ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/337/4/AGUSTINA...
Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH …repository.stikespantiwaluya.ac.id/337/4/AGUSTINA...
1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN CRONIC KIDNEY DISEASE DENGAN
MASALAH HIPERVOLEMIA DI RUMAH SAKIT
PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG
Agustina Wanti Mbenu, Maria Magdalena Setyaningsih, Wibowo
Prodi D-III Keperawatan STIkes Panti Waluya Malang
Email : [email protected]
ABSTRAK
Chronic Kidney Diseases (CKD) adalah gangguan fungsi ginjal progresif yang menyebabkan
fungsi Glomerulus Filtrasi Rate menurun sehingga terjadi retensi cairan dan terjadi
Hipervolemi. Tujuan penulis adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami CKD dengan masalah Hipervolemia. Desain penelitian yang digunakan adalah
studi kasus terhadap dua klien dewasa yang mengalami masalah Hipervolemia. Waktu
penelitian dilaksanakan selama tiga hari pada bulan April hingga Juni 2019. Hasil pengkajian
didapatkan klien satu dan dua sama-sama terdiagnosa Chronic Kidney Disease, dengan tanda
gejala adanya edema, berat badan meningkat, jumlah urine yang dikeluarkan sedikit. Hasil
evaluasi klien satu dan klien dua masalah teratasi sebagian karena dari tujuh kriteria hasil
yang ditetapkan terdapat enam kriteria hasil yang sudah tercapai. Oleh karena itu dalam
memberikan tindakan keperawatan guna mengatasi masalah Hipervolemia dianjurkan untuk
mengetahui factor penyebab utama dan memperhatikan factor penyebab lain pada klien. Hal
tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah Hipervolemia yang terjadi pada klien Chronic
Kidney Disease.
Kata kunci : Penyakit Chronic Kidney Disease, Hipervolemi
ABSTRACT
Chronic Kidney Diseases (CKD) is a progressive renal function disorder that causes the
function of the Glomerulus Filtration Rate to decrease so that fluid retention occurs and
hypervolemia occurs. The author's goal is to implement nursing care for clients who
experience CKD with hypervolemia problems. The research design used was a case study of
two adult clients who experienced hypervolaemia problems. The case study was conducted
three days in April until June 2019. The results of the study showed that clients one and client
two were both diagnosed with Chronic Kidney Disease, with signs of edema, weight gain, a
small amount of urine released. The results of the client evaluation client one and client two
problem partially resolved because of the seven results criteria set there are six criteria for
the results that have been achieved. Therefore, in providing nursing implementation to
overcome the problem of hypervolemia, it is recommended to find out the main causative
factors and pay attention to other causative factors. It aims to avoid the problem of
hypervolaemia.
Keywords: Chronic Kidney Disease, Hypervolemia
2
Pendahuluan
Chronic Kidney Diseases (CKD) adalah
gangguan fungsi ginjal progresif yang tidak
dapat pulih kembali. Hal ini menyebabkan
tubuh tidak mampu memelihara metabolisme
dan keseimbangan cairan elektrolit sehingga
terjadi peningkatan ureum (uremia).
Gangguan fungsi ginjal ditandai dengan
proteinuria, hipertensi dan penurunan Laju
Filtrasi Glomerulus (LFG) hingga < 15
ml/menit disertai dengan kondisi klinis
pasien yang semakin memburuk (Istanti,
2013).
Menurut World Health Organation (WHO)
penyakit ginjal dan saluran kemih
menyebabkan kematian sebanyak 850.000
jiwa dan penyakit gagal ginjal kronik adalah
penyakit tertinggi ke-12 pada tahun 2008.
Berdasarkan kementrian kesehatan (2017), di
dapatkan kasus Chronic Kidney Disease di
Indonesia sebanyak 499.800 orang dan di
Jawa timur pada tahun 2017 sebanyak 1.319
orang. Data yang didapatkan dari rekam
medik Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
Malang tentang penderita Chronic Kidney
Disease yang dirawat inap pada tahun 2018
sebanyak 278 orang (RM RSPW, 2018).
Peneliti menemukan fenomena saat
menjalankan praktek klinik di Rumah Sakit
Panti Waluya Sawahan Malang tanggal 15
Februari – 13 April 2018, peneliti
menemukan data dua orang pasien yang
didiagnosa Chronic Kidney Disease. Pasien
yang pertama berusia 45 tahun dengan jenis
kelamin laki-laki, dan pada saat dilakukan
pengkajian klien mengatakan jarang minum
pada saat dirumah maupun di tempat kerja,
jumlah air kencingnya sedikit,saat dilakukan
pemeriksaan klien mengalami penurunan
kesadaran, kelemahan pada ekstremitas,
tekanan darah meningkat, denyut nadi cepat,
terdapat distensi vena jugularis, edema pada
ekstremitas, dan klien mengalami
peningkatan berat badan yang semula 65 kg
menjadi 80 kg setelah dilakukan hemodialisa
berat badan klien menurun menjadi 79 kg,
dari hasil pemeriksaan laboratorium jumlah
ureum meningkat 92 mg/dL, kreatinin 7
mg/dL. Klien kedua berusia 60 tahun dengan
jenis kelamin perempuan mengeluh
mengalami mual muntah, sering kesemutan,
jumlah air kencing yang sangat dari hasil
pemeriksaan didapatkan data klien
mengalami kelemahan otot, peningkatan
berat badan semula 45 kg menjadi 62 kg
setelah dilakukan hemodialisa berat badan
klien menjadi 60 kg, edema pada kedua kaki.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan data
jumlah ureum meningkat 120 mg/dL,
kreatinin meningkat 20 mg/dL. Setelah
dilakukan hemodialisa klien mengeluh mual
dan berat badan turun satu kilogram. Pada
kedua klien tersebut mengalami masalah
keperawatan kelebihan volume cairan.
3
Hipervolemia adalah peningkatan retensi
cairan isotonik (Ackley, Ladwig, 2016).
Hipervolemia dapat terjadi karena banyaknya
nefron yang tidak berfungsi sehingga nefron
yang tersisa bekerja semakin berat dalam
meningkatkan reabsorbsi protein. Aliran
darah ke ginjal berkurang mengakibatkan
terjadi pembentukan jaringan parut dan
penyusutan progresif pada nefron.
Munculnya detruksi struktur ginjal secara
progresif menimbulkan penurunan GFR yang
menyebabkan kegagalan ginjal dalam
mempertahankan metabolisme,
keseimbangan cairan dan elektrolit. Cairan
elektrolit yang tidak seimbang
mengakibatkan peningkatan volume cairan,
hipernatremia, hiperkalemia, menurunnya
pH, dan hipokalsemia sehingga terjadi
kelebihan volume cairan (Thadani, 2011).
Pasien Chronic Kidney Disease dengan
Hipervolemia bila tidak ditangani dengan
baik maka akan semakin parah seperti
kerusakan jaringan, penurunan gerakan usus,
pembengkakan jaringan pada jantung, hingga
terjadi gagal jantung. Karena terjadi
perubahan serius akibat volume cairan yang
terus meningkat mengakibatkan asidosis
metabolic (Tohnapa & Kundure, 2016).
Berdasarkan hal tersebut, peran perawat di
sini adalah memberikan asuhan keperawatan
pada klien Chronic Kidney Disease dengan
Hipervolemia dalam bentuk tindakan
keperawatan seperti mengkaji tanda-tanda
vital, mengkaji berat badan klien, memantau
jumlah pengeluaran urine, mengkaji intake
dan output (Ackley, 2011).Berdasarkan latar
belakang tersebut peneliti tertarik untuk
menyusun karya tulis ilmiah dalam bentuk
asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami Chronic Kidney Disease dengan
masalah Hipervolemia di Rumah Sakit Panti
Waluya Sawahan Malang.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah studi kasus untuk mengeksplorasi
masalah Asuhan Keperawatan pada Klien
yang mengalami Chronic Kidney Disease
dengan Hipervolemi di Rumah Sakit Panti
Waluya Sawahan Malang. Kriteria pada
penderita adalah
1) Klien dengan diagnosa medis Chronic
Kidney Disease
2) Terdapat edema pada bagian tubuh
3) Berat badan meningkat
4) CRT kembali ≥ 2 detik
Pada penelitian ini yang menjadi partisipan
adalah klien 1 Tn. A yang berusia 52 tahun
dirawat inap dengan diagnose Chronic
Kidney Disease pada 2 April 2019 serta klien
2 Ny. I dengan usia 33 tahun, dirawat inap
dengan diagnose Chronic Kidney Disease
pada 31 Mei 2019. Kedua klien dirawat
4
diruangan Santa Ana Bawah Rumah Sakit
Panti Waluya Sawahan Malang.
1) Penelitian dilakukan selama 3 hari
terhadap kedua klien dengan
menggunakan teknik pengumpulan data
berupa observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik, studi data intervensi,
implementasi, serta evaluasi. Disematkan
pula etika yang menjadi dasar penyusunan
karya tulis ilmiah, terdiri dari Informed
Consent, Anonimity, Confidentiality
Hasil
Pada studi kasus ini diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Pengkajian
Klien 1 mengeluh bengkak pada tangan
dan kaki, serta sesak napas lalu datang ke
TPP Rumah Sakit Panti Waluya Malang
pada tanggal 1 April 2019 pukul 09.53
untuk dirawat inap. Saat dilakukan
pengkajian pada hari Selasa tanggal 2
April 2019 pukul 15.30 klien mengatakan
bengkak pada tangan kanan dan kaki
kanan serta air kencing yang di keluarkan
sangat sedikit, berat badan meningkat,
kurang lebih sudah 1 tahun. Klien tampak
lemas, kesadaran Composmentis, TD:
170/80 mmHg, S: 36,10
C, N: 86x/menit,
RR: 23x/menit, SPO2: 98% tanpa bantuan
O2. Hasil pemeriksaan Leco:6.430, Hb:8,9,
PCT:370.000, Albumin:2,3, Ca:191,
P:1,6, Na:146, K:7,71, Cl:1,0, ureum: 105,
kreatinin: 2,38, BUN: 49,3, GFR: 38,5.
Klien 2 datang ke TPP Pada tanggal 31
Mei 2019 untuk rawat inap dengan
keluhan bengkak seluruh badan. Pada saat
pengkajian klien mengatakan bengkak
pada seluruh badan, air kencing sedikit,
dan berat badan meningkat. Klien tampak
lemes, tampak bengkak pada kelopak
bawah mata kiri,perut klien tampak besar,
TD: 180/85mmHg, N: 88x/menit, S:
36,50C, RR: 22x/menit, hasil laboratorium
Albumin:1,73, Ca:1,61, P: 2,5, K:3,17, Cl:
102, pH:6,0, Protein: 3+, leukosit: 2+,
darah:3+, ureum:48, BUN: 36,8,
Creatinin: 5, GFR: 13. Klien diberi terapi
Furosemide/Lasix, simvastatin, clonidine
2. Diagnose Keperawatan
Berdasarkan dari hasil pengkajian, pada
Klien 1 maupun Klien 2 ditegakkan
diagnosa keperawatan yang sama yaitu
Hipervolemi.
3. Intervensi Keperawatan
Pada klien 1 dan 2 telah ditetapkan
rencana keperawatan sesuai tinjauan
pustaka yaitu teknik non farmakologi dan
kolaborasi pemberian farmakologi. Klien
1 dan klien 2 diberikan posisi setengah
duduk untuk tirah baring guna
meningkatkan diuresis yang bertujuan
mengurangi edema, serta diberikan
informasi tentang jumlah kebutuhan
cairan yang harus dipenuhi untuk
5
mencegah terjadinya kelebihan volume
cairan. Klien 1 dan klien 2 juga diberikan
terapi Farmakologi yaitu pemberian
furosemide guna menurunkan volume
plasma sehingga menurun resiko
terjadinya edema.
4. Implementasi
Pada Klien 1 dan Klien 2 telah dilakukan
implementasi keperawatan berdasarkan
intervensi keperawatan yang telah
ditetapkan.
5. Evaluasi
Pada Klien 1 ,Masalah Hipervolemi
teratasi sebagian karena hanya 6 dari 7
kriteria hasil yang sudah tetapkan tercapai
dan pada Klien 2 ,Masalah Hipervolemi
teratasi sebagian karena 6 dari 7 kriteria
hasil yang sudah tetapkan tercapai.
Pembahasan
1. Pengkajian
Berdasarkan data hasil pengkajian
menunjukan bahwa klien 1 dan 2 sama-
sama terdiagnosa Chronic Kidney
Disease, dengan tanda gejala adanya
edema yang disebabkan oleh peningkatan
jumlah kreatinin, karena meningkatnya
kadar kreatinin menunjukan penurunan
fungsi ginjal yang menimbulkan adanya
edema. Klien 1 mengatakan bengkak pada
kaki dan tangan kanan, jumlah urine
sedikit, berat badan meningkat. Klien 2
mengatakan bengkak pada badan dan
kelopak bawah mata kiri, jumlah urine
sedikit, berat badan meningkat. Hal
tersebut sesuai teori Menurut Rendy dan
Margareth, (2012) Chronic Kidney
Disease merupakan gangguan fungsi renal
yang progresif dan irefersible dimana
kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolime dan
keseimbangan cairan elektrolit sehingga
terjadi uremia. Chronic Kidney Disease
disebabkan karena berbagai faktor yaitu
infeksi saluran kemih, Glomerulusnefritis,
gangguan jaringan penyambung, asidosis
tubulus ginjal, diabetes miletus, dan
hipertensi (Haryono,2013). Tanda gejala
Chronic Kidney Disease yang terjadi yaitu
hipertensi, edema, serta anemia yang
disebabkan karena GFR menurun dan
menyebabkan kegagalan mempertahankan
keseimbangan metabolism cairan dan
elektrolit yang mengakibatkan
peningkatan volume cairan sehingga
terjadi kelebihan volume cairan ( Sari,
2011).
2. Diagnose Keperawatan
Pada klien 1 dan klien 2 ditetapkan
diagnosa keperawatan yang sama yaitu
Hipervolemia berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulsi didukung
dengan data klien 1 mengatakan unrine
yang dikeluarkan sedikit dan terjadi
6
bengkak pada tangan dan kaki kanan.
Klien 2 mengatakan jumlah urine yang di
keluarkan sedikit dan terjadi bengkak
pada badan dan kelopak bawah mata kiri.
Hypervolemia terjadi bila natrium dan air
tertahan dengan jumlah yang sama. Cairan
isotonik yang terkumpul dan berlebih
maka cairan berpindah ke kompartemen
cairan interstisial sehingga menyebabkan
edema. Menurut PPNI (2016), bahwa
batasan karakteristik pada diagnosa
keperawatan kelebihan volume cairan
adalah mengungkapkan secara verbal
bahwa terjadi edema, berat badan
meningkat, serta jumlah urine yang
dikeluarkan sedikit.
3. Intervensi Keperawatan
pada klien 1 dan 2 telah ditetapkan
rencana keperawatan sesuai tinjauan
pustaka yaitu teknik non farmakologi dan
kolaborasi pemberian farmakologi. Klien
1 dan klien 2 diberikan posisi setengah
duduk untuk tirah baring guna
meningkatkan diuresis yang bertujuan
mengurangi edema, serta diberikan
informasi tentang jumlah kebutuhan
cairan yang harus dipenuhi untuk
mencegah terjadinya kelebihan volume
cairan. Klien 1 dan klien 2 juga diberikan
terapi Farmakologi yaitu pemberian
furosemide guna menurunkan volume
plasma sehingga menurun resiko
terjadinya edema. Intervensi yang telah
direncanakan bagi ke 2 klien telah sesuai
dengan teori menurut (Ackley, 2012)
adalah Anjurkan klien untuk tirah baring
dengan posisi setengah duduk pada saat
edema masih terjadi, kaji tanda-tanda vital
(tekanan darah, suhu, nadi, respirasi).
Intervensi dapat dilakukan dengan balance
cairan, pantau berat badan klien, pantau
jumlah cairan yang masuk dan jumlah
pengeluaran urine, dan berikan informasi
tentang jumlah kebutuhan cairan yang
harus dipenuhi oleh pasien. Tindakan
kolaborasi yang dapat dilakukan adalah
kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian diuretik guna untuk
menurunkan volume plasma sehingga
menurunnya resiko terjadinya edema dan
kolaborasi pemantauan hasil laboratorium.
4. Implementasi
pada klien 1 dan 2 terdapat 8 intervensi
dan sudah dilaksanakan semua dalam
bentuk asuhan keperawatan. Implementasi
merupakan tindakan yang sesuai dengan
yang telah direncanakan mencangkup
tindakan mandiri dan kolaborasi,
implementasi jiga sesuai dengan kondisi
penderita Chronic Kidney Disease
(Wartonah, 2015). Status orang dengan
Chronic Kidney Disease dapat di pantau
dengan tindakan keperawatan seperti
mengkaji tanda-tanda vital ( tekanan
7
darah, suhu, nadi, respirasi) dan
pengukuran CRT. Tindakan keperawatan
bagi klien Chronic Kidney Disease adalah
balance cairan, mengkaji berat badan
klien, memantau jumlah urine, serta
kolaborasi pemberian diuretik, (Ackley,
2012).
5. Evaluasi
Pada klien 1 dan 2 pada hari ketiga
keperawatan menyatakan bengkak
berkurang, berat badan menurun, jumlah
urin meningkat tindakan kolaborasi
dilakukan dengan memberikan onjeksi IV
furosemid 3x2 ampul 20mg sebagai
golongan diuretik berfungsi untuk
membuang cairan berlebih dari dalam
tubuh melalui urine, selainn itu tindakan
non farmakologi yaitu menganjurkan klien
untuk tirah baring dengan posisi setengah
duduk dan memberikan informasi tentang
jumlah cairan yang harus di penuhi klien.
Hal tersebut terbukti dengan berkurangnya
edema, meningkatnya jumlah urine dan
menurunya berat badan klien. edema
dapat berkurang, jumlah urine meningkat,
dan berat badan menurun.
Penatalaksanaan kelebihan volume cairan
dapat dilakukan dengan tindakan
farmakologi dan non farmakologi.
Tindakan non-Farmakologi yaitu anjurkan
klien untuk tirah baring dengan posisi
setengah duduk diperlukan untuk
meningkatkan diuresis yang bertujuan
untuk mengurangi edema, dan
memberikan informasi tentang jumlah
cairan yang harus dipenuhi untuk
mencegah terjadinya kelebihan volume
cairan (Ackley, 2012)
Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada klien Chronic
Kidney Disease dengan masalah
Hipervolemia di Rumah Sakit Panti
Waluya Sawahan Malang telah
dilaksanakan pada klien 1 dan klien 2
dengan waktu 3 x 24 jam. Pada klien 1
dan klien 2 masalah teratasi sebagian
karena pada evaluasi terakhir kedua klien
belum memenuhi semua kriteria hasil
yang sudah ditentukan
Daftar Pustaka
Ackley, Ladwig. 2011. Nursing Diagnosis
Handbook An Evidence-Based Guide
to planning Care Ninth Edition.
Amerika
Debora, Oda. 2017. Proses Keperawatan
Dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta :
Salemba Medika
Fahmi, dan Hidayati.2016. Gambaran Self
Care Status Cairan Pada Pasien
Hemodialisa.Yogyakarta: Jurnal
Universitas Muhamadiah Yogyakarta.
Vol. 4, No,2, Tahun 2016
8
Firdaus, Jatmiko. 2016. Upaya
Penatalaksanaan Pola Nafas Tidak
Efektif Pada Pasien CKD.
Yogyakarta: Jurnal Universitas
Muhamadiah Surakarta
Gloria, dkk. 2013. Nursing Intervention
classificastion. Jakarta: Mocco Media
Haryono. 2013. Keperawatan Medikal
Bedah Sisem Perkemihan.
Yogyakarta: Rapha Publishing
Hidayat, Alimul. 2015. Pengantar
Kebuthan Dasar Manusia. Jakarta:
Salemba Medika
Istanti, 2014.Hubungan Anttara Masuknya
Cairan Dengan Interdialytic Weight
Gains (IDWG) Pada Pasien Chronic
Kidney Disease Di Unit Hemodialisis
Rs PKU Muhamadiyah
Yogyakarta.Yogyakarta. Vol 10
Kamaludin, dan Rahayu 2009.Analisa
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Asupan Cairan Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan
Hemodialisa Di RSUD
Prof.Dr.Margono Soekarjo
Purwokerto.Purwokerto : Jurnal
Keperawatan Soedirman. Vol 4 No.1
Kementrian Kesehatan RI. 2017. Situasi
Penyakit Gagal Ginjal Kronis. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI
LeMone Priscilla, Burke Karen M, Bauldoff
Gerene. 2016. Buku Ajar Keperawatan
Medikal bedah. Ed.5. Jakarta: EGC
Mutaqin, Sari, Kumala. 2011. Asuhan
Keperawatan Gangguan Sistem
Perkmihan. Jakarta: Salemba Medika
Muttaqin Arif. 2009. Asuhan Keperawatan
Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler Dan Hematologi.
Jakarta: Salemba Medika Tarwoto
dan Wartonah. 2015. Kebutuhan
Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika.
Muttaqin, Arif. 2010. Pengkajian
Keperawatan Aplikasi Pada Praktik
Klinik.Jakarta: Salemba Medika
Nursalam, Batticaca. 2008. Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem
Perkemihan..Jakarta: Salemba
Medika
Nursalam, Baticaca. 2009. Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Perkemihan,
Jakarta: salemba Medika
Prabowo, Eko dan Pranata, Andi Eka. 2014.
Asuhan Keperawatan Sistem
Perkemihan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Rendi, Clevo, Margareth. 2012. Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah Dan
Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha
Medika
Saryono dan Widianti, Anggriyana Tri.
2011. Catatan Kuliah Kebutuhan
Dasar Manusia. Yogyakarta: Nuha
Medika
9
Tambayong, Jan. 2012. Patofisiologi untuk
keperawatan.Jakarta: EGC
Tarwoto dan Wartonah.2015. Kebutuhan
Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan.Jakarta: Salemba
Medika
Tonapa, kundure, dan Masi. 2016.
Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Keputusan Inisisasi
Hemodialisi Pada Penderita
Penyakit Ginjal Kronik. Manado.
Jurnal keperawatan Vol 4 no.1
Wijaya, Andra Saferi dan Putri, Yessie
Mariza. 2011. Keperawatn Medikal
Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika
10
11
LAMPIRAN
12