Bab 4 buku teks sim 2014

61
BAB 4 BUKU TEKS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM ADMINISTRASI PUBLIK Aldri Frinaldi, S.H., M.Hum., Ph.D Penulisan Buku Teks ini Dibiayai BOPTN Universitas Negeri Padang Tahun 2014 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014

Transcript of Bab 4 buku teks sim 2014

BAB 4

BUKU TEKS

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DALAM ADMINISTRASI PUBLIK

Aldri Frinaldi, S.H., M.Hum., Ph.D

Penulisan Buku Teks ini Dibiayai

BOPTN Universitas Negeri Padang Tahun 2014

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014

BAB 4

DUKUNGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

TERHADAP ADMINISTRASI PUBLIK

4.1. Pentingnya SIM dalam Administrasi Publik di Indonesia

Sistem informasi manajemen merupakan salah satu konsep yang penting dalam ilmu administrasi

Negara. Organisasi public sebagai fokus dalam administrasi Negara selalu mengkaitkan segala

sumber daya dalam mencapai tujuannya. Salah satu sumber daya yang cukup penting adalah

informasi.

Agar organisasi publik mampu meningkatkan efesiensi dan memberikan pelayanan

umum yang lebih baik penanganan informasi modern tidak dapat dilakukan dengan sekedar

komputerisasi yang berupa pengadaan perangkat keras komputer, tetapi juga mengembangan

organisasi secara berkesinambungan. Dengan demikian, dalam hal kebutuhan akan sistem

informasi yang lebih efesien dan dapat diandalakan dalam membuat keputusan manajemen,

unsure utama yang berpengaruh adalah unsur teknologi, yaitu teknologi otomasi dan

komputerisasi.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa pengembanga organisasi yang dipicu oleh tersedianya

teknologi otomasi dan teknologi komputerisasi tidak begitu saja dapat dilaksanakan hanya

dengan pengetahuan dasar tentang perangkat kerasnya. Pemahaman tentang perangkat lunak dan

perangkat otak serta kebutuhan akan informasi dalam organisasi juga tidak kalah penting.

Pengalaman manajer, pemahaman tentang visi dan misi organisasi, antisipasi terhadap

kecendrungan dimasa datang, serta konsultasi dengan pihak yang berkompeten akan memberikan

bekal kepada para pimpinan guna merumuskan solusi yang terbaik bagi pengembangan SIM

dalam organisasi yang dipimpinnya.

Komponen-komponen sistem informasi manajemen menurut pendapat FF. Land dan M.

Kennedy (dalam Galliers, 1987:86)

1) Sistem informasi yang meliputi sistem diskursus dan interaksi antara individu dan

kelompok kerja didalam organisasi.

2) Sistem formal yang meliputi sistem aturan, batasan-batasan organisasi dan batasan-

batasan wewenang.

3) Sistem komputer formal yang meliputi aktivitas-aktivitas organisasi melalui

formalisasi dan pemprograman.

4) Sistem komputer informal dikaitkan dengan penanganan komputer secara personal

dan kemungkinan penggunaan sistem formal serta jaringan komputer sebagai sarana

penyatuan informasi yang tidak terstruktur dan informasi-informasi informal.

5) Sistem eksternal,formal dan informal

Kelima komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain. Komponen sistem

informasi tersebut dikembangkan dengan mempertimbangkan perkembangan yang cukup baru,

yakni informasi informal yang dalam banyak aplikasi dan teorisasi belum banyak disinggung.

Ada beberapa hal yang perlu dicatat dalam perkembangan konsep sistem informasi manajemen

dalam lingkup administrasi Negara. Pertama, terdapat begitu banyaknya buku buku sistem

informasi manajemen yang mengakar sekaligus teraplikasi dibidang ekonomi yang telah lama

digunakan atau dianggap menjadi bagian yang menyatu dalam pengajaran dan aplikasi pada

administrasi Negara khususnya pada penerapan model organisasi public.

Kedua, tidak dapat dikatakan bahwa seperangkat komputer itu merupakan satu hal yang

dapat dikatakan sebagai konsep sistem informasi manajemen sebagaimana yang terdapat dalam

beberapa majalah, iklan-iklan dan sebaginya. Perkembangan teknologi komputer hanyalah salah

satu instrument untuk mengolah data dalam sistem informasi manajemen dan hal itu baru

merupakan konsep sistem informasi manajemen kalau dikaitkan dengan proses pembuatan

keputusan dalam organisasi (public).

Ketiga, sistem informasi manajemen sebagai proses. Sebagai proses, sistem informasi

manajemen sebenarnya terdiri dari beberapa subsistem antara lain: users, yang meliputi pimpinan

tingkat atas, menengah dan operasional. Sebagai proses, setiap pembahasan konsep sistem

informasi manajemen menghendaki proses manajemen data, yang meliputi proses pengolahan

data baik itu menggunakan cara manual ataupun menggunakan komputer yang dalam banyak hal

efektivitas dan kompleksitasnya sangat tergantung dari perkembangan teknologi baik hardware

maupun softwarenya.

Pemprosesan informasi mempunyai peranan yang sangat penting. Peran tersebut dapat

dilakukan melalui tiga cara fundamental. Pertama, seorang dapat melakukan pengawasan

terhadap proses yang sedang berlangsung. Ketika suatu proses sedang dijalankan, komputer

dapat melacak efektivitasnya, menghasilkan data yang memungkinkan pemiliki proses tersebut

untuk memperbaikinya.

Kedua, komputer dapat menyimpa informasi yang berguna dalam bentuk database dalam

pelaksanaan tugas atau proses-proses yang penting bagi para pelanggan. Ketiga, komputer dapat

memperpendek jalur komunikasi dan mempercepat pengerjaan segala sesuatu sehingga

menghasilkan pengurangan waktu siklus.

Ada tujuh manfaat yang diperoleh oleh organisasi atau organisasi dari penggunaan

komputer atau sistem informasi yang berbasis komputerisasi dalam administrasi publik yaitu :

1. Memperpendek jalur komunikasi.

2. Aplikasi-aplikasi yang berbasis komputer dapat dirancang untuk memastikan bahwa

informasi yang bener tersedia pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat.

3. Memudahkan dalam pengumpulan data mengenai bagaimana proses-proses

dikerjakan, kemudian melakukan analisis statistik dasar untuk kepentingan tertentu.

4. Membantu meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

5. Informasi berbasis data itu dapat memberikan pandangan yang lebih luas kepada

pimpinan tentang proyeksi pembangunan dan kemudahan pemberian layanan publik.

6. Meningkatkan efesiensi pelayanan publik dan kegiatan adminsitrasi publik lainnya.

Dari teori kepemimpinan diketahui bahwa manajemen suatu organisasi memainkan tiga

kategori peranan, yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan informasional dan peranan

selaku pengambil keputusan.

Peranan yang bersifat interpersonal

Peranan yang bersifat interpersonal ini sering menampakkan dirinya dalam tiga bentuk

utama, yaitu pertama: peranan yang bersifat simbolis. Salah satu akibat dari peranan tersebut

ialah kesediaan manajemen untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan seremonial. Tapi,

tidak sedikit pula orang yang menduduki posisi manajerial penting yag tidak senang memainkan

peranan tersebut karena paling sedikit dua alasan utama, yaitu (a) keterlibatan termasuk kategori

kegiatan peripheral dalam arti memberikan kontribusi secara langsung kepada pencapaian tujuan

organisasi dan berbagai sasarannya; (b) kegiatan sosial dan seremonial itu menyita banyak

waktu, tenaga dan bahkan biaya. Akan tetapi sesungguhnya, memainkan peranan simblis tersebut

sangat penting, paling sedikit ditinjau dari segi penciptaan citra positif organisasi yang

bersangkutan misalnya sebgai tokoh dalam lingkungan organisasi dan mencegah timbulnya

persepsi dikalangan orang lain bahwa manajemen organisasi menjadi kelompok yang eksklusif.

Kedua: peranan selaku pimpinan. Kemampuan memimpin yang efektif akan turut

menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi karena dengan kepemimpinan itulah orang

lain dibina, diarahkan, dan dimotivasi yang tepat. Dari teori kepemimpinan diketahui bahwa

kepemimpinan yang efektif antara lain menyangkut gaya kepemimpinan yang situasional yang

pada umumnya berarti bahwa dalam menerapkan kepemimpinannya, seorang manajer

menyesuaikan gaya tersebut dengan tingkat kematangan mental, professional dan teknis para

bawahan meskipun gaya yang demokratiklah yang sesungguhnya paling didambakan.

Ketiga: peranan sebagai penghubung, terutam dalam arti eksternal yaitu peranan selaku

wakil organisasi dalam menghadapi berbagai pihak di luar organisasi yang mempunyai

kemitraan atau hubungan kerja dengan organisasi yang bersangkutan. Salah satu bentuk

hubungan ini ialah bahwa manajemen menerima informasi dari pihak luar dan sebaliknya

memberikan informasi kepada pihak luar tersebut tentang organisasi yang dipimpinnya.

Peranan Informasional

Yang dimaksud dengan peranan ini adalah bahwa kedudukannya selaku unsure pimpinan

dalam organisasi disamping peranan selaku penerima dan pembagi infornasi. Sebagai pemantau

arus informasi, manajemen berupaya untuk menjamin bahwa informasi yang diterima segera

segera sampai pada satuan kerja yang memerlukannya dan sebaliknya arus informasi keluar

berjalan lancer dalam arti diterima oleh pihak luar yang memerlukannya dalam waktu yang

sesingkat mungkin. Selaku penerima informasi, manajemen memperoleh berbagai jenis

informasi dari banyak sumber, baik secara internal dari berbagai komponen atau satuan kerja

yang terdapat dalam organisasi maupun secara eksternal, yaitu berbagai sumber yang dianggap

memiliki informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam menjalankan semua jenis peranan,

fungsi dan kegiatannya.

Biasanya informasi yang diterima oleh manajemen dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu

informasi yang digunakan sendiri oleh manajemen dalam memainkan peranan manajerial dan

informasi yang didistribusikan kepada para manajer yang lebih rendah untuk digunakan sebagai

alat pendukung kegiatan para bawahan tersebut. Kedua kategori inilah yang mengakibatkan

timbulnya peranan manajemen selaku pembagi informasi. Dengan peranan ini manajemen

menyampaikan informasi tentang berbagai segi kehidupan organisasi seperti strategi, rencana,

kebijaksanaan-kebijaksanaan, tindakan operasional dan hasi yang dicapai kepada berbagai pihak

yang memerlukan.

Peranan Selaku Pengambil Keputusan

Pada tingkat yang berbeda-beda para manajer dalam suatu organisasi berperan selaku

pengambil keputusan, baik yang bersifat strategis, fungsional dan teknis operasional. Peranan

tersebut timbul karena manajemen memiliki wewenang untuk bertindak selaku (a)

wirausahawan; (b) peredam ketidaktenangan; (c) penentu lokasi sarana, prasarana, sumber daya

manusia dan dana; (d) selaku perunding.

Manajemen berperan selaku wirausahawan berarti bahwa merekalah yang paling

bertanggung jawab untuk mengamati situasi internal dan lingkungan sedemikian rupa sehingga

jika peluang baru timbul untuk melakukan kegiatan tertentu dalam rangka peningkatan

kempampuan organisasi mencapai tujuan dan sasarannya, peluang tersebut dapat dimanfaatkan

dengan segera dan semaksimal mungkin.

Dapat dipastikan bahwa adakalanya suatu organisasi dihadapkan pada suasana ketidak

tenangan yang disebabkan oleh perubahan yang tidak terduga. Sering ditekankan bahwa

manajemen yang tangguh adalah manajemen yang antisipatif sehingga tidak sering dihadapkan

pada suasana yang dadakan. Artinya, sematang matang perkiraan keadaan masa depa yang

dilakukan, unsure ketidakpastian selalu ada. Untuk meredam ketidaktenangan yang mungkn

timbul, manajemen dapat melakukan berbagai pilihan tindakan, termasuk pengkajian ulang

strategi dan rencana organisasi dan megkounikasikan hasil pengkajian tersebut kepada seluruh

jajaran organisasi.

Penentu lokasi sarana, prasarana, sumber daya manusia dan dana. Kepemimpinan yang

efektif menuntun bahwa kekuasaan tersebut sesungguhnya merupakan amanat yang harus

diemban dengan sebaik mungkin. Berarti tidak boleh ada penyimpangan dan penyalahgunaan

kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Kewenangan yang dimiliki tampak dalam berbagai

bentu, seperti kewenangan mengalokasikan anggaran, sarana dan prasarana kerja, sumber daya

manusia, dan lain sebagainya. Peranan terakhir yaitu selaku perunding bagi organisasi dengan

berbagai pihak diluar organisasi.

Teori dalam pengambilan keputusan menekankan pada tujuh langkah yang harus

ditempuh, yaitu:

a. Identifikasi permasalahan yang dihadapi

Permasalahan harus dikenali secara mendasar situasi yang menimbulkan

ketidakseimbangan dalam kehidupan organisasi. Pengenalan secara mendasar ini berarti harus

digali penyebabnya secara mendalam. Selain itu dalam pengambilan keputusan tidak hanya dari

diagnosis gejala yang tampak.

b. Pengumpulan data

Dalam pengambilan keputusan diperlukan informasi yang lengkap, mutakhir, dapat

dipercaya, dan diolah dengan baik. Pentingnya menggali data dari sumber yang layak digali, baik

secara internal maupun eksternal. Dari segi inilah harus dilihat pentingnya akses bagi para

pengolah data terhadap semua sumber data. Pentingnya untuk menjamin bahwa data yang

dikumpulkan relevan dengan permasalahan yang hendak diatasi. Selanjutnya, pentingnya untuk

memastikan bahwa mutu atau kualitas dari data yang dikumpulkan haruslah kualitas yang bagus

sehingga informasi yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang bagus juga.

c. Analisis data

Analisis data harus mampu menunjukan berbagai alternative yang mungkin ditempuh.

Analisis data diarahkan pada pembentukan persepsi yang sama diantara berbagai pihak tentang

arti data yang dimiliki.

d. Analisis berbagai alternative

Pada umumnya, para pengambil keputusan dihadapkan kepada berbagai altenatif yang

mungkin ditempuh. Analisis setiap alternative mutlak dilakukan, karena tujuannya untuk

mengenali secara tepat karakter setiap alternative, baik berupa kekuatan maupun kelemahannya.

e. Pemilihan alternative

Analisis berbagai alternative dapat member petunjuk tentang alternative yang sebaiknya

digunakan. Alternative yang dipilih merupakan alternative yang dirasa paling baik. Pengalaman

menunjukan bahwa ketepatan pilihan alternative dapat diperbesar apabila digabung dengan

intuisi.

f. Pelaksanaan

Alternate yang dipilih merupakan yang terbaik atau tidak, diuji pada waktu yang

digunakan dalam arti mampu tidaknya menghilangkan situasi disekuilibrium dan apakah

permasalahan yang dihadapi dapat dipecahkan secara efektif atau tidak.

g. Penilaian

Hasil pelaksanaan memerlukan penilaian yang objektif, rasional, dan berdasarkan tolok

ukur yang baku. Hasil penilaian menunjukan bahwa hasil yang dicapai melampaui harapan,

sekedar sesuai dengan atau kurang dari sasaran. Apabila hasil yang dicapai tidah memenuhi

sasaran dan harapan, pengambilan keputusan harus berani melakukan instrospeksi sedemikian

rupa sehingga dalam menghadapi situasi sejenis di masa depan kekurangan tersebut dapat

diatasi.

Sekilas Sejarah Penggunaan SIM dalam Administrasi Publik

Reformasi telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia,

yang tadinya sangat terbatas oleh pengaruh kekuasaan yang terlalu membatasi ruang gerak

masyarakat Indonesia. Reformasi telah mendorong masyarakat Indonesia untuk lebih leluasa

dalam mengembangkan potensi dan sumber daya yang dimiliki. Reformasi juga telah mendorong

adanya perubahan dalam hubungan antara pemerintah pusat dan daerah, yang tadinya bersifat

sentralisasi atau terpusat sekarang berubah. Hubungan itu menjadi desentralisasi atau kebebasan

yang dimiliki oleh pemerintah daerah dalam mengembangkan sumber daya manusia dan sumber

daya alam lebih optimal dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desentralisasi telah melahirkan adanya otonomi daerah. Dengan lahirnya otonomi

daerah, setiap daerah dibagi kedalam beberapa wilayah yang meliputi wilayah provinsi,

kabupaten dan kota. Peran pemerintah daerah sangat penting dalam menciptakan iklim

pemerintahan daerah yang lebih maju dan mampu menghasilkan pembangunan yang merata, luas

dan bertanggung jawab.

Pelayanan pemerintahan daerah menggunakan suatu informasi yang akurat sangat

penting bagi seluruh mayarakat. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus mewujudkan suatu

pelayanan sistem informasi. Pelayanan sistem informasi dilakukan karena suatu keharusan

terutama didalam pemerintahan. Penggunaan sistem teknologi informasi dalam bidang

pemerintahan digunakan untuk kelancaran komunikasi antar Lembaga-lembaga, Dinas, Instansi /

Badan dan kepada masyarakat. Komunikasi antar pemerintah pusat dengan pemerintah daerah

serta bagi masyarakat luas supaya terjalin suatu sistem kepemerintahan yang efektif, efisien serta

cepat dalam melayani masyarakat luas. Teknologi sistem informasi mampu menyediakan ruang

informasi pelayanan publik yang dapat diakses oleh siapapun, dimana pun secara mudah.

Kebutuhan informasi yang cepat, tepat dan akurat menjadi salah satu dasar

perkembangan teknologi informasi. Dibagian pemerintahan kebutuhan teknologi informasi ini

sudah menjadi salah satu kebutuhan primer, karena pada umumnya pemerintah memiliki tugas

dan tanggung jawab terhadap pelayanan masyarakat. Dan salah satu tools yang bisa digunakan

untuk meningkatkan peningkatan pelayanan masyarakat adalah dengan menerapkan e-

government.

Kemajuan teknologi dan informasi pemerintah kota dapat dilihat dari pelayanan

administrasi yang sudah berbasis pada penggunaan teknologi komputer, yaitu dengan

menerapkan konsep teknologi pemerintahan yang sering disebut e-Government. Tetapi hingga

saat ini pemaknaan implementasi e-government oleh pemerintah daerah maupun pusat masih

banyak yang bersifat sendiri-sendiri, sehingga masih banyak kendala, hambatan dan tantangan

yang dihadapi untuk meningkatkan pemanfaatan e-government di Indonesia, sehingga masih

banyak pemerintah yang menggunakan e-government itu hanya sebagai penyedia informasi saja

(web statis).

Pelayanan untuk memperoleh informasi pada saat sekarang ini begitu kompleks. Pesatnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia ini dimana perubahan demi perubahan

berlangsung secara cepat dan menjangkau lapisan yang luas. Perubahan yang cepat harus

dikendalikan untuk menjamin agar proses perubahan yang terjadi dapat dikendalikan secara

teratur maka dibutuhkan suatu mekanisme yang dapat diterapkan sesuai dengan keadaan.

Penerapan e-Government merupakan suatu mekanisme yang dapat menjawab segala

permasalahan berkenaan dengan pelayanan informasi bagi masyarakat. Pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah tentu sangat membutuhkan sebuah sistem yang terintegrasi yang

dapat meningkatkan efisiensi kegiatanpemerintahan, baik dari segi kecepatan akan kebutuhan

informasi maupun darisegi peningakatan pelayanan masyarakat. Pengembangan aplikasi

egovernment memerlukan pendanaan yang cukup besar sehingga diperlukan kesiapan dari sisi

sumber daya manusia aparat pemerintahan dan kesiapan dari masyarakat. Survei di beberapa

negara menunjukkan bahwa ada kecenderungan aparat pemerintah untuk tidak melaksanakan

kegiatan secara online, karena mereka lebih menyukai metoda pelayanan tradisional yang berupa

tatap langsung, surat-menyurat atau telepon.

E-government adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk

administrasi pemerintahan yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan

dan memuaskan kepada masyarakat. Semua organisasi pemerintahan akan terpengaruh oleh

perkembangan e-government ini. Selanjutnya dengan e-government dapatlah digolongkan dalam

empat tingkatan, yaitu:

a. Tingkat pertama adalah pemerintah mempublikasikan informasi melalui website.

b. Tingkat kedua adalah interaksi antara masyarakat dan kantor pemerintahan melaui e-

mail.

c. Tingkat ketigaadalah masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi dengan kantor

pemerintahan secara timbal balik.

d. Level terakhir adalah integrasi di seluruh kantor pemerintahan, di mana masyarakat

dapat melakukan transaksi dengan seluruh kantor pemerintahan yang telah

mempunyai pemakaian data base bersama.

Dalam mengembangkan implementasi e-government diperlukan strategi-strategi yang dapat

diwujudkan hingga mencapai tujuan akhir yaitu implementasi e-governmentyang sepenuhnya

terintegrasi. Adapun strategi-strategi yang dibuat oleh pemerintah terkait dengan pengembangan

e-government yang diatur dalam instruksi diatas, yaitu mengembangkan sistem pelayanan yang

handal dan terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas, menata sistem manajemen dan

proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah otonom secara holistik, memanfaatkan teknologi

informasi secara optimal, meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri

telekomunikasi sertateknologi informasi, mengembangkan kapasitas sumber daya manusia baik

pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy

masyarakat,dan melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan-tahapan yang

realistis dan terukur.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik telah terdapat beberapa jenis informasi yang wajib disediakan dan diumumkan oleh suatu

lembaga, secara elektronik maupun non-elektronik antara lain profil, kegiatan, peraturan,

kebijakan, laporan keuangan yang dikeluarkan oleh institusi pemerintah,dan lain

sebagainya.Dalam melakukan implementasi e-government terdapat tiga komponen utama yang

harus diperhatikan yaitu kebijakan, aplikasi,dan infrastruktur.

Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat

meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak Upaya pengembangan e-government dapat

dilakukan dalam beberapa tahap atau tingkatan. Penggunaan teknologi informasi ini kemudian

menghasilkan hubungan bentuk baru seperti:

a. G2C (Government to Citizen),

b. GTB (Government to Business Enterprises),

c. an G2G (Government to Government/interagency relationship),

d. G2E (Government to Employees).

Portal pemerintah daerah merupakan salah satu bentuk aplikasi e-government yang

dirancangsecara sistematik melalui tahapan yang realistik. Portal ini dikelola oleh satuan

organisasi yang secara khusus ditunjuk untuk itu. Pembuatan portal Pemerintah daerah

merupakan tingkat pertama dalam pengembangan e-government pada pemerintah daerah yang

bertujuan agar masyarakat dapat dengan mudah memperoleh akses informasi tentang

penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan yang mereka butuhkan, serta ikut berpartisipasi

dalam pembangunan daerah dengan menggunakan media internet.

Agus Dwiyanto (2005: 14) mengatakan bahwa adanya e-government mampu

menyederhanakan hirarki dan memperbaiki kualitas informasi sehingga hubungan antara

bawahan menjadi terbuka dan langsung, kualitas dan kecepatan informasi menjadi lebih baik,

pengambilan keputusan bisa memanfaatkan informasi secara optimal, dan respon pemerintah

menjadi lebih baik dan tepat; e-government memperbaiki kualitas kebijakan dan legitimasi

pemerintah meningkat, sehingga kebijakan pemerintah menjadi information-based dan efektif; e-

government membantu mengorganisir data, menganalisis dan memperbarui data secara lebih

mudah sehingga informasi mengenai potensi daerah bisa dengan mudah; e-government membuat

transparansi pemerintah dan pelayanan menjadi tak terhindarkan; dan e-government

mempercepat terwujudnya Good Governance.

Adapun keuntungan yang diperoleh dari implementasi e-government di kabupaten/kota

adalah antara lain;

1) Peningkatan kualitas pelayanan ; layanan publik 24 jam (berkat adanya teknologi

internet)

2) Dengan menggunakan teknologi online, banyak proses yang dapat dilakukan

dalam format digital, hal ini akan mengurangi penggunaan kertas (less

paperwork), sehingga proses akan menjadi lebih efisien dan hemat.

3) Database dan proses terintegrasi: akurasi data lebih tinggi, mengurangi kesalahan

identitas dan lain-lain.

4) Semua proses transparan

5) Mengurangi peluang terjadinya KKN

Saat ini portal pemerintah daerah bisa diakses oleh masyarakat dunia dan sebagai media yang

bisa menampung informasi dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Portal Pemerintah

daerah menjadi media informasi pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat secara global.

Hasil-hasil pembangunan yang telah, sedang dan akan direncanakan oleh pemerintah serta

indikator keberhasilannya dimuat dalam portal ini. Di samping itu, portal pemerintah daerah

tidak hanya menjadi sebuah media informasi, tetapi bisa juga menjadi sebuah website rujukan

ilmu pengetahuan dan ensiklopedia tentang pemerintah daerah.

Saat ini kita bisa melihat perubahan yang sangat cepat seiring perkembangan e-

government yang diberlakukan di Indoensia. Beberapa contoh perubahan yang sangat nyata

adalah pertambahan situs-situs pemerintah pusat, daerah, departemen, kementerian, tingkat

provinsi, kabupaten, kecamatan bahkan ada ke desa. Tetapi kalau kita bandingan dengan negara-

negara lain, Indonesia termasuk salah satu negara yang perkembangan e-governmentnya

tergolong lambat.

Dengan adanya sistem informasi dan komunikasi yang baik, maka pemerintahan dapat

melaksanakan pelayanan secara terpadu dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan

masyarakatnya. Pelayanan informasi dan komunikasi adalah proses perubahan yang akan terjadi

secara terus menerus dan berkesinambungan. Pelayanan informasi dan komunikasi yang

diselenggarakan oleh pemerintah bersama untuk menuju terciptanya pelayanan informasi yang

optimal, efektif dan efisien.

Penggunaan teknologi sistem informasi dan komunikasi yang berkembang pesat

merupakan bentuk penyesuaian dalam rangka mewujudkan pelayanan primer kepada

masyarakat. Bagi setiap masyarakat untuk mengakses informasi merupakan hal yang paling

penting. Penggunaan teknologi dan sistem informasi adalah untuk mewujudkan praktek

pemerintahan supaya lebih efektif dan efisien, sehingga akuntabilitas pemerintah meningkat.

Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan oleh

Pemerintah Daerah melalui jaringan informasi, pengembangan e-government dapat dilaksanakan

melalui 4 (empat) tingkatan, yaitu :

a. Tingkat 1 – Persiapan

•Pembuatan situs web sebagai media informasi dan komunikasi pada setiap lembaga.

•Sosialisasi situs web untuk internal dan publik.

b. Tingkat 2 – Pematangan

•Pembuatan situs web informasi publik yang bersifat interaktif.

•Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain.

c. Tingkat 3 – Pemantapan

•Pembuatan situs web yang bersifat transaksi pelayanan publik.

•Pembuatan interoperabilitas aplikasi dan data dengan lembaga lain.

d. Tingkat 4 – Pemanfaatan

•Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat Government to

Government (G2G), Government to Business (G2B), Government to

Consumers (G2C).

SIM dalam Administrasi Publik

Perkembangan yang mencolok selama beberapa dasa warsa menjelang dimulainya abad ke-

21 ditandai dengan semakin pentingnya informasi dan pengolahan data di dalam banyak

aspek kehidupan manusia. Seiring dengan lajunya gerak pembangunan, organisasi-organisasi

publik maupun swasta semakin banyak yang mampu memanfaatkan teknologi informasi baru

yang dapat menunjang efektifitas, produktifitas, dan efisiensi mereka. Perkembangan

teknologi informasi dalam hal ini teknologi komputer dapat menunjang pengambilan

keputusan di dalam organisasi-organisasi modern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan

di dalam organisasi dapat diselasaikan secara tepat, akurat, dan efisien.

Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan

yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen

baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang.

Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam

pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang

paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan keputusan.

Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa setiap

orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat

waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi

untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis. Para manajer sekarang ini

dituntut kemampuan mereka untuk dapat memanfaatkan informasi yang membanjiri

organisasi dan membuat keputusan secara tepat berdasarkan informasi tersebut. Termasuk juga

dalam administrasi publik, permasalahan utama dalam administrasi publik adalah masalah

pelayanan publik.

Di era perdagangan bebas dan globalisasi juga menuntut tingkat kinerja administrasi

pemerintahan dan perijinan yang tinggi, karena administrasi pemeritahan dan perijinan akan

sangat mempengaruhi tingkat daya saing daerah dan juga produk-produk daerah yang pada

gilirannya akan sangat menentukan kinerja keuangan daerah atau Negara.

Beberapa studi menunjukkan bahwa akar permasalahan administrasi pemerintahan adalah

prosedur yang berbelit-belit dan tidak transparan. Sehingga konsep birokrasi lebih dikenal

dan diartikan sebagai suatu yang menyusahkan karena rumit, tidak efisien dan korup.

Oleh karena itu prosedur pemerintahan merupakan salah satu hal yang harus dikelola secara

lebih baik demi untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan pemerintahan dan

memenangkan persaingan di era globalisasi ini.

Peningkatan kesadaran tentang pentingnya peranan informasi bagi pemimpin untuk

membantu dalam pengambilan keputusan harus dilakukan. Selain sistem pendukung keputusan,

lingkup sistem informasi manajemen yang banyak terdapat di dalam organisasi publik adalah

berkenaan dengan manajemen database. Begitu banyak permasalahan di bidang sistem informasi

yang dipergunakan di dalam pelayanan publik yang sesungguhnya merupakan permasalahan

manajemen database, yaitu bagaimana mengelola data dan informasi yang tersimpan dalam

organisasi secara efesien dan aman serta menciptakan prosedur cari-ambil yang cepat dan

mudah.

Dalam meningkatkan kinerja yang efesien dan efektif dalam pelayanan publik, maka

diperlukan sistem informasi manajemen yang baik. Seperti yang kita ketahui bahwasanya

birokrasi yang memberikan pelayanan publik saat ini sangat berbelit-belit, sehingga pemerintah

perlu merampingkan birokrasi agar masyarakat dapat dengan mudah dan cepat mengurus surat

izin atau surat legalitas dari pemerintah, misalnya pembuatan KTP, surat izin usaha, dsb.

Untuk memangkas sistem birokrasi yang berbelit-belit tersebut, maka pemerintah

mendirikan instansi layanan satu pintu (one stop service) yang membutuhkan suatu sistem

informasi manajemen yang baik khususnya dalam keandalan manajemen database agar dalam

memberikan pelayanan secara cepat dan mudah.

Dalam manajemen database menyangkut dengan aspek pemakaian (use) dan pengendalian

(control) data. Bagi organisasi publik kedua aspek manajemen tersebut, ini sama pentingnya.

Pemakaian data harus dibuat supaya lebih efesien dan tanggap terhadap kebutuhan organisasi

yang mempunyai misi pelayanan publik. Pada saat yang sama, database harus tetap dijaga

integrasinya karena dalam organisasi publik cukup banyak data yang benar-benar rahasia dan

harus dilindungi dari pihak-pihak yang mungkin menyalahgunakan data tersebut. Kecuali itu

unsur penting yang harus diperhatikan oleh para mamjer publik adalah adaptabilitas organisasi

terhadap sistem pengolahan data yang modern. Misalnya dalam pengurusan perizinan usaha,

sudah menuntut komputerisasi secara integratif sedangkan kemampuan staff dan perangkat sudah

memungkinkan, maka tidak ada alasan lagi untuk tetap mempertahankan sistem lama yang

berbelit-belit dan memperpanjang proses dalam birokrasi.

Adaptabilitas merupakan tuntutan bagi organisasi publik yang modern untuk menggunakan

teknologi database mutakhir yang memungkinkan pengolahan data secara lebih efesien dan

sistematis. Program-program database dan bahasa pemogram komputer sekarang ini memiliki

kecenderungan untuk lebih dekat kepada unsur manusia sebagai pemakai data sedangkan

ketergantungan terhadap mesin komputer semakin berkurang. Dengan perangkat database yang

user-friendly dan machine-independent tersebut, manajemen organisasi publik tentunya akan

lebih lincah dan tanggap dalam melaksanakan pelayanan publik.

Pemakaian teknologi informasi telah memberi warna baru pada mekanisme layanan umum

yang diberikan oleh organisasi-organisasi publik sebagai organisasi yang memiliki misi dan

sistem pengambilan keputusan yang berbeda dengan organisasi swasta. Komputerisasi dan

otomasi berlangsung dimana-mana seiring dengan pengembangan sistem administrasi di dalam

organisasi-organisasi tersebut guna menciptakan tata-kerja yang efektif dan efisien. Pada saat

yang sama Sistem Informasi Manajemen Nasional (SIMNAS) yang andal hanya akan dapat

dicapai apabila pengembangan simpul-simpul sistem informasi manajemen dalam organisasi-

organisasi publik itu dapat dilaksanakan dengan baik. Masalah yang dihadapi oleh organisasi-

organisasi publik pada umumnya dalam rangka pengembangan sistem informasi manajemen

ialah bagaimana memadukan nilai efektivitas sistem administrasi dan layanan umum kepada

masyarakat dengan nilai efisiensi didalam tata-kerja organisasi.

Secara umum, SIM dalam administrasi publik terutama memiliki dua pola yaitu:

1. Sistem pendukung keputusan (decision support sistem)

Decision support sistem (DSS) menurut Moore and Chang (2010), dapat

digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan analisis ad hoc data, dan pemodelan

keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan

pada saat-saat yang tidak biasa.

DSS dibuat sebagai suatu cara untuk memenuhi kebutuhan seorang manajer dalam

membuat keputusan yang spesifik dalam memecahkan permasalahan yang spesifik pula.

Beberapa karakteristik sistem pendukung keputusan:

a. Interaktif

b. Fleksibel

c. Data kualitas

d. Prosedur pakar

2. Sistem manajemen database untuk layanan umum.

Kebutuhan-kebutuhan akan perencanaan sistem komunikasi data, otoritas peng-

gunaan data, arsitektur perangkat keras dan perangkat lunak maupun sumberdaya

manusia yang menunjang masing-masing pola ini dalam beberapa hal akan berlainan

pula. Sistem pendukung keputusan lebih banyak menyangkut perencanaan beserta

keputusan-keputusan strategis tingkat manajerial dengan waktu tanggapan atas informasi

yang lebih cepat. Sebaliknya, sistem manajemen database layanan umum lebih banyak

menyangkut keputusan-keputusan rutin tetapi harus disertai dengan akurasi data dan

informasi yang tinggi serta sistem operasional yang dapat diandalkan.

Dimasa mendatang, pengembangan SIM publik akan mengarah kepada perluasan aplikasi

teknologi informasi, pola administrasi yang lebih fungsional, pemakaian teknik-teknik baru

didalam pengembangan SIM berbasis komputer, dan penciptaan sistem layanan umum yang

integratif. Sistem Informasi Manajemen dipemerintahan merupakan suatu sistem yang

melakukan fungsi-fungsi untuk menyediakan semua informasi yang mempengaruhi semua

penyelenggaraan pemerintahan. Sistem ini digunakan untuk menyajikan informasi untuk

mendukung penyelenggaraan tugas dan fungsi dan pengambilan keputusan dipemerintahan.

Sistem informasi manajemen adalah Penerapan perkembangan Sistem Informasi Manajemen

untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan publik. Hal ini melihat bahwa Perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi telah menawarkan solusi untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan

dan pelayanan publik yang lebih berbasis good governance.

Pada intinya e-government adalah penggunaan Sistem Informasi Manajemenyang dapat

meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan Sistem Informasi

Manajemenini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to

Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government). Pemanfaatan

e-government bagi birokrasi diharapkan dapat menjadi alternatif bagi reformasi birokrasi menuju

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang lebih baik. Sehingga kita dapat

melihat bagaimana budaya kerja dan perilaku dari aparatur pemerintah dalam memamfaatkan

sistem informasi menajemen dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.

Potret Penerapan E-Government melalui Sistem Informasi Manajemen di Indonesia

E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti

menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan

penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara

publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal

sebagai world wide web. Pada intinya e-government adalah penggunaan Sistem Informasi

Manajemen yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain.

penggunaan Sistem Informasi Manajemen ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru

seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to

Government).

Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain: (1) Pelayanan Publik yang lebih

baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa

harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara

fisik datang ke kantor pemerintahan. (2) Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis,

dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara

berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan

dari semua pihak. (3) Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh.

Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan

pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang perkuliahan pada perguruan tinggi: jumlah kelas,

daya tampung, perkuliahan e-learning, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online. (4)

Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat

dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat

besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat

dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus

terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.

Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah sangat mendesak untuk

dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi yang diperlukan adalah keterpaduan

sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan sistem informasi on- line antar instansi

pemerintah baik pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan informasi terutama yang

berhubungan dengan pelayanan publik. Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan

strategis dan kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk mengantisipasi

paradigma baru dengan upaya peningkatan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju

terwujudnya pemerintah yang baik (good govermance).

Hal terpenting yang harus dicermati adalah sektor pemerintah merupakan pendorong

serta fasilitator dalam keberhasilan berbagai kegiatan pembangunan, oleh karena itu keberhasilan

pembangunan harus didukung oleh kecepatan arus data dan informasi antar instansi agar terjadi

keterpaduan sistem antara pemerintah dengan pihak penggunan lainnya. Upaya percepatan

penerapan e- Government, masih menemui kendala karena saat ini belum semua daerah

menyelenggarakannya. Apalagi masih ada anggapan e-Government hanya membuat web site saja

sosialisasinya tidak terlaksana dengan optimal.

Pemanfaatan IT pada pemerintahan bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan tata

kelola organisasi yang lebih baik, sehingga mampu menyediakan layanan informasi tepat guna

bagi stake holder. Layanan digitasi pemerintah dapat dilaksanakan melalui pemanfaatan internet.

Misalnya layanan pengaduan masyarakat berbasis sms, absensi online (e-absensi), laporan

kinerja SKPD (e-report), persuratan (e-office) yang kesemua layanan tersebut terpublish pada

web induk pemerintah daerah, sekaligus bisa digunakan sebagai alat untuk monitoring dan

evaluasi kinerja dilingkup Pemerintah tingkat satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Tidak adanya perencanaan yang matang dimana efek yang ditimbulkan adalah pemborosan

anggaran daerah, ada banyak kasus yang bisa dijadikan alasan bahwa masing-masing SKPD

apakah itu badan, Dinas, Bagian, unit kerja lainnyamemiliki paradigma beragam dalam

menerapkan IT sehingga implementasi yang dilakukan terkesan berdiri sendiri, tidak terintegrasi

padahal selayaknya sebuah organisasi yang memiliki banyak struktur harusnya berada dalam

satu induk yang saling bersinergi, bagaimana mungkin keuangan tidak membutuhkan data

kepegawaian yang ada di BKD begitupun sebaliknya.

Pimpinan yang paham dengan pemanfaatan IT namun tidak didukung dengan sumber daya

manusia dan infrastruktur yang memadai juga menjadi masalah tersendiri dibuktikan dibeberapa

daerah yang pemimpin daerahnya sangat paham betapa pentingnya IT dimasa kepemimpinannya

menerapakan IT untuk pelayanan publik namun ketika masa kepemimpinannya berakhir

digantikan dengan pimpinan yang baru maka apa yang telah dibangun sebelumnya tidak lagi

digunakan atau bahkan di hentikan.

Budaya kerja di era informasi yang menuntut produktifitas dan kreatifitas dewasa ini,

masih banyak pegawai pemerintah yang tidak mau beradaptasi dengan teknologi ICT, mereka

kebanyakan menggunakannya hanya sebagai trend bahkan status sosial bukan sebagai

kebutuhan apalagi untuk sebagai problem solving dari rutinitas kerja sehari-hari. Sering dijumpai

baik kepala atau pimpinan jika terjadi masalah mereka mencari konsultan atau vendor membuat

suatu kegiatan dengan label proyek yang semata-mata berorientasi pada keuntungan dan bukan

pemanfaatan.

Kendala lainnnya yaitu luasnya wilayah pemerintahan suatu daerah sehingga penerapan IT

belum merata karena tidak semua staff bisa menggunakan komputer khususnya bagi kecamatan

dan kelurahan yang ada di pelosok, perlu adanya tenaga khusus yang menjalankan media

teresebut. Minimnya infrastruktur pendukung ICT seperti jaringan telepon dan listrik juga

menjadi kendala, kondisi ini merupakan masalah yang perlu diatasi.

Kendala selanjutnya adalah persepsi yang salah terhadap internet. alasan yang sering

didengar, mengapa para pegawai negeri sipil (PNS) enggan memanfaatkan internet karena

pekerjaannya menjadi terganggu digunakan untuk hal lain seperti bermain game, sosial network,

dan sebagainya. Kondisinya cukup memprihatinkan. Artinya persepsi terhadap media ini masih

keliru.

Setelah membahas sekian banyak kendala penerapan IT, saya menawarkan beberapa solusi

untuk pemecahan masalah tersebut. Antara lain, perlu disadari dan dipahami betul bahwa

pemerintah punya peran yang sangat penting dalam peningkatan penggunaan Sistem Informasi

Manajemen dan komputer guna peningkatan kinerja yang tidak lain adalah untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat. Dibutuhkan komitmen dan kesungguhan dari pemerintah untuk

menerapakan IT untuk layanan publik. Untuk itu pendayagunaan teknologi komunikasi dan

informasi, harus lebih dioptimalkan.

Kemudian pentingnya membuat perencanaan yang mantang pemerintah bisa memulainya

melalui sebuah research atau penelitian dengan melibatkan akademisi, praktisi dan disiplin ilmu

terkait yang nantinya akan melahirkan masterplan ICT Pemerintah daerah yang berlaku hingga

beberapa tahun mendatang, ini merupakan tindakan nyata untuk menggunting carut marutnya

penerapan ICT yang berlangsung saat ini, bila tidak ingin kondisinya akan semakin parah.

Dengan masterplan IT tersebut dirumuskan standarisasi, sinkronisasi, kolektifitas dan integrasi

antara tiap unit, bagian, badan dinas dan lainnya lalu dijadikan sebagai pedoman, rujukan bagi

siapapun, dan langkah tersebut harus diproteksi dalam sebuah kebijakan instruksional regional

bila perlu dibuatkan lembaga khusus untuk itu yang langsung berada dibawah struktur pimpinan

daerah.

Masalah infrastruktur yang belum merata di seluruh daerah, tentu sebagian besar

merupakan tanggung jawab pemerintah setempat. Namun untuk daerah-daerah yang sulit

terjangkau oleh teknologi informasi, perlu diterapkan penggunaan alat-alat teknologi alternatif

yang pada saat ini telah banyak ditemukan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar,

agar dapat merasakan manfaat dan kemudahan yang diberikan oleh teknologi informasi.

Hambatan Birokrasi dalam Pengembangan SIM

Hambatan pengembangan e-government jika ditinjau dari perspektif birokrasi sebagai

penyelenggara layanan publik melalui elektronik adalah sebagai berikut

a) Peopleware. Sumberdaya manusia yakni kemampuan para pejabat birokrasi maupun

staff dalam menggunakan internet yang masih sangat terbatas. Hal ini terbukti dari

masih sangat tergantungnya birokrasi dalam pengembangan e-government terhadap

pihak luar. Operasionalisasi e-government juga tidak berjalan lancar ditandai dengan

sarana interaksi yang disediakan tidak ada aktivitas yang berarti.

b) Hardware, yakni berkaitan dengan teknologi dan infrastuktur. Terbatasnya hardware

dan software serta masih sedikitnya instansi pemerintah yang terhubung pada jaringan

baik lokal (LAN) maupun global (Internet) menyebabkan perkembangan e-

government tidak dapat berjalan lancar.

c) Organoware. Hambatan birokrasi, seringkali instansi pemerintah dalam

mengoperasionalkan e-government menemui kendala dalam aspek organisasi.

Kendala ini ditandai dengan tidak fleksibelnya Struktur Organisasi dan Tatakerja

(SOT) birokrasi yang dapat mewadahi perkembangan baru model pelayanan publik

melalui e-government. Para admin e-government di beberapa daerah yang selalu

memonitor pengaduan masyarakat tidak mempunyai wewenang dan kemampuan

untuk langsung berinteraksi dengan masyarakat misalnya dalam memberikan

jawaban. Sedangkan untuk meminta pejabat atau pegawai yang terkait untuk

menjawab pertanyaan yang telah diajukan masyarakat, para admin tersebut tidak

mempunyai wewenang.

d) Hambatan birokrasi lainnya adalah belum adanya regulasi yang mengijinkan transaksi

melalui media elektronik dapat dianggap sah. Walaupun sudah ada Undang-Undang

ITE namun belum ada Juklak dan Juknis. Disamping SOT dan regulasi, hambatan

organoware berikutnya adalah terbatasnya dana yang tersedia untuk pengembangan

dan operasionalisasi e-government di daerah. Pemerintah pusat hanya menyediakan

kerangka kebijakan dan panduan tidak disertai dengan alokasi dana sehingga harus

ditanggung oleh daerah yang bersangkutan.

Berdasarkan hambatan-hambatan di atas sangat logis jika potret e-government di negara kita

mayoritas masih dalam level yang paling dasar yaitu level informasi, sedangkan yang sudah

masuk level kedua pun (interaksi) belum bisa berfungsi dengan baik.

Kelebihan dan Kelemahan SIM pada Organisasi Publik

Kelebihan SIM pada Organisasi Publik

Dapat memberikan informasi-informasi secara tepat dan cepat kepada semua khayalak.

Kemudian dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh data-data yang di perlukannya.

Sehingga data yang di dapatkan bisa menjadi referensi, dapat menambah wawasan kepada

masyarakat umum, informasi dapat di perbaharui dan akurat, lebih hemat dengan sistem

informasi tanpa harus keluar rumah.

Kelemahan SIM pada Organisasi Publik

Disebalik kemudahan SIM ini juga terdapat pula kelemahannya antara lain

mempermudahnya terjadinya plagiat, membuat seseorang kurang berinteraksi dengan

lingkungan, membuat seseorang menjadi ketergantungan, hal-hal yang tradisional menjadi di

tinggalkan karena kemajuan sistem informasi dan kemajuan zaman.

Kelebihan dan kekurangan menggunakan Wifi

Wi-Fi merupakan kependekkan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu

sekumpulan standar yang digunakan untuk jaringan lokal tanpa kabel (Wireless Local Area

Networks- WLAN) Berikut adalah Kelebihan dan kekurangan Wi-Fi.

Kelebihan Wi-Fi

Memungkinkan LAN untuk digunakan tanpa kabel, biasanya mengurangi biaya

penyebaran jaringan dan ekspansi. Ruang di mana kabel tidak dapat dijalankan, seperti

area outdoor dan bangunan bersejarah, dapat menggunakan LAN Wireless.

Harga Wi-Fi terus turun, membuat Wi-Fi merupakan pilihan yang sangat ekonomis

mengenai jaringan

Produk Wi-Fi tersedia di pasar secara luas.

Wi-Fi jaringan dukungan roaming, di mana sebuah stasiun klien mobile seperti

komputer laptop dapat berpindah dari satu jalur akses ke jalur akses yang lainnya

Wi-Fi adalah perangkat standar global. Tidak seperti operator selular, klien Wi-Fi yang

sama bekerja di berbagai negara di seluruh dunia.

Tersebar Luas di lebih dari 250.000 tempat umum, jutaan rumah, organisasi dan

universitas di seluruh dunia.

Protokol baru untuk Kualitas Layanan (WMM) dan mekanisme power saving (WMM

Power Save) membuat Wi-Fi lebih sesuai untuk aplikasi yang latency-sensitif (seperti

suara dan video) dan perangkat kecil berbentuk-faktor.

Kekurangan Wi-Fi

Penyaluran Gelombang dan keterbatasan operasional yang tidak konsisten di seluruh

dunia.

Konsumsi Power yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan beberapa standar lainnya,

membuat masa pakai baterai berkurang dan panas.

Jaringan WiFi memiliki rentang yang terbatas. Sebuah router WiFi rumah mungkin

memiliki kisaran 45m (150ft) indoor dan 90 juta (300ft) di luar rumah.

WiFi menggunakan spektrum 2.4GHz tanpa izin, dimana yang sering bertabrakan dengan

perangkat lain seperti Bluetooth, oven microwave, telepon tanpa kabel, atau perangkat

pengirim video, banyak lainnya. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kinerja.

Jalur akses dapat digunakan untuk mencuri informasi pribadi dan rahasia ditransmisikan

dari konsumen WiFi.

Intervensi pada jalur akses tertutup atau dienkripsi dengan jalur akses terbuka yang

lainnya pada saluran yang sama atau dekat dapat mencegah akses ke jalur akses yang

terbuka oleh orang lain di daerah tersebut. Ini menimbulkan masalah tinggi di daerah

kepadatan tinggi seperti blok apartemen besar di mana banyak penduduk beroperasi poin

akses WiFi.

Jalur akses gratis dapat digunakan oleh orang tak dikenal dan berbahaya untuk melakukan

serangan yang akan sangat sulit untuk melacak di luar jalur akses pemilik.

Kelebihan dan kekurangan menggunakan Hot Spot

Semakin banyak hotspot yang dibangun oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa

Internet bahkan orang perorangan dipicu oleh faktor yakni karena biaya pembangunannya yang

relatif murah. Untuk pemakaiannya dapat menginstall Compact Flash format Wi-Fi radio di slot

yang telah tersedia. Bagi pengguna yang PDA - nya menggunakan Windows XP, hanya dengan

memasangkan kartu ke slot yang tersedia, Windows XP akan dengan sendirinya mendeteksi area

disekitar. Wi-Fi hanya dapat diakses ditempat yang bertandakan Wi-Fi Hotspot, jumlah tempat-

tempat umum yang menawarkan Wi-Fi Hotspot meningkat secara drastis. Hal ini disebabkan

karena dengan dijadikannya tempat mereka sebagai Wi-Fi Hotspot berarti pelanggan mereka

dapat mengakses internet yang artinya memberikan nilai tambah bagi para pelanggan.

Layanan Wi-Fi yang ditawarkan oleh masing-masing Hot Spot pun beragam, ada yang

menawarkan akses secara gratis seperti halnya di executive lounge Bandara, ada yang

mengharuskan pemakainya untuk menjadi pelanggan salah satu ISP yang menawarkan fasilitas

Wi-Fi dan ada juga yang menawarkan kartu pra-bayar. Apapun pilihan Anda untuk cara

mengakses Wi-Fi, yang terpenting adalah dengan adanya Wi-Fi, Anda dapat bekerja dimana saja

dan kapan saja hingga Anda tidak perlu harus selalu terkurung di ruang kerja Anda untuk

menyelesaikan setiap pekerjaan.

Kelebihan Jaringan Hot spot

Kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara

bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel. Untuk masalah kecepatan tergantung sinyal

yang diperoleh. Pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di

Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke

tempat dimana terdapat access point atau hotspot.

Tidak seperti sistem paket radio, WiFi memanfaatkan spektrum radio yang tidak

berlisensi. Sebenarnya, tidak membutuhkan regulasi atau ijin khusus untuk bisa menggunakan

akses Wifi. Sekarang sudah ada banyak perangkat yang mendukung WiFi yaitu Ponsel, PDA,

laptop. Beragam merk dan penyedia layanan fitur WiFi juga bisa dipilih. Jaringan Wi-Fi sifatnya

roaming. Artinya perangkat yang berbasis WiFi (contoh laptop) bisa berpindah dari satu akses

point ke akses point yang lain dengan mudah.WiFi merupakan standar jaringan nirkabel global.

Artinya perangkat WiFi bisa bekerja dimana saja di belahan bumi manapun asal mendapatkan

sinyal jaringannya.

Harga Wi-Fi terus turun, membuat Wi-Fi merupakan pilihan yang sangat ekonomis

mengenai jaringan. Produk Wi-Fi tersedia di pasar secara luas, protokol baru untuk Kualitas

Layanan (WMM) dan mekanisme power saving (WMM Power Save) membuat Wi-Fi lebih

sesuai untuk aplikasi yang latency-sensitif (seperti suara dan video) dan perangkat kecil

berbentuk-faktor.

Kekurangan Jaringan Hot spot

Disamping banyak keunggulan dan kelebihan yang ditawarkan, hot spot juga memiliki

banyak kekurangan, yaitu:

Penyaluran Gelombang dan keterbatasan operasional yang tidak konsisten di seluruh

dunia.

Konsumsi Power yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan beberapa standar lainnya,

membuat masa pakai baterai berkurang dan panas.

Jaringan WiFi memiliki rentang yang terbatas. Sebuah router WiFi rumah mungkin

memiliki kisaran 45m (150ft) indoor dan 90 juta (300ft) di luar rumah.

WiFi menggunakan spektrum 2.4GHz tanpa izin, dimana yang sering bertabrakan dengan

perangkat lain seperti Bluetooth, oven microwave, telepon tanpa kabel, atau perangkat

pengirim video, banyak lainnya. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kinerja.

Jalur akses dapat digunakan untuk mencuri informasi pribadi dan rahasia ditransmisikan

dari konsumen WiFi.

Intervensi pada jalur akses tertutup atau dienkripsi dengan jalur akses terbuka yang

lainnya pada saluran yang sama atau dekat dapat mencegah akses ke jalur akses yang

terbuka oleh orang lain di daerah tersebut. Ini menimbulkan masalah tinggi di daerah

kepadatan tinggi seperti blok apartemen besar di mana banyak penduduk beroperasi poin

akses WiFi.

Jalur akses gratis dapat digunakan oleh orang tak dikenal dan berbahaya untuk

melakukan serangan yang akan sangat sulit untuk melacak di luar jalur akses pemilik.

Mudahnya dihacking oleh para hacker untuk mencuri password pengguna wi-fi.

Pencegahan dari hacking

Pertama kita harus mengetahui perbedaan antara jaringan Hub dan Switch: Pada jaringan hub

semua data yang mengalir di jaringan dapat dilihat/diambil oleh komputer manapun yang ada di

jaringan asalakan komputer tersebut merequest data tersebut, kalo tidak direquest ya tidak akan

datang. Pada jaringan switch hanya komputer yang melakukan pertukaran data yang dapat

melihat data tersebut, komputer-kumputer lain tidak berhak merequest data tersebut. Harga dari

router hub dan switch tidak berbeda jauh sehingga akan lebih aman jika kita menggunakan

metode switch yang akan menyulitkan untuk network hacking.

Kelebihan dan kekurangan menggunakan Modem

1. Kelebihan modem GSM dari Modem CDMA :

Modem GSM memiliki Jangkauan jaringan yang sangat luas sedangkan Jaringan CDMA masih

belum luas. Hampir semua tempat di Jakarta misalnya sudah mendapatkan jaringan 3G atau

HSDPA atau HSUPA. Harga modem GSM yang sudah 3G harganya relatif murah, sekitar 300

ribuan sedangkan harga modem CDMA masih mahal, di atas 700 ribu yang sudah mendukung

Evdo Rev.A (3.1 mbps)

2. Kelebihan modem CDMA dari modem GSM:

Jalur komunikasi Data dan Cellular terpisah, sehingga konektivitas stabil sedangkan modem

GSM karena jalur akses data dan cellular tidak terpisah maka konektivitas kurang stabil.

Teknologi yang digunakan adalah 3G/UMTS/HSDPA. Modem GSM menawarkan kecepatan

dari 3.6 Mbps sampai 7.2 Mbps. Kecepatan tergantung pada kualitas sinyal, bila kita berada di

daerah perkotaan maka kita bisa memperoleh kecepatan yang maksimum. Keuntungan modem

GSM providernya bisa diganti sesuai keinginan kita, jadi kita lebih fleksibel dalam memilih

provider. Serta sinyal GSM mudah dibawa kemana-mana, misalnya keluar daerah.

Untuk daerah terpencil GSM lebih menjangkau daripada CDMA yang terkadang tidak

ada sinyal. Untuk harga Modem GSM lebih murah daripada Modem CDMA. Tetapi banyak

yang mengeluhkan lebih mahalnya harga layanan internet dari pada provider CDMA yang

menawarkan paket lebih murah. Untuk kestabilan dalam berkoneksi internet, keduanya hamper

sama, hanya saja kecepatan internet akan menurun pada jam-jam sibuk yaitu jam 12.00 sampai

10.00 malam.

Modem CDMA menggunakan teknologi WCDMA (Wideband CDMA). Seperti

teknologi CDMA biasanya, teknologi ini menggunakan spectrum pita lebar untuk transmisi data

dan memanfaatkan kode sebagai pembeda masing-masing link komunikasi. komunikasi jenis ini

memerlukan energi yang besar dan karenanya divais lebih cepat panas akibat konsumsi energi

yang tinggi. Perangkat sudah dirancang sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak

akan merusak perangkat. Namun ada baiknya Anda membatasi penggunaan modem atau

datacard sesuai petunjuk penggunaannya (hanya untuk penggunaan di rumah atau kantor).

Modem GSM

GSM Untuk harga Modem CDMA sendiri memang lebih mahal sedikit daripada Modem

GSM. Tetapi harga layanan yang diberikan oleh provider lebih murah. Misal provider SMART

menawarkan paket hanya dengan Rp 45.000,- kita bisa berinternetan unlimited selama satu

bulan. Kekurangan modem CDMA terletak pada jangkauan area. CDMA hanya terdapat di

daerah kota-kota besar saja, sedangkan GSM sudah bisa menjangkau ke pelosok-pelosok daerah.

Dan untuk kestabilan koneksi internet, sama seperti GSM kecepatan akan berkurang pada jam-

jam sibuk.

menggunakan kanal yang sama untuk voice dan data, sehingga jika voice-nya sedang ramai

digunakan maka pengiriman data dapat terganggu sehingga biasanya koneksi data menjadi

lambat. Modem yang menggunakan jaringan GSM menggunakan beberapa teknologi yang akan

mempengaruhi kecepatannya :

Teknologi 2G/2,5G (GPRS/EDGE) : speed max 153 kbps

Teknologi 3G : speed max 384 kbps

Teknologi 3,5G (HSDPA) : Speed max 3,6 mbps

Teknologi 3,75G (HSUPA/HSPA) : Speed max 7,2 mbps

Untuk kelebihan modem dengan jaringan GSM :

Modem GSM memiliki jaringan yang sangat luas

Harga modem GSM biasanya lebih murah

Hampir disemua perkotaan besar sudah mendapatkan jaringan 3G

Untuk kekurangan modem dengan jaringan GSM :

Jalur akses data dan jalur cellular tidak terpisah, sehingga konektivitas kurang stabil

Harga langganan perbulan relatif masih mahal

Modem CDMA

Berbeda dengan modem yang menggunakan jaringan GSM, modem yang menggunakan

jaringan CDMA memiliki kanal yang berbeda untuk voice dan data, sehingga jika voice sedang

ramai pengiriman data sama sekali tidak berpengaruh. Modem yang menggunakan jaringan

CDMA menggunakan beberapa teknologi yang akan mempengaruhi kecepatannya :

Teknologi CDMA 1x : Speed max 153 kbps

Teknologi EVDO REV 0 : Speed max 2,4 mbps

Teknologi EVDO Rev A : Speed max 3,1 mbps

Teknologi ECDO Rev B : Speed max 14.7 mbps

Untuk kelebihan modem dengan jaringan CDMA :

Jalur komunikasi data dan cellular terpisah, sehingga konektivitas lebih stabil

Harga langganan relatif lebih murah

Untuk kekurangan modem dengan jaringan CDMA :

Harga modem relatif lebih mahal

Jangkuan jaringan CDMA khususnya EVDO masih belum luas.

Modem HSDPA

1. High-Speed Downlink Packet Access

High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA)adalah sebuah protokol telepon genggam dan

kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G.HSDPA merupakan evolusi dari standar W-CDMA

dan dirancang untuk meningkatkan kecepatan transfer data 5x lebih tinggi. HSDPA

memdefinisikan sebuah saluran W-CDMA yang baru, yaitu high-speed downlink shared channel

(HS-DSCH) yang cara operasinya berbeda dengan saluran W-CDMA yang ada sekarang. Hingga

kini penggunaan teknologi HSDPA hanya pada komunikasi arah bawah menuju telepon

genggam.

2. Sejarah HSDPA

Pada tahun 1978 awal munculnya teknologi generasi pertama (1G), teknologi

pertamayang diluncurkan adalah Global Sistem for Mobile (GSM) dan Code Division Multiple

(CDMA). Metode akses yang digunakan oleh CDMA dan GSM berbeda, yaitu 1G hanya dapat

digunakan untuk menelpon dan masih menggunakan nada dering monofonik, yang tentunya

belum memiliki akses ke internet. Kemudian pada tahun 1990an diluncurkan teknologi generasi

kedua (2G), yaitu GSM dengan fasilitas nada dering polifonik dan baru memiliki pengaturan

variasi warna. Setelah 2G, muncul telepon seluler dengan 2.5G yang telah memiliki fitur Mobile

Multimedia Message (MMS) dan dilengkapi akses General Packet Radio Service (GPRS).

Perkembangan teknologi yang sangat pesat, sehingga dimunculkanlah telepon seluler dengan

teknologi generasi ketiga (3G). Teknologi ini cukup diminati di masyarakat, dengan salah satu

keunggulan baru dari telpon seluler yang memiliki fitur video call yang membuat kita dapat

melihat lawan bicara kita pada saat melakukan panggilan. Sampai saat ini telah dikeluarkan

teknologi yang disebut 3.5G, yang merupakan teknologi transmisi data pita lebar (bandwith)

yang dapat digunakan secara berpindah-pindah (mobile broadband) dan berbasis High-Speed

Downlink PackageAccess (HSDPA).HSDPA ini pertama kali diperkenalkan di Jepang (berupa

3G+ sampai 3.5G). Teknologi 3,5G ini selalu berkembang sama seperti pada generasi

sebelumnya. 3.5G adalah teknologi lanjutan dari 3G yang dalam teori memberikan layanan

suara, video, maupun akses dengan kecepatan hingga 3.6 Mbps atau sembilan kali lebih cepat

dari layanan 3G umumnya. Kontennya sendiri tidak jauh berbeda dengan konten dari teknologi

3G yang sudah ditawarkan oleh beberapa operator seluler di Indonesia yaitu video call, mobile

video, mobile TV, serta video content. Sedangkan perbedaan antara 3G dengan 3.5G adalah 3.5G

menyuguhkan gambar yang lebih tajam dari gambar yang ditawarkan oleh 3G. Seperti

teknologi sebelumnya, teknologi 3.5G juga menggunakan broadband yang menyediakan

akses atau koneksi internet lebih cepat dan sambungan langsung ke jaringan internet lokal

maupun internasional.

3. Kecepatan unduh data

1) Di lingkungan perumahan teknologi ini dapat melakukan unduh data hingga

berkecepatan 3,7 Mbps.

2) Dalam keadaan bergerak seseorang yang sedang berkendaraan di jalan tol

berkecepatan 100 km/jam dapat mengakses internet berkecepatan 1,2 Mbps.

3) Di lingkungan perkantoran yang padat pengguna dapat menikmati streaming video

dengan perkiraan kecepatan 300 Kbps.

4. KelebihanHSDPA

Memberikan umpan balik yang lebih cepat saat pengguna menggunakan aplikasi

interaktif seperti mobile officeatau akses Internet kecepatan tinggi untuk penggunaan

fasilitaspermainan atau mengunduh audio dan video. Kelebihan lain HSDPA, meningkatkan

kapasitas sistem tanpa memerlukan spektrum frekuensi tambahan. Hal ini menyebabkan

berkurangnya biaya layanan mobile data secara signifikan.

High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA) adalah sebuah jaringan yang

diperuntukkan bagi telepon seluler yang populer dengan nama teknologi 3,5G. Teknologi

inimenyediakan kemampuan mengunduh yang cepat dan merupakan sambungan dari

Asynchronous Digital Subcriber Line (ADSL) yang digunakan pada sambungan layanan internet

untuk daerah perumahan dan mencegah melambatnya koneksi pada telepon seluler.

5. Keamanan HSDPA

Autentikasi user atau pengguna dari teknologi HSDPA ini dilakukan dari SIM card (atau

RUIM). Data dari user akan dikodekan secara berbeda menurut standar CDMA, dan bekerja jauh

lebih baik daripada algoritma kriptografi. Keamanan dari teknologi ini akan jebol apabila ada

penyusup yang masuk ke base station atau suatu ketika penyusup tersebut mendapatkan kode

channel yang hanya dapat diperoleh dari agen khusus( 6432). Dengan kata lain, keamanan akan

kepemilikan akses ini cukup terjamin.

6. Modem HSDPA

Dalam smartphone, akses internet yang sangat cepat dapat diambil dari antena telepon

seluler itu sendiri yang akan diproses lebih lanjut. Sedangkan untuk laptop atau netbook,

komputer belum tentu dapat menangkap dan memproses sinyal yang ada, kebanyakan hanya

dapat menangkap sinyal melalui Wi-Fi ataupun Bluetooth. Solusi yang dapat ditawarkan adalah

dengan menggunakan modem, dengan cara menangkap sinyal tersendiri dari antena yang ada

dan diproses lebih lanjut agar komputer dapat tersambung dengan akses internet dari sinyal

modem.

HSDPA USB modem dapat dipakai untuk mendapatkan koneksi internet pada komputer

rumah dimana terdapat sinyal kuat dari HSDPA. Hal ini akan menggantikan kebutuhan

pengguna akan koneksi fixed line.

a) Keunggulan

1) Teknologi HSDPA, dapat digunakan untuk banyak user secara bersama-sama.

Tetapi jika semua user melakukan download file dengan kapasitas yang besar dari

internet, akan berimbas pada aliran data, yaitu seluruh user akan mendapat

koneksi yang lambat.

2) Frekuensi dipakai oleh teknologi ini sudah dapat dimaksimalisasikan secara

efisien dengan pemakaian bandwith (lebar pita) yang tepat.

3) Mengurangi tertundanya pengunduhan atau download data (delay), walaupun

dengan banyaknya pengguna dari koneksi HSDPA, unduhan data tidak akan

tertunda, tetapi mungkin mengalami sedikit keterhambatan aliran data.

b) Kekurangan

1) Kecepatan maksimum 14,4 Mbps dalam jarak kurang dari 1 km dari base station.

Apabila sudah mencapai jarak lebih dari sama dengan 6 km, aliran data akan

menurun kepada kecepatan 1 Mbps.

2) Harga yang cukup mahal dibandingkan dengan jaringan seperti WiMAX.

Indikator Kecepatan Modem HSDPA

1) Kualitas Jaringan ( Sinyal yang diterima)

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, dapat diperoleh jika kualitas jaringan atausinyal

yang diterima oleh modem berjalan dengan baik alias full-bar. Untuk itu, seharusnya kita tidak

berada dalam suatu ruangan yang memiliki banyak interferensi, misalnya dalam gedung yang

berdinding tebal. Selain itu jarak dan interferensi antara BTS yang berteknologi 3G dan 3.5 G

sangat mempengaruhi kualitasjaringan yang kita dapatkan. Jika Anda pernah mencoba

mengakses, maka terlihat pada status “Signal” akan terlihat bar yang memperlihatkan seberapa

baik kualitas sinyal yang diterima. Terkadang koneksi tidak stabil sehingga muncul status

UMTS dan terkadang HSDPA. Memang kita mengharapkan koneksinya bisa ber status HSDPA,

akan tetapi inilah cara kerja modem HSDPA dimana secara oto-matis mendeteksi jaringan data

yang ada pada frekuensinya. Jika kebetulan mendapat koneksi HSDPA maka modem akan

otomatis berusaha tersambung dengan HSDPA yang mempunyai kecepatan lebih tinggi. Jika

yang ada UMTS, maka modem akan tersambung dengan kecepatan maksimum 384Kbps.

Bahkan jika bernasib sial, koneksinya mungkin berstatus GPRS yang kecepatannya seperti

modem dial-up yaitu 56Kbps.

2) Coverage (Jangkauan)

Tak kalah pentingnya yaitu jangkauan yang dapat diperoleh oleh modem sesuaicoverage

tiap jenis koneksi. Misalnya jika Anda beruntung mengakses internet didaerah cakupan teknologi

HSDPA (3.5G) maka kecepatan tinggi dapat Anda peroleh. Jika Anda semakin jauh dengan

coverage yang dapat dijangkau HSDPA, maka Anda akan mendapatkan koneksi UMTS (3G),

EDGE, atau GPRS.

3) Banyaknya pelanggan yang mengakses

Inilah yang menyebabkan kita jengkel, yaitu semakin banyak pelanggan yang mengakses

pada saat yang bersamaan, maka semakin berkurang pula kecepatan transfer data yang kita

peroleh. Mengapa demikian? karena teknologi 3G atau HSDPA menggunakan sistem “shared”

yaitu Bandwidth yang ada dibagi sama rata dengan pelanggan yang terkoneksi pada saat itu juga.

Jadi lebih enak dan lebih kenceng kecepatan aksesnya jika mengakses pada pagi hari, misalnya

jam 4 pagi atau setelah shubuh.

4) Jenis volume dan tipe data

Koneksi 3G/HSDPA dimana untuk mengakses tipe koneksi FTP (File Transfer Protocol)

atau melakukan download/upload file dan streaming lebih cepat daripada Anda hanya Browsing

menggunakan protocol HTTP (HyperText Transfer Protocol). Kemungkinannya kita tidak

mendapatkan kecepatan maksimum untuk browsing karena memang tidak diperlukan kecepatan

yang tinggi untuk melakukan akses data melalui protocol HTTP.

5) Adanya kemungkinan lainnya

Kemungkinan lainnya lagi dimana kita sering tidak dapat mengakses internet dengan

kecepatan layak guna. Banyak hal yang dapat mempengaruhi mengapa koneksi internet kita

lambat.

6) Adanya virus/trojan/worm yang ada pada sistem komputer.

Kemungkinan adanya virus/trojan/worm atau bahkan backdoor yang ada pada sistem

komputer akan sangat mempengaruhi akses internet. Misalnya wabah Worm CONFICKER atau

KIDO atau DOWNADUP yang secara otomatis akan membebani jaringan serta berperilaku aneh.

Saya sendiri pernah menangani pembersihan komputer yang terserang CONFICKER dimana

korban tidak dapat mengakses website antivirus, terdapat pesan Generic Host Process (GHP)

Error, servis-servis windows yang tidak dapat dijalankan seperti Automatic Updates,

Background Intelligent Transfer (BITS) dan Windows Defender yang dinonaktifkan oleh worm.

Selain itu menangani komputer server, maka password admin seseorang akan dicoba ratusan

bahkan ribuan kali untuk dibobol dengan metode brute force attack. Hati-hati koneksi internet

yang berjalan lambat dikarenakan ulah kode-kode jahat. Pastikan mem-patch atau mengupdate

beberapa critical security issue oleh microsoft sehingga celah-celah keamanan dapat segera

ditambal. Pasang firewall sebagai pelindung Anda dengan Internet dan pastikan bahwa Antivirus

selalu up to date.

7) Settingan default koneksi dari windows yang belum dioptimalisasi.

Untuk settingan default dari windows sendiri sebenarnya sangat banyak yang perlu

untuk dioptimasi. Anda dapat mencoba beberapa software pihak ketiga (3rd party) untuk

mengoptimalkan koneksi. Misalnya untuk download gunakanlah IDM (Internet Download

Manager) – Orbit Downloader atau yang lainnya. Untuk mempercepat koneksi internet dapat

juga menggunakan aplikasi Speed Connect Internet Accelerator atau TweakMASTER.

Kelebihan dan kekurangan modem eksternal dan internal

Modem eksternal

Kelebihannya:

portabilitasnya yang cukup baik sehingga gampang dipindah-pindah untuk digunakan di

komputer lain.

Tidak perlu ada slot ekspansi yang dikorbankan sehingga bisa dipakai untuk keperluan

lain, terutama apabila mainboard yang digunakan hanya menyediakan sedikit slot

ekspansi.

Modem eksternal dilengkapi dengan lampu indikator yang memudahkan kita untuk

memonitor status modem.

Kelemahannya:

Harganya lebih mahal dibandingkan dengan modem internal.

Membutuhkan tempat tersendiri untuk menaruhnya meskipun kecil.

Modem Internal

Kelebihannya:

Lebih hemat tempat.

Dari segi harga lebih ekonomis.

Tidak membutuhkan adaptor, karena telah terpasang di dalam CPU.

Sistem terkesan lebih ringkas tanpa ada banyak kabel berserakan yang bisa memberi

kesan kurang rapi.

Kelemahannya:

Tidak adanya indikator sebagaimana yang bisa ditemui pada modem eksternal.

Akibatnya agak sulit untuk memantau status modem (walaupun bisa dilakukan lewat

software)

Tidak menggunakan sumber tegangan sendiri hingga harus dicatu dari power supply

pada CPU.

Dapat menambah suhu dalam kotak CPU. Karena adanya pengaruh Panas dari

komponen - komponen dalam rangkaian modem internal.

Kelebihan Dan Kekurangan Jaringan Satelit.

Kelebihan Jaringan Satelite, yaitu :

a) Koneksi dimana saja. Tidak perlu LOS (Line of Sigth) dan tidak ada masalah

dengan jarak.

b) Jangkauan cakupannya yang luas baik nasional, regional maupun global.

c) Pembangunan infrastrukturnya relatif cepat untuk daerah yang luas, dibanding

teresterial,

d) Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak

titik secara broadcasting, multicasting,

e) Kecepatan bit akses tinggi dan bandwidth lebar,

f) VSAT bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelite,

g) Handal dan bisa digunakan untuk koneksi voice, video dan data, dengan

menyediakan bandwidth yang lebar,

h) Jika ke internet jaringan akses langsung ke ISP/ NAP router dengan keandalannya

mendekati 100%,

i) Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum

mempunyai infrastuktur telekomunikasi.

Kekurangan Jaringan Satelite, yaitu :

1) Besarnya throughput akan terbatasi karena delay propagasi satelite geostasioner.

Kini berbagai teknik protokol link sudah dikembangka sehingga dapat mengatasi

problem tersebut. Diantaranya penggunaan Forward Error Correction yang

menjamin kecilnya kemungkinan pengiriman ulang,

2) Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelite

adalah sekitar 700 milisecond (latency), sementara leased line hanya butuh waktu

sekitar 40 milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh

data yaitu dari bumi ke satelite dan kembali ke bumi. Satelite geostasioner sendiri

berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi.

3) Sangat sensitif cuaca dan Curah Hujan yang tinggi, Semakin tinggi frekuensi

sinyal yang dipakai maka akan semakin tinggi redaman karena curah

hujan.Rawan sambaran petir.

Kelebihan dan Kekurangan Penyelia Layanan Internet

Penyelia Layanan Internet dapat dibedakan berdasarkan tingkat layanannya sebagai berikut:

1) Internet Network Provider (INP), yaitu penyedia layanan jaringan menuju Global Internet.

Contoh penyedia layanan INP adalah Indosat.

2) Internet Service Provider (ISP), yaitu sebuah organisasi yang memberikan akses Internet

secara Individu atau untuk organisasi dan berbagai macam layanan lain yang berhubungan

dengan Internet, seperti website dan virtual hosting. Beberapa contoh ISP di Indonesia

adalah Telkomnet Instan, Indosatnet, dan Wasantara.

3) Internet Content Provider (ICP), yaitu penyedia layanan jasa dalam pembuatan halaman

web, penyajian informasi ke portal, bahkan membuat situs web. Contohnya adalah

GudegNet, Dapurweb, Interaktif.

Layanan yang diberikan oleh ISP untuk terhubung ke Internet ada berbagai cara, antara lain

sebagai berikut:

o Dial-up (Saluran Telepon Rumah)

Mengakses internet menggunakan saluran telepon rumah harus memiliki modem yang

terpasang dikomputer dan dihubungkan dengan saluran telepon serta telah mendaftar ke ISP,

misalnya ke Telkomnet Instan. Kecepatan maksimalnyaadalah 56 kbps. Jaringan yang digunakan

dengan koneksi dial up memiliki jaringan yang luas.

Kelebihannya adalah dapat mengakses jaringan yang luas dan kekurangannya adalah harga yang

relatif mahal, kecepatan kurang stabil, dan sangat tergantung pada beban percakapan jaringan

telepon.

o ADSL

ADSL ( Asymetric Digital Subscriber Line) adalah teknologi yang memungkinkan

saluran telepon biasa digunakan untuk melewatkan sinyal digital dengan kecepatan tinggi untuk

mengirimkan data. Kecepatan maksimalnya 2 Mbps. Kelebihannya adalah telepon masih dapat

digunakan dengan lancar. Kelemahannya adalah harga yang masih relatif mahal dan jaringan

koneksi ini belum bisa tersedia di seluruh daerah.

o Wireless

Wireless atau dikenal dengan Wi-Fi (Wireless Fidelity) adalah teknologi jaringan tanpa

kabel yang menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi. Frekuensi yang

digunakan 2.4 GHz. Kemmpuan maksimalnya dalah 11 Mbps. Wifi bisa juga digunakan pada

suatu ruangan, pusat perbelanjaan, kafe, dll. Hotspot adalah titik tempat yang memiliki sinyal

wifi. Alat yang dibutuhkan wifi adalah card. 3usur pentingyang terdapat pada lokasi hotspot,

adalah:

Acces Point, yaitu alat yang menghubungkan teknologi wireless LAN dengan Ethernet

yang terdapat pada komputer.

Acces Controller, yaitu alat yang berguna untuk mengecek atau mengontrol orang yang

akan memanfaatkan wifi apakah memiliki izin atau tidak.

Internet link, yaitu alat yang menghubungkan lokasi hotspot dengan internet dengan

menggunakan wifi, kita dapat mengakses internet dengan cepat. Wifi mempunyai akses 11 mbps

karena tidak menggunakan kabel (nirkabel). Kelemahan wifi memiliki keterbatasan jarak, yaitu

maksimal 100 meter.

o Wireless Broadband (Wibro)

Teknologi Wibro masih dalam tahap pengembangan. Kecepatan aksesnya diperkirakan

mencapai 512 kbps dengan jangkauan 1 km.

o Teknologi 3G

Teknologi 3G dikembangkan oleh operator GSM dan CDMA.

Pada operator GSM, teknologi yang berkembang diawali oleh GPRS-EDGE (Enchaned

Date Rates for GSM Revolution) –WCDMA (3G)

Pada operator CDMA, teknologi yang berkembang diawali oleh IS95/CDMAOne (2G)-

CDMA20001X (2,5G)-CDMA20001XEVDO (3G)-CDMA200001XEVDV (3G)

Teknologi 3G pada CDMA sama dengan EVDO. Teknologi 3Gmemiliki saluran yang lebih lebar

dan kecepatan akses lebih tinggi. Teknologi dapat didukung oleh teknologi HSDPA High Speed

Downlink Packet Access). Kecepatannya mencapai 2,6 Mbps. Kelemahan teknologi 3G adalah

peralatan yang masih mahal. Misalnya saja, HP yang mendukung teknologi 3G masih berharga

mahal.

Pengintegrasian sistem informasi merupakan salah satu konsep kunci dari SIM. Berbagai

sistem dapat saling berhubungan satu sama lain dengan berbagai cara yang sesuai keperluannya.

Integrasi sistem informasi dapat bersifat hirarkis yaitu pada tingkat transaksi akan memberikan

masukan data kepada sistem tingkat manajerial atau sering pula dalam arah sebaliknya. Interaksi

hirarkis adalah paling banyak diidentifikasikan dan diitegrasikan karena manajer mengetahui

bahwa informasi harus diringkaskan menurut jalur hirarki disamping sistem yang bersangkutan

ada di bawah satu garis komando dan karena manajer dalam bidang fungsional akan lebih

banyak mengetahui data apa yang ada dalam sistemnya.

Aksesibilitas dalam SIM

Pengertian Aksesibilitas dalam kamus bebsar bahasa Indonesia (2011) yaitu hal dapat dijadikan

akses; hal dapat dikaitkan; keterkaitan. Selanjutnya apabila dilihat dari makna dalam bahasa

Inggris yaitu accessibility yaitu hal yang dapat masuk/hal yang mudah dicapai/hal yang mudah

dijangkau.

Kemudian dalam sudut pandang ilmu geografi dan perencanaan pembangunan maka

makna aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan lokasi tata guna lahan

berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi.

Menurut Magribi bahwa aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan

usaha dalam melakukan perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem

(Black dalam Magribi, 1999).

Sedangkan dalam konsepsi aksesibilitas web merupakan suatu mengacu pada teknik

desain Web yang menyasar pengguna perangkat komputer berbasis internet. Secara ringkas

bermakna adanya dampak Web yang mudah diakses atau aksesibel sehingga bermanfaat bagi

pengguna yang menggunakanpelbagai perangkat dan alat bantu berteknologi mesin telusur

Internet. Oleh karena itu, konsep aksesibilitas Web berkaitan dengan adanya dukungan

kebergunaan suatu sistem informasi yang oleh penggunanya yang dianggap lebih mudah dan

universal.

Dengan demikian Aksesibilitas informasi sebagai kemudahan yang diperoleh seorang

pengguna media internet dipengaruhi posisi dan lokasinya. Pada saat diberbagai ruang terbuka

publik telah banyak tersedia perangkat yang dapat digunakan mendukung aksesibilitas web

seperti;

a.Taman publik atau taman sentral adalah ruang terbuka yang dikembangkan dan dikelola

pemerintah, sebagai bagian dari zona sistem ruang terbuka kota, yang dibuat untuk

melayani kepentingan seluruh kota.

b.Kawasan Pejalan Kawasan pejalan tidak selalu terencana, tetapi fungsinya sama yaitu

menghubungkan tujuan yang satu dengan lainnya.

c.Mal Pejalan Mal pejalan adalah jalan yang berdekatan dengan lalu lintas kendaraan.

Fasilitas kenyamanan pejalan seperti tempat duduk dan tanaman tersedia.

d.Mal Transit Mal transit merupakan pengembangan dari akses transit ke arah pusat kota

yang sudah ada. Dapat dianggap mulai menggantikan mal pejalan tradisional dengan mal

bis dan mal kereta.

e. Taman Bermain.

f. Ruang/Halaman Sekolah/Kampus Selain sebagai tempat bermain, sebagian dari halaman

sekolah dapat dikembangkan sebagai tempat pembelajaran tentang lingkungan atau

sebagai ruang untuk komunitas.

Begitupula dalam implementasi SIM dalam administrasi publik terdapat juga antara lain; a.

Konektivitas jaringan internet dan perangkat pendukungnya yang memungkinkan bagi

kemudahan dalam mengakses berbagai informasi di dunia maya melalui internet, b. kondisi dan

lokasi pengguna dalam melakukan akses pada suatusatu tempat dengan tempat lainnya, c.

keeefektifan sistem jaringan yang dapat di akses oleh pengguna. Oleh sebab itu, penggunaan

“jarak” sebagai ukuran aksesibilitas web dikaitkan dengan penggunaan “waktu tempuh”

membuka suatu akses atau memperoleh suatu akses melalui internet pada suatu situs merupakan

alat ukur kinerja aksesibilitas.

Dukungan SIM Terhadap Pengambilan Keputusan

Dukungan sistem informasi manajemen pada pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat

diuraikan menurut tiga tahapan, proses pembuatan keputusan, yaitu pemahaman, perancangan

(design), dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya melibatkan pengolahan, file komputer maupun

non komputer. Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah membuat model-

model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta memprakarsai pemecahan-

pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus membantu menganalisis alternatif-

altematif. Dukungan SIM terdiri dari perangkat lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan

model lainnya. Hal ini melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem

pencarian kembali data base.

Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman, .yang menyangkut

penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Istilah pemahaman di

sini mempunyai arti sama dengan pengenalan masalah. Kemudian pada proses perancangan serta

pada proses pemilihan.

Ada suatu kecenderungan di antara para perancang SIM untuk beranggapan, bahwa suatu

database (pusat data) saja akan banyak memperbaiki pengambilan keputusan. Pandangan

demikian sebenarnya telah mengabaikan akan adanya tiga unsur dalam pengambilan keputusan

yang berperan penting, yaitu; data, model atau prosedur keputusan, dan pengambil keputusan, itu

sendiri. Oleh karena itu pengambilan keputusan dapat diperbaiki dengan data yang lebih baik,

model keputusan yang lebih baik, atau pengambil keputusan yang lebih baik (lebih terlatih, lebih

banyak pengalaman, dan sebagainya).

Pada dasarnya, suatu sistem informasi memiliki sifat yang hampir sama dengan sistem

produksi yang mengkonversikan bahan baku menjadi produk yang mungkin langsung digunakan

oleh konsumen atau menjadi bahan baku untuk fasekonversi berikutnya. Sistem informasi

mengkonversi data kasar menjadi suatu laporan yang dapat dipakai atau menjadi input untuk

proses lanjutan.

Banyak pimpinan yang tidak puas dengan sistem informasi mereka dan secara tajam

langsung menyalahkan sistem komputer. Tiga alasan yang dapat menimbulkan hal ini adalah:

Besarnya harapan yang tidak terpenuhi.

Tidak tepatnya analisis sistem

Sindroma komputer yaitu anggapan bahwa komputer

mampumenanggulangi segala kelemahan manajemen.

Komputer hanya dapat dimanfaatkan bila telah dianalisis berdasarkan perbandingan biaya

dengan efektifitasnya dan digunakan secara layak. Keunggulan komputer sebagai suatu alat

terletak di dalam kemampuannya mengolah data yang banyak dan kompleks serta melakukan

perhiturgan-perhitungan yang rumit dalam waktu yang singkat.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kemauan orang-orang di dalam manajemen

untuk bersikap terbuka dalam menyampaikan masalah-masalah yang ingin dibantu

pemecahannya dengan menggunakan komputer.

Jadi Inti dari sistem informasi manajemen adalah penyusunan informasi secara teratur dan

sistematik mengikuti struktur organisasi dan digunakan untuk mendukung proses pengambilan

keputusan manajemen. Dalam lingkup keputusan yang bersifat rutin maka sistem informasi

manajemen merupakan alat Bantu yang sangat diperlukan karena informasi yang terolah dengan

baik dapat memberi arah pada keputusan yang baik tinggal menambahkan faktor pertimbangan

yang perlu dihasilkan oleh pengambil keputusan.

Dukungan terhadap Informasi Manajemen terhadap Keputusan Strategis

Keputusan strategis adalah keputusan yang ditandai oleh ketidakpastian cukup besar dan

berorientasi pada masa yang akan datang, jadi keputusan strategi sebenarnya juga merupakan

suatu rencana.

Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajeman dibutuhkan informasi

yang berguna dengan tipe informasi yang berbeda untuk setiap tingkatan manajemen.

Manajemen tingkat bawah, tipe informasinya lebih rinci dan detail karena informasi tersebut

digunakan untuk pengendalian operasi, sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi

tingkatannya, tipe informasinya semakin tersaring atau lebih ringkas.

Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk

mencapai hasil yang diinginkan. Dalam kondisi kepastian (certainly) para manajer mengetahui

apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang karena tersedianya informasi yang akurat,

terpercaya, dan dapat diukur sebagi dasar keputusan

Dukungan Sistem Informasi Manajemen terhadap Keputusan Taktis dan Teknis

Proses manajemen dimulai dengan perencanaan, kemudian proses pelaksanaan, proses

pengendalian dan pengawasan. Pada setiap proses diperlukan informasi yang sebagian dihasilkan

oleh SIM. SIM sangat bermanfaat bagi para manajer dalam proses pengambilan keputusan.

Sistem ini secara terpadu dan efisien melaksanakan pengumpulan data, dan menyajikan

informasi sesuai dengan kebutuhan para pengambil keputusan.

Dalam manajemen, pengambilan keputusan (decision making) memegang peranan yang

sangat penting karena keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir

yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi

yang ia pimpin. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan

suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan.

Tiga tahap pengambilan keputusan

dalam hubungannya dengan SIM (Tata Sutabri, 2005:131)

Tahap proses

pengambilan keputusan

Hubungan dengan SIM

Pemahaman Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara

yang telahditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus

memberikan kedua cara tersebut. Sistem Informasi harus meneliti

semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi

yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus

menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui

dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi timgkat atas sehingga

masalah tersebut dapat ditangani.

Perancangan SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan

memprakarsai pemecahan alternatif. Model harus membantu

menganalis alternatif

Pemilihan SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam

suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah

dilakukan pemilihan, peran SIM berubah menjadi pengumpulan data

untuk umpan balik dan penilaian kemudian.

Ada beberapa cara yang berlainan untuk menggolongkan pengambilan keputusan. Suatu

sistem pengambilan keputusan, artinya model sistem yang digunakan untuk mengambil

keputusan, dapat bersifat tertutup atau terbuka. Sistem pengambilan keputusan tertutup

menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan yang tidak diketahui dari

lingkungannya. Dalam sistem ini, pengambilan keputusan dianggap:

Mengetahui semua alternative dan akibat atau hasil masing-masing alternatif.

Mempunyai suatu metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan ia

membuat urutan alternative yang lebih disukai.

Memilih alternative yang memaksimumkan sesuatu seperti keuntungan, volume

penjualan, volume penjualan, atau kegunaan.

Paham pengambilan keputusan yang terbuka jelas menganggap bahwa orang yang rasional

secra logis menguji semua alternative, membuat urutan berdasarkan hasilnya yang lebih disukai,

dan memilih alternative yang mendatangkan hasil terbaik. Model kuantitatif pengambilan

keputusan yang tertutup.

Sistem pengambilan keputusan yang terbuka memandang keputusan sebagai terjadi dalam

suatu lingkungan yang kompleks dan sebagian tidak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh

lingkungan dan proses pengambilan keputusan selanjutnya mempengaruhi lingkungan.

Pengambilan keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak

menunjukkan rasionalitas hanya dalam batas yang ditentukan oleh latar belakang, penglihatan

alternative, kemampuan untuk menangani model keputusan, dan sebagainya. Mengingat tujuan

model tertutup telah dirumuskan dengan baik, tujuan model terbuka sama dengan tingkat

keinginan sebab model terbuka dapat berubah apabila pengambil keputusan menerima bukti

keberhasilan atau kegagalan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model

keputusan terbuka menganggap bahwa pengambilan keputusan:

Tidak mengetahui semua alternatif dan hasil.

Melakuakan penyelidikan secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang

memuaskan.

Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.

Model terbuka adalah dinamis atas urutan pilihan karena tingkat keinginan berubah

menanggapi perbedaan antara hasil dan tinggkat keingginan.

Model-Model Decision Support Sistem

Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat penyederhanaan untuk

dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan

yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar. Pentingnya model dalam suatu

pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:

Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada

relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu.

Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur

itu.

Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel.

Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.

Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.

Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau sistem yang

kompleks. Jadi dengan model, situasi atau sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa

menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan

penggunaan model dapat memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan.

Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan

Mengingat begitu banyaknya cara untuk mengadakan klasifikasi model, dibawah ini

disampaikan beberapa klasifikasi saja. Klasifikasi model dapat dilakukan berdasarkan sebagai

berikut:

Tujuannya : model latihan, model penelitian, model keputusan, model perencanaan, dan

lain sebagainya. Pengertian tujuan disini adalah dalam arti purpose.

Bidang penerapannya (field of application) : model tentang transportasi, model tentang

persediaan barang, model tentang pendidikan, model tentang kesehatan, dan sebagainya.

Tingkatannya (level): model tingkat manajemen kantor, tingkat kebijakan nasional,

kebijakan regional, kebijakan local, dan sebagainya.

Ciri waktunya (time character): model statis dan model dinamis.

Bentuknya (form): model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik, model non

konflik, dan sebagainya.

Pengembangan analitik (analytic development): tingkat dimana matematika perlu

digunakan; lain-lain.

Kompleksitas (complexity): model sangat terinci, model sederhana, model global, model

keseluruhan, dan lain-lain.

Formalisasi (formalization): model mengenai tingkat dimana interaksi itu telah

direncanakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu

dibicarakan juga.

Konsep Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar

dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut bersama

konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau

opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang

harus dilakukan. Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional atau irrasional dan dapat

berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah.

Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai

tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis

terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah

dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan

keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan

pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi

pemilihan alternatif. Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan dari

pengertian Sistem Pendukung Keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :

Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by

perception.

Adanya tatap muka manusia atau mesin dimana manusia (user) tetap memegang kendali

proses pengambilan keputusan

Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi

terstruktur dan tak struktur.

Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan

Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat

berfungsi sebagai kesatuan item.

Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi

seluruh tingkatan manajemen.

Sistem Pendukung keputusan (SPK) yang ideal yaitu :

a) SPK adalah sebuah sistem berbasis komputer antara komputer dan pengguna.

b) SPK ditujukan untuk membantu pembuat keputusan dalam menyelesaikan suatu

masalah dalam berbagai level manajemen dan bukan untuk mengganti posisi manusia

sebagai pembuat keputusan.

c) SPK mampu memberi alternatif solusi bagi masalah semi/tidak terstruktur baik bagi

perseorangan atau kelompok dan dalam berbagai macam proses dan gaya

pengambilan keputusan.

d) SPK menggunakan data, basis data dan analisa model-model keputusan.

e) SPK bersifat adaptif, efektif, interaktif, dan fleksibel.

f) SPK menyediakan akses terhadap berbagai macam format dan tipe sumber data (data

source).

Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:

Suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki tiga subsistem utama yang menentukan

kapabilitas teknis sistem pendukung keputusan, antara lain :

o Subsistem Manajemen Basis data

o Subsistem Manajemen Basis Model

o Subsistem Dialog

Subsistem data merupakan bagian yang menyelediakan data – data yang dibutuhkan oleh

Base Management Subsistem (DBMS). DBMS sendiri merupakan susbsistem data yang

terorganisasi dalam suatu basis data. Data – data yang merupakan dalam suatu Sistem

Pendukung Keputusan dapat berasal dari luar lingkungan. Keputusan pada manajemen level atas

seringkali harus memanfaatkan data dan informasi yang bersumber dari luar organisasi.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu:

Subsistem pengelolaan data (database).

Subsistem pengelolaan model (modelbase).

Subsistem pengelolaan dialog (userinterface).

Sub sistem pengelolaan data (database)

Sub sistem pengelolaan data (database) merupakan komponen SPK yang berguna

sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dan diorganisasikan dalam sebuah

basis data yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen

basisdata (Database Management Sistem).

Sub sistem pengeloalan model (model base)

Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-

model keputusan. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi

dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan

seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan

oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga

fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan

hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model

yang dibuat.

Sub sistem pengeloalaan dialog (user interface)

Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem

yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog.

Melalui subsistem dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi

dengan sistem yang dibuat.

Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem dialog dibagi menjadi tiga komponen:

Bahasa aksi (action language), yaitu suatu perangkat lunak yang dapat digunakan oleh

user untuk berkomunikasi dengan sistem, yang dilakukan melalui berbagai pilihan media

seperti keyboard, joystick dan keyfunction yang lainnya.

Bahasa tampilan (display and presentation language), yaitu suatu perangkat yang

berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. Peralatan yang digunakan untuk

merealisasikan tampilan ini diantaranya adalah printer, grafik monitor, plotter, dan lain-

lain.

Basis pengetahuan (knowladge base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna

sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara interaktif.

Hambatan SDM Dalam Mengoperasionalkan SIM Pada Organisasi Publik dan Solusinya.

Salah satu ungkapan dan sekaligus kebenaran yang paling mendasar yang amat sering

dikemukakan baik oleh para pakar maupun oleh para praktisi dalam dunia manajemen adalah

sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling strategis yang dimiliki oleh suatu

organisasi. Pelaksanaan administrasi dan manajemen pada setiap organisasi berbeda-beda

tergantung sejauh mana kemauan dan kemampuan pihak terkait untuk melaksanakannya.

Organisasi yang modern adalah organisasi yang menerapkan prinsip-prinsip administrasi dan

manajemen dalam pelaksanaan tugasnya sehari hari. Penerapan prinsip-prinsip administrasi dan

azas-azas manjemen yang tepat tentunya dapat memperkecil tingkat kegagalan dalam

pelaksanaan tujuan organisasi.

Masih sedikitnya yang mampu menyelenggarakan ICT (Information and Communication

Technology) dalam rangka SIM merupakan masalah yang paling banyak ditemui, padahal

tuntutan teknologi nirkabel tidak dapat dihindari demi menyesuaikan dengan kebutuhan

aksesibilitas, kecepatan, dan ketepatan informasi.

Sumber daya manusia yang masih minim

Sumber daya manusia merupakan unsur utama dan aset pokok dalam administrasi. Tanpa

adanya sumber daya-sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi maka organisasi

akan memiliki kecenderungan berjalan mundur. Organisasi-organisasi yang modern ditopang

oleh sumber daya manusia-sumber daya manusia yang terampil, profesional dan memiliki

integritas tinggi terhadap pekerjaan serta memiliki akhlaq budi pekerti yang baik.

Sumber daya manusia, dalam hal ini pegawai, adalah pegawai yang bekerja pada instansi

pusat sistem informasi dan teknologi keuangan dari level terendah sampai level manajemen

tingkat atas. Masalah yang muncul dalam hal kepegawaian dalam melaksanakan tugas pokok

pusintek adalah masalah disiplin pegawai dan kurangnya sumber daya manusia yang menguasai

bidang pekerjaannya. Sebagus apapun rencana yang disusun tanpa dijalankan oleh sumber daya

manusia yang kompeten, maka rencana tersebut akan sia-sia saja. Disiplin merupakan kunci

utama dalam mewujudkan suatu cita-cita organisasi.

Organisasi yang memiliki disiplin rendah dikalangan pegawainya memiliki

kecenderungan lebih besar untuk gagal dibanding dengan organisasi yang memiliki tingkat

kedisiplinan lebih tinggi. Kecenderungan manusia (dalam hal ini pegawai) untuk melakukan

kesalahan sebisa mungkin harus diminimalisir, salah satunya dengan peningkatan disiplin.

Infrastruktur teknologi informasi yang masih belum memadai

Organisasi yang memiliki kekhususan dalam pelaksanaan tugasnya, pusintek tentu sangat

membutuhkan sarana dan prasarana pendukung kelancaran tugas-tugasnya. Aspek machine

dalam hal ini infrastruktur yang digunakan dalam pelaksanaan tugas merupakan keharusan bagi

tiap organisasi untuk menyediakannya. Betapa matang perencanaan suatu organisasi tanpa

didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai tentunya kegiatan organisasi tidak akan

berjalan.

Ketersediaan dana dalam usaha pengembangan teknologi informasi

Ketersediaan dana dalam pelaksanaan administrasi dan manajemen suatu organisasi sudah tidak

dapat ditawar lagi. Bagaimana hendak menciptakan suatu organisasi yang modern dengan

tenaga-tenaga pegawai yang profesional jika tidak ditunjang oleh pembiayaan yang memadai.

Komitmen pimpinan ditingkat atas, tidak hanya mengarah kepada kebijakan-kebijakan yang

bersifat strategis dalam pengembangan teknologi informasi, namun semestinya disertai dengan

alokasi dana yang memadai bagi para pelaksana kebijakan tersebut, karena seringkali kebijakan-

kebijakan yang telah dirumuskan tanpa disertai pembiayaan yang simultan.

Kesalahan Prosedur Kerja

Hingga saat ini belum disusun prosedur kerja keseluruhan yang baku, yang mampu

mengintegrasikan prosedur-prosedur yang ada pada masing-masing bidang atau bagian. Masing-

masing bidang atau bagian seolah bekerja sendiri-sendiri tanpa memperdulikan bidang atau

bagian lainnya, padahal dalam penyelesaian suatu pekerjaan seharusnya melibatkan seluruh atau

sebagian bidang atau bagian yang ada.

Sebagai contoh prosedur install dan back-up data base yang masih semrawut, seharusnya

dalam proses install dan back-up suatu program ataupun database kedalam server harus melalui

beberapa tahapan-tahapan, antara lain :

a) Uji kelayakan program, yang akan digunakan. Apakah sudah layak untuk dipublish ke

publik atau belum.

b) Siapa yang bertanggung jawab atas content program tersebut

c) Siapa saja yang berhak mengakses program tersebut dan hal lainnya

Akibat tidak adanya prosedur yang jelas, maka apabila terjadi suatu kesalahan, atau

kerusakan pada program tersebut tidak jelas siapa yang harus bertanggung jawab. Selain itu

dengan disusunnya prosedur kerja yang baku, maka akan terdapat kejelasan pembagian tugas

masing-masing bidang.

Solusi yang dapat diajukan untuk menyelesaikan masalah yang telah dikemukakan diatas

antara lain sebagai berikut :

Pelaksanaan diklat bagi pegawai

Benar bila ada yang mengatakan bahwa ilmu atau pendidikan adalah investasi yang

paling utama, karena dengan ilmulah pegawai akan meningkat kemampuan kerjanya.

Pelaksanaan diklat bagi pegawai merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi minimnya

sumber daya manusia dalam suatu organisasi.

In House Training (Diklat Intern)

Diklat ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu, untuk mendidik pegawai-pegawai yang

belum menguasai keilmuan dasar dalam pelaksanaan kerja kantor. Diklat ini bisa menjadi

sesuatu yang efektif dan murah, karena waktu pihak kantor sendiri yang menentukan,

materi yang diajarkan bisa lebih spesifik mana yang perlu dan mana yang mesti harus

didahulukan, murah tanpa biaya yang besar, sebab tenaga pengajarnya berasal dari

lingkungan organisasi itu sendiri, misalnya para kepala bidang atau pranata-pranata

komputer yang berkompeten.

Diklat Eksternal

Diklat ini dilakukan diluar instansi, dapat bekerjasama dengan instansi lain. Diklat ini

diorientasikan untuk menambah wawasan atau pengembangan dari apa yang didapat dari

diklat intern, atau mungkin untuk mendapatkan materi-materi yang belum atau tidak

didapat dari diklat intern.

Peningkatan Sarana dan Prasarana

Selain optimalisasi terhadap penggunaan sarana dan prasarana yang telah ada, maka

peningkatan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan tugas guna menjaga

eksistensi organisasi publik menjadi hal pokok yang harus diterapkan. Teknologi

Informasi yang senantiasa cepat dalam perkembangannya, selain memerlukan sumber

daya manusia yang cepat menyesuaikan dalam perkembangan tersebut, juga memerlukan

penyesuaian dalam penggunaan sarana dan prasarananya. Untuk itu, peningkatan sarana

dan prasarana sudah menjadi hal semestinya dibuat perencanaan yang dapat

dilaksanakan.

Peningkatan sarana dan prasarana berhubungan dengan ketersediaan dana . untuk itu,

komitmen yang bermuara pada pengucuran dana untuk pengembangan organisasi publik

yang memberikan pelayanan publik harus diusahakan dan terus didukung.

Pengalokasian dana yang lebih untuk pengembangan teknologi informasi.

Solusi dalam mengatasi masalah ketersediaan dana dalam usaha pengembangan teknologi

dan mengambil tindakan bahwa pengembangan teknologi informasi tidak hanya

diwujudkan melalui penerbitan kebijakan melainkan melalui pengalokasian dana juga.

Perbaikan administrasi kantor secara menyeluruh, baik dalam administrasi teknis maupun

administrasi umum. Masalah prosedur kerja adalah masalah administrasi, khusunya pengertian

administrasi bukan dalam arti luas. Perbaikan administrasi secara menyeluruh merupakan solusi

terbaik, karena jika perbaikan-perbaikan dilakukan hanya pada satu bagian atau bidang saja

maka kesalahan tersebut akan terus berlangsung. Kegiatan seperti pencatatan keluar masuknya

surat, prosedur back up, install dan lainnya bahkan bisa lebih mudah dlakukan dengan

menerapkan sistem online.

Selain itu, pada Pemerintah Daerah di Indonesia masih banyak ditemukan belum adanya

dukungan peraturan – peraturan yang menggariskan ketentuan tentang pengembangan sistem

informasi seperti tertuang dalam Perda, Keputusan Gubernur, atau peraturan – peraturan lainnya

yang lebih teknis. Beberapa alasan pokok yang mendorong diterapkannya komputerisasi

administrasi pemerintahan daerah, yaitu :

a) Bahwa untuk menjamin kelancaran proses administrasi diperlukan keseragaman

metode pengolahan data yang memungkinkan pengendalian optimal atas aktivitas –

aktivitas administrasi pemerintah daerah.

b) Pengolahan data yang jumlahnya besar secara manual tidak efisien lagi sehingga

perlu dimanfaatkan perkakas komputeryang akurasinya dapat diandalkan.

c) Frekuensi perubahan data ketatausahaan semakin banyak.

d) Tersebarnya lokasi kerja seringkali menyulitkan komunikasi dan koordinasi diantara

satuan – satuan kerja administrasi.

Secara teknis beberapa kendala yang masih dihadapi oleh sebagian organisasi pemerintah

daerah ialah:

a. Belum adanya dokumentasi mengenai bagan arus ringkasan (summary flow chart) yang

memperlihatkan aliran/arus data sejak data mentah sampai dengan informasi tercetak.

Persoalan ini kelihatannya sederhana, tetapi terkadang bias menyulitkan pihak manajer

dalam mengawasi arus informasi yang terdapat dalam organisasi yang dipimpinnya.

b Lemahnya Data Management Sistems. Ini terbukti dari belum adanya standar operasi

yang baku, munculnya ekses overflow reporting, redundancy yang tidak efisien dan

sebagainya.

c. Prosedur untuk melihat data secara incidental masih terlalu lama, ini disebabkan karena

banyak Kantor PDE yang tidak menggunakan sistem database relasional yang lebih

efisien sehingga direct access sulit dilakukan.

d. Tata-ruang perkantoran masih kurang memadai. Ruang untuk kegiatan-kegiatan

ketatausahaan (tulis-menulis), operasi komputer, atau penyortiran data masih

bercampur-baur sehingga pekerjaan menjadi kurang sistematis.

e. Untuk perawatan mesin atau perangkat keras, organisasi masih menggantungkan diri

kepada pihak pemasok dengan sistem kontrak pertahun. Akibatnya kalau ada

kerusakan-kerusakan teknis, sekalipun sangat sederhana, tidak bisa segera diatasi

sendiri oleh para pegawai.

Proses data entry sangat menentukan kelangsungan proses-proses pengolahan berikutnya.

Apabila sejak awal pengisian data tidak lancar dan tidak akurat, maka pekerjaan untuk

mengoreksi data akan bertambah panjang, data sorting akan lamban, dan akhirnya tujuan

organisasi PDE untuk menghasilkan informasi tepat pada waktunya tidak akan tercapai.

Hambatan dalam Data dan Informasi

Batasan birokrasi diatasi dengan suatu solusi yang „IT oriented‟‟, rancangan sistem informasi

berkembang secara parsial sesuai dengan kebutuhan, sehingga berkembang „pulau-pulau sistem

informasi‟ di kantor pemda. Data dan informasi yang dibuat dan berada di luar

kewenangan/tupoksi tidak dapat dijamin keakuratan dan tanggungjawab kelayakannya, sehingga

akan menjadi suatu area yang berisiko tertinggi. Belum adanya koordinasi sistem informasi antar

SKPD, sehingga sulit untuk diintegrasikan antar satu sistem dengan sistem lainnya. Aplikasi

sistem informasi yang ada belum merupakan sub-sub sistem dari Sistem Informasi Daerah;

masih ada aplikasi yang menggunakan platform desktop, sehingga tidak dapat digunakan oleh

banyak pengguna (web based). Pada sebagian besar kantor pemda sudah terpasang jaringan lokal

(Local Area Network), tapi penggunaan untuk akses Internet masih rendah, karena masih

dianggap belum merupakan kebutuhan utama. Infrastruktur. Terbatasnya anggaran

pengembangan dan pemeliharaan sistem dan teknologi informasi menyebabkan terhambatnya

penyelenggaraan e-government di kantor pemda. Aplikasi yang dibuat menggunakan ABPD,

sehingga tidak tersedia anggaran pemeliharaan untuk tahun berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agus Dwiyanto. 2005. Mewujudkan Good Governance. Yogyakarta: UGM Press

Agus Mulyanto. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta

Ais Zakiyudin. 2005. Sistem Informasi Manajemen edisi 2. Jakarta: Erlangga

Andreas Bagus. 2011. Teknologi Masa Kini di Abad 21. Yogyakarta: Pustaka Abadi.

Atmadji, Christina dan M. Arief Soelaiman. 2010. Multimedia Pembelajaran Mata

Barlow, Janelle and Dianna Maul. 2000. Emotional Value : Creating Strong Bonds withYour

Customers. Berrett-Koehler Publishers,Inc., San Francisco.

Bastian.2003. Perkembangan E-Government di Indonesia. Sinar Harapan.

Bates, A. (1995) Technology, Open Learning and Distance Education London: Routledge

Bendell, Tony, Louise Boulter, dan John Kelly. 1995. Benchmarking for Competitive Advantage.

Pitman Publishing Inc., London.

Bergeron, Bryan. 2002. Essentials of CRM : A guide to Customer Relationship Management.

John Wiley & Sons, Inc., New York.

Bhairawa Putera, Prakoso, Sri Mulatsih, Sri Rahayu, Destination Management Organization

(Dmo): Paradigma Baru Pengelolaan Pariwisata Daerah Berbasis Teknologi Informasi,

disampaikan pada acara Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI

2009) ISSN: 1907-5022, Yogyakarta, 20 Juni 2009.

Bishop, Kirk R. (1989), Designing Urban Corridors, American Planning Association,

Washington DC.

Brian, A James. Management Information Sistem, Managing Information Technology in the

Business Enterprise. 2004. Mc Graw Hill.

Brilianto, Ricky. 2009. Panduan Praktis Cara Berinternet Dengan Mudah. Jakarta: Puspa

Swara.

Brown, Stanley A. 2000. Customer Relationship Management : A Strategic Imperative inThe

World of e-Business. Interrobang Graphic Design Inc., Canada.

Budi Rahardjo, “Implikasi Teknologi Informasi dan Internet Terhadap Pendidikan, Bisnis dan

Pemerintahan. Pusat Penelitian Antar Univeristas bidang Mikroelektronika (PPAUME).

Institut Teknologi Bandung.

Burch, John dan Grudnitski, Gary. (1986). Information System: Theory and Practice.

John Wiley and Sons, New York.

Burhan R. 2003. Kamus Dunia Komputer dan Internet. Surabaya : Penerbit Indah.

Davis, Gordon B. 2000. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian II Struktur dan

Pengembangannya. Jakarta: PT Pustaka Bi Husein

Davis, Gordon B. 2002. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I Pengantar.

Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo

Davis, Gordon B.1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian II Struktur dan

Pengembangannya. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Davis, Gordon B.2002.Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I Pengantar.

Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Djoko Widagdho.2004. Ilmu Budaya Dasar : Cetakan Kesembilan. PT. Bumi Aksara : Jakarta.

Fairus, Z. 2011. Terampil Mengaplikasikan Komputer. Jakarta: Ganesha Exact.

Fandy Tjiptono. 2007. Total Quality Management. Yogyakarta

Fauziah. 2008. Jago Berteknologi Dengan Komputer. Jakarta: Media Pusindo.

Fielding R.T., 2000, Architectureal Style & Design of Network-Based Software Architecrues,

Ph.D. Thesis, Department of Information & Komputer Science, UCLA, Irvine.

George M. Scott. 2002. Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Raja Grafindo

Persada

Gordon, Ian H. 2002. Competitor Targeting : Winning the Battle for Market and Customer

Share. John Wiley & Sons., Canada.

Gronlund, Ake, (2002), Electronic Government: Design, Application and Management.

Melbourne, Idea Group Publishing

Hadari Nawawi. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia : Cetakan kelima. Gajah Mada

University Press : Yogyakarta.

Harbani Pasolong. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Herlambang Soendoro. 2005. Sistem Informasi : Konsep, Teknologi dan Manajemen. Jakarta :

Graha Ilmu.

Herlambang, Soendoro dan Haryanto Tanuwijaya.2008. Sistem Informasi Manajemen Konsep

dan Teknologi Manajemen.Bandung : Graha Ilmu

Humdiana. 2006. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Husein, Muhammad fahri. 2002. Manajemen sistem informasi. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Hutasoit, Roy Leonard. 2010. Pengaruh Sistem Modernisasi Perpajakan terhadap

Kinerja Kantor Pelayanan Pajak. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lambung Mangkurat

Ibnu Syamsi. 2004. Efisiensi, Sistem dan Prosedur Kerja. Jakarta : Bumi Aksara.

Ike Janita. 2005. Integrasi Teknologi Dengan Strategi. Yogyakarta: Amara Books. Indra,

Handono. 2007. 36 Jam Belajar Cepat Mengetahui Komputer dan Komponennya. Jakarta:

Alex Media Komputindo.

Indrajit, E. R.. 2000. Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi

Informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo .

Indrajit, Richardus Eko. 2002. Electronic Government.Yogyakarta : Penerbit Andi.

Jogiyanto. 2005. Analisis dan desain sistem informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Kadir dan Triwahyuni. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.

Karsidi, Ravik. 2000. Penerapan Teknologi Untuk Peningkatan Mutu Pendidikan. Bahan

ceramah di Universitas Sebelas Maret Surakarta

Kenneth C. Laudon. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat

Kismiantini, Rina. 2010. Dunia TIK dan Era Globalisasi. Surabaya: Cahaya Ilmu.

Komarudin.2003.Manajemen Berdasarkan Sasaran, Edisi Ketiga. Bumi Aksara : Jakarta.

Kosasi, Sandy. 2002. Sistem penunjang keputusan (Decision Support Sistem). Potianak.

Kumorotomo, Wahyudi dan Subandono Agus Margono. 2009. Sistem Informasi Manajemen

Dalam Organisasi-Organisasi Publik.. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Kusmayadi dan Sugiarto, Endar. Metodologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta.

PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000

Kusrini. 2007. Konsep dan aplikasi sistem pendukung keputusan. Yogyakarta: Andi offset.

Lucky, 2008, XML Web services: Aplikasi Desktop, Internet & Handphone, Jasakom: Jakarta.

Marimin, Tanjung, H., dan Prabowo, H. 2006. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya

Manusia. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Mashadi. 2010. Teknologi, Informasi, dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta

McLeod Jr, Raymond. 2004. Sistem Informasi Manajemen, Edisi 8. Jakarta : PT INDEKS.

Meiwanto, Catur. 2010. Era Baru Komputer Dunia. Jakarta: Dinastindo.

Miftah Thoha, 2010. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer, Kencana Prenada Media Group.

Moekijat. 1996. Pengantar Sistem Informasi Manajemen Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Moekijat. 1996. Pengantar Sistem Informasi Manajemen Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Moekijat. 2005. Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Mandar Maju

Muhammad Fahri dan Amin Wibowo.2000. Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta : AMP

YKPNA

Mutakin, 2011, Pemanfaatan Web Service untuk Komunikasi Antar Aplikasi yang Berbeda

Menggunakan Jaringan Internet, Universitas Bina Darma: Palembang.

Nuarsa, I Wayan. 2006. Ilmu Komputer. Yogyakarta: Andi Press.

Nugroho, Santoso,. Saatnya Pariwisata Berbasis Teknologi Informasi, Pengembangan e-Gov,

Mei 2007

Nurdin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta : Grafindo Persada.

Nurgiyantoro, Burhan. Gunawan. Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-ilmu

Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

O‟Brien, James. 2001. Management Information Sistems; Managing Information

O‟Brien, James. 2005. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: Salemba Empat.

Pandia, Hendri. 2010. Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Edisi Revisi). Jakarta: Erlangga.

Parker Charles S. 1989. Management Information Sistems: Strategy and Action.

Putera, Prakoso Bhairawa dan Chichi Shintia Laksani. 2008. Penerapan Destination

Management Sistem (DMS) dalam PemasaranPariwisata Banga Belitung Berbasis TIK

(Mengagas E-Tourism Visit Babel Archipelago2010). Prosiding SNATI 2008.

Yogyakarta

Rahardjo, B., 2002.Memahami Teknonoli Informasi ; Menyikapi dan membekali Diri Terhadap

Peluang dan Tantangan Teknologi Informasi, Elex Media Komputindo.

Rahyuda. K, Sudarma M., Strategi Teknologi Informasi Universitas Udayana, Bali Offset, 2003.

Rasul, Djuharis. 2008. Wahana Teknologi Komputerisasi. Tiga Serangkai.

Raymond McLeod, Jr. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Indeks

Rochaety, Eti, dkk. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara,

2005.

Romiszowski, A. J., & Mason, R. (1996). Komputer-mediated communication. In D. H. Jonassen

(Ed.), Handbook of research for educational communications and technology (pp. 438-

456). NY: Simon & Schuster Macmillan.

Schell, George P.; McLeod, Jr., Raymond. 2009. Management Information Sistem, 10 th

ed.

Jakarta: Salemba Empat.

Scott, George.M. 2004. Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.

Siagian, Sondang P. 2011. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

Sinambela, Lijan Poltak. 2010. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan Sistem

Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

Singgih, Santoso. 2010. Pengenalan Komputer dan Komponennya. Jakarta: Pustaka Setia.

Siti Amnuhai.2003. Manajemen Sumber daya Manusia. Bumi Aksara : Jakarta.

Soewarno Handayaningrat.2001.Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Cetakan

ke-14. CV. Haji Masagung : Jakarta.

Sondang P. Siagian . 2003 . Sistem Informasi Manajemen . Jakarta : PT Bumi Aksara

Stephen P. Robin.2003. Perilaku Organisasi, Alih bahasa Tim Indeks, Edisi Indonesia. PT.

Indeks Gramedia Group : Jakarta.

Suhertian Piet A, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Cet. I;Bandung: Alfabeta, 2011.

Supriyanto. 2011. Teknologi, Informasi, dan Komunikasi. Jakarta: Yudhistira.

Susartono, dkk. 2003. Implementasi Sistem Dalam Manajemen Informasi Akademik Pada

Program Studi Administrasi Negara. Penelitian.

Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Syafrizal, Melwin. jurnal DSS. “Sistem pendukung keputusan”. Diakses pada tanggal 8 Oktober

2014.

Taliziduhu Ndraha,.2003. Teori Budaya Organisasi : Cetakan Kedua. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Tata Sutabri. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Penerbit Andi

Teguh Wahyono. 2003. Teknik Merakit PC Modern. Yogyakarta : Penerbit Gava Media

Triguno Prasetya.2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara : Jakarta.

Umar, Husein. 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Uno, Hamzah B Dan Nina Lamatenggo. Teknologi Komunikasi Dan Informasi Pembelajaran.

Jakarta. Bumi Aksara. 2011

Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margano. 2009. Sistem Informasi Manajemen.

Yogyakarta : FISIPOL – Universitas Gajah Mada Press.

Whitten, Jefrey. 2006. Metode,Desain dan Analis Sistem. Yogyakarta: Andi offset

Winarno, Wing Wahyu, 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : STIE YKPN.

Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu

Zilkifli Amsyah.2001Manajemen Sistem Informasi, Cet.III; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal

Alford, J & O‟Flynn, J. (2009). Making sense of public value: Concepts, critiques and emergent

meanings. International Journal of Public Administration. Volume (32), pp. 171–191.

Andersen, K.V., 2006. „E-Government: five key challenges for management‟, The

ElectronicJournal of e-Government, Vol. 4, No. 1, pp.1–8.

As-Saber, S., Srivastava, A. and Hossain, K.,2006 „Information technology law and e-

Government: a developing country perspective‟, Journal of Administration and

Governance, Vol. 1, No. 1, pp.84–101.

Atmadji, Christina dan M. Arief Soelaiman. 2010. Multimedia Pembelajaran Mata Kuliah

Sistem Informasi Manajemen . Jurnal Teknologi Informasi, Vol. 6, No. 1, April

DeLone W. H. and McLean E. R. (2003) The DeLone and McLean model of Information

Sistems Success: a ten-year update. Journal of Management Information Sistems 19(4),

pp9-30.

Dianasari, dkk. 2010. Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Pencapaian

Akuntabilitas KPP Modern. Jurnal Universitas Widyatama.

Firman Alandari.2013. Peran Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer Dalam

Meningkatkan Pelayanan Publik Di lingkungan Kantor Bupati Kabupaten Berau. E-

jurnal fisip. Samarinda : Univesitas mulawarman

Graves dan Corcoran. ( 1989). The study of nursing informatics . Journal of Nursing

Scholarship 21(4) 227-231

Greenfield, Sue .2007. Medication Error Reduction and the Use of PDA Technology. Journal

Of Nursing Education. 46.(3), 127-131. United States : Slack Incorporated

Jones, K. 2006. Manajemen pengetahuan sebagai sebuah dasar untuk sistem pendukung

keputusan. Jurnal Sistem Informasi Komputer. Vol 46: No 4.

Kirom, Dalu Nuzlul. 2012. Sistem Informasi Manajemen Beasiswa ITS Berbasis Sistem

Pendukung Keputusan menggunakan Analythical Hierarchy Process. Jurnal Teknik Pomits

vol 1, no 1 (2012) 1-6.

Mardi, 2013, 1 (2): 535-547 ISSN 0000-0000 , Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Pegawai

Terhadap Kualitas Pelayanan Administrasi Kepegawaian Di Badan Kepegawaian Daerah

(BKD) Kota Samarinda. e-Journal Ilmu Pemerintahan Universitas Mulawarman.

Muluk, MR Khairul. 2003. Sumber-Sumber dan Pengembangan Keuangan Daerah, Jurnal

Adminitrasi negara, Volume 2

Nia Karniawati & Romi Rahmadani. analisis kebijakan penerapan e- government melalui sistem

informasi manajemen kepegawaian (simpeg) (suatu studi pada biro kepegawaian

sekretariat daerah provinsi jawa barat) Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 2 halaman

23

Orientation: Gaps between Theory and Practice, International Journal of Public Sector

Management, 21, 1, 74-92.

R.L Baskerville and M. D. Myers, Information Sistems as A Reference Ciscipline, MIS Quarterl

, 26 (1) March 2002, 1-1

Santosa, Alam. 2011. Pengembangan SIM. Jurnal majalah ilmiah UNIKOM, Volume 9.

Wedhasmara, Ari. 2009. Langkah-Langkah Perencanaan Strategis Sistem Informasi Dengan

Menggunakan Metode Ward And Peppard. Jurnal Sistem Informasi, Vol. 1, No. 1, April.

Internet

Arief. (2012). “Security & Ethical Challenges- Tantangan Hal Etika dan Keamanan Dalam

Teknologi Informasi”.

Budi Rahardjo, “Membangun e-Government” www.cert.or.id. (diakses pada tanggal 6 Oktober

2014)

Chandra Halim - Indonesian Voices Network, “Pemanfaatan e_Governance di Pemerintah Pusat

dan Daerah”, http://indonesianvoices.com. (diakses pada tanggal 6 Oktober 2014).

Danu Wira Pangestu. 2007. Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM).

[email protected]. http://bangdanu.wordpress.com gov.au/spw/corporate/about-

us/resources/service-delivery-reform-overview.Pdf

The Department of Human Services (2011). Service Delivery Reform: Transforming government

service delivery. diunduh dari http://www.humanservices.