Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

download Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

of 26

Transcript of Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    1/26

    1

    STATUS PENDERITA

    I. DATA PRIBADI

    Nama : Tn. FE

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Umur : 64 tahun

    Bangsa : Indonesia

    Suku : Banjar

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Pensiunan

    Status : Kawin

    Alamat : Desa Usih Bintang ARA, Tanjung.

    MRS : 12 Oktober 2012

    II. ANAMNESIS

    Alloanamnesa dengan anakpasien tanggal 12 Oktober 2012

    Keluhan Utama : Penurunan kesadaran

    Keluhan yang berhubungan dengan keluhan utama : kelemahan tangan

    dan kaki kiri, pusing, muntah.

    Perjalanan Penyakit : menurut keluarga os, os tidak sadarkan diri sejak

    tanggal 10 Oktober 2012. Os tidak sadarkan diri di pagi hari, saat tidur.

    Sehingga dibawa ke RS Tanjung. Saat kesadaran mulai membaik, Os tidak

    dapat berjalan dan sulit berbicara. Os tidak mengalami kejang, tetapi sejak

    tanggal 9 oktobeer 2012 pada malam hari, os mengeluhkan pusing dan

    beberapa kali muntah, tetapi setelah terjadi penurunana kesadaran sampai os

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    2/26

    2

    masuk rumah sakit, os sudah tidak muntah lagi. Os juga tidak dapat

    berbicara dan tidak dapat menggerakkan tangan dan kakinya. Os pernah

    riwayat stroke pada tahun 2005 di tangan dan kaki kanan, tetapi sembuh dan

    bisa berjalan kembali.

    Riwayat Penyakit Dahulu : Penderita memiliki riwayat penyakit lain

    seperti Hipertensi, Stroke pada tahun 2005, Diabetes Melitus (DM), TBC

    (2010, dinyatakan sembuh).

    Intoksikasi : Tidak ditemukan riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan

    dan minuman.

    Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada riwayat penyakit DM, Hipertensi

    maupun sakit serupa.

    Keadaan Psikososial : Penderita tinggal bersama istri dan dua orang

    anaknya.

    III. STATUS INTERNE SINGKAT

    Keadaan Umum : Tekanan Darah : 180/90 mmHg

    Nadi : 96 kali /menit

    Respirasi : 20 kali/menit dengan O2 2 lpm

    Suhu : 36, 3oC

    Kepala/Leher :

    - Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik- Mulut : Mukosa bibir basah, sekret kuning kental (+)- Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    3/26

    3

    Thoraks

    - Pulmo : Bentuk dan pergerakan simetris, suara napas vesikuler,

    wheezing dan ronki tidak ada.

    - Cor : BJ I/II tunggal, tidak ada bising

    Abdomen : Tampak cembung, hepar dan lien tidak teraba, perkusi

    timpani, bising usus normal

    Ekstremitas : Atrofi (-), edema(-), parase (+) sinistra, akral hangat

    IV. STATUS PSIKIATRI SINGKATEmosi dan Afek : Hipothym

    Proses Berfikir : sulit dievaluasi

    Kecerdasan : sulit dievaluasi

    Penyerapan : sulit dievaluasi

    Kemauan : sulit dievaluasi

    Psikomotor : hipoaktif

    V. NEUROLOGISA. Kesan Umum:

    Kesadaran : Compos mentis, GCS 3-2-5

    Pembicaraan : Disartri : (-)

    Monoton : (-)

    Scanning : (-)

    Afasia : Motorik : (-)

    Sensorik : (-)

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    4/26

    4

    Anomik : (-)

    Kepala:

    Besar : Normal

    Asimetri : (-)

    Sikap paksa : (-)

    Tortikolis : (-)

    Muka:

    Mask/topeng : (-)

    Miophatik : (-)

    Fullmooon : (-)

    B. Pemeriksaan Khusus1.Rangsangan Selaput Otak

    Kaku Tengkuk : (-)

    Kernig : (-)/(-)

    Laseque : (-)/(-)

    Bruzinski I : (-)

    Bruzinski II : (-)/(-)

    2. Saraf Otak

    Kanan Kiri

    N. Olfaktorius

    Hyposmia (sde) (sde)

    Parosmia (sde) (sde)

    Halusinasi (sde) (sde)

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    5/26

    5

    N. Optikus Kanan Kiri

    Visus normal normal

    Yojana Penglihatan normal normal

    Funduskopi tdl tdl

    N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens

    Kanan Kiri

    Kedudukan bola mata tengah kiri

    Pergerakan bola mata ke

    Nasal : sde sde

    Temporal : sde sde

    Atas : sde sde

    Bawah : sde sde

    Temporal bawah : sde sde

    Eksopthalmus : - -

    Celah mata (Ptosis) : - -

    Pupil

    Bentuk bulat bulat

    Lebar 2 mm 2 mm

    Perbedaan lebar isokor isokor

    Reaksi cahaya langsung (+) (+)

    Reaksi cahaya konsensuil (+) (+)

    Reaksi akomodasi (+) (+)

    Reaksi konvergensi (+) (+)

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    6/26

    6

    N. Trigeminus

    Kanan Kiri

    Cabang Motorik

    Otot Maseter Normal Normal

    Otot Temporal Normal Normal

    Otot Pterygoideus Int/Ext Normal Normal

    Cabang Sensorik

    I. N. Oftalmicus Normal NormalII. N. Maxillaris Normal NormalIII.N. Mandibularis Normal NormalRefleks kornea langsung Normal Normal

    Refleks kornea konsensuil Normal Normal

    N. Facialis

    Kanan Kiri

    Waktu Diam

    Kerutan dahi sama tinggi

    Tinggi alis sama tinggi

    Sudut mata sama tinggi

    Lipatan nasolabial simetris

    Waktu Gerak

    Mengerutkan dahi tidak sama tinggi

    Menutup mata (+) (+)

    Bersiul tidak sama tinggi

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    7/26

    7

    Memperlihatkan gigi tidak sama tinggi

    Pengecapan 2/3 depan lidah normal

    Sekresi air mata tdl

    Hyperakusis normal normal

    N. Vestibulocochlearis

    Vestibuler

    Vertigo : (-)

    Nystagmus : (-)

    Tinitus aureum :Kanan: (-) Kiri : (-)

    Cochlearis : tdl

    N. Glossopharyngeus dan N. Vagus

    Bagian Motorik:

    Suara : sulit mengeluarkan

    suara

    Menelan : sulit

    Kedudukan arcus pharynx : lebih rendah/normal

    Kedudukan uvula : di tengah

    Pergerakan arcus pharynx : lebih rendah/normal

    Detak jantung : Normal

    Bising usus : Normal

    Bagian Sensorik:

    Pengecapan 1/3 belakakang lidah : Normal

    Refleks muntah: (+)

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    8/26

    8

    Refleks palatum mole: (+)

    N. Accesorius

    Kanan Kiri

    Mengangkat bahu sde sde

    Memalingkan kepala sde sde

    N. Hypoglossus

    Kedudukan lidah waktu istirahat : ke kiri

    Kedudukan lidah waktu bergerak : ke kanan

    Atrofi : tidak ada

    Kekuatan lidah menekan pada bagian : kurang kuat/kuat

    Fasikulasi/Tremor pipi (kanan/kiri) : -/-

    3. Sistem Motorik

    Kekuatan Otot

    sde

    Tubuh : Otot perut : normal

    Otot pinggang : normal

    Kedudukan diafragma : Gerak : normal

    Istirahat : normal

    Lengan (Kanan/Kiri)

    M. Deltoid : sde

    M. Biceps : sde

    M. Triceps : sde

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    9/26

    9

    Fleksi sendi pergelangan tangan : sde

    Ekstensi sendi pergelangan tangan : sde

    Membuka jari-jari tangan : sde

    Menutup jari-jari tangan : sde

    Tungkai (Kanan/Kiri)

    Fleksi artikulasio coxae : sde

    Ekstensi artikulatio coxae : sde

    Fleksi sendi lutut : sde

    Ekstensi sendi lutut : sde

    Fleksi plantar kaki : sde

    Ekstensi dorsal kaki : sde

    Gerakan jari-jari kaki : sde

    Besar Otot:

    Atrofi : -

    Pseudohypertrofi : -

    Respon terhadap perkusi : normal

    Palpasi Otot:

    Nyeri : -

    Kontraktur : -

    Konsistensi : Normal

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    10/26

    10

    Tonus Otot:

    Lengan Tungkai

    Kanan Kiri Kanan Kiri

    Hipotoni - + - +

    Spastik - - - -

    Rigid - - - -

    Rebound - - - -

    phenomen

    Gerakan Involunter

    Tremor : Waktu Istirahat : -/-

    Waktu bergerak : -/-

    Chorea : -/-

    Athetose : -/-

    Balismus : -/-

    Torsion spasme : -/-

    Fasikulasi : -/-

    Myokimia : -/-

    Koordinasi : tdl

    Gait dan station : tdl

    4. Sistem SensorikKanan/kiri

    Rasa Eksteroseptik

    Rasa nyeri superfisial : normal/normal

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    11/26

    11

    Rasa suhu : normal/normal

    Rasa raba ringan : normal/normalRasa Proprioseptik

    Rasa getar : normal/normal

    Rasa tekan : normal/normal

    Rasa nyeri tekan : normal/normal

    Rasa gerak posisi : normal/menurun

    Rasa Enteroseptik

    Refered pain : tidak ada

    Rasa Kombinasi

    Streognosis : Normal

    Barognosis : Normal

    Grapestesia : Normal

    Two point tactil discrimination : Normal/Normal

    Sensory extimination : Normal/Normal

    Loose of Body Image : tidak ada

    Fungsi luhur

    Apraxia : Tidak ada

    Alexia : Tidak ada

    Agraphia : Tidak ada

    Fingerognosis : Tidak ada

    Membedakan kanan-kiri : Tidak ada

    Acalculia : Tidak ada

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    12/26

    12

    5. Refleks-refleks

    Reflek kulit

    Refleks kulit dinding perut : normal

    Refleks cremaster :Tdl

    Refleks gluteal : Tdl

    Refleks anal : Tdl

    Refleks Tendon/Periosteum (Kanan/Kiri):

    Refleks Biceps : +1/0

    Refleks Triceps : +10

    Refleks Patella : +1/0

    Refleks Achiles : +1/0

    Refleks Patologis :

    Tungkai

    Babinski : -/- Chaddock : -/-

    Oppenheim : -/- Rossolimo : -/-

    Gordon : -/- Schaffer : -/-

    Lengan

    Hoffmann-Tromner : -/-

    Reflek Primitif: Grasp (-)

    Snout (-)

    Sucking (-)

    Palmomental (-)

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    13/26

    13

    6. Susunan Saraf Otonom

    Miksi : inkontinensi (-) Defekasi : konstipasi (+)

    Sekresi keringat : normal

    Salivasi : normal

    Ggn tropik : Kulit, rambut, kuku : (-)

    7. Columna Vertebral is

    Kelainan Lokal

    Skoliosis : tidak ada

    Khypose : tidak ada

    Khyposkloliosis : tidak ada

    Gibbus : tidak ada

    Nyeri tekan/ketuk : tidak ada

    Gerakan Servikal Vertebra

    Fleksi : normal

    Ekstensi : normal

    Lateral deviation : normal

    Rotasi : normal

    Gerak Tubuh : tdl

    8. Pemeriksaan Tambahan

    Hasil laboratorium :

    DARAH RUTIN

    ParameterHasil

    PemeriksaanNilai Normal Pria

    Hemoglobin 14,4 14,0-18,0 g/dl

    Leukosit 14,7 4,0-10,5 Ribu/ul

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    14/26

    14

    Eritrosit 5,29 4,5-6,0 juta/ul

    Hematokrit 45,5 40-50%

    RDW-CV 14,3 11.5-14.7%MCV 86,2 80,0-97,0 fL

    MCH 27,2 27.0-32.0 pg

    MCHC 31,6 32,0-38,0 %

    GDS 146

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    15/26

    15

    RESUME1. ANAMNESIS :

    Telah dilakukan alloanamnesa pada pasien laki-laki, Tn. FE 64 tahun,

    masuk dengan penurunan kesadaran, sulit berbicara, kelumpuhan

    ekstremitas kiri, dan pusing. Pasien juga mengalami kekakuan pada bagian

    wajah sebelah kiri. Ada riwayat stroke tahun 2005.

    2. PEMERIKSAAN

    Interna

    Kesadaran : Somnolen, GCS 3-2-5

    Tekanan darah : 180/90 mmHg

    Nadi : 96 kali/menit

    Respirasi : 20 kali/menit dengan Oksigen 2 lpm

    Suhu : 36,3

    o

    C

    Kepala/Leher : tidak ada kelainan

    Thorax : tidak ada kelainan

    Abdomen : tidak ada kelainan

    Ekstremitas : parese pada ekstremitas kiri

    Status psikiatri : tidak ada kelainan

    Status Neurologis

    Kesadaran : somnolen, GCS 3-2-5

    Pupil isokor, diameter 2/2mm refleks cahaya +/+, gerak mata normal

    Rangsang selaput otak; normal, tak ada kelainan

    Saraf kranialis : Parese N VII

    Reflek fisiologis BPR : +1/0, TPR: +1/0, KPR : +1/0, APR : +1/0

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    16/26

    16

    Refleks patologis tidak ada

    Susunan saraf otonom : tidak ada kelainan Columna Vertebralis tidak ada kelainan

    Pemeriksaan Tambahan

    Hasil CT-Scan kepala :

    Gambaran hipodens pada bagian temporo-ocipitalis kanan 2 slice

    Kesan : infark serebral

    Hasil Laboratorium :

    DARAH RUTIN

    ParameterHasil

    PemeriksaanNilai Normal Pria

    Hemoglobin 14,4 14,0-18,0 g/dl

    Leukosit 14,7 4,0-10,5 Ribu/ul

    Eritrosit 5,29 4,5-6,0 juta/ul

    Hematokrit 45,5 40-50%

    RDW-CV 14,3 11.5-14.7%MCV 86,2 80,0-97,0 fL

    MCH 27,2 27.0-32.0 pg

    MCHC 31,6 32,0-38,0 %

    GDS 146

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    17/26

    17

    Diagnosis Topis : hemisfer dextra

    Diagnosis Banding : Stroke hemoragik

    4. PENATALAKSANAANIVFD RL 20 tts/menit

    Inj. Meropenem 2x1

    Inj. Brain act 2x500 mg

    Inj. Revolan 2x3mg

    Inj. Alinamin F 1x1

    Inj. Candesartan 1x8 mg i.m

    Inj. Farmadol 3x1

    Nimico drop 4x1 cc

    Laxadyn syr 3x1 cth

    Diet Sonde 6x100cc

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    18/26

    18

    PEMBAHASAN

    Telah dilakukan pemeriksaan pada seorang pria berusia 64 tahun dengan

    diagnosa klinis penurunan kesadaran dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 2

    hari yang lalu. Mual (-), riwayat muntah (+), kejang (-), pelo (+). Penderita

    memiliki riwayat TBC, DM, Hipertensi dan riwayat stroke tahun 2005.

    Menurut definisi WHO stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan

    fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan

    cepat, berlangsung lebih 24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya

    penyebab selain daripada gangguan vaskular (1).

    Penyakit ini timbul akibat lesi vaskular di susunan saraf merupakan

    penyebab kematian nomor tiga dalam urutan daftar penyebab kematian di

    Amerika serikat sebagai masalah kesehatan (2).

    Stroke diklasifikasikan sebagai berikut (1,3):

    1. Berdasarkan kelainan patologis

    a. Stroke hemoragik

    1) Perdarahan intra serebral

    2) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)

    b. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)

    1) Stroke akibat trombosis serebri

    2) Emboli serebri

    3) Hipoperfusi sistemik

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    19/26

    19

    2. Berdasarkan waktu terjadinya

    1) Transient Ischemic Attack(TIA)

    2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit(RIND)

    3) Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke

    4) Completed stroke

    3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler

    1) Sistem karotis

    a. Motorik : hemiparese kontralateral, disartria

    b. Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesia

    c. Gangguan visual : hemianopsia homonim kontralateral,

    amaurosis fugaks

    d. Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia

    2) Sistem vertebrobasiler

    a. Motorik : hemiparese alternans, disartria

    b. Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia

    c. Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia

    Stroke iskemik (Stroke Non Hemoragik) secara patogenitas dapat dibagi

    menjadi (4):

    a. Stroke trombotik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan olehkarena trombosis di arteri karotis interna secara langsung masuk

    ke arteri serebri media.

    b. Stroke embolik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan olehkarena emboli yang pada umunya berasal dari jantung.

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    20/26

    20

    Gejala utama GPDO iskemik akibat trombosis serebri ialah timbulnya

    defisit neurologik secara mendadak/sub akut, didahului gejala prodromal, terjadi

    pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tidak menurun.

    Biasanya terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. Pada fungsi lumbal, liquor

    serebrospinalis jernih, tekanan normal dan eritrosit kurang dari 500. Pada

    pemeriksaan scan tomografik dapat disaksikan adanya daerah hipodens yang

    menunjukkan infark atau iskemik dan edema (1).

    Gejala-gejala pada penyumbatan pembuluh darah berbeda-beda

    tergantung pembuluh darah mana yang tersumbat. Pada penyumbatan arteri

    serebri media terdapat hemiparesis yang sama. Hal ini terjadi jika sumbatan di

    pangkal arteri, bila tidak di pangkal maka lengan lebih menonjol. Gejala yang lain

    adalah hemihipestesia, gangguan fungsi luhur pada korteks hemisfer dominan

    yang terserang antara lain afasia motorik/sensorik (1).

    Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang

    disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul

    bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu. Gejala-gejala itu antara lain

    bersifat (1):

    a. Sementara

    Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan

    hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic

    attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau

    malah menetap.

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    21/26

    21

    b. Sementara,namun lebih dari 24 jam

    Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut Reversible Ischemic Neurologic

    Defisit(RIND).

    c. Gejala makin lama makin berat (progresif)Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat yang disebut

    progressing stroke atau stroke inevolution

    d. Sudah menetap/permanen

    Ada beberapa faktor resiko pada stroke hemoragik maupun stroke non

    hemoragik. Adapun yang dimaksud dengan faktor resiko ialah faktor yang

    menyebabkan seseorang lebih rentan / mudah mengalami GPDO (baik iskemik

    maupun hemoragik). Faktor resiko yang dibagi menjadi (1,2):

    a. Faktor resiko yang tidak dapat diubahUsia tua, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga, riwayat stroke.

    b. Faktor resiko yang dapat diubah

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    22/26

    22

    Hipertensi, diabetes mellitus, merokok, alkohol, kontrasepsi oral,

    hiperurisemia, dislipidemia.

    Pada pasien ini didapatkan adanya gejala-gajala defisit neurologik yang

    mendadak tanpa adanya trauma kepala yaitu penurunan kesadaran, kelumpuhan

    ekstremitas kiri, tidak ada kejang, mual. Hal ini menunjukkan bahwa pada kasus

    ini penderita mengalami stroke non hemoragik. Hal ini didukung pula dengan

    hasil pemeriksaan fisik dimana tidak ada kejang, perdarahan retina dan tidak pula

    didapatkan adanya tanda-tanda rangsangan meningeal. Akan tetapi, terjadinya

    penurunan kesadaran dapat didiagnosis dengan stroke hemoragik.

    Pada penderita ini juga didapatkan parese nervus cranialis yaitu N VII

    dan NXII yang ditandai dengan lipatan nasolabial yang tidak simetris saat

    meringis ketika dirangsang nyeri di mana bagian kiri lebih rendah daripada bagian

    kanan. Selain itu juga ditemukan deviasi lidah ke kiri dan tidak kuat menahan

    tekanan pada pipi kanan. Hasil pemeriksaan CT scan menunjukkna lesi hipodens

    di lobus parietal A. Cerebri media. Hal ini menujukkan adanya infark yang meluas

    sehingga dapat ditarik diagnosis sebagai stroke non hemoragik.

    Penderita ini berumur 64 tahun. Pada penderita ini terjadi serangan yang

    kedua, yang pertama pada tahun 2005 dan tidak meninggalkan gejala sisa.

    Penderita ini mempunyai riwayat DM dan hipertensi. Selain DM, aterosklerosis,

    hiperlipidemia, obesitas, usia tua, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah tepi,

    obat-obat tertentu jua menjadi faktor resiko GPDO (1). Pada penderita ini yang

    termasuk faktor resiko adalah Riwayat Hipertensi, DM, riwayat stroke, jenis

    kelamin pria, merokok, dan usia tua.

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    23/26

    23

    Pada pasien ini diberikan pengobatan IVFD RL 20 tpm, inj. Meropenem,

    inj. Brain act, inj. Revolan, inj. Alinamin F, inj. Candesartan, farmadol, nimico

    drop, laxadyn sirup, dan nebul ventolin. Infus RL digunakan untuk menjaga

    keseimbangan cairan dan elektrolit. Sasaran pengobatan stroke non hemoragik

    pada fase akut adalah menyelamatkan neuron jangan sampai mati dan agar proses

    patologik lainnya tidak mengancam fungsi otak. Respirasi harus bagus (jalan

    nafas bersih dan longgar). Karena pasien ini batuk dan jalan nafas tidak lancar

    karena penumpukan sekret, maka diberikan nebul ventolin untuk mengencerkan

    sekret. Tekanan darah dipertahankan pada tingkat optimal, pada pasien ini

    diberikan candesartan sebagai antihipertensi yakni golonganAngiotensin Reseptor

    Blocker (ARB). Selain itu juga perlu dipantau gula darah dan keseimbangan

    cairan, penggunaan obat yang memulihkan metabolisme otak.

    Pengobatan yang diberikan pada pasien ini sudah sesuai dengan kriteria

    pengobatan stroke non hemoragik pada fase akut karena Infus RL digunakan

    untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Brain act berguna untuk

    mengobati kehilangan kesadaran pada stadium akut infark serebral, mempercepat

    rehabilitasi ekstremitas atas pada pasien dengan hemiplegia pasca apopleksi.

    Revolan dan Alinamin berguna sebagai neuroprotektor. Pada pasien ini

    diharuskan bed rest total sampai perbaikan keadaan umum dapat dicapai. Untuk

    fase pasca akut, penderita disarankan untuk menjalani Rehabilitasi Medik sebagai

    upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita baik fisik maupun mental

    dengan fisioterapi, dan psikoterapi (2).

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    24/26

    24

    Pasien diberikan injeksi meropenem sebagai antibiotik, farmadol sebagai

    antipiretik, dan nimico drop untuk mengatasi kandidiasis oris. Laxadyn diberikan

    sebagai pelunak tinja karena pasien sudah tidak buang air besar selama 7 hari.

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    25/26

    25

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Aliah A, Kuswara FF, Limoa RA, Wuysang G. Gambaran Umumtentang GPDO. Dalam : Harsono ed. Kapita Selekta Neurologi.

    Yogjakarta: UGM Press, 2000; 84-89.

    2. Mardjono M, Sidartha P, Mekanisme Gangguan Vaskular SusunanSarafdalam Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat, 1997; 268-301

    3. Goetz Christopher G. Cerebrovascular Diseases. In : Goetz: Textbook ofClinical Neurology, 3rd ed. Philadelphia : Saunders. 2007.

    4. Chandra, B. Stroke. Dalam : Neurologi Klinik. Surabaya : FK UNAIR,1994; 28-32.

    5. Widjaja D, Budiarto G, Baoezier F, Poerwadi T, Anggraini R. Seksigangguan pembuluh darah otak dalam Pedoman diagnosis dan terapi

    Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf RSUD Dr. Soetomo. Jakarta: RSUD Dr.

    Soetomo, 1994; 19-42.

    6. Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. Penyaki Serebrovskular danNyeri Kepala. Dalam : Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses PenyakitBuku 2. EGC, Jakarta. 1995, 964 972

  • 7/28/2019 Lapsus Hana SNH (Dr Oscar)

    26/26

    Laporan Kasus

    STROKE NON HEMORAGIK

    Oleh

    Crashana Siregar, S. Ked

    I1A008072

    Pembimbing

    dr. Oscar Nurhadi, Sp. S

    BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT SARAF

    FKUNLAM-RSUD PENDIDIKAN ULIN

    BANJARMASIN

    Oktober, 2012