diperlukan adalah: bibit
tanaman (Pakchoy), rockwool, air secukupnya, dan pipet. Kegiatan yang dilakukan pada
pelatihan budidaya ini meliputi pengenalan alat dan bahan menggunakan hidroponik,
langkah-langkah dalam bercocok tanam menggunakan hidroponik, membuat nutrisi
hidroponik serta perawatan tanaman hidroponik yang sudah tumbuh. Kegiatan pelatihan
ini terlaksana dengan lancar dan kondusif dibuktikan dengan antusias peserta pelatihan.
Kata kunci: Hidroponik, budidaya, kreativitas
PENDAHULUAN
Kegiatan bercocok tanam sudah
menjadi kebiasaan, seiring dengan
perkembangan zaman manusia banyak
mengembangkan berbagai cara bercocok
tanam. Salah satu teknik bercocok tanam
tersebut ialah bercocok tanam secara
hidroponik. Hidroponik adalah metode
bercocok tanam tanpa menggunakan
media tanah, melainkan dengan
menggunakan larutan mineral bernutrisi
atau bahan lainnya yang mengandung
unsur hara seperti sabut kelapa, serat
mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk
kayu, dan lain-lain sebagai pengganti
media tanah (Prayitno, Muttaqin, &
Syauqy, 2017). Teknologi budidaya
pertanian dengan sistem hidroponik
diharapkan menjadi salah satu alternatif
bagi warga masyarakat yang mempunyai
lahan terbatas atau perkarangan, sehingga
dapat dijadikan sebagai sesuatu yang
berguna (Masduki, 2017).
Tanaman hidroponik bisa dilakukan
secara kecil-kecilan di rumah sebagai
suatu hobi ataupun secara besar-besaran
dengan tujuan komersial. Budidaya
tanaman ini tidak memerlukan lahan yang
luas, bisa juga dilakukan di pekarangan
atau di teras rumah. Perawatan
hidroponik ini sangat mudah, karena
tumbuhan, tanaman atau sayur- sayuran
dapat tumbuh dengan mudah tanpa
menggunakan tanah, hanya dengan talang
air, botol-botol kemasan yang sudah tidak
terpakai dan juga dapat memanfaatkan
barang-barang yang sudah tidak di
perlukan seperti ember, baskom dan
sebagainya (Kaunang, Memah, &
Kumaat, 2016).
Cara bercocok tanam secara
hidroponik sebenarnya sudah banyak
dipakai oleh beberapa masyarakat untuk
memanfaatkan lahan yang tidak terlalu
luas. Banyak keuntungan dan manfaat
yang dapat kita peroleh dari sistem
tersebut. Sistem ini dapat menguntungkan
dari kualitas dan kuantitas hasil
pertaniannya, serta dapat memaksimalkan
lahan pertanian yang ada karena tidak
membutuhkan lahan yang banyak. Jenis
hidroponik dapat di bedakan dari media
yang digunakan untuk berdiri tegaknya
tanaman (Arianty, 2019). Media tersebut
biasanya bebas dari unsur hara (steril),
sementara itu pasokan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dialirkan ke dalam
media tersebut melalui pipa atau
disiramkan secara manual. Media tanam
tersebut dapat berupa kerikil, pasir,
gabus, arang, zeolite atau tanpa media
agregat (hanya air). Yang paling penting
dalam menggunakan media tanam
tersebut harus bersih dari hama sehingga
tidak menumbuhkan jamur atau penyakit
lainnya (Roidah, 2014). Hidroponik dapat
mengasah kreativitas untuk mengolah
menciptakan media baru dalam bercocok
tanam, dengan menanam menggunakan
cara hidroponik, maka hasil panen akan
lebih cepat, bisa memanfaatkan barang
yang ada untuk menanam, dan
memanfaatkan barang bekas seperti botol
bekas, pengurangan pemakaian plastik
kita menyelamatkan Indonesia dari
sampah. Kelurahan Sembungharjo
terletak di Kecamatan Genuk Kota
Semarang terdiri dari 10 RW dan 71 RT.
Kelurahan Sembungharjo sebagai
umumnya perkotaan tidak mempunyai
lahan pertanian yang luas, yang ada yaitu
perkarangan rumah yang sempit.
Permasalahan yang terjadi pada warga
kelurahan belum sadarnya akan bercocok
tanam menggunakan media hidroponik.
Kami dari TIM KKN BMC 2020
Kelurahan Sembungharjo bekerja sama
dengan Bu Sum selaku penggerak
tanaman di RT 08 RW 02 melakukan
pelatihan dengan warga-warga. Metode
sosialisasinya adalah dengan memberikan
materi kepada warga dan di praktekkan
secara langsung, adapun kami
mengunggahnya lewat media sosial
seperti instagram dan facebook juga
Whatsapp. Dengan begitu warga dapat
langsung mengaplikasikan materi yang
telah di paparkan.
TUJUAN
1. Menambah wawasan warga sekitar
tentang penanaman hidroponik.
2. Mengenalkan penanaman hidroponik
kepada warga.
3. Meningkatkan kreativitas warga dalam
hal bercocok tanam dengan hidroponik.
MANFAAT
1. Menghemat penggunaan pupuk
2. Serangan hama dan penyakit lebih
minim
3. Tidak tergantung pada musim dan
tempat.
4. Penggunaan pupuk lebih efisien
KAJIAN PUSTAKA
A. Hidroponik
Hidroponik adalah suatu cara
bercocok tanam tanpa menggunakan
tanah sebagai tempat menanam tanaman.
Perbedaan bercocok tanam dengan tanah
dan hidroponik yaitu, apabila dengan
tanah, zat-zat makanan diperoleh
tanaman dari dalam tanah. Sedangkan
hidroponik, makanan diperoleh tanaman
dari dalam air yang mengandung zat-zat
anorganik (Mikrajuddin, 2007).
Sistem hidroponik dapat
memberikan suatu lingkungan
pertumbuhan yang lebih terkontrol.
Dengan pengembangan teknologi,
kombinasi sistem hidroponik dengan
membran mampu mendayagunakan air,
nutrisi, pestisida secara nyata lebih
efisien dibandingkan dengan kultur
tanah, terutama untuk tanaman berumur
pendek. Penggunaan sistem hidroponik
tidak mengenal musim dan tidak
memerlukan lahan yang luas
dibandingkan dengan kultur tanah untuk
menghasilkan satuan produktivitas yang
sama. (Lonardy 2009).
Salah satu media yang dapat
digunakan untuk sistem hidroponik
adalah gel. Pengaturan ukuran gel dalam
media tanam sangat diperlukan, karena
dapat mempercepat proses penyerapan
air dan penyimpanan air oleh media.
Selain itu ukuran gel juga
mempengaruhi penyediaan ruang untuk
pengakaran tanaman. Keuntungan lain
penggunaan gel dapat menghindarkan
adanya hewan tanah, dapat diberi
pewarna sehingga dapat mempercantik
untuk tanaman hias. (Hakim, 2006)
Selain gel masih ada media tanam lain
yang dapat dimanfaatkan untuk
hidroponik, misalnya arang sekam,
Arang sekam merupakan hasil dari
pembakaran kulit gabah. Menurut
Murniati (dalam Sari, 2009) bahwa
arang sekam memiliki sifat kasar
sehingga sirkulasi udara tinggi, ringan
dengan berat jenis sekitar 0,2 gr/cm3 ,
kapasitas menahan air tinggi dan dapat
menghilangkan pengaruh penyakit
karena telah melalui tahap sterilisasi,
sehingga relatif bersih dari hama ,
bakteri dan gulma.
Menurut Pramono (dalam
Rahmawaty, 2009) menyatakan bahwa
media dalam hidroponik berfungsi
sebagai penopang tanaman dan memiliki
syarat seperti struktur yang stabil selama
pertumbuhan tanaman , bebas dari zat
berbahaya bagi tanaman, bersifat inert,
memiliki daya pegang air yang baik,
drainase dan aerase yang baik.
Vertical garden menurut
Setianingsih (2012) merupakan sebuah
tanaman hias yang terdiri dari
bermacam–macam bunga yang ditanam
secara vertikal sehingga menyerupai
taman. Indonesia sendiri memanfaatkan
vertical garden untuk mengurangi polusi
yang di timbulkan akibat dari perubahan
tata guna yang semula berupa lahan
persawahan berubah alih fungsi menjadi
kawasan pemukiman maupun kawasan
industry. Sehingga keberadaan ruang
terbuka hijau (RTH) menjadi berkurang.
Dalam segi lingkungan taman vertical
ini merupakan system yang hidup untuk
mengurangi kadar polusi udara pada
sebuah ruangan sehingga tercipta
lingkungan yang bersih.
Budidaya dengan teknik vertikultur
pada prinsipnya tidak jauh berbeda
dengan budidaya di kebun atau di lahan
datar. Perbedaan paling mendasar
terletak pada penggunaan lahan
produksi. Andoko (2004) menyampaikan
bahwa teknik vertikultur memungkinkan
dilakukan pembudidayaan diatas lahan
seluas satu meter persegi dengan jumlah
tanaman jauh lebih banyak dibanding di
lahan datar dengan luas yang sama.
Media tanam yang digunakan pada
teknik vertikultur ini sama dengan media
tanam di lahan datar, tetapi jumlah
penggunaan pada teknik vertikultur lebih
sedikit dibanding di lahan datar.
Penanaman dengan teknik vertikultur
dapat memberikan aspek estetis karena
tanaman yang tampil berderet secara
vertikal dapat menampilkan nuansa
keindahan. Oleh karena itu, umumnya
budidaya dengan teknik vertikultur
banyak dilakukan oleh ibu rumah
tangga, pensiunan atau remaja untuk
sekedar menyalurkan hobi. Bangunan
vertikultur di halaman rumah dengan
aneka jenis tanaman yang berderet ke
atas memang sungguh memikat mata
serta menimbulkan perasaan puas dan
bangga pada pemiliknya. Di amping
dapat menampilkan keindahan, bukan
berarti penanaman dengan teknik
vertikultur tidak dapat diterapkan untuk
tujuan komersial. Dengan dasar
pemikiran bahwa vertikultur dapat
melipatgandakan jumlah tanaman dan
produksi maka teknik ini secara
ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
untuk tujuan komersial. Investasi yang
dibutuhkan untuk penerapan teknik
vertikultur ini jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan cara konvensional.
Namun, dengan produksi yang lebih
tinggi karena populasi tanaman lebih
banyak maka investasi tersebut dapat
tertutupi (Sutarminingsih 2007).
B. Nutrisi Hidroponik
Nutrisi adalah substansi organik
yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan.Pemberian
nutrisi pada tanaman dapat diberikan
melalui akar dan daun tanaman. Aplikasi
melalui akar dapat dilakukan dengan
merendam atau mengalirkan larutan
pada akar tanaman. Larutan nutrisi
dibuat dengan cara melarutkan garam-
mineral ke dalam air. Ketika dilarutkan
dalam air, garam-mineral ini akan
memisahkan diri menjadi ion.
Penyerapan ion-ion oleh tanaman
berlangsung secara kontinue
dikarenakan akar-akar tanaman selalu
bersentuhan dengan larutan (Suwandi
2006).
Larutan nutrisi digunakan sebagai
sumber pasokan air dan mineral nutrisi
merupakan faktor penting untuk
pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman
hidroponik, sehingga harus tepat dari
segi jumlah komposisi ion nutrisi dan
suhu. Larutan nutrisi ini dibagi dua,
yaitu unsur makro (C, H, O, N, S, P, K,
Ca, dan Mg) dan unsur mikro (B, Cl, Cu,
Fe, Mn, Mo dan Zn). Pada umumnya
kualitas larutan nutrisi ini diketahui
dengan mengukur electrical conductivity
(EC) larutan tersebut (Tim Karya Tani
Mandiri 2010).
Dalam pembuatan larutan nutrisi,
baik untuk sayuran daun, batang dan
daun, bunga serta buah, dibuat dua
macam pekatan A dan B. Kedua pekatan
tersebut baru dicampur saat akan
digunakan. Pekatan A dan B tidak dapat
dicampur karena bila kation Ca dalam
pekatan A bertemu dengan anion sulfat
dalam pekatan B akan terjadi endapan
kalsium sulfat sehingga unsur Ca dan S
tidak dapat diserap oleh akar. Tanaman
pun menunjukkan gajala defisiensi Ca
dan S. Begitu pula bila kation Ca dalam
pekatan A bertemu dengan anion fosfat
dalam pekatan B akan terjadi endapan
ferri fosfat sehingga unsur Ca dan Fe
tidak dapat diserap oleh akar (Sutiyoso
2009).
Efisiensi penggunaan larutan
nutrisi berhubungan dengan kelarutan
hara dan kebutuhan hara oleh tanaman.
Bila EC tinggi maka larutan nutrisi
semakin pekat, sehingga ketersediaan
unsur hara semakin bertambah. Begitu
juga sebaliknya, jika EC rendah maka
konsentrasi larutan nutrisi rendah
sehingga ketersediaan unsur hara lebih
sedikit (Sufardi 2005).
Pemberian nutrisi pada selada
dapat membuat tanaman tumbuh seperti
pada tanah. Adapun besarnya EC pada
awal pemindahan bibit dan beberapa hari
setelah itu berbeda. Biasanya pada awal
bibit dipindahkan pada sistem
hidroponik, nilai EC sebesar 1.0- 1.2 dan
ph 5.8-6.2, baru setelah 20 hari EC-nya
ditambahkan menjadi 1.5- 2.0 ms/cm.
Baru setelah 35 hari selada tersebut
dapat dipanen (Susila dan Koerniawati
2005).
C. Media Hidroponik
Media (substrat) ada dua macam,
yaitu substrat organik dan substrat
anorganik. Substrat organik berupa
pakis, sekam bakar, debog pisang,
cocopeat dan sebagainya. Sedangkan
yang bersifat anorganik meliputi
pecahan batu bata, kerikil, gabus dan
sebagainya. Media/substrat yang biasa
digunakan adalah sekam bakar,
rockwool-grodan atau cocopeat. Media
tanam juga dapat dikombinasikan antara
media yang satu dengan media yang lain
dengan perbandingan tertentu atau yang
telah direkomendasikan. Misalnya pasir
dengan cocopeat dengan perbandingan
1:1, pecahan batu bata dengan debog
pisang dan sebagainya (Setyaningsih
2009).
Dalam sistem hidroponik media
tanam yang digunakan tidak berfungsi
sebagai tanah. Media tanam hanya
berfungsi untuk menopang tanaman dan
menjaga kelembaban tanaman.Oleh
karena itu, media tanaman yang
digunakan harus berasal dari bahan yang
porous dan steril. Pemberian pupuk
dilakukan dengan melarutkan pupuk
dengan konsentrasi tertentu yang
kemudian disiramkan ke dalam tanaman
hidroponik (Dwi 2008).
Hidroponik dengan media
(substrat) diartikan metode budidaya
tanaman dimana akar tanaman tumbuh
pada media tanaman porous selain tanah
yang dialiri larutan nutrisi sehingga
memungkinkan tanaman memperoleh
air, nutrisi dan oksigen secara
cukup.Substrat yang digunakan
sebaiknya memenuhi beberapa kriteria
tertentu supaya tanaman dapat tumbuh
dengan optimal. Beberapa diantaranya
sebaiknya bersifat porus, mudah
meloloskan air, dll (Marsoem 2002).
D. Persemaian Benih Hidroponik
Persemaian tanaman untuk
budidaya secara hidroponik dilakukan
dengan dua cara melihat dari ukuran biji
yang digunakan sebagai benih.
Persemaian benih besar, sebaiknya
dilakukan perendaman di dalam air
hangat selama 2-3 jam dan langsung
ditanamkan dalam wadah semai yang
berisi media dan telah disiram dengan
air. Benih diletakkan dengan pinset
secara horisontal 4-5 mm dibawah
permukaan media. Transplanting bibit
dari wadah semai ke wadah yang lebih
besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit
sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah
semai). Persemaian benih kecil, pertama
siapkan wadah semai dengan media
setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah
tuangkan benih yang
dicampurkandengan pasir kering steril
secukupnya dan diaduk merata. Benih
yang telah tercampur dengan pasir
ditebarkan di atas permukaan media
semai secara merata, kemudian ditutup
dengan media semai tipis-tipis (3-5 mm).
Setelah itu permukaan wadah semai
ditutup dengan kertas tisu yang telah
dibasahi dengan handsprayer kemudian
simpan di tempat gelap dan aman.Wadah
semai sebaiknya dikenakan sinar
matahari tiap pagi selama 1-2 jam agar
perkecambahan tumbuh dengan baik dan
sehat (menghindari etiolasi). Setelah
benih mulai berkecambah, kertas tisu
dibuang, setelah benih berumur 3-4
minggu. Setelah semai benih
dipindahkan ke dalam pot atau polybag
pembibitan, caranya adalah dengan
mencabut kecambah di wadah semai
(Widodo 2005). Media persemaian
adalah tempat untuk menumbuhkan
benih atau biji menjadi bibit tanaman
yang siap untuk dipindahkan ke
lapangan. Ada banyak tanaman
hortikultura yang dibudidayakan dengan
melalui tahap penyemaian terlebih
dahulu. Tujuannya untuk mengurangi
kematian akibat tanaman yang belum
siap dengan kondisi lapangan. Baik itu
melindunginya dari cuaca ataupun
gangguan lainnya. Beberapa jenis yang
biasa disemaikan antara lain tomat, cabe,
sawi, selada dan sebagainya (Gadner dan
Mitchell 2005).
Media untuk persemaian harus
mempunyai aerasi baik, subur dan
gembur, misalnya campuran pasir,
pupuk kandang dan sekam yang sudah
disterilkan dengan perbandingan 1:1:1.
Media yang gembur, maka akar akan
tumbuh lurus dan memudahkan
pemindahan bibit ke polibag
pembesaran. Biji yang akan disemaikan
ditabur merata di atas media, lalu ditutup
lagi dengan media setebal 1-2 cm dan
disiram dengan gembor sampai basah
(Nurwardani 2008).
METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di
Kelurahan Sembungharjo Kecamatan
Genuk yang dilaksanakan pada bulan
Juli-Agustus 2020 tepatnya di salah satu
rumah warga yaitu kediaman Ketua RT
08 RW 02 dengan dibimbing langsung
oleh Bu Sum dimana beliau adalah Istri
dari Ketua RT 08.
2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan yaitu:
pisau, nampan, dan pot kecil (khusus
hidroponik). Sedangkan Bahan-bahan
yang diperlukan adalah : bibit tanaman
(Pakchoy), rockwool, air secukupnya,
dan pinset.
a. Metode Penelitian
1. Survei lapangan
Survei lapangan bertujuan
untuk mengamati situasi dan keadaan
wilayah yang digunakan untuk
sasaran, yaitu kebun milik Bu Sum
yang sudah terdapat banyak macam
tanaman baik sayur-sayuran maupun
obat-obatan.
2. Koordinasi dengan Para Anggota dan
Pembimbing
Berkoordinasi dengan Bu
Sum untuk mencari rencana yang
akan dilaksanakan untuk
melaksanakan program kerja KKN
BMC UNNES yang diharapkan.
3. Sosialisai Program
Sosialisai program bertujuan
untuk pengenalan dan memberikan
informasi tentang rencana
serangkaian pelaksanaan program
yang disampaikan kepada anggota
dan pembimbing.
4. Pelaksanaan Program
Langkah-langkah kegiatan
dalam pelaksanaan program adalah
sebagai berikut :
a. Persiapan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam proses
Pelatihan Menanam dengan
media Hidroponik.
b. Menyiapkan bibit, kemudian
memotong rockwool diatas
nampan menjadi 16 bagian
sampai bawah rockwool putus.
c. Membasahi rockwool dan
melubangi untuk dimasukkan
bibit tanaman.
d. Kemudian tunggu sampai
tanaman tumbuh kira-kira 1
minggu, setelah tumbuh tanaman
pada setiap potong rockwool
dipisahkan dan dipindahkan
kedalam pot-pot kecil yang sudah
terdapat sumbu untuk pengaliran
air.
e. Monitoring dari pelaksanaan
kegiatan pemanfaatan Hidropik
untuk menanam selain dengan
media tanah.
5. Evaluasi Program
Mengevaluasi perkembangan
pelaksaan program, memberikan
saran untuk mengembangkan dan
pemanfaatan media hidroponik untuk
menanam baik sayur maupun buah
sehingga memberikan pengetahuan
bahwa menanam juga bisa
menggunakan media lain tidak hanya
dengan media tanah.
Survei lapangan
Koordinasi dengan anggota dan
pembimbing
Sosialisasi program
Pelaksanaan program
Evaluasi program
Gambar 1. Prosedur Pelaksanaan Program Hidroponik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan yang dilakukan oleh Tim KKN dari Kelurahan Sembungharjo yang mengangkat
program kerja pelatihan budidaya hidroponik untuk warga sekitar kelurahan dimana kegiatan ini
berlokasi di RT 08. Pelatihan ini dilakukan secara langsung dengan memberi berbagai pengetahuan
mengenai hidroponik dari mulai bagaimana cara menanam menggunakan hidroponik, manfaat
melakukan penanaman dengan hidroponik, bahan-bahan serta alat yang digunakan untuk hidroponik
dan bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menanam menggunakan hidroponik.
Pengenalan penanaman menggunakan hidroponik kepada warga dengan menyampaikan
beberapa keuntungan menggunakan hidroponik. Keuntungan bercocok tanam sistem hidroponik yaitu
kebersihan tanaman lebih mudah dijaga, tidak perlu melakukan pengolahan lahan dan pengendalian
gulma, media tanam steril, tidak perlu menyiram tanaman, penggunaan air dan pupuk sangat efisien,
tanaman dapat dibudidayakan tanpa tergantung musim, dapat dilakukan pada lahan yang sempit, serta
terlindung dari hujan dan matahari secara langsung, produksi tanaman lebih tinggi, tanaman
memberikan hasil yang kontinu, lebih mudah dikerjakan tanpa membutuhkan tenaga kasar, tanaman
dapat tumbuh pada tempat yang semestinya tidak cocok, tidak ada risiko sebagai ketergantungan
terhadap kondisi alam setempat, dan dapat dilakukan pada tempat-tempat yang luasnya terbatas.
(Arianty, 2019).
Kreativitas warga dapat ditingkatkan dalam hal bercocok tanam melalui hidroponik. Mulai dari
mendaur ulang limbah seperti botol bekas sebagai wadah untuk media tanam, pralon bekas dan lain
sebagainya. Kegiatan ini dimulai dari survei lapangan. Survei lapangan dalam pelaksanaan program
budidaya tanaman sayuran hidroponik dibagi menjadi 3 tahapan. Pertama yaitu survei lokasi yang akan
dijadikan sebagai tempat untuk budidaya tanaman sayuran hidroponik, yang mana lokasi tersebut
terletak di sebuah rumah warga tepatnya di kediaman Ketua RT 08 RW 02 yang berada di Kelurahan
Sembungharjo. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 24 Juli 2020.
Kedua yaitu survei lapangan untuk tempat pembelian alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
kegiatan budidaya tanaman sayuran hidroponik. Berdasarkan kreativitas dan dikusi yang telah tim
lakukan sebelumnya untuk membuat budidaya tanaman sayuran hidroponik yang memiliki nilai estetis
ini membutuhkan alat dan bahan pendukung. Tempat alat dan bahan yang di survei antara lain yaitu
pisau, nampan, dan pot kecil (khusus hidroponik), bibit tanaman (Pakchoy), rockwool, air secukupnya,
dan pinset.
Ketiga adalah survei lapangan untuk tempat pelatihan budidaya tanaman sayuran hidroponik
yakni bertempat di kediaman Ketua RT 08 RW 02 Kelurahan Sembungharjo, Kecamatan Genuk, Kota
Semarang. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan proses pelatihan budidaya tanaman sayuran
hidroponik yakni pada minggu 3-5 Pelaksanaan KKN.
Gambar 2. Survei Lapangan
Koordinasi dan sosialisasi kegiatan pelatihan budidaya tanaman sayuran hidroponik melalui
program budidaya tanaman sayuran hidroponik. Koordinasi dengan masyarakat yaki kepada pejabat
kelurahan dalam hal ini kepada Ketua RT setempat, perihal tujuan, manfaat, dampak kegiatan dan
target luaran kegiatan program budidaya tanaman sayuran hidroponik ini. Hasil yang diperoleh dari
koordinasi ini bahwa ketua RT meresepon dengan positif dan mendukung pelaksanaan program
budidaya tanaman sayuran hidroponik menjadi kegiatan pelatihan yang memiliki nilai estetik untuk
dapat
dilaksanakan di RT setempat dengan melakukan kolaborasi dengan masyarakat. Adapun respon yang
mendukung pelaksaanaan kegiatan tersebut adalah dengan memberi pinjaman beberapa alat yang
dibutuhkan dalam sosialisasi budidaya tanaman sayuran hidroponik. Selain itu, ketua RT akan
membantu mensosialisasikan program budidaya tanaman sayuran hidroponik ke masyarakat untuk
mengikuti sosialisasi budidaya tanaman sayuran hidropnik yang diadakan oleh tim KKN BMC
UNNES 2020. Ketua RT juga mengatur pertemuan antara tim dengan masyarakat guna
mensosialisasikan program pemanfaatan budidaya tanaman sayuran hidroponik.
Gambar 3. Koordinasi dengan Lurah Sembungharjo
Gambar 4. Koordinasi dengan Ibu RT 08
Pelatihan budidaya tanaman sayuran hidroponik
Kegiatan pelatihan budidaya tanaman sayuran hidroponik dimulai pada tanggal 24 Juli 2020.
Kegiatan diawali dengan pembelian alat dan bahan pendukung di toko tanaman terdekat seperti yang
ditunjukan pada gambar. Kegiatan selanjutnya yakni mempersiapkan alat dan bahan untuk dibawa ke
kediaman Ketua RT 08 RW 02 Kelurahan Sembungharjo. Hal ini dilakukan agar memudahkan tim
KKN BMC UNNES.
Pelatihan yang dilakukan dari mulai menyiapkan media yang harus digunakan, langkah-
langkah menanam menggunakan hidroponik, pembuatan nutrisi hidroponik serta perawatan tanaman
hidroponik yang sudah ditanam. Proses pelatihan budidaya tanaman sayuran hidroponik ini memakan
waktu seharian, karena sebelum itu kita harus memotong rockwool sesuai ukuran yang ditentukan
kemudian melubanginya dengan sedotan. Bersamaan dengan proses memotong rockwool dilaksanakan
juga proses pemasukkan benih pakchoy harus dimasukan satu-satu kedalam rockwool yang sudah
dilubangi dengan sedotan aqua. Setelah itu jika semua benih sudah dimasukkan ke dalam rockwool
tersebut yang diletakkan ke dalam nampan kami menutupnya dengan plastik hitam, supaya benih cepat
tumbuh. Serangkaian tahap ini dilakukan oleh tim dan masyarakat yang selesai pada tanggal 24 Juli
2020.
Gambar 5. Memotong rockwool sebagai media tanam
Gambar 6. Pemindahan tanaman yang sudah ditanam di pot
Gambar 7. Bibit tanaman yang akan di tanam
Gambar 8. Cara memberi bibit tanaman pada rockwool
Gambar 9. Perawatan tanaman setelah tumbuh menggunakan pengairan
Gambar 10. Pembuatan nutrisi hidroponik
Pelatihan hidroponik ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas warga di Kelurahan
Sembungharjo. Karena banyak keuntungan yang didapat dari penanaman hidroponik ini. Terutama
bagi warga yang belum ada lahan dan ingin melakukan kegiatan bercocok tanam. Selain itu, dapat juga
mengurangi penggunaan botol atau dapat memanfaatkannya sebagai media untuk hidroponik jika tidak
memiliki pralon untuk melakukan budidaya.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelatihan budidaya hidroponik dapat
menambah wawasan warga sekitar
mengenai hidroponik dibuktikan dengan
antusias warga dalam mengikuti
pelatihan.
2. Pengenalan hidroponik kepada warga
dapat dilaksanakan dengan lancar dengan
mengenalkan alat dan bahan, langkah-
langkah menanam menggunakan
hidroponik, keuntungan-keuntungan
melakukan penanaman hidroponik
sampai dengan membuat nutrisi serta
perawatan tanaman setelah tumbuh.
3. Kreativitas warga dapat ditingkatkan
dengan penanaman hidroponik dapat
diketahui dari alat dan bahan serta media
wadah yang digunakan dapat berupa
limbah botol atau plastik bekas.
DAFTAR PUSTAKA
Arianty, N. (2019). Pemanfaatan Pekarangan
dalam Usaha Budidaya Sayuran secara
Hidroponik. In Prosiding Seminar Nasional
Kewirausahaan (Vol. 1, pp. 182–186).
Harjoko, D. 2009. Studi Macam Media dan
Debit Aliran terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
secara Hidroponik NFT. Agrosains 11(2):
58-62.
Kaunang, S. G., Memah, M. Y., & Kumaat, R.
M. (2016). Persepsi Masyarakat terhadap
Tanaman Hidroponik di Desa Lotta,
Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa.
Agri-SosioEkonomi Unsrat, 12(2A), 283–
302.
Masduki, A. (2017). Hidroponik sebagai Sarana
Pemanfaatan Lahan Sempit di Dusun
Randubelang, Bangunharjo, Sewon, Bantul.
Pemberdayaan, 1(2), 185–192.
Prayitno, W. A., Muttaqin, A., & Syauqy, D.
(2017). Sistem Monitoring Suhu ,
Kelembaban , dan Pengendali Penyiraman
Tanaman Hidroponik menggunakan Blynk
Android. Pengembangan Teknologi
Informasi Dan Ilmu Komputer, 1(4), 292–
297.
Roidah, I. S. (2014). Pemanfaatan Lahan dengan
Menggunakan Sistem Hidroponik.
Universitas Tulungagung BONOROWO,
1(2), 43–50.
Suprijadi, dkk. 2009. Sistem Kontrol Nutrisi
Hidroponik Dengan Menggunakan Logika
Fuzzy. Oto.Ktrl.Inst 1 (1): 31-35.
KOLABORASI MAHASISWA KKN UNNES BMC 2020 DENGAN BPBD KOTA
SEMARANG DALAM KEGIATAN DISINFEKSI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN
COVID-19 DI KOTA SEMARANG
Retno Ayu Prahesti1, Tertia Puji Handayani2, Hernanda Candra Belva3, I Ketut Adyarsa Putra4, Muhammad Ali Ansori5
1,2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang 3 Ilmu Politik, Universitas Negeri Semarang 4 Akuntansi, Universitas Negeri Semarang
5, Manajemen, Universitas Negeri Semarang
[email protected], [email protected],
[email protected] [email protected] [email protected]
ABSTRAK
Saat pandemi Covid-19 mulai memasuki Indonesia pada awal Maret 2020, pemerintah
Indonesia mulai waspada dan mengambil langkah agar pandemi Covid-19 di Indonesia tidak
semakin meluas. Salah satu usaha pemerintah Idonesia khususnya di kota Semarang adalah
penyemprotan disinfektan di berbagai wilayah yang ada di kota Semarang. Pemerintah Kota
Semarang menyerahkan kepada BPBD kota Semarang untuk melakukan kegiatan tersbut.
Tidak hanya Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kota Semarang yang turut andil dalam
mencegah dan mengatasi pandemi Covid-19 yang tengah merebak, Institusi pendidikan juga
demikian, salah satunya adalah Universitas Negeri Semarang. Universitas Negeri Semarang
menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat yang dikenal dengan nama
KKN UNNES BMC. Saah satu program kerja KKN UNNES BMC adalah kegiatan
penyemprotan disinfektan. Penyemprotan disinfektan diadakan oleh BPBD mulai dari obat,
alat dan transportasi. Lokasi penyemprotan sebagian besar dilaksanakan di tempat ibadah,
pusat perbelanjaan, intansi pemerintahan, sekolah dan perumahan.
Kata kunci: Covid-19, disinfektan, BPBD
ABSTRACT
When the Covid-19 pandemic began to enter Indonesia in early March 2020, the Indonesian
government began to be vigilant and took steps so that the Covid-19 pandemic in Indonesia
did not spread. One of the efforts of the Indonesian government, especially in the city of
Semarang, is spraying disinfectants in various areas in the city of Semarang. The Semarang
City Government handed over to the Semarang City BPBD to carry out these activities. Not
only the Indonesian Government and the Semarang City Government are taking part in
preventing and overcoming the Covid-19 pandemic that is currently spreading, educational
institutions are the same, one of which is Semarang State University. Semarang State
University organizes a community service program known as KKN UNNES BMC. One of the
KKN UNNES BMC work programs is spraying disinfectants. Disinfectant spraying is carried
out by BPBD starting from medicine, equipment and transportation. Most of the spraying
locations were carried out in places of worship, shopping centers, government agencies,
schools and housing.
Keyword: Covid-19, disinfectant, BPBD
PENDAHULUAN
Saat ini dunia sedang
digemparkan dengan adanya penyakit
covid-19.Covid-19 adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh corona
virus yang baru ditemukan. Corona virus
adalah suatu kelompok virus yang dapat
menyebabka penyakit pada hewan atau
manusia. Beberapa jenis corona virus
diketahui dapat menyebabkan infeksi
saluran nafas pada manusia mulai dari
batuk pilek hingga yang lebih serius
seperti middleeast respiratory syndrome
(Mers) dan severe acute repiratory
syndrome (Sars), (WHO, 2020).
Diketahui covid-19 pertama kali
terindentifikasi di Wuhan sejak akhir
Agustus 2019, tetapi pemerintah
Tiongkok melaporkan secara resmi
adanya virus covid-19 kepada WHO
pada tanggal 31 Desember 2019
(bbc.com, 2020). Menurut World Health
Organization (WHO) tercatat sejak
ditemukannya virus ini hingga sekarang,
sebanyak 199 negara telah dipastikan
terjangkit virus covid-19. (Data WHO,
2020).
Universitas Negeri Semarang
(UNNES) merupakan salah satu
perguruan tinggi negeri yang ada di
Jawa Tengah. Sejak WHO menetapkan
status covid-19 secara global menjadi
pandemi termasuk di Indonesia, UNNES
sebagai univertas yang menjunjung Tri
Dharma Perguruan Tinggi turut
berupaya meningkatkan kewaspadaan
terutama dalam hal penanganan dan
pencegahan penyebaran kasus covid-
19 melalui program KKN UNNES
BMC.Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang menjadi salah satu lokasi
pelaksanaan program KKN UNNES
BMC. Sistem pelaksanaan program
kerja KKN UNNES BMC terdiri atas
program kerja dalam jaringan (daring)
dan luar jaringan (luring). Program kerja
luar jaringan (luring) berupa kegiatan
yang dialksanakan secara langsung
dengan memperhatikan protokol
kesehatan. Sedangkan program kerja
dalam jaringan (daring) berupa kegiatan
edukasi, sosialisasi dan pelatihan yang
lebih memanfaatkan media sosial dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut.
Salah satu program kerja luar
jaringan (luring) yang dilaksanakan oleh
mahasiswa KKN UNNES BMC adalah
program disinfeksi. Berdasarkan
definisinya disinfeksi merupakan suatu
proses pengurangan jumlah
mikroorganisme ke tingkat bahaya lebih
rendah pada permukaan yang
terindikasi kontaminasi oleh
mikroorganisme dengan menggunakan
bahan (disinfektan) yang dapat
berfungsi untuk mengendalikan,
mencegah, bahkan menghancurkan
mikroorganisme berbahaya
(Occupational Safety and Health
Branch. Labour Department, 2007).
Artikel ini berisi tinjauan dan pustaka
tentang gambaran pelaksanaan
kegiatan disinfeksi di berbagai wilayah
Kota Semarang selama pandemi covid-
19.
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan disinfeksi dilaksanakan
dengan berkolaborasi bersama BPBD
(Badan Penanggulangan Bencana
Daerah) Kabupaten/Kota. BPBD
Kabupaten/Kota adalah perangkat
daerah Kabupaten/Kota yang dibentuk
dalam rangka melaksanakan tugas dan
fungsi untuk melaksanakan
penanggulangan bencana (Pemendagri
No. 46 Tahun 2008).
Kegiatan disinfeksi dilaksanakan
setiap hari mulai bulan Maret hingga
Agustus 2020. Bentuk kegiatan
disinfeksi berupa kegiatan
penyemprotan cairan disinfektan di
beberapa lokasi seperti pasar,
sekolahan, rumah warga, kantor instansi
pemerintahan, rumah ibadah dan lain
sebagainya yang dinilai rawan terhadap
penyebaran virus covid-19. Sasaran
disinfeksi adalah benda/permukaan
(daun pintu, bangku umum dan fasilitas
lainnya yang sering dipegang oleh
tangan).
Dalam pelaksanaannya, kegiatan
penyemprotan disinfektan dilakukan
sesuai dengan protokol kesehatan
seperti pemakaian alat pelindung diri
(APD), masker, sarung tangan hingga
sepatu safety. Dalam hal cara disinfeksi,
untuk penyemprotan dilakukan dengan
alat penyemprot punggung otomatis dan
memanfaatkan mobil dengan alat
penyemprot bermesin diesel. Komposisi
cairan disinfektan terdiri atas campuran
air (H20) dan chlorine(Cl).
FAKTOR PENDUKUNG DAN
PENGHAMBAT
Dalam pelaksanaannya, terdapat
beberapa fakor pendukung dan
penghambat. Faktor pendukung dapat
berupa tersedianya fasilitas berupa alat
dan transportasi serta obat dari BPBD
Kota Semarang, adanya bantuan
tenaga dari tim BPBD Kota Semarang,
antusiasme keikutsertaan mahasiswa
KKN UNNES sehingga mempermudah
pelaksanaan penyemprotan disinfektan,
mendapatkan dukungan logistik dari
penyelenggara.
Faktor penghambat dapat berupa
tempat, keterbatasan waktu untuk
pelaksanaan, dan cuaca, Faktor
penghambat yang pertama adalah
tempat, yang mana dalam
pelaksanaannya kegiatan
penyemprotan sering dilaksanakan di
tempat-tempat yang sulit dijangkau
seperti gang sempit, serta tempat yang
memiliki risiko penularan tinggi seperti
perumahan, pasar, dan tempat ibadah.
Faktor penghambat yang kedua
yaitu waktu pelaksanaan yang terbatas.
Waktu pelaksanaan yang terbatas,
seperti pelaksanaan yang terkadang
tidak sesuai dengan jadwal
awal,sehingga menyebabkan
keterlambatan pelaksanaan. Faktor
penghambat yang terakhir adalah
cuaca. Cuaca panas yang disertai
penggunaan APD pada saat
pelaksanaan mengakibatkan dehidrasi
yang menghambat proses
penyemprotan disinfektan. Selain cuaca
panas, hujan juga menjadi factor
penghambat dalam penyemprotan
disenfektan. Jika curah hujan tinggi,
dapat menghentikan kegiatan
penyemprotan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan disinseksi covid-19 di
Semarang.
Berdasarkan Lokasi nya, jenis
area disinfeksi meliputi sekolah, tempat
ibadah, pusat perbelanjaan, perumahan
dan instansi pemerintah.
Sekolah
Untuk area sekolah, dilakukan disinfeksi
dilaksanakan di TK dan SD dengan cara
penyemprotan di tiap ruang kelas
secara keseluruhan meliputi meja dan
kursi, jendela, dan daun pintu ruang
guru dan toilet.
Gambar 1. Penyemprotan disinfektan di
sekolah
Tempat Ibadah
Kegiatan penyemprotan di
tempat ibadah dilaksanakan di
beberapa gereja dan pura di kota
semarang dengan cara penyemprotan
di bagian kursi gereja, daun pintu, arca
di pura, tempat wudhu masjid, jendela,
tangga dan tembok masjid.
Gambar 2. Penyemprotan di area
tempat ibadah
Pusat perbelanjaan
Penyemprotan di pusat perbelanjaan
dilaksanakan di beberapa pasar
tradisional di kota semarang di
antaranya pasar peterongan, pasar
tanah mas, pasar jangli, pasar
randusari, dan pasar simongan.
Penyemprotan meliputi kursi, tembok
pasar, kamar mandi, tangga, dan kedai
penjual.
Gambar 3. Penyemprotan disinfektan di
pasar tradisional
Perumahan
Kegiatan penyemprotan di
perumahan dilaksanakan pemukiman
warga dan kompleks perumahan
diantara nya Mijen Permai, dan
Kampung Kuasen Rejo RW 05 dengan
cara penyemprotan di bagian pintu
rumah, kaca rumah, pagar rumah, tiang
listrik, pos ronda, dan warung sekitar
Gambar 4. Penyemprotan di area
perumahan
Instansi Pemerintah.
Melakukan Kegiatan
penyemprotan di instansi pemerintah
dilaksanakan di beberapa tempat,
diantaranya kantor kelurahan ngemplak
simongan, peterongan, danasrama
polisi dengan cara penyemprotan pada
seluruh bagian kantor baik luar maupun
dalam.
Gambar 5. Penyemprotan di area
instansi pemerintah
Tabel 1. Lokasi/tempat, cara, dan sasaran pelaksanaan penyemprotan
Lokasi Penyemprotan Sasaran
Penyemprotan
Bahan
Disinfektan
APD
TK Gisik Drono Ngemplak
Simongan
Seluruh area di
lokasi sekolah
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
SDN Ngemplak Simongan
02
Seluruh area di
lokasi sekolah
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
Gereja Isa Al Masih
Pemulihan
Area tempat
ibadah (Kursi,
Lantai, mimbar)
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
Masjid Al Hikmah Jl.
Godongbatu Tengah
Seluruh Area
Masjid
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
Pura Agung Giri Natha Seluruh area
lokasi tempat
ibadah
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
Pasar Peterongan Seluruh kios
pedagang dan
fasilitas umum
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
yang tersedia
Pasar Tanah Mas Seluruh kios
pedagang dan
fasilitas umum
yang tersedia
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
Pasar Randusari Seluruh kios
pedagang dan
fasilitas umum
yang tersedia
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
Pasar Jangli Seluruh kios
pedagang dan
fasilitas umum
yang tersedia
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
Pasar Simongan Seluruh kios
pedagang dan
fasilitas umum
yang tersedia
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
Mijen Permai bagian pintu
rumah, kaca
rumah, pagar
rumah, tiang
listrik, pos ronda,
dan warung
sekitar
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
Kampung Kuasen Rejo
RW 05
bagian pintu
rumah, kaca
rumah, pagar
rumah, tiang
listrik, pos ronda,
dan warung
sekitar
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
Kantor Kelurahan
Ngemplak Simongan
Seluruh area
kantor Kelurahan
Ngemplak
Simongan
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
Kantor Kelurahan
Peterongan
Seluruh area
kantor Kelurahan
Peterongan
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
Asrama Polisi Beberapa blok
area asrama polisi
Campuran Air
dan Chlorine
Lengkap
KESIMPULAN
Pandemi covid-19 telah menyebar secara global termasuk di Indonesia.
Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai univertas yang menjunjung Tri
Dharma Perguruan Tinggi turut berupaya meningkatkan kewaspadaan terutama dalam
hal penanganan dan pencegahan penyebaran kasus covid-19 melalui program KKN
UNNES BMC, di mana Kecamatan Pedurungan menjadi salah satu lokasi pelaksanaan
KKN UNNES BMC. Salah satu program KKN UNNES BMC berupa kegiatan disinfeksi
yang berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Kegiatan disinfeksi berupa penyemprotan disinfektan yang dilaksanakan di
beberapa wilayah Kota Semarang. Beberapa wilayah tersebut terbagi atas pusat
perbelanjaan, tempat ibadah, sekolah, instansi pemerintahan, dan perumahan, yang
dilaksanakan secara langsung dengan menerapkan protokol kesehatan seperti
penggunaan APD lengkap (masker, sarung tangan dan sepatu safety).
Kegiatan penyemprotan telah terlaksana 15 lokasi yang meliputi pusat
perbelanjaan (5 lokasi), tempat ibadah (3 lokasi), sekolahan (2 lokasi), instansi
pemerintahan (2) dan perumahan (3).
DAFTAR PUSTAKA
Athena, Eva Lailasari,dan Tities Puspita. 2020. Pelaksanaan disinfeksi dalam
Pencegahan Penularan Covid-19 dan Potensi Risiko Terhadap Kesehatan di Indonesia.
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 19 No. 1.
Churaez, Fiza Ishlahiyya. 2020. Pembuatan dan Penyemprotan Disinfektan: Kegiatan
KKN Edisi COVID-19 di Desa Bringin Malang. Jurnal Pengabdian Vol. 2 No. 2.
Larasati, Annisa Lazuardi. Chandra Haribowo. 2020. Penggunaan Disinfektan dan
Antiseptik pada Pencegahan Penularan COVID-19 di Masyarakat. Majalah Farmasetka
Vol. 5 No 3.
www.who.int. World Health Organization. 2020, diakses pada tanggal 15 Agustus 2020
www.bbc.com. BBC.2020, diakses pada tanggal 15 Agustus 2020
www.labour.gov.hk. Occupational Safety and Health Branch. Labour Department, 2007.
Pemendagri No.46 Tahun 2008.
PENGARUH MEDIA EDUKASI POSTER DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID-19
TERHADAP POLA HIDUP MASYARAKAT DI KELURAHAN TAMBAKAJI
Muhammad Ulil Albab[1], Diah Vararosita[2], Diana Kumala Syarifah[3],
Difa Putra Purnama[4], Ely Supriyanti[5], Fanca Bungsu Paranta[6]
Teknik Informatika[1], Manajemen[2], Pendidikan Guru Sekolah Dasar[3], Akuntansi[4],
Biologi[5], Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan[6]
Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Corona Virus Disease-19 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Virus Corona. COVID-19. COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi di dunia oleh WHO dan
ditetapkan oleh Pemerintah sebagai bencana non alam dalam bentuk wabah penyakit yang
perlu diambil dalam tindakan respons terpadu termasuk keterlibatan semua komponen
masyarakat. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terhadap
COVID-19 melalui media cetak berupa poster untuk mengidentifikasi bagaimana media
poster memengaruhi pola hidup masyarakat dalam strategi untuk meningkatkan kesadaran
tentang usaha penanganan dan pencegahan COVID-19. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan secara langsung melalui media cetak
berupa poster yang di publikasikan di tempat-tempat strategis seperti pos ronda, tempat
ibadah dan papan pengumuman di lingkungan sekitar Kelurahan Tambakaji, Kecamatan
Ngaliyan, Kota Semarang. Selanjutnya memberikan kuesioner kepada warga melalui WAG
untuk mengetahui pengaruh media edukasi poster dalam upaya pencegahan COVID-19
terhadap pola hidup masyarakat. Kegiatan edukasi ini menggunakan 3 jenis poster berbeda
yaitu tentang “Etika Batuk”, “Cegah Covid-19 dengan GERMAS”, dan “Cuci Tangan Pakai
Sabun dengan Air Mengalir” yang ditempel di tempat yang dapat terlihat oleh seluruh
masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa Sekitar 91% responden mengakui bahwa
adanya edukasi berupa poster mempengaruhi pola hidup masyarakat dalam upaya
pencegahan Covid-19.
Kata Kunci : Edukasi Masyarakat, Pandemi Covid-19, Pola Hidup Masyarakat
PENDAHULUAN
Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh coronavirus
versi baru ditemukan pada akhir 2019.
COVID-19 dinyatakan sebagai
pandemi di dunia oleh WHO dan
ditetapkan oleh Pemerintah sebagai
bencana non alam dalam bentuk
wabah penyakit yang perlu diambil
dalam tindakan respons terpadu
termasuk keterlibatan semua
komponen masyarakat (Sugiyarto,
2020). Sebagian besar gangguan yang
dialami oleh individu yang terinfeksi
virus COVID-19 akan mengalami
penyakit pernapasan ringan hingga
sedang dan sembuh tanpa
memerlukan perawatan khusus.
Presentase penularannya lebih
cenderung pada individu berusia lanjut
dan mereka yang memiliki riwayat
masalah medis seperti kardiovaskular,
diabetes, penyakit pernapasan kronis,
dan kanker; di mana lebih cenderung
mengembangkan infeksi virus COVID-
19 menjadi penyakit yang lebih serius
(Sampurno et al., 2020).
Pada tahun 2002 ditemukan
sebuah penyakit yang disebabkan oleh
virus corona yaitu Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARSCov) di
China (Fabian, 2008). Lalu pada
tahun 2012, terjadi pula wabah yang
mirip yakni Middle East Respiratory
Syndrome (MERS-Cov) di Timur
Tengah. Dari kedua peristiwa itulah
diketahui bahwa corona bukan virus
yang stabil serta mampu berdaptasi
menjadi lebih ganas, bahkan dapat
mengakibatkan kematian.
Virus corona terbaru (COVID-
19) yang cukup meresahkan, terjadi
pada akhir 2019 di Wuhan, China.
Sampai 31 Maret 2020, kasus COVID-
19 di China sebanyak 81.620, dengan
3.322 jiwa meninggal dunia, dan
76.571 jiwa berhasil sembuh. Virus
tersebut telah menyebar ke 203
negara, dengan kasus terkonfirmasi
sejumlah 827.419 dengan angka
kematian 40.777 jiwa (Sampurno et
al., 2020). Indonesia tidak lepas dari
COVID-19, dengan data kasus positif
per 11 Agustus 2020 sebanyak
128.776 jiwa, sembuh 83.710 jiwa, dan
meninggal sebanyak 5.824 jiwa
(Covid19.go.id). Kasus positif Covid-9
di Indonesia semakin meningkat hari
demi harinya, hal tersebut disebabkan
oleh kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap kebiasaan-kebiasaan yang
harus dilakukan pada masa pandemi
Covid-19 ini.
Promosi kesehatan merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat yang berfokus
pada upaya promotif dan preventif.
Upaya ini bertujuan untuk mengubah
perilaku masyarakat agar mampu
menjaga dan meningkatkan derajat
kesehatannya secara mandiri
sehingga menimilasir penularan
penyakit menular (Puspromkes, 2011).
Pemberian informasi dan
edukasi melaui media merupakan
salah satu bentuk promosi kesehatan.
Media merupakan alat bantu saluran
komunikasi yang bermanfaat untuk
mempermudah penyampaian pesan
kesehatan pada masyarakat.
Penggunaan media seperti poster
dapat menjadi alternatif untuk
menyampaikan informasi kepada
masyarakat (Notoatmodjo, 2014).
Poster merupakan salah satu
media grafiis yang paling tampak
kekuatannya sebagai media
penyampai pesan (Megawati, 2017).
Dalam masa pandemi ini media poster
menjadi berperan sebagai media yang
memberikan edukasi kepada
masyarakat tentang Covid-19. Melalui
poster dapat diberikan tindakan-
tindakan untuk mencegah penularan
COVID-19. Meskipun banyak faktor
yang mempengaruhi perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan,
kesadaran akan risiko untuk membuat
perubahan perilaku masyarakat adalah
unsur utama untuk meningkatkan
kesehatan individu dan status
kesehatan masyarakat agar terhindar
dari COVID-19 (Sampurno et al.,
2020).
Media poster memiliki kapasitas
untuk menjangkau dan mempengaruhi
masyarakat di lingkungan sekitar.
Media poster dapat memengaruhi
perilaku individu dan nilai-nilai
komunitas yang mendukung
lingkungan dan individu sehingga
diperlukan untuk mempertahankan
kebiasaan atas perubahan perilaku
untuk sadar kesehatan. Selain itu,
ketika pola pemberian layanan
kesehatan terus berubah, media dapat
memberikan informasi berharga
kepada masyarakat tentang opsi dan
sudut pandang lain.
Tulisan ini bertujuan untuk
memberikan edukasi kepada
masyarakat terhadap COVID-19
melalui media cetak berupa poster.
Penelitian ini juga bertujuan untuk
mengidentifikasi bagaimana media
poster memengaruhi pola hidup
masyarakat dalam strategi untuk
meningkatkan kesadaran tentang
usaha penanganan dan pencegahan
COVID-19.
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan penelitian ini
menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan secara
langsung melalui media cetak berupa
poster yang di publikasikan di tempat-
tempat strategis seperti pos ronda,
tempat ibadah dan papan
pengumuman di lingkungan sekitar
Kelurahan Tambakaji, Kecamatan
Ngaliyan, Kota Semarang. Media
poster yang dibuat akan dipublikasikan
pada 6 titik yang tersebar di wilayah
Kelurahan Tambakaji. Kemudian
memberikan kuesioner yang disebar
melalui WAG untuk mengetahui
pengaruh media edukasi poster dalam
upaya pencegahan Covid-19.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perilaku adalah respon individu
terhadap suatu stimulan atau suatu
tindakan yang dapat di amati dan
mempunyai frekuensi spesifik, durasi
dan tujuan yang baik didasari maupun
tidak. Domain perilaku Kesehatan
Menurut Benyamin Bloom (1908)
dalam Notoatmodjo (2012), perilaku
dibagi dalam 3 domain yang terdiri dari
(1) Pengetahuan (Knowlegde) adalah
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Tanpa
pengetahuan seseorang tidak
mempunyai dasar untuk mengambil
keputusan dan menentukan tindakan
terhadap masalah yang dihadapi; (2)
Sikap (Attitude), merupakan reaksi
atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek; (3) Praktik atau tindakan,
Suatu sikap yang belum terwujud
dalam suatu tindakan (overt
behaviour). Untuk terwujudnya sikap
menjadi suatu perbedaan nyata maka
diperlukan suatu fasilitas dan
kemampuan. Fasilitas yang diberikan
bisa melalui edukasi menggunakan
media poster yang berisi berbagai
pesan sosial perilaku pencegahan
salah satunya terkait kesehatan.
Perilaku pencegahan yang tertuang
dalam poster dengan tujuan
mengambil tindakan terlebih dahulu
sebelum kejadian.
Saat ini, dunia masih dilanda
penyakit Covid-19. Pencegahan
Covid-19 sangat penting dilakukan
salah satunya melalui metode
pemberian informasi melalui media
poster yang diharapkan dapat
berdampak pada peningkatkan
pengetahuan yang benar mengenai
pencegahan penyebaran Covid-19.
Virus corona merupakan pandemi
yang mudah menyebar secara cepat.
Karena itu, banyak pemimpin yang
menghimbau warganya untuk
melakukan perilaku hidup bersih
(PHBS), social distancing dan isolasi
untuk mencegah penularan virus
penyakit ini.
Media poster yang dipilih
adalah poster berwarna yang memuat
gambar/ilustrasi mengenai perilaku
hidup bersih (PHBS), social distancing
dan isolasi untuk mencegah penularan
penyakit COVID-19. Poster-poster
tersebut selanjutnya ditempel di
tempat-tempat strategis seperti pos
ronda, tempat ibadah dan papan
pengumuman di lingkungan sekitar
Kelurahan Tambakaji, Kecamatan
Ngaliyan, Kota Semarang. Menurut
Hasnun (2006), poster merupakan
salah satu media berisi gambar atau
tulisan di atas kertas atau kain yang
berisi pemberitahuan. Media poster
bergambar dipilih karena informasi
yang ada di dalamnya disajikan
dengan menarik dan mudah diingat
bagi mereka yang melihatnya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sudjana dan
Rivai (2019) yang menyatakan bahwa
poster merupakan media kombinasi
visual dari rancangan yang kuat,
berwarna dan memiliki pesan dengan
maksud untuk menangkap perhatian
orang yang lewat, meskipun gagasan
yang disampaikan membutuhkan
waktu yang tidak singkat untuk
tertanam dalam pikiran pembacanya.
Ada 3 jenis poster yang
digunakan sebagai bahan edukasi
masyarakat terkait dengan
pencegahan penyakit Covid-19. Poster
pertama yaitu memuat gambar/ilustrasi
mengenai perilaku hidup bersih
(PHBS). Poster tersebut ditempel pada
salah satu sisi dinding mushola yang
dapat dijangkau oleh penglihatan
masyarakat. Poster ini menyajikan
informasi tentang PHBS yang harus
dilakukan oleh masyarakat salah satu
contohnya adalah etika batuk. Poster
ini mengedukasi masyarakat untuk
menerapkan etika dalam bersin dan
batuk agar tidak tertular maupun
menularkan virus. Karena seperti yang
kita ketahui bahwa penularan virus
Corona dapat terjadi melalui droplet
yang keluar ketika bersin dan batuk.
Berikut adalah edukasi menggunakan
poster “Etika Batuk” dapat dilihat pada
gambar 1.
.
Gambar 1. Penempelan Poster
Mengenai Etika Batuk di Dinding
Mushola
Poster yang kedua menyajikan
informasi mengenai “Cegah Covid-19
dengan GERMAS” yang ditempel
pada papan pengumuman yang ada di
lingkungan sekitar kelurahan
Tambakaji. Poster ini mengedukasi
masyarakat untuk melakukan gerakan
pencegahan terhadap Covid-19
dengan cara mencuci tangan dengan
air dan sabun, makan-makanan yang
bergizi, istirahat yang cukup, selalu
gunakan masker saat keluar rumah,
mengurangi kegiatan di luar rumah,
dan melakukan social distancing dan
physical distancing. Berikut adalah
edukasi menggunakan poster “Cegah
Covid-19 dengan GERMAS” dapat
dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Penempelan Poster
“Cegah Covid-19 dengan
GERMAS” di Papan
Pengumuman
Poster yang ketiga menyajikan
informasi mengenai “Cuci Tangan
Pakai Sabun dengan Air Mengalir”
yang ditempel pada tempat cuci
tangan yang ada di dinding pos ronda
wilayah kelurahan tambakaji. Poster ini
mengedukasi masyarakat untuk
melakukan 6 langkah mencuci tangan
dengan baik dan benar selama 60
detik agar tangan terbebas dari
kuman. Berikut adalah edukasi
menggunakan poster “Cuci Tangan
Pakai Sabun dengan Air Mengalir”
dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Poster “Cuci Tangan Pakai
Sabun dengan Air Mengalir”
di Dinding pos ronda
Untuk mengetahui pengaruh
media edukasi poster dalam upaya
pencegahan penyakit Covid-19
dilakukan dengan cara menyebar
kuesioner kepada masyarakat dalam
bentuk google form yang disebar
melalui WAG warga Kelurahan
Tambakaji.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Kuesioner
Respon Masyarakat
Terhadap Media Edukasi
Berupa Poster dalam Upaya
Pencegahan Covid-19
No Pertanyaan Presentase Respon (%)
Ya Tidak
1. Apakah Anda melihat dan membaca ketiga poster tersebut?
89 11
2. Apakah Anda menerapkan perilaku yang ada pada ketiga poster tersebut ?
90 10
3. Apakah adanya ketiga poster tersebut mempengaruhi pola hidup anda dalam upaya pencegahan Covid-19?
91 31
Berdasarkan tabel 1. Terdapat
107 responden yang menanggapi
kuesioner tersebut. Diperoleh hasil
bahwa masyarakat melihat dan
membaca poster sebesar 89%,
menerapkan perilaku sesuai dengan
poster 90%, dan bahwa adanya
edukasi berupa poster dapat
mempengaruhi pola hidup dalam
upaya pencegahan Covid 91%. Dari
data tersebut dapat disimpulkan
bahwa adanya edukasi berupa poster
mempengaruhi pola hidup positif
dalam upaya pencegahan Covid-19
oleh masyarakat.
KESIMPULAN
Pemberian informasi perilaku
hidup bersih dan sehat melalui media
edukasi berupa poster merupakan
starategi yang dapat mencegah
penyebaran Covid-19. Ada 3 Jenis
poster yaitu tentang “Etika Batuk”,
“Cegah Covid-19 dengan GERMAS”,
dan “Cuci Tangan Pakai Sabun
dengan Air Mengalir”. Sekitar 91%
responden mengakui bahwa adanya
edukasi berupa poster mempengaruhi
pola hidup masyarakat dalam upaya
pencegahan Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
Covid-19 Indonesia.” Accessed
Agustus 11, 2020.
https://www.covid19.go.id/
Fabian, Johannes. Ethnography as
Commentary: Writing Form the
Virtual Archive. Durham dan
London: Duke University Press,
2008.
Hasnun, A. 2006. Pedoman Menulis
untuk Siswa SMP dan SMA.
Andi: Yogyakarta.
Karo, M. B. (2020, May). Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Strategi Pencegahan
Penyebaran Virus Covid-19. In
Prosiding Seminar Nasional
Hardiknas (Vol. 1, pp. 1-4).
Megawati, M. (2017). Pengaruh Media
Poster terhadap Hasil Belajar
Kosakata Bahasa Inggris
(Eksperimen di Sdit Amal Mulia
Tapos Kota Depok). Getsempena
English Education Journal, 4(2),
217637.
Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan
dan Perilaku Kesehatan. Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta; 2014
Puspromkes Kemenkes RI. Promosi
Kesehatan Komitmen Global dari
Ottawa-Jakarta-Helsinki Menuju
Rakyat Sehat. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2011.
Sampurno, M. B. T., Kusumandyoko,
T. C., & Islam, M. A. (2020).
Budaya Media Sosial, Edukasi
Masyarakat, Dan Pandemi
COVID-19. SALAM: Jurnal Sosial
dan Budaya Syar-i, 7(5).
Sudjana, N., & Rivai, A. (2019). Media
Pengajaran. Sinar Baru
Algesindo : Bandung.
Sugiyarto, S. (2020). Pemberdayaan
Karang Taruna dalam
Pencegahan Penyebaran Covid-
19 di Desa Wonokerto
KecamatanWonogiri. jurnalempa
thy.com, 1(1), 35-41.
Lampiran
1. Lembar Kuesioner melalui Google Form
2. Data tanggapan 107 responden terkait kuesioner yang diberikan
PENYEMPROTAN DESINFEKTAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN
COVID-19 DI KECAMATAN PEDURUNGAN BERSAMA BPBD KOTA SEMARANG
Bintang Sasmita Adji1, Intan Ayu Kinasih2, Rizki Murwani Utami3, Aini Sa’adah4,
Muhammad Nizar Akrom5 1Program Studi Pendidikan Seni Musik, FBS
2Program Studi Teknik Arsitektur, FT 3Program Studi Teknik Arsitektur, FT
4Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, FT 5Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FIK
Universitas Negeri Semarang
2020
ABSTRAK
Covid-19 adalah penyakit baru yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menyerang saluran pernafasan. Di masa pandemi ini, Universitas Negeri Semarang sebagai salah satu perguruan tinggi memiliki kebijakan Kuliah Kerja Nyata Bersama Melawan Covid-19 (KKN BMC) sebagai dukungan UNNES dalam usaha mencegah penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, untuk mencegah penyebaran Covid-19 dilakukan kegiatan penyemprotan desinfektan khususnya di Kecamatan Pedurungan. Penyemprotan Desinfektan dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Juli 2020 di Penggaron Kidul dan Sabtu, 25 Juli 2020 di Tlogomulyo oleh Mahasiswa KKN BMC UNNES bekerjasama dengan BPBD Kota Semarang di Kecamatan Pedurungan. Pada pelaksanaan Penyemprotan Desinfektan di kedua lokasi tersebut, respon warga bervariasi mulai dari menerima dengan senang hati dan berterimakasih sampai dengan terkejut/takut karena datangnya tim yang menggunakan APD lengkap.
Kata kunci: Covid-19, Penyemprotan Desinfektan, KKN BMC UNNES, BPBD Kota Semarang, Respon warga
PENDAHULUAN
Covid-19 (Coronavirus Disease
2019) adalah penyakit pernafasan baru yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 (Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2). SARS-CoV-2 merupakan virus jenis baru bagian dari keluarga besar coronavirus, yaitu virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Coronavirus jenis baru ini pertama kali ditemukan pada manusia di Wuhan, China pada Desember 2019.
Infeksi virus ini pada saluran pernafasan memiliki tanda-tanda atau gejala permasalahan pada pernafasan seperti batuk, pilek dan sesak nafas. Gejala umum lain yaitu adanya demam tinggi (≥38°C), sakit tenggorokan dan kelelahan. Gejala tersebut dapat memburuk pada kasus yang lebih parah menjadi pneumonia, sindrom pernafasan akut, bahkan kematian terutama jika pasien mengalami komplikasi.
Infeksi virus SARS-CoV-2 dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut dapat langsung terhirup oleh orang lain, atau kemudian jatuh pada benda-benda di sekitarnya dan tersentuh orang lain lalu orang tersebut menyentuh bagian wajahnya (mulut, hidung, mata). Covid-19 menyebar dengan cepat dan lebih luas.
Saat ini, wilayah Semarang merupakan zona merah penyebaran Covid-19, termasuk di dalamnya yaitu Kecamatan Pedurungan. Dalam rangka membantu pencegahan Covid-19 di Kecamatan Pedurungan salah satunya dengan cara melakukan penyemprotan desinfektan di lingkungan sekitar.
Mahasiswa merupakan bagian dari komunitas intelektual Indonesia memiliki peran penting dalam pembangunan dan pengembangan negara. Dalam realisasi peran tersebut,
mahasiswa tentu akan bergabung menjadi bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) diperlukan bagi mahasiswa sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Di masa pandemi ini, Universitas Negeri Semarang sebagai salah satu perguruan tinggi memiliki kebijakan Kuliah Kerja Nyata Bersama Melawan Covid-19 (KKN BMC) sebagai dukungan UNNES dalam usaha mencegah penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, untuk mencegah penyebaran Covid-19 khususnya di Kecamatan Pedurungan dilakukan kegiatan penyemprotan desinfektan.
Desinfektan adalah cairan pembersih yang umumnya dibuat dari hidrogen peroksida, creasote, atau alkohol yang bertujuan untuk membunuh bakteri, virus, kuman dan mikroorganisme berbahaya lainnya yang terdapat pada ruangan atau permukaan benda mati. Desinfektan biasanya digunakan untuk membersihkan permukaan benda-benda yang paling sering disentuh orang banyak. Contohnya, gagang pintu, meja, kursim, keran wastafel, lemari dan lain-lain. Desinfektan juga mengandung kosentrasi biosida yang tinggi. Maka dari itu desinfektan lebih efektif dalam mencegah timbulnya bakteri dan mikroorganisme pada permukaan benda mati apapun yang menjadi perantara paparan infeksi virus atau bakteri berbahaya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang melaksanakan tugas penanggulangan bencana di daerah baik Provinsi maupun Kabupaten / Kota dengan berpedoman pada kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana. BPBD dibentuk berdasarkan Peraturan Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2008, menggantikan Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan Bencana
(Satkorlak) di tingkat Provinsi dan Satuan Pelaksana Penanganan Bencana (Satlak PB) di tingkat Kabupaten / Kota yang keduanya dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana untuk sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2010 tentang pembentukan Susunan dan Tata Kerja BPBD Kota Semarang dan Perwal Kota Semarang Nomor 39 tahun 2010 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kota Semarang.
Dalam rangka membantu pencegahan Covid-19, salah satu program kerja mahasiswa KKN BMC UNNES adalah membantu Tim Satgas Covid-19 melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, dilakukan sebuah upaya penanganganan pencegahan penyebaran Covid-19 khususnya di Kecamatan Pedurungan berupa kegiatan penyemprotan desinfektan.
Dikarenakan di daerah Pedurungan pada khususnya sedang berada di zona merah penyebaran Covid-19, kegiatan penyemprotan desinfektan bersama BPBD kota Semarang banyak menuai respon dari warga. Ada yang senang berterimakasih, bingung, dan marah. Hal ini wajar adanya, karena Covid-19 adalah virus yang sangat berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan juga beresiko tinggi akan kematian.
Dapat dilihat pada respon warga yang didatangi oleh mahasiswa KKN BMC di daerah Pedurungan khususnya, banyak diantara mereka yang kurang sadar akan bahanya Covid-19 ini, itu dibuktikan oleh banyaknya orang yang kita datangi tidak memakai masker dengan benar,
tidak menjaga jarak satu dengan yang lain. Hal tersebut menjadi salah satu resiko besar dalam penularan Covid-19 di daerah Pedurungan pada khususnya.
Oleh karena itu, kegiatan penyemprotan desinfektan menjadi salah satu solusi untuk mencegah penularan Covid-19 di daerah Pedurungan. Bersama BPBD Kota Semarang, Mahasiswa KKN BMC dapat membantu kegiatan penyemprotan di fasilitas umum yang ada. Alat dan bahan juga telah disediakan oleh pihak BPBD, jadi mahasiswa KKN tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk pengadaan alat dan bahan untuk program kerja penyemprotan desinfektan.
PEMBAHASAN
Cairan desinfektan adalah chemical atau senyawa kimia yang berfungsi sebagai bahan pembersih, Biasanya digunakan untuk membasmi virus dan bakteri.Bahan kimia ini semakin populer saat virus corona mewabah di Indonesia,Mulai dari pemerintah pusat daerah hingga tingkat RT semuanya berbondong-bondong menyemprotkan desinfektan untuk mencegah perkembangan virus covid-19 ini. Bahkan masing-masing rumah kini sudah membuat desinfektan sendiri sebagai wujud pengamanan pribadi. Desinfektan pada dasarnya adalah zat kimia untuk membunuh mikroorganisme, Desinfektan hanya bisa dipakai pada benda mati, semisal perabotan rumah tangga dan bagian-bagian di dalam rumah,penggunaan senyawa ini diterapkan pada permukaan peralatan atau benda mati lainnya, sehingga kadarnya lebih toksik, Desinfektan sering digunakan untuk perlatan pembersih rumah tangga.
Sebagaimana disebutkan diatas cairan desinfektan adalah senyawa
atau bahan kimia yang fungsinya adalah sebagai pencegahan terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik. Cairan ini juga biasa disebut sebagai obat yang digunakan untuk membasmi kuman penyakit contohnya virus corona. Pemakaian cairan ini tidak bisa sembarangan karena faktanya efektivitasnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa mempengaruhi efektif atau tidaknya senyawa kimia untuk mengusir virus dan bakteri, Suhu,Lamanya paparan, Konsentrasi dari desinfektan, Derajat keasaman atau pH,Ada atau tidaknya bahan pengganggu didalamnya. Selain itu perlu diketahui bahwa derajat keasaman merupakan faktor yang sangat penting dalam penentuan efektivitasnya.Dalam hal ini,bila tidak dalam angka Ph yang pas, desinfektan yang dilakukan oleh senyawa tersebut tidak akan berdampak.
Adapun cairan desinfektan yaitu Hidrogen Peroksida (H2O2), menimbulkan bau yang menyengat dan kecut,warna bening kebiruan, Komposisi H2O (Air), O2 (Oksigen) bila bersentuhan dengan tubuh pada jaringan luka atau mukosa, maka akan terjadi pengelupasan O2 karena adanya enzim katalase dalam sel. Banyak jenis cairan desinfektan yang perlu diketahui yaitu lodin,alcohol dan klorin.
Kandungan yang terdapat didalamnya adalah klorin dengan dosis yang sudah ditentukan untuk peralatan luar, klorin itu aman dipakai dan efektif juga untuk mematikan apa saja mikroorganisme termasuk virus, yang ada diperlatan,kemudian di fasilitas umum. Klorin sendiri bersifat volatile atau mudah menguapdalam hitungan detik. Oleh karena itu standar kandungan desinfektan ini juga sudah diatur oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Prosesmembunuh bukan dengan meracuni melainkan dengan
membakar organisme itu, bahan kimia yang terkandung didalamnya adalah oxidizing biocide dan untuk penyemprotan desinfektan ini harus menggunakan alat pelindung diri APD karena manusia tidak bisa terus menerus terpapar segala macam biocide.
Kegiatan desinfeksi memerlukan peralatan dan bahan desinfektan yang kemungkinan besar tidak dimiliki setiap instansi, baik pemerintah maupun swasta,terlebih masyarakat pada umumnya. Namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang melaksanakan tugas penanggulangan bencana di daerah baik Provinsi maupun Kabupaten / Kota dengan berpedoman pada kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana. BPBD memberikan alternative bagi instansi atau masyarakat, untuk bisa melakuakan desinfeksi secara bersamaan diwilayah mereka sendiri. Harus diingat sebelum memulai pengerjaan kita harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti sarung tangan dan masker sekali pakai jangan lupa kacamata, Kalaupun memakai APD yang bisa dipakai berkali-kali, maka harus khusus digunakan untuk disinfeksi, tidak digunakan untuk tujuan lain.
METODE PELAKSANAAN
A. Jadwal Pelaksanaan Penyemprotan Desinfektan di Kecamatan
Pedurungan
No. Tanggal Kelurahan Rute
1. Selasa, 21 Juli
2020 Penggaron Kidul
Pasar Penggaron, Pasar Klithikan
Wilayah RT 1 RW 4 dan RT 2 RW
4
2. Sabtu, 25 Juli
2020 Tlogomulyo
Masjid Nurul Tawabin Kudan
Tlogomulyo RT 02 RW IV, Masjid
Baitul Falah Kudan Tlogomulyo
RT 01 RW IV, Masjid Al Kausar
Wonoplumbon Mukti Barat RT 01
RW XI, Masjid Nurul Qomar
Argomulyo Mukti Raya RT 01 RW
XI, Masjid Nurul Huda Tegal Rejo
Timur I RT 10 RW III, Masjid Ibad
Gasim Sari RT 02 RW III.
B. Alat, Bahan, dan Perlengkapan
1. Alat
Alat Semprot Desinfektan
(kapasitas 16L per unit)
2. Bahan
Produk berbasis klorin
(seperti hipoklorit) dengan
konsentrasi 0,1% untuk
penyemprotan di dalam
ruangan dan konsentrasi
0,5% untuk lingkungan
umum.
Air, sebagai campuran.
3. Perlengkapan
Jubah / APD
sarung tangan tugas berat
(heavy duty)
masker medis
pelindung mata (jika ada
risiko cipratan materi organik
atau bahan kimia)
sepatu bot atau sepatu kerja
tertutup
C. Pelaksanaan Penyemprotan
Persiapan larutan disinfektan
dilakukan di area yang berventilasi
baik atau di luar ruangan. Petugas
penyemprot desinfektan
mengenakan APD lengkap sebelum
melakukan penyemprotan. Cairan
desinfektan dibuat dengan
mencampurkan produk berbasis
klorin dengan air sesuai dengan
takaran. Kemudian, petugas mulai
melakukan penyemprotan mulai dari
luar ruangan dan tempat-tempat
yang sering dijangkau orang.
Prioritas disinfeksi dilakukan
pada tempat-tempat umum dan
permukaan-permukaan yang sering
disentuh seperti gagang pintu dan
jendela, pagar rumah, kursi,meja,
dan keran.
Pelaksanaan penyemprotan
disinfektan di Kecamatan
Pedurungan dilakukan di wilayah
Kelurahan Penggaron Kidul dan
Kelurahan Tlogomulyo sesuai
dengan rute penyemprotan yang
telah dijadwalkan oleh Pemerintah
Kota Semarang. Penyemprotan
dilakukan oleh petugas dari BPBD
Kota Semarang dan dibantu oleh
Mahasiswa KKN UNNES Bersama
Melawan Covid-19, sehingga
pelaksanaan penyemprotan dapat
terlaksana dengan lebih efisien.
HASIL
A. Pelaksanaan Penyemprotan
Desinfektan di Kecamatan
Pedurungan Bersama dengan
BPBD Kota Semarang
Pengajuan proposal Permohonan Bantuan Alat & Bahan Desinfektan oleh Mahasiswa KKN BMC UNNES Kelurahan Tlogomulyo ke BPBD membuahkan hasil yaitu kerjasama antara Mahasiswa KKN BMC UNNES Kecamatan Pedurungan dan BPBD Kota Semarang untuk kegiatan Penyemprotan Desinfektan.
Kondisi Kecamatan Pedurungan merupakan zona merah terdampak Pandemi Covid-19. Dengan adanya kegiatan Penyemprotan Desinfektan ini Mahasiswa KKN BMC UNNES dapat mengabdi dan membantu masyarakat Kecamatan Pedurungan dalam pencegahan Pandemi Covid-19, juga membantu Satgas Covid-19 di Kota Semarang. 1. Penyemprotan Desinfektan di
Kelurahan Penggaron Kidul
Penyemprotan Desinfektan dilaksanakan di RW IV, Kelurahan Penggaron, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang dengan Tim dari BPBD Kota Semarang. Kegiatan ini dilakukan pada hari Selasa, 21 Juli 2020. Proses pelaksanaan diawali dari
berkumpul di BPBD Kota Semarang kemudian ke Pasar Penggaron. Sasaran penyemprotan ini adalah wilayah Pasar Klithikan, Pasar Krempyeng, Penggaron Kidul.
Gambar 1. Tim Penyemprotan Desinfektan dari BPBD Kota
Semarang & Mahasiswa KKN BMC UNNES
Tim Penyemprotan
Desinfektan terdiri dari Tim BPBD Kota Semarang dan Mahasiswa KKN BMC UNNES dengan tiga kendaraan pengangkut desinfektan milik BPBD, juga ada beberapa Mahasiswa yang menggunakan kendaraan pribadi. Sebelum berangkat, tim Penyemprotan Desinfektan menggunakan APD lengkap yaitu pakaian hazmat, masker, face shield, dan sarung tangan.
Gambar 2. Mahasiswi KKN BMC UNNES Kecamatan
Pedurungan melakukan penyemprotan desinfektan
dengan APD lengkap
2. Penyemprotan Desinfektan di
Kelurahan Tlogomulyo
Selanjutnya, pada hari Sabtu, 25 Juli 2020 dilaksanakan kembali Penyemprotan Desinfektan di Kelurahan Tlogomulyo, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang dengan Tim dari BPBD Kota Semarang. Sasaran penyemprotan ini adalah fasilitas umum dan beberapa masjid di Kelurahan Tlogomulyo sebagai berikut:
Tabel 2. Lokasi pen
yemprotan desinfektan di Kelurahan Tlogomulyo
Gambar 3. Mahasiswa KKN BMC UNNES Kecamatan Pedurungan melakukan
penyemprotan desinfektan di Masjid Baitul Falah Kudan
Gambar 4. Mahasiswa KKN BMC UNNES Kecamatan Pedurungan melakukan
penyemprotan desinfektan di Masjid Al Kausar Wonoplumbon
Mukti Barat
B. Penggerakan Relawan
Mahasiswa KKN BMC UNNES
Lainnya dalam Pelaksanaan
Penyemprotan Desinfektan
Kerjasama dengan BPBD Kota Semarang ini juga menggerakan Mahasiswa KKN UNNES Lainnya tidak hanya di Kecamatan Pedurungan namun juga seluruh wilayah Kota Semarang untuk berpartisipasi menjadi relawan dalam kegiatan Penyemprotan Desinfektan.
Gambar 5. BPBD Kota Semarang &
Mahasiswa KKN BMC UNNES Sebelum Penyemprotan
Desinfektan
No. Tempat RT/RW
1 Masjid Nurul Tawabin Kudan
02/IV
2 Masjid Baitul Falah Kudan
01/IV
3 Masjid Al Kausar Wonoplumbon Mukti Barat
01/XI
4 Masjid Nurul Qomar Argomulyo Mukti Raya
01/XI
5 Masjid Nurul Huda Tegal Rejo Timur I
10/III
6 Masjid Ibad Gasim Sari
02/III
Gambar 6. Tim Penyemprotan Desinfektan dari BPBD Kota
Semarang & Mahasiswa KKN BMC UNNES di Pasar Krempyeng,
Penggaron Kidul
Gambar 7. Tim Penyemprotan Desinfektan dari BPBD Kota
Semarang & Mahasiswa KKN BMC UNNES Selesai Penyemprotan
Desinfektan
C. Respon Masyarakat Kecamatan
Pedurungan Terhadap
Penyemprotan Disinfektan
1. Respon Masyarakat di
Kelurahan Penggaron Kidul
Pada pelaksanaan Penyemprotan Desinfektan di Kelurahan Penggaron Kidul, mendapatkan respon warga yang bervariasi. Ada yang menerima dengan senang hati dan berterimakasih kepada relawan penyemprotan desinfektan. Namun ada pula sebagian yang mengeluhkan tentang kegiatan penyemprotan desinfektan ini karena ada miskomunikasi tentang penyemprotan desinfektan, terutama warga pedagang makanan di Pasar.
2. Respon Masyarakat di
Kelurahan Tlogomulyo
Pada pelaksanaan Penyemprotan Desinfektan di Kelurahan Tlogomulyo, respon warga juga bervariasi. Beberapa warga merasa senang hati dan berterimakasih. Ada pula yang bingung saat melihat tim relawan datang ketika melakukan penyemprotan desinfektan. Di daerah sekitar Masjid Nurul Qomar, ada beberapa pedagang dan warga yang berada pasar pagi di lapangan depan masjid yang terkejut ketika tim datang, kemudian beberapa warga yang kedapatan tidak menggunakan atau sedang melepas masker langsung memakai masker. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran warga akan bahaya Covid-19 ini kurang dan terkejut/takut saat tim BPBD dan Mahasiswa KKN BMC UNNES datang menggunakan APD lengkap dan membawa alat penyemprot desinfektan.
KESIMPULAN
Covid-19 adalah penyakit baru yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menyerang saluran pernafasan. Infeksi virus ini memiliki gejala permasalahan pada pernafasan seperti batuk, pilek, demam tinggi (≥38°C), dan sesak nafas. Salah satu upaya mencegah penularan Covid-19 dengan cara melakukan penyemprotan desinfektan terutama di fasilitas umum dan permukaan benda yang sering disentuh manusia.
Di masa pandemi ini, Universitas Negeri Semarang memiliki program Kuliah Kerja Nyata Bersama Melawan Covid-19 (KKN BMC) sebagai dukungan dalam usaha mencegah penyebaran Covid-19. Berkaitan dengan hal tersebut, Mahasiswa KKN BMC UNNES di Kecamatan Pedurungan melakukan kegiatan Penyemprotan Desinfektan bersama BPBD Kota Semarang. Penyemprotan Desinfektan dilaksanakan di wilayah Kelurahan Penggaron Kidul pada tanggal 21 Juli 2020 dan Kelurahan Tlogomulyo pada tanggal 25 Juli 2020. Kerjasama dengan BPBD Kota Semarang ini juga menggerakan
partisipasi Mahasiswa KKN UNNES lain di wilayah Kota Semarang untuk menjadi relawan dalam kegiatan Penyemprotan Desinfektan. Kegiatan ini mendapatkan respon warga yang bervariasi, mulai dari menerima dengan senang hati dan berterimakasih sampai dengan terkejut/takut karena datangnya tim yang menggunakan APD lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Allegranzi, Benedetta et. all. 2020.
Panduan Interim : Pembersihan
dan disinfeksi permukaan
lingkungan dalam konteks COVID-
19. World Health Organization.
BPBD Kota Semarang. Profil.
https://bpbd.semarangkota.go.id/
diakses pada tanggal 16 Agustus
2020
WHO Indonesia. 2020. Pertanyaan dan
jawaban terkait Coronavirus.
https://www.who.int/indonesia/new
s/novel-coronavirus/qa-for-public
diakses pada tanggal 16 Agustus
2020
EFEKTIFITAS PENYEMPROTAN DISINFEKTAN TERHADAP JUMLAH KASUS POSITIF
DI KELURAHAN TLOGOMULYO DAN MUKTIHARJO KIDUL
(1)Nabila Apriliano (2)Rizqi Khoirani (3)Niam Septia A (4)Fahmi Setya R (5)M Titan D
Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang Bersama Melawan COVID
Abstract
Spraying disinfectants are one way that all people can do to keep the environment clean and
the goods around us. In the current COVID-19 pandemic, cleanliness is something that must
be maintained to avoid or at least reduce our chances of being exposed to the danger of the
COVID-19 virus. There have been many areas since the pandemic began spraying
disinfectants regularly, but there are also some areas that have not done so and still
underestimate cleanliness. The purpose of this study was to determine whether there is an
effect of routine disinfectant spraying in an area with a positive number of COVID-19 cases in
that area. This research used descriptive quantitative method by analyzing data obtained
from the Semarang City Health Office and Tlogomulyo Village and Muktiharjo Kidul Village.
The results obtained show that the intensity of disinfectant spraying has no effect on the
number of positive cases of COVID-19. Although Muktiharjo Kidul is an area that is sprayed
more regularly with disinfectants than Tlogomulyo Village, the number of positive cases of
COVID-19 in Muktiharjo Kidul Village is more than that of Tlogomulyo Village. This is based
on the greater number of residents in Muktiharjo Kidul Village, and it turns out that not all
areas in Muktiharjo Kidul Village carry out routine spraying as recommended.
Keywords: Disinfectant Spraying. COVID-19. Positive case
Abstrak
Penyemprotan disinfektan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh seluruh
masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan barang disekitar kita. Dalam masa
pandemi COVID-19 saat ini, kebersihan merupakan hal yang harus dipertahankan untuk
menghindari atau setidaknya mempersempit kemungkinan kita untuk terkena bahaya virus
CVOID-19. Sudah banyak wilayah yang sejak terjadinya pandemi mulai melakukan
penyemprotan disinfektan secara rutin, namun ada juga beberapa wilayah yang tidak
melakukannya dan tetap menganggap remeh kebersihan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui adakah pengaruh penyemprotan disinfektan secara rutin terhadap suatu
wilayah dengan angka kasus positif COVID-19 di wilayah tersebut. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan menganalisis data yang diperoleh dari
Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Kelurahan Tlogomulyo serta Kelurahan Muktiharjo
Kidul. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa intensitas penyemprotan disinfektan tidak
berpengaruh terhadap jumlah kasus positif COVID-19. Meskipun Kelurahan Muktiharjo Kidul
menjadi wilayah yang lebih rutin melakukan penyemprotan disinfektan dibanding Kelurahan
Tlogomulyo, akan tetapi jumlah kasus positif COVID-19 Kelurahan Muktiharjo Kidul lebih
banyak dibandingkan dengan Kelurahan Tlogomulyo. Hal tersebut didasari oleh jumlah
penduduk di Kelurahan Muktiharjo Kidul yang lebih banyak, serta ternyata tidak semua
wilayah pada Kelurahan Muktiharjo Kidul melakukan penyemprotan secara rutin sesuai
anjuran.
Kata Kunci : Penyemprotan Disinfektan. COVID-19. Kasus positif
Latar Belakang
Hal terpenting dalam kehidupan
manusia adalah kesehatan. Namun
yang terjadi di Indonesia saat ini
adalah maraknya penyakit Covid-19
yang disebabkan oleh virus corona
yang mampu mengakibatkan
kematian. Virus ini terdeteksi muncul
pertama kali di Wuhan China pada
bulan Desember 2019. Virus corona
merupakan virus yang menyerang
saluran pernafasan dan menyebabkan
demam tinggi, batuk, flu, sesak nafas
serta nyeri tenggorokan. Penyebaran
virus ini sangatlah cepat hingga
memakan banyak nyawa di berbagai
negara. Awal mulanya, warga
Indonesia yang positif terkena virus
corona hanya 2 orang, namun
penyebaran virus ini sangat cepat
sehingga setiap hari ada orang yang
terkena atau terjangkit virus ini.
Hingga pemerintah mengambil
keputusan untuk mempersiapkan
rumah sakit daerah sebagai rumah
sakit rujukan bagi setiap orang yang
terjangkit Covid-19. Akibat dari
maraknya virus corona ini
mengakibatkan berbagai hal yang baru
hampir dikerjakan dari rumah, baik
sekolah, kuliah, bekerja ataupun
aktivitas yang lainnya. Bahkan
tempat beribadah pun sebagian
telah ditutup demi mengurangi
penyebaran virus corona ini. Berbagai
cara telah dilakukan oleh pemerintah,
seperti physical distancing (jaga
jarak), lock down, bahkan di
beberapa daerah pun telah
diberlakukan PSBB (pembatasan
sosial berskala besar).
Namun masih banyak
masyarakat yang tidak mematuhi
peraturan tersebut hingga akhirnya
penyebaran virus ini berjalan sangat
cepat. Dengan demikian, dibutuhkan
pemahaman yang intensif mengenai
virus corona serta cara
menanggulanginya agar angka
penyebaran tidak semakin
meningkat. Mengingat banyak sekali
masyarakat yang masih meremehkan
adanya virus corona ini serta belum
tersedianya vaksin yang dapat
membantu kesembuhan pasien karena
masih dalam pencarian dan penelitian
oleh para ahli. Sehingga perlu untuk
dikaji lebih dalam mengenai
permasalahan penanggulangan dan
pencegahan Covid-19 ini.
Kesehatan merupakan aspek
penting dari kehidupan. Sesuai
dengan Undang–Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan disebutkan bahwa
semakin meningkat derajat kesehatan
masyarakat, maka semakin meningkat
pula perekonomian di negara tersebut.
Upaya yang dapat dilakukan dalam
peningkatan derajat ini dengan
pencegahan dan pengobatan.
Pencegahan dan pengobatan dapat
dilakukan oleh diri sendiri atau dengan
orang lain melalui fasilitas pelayanan
kesehatan (Ircham,2007 dalam
(Budiawan 2012).
Disinfektan didefinisikan
sebagai bahan kimia atau pengaruh
fisika yang digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi atau pencemaran
jasad renik seperti bakteri dan virus,
juga untuk membunuh atau
menurunkan jumlah mikroorganisme
atau kuman penyakit lainnya.
Sedangkan antiseptik didefinisikan
sebagai bahan kimia yang dapat
menghambat atau membunuh
pertumbuhan jasad renik seperti
bakteri, jamur dan lain-lain pada
jaringan hidup. Bahan desinfektan
dapat digunakan untuk proses
desinfeksi tangan, lantai, ruangan,
peralatan dan pakaian. Pada dasarnya
ada persamaan jenis bahan kimia
yang digunakan sebagai antiseptik dan
desinfektan. Tetapi tidak semua bahan
desinfektan adalah bahan antiseptik
karena adanya batasan dalam
penggunaan antiseptik. antiseptik
tersebut harus memiliki sifat tidak
merusak jaringan tubuh atau tidak
bersifat keras. Terkadang
penambahan bahan desinfektan
jugadijadikan sebagai salah satu cara
dalam proses sterilisasi, yaitu proses
pembebasan kuman.Tetapi pada
kenyataannya tidak semua bahan
desinfektan dapat berfungsi sebagai
bahan dalam proses sterilisasi.
Penyebaran virus corona atau
COVID-19 yang belum kunjung reda
membuat masyarakat semakin
waspada. Masyarakat pun melakukan
berbagai cara untuk mencegah
penularan virus asal Tiongkok
tersebut. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan
menyemprotkan disinfektan di rumah.
Disinfektan merupakan proses
dekonteminasi yang menghilangkan
atau membunuh segala hal terkait
mikroorganisme (baik virus dan
bakteri) pada objek permukaan benda
mati. Ini yang membedakan disinfeksi
dengan antiseptik. Kalau antiseptik,
membunuh atau menghambat
mikroorganisme pada jaringan hidup.
Banyak meminta disinfeksi di
perumahan, perkantoran.
Tapi perlu diketahui bahwa
proses ini memiliki dampak kesehatan
seperti menimbulkan bau dan
mengiritasi tangan bahkan
mengganggu pernapasan. Agar
penyemprotan efektif biasanya
petugas harus mencuci tangan yang
bersih, menggunakan sarung tangan
dan menggunakan pakaian khusus
untuk melindungi tubuh kita.
Disinfektan sebaiknya menjadi bagian
dari personal hygiene, kebersihan
perorangan. Sepulang bepergian,
seluruh bagian tubuh mulai dari
rambut, pakaian, kulit, sampai sepatu,
semua berisiko tercemar Covid-19 bila
kita baru memasuki area-area publik,
apalagi area high touch di semua area
layanan fasilitas kesehatan.
Salah satu cara untuk
menghilangkan virus yang menempel
pada berbagai tempat di Kelurahan
Muktiharjo dan Kelurahan Tlogomulyo
adalah dengan melakukan
pembersihan dan disinfeksi lingkungan
di sekitar Kelurahan Muktiharjo dan
Kelurahan Tlogomulyo.
Penyemprotan desinfektan
dilaksanakan selama KKN UNNES
BMC berlangsung di Kelurahan
Tlogomulyo dan Kelurahan Muktiharjo.
Penyemprotan di Kelurahan
Tlogomulyo dilakukan dalam 1 bulan
sekali, sedangkan di Kelurahan
Muktiharjo dilakukan 2 minggu sekali.
Pembersihan merupakan cara
untuk membersihkan patogen yang
dapat dilakukan dengan menggunakan
air, sabun, maupun tindakan medis
tertentu. Untuk pembersihan suatu
barang atau tempat dapat dilakukan
dengan menyemprotkan disinfektan
pada tempat yang ingin disterilkan.
Larutan disinfektan harus disiapkan
dan digunakan sesuai dengan anjuran
medis yang ada, tidak bisa digunakan
dan dibuat dengan sembarangan.
Konsentrasi yang tinggi atau berlebih
dapat merusak permukaan dan
meningkatkan paparan bahan kimia
terhadap pengguna.
Beberapa faktor pendukung dan
penghambat dalam pelaksanaan
penyemprotan disinfektan, diantaranya
sebagai berikut :
Faktor Pendukung :
1. Tersedianya alat penyemprot
disinfektan dari kelurahan
maupun RT-RW nya.
2. Tersedianya cairan disinfektan.
3. Antusiasme warga dalam
melakukan pencegahan
Covid19 terlihat dari komunikasi
awal rencana pelaksanaan
kegiatan ini.
Faktor Penghambat :
1. Keterbatasan waktu dalam
melakukan kegitan
penyemprotan.
2. Kurangnya tenaga dalam
membantu penyemprotan.
Munculnya kasus positif di
kedua wilayah tersebut bermula pada
bulan Mei 2020 atau dua bulan
semenjak kasus pertama di Indonesia
terdeteksi. Penambahan kasus positif
COVID-19 di masing-masing wilayah
tidak sama jumlahnya.
Source : instagram dkksemarang
Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektifitas
penyemprotan disinfektan
terhadap jumlah kasus covid-19
di Kelurahan Muktiharjo dan
Kelurahan Tlogomulyo?
2. Mengapa penyemprotan lebih
sering dilakukan di Kelurahan
Tlogomulyo dibandingkan
dengan penyemprotan di
wilayah Kelurahan Muktiharjo?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efektifitas
penyemprotan disinfektan
terhadap jumlah kasus covid-19
di Kelurahan Muktiharjo dan
Kelurahan Tlogomulyo.
2. Untuk mengetahui mengapa
penyemprotan lebih sering
dilakukan di Kelurahan
Tlogomulyo dibandingkan
dengan penyemprotan di
wilayah Kelurahan Muktiharjo.
Wilayah Maret
April Mei
Juni
Juli
15 Agustus
Muktiharjo Kidul
1x 2x 2x 2x 2x 2x
Tlogomulyo
1x 1x 1x 1x 1x 1x
Wilayah Maret April Mei Juni Juli 15 Agustus
Muktiharjo Kidul
- - 3 10 9 13
Tlogomulyo
- - 1 9 3 3
Landasan Teori dan Hipotesis
Penyakit coronavirus 2019 atau
yang biasa disebut dengan COVID19
merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus SARS-CoV-2, dimana viru
tersebut menyerang saluran
pernapasan pada manusia. Virus
SARS-CoV-2 ini disinyalir dapat
bertransmisi melalui kontak fisik
langsung maupun droplet dengan
penderita, sedangkan transmisi udara
dapat terjadi apabila saat dilakukan
prosedur medis dan hal tersebut
menghasilkan aerosol. Hingga saat ini,
sebetulnya belum ada kajian atau
penelitian yang menjelaskan mengenai
virus SARS-CoV-2 dapat bertransmisi
melalui permukaan suatu tempat atau
barang. Namun dalam beberapa kasus
positif COVID19, ditemukan pasien-
pasien yang tertular akibat menyentuh
permukaan barang atau tempat yang
sudah terkontaminasi oleh pasien
positif kasus sebelumya. Oleh sebab
itu, menjaga kebersihan dan
penyemprotan disinfektan banyak
diteriakkan untuk selalu dilakukan
guna mengurangi penularan COVID19
di banyak lokasi.
Virus SARS-CoV-2 merupakan
jenis virus yang lebih rentan akan
penggunaan disinfektan dikarenakan
jenis virus ini sebenarnya memiliki
selubung lipid yang rapuh
dibandingkan dengan virus-virus tanpa
selubung lipid seperti rotavirus,
norovirus, dan poliovirus. Pada salah
satu artikel yang diterbitkan oleh World
Health Organization mengatakan,
bahwa virus jenis SARS-CoC-2 dapat
bertahan dalam kurun waktu 1 hari
pada permukaan kain dan kayu, 2 hari
pada permukaan kaca, 4 hari pada
permukaan plastik dan segala jenis
stainless steel, hingga dapat bertahan
7 hari pada lapisan luar masker medis.
Jenis benda yang dapat menjadi alat
transmisi virus ini adalah lapisan
tembaga yang dapat membuat virus ini
tetap hidup dalam kurun waktu 4 jam,
kardus dalam kurun waktu 24 jam,
serta mampu bertahan dalam berbagai
tingkat pH dan suhu ambien yang
rentan terhadap panas dan metode
disinfeksi standar (World Health
Organization, 2020).
Salah satu cara untuk
menghilangkan virus yang menempel
pada berbagai tempat adalah dengan
melakukan pembersihan dan disinfeksi
lingkungan. Pembersihan merupakan
cara untuk membersihkan patogen
yang dapat dilakukan dengan
menggunakan air, sabun, maupun
tindakan medis tertentu. Untuk
pembersihan suatu barang atau
tempat dapat dilakukan dengan
menyemprotkan disinfektan pada
tempat yang ingin disterilkan. Larutan
disinfektan harus disiapkan dan
digunakan sesuai dengan anjuran
medis yang ada, tidak bisa digunakan
dan dibuat dengan sembarangan.
Konsentrasi yang tinggi atau berlebih
dapat merusak permukaan dan
meningkatkan paparan bahan kimia
terhadap pengguna.
Dalam kondisi saat ini pastilah
larutan disinfektan memiliki nilai jual
yang mahal dan langka untuk
didapatkan. Dilansir dari laman
alodokter.com, WHO menganjurkan
beberapa bahan yang dapat
digunakan untuk membuat cairan
disinfektan sendiri (Dr. Priscilia, 2020),
yaitu :
5% sodium hipoklorit dengan
perbandingan 1:100 yaitu
sebagai 1 bagian bahan
pemutih untuk 99 bagian air.
Pembersih lantai dengan
takaran 1 tutup botol dengan 5
liter air.
Hydrogen peroksida 2% - 3%.
Karbol atau pine oil dengan
cara 10 tutup botol ci
diencerkan dengan 1 liter air.
Alkohol 70% yang dapat
diaplikasikan langsung.
Disinfektan dan konsentrasinya
harus dipilih dengan hati-hati untuk
menghindari kerusakan pada
permukaan dan untuk meminimalisasi
efek toksik yang dialami oleh anggota
rumah tangga atau pengguna ruang
publik. Pada proses pembuatan
larutan disinfektan harus sesuai
dengan prosedur yang ada dengan
menggunakan peralatan lengkap.
Prosedur yang harus ditaati dalam
membuat dan menyemprotkan larutan
disinfektan adalah :
a Menggunakan sarung tangan
atau plastik.
b Menggunakan pakaian dan alas
kaki sesuai prosedur kesehatan
dengan didampingi masker dan
kacamata.
c Produk dibuat sesuai dengan
takaran yang seharusnya.
d Tidak menyemprotkan
disinfektan pada tubuh
manusia, karena akan
menimbulkan efek samping
yang berbahaya.
e Semprotkan disinfektan pada
benda-benda yang boleh
disemprotkan disinfektan.
Meskipun pembersihan dengan
disinfektan dilakukan, permukaan
barang harus tetap dibersihkan
dengan sabun dan air atau detergen
untuk membersihkan materi organik
terlebih dahulu baru dilanjutkan
dengan disinfeksi. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia menyarankan
untuk melakukan disinfeksi barang
dengan menggunakan kain yang telah
dibasahi terlebih dahulu dengan
larutan disinfektan, jangan
menyemprot langsung ke permukaan
kareena akan membuat virus
menyebar ke udara. Dalam salah satu
publikasinya, LIPI menjabarkan apa
saja barang yang dapat disemprot
dengan larutan disinfektan (Risdian,
2020), diantaranya :
a Telepon atau ponsel
b Keran
c Gagang Pintu
d Toilet
e Wastafel
f Sakelar Lampu
g Meja
h Alat elektronik lainnya
Bila sesuai dengan apa yang
dinyatakan oleh WHO mengenai
menjaga kebersihan dapat
mengurangi risiko persebaran COVID-
19, maka upaya penyemprotan
disinfektan seharusnya mampu untuk
mengurangi risiko terinfeksi COVID-
19. Semakin sering dilakukan
penyemprotan disinfektan disuatu
wilayah atau tempat maka risiko
terinfeksi COVID-19 akan semakin
kecil, dibandingkan dengan suatu
wilayah atau tempat yang jarang
dilakukan penyemprotan disinfektan.
METODE PENELITIAN
Salah satu program kerja
kelompok yang dilakukan oleh peserta
KKN UNNES BMC adalah melakukan
penyemprotan disinfektan.
Penyemprotan disinfektan dilakukan di
wilayah masing-masing anggota
kelompok maupun mengikuti kegiatan
penyemprotan disinfektan di wilayah
lain bagi anggota yang wilayahnya
tidak menyediakan alat dan fasilitan
penyemprotan disinfektan. Kegiatan ini
dilakukan secara individu dengan tetap
mematuhi protokol kesehatan yang
berlaku.
Jenis penelitian yang digunakan
pada artikel ini merupakan jenis
penelitian kuantitatif yang bersifat
deskriptif, dimana penelitian ini
bertujuan untuk mencari efektifitas
pengaruh penyemprotan disinfektan
terhadap tingkat kasus positif COVID-
19 di suatu wilayah tertentu. Penelitian
ini meneliti Kelurahan Muktiharjo Kidul
sebagai wilayah yang rutin melakukan
penyemprotan disinfektan setiap dua
bulan sekali pada wilayahnya dan
Kelurahan Tlogomulyo sebagai
wilayah yang hanya melakukan
penyemprotan satu bulan sekali.
Variabel yang digunakan pada
penelitian ini adalah jumlah kasus
positif COVID-19 di suatu wilayah dan
rutinitas penyemprotan disinfektan
pada suatu wilayah. Data jumlah
kasus positif COVID-19 didapat dari
laman resmi instagram Dinas
Kementerian Kesehatan Kota
Semarang, sedangkan rutinitas
penyemprotan disinfektan diketahui
dari salah satu aparat Kelurahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil
penghitungan yang dilakukan oleh
Dinas Kementrian Kesehatan Kota
Semarang per 17 Agustus 2020,
didapati hasil bahwa:
Kelurahan Kasus Positif
Muktiharjo Kidul 13
Tlogomulyo 4
Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa penyemprotan
yang di adakan di kelurahan
Muktiharjo Kidul tidak efektif. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa
kelurahan Muktiharjo Kidul dengan
frekuensi penyemprotan lebih sering
dari pada kelurahan Tlogomulyo,
mempunyai kasus positif covid-19
yang lebih tinggi dari kelurahan
Tlogomulyo. Ternyata penyemprotan
disinfektan tidaklah cukup ampuh
untuk memutus rantai penyebaran
COVID-109 di suatu wilayah, terdapat
banyak faktor lain diantaranya :
1. Tidak semua wilayah pada
Kelurahan melakukan
penyemprotan disinfektan
secara rutin.
2. Tidak semua wilayah memiliki
alat penyemprot dan larutan
disinfektan sendiri.
3. Kurangnya kesadaran
masayarakat dalam menjaga
kebersihan.
4. Keterbatasan waktu dalam
melakukan kegitan
penyemprotan.
5. Kurangnya tenaga dalam
membantu penyemprotan.
6. Gaya hidup dan kondisi
lingkungan juga menjadi faktor
yang mempengaruhi keefektifan
penyemprotan disinfektan pada
masing-masing kelurahan.
7. Jumlah penduduk suatu
wilayah. Tercatat Kelurahan
Muktiharjo Kidul memiliki jumlah
penduduk 2x lipat lebih banyak
dibanding kelurahan
Tlogomulyo (Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang,
2020).
Kelurahan Jumlah Penduduk
Muktiharjo kidul 33.360
Tlogomulyo 16.520
Data diatas menujukkan bahwa
jumlah penduduk di kelurahan
Muktiharjo Kidul lebih banyak
dibanding kelurahan Tlogomulyo.
Dengan kepadatan penduduk yang
tinggi akan terjadi mobilitas yang
tinggi. Kepadatan penduduk yang
didukung dengan mobilitas yang tinggi
menyebabkan seseorang cenderung
lebih mungkin untuk melakukan kontak
fisik dan susah menghindari
kerumunan. Kegiatan penyemprotan
akan berhasil jika setiap individu sadar
dengan protokol kesehatan yang harus
dilakukan.
Simpulan dan Saran
Dari penjelasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya
penyemprotan disinfektan ini masih
belum mampu mengatasi dan
memutus rantai penyebaran pandemi
Covid-19. Kelurahan Muktiharjo Kidul
yang lebih sering melakukan
penyemprotan disinfektan memiliki
lebih banyak kasus positif COVID-19
dibandingkan Kelurahan Tlogomulyo
yang jarang melakukan penyemprotan
disinfektan pada wilayahnya. Tentunya
ini disebabkan oleh beberapa faktor
yang salah satunya yaitu kepadatan
penduduk. Oleh karena itu, jika hanya
mengandalkan penyemprotan
disinfektan saja tentunya sangat tidak
efektif untuk menekan laju penyebaran
virus ini. Saran yang dapat diberikan
yakni seluruh masyarakat diharapkan
tetap mematuhi protokol kesehatan
yang berlaku dengan selalu menjaga
jarak dan menggunakan masker serta
selalu menjaga kebersihan diri dan
lingkungan sekitar. Dengan kita disiplin
melakukan hal tersebut, harapannya
semoga dapat menekan penyebaran
Covid-19.
References
(2020). Retrieved from Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang:
https://kecpedurungan.semaran
gkota.go.id/geografis-dan-
penduduk
Dr. Priscilia. (2020, March 27). Bahan
Untuk Membuat Cairan
Disinfektan. Retrieved from
ALODOKTER:
https://www.alodokter.com/kom
unitas/topic/membuat-cairan-
disinfektan
Risdian, C. (2020). Area Yang Harus
Dibersihkan dan Disinfeksi di
Rumah. Retrieved from LIPI:
https://lipi.go.id/berita
World Health Organization. (2020).
Pembersihan dan Disinfeksi
Permukaan Lingkungan Dalam
Konteks COVID-19. Panduan
Interim, 1-9.
MENGENAL SEPUTAR CORONA VIRUS DISEASES (COVID-19)
Ahmad Faisal Alfarisi1, Savira Mega Pratiwi2, Aprilian Seno Prakoso3, Adrian Rahmanda Heru Putra4
1Teknik Elektro, 2 Pendidikan Teknik Bangunan, 3Pendidikan Seni Musik,
4Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri Semarang
[email protected] 2020
ABSTRACT
In 2020, a new type of coronavirus (SARS-CoV-2) was spread, the disease is called
Coronavirus disease 2019 (COVID-19). This virus was discovered in Wuhan, China
for the first time and has infected 22,112,739 people as of August 18, 2020. The
number of deaths reached 778,522 people, the number of patients recovering
14,848,583 people. This type of single positive RNA strain infects the human
respiratory tract and is sensitive to heat and can effectively be incapacitated by
chlorine-containing disinfectants. The source of the host is thought to come from
animals, especially bats, and other vectors such as bamboo rats, camels and ferrets.
Common symptoms include fever, cough and difficulty breathing. Clinical syndrome
is divided into uncomplicated, mild pneumonia and severe pneumonia. Specimen
examination is taken from the throat swab (nasopharynx and oropharynx) and lower
airway (sputum, bronchial rinse, endotracheal aspirate). Isolation was carried out on
patients proven to be infected with Covid-19 to prevent wider spread.
Keywords: Coronavirus, Covid-19, Pneumonia, Wuhan.
ABSTRAK
Pada tahun 2020, virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) telah menyebar, penyakit
tersebut disebut penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19). Virus ini pertama kali
ditemukan di Wuhan, China dan telah menginfeksi 22.112739 orang per 18 Agustus
2020. Jumlah kematian mencapai 778.522 orang, jumlah pasien sembuh 14.848.583
orang. Jenis RNA strain tunggal positif ini menginfeksi saluran pernapasan manusia
dan sensitif terhadap panas serta dapat dilumpuhkan secara efektif dengan
disinfektan yang mengandung klorin. Sumber inang diduga berasal dari hewan,
terutama kelelawar, dan vektor lain seperti tikus bambu, unta, dan musang. Gejala
umum termasuk demam, batuk, dan kesulitan bernapas. Sindrom klinis dibagi
menjadi tidak parah, pneumonia ringan dan pneumonia berat. Pemeriksaan
spesimen diambil dari usap tenggorokan (nasofaring dan orofaring) dan saluran
napas bagian bawah (sputum, bilasan bronkial, aspirasi endotrakeal). Isolasi
dilakukan pada pasien yang terbukti terinfeksi Covid-19 untuk mencegah
penyebaran lebih luas.
Kata Kunci: Coronavirus,Covid-19, Pneumonia, Wuhan
PENDAHULUAN
Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu
coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus Disease
2019 (Covid-19). Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok.
Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019.
Pada awalnya data epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau
terpajan dengan satu pasar seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei
Tiongkok (Huang, et.al., 2020). Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil
menunjukkan adanya infeksi coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, diberi
nama 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). Pada tanggal 11 Februari 2020, World
Health Organization memberi nama virus baru tersebut Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai
Coronavirus Disease 2019 (COVID19) (WHO, 2020). Pada mulanya transmisi virus
ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara manusia-manusia. Jumlah
kasus terus bertambah seiring dengan waktu. Selain itu, terdapat kasus 15 petugas
medis terinfeksi oleh salah satu pasien. Salah satu pasien tersebut dicurigai kasus
“super spreader”. (Channel News Asia, 2020). Akhirnya dikonfirmasi bahwa
transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia ke manusia (Relman, 2020).
Sampai saat ini virus ini dengan cepat menyebar masih misterius dan
penelitian masih terus berlanjut. Saat ini ada sebanyak 215 negara terinfeksi virus
corona. Menurut data Worldometer per 18 Agustus 2020 jumlah penderita terinfeksi
Covid-19 mencapai 22.112.739. Di Indonesia pun sampai saat ini kasus terinfeksi
mencapai 143.043 orang. Angka kematian mencapai 6.277 orang dengan angka
kesembuhan 96.306 orang. Terbukti pasien konfrimasi Covid-19 di Indonesia
berawal dari suatu acara di Jakarta dimana penderita kontak dengan seorang warga
negara asing (WNA) asal Jepang yang tinggal di Malaysia. Setelah pertemuan
tersebut penderita mengeluhkan demam, batuk dan sesak napas (WHO, 2020).
Kasus kematian banyak pada orang tua dan dengan penyakit penyerta. Kasus
kematian pertama pasien lelaki usia 61 tahun dengan penyakit penyerta tumor
intraabdomen dan kelainan di liver (The Straits Time, 2020). Kejadian luar biasa oleh
Coronavirus bukanlah merupakan kejadian yang pertama kali. Tahun 2002 Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS) disebakan oleh SARS-coronavirus (SARS-
CoV) dan penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS) tahun 2012
disebabkan oleh MERS-Coronavirus (MERS-CoV) dengan total akumulatif kasus
sekitar 10.000 (1000-an kasus MERS dan 8000-an kasus SARS). Mortalitas akibat
SARS sekitar 10% sedangkan MERS lebih tinggi yaitu sekitar 40%. (PDPI, 2020).
METODE
Artikel disusun berdasarkan dari referensi dan berbagai sumber, Medscape,
Emedicine, data WHO dan lain-lain kemudian diambil ringkasan dari sumber
tersebut yang dijadikan satu menjadi bahan bacaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengertian Covid-19
Virus Corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-
2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih
dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular
ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia
lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti
flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi
paru-paru (pneumonia).
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam
kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan
oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki
beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan
penyebaran dan keparahan gejala.
Asal
Pertama kali diidentikasi di Wuhan, China, tanggal 30 Desember 2019 pada orang
yang mengalami peradangan paru (pneumonia). Analisa lebih lanjut menunjukkan
bahwa virus ini terkait dengan kelelawar.
Resiko
Tingkat kematian relatif rendah namun sangat mudah menular.
Total kasus di seluruh dunia 22.112.739, kematian 778.522, jumlah yang berhasil
sembuh 14.848.583. (data worldometers.info, per 18 Agustus 2020)
Resiko kematian paling tinggi:
1) Usia 60 tahun keatas
2) Memiliki riwayat penyakit khusus (seperti penderita HIV, orang yang memiliki
riwayat jantung, dan lain-lain)
Penularan
COVID-19 ditularkan secara langsung maupun tidak langsung melalui hidung, mulut
dan mata melalui tetesan (droplets) yang dihasilkan dari batuk atau bersin orang
yang terinfeksi.
Tetesan (droplets) dapat mencemari benda-benda seperti alat rumah tangga, kantor,
gagang pintu, air, alat pribadi maupun fasilitas umum lainnya dan menjadi sumber
penularan.
Gejala
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala
dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang
berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas,
dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus
Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus
Corona, yaitu:
Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
Batuk kering
Sesak napas
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun
lebih jarang, yaitu:
Diare
Sakit kepala
Konjungtivitis
Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona.
Penegakkan Diagnosis
Pada anamnesis gejala yang dapat ditemukan yaitu, tiga gejala utama: demam, batuk kering (sebagian kecil berdahak) dan sulit bernapas atau sesak.
a. Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek / possible
1. Seseorang yang mengalami:
a) Demam (≥380C) atau riwayat demam
b) Batuk atau pilek atau nyeri tenggorokan c. Pneumonia ringan sampai
berat berdasarkan klinis dan/atau gambaran radiologis. (pada pasien
immunocompromised presentasi kemungkinan atipikal) DAN disertai
minimal satu kondisi sebagai berikut:
Memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/ negara
yang terjangkit dalam 14 hari sebelum timbul gejala
Petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah
merawat pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berat
yang tidak diketahui penyebab/etiologi penyakitnya, tanpa
memperhatikan riwayat bepergian atau tempat tinggal.
2. Pasien infeksi pernapasan akut dengan tingkat keparahan ringan sampai
berat dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset gejala:
a) Kontak erat dengan pasien kasus terkonfirmasi atau probable COVID-
19, ATAU
b) Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan sudah
teridentifikasi), ATAU
c) Bekerja atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan kasus
terkonfirmasi atau probable infeksi COVID-19 di Tiongkok atau
wilayah/negara yang terjangkit.
d) Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki demam (suhu
≥380C) atau riwayat demam.
b. Orang dalam Pemantauan
Seseorang yang mengalami gejala demam atau riwayat demam tanpa pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit, dan tidak memiliki satu atau lebih riwayat paparan diantaranya:
Riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19
Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan
dengan pasien konfirmasi COVID-19 di Tiongkok atau wilayah/negara
yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit),
Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular
sudah teridentifikasi) di Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit
(sesuai dengan perkembangan penyakit
c. Kasus Probable
Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19 tetapi inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.
d. Kasus Terkonfirmasi
Seseorang yang secara laboratorium terkonfirmasi COVID-19.
Pencegahan
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang
lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk
saat pergi berbelanja bahan makanan dan mengikuti ibadah di hari raya,
misalnya Idul Adha.
Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar
rumah atau di tempat umum.
Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi
makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan
mencegah stres.
Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif
terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau
pilek.
Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang
tisu ke tempat sampah.
Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable) yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu:
Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk
sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar
mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi
dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda
benar-benar sembuh.
Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang
sedang sakit.
Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau
sedang bersama orang lain.
Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu
segera buang tisu ke tempat sampah.
SIMPULAN DAN SARAN
Covid-19 merupakan infeksi virus baru yang mengakibatkan terinfeksinya
22.112.739 orang per tanggal Agustus 2020. Virus ini bermula di Wuhan, China
pada 31 Desember 2019. Virus yang merupakan virus RNA strain tunggal positif ini
menginfeksi saluran pernapasan. Penegakan diagnosis dimulai dari gejala umum
berupa demam, batuk dan sulit bernapas hingga adanya kontak erat dengan negara-
negara yang sudah terifinfeksi. Pengambilan swab tenggorokan dan saluran napas
menjadi dasar penegakan diagnosis coronavirus disease. Penatalaksanaan berupa
isolasi harus dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Channel News Asia. (2020). Wuhan virus outbreak: 15 medical workers
infected, 1 in critical condition. [Homepage on The Internet]. Available
on:https://www.channelnewsasia.com/news/asia/wuhanpneumonia-outbreak-health-
workerscoronavirus-12294212
Fehr, A.R., Perlman, S. (2015). Coronavirus: An Overview of Their Replication
and Pathogenesis. Methods Mol Biol. 2015 ; 1282: 1–5
Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao ,J., Zan,g Li., Fan, G., etc. (2020).
Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China.
The Lancet.
Korsman, S.N.J., van Zyl, G.U., Nutt, L., Andersson, M.I, Presier, W. (2012).
Viroloy. Chins: Churchill Livingston Elsevier.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2020). Panduan Praktik Klinis:
Pneumonia 2019-nCoV. PDPI: Jakarta.
Relman, E. (2020). Business insider Singapore. Available
on:https://www.businessinsider.sg/deadly-china-wuhan-virusspreading- human-to-
humanofficials-confirm-2020- 1/?r=US&IR=T.
Wang, Z., Qiang, W., Ke, H. (2020). A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia
Control and Prevention. Hubei Science and Technologi Press. China
WHO. (2020). WHO Director-General’s remarks at the media briefing on
2019-nCov. Available on: https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-
generals-remarks-at-the-mediabriefing-on-2019-ncov-on-11-february- 2020. (Feb
12th 2020)
Worldometer. (2020). Covid-19 Coronavirus Pandemic. Available on:
https://www.worldometers.info/coronavirus/?utm_campaign=homeAdvegas1?#countr
ies
DAFTAR NAMA PESERTA KKN BMC UNNES 2020 DPL BAPAK CAHYO YUWONO
1 ZAHRA PERMATA BUDI ASTI 1301417044
2 DIANA KUMALA SYARIFAH 1401417030
3 YUUKI CHLEO PRATAMA SETIYONO 1401417176
4 PANDU ARYA PRAKASA 1401417193
5 LILI NUR HIDAYATI 1401417424
6 DEDI SETYO UTOMO 1401417439
7 ELFIRA NOOR PUTRI KHUSNUL KHOTIMAH 1601417105
8 RETNO AYU PRAHESTI 2101417056
9 TERTIA PUJI HANDAYANI 2101417067
10 SYAVIRA MEIDA ARDHIANA 2101417101
11 HELMA CHORI AMARTHA 2111417038
12 ERNA PRABHA SURYANI 2211417043
13 LATHIIFAH TRIANA DEWI 2302417060
14 KHOMSAH NUR IZAH 2404417010
15 ADRIAN RAHMANDA HERU PUTRA 2501417029
16 DIAN AURELLIA MAHARANTI 2501417112
17 APRILIAN SENO PRAKOSO 2501417143
18 BINTANG SASMITA ADJI 2501417145
19 FAHMI SETYA RAMADHAN 3111417016
20 ADHITYA NUR FATHURRAHMAN 3111417029
21 SITI WULANDARI 3301417011
22 FANCA BUNGSU PARANTA 3301417075
23 HERNANDA CANDRA BELVA 3312417064
24 ERVIVI EKA DEWI 3312417081
25 VIOLA YORIKA RAMADHANI 4001417076
26 ZULHIJJATI JAYANINGTYAS 4101417141
27 DIAH IKA LESTARI 4201417017
28 ARINI ZULFATUN RAMADANI 4201417025
29 MIRANDA YOAN ROSANA 4201417084
30 MARLISTYANOVI WALIATI 4211417029
31 RANI LAILATUL QODRIYAH 4301417012
32 VICKA ARDIANA 4311417008
33 AIDA FUAIZATUNNISA 4311417017
34 ELY SUPRIYANTI 4411417039
35 FITRI AMALIA LANGGUNDI 4611417009
36 MUHAMMAD ULIL ALBAB 4611417061
37 SAVIRA MEGA PRATIWI 5101417009
38 ISTIHAROH 5111417016
39 DWI RINA MURNI 5111417022
40 INTAN AYU KINASIH 5112417021
41 RIZKI MURWANI UTAMI 5112417027
42 MIFTAHUDDIN AZHARI 5213417040
43 ZULFA NINDIYANA SANJAYA 5301417028
44 AHMAD FAISAL ALFARISI 5311417041
45 AINI SA’ADAH 5401417010
46 MUHAMMAD NIZAR AKROM 6301416117
47 NIAM SEPTIA AKROMA 6301417045
48 JATMIKO ADJIE KUSUMA 6301417067
49 TRIA KARLIANA 7101417021
50 ILMA DAROJAH 7101417034
51 NUR AFIFAH 7101417035
52 RIZKYA KUSUMA ARDIANA SAFITRI 7101417164
53 NABILA APRILIANO 7111417116
54 MUTIARA EKA PUTRI 7211417051
55 DIFA PUTRA PURNAMA 7211417097
56 I KETUT ADYARSA PUTRA 7211417132
57 M. RIFKY BUDI GERALDY 7311417014
58 RIZQI KHOIRIANI 7311417049
59 M. ALI ANSORI 7311417073
60 DIAH VARAROSITA 7311417083
61 CHELVA ADSEKI LUIS JONITA 7311417105
62 MUHAMMAD TITAN DIWASASRI 8111417249
63 DHEA NOVITA ARYANI PUTRI 8111417276