Bab i Tumor Kolon

download Bab i Tumor Kolon

of 36

Transcript of Bab i Tumor Kolon

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    1/36

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh

    dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI,2008 : 268). Usus

    besar adalah bagian dari sistem pencernaa dimana materi yang dibuang disimpan. Rectum

    adalah ujung dari usus besar dekat dengan anus. Bersamaan mereka membentuk suatu pipa

    panjang yang berotot yang disebut usus besar. Tumortumor usus besar dan rektum adalah

    pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya dari dinding dalam dari usus besar.

    Tumor jinak dari usus besar disebut polip. Tumor ganas dari usus besar disebut

    kanker. Polip jinak tidak menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau menyebar ke

    bagian-bagian lain tubuh. Polip jinak ini dapat diangkat dengan mudah sewaktu

    colonoscopy dan tidak mengancam nyawa. Namun, jika polip-polip jinak ini tidak diangkat

    dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas dan bersifat kanker melalui waktu.

    Kebanyakan kanker usus dipercaya telah berkembang dari polip. Kanker usus besar dan

    rektum juga disebut sebagai kanker kolorektal, dapat menyerang dan merusak jaringan-

    jaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar serta

    menyebar pada bagian-bagian lain tubuh seperti hati dan paru-paru dimana tumor-tumor

    baru terbentuk. Peyebaran kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kankerkolorektal, suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.

    Masalah kanker kolorektal menggambarkan masalah kesehatan masyarakat yang

    cukup besar, terutama di negara-negara berkembang. Frekuensi kanker kolorektal

    menduduki peringkat ke tiga pada pria dan peringkat ke dua pada wanita dari semua

    penyakit karsinoma. Angka kematian pada pria dan wanita dengan kanker kolorektal kurang

    lebih sama, dengan rasip 1.05 : 1.00. Berdasarkan surveilans epidimiologi, angka bertahan

    hidup 5 tahun (5-year survival rate) di USA adalah 61%, sedangkan di Eropa 41%, India

    42%, Cina dan Negara-negara berkembang sekitar 32%. Beberapa factor yang dianggap

    berperan meningkatkan resiko kanker kolorektal adalah factor diet, usia, intake energy

    berlebihan, kurangnya aktifitas fisik, tingginya kolesterol darah, kebiasaan merokok dan

    obesita

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    2/36

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II.1. ANATOMI USUS BESAR / KOLON

    Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki

    (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter usus besar lebih

    besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inchi (sekitar 6,5 cm), tetapi semakin dekat

    dengan anus diameter usus besar semakin kecil. Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon

    dan rektum. Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung

    sekum. Sekum menempati sekitar dua atau tiga inchi pertama dari usus besar. Katup

    ileosekal mengontrol aliran kimus dari ileum ke sekum. Kolon dibagi lagi menjadi kolon

    ascendens, transversum, descendens dan sigmoid. Tempat dimana kolon membentuk

    kelokan tajam yaitu pada abdomen kanan dan kiri atas berturut-turut dinamakan fleksura

    hepatica dan fleksura lienalis. Kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan berbentuk

    suatu lekukan berbentuk S. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri waktu kolon sigmoid

    bersatu dengan rektum. Rektum terbentang dari kolon sigmoid sampai dengan anus. Satu

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    3/36

    inci terakhir dari rektum terdapat kanalis ani yang dilindungi oleh sfingter ani eksternus dan

    internus. Panjang rektum sampai kanalis ani adalah 5.9 ini (Lindseth, 2005).

    Dinding kolon terdiri empat lapisan yaitu turnika serosa, muskularis, tela submukosa

    dan turnika mukosa akan tetapi usus besar mempunyai gambaran- gambaran yang khas

    berupa : lapisan otot longitudinal usus besar tidak sempurna tetapi terkumpul dalam tiga pita

    yang disebut taenia koli yang bersatu pada sigmoid distal. Panjang taenia lebih pendek

    daripada usus sehingga usus tertarik dan berkerut membentuk kantong-kantong kecil

    peritoneum yang berisi lemak yang disebut appendices epiploika. Lapisan mukosa usus

    besar lebih tebal dengan kriptus lieberkuhn dan terletak lebih dalam serta mempunyai sel

    goblet lebih banyak daripada usus halus.

    Vaskularisasi kolon dipelihara oleh cabang-cabang arteri mesenterika superior dan

    arteri mesenterika inferior, membetuk marginal arteri seperti periarcaden yang memberi

    cabang-cabang vasa recta pada dinding usus. Yang membentuk marginal arteri adalah arteri

    ileocolica, arteri colica dextra, arteri colica media, arteri colica sinistra dan arteri

    sigmoidale. Hanya arteri colica sinistra dan arteri sigmoideum yang merupakan cabang dari

    arteri mesenterika inferior, sedangkan yang lain dari arteri mesenterika superior. Pada

    umumnya pembuluh darah berjalan retroperitoneal kecuali arteri colica media dan arteri

    sigmoidale yang terdapat didalam mesocolon transvsum dan mesosigmoid. Seringkali arteri

    colica dextra membentuk pangkal yang sama dengan arteri colica media atau arteri

    ileocolica. Pembuluh darah vena mengikuti pembuluh darah arteri untuk menuju ke vena

    mesenterica superior dan arteri mesenterica inferior yang bermuara ke dalam vena porta.

    Aliran limfe mengalir menuju ke Lnn.ileocolica, Lnn.colica dextra, Lnn.colica media,

    Lnn.colica sinistra dan Lnn.mesenterica inferior. Kemudian mengikuti pembuluh darah

    menuju truncus intestinalis.

    Colon ascendens panjangnya sekitar 13 cm, dimulai dari caecum pada

    fossa iliaca dextra sampai flexura coli dextra pada dinding dorsal abdomen

    sebelah kanan, terletak di sebelah ventral rend extra, hanya bagian ventral

    ditutup peritoneum visceral. Jadi letak colon ascendens ini retroperitonel,

    kadang-kadang dinding dorsalnya langsung melekat pada dinding dorsal

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    4/36

    abdomen yang ditempati muskulus quadratus lumborum dan rend extra.

    Arterialisasi colon ascendens dari cabang arteri ileocolic dan arteri colic dextra

    yang berasal dari arteri mesenterika superior.

    Colon transversum panjangnya sekitar 38 cm, berjalan dari flexura coli

    dextra sampai flexura coli sinistra. Bagian kanan mempunyai hubungan

    dengan duodenum dan pankreas di sebelah dorsal, sedangkan bagian kiri

    lebih bebas. Flexura coli sinistra letaknya lebih tinggi daripada yang kanan

    yaitu pada polus cranialis ren sinistra, juga lebih tajam sudutnya dan kurang mobile. Flexura

    coli dextra erat hubunganya dengan facies visceralis hepar (lobus dextra bagian caudal)

    yang terletak di sebelah ventralnya. Arterialisasi didapat dari cabang cabang arteri colica

    media. Arteri alisa si colon transv ersum didap at dari arteri colic a mediaya ng be ra sa l d ari ar te ri mesenterica superior pada 2/3 proksimal, sedangkan 1/3 distal

    dari colon transversum mendapat arterialisasi dari arteri colica sinistra yang berasal dari

    arteri mesenterica inferior.

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    5/36

    M e s o k o l o n t r a n s v e r s u m a d a l a h d u p l i k a t u r p e r i t o n e u m y a n g

    memf iksas i co lon t r ansver sum sehingga l e t ak a la t in i in t r aper i toneal .

    Pangkal mesokolon transversa disebut radix mesokolon transversa, yang

    berjalan dari flexura coli sinistra sampai flexura coli dextra. Lapisan cranial

    mesokolon transversa ini melekat pada omentum majus dan disebut

    l i g a m e n t u m g a s t r o ( m e s o ) c o l i c a , s e d a n g k a n l a p i s a n c a u d a l m e l e k a t

    p a d a p a n k r e a s d a n d u o d e n u m , d i d a l a m n y a b e r i s i pembuluh darah,

    limfa dan syaraf. Karena panjang dari mesokolon transversum inilah yang

    menyebabkan letak dari colon transversum sangat bervariasi, dan kadangkala mencapai

    pelvis.

    Colon descendens panjangnya sekitar 25 cm, dimulai dari flexura coli sinistra

    sampai fossa iliaca sinistra dimana dimulai colon sigmoideum. Terletak peritoneal karena

    hanya dinding ventral saja yang diliputi peritoneum, terletak pada muskulus quadratus

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    6/36

    lumborum dan erat hubungannya dengan ren sinistra. Arterialisasi didapat dari cabang-

    cabang arteri colica sinistra dan cabang arteri sigmoid yang merupakan cabang dari arteri

    mesenterica inferior.

    Colon sigmoideum mempunyai mesosigmoideum sehingga letaknya intraperi toneal,

    dan terletak didalam fossa iliaca sinistra. Radix mesosigmoid mempunyai

    perlekatan yang variabel pada fossa iliaca sinistra. Colon sigmoid membentuk lipatan-

    lipatan yang tergantung isinya didalam lumen, bila terisi penuh dapat memanjang

    dan masuk ke dalam cavum pelvis melalui aditus pelvis, bila kosong lebih

    pendek dan lipatannya ke arah ventral dan ke kanan dan akhirnya ke dorsal

    lagi. Colon sigmoid melanjutkan diri kedalam rectum pada dinding

    m ed io do rs al p ad a a d i t u s p e l v i s d i s e b e l a h d e p a n o s s a c r u m .

    A r t e r i a l i sa s i d i d a p a t d a r i c a b a n g - cabang ar t er i s igmoidae dan ar t er i

    haemorrhoidalis superior cabang arteri mesenterica inferior. Aliran vena

    yang terpenting adalah adanya anastomosis antara vena haemorrhoidalis

    superior dengan vena haemorrhoidalis medius dan inferior, dari ketiga vena

    ini yang bermuara kedalam vena porta melalui vena mesenterica inferior

    hanya vena haemorrhoidalis superior, sedangkan yang lain menuju vena iliaca

    interna. Jadi terdapat hubungan antara vena parietal (vena iliaca interna) dan v e n a

    v i s c e r a l ( v e n a p o r t a ) y a n g p e n t i n g b i l a t e r j a d i p e m b e n d u n g a n

    p a d a a l i r a n v e n a p o r t a m i s a l n y a p a d a p e n y a k i t h e p a r s e h i n g g a

    m e n g g a n g g u a l i r a n d a r a h p o r t a l . M e s o s i g m o i d e u m m emp un ya i rad ix

    yang berbentuk huruf V dan ujungnya letaknya terbalik pada ureter kiri dan

    percabangan arteri il iaca communis sinistra menjadi cabang -cabangnya, dan

    diantara kaki -kaki huruf V ini terdapat reccessus intersigmoideus.

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    7/36

    Lapisan otot longitudinal kolon membentuk tiga buah pita, yang

    di se bu t te ni a (p it a) yang lebih pendek dari kolon itu sendiri sehingga kolon berlipat-lipat

    dan berbentuk seperti sakulus ( kantong kecil ), yang disebut haustra (bejana). K o l o n

    t r a n s v e r s u m d a n k o l o n s i g m o i d e u m t e r l e t a k i n t r a p e r i t o n e a l d a n

    d i l e n g k a p i d e n g a n m e s e n t e r i u m .

    II.2 FISIOLOGI KOLON

    Fungsi usus besar ialah menyerap air, vitamin, dan elektrolit, ekskresi mucus serta

    menyimpan feses, dan kemudian mendorongnya keluar. Dari 700- 1000 ml cairan usus halus

    yang diterima oleh kolon, hanya 150-200 ml yang dikeluarkan sebagai feses setiap harinya.

    Udara ditelan sewaktu makan, minum, atau menelan ludah. Oksigen dan karbondioksida di

    dalamnya di serap di usus, sedangkan nitrogen bersama dengan gas hasil pencernaan dari

    peragian dikeluarkan sebagai flatus. Jumlah gas di dalam usus mencapai 500 ml sehari. Pada

    infeksi usus, produksi gas meningkat dan bila mendapat obstruksi usus gas tertimbun di

    saluran cerna yang menimbulkan flatulensi (Pieter, 2005).

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    8/36

    II.3 TUMOR KOLON

    II.3.i DEFINISI

    Karsinoma kolon merupakan keganasan yang mengenai sel -sel epitel

    di mukosa kolon. Dasar penting dari keganasan kolon ini adalah proses

    perubahan secara genetic pada sel -sel epitel di mukosa kolon yang timbul

    akibat beberapah hal, antara lain diatetik, kelainan di kolon sebelumnya dan

    factor herediter.

    II.3.ii ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI

    Secara umum karsinoma selalu dihubungkan dengan :

    - Bahan -bahan kimia

    - Bahan -bahan radioaktif

    - Virus

    Umumnya karsinoma kolon terjadi dihubungkan dengan factor genetik

    dan lingkungan. Serta dihubungkan dengan factor predisposisi diet rendah

    serat, kenaikan berat badan dan intake alcohol.

    II.3.iii EPIDEMIOLOGI

    Karsinoma kolon adalah penyebab kematian kedua akibat karsinoma.

    Kemungkinan mengidapnya adalah 1 dalam 17. Insidennya berkurang dua

    dari seratus setahun sejak 1985 hingga 1995 tetapi baru -baru ini meningkat

    kembali. Ini menunjukan keberhasilan deteksi awal melalui program

    skrining.

    Tumor terjadi ditempat yang berada dalam kolon, kira -kira pada

    bagian :

    - 26 % pada caecum dan ascending colon

    - 10 % pada tranversum colon

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    9/36

    - 15 % pada descending colon

    - 20 % pada sigmoid colon

    - 30 % pada rectum

    Insiden karsinoma kolon menunjukan variasi geografik. Negara

    industry kecuali Jepang mempunyai insiden tertinggi. Manakala negara

    Amerika Selatan dan China mempunyai angka kejadian yang relative rendah.

    Ini disebabkan oleh perbedaan diet antara negara berkenaan dengan factor

    lingkungan.

    Di Indonesia dari berbagai laporan terdapat kenaikan jumlah kasus

    tetapi belum ada angka yang pasti berapa insiden karsinoma kolon.

    Sjamsuhidat (1986) dari evaluasi data -data di Departeman Kesehatanmendapatkan 1,8 per 100.000 penduduk. Kira -kira 152.000 orang meninggal

    di Amerika Serikat terdiagnosa karsinoma kolon pada tahun 1992 dan 57.000

    orang meninggal karena karsinoma ini pada tahun yang sama (ACS 1993).

    Sebagian besar pasien karsinoma kolon mempunyai frekuensi yang sama

    antara laki -laki dan perempuan. Karsinoma pada colon kanan biasanya terjadi pada

    wanita dan Ca pada rektum biasanya terjadi pada laki-laki. Insidennya meningkat sesuai

    dengan usia (kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi

    pada individu dengan riwayat keluarga yang mengalami karsinoma kolon.

    II.3.iv TIPE KARSINOMA KOLON DAN REKTUM

    Secara makroskopis terdapat tiga tipe karsinoma kolon dan rektum, yaitu :

    - Tipepolipoidatau vegetatif

    Pada tipe ini tumor tumbuh menonjol ke dalam lumen usus, berbentuk bunga kol dan

    ditemukan terutama di sekum dan kolon ascendens.

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    10/36

    - Tipeskirusatau infiltratif

    Pada tipe ini biasanya mengakibatkan penyempitan sehingga terjadi stenosis dan

    gejala obstruksi, terutama ditemukan pada kolon descendens, sigmoid dan rektum.

    - Tahap ulserasi

    Pada tipe ini terjadi karena nekrosis di bagian sentral dan terletak di daerah rektum.

    Pada tahap lanjut, sebagian besar tumor kolon akan mengalami ulcerasi menjadi tukak

    yang maligna.

    II.3.v METASTASE

    Metastase ke kelenjar limfa regional ditemukan pada 40-70% kasus pada saat

    direseksi. Invasi ke pembuluh darah vena ditemukan pada lebih 60% kasus. Metastase

    sering ke hepar, cavum peritoneum, paru-paru, diikuti kelenjar adrenal, ovarium dan tulang.

    Metastase ke otak sangat jarang, dikarenakan jalur limfatik dan vena dari rektum menuju

    vena cava inferior, maka metastase karsinoma rektum lebih sering muncul pertama kali di

    paru-paru. Berbeda dengan kolon dimana jalur limfatik dan vena menuju vena porta, maka

    metastase karsinoma kolon pertama kali paling sering di hepar.

    II.3.vi KLASIFIKASI TUMOR

    Derajat keganasan karsinoma kolon dan rektum dibagi berdasarkan gambaran

    histologik menurut klasifikasiDukes.Dukesmembagi karsinoma berdasarkan dalamnya

    infiltrasi karsinoma di dinding usus.

    Klasifikasi karsinoma rektum menurut Dukes:

    Tahap A: Infiltrasi karsinoma terbatas pada dinding usus (survive for 5 years97 %)

    Tahap B: Infiltrasi karsinoma sudah menembus lapisan muskularis mukosa (80 %)

    Tahap C: Terdapat metastasis ke dalam kelenjar limfe

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    11/36

    C1: Beberapa kelenjar limfe dekat tumor primer (65 %)

    C2: Dalam kelenjar limfe jauh (35 %)

    Tahap D: Metastasis jauh (< 5 %)

    Klasifikasi TNM

    TTumor primer

    Tx - Tumor primer tidak dapat dinilai

    T0 - Tidak ada tumor primer

    T1 - Invasi tumor di lapisan sub mukosa

    T2 - Invasi tumor di lapisan otot propria

    T3 - Invasi tumor melewati otot propria ke subserosa atau masuk ke perikolik yang

    tidak dilapisi peritoneum atau perirektal

    T4 - Invasi tumor terhadap organ atau struktur sekitarnya atau peritoneum viseral

    NKelenjar limfe regional

    Nx - Kelenjar limfe regional tidak dapat dinilai

    N1 - Metastasis di 1-3 kelenjar limfe perikolik atau perirektal

    N2 - Metastasis di 4 kelenjar limfe perikolik atau perirektal

    N3 - Metastasis pada kelenjar limfe sesuai nama pembuluh darah atau pada kelenjar

    apikal

    MMetastasis jauh

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    12/36

    Mx - Metastasis jauh tidak dapat dinilai

    M0 - tidak ada metastasis jauh

    M1 - terdapat metastasis jauh

    II.3.vii GEJALA KLINIS

    Pas i en dengan ka r s i noma ko l o r ek t a l umumnya member i kan

    k e l uh a n b e r up a ga n g gu a n p r o se s d e f ek a s i ( C h a n g e o f b o w e l h a b i t ) ,

    b e ru p a k on s t i p as i a t au d i a r e , perdarahan segar lewat anus (rectal bleeding),

    perasaan tidak puas setelah buang air besar (tenesmus), buang air besar berlendir (mucoid

    diarrhea), anemia tanpa sebab yang jelas,dan penurunan berat badan. Adan ya suatu

    massa yang dapat teraba dalam perut juga dapat menjadi keluhan yang dikemukakan.

    Manifestasi klinik karsinoma kolon tergantung dari bentuk makroskopis dan letak

    tumor. Bentukpolipoid (cauli flower) dan koloid (mukoid) menghasilkan banyak mukus,

    bentuk anuler menimbulkan obstruksi dan kolik, sedangkan bentuk infiltratif

    (schirrhus) t u m b u h l o n g i t u d i n a l s e s u a i s u m b u p a n j a n g d i n d i n gr e k t a l d a n b e n t u k u l s e r a t i f menyebabkan ulkus ke dalam dinding

    lumen.Karsinoma yang terletak di kolon asenden menimbulkan gejala perdarahan samar

    sedangkan tumor yang terletak di rektum memanifestasikan perdarahan yang masih

    segar dan muncul gejala diare palsu. Di kolon desenden, karsinom a ini

    menyebabkan kolik yang nyata karena lumennya lebih kecil dan feses sudah berbentuk

    solid.

    II.3.viii DIAGNOSIS

    Diagnosis karsinoma kolon ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan

    fisik dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratoris, radiologis,

    kolonoskopi, danhistopatologis.

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    13/36

    A.Anamnesis

    Pada stadium dini, karsinoma kolon tidak memberikan gejala. Gejala

    bias an yamu nc u l s aa t pe r j a l anan penyak i t sud ah l an j u t . Pas i en den gan

    karsinoma kolonbiasanya mengeluh rasa tidak enak, kembung, tidak bisa

    flatus, sampai rasa nyeri diperut . Didapatkan juga perubahan kebiasaan

    b uang a i r b es a r be ru pa d i a re a t au sebaliknya, obstipasi, kadang disertai darah dan

    lendir. Buang air besar yang disertaidengan darah dan lendir biasanya dikeluhkan

    oleh pasien dengan karsinoma kolon bagian proksimal. Hal ini disebabkan

    karena darah yang dikeluarkan oleh kars inoma tersebut sudah bercampur

    dengan feses. Ge ja la um um lai n yan g dik el uh ka n ole h pasien berupa

    kelemahan, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan.

    B.Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan fisik mungkin tidak banyak menolong dalam menegakkan

    diagnosis.T u mor kecil pada tahap dini tidak teraba pada palpasi abdomen, bila

    teraba menunjukkan keadaan yang sudah lanjut. Bila tumor sudah metastasis ke hepar akan

    teraba hepar yang noduler dengan bagian yang keras dan yang kenyal. Asites

    biasa did apatkan jik a tumor su dah met astasis ke peri toneal. Perabaan li mfonodi

    ingu inal ,iliaka, dan supraklavikular penting untuk mengetahui ada atau tidaknya metastasis

    ke limfonodi tersebut. Pada pasien yang diduga menderita karsinoma kolorektal

    harus dilakukan rectal toucher. Bila letak tumor ada di rektum atau

    rektosigmoid, akan teraba massa maligna (keras dan berbenjol-benjol dengan

    striktura) di rektum atau rektosigmoid teraba keras dan kenyal. Biasanya pada

    sarung tangan akan terdapat lendir dan darah.

    C.Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan laboratorium tidak dapat menentukan diagnosis. Walau

    demikian, setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa kadar

    hemoglobin.Pemeriksaan radiologis yang dapat dikerjakan berupa foto polos

    abdomen,barium enema dengan single contrastmaupun double contrast dan foto thoraks

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    14/36

    a.Pemeriksaan Laboratotium

    1. Anemia dapat dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium darah(hemoglobin dan

    hematokrit).

    2. Test guaiac pada feses

    3. Carcinoembryonic antigen (CEA)

    b.Pemeriksaan Radiologi

    1. Ultrasonografi (USG)

    Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik (pencitraan

    diagnostik) untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia,dimana kita dapat

    mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya.

    Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat

    dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang

    tinggi. Tidak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan

    memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik

    berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untukmeentukan kelainan berbagai organ tubuh.

    Prinsip USG

    Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi daripada

    kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama

    sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekwensi antara 20 20.000 Cpd

    (Cicles per detik- Hertz).. Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini mengunakan frekwensi 1-

    10 MHz ( 1- 10 juta Hz). Gelombang suara frekwensi tingi tersebut dihasilkan dari kristal-

    kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk akibat

    gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan teganganlistrik. Fenomena ini disebut efek

    Piezo-electric, yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    15/36

    akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik

    yang melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan

    gelombang suara frekwensi tingi

    Display Modes

    Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :

    1. A- mode L : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada osiloskop.

    Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang diterima

    transducer.

    2. B- mode : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik dan garis

    terang dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang dipantulkan dengan

    sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisantubuh, cara ini disebut B Scan.

    3. M- mode : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung. Tranducer tidak

    digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ yang memantulkan eko

    selalu berubah, misalnya jantung dan katubnya.

    Kekurangan

    Kekurangan yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak

    mampu menembus bagian tertentu badan. Tujuh puluh persen gelombang suara yang

    mengenai tulang akan dipantulkan, sedang pada perbatasan rongga-rongga yang

    mengandung gas 99% dipantulkan. Dengan demikian pemeriksaan USG paru dan tulang

    pelvis belum dapat dilakukan. Dan diperkirakan 25% pemeriksaan di abdomen diperoleh

    hasil yang kurang memuaskan karena gas dalam usus. Penderita gemuk agak sulit, karena

    lemak yang banyak akan memantulkan gelombang suara yang sangat kuat.

    Pemakaian Klinis

    USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan

    organ tubuh. USG digunakan antara lain menemukan dan menentukan letak massa dalam

    rongga perut dan pelvis. membedakan kista dengan massa yang solid. mempelajari

    pergerakan organ (jantung, aorta, vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya.

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    16/36

    Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran aneurisma arterial, fetalsefalometri,

    menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk bioksi. Menentukan volum massa

    ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus,

    dan lain-lain). Bioksi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat

    dimonitor pada layar USG. Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan

    besar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat. Selain itu setelah

    radioterapi, besar dan posisi tumor dapat pula diikuti.

    2.CT-Scan Colon

    Pemanfaatan alat CT scan dalam melakukan pemeriksaan Colon merupakan teknik

    yang baru dan dapatkita lakukan dengan sangat cepat dan dapat meniadakan radiasi yang

    diterima oleh pekerja radiasi. Dengan pemeriksaan CT Colon ini dapat dilihat gambaran

    Colon baik dalam maupun luarnya sebagaimana kita melakukan Colonoskopi.

    CT-Scan colon dapat dilakukan dengan 2 cara, antara lain :

    1. Dengan memasukkan kontras media positif.

    2. Dengan memasukkan kontras media negative.

    CT Colon adalah pemeriksaan Colon dengan memanfaatkan alat CT Scan untuk

    menperlihatkan gambaran Colon dan menggunakan kontras media negative yaitu udara yang

    dipompakan kedalam colon. Tujuan pemeriksaan ini sama halnya dengan pemeriksaan

    Colon biasa , hanya disini kita tak perlu melakukan fluoroskopi dan juga tidak memasukkan

    Barium kedalam usus sipenderita. Jadi pemeriksaannya jauh lebih nyaman dari pemeriksaan

    Colon yang biasa kita lakukan , serta waktu yang dibutuhkan jauh lebih cepat. Pada CT

    Colon kita dapat mengevaluasi permukaan luar (3D Colon) dan structure dalam dari Colon

    dengan Navigator ,seperti divertikuli , dokter dapat juga mengevaluasi bagian dari structure

    abdomen lainnya, seperti liver, ginjal, dll. Setelah dilakukan pemotretan dalam posisi supine

    dan prone dengan mempergunakan Helical dan ketebalan irisan 3 - 5 mm , pasien

    diperbolehkan keluar dari ruangan pemeriksaan, dan selanjutnya kita lakukan prosesing

    gambar pada operator console. Untuk melihat Colon dengan penampilan tiga dimensi,

    cukup kita klik Built model, terus 3D Colon , dengan sekejap kita dapatkan gambaran

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    17/36

    Colon. Dengan jalan memutar-mutar gambar sedemikian rupa , kita dapatkan gambaran

    Colon yang kita kehendaki. Gambar Colon 3D yang sudah kita dapatkan kita ubah lagi

    menjadi gambaran colon seperti yang biasa kita buat dengan alat Rontgen konvensionil.

    Dengan menggunakan alat (Navigator) yang dapat kita gerakkan sepanjang gambaran Colon

    , dimana kita sudah mempunyai gambaran Colon dalam potongan axial , sagital dan coronal

    sebagai panduan., maka kita dapatkan gambaran permukaan dalam dari Colon , dimana

    gambar yang kita lihat adalah gambaran seperti yang dihasilkan dengan alat Colonoskopi

    yang selama ini kita lihat. Bila dokter memerlukan visualisasi dari Colon itu sendiri dapat

    dengan mudah dilakukan, walaupun pasien sudah keluar dari bagian Radiologi.

    Tujuan pemeriksaan : untuk melihat kelainan-kelainan pada daerah kolon.

    Indikasi Pemeriksaan :

    1. Colitis

    2. Polip

    3. Tumor

    4. Invaginasi

    5. Hemoroid

    Kontra indikasi :1. Perforasi

    2. Keadaan umum pasien jelek

    3. Diare

    Persiapan Pasien :

    1. Dua hari sebelum pemeriksaan, pasien dianjurkan makanan lunak / bubur kecap

    dan disarankan banyak minum air

    2. Jika kita lakukan pagi maka makan bubur kecap yg terakhir jam 19.00 wib. Dan jika

    pemeriksaan dilakukan siang, makan terakhir jam 07.00 wib.

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    18/36

    3. Jika kita lakukan pemeriksaan pagi, maka pasien minum garam inggris 1 bks dicmpur dgn

    air 1 gelas jam20.00 wib. Utk pemeriksaan siang maka minum garam inggris dicampur

    air 1 gelas jam 07.00 wib.

    4. Jika dilakukan pemeriksaan pagi maka mulai puasa jam24.00 wib dan jika dilakukan

    siang, puasa jam07.00, pasien dianjurkan tdk merokok dan tdk boleh bnyak bicara.

    5. Besok pagi / siang pasien dtg ke radiologi dlm keadaan puasa.

    6. Sebaiknya sebelum pemeriksaan pasien dilakukan klisma.

    Persiapan Alat dan Bahan :

    1. Cateter

    2. Gunting klem

    3. Spuit 20cc

    4. Jelly

    5. Spuit cateter

    6. Handscone

    7. Bahan Kontras dan gelas

    Persiapan pasien :

    1. Petugas radiologi menjelaskan tentang yg akan diperiksa ke pasien.

    2. Petugas radiologi meminta ke pasien mengganti pakaian dgn pakaian yg telah disiapkan /

    baju pasien.

    3. Pasien diminta naik ke atas meja pemeriksaan.

    Dengan memakai CT Scan dual slice saja kita bisa menghasilkan gambaran CT

    Colon dengan baik, apalagi apabila kita pakai CT multi slice , pasti gambarannya akan jauh

    lebih baik , sebab resolusinya akan semakin halus. Keuntungan pemeriksaan ini adalah

    mengurangi radiasi yang diterima pekerja radiasi. Dapat memperlihatkan struktur Colon

    baik lapisan luar maupun lapisan dalamnya. Kita bisa melihat gambaran Colonoskopi tanpa

    menunggu dokter ahli Penyakit dalam untuk melakukannya. Kelemahannya kita tak bisa

    mengambil cuplikan bahan yang akan diperiksa dilaboratorium, apabila ada hal-hal yang

    mencurigakan. Kerugiankerugiannya adalah boleh dikatakan tidak ada.

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    19/36

    CT telah menjadi standar untuk gambar modalitas abdomen pada pasien dengan

    karsinoma kolorektal.CT scan dapat mengevaluasi abdominal cavity dari pasien

    kanker kolon pre operatif. CT scanbisa mendeteksi metastase ke hepar, kelenjar

    adrenal, ovarium, kelenjar limfa dan organ lainnyadi pelvis. CT scan sangat berguna

    untuk mendeteksi rekurensi pada pasien dengan nilai CEAyang meningkat setelah

    pembedahan kanker kolon. Sensitifitas CT scan mencapai 55%. CT scan memegang peranan

    penting pada pasien dengan kanker kolon dalam menentukan stage dari lesi sebelum

    tindakan operasi. Pelvic CT scan dapat mengidentifikasi invasi tumor kedinding usus

    dengan akurasi mencapai 90 %, dan mendeteksi pembesaran kelanjar getah bening> 1 c m

    p a d a 7 5 % p a s i e n . P en ggun a an C T d en ga n k on t r a s d a r i ab do men d an

    p e l v i s d ap a t mengidentifikasi metastase pada hepar dan daerah intraperitoneal.

    Gambar. CT Scan Ca kolon

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    20/36

    Gambar. Metastasis ke hati

    Kerugian CT Scan adalah

    Karena CT Scan menggunakan sinar x untuk menghasilkan gambar potongan tubuh

    ,maka tentu saja pasien yang sedang dalam pemeriksaan CT Scan akan terpapar dengan

    sinar x. CT Scan dengan teknologi saat ini hanya akan memaparkan 4% saja dari radiasi

    sinar x yang dipaparkan oleh alat Rontgen sinar x biasa. Oleh karena itu ibu hamil tak dapat

    melakukan pemeriksaan CT Scan , oleh karena itu ibu hamil wajib memeberitahukan

    kondisi kehamilannya pada dokter sebelum dokter merekomendasikan pemeriksaan CT

    Scan. Munculnya gambaran artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal

    ini biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman CT Scan berlangsung, pasien

    yang menggunakan tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi

    jaringan tubuh tertentu yang mengakibatkan timbulnya gambaran artefak. Demikian

    penggunakan CT Scan sejak awal sampai saat ini setelah banyak sekali kemajuan teknologi

    yang dicapai ,kemajuan ini dapat sangat bermanfaat untuk dunia kedokteran dan kesehatan.

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    21/36

    3. Foto Polos Abdomen

    Foto polos abdomen merupakan pemeriksaan awal untuk melakukan pemeriksaan

    barium enema. Apabila pada pemeriksaan foto polos abdomen ditemukan tanda-tanda

    perforasi, maka pemeriksaan barium enema merupakan kontra indikasi.

    Foto polos abdomen sedapat mungkin dibuat pada posisi tegak dengan sinar

    horizontal. Posisi supine perlu untuk melihat distribusi gas, sedangkan di sikap tegak untuk

    melihat batas udara-air dan letak obstruksi karena massa.

    Gambar. polos abdomen

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    22/36

    Gambar. foto abdomen left lateral decubitus

    GAMBAR. Foto polos abdomen-Left lateral decubitus

    Pada foto BOF/LLD tampak adanya peumoperitoneum (udara bebas diatas hepar pada foto

    LLD) menunjukan adanya perforasi usus.

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    23/36

    Sebaiknya pemotretan dibuat dengan memakai kaset film yang dapat mencakup

    seluruh abdomen beserta dindingnya. Perlu disiapkan ukuran kaset dan film ukuran 35 x 43

    cm.

    Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran step ladder dan air fluid level pada

    foto polos abdomen dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi. Foto polos abdomen

    mempunyai tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan sensitivitas 84%

    pada obstruksi kolon.

    Pada foto polos abdomen dapat ditemukan gambaran step ladder dan air fluid level

    terutama pada obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa saja tidak tampak gas. Jika terjadi

    stangulasi dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran berupa hilangnya mukosa yang

    reguler dan adanya gas dalam dinding usus. Udara bebas pada foto thoraks tegak

    menunjukkan adanya perforasi usus. Penggunaan kontras tidak dianjurkan karena dapat

    menyebabkan peritonitis akibat adanya perforasi.

    4.Barium Enema

    Tujuan Pemeriksaan :

    Membantu menegakkan diagnosis dari carcinoma colon dan penyakit inflamasi colon.

    Mendeteksi adanya polip, inflamasi dan perubahan struktural pada colon.

    Resiko dan Tindakan Pencegahan :

    Pemeriksaan ini berbahaya jika dikerjakan pada penderita tachycardia atau colitis berat.

    Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan hati-hati pada penderita ulcerative colitis,

    diverticulitis, berak darah akut atau kecurigaan pneumatosis cytoides intestinalis.

    Nil ai Normal :

    Barium akan mengisi colon secara rata dan menunjukkan contour, patency (bebas

    terbuka) dan posisi bowel yang normal.

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    24/36

    INDIKASI :

    1. Gangguan pola buang air besar

    2. Nyeri daerah colon

    3. Kecurigaan massa daerah colon

    4. Melena

    5. Kecurigaan obstruksi colon

    KONTRA INDIKASI :

    1. Absolute

    toxic megacolon

    pseudo membranous colitis

    post biopsy colon (sebaiknya menunggu setelah 7 hari)

    2. Relatif

    persiapan colon kurang baik

    baru saja mengalami pemeriksaan GI tract bagian atas dengan kontras

    KOMPLIKASI :

    1. Perforasi usus

    2. Extraluminasi ke venous

    3. Water intoxication

    4. Intramural barium

    5. Cardiac arithmia

    6. Transient bactericemia

    7. ES obat-obatan yang dipergunakan (buscopan, dll)

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    25/36

    Persiapan Pemeriksaan

    Persiapan Pasien

    -

    48 jam sebelum pemeriksaan pasien makan makanan lunak rendah serat- 18 jam sebelum pemeriksaan ( jam 3 sore ) minum tablet dulcolax

    - 4 jam sebelum pemeriksaan ( jam 5 pagi ) pasien diberi dulkolak kapsul per anus

    selanjutnya dilavement

    - Seterusnya puasa sampai pemeriksaan

    - 30 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi sulfas atrofin 0,251 mg / oral untuk

    mengurangi pembentukan lendir

    - 15 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi suntikan buscopan untuk mengurangi

    peristaltic usus.

    Prosedur

    1. Catat tanda-tanda vital pasien, tekanan darah, denyut nadi dan hasil laboratorium

    bila ada.

    2. Dilakukan plain foto Abdomen polos/ BNO Pendahuluan, menggunakan kaset

    ukuran 30 x 40 cm, bila pasien berukuran besar menggunakan kaset ukuran 43 x 35

    cm. Teknik Foto Plain Abdomen polos/ BNO Pendahuluan

    3. Posisi Pasien Supine diatas meja pemeriksaan, kedua lengan disamping tubuh, kaki

    lurus dengan lutul sedikit fleksi untuk mobilisasi.

    4. Posisi objek Mid Sagital Plane pada pertengahan meja, batas atas processus

    xyphoideus dan batas bawah sympisis pubis. 6.2.3. Central Ray: Vertical, Center

    point : umbilikus, FFD : 90 cm Kv : 70 , MAS. 6.2.4. Eksposi: sekspirasi dan tahan

    nafas supaya abdomen lebih tipis, diafragma keatas sehingga abdomen terlihat jelas.

    5. Siapkan media kontras barium sulfat yang dicampur dengan air dengan

    perbandingan 1:8.

    6. Masukkan ke tabung irigator yang telah tersambung dengan selang irigator.

    Letakkan pada ketinggian 1 meter dari tempat tidur pasien.

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    26/36

    7. 6.5 Masukkan kanula yang telah diolesi vaselin ke anus pasien, diklem dengan

    gunting klem. 6.6. Buka gunting klem sehingga barium masuk ke colon sigmoid (5

    menit). Tutup gunting klem pada selang irigator. Lakukan pemotretan dengan kaset

    24 x 30 cm.

    8. Buka kembali klem alirkan barium kira-kira sampai mengisi rectum ( 10 menit).

    Lakukan pemotretan AP dengan menggunakan kaset 30 x 40 cm. Kemudian

    dilanjutkan dengan pemotretan posisi obliq kanan dan kiri dengan menggunakan

    kaset 30 x 40 cm.

    9. Pasien dipersilahkan BAB.

    10.Setelah itu dimasukkan media kontras negatif melalui anus pasien dengan spuit.

    (double kontras). Kemudian dilakukan pemotretan dengan posisi AP.

    11.Pemeriksaan Colon in loop selesai. Pasien diantar keluar ruang pemeriksaan.

    12.Kelebihan dalam menegakan diagnosa pemeriksaan usus besar / colon in loop bahwa

    radiolog dapat memonitor secara real time. Pergerakan peristaltic pada saat

    dilakukan pemeriksaan colon in loop, dengan catatan bahwa dalam pemeriksaan ini

    menggunakan flouroscopi.

    SetelahPemeriksaan

    Perawatan Langsung Setelah Pemeriksaan :

    Jika X-ray lebih lanjut tidak dimintakan , maka penderita dapat kembali makan

    secara normal.

    Minum banyak cairan karena pemeriksaan dapat menyebabkan dehydrasi.

    Aktivitas Setelah Pemeriksaan :

    Kotoran penderita akan berwarna keputihan hingga 2472 jam ( 13 hari ).

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    27/36

    Teknik Pemasukan Media Kontras

    1. Metode Kontras Tunggal

    1. Pemeriksaan hanya menggunakan BaSO4 sebagai media kontras.

    2. Kontras dimasukkan ke kolon sigmoid, desenden, transversum,

    ascenden sampai daerah seikum.

    3. Dilakukan pemotretan full fillng

    4. Evakuasi, dibuat foto post evakuasi

    2. Metode Kontras Ganda

    1. Kontras Ganda Satu Tingkat

    Kolon diisi BaSO4 sebagian selanjutnya ditiupkan udara untukmendorong barium melapisi kolon

    Selanjutnya dibuat foto full filling

    2. Kontras Ganda Dua Tingkat

    1. Tahap pengisian

    - Kolon diisi BaSO4 sampai kira 2 fleksura lienalis atau

    pertengahan kolon transversum

    - Pasien disuruh merubah posisi agar barium masuk ke seluruh

    kolon

    2. Tahap pelapisan

    - Menunggu 12 menit supaya barium melapisi mukosa kolon

    3. Tahap pengosongan

    - Pasien disuruh BAB

    4. Tahap pengembangan

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    28/36

    - Dipompakan udara ke dalam kolon = 1800 2000 ml, tidak

    boleh berlebihan karena akan timbul komplikasi : reflex fagal

    (wajah pucat, bradikardi, keringat dingin dan pusing )

    5. Tahap pemotretan

    - Pemotretan dilakukan apabila yakin seluruh kolon

    mengembang semua

    - Posisi pemotretan tergantung dari bentuk dan kelainan serta

    lokasinya.

    - Proyeksi PA, PA oblig & lateral ( rectum )

    - Proyeksi AP, AP oblig ( kolon transversum termasuk fleksura)

    - Proyeksi PA, PA oblig pasien berdiri ( fleksura lienalis dan

    hepatica)

    Gambar. Karsinoma kolon-apple core

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    29/36

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    30/36

    Gambar. Colorecral cancer.

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    31/36

    Memberikan keuntungan sebagai berikut :

    - sensitivitasnya untuk mendiagnosis karsinoma kolon-rektum: 6595 %,

    - aman

    -

    tingkat keberhasilan prosedur sangat tinggi

    - tidak memerlukan sedasi

    - telah tersedia di hampir seluruh rumah sakit.

    Terdapat kelemahan pemeriksaan enema barium yaitu:

    - lesi T1 sering tak terdeteksi

    - rendahnya akurasi untuk mendiagnosis lesi di rekto-sigmoid dengan divertikulosis

    dan di sekum

    - rendahnya akurasi untuk mendiagnosis lesi tipe datar

    - rendahnya sensitivitas (7095 %) di dalam mendiagnosis polip < 1 cm

    - mendapat paparan radiasi.

    5.Kolonoskopi

    Kolonoskopi dianjurkan untuk memeriksa pasien lebih dari 50 tahun

    rata-rata berusia risiko karsinoma kolon atau polip kolon. Karsinoma usus

    jarang tidak dapat dideteksi pada kolonoskopi karena ia cenderung lebih besar

    daripada adenomatosa polip. Kolonoskopi adalah tes yang sangat spesifik. Pada

    kolonoskopi, massa dibiopsi untuk diagnosis patologis.

    Kolonoskopi adalah cara paling akurat mengevaluasi mukosa kolon, dan

    memungkinkan biopsi lesi. Pemeriksaan lengkap ke sekum kolon dapat dicapai dalam lebih

    dari 95% pasien. Potensi ketidaknyamanan dari prosedur agak tergantung pada operator,

    tetapi dalam banyak kasus prosedur dapat dilakukan dengan nyaman intravena sederhana

    sedasi sadar.. Kolonokopi adalah sekitar 12% lebih akurat daripada udara kontras barium

    enema, terutama dalam mendeteksi lesi kecil seperti adenomas. Pemeriksaan ini paling

    akurat dan sangat efektif.

    Kolonoskopi memberikan keuntungan sebagai berikut:

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    32/36

    - ingkat sensitivitas di dalam mendiagnosis adenokarsinoma atau poli kolorektal

    adalah 95%

    - kolonoskopi berfungsi sebagai alat diagnostik melalui biopsi dan terapipada

    polipektomi

    - kolonoskopi dapat mengidentifikasi dan melakukan reseksisynchronous polyp

    - tidak ada paparan radiasi.

    Kerugian kolonoskopi adalah :

    - pada 530 % pemeriksaan tidak dapat mencapai sekum

    - sedasi intravena selalu diperlukan

    - lokalisasi tumor dapat tidak akurat

    - tingkat mortalitas adalah 1 : 5000 kolonoskopi.

    c.Pemeriksaan Histopatologi

    Pemeriksaan histopatologi melalui biopsi merupakan diagnosis pasti dari karsinoma.

    Klinisi harus mereview penemuan hasil pemeriksaan ini untuk mengkonfirmasi diagnosis

    dan dapat segera memberikan terapi yang tepat. Dalam kedokteran onkologi, ini merupakan

    prinsip dasar dalam menegakkan diagnosis keganasan.

    II.3.ix DIAGNOSA BANDING

    Gejala dari tumor kolon dapat menyerupai beberapa penyakit seperti :

    1. Divertikulitis

    Terutama divertikulitis yang terjadi di daerah sigmoid atau kolon descendens,

    dimana pada kolon dan divertikulitis sama-sama ditemukan feces yang bercampur

    dengan darah dan lendir.

    2. Colitis Ulcerative

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    33/36

    Pada colitis ulcerativa juga ditemukan feces yang berdarah dan berlendir, tenesmus,

    mules dan nyeri perut. Tetapi pada colitis ulserativa terdapat diare sedangkan pada

    tumor kolon biasanya feces berbentuk kecil-kecil seperti kotoran kambing.

    3. Appendicitis Infiltrat

    Pada appendicitis infiltrat terasa nyeri dan panas yang mirip dengan tumor sekum

    stadium lanjut (tumor sekum pada stadium awal bersifat mobile).

    4. Haemoroid

    Pada haemoroid, feces juga bercampur darah namun pada haemoroid darah keluar

    sesudah feces keluar baru kemudian bercampur. Sedangkan pada tumor kolon darahkeluar bersamaan dengan feces.

    5. Tumor Ovarium

    Pada tumor ovarium dan tumor kolon kiri sama-sama sering ditemukan gangguan

    konstipasi. Pada tumor ovarium, juga didapati pembesaran abdomen namun tumor ini

    tidak menyebabkan keluarnya darah bersama feces. Selain itu tumor ovarium

    menyebabkan gangguan pada miksi berupa peningkatan frekuensi di mana hal ini tidakdijumpai pada tumor kolon.

    Kolon kanan Kolon tengah Kolon kiri Rektum

    Abses apendiks Tukak peptik Kolitis ulserosa Polip

    Massa apendikular Karsinoma lambung Polip Proktitis

    Amuboma Abses hati Divertikulitis Fisura ani

    Enteritis regionalis Karsinoma hati Endometriosis Karsinoma ani

    - Kolesitiasis - Hemoroid

    - Kelainan pankreas - -

    - Kelainan saluran empedu - -

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    34/36

    II.3.x PENATALAKSANAAN

    Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif adalah tindakan bedah. Tujuan utama

    tindakan bedah adalah memperlancar saluran cerna baik bersifat kuratif maupun non kuratif

    dengan mengangkat karsinoma dan kemudian memulihkan kesinambungan usus.

    Kemoterapi dan radiasi bersifat paliatif dan tidak memberikan manfaat kuratif. Tindakan

    bedah terdiri dari reseksi luas karsinoma primer dan kelenjar limfe regional. Bila sudah

    terjadi metastase jauh, tumor primer akan direseksi juga dengan maksud mencegah

    obstruksi, perdarahan, anemia, inkontinensia, fistel dan nyeri.

    1. Terapi primer

    Terapi utama untuk tumor kolon adalah operatif. Tindakan operatif yang dilakukan

    tergantung dari letak tumor kolon tersebut. Tehnik pembersihan mesenterium dan keadaan

    patologi (benigna atau maligna) menentukan berapa panjang kolon yang harus direseksi.

    2. Terapi paliatif

    Reseksi tumor secara paliatif dilakukan untuk mencegah atau mengatasi obstruksi atau

    menghentikan pendarahan supaya kualitas hidup penderita lebih baik. Jika tumor tidak dapat

    diangkat, dapat dilakukan bedah pintas atau anus preternaturalis.

    Pada metastasis di hepar yang tidak lebih dari 2 atau 3 nodul dapat dipertimbangkan

    eksisi metastasis. Pemberian sitostatik melalui arteri hepatika, yaitu perfusi secara selektif,

    kadang lagi disertai terapi embolisasi, dapat berhasil menghambat pertumbuhan sel ganas.

    II.3.xi KOMPLIKASI

    1. Anemia

    Anemia pada tumor kolon terutama disebabkan akibat adanya perdarahan. Anemia

    yang terjadi adalah anemia hipokrom mikrositik.

    2. Perforasi

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    35/36

    Perforasi terjadi karena adanya sumbatan oleh tumor yang akan mengganggu pasase

    dari feses.

    3. Ileus obstruksi

    4. Metastasis

    Terutama ke hepar, paru, tulang, dan otak.

    II.3.xii PROGNOSIS

    Prognosis tergantung dari ada atau tidaknya metastasis jauh, yaitu klasifikasi

    penyebaran tumor dan tingkat keganasan sel tumor. Bila disertai dengan diferensiasi sel

    tumor buruk, prognosisnya sangat buruk.

  • 8/10/2019 Bab i Tumor Kolon

    36/36