MorFoLogi mIKroba

27
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERCOBAAN V MORFOLOGI MIKROBA O L E H NAMA : MUH. YAMIN A STAMBUK : F1C1 08 049 KELOMPOK : V ASISTEN : SARNI MARWANTI LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2010

Transcript of MorFoLogi mIKroba

Page 1: MorFoLogi mIKroba

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PERCOBAAN V

MORFOLOGI MIKROBA

O L E H

NAMA : MUH. YAMIN A

STAMBUK : F1C1 08 049

KELOMPOK : V

ASISTEN : SARNI MARWANTI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2010

MORFOLOGI MIKROBA

I. TUJUAN

Page 2: MorFoLogi mIKroba

Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui bentuk dan morfologi

sel dan koloni mikroorganisme.

II. PRINSIP DASAR

Analisa kualitatif dilakukan dengan mengamati lamanya

penghambatan dan banyaknya genera morfologi koloni mikrobia

yang tumbuh. Analisa kuantitatif didasarkan pada luasan penutupan

mikrobia pada makanan uji. Hasil pengujian mikrobia tidak

menghasilkan zone penghambatan, karena ekstrak kokon tidak

dapat berdifusi ke dalam media agar. Sedangkan pada pengujian

aplikasi diperoleh hasil bahwa makanan yang dibungkus dengan

lembaran kokon yang ditaburi dengan bubuk kokon tidak ditumbuhi

mikrobia serta tidak rusak bentuk fisiknya. Mikrobia tumbuh pada

makanan yang dibungkus dengan bahan pembungkus plastik,

kertas alumunium foil dan kertas pembungkus biasa. Hal ini

disebabkan oleh konformasi amphipatik yang dimiliki serat sutera

yang apabila berinteraksi dengan membran sel mikrobia akan

mempengaruhi permeabilitasnya. Hal ini menyebabkan daya difusi

maupun osmosisnya terganggu yang pada akhirnya akan

mengganggu metabolisme mikrobia (Faatih, 2005).

Pewarnaan gram merupakan salah satu metode untuk mengetahui morfologi

bakteri, yang bermanfaat untuk mengetahui apakah biakan bakteri masuk dalam

Page 3: MorFoLogi mIKroba

golongan gram positif atau gram negatif. Berdasarkan uji pewarnaan gram yang

didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Aeromanas hydrophila termasuk

golongan bakteri gram negatif, hal ini dibuktikan dengan warna merah pada bakteri

pada saat diamati dibawah mikroskop. Bakteri gram negatif memiliki ciri-ciri tidak

dapat menahan zat warna setelah dicuci dengan alkohol 95% selama 5 sampai 10

detik (Samsundari, 2006).

Isolate yang didapat selanjutnya dilakukan tahap identifikasi yang meliputi

pengamatan mikroskopis dan uji biokimia.mengacu pada pedoman identifikasi

bakteri. Pada pengamatan mikroskopis didahului dengan melakukan pewarnaan gram,

sehingga dapat dilihat bentuk-bentuk bakteri dan kelompok bakteri gram positif atau

negative. Sedangkan uji biokimia meliputi Uji triple sugar, uji sulfide Indol Motility,

uji penggunaan ctrate, Uji gula-gula, uji katalase, uji oksidase, uji MacConkey Agar,

dan uji balik dimana bakteri yang sudah diidentifikasi disterak kemedia sierra yang

telah dilapisi Tween 80 pada permukaan atas media. Pada uji balik ini dikatakan

menunjukkan hasil positif apabila bakteri mampu tumbuh pada media tersebut

(Darmayasa, 2008).

Koloni-koloni terpilih dimurnikan dengan cara goresan berulang pada

medium NA+0,5% NaCl hingga diperoleh isolat murni. Isolat murni diidentifikasi

dengan mengenali karakternya, yaitu dengan mencatat karakter koloni, pengamatan

morfologi sel dengan pewarnaan Gram (Hucker dan Conn, 1923), dan pewarnaan

endospora menggunakan malachite green (Hendrati, et al., 2003).

Page 4: MorFoLogi mIKroba

Identifikasi bakteri dilakukan terhadap isolatisolat yang diperoleh dengan

berpedoman pada buku Bergey’s Determinative Bacteriology (Holt et al, 1994)

dengan melakukan serangkaian uji morfologi dan biokimia yaitu uji pewarnaan

Gram, uji motilitas, pengamatan bentuk sel, tipe penggandengan sel, sifat aerobik dan

anaerobik, kemampuan tumbuh pada suhu 50C, 200C, dan 300C. Pengamatan

dilakukan juga pada warna koloni, ukuran koloni, bentuk koloni yang dilihat dari

dalam, samping dan atas, kemampuan memproduksi katalase dan oksidase, uji

halofilik dan oksidase sitokrom untuk menentukan genus bakteri heterotrof yang

didapat dari ikan kerapu macan (Suryadi et al., 2004).

Pengamatan morfologi koloni bakteri dilakukan setelah mendapatkan biakan murni.

Pengamatan ini meliputi warna, bentuk, tepian koloni, elevasi atau permukaan koloni dan

struktur dalam koloni.Pewarnaan gram bertujuan untuk menentukan apakah bakteri

tersebut termasuk di dalam kelompok bakteri gram positif atau kelompok bakteri

gram negatif. Cara kerja dari pewarnaan gram yaitu suspensikan bakteri dengan ose,

kemudian letakkan pada obyek dan difiksasi, tetesi dengan larutan gram A yang

mengandung kristal violet, kemudian tetesi dengan larutan gram B yang mengandung

lugol, tetesi dengan larutan gram C yang mengandung alkohol, dan yang terakhir

tetesi dengan larutan gram D yang mengandung safranin (Yusuf, 2009)

Page 5: MorFoLogi mIKroba

III. CARA KERJA/DIAGRAM ALIR (SKEAMA)

a. Penyiapan Olesan

- Dicuci dengan sabun

- Disemprot dengan alkohol

- Dioleskan bakteri pada bagian tengan

gelas objek dengan kawat ose yang telah

difiksasi

- Difiksasi hingga terbentuk lapisan putih

tipis

Kaca objek steril

b. Uji Pewarnaan Sederhana

- Ditetesi metilen blue

- Didiamkan 1-2 menit

- Dibilas dengan aquades

- Dikeringkan kaca objek dengan tissue

- Difiksasi

- Diamati di bawah mikroskop

Bakteri gram negatif

Kaca objek

Olesan inokulum

Page 6: MorFoLogi mIKroba

c. Uji Pewarnaan Gram

- Ditetesi dengan kristal violet- Didiamkan 3 menit- Dibilas dengan aquades- difiksasi- Diteteskan lugol- Didiamkan 1 menit- Dibilas dengan aquades- difiksasi- Ditetesi alkohol- Didiamkan 30 detik- Dibilas dengan aquades- Difiksasi- Ditetesi saframin- Didiamkan 2-3 menit- Dibilas dengan aquades- Difiksasi- Diamati di bawah mikroskop

Bakteri gram positif

Olesan inokulum

Page 7: MorFoLogi mIKroba

IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Pewarnaan sederhana

Sebelum pengamatan pada mikroskop

Pengamatan pada mikroskop

2. Uji Pewarnaan Gram

Sebelum pengamatan pada mikroskop

Pengamatan Pada mikroskop

Keterangan:

bakteri yang berwarna ungu biru berbentuk bulat dan batang,

keterangan

bakteri yang berwarna merah berbentuk koma dan batang

Page 8: MorFoLogi mIKroba

B. Pembahasan

Bakteri merupakan mikrobia uniseluler yang termasuk dalam kelas

Shizomycetes. Pada umumnya bakteri tersebar luas di alam. Ada yang hidup bebas,

besifat saprofitik, parasit, atau patogen pada manusia, binatang atau tumbuhan.ada

beberapa jenis bakteri bersifat fotosinteteik. Ada tiga bentuk dasar bakteri, yaitu

bentuk bulat (coccus), batang (bacillus), dan melilit (spiral).

Kata morfologi mengarah pada proses pembelajaran mengenai bentuk dan

struktur, hal ini tidak terkecuali pada struktur bakteri. Identifikasi dan determinasi

suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dan hasil isolasi dapat dilakukan dengan

cara pengamatan sifat morfologi koloni, morfologi sd bakteri, pengujian sifa-sifat

fisiologi dan biokimianya. Selain itu, identifikasi juga dapat dilakukan dengan

pengujian sifat patogenitas dan serologinya. Pertumbuhan bakteri di alam dipengaruhi

oleh berapa faktor luar seperti substrat pertumbuhan, pH, temperatur, dan bahan

kimia. Bakteri yang nampak dapat memiliki morfologi yang sama, namun keperluan

nutrisi dan persyaratan ekologinya berbeda. Untuk pengamatan morfologi bakteri

dengan jelas, tubuhnya perlu diisi dengan cat warna, pewarnaan ini disebut

Page 9: MorFoLogi mIKroba

pengecatan bakteri. Bentuk morfologi pertumbuhan koloni bakteri pada streak agar

ada beberapa macam yaitu filiform, villous, echinulate, bead, rhizoid, effuse, dan

arborescent. Bentuk pertumbuhan koloni pada nutrient cair yaitu pellicle,

membranous, flocculent dan ring.

Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan

perbesaran 100x10 yang ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa

pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel

bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel bakteri. Zat warna dapat

mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan

sekelilingnya ditingkatkan. Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa. Pada

zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor

dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang

berperan memberikan zat warna memiliki muatan negatif. Zat warna basa lebih

banyak digunakan karena muatan negatif banyak banyak ditemukan pada permukaan

sel. Contoh zat warna asam antara lain Crystal Violet, Methylene Blue, Safranin, Base

Fuchsin, Malachite Green dll. Sedangkan zat warna basa antara lain Eosin, Congo

Red dll.

Pada percobaan kali ini akan diberikan gambaran mengenai metode

pewarnaan sederhana dan pewarnaan gram. Pewarnaan sederhana yang dari namanya

saja, dapat diketahui memiliki tipe yang sederhana. Dalam metode pewarnaan

sederhana, zat warna yang digunakan dapat bersifat basa dan dapat bula bersifat

asam. Pewarnaan basa (langsung/positif) akan mewarnai struktur

Page 10: MorFoLogi mIKroba

mikroorganismenya, sedangkan pewarnaan asam (tidak langsung/negatif) hanya

mewarnai lingkungan disekitar mikroorganisme. Pada pewarnaan sederhana, sebelum

dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas object glass yang kemudian

difiksasi.. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada

object glass tanpa merusak struktur selnya. Setelah itu barulah dilakukan pewarnaan,

pewarna biakan bakteri yang ada pada object glass yaitu pewarna methilen blue.zat

pewarna basa (methilen blue) memiliki hubungan yang sangat erat dengan bakteri.

Hal ini dapat terjadi karena adanya asam nukleat dalam protoplasma sel dalam jumlah

yang besar. Pada saat pewarnaan dilakukan muatan negatif dalam asam nukleat

bakteri akan bereaksi dengan ion positif dari zat pewarna basa, sehingga

mikroorganisme dapat terlihat lebih jelas. Namun, pada pewarnaan dengan methilen

blue ini setelah di amati dengan mikroskop tidak terlihat denngan jelas bentuk

morfologi bakteri tersebut. Hal ini mungkin dikarenakan pada saat praktikum

penggunaan suspensi bakteri terlalu padat sehingga setelah dilakukan pewarnaan dan

diamati pada mikroskop tidak terlihat morfologi biakan bakteri yang ada pada object

glass tersebut.

Untuk pewarnaan gram pada prinsipnya didasarkan pada kemampuan besar

kecilnya dinding sel untuk mengikat warna dasar setelah pencucian dengan alkohol.

Bakteri yan diwarnai dengan metode gram ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu

bakteri gram positif dan gram negatif. Dalam proses ini apusan yang telah dibuat

diteteskan pewarna dasar berupa larutan kristal violet kemudian didiamkan dalam

waktu tertentu agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi lebih kuat. Selanjutnya

Page 11: MorFoLogi mIKroba

dicuci dengan aquadest secara perlahan-lahan, diteteskan larutan iodin dan diberikan

alkohol, dicuci apusan dengan air mengalir dan diberikan larutan safranin kemudian

dicuci lagi dengan air mengalir, kemudian dikeringkan dan diamani dengan

mikroskop. Pencucian dengan air mengalir dimaksudkan agar cat dapat hilang secara

sempurna dan tidak tersisa, dikeringkan bertujuan agar warna melekat pada bakteri

dan segera kering sehingga bila diwarnai lagi warna sebelumnya tidak tercampur

dengan warna baru. Zat warna lembayung dan iodin akan membentuk senyawa

kompleks, beberapa bakteri dapat melepaskan zat pewarna dengan mudah apabila

dicuci dengan alkohol sedangkan pada bakteri lain zat pewarna lain zat pewarna tetap

bertahan walau dicuci dengan alkohol. Bakteri yang tidak mampu menahan zat

pewarna ini setelah pencucian dengan alkohol disebut bakteri gram negatif

sedangkan yang dapat menahan zat warna disebut bakteri gram positif.

Karena bakteri gram negatif tidak berwarna setelah dicuci dengan alkohol

maka diberikan zat warna lain sebelum olesan diamati, dan zat pewarna lain it

biasanya zat pewarna merah safranin, karena itu bakteri gram negatif berwarna merah

sedangkan gram positif tidak terpengaruh. Safranin hanya berfungsi sebagai

pengontras saja. Mekanisme pewarnaan gram didasarkan pada struktur dan komposisi

dinding sel bakteri. Bakteri gram negatif mengandung lipid, lemak dalam persentase

lebih tinggi daripada yang dikandung bakteri gram positif. Bakteri gram positif tidak

mengalami dekolorisasi karena tetap mengikat warna ungu kristal violet dan pada

tahap akhir pengecatan tidak terwarnai safranin. Dinding sel gram negatif juga lebih

tipis daripada dinding sel gram positif.

Page 12: MorFoLogi mIKroba

Dari hasil pengamatan yang dilakukan terlihat beberapa bentuk bakteri coccus

(diplococcus dan streptococcus) serta basil. Coccus bentuknya seperti bola kecil yang

terdapat dalam beberapa pola atau pengelompokkan yang berbeda. Beberapa coccus

secara khas hidup sendiri-sendiri, ada juga yang berpasangan, kubus atau rantai

panjang bergantung pada cara membelah diri dan melekat satu sama lain setelah

pembelahan. Coccus yang senantiasa membelah dalam satu bidang namun tidak

memisahkan diri sering membentuk rantai coccus, inilah yang kemudian dikenal

sebagai sifat khas marga streptococcus. Basil yang artinya batang kecil merupakan

bakteri yang berbentuk batang atau silinder. Beberapa macam basil panjang dan

lebarnya sama dan bentuknya lonjong.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu cara

mengetahui bentuk dan morfologi sel dan koloni mikroorganisme dengan cara teknik

pewarnaan.

DAFTAR PUSTAKA

Darmayasa, I.B.G., 2008, “ Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Pendegradasi Lipid (Lemak) Pada Beberapa Tempat Pembuangan Limbah Dan Estuari Dam Denpasar”, Jurnal Bumi Lestari, Vol. 8 No. 2.

Faatih, M., 2005, “Aktivitas Anti-Mikrobia Kokon Attacus Atlas, L.”, Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1.

Hendrati, P.M., dan A. Arianto, 2003. “Keragaman Hayati Bakteri Heterotrofik Aerobik Perairan Pantai Baron, Gunung Kidul, Yogyakarta”, BIODIVERSITAS Vol. 4, No. 2.

Samsundari, S., 2006, ” Pengujian Ekstrak Temulawak Dan Kunyit Terhadap Resistensi Bakteri Aeromonas Hydrophilla Yang Menyerang Ikan Mas (Cyprinus Carpio)”, GAMMA, Volume II Nomor 1.

Page 13: MorFoLogi mIKroba

Suryadi, E., Feliara dan I. Efendi, 2004, “Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Probiotik Dari Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus Fuscogatus) Dalam Upaya Efisiensi Pakan Ikan”, Jurnal Natur Indonesia 6(2).

Yusuf, R.W.N., 2009, “Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Gram Negatif Pada Luka Ikan Maskoki (Carassius Auratus) Akibat Infestasi Ektoparasit Argulus Sp.)”, FPIK-UNAIR, Surabaya.

Page 14: MorFoLogi mIKroba
Page 15: MorFoLogi mIKroba
Page 16: MorFoLogi mIKroba
Page 17: MorFoLogi mIKroba
Page 18: MorFoLogi mIKroba
Page 19: MorFoLogi mIKroba
Page 20: MorFoLogi mIKroba
Page 21: MorFoLogi mIKroba