Long Case Metastasis CA Tyroid
-
Upload
huseikha-velayazulfahd -
Category
Documents
-
view
65 -
download
4
Transcript of Long Case Metastasis CA Tyroid
LONG CASE
METASTASIS PADA TULANG TEMPORAL DEXTRA
DARI CARCINOMA FOLIKULAR THYROID
PEMBIMBING:
dr. Gummar Jaya Saleh, Sp.BS
DISUSUN OLEH:
Ahmad Fauzi
NIM : 030.08.011
KEPANITERAAN KLINIK BEDAH
RUMAH SAKIT OTORITA BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 21 JANUARI-31 MARET 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Karsinoma tiroid merupakan keganasan terbanyak ke 9 diantara 10 keganasan
terbanyak. Insidensinya tinggi pada Negara yang endemic struma, terutama jenis folikuler dan
jenis berdiferensiasi buruk/anaplastik. Puncaknya terjadi saat usia 21-40 tahun, wanita 2-4
kali lebih sering mengalami nodul ini daripada laki-laki. (1) Angka kejadiannya adalah 3.7
kasus tiap 100.000 penduduk dengan ratio perbandingan pria dan wanita adalah 3:1.(2)
Risiko karsinoma pada benjolan tunggal tiroid bervariasi 2,5-24,3%. Terdapat
perbedaan antara karsinoma papiler dan folikuler yaitu untuk karsinoma papiler sebesar
65,8% dan karsinoma folikuler 28,9%, sementara pada nodul tiroid ganda didapati ratio
adalah 42,86% untuk karsinoma papiler dan 57,8% untuk karsinoma folikuler.(1)
Karsinoma tiroid berasal dari sel folikel tiroid. Keganasan tiroid dikelompokan
menjadi karsinoma tiroid berdiferensiasi baik, yaitu bentuk papiler, folikuler, atau campuran
keduanya, karsinoma medular yang berasal dari sel parafolikular, dan karsinoma
berdiferensiasi buruk atau disebut juga anaplastik.(1)
Karsinoma folikular umumnya timbul pada usia lebih tua, paling sering usia 49-59
tahun. Dan jarang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. Angka kejadiannya 5-20% dari
semua keganasan tiroid.
Kadang ditemukan adanya tumor soliter besar di tulang seperti di tulang tengkorak
atau humerus yang mungkin merupakan metastasis jauh dari adenokarsinoma folikuler
sementara tumor primer pada tiroidnya pada awalnya tidak ditemukan karena kecil dan tanpa
gejala.(1)
2
BAB II
LAPORAN KASUS
STATUS ILMU BEDAH
SMF ILMU BEDAH RUMAH SAKIT OTORITA BATAM
Nama Mahasiswa : Ahmad Fauzi ( 030.08.011 ) Tanda Tangan:
Dokter Pembimbing : dr. Gumar Jaya Saleh, Sp.BS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny. Yeni Malinda (32-45-35) Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 49 Tahun Suku bangsa : Melayu
Status perkawinan : Menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan : SLTP
Alamat : Pulau Kasu belakang padang Tanggal masuk RS:6/2/2013
Rt 06 Rw 07 Masuk dari Poliklinik
II. ANAMNESIS
Diambil dari autoanamnesis tanggal 19 Februari 2013, pukul 16.00
Keluhan Utama:
Bengkak pada kepala bagian kanan dan mata kanan sejak 3 tahun SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke RSOB dengan keluhan Bengkak pada kepala bagian kanan dan mata
kanan sejak 3 tahun sebelum masuk rumah sakit, awalnya mata kanan menonjol disertai
dengan rasa perih yang makin lama semakin menonjol keluar. Kemudian muncul benjolan
pertama kali muncul disamping mata kanan dan semakin membesar, awalnya benjolan
sebesar telur puyuh yang makin lama semakin besar namun tidak pernah diukur sebelumnya.
Benjolan tidak terasa nyeri, pada perabaan lunak dan tidak dapat digerakan. Os mengeluh
pengelihatan os di mata kanan semakin terganggu dengan pandangan yang semakin buram.
Tidak ada riwayat pusing, muntah, kejang, dan gangguan wicara.
Tiga tahun yang lalu selain mengeluh mata kanan menonjol, Os juga mengaku
terdapat benjolan ditempat lain yaitu benjolan pada leher sebelah kiri yang dirasakan timbul
3
sejak 3 tahun yang lalu, tidak nyeri, keras bila diraba namun tidak mengganggu bila os
menelan. Os juga mengeluh jantung berdebar-debar, keringat berlebih, tangan sering
gemetaran, demam yang hilang timbul, nafsu makan meningkat namun berat badan terus
turun, os mengaku beratnya turun dari 55kg menjadi 40kg. Kemudian os berobat ke sinse dan
dikatakan menderita sakit gondok atau hipertiroid. Sejak saat itu os meminum obat-obatan
dari sinse hingga berhenti 1 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu dan keluarga:
Riwayat DM, Alergi, hipertensi dan batuk-batuk lama disangkal. Tidak pernah
mengalami hal yang sama sebeumnya. Riwayat pada keluarga tidak ada yang pernah
menderita keganasan.
Riwayat Pekerjaan dan Kebiasaan
Bekerja sebagai ibu rumah tangga di rumah, riwayat merokok dan minum-minuman
beralkohol disangkal.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Nadi : 108x/menit
Suhu : 36,6 oC
Pernafasaan : 18x/menit
Keadaan gizi : Kurang
Sianosis : Tidak ada
Udema umum : Tidak ada
Kulit
Warna : Sawo Matang
Efloresensi : Tidak ada Petekie :
Tidak ada
Jaringan Parut : Tidak ada Pigmentasi : Merata
4
Pertumbuhan rambut : Merata Lembab/Kering : Kering
Suhu Raba : Hangat Pembuluh darah : Tidak melebar
Keringat : Tidak ada Turgor : Baik
Ikterus : Tidak ada
Oedem : Tidak ada
Kelenjar Getah Bening
Submandibula : tidak teraba membesar
Supraklavikula : tidak teraba membesar
Lipat paha : tidak teraba membesar
Leher : tidak teraba membesar
Ketiak : tidak teraba membesar
Kepala
Ekspresi wajah : Baik Simetri muka : Tidak Simetris
Rambut : Hitam merata Bentuk : Normocephali
Mata
Exophthalamus : Oculi dextra Enopthalamus : tidak ada
Kelopak : oedem (+/-) Lensa : sulit dinilai/jernih
Konjungtiva : Hiperemis (+/-) Visus : 1/60 – 3/60
Sklera : ikterik (-/-) Gerakan Mata : dbn
Kedudukan bola mata : esoforia/ortoforia Kornea: : erosi/jernih
Refleks Cahaya Langsung: sulit dinilai/+ Refleks Cahaya TidakLangsung: -/-
Pupil : Bulat anisokhor Diameter: sulit dinilai/4 mm
Telinga
Tuli : -/- Selaput pendengaran : intak
Lubang : lapang Penyumbatan : -/-
Serumen : -/+ Perdarahan : -/-
Cairan : -/-
Mulut
5
Bibir : kering Tonsil : T1 –T1
Langit-langit : tidak ada tonjolan Bau pernapasan : tidak ada
Gigi geligi : tidak lengkap, karies + Trismus : tidak ada
Faring : bergranul Selaput lendir : tidak ada
Lidah : licin, atrofi papil (-), tremor (-)
Leher
Tekanan Vena Jugularis (JVP): JVP 5+2 cmH2O
Kelenjar Tiroid:
Inspeksi: Benjolan 1 buah sebelah kiri, warna kulit, ikut bergerak ketika
menelan tidak ada bekas luka operasi
Palpasi : Besar benjolan 6 x 2 x 5 cm, bentuk tidak beraturan, batas tegas, tidak
mobile. Konsistensi padat. Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba thrill.
Auskultasi: Tidak terdengar tiroid bruit.
Kelenjar Limfe: tidak teraba membesar
Dada
Bentuk : Simetris
Pembuluh darah : Tidak tampak pelebaran pembuluh darah
Buah dada : benjolan (-), retraksi (-), peau’d orange (-)
Paru – Paru
Pemeriksaan Depan Belakang
Inspeksi Kiri Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis
Kanan Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi Kiri - Tidak ada benjolan
- Fremitus taktil simetris
- Tidak ada benjolan
- Fremitus taktil simetris
Kanan - Tidak ada benjolan
- Fremitus taktil simetris
- Tidak ada benjolan
- Fremitus taktil simetris
Perkusi Kiri Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Kanan Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi Kiri - Suara vesikuler
- Wheezing (-), Ronki (-)
- Suara vesikuler
- Wheezing (-), Ronki (-)
Kanan - Suara vesikuler - Suara vesikuler
6
- Wheezing (-), Ronki (-) - Wheezing (-), Ronki (-)
Jantung
Inspeksi Tidak tampak pulsasi iktus cordis
Palpasi : Teraba iktus cordis pada sela iga V, 1 cm medial linea midklavikula kiri.
Perkusi :
Batas kanan : sela iga III-V linea sternalis kanan.
Batas kiri : sela iga III-V, 1cm sebelah medial linea midklavikula kiri.
Batas atas : sela iga III linea parasternal kiri.
Auskultasi: Bunyi jantung I-II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-).
Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, datar, simetris, smiling umbilicus (-),
dilatasi vena (-)
Palpasi
Dinding perut : supel, tidak teraba adanya massa / benjolan, defense muscular (-),
tidak terdapat nyeri tekan pada epigastrium, tidak terdapat nyeri
lepas, tidak terdapat efloresensi.
Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba
Ginjal : ballotement -/-, nyeri ketok costovertebral -/-
Murphy sign : negatif
Shifting dullness: negatif
Perkus : timpani di keempat kuadran abdomen
Auskultasi : bising usus (+) norma
Ekstremitas
Akral Teraba hangat pada keempat ekstremitas. edema (-).
STATUS LOKALIS
Regio Tempororbital Dextra
Inspeksi : Benjolan 1 buah, warna kulit, keratitis eksposure pada mata kanan,
Palpasi : benjolan berukuran 15x10,5 cm, konsistensi kenyal dengan dasar keras, tidak
dapat digerakan, tidak nyeri, permukaan rata dan batas tidak tegas.
7
Status Neurologis
A. Kepala
Bentuk : normosefali
Nyeri tekan : -
Simetri : tidak simetris
B. Leher
Sikap : tegak
Pergerakan : baik
C. Afasia motorik : ( - )
Afasia sensorik : ( - )
Disatria : ( - )
D. Nervus Kranialis
N.I ( Olfaktorius )
Subjektif + +
N. II ( Optikus )
Tajam penglihatan 1/60 3/60
Lapang penglihatan + +
Melihat warna - +
Fundus Okuli Tidak dilakukan
N.III ( Okulomotorik )
Nistagmus - -
Pergerakan bola mata + +
Pupil Anisokor, sulit
dinilai/ 4mm
Reflek Cahaya Langsung & Tidak Langsung - +
Diplopia - -
8
N.V (Trigeminus)
Membuka mulut + +
Menguyah Makanan + +
Menggigit + +
Refleks Kornea - +
Sensibilitas muka + +
N.VI ( Abducen )Pergerakan mata ke lateral + +
Melihat kembar - -
N. VII ( Fasialis )
Mengerutkan dahi, menutup mata,
memperlihatkan gigi
+
Perasaan lidah ( 2/3 anterior ) + +
N.VIII ( Vestibulokoklearis )
Detik arloji +
Suara berbisik + +
N. IX ( Glosofaringeus )
Perasaan Lidah ( 1/3 belakang ) +
Sensibilitas faring +
9
N.X ( Vagus )
Arkus Faring Simetris
Berbicara, Menelan, Nadi +
N.XII ( Hipoglosus )
Pergerakan Lidah, tremor lidah -
Artikulasi +
Anggota Gerak
Lengan Kanan Kiri
Otot
Tonus : normotoni normotoni
Massa : baik baik
Sendi : bebas bebas
Gerakan : aktif aktif
Kekuatan : +5 +5
Oedem : tidak ada tidak ada
Sensibilitas
Taktil, Nyeri: + +
Tungkai dan Kaki Kanan Kiri
Luka : tidak ada tidak ada
Varises : tidak ada tidak ada
Otot
Tonus : normotoni normotoni
Massa : tidak ada tidak ada
Sendi : bebas tidak bebas
Gerakan : aktif aktif
Kekuatan : +5 +5
10
Oedem : tidak ada tidak ada
Sensibilitas : + +
Refleks
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium, (6 Februari 2013)
Hematologi
Darah Nilai Normal Darah Nilai Normal
Leukosit 5,2 3,5-10 x 103 mm3 MPV 10,2 6,5-11 fL
Eritrosit 4,69 3,8-5,8 x 106 mm3 PDW 13 10-18 L%
Hb 7,6 11-16,5 g/dL Limfosit 2.3 1,2-3,2 103/ mm3
Ht 27,5 35-50 % Monosit 0.4 0,3-4,8 L 103 mm3
Trombosit 239 150-350x103 mm3 Granulosit 2,5 1,2-6,8H 103 mm3
Pct 244 100-500 L% SGOT 9 Up to 32 U/l
MCV 59 80-97 fL SGPT 12 Up to 31 U/l
MCH 16,1 26,5-33,5 pq Urea 13,1 10.0-50.0 mg/dl
MCHC 27,5 31,5-35 g/dL Creatinin 0,43 0.70-1.30 mg/dl
RDW 20,5 10-15% Albumin 3,8 3,4-4,8 g/dl
TSHS <0,005 0,35-4,94 uUl/ml FT4 4,54 9 – 20 pmol/L
11
Pemeriksaan Kanan Kiri
Refleks Tendon
Bisep
Trisep
Patela
Achiles
Refleks Patologis - -
Laboratorium, (8 Februari 2013)
Hematologi
Darah Nilai Normal Darah Nilai Normal
Leukosit 4,64 3,5-10 x 103 mm3 Granulosit 2,5 1,2-6,8H 103 mm3
Hb 9,6 11-16,5 g/dL Limfosit 0,68 1,2-3,2 103/ mm3
Ht 33,0 35-50 % Monosit 0.33 0,3-4,8 L 103 mm3
Trombosit 168 150-350x103 mm3 TSHS <0,005 0,35-4,94 uUl/ml
MCV 66,8 80-97 fL FT4 4,54 9 – 20 pmol/L
MCH 19,4 26,5-33,5 pq
MCHC 29,1 31,5-35 g/dL
RDW 28,5 10-15%
Laboratorium, (9 Februari 2013)
Hematologi
Darah Nilai Normal Darah Nilai Normal
Leukosit 4.4 3,5-10 x 103 mm3 MPV 9.0 6,5-11 fL
Eritrosit 5.86 3,8-5,8 x 106 mm3 PDW 11 10-18 L%
Hb 10.6 11-16,5 g/dL Limfosit 0.6 1,2-3,2 103/ mm3
Ht 39.3 35-50 % Monosit 0.3 0,3-4,8 L 103 mm3
Trombosit 220 150-350x103 mm3 Granulosit 3,5 1,2-6,8H 103 mm3
Pct 198 100-500 L% Na 136 135-147 meq/l
MCV 67 80-97 fL K 4.0 3.5-5.0 meq/l
MCH 19,6 26,5-33,5 pq Cl 107 94-111 meq/l
MCHC 29,3 31,5-35 g/dL GDS 113 70-140 mg/dl
RDW 26,3 10-15%
Laboratorium, (diambil 14 Februari 2013)
Hematologi
Pemeriksaan Nilai Normal
TSHs <0,005 0,35-4,94 uUl/ ml
FT4 3,89 9-20 pmol/l
12
Laboratorium, (15 Februari 2013)
Hematologi
Darah Nilai Normal Darah Nilai Normal
Leukosit 6.18 3,5-10 x 103 mm3 Granulosit 2,5 1,2-6,8H 103 mm3
Hb 11.4 11-16,5 g/dL Limfosit 1,13 1,2-3,2 103/ mm3
Ht 38.6 35-50 % Monosit 0.32 0,3-4,8 L 103 mm3
Trombosit 130 150-350x103 mm3 LED 8 4-10 mm/jam
MCV 68.9 80-97 fL
MCH 20.4 26,5-33,5 pq
MCHC 29,5 31,5-35 g/dL
RDW 28,7 10-15%
Laboratorium, (diambil 18 Februari 2013)
Hematologi
Pemeriksaan Nilai Normal
TSHs <0,005 0,35 - 4,94 uUl/ ml
FT3 4,72 1.4 - 4.2 pg/ml
Foto Thorax PA (6-2-2013)
13
Klinis : SOL Temporal dextra
Deskripsi: Cor tidak membesar
Diafragma : Licin
Pulmo : hilus normal, corakan
bronkovesikuler (+)
Tidak tampak infiltrat atau nodul
pada kedua paru
Pleura kiri kanan tidak tampak
effusion
Kesan : dalam batas normal
CT Scan (6-2-2013)
14
Deskripsi:
Tampak massa hipodens lobulated dengan kalsifikasi pada frontotemporalis kanan,
berukuran 9,8 x 10 cm.
Pada post kontras scanning tampak enhancement kuat inhomogen.
Tampak mass effect berupa midline deviasi ke kiri.
sulci kortikalis dan fisura sylvii kanan menyempit. Ventrikel lateralis kanan
menyempit.
Tampak destruksi pada frontotemporalis kanan, sphenoid wing kanan dan dinding
orbita kanan
Tampak massa mengobliterasi muskulus rectus lateralis kanan
Cerebellum dan batang otak tak tampak kelainan
Sinus paranasalis dan mastoid air cell kiri kanan cerah.
Tulang-tulang intak.
Kesan :
Massa dengan kalsifikasi pada frontotemporalis kanan dengan deviasi struktur midline
ke kiri dan proptosis orbita kanan: disertai destruksi tulang temporofrontal kanan,
sphenoid wing kanan dan dinding orbita kanan. (susp meningioma)
15
RESUME
Seorang Wanita 49 tahun datang dengan Bengkak pada kepala bagian kanan dan mata
kanan sejak 3 tahun SMRS, mata kana perih, visus semakin turun dan bejolan pada kepala
semakin membesar. Os juga mengeluh benjolan pada leher sebelah kiri, palpitasi, keringat
berlebih, tremor, demam yang hilang timbul, nafsu makan meningkat, dan Penurunan BB.
Tidak ada riwayat keganasan sebelumnya atau dalam keluarga os.
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran kompos
mentis, TD: 110/70mmHg, N: 108x/m, S: 36,6 oC, RR: 18x/m. Oculi dextra: exopthalmos,
Oedem palpebrae, Konjungtiva hiperemis, visus 1/60, esoforia, erosi Kornea. Pada kelenjar
tiroid sebelah kiri teraba masaa 1 buah ukuran 6 x 2 x 5 cm, bentuk tidak beraturan, batas
tegas, tidak mobile. Konsistensi padat. Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba thrill. Jantung dan
paru dalam batas normal. Abdomen dalam batas normal. Regio tempororbitalis dextra tampak
massa 15x10,5 cm, kenyal dengan dasar keras, tidak dapat digerakan, tidak nyeri, permukaan
rata dan batas tidak tegas. Status neurologis: GCS 15 pupil anisokhor diameter pupil OS 4
mm, OD sulit dinilai. RCL dan RCTL OD sulit dinilai.
Pemeriksaan: Haemoglobin ↓, Hematokrit ↓, MCV MCH MCHC ↓, RDW ↑, Profile
tiroid: TSHs: <0,005 ↓, FT3: 4.72 ↑, FT4: 4.54 ↓. Lain-lain dalam batas normal. Foto
Thoraks AP: dalam batas normal, CT scan: Massa dengan kalsifikasi pada frontotemporalis
kanan dengan deviasi struktur midline ke kiri dan proptosis orbita kanan: disertai destruksi
16
tulang temporofrontal kanan, sphenoid wing kanan dan dinding orbita kanan. (susp
meningioma).
DIAGNOSIS KERJA:
1. Space Ocupying Lession temporal dextra
2. T3 Thyrotoksikosis
3. Keratitis eksposure Oculi Dextra
4. Anemia Mikrositik Hipokrom pada penyakit kronis
DIAGNOSIS BANDING:
1. SOL:
a. Rhabdomyosarcoma
b. Meningioma
c. Tumor Metastasis
2. (-)
3. (-)
4. Anemia defisiensi Besi
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa:
IVFD : Titofusin : Nacl (2:1) / 24 jam
Livamin / 12 jam
Ceftazidime 3 x 1 vial
Cernevit 1x1 amp
PTU 3x2 tab
Farmadol 2x1 vial
Cendoliters/ jam OD
Polygram zalf 2 x 1 OD
Rencana:
Pro Operasi Craniotomy dan tumor removal menunggu acc Interna
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad Malam
Ad functionam : dubia ad Malam
17
Ad sanationam : dubia ad Malam
18
FOLLOW UP
Rabu 21 february 2013
S : Jam 00.00 keluhan: Sesak napas dan Demam
O : KU : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Compos mentis
TD :80/50 mmHg
N :120 x/menit
S :39,4 ºC
RR :30x/menit
Jantung : BJ I/II regular murni, gallop(-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : Datar, simetris, Bising usus (+) Normal.
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas
A :
1. Sol temporal dextra
a. Hari keenam belas perawatan, keadaan klinis memburuk, suspect sepsis
2. T3 Thyrotoksikosis
a. Dengan terapi PTU 3 x 2 tab
P :
O2 sungkup
Ringer laktat loading 200cc
Drip Dobuject 1 amp dalam 100 cc (srynge pump) hingga tekanan darah . 100mmHg
Cek DL
Terapi lain Lanjut
19
Laboratorium, (diambil 21 Februari 2013)
Hematologi
Darah Nilai Normal Darah Nilai Normal
Leukosit 18,9 3,5-10 x 103 mm3 MPV 8.8 6,5-11 fL
Eritrosit 4.89 3,8-5,8 x 106 mm3 PDW 11 10-18 L%
Hb 10.0 11-16,5 g/dL Limfosit 2.2 1,2-3,2 103/ mm3
Ht 32.1 35-50 % Monosit 1.3 0,3-4,8 L 103 mm3
Trombosit 167 150-350x103 mm3 Granulosit 22.8 1,2-6,8H 103 mm3
Pct 159 100-500 L%
MCV 68 80-97 fL
MCH 20,4 26,5-33,5 pq
MCHC 30.1 31,5-35 g/dL
RDW 27.3 10-15%
20
FOLLOW UP
Jum’at 22 february 2013
S : sesak (-), demam (-)
O : KU : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Compos mentis
TD :100/60 mmHg
N :100 x/menit
S :36,8 ºC
RR :20x/menit
Jantung : BJ I/II regular murni, gallop(-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : Datar, simetris, Bising usus (+) Normal.
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas
A :
1. Sol temporal dextra
a. Hari ke tujuh belas perawatan, keadaan klinis membaik dari hari sebelumnya
2. T3 Thyrotoksikosis
a. Dengan terapi PTU 3 x 2 tab
P :
Transfusi PRC 300 cc pre lasix 1 amp + dexa 1 amp
Terapi lain lanjut
21
Sabtu 23 february 2013
S : Lemas
O : KU : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Compos mentis
TD :90/60 mmHg
N :108 x/menit
S :37,0 ºC
RR :24x/menit
Jantung : BJ I/II regular murni, gallop(-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : Datar, simetris, Bising usus (+) Normal.
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas
A :
1. Sol temporal dextra
a. Hari ke delapan belas perawatan, keadaan klinis tidak membaik.
2. T3 Thyrotoksikosis
a. Dengan terapi PTU 3 x 2 tab
P :
Terapi lain lanjut
Periksa Darah Lengkap
Acc Oprasi dr paru, anastesi
Acc oprasi interna ditunda menunggu hasil darah lengkap
Pro Operasi Craniotomi dekompresi dan tumor removal 24/2/13
22
Minggu 24 february 2013
S : Tidak bisa tidur, semakin terasa lemas
O : KU : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Compos mentis
TD :100/70 mmHg
N :100 x/menit
S :37,0 ºC
RR :24x/menit
Jantung : BJ I/II regular murni, gallop(-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : Datar, simetris, Bising usus (+) Normal.
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas
A :
1. Sol temporal dextra
a. Hari ke sembilan belas perawatan, keadaan klinis membaik, pre operasi
craniotomy dekompresi dan tumor removal
P :
Terapi lanjut
Pembatalan operasi
Internis: operasi tunda untuk perbaiki keadaan umum dan trombosit
23
Laboratorium, (diambil 23 Februari 2013)
Hematologi
Darah Nilai Normal Darah Nilai Normal
Leukosit 7.9 3,5-10 x 103 mm3 MPV 8.8 6,5-11 fL
Eritrosit 4.98 3,8-5,8 x 106 mm3 PDW 0.4 10-18 L%
Hb 11.9 11-16,5 g/dL Limfosit 2.2 1,2-3,2 103/ mm3
Ht 35.3 35-50 % Monosit 1.3 0,3-4,8 L 103 mm3
Trombosit 60 150-350x103 mm3 Granulosit 6.8 1,2-6,8H 103 mm3
RDW 23.7 10-15% TSHs 0.148 0.35 – 4.94 uUl/ml
MCHC 30.8 31,5-35 g/dL FT3 2,34 1.4 – 4.2 pg/ml
Pct 59 100-500 L%
MCV 71 80-97 fL
MCH 21.8 26,5-33,5 pq
PT 15.0 11.5-15.5 detik
APTT 30.1 25.9-39.5 detik
24
Senin 25 february 2013
S : (-)
O : KU : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Compos mentis
TD :90/60 mmHg
N :108 x/menit
S :37,2 ºC
RR :20x/menit
Jantung : BJ I/II regular murni, gallop(-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : Datar, simetris, Bising usus (+) Normal.
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas
A :
1. Sol temporal dextra
a. Hari ke duapuluh perawatan, keadaan klinis membaik, pre operasi craniotomy
dekompresi dan tumor removal
P :
Terapi lanjut
Acc operasi: jantung, paru, anestesi
Internis: Acc operasi dengan resiko sedang berat
Pro Operasi Craniotomi dekompresi dan tumor removal 26/2/13
25
Selasa 26 february 2013
S : Demam (+) sejak semalam
O : KU : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Compos mentis
TD :100/70 mmHg
N :98x/menit
S :38.0 ºC
RR :24x/menit
Jantung : BJ I/II regular murni, gallop(-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : Datar, simetris, Bising usus (+) Normal.
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas
A :
1. Sol temporal dextra
a. Hari ke duapuluh satu perawatan, keadaan klinis memburuk, pre operasi
craniotomy dekompresi dan tumor removal
P :
Terapi lanjut
Batal Operasi karena demam
Jadwal ulang Pro Operasi Craniotomi dekompresi dan tumor removal 27/2/13
26
Rabu 27 february 2013
S : Demam (-)
O : KU : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Compos mentis
TD :100/70 mmHg
N :98x/menit
S :37.0 ºC
RR :20x/menit
Jantung : BJ I/II regular murni, gallop(-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : Datar, simetris, Bising usus (+) Normal.
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas
A :
1. Sol temporal dextra
a. Hari ke duapuluh dua perawatan, keadaan klinis membaik, pre operasi
craniotomy dekompresi dan tumor removal
P :
Transfusi Trombosit concentrate 5 kantung pre dexa 1 amp
Pasang NGT tertutup, diit cair peptisol 6 x 200 cc
Terapi lain lanjut
Tunda operasi untuk perbaiki keadaan umum dan trombosit
27
Laboratorium, (diambil 27 Februari 2013)
Hematologi
Darah Nilai Normal Darah Nilai Normal
Leukosit 11.6 3,5-10 x 103 mm3 MPV 11 6,5-11 fL
Eritrosit 5.05 3,8-5,8 x 106 mm3 PDW 11 10-18 L%
Hb 10.9 11-16,5 g/dL Limfosit 1.9 1,2-3,2 103/ mm3
Ht 36.5 35-50 % Monosit 0.3 0,3-4,8 L 103 mm3
Trombosit 77 150-350x103 mm3 Granulosit 7.9 1,2-6,8H 103 mm3
Pct 94 100-500 L%
MCV 73 80-97 fL
MCH 21,4 26,5-33,5 pq
MCHC 29.1 31,5-35 g/dL
RDW 24.3 10-15%
28
kamis 28 february 2013
S : Jam 00.00 keluhan: Sesak napas dan Demam
O : KU : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Compos mentis
TD :100/70 mmHg
N :100 x/menit
S :36.9 ºC
RR :24x/menit
Jantung : BJ I/II regular murni, gallop(-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : Datar, simetris, Bising usus (+) Normal.
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas
A :
1. Sol temporal dextra
a. Hari ke dua puluh tiga, keadaan klinis membaik
P :
Terapi lain lanjut
Mata lepas Rawat
Acc Operasi: Internis, Anestesi
Jadwal ulang Pro Operasi Craniotomi dekompresi dan tumor removal 1/3/13
Post Op ICU
29
LAPORAN PEMBEDAHAN 1 Maret 2013
Kraniotomy dekompresi, Tumor removal
Diagnosis Pra bedah : SOL Temporal dextra dd: Rhabdomyosarcoma, meningioma.
Uraian Pembedahan:
- Dilakukan A dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
- Insisi sesuai marking (tapal kuda) sampai mencapai otot temporalis.
- Insisi linier otot temporalis tampak massa berwarna putih keabu-abuan kenyal rapuh
disertai clotting perdarahan . massa diangkat semuanya.
- Tulang temporal sampai ke tulang dasar kemudian ke dinding belakang orbita
mengalami destruksi sampai membentuk defek dengan ukuran kurang lebih 12 x 15
cm.
- Duramater utuh, tumor yang melekat pada dinding dura sebagian besar diangkat
semua.
- Rawat perdarahan, dipasang vakum drain.
- Luka operasi ditutup lapis demi lapis.
Instruksi terapi pasca pembedahan:
- Observasi ketat tanda-tanda vital cek ulang lab lengkap
- Infus NaCl 0,9%, Futrolit 1:2, clinimix/24 jam
- Efac 3 x 1000mg
- Baktirom 3 x 1 gr
- Plasminex 3 x 500 mg
- Ottozol 2 x 1 mg
- Ikhapen 3 x 100 mg
- Dexamethasone 3 x 1 ampul
- Jaringan dilakukan pemeriksaan PA
30
FOLLOW UP
Minggu 3 Maret 2013
S : Nyeri luka OP
O : KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD :130/80 mmHg
N :80 x/menit
S :36,4 ºC
RR :18x/menit
Jantung : BJ I/II regular murni, gallop(-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : Datar, simetris, Bising usus (+) Normal.
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas
A :
1. Post op Craniotomi dekompresi dan tumor removal atas indikasi SOL temporal dextra
dengan dd: Rhabdomyosarkoma, Meningioma
a. Hari ke dua puluh enam perawatan, keadaan klinis membaik.
P :
- Infus NaCl 0,9%, Futrolit 1:2, clinimix/24 jam
- Efac 3 x 1000mg
- Baktirom 3 x 1 gr
- Plasminex 3 x 500 mg
- Ottozol 2 x 1 mg
- Ikhapen 3 x 100 mg
- Dexamethasone 3 x 1 ampul
31
Senin 4 Maret 2013
S : Nyeri luka OP
O : KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD :130/80 mmHg
N :80 x/menit
S :36,4 ºC
RR :18x/menit
Jantung : BJ I/II regular murni, gallop(-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : Datar, simetris, Bising usus (+) Normal.
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas
A :
1. Post op Craniotomi dekompresi dan tumor removal atas indikasi SOL temporal dextra
dengan dd: Rhabdomyosarkoma, Meningioma
a. Hari ke dua puluh tujuh perawatan, keadaan klinis membaik.
P :
- Clinimix stop
- IVFD livamin / 12 jam
- Futrolit : Nacl 1:1 /24 jam
- Diet BB
- Terapi lain lanjut
32
Selasa 5 Maret 2013
S : Nyeri luka OP
O : KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD :120/80 mmHg
N :84 x/menit
S :36,5 ºC
RR :20x/menit
Jantung : BJ I/II regular murni, gallop(-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : Datar, simetris, Bising usus (+) Normal.
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas
A :
1. Post op Craniotomi dekompresi dan tumor removal atas indikasi SOL temporal dextra
dengan dd: Rhabdomyosarkoma, Meningioma
a. Hari ke dua puluh delapan perawatan, keadaan klinis membaik.
P :
- Diit Extra Peptisol 3 x 250 cc
- PTU 3 x 1 tab
- Terapi lain lanjut
33
FOLLOW UP
Sabtu 9 Maret 2013
S : (-)
O : KU : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos mentis
TD :110/80 mmHg
N :80 x/menit
S :36,4 ºC
RR :18x/menit
Hasil pemeriksaan PA: terlampir
A :
1. Metastasis pada tulang temporal dextra dari carcinoma folikuler thyroid.
a. Hari ke tiga puluh dua perawatan, keadaan klinis membaik.
P :
Terapi Oral
Aff drain, iv line, catheter
Pemeriksaan Patologi anatomi (9 maret 2013)
Makroskopis:
- Diterima keeping-keping jaringan berwarna coklat kehitaman , terbesar ukuran 3,5 x
1,3 x 1,0 cm, terkecil diameter 0,3 cm, sebagian rapuh.
Mikroskopis:
- Sediaan operasi os temporal dextra setelah dilakukan potong sususi dan potong dalam
terdiri dari keeping-keping jaringan nekrotik, beku darah. diantaranya tampak sel-sel
tumor bentuk bulat, oval (seperti epithel tyroid) yang tumbuh hiperplastis,
berkelompok, dan tersebar membentuk struktur folikuler dengan inti polimorfi,
hiperkromatis, vesikuler, mitosis ditemukan.
Kesimpulan:
- Ditemukan sel-sel tumor dari unsure epithel thyroid (lebih kearah metastase dari
carcinoma folikuler thyroid) a/r Temporal dextra.
34
Laboratorium, (diambil 9 Februari 2013)
Hematologi
Darah Nilai Normal Darah Nilai Normal
Leukosit 10.82 3,5-10 x 103 mm3 MPV 11 6,5-11 fL
Eritrosit 3.89 3,8-5,8 x 106 mm3 PDW 14.8 10-18 L%
Hb 11.0 11-16,5 g/dL Limfosit 2.2 1,2-3,2 103/ mm3
Ht 35.1 35-50 % Monosit 1.3 0,3-4,8 L 103 mm3
Trombosit 136 150-350x103 mm3 Granulosit 5 1,2-6,8H 103 mm3
Pct 159 100-500 L%
MCV 87.8 80-97 fL
MCH 29.3 26,5-33,5 pq
MCHC 33.3 31,5-35 g/dL
RDW 17.3 10-15%
35
FOLLOW UP
Rabu 13 Maret 2013
S : (-)
O : KU : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos mentis
TD :110/80 mmHg
N :80 x/menit
S :36,4 ºC
RR :18x/menit
A :
1. Metastasis pada tulang temporal dextra dari carcinoma folikuler thyroid.
a. Hari ke tiga puluh enam perawatan, keadaan klinis membaik.
P :
Terapi lanjut
Rencana USG tyroid
Kamis 14 Maret 2013
S : (-)
O : KU : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos mentis
TD :120/80 mmHg
N :84 x/menit
S :36,6 ºC
RR :18x/menit
Hasil pemeriksaan USG: terlampir
A :
1. Metastasis pada tulang temporal dextra dari carcinoma folikuler thyroid.
b. Hari ke tiga puluh tujuh perawatan, keadaan klinis membaik.
P :
Terapi lanjut
Rencana Rujuk ke RSCM
36
USG Tyroid (14 Maret 2013)
Deskripsi:
Tyroid lobus kiri:
Ukuran membesar, tampak massa noduler multiple, tampak inhomogen disertai
kalsifikasi berukuran 6,3 x 2,4 x 4,6 cm
Tyroid lobus kanan:
Ukuran dalam batas normal, tampak nodul hipoekoik kecil (2 nodul) disertai
kalsifikasi
Kesan:
Massa noduler padat inhomogen multiple dengan kalsifikasi pada lobus kiri yang
besar, dan nodul hipoekoik kecil multiple dengan kalsifikasi pada lobus kanan
kemungkinan malignancy.
37
BAB III
ANALISIS KASUS
Diagnosis Referensi
1. Metastasis pada tulang temporal dextra
dari carcinoma folikuler thyroid T3N0M1
Dasar Diagnosis:
Wanita 49 tahun
Bengkak pada kepala bagian kanan
dan mata kanan yang semakin
membesar, tidak nyeri sejak 3 tahun
SMRS
Benjolan pada leher sebelah kiri, tidak
nyeri, tidak ada gangguan menelan,
suara tidak serak diketahui sejak 3
tahun SMRS.
Oculi dextra: exopthalmos,
Pada kelenjar tiroid sebelah kiri teraba
masaa 1 buah ukuran 6 x 2 x 5 cm, batas
tegas, tidak mobile. Konsistensi padat.
Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba thrill.
Regio tempororbitalis dextra tampak
massa 15x10,5 cm, kenyal dengan dasar
keras, tidak dapat digerakan, tidak nyeri,
permukaan rata dan batas tidak tegas.
CT scan: Massa dengan kalsifikasi pada
frontotemporalis kanan dengan deviasi
struktur midline ke kiri dan proptosis
orbita kanan: disertai destruksi tulang
temporofrontal kanan, sphenoid wing
kanan dan dinding orbita kanan.
Pemeriksaan patologi anatomi:
Insidensi tinggi pada Negara yang
endemic struma, terutama jenis
folikuler.
wanita 2-4 kali lebih sering
mengalami nodul ini daripada laki-
laki.
Karsinoma folikular umumnya
timbul pada usia lebih tua, paling
sering usia 49-59 tahun.
Kadang ditemukan adanya tumor
soliter besar di tulang seperti di
tulang tengkorak atau humerus
yang mungkin merupakan
metastasis jauh dari
adenokarsinoma folikuler
sementara tumor primer pada
tiroidnya pada awalnya tidak
ditemukan karena kecil dan tanpa
gejala.
SOL pada kepala biasanya
disebabkan oleh keganasan
intracranial, ekstrakranial atau
metastasis dari keganasan di
tempat lain serta hematom. Efek
dari tumor dapat local terhadap
bagian tempat tumor tersebut yang
dapat menentukan letak lesinya
tapi bukan etiologinya. Gejala juga
38
Ditemukan sel-sel tumor dari unsure
epithel thyroid (lebih kearah
metastase dari carcinoma folikuler
thyroid) a/r Temporal dextra.
USG: Massa noduler padat inhomogen
multiple dengan kalsifikasi pada lobus
kiri yang besar, dan nodul hipoekoik
kecil multiple dengan kalsifikasi pada
lobus kanan kemungkinan
malignancy.
dapat timbul akibat peningkatan
tekanan intracranial.
Gejala Lain
Sakit kepala
Muntah tanpa mual
Mual
Perubahan status mental
malaise, ataxia, gangguan berjalan
gangguan berbicara
gangguan penglihatan
Kejang
2. T3 Tirotoksikosis
Dasar Diagnosis:
Benjolan pada leher sebelah kiri sejak
3 tahun yang lalu tidak nyeri, keras
bila diraba namun tidak mengganggu
bila os menelan.
Palpitasi
keringat berlebih
tremor
Tirotoksikosis
Manifestasi klinis kelebihan
hormone tiroid yang beredar dalam
sirkulasi.
Hiperkinesis, penurunan BB, lapar,
rasa lemah, sering haus, tidak tahan
panas, berkeringat, berdebar-debar,
aritmia.
Karsinoma tiroid dapat
memberikan keadaan tiroid yang
39
Demam yang hilang timbul
Nafsu makan meningkat namun berat
badan terus turun
BB turun dari 55kg menjadi 40kg.
Profile tiroid: TSHs: <0,005 ↓, FT3:
4.72 ↑, FT4: 4.54 ↓.
normal, hipotiroid atau hipertiroid
Pada kasus karsinoma tiroid
memberikan keadaan hipertiroid
yaiut TSH yang tersupresi, T4
yang normal, dan peningkatan T3
yang memberikan gejala.
3. Keratitis Eksposure
Dasar Diagnosis
Mata kanan menonjol disertai dengan
rasa perih.
Pengelihatan os di mata kanan
semakin terganggu dengan pandangan
yang semakin buram.
Oculi dextra: exopthalmos, Oedem
palpebrae, Konjungtiva hiperemis, visus
1/60, esoforia, erosi Kornea.
Keratitits eksposure
Peradangan kornea yang disebabkan
akibat paparan mata secara terus-
menerus
Gejala:
o Mata sangat merah
o Silau
o Mata Perih
o Penghlihatan menurun
4. Anemia Mikrositik Hipokrom pada penyakit
kronis
Dasar Diagnosis:
Haemoglobin ↓ hb: 7.9
Hematokrit ↓
MCV MCH MCHC ↓
RDW ↑
Anemia pada penyakit kronis
Kadar Hb berkisar 7-11 g/dL
Sering menyertai suatu cancer dan
disebut juga cancer related anemia
Ditandai dengan pemendekan masa
hidup eritrosit, gangguan
metabolism besi, dan gangguan
produksi eritrosit.
5. Suspect Sepsis
Dasar Diagnosis:
TD: 80/50 mmHg
N: 120 x/menit
S: 39,4 ºC
RR: 30x/menit
WBC 18.900 cells/mm3
Kriteria Sepsis
SIRS adalah respon inflamasi
sistemik terhadap suatu kondisi
klinis yang ditandai oleh 2 atau
lebih gejala berikut ini.
Suhu >38oC atau <36oC.
Denyut Nadi >90 kali per menit
40
Respirasi >20 kali per menit
PaCo2 <32 mmHg
WBC Count >12.000 cells/mm3,
<4.000 cells/mm3 atau >10% band
cells
SEPSIS adalah adanya SIRS yang
disebabkan oleh proses infeksi
yang dibuktikan dengan
pemeriksaan kultur darah.
41
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Karsinoma Tiroid
Karsinoma tiroid berasal dari sel folikel tiroid. Keganasan tiroid dikelompokan
menjadi karsinoma tiroid berdiferensiasi baik, yaitu bentuk papiler, folikuler, atau campuran
keduanya, karsinoma medular yang berasal dari sel parafolikular, dan karsinoma
berdiferensiasi buruk atau disebut juga anaplastik. Karsinoma sekunder pada kelenjar tiroid
sangat jarang dijumpai. Perubahan dari struma endemic menjadi karsinoma anaplastik dapat
terjadi terutama pada usia lanjut. Fokus karsinoma tampaknya muncul secara de novo diantara
nodul dan bukan di dalamnya.(1)
Benign Folicular Adenoma
Malignant
Primer
Differentiated
Follicular Adenocarcinoma
Papillary Adenocarcinoma
Undifferentiated
Anaplastic
Parafollicular Cell
Medullary Adenocarcinoma
Lyphoid Cell
Lymphoma
SecondaryMetastatic
Local Indfiltration
(Classification of Thyroid Neoplasma).(2)
Radiasi daerah leher merupakan salah satu faktor resiko yang penting. Lebih kurang
25% orang yang pernah menerima radiasi di leher pada usia muda suatu saat akan
meperlihatkan nodul kelenjar tiroid berupa adenokarsinoma tiroid, terutama tipe papiler.
Risiko menderita karsinoma tiroid akibat radiasi biasanya juga bergantung terhadap usia. Bila
radiasi terjadi diatas usia 20 tahun, korelasi resikonya menjadi kurang bermakna. Masa laten
42
mungkin lama sekali, sampai puluhan tahun seperti yang terlihat pada penduduk Hiroshima
dan penderita lain yang mengalami radiasi bentuk apapun pada lehernya.(1)
1. Umur <20 tahun dan >50 tahun
2. Riwayat terpapar radiasi pada leher
3. pembesaran kelenjar tiroid yang cepat
4. Struma dengan suara parau
5. Disfagia
6. Nyeri spontan
7. Riwayat keluarga menderita kanker
8. Struma hyperplasia yang tetap membesar setelah diobati dengan tiroksin
9. Sesak napas
(Kecurigaan Keganasan pada kelenjar tiroid).(1)
Patologi
Tumor dapat berupa nodul lunak, tetapi sering pula berupa tumor keras.
Adenokarsinoma papiler 605 bersifat multisentrik dan 50% enderita memperlihatkan sarang
ganas di lobus homolateral dan lobus kontralateral. Tumor ini mula-mula bermetastasis ke
kelenjar limfe regional dan akhirnya dapat terjadi metastasis hematogenik. Sebaliknya,
adenokarsinoma folikular bersifat unifokal dan jarang bermetastasis ke kelenjar limfe leher.
Jenis ini lebih sering menyebar secara hematogenik ke tulang dan paru.
Adenokarsinoma medular berasal dari sel parafolikular sehingga kadang
mengeluarkan kalsitonin (sel APUD). Kadang terdapat hubungan dengan adenoma endokrin
lain dalam bentuk syndrome MEN II (multiple endocrine neoplasia IIa). Pada tahap dini, juga
dapat terjadi metastasis ke kelenjar limfe regional.
Adenokarsinoma anaplastik yang jarang ditemukan merupakan jenis tumor yang
sangat ganas atau agresif, bertumbuh cepat, dengan infiltrasi masif ke jaringan sekitarnya.
Pada tahap dini sudah terjadi penyebaran secara hematogen dan penyembuhan jarang terjadi.
Karsinoma anaplastik sering menimbulkan kesulitan bernapas karena infiltrasi ke trakea
sampai dengan lumen yang ditandai dengan dispnoe dan stridor inspirasi.
Infiltrasi karsinoma tiroid bisa ditemukan di trakea, laring, faring, esophagus, nervus
recurens, pembuluh darah karotis, vena jugularis, dan struktur lain dalam leher dan kulit.
43
Metastasis limfogenik dapat meliputi semua region leher sedangkat metastasis hematogen
ditemukan, terutama diparu, tulang, otak, dan hati.(1)
(Isolated swelling in the upper pole of the right thyroid lobe).(2)
Diagnosis
Kebanyakan karsinoma tiroid bermanifestasi sebagai struma mononodular dan
multinodular. Sekitar 25% nodul tunggal yang muncul merupakan karsinoma tiroid. Oleh
karena itu, jika menghadapi penderita dengan nodul tiroid tunggal, perlu dipertimbangkan
faktor resiko dan cirri keganasan lain.
Untuk menentukan stadium karsinoma tiroid, biasanya digunakan klasifikasi TNM
yang menggambarkan tahap pertumbuhan dan penyebarannya.
Pada Pemeriksaan, gambaran local tiroiditis granulomatosa atau struma
menggambarkan karsinoma, dan tidak mudah untuk menyingkirkan kemungkinan keganasa
dari struma multinodular atau mononodular, pada pasien laki-laki usia muda, keganasan harus
selalu dicurigai. Kegagalan uptake dari radioiodine adalah cirri khas dari semua karsinoma
tiroid, walaupun pada karsinoma yang berdiferensiasi dapat juga menguptake I131 walaupun
jarang. Kadar TSH dapat meningkat pada karsinoma tiroid. USG digunakan untuk melihat
nodul kistik atau padat, Foto thoraks untuk meihat penyebaran karsinoma tiroid, Ct scan
digunakan untuk melihat metastasis dan penyebaran ke kelenjar limfe. Diagnosis pasti
ditegakan dengan fine needle aspiration biopsy kecuali pada karsinoma folikular.(1,2)
44
Adenokarsinoma Papilar
Adenokarsinoma papilar merupakan jenis karsinoma tiroid yang paling sering terjadi
dan memiliki prognosis yang paling baik dibandingkan jenis keganasan tiroid lain. Walaupun
telah ada metastasis pada kelenjar limfe regional namun dengan pengobatan yang baik, dapat
tercapai ketahanan hidup sampai 20 tahun atau lebih. Tumor ini jarang bermetastasis secara
hematogen namun terdapat 10% kasus yang bermetastasis jauh.
Secara makroskopis merupakan tumor tidak berkapsul berbatas tegas dengan
gambaran kistik. Kaslifikasi atau osifikasi. Sebagian besar disertai pembesaran kelenjar getah
bening kiri.
Pada anamnesis akan didapatkan keluhan terdapatnya benjolan pada leher yang
tumbuh sangat lambat dan bila tumornya besar terdapat keluhan desakan mekanis terhadap
trachea dan esofagus. Pada pemeriksaan fisik tumor biasanya bisa terihat dan dipalpasi
dengan mudah, yang menjadi khas adalah tumor ini bergerak dengan gerakan menelan.
45
Karsinoma Folikular
Karsinoma folikular umumnya timbul pada usia lebih tua, paling sering usia 49-59
tahun. Dan jarang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. Angka kejadiannya 5-20% dari
semua keganasan tiroid.
Metastasis in the left parietal bone from a carcinoma ofthe thyroid (courtesy of Professor A.K. Toufeeq, Lahore).(2)
Metastasis in the humerus from a carcinoma of thethyroid (courtesy of D.S. Devadatta, Vellore, India).
Kadang ditemukan adanya tumor soliter besar di tulang seperti di tulang tengkorak
atau humerus yang mungkin merupakan metastasis jauh dari adenokarsinoma folikuler
sementara tumor primer pada tiroidnya pada awalnya tidak ditemukan karena kecil dan tanpa
gejala.(1)
46
Histology of papillary thyroid carcinoma showing typical papillary projections and empty (Orphan Annie-eyed) nuclei (courtesy of Dr S.W.B. Ewen, Aberdeen, UK).(2)
Histology of follicular thyroid carcinoma showing vascular (red arrow) and capsular (black arrow) invasion (courtesy of DrS.W.B. Ewen, Aberdeen, UK).(2)
Adenokarsinoma medullar
Karsinoma medullar merupakan 5-10% dari semua keganasan pada kelenjar tiroid,
berasal dari sel parafolikular, atau sel C yang memproduksi tirokalsitonin. Kadang dihasilkan
pula CEA. Tumor ini terutama didapat pada usia diatas 40 tahun, tetapi juga ditemukan pada
usia yang lebih muda bahkan pada anak, dan biasanya disertai gangguan endokrin lainnya.
Adenokarsinoma Anaplastik
Karsinoma anaplastik didapatkan pada 5-15% dari keganasan tiroid dan lebih sering
ditemukan pada decade 6 sampai 8 kehidupan, khususnya wanita. Pada umumnya berawal
dari pembesaran kelenjar tiroid yang sudah ada dalam waktu lama, tiba-tiba membesardalam
waktu cepat disertai nyeri yang menjalar ke telinga dan suara parau. Tumor ini sangat ganas,
terdapat terutama pada usia lanjut, dan lebih banyak pada wanita. Tumor tumbuh progresif,
mengadakan invasi ke struktur sekitarnya. Sebagian tumor terjadi pada struma nodosa lama
47
yang kemudian membesar dengan cepat. Tumor ini sering disertai nyeri dan nyeri alih ke
daerah telinga dan suara serak karena infiltrasi ke n.rekurens. karsinoma anaplastik memiliki
prognosis yang sangat buruk dan kebanyakan penderita meninggal dalam waktu 1 tahun sejak
pertama kali didiagnosis.
Terapi
Pada adenokarsinoma berdiferensiasi baik usia muda, unilateral baik usia muda,
unilateral, berdiameter kecil dan tidak menyebar ke kelenjar leher, istmolobektomi
(hemitiroidektomi) dapat dipertimbangkan. Bila skornya buruk, dipertimbangkan tiroidektomi
total. Jika terdapat pembesaran kelenjar limfe leher, sehingga harus dilakukan tiroidektomi
totaldisertai diseksi kelenjar leher pada sisi yang sama.
Diseksi leher merupakan pengangkatan semua kelenjar limfe leher dan pleksus
limfatikusnya. Bila tidak ada infiltrasi struktur diluar kelenjar getah bening, diseksi dibatasi
pada kelenjar getah bening dan pleksusnya saja., artinya otot sternocleidomastoideus, nervus
asesorius, dan vena jugularis interna tidak turut diangkat. Diseksi yang disebut functioning
radikal neck dissetion ini menguntungkan karena dapat menghindari terjadinya atrofi otot
trapezius akibat terputusnya nervis assesorius ketika otot sternocleidomastoideus diangkat.
Dengan demikian leher dan bahu tidak terganggu secara kosmetik dan fungsi.(1)
48
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang
dilakukan terhadap pasien pada awal perawatan, ditetapkan masalah utama pasien adalah
space occupying lesion pada temporal dextra yang akan direncanakan untuk dilakukannya
operasi pengangkatan tumor tersebut. Namun untuk mencapai tindakan operasi, diperlukan
penanganan untuk masalah pasien yang lain seperti anemia, keadaan tirotoksikosis, dan
keratitis eksposure pada pasien, dimana hal ini memerlukan multidisiplin ilmu yang
melibatkan internist, ophthalmologist, dan anastesiologist. Keadaan umum pasien yang
lemah, kondisi yang semakin menurun dapat disebabkan infeksi nosokomial serta perjalanan
penyakit pasien sendiri, juga membuat Hal ini lah yang membuat diperlukannya waktu yang
lama pasien berada di ruang perawatan.
Setelah dilakukan Craniotomi dekompresi dan tumor removal dengan indikasi
terapetik dan diagnostic, keadaan umum pasien membaik. Dan setelah dilakukan pemeriksaan
patologi anatomi terhadap jaringan massa di tulang temporal di dapatkan suatu metastasis dari
karsinoma folikular tiroid yang juga di dukung oleh pemeriksaan USG tiroid. Rencana
pengelolaan pasien setelah ini adalah sesuai dengan penatalaksanaan Karsinoma folikular
tiroid dengan metastasis yaitu memastikan dengan FNAB dan menentukan akan dilakukan
tyroidektomi total atau tidak. Untuk itu pasien di rujuk.
49
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat,R & deJong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC Penerbit
Buku Kedokteran.2012.
2. O’Connell P, Bulstrode CJK, Williams NS. Bailey & love’s Short Practice of Surgery.
Ed/25. UK: Holder Education, an Hachette UK company: 2008.
3. Buku Ajar Patologi Volume 2 Edisi 7. Jakarta : EGC Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia. 2007.
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
keempat. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2006.
5. Snell RS. Clinical Anatomy 7th Edition: lippincot William Williams & wilkins, United
states of America:2004
6. Sabiston, David C. 1994. Buku Ajar Bedah Bagian 1. EGC : Jakarta
7. Ilyas S, Ikhtisarr ilmu penyakit mata. Jakarta: Balai penerbit fakultas kedokteran
universitas Indonesia: 2009
50