Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era 4.0 ...

155
STRATEGI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 MELALUI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DI MI SALAFIYAH MARGOMULYO KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN SKRIPSI Oleh: M. AMRINA ROSYADA AHMAD NIM. D03216022 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN AMPEL SURABAYA 2020

Transcript of Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era 4.0 ...

STRATEGI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA ERA

REVOLUSI INDUSTRI 4.0 MELALUI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN

DI MI SALAFIYAH MARGOMULYO KECAMATAN KEREK

KABUPATEN TUBAN

SKRIPSI

Oleh:

M. AMRINA ROSYADA AHMAD

NIM. D03216022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2020

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

NAMA : M AMRINA ROSYADA AHMAD

NIM : D03216022

JUDUL : STRATEGI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA

ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 MELALUI PEMASARAN JASA

PENDIDIKAN DI MI SALAFIYAH MARGOMULYO

KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil

penelitian/ karya saya sendiri, kecuali pada bagian – bagian yang menjadi rujukan

sebelumnya.

Tuban, 27 Juli 2020

Pembuat pernyataan,

M. Amrina Rosyada Ahmad

D03216022

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini dibuat oleh:

NAMA : M AMRINA ROSYADA AHMAD

NIM : D03216022

JUDUL : STRATEGI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA

ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 MELALUI PEMASARAN JASA

PENDIDIKAN DI MI SALAFIYAH MARGOMULYO

KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Surabaya, 14 Oktober 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Mukhlishah AM., M.Pd Hj. Ni’matus Sholihah, M.Ag

NIP. 196805051994032001 NIP. 197308022009012003

v

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi oleh M. Amrina Rosyada Ahmad ini telah dipertahankan di depan TIM

Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya

Surabaya, 20 Oktober 2020

Mengesahkan,

Dekan

Prof. Dr. H. Ali Mas’ud, M.Ag. M.Pd.I

NIP. 196301231993031002

Penguji I

Dr. Arif Mansyuri, M.Pd

NIP. 197903302014111001

Penguji II

Machfud Bachtiyar, M.Pd

NIP. 197704092008011007

Penguji III

Dr. Mukhlishah AM., M.Pd

NIP. 196805051994032001

Penguji IV

Hj. Ni’matus Sholihah, M.Ag

NIP. 197308022009012003

vi

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

PERPUSTAKAAN Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax. 031-8413300

E-Mail: [email protected]

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN PUBLIKASI

Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : M. AMRINA ROSYADA AHMAD

NIM : D03216022

Fakultas/Jurusan : FTK / MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

E-mail address : [email protected]

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan

UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :

Sekripsi Tesis Desertasi Lain-lain (.....................................)

yang berjudul :

STRATEGI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA ERA REVOLUSI

INDUSTRI 4.0 MELALUI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DI MI SALAFIYAH

MARGOMULYO KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada), Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini

Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan

menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN

Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntunan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta

dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, 24 Oktober 2020

Penulis

( M. Amrina Rosyada Ahmad )

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

vii

ABSTRAK

M. Amrina Rosyada Ahmad (D03216022), Strategi Penerimaan Peserta Didik

Baru pada Era Revolusi Industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di

MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, Dosen

Pembimbing I Dr. Mukhlishah AM., M.Pd., dan Dosen Pembimbing II Hj.

Ni’matus Sholihah, M.Ag.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi penerimaan peserta didik

baru pada era revolusi industri 4.0, dan pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah

Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Jenis dari penelitian ini adalah

kualitatif. Informan penelitian ini adalah Kepala Sekolah MI Salafiyah

Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban sebagai informan kunci dan

Waka Humas, Tata Usaha, serta Kepala Komite Sekolah. Obyek penelitian ini

adalah strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui

pemasaran jasa pendidikan. Data penelitian diperoleh melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Strategi

penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 di MI Salafiyah

Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban adalah rencana cermat yang

disusun untuk program penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0

untuk memenangkan persaingan yang berlangsung antar lembaga pendidikan. hal

tersebut dilakukan dengan perumusan strategi, pembentukan tim, pelaksanaan

promosi, serta pelaksanaan evaluasi. (2) Pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah

Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban adalah upaya dalam

mempromosikan layanan serta produk kepada masyarakat dengan tujuan

masyarakat tersebut menjadi tahu dan tertarik untuk menggunakan jasa layanan

pendidikan dari MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban

tersebut. Hal ini dilakukan dengan dengan melakukan inovasi terhadap unsur unsur

marketing mix jasa pendidikan, yang dilakukan melalui tahapan tahapan seperti

identifikasi pasar, segmentasi pasar, dan diferensiasi produk. (3) Strategi

penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa

pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban

dilakukan dengan melaksanakan strategi yang telah disusun sebelumnya,

pengembangan unsur unsur bauran pemasaran serta promosi.

Kata kunci : strategi, penerimaan peserta didik baru, era revolusi industri 4.0,

pemasaran jasa pendidikan,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. iv

PENGESAHAN TIM PENGUJI ......................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 1

B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11

E. Definisi Konseptual ................................................................................. 13

F. Keaslian Penelitian .................................................................................. 16

G. Sistematika Pembahasan ........................................................................ 18

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 21

A. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Era Revolusi

Industri 4.0 ............................................................................................... 21

1. Pengertian Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era

Revolusi Industri 4.0 ........................................................................... 21

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Strategi Penerimaan

Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri 4.0 ............................. 27

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ix

3. Penerapan Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era

Revolusi Industri 4.0 ........................................................................... 33

B. Pemasaran Jasa Pendidikan................................................................... 35

1. Pengertian Pemasaran Jasa Pendidikan ............................................... 35

2. Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan .................................................... 42

3. Penerapan Pemasaran Jasa Pendidikan ............................................... 48

C. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi

Industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa Pendidikan ................................ 54

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 64

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 64

B. Kehadiran Peneliti .................................................................................. 65

C. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 65

D. Subyek Penelitian .................................................................................... 66

E. Informan Penelitian ................................................................................ 66

F. Tahap Penelitian...................................................................................... 68

G. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 69

H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 71

I. Keabsahan Data ...................................................................................... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 78

A. Deskripsi Tempat Penelitian .................................................................. 78

1. Lokasi Penelitian ................................................................................. 78

2. Sejarah Lembaga ................................................................................. 79

3. Struktur Keorganisasian ...................................................................... 81

4. Visi dan Misi Lembaga ....................................................................... 81

5. Dinamika Penerimaan Peserta Didik Baru di MI Salafiyah ................ 82

B. Temuan Penelitian .................................................................................. 85

1. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi

Industri 4.0 .......................................................................................... 85

2. Pemasaran Jasa Pendidikan ................................................................. 94

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

x

3. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi

Industri 4.0 Melalui Pemasaran Jasa Pendidikan .............................. 108

C. Pembahasan ........................................................................................... 116

1. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi

Industri 4.0 di MI Salafiyah .............................................................. 116

2. Pemasaran Jasa Pendidikan di MI Salafiyah ..................................... 119

3. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi

Industri4.0 Melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di MI Salafiyah ..... 124

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 138

A. Kesimpulan ............................................................................................ 138

B. Saran....................................................................................................... 139

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 140

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Penerimaan Peserta Didik Baru

SD/MI se-Kecamatan Kerek Tahun 2017 – 2019. .......................... 8

Tabel 2. Perbandingan Jumlah Penerimaan Peserta Didik Baru

SD/MI di Sekitar MI Salafiyah Margomulyo dengan

Rentang Jarak 0 – 1 Kilometer. ..................................................... 10

Tabel 3. Definisi Operasional...................................................................... 15

Tabel 4. Daftar Informan ............................................................................. 66

Tabel 5. Daftar Informan dan Jenis Data .................................................... 67

Tabel 6. Indikator Kebutuhan Data Observasi ............................................ 69

Tabel 7. Indikator Data Kebutuhan Wawancara ......................................... 71

Tabel. 8. Pengkodean Data Penelitian .......................................................... 73

Tabel. 9. Contoh Penerapan Kode dan Cara Membacanya .......................... 74

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Struktur Organisasi........................................................................ 81

Diagram 2. Langkah – Langkah Pelaksanaan Strategi Penerimaan

Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri 4.0 di MI

Salafiyah ...................................................................................... 119

Diagram 3. Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan ............................................ 124

Diagram 4. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi

Industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di MI

Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban .......................................... 137

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Blue Print Pedoman Wawancara PenelitianKesalahan! Bookmark

tidak ditentukan.

Lampiran 2. Kisi-Kisi Pedoman ObservasiKesalahan! Bookmark tidak

ditentukan.

Lampiran 3. Pedoman Wawancara ... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.

Lampiran 4. Penyajian Data ............. Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.

Lampiran 5. Reduksi Data ................ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.

Lampiran 6. Dokumentasi Dan Data PendukungKesalahan! Bookmark tidak

ditentukan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Sejalan dengan amanat dari undang – undang yang telah disebutkan, telah

kita ketahui bersama bahwa terdapat banyak sekali lembaga – lembaga di

Indonesia yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa pendidikan. Hal ini

tentunya sudah kita rasakan sehari – hari dengan melihat semakin bertambah

banyaknya varian dari lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Tentunya

kita telah melihat dalam kehidupan sehari – hari bahwa semakin bervariasinya

lembaga pendidikan yang tersedia. Seperti contoh pada tingkat pendidikan

sekolah dasar saja, terdapat beberapa contoh bentuk lembaga pendidikan seperti

SD Swasta, SD Negeri, SD Bilingual, SD Tahfidz Qur’an, SD Internasional, SD

Terpadu, MI Negeri, MI Swasta, MI Tahfidz Qur’an, MI Bilingual, dan lain

sebagainya. Fenomena ini tentunya menciptakan sebuah iklim persaingan yang

berlangsung di antara lembaga pendidikan tersebut untuk berlomba – lomba

agar tetap dapat mempertahankan eksistensinya dan tetap diminati oleh para

pengguna jasa pendidikannya.

Dalam era sekarang, atau yang sering disebut sebagai era industri 4.0,

yaitu era yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam istilah lain

yang banyak bertebaran di mesin pencarian Google era ini disebut pula sebagai

era campur tangan (disrupsi) teknologi. Persaingan yang terjadi tentunya akan

berjalan semakin sengit dengan hadirnya paradigma dunia yang tanpa batas

1 Undang - Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

atau dalam istilah lain disebut borderless. Paradigma ini berpandangan bahwa

dunia merupakan sebuah lingkaran kecil yang mampu kita cakup dalam

genggaman tangan dengan bantuan teknologi informasi maupun komunikasi

yang bisa dikatakan tanpa batas.

Era revolusi industri 4.0 telah mengubah beberapa perilaku konsumen

yaitu, budaya follower, yang memiliki arti sebagai bentuk perilaku sebagian

besar masyarakat atau komunitas di lingkungannya yang dilakukan secara

bersama-sama. Gaya hidup (life style) mencerminkan perilaku seseorang yang

direfleksikan melalui aktivitasnya, sedangkan prestise terkait dengan

kemampuan yang dimiliki seseorang dan menjadikan orang tersebut berbeda

dengan orang lain, yang diraih melalui kepemilikan produk berkualitas

sehingga akhirnya membuat orang tersebut berbeda dengan yang lain. Faktor

pencitraan merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, karena hal tersebut terkait

dengan ide, kesan, keyakinan konsumen atas produk yang dikonsumsinya.2

Keadaan seperti ini tentunya sangat menuntut beberapa terobosan maupun

inovasi dari pengelola lembaga pendidikan dalam usaha menggaet para calon

peserta didiknya dengan cara – cara maupun metode yang terbarukan sehingga

tidak terkesan kuno dan kolot di mata calon konsumen mereka.

Senada dengan gagasan di atas, para ahli mengatakan bahwa, Persaingan

dalam dunia pendidikan menjadi tidak dapat terelakkan lagi, banyak lembaga

pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya, sehingga banyak terjadi

penggabungan dari beberapa lembaga pendidikan.3 Semakin banyaknya

lembaga pendidikan maka semakin banyak pula persaingan di dalam lembaga

pendidikan sehingga setiap lembaga pendidikan dituntut untuk menghadapi

iklim kompetitif tersebut.4 Hal seperti ini dibarengi pula dengan kondisi jarak

dari beberapa lembaga pendidikan tersebut yang bisa dibilang berdekatan.

2 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi

Industri 4.0. (Journal Conference on Management Ana Behavioral Studies Universitas

Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 138. 3 Ara Hidayat dan Imam Machali. Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam

Mengelola Sekolah dan Madrasah. (Bandung: Pustaka Educa, 2010). Hal. 257. 4 Mahmud Machfoedz. Pengantar Pemasaran Modern. (Yogyakarta : UUP AMP YKPN, 2005).

Hal. 14.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Dalam perspektif peneliti sendiri, peneliti telah melihat penggabungan (merger)

yang dilakukan pemerintah di sekitar kecamatan tempat peneliti tinggal

terhadap beberapa sekolah dasar yang notabene berstatus negeri karena tidak

bisa memenuhi jumlah kuota peserta didik.

Pendidikan dipercaya sebagai alat strategi untuk meningkatkan taraf

hidup manusia. Melalui pendidikan, manusia menjadi cerdas, memiliki

kemampuan atau skill, sikap hidup yang baik, sehingga dapat bergaul dengan

baik di masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberi keuntungan

sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa bermartabat dan individunya

menjadi manusia yang memiliki derajat.5

Meskipun notabene lembaga pendidikan merupakan sebuah lembaga non-

profit, lembaga pendidikan tentunya dituntut untuk mempunyai kemampuan

menyesuaikan diri serta mampu berkembang untuk memenuhi kebutuhan

stakeholder di tengah persaingan yang sedang dihadapi di era industri 4.0 ini.

Persaingan yang sedang berlangsung ini menuntut perombakan yang signifikan

di bidang pelayanan, maupun pengelolaan yang selama ini masih menggunakan

tata cara maupun metode yang terbilang kuno ataupun tradisional menuju cara

cara yang modern untuk memenangkan persaingan dalam menarik para calon

peserta didik dan tetap eksis di tengah lembaga pendidikan lainnya. Untuk

memenuhi hal tersebut, tentunya dibutuhkan kontribusi dari tenaga ahli di

bidangnya untuk mendongkrak kinerja maupun proses di dalam lembaga

pendidikan agar dapat menghasilkan output yang berdaya saing tinggi sehingga

bisa memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini tentunya akan menambah karisma

maupun daya jual dari lembaga pendidikan tersebut jika mampu menghasilkan

output dalam hal ini alumni yang mampu diterima di berbagai sektor.

Agar lembaga pendidikan selalu mendapatkan tempat di hati masyarakat

maupun konsumennya, maka lembaga pendidikan juga dituntut untuk

senantiasa melakukan kegiatan pemasaran dalam rangka mempromosikan dan

menawarkan layanan yang dimilikinya. Dikarenakan calon konsumen tidak

5 Engkoswara dan Komariah. Administrasi Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2010). Hal. 1.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

akan pernah mengetahui betapa bagusnya layanan yang dimiliki oleh lembaga

pendidikan tersebut jika tidak pernah dipasarkan. Pemasaran menjadi sesuatu

yang mutlak yang harus dilaksanakan oleh sekolah, selain ditujukan untuk

memperkenalkan, pemasaran di lembaga pendidikan berfungsi untuk

membentuk citra baik terhadap lembaga dan menarik minat sejumlah calon

siswa.6 Setiap lembaga pendidikan harus memiliki kompeten dalam

memasarkan lembaga pendidikannya agar sumber daya manusia dan mutu

dalam lembaga itu bisa berkembang dan maju, maka dari itu setiap lembaga

pendidikan membutuhkan strategi pemasaran jasa pendidikan agar sekolah

mampu bertahan dan bertumbuh.7

Pemasar perlu merancang strategi berdasarkan perilaku konsumen yang

datanya hanya diperoleh dari suatu penelitian tentang perilaku konsumen,

dimulai dari bagaimana kebutuhan suatu produk itu dirasakan, apa yang

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan itu, bagaimana mereka memutuskan

untuk membeli produk itu, bagaimana mereka untuk mengonsumsi produk,

sampai bagaimana mereka menyingkirkan produk itu. Pemasar harus bisa

merancang strategi yang tepat dalam mempengaruhi konsumen, dasar yang

digunakan harus berupa pengetahuan mengenai perilaku mereka dalam proses

beli yang dialami untuk suatu produk tertentu.8

Secara umum strategi didefinisikan sebagai suatu rencana cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.9 Strategi dalam ini

berfungsi sebagai sebuah rencana yang dirumuskan oleh lembaga untuk

menghadapi persaingan serta rencana implementasi dari program yang akan

dijalankan. Lembaga pendidikan adalah sebuah lembaga yang bergerak di

bidang jasa pelayanan pendidikan. dalam hal ini tentunya produk utama dari

lembaga pendidikan adalah jasa yang diberikan oleh lembaga tersebut kepada

peserta didik. Jasa dalam hal ini didefinisikan sebagai berikut.

6 Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana

Pengembangan Sekolah/Madrasah. (Jakarta : Kencana, 2009). Hal. 101. 7 Fandy Tjiptono. Pemasaran Jasa. (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2014). Hal. 39. 8 Ristiyanti Prasetijo. Perilaku Konsumen. (Yogyakarta : Andi, 2005). Hal. 17. 9 Tim Redaksi KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Jakarta : Balai Pustaka, 2005).

Hal. 1092.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

“A service is any act or performance that one party can offer to another

that is essentially intangible and does not result in the ownership of

anything. Its production may or may not be tied to a physical product.”10

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa jasa adalah tindakan

yang diberikan oleh satu pihak ke pihak lain serta tidak berwujud dan tidak

menyebabkan peralihan kepemilikan. Hal ini tentunya sejalan dengan jasa

pendidikan yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan yaitu ilmu ataupun

pembelajaran yang diberikan oleh guru dalam hal ini tidak berwujud, serta ilmu

tersebut tidak menghilang ataupun berkurang dari diri guru tersebut. Dalam hal

ini jasa dalam lingkup pendidikan tidak hanya seputar ilmu yang ditransfer dari

para guru pada peserta didik saja, beberapa fasilitas maupun layanan yang

dimiliki oleh lembaga pendidikan juga merupakan sebuah jasa yang ditawarkan

oleh lembaga pendidikan kepada peserta didik.

Dalam era revolusi industri 4.0 yang penuh persaingan ini, kepuasan dari

para pelanggan jasa pendidikan merupakan sebuah indikator yang menjadi

penentu keberhasilan persaingan tersebut. Para pelanggan tentunya akan merasa

puas dan secara suka rela untuk menyebarkan cerita tentang kepuasannya

kepada masyarakat luas. Di samping itu para pelanggan tentunya akan

memberikan respons yang negatif pula jika merasa tidak puas dengan apa yang

diperoleh di lembaga pendidikan tersebut. Pada era revolusi industri 4.0. ini

tentunya sebuah informasi akan mudah tersebar dengan luas dalam waktu

singkat saja. Hal ini tentunya akan menjadi sebuah pisau bermata dua jika

lembaga pendidikan salah mengambil langkah dalam strategi pemasaran

maupun pelayanannya sehingga dapat mempengaruhi kuantitas perolehan

penerimaan peserta didik baru mereka.

Melihat beberapa kondisi persaingan yang telah disebutkan, lembaga

pendidikan memerlukan strategi penerimaan peserta didik baru di era revolusi

industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan. Dikarenakan untuk

memenangkan persaingan tersebut, lembaga pendidikan atau sekolah

10 Philip Kotler. Marketing Management The Millenium Edition. (New Jersey : Prentice-Hall

International Inc, 2003). Hal. 428.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

memerlukan sumber daya manusia maupun sumber daya lain yang berkualitas

dan mampu menopang persaingan yang terjadi. Sumber daya manusia dalam

hal ini adalah pengelola serta karyawan yang berada di lingkup lembaga

pendidikan tersebut. Sedangkan sumber daya lain adalah strategi pemasaran

serta fasilitas pendukung yang diharapkan akan mampu memenangkan

persaingan tersebut.

Menurut David Wijaya dalam bukunya ada tiga macam strategi generik

yang dapat digunakan sekolah antara lain, strategi kepemimpinan biaya yang

dapat diterapkan ke dunia pendidikan menjadi strategi pengurangan biaya

pendidikan, strategi fokus yang dapat diterapkan ke dunia pendidikan menjadi

strategi kualitas pendidikan, dan strategi diferensiasi yang dapat diterapkan ke

dunia pendidikan menjadi strategi inovasi pendidikan.11 Sedangkan Buchari

Alma dalam bukunya menyebutkan bahwa salah satu strategi yang dapat

digunakan dalam pemasaran jasa pendidikan adalah strategi bauran pemasaran

atau marketing mix yang terdiri dari tujuh unsur yaitu, products, price, place,

promotion, person, physical evidence, serta process.12 Ketujuh strategi tersebut

tentunya akan sangat mempengaruhi preferensi pilihan bagi para calon

konsumen jasa pendidikan untuk menentukan pilihan lembaga pendidikan mana

yang akan diambil serta mempunyai dampak yang signifikan bagi penerimaan

peserta didik sebuah lembaga pendidikan pada era revolusi industri 4.0.

Seperti yang telah dijabarkan oleh para ahli sebelumnya, dalam sebuah

penerimaan peserta didik baru di era revolusi industri 4.0 tentunya

membutuhkan strategi jitu untuk memenangkan persaingan tersebut. Salah satu

madrasah yang menarik perhatian penulis adalah MI Salafiyah Margomulyo

Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Meskipun madrasah ini masih

terakreditasi B, tetapi terbukti mampu bersaing dengan sekolah setingkat yang

notabene mempunyai berstatus negeri serta terakreditasi A. Hal ini dibuktikan

dengan pernyataan dari kepala sekolah bahwa dalam pelaksanaan penerimaan

11 David Wijaya. Pemasaran Jasa Pendidikan. (Jakarta : Salemba Empat, 2012). Hal. 28. 12 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.

382-383.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

peserta didik baru, madrasah ini selalu mendapat jumlah peserta didik yang

signifikan dibanding sekolah sekolah lainnya.13

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti

melakukan observasi awal serta melakukan wawancara untuk mendapatkan

beberapa informasi yang ada di MI Salafiyah Margomulyo. Dalam observasi

awal ini didapatkan data bahwa, MI Salafiyah Margomulyo telah menerapkan

strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui

pemasaran jasa pendidikan secara maksimal. Lembaga pendidikan ini

menyusun strategi pemasaran berdasarkan strategi bauran pemasaran secara

cermat dan tepat. Dari segi produk yang ditawarkan, sekolah ini terbilang jauh

di depan para pesaingnya dari segi inovasi produk yang dilakukan. Hal ini

dibuktikan dengan sekolah ini menjadi pelopor dalam pembentukan grup

drumband sekolah pertama kali khususnya di kecamatan tempat sekolah

tersebut berada. MI Salafiyah selama ini juga dikenal sebagai lembaga

pendidikan yang membebaskan biaya pendidikan kepada para siswanya.14 Hal

ini tentunya menjadi sebuah kekuatan tersendiri yang tentunya bisa

mempengaruhi preferensi pilihan calon peserta didik maupun orang tua. Di

samping beberapa strategi tersebut, tentunya masih banyak strategi pemasaran

yang diterapkan oleh MI Salafiyah Margomulyo seperti, promosi menggunakan

ajang prestasi yang didapat di tingkat kecamatan sampai tingkat provinsi,

promosi menggunakan layanan dan fasilitas yang diberikan kepada para peserta

didik, promosi menggunakan teknologi informasi modern, serta berbagai

metode pemasaran lainnya.15

MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban selama

ini juga dianggap sebagai saingan berat bagi sekolah sekolah di sekitarnya.16

13 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 01

November 2019. 14 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 01

November 2019. 15 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 01

November 2019. 16 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 01

November 2019.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Sudah menjadi rahasia umum bahwa selama ini madrasah hanya menjadi ajang

pelarian bagi calon peserta didik yang tidak lulus seleksi penerimaan peserta

didik di sekolah favorit dan sekolah negeri. Tetapi berbeda dengan MI Salafiyah

Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, dikarenakan madrasah ini

selalu menjadi tujuan awal bagi para orang tua mendaftarkan putra putrinya.

Dalam hal ini justru sekolah sekolah lain menjadi ajang pelarian bagi calon

peserta didik jika di MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten

Tuban telah mencapai batas maksimal kuota penerimaan yang telah

ditentukan.17

MI Salafiyah Margomulyo juga terbukti berhasil menggilas habis

beberapa sekolah yang berada di Kecamatan Kerek. Hal ini dibuktikan dengan

beberapa Sekolah Dasar di Kecamatan Kerek yang kemudian digabung menjadi

satu sekolah dikarenakan kekurangan jumlah murid.18 Bahkan menurut

pengakuan kepala sekolah, setelah sistem zonasi diberlakukan, hal ini juga tidak

berdampak pada penerimaan peserta didik MI Salafiyah Margomulyo

Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

Berikut adalah sajian data mengenai perbandingan jumlah penerimaan

peserta didik baru SD / MI se-kecamatan Kerek kabupaten Tuban Jawa Timur

dalam kurun waktu tiga tahun.

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Penerimaan Peserta Didik Baru SD/MI se-

Kecamatan Kerek Tahun 2017 – 2019.19

No Nama Sekolah

Ak

red

itasi

Jumlah

Penerimaan

Peserta Didik

Baru

Tota

l

Jarak

/Km

2019 2018 2017

1 MI Salafiyah Margomulyo B 66 85 77 228 0

2 SD N Margomulyo A 59 56 63 178 0,5

3 SD IT Al – Hikmah A 49 51 31 131 0,7

17 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 01 November 2019. 18 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 01

November 2019. 19 https://dapo.dikdasmen. Kemendikbud.go.id & data rekapitulasi PPDB MI se Kecamatan Kerek

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

4 MI Islamiyyah P2A Gaji B 64 34 32 130 4,3

5 MI Al – Hidayah Karanglo B 40 40 30 110 3,5

6 SD N Wolutengah 1 A 37 29 37 103 6,6

7 SD N Sidonganti 2 B 33 32 32 97 14

8 SD N Margorejo B 35 22 26 83 1,4

9 SD N Hargoretno 2 B 17 32 23 72 4,3

10 SD N Trantang B 28 25 17 70 10

11 SD N Gemulung 2 B 21 24 24 69 12

12 SD N Sumberarum B 20 25 20 65 2,4

13 SD N Gaji 2 B 29 18 17 64 4,2

14 SD N Wolutengah 2 B 29 16 19 64 9,5

15 SD N Tengger Wetan 1 B 17 24 18 59 7,9

16 SD N Gemulung 1 B 14 22 20 56 11

17 SD N Jarorejo 1 B 20 20 16 56 0,45

18 SD N Gaji 4 B 20 14 21 55 9,2

19 MI Salafiyah Padasan B 20 18 16 54 3,2

20 SD N Jarorejo 2 B 13 18 18 49 0,95

21 SD N Karanglo 1 B 5 20 19 44 3,8

22 SD N Temayang B 14 15 14 43 1,4

23 SD N Gemulung 3 B 8 15 17 40 16

24 SD N Hargoretno 1 B 11 13 15 39 3,5

25 SD N Mliwang B 11 14 13 38 9

26 SD N Sidonganti 1 B 11 9 12 32 14

27 MI Salafiyah Nurul Jadid B 11 6 15 32 7,4

28 MI Al – Hidayah Kasiman B 11 8 12 31 4,5

29 SD N Kedungrejo 1 B 7 12 11 30 2,8

30. MI Al – Falahiyah B 8 12 9 29 3,7

31 SD N Gaji 5 B 9 10 9 28 16

32 SD N Padasan B 10 9 9 28 3,2

33 MI Sunan Kalijogo B 6 14 7 27 6,8

34 MI Nurul Huda B 8 5 9 22 5,3

35 SD N Kasiman B 12 3 5 20 3,6

36 SD N Kedungrejo 2 B 3 6 7 16 3,9

37 SD N Karanglo 3 C 4 4 4 12 4,4

38 SD N Tengger Wetan 2 C 3 0 0 3 11

39 SD N Gaji 1 C 0 0 0 0 4,5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Melalui data di atas dapat dibuktikan bahwa MI Salafiyah Margomulyo

Kecamatan Kerek terbukti mampu memenangkan persaingan pasar dalam

penerimaan peserta didik baru setiap tahunnya. Data tersebut jika di

dikerucutkan dengan tujuan melihat persaingan perolehan peserta didik dengan

sekolah terdekat dari MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek yang berada

di rentang jarak antara 0 – 1 kilometer maka akan diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 2. Perbandingan Jumlah Penerimaan Peserta Didik Baru SD/MI di

Sekitar MI Salafiyah Margomulyo dengan Rentang Jarak 0 – 1 Kilometer.

No Nama Sekolah

Ak

red

itasi

Jumlah

Penerimaan

Peserta Didik

Baru

Tota

l

Jarak

/Km

2019 2018 2017

1 MI Salafiyah Margomulyo B 66 85 77 228 0

2 SD N Jarorejo 1 A 20 20 16 56 0,45

3 SD N Margomulyo A 59 56 63 178 0,5

4 SD IT Al – Hikmah B 49 51 31 131 0,7

5 SD N Jarorejo 2 B 13 18 18 49 0,95

Melalui pengerucutan data di atas semakin jelas membuktikan bahwa

meskipun MI Salafiyah Margomulyo berdekatan dengan 2 lembaga yang

terakreditasi A, tetapi tetap mampu memenangkan persaingan yang

berlangsung setiap tahunnya.

Disamping beberapa kelebihan di atas, tentunya juga terdapat beberapa

keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh MI Salafiyah untuk bersaing

dengan sekolah sekolah lainnya. Menurut hasil wawancara dengan kepala

sekolah, kesulitan utama dalam hal ini dari segi sumber dana. Tetapi MI

Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban tetap mampu

membuktikan bahwa dengan strategi yang baik, meskipun dengan sumber daya

yang kurang memadai, akan tetap mampu bersaing dalam segala hal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul, “STRATEGI PENERIMAAN PESERTA DIDIK

BARU PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 MELALUI PEMASARAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

JASA PENDIDIKAN DI MI SALAFIYAH MARGOMULYO KECAMATAN

KEREK KABUPATEN TUBAN”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penelitian ini berfokus

pada strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 dan

pemasaran jasa pendidikan yang akan diuraikan dalam pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri

4.0 di MI Salafiyah Margomulyo kecamatan Kerek kabupaten Tuban?

2. Bagaimana pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo

kecamatan Kerek kabupaten Tuban?

3. Bagaimana strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri

4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo

kecamatan Kerek kabupaten Tuban?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mendeskripsikan strategi penerimaan peserta didik baru pada era

revolusi industri 4.0 di MI Salafiyah Margomulyo kecamatan Kerek

kabupaten Tuban

2. Untuk mendeskripsikan pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah

Margomulyo kecamatan Kerek kabupaten Tuban

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis penerimaan peserta didik baru

pada era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan di MI

Salafiyah Margomulyo kecamatan Kerek kabupaten Tuban

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberi wawasan serta

pengetahuan baru dalam bidang pemasaran jasa pendidikan khususnya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

dalam penerapan strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi

industri 4.0

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

wawasan dan pengetahuan baru bagi beberapa pihak yang bersangkutan

dalam penelitian ini, di antaranya adalah :

a. Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan memberikan

wawasan dan pengetahuan baru dalam bidang pemasaran jasa

pendidikan untuk menerapkan strategi penerimaan peserta didik baru

pada era revolusi industri 4.0 bagi peneliti serta dapat dijadikan upaya

pengembangan potensi diri peneliti.

b. Almamater

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi baru

dalam bidang pemasaran jasa pendidikan untuk menerapkan strategi

penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui

pemasaran jasa pendidikan bagi seluruh civitas akademik UIN Sunan

Ampel Surabaya, khususnya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Program

Studi Manajemen Pendidikan Islam.

c. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

memutuskan kebijakan sekolah dalam rangka perumusan dan

pelaksanaan strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi

industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan.

d. Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan umpan balik serta referensi

bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan serta perumusan

strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0

melalui pemasaran jasa pendidikan serta dapat dijadikan bahan evaluasi.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

E. Definisi Konseptual

Berdasarkan judul penelitian, maka dirasa perlu bagi peneliti untuk

memberikan definisi konseptual seputar judul penelitian agar dapat tercipta

kesamaan persepsi antara pembaca dengan peneliti, sehingga pembaca

diharapkan dapat memahami permasalahan yang berkaitan dengan hasil dari

penelitian. Berikut adalah definisi konseptual yang diberikan oleh peneliti:

1. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Era revolusi industri 4.0

a. Strategi

Menurut KBBI, strategi diartikan sebagai suatu rencana cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.20

b. Penerimaan Peserta Didik Baru

Penerimaan peserta didik baru (PPDB) adalah kegiatan

penerimaan calon peserta didik yang memenuhi syarat tertentu untuk

memperoleh pendidikan pada bentuk satuan pendidikan, mengikuti

suatu jenjang pendidikan, atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.21

c. Era Revolusi Industri 4.0

Era revolusi industri 4.0 merupakah sebuah era yang diawali

dengan munculnya revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 menurut

Angela Merkel (kanselir Jerman) adalah transformasi komprehensif dari

keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi

digital dan internet dengan industri konvensional.22 Seperti yang dikutip

dari sebuah artikel dari website Binus University, era ini dimulai pada

tahun 2011 saat acara Hannover Trade Fair. Dipaparkan bahwa industri

20 Tim Redaksi KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Jakarta : Balai Pustaka, 2005).

Hal. 1092. 21 Hery Kiswanto. Pengaruh Hasil Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Minat

Memilih Jurusan, dan Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Peserta Didik di SMK

Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran 2012/2013 (Universitas Negeri Yogyakarta : Fakultas Teknik,

2014, SKRIPSI). Hal. 2.. 22 Hoedi Prasetyo & Wahyudi Sutopo. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah

Perkembangan Riset. (J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Vol 13 No 1 Januari 2018) Hal. 19.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

saat ini telah memasuki inovasi baru, di mana proses produksi mulai

berubah pesat.23

Industri 4.0 bercirikan kehadiran teknologi – teknologi baru yang

meleburkan dunia fisik, digital, dan biologis, yang diwujudkan dalam

bentuk robot, perangkat komputer yang mobile, kecerdasan buatan,

kendaraan tanpa pengemudi, pengeditan genetik, digitalisasi pada

layanan publik, dan sebagainya.24

Jadi yang dimaksud dengan strategi penerimaan peserta didik baru

pada era revolusi industri 4.0 adalah rencana cermat yang disusun untuk

program penerimaan peserta didik baru dalam suatu lembaga pendidikan

pada era revolusi industri 4.0 untuk memenangkan persaingan yang

berlangsung antar lembaga pendidikan.

2. Pemasaran Jasa Pendidikan

a. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu

dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan

produk yang bernilai dengan pihak lain.25

b. Jasa

Menurut KBBI, jasa diartikan sebagai perbuatan yang

memberikan segala sesuatu yang diperlukan orang lain.26

c. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

23 https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-industri-4-0/ diakses

pada 29 maret 2020. 24 Susilo Setyo Utomo. Guru Di Era Revolusi Industri 4.0. (Univ. Nusa Cendana : Pendidikan

Sejarah FKIP UNDANA, ARTIKEL) Hal. 2 25 Philip Kotler. Manajemen Pemasaran, Jilid 1. (Jakarta : Prentice – Hall Inc, 1997). Hal. 8. 26 https://kbbi.web.id/jasa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.27

Jadi yang dimaksud dengan pemasaran jasa pendidikan adalah

kegiatan penawaran dan promosi tentang layanan, fasilitas serta keunggulan

yang akan diberikan lembaga pendidikan kepada konsumen pendidikan.

Berdasarkan definisi konseptual dari kedua variabel yang telah

disebutkan, strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0

melalui pemasaran jasa pendidikan adalah sebuah rencana cermat yang

dirumuskan dan dijalankan oleh sebuah lembaga pendidikan dalam upaya

memenangkan persaingan program penerimaan peserta didik baru dengan

metode – metode penawaran serta promosi terhadap segala hal yang akan

diberikan dan didapatkan oleh konsumen dengan harapan untuk menarik minat

dan simpati konsumen pendidikan sesuai dengan metode pemasaran jasa

pendidikan yang berlaku pada era revolusi industri 4.0.

Sedangkan definisi operasional dari kedua variabel yang telah dijelaskan

adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Definisi Operasional

Variabel Definisi Konseptual Indikator

Strategi penerimaan

peserta didik baru

pada era revolusi

industri 4.0 (X)

Rencana cermat yang

disusun untuk program

penerimaan peserta didik

baru dalam suatu lembaga

pendidikan pada era

revolusi industri 4.0 untuk

memenangkan persaingan

yang berlangsung antar

lembaga pendidikan

1. Perumusan strategi

PPDB era revolusi

industri 4.0

2. Pelaksanaan strategi

PPDB era revolusi

industri 4.0

3. Pengevaluasian

strategi PPDB era

revolusi industri 4.0

Pemasaran jasa

pendidikan (Y)

Kegiatan penawaran dan

promosi tentang layanan,

fasilitas serta keunggulan

yang akan diberikan

lembaga pendidikan kepada

konsumen pendidikan

1. Marketing mix

dalam pemasaran

jasa pendidikan

2. Identifikasi pasar

dalam pemasaran

jasa pendidikan

27 Undang - Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

3. Segmentasi pasar

dalam pemasaran

jasa pendidikan

4. Diferensiasi produk

dalam pemasaran

jasa pendidikan

F. Keaslian Penelitian

Sebagai pelengkap dalam bahan acuan dan pertimbangan, beberapa

penelitian di bawah ini diharapkan dapat melengkapi berbagai sudut pandang

yang mungkin berbeda. Berikut ini telah penulis sertakan beberapa penelitian

terdahulu yang relevan berdasarkan pencarian yang dilakukan oleh peneliti

melalui beberapa sumber.

1. Skripsi Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan Sebagai Upaya Meningkatkan

Kepuasan Siswa di MIN Tempel Yogyakarta. Oleh : Esti Winarni dari UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

a. Teori

Penelitian Esti Winarni menggunakan teori “Analisis Kepuasan

Pelanggan Dengan Menggunakan Metode Servequal” oleh Yunawan.

Sedangkan penelitian ini menggunakan teori “Pemasaran Strategik Jasa

Pendidikan” oleh Buchari Alma.

b. Metode

Penelitian Esti Winarni menggunakan metode analisis kualitatif.

Sedangkan penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.

c. Lokasi

Penelitian Esti Winarni bertempat di MIN Tempel Yogyakarta.

Sedangkan penelitian ini bertempat di MI Salafiyah Margomulyo

Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban

d. Fokus

Penelitian Esti Winarni berfokus pada analisis faktor internal dan

eksternal dalam pemasaran pendidikan sebagai upaya peningkatan

kepuasan peserta didik di MIN Tempel Yogyakarta. Sedangkan

penelitian ini berfokus pada strategi penerimaan peserta didik baru pada

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan di MI

Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

2. Skripsi Strategi Promosi SMP PGRI 12 Jakarta dalam Meningkatkan

Jumlah Siswa. Oleh : Ujang Syarif Hidayatullah dari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

a. Teori

Penelitian Ujang Syarif Hidayatullah menggunakan teori “Strategi

Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif” oleh Mujahid Kuncoro.

Sedangkan penelitian ini menggunakan teori “Pemasaran Strategik Jasa

Pendidikan” oleh Buchari Alma.

b. Metode

Penelitian Ujang Syarif Hidayatullah menggunakan metode

deskriptif analisis. Sedangkan penelitian ini menggunakan metode

kualitatif deskriptif.

c. Lokasi

Penelitian Ujang Syarif Hidayatullah bertempat di SMP PGRI 12

Jakarta. Sedangkan penelitian ini bertempat di MI Salafiyah

Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

d. Fokus

Penelitian Ujang Syarif Hidayatullah berfokus kepada fenomena

disekitar strategi promosi yang dilakukan dalam meningkatkan jumlah

siswa. Sedangkan penelitian ini berfokus pada strategi penerimaan

peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa

pendidikan.

3. Skripsi Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Madrasah dalam Meningkatkan

Kompetensi Lulusan (Studi Analisis di MAN 3 Kota Cirebon). Oleh :

Syafiur Rahman dari UIN Sunan Kalijaga

a. Teori

Penelitian Syafiur Rahman menggunakan teori “Edutaiment

Dalam Pendidikan Islam dan Teori-Teori Pembelajaran Quantum” oleh

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Hamruni. Sedangkan penelitian ini menggunakan teori “Pemasaran

Strategik Jasa Pendidikan” oleh Buchari Alma.

b. Lokasi

Penelitian Syafiur Rahman menggunakan metode kualitatif.

Sedangkan penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.

c. Metode

Penelitian Syafiur Rahman bertempat di MAN 3 Kota Cirebon.

Sedangkan penelitian ini bertempat di MI Salafiyah Margomulyo

Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

d. Fokus

Penelitian Syafiur Rahman berfokus pada penggalian program

program baru sebagai strategi pemasaran jasa pendidikan dalam

meningkatkan kompetensi lulusan. Sedangkan penelitian ini berfokus

pada strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri

4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan.

Melalui hasil perbandingan dengan beberapa penelitian terdahulu,

penelitian ini menitikberatkan pada penggalian informasi dan penyuguhan hasil

berupa strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0

yang dijalankan oleh MI Salafiyah Margomulyo melalui pemasaran jasa

pendidikan. Dalam hal ini peneliti akan menjabarkan tentang langkah – langkah

beserta tahapan yang di dijalankan oleh MI Salafiyah Margomulyo seperti,

perumusan strategi PPDB pada era revolusi industri 4.0, pelaksanaan strategi

PPDB pada era revolusi industri 4.0, pengevaluasian strategi PPDB pada era

revolusi industri 4.0, serta perumusan dan penerapan marketing mix pada

pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan kisi-kisi dari keseluruhan

pembahasan yang akan dijabarkan oleh peneliti. Harapannya, dengan adanya

sistematika pembahasan ini, pembaca dapat dengan mudah menangkap maksud

serta mendapat arahan beserta gambaran secara garis besar hal – hal yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

terdapat dalam penelitian ini. Berikut adalah sistematika pembahasan dalam

penelitian ini:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, fokus masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual, keaslian penelitian atau

penelitian terdahulu, dan sistematika pembahasan.

BAB II : Kajian Pustaka

Bab ini menjabarkan kajian pustaka yang dibagi menjadi beberapa sub

bab, meliputi : Pertama, Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era

revolusi industri 4.0, indikatornya yaitu: Pengertian Strategi Penerimaan

Peserta Didik Baru pada Era revolusi industri 4.0, Faktor - Faktor yang

Mempengaruhi Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era revolusi

industri 4.0, serta Penerapan Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era

revolusi industri 4.0. Kedua, Pemasaran Jasa Pendidikan, indikatornya yaitu:

Pengertian Pemasaran Jasa Pendidikan, Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan,

dan Penerapan Pemasaran Jasa Pendidikan. Ketiga, Strategi Penerimaan

Peserta Didik Baru pada Era revolusi industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa

Pendidikan.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab metode penelitian, berisi tentang metode yang digunakan oleh

peneliti dalam meneliti judul ini dan memperoleh data yang terkait dengan

penelitian ini, di antaranya yaitu : jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi

penelitian, informan penelitian, tahap penelitian, metode pengumpulan data,

dan analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini akan membahas tentang temuan – temuan peneliti selama berada

di lapangan, atau sering disebut sebagai laporan hasil penelitian yang meliputi

gambaran umum tentang lokasi penelitian seperti sejarah berdirinya sekolah,

profil sekolah, visi dan misi lembaga, gambaran deskripsi subyek, penyajian

data, serta analisis data tentang : 1) Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru

pada Era revolusi industri 4.0 2) Pemasaran Jasa Pendidikan 3) Strategi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era revolusi industri 4.0 melalui

Pemasaran Jasa Pendidikan.

BAB V : Penutup

Bab ini merupakan bab terakhir dalam skripsi. Di dalamnya berisi tentang

kesimpulan hasil penelitian dan saran.

Setelah selesai pembahasan kelima bab tersebut, peneliti juga

menyertakan lampiran –lampiran yang dianggap perlu pada bagian akhir. Hal

ini dilakukan dengan tujuan untuk memperjelas serta memberikan bahan

rujukan dari penelitian yang telah dijabarkan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Era Revolusi Industri 4.0

1. Pengertian Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi

Industri 4.0

Istilah strategi selama ini dikenal sebagai sesuatu hal yang dikaitkan

dengan susunan rencana yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.

senada dengan hal ini beberapa ahli telah mengemukakan definisi strategi

sebagai berikut.

Strategi merupakan susunan rencana yang sistematis serta

menghubungkan antara kekuatan internal dengan peluang maupun ancaman

eksternal dari lingkup persaingan antar organisasi. Oleh karena itu strategi

selalu berkaitan evaluasi dan pemilihan alternatif yang tersedia bagi suatu

manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.28 Menurut Bittel,

strategi adalah suatu rencana yang fundamental untuk mencapai tujuan

perusahaan.29 Sedangkan menurut pengertian dalam KBBI, diartikan

sebagai suatu rencana cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus.30

Melihat dari beberapa pengertian tersebut, strategi merupakan sebuah

hal yang sangat mendasar dan diperlukan bagi setiap organisasi yang ingin

mencapai tujuan organisasi, sehingga tujuan tersebut bisa terlaksana sesuai

dengan target yang telah dicanangkan sebelumnya.

Menurut Nanang Fattah dan Moh Ali dalam bukunya menjabarkan

strategi sebagai pemikiran secara konseptual, realistis dan komprehensif

tentang langkah – langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan

28 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.

200. 29 Lester R. Bittel. Encyclopedia of Professional Management. (New York : McGraw Hill, 1978).

Hal. 942.. 30 Tim Redaksi KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Jakarta : Balai Pustaka, 2005).

Hal. 1092.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

sasaran yang telah ditetapkan.31 Sedangkan menurut Chandler seperti yang

dikutip dalam bukunya J. Salusu menyatakan bahwa strategi adalah satu

penetapan dari tujuan dan sasaran jangka satu organisasi serta penggunaan

serangkaian tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk

mencapai tujuan tersebut.32

Pengertian di atas jelas menyebutkan bahwa strategi tidak hanya

merumuskan langkah – langkah yang akan diambil oleh sebuah organisasi

untuk mencapai tujuan saja, tetapi juga mengandung serangkaian rumusan

tentang pengalokasian dan pengorganisasian sumber daya yang tersedia

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam sebuah strategi

terdapat beberapa unsur yang saling berkaitan di antaranya adalah metode,

rencana, alat, pelaksana, serta tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.

Dengan demikian, implementasi dari sebuah strategi tentunya memerlukan

jangka waktu tertentu untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini jangka

waktu strategi terbagi menjadi tiga yaitu, strategi jangka panjang, strategi

jangka menengah dan strategi jangka pendek. Strategi yang baik adalah

strategi yang mempunyai orientasi jauh ke depan serta berfokus pada skala

prioritas dan tentunya sangat memperhatikan kepuasan pelanggan.

Dalam konteks pendidikan, strategi adalah usaha sistematis dan

terkordinasi untuk secara terus menerus memperbaiki kualitas pelayanan,

sehingga fokusnya diarahkan ke pelanggan dalam hal ini peserta didik,

orang tua peserta didik, pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan

masyarakat.33 Pelayanan yang baik ini dapat dicapai dengan memperhatikan

setiap kebutuhan dan keinginan dari para konsumen lembaga pendidikan

maupun stakeholder.

Lembaga pendidikan merupakan sebuah lembaga yang menghasilkan

produk berupa jasa pendidikan maupun layanan akademik terhadap

31 Nanang Fattah & H. Mohammad Ali. Manajemen Berbasis Sekolah. (Jakarta : Universitas

Terbuka, 2008). Hal. 237. 32 J. Salusu. Pengambilan Keputusan Stratejik, Edisi 7. (Jakarta : Grasindo, 2004). Hal. 88. 33 E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013)

Hal. 216.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

konsumennya. Dalam dunia bisnis, sebuah produsen yang memproduksi

satu produk tidak akan mampu menjual produknya jika produsen tersebut

tidak bisa memasarkan dan mempromosikan produk yang dimilikinya

secara baik dan benar. Dengan demikian, lembaga pendidikan juga dituntut

mampu memasarkan produk jasa pendidikannya dengan baik agar mampu

menarik para calon konsumen, serta mempertahankan kepuasan para

konsumen agar tidak pindah ke lain lembaga. Strategi ini dalam dunia

perusahaan disebut sebagai strategi marketing. Strategi marketing dapat

digunakan oleh lembaga pendidikan dalam memasarkan produknya agar

lebih dikenal secara luas dan diharapkan bisa menjaring calon calon peserta

didik baru dalam persaingan yang terjadi setiap tahun pada kegiatan

penerimaan peserta didik baru.

Penerimaan peserta didik baru merupakan sebuah program rutin yang

diadakan setiap tahun oleh lembaga pendidikan pada awal tahun ajaran baru.

Rekrutmen peserta didik di sebuah sekolah pada hakikatnya adalah proses

pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk dijadikan

peserta didik di lembaga pendidikan yang bersangkutan.34

Untuk menunjang program penerimaan peserta didik baru, tentunya

setiap lembaga pendidikan menerapkan strategi yang berbeda – beda dengan

menimbang sumber daya yang ada. Hal ini dikarenakan penerimaan peserta

didik baru merupakan sebuah hal dasar yang harus dilakukan bagi setiap

lembaga pendidikan. Program penerimaan peserta didik baru ini juga

membawa dampak positif jika lembaga pendidikan tersebut mampu

memenangkan persaingan, sehingga lembaga pendidikan tersebut

mendapatkan sebuah pengakuan serta mampu mengangkat citra serta

karisma dari lembaga pendidikan tersebut. Dalam hal ini tentunya akan

semakin memudahkan lembaga pendidikan tersebut untuk memasarkan

produk jasa pendidikannya.

34 Muhammad Mustari. Manajemen Pendidikan. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014) Hal.

111.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Penerimaan peserta didik baru yang familiar dengan akronim PPDB

adalah penerimaan peserta peserta didik untuk jenjang taman kanak-kanak,

sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang dilaksanakan pada tahun

pelajaran baru.35

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) adalah kegiatan penerimaan

calon peserta didik yang memenuhi syarat tertentu untuk memperoleh

pendidikan pada bentuk satuan pendidikan, mengikuti suatu jenjang

pendidikan, atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.36

Dalam Permendikbud Nomor 44 Tahun 2019 pengertian PPDB adalah

sebagai berikut

“Penerimaan Peserta Didik Baru, yang selanjutnya disingkat PPDB,

adalah penerimaan peserta didik baru pada TK dan Sekolah.”37

Asas dari kegiatan PPDB sebagaimana diatur dalam Permendikbud

No. 44 Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

a. Nondiskriminatif.38

Yang dimaksud dengan nondiskriminatif adalah bahwa sekolah

harus menerima calon peserta didik tanpa membedakan suku, ras,

agama, dan latar belakang tertentu dari para calon peserta didik.

Asas nondiskriminatif ini dikecualikan bagi sekolah yang secara

khusus melayani peserta didik dari kelompok gender atau agama

tertentu. Hal ini sesuai dengan pasal yang telah diatur dalam dalam

Permendikbud 44 Tahun 2019 yaitu

“Nondiskriminatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikecualikan bagi sekolah yang secara khusus melayani peserta

didik dari kelompok gender dan agama tertentu”.39

35 Dian Purwati, dkk. Efektivitas Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru Sistem Zonasi Bagi

Siswa Rawan Melanjutkan Pendidikan. (Jurnal Dinamika Universitas Galuh Vol. 5, No. 4,

2018). Hal. 1. 36 Hery Kiswanto. Pengaruh Hasil Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Minat

Memilih Jurusan, dan Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Peserta Didik di SMK

Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran 2012/2013. (Universitas Negeri Yogyakarta : Fakultas

Teknik, 2014, SKRIPSI). Hal. 2. 37 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 1 ayat (7) 38 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 2 ayat (1) 39 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 2 ayat (2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

b. Objektif.40

Objektif adalah sebuah pernyataan atau sikap yang sebenarnya

atau seharusnya tanpa dipengaruhi oleh pendapat pribadi maupun orang

lain. Dalam hal PPDB, sekolah juga harus menerapkan prinsip ini

sehingga tidak terjadi benturan kepentingan yang akan menodai proses

PPDB.

c. Transparan.41

Transparan bisa diartikan juga sebagai keterbukaan. Dalam hal ini

sekolah juga dituntut untuk terbuka kepada para calon peserta didik dan

masyarakat tentang informasi seputar PPDB maupun informasi tentang

sekolah tersebut yang mungkin dibutuhkan oleh para calon peserta

didik.

d. Akuntabel; dan42

Asas akuntabilitas berarti asas pertanggung jelasan. Dalam hal ini

sekolah dituntut untuk bisa mempertanggung jawabkan keputusan –

keputusan yang berkaitan dengan kegiatan PPDB serta dapat

menjelaskan keputusan tersebut secara baik dan benar.

e. Berkeadilan.43

Asas berkeadilan asas yang menjunjung tinggi rasa keadilan. Asas

ini menekankan sekolah bahwa dalam pelaksanaan PPDB tidak boleh

melenceng dari tujuan – tujuan yang melenceng dari asas keadilan.

Tahapan pelaksanaan PPDB sebagaimana diatur dalam Permendikbud

44 Tahun 2019 adalah sebagai berikut.

1. Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta didik baru

dilakukan secara terbuka

2. Pendaftaran

3. Seleksi sesuai dengan jalur pendaftaran

4. Pengumuman penetapan peserta didik baru, dan

5. Daftar ulang.44

40 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 2 ayat (1) 41 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 2 ayat (1) 42 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 2 ayat (1) 43 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 2 ayat (1) 44 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 21 ayat (1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Secara umum dapat disimpulkan bahwa PPDB adalah rangkaian

kegiatan lembaga pendidikan atau sekolah dalam menerima para calon

peserta didik untuk masuk atau mengikuti kegiatan belajar mengajar yang

diselenggarakan oleh lembaga pendidikan tersebut.

Era revolusi industri 4.0 merupakah sebuah era yang diawali dengan

munculnya revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 menurut Angela

Merkel (kanselir Jerman) adalah transformasi komprehensif dari

keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi

digital dan internet dengan industri konvensional.45 Seperti yang dikutip

dari sebuah artikel dari webstite Binus University, era ini dimulai pada

tahun 2011 saat acara Hannover Trade Fair. Dipaparkan bahwa industri saat

ini telah memasuki inovasi baru, di mana proses produksi mulai berubah

pesat.46

Industri 4.0 bercirikan kehadiran teknologi – teknologi baru yang

meleburkan dunia fisik, digital, dan biologis, yang diwujudkan dalam

bentuk robot, perangkat komputer yang mobile, kecerdasan buatan,

kendaraan tanpa pengemudi, pengeditan genetik, digitalisasi pada layanan

publik, dan sebagainya.47

Era revolusi industri 4.0 seperti yang dikatakan oleh para ahli juga

telah mengubah beberapa perilaku konsumen yaitu, budaya follower, yang

memiliki arti sebagai bentuk perilaku sebagian besar masyarakat atau

komunitas di lingkungannya yang dilakukan secara bersama-sama. Gaya

hidup (life style) mencerminkan perilaku seseorang yang direfleksikan

melalui aktivitasnya, sedangkan prestise terkait dengan kemampuan yang

dimiliki seseorang dan menjadikan orang tersebut berbeda dengan orang

lain, yang diraih melalui kepemilikan produk berkualitas sehingga akhirnya

45 Hoedi Prasetyo & Wahyudi Sutopo. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah

Perkembangan Riset. (J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Vol 13, No 1, Januari 2018). Hal.

19. 46 https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-industri-4-0/. diakses

pada 29 maret 2020. 47 Susilo Setyo Utomo. Guru Di Era Revolusi Industri 4.0. (Universitas Nusa Cendana :

Pendidikan Sejarah FKIP UNDANA, ARTIKEL) Hal. 2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

membuat orang tersebut berbeda dengan yang lain. Faktor pencitraan

merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, karena hal tersebut terkait dengan

ide, kesan, keyakinan konsumen atas produk yang dikonsumsinya.48

Keadaan seperti ini tentunya sangat menuntut beberapa terobosan maupun

inovasi dari pengelola lembaga pendidikan dalam usaha menggaet para

calon peserta didiknya dengan cara – cara maupun metode yang terbarukan

sehingga tidak terkesan kuno dan kolot di mata calon konsumen mereka.

Jadi yang dimaksud dengan strategi penerimaan peserta didik baru

pada era revolusi industri 4.0 adalah rencana cermat yang disusun untuk

program penerimaan peserta didik baru dalam suatu lembaga pendidikan

pada era revolusi industri 4.0 untuk memenangkan persaingan yang

berlangsung antar lembaga pendidikan.

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Strategi Penerimaan Peserta

Didik Baru pada Era Revolusi Industri 4.0

Dalam sebuah penerapan kebijakan strategi, tentunya akan sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut akan menjadi

indikator yang sangat utama apakah strategi yang telah diambil terbukti

tepat guna dan tepat sasaran. Dalam peraturan yang diatur oleh

Permendikbud 44 tahun 2019, tentang penerimaan peserta didik baru,

setidaknya terdapat empat jalur penerimaan peserta didik baru yang

dimungkinkan akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi

persaingan lembaga pendidikan dalam penerimaan peserta didik baru. jalur-

jalur tersebut adalah:

a. Zonasi49

Secara ringkas jalur zonasi ini adalah jalur penerimaan bagi

peserta didik yang domisilinya berdekatan dengan sekolah yang

diinginkan. Kedekatan jarak ini bisa bervariasi tergantung kebijakan

48 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi

Industri 4.0. (Journal Conference on Management and Behavioral Studies. (Universitas

Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 138. 49 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 11 ayat (1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

pemerintah setempat serta kondisi geografis suatu daerah tersebut.

Kuota minimal suatu sekolah untuk sistem zonasi adalah minimal

sebesar 50% dari jumlah penerimaan peserta didiknya.

b. Afirmasi50

Jalur afirmasi adalah jalur PPDB yang dikhususkan bagi calon

peserta didik yang kurang mampu. Dalam hal ini kuota minimal suatu

sekolah adalah 15% dari jumlah keseluruhan penerimaan peserta didik

barunya.

c. Perpindahan tugas orang tua/wali; dan /atau51

Jalur ini dikhususkan bagi calon peserta didik yang pindah sekolah

ataupun pendaftar baru yang mengikuti orang tuanya untuk berpindah

domisili kependudukan sehingga akses menuju sekolah lama tidak

dimungkinkan dan diharuskan pindah atau mendaftar ke sekolah yang

lebih terjangkau aksesnya. Kuota setiap sekolah yang diatur dalam jalur

ini adalah sebanyak maksimal 5% dari total keseluruhan jumlah

penerimaan peserta didik baru

d. Prestasi52

Jalur prestasi adalah jalur PPBD yang dikhususkan bagi siswa

dengan nilai ujian nasional bagus. Kuota ini dibuka jika sekolah masih

terdapati sisa kuota penerimaan peserta didik baru. Jalur ini tentunya

tidak berlaku bagi calon peserta didik TK dan calon peserta didik kelas

satu sekolah dasar

Jalur – jalur PPDB di atas tentunya tidak mengikat seluruh sekolah

untuk mengikutinya. Dalam hal ini terdapat pengecualian untuk sekolah

sekolah tertentu yang telah diatur dalam Permendikbud 44 Tahun 2019

yaitu:

a. Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat

b. SMK yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah

50 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 11 ayat (1) 51 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 11 ayat (1) 52 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 11 ayat (1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

c. Sekolah Kerja Sama

d. Sekolah Indonesia di luar negeri

e. Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus

f. Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan layanan khusus

g. Sekolah berasrama

h. Sekolah di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar; dan

i. Sekolah di daerah yang jumlah penduduk usia sekolah tidak dapat

memenuhi ketentuan jumlah peserta didik dalam 1 (satu) Rombongan

Belajar.53

Dalam strategi sendiri, terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhinya. Faktor tersebut bisa berbeda – beda dan bisa juga sama

dari masing – masing lembaga pendidikan. Faktor tersebut adalah faktor

internal dan eksternal. Faktor – faktor ini bisa dianalisis oleh para pengelola

lembaga pendidikan dengan menggunakan analisis SWOT sehingga bisa

mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi strategi yang dijalankan.

Kotler mengatakan bahwa analisis SWOT dapat diartikan sebagai evaluasi

terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.54

Analisis SWOT digunakan untuk membantu pihak manajerial dalam

menentukan faktor internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi

program yang sedang direncanakan. Analisis SWOT merupakan sebuah

singkatan dari strength, weaknesses, opportunities, dan threats. Penjelasan

analisis lebih lanjut adalah sebagai berikut:

a. Kekuatan (Strength)

Kekuatan (strength) merupakan sumber daya dan keunggulan

yang dimiliki oleh lembaga pendidikan dalam memenangkan

persaingan. Lembaga pendidikan perlu mengetahui sumber daya serta

keunggulan dirinya agar lebih mudah dalam mengembangkan strategi

53 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 13 ayat (1) 54 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. (Jakarta : Erlangga,

2009) Hal. 63.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

yang dibangun serta dapat memperkuatnya agar semakin tidak

tertandingi.

b. Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan (Weaknesses) adalah keterbatasan atau kekurangan

dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius

menghambat kinerja efektif perusahaan atau organisasi.55 Hal ini

tentunya harus dibenahi agar kinerja lembaga bisa berjalan secara

optimal dalam memenangkan persaingan yang berjalan.

c. Peluang (Opportunities)

Peluang (Opportunities) merupakan sebuah situasi yang dianggap

dapat menguntungkan sebuah lembaga pendidikan jika opsi tersebut

diambil dan dijalankan secara maksimal. Situasi – situasi tersebut antara

lain :

a) Kecenderungan penting yang terjadi di kalangan pengguna produk

b) Identifikasi satu segmen pasar yang belum mendapat perhatian

c) Perubahan dalam kondisi persaingan

d) Perubahan dalam peraturan perundang – undangan yang membuka

berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha

e) Hubungan dengan para kustomer yang akrab.

f) Hubungan dengan pemasok yang harmonis.56

Beberapa situasi ini tentunya dapat dimanfaatkan oleh lembaga

pendidikan untuk memaksimalkan daya saing terhadap lembaga

pendidikan lain sehingga tetap bisa mempertahankan eksistensinya di

tengah - tengah persaingan yang terjadi.

d. Ancaman (Threats)

Ancaman (Threats) merupakan kebalikan dari peluang

(Opportunities). Lembaga pendidikan bisa memilih opsi antara

menanggulangi ancaman ini dengan perhitungan sumber daya yang ada.

55 Pearce Robinson. Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. (Jakarta

: Bina Rupa Aksara, 1997). Hal. 231. 56 Dokumen Prosedur Sistem Identifikasi Isu-Isu Internal Eksternal IAIN Purwokerto Tahun

2017. Hal 2.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

Dalam hal ini lembaga pendidikan mempertimbangkan apakah akan

menguntungkan jika memfokuskan penanggulangan ancaman dengan

sekuat tenaga yang tentunya akan mengalokasikan sumber daya yang

banyak atau mencari alternatif strategi lain yang lebih efisien dalam hal

sumber daya tetapi mempunyai dampak yang signifikan untuk menutupi

ancaman yang ada.

Pada era revolusi industri 4.0 sendiri terdapat beberapa faktor yang

mungkin dapat dijadikan acuan dalam perumusan strategi lembaga

pendidikan dalam penerimaan peserta didik baru. faktor yang yang paling

menentukan dalam hal ini adalah perilaku konsumen sendiri. Kotler dalam

buku Sangadji mendefinisikan bahwa perilaku konsumen adalah studi

tentang unit pembelian – bisa perorangan, kelompok, atau organisasi. Unit

unit tersebut akan membentuk pasar sehingga muncul pasar individu atau

pasar konsumen, unit pembelian kelompok, dan pasar bisnis yang

membentuk organisasi.57 Perilaku konsumen konsumen tersebut akan

menentukan preferensi pilihan dari konsumen tersebut. Faktor – faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen pendidikan pada era revolusi industri 4.0

adalah:

a. Faktor Budaya

Faktor budaya terdiri atas budaya, sub budaya, dan kelas sosial.58

Faktor budaya yang berkembang dalam era revolusi industri 4.0 adalah

faktor budaya follower / tren. Fenomena tren budaya terjadi seiring

perkembangan teknologi dan media sosial yang menjadi wahana untuk

mengomunikasikan dan menumpahkan ide, gagasan dan aktivitasnya

agar diketahui oleh orang lain, komunitas dan masyarakat. Tren budaya

ini memiliki arti sebagai bentuk perilaku sebagian besar masyarakat atau

komunitas di lingkungannya. Hal ini terjadi dalam kehidupan sehari-

hari dan aktivitas perilaku konsumen seperti perkembangan mode

57 Etta Mamang Sangadji & Sopiah. Perilaku Konsumen – Pendekatan Praktis Disertai Himpunan

Jurnal Penelitian. (Yogyakarta : Andi, 2013). Hal. 7. 58 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 12. (Jakarta : Erlangga,

2012) Hal. 173.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

busana dan aksesorisnya, penggunaan teknologi (smartphone, gadget,

teknologi lainnya) atau aktivitas lainnya, produk yang mendukung dan

menguatkan identitas pribadi penggunanya.59

b. Faktor Sosial

Faktor sosial terdiri dari atas kelompok referensi, keluarga, peran,

dan status.60 Faktor sosial yang berkembang dalam era revolusi industri

4.0 di kalangan konsumen adalah citra dan persepsi dari produk tersebut

di kalangan masyarakat luas. Konsep citra merupakan sesuatu yang

bersifat abstrak, karena hal tersebut terkait dengan ide, kesan, keyakinan

konsumen atas produk yang dikonsumsinya. Citra dapat

menggambarkan ide, dukungan dan tindakan yang dilakukan, terhadap

obyek, dalam hal ini produk yang dikonsumsinya, yang meliputi

tindakan positif ataupun tanggapan negatif, sangat bergantung pada

proses pembentukannya dan makna yang didapat dari obyek (produk)

yang membentuknya.61

c. Faktor Pribadi

Faktor pribadi terdiri atas usia, pekerjaan, keadaan ekonomi.

Kepribadian, dan gaya hidup.62 Faktor pribadi yang berkembang dalam

dalam era revolusi industri 4.0 adalah gaya hidup. Gaya hidup

merupakan kebutuhan sekunder manusia dan berubah sesuai

keinginannya serta pola pikirnya. Hal ini dapat terlihat dari cara

berpakaian, kebiasaan sehari-hari, produk yang dipergunakan dan

lainnya. Penilaian terhadap pola gaya hidup tergantung dari orang lain

yang menilainya atau mempersepsikannya. Konsep gaya hidup

59 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi

Industri 4.0. (Journal Conference on Management and Behavioral Studies. (Universitas

Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 134-135. 60 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 12. (Jakarta : Erlangga,

2012) Hal. 173. 61 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi

Industri 4.0. (Journal Conference on Management and Behavioral Studies. (Universitas

Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 135. 62 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 12. (Jakarta : Erlangga,

2012) Hal. 173.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

mencerminkan perilaku seseorang yang direfleksikan melalui

aktivitasnya, apa yang diminati dan opini yang menyangkut citra

terhadap dirinya, untuk menunjukkan status sosialnya. Hal ini akan

membentuk pola perilaku konsumen, mengonsumsi simbol-simbol

produk tertentu dan menunjukkan status sosialnya.63

d. Faktor Psikologi

Faktor psikologis terdiri atas motivasi, persepsi, pembelajaran dan

memori.64 Faktor psikologi yang berkembang di era revolusi industri 4.0

ini adalah faktor kehormatan / prestise yang didapatkan oleh konsumen

ketika menggunakan satu produk tersebut. Secara konsep prestise

ditafsirkan sebagai sebuah kehormatan atas kemampuan yang dimiliki

seseorang dan menjadikan orang tersebut berbeda dengan orang lain.

Dalam hal ini, kehormatan yang didapat berkaitan dengan kemampuan

seseorang dalam memiliki berbagai macam, ragam, jenis dan kualitas

produk sehingga akhirnya membuat orang tersebut berbeda.

3. Penerapan Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi

Industri 4.0

Penerapan atau pelaksanaan strategi adalah sebuah proses manajerial

dalam mewujudkan strategi dan kebijakan dalam tindakan melalui

pengembangan program, anggaran, dan prosedur.65 Dalam kegiatan

penerimaan peserta didik baru, lembaga pendidikan bisa mengembangkan

tiga unsur yang telah disebutkan sebagai berikut.

a. Program

Program merupakan aktivitas atau langkah yang dijalankan untuk

menyelesaikan perencanaan yang telah dibuat. Dalam hal ini program

yang dilaksanakan adalah penerimaan peserta didik baru. Hal ini

63 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi

Industri 4.0. (Journal Conference on Management and Behavioral Studies. (Universitas

Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 136. 64 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 12. (Jakarta : Erlangga,

2012) Hal. 173. 65 Rachmat. Manajemen Strategik. (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014) Hal. 32.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

tentunya dapat dikembangkan menjadi tidak hanya penerimaan peserta

didik baru saja, tetapi bisa juga diselingi oleh program yang mempunyai

tujuan untuk menjaga kepuasan pelanggan pendidikan agar tidak

berpindah ke lain lembaga.

b. Anggaran

Anggaran merupakan sebuah satuan biaya yang dibutuhkan untuk

melaksanakan sebuah program tertentu. Dalam hal anggaran, program

penerimaan peserta didik baru sebuah lembaga pendidikan perlu

memperhatikan dan mempertimbangkan secara terperinci agar anggaran

serta sumber daya yang telah disiapkan menjadi tepat guna dan tepat

sasaran.

c. Prosedur

Prosedur merupakan sebuah kumpulan langkah – langkah yang

harus dijalankan dalam mencapai tujuan. Prosedur dalam program

penerimaan peserta didik baru harus dirumuskan secara seksama agar

tidak terjadi saling tumpang tindih sehingga menimbulkan kebingungan

bagi pelaksana program. Dalam hal ini prosedur biasanya dituangkan

dalam sebuah dokumen yang dinamakan sebagai SOP atau (Standart

Operating Procedure).

Selain mengembangkan ketiga unsur tersebut, lembaga pendidikan

juga perlu memperhatikan dengan seksama proses yang terjadi dalam

penerapan strategi penerimaan peserta didik baru yang dilakukan. Proses

manajemen strategik terdiri dari tiga tahapan utama yaitu :

a. Tahap Formulasi Strategi66

Tahap formulasi strategi ini bisa dilakukan oleh lembaga

pendidikan dengan merumuskan visi, misi, serta tujuan yang akan

dicapai dalam program penerimaan peserta didik baru. dalam hal ini

lembaga pendidikan bisa memanfaatkan analisis SWOT untuk

membantu pengembangan program dalam proses formulasi strategi.

66 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).

Hal.45.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

Kotler mengatakan bahwa analisis SWOT dapat diartikan sebagai

evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman.67 Analisis SWOT digunakan untuk membantu pihak

manajerial dalam menentukan faktor internal dan eksternal yang

mungkin mempengaruhi program yang sedang direncanakan. Analisis

SWOT merupakan sebuah singkatan dari strength, weaknesses,

opportunities, dan threats.

b. Tahap Implementasi Strategi68

Tahap ini merupakan tahapan dalam melaksanakan strategi yang

telah dirumuskan sebelumnya dalam bentuk kegiatan yang sesuai

dengan prosedur yang yang telah ditentukan.

c. Tahap Evaluasi Strategi69

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi apakah strategi

yang dijalankan berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai

tujuan. Hasil dari proses evaluasi ini dapat juga dipakai sebagai umpan

balik bagi perumusan strategi selanjutnya.

Penerapan strategi tersebut, tentunya dapat dimanfaatkan dalam

penerimaan peserta didik baru yang dilakukan dengan tidak mengabaikan

faktor – faktor yang terjadi dalam era revolusi industri 4.0, sehingga

lembaga pendidikan tidak salah sasaran dalam merumuskan dan

menerapkan strategi yang dijalankan.

B. Pemasaran Jasa Pendidikan

1. Pengertian Pemasaran Jasa Pendidikan

Pemasaran merupakan sebuah hal yang wajib dilakukan bagi para

produsen untuk menawarkan produknya agar diketahui dan dapat dinikmati

67 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. (Jakarta : Erlangga,

2009) Hal. 63. 68 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).

Hal.45. 69 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).

Hal.45.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

serta dikonsumsi oleh konsumen. Menurut The American Marketing

Association, pemasaran adalah:

“Marketing is the planning and executing the conception, pricing,

promotion and distribution of ideas, goods and services to create

exchanges that satisfiy individual and organizational goals”.70

Definisi tersebut mengandung makna bahwasanya pemasaran

merupakan suatu proses tentang perencanaan dan implementasi konsep,

penentuan harga, kegiatan promosi serta distribusi beberapa ide, barang, dan

jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memenuhi kebutuhan

individu maupun organisasi. Sedangkan menurut Chartered Institute of

Marketing, pemasaran adalah:

“Management process of anticipating, identifying and satisfying

customer requirements profitably”.71

Hal tersebut mempunyai makna bahwa pemasaran adalah suatu proses

manajemen untuk mengantisipasi, mengidentifikasi, dan memenuhi

kebutuhan ataupun keinginan pembeli.

Dalam buku Swastha dan Irawan, Stanton mendefinisikan pemasaran

adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada

pembeli yang ada maupun pembeli potensial.72 Kotler dan Keller

mengartikan:

“Marketing is a societal process by which individuals and groups

obtain what they need and want through creating, offering, and freely

exchanging products and services of value with others”.73

Penjelasan tersebut mempunyai makna bahwa pemasaran merupakan

sebuah proses sosial di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang

70 Graham J Hooley, dkk. Marketing Strategy and Competitive Positioning. (London : Prentice

Hall, 2008). Hal. 7. 71 Colin Gilligan dan Richard M. S. Wilson. Strategic Marketing Planning. (London : Elseivier,

2009). Hal. 1. 72 Basu Swastha dan Irawan. Manajemen Pemasaran Modern. (Yogyakarta : Liberty, 2008). Hal.

5. 73 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Marketing Management. (New Jersey : Prentice Hall,

2012). Hal. 5.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

dibutuhkan dan apa yang diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

mempertukarkan secara bebas produk maupun jasa yang bernilai dengan

pihak lain atau pihak yang membutuhkan.

Dalam kaitannya dengan pemasaran, strategi didefinisikan sebagai

alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan

dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan

melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk

melayani pasar sasaran.74 Strategi pemasaran adalah desain, implementasi,

dan kontrol rencana untuk mempengaruhi pertukaran demi mencapai tujuan

organisasi.75

Dengan demikian, strategi pemasaran adalah suatu rencana yang

dirancang secara sistematis mengenai kegiatan pemasaran untuk dijadikan

sebagai tuntunan atau pedoman dalam pengimplementasian variabel –

variabel yang terdapat dalam proses pemasaran seperti segmentasi pasar,

identifikasi pasar, pemosisian terhadap pasar, dan elemen – elemen bauran

pemasaran.

Setiap lembaga pendidikan tentunya mempunyai produk – produk

yang ditawarkan dan diberikan kepada para konsumennya. Dalam hal ini

produk dari lembaga pendidikan adalah jasa pendidikan. Jasa pendidikan

merupakan sebuah penunjang utama bagi para peserta didik agar menjadi

sumber daya manusia yang dapat bersaing pada era revolusi industri 4.0

seperti ini. Jasa pendidikan dalam lembaga pendidikan pada dasarnya

adalah kegiatan belajar mengajar serta layanan akademik yang diberikan

oleh lembaga pendidikan dalam kepada para konsumen pendidikan (peserta

didik).

Pengertian tentang jasa sendiri adalah, bahwa jasa merupakah sesuatu

pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa baik lembaga maupun

74 I Nyoman Sudiarta. Strategi Pemasaran : Mengintegrasikan Konsep Pemasaran Pariwisata,

Gaya Hidup Konsumen dan Manajemen Destinasi Pariwisata Menuju Kualitas Pengalaman

Berkelanjutan. (Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akutansi STIE Triatma Mulya, Vol. 16, No. 2,

Desember 2011). Hal. 60. 75 J. Paul Peter & Jerry C. Olson. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran. (Jakarta : Salemba

Empat, 2013). Hal 12.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

perorangan terhadap pihak lain yang membutuhkan layanan tersebut. Kotler

mendefinisikan jasa sebagai berikut.

“A service is any act or performance that one party can offer to

another that is essentially intangible and does not result in the

ownership of anything. Its production may or may not be tied to a

physical product.”76

Jasa merupakan setiap aksi maupun tindakan yang ditawarkan oleh

salah satu pihak ke pihak yang lain. Jasa secara prinsip tidak berwujud dan

tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Dalam proses produksinya,

jasa bisa menggunakan bantuan produk atau barang yang lainnya. Jasa pada

dasarnya merupakan jalinan interaksi antara konsumen dan produsen. Jasa

bukanlah suatu barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak

berwujud.

William J. Stanton dalam buku Buchari Alma mengungkapkan bahwa

jasa adalah,

“Service are those separately identifiable, essentially intangible

activities that provide want- satisfaction, and that are not necessarily

tied to the sale of a product or another service. To produce a service

may or may not require the use of tangible goods. However, when such

use is required, there is no transfer of the title (permanent ownership)

to these tangible goods.”77

Pengertian tersebut memiliki makna bahwa jasa adalah suatu hal yang

dapat diidentifikasi, suatu hal yang tidak berwujud dan ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhan, serta tidak membutuhkan keterikatan dengan produk

yang dijual maupun dengan jasa yang lain. Jasa dapat dihasilkan dengan

menggunakan benda-benda berwujud atau tidak. Meskipun membutuhkan

benda untuk menyalurkannya, tetapi tidak menyebabkan perpindahan

kepemilikan benda tersebut kepada pihak lain atau konsumen.

Pada dasarnya, jasa adalah satu aktivitas ekonomi yang mempunyai

output selain barang. Barang dalam hal ini didefinisikan sebagai produk

fisik yang dapat dipindah tangankan. Sedangkan jasa merupakan sebuah

76 Philip Kotler. Marketing Management The Millenium Edition. (New Jersey : Prentice-Hall

International Inc, 2003). Hal. 428. 77 Buchari Alma. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2003). Hal. 5.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

produk non-fisik yang proses produksi serta pemanfaatannya oleh

konsumen dilakukan pada saat yang bersamaan. Lebih lanjut, Kotler

mengemukakan bahwa jasa adalah segala aktivitas atau manfaat yang dapat

ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak

berwujud, dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.78

Pada prinsipnya, jasa adalah suatu hal yang memiliki ciri – ciri sebagai

berikut:

a. Suatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan

konsumen;

b. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan

bantuan suatu produk fisik;

c. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan;

d. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.79

Jasa mempunyai empat karakteristik utama yang sangat

mempengaruhi rancangan program pemasaran sebagai berikut:

a. Intangibility (tidak berwujud). Jasa bersifat intangibility, artinya jasa

tidak bisa dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli

atau dikonsumsi;

b. Inseparability (tidak terpisahkan). Jasa bersifat inseparability, artinya

jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya yaitu perusahaan yang

menghasilkannya;

c. Variability (bervariasi). Jasa bersifat variability, artinya jasa yang

diberikan sering kali berubah-ubah tergantung dari siapa yang

menyajikannya, kapan dan di mana penyajian jasa tersebut dilakukan;

d. Perishability (mudah musnah). Jasa bersifat perishability, artinya jasa

tidak dapat disimpan atau mudah musnah sehingga tidak dapat dijual

pada masa yang akan datang.80

78 Buchari Alma. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2003). Hal. 3. 79 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.

28. 80 Peter Mudie dan Angela Pirrie. Service Marketing Management. (London : Elseivier, 2006).

Hal. 3-5.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

Bateson dalam buku Sangadji & Sopiah mengemukakan karakteristik

jasa sebagai berikut:

a. Jasa tidak dapat disimpan dan dikonsumsi pada saat dihasilkan

b. Jasa tergantung pada waktu

c. Jasa tergantung pada tempat

d. Konsumen merupakan bagian integral dari proses produksi jasa

e. Setiap orang yang berhubungan dengan konsumen mempunyai

andil dalam memberikan peranan

f. Perubahan pada konsep kemanfaatan

g. Karyawan penghubung merupakan bagian dari proses produksi

jasa

h. Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi,

karena produksi jasa terjadi secara real time.81

Dalam lingkup pendidikan, bahan baku yang dipakai dalam produksi

jasa adalah manusia. Dalam hal ini tentunya manusia memiliki ciri khas

yang berbeda satu dengan yang lain. Hal itu menjadi dasar bahwa layanan

jasa pendidikan antara satu dengan yang lainnya menjadi berbeda pula.

Keberhasilan dalam layanan jasa pendidikan akan sangat bergantung pada

faktor siapa, kapan dan di mana proses tersebut dilaksanakan. Faktor siapa,

merujuk pada tenaga pendidik dan kependidikan. Semakin tinggi kualitas

pendidik dan tenaga kependidikan, maka semakin tinggi juga kualitas

proses pendidikan tersebut. Faktor kapan, menunjukkan waktu ketepatan

yang digunakan dalam proses pendidikan sehingga proses tersebut

mempunyai output mutu yang berkualitas. Faktor di mana, merupakan

lokasi di mana jasa pendidikan tersebut diberikan.82

Pada prinsipnya, produk jasa mengandung sekumpulan nilai kepuasan

dari konsumen yang sangat rumit. Nilai sebuah jasa ditetapkan pembeli

berdasarkan manfaat yang mereka terima dari produk jasa tersebut. Menurut

Kotler, produk jasa adalah

81 Etta Mamang Sangadji & Sopiah. Perilaku Konsumen – Pendekatan Praktis Disertai Himpunan

Jurnal Penelitian. (Yogyakarta : Andi, 2013). Hal. 94. 82 J. Paul Peter & Jerry C. Olson. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran. (Jakarta : Salemba

Empat, 2013). Hal 280.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

“Segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,

diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai

pemenuhan kebutuhan atas keinginan pasar yang bersangkutan”.83

Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, jasa bisa diartikan sebagai

kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam memberikan

layanan atau menyalurkan jasa pendidikan kepada para konsumen

pendidikan atau peserta didik dengan cara memuaskan atau memberikan

pembelajaran. Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan bisa diartikan

sebagai sebuah proses manajerial dan sosial untuk mendapatkan apa yang

dibutuhkan melalui program penciptaan penawaran, pertukaran produk

yang mempunyai nilai tertentu dengan pihak lain yang membutuhkan dalam

bidang pendidikan.

Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu

layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh.84 Hal

tersebut terjadi dikarenakan pendidikan bersifat lebih kompleks,

dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab, serta hasilnya mengacu

jauh ke depan dalam membina kehidupan bernegara, serta generasi penerus

bangsa di masa mendatang.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dijabarkan di atas, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan sebagai produk jasa merupakan

segala sesuatu yang tidak memiliki wujud, akan tetapi dapat memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen yang diproses atau diproduksi dengan

atau tidak menggunakan bantuan produk fisik, di mana proses yang terjadi

merupakan sebuah interaksi antara penyedia layanan jasa (produsen)

dengan pengguna jasa (konsumen) yang bersifat tidak mengakibatkan

peralihan hak dan kepemilikan. Dengan demikian, komponen – komponen

dalam lembaga pendidikan harus selalu melakukan pembaruan (update)

pada aspek kualitas (kompetensinya) untuk dapat menciptakan layanan

pembelajaran dengan sebaik – baiknya.

83 Philip Kotler. Prinsip - Prinsip Pemasaran Manajemen. (Jakarta : Prentice Hall Indonesia,

2000). Hal. 428. 84 Buchari Alma. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2003). Hal. 53.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42

Untuk mencapai dan mempertahankan sebuah keberhasilan lembaga

pendidikan dalam jangka panjang, maka lembaga pendidikan harus

menciptakan layanan yang diharapkan mampu memuaskan kebutuhan serta

keinginan para konsumennya. Agar dapat menciptakan layanan yang dapat

memuaskan dan memenuhi keinginan konsumen tersebut, maka lembaga

pendidikan harus mengadopsi strategi bauran pemasaran. Bauran

pemasaran (marketing mix) merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling

terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat sehingga

perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.85

2. Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan

Pada perkembangannya, istilah pemasaran atau sering disebut dengan

istilah marketing tidak hanya dipakai oleh sebuah lembaga atau organisasi

profit saja, akan tetapi juga dipakai oleh organisasi ataupun lembaga non

profit seperti lembaga pendidikan. Penggunaan istilah marketing atau

pemasaran pada saat ini sudah berkembang di keseluruhan sektor dalam

kegiatan sehari – hari. Morris dalam buku Muhaimin mengatakan bahwa,

dewasa ini tidak ada organisasi baik itu bisnis atau nonbisnis yang dapat

terlepas dari pemasaran (marketing), organisasi tersebut dapat memilih

untuk mengerjakannya demi kebaikan organisasi atau meninggalkannya

untuk kemundurannya. Sehingga pendidikan pun juga menggunakan istilah

pemasaran untuk memasarkan jasa pendidikannya. Untuk membentuk citra

baik terhadap lembaga, maka lembaga pendidikan mengembangkan

berbagai upaya strategi yang dikenal strategi bauran pemasaran.86

Demikian pula jika sebuah lembaga pendidikan mencoba

melaksanakan kegiatan pemasaran yang berorientasi pada konsumen, maka

seluruh karyawan, baik pendidik maupun tenaga kependidikan harus

85 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.

48. 86 Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana

Pengembangan Sekolah/Madrasah). Cet.4. (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012).

Hal. 54.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

43

memahami visi dan misi mereka. Pendekatan pemasaran ini juga menuntut

mereka agar terus berupaya memperbaiki diri serta jasa yang ditawarkan

dalam upaya memberikan pelayanan yang bermutu, sehingga pengguna jasa

maupun stakeholder akan terus menggunakan jasa yang telah diberikan.

Dalam strategi pemasaran, dibutuhkan taktik untuk menyusun strategi,

agar strategi tersebut dapat berhasil sesuai tujuan yang telah ditetapkan dan

diharapkan. Salah satu taktik dalam strategi pemasaran tersebut adalah

dengan cara menerapkan bauran pemasaran atau dalam istilah dunia barat

disebut sebagai marketing mix.

Dalam dunia pemasaran jasa pendidikan, tidak bisa juga dilepaskan

dari elemen bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix)

merupakan seperangkat alat bagi para pemasar yang terdiri dari beberapa

unsur program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar strategi

pemasaran yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Bauran pemasaran pada

produk jasa tentunya berbeda bauran pada produk barang yang kita kenal

selama ini. Adapun bauran pemasaran jasa yang dimaksud adalah konsep

7P,87 yaitu:

a. Product (Produk)

Produk merupakan sebuah hal fundamental yang akan menjadi

bahan pertimbangan dalam pemilihan keputusan bagi konsumen.

Produk pada dasarnya adalah segala sesuatu yang ditawarkan, dan

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam

lingkup pendidikan, produk jasa yang dapat ditawarkan adalah jasa

layanan akademik seperti kurikulum atau ekstrakurikuler. Di samping

itu, penawaran melalui bidang prestasi yang telah diraih juga merupakan

faktor pendukung dalam memenangkan persaingan antar sekolah.

Sebuah produk tentunya harus memiliki kualitas yang baik dan

bagus. Dalam hal ini tentunya bisa disiasati dengan menambah varian

produk yang ditawarkan sehingga bisa lebih menarik minat pelanggan.

87 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.

382-383.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

44

Misalnya, di samping produk bidang akademik, produsen harus bisa

membuat produk layanan jasa pendidikan yang lebih bervariasi seperti

kegiatan kesenian, olahraga, maupun keagamaan, untuk menambah

kualitas pendidikan. Produk yang akan di produksi sudah seharusnya

mempertimbangkan berbagai alasan sosial kemanusiaan, yakni selain

banyak dibutuhkan oleh masyarakat, juga terdapat manfaat positif yang

akan diperoleh dari suatu produk tersebut.

b. Price (Harga)

Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran

karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha/bisnis.88

Produsen juga dituntut harus bijak dalam menetapkan tinggi atau

rendahnya harga suatu produk. Dalam hal ini, produsen dapat

berpedoman pada:

1) Keadaan atau kualitas barang;

2) Konsumen yang dituju;

3) Suasana pasar, apakah produknya baru di introduksi ke pasar atau

produk menguasai pasar, produk sudah melekat di hati konsumen

atau banyak saingan.89

c. Place (Lokasi/Tempat)

Seperti yang telah kita ketahui bersama, mayoritas pimpinan

lembaga pendidikan telah sepakat bahwa lokasi lembaga pendidikan

yang mudah dicapai kendaraan umum, cukup berperan dalam

menentukan hasil pertimbangan bagi calon peserta didik. Demikian pula

para peserta didik berpendapat bahwa lokasi turut menentukan pilihan

mereka. Mereka cenderung menyukai lokasi lembaga pendidikan di

kota dan lembaga pendidikan yang mudah dicapai kendaraan umum,

atau ada fasilitas alat transportasi baik yang disediakan dari lembaga

atau bus umum yang disediakan oleh pemerintah daerah. James dan

88 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.

51. 89 Buchari Alma. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2003). Hal. 26.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

45

Phillips mengkategorikan unsur – unsur saluran distribusi jasa

pendidikan dalam tiga bagian, sebagai berikut:

1) Penampilan (appearance) jasa pendidikan, yaitu seberapa efektif

penampilan dan lokasi sekolah;

2) Pelanggan dan pengunjung (customers and their visitors) jasa

pendidikan, di mana kultur jasa pendidikan yang berorientasi pada

pelanggan jasa pendidikan harus memperhatikan pelanggan jasa

pendidikan;

3) Hubungan mula-mula dan aksesibilitas (first contact and

accessibility) jasa pendidikan, yang berkaitan dengan cara individu

berhubungan dengan sekolah dan kemudahan menjalin hubungan

dengan sekolah.90

Oleh sebab itu, keadaan lokasi yang dianggap strategis dan mudah

dijangkau dari segala arah menggunakan kendaraan umum maupun

kendaraan pribadi, serta kemudahan akses menuju sekolah menjadi

faktor yang dapat mendukung kenyamanan peserta didik, orang tua dan

masyarakat di sekitar sekolah.

d. Promotion (Promosi)

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, apabila

konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk

tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah

membelinya.91

Kegiatan promosi tersebut dapat dilakukan melalui media massa

seperti koran, majalah, televisi, papan reklame, pamflet, baliho, banner,

spanduk, dan radio. Sekolah juga bisa mengikuti berbagai ajang maupun

event - event tertentu yang mungkin diliput oleh berbagai media dengan

jangkauan lebih luas. Adapun program – program yang sering diliput

90 David Wijaya. Pemasaran Jasa Pendidikan. (Jakarta : Salemba Empat, 2012). Hal. 131. 91 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.

57.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

46

adalah acara – acara tertentu, seperti acara perlombaan tingkat nasional

atau acara yang bekerja sama dengan pihak pemerintah maupun yang

lainnya. Promosi juga bisa dilakukan dengan melibatkan alumni yang

senantiasa ikut mempromosikan lembaga pendidikan tersebut kepada

masyarakat. Hal ini tentunya akan sangat memberikan dampak yang

signifikan dikarenakan masyarakat akan lebih percaya dengan kesaksian

orang – orang yang pernah mengikuti proses di dalamnya.

e. Person (Orang)

Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peran

dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli.

Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan

konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan

karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap

persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa .92

Agar dapat mewujudkan sumber daya manusia yang profesional

(pendidik dan tenaga kependidikan) di lingkungan sekolah, dibutuhkan

sistem rekrutmen pegawai yang baik. Di samping itu, dipandang perlu

juga untuk terus meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga

kependidikan dengan memberikan kesempatan maupun beasiswa jika

dirasa perlu bagi para pendidik dan tenaga kependidikan untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Peningkatan mutu

tenaga pendidik dan kependidikan melalui seminar dan pelatihan juga

harus terus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pendidik dan tenaga

kependidikan.

Hal – hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah, tenaga pendidik

juga harus bersikap ramah. Selain tenaga pendidik yang berkualitas dan

mempunyai sikap yang ramah, tenaga kependidikan juga diharapkan

memiliki keramahan dan kehandalan dalam mengerjakan semua tugas

yang diberikan. Oleh sebab itu, dirasa perlu juga meningkatkan budaya

92 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.

62.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

47

ramah terhadap keseluruhan warga sekolah sehingga dapat menciptakan

suasana belajar – mengajar yang kondusif. Hal tersebut tentunya turut

memberikan andil kepada seluruh peserta didik untuk meningkatkan

kepuasan dan pengalaman belajarnya.

f. Physical Evidence (Sarana Fisik)

Sarana fisik merupakan suatu hal yang nyata turut mempengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa.93

Dalam sebuah lembaga pendidikan, yang dinamakan sebagai sarana

fisik adalah sarana dan prasarana atau yang biasa disebut sebagai

bangunan atau gedung dengan segala fasilitas yang ada. Faktor sarana

dan prasarana pembelajaran yang memadai merupakan elemen yang

sangat membantu dalam menunjang proses belajar – mengajar.

Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran kepada peserta

didik juga menjadi penawaran yang menarik dalam menentukan pilihan

sekolah bagi peserta didik. Demikian juga suasana gedung dan kelas

yang bersih serta dilengkapi teknologi modern bisa memberikan

kenyamanan peserta didik dalam belajar. Hal ini diharapkan dapat

memudahkan peserta didik dalam memahami dan menguasai materi

pembelajaran.

g. Process (Proses)

Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran

pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem

penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri.94 Dalam hal ini

yang perlu ditingkatkan dan diperhatikan adalah bagaimana proses yang

terjadi di dalam penyaluran jasa pendidikan dari produsen kepada

konsumen. Produk utama dalam sebuah lembaga pendidikan adalah

proses belajar mengajar yang disalurkan dari pendidik kepada peserta

didik. Dalam hal ini, dapat dilihat apakah kualitas jasa atau pengajaran

93 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.

64. 94 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.

65.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

48

yang diberikan oleh pendidik dinilai cukup bermutu atau dinilai

sebaliknya. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus memperhatikan

kualitas para pendidik yang menjadi faktor penunjang keberhasilan

pemasaran dan pemuasan.

Ketujuh strategi bauran pemasaran jasa pendidikan tersebut saling

mempengaruhi satu sama lain, sehingga semuanya dianggap sangat penting

sebagai satu kesatuan strategi, yaitu strategi acuan/bauran pemasaran jasa

pendidikan. Strategi bauran pemasaran jasa pendidikan ini dapat berfungsi

sebagai pedoman dalam menerapkan unsur – unsur atau variabel – variabel

pemasaran yang akan dilaksanakan oleh pimpinan lembaga pendidikan,

untuk mencapai tujuan lembaga dalam bidang pemasaran jasa pendidikan.

3. Penerapan Pemasaran Jasa Pendidikan

Fokus utama dari pelaksanaan pemasaran ini merupakan bagaimana

menghasilkan pelayanan yang cocok dengan kemauan serta kepuasan

peserta didik, yang tentunya wajib didukung dengan peran tenaga ahli di

bidangnya, sumber daya serta sarana yang mencukupi, dan senantiasa

meningkatkan kualitas lulusan. Pelaksanaan pemasaran ini dapat dicoba

dengan langkah langkah sebagai berikut.

a. Planning (Perencanaan)

Planning merupakan sebuah langkah awal yang harus dilakukan

oleh sebuah lembaga pendidikan. Fungsi planning mencakup

mendefinisikan tujuan organisasi, mengembangkan strategi menyeluruh

untuk mencapai tujuan dan mengembangkan dan mengordinasikan

kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.95 Perencanaan dalam

pemasaran pendidikan bertujuan untuk mengurangi serta mengimbangi

ketidakpastian dan juga transformasi perubahan yang akan datang,

memusatkan atensi terhadap target yang ingin dicapai, menjamin serta

mendapatkan proses pencapaian tujuan terlaksana secara efektif serta

efisien, dan mempermudah pengendalian. Langkah– langkah yang

95 Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006). Hal. 12.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

49

wajib dijalankan dalam proses perencanaan pemasaran jasa pendidikan

yakni sebagai berikut:

1) Identifikasi Pasar (Pesaing)

Tahapan pertama dalam pemasaran pendidikan adalah

mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini, perlu

dilakukan suatu penelitian/riset pasar untuk mengetahui kondisi dan

ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi

kepentingan konsumen pendidikan, termasuk dalam tahapan ini

adalah pemetaan dari sekolah lain.96

Keberhasilan dalam sebuah kegiatan bisnis salah satunya

ditentukan oleh kemampuan lembaga atau organisasi dalam

memahami pesaing. Output atau hasil dari kemampuan tersebut

dapat membantu pihak manajerial dalam memutuskan kebijakan di

mana akan bersaing dan bagaimana posisi yang akan diambil di

antara pesaing. Analisis dilakukan dengan cara mengidentifikasi

industri beserta karakteristiknya, mengidentifikasi bisnis di dalam

industri, mengevaluasi masing – masing bisnis tersebut, serta

memprediksi aktivitas pesaing termasuk mengidentifikasi pesaing

baru yang mungkin datang secara tiba – tiba menerobos pasar

maupun segmen pasar.

Analisis persaingan merupakan sebuah taktik dalam

mengidentifikasi ancaman, kesempatan, atau permasalahan strategis

yang mungkin terjadi akibat dari perubahan persaingan potensial,

serta kekuatan dan kelemahan pesaing. Hasil dari analisis

persaingan bersifat ini bersifat dinamis. Maka, analisis persaingan

merupakan aktivitas yang harus terus menerus dilakukan agar dapat

selalu mengantisipasi dan menanggulangi situasi yang tidak

diinginkan.

96 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

50

2) Segmentasi Pasar dan Positioning

Segmentasi pasar adalah kegiatan memilah pangsa pasar

menjadi beberapa kelompok pembeli. Dalam hal ini produsen akan

memilah pangsa pasar yang akan dibedakan berdasarkan kebutuhan,

karakteristik, atau tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk

yang berbeda. Sedangkan positioning adalah pemberian ciri khusus

dan pembedaan (diferensiasi) produk sehingga memudahkan

konsumen untuk membedakan produk jasa antara satu lembaga

dengan lembaga lainnya.

Penentuan target pasar merupakan langkah penting dalam

pengelolaan lembaga pendidikan. Dalam pasar yang sangat beragam

karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang menjadi

kepentingan utama bagi pengguna pendidikan. Secara umum, pasar

dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi, geografi,

psikografi, maupun perilaku.97 Dengan demikian, lembaga

pendidikan akan lebih mudah menentukan strategi pemasaran yang

sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pasar. Setelah diketahui

karakteristik pasar, maka akan mudah menentukan bagian pasar

mana yang akan dilayani.

3) Diferensiasi Produk

Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam

mencari perhatian pasar. Dari banyaknya lembaga pendidikan yang

ada, orang tua siswa akan kesulitan untuk memilih sekolah anaknya

dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar lembaga pendidikan

semakin standar. Lembaga pendidikan hendaknya dapat

memberikan tekanan yang berbeda dari sekolah lainnya dalam

bentuk kemasan yang menarik, seperti logo dan slogan. Fasilitas

97 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

51

internet mungkin akan menjadi standar, namun jaminan internet

yang aman dan bersih, akan menarik perhatian orang tua.98

Diferensiasi dapat secara mudah dilakukan melalui perbedaan

tampilan fisik yang tertangkap oleh panca indera yang memberikan

kesan baik dan bagus, seperti gedung sekolah yang bersih dan

pemakaian seragam yang menarik. Strategi diferensiasi akan

menempatkan lembaga pendidikan secara unik untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan serta mendapatkan tempat di hati para

pelanggan.

Kotler membedakan diferensiasi sebagai berikut:

1) Diferensiasi produk, yaitu membedakan penawaran produk

dalam hal bentuk, ukuran, warna, daya tahan, kinerja,

kemudahan dalam perawatannya, desain, dan sejenisnya.

2) Diferensiasi layanan, yaitu membedakan penawaran dengan

memberikan layanan yang unggul dalam hal pengantaran,

kemudahan melakukan pesanan, pemasangan atau instalasi,

perawatan pasca pemasangan, dan sejenisnya.

3) Diferensiasi karyawan, yaitu membedakan penawaran dengan

memiliki karyawan yang memiliki kemampuan atau kompetensi

yang unggul dalam sikap yang ramah, sopan, gesit, selalu siap

membantu, dan komunikatif.

4) Diferensiasi citra, yaitu membedakan penawaran dengan

memiliki citra produk dan citra perusahaan yang tinggi, yang

bisa diwujudkan melalui simbol, penggunaan media

komunikasi, atau peristiwa yang didukungnya.99

b. Organizing (Pengorganisasian)

Organizing merupakan tanggung jawab manajer untuk mendesain

struktur organisasi dan mengatur pembagian pekerjaan. Termasuk

98 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 396. 99 Ni Wayan Sri Suprapti. Perilaku Konsumen : Pemahaman Dasar dan Aplikasinya dalam

Strategi Pemasaran. (Denpasar : Udayana University, 2010). Hal. 47.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

52

mempertimbangkan tugas apa yang harus dilakukan, siapa melakukan,

bagaimana tugas dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa dan di

mana keputusan dibuat.100

Dalam sebuah lembaga pendidikan diperlukan suatu struktur yang

jelas, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan saling lempar tanggung

jawab seandainya terjadi penyimpangan dalam pekerjaan.

Pengorganisasian ini sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas

tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang

sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya, serta

mengkordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan

organisasi.101

c. Actuating (Pelaksanaan)

Actuating berkaitan dengan fungsi manajer dalam menjalankan

tindakan dan melaksanakan pekerjaan yang diperlakukan untuk

mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Actuating

merupakan implementasi dari apa yang direncanakan dalam fungsi

planning dengan memanfaatkan persiapan yang sudah dilakukan dalam

organizing.102

Perencanaan strategi yang baik hanyalah sebuah langkah awal

menuju pemasaran yang sukses. Strategi pemasaran yang brilian, akan

kurang berarti apabila sebuah lembaga gagal mengimplementasikan

strategi tersebut dengan tepat. Implementasi pemasaran adalah sebuah

proses yang mengubah strategi dan rencana menjadi tindakan

pemasaran dalam rangka mencapai tujuan pemasaran strategik.

100 Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006). Hal. 12. 101 Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2008).

Hal. 71. 102 Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006). Hal. 13.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

53

d. Controlling (Pengontrolan)

Controlling merupakan suatu aktivitas untuk meyakinkan bahwa

semua hal berjalan seperti seharusnya dan memonitor kinerja

organisasi.103

Untuk melaksanakan kontrol dengan baik, lembaga pendidikan

memerlukan informasi yang cukup akurat dan memadai. Informasi yang

telah didapat, digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kontrol dan

evaluasi. Ada tiga jenis kontrol pemasaran yang dapat digunakan oleh

lembaga pendidikan, yakni:

1) Rencana kontrol tahunan, yang meliputi monitoring pada kinerja

pemasaran yang berlangsung untuk meyakinkan bahwa volume

penjualan tahunan dan keuntungan yang ditargetkan tercapai.

2) Kontrol profitabilitas, terdiri dari determinasi profitabilitas yang

aktual dari pemasaran yang telah dilakukan, misal kesesuaian

layanan yang telah ada dengan kebutuhan yang ada di masyarakat,

segmen pasar, saluran promosi dan sebagainya.

3) Audit pemasaran, yang bertujuan untuk menganalisis tujuan

pemasaran, strategi dan sistem yang di adaptasi secara optimum dan

lingkungan tujuan pemasaran yang telah diramalkan.104

Adanya pelaksanaan sistem kontrol ini merupakan tindakan koreksi yang

dapat digunakan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

Meskipun begitu, kontrol dan evaluasi secara rutin harus dilaksanakan agar

kesalahan – kesalahan yang telah dilakukan oleh lembaga pendidikan dapat

cepat diperbaiki dan program antisipasi selanjutnya dapat dilakukan dengan

cepat untuk keberlangsungan lembaga pendidikan.

103 Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006). Hal. 14. 104 Didin Hafidhudin dan Hendri Tanjung. Manajemen Syariah dalam Praktik. (Jakarta : Gema

Insani, 2003). Hal. 158.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

54

C. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri 4.0

melalui Pemasaran Jasa Pendidikan

Dalam era sekarang, atau yang sering disebut sebagai era industri 4.0,

yaitu era yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam istilah lain

yang banyak bertebaran di mesin pencarian Google, era ini disebut pula sebagai

era campur tangan (disrupsi) teknologi. Persaingan yang terjadi tentunya akan

berjalan semakin sengit dengan hadirnya paradigma dunia yang tanpa batas

atau dalam istilah lain disebut borderless. Paradigma ini berpandangan bahwa

dunia merupakan sebuah lingkaran kecil yang mampu kita cakup dalam

genggaman tangan dengan bantuan teknologi informasi maupun komunikasi

yang bisa dikatakan tanpa batas.

Era revolusi industri 4.0 atau selanjutnya disebut sebagai era revolusi

industri 4.0 telah mengubah beberapa perilaku konsumen yaitu, budaya

follower, yang memiliki arti sebagai bentuk perilaku sebagian besar masyarakat

atau komunitas di lingkungannya yang dilakukan secara bersama-sama. Gaya

hidup (life style) mencerminkan perilaku seseorang yang direfleksikan melalui

aktivitasnya, sedangkan prestise terkait dengan kemampuan yang dimiliki

seseorang dan menjadikan orang tersebut berbeda dengan orang lain, yang

diraih melalui kepemilikan produk berkualitas sehingga akhirnya membuat

orang tersebut berbeda dengan yang lain. Faktor pencitraan merupakan sesuatu

yang bersifat abstrak, karena hal tersebut terkait dengan ide, kesan, keyakinan

konsumen atas produk yang dikonsumsinya.105 Keadaan seperti ini tentunya

sangat menuntut beberapa terobosan maupun inovasi dari pengelola lembaga

pendidikan dalam usaha menggaet para calon peserta didiknya dengan cara –

cara maupun metode yang terbarukan sehingga tidak terkesan kuno dan kolot

di mata calon konsumen mereka.

105 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi

Industri 4.0. (Journal Conference on Management Ana Behavioral Studies Universitas

Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 138.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

55

Senada dengan gagasan di atas, para ahli mengatakan bahwa, Persaingan

dalam dunia pendidikan menjadi tidak dapat terelakan lagi, banyak lembaga

pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya, sehingga banyak terjadi

penggabungan dari beberapa lembaga pendidikan.106 Semakin banyaknya

lembaga pendidikan maka semakin banyak pula persaingan di dalam lembaga

pendidikan sehingga setiap lembaga pendidikan dituntut untuk menghadapi

iklim kompetitif tersebut.107

Penerapan atau pelaksanaan strategi adalah sebuah proses manajerial

dalam mewujudkan strategi dan kebijakan dalam tindakan melalui

pengembangan program, anggaran, dan prosedur.108 Dalam kegiatan

penerimaan peserta didik baru, lembaga pendidikan bisa mengembangkan tiga

unsur yang telah disebutkan sebagai berikut.

1. Program

Program merupakan aktivitas atau langkah yang dijalankan untuk

menyelesaikan perencanaan yang telah dibuat. Dalam hal ini program yang

dilaksanakan adalah penerimaan peserta didik baru. Hal ini tentunya dapat

dikembangkan menjadi tidak hanya penerimaan peserta didik baru saja,

tetapi bisa juga diselingi oleh program yang mempunyai tujuan untuk

menjaga kepuasan pelanggan pendidikan agar tidak berpindah ke lain

lembaga.

2. Anggaran

Anggaran merupakan sebuah satuan biaya yang dibutuhkan untuk

melaksanakan sebuah program tertentu. Dalam hal anggaran, program

penerimaan peserta didik baru sebuah lembaga pendidikan perlu

memperhatikan dan mempertimbangkan secara terperinci agar anggaran

serta sumber daya yang telah disiapkan menjadi tepat guna dan tepat

sasaran.

106 Ara Hidayat dan Imam Machali. Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam

Mengelola Sekolah dan Madrasah. (Bandung : Pustaka Educa, 2010). Hal. 257. 107 Mahmud Machfoedz. Pengantar Pemasaran Modern. (Yogyakarta : UUP AMP YKPN, 2005).

Hal. 14. 108 Rachmat. Manajemen Strategik. (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014). Hal. 32.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

56

3. Prosedur

Prosedur merupakan sebuah kumpulan langkah – langkah yang harus

dijalankan dalam mencapai tujuan. Prosedur dalam program penerimaan

peserta didik baru harus dirumuskan secara seksama agar tidak terjadi saling

tumpang tindih sehingga menimbulkan kebingungan bagi pelaksana

program. Dalam hal ini prosedur biasanya dituangkan dalam sebuah

dokumen yang dinamakan sebagai SOP atau (Standart Operating

Procedure).

Selain mengembangkan ketiga unsur tersebut, lembaga pendidikan juga

perlu memperhatikan dengan seksama proses yang terjadi dalam penerapan

strategi penerimaan peserta didik baru yang dilakukan. Proses manajemen

strategik terdiri dari tiga tahapan utama yaitu :

1. Tahap Formulasi Strategi109

Tahap formulasi strategi ini bisa dilakukan oleh lembaga pendidikan

dengan merumuskan visi, misi, serta tujuan yang akan dicapai dalam

program penerimaan peserta didik baru. Tahapan ini tentunya memerlukan

sebuah perencanaan yang matang serta membutuhkan beberapa

pertimbangan yang mungkin diambil untuk menghadapi tantangan yang

akan dijalani. Perencanaan dalam pemasaran pendidikan bertujuan untuk

mengurangi serta mengimbangi ketidakpastian dan juga transformasi

perubahan yang akan datang, memusatkan atensi terhadap target yang ingin

dicapai, menjamin serta mendapatkan proses pencapaian tujuan terlaksana

secara efektif serta efisien, dan mempermudah pengendalian. Langkah–

langkah yang wajib dijalankan dalam proses perencanaan pemasaran jasa

pendidikan yakni sebagai berikut:

a) Identifikasi Pasar (Pesaing)

Tahapan pertama dalam pemasaran pendidikan adalah

mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini, perlu

dilakukan suatu penelitian/riset pasar untuk mengetahui kondisi dan

109 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).

Hal. 45.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

57

ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi

kepentingan konsumen pendidikan, termasuk dalam tahapan ini adalah

pemetaan dari sekolah lain.110

b) Segmentasi Pasar dan Positioning

Penentuan target pasar merupakan langkah penting dalam

pengelolaan lembaga pendidikan. Dalam pasar yang sangat beragam

karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang menjadi

kepentingan utama bagi pengguna pendidikan. Secara umum, pasar

dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi, geografi, psikografi,

maupun perilaku.111 Dengan demikian, lembaga pendidikan akan lebih

mudah menentukan strategi pemasaran yang sesuai dengan karakteristik

dan kebutuhan pasar. Setelah diketahui karakteristik pasar, maka akan

mudah menentukan bagian pasar mana yang akan dilayani.

c) Diferensiasi produk

Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam

mencari perhatian pasar. Dari banyaknya lembaga pendidikan yang ada,

orang tua siswa akan kesulitan untuk memilih sekolah anaknya

dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar lembaga pendidikan

semakin standar. Lembaga pendidikan hendaknya dapat memberikan

tekanan yang berbeda dari sekolah lainnya dalam bentuk kemasan yang

menarik, seperti logo dan slogan. Fasilitas internet mungkin akan

menjadi standar, namun jaminan internet yang aman dan bersih, akan

menarik perhatian orang tua.112

Beberapa opsi yang akan diambil oleh lembaga pendidikan tentunya

juga membutuhkan gambaran tentang individu dari lembaga pendidikan

tersebut agar mampu memilah strategi mana yang akan diambil dan

dioptimalkan dalam persaingan yang terjadi. Dalam hal ini lembaga

110 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395. 111 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395. 112 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 396.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

58

pendidikan bisa memanfaatkan analisis SWOT untuk membantu

pengembangan program dalam proses formulasi strategi. Kotler

mengatakan bahwa analisis SWOT dapat diartikan sebagai evaluasi

terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.113

Analisis SWOT digunakan untuk membantu pihak manajerial dalam

menentukan faktor internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi

program yang sedang direncanakan. Analisis SWOT merupakan sebuah

singkatan dari strength, weaknesses, opportunities, dan threats. Penjelasan

analisis SWOT lebih lanjut adalah sebagai berikut:

a) Kekuatan (Strength)

Kekuatan (strenght) merupakan sumber daya dan keunggulan

yang dimiliki oleh lembaga pendidikan dalam memenangkan

persaingan. Lembaga pendidikan perlu mengetahui sumber daya serta

keunggulan dirinya agar lebih mudah dalam mengembangkan strategi

yang dibangun serta dapat memperkuatnya agar semakin tidak

tertandingi.

b) Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan (Weaknesses) adalah keterbatasan atau kekurangan

dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius

menghambat kinerja efektif perusahaan atau organisasi.114 Hal ini

tentunya harus dibenahi agar kinerja lembaga bisa berjalan secara

optimal dalam memenangkan persaingan yang berjalan.

c) Peluang (Opportunities)

Peluang (Opportunities) merupakan sebuah situasi yang dianggap

dapat menguntungkan sebuah lembaga pendidikan jika opsi tersebut

diambil dan dijalankan secara maksimal. Situasi – situasi tersebut antara

lain :

1) Kecenderungan penting yang terjadi di kalangan pengguna produk

113 Philip Kotler & Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. (Jakarta : Erlangga,

2009). Hal. 63. 114 Pearce Robinson. Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. (Jakarta

: Bina Rupa Aksara, 1997). Hal. 231.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

59

2) Identifikasi satu segmen pasar yang belum mendapat perhatian

3) Perubahan dalam kondisi persaingan

4) Perubahan dalam peraturan perundang – undangan yang membuka

berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha

5) Hubungan dengan para kustomer yang akrab.

6) Hubungan dengan pemasok yang harmonis.115

Beberapa situasi ini tentunya dapat dimanfaatkan oleh lembaga

pendidikan untuk memaksimalkan daya saing terhadap lembaga

pendidikan lain sehingga tetap bisa mempertahankan eksistensinya di

tengah - tengah persaingan yang terjadi.

d) Ancaman (Threats)

Ancaman (Threats) merupakan kebalikan dari peluang

(Opportunities). Lembaga pendidikan bisa memilih opsi antara

menanggulangi ancaman ini dengan perhitungan sumber daya yang ada.

Dalam hal ini lembaga pendidikan mempertimbangkan apakah akan

menguntungkan jika memfokuskan penanggulangan ancaman dengan

sekuat tenaga yang tentunya akan mengalokasikan sumber daya yang

banyak atau mencari alternatif strategi lain yang lebih efisien dalam hal

sumber daya tetapi mempunyai dampak yang signifikan untuk menutupi

ancaman yang ada.

Dalam pelaksanaan formulasi strategi penerimaan peserta didik baru,

selain menggunakan SWOT, lembaga pendidikan juga bisa memadukannya

dengan metode strategi marketing mix dalam mengembangkan potensi

potensi yang terdapat dalam lembaga pendidikan tersebut dan peluang

pengembangan yang mungkin terjadi. Hal ini tentunya akan menambah

kesiapan serta kekuatan dalam menghadapi persaingan penerimaan peserta

didik baru di era revolusi industri 4.0. Dalam strategi pemasaran,

dibutuhkan taktik untuk menyusun strategi, agar strategi tersebut dapat

berhasil sesuai tujuan yang telah ditetapkan dan diharapkan. Salah satu

115 Dokumen Prosedur Sistem Identifikasi Isu-Isu Internal Eksternal IAIN Purwokerto Tahun

2017. Hal 2.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

60

taktik dalam strategi pemasaran tersebut adalah dengan cara menerapkan

bauran pemasaran atau dalam istilah dunia barat disebut sebagai marketing

mix.

Dalam dunia pemasaran jasa pendidikan, tidak bisa juga dilepaskan

dari elemen bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix)

merupakan seperangkat alat bagi para pemasar yang terdiri dari beberapa

unsur program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar strategi

pemasaran yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Bauran pemasaran pada

produk jasa tentunya berbeda bauran pada produk barang yang kita kenal

selama ini. Adapun bauran pemasaran jasa yang dimaksud adalah konsep

7P,116 yaitu:

a. Produk (Product)

Produk merupakan sebuah hal dasar yang dimiliki oleh setiap

lembaga. Produk dari lembaga pendidikan adalah jasa pendidikan

maupun layanan akademik yang diberikan kepada peserta didik.

Lembaga pendidikan bisa melakukan inovasi – inovasi terkait produk

mereka agar bisa menarik minat dari para calon peserta didik, misalnya

dengan menambah layanan akademik maupun non akademik.

Penambahan layanan ini misalnya kegiatan ekstrakurikuler,

penambahan jam belajar intensif, dan lain sebagainya yang tentunya

mempertimbangkan faktor sumber daya serta kebutuhan pasar di era

revolusi industri 4.0.

b. Harga (Price)

Harga merupakan faktor kritis yang menjadi penentu calon peserta

didik dalam menentukan pilihannya. Harga yang rasional tentunya akan

cenderung dipilih oleh calon peserta didik. Dalam hal ini lembaga

pendidikan dituntut untuk mempertimbangkan harga yang akan

ditawarkan kepada para peserta didik. penetapan harga ini tentunya juga

memperhatikan faktor pesaing. Faktor ini mempertimbangkan bahwa

116 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.

382-383.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

61

dengan harga yang sama ataupun lebih rendah dari pesaing tetapi

mampu memberikan keunggulan dari sisi layanan maupun produk yang

ditawarkan.

c. Tempat (Place)

Tempat lembaga pendidikan tersebut berada juga merupakan

sebuah faktor yang menentukan pilihan bagi peserta didik untuk

memilih lembaga pendidikan sesuai dengan pilihannya. Tentunya hal ini

tidak banyak opsi untuk menyiasatinya dikarenakan telah banyak

lembaga pendidikan yang telanjur berdiri sejak lama. Untuk menyiasati

hal ini, lembaga pendidikan bisa melakukan langkah – langkah untuk

mengoptimalkan sarana dan tempat yang dimiliki agar tetap mampu

menarik minat dan pilihan konsumen pendidikan

d. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan inti dari keseluruhan program dalam

persaingan penerimaan peserta didik baru. promosi bisa dikatakan

berhasil jika lembaga pendidikan mampu mencapai target yang

ditentukan serta mampu memenangkan persaingan tersebut. Promosi

bisa dilakukan dengan banyak cara antara lain, promosi menggunakan

media massa maupun cetak, brosur, pamflet, baliho.

Selain cara – cara kuno tersebut, promosi bisa juga dilakukan

dengan cara menunjukkan kepada para masyarakat tentang apa yang

dimiliki oleh lembaga pendidikan tersebut. Cara – cara ini bisa

dilakukan dengan publikasi kegiatan di media sosial, pembuktian

prestasi akademik maupun non akademik yang dicapai, serta

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekitar lingkungan sekolah

yang nantinya akan menarik perhatian masyarakat serta mampu

menumbuhkan minat dan keinginan dari calon peserta didik baru.

e. Orang (Person)

Person merupakan faktor penunjang dalam sebuah proses belajar

mengajar. Dalam hal ini, person adalah tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan yang ada di lembaga pendidikan. tenaga pendidik harus

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

62

selalu ditingkatkan kemampuannya agar mampu mendidik dan

membimbing peserta didik sesuai dengan perkembangan zaman yang

terjadi. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan program program

pengembangan mutu pendidik melalui seminar, workshop, serta

pelatihan – pelatihan yang dianggap mampu mendongkrak performa

tenaga pendidik

Selain tenaga pendidik, tenaga pendidikan juga perlu diperhatikan

kinerjanya agar selalu maksimal dalam melayani kebutuhan peserta

didik dan mampu menciptakan suasana pelayanan yang baik.

f. Sarana Fisik (Physical Evidence)

Physical evidence merupakan sarana fisik yang tersedia pada

lembaga pendidikan. sarana dan prasarana ini menjadi penunjang dalam

proses belajar – mengajar. Lembaga pendidikan dapat melakukan

optimalisasi sarana dan prasarana yang ada, serta dapat

mempertimbangkan penambahan fasilitas pendukung lainnya seperti

akses internet, pembaruan laboratorium sekolah serta sarana dan

prasarana pendukung yang lain. Sarana fisik ini merupakan salah satu

faktor utama yang menentukan pilihan calon peserta didik. Calon

peserta didik akan cenderung tertarik pada suasana gedung yang bagus,

nyaman ditempati serta dipandang mampu memberikan pengalaman

pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka.

g. Proses (Process)

Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran

pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem

penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri.117 Proses bisa

dikatakan berhasil jika lulusan atau alumni bisa memetik manfaat dari

proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam hal ini sekolah

dituntut untuk memaksimalkan proses pembelajaran mereka agar bisa

mencetak lulusan yang mampu bersaing di era revolusi industri 4.0 ini.

117 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.

65.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

63

2. Tahap Implementasi Strategi118

Tahap ini merupakan tahapan dalam melaksanakan strategi yang telah

dirumuskan sebelumnya dalam bentuk kegiatan yang sesuai dengan

prosedur yang yang telah ditentukan.

3. Tahap Evaluasi Strategi119

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi apakah strategi yang

dijalankan berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan. Hasil

dari proses evaluasi ini dapat juga dipakai sebagai umpan balik bagi

perumusan strategi selanjutnya.

Penerapan strategi tersebut, tentunya dapat dimanfaatkan dalam

penerimaan peserta didik baru yang dilakukan dengan tidak mengabaikan faktor

– faktor yang terjadi dalam era revolusi industri 4.0, sehingga lembaga

pendidikan tidak salah sasaran dalam merumuskan dan menerapkan strategi

yang dijalankan. Harapan dari penerapan strategi ini adalah bahwa lembaga

pendidikan mampu memenangkan persaingan serta memenuhi target yang telah

ditentukan di era revolusi industri 4.0 ini.

118 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).

Hal. 45. 119 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).

Hal. 45.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

64

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan tata cara– metode khusus yang hendak

diterapkan dalam penelitian. Penelitian ini memakai sebagian metode yang

berhubungan dengan tata cara penelitian sebagai landasan konseptual. Metode

penelitian yang digunakan yakni sebagai berikut:

A. Jenis Penelitian

Topik pembahasan dalam penelitian ini adalah Strategi Penerimaan

Peserta Didik Baru pada Era revolusi industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa

Pendidikan, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, dikarenakan data yang akan dikaji

dan dihasilkan berupa data deskriptif.. Data deskriptif adalah data yang berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.120

Pendekatan ini mengarah pada latar belakang individu secara keseluruhan. Hal

ini mengharuskan peneliti untuk memandang secara keseluruhan terhadap

individu atau organisasi sebagai satu bagian utuh objek penelitian sehingga

tidak memisahkan masing – masing individu ke dalam variabel atau hipotesis.

Penelitian dengan metode deskriptif merupakan penelitian yang

menggambarkan keadaan suatu objek atau peristiwa tertentu berdasarkan fakta-

fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian di iringi dengan

upaya pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta historis tersebut.

Penelitian menggunakan metode deskriptif adalah suatu penelitian yang

menjabarkan keadaan/kondisi suatu obyek maupun peristiwa tertentu

didasarkan oleh fakta yang terjadi disertai dengan upaya pengambilan

kesimpulan umum berdasarkan fakta yang terjadi maupun yang sudah berlalu.

Dengan demikian, maka analisis data yang digunakan bersifat induktif. Analisis

data tersebut berdasar pada data yang telah diperoleh dan kemudian

120 Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002).

Hal. 3.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

65

dikembangkan dengan teknik dan pola tertentu. Penelitian deskriptif pada

umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara

sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.121

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan memperhatikan

beberapa pertimbangan. Pertama, pendekatan kualitatif lebih mudah apabila

dihadapkan dengan kenyataan – kenyataan yang berlaku. Kedua, pendekatan ini

menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan

responden. Ketiga, pendekatan ini lebih peka dan dapat menyesuaikan diri.

Oleh karena itu peneliti akan menganalisis, menggambarkan, serta

memaparkan data yang telah diperoleh dari MI Salafiyah Margomulyo Kerek

yang berkaitan dengan Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era

revolusi industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di MI Salafiyah

Margomulyo.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus

pengumpul data. Peran peneliti secara partisipatif yaitu mengambil bagian

dalam fenomena serta kebiasaan obyek penelitian. Kemudian, peneliti

melakukan pengamatan yang mendalam dalam upaya pengumpulan data.

Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, hanya saja berfungsi sebatas

sebagai pendukung tugas peneliti, bukan sebagai instrumen inti. Oleh sebab itu,

kehadiran peneliti di lapangan mutlak di perlukan.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di MI Salafiyah Margomulyo yang beralamat di

Jalan Raya Kerek - Montong, kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Sekolah ini

berstatus swasta dan terakreditasi B. Peneliti memilih MI Salafiyah

Margomulyo untuk menjadi objek penelitian dengan alasan bahwa MI Salafiyah

Margomulyo telah terbukti mampu dan berpengalaman dalam hal persaingan

pada kegiatan penerimaan peserta didik baru khususnya pada era revolusi

121 Hadari Nawawi dan Mimi Martini. Penelitian Terapan. (Yogyakarta : Rajawali Press, 1992).

Hal. 73.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

66

industri 4.0 sekarang. Hal tersebut dibuktikan dengan data perolehan peserta

didik baru yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya bahwa MI Salafiyah

Margomulyo selalu mengungguli para pesaingnya dalam penerimaan peserta

didik baru setiap tahunnya. Melalui data tersebut dapat disimpulkan bahwa

tentunya MI Salafiyah Margomulyo memiliki sebuah strategi jitu yang

dijalankan untuk memenangkan persaingan dalam program penerimaan peserta

didik baru pada era revolusi industri 4.0.

D. Subyek Penelitian

Subyek yang menjadi fokus penelitian ini adalah sebagian elemen yang

ada di MI Salafiyah Margomulyo yang sekaligus menjadi informan dalam

pengumpulan data. Adapun data yang tersaji dalam penelitian ini dilakukan

melalui beberapa tahapan, yaitu dimulai dari wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Dalam tahapan wawancara, peneliti mengambil beberapa

informan yang dianggap berkompeten dalam menghasilkan data yang relevan

dengan judul penelitian yaitu “Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era

revolusi industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di MI Salafiyah

Margomulyo Kerek Tuban”.

Informan penelitian ini berjumlah 4 partisipan yang terdiri atas Kepala

Sekolah, Tata Usaha, Waka Humas, serta Kepala Komite Sekolah.

Tabel 4. Daftar Informan

No Sumber Data/Informan Penelitian

1 Kepala Sekolah

2 Tata Usaha

3 Waka Humas

4 Kepala Komite Sekolah

E. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang atau narasumber yang dimanfaatkan

untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, dan juga

untuk memperoleh data atau informasi.122 Peneliti menentukan beberapa

122 Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif. (Jakarta : Prenada Media Group, 2011). Hal. 107.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

67

informan penelitian sebagai berikut : Kepala Sekolah, Waka Humas, Tata

Usaha, dan Kepala Komite Sekolah.

Tabel 5. Daftar Informan dan Jenis Data

No Informan Bentuk Data Tujuan

1 Kepala

Sekolah

1. Data profil sekolah

(wawancara dan dokumen)

2. Data struktur organisasi

sekolah (wawancara dan

dokumen)

3. Data mengenai perencanaan

PPDB (wawancara dan

dokumen)

4. Data mengenai kebijakan

dan strategi pemasaran

(wawancara dan dokumen)

1. Untuk mengetahui

sejarah, keunggulan,

dan prestasi sekolah

2. Untuk mengetahui

struktur organisasi

sekolah

3. Untuk mengetahui

perencanaan PPDB

4. Untuk mengetahui

kebijakan dan strategi

pemasaran

2 Waka

Humas

1. Data mengenai kegiatan

PPDB (wawancara dan

dokumen)

2. Data mengenai kegiatan

penunjang PPDB

(wawancara dan dokumen)

3. Data mengenai pelaksanaan

program pemasaran

(wawancara dan dokumen)

1. Untuk mengetahui

kegiatan PPDB

2. Untuk mengetahui

kegiatan penunjang

PPDB

3. Untuk mengetahui

pelaksanaan program

pemasaran

3 Tata

Usaha

1. Data penunjang penelitian

(wawancara dan dokumen)

1. Untuk melengkapi

data yang dibutuhkan

dalam proses

penelitian

4 Kepala

Komite

Sekolah

1. Data penunjang penelitian

(wawancara)

1. Untuk melengkapi

data yang dibutuhkan

dalam proses

penelitian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

68

F. Tahap Penelitian

Moleong mengemukakan bahwa ada 3 tahapan dalam penelitian123, yang

akan di uraikan sebagai berikut :

1. Tahap Pra-Lapangan

Tahap pra-lapangan adalah tahap dimana ditetapkan apa saja yang

harus dilakukan peneliti sebelum masuk ke lapangan penelitian. Ada 7 tahap

yang harus dilakukan dan dimiliki oleh peneliti yaitu : menyusun rancangan

penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan

menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan,

menyiapkan perlengkapan penelitian, dan persoalan etika penelitian.124

2. Penelitian

Dalam tahap ini peneliti melakukan penelitian di lapangan. Supaya

penelitian dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan, peneliti

perlu menyiapkan beberapa hal, antara lain : memahami latar penelitian dan

persiapan diri, memasuki lapangan, berperan serta dalam mengumpulkan

data, dan menganalisis data.

Peneliti melakukan kegiatan penelitian di MI Salafiyah Margomulyo

Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban dengan melibatkan beberapa informan

untuk memperoleh data atau informasi. Kemudian mengidentifikasi setiap

data yang diperoleh dan menganalisis data untuk dijadikan laporan

penelitian.

3. Penulisan Laporan

Penulisan laporan penelitian tidak terlepas dari keseluruhan tahapan

penelitian. Penulisan laporan berfungsi untuk keperluan akademis peneliti.

Langkah-langkah dalam penulisan laporan yaitu : menyusun materi data

sehingga bahan-bahan tersebut dapat secepatnya tersedia apabila

diperlukan, penyusunan kerangka laporan, dan penulisan laporan.

123 Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002).

Hal. 85. 124 Moh. Kasiram. Metodologi Penelitian Kuantitatif - Kualitatif. (Yogyakarta : Sukses Offset,

2010). Hal. 284.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

69

G. Metode Pengumpulan Data

Data merupakan perwujudan dari informasi untuk mendeskripsikan suatu

peristiwa atau kegiatan lainnya dan untuk menguji hipotesa yang telah

dirumuskan. Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dengan

memperhatikan aturan yang telah ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk

menghindari kemubaziran data yang tidak terpakai karena jauhnya informasi

yang diperoleh dengan keperluan peneliti. Dalam penelitian ini metode

pengumpulan data ada 3 yaitu : metode observasi, metode wawancara dan

dokumentasi, yang akan diuraikan sebagai berikut

1. Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data melalui pengamatan dan penginderaan. Dalam

melakukan observasi peneliti harus selalu ingat dan memahami apa yang

hendak diamati. Peneliti juga harus mencatat segala hal yang didapat selama

observasi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dalam membina

hubungan baik antara peneliti dengan objek pengamatan. Hal tersebut

terkadang menjadi hambatan utama terhadap keberhasilan observasi.

Peneliti melakukan observasi terkait strategi pemasaran jasa

pendidikan dalam penerimaan peserta didik baru di MI Salafiyah

Margomulyo. Hasil pengamatan tersebut akan dijadikan peneliti sebagai

bahan untuk mendeskripsikan fakta yang ada dan terjadi di lapangan. Dalam

melakukan observasi peneliti berperan sebagai partisipasi dan pengamat

agar memperoleh hasil yang lebih. Hal ini dikarenakan ke ikut sertaan

peneliti dalam observasi akan mendapatkan sebuah pemahaman yang utuh

tentang situasi dan kondisi sebagai pokok penelitian. Dengan demikian

peneliti dapat memperoleh informasi apa saja yang dibutuhkannya. Peneliti

menggunakan metode observasi untuk memperoleh data tentang :

Tabel 6. Indikator Kebutuhan Data Observasi

No Kebutuhan Data

1 Strategi PPDB pada Era Revolusi Industri 4.0

2 Pemasaran Jasa Pendidikan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

70

2. Wawancara

Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan metode wawancara.

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan

kepada responden. Wawancara dapat bermakna apabila dilakukan dengan

berhadapan langsung antara pewawancara dengan narasumber serta

kegiatannya dilakukan secara langsung bertatap muka.

Wawancara yang dilakukan terhadap satu orang responden akan

mendapatkan informasi yang relatif lebih bersifat obyektif bila

dibandingkan dengan responden lebih dari dua orang atau kelompok.

Hubungan antara peneliti dengan responden bukan seperti hubungan antara

atasan dengan bawahan atau hubungan antara para ahli dengan sebaliknya,

melainkan peneliti datang adalah meminta dengan kesediaannya dalam

memberikan informasi. Agar data yang diperoleh sesuai dengan yang

diharapkan, maka bagi peneliti sebelum melakukan penelitian ke lapangan

perlu mendapatkan bekal : keuletan, kesabaran, mental, ketabahan, dan juga

selain keterampilan teknis penelitian juga penguasaan teori.125

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur

(terbuka). Hal ini dilakukan peneliti dengan tujuan agar responden dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti secara bebas.

Dengan kebebasan tersebut, peneliti akan mendapatkan data yang lebih

banyak dan terperinci. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara

dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Wawancara

langsung yaitu wawancara dengan berhadapan secara langsung dengan

responden, sedangkan wawancara tidak langsung yaitu wawancara dengan

memanfaatkan media elektronik seperti Whatsapp. Data yang diperoleh

peneliti dengan menggunakan teknik wawancara yaitu terkait dengan

strategi pemasaran jasa pendidikan dalam penerimaan peserta didik baru.

Berikut ini indikator kebutuhan data wawancara :

125 P. Joko Subagyo. Metode Penelitian. (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006). Hal. 40.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

71

Tabel 7. Indikator Data Kebutuhan Wawancara

No Informan Kebutuhan Data

1 Kepala Sekolah 1. Strategi penerimaan peserta didik baru

pada era revolusi industri 4.0

2. Kegiatan pemasaran jasa pendidikan

2 Waka Humas 1. Pelaksanaan program penerimaan

peserta didik baru pada era revolusi

industri 4.0

2. Kegiatan pemasaran jasa pendidikan

3 Tata Usaha 1. Pelaksanaan program penerimaan

peserta didik baru pada era revolusi

industri 4.0

2. Kegiatan pemasaran jasa pendidikan

4 Kepala Komite

Sekolah

1. Pandangan Seputar Program Pemasaran

dan Kegiatan PPDB

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan sebagai

penambah informasi data dalam penelitian. Dalam penelitian ini dokumen

yang terkait seperti profil sekolah, struktur organisasi sekolah, data terkait

strategi pemasaran jasa pendidikan, data penerimaan peserta didik baru

maupun data-data yang lain. Selain itu peneliti juga membutuhkan foto

sebagai hasil dari dokumentasi untuk berbagai keperluan. Foto

menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sangat banyak

manfaatnya sebagai pelengkap informasi di lapangan.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dari hasil pengumpulan data merupakan tahapan yang

penting dalam penyelesaian suatu kegiatan penelitian. Data mentah yang

dikumpulkan oleh peneliti lapangan akan berguna setelah dianalisis. Dengan

analisis ini data yang ada akan nampak manfaatnya terutama dalam

memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian. Dalam

analisis dipisahkan antara data terkait (relevan) dan data yang kurang terkait

atau sama sekali tidak ada kaitannya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

72

Proses analisis dilakukan setelah melalui proses klarifikasi berupa

pengelompokan data dan pengkategorian data ke dalam kelas-kelas yang telah

ditentukan. Klarifikasi data sebagai awal mengadakan perubahan dari data

mentah menuju pemanfaatan data sehingga dapat terlihat kaitan satu dengan

lainnya, juga tindakan ini sebagai awal penafsiran untuk analisis data.126

Proses analisis data dimulai sejak dari akan masuk lapangan, sedang di

lapangan, dan sesudah selesai mengumpulkan data di lapangan. Sebelum masuk

lapangan peneliti telah mengumpulkan data yang terkait dengan masalah yang

ada pada sasaran penelitian. Kemudian masuk ke lapangan untuk menggali

langsung data di sasaran dimana masalah penelitian berada hingga selesai.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis Miles dan

Huberman sebagai berikut127 :

1. Reduksi Data

Data yang sudah diperoleh peneliti di lapangan dikumpulkan menjadi

satu kemudian di reduksi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-

hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema

dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yaitu menyajikan

data. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk teks yang bersifat

naratif. Dengan menyajikan data, maka akan mempermudah untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya, berdasarkan

apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah terakhir dalam menganalisis data yaitu penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

126 P. Joko Subagyo. Metode Penelitian. (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006). Hal. 105. 127 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung : Alfabeta, 2009).

Hal. 246.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

73

sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti - bukti yang

kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam analisis

setelah pengumpulan data adalah sebagai berikut

a. Pengkodean

Pengkodean dalam penelitian ini dibuat berdasarkan kasus latar

penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data, fokus penelitian,

waktu kegiatan penelitian dan nomor halaman catatan lapangan.

Pengkodean yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel. 8. Pengkodean Data Penelitian

No Aspek Pengkodean Kode

1 Kasus Latar Penelitian

a. Sekolah S

b. Luar Sekolah LS

2 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara W

b. Observasi O

c. Dokumentasi D

3 Sumber Data

a. Kepala Sekolah KS

b. Waka Humas WH

c. Tata Usaha TU

d. Kepala Komite Sekolah KKS

4 Fokus Penelitian

a. Strategi PPDB pada era revolusi

industri 4.0

Str

b. Pemasaran Jasa Pendidikan Pem

5 Waktu Kegiatan : Tanggal-Bulan-Tahun 01-01-2020

Pengkodean ini digunakan dalam rangka kegiatan analisis data.

Kode fokus penelitian digunakan untuk mengelompokkan data hasil

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

74

penelitian yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi

dokumentasi. Kemudian pada bagian akhir catatan lapangan atau

transkrip wawancara dicantumkan : (1) kode kasus latar penelitian, (2)

teknik pengumpulan data yang digunakan, (3) sumber data yang

dijadikan informan penelitian, (4) topik atau tema fokus penelitian, (5)

tanggal, bulan, dan tahun diadakan kegiatan penelitian. Berikut ini

disajikan contoh penerapan kode dan cara membacanya. Contoh

penerapan kode : (S.W.KS.Str/01-01-2020) adalah sebagai berikut :

Tabel. 9. Contoh Penerapan Kode dan Cara Membacanya

Kode Cara Membaca

S Menunjukkan kode kasus latar penelitian yaitu pada

sekolah

W Menunjukkan jenis teknik pengumpulan data yang

digunakan yaitu teknik wawancara mendalam

KS Menunjukkan identitas informan/sumber data yang

dijadikan informan penelitian yaitu Kepala Sekolah

Str Menunjukkan fokus penelitian yaitu strategi

penerimaan peserta didik baru

01-01-2020 Menunjukkan tanggal, bulan dan tahun dilakukan

kegiatan penelitian

b. Penyortiran Data

Penyortiran data dilakukan dengan maksud untuk memilah data

yang telah terkumpul. Dalam hal ini data akan dipilah sesuai dengan

topik yang dibahas. Data - data tersebut dikelompokkan menurut topik

yang diperoleh. Dalam hal ini tentunya kode kode yang telah dibuat juga

berperan penting dalam penyortiran data. Setelah tersortir data - data

tersebut diberi notasi untuk memudahkan pelacakan kembali. Berikut

adalah contoh pemberian notasi dalam sebuah data yang diperoleh oleh

peneliti

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

75

“Penerimaan peserta didik kami (jumlahnya, red) selalu berada

diatas sekolah sekolah lain yang berada di sekitar kita.128”

(S.W.KS.Str/01-11-2019)

Dengan membaca kode liputan data : S.W.KS.Str/01-11-2019

maka dapat diketahui bahwa data tersebut diperoleh pada latar pertama,

yaitu sekolah, melalui teknik wawancara, dengan informan Kepala

Sekolah serta memiliki tema atau topik Strategi Penerimaan Peserta

Didik Baru, yang dilakukan pada tanggal 01 November 2019.

c. Perumusan Kesimpulan

Perumusan kesimpulan dilakukan pada setiap data yang terkumpul

pada kegiatan penelitian. Dalam hal ini data dipilah menjadi beberapa

topik tertentu. Untuk kepentingan itu disusun terlebih dahulu beberapa

bagan konteks yang menggambarkan strategi pemasaran jasa

pendidikan dalam penerimaan peserta didik baru di MI Salafiyah

Margomulyo.

I. Keabsahan Data

Dalam memverifikasi keabsahan data penelitian, peneliti menggunakan

beberapa teknik verifikasi berikut ini.

1. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik verifikasi keabsahan data yang

memanfaatkan hal lain diluar data tersebut untuk keperluan verifikasi

maupun pembanding terhadap data yang diperoleh tersebut. Adapun

langkah pengujian keabsahan triangulasi ada 3 macam yaitu :

a. Triangulasi Sumber

Patton mengemukakan ada 5 langkah dalam triangulasi sumber

yaitu, membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum

dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, membandingkan apa

yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang

128 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo pada 01 November

2019.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

76

dikatakannya sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang,

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.129

b. Triangulasi Metode

Menurut Patton, triangulasi metode dapat dilakukan dengan cara

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa

teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa

sumber data dengan metode yang sama.130

c. Triangulasi Teori

Triangulasi teori adalah kegiatan mencocokkan data yang

diperoleh di lapangan dengan berbagai teori yang telah dikemukakan

oleh para ahli dibidangnya. Patton berpendapat bahwa hal itu dinamakan

penjelasan banding. Hal itu dapat dilakukan dengan menyertakan usaha

pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang barangkali

mengarahkan pada upaya penemuan penelitian lainnya.131

Dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah

triangulasi sumber. Peneliti menggunakan triangulasi ini dikarenakan

bahwa triangulasi ini dinilai cocok dan dapat menghasilkan hasil yang

relevan serta dapat mempertahankan kemurnian dan derajat kepercayaan

data yang didapatkan dari berbagai sumber data serta informan yang ada di

lapangan.

2. Referensi

Referensi merupakan sebuah teknik uji keabsahan data dengan

memverifikasi data yang telah diperoleh terhadap pihak lain yang masih

berkaitan dengan data tersebut. Pengayaan referensi ini bertujuan untuk

129 Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002).

Hal. 178. 130 Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002).

Hal. 178. 131 Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif. (Jakarta : Prenada Media Group, 2011). Hal. 258.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

77

memperkuat data yang telah diperoleh sebelumnya sehingga menjadi

informasi yang benar – benar teruji keabsahannya.

3. Pengecekan Ulang

Pengecekan ulang dilaksanakan dengan pihak – pihak yang terlibat

selama proses pengumpulan data berlangsung. Hal ini sangat penting untuk

proses pemeriksaan derajat kepercayaan. Pihak – pihak yang telah dijadikan

sebagai sumber data diminta untuk memverifikasi sesuai dengan pandangan

mereka tentang apa yang telah disusun oleh peneliti sehingga tidak terjadi

perbedaan sudut pandang antara peneliti dengan pihak yang diteliti.

Harapan dalam kegiatan ini adalah agar terjadi kesatuan pemikiran antara

peneliti dengan pihak yang diteliti.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

78

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

Deskripsi tempat penelitian adalah gambaran singkat mengenai lokasi

penelitian, sejarah lembaga, visi misi, struktur keorganisasian, serta dinamika

penerimaan peserta didik baru pada MI Salafiyah Margomulyo dari tahun ke

tahun.

1. Lokasi Penelitian

MI Salafiyah Margomuyo Kerek merupakan salah satu sekolah yang

berada di Kecamatan Kerek. Lembaga ini bertempat pada lokasi yang sangat

strategis dikarenakan letaknya hanya berjarak sekitar 300 meter dari pusat

kecamatan dan dilalui oleh jalan utama penghubung antar kecamatan serta

kemudahan akses untuk menjangkaunya dikarenakan tepat berlokasi di

sentral kecamatan yang pada umumnya banyak digunakan sebagai

episentrum aktivitas masyarakat. Berikut adalah paparan lengkap dari profil

MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban:

a. Nama Lembaga : MI Salafiyah

b. Alamat

1) Jalan : Jl Raya Kerek – Montong No. 232

2) Desa : Margomulyo

3) Kecamatan : Kerek

4) Kabupaten : Tuban – Jawa Timur

5) Kode Pos : 62356

c. NPSN : 60718222

d. NSM : 111235230155

e. Status Akreditasi : B

f. Tahun Berdiri : 1948

g. Status Bangunan : Milik Sendiri

h. Nama Yayasan : LP. Ma’arif NU

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

79

2. Sejarah Lembaga

Sebagaimana yang tercatat dalam akta pendirian madrasah, tertulis

bahwa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Margomulyo Kerek didirikan pada

tahun 1948 oleh H. Anwar (Rois Syuriah NU dan Kepala Desa/Lurah desa

Margomulyo pada saat itu) bersebelahan dengan Masjid Jami’ Kerek.

Konon ketika pertama kali berdiri, madrasah yang sekarang jadi primadona

di kecamatan Kerek dengan siswa terbanyak se-kabupaten Tuban ini adalah

Madrasah Diniyah kampung dengan siswa bersarung yang setiap harinya

memberikan pembelajaran diniyah murni. Hal ini sebagai harapan agar para

siswa yang belajar di madrasah pada akhirnya setelah lulus akan menjadi

penerus tongkat estafet perjuangan perkembangan agama islam khususnya

untuk syiarnya masjid dan umumnya untuk masyarakat di kecamatan Kerek.

Kemudian dalam perkembangannya Madrasah Salafiyah pernah

dipimpin oleh seorang tokoh agama yang berasal dari kota santri Senori

Bangilan, beliau adalah Mbah Abd. Matin Maliki putra dari kiai Maliki yang

kebetulan masih bersaudara dengan mbah kiai Joned Senori Bangilan. Pada

era beliau, madrasah yang awalnya diniyah murni mulai pengembangan

dengan memberikan pembelajaran umum karena memang dirasa perlu

untuk membekali para tholabah dengan ilmu tersebut agar terjadi

keseimbangan pada lulusannya pada saat itu. Yang selanjutnya berafiliasi

pada naungan LP Ma’arif Tuban ( sekitar tahun 60 an).

Dalam perjalanannya MI Salafiyah mengalami pasang surut. Hal ini

disebabkan berkembang persepsi dimasyarakat bahwa lulusan madrasah

hanya bisa menjadi modin dan tidak bisa jadi pejabat. Hingga pada tahun

1969 datanglah seorang pemuda dari desa pelosok di wilayah kecamatan

Senori Bangilan sebut saja Asyhari Mu’thi dia ini menantu dari bapak Kiai

Komarudin dan Nyai Siti Alfiyah.

Melihat seorang pemuda yang kabarnya lulusan pesantren, pintar ngaji

Al-Qur’an dan mepunyai pengalaman memperjuangkan madrasah di

Senori, Mbah H. Anwar tertarik untuk mengajak beliau ngopeni (membantu

memperjuangkan) Madrasah Salafiyah. Waktu terus berjalan madrasah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

80

semakin direspon positif oleh masyarakat. Hingga pada akhirnya, sekitar

tahun 70 an mbah H. Anwar menyerahkan pengelolaan madrasah kepada

beliau, yang menurut ceritanya dibandani (dibiayai / diberi hibah) sapi

serakit (dua ekor) namun beliau (pak Asjhari) tidak mau menerima sapinya.

Di era Pak Asjhari, Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah juga mengalami

pasang surut, terutama pada tahun 1977 beliau sempat menjadi korban isu

politik praktis dimana pada saat itu partai penguasa (Golkar) memaksa

beliau untuk menjadi partisan, namun beliau tidak mau karena ngugemi

dawuh (mematuhi perkataan) para masyayikh bahwa kalau wong NU iku yo

PPP partaine (orang NU ya PPP partainya).

Suhu politik yang memanas pada saat itu menjadikan beliau harus

istirahat dari Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah sebagai lahan perjuangannya,

karena harus menelan pil pahit dilarang sepihak oleh kepala desa

Margomulyo (Pak Suherman) saat itu, untuk mengajar di MI Salafiyah (di

Pecat). Namun, karena mungkin sebab keikhlasan beliau kepada Allah SWT

dalam memperjuangkan pendidikan, kejadian pemecatan beliau ini diikuti

dengan krisis siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah. Pada saat itu banyak

siswa madrasah yang secara spontan drop-out karena tidak terima Pak

Asjhari diberhentikan dari mengajar di madrasah. Puncaknya pada ujian

madrasah tahun itu yang hanya diikuti oleh 2 orang siswa saja (ujian

persamaan).

Semangat dan keikhlasan Pak Asjhari dalam memperjuangkan

pentingnya pendidikan untuk masyarakat, akhirnya membawa beliau

diminta kembali oleh Pak Herman untuk mengelola Madrasah Salafiyah

yang dalam perjalanannya juga mengalami banyak hambatan dan rintangan.

Dalam perjalanan itu MIS pernah bernaung langsung ke Depag RI,

kemudian ke yayasan Yapiun walaupun secara sepihak (klaim dari

yayasan), yang tercatat pula pada tahun 90an beliau pernah dipecat sepihak

oleh dewan pengawas yayasan PIUN karena adanya tarik ulur berbagai

kepentingan yang kemudian ditetapkan lagi sebagai kepala madrasah

hingga menjelang beliau sowan ke hadirat Allah robbul ‘izzah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

81

Dari perjalan panjang tersebut banyak hal yang dilakukan beliau untuk

madrasah Salafiyah dintaranya beliau mengembalikan pengelolaan

kepengurusan madrasah ke pada LP Ma’arif dibawah organisasi Nahdlatul

Ulama sampai sekarang. Nasihat yang selalu beliau sampaikan kepada

masyarakat dimanapun dan kapanpun adalah, Bahwa orang tua itu harus dan

wajib memperhatikan pendidikan putra putrinya terutama pendidikan

agama agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Sehingga di mata

santrinya dan masyarakat beliau dikenal dengan kiai pendidikan.

3. Struktur Keorganisasian

Diagram 1. Struktur Organisasi

4. Visi dan Misi Lembaga

a. Visi

Visi dari Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Margomulyo kecamatan

Kerek kabupaten Tuban adalah:

“Terciptanya lulusan yang berkompetensi dalam IPTEK dengan

berlandaskan IMTAQ”

Indikator – indikator dari visi MI Salafiyah Margomulyo

kecamatan Kerek kabupaten Tuban adalah:

Kepala Sekolah

Bendahara Tata Usaha

Waka. Kesiswaan Waka. Kurikulum Waka. Sar Pras Waka. Humas

Guru

Siswa

Komite

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

82

1) Menjadikan islam ahlus-sunnah wal-jamaah sebagai pandangan

hidup sehari-hari.

2) Memiliki kompetensi akademik dan non akademik

3) Memiliki kompetensi untuk memasuki pendidikan dasar lanjutan

(SMP/MTs) favorit

4) Memiliki kompetensi seni dan olahraga

5) Memiliki kompetensi teknologi informasi

6) Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan

7) Mendapatkan kepercayaan dari masyarakat

b. Misi

1) Meningkatkan dan mengembangkan pengamalan syari’at islam

ahlus-sunnnah wal-jamaah

2) Menumbuhkembangkan semangat keunggulan secara intensif

kepada seluruh warga madrasah baik dalam prestasi akademik

maupun non akademik

3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga

setiap siswa dapat berkembang secara optimal dan dapat memasuki

pendidikan lanjutan yang diinginkan.

4) Mengembangkan kemampuan seni baca Alquran dan olah raga.

5) Memberikan pembelajaran komputer kepada siswa

6) Menciptakan lingkungan madrasah yang aman, sehat, bersih dan

indah.

7) Menciptakan sistem manajemen madrasah yang berkualitas.

5. Dinamika Penerimaan Peserta Didik Baru di MI Salafiyah

Penerimaan peserta didik baru merupakan sebuah hal mutlak yang

harus dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan. dalam sebuah

prosesnya penerimaan peserta didik baru tentunya terdapat bermacam

macam faktor mempengaruhinya. Faktor – faktor tersebut dapat menjadi

sebuah kunci penentu kesuksesan jika lembaga pendidikan mampu

menyiapkan serta menjalankan strategi dan langkah – langkah jitu sebagai

upaya bersaing dengan para kompetitornya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

83

Dalam perjalanannya, MI Salafiyah telah puluhan kali melaksanakan

program penerimaan peserta didik baru sejak pertama kali berdiri. Hal ini

tentunya menambah pengalaman dan menambah referensi tentang strategi

yang akan digunakan pada penerimaan peserta didik baru pada tahun –

tahun yang akan datang. Berikut adalah dinamika penerimaan peserta didik

baru di MI Salafiyah Margomulyo dari tahun ke tahun sejak pertama kali

berdiri

a. Era Pengenalan (1948 – 1977)

Era pengenalan ini adalah masa dimana MI Salafiyah baru berdiri

serta masih melakukan sebuah pembukaan pasar terhadap para

pesaingnya. Pada masa ini tentunya merupakan sebuah masa yang berat

dikarenakan pada masa itu notabene masyarakat khususnya yang berada

di kecamatan Kerek masih beranggapan bahwa sekolah bukanlah

merupakan sebuah kebutuhan penting. Hal ini ditambah pula dengan

anggapan masyarakat bahwa pendidikan agama (Madrasah) tidak dapat

menjamin kualitas lulusan yang dibutuhkan oleh sektor industri dan

perusahaan. Pada masa ini masyarakat masih beranggapan bahwa hanya

yang bersekolah di Sekolah Dasar lah yang akan menjadi pegawai dan

orang sukses.

Hal tersebut tentunya tidak menyurutkan semangat dari MI

Salafiyah Margomulyo untuk terus bersaing dan membuktikan bahwa

lembaga tersebut adalah yang terbaik. Pada masa ini MI Salafiyah

mempunyai strategi untuk menggandeng para pejabat desa pada waktu

yang notabene merupakan orang orang yang terpandang dalam hal

keilmuan dan agama untuk mempromosikan dan merekomendasikan MI

Salafiyah Margomulyo kepada masyarakat. Perlahan-lahan hal tersebut

tentunya membuahkan hasil sehingga terjadi penambahan jumlah

peserta didik yang signifikan dari tahun ke tahun pada awal berdirinya.

b. Era Pertengahan (1977 – 2010)

Pada era ini, MI Salafiyah semakin dikenal secara luas oleh

masyarakat di kecamatan Kerek bahkan dari luar kecamatan. Pada masa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

84

ini MI Salafiyah dianggap terus menggerogoti jumlah penerimaan

peserta didik para pesaingnya yang dulu dianggap sebagai sekolah

dengan jaminan menjadi pegawai. Perlahan – lahan anggapan

masyarakat tentang pendidikan pun sudah mulai berubah. Kebutuhan

akan pendidikan pada masa ini mengalami peningkatan yang semula

dianggap bukan kebutuhan dan bukan prioritas menjadi sebuah

kebutuhan, namun bukan prioritas atau bisa dikatakan, masyarakat

mempunyai kemauan untuk belajar di lembaga pendidikan dengan

catatan bahwa biaya pendidikan tidak terlalu tinggi.

Untuk menyikapi hal tersebut MI Salafiyah senantiasa

membuktikan dengan aksi dan bukti nyata bahwa lulusannya dapat

diterima di berbagai sektor pendidikan dan membuktikan prestasi

prestasi yang diperoleh dari persaingan dalam bidang akademik maupun

non akademik. Dalam hal ini terdapat pula salah faktor bahwa bisa

dikatakan MI Salafiyah Margomulyo juga menetapkan biaya

pendidikan yang murah, dan bahkan hampir bisa dikatakan gratis. Hal

ini dikarenakan oleh faktor pengelolaan keuangan pendidikan yang

dibuat sangat transparan dan akuntabel sehingga dapat memberikan

pemahaman kepada para masyarakat dan peserta didik bahwa biaya

yang mereka keluarkan akan kembali dan dimanfaatkan oleh peserta

didik itu sendiri selama menjadi peserta didik MI Salafiyah.

Beberapa hal tersebut tentunya menjadi nilai tambah sekaligus

menjadi program promosi bagi MI Salafiyah Margomulyo dalam

program penerimaan peserta didik baru. Pada masa ini MI Salafiyah

mulai menjadi sekolah favorit bagi sebagian masyarakat serta dipandang

sebagai sekolah dengan segudang prestasi dan berbiaya murah. Faktor –

faktor tersebut juga secara signifikan menambah jumlah penerimaan

peserta didik baru MI Salafiyah Margomulyo setiap tahunnya.

c. Era Revolusi Industri 4.0 (2010 – Sekarang)

Pada masa ini MI Salafiyah telah dikenal secara luas oleh berbagai

lapisan masyarakat serta mempunyai basis yang kuat dan bahkan telah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

85

terpatri di benak masyarakat bahwa MI Salafiyah Margomulyo adalah

sekolah favorit. Pada era teknologi ini tentunya MI Salafiyah juga

memperhatikan dan mengikuti tuntutan zaman yang berlaku dalam

pelayanan pendidikannya. penerapan teknologi teknologi mutakhir juga

telah dilakukan dalam berbagai lini dalam aspek pembelajaran pada MI

Salafiyah Margomulyo. Dalam hal penerimaan peserta didik baru

sendiri tentunya tidak akan terlepas dari faktor teknologi, apalagi dalam

masa sekarang seperti yang kita ketahui bahwa segala aspek kehidupan

tidak akan terlepas dari dukungan teknologi dan informasi. Secara lebih

lanjut mengenai dinamika pada masa ini akan dijabarkan pada sub bab

berikutnya.

B. Temuan Penelitian

1. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri

4.0

Strategi merupakan susunan rencana yang sistematis serta

menghubungkan antara kekuatan internal dengan peluang maupun ancaman

eksternal dari lingkup persaingan antar organisasi. Oleh karena itu strategi

selalu berkaitan evaluasi dan pemilihan alternatif yang tersedia bagi suatu

manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.132 Penerimaan

peserta didik baru merupakan sebuah program rutin yang diadakan setiap

tahun oleh lembaga pendidikan pada awal tahun ajaran baru. Rekrutmen

peserta didik di sebuah sekolah pada hakikatnya adalah proses pencarian,

menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk dijadikan peserta

didik di lembaga pendidikan yang bersangkutan.133 Era revolusi industri 4.0

merupakah sebuah era yang diawali dengan munculnya revolusi industri

4.0. Revolusi industri 4.0 menurut Angela Merkel (kanselir Jerman) adalah

transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri

132 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.

200. 133 Muhammad Mustari. Manajemen Pendidikan. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014) Hal.

111.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

86

melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri

konvensional.134

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan teknik

wawancara dengan kepala sekolah MI Salafiyah Margomulyo menerangkan

bahwa:

“Dimana kita merencanakan, merumuskan, strategi atau langkah

langkah yang dipakai dan penentuan target yang akan kita capai

dalam penerimaan peserta didik baru pada era yang semakin maju

dengan perkembangan teknologi ini. PPDB di era ini tantangannya

bervariatif ya mas, apalagi kan dengan semakin banyaknya kebutuhan

peserta didik, ketidak samaan keinginan masing masing individu, dan

ditambah pula dengan akses teknologi yang serba mudah, tentunya

hal hal demikian mempengaruhi pilihan dari mereka juga. Maka ya

kita sebagai pihak penyedia layanan pendidikan harus merancang

dan memformulasi agar layanan kita diminati oleh mereka dan hal ini

bersifat universal. Agar tetap cocok di hati banyak orang.”

(S.W.KS.Str/07-06-2020)135

Sedangkan menurut Wakil Kepala Bagian Humas MI Salafiyah

Margomulyo strategi PPDB adalah:

“PPDB adalah kegiatan sekolah untuk menerima murid baru, kalau

strategi PPDB ya langkah langkah jitu gitu ya, yang dirumuskan

sekolah untuk melaksanakan program PPDB, nanti bisa promosi,

cara nerimanya gimana, cara promosinya gimana, dan sebagainya.

Sedangkan Era sekarang ini disebut 4.0. era teknologi, atau ada yang

nyebut revolusi industri empat kosong. Jaman teknologi lah, internet

dan sebagainya. Semuanya mudah. Akses informasi mudah, pekerjaan

dibantu teknologi sehingga bisa cepat teratasi dan simpel.”

(S.W.WH.Str/06-06-2020)136

Hal tersebut dikuatkan oleh keterangan dari Tata Usaha dari MI

Salafiyah yang menyebutkan bahwa:

“Bisa dikatakan langkah langkah yang kita susun dalam

melaksanakan program penerimaan peserta didik baru ya. Nanti

bentuknya bisa kiat dan trik yang akan kita ambil dan gunakan dalam

134 Hoedi Prasetyo & Wahyudi Sutopo. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah

Perkembangan Riset. (J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Vol 13, No 1, Januari 2018). Hal.

19. 135 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020. 136 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

87

program PPDB yang tentunya memperhatikan aspek aspek

modernisasi seperti dukungan teknologi dan pemenuhan kebutuhan

calon peserta didik sesuai dengan zaman yang ada atau era revolusi

industri 4.0 ini.” (S.W.TU.Str/08-06-2020)137

Secara lebih lanjut, kepala komite sekolah MI Salafiyah Margomulyo

menjelaskan bahwa:

“Jadi gini, strategi sekolah atau langkah langkah sekolah dalam

rangka mengadakan program PPDB, jadi ada perumusan rencana,

pemetaan pasar dan sebagainya. Setiap sekolah wajib punya itu,

karena menyangkut keberlangsungan juga kan kalau PPDB, jadi

ajang pembuktian juga, sekolah bonafit atau tidak, dilihat dari jumlah

muridnya, semakin banyak, maka semakin bonafit, itu membuktikan

bahwa mereka diminati.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)138

Dari beberapa keterangan diatas tentunya dapat disimpulkan bahwa

strategi PPDB adalah sebuah taktik atau rencana jitu yang dimiliki oleh

sekolah dalam menyelenggarakan program penerimaan peserta didik baru

dengan tujuan untuk menarik minat para calon peserta didiknya. Tentunya

dalam PPDB ini tidak akan dapat dilepaskan dari berbagai dinamika yang

terjadi. Sekolah dalam hal ini harus dapat merumuskan sebuah program

program yang disarikan dalam bentuk susunan strategi agar dapat mencapai

hasil yang diinginkan. Begitu pula dalam era revolusi industri 4.0 ini,

dinamika dinamika yang terjadi ditengah masyarakat tentunya juga akan

mempengaruhi preferensi pilihannya akan lembaga pendidikan serta

mempengaruhi pula strategi dan kebijakan yang akan diambil oleh pihak

penyedia layanan pendidikan atau sekolah. Dalam proses perumusan

strateginya, seperti yang dijabarkan oleh kepala sekolah, MI Salafiyah

melaksanakan langkah langkah sebagai berikut:

“Membentuk tim. Tugasnya banyak mereka ini. Tim ini nanti juga

dibagi lagi menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok piket

administrasi, ada kelompok pemasaran, ada kelompok pembantu

juga. Kelompok piket administrasi ini nanti mereka akan standby

setiap hari 7x24 jam ya sebagai admin untuk menerima pendaftaran.

137 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 138 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

88

Nanti jadwalnya di rolling sesuai kesediaan mereka. Ada juga

kelompok pemasaran. Nah tugas mereka ini nantinya bikin media

promosi, bisa video, banner, spanduk, dan postingan di fb, youtube,

pokoknya mereka bagian promosi lah. Ada juga kelompok pembantu,

nah ini tugas mereka ya riwa riwi, mata elang istilahnya. Ini tidak

resmi sebenarnya. Semua pegawai maupun guru bisa jadi ini.

Mungkin ada tetangganya atau orang yang kebetulan dekat dan tanya

tanya kan bisa dijawab. Atau mungkin ada pemberitaan yang tidak

benar diluar dan kebetulan mereka menyaksikan langsung kan bisa di

counter oleh mereka. Kesemuanya itu, dirumuskan dalam rapat

bersama seluruh jajaran dan anggota disini tidak lupa mengundang

komite. Nah pada rapat itu perumusannya, menampung masukan dari

berbagai wali kelas, apa kekurangan tahun kemarin, dan apa yang

perlu ditambah tahun ini. Serta ada penentuan target, anggaran, dan

program juga tentunya. Jadi gitu yaa,, rapat, menyatukan pendapat,

dan bentuk tim. Dalam rapat itu biasanya ya kita bongkar bongkar itu

dengan menggunakan analisis swot.” (S.W.KS.Str/07-06-2020)139

Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan dari Wakil kepala Humas

bahwa:

“Kita rapat mas, nah dalam rapat dibentuk kelompok kelompok

begitu, ada yang administrasi, ada yang pemasaran, dan pembantu,

tapi bukan pembantu – pembantu gitu loh ya. Pembantu ini ya

melengkapi lah, agar kegiatan PPDB ini berjalan lancar, mereka ini

opsional kerjanya, ya mungkin ada yang tanya tanya gitu seputar

PPDB, nanti dijawab sama kelompok ini kalau kebetulan ketemu

dijalan orang tanya. Anggotanya seluruh guru dan pegawai kalau

kelompok pembantu ini.” (S.W.WH.Str/06-06-2020)140

Hal tersebut juga ditegaskan oleh tata usaha MI Salafiyah

Margomulyo bahwa.

“Biasanya itu ada rapat gitu mas diawal sebelum ajaran baru mulai,

ya dibahas bahas gitu pakai SWOT dan segala macam, serta juga

mereview hasil rekomendasi dari rapat pasca PPDB tahun kemaren.”

(S.W.TU.Str/08-06-2020) 141

Senada dengan hal tersebut, kepala komite MI Salafiyah Margomulyo

menjabarkan bahwa:

139 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020. 140 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 141 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

89

“Dirapatkan, setiap tahun ini mesti dilaksanakan, tujuannya ya agar

terjadi saling harmonis antar anggota serta tidak berjalan sendiri

sendiri dan bawa informasi sendiri gitu, jadi biar semuanya jelas

dirapatkan.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)142

Dalam pelaksanaannya MI Salafiyah Margomulyo menerapkan

strategi yang telah disusun sebelumnya secara sungguh sehingga dapat

mencapai hasil yang maksimal. Berikut adalah pernyataan dari kepala

sekolah MI Salafiyah Margomulyo

“Setelah rapat dan pembentukan tim tadi, kita laksanakan strategi

yang telah disepakati dengan sebaik mungkin sehingga dapat

mencapai hasil yang maksimal. Masing masing tim juga diharapkan

mampu menguasai dan bisa melakukan improvisasi terhadap kegiatan

yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan batas yang ada ya

tentunya. Sehingga dalam hal ini tetap terjadi satu kesatuan dan tidak

terjadi mis komunikasi.” (S.W.KS.Str/07-06-2020)143

Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh waka humas MI Salafiyah

Margomulyo, bahwa:

“Pelaksanaan strategi ya pada saat kita melakukan program PPDB

itu sendiri, disitu nanti kita kerjakan apa yang telah kita sepakati

dalam rapat sesuai dengan job desk masing masing. Kalau ada yang

mungkin diluar tanggung jawab mereka biasanya ditanyakan

langsung ke saya atau bisa saya arahkan ke kepala sekolah.”

(S.W.WH.Str/06-06-2020)144

Pelaksanaan strategi dengan sepenuh hati yang telah dirumuskan

sebelumnya itu tentunya akan membawa dampak yang positif, hal ini seperti

yang dijabarkan oleh tata usaha MI Salafiyah yang menyebutkan bahwa:

“Pelaksanaan strateginya dalam kegiatan PPDB tentunya, dan ini

juga berjalan baik dari tahun ke tahun, terbukti dengan tidak adanya

kendala yang berarti setiap tahunnya. Hal ini tentunya bisa menjadi

indikator bahwa strategi dan langkah langkah yang dirumuskan bisa

142 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020. 143 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020. 144 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

90

mengakomodasi program yang kita jalankan ya.” (S.W.TU.Str/08-

06-2020)145

Disamping membawa manfaat positif terhadap lembaga, pelaksanaan

secara maksimal ini tentunya juga membawa dampak positif bagi

penerimaan peserta didik baru. Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh

kepala komite sekolah MI Salafiyah Margomulyo yang menjabarkan

bahwa:

“Pelaksanaannya sangat bagus, respon masyarakat juga bagus,

setiap buka program PPDB juga cepat sekali pertambahan jumlah

penerimaannya.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)146

Dalam menjalankan kesemua strategi yang telah disusun tersebut

tentunya membutuhkan sinkronasi yang baik antar personel sehingga tidak

terjadi saling melempar tanggung jawab atau bahkan tidak mengetahui tugas

dan pokok fungsinya masing masing. Seperti yang telah dijelaskan oleh

Kepala Sekolah bahwa tugas pokok beliau dalam pelaksanaan strategi

penerimaan peserta didik baru ini adalah:

“Tugas saya ya mengawasi agar proses tersebut berjalan dengan

sebaik mungkin dan mengarahkan kembali ke rencana semula jika

dirasa tidak sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama sama

dengan tim yang terlibat ya, nanti juga ada evaluasi di akhir

kegiatan.” (S.W.KS.Str/07-06-2020)147

Sedangkan, tugas pokok dari Waka Humas MI Salafiyah seperti yang

diutarakan oleh beliau sendiri adalah sebagai berikut:

“Saya sebagai penghubung atau penyambung lidah antara aspirasi

masyarakat dan pihak sekolah. saya buat riset kecil kecilan, trend

dimasyarakat ini seperti apa sekarang, apa itu identifikasi pasar ya

namanya. Lalu saya usulkan ke pihak sekolah dan kita rumuskan

strateginya sama sama. Kalau penanggung jawab PPDB ada di

kepala sekolah, saya dalam bahasa kasarnya ya tim kreatif lah, kan

ada tuh tim PPDB nah saya bagian pemetaan minat dan aspirasi

masyarakat, serta juga mengendalikan informasi yang keluar masuk

145 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 146 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020. 147 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

91

juga, agar tidak terjadi salah persepsi dimata masyarakat.”

(S.W.WH.Str/06-06-2020)148

Sedangkan, tata usaha juga mempunyai tugas pokok dan fungsi. Hal

ini dijabarkan oleh tata usaha MI Salafiyah sebagai berikut

“Tugas pokok saya sebagai pelaksana, saya membantu bagian piket,

disitu kami menerima administrasi serta mengelola data dari mereka

yang masuk untuk rekapitulasi dan menjadi gate keeper juga bagi

mereka yang membutuhkan informasi seputar PPDB di MI Salafiyah

ini. Tentunya semua dilakukan dengan bantuan teknologi terkini yaa,

seperti server, kita kan juga ada tuh PPDB online nya, kita buat

mandiri servernya.” (S.W.TU.Str/08-06-2020)149

Kepala komite sekolah dalam hal ini juga mempunyai tugas pokok

seperti yang dijabarkan oleh beliau sebagai berikut

“Tugas saya kan dimasyarakat ya, ya saya mengedukasi saja ke

masyarakat, soalnya kan saya juga bukan tim inti. Saya dibagian yang

lain lah. Seperti memberi info misalnya, dan mungkin juga mengajak

kolega kolega saya untuk menyekolahkan anaknya di MI Salafiyah

ya.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)150

Disamping dituntut untuk faham tentang tugas pokok yang

dibebankan, tentunya dalam pelaksanaan sebuah program dibutuhkan yang

namanya monitoring atau pemantauan agar program tersebut selalu berjalan

sesuai dengan rumusan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini

kepala sekolah menjabarkan sebagai berikut.

“Tentunya ada, monitoring kita laksanakan setiap hari ya, monitoring

kan pengawasan ya, jadi kita lakukan terus. agar program program

yang ada dapat berjalan dengan baik. Saya juga tekankan kepada

jajaran, kalau ada apa apa, untuk selalu berkomunikasi, jangan

mengambil tindakan sepihak jika itu diluar tanggung jawab anda.

Mungkin bisa berkordinasi dengan saya dan waka humas.”

(S.W.KS.Str/07-06-2020)151

148 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 149 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 150 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020. 151 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

92

Senada dengan hal tersebut, waka humas MI Salafiyah Margomulyo

menjabarkan bahwa

“Harus itu, selalu kita follow up ya, agar tersinkronasi dengan baik,

hal ini tentunya juga memudahkan kita untuk segera mengetahui

kendala yang ada sehingga dapat segera teratasi. Biasanya kalau ada

kesulitan dan kendala menghubungi saya, kalau saya tidak mampu,

saya bawa ke kepala sekolah sebagai pintu terakhir lah istilahnya.”

(S.W.WH.Str/06-06-2020)152

Secara lebih mendetail, Tata Usaha MI Salafiyah menjelaskan

mengenai monitoring yang dilakukan sebagai berikut.

“Iya mas, selain dari atasan juga ada dari individu ya, seperti saya

misalnya, saya kan bagian gate keeper tadi ya, nah itu ada daftar

checklist yang harus saya penuhi, jadi hari ini kegiatannya apa, dan

langkahnya seperti apa terjadwal dengan baik. sehingga kita bisa

mudah melacak nanti jika ada kekurangan. Hal ini tentunya juga

memudahkan teman teman saya rasa. Sehingga mereka tidak bingung

tugasnya apa, dan apa saja yang harus dilakukan sesuai dengan

SOP.” (S.W.TU.Str/08-06-2020)153

Beberapa hal tersebut tentunya akan memudahkan langkah langkah

yang mungkin akan diambil sebagai tindakan antisipasi yang akan

dilakukan untuk menanggulangi kendala yang muncul, senada dengan hal

ini, kepala komite sekolah menjabarkan bahwa

“Ada mas, saya selalu berkoordinasi terkait perkembangan dengan

kepala sekolah, dinamika apa yang sedang terjadi di masyarakat

selama PPDB berlangsung, selalu kita kordinasikan, sehingga kita

selalu siap untuk melakukan langkah langkah antisipasi yang dirasa

perlu dilakukan.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)154

Selain kegiatan monitoring, dalam pelaksanaan program tentunya

dibutuhkan evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan program yang

telah dilaksanakan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh kepala sekolah

bahwa:

152 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 153 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 154 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

93

“Evaluasi kita laksanakan pasca program PPDB ditutup ya, dalam

hal ini kita adakan rapat lagi, sebenarnya masalah utama yang

dibahas dirapat ini tentang program kerja kita kedepan ya. Tetapi

saya rasa perlu juga dibahas mengenai PPDB yang telah dijalankan

sehingga kita bisa menilai dan mampu menarik kesimpulan dan

rekomendasi tentang program program yang akan kita jalankan

ditahun mendatang.” (S.W.KS.Str/07-06-2020)155

Hal ini senada dengan pernyataan dari waka humas MI Salafiyah

Margomulyo yang menyatakan bahwa

“Evaluasi dilaksanakan pada rapat sesudah PPDB mas, disitu

dibahas kekurangan sehingga bisa kita perbaiki di tahun depan.

Tentunya wajib ya hal ini, agar dapat memudahkan kita menyusun

program di tahun berikutnya.” (S.W.WH.Str/06-06-2020)156

Secara lebih lanjut, hal ini dijabarkan oleh tata usaha MI Salafiyah

Margomulyo sebagai berikut

“Tentunya dilaksanakan dengan mengundang jajaran dan komite

juga. Dalam hal ini dibahas apa yang kurang, apa yang perlu

diteruskan, apa yang perlu ditingkatkan, dan rencana pengembangan,

tentunya juga mendengar pendapat dari berbagai pihak yang ada.”

(S.W.TU.Str/08-06-2020)157

Hal tersebut juga di tegaskan oleh kepala komite sekolah yang

menerangkan bahwa

“Berjalan dengan baik, dalam rapat evaluasi dibahas mengenai

program yang telah dijalankan dan penarikan rekomendasi untuk

tahun mendatang, serta dengar pendapat mengenai PPDB yang telah

dijalankan.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)158

Dalam rapat evaluasi ini tentunya MI Salafiyah juga mengundang

beberapa pihak yang terkait agar evaluasi yang dilakukan bisa menghasilkan

data dan rekomendasi yang relevan dan akurat. Berikut adalah pernyataan

dari kepala sekolah MI Salafiyah Margomulyo.

155 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020. 156 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 157 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 158 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

94

“Sama seperti pas perumusan tadi, bentuknya kan juga sama, lewat

rapat juga. Ada saya, TU, jajaran, waka Humas, komite, guru dan

pegawai.” (S.W.KS.Str/07-06-2020)159

Senada dengan hal yang disampaikan oleh kepala sekolah, waka

humas menegaskan bahwa

“Ada saya, kepala sekolah, dan seluruh pendidik dan tenaga

kependidikan, komite juga ada, beliau memberi masukan masukan

terkait dinamika yang terjadi di masyarakat secara lebih luas.”

(S.W.WH.Str/06-06-2020)160

Tata usaha MI Salafiyah juga turut memberikan kesaksian yang

menguatkan hal tersebut. Beliau mengatakan bahwa

“Sama seperti rapat pertama, anggota yang diundang juga sama,

yang berhalangan akan diberi tahu hasilnya ya, agar dapat mengikuti

perkembangan yang ada.” (S.W.TU.Str/08-06-2020)161

Hal tersebut juga disampaikan oleh kepala komite sekolah MI

Salafiyah Margomulyo bahwa

“Saya juga terlibat, dan tentunya jajaran yang berada di MI

Salafiyah. Semua saya lihat ada semua tanpa kecuali.”

(LS.W.KKS.Str/09-06-2020)162

2. Pemasaran Jasa Pendidikan

Setiap lembaga pendidikan tentunya mempunyai produk – produk

yang ditawarkan dan diberikan kepada para konsumennya. Dalam hal ini

produk dari lembaga pendidikan adalah jasa pendidikan. Jasa pendidikan

merupakan sebuah penunjang utama bagi para peserta didik agar menjadi

sumber daya manusia yang dapat bersaing pada era revolusi industri 4.0

seperti ini. Jasa pendidikan dalam lembaga pendidikan pada dasarnya

adalah kegiatan belajar mengajar serta layanan akademik yang diberikan

159 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020. 160 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 161 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 162 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

95

oleh lembaga pendidikan dalam kepada para konsumen pendidikan (peserta

didik).

Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, jasa bisa diartikan sebagai

kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam memberikan

layanan atau menyalurkan jasa pendidikan kepada para konsumen

pendidikan atau peserta didik dengan cara memuaskan atau memberikan

pembelajaran. Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan bisa diartikan

sebagai sebuah proses manajerial dan sosial untuk mendapatkan apa yang

dibutuhkan melalui program penciptaan penawaran, pertukaran produk

yang mempunyai nilai tertentu dengan pihak lain yang membutuhkan dalam

bidang pendidikan. Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah

menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara

menyeluruh.163

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan teknik

wawancara, kepala sekolah MI Salafiyah Margomulyo menerangkan

bahwa:

“Pemasaran jasa pendidikan ya bagaimana kita memasarkan,

mempromosikan layanan dan produk kita kemasyarakat dengan

harapan masyarakat tersebut tertarik terhadap program dan produk

yang kita tawarkan.” (S.W.KS.Pem/07-06-2020)164

Hal tersebut senada dengan penjelasan dari waka humas MI Salafiyah

yang menerangkan bahwa:

“Pemasaran jasa pendidikan ya bagaimana lembaga sekolah

memasarkan produk dan jasa layanan mereka kepada calon

konsumen agar konsumen tersebut merasa tertarik dan memakai jasa

mereka. Lewat pamflet misalnya.” (S.W.WH.Pem/06-06-2020)165

Hal tersebut juga dijelaskan secara lebih terperinci oleh Tata Usaha

MI Salafiyah Margomulyo yang menyatakan bahwa:

“Ya kegiatan sekolah dalam memasarkan, artinya promosi layanan

mereka, agar masyarakat tahu, ooh ini loh produk sekolah ini, jadi

163 Buchari Alma. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2003). Hal. 53. 164 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020. 165 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

96

mereka nanti bisa membandingkan satu sama lain, baik mana antara

lembaga ini dan ini, jadi mereka tidak akan salah menentukan pilihan,

intinya pokoknya ya kita sebagai sekolah menyediakan informasi

tentang produk dan layanan kita kepada masyarakat, dengan harapan

bahwa masyarakat tersebut jadi tahu dan tertarik untuk menggunakan

jasa layanan ataupun produk kita.” (S.W.TU.Pem/08-06-2020)166

Secara umum, kepala komite sekolah MI Salafiyah Margomulyo

menjabarkan sebagai berikut

“Gini mas, sekolah kan punya produk, nama produknya layanan

pendidikan, naah, sekolah kan butuh yang namanya promosi, atau

nawakno, menawarkan produknya gitu ya, jadi ya pemasaran seperti

itu.” (LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)167

Untuk mencapai dan mempertahankan sebuah keberhasilan lembaga

pendidikan dalam jangka panjang, maka lembaga pendidikan harus

menciptakan layanan yang diharapkan mampu memuaskan kebutuhan serta

keinginan para konsumennya. Agar dapat menciptakan layanan yang dapat

memuaskan dan memenuhi keinginan konsumen tersebut, maka lembaga

pendidikan harus menerapkan kaidah kaidah pemasaran jasa pendidikan

seperti yang dijabarkan oleh kepala sekolah MI Salafiyah Margomulyo

sebagai berikut:

“Ya tentunya kita lakukan dengan langkah langkah yang sesuai

dengan kaidah ya, seperti identifikasi pasar, segmentasi, serta

pembedaan tentang produk yang kita punya. Hal ini kita lakukan

dengan analisis yang mendalam dengan SWOT dan marketing mix

pada rapat pra ppdb tadi. Dengan demikian kita bisa menerapkan

pemasaran yang dapat diterima dan menarik para calon peserta

didik. tentu eksekusi programnya bisa bermacam macam ya, baik

pemasaran atau promosi secara langsung maupun tidak langsung.”

(S.W.KS.Pem/07-06-2020)168

166 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 167 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020. 168 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

97

Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan dari waka humas yang

menerangkan bahwa pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah sebagai

berikut:

“Sepanjang tahun kita lakukan, gak hanya waktu mau PPDB saja,

setiap hari kita selalu promosi, caranya ya macem macem, ada

dengan drum band muter muter waktu latihan itu, kan itu menarik

masyarakat juga. Terus ada pemberian informasi melalui social

media atau bahasa kerennya update status yaa, jadi biar ngga dikira

gaptek MI Salafiyah ini. Kita selalu update di FB di Youtube kegiatan

kegiatan disini kita share. Itu kan juga bagian dari promosi. Ada juga

yang lewat prestasi misalnya, jika kita juara ditingkat kabupaten

dalam akademik kayak olimpiade mapel dan non akademik kayak

drumband itu kan di posting itu di media cetak maupun media

informasi di kabupaten tuban ya. Itu juga jadi ajang promosi kita,

prestasi dapet, promosi juga dapet, makanya kita bisa dikenal sampai

di luar kecamatan kita sendiri. Kalau masalah media media itu tanya

ke tata usaha yaa, beliau yang mengelola akunnya, saya hanya admin

pengawas saja.” (S.W.WH.Pem/06-06-2020)169

Pernyataan dari waka humas tersebut senada dengan pendapat dari tata

usaha MI Salafiyah Margomulyo yang menerangkan bahwa

“Dilakukan dengan baik ya, ada tahapan tahapannya kita lakukan

bersama sama dan dirumuskan melalui rapat tadi ya, dan kegiatan

pemasarannya ya dilakukan sepanjang tahun.” (S.W.TU.Pem/08-06-

2020)170

Beberapa hal tersebut, sesuai dengan pendapat dari kepala komite

sekolah. beliau berpendapat bahwa

“Sangat bagus, saya lihat tiap latihan drum band itu waktu sore itu,

masyarakat selalu berkerumun bahkan ada yang mengikuti jalan itu,

itu kan promosi juga, lha kabarnya MI selalu dapat nomor kalau

lomba drum band kabupaten. Terus ya prestasi nya banyak MI itu,

sampean nanti coba minta tunjukin almari tempat piala itu, full.

Bahkan dulu sampai ada yang terbuang karena rusak, usianya sudah

tua yaa. media sosial juga banyak, ada videonya juga MI di youtube.”

(LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)171

169 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 170 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 171 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

98

Dari beberapa pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa MI

Salafiyah memformulasikan pemasaran jasa pendidikan mereka dengan

langkah langkah sebagai berikut:

1. Identifikasi Pasar

Identifikasi pasar yang dilakukan oleh MI Salafiyah Margomulyo

sesuai dengan penjelasan dari kepala sekolah adalah

“Identifikasi pasar kita lakukan setiap saat ya, bagaimana

perkembangan yang terjadi di masyarakat, apa kebutuhannya

saat ini, kenapa kita lakukan setiap saat, karena ya jaman ini kan

perkembangan terjadi begitu cepat, kita lengah sedetik saja udah

tertinggal jauh. Makanya kita lakukan setiap saat, caranya juga

simpel kok, gak perlu kita adain rapat seperti membahas strategi

perang gitu, ya cukup kita mengikuti dinamika yang berkembang

dimasyarakat, kita amati, dan kita inovasi. Pokoknya kita harus

punya nilai jual yang bisa kita ajak bersaing dengan sekolah lain.

Sebenarnya saya dalam hal ini mendorong adanya bottom up ya,

jajaran atau pegawai ada yang usul, mereka menemukan

terobosan yang mungkin bisa diambil, maka akan kita bicarakan

bersama sama.” (S.W.KS.Pem/07-06-2020)172

Senada dengan hal tersebut, waka humas MI Salafiyah

menjabarkan bahwa

“Ya tentu dilakukan, selalu ya, sepanjang tahun, kalau kata pak

kepala sekolah program ini agar kita tetap punya nilai jual dan

daya saing. Saya biasanya bikin riset kecil kecilan gitu ya, apa

yang tengah berkembang dan diminati masyarakat, nanti saya

amati, kira kira bisa jadi program apa kalau disekolah, misal

kayak sekarang kan lagi jaman drum band, ya kita dulu juga

pelopor di kecamatan sini, lainnya belum ada kita udah memulai

dan menjadi juara ditingkat kabupaten.” (S.W.WH.Pem/06-06-

2020)173

Hal tersebut juga juga dijelaskan secara lebih lanjut oleh tata usaha

MI Salafiyah sebagai berikut

“Dilakukan semua pendidik dan tenaga kependidikan ya mas,

disini kepala sekolah tidak membatasi kita berinovasi, asalkan itu

baik, dan dapat meningkatkan daya saing dan proses yang kita

172 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020. 173 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

99

lakukan, pasti akan disetujui dan dieksekusi.” (S.W.TU.Pem/08-

06-2020)174

Penjelasan dari tata usaha tersebut senada dengan pendapat dari

kepala komite yang menjabarkan sebagai berikut

“Sangat demokratis saya kira ya, kepala sekolah sangat terbuka

dalam menerima usulan dalam hal ini, beliau membuka peluang

kritik dan saran sebesar besarnya, bahkan jika usulan itu datang

dari luar dan jika itu demi kebaikan maka akan dipertimbangkan.

Dalam hal ini bukan berarti beliau tidak punya pendirian ya,

ketika dalam koridor kebaikan dan dapat meningkatkan daya

saing, maka akan dilaksanakan.” (LS.W.KKS.Pem/09-06-

2020)175

Beberapa hal yang telah diungkapkan tersebut tentunya

mempunyai batasan batasan yang harus dipatuhi oleh segenap pelaksana

dan pemegang kebijakan dari MI Salafiyah Margomulyo, dalam hal ini

diperinci menjadi tugas pokok dari masing masing narasumber. Tugas

pokok dari kepala sekolah dalam identifikasi pasar seperti yang

dijelaskan beliau adalah sebagai berikut

“Saya kan sebagai pemegang kunci kebijakan ya, selain saya

lakukan identifikasi pasar dengan pemetaan daya saing sekolah

dengan sekolah lain, ya saya juga berwenang untuk menimbang

dan memutuskan usulan usulan yang masuk dan dilaksanakan.

Jadi gini prosesnya ya, kita menampung usulan dari teman teman,

kemudian saya bikin pemetaan, pada waktu rapat saya

presentasikan, kita tentukan, mana yang akan dieksekusi dan

mana yang akan ditinggalkan.” (S.W.KS.Pem/07-06-2020)176

Sedangkan waka humas MI Salafiyah Margomulyo mempunyai

tugas pokok sebagai berikut

“Saya membuat risetnya, saya serahkan ke kepala sekolah untuk

dibuat pemetaan yang ada, kalo riset saya biasanya lebih bersifat

ke promosi ya, seperti kegiatan kegiatan yang mampu menjalin

174 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 175 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020. 176 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

100

hubungan erat dengan masyarakat, dan sebagainya.”

(S.W.WH.Pem/06-06-2020)177

Sedangkan tata usaha MI Salafiyah Margomulyo mempunyai

tugas pokok sebagai berikut

“Saya biasanya menjadi notulensi dalam rapatnya, terkadang

saya usul juga jika dirasa perlu untuk peningkatan program kita.”

(S.W.TU.Pem/08-06-2020)178

Dalam hal ini, kepala komite sekolah juga turut mempunyai andil

sebagai berikut.

“Saya kan yang lebih banyak di masyarakat ya, dinamika

bagaimana dan sebagainya, saya sebagai informan dalam hal ini,

apa terjadi, apa yang berkembang dan sebagainya.”

(LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)179

2. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar yang dilakukan oleh MI Salafiyah Margomulyo

sesuai dengan penjelasan dari kepala sekolah adalah

“Segmentasi pasar kita lakukan bersama sama ya, setelah saya

menjabarkan presentasi saya dari hasil identifikasi dan pemetaan

tadi, kita tentukan kita akan bersaing dan berkembang di sektor

yang mana, seperti contohnya, kita sekolah dengan tingkat dasar

dan madrasah ya bentuknya, guru kita juga banyak yang

background pesantren, maka kita putuskan untuk membuat

program pelajaran kitab pesantren misalnya. Ini kan termasuk

diferensiasi juga ya. Atau misalnya kita buat drum band,

sedangkan anak didik kita adalah usia sekolah dasar, maka ya kita

bentuk yang non brass atau tanpa terompet itu, kalau ada

terompetnya ya anak anak ndak kuat niupnya.” (S.W.KS.Pem/07-

06-2020)180

Senada dengan hal tersebut, waka humas MI Salafiyah

menjabarkan bahwa

177 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 178 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 179 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020. 180 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

101

“Segmentasi dalam rapat ya, ini kan masuk dalam rapat strategi

tadi juga, biasanya kepala sekolah menjabarkan usulan usulan

dari kita dan pemetaan maka kita timbang bareng bareng mana

yang akan kita eksekusi sesuai dengan sumber daya kita.”

(S.W.WH.Pem/06-06-2020)181

Hal tersebut juga juga dijelaskan secara lebih lanjut oleh tata usaha

MI Salafiyah sebagai berikut

“Dilakukan dalam rapat dan ditentukan secara bersama sama

kita akan bersaing di segmen mana dan cara bersaing seperti apa.

Sehingga nantinya akan mendapat kesesuaian antara diri kita

dengan program yang dipilih sehingga tidak menyulitkan kita

sendiri ya nantinya.” (S.W.TU.Pem/08-06-2020)182

Penjelasan dari tata usaha tersebut senada dengan pendapat dari

kepala komite yang menjabarkan sebagai berikut

“Dalam segmentasi, ini dibahas dirapat tadi ya, rangkaiannya

jadi satu, disini ditentukan kita mau bersaing seperti apa, dan

pasar mana yang akan kita masuki.” (LS.W.KKS.Pem/09-06-

2020)183

Beberapa hal yang telah diungkapkan tersebut tentunya

mempunyai batasan batasan yang harus dipatuhi oleh segenap pelaksana

dan pemegang kebijakan dari MI Salafiyah Margomulyo, dalam hal ini

diperinci menjadi tugas pokok dari masing masing narasumber. Tugas

pokok dari kepala sekolah dalam segmentasi pasar seperti yang

dijelaskan beliau adalah sebagai berikut

“Saya sebagai moderator sekaligus pengarah kebijakan akhirnya

ya, sehingga strategi yang kita ambil nantinya tidak melenceng

dari tujuan dan visi misi MI Salafiyah sendiri.” (S.W.KS.Pem/07-

06-2020)184

181 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 182 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 183 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020. 184 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

102

Sedangkan waka humas MI Salafiyah Margomulyo mempunyai

tugas pokok sebagai berikut

“Saya sebagai peserta saja, serta memberi pertimbangan

pertimbangan sesuai dengan riset yang telah saya susun tadi ya,

sehingga terjadi dinamika dalam rapatnya.” (S.W.WH.Pem/06-

06-2020)185

Sedangkan tata usaha MI Salafiyah Margomulyo mempunyai

tugas pokok sebagai berikut

“Tugas saya masih sama, selain menjadi notulen, juga berhak

memberikan usulan yang dirasa diperlukan.” (S.W.TU.Pem/08-

06-2020)186

Dalam hal ini, kepala komite sekolah juga turut mempunyai andil

sebagai berikut.

“Kalau, saat identifikasi saya sebagai informan, nah disini saya

juga memberikan usulan usulan terkait pertimbangan dari

identifikasi tadi mas, sehingga hadirin rapat bisa lebih memahami

persoalan yang terjadi dengan seksama.” (LS.W.KKS.Pem/09-

06-2020)187

3. Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk yang dilakukan oleh MI Salafiyah

Margomulyo sesuai dengan penjelasan dari kepala sekolah adalah

“Diferensiasi kita lakukan juga pada rapat ya, hal ini kita lakukan

setelah identifikasi dan segmentasi ya, nanti nama produk

akhirnya kan berupa marketing mix ya, jadi disini kita susun

program dan inovasi yang akan kita jalankan.” (S.W.KS.Pem/07-

06-2020)188

Senada dengan hal tersebut, waka humas MI Salafiyah menjabarkan

bahwa

185 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 186 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 187 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020. 188 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

103

“Diferensiasi berupa penyusunan program program baru dan

mungkin juga inovasi dari program program yang ada

sebelumnya, atau mungkin pengurangan dari program yang

dirasa tidak diperlukan lagi. Hal ini dalam rapat tadi ya.”

(S.W.WH.Pem/06-06-2020)189

Hal tersebut juga juga dijelaskan secara lebih lanjut oleh tata usaha

MI Salafiyah sebagai berikut

“Diferensiasi kan pembedaan ya mas, nah ini dibahas masalah

inovasi inovasi program gitu, ya tentunya banyak usulan juga

dalam hal ini.” (S.W.TU.Pem/08-06-2020)190

Penjelasan dari tata usaha tersebut senada dengan pendapat dari

kepala komite yang menjabarkan sebagai berikut

“Ya tentunya setelah proses yang disebutkan tadi ada yang

namanya pemberian ciri khas gitu ya kalau istilah bapak kepala

sekolah, program program diberi ke khas an ala MI Salafiyah gitu,

sehingga ya nantinya akan terpatri di benak masyarakat kalau

lihat sekilas kayak drumband misalnya, oh ini punya MI Salafiyah

gitu.” (LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)191

Beberapa hal yang telah diungkapkan tersebut tentunya

mempunyai batasan batasan yang harus dipatuhi oleh segenap pelaksana

dan pemegang kebijakan dari MI Salafiyah Margomulyo, dalam hal ini

diperinci menjadi tugas pokok dari masing masing narasumber. Tugas

pokok dari kepala sekolah dalam diferensiasi produk seperti yang

dijelaskan beliau adalah sebagai berikut

“Saya sebagai moderator lagi, tentunya semuanya berjalan

demokratis ya, tapi tetap tentu ada pengarahan agar tetap fokus.”

(S.W.KS.Pem/07-06-2020)192

189 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 190 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 191 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020. 192 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

104

Sedangkan waka humas MI Salafiyah Margomulyo mempunyai

tugas pokok sebagai berikut

“Peran saya ya sebagai pengusul saja ya, mungkin sebagai juga

pelaksana kebijakan nantinya. Dan itu juga, juga ada pemberian

informasi ke masyarakat juga tentang produk kita, nanti caranya

banyak kalau ini.” (S.W.WH.Pem/06-06-2020)193

Sedangkan tata usaha MI Salafiyah Margomulyo mempunyai

tugas pokok sebagai berikut

“Saya sebagai notulen, dan pelaksana kebijakan kalau sudah jadi

ya.” (S.W.TU.Pem/08-06-2020)194

Dalam hal ini, kepala komite sekolah juga turut mempunyai andil

sebagai berikut.

“Saya sebagai pengamat saja, dan pemberi usulan jika dirasa

perlu ada yang diusulkan, nanti saya juga berperan untuk

mengedukasi masyarakat juga ya tentang program program kita.”

(LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)195

Seperti yang telah dijabarkan oleh kepala sekolah sebelumnya, bahwa

proses identifikasi, segmentasi, dan diferensiasi tersebut menghasilkan

sebuah produk yang bernama marketing mix atau bauran pemasaran.

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan unsur-unsur pemasaran

yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat

sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif,

sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.196 Menurut

kepala sekolah MI Salafiyah Margomulyo, bauran pemasaran adalah

“Ya, dalam pemasaran memang ada yang namanya marketing seperti

yang sudah saya singgung tadi ya, marketing mix adalah unsur unsur

yang dikembangkan oleh produsen dari produk terhadap produknya

agar dapat diminati, jadi bauran pemasaran ini merupakan sebuah

193 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 194 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 195 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020. 196 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.

48.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

105

strategi yang disusun gitu untuk produk, sedangkan tata cara

penyusunannya ya tadi dengan identifikasi, segmentasi dan

diferensiasi. Sedangkan untuk point dari bauran pemasaran sendiri

ada 7 ya.” (S.W.KS.Pem/07-06-2020)197

Hal tersebut senada dengan pemaparan dari waka humas MI Salafiyah

Margomulyo yang menerangkan bahwa

“Bauran pemasaran adalah strategi yang disusun oleh produsen

barang dan jasa untuk membumbui produk mereka, gimana ya,

memberi nuansa yang unik terhadap produk mereka, agar dapat

diminati oleh masyarakat, dalam hal ini banyak ya aspeknya, ada

tujuh poin itu.” (S.W.WH.Pem/06-06-2020)198

Hal tersebut sejalan dengan pendapat tata usaha MI Salafiyah yang

menyebutkan bahwa

“Bauran pemasaran atau marketing mix itu ya produk, tempat, harga,

sarana, proses, person, dan promosi. Kesemuanya disusun

sedemikian rupa dengan tahapan tahapan identifikasi, segmentasi

dan diferensiasi untuk menarik minat konsumen.” (S.W.TU.Pem/08-

06-2020)199

Secara lebih singkat, kepala komite sekolah juga mengemukakan

pendapat bahwa

“Marketing mix ya setelah kita lakukan ketiga langkah tadi, kita susun

itu, ada tujuh poin. Tujuannya ya agar dapat menarik minat konsumen

pendidikan.” (LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)200

Unsur unsur dari marketing mix yang terdiri dari tujuh bagian ini

selanjutnya dijelaskan oleh secara terperinci kepala sekolah MI Salafiyah

Margomulyo sebagai berikut.

“Hampir keseluruhan ya mas seperti yang tidak mungkin hanya di segi

tempat saja, soalnya tempat udah dari sononya gitu, dapet tempat dari

waktu berdiri ya disini, maka ini kita maksimalkan, sedangkan kalau

yang lain contohnya Produk kita selain KBM sesuai dengan undang

197 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020. 198 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 199 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 200 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

106

undang ya ada ekstrakurikuler yang bisa dimanfaatkan seperti drum

band, banjari, pramuka, kelas bahasa inggris, kelas IT, kelas bahasa

arab, banyak lah itu. Saya yang ingin nanti ada kelas bahasa jawa biar

anak anak itu tahu budaya kita, sebenarnya ada di mulok sudah, tapi ya

kurang maksimal. Terus harga, tentunya kita sangat murah masalah

harga, 25 ribu perbulan dengan fasilitas yang sedemikian rupa saya

bisa katakan paling murah. Kalau masalah atribut sekolah tentang

harga buku dan seragam, harga alat tulis dan yang lain, jangan tanya

ke saya, itu bukan kebijakan saya, dari sononya sudah itu. Dari atas

begitu. physical evidence, kita buat senyaman mungkin, seaman

mungkin, ada ruang terbuka hijau, ruang ber ac, nanti kedepannya

insyaAllah ber AC semua, saat ini cuma lab yang sudah. Ya pokoknya

dibuat sedemikian rupa agar murid betah dan bangga bersekolah disini.

ada juga internet, jaman sekarang wajib ada ya itu. Bukan berarti

muridnya mengakses HP disekolah loh ya, internet itu untuk menyokong

ruang lab. Terus ada lagi promosi. Nah promosi kita sebenarnya

banyak menggunakan cara tidak langsung, latihan pramuka dan drum

band diluar lingkungan sekolah tadi, kan menarik animo masyarakat

juga. Bahkan drum band kita juga menjuarai tingkat kabupaten. Ada

media youtube dan facebook juga. Pamflet juga ada. Pokoknya MI

Salafiyah selama ini ya promosinya dari ikatan alumni dan masyarakat

yang menjadikan calon calon murid itu tertarik sekolah disini. kalau

yang dari luar kecamatan biasanya mendengar gaung kita bagus

disana, akhirnya anaknya disekolahkan disini. jadi promosi kita simple

sebenernya, gak perlu biaya besar, coba kita tengok sekolah yang lain

itu, biasanya yang jadi ajang promosi itu ya waktu 17 agustus karnaval

itu, menghamburkan biaya berjuta juta bikin diorama yang aneh aneh

gitu, untuk show of force ya, tapi ya saya rasa efeknya tidak seberapa,

malah bisa rugi yang iya, atau jangan jangan malah terjadi penyalahan

anggaran. Kalau yang seperti ini saya lebih mengedepankan di bidang

akademik saja, misal juara olimpiade mapel atau apa, saya lebih

bangga tentang itu, kalau mau menumbuhkan patriotisme ya bisa lewat

gerak jalan, dan upacara 17 agustus itu kita bahkan selalu diundang

untuk mewakili tingkat SD/MI di kecamatan untuk menjadi peserta.

Terus person, ya guru dan tenaga pegawai kita harus terbaik dan

berpengalaman. Ada pelatihan yang dibutuhkan, harus dan wajib ikut,

biaya kita yang tanggung, hal ini untuk mengejar profesionalisme para

guru dan tenaga kependidikan tentunya. Dan yang terakhir proses yaa.

kita pakai K13 dengan standar yang ada kita laksanakan, ditambah

dengan beberapa tambahan seperti pembiasaan tata krama dan adab

sopan santun, tambahan muatan lokal seperti pelajaran kitab kita

pesantren, dan ada sholat dzuhur berjamaah juga.” (S.W.KS.Pem/07-

06-2020)201

201 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

107

Beberapa hal yang telah disebutkan oleh kepala sekolah tersebut, di

tegaskan oleh waka humas MI Salafiyah sebagai berikut

“Banyak mas, hampir seluruhnya, kalau itu bapak kepala yang lebih

faham, kalau bagian saya kan yang berkaitan dengan masyarakat ya,

saya bisa bicara mendetail tentang promosi, promosi kita lakukan

dengan 2 cara ya, secara langsung dan tidak langsung. yang secara

langsung ada dengan cara online dan offline, contohnya kalau online

kayak youtube, instagram dan facebook, sedangkan kalau offline ada

banner, baliho, sosialisasi, pamflet dan sebagainya. Kalau tidak

langsung juga ada 2 lagi ya offline dan online. Contohnya online ya

tagar sosmed, postingan sosmed yang mencantumkan kita, Kalau offline

seperti kita mengikuti perlombaan dan menang, kemudian kegiatan luar

sekolah, dan berita di media massa. Kalau point yang lainnya di

marketing mix tanya ke pak kepala sekolah saja yang lebih faham

tentang itu daripada nanti salah.” (S.W.WH.Pem/06-06-2020)202

Beberapa keterangan tersebut juga dikuatkan oleh pernyataan dari tata

usaha MI Salafiyah yang menjelaskan bahwa

“Ya marketing mix yang saya ingat di MI Salafiyah ini hanya di poin

poin tertentu ya, seperti proses misalnya, kita memakai K13 dengan

beberapa tambahan muatan lokal ya dan kemudian promosi, dengan

berbagai media ofline maupun online, ada juga sarana dan prasarana

yang terus kita perbaiki dan pelayanan yang akademik maupun non

akademik yang belum maksimal, terus ada bikin pelatihan pelatihan

gitu ya, untuk guru guru, dan lain sebagainya, untuk lebih detailnya bisa

ditanyakan ke pak kepala sekolah ya mas.” (S.W.TU.Pem/08-06-

2020)203

Sedangkan, secara umum kepala komite sekolah MI Salafiyah

Margomulyo juga memberikan penjelasan bahwa

“Ya sebenarnya hampir semua ya, kalau yang saya tahu dan saya faham

itu dibagian sarana dan prasarana ya, soalnya saya komite, kita

maksimal sarana dan prasarana serta penambahan penambahan

fasilitas seperti wifi, komputer, alat drumband, dan lain sebagainya.”

(LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)204

202 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 203 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 204 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

108

3. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri

4.0 Melalui Pemasaran Jasa Pendidikan

Dalam era sekarang, atau yang sering disebut sebagai era industri 4.0,

yaitu era yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia.

Keadaan seperti ini tentunya sangat menuntut beberapa terobosan maupun

inovasi dari pengelola lembaga pendidikan dalam usaha menggaet para

calon peserta didiknya dengan cara – cara maupun metode yang terbarukan

sehingga tidak terkesan kuno dan kolot di mata calon konsumen mereka.

Untuk mengakomodasi hal tersebut MI Salafiyah Margomulyo menerapkan

serangkaian strategi dalam penerimaan peserta didik baru pada era revolusi

industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan seperti yang dijabarkan oleh

kepala sekolah sebagai berikut

“Seperti yang saya sebutkan tadi, MI Salafiyah memformulasikan

sebuah program dan tatanan tatanan atau dalam hal ini langkah

langkah dalam PPDB, seperi membentuk tim PPDB, membentuk guru

piket, membuat media promosi yang murah dan bisa menjangkau

beragam kalangan secara luas. Dan yang tidak kalah penting kita

selalu mempromosikan sepanjang tahun kepada masyarakat sekitar

seperti acara acara yang diadakan diluar, contohlah latihan

pramuka, drum band, atau mungkin reboisasi kan kita lakukan

disekitar sini. Jadi yang sedikit banyak menarik animo masyarakat

juga. Secara tidak langsung berarti MI Salafiyah juga melakukan

promosi itu kan. Disamping itu, ya dengan kita tetap menjaga mutu

kualitas layanan kepada para peserta didik juga dikatakan sebagai

bagian dari promosi karena mereka akan tetap yakin untuk

menggunakan layanan kita. Kita itu strateginya mudah kok mas, jaga

layanan mutu, berikan yang terbaik, mereka akan bicara yang baik

kepada kita diluar, dan tentunya membawa efek pada PPDB kita. Kita

gak perlu sosialisasi ke masing masing sekolah seperti tingkat Taman

kanak kanak atau Raudlatul athfal, lha wong mereka juga tahu sendiri

kualitas kita dari tetangganya yang bersekolah disini. dalam hal ini

ya kita tambahi saja yang perlu perlu. Pasang banner dan sebagainya.

Secara kasarnya ya kita melakukan pemasaran jasa pendidikan.

Strategi kita untuk bersaing sederhana kok sebenarnya, program

program kita yang sudah ada itu, jangan sampai terbengkalai dan

tidak terlaksana tanpa kejelasan. Jika selalu berkomitmen, maka akan

menimbulkan kepercayaan bagi masyarakat. Biar masyarakat yang

menilai. Gak perlu lah kita saling menjatuhkan. Bersaing saja secara

sehat, selalu memberikan layanan yang terbaik, menunjukkan prestasi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

109

terbaik, dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat, insyaAllah

akan menjadikan strategi terbaik dalam pelayanan kita.”

(S.W.KS.Str/07-06-2020)205

Senada dengan penjelasan dari kepala sekolah tersebut, waka humas

MI Salafiyah Margomulyo menjabarkan bahwa

“Ada promosi tentunya, wajib ini pokoknya ya cara cara yang selalu

berhubungan dengan upaya kita untuk mendapatkan perhatian dan

minat peserta didik serta membentuk persepsi kepada masyarakat

agar sekolah ini tetap diminati dan dapat tempat di hati mereka,

seperti cara cara promosi yang saya sebutin tadi ya, sehingga

diharapkan ya dapat menambah jumlah peserta didik kita. Dan ada

perbaikan fasilitas tentunya wajib nih setiap tahun ajaran baru, ada

penambahan, pemusnahan, dan ada penggantian, agar tetap terjaga

mutu sekolah kita, hal itu tentu butuh perencanaan yaa, kita bahas di

rapat pra PPDB biasanya. Sedangkan program penunjang biasanya

dilakukan masing masing individu dari guru yaa. misal ada

tetangganya mungkin yang tanya tanya seputar MI salafiyah, ya nanti

sebelum PPDB dimulai biasanya para guru kita kumpulin, kita

briefing program kita bagaimana tahun ini dan informasi apa saja

yang dishare sehingga tidak terjadi salah informasi yang diberikan.

Nanti kalau ada pertanyaan lebih lanjut bisa diarahkan untuk

menghubungi saya atau atasan.” (S.W.WH.Str/06-06-2020)206

Selain pernyataan dari waka humas tersebut, tata usaha MI salafiyah

Margomulyo juga turut memberikan penjelasan serupa sebagai berikut.

“Ya tentunya yang paling penting adalah promosi ya, kebetulan saya

dibagian pengelolaan media, ada youtube, nanti subscribe ya,

facebook, ig juga ada, jangan lupa follow kesemuanya itu media

pemasaran juga kan, saya juga bagian dokumentasi waktu acara agar

nantinya dapat diupload ya ke sosial media kita, kan bisa sekaligus

mengedukasi dan membangkitkan minat masyarakat untuk ngepoin

kita. Kalau ini kan murah dan banyak digunakan juga dijaman

sekarang. Kalau offline juga ada banner, brosur, pamflet dan

sebagainya yang kita sebar di tempat strategis ya, nah kalau itu saya

bagian desainnya. Nanti kalau sudah jadi saya konsulkan ke waka

humas untuk persetujuan eksekusi. Yang tidak langsung bisa berupa

itu yaa, kita ikut lomba display drum band, lomba olimpiade dan

sebagainya, kalau menang kan bisa jadi ajang promosi juga itu selain

itu ya saya membantu bagian piket, disitu kami menerima

205 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020. 206 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

110

administrasi serta mengelola data dari mereka yang masuk untuk

rekapitulasi dan menjadi gate keeper juga bagi mereka yang

membutuhkan informasi seputar PPDB di MI Salafiyah ini. Tentunya

semua dilakukan dengan bantuan teknologi terkini yaa, seperti server,

kita kan juga ada tuh PPDB online nya, kita buat mandiri servernya.”

(S.W.TU.Str/08-06-2020)207

Disamping beberapa penjabaran diatas, kepala komite sekolah

menjabarkan tentang strategi MI salafiyah dalam PPDB era revolusi industri

4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan sebagai berikut

“Saya rasa strategi utamanya adalah tentang pemasaran ya, PPDB

akan berhasil jika kita bisa memasarkan secara tepat sasaran dalam

hal ini tentunya MI Salafiyah juga melakukan itu seperti yang saya

sebutkan tadi, ada promosi lewat youtube, facebook, dan lain

sebagainya, disamping itu ya kami selalu menjalin keakraban dengan

masyarakat melalui kegiatan kegiatan di luar sekolah dan menghadiri

acara acara lomba akademik maupun non akademik ya.”

(LS.W.KKS.Str/09-06-2020)208

Beberapa hal diatas tentunya tidak dapat dilepaskan dari faktor faktor

yang mempengaruhi strategi yang dilaksanakan itu sendiri. Hasil

wawancara dengan kepala sekolah MI Salafiyah Margomulyo mengungkap

bahwa faktor faktor yang mempengaruhi strategi tersebut adalah sebagai

berikut

“PPDB di era ini tantangannya bervariatif ya mas, apalagi kan

dengan semakin banyaknya kebutuhan peserta didik, ketidak samaan

keinginan masing masing individu, dan ditambah pula dengan akses

teknologi yang serba mudah, tentunya hal hal demikian

mempengaruhi pilihan dari mereka juga. Maka ya kita sebagai pihak

penyedia layanan pendidikan harus merancang dan memformulasi

agar layanan kita diminati oleh mereka dan hal ini bersifat universal.

Agar tetap cocok di hati banyak orang. Yang paling menjadi kendala

yaa, biaya terkadang, namanya kita sekolah juga berbiaya rendah

sekali, itu pun terkadang masih ada yang protes, sekitar 25 ribu

sekarang uang komite itu. Ya terkadang keinginannya banyak, tapi

dananya nabung dulu, bertahap lah istilahnya. Untungnya ya

sebagian besar temen temen disini juga memahami, bahwa dengan

biaya yang bisa dibilang minim, mereka mampu berimprovisasi tanpa

207 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 208 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

111

pembengkakan biaya yang tidak perlu. Kalau yang lain lain saya kira

tidak ada, zonasi misalnya juga tidak berdampak sama sekali pada

saya. Malah tambah banyak siswa saya, covid 19 tidak juga, wali

murid di sekolah yang lain pada sambat anaknya ga ada pelajaran,

kita tetap berjalan dengan sistem daring, bahkan ada yang berkata

“tahu gitu tak sekolahin di MI Salafiyah saja, masih tetep diajar,” nah

ini kan juga strategi juga dalam masa yang seperti ini. Disaat

lembaga lain kesulitan dan tidak memperhatikan kondisi muridnya,

kita tetap memberikan pelayanan penuh. Dukungan IT kita bagus,

saya rasa paling bagus diantara yang lain sekelas kecamatan kerek

ini. Lab komputer kita juga bagus, nanti liat ya di lantai 2, jadi ya

sebelum ada covid ini kita sudah terlatih, sekarang tinggal penerapan

saja. UKK kemaren juga gitu, disaat sekolah yang lain pada bingung

gimana caranya, kita udah share soal kepada murid murid via sistem

informasi kita. Mendahului dari kemenag sendiri malah.”

(S.W.KS.Str/07-06-2020)209

Senada dengan hal tersebut, waka humas MI Salafiyah Margomulyo

menyatakan bahwa

“Ya, tantangannya adalah bagaimana lembaga pendidikan bisa

menggaet murid sebanyak banyaknya, dalam artian bisa memenuhi

kemauan calon peserta didik ya, intinya PPDB kan perekrutan siswa

baru toh, nah jadi kita berlomba gimana promosi kita tepat sasaran,

artinya strategi jitu. Sedangkan tantangannya kan teknologi ini, harus

kita kuasai untuk memenuhi kebutuhan calon peserta didik kita.”

(S.W.WH.Str/06-06-2020)210

Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan dari tata usaha MI

Salafiyah Margomulyo yang menjelaskan bahwa

“Ya, setiap lembaga perlu berinovasi dalam rangka menggaet calon

peserta didik serta dapat mengakomodir setiap kebutuhan para calon

siswa itu secara menyeluruh. Jadi ya harus buat produk maupun

program yang bisa mengambil jalan tengah untuk memenuhi

kebutuhan mereka yang beragam.” (S.W.TU.Str/08-06-2020)211

209 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020. 210 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 211 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

112

Sedangkan secara umum menurut kepala komite sekolah MI Salafiyah

Margomulyo terkait tentang faktor yang mempengaruhi strategi PPDB pada

era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan adalah

“Kita harus bisa bersaingan dengan sekolah lain ya, dalam artian

dari segi kualitas maupun kuantitas, tentunya hal ini perlu didukung

dengan sumber daya yang memadai ya, baik SDM maupun SDA yang

tersedia.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)212

Selain mampu merumuskan strategi dan mengidentifikasi faktor yang

mempengaruhinya, para pelaksana strategi juga dituntun untuk memahami

dan melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepada dirinya. berikut

adalah penjelasan dari kepala sekolah mengenai tugas pokok kepala sekolah

dalam pelaksanaan strategi PPDB era revolusi industri 4.0 melalui

pemasaran jasa pendidikan.

“Tugas saya ya mengawasi agar proses tersebut berjalan dengan

sebaik mungkin dan mengarahkan kembali ke rencana semula jika

dirasa tidak sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama sama

dengan tim yang terlibat ya, dan menyelesaikan keluhan keluhan dan

kendala yang muncul ya, tentunya sesuai SOP yang berlaku. Inovasi

terus kita lakukan, kami terbuka untuk menampung saran dari

berbagai pihak, jika itu dianggap baik akan saya instruksikan untuk

mengeksekusinya. nanti juga ada evaluasi di akhir kegiatan.”

(S.W.KS.Str/07-06-2020)213

Sedangkan tugas pokok dari waka humas seperti yang diutarakan oleh

beliau sendiri adalah

“Saya sebagai penghubung atau penyambung lidah antara aspirasi

masyarakat dan pihak sekolah. saya buat riset kecil kecilan, trend

dimasyarakat ini seperti apa sekarang, apa itu identifikasi pasar ya

namanya. Lalu saya usulkan ke pihak sekolah dan kita rumuskan

strateginya sama sama. Kalau penanggung jawab PPDB ada di

kepala sekolah, saya dalam bahasa kasarnya ya tim kreatif lah, kan

ada tuh tim PPDB nah saya bagian pemetaan minat dan aspirasi

masyarakat, serta juga mengendalikan informasi yang keluar masuk

juga, agar tidak terjadi salah persepsi dimata masyarakat.

Pemasaran juga saya, bikin konsep promosi, bikin konsep informasi,

212 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020. 213 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

113

nanti konsepnya saya serahkan ke tata usaha untuk dibikinkan desain

dan saya review sebelum di share ke masyarakat.” (S.W.WH.Str/06-

06-2020)214

Tata usaha MI Salafiyah dalam hal ini juga mempunyai tugas pokok

seperti penuturan yang didapatkan melalui wawancara adalah

“Seperti yang saya bilang tadi, saya dibagian pelaksana piket

administrasi dan pengelolaan media media youtube, facebook, dan

instagram, serta bikin desain ya.” (S.W.TU.Str/08-06-2020)215

Sedangkan tugas pokok kepala komite sekolah seperti yang dijabarkan

oleh beliau sendiri adalah

“Saya sebagai pengawas eksternal lah istilahnya, jika ada dinamika

yang perlu dilaporkan ke pihak sekolah akan saya laporkan, jika ada

kekurangan mungkin, akan saya konsulkan segera, selain itu ya saya

tetap mengedukasi masyarakat yang ingin tahu tentang MI Salafiyah

tentunya.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)216

Dalam sebuah strategi, tentunya ada kendala kendala dan rintangan

yang muncul baik dalam perumusan maupun dalam pelaksanaannya,

meskipun demikian tentunya setiap lembaga pendidikan harus mampu

melaksanakan strategi yang mereka susun secara maksimal. Strategi

merupakan sesuatu yang bersifat dinamis, strategi harus dapat menjawab

tantangan tantangan yang ada pada saat ini dan kedepan. berdasarkan hasil

wawancara dengan beberapa narasumber di MI Salafiyah Margomulyo,

strategi yang dilakukan ini merupakan sebuah strategi yang terbaik bagi MI

Salafiyah dalam masa sekarang. Dalam hal ini kepala sekolah MI Salafiyah

menerangkan bahwa

“Setiap tahun, tentunya ada dinamika, dan dinamika tersebut

menuntut perubahan, saya rasa metode untuk tahun tahun yang telah

lewat merupakan metode yang terbaik pada saat itu, tentu tidak

menutup kemungkinan perubahan pada tahun berikutnya, disebabkan

214 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 215 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 216 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

114

oleh dinamika dan perkembangan situasi yang ada.” (S.W.KS.Str/07-

06-2020)217

Sedangkan, waka humas MI Salafiyah Margomulyo menjabarkan

bahwa

“Ya, inilah yang terbaik untuk masa sekarang, mungkin bisa berubah

tahun depan jika ada dinamika baru.” (S.W.WH.Str/06-06-2020)218

Hal tersebut senada dengan penjabaran dari tata usaha MI Salafiyah

Margomulyo yang menjelaskan bahwa

“Sangat tepat, buktinya kita juga selalu menjadi juara bertahan

dalam jumlah PPDB setiap tahunnya, bahkan kalau disini udah penuh

kuotanya malah sekolah lain yang menjadi pelarian, meskipun kita

akreditasinya B tetap tidak kalah dengan yang akreditasi A. dari

tahun ke tahun terbukti setiap strategi yang dirumuskan selalu

membuahkan hasil yang sangat memuaskan menurut saya.”

(S.W.TU.Str/08-06-2020)219

Secara lebih lanjut, kepala komite sekolah MI Salafiyah Margomulyo

menyatakan bahwa

“Sangat tepat, jujur saja ya, saya tidak pernah menemui sekolah

dengan kebersamaan seperti ini, tingkat gotong royongnya tinggi,

solidaritasnya juga, karena ya mereka rata rata dulu rekan rekan

masa kecil, yang jadi guru guru sekarang itu, banyak yang seangkatan

dulu, jadi yaa faktor keakraban itu mungkin yang menjadi

memudahkan mereka bekerja sama dalam satu tim. Disamping itu

juga ini mas, program juga bagus, tepat sasaran dan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat bahkan melebihinya.” (LS.W.KKS.Str/09-06-

2020)220

Beberapa hal yang telah disebutkan diatas tentunya tidak menutup

kemungkinan penerapan strategi penerimaan peserta didik baru pada era

revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan

217 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020. 218 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 219 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni

2020. 220 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

115

oleh MI Salafiyah Margomulyo untuk diterapkan pada lembaga lain. Dalam

hal ini kepala sekolah menyatakan bahwa

“Jika mau diterapkan di sekolah lain, saya rasa bisa, tapi dengan

banyak syarat yang telah saya sebutkan diawal tadi, bahwa harus

begini begini, melewati proses yang sedemikian panjang, mungkin

jika diadopsi sebagian kecil akan lebih mudah, tapi ya jaminan dari

setiap strategi itu adalah bagaimana kita merumuskan yang terbaik,

melaksanakan dengan sebaik mungkin, dan mengevaluasi dengan

tepat. Tentu faktornya akan berbeda beda di tiap lembaga

pendidikan.” (S.W.KS.Str/07-06-2020)221

Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan dari waka humas yang

menyatakan bahwa

“Kalau penerapan di sekolah lain saya rasa bisa, tapi dengan syarat

kondisi yang sama, SDM dan SDA yang sama, dan dengan metode

pelaksanaan yang sama, artinya ya tidak semua bisa diterapkan,

harus ada modifikasi lagi sesuai kebutuhan mereka.”

(S.W.WH.Str/06-06-2020)222

Senada dengan hal tersebut, tata usaha MI Salafiyah Margomulyo

menjabarkan bahwa

“Tidak menutup kemungkinan untuk itu ya mas, tapi dengan syarat

dan ketentuan bahwa sekolah itu mempunyai kemiripan dengan

kondisi kita atau diatas kita ya.” (TU)

Hal tersebut juga di tegaskan oleh kepala komite sekolah yang

menyatakan bahwa

“Besar kemungkinan bisa, tetapi ya harus dengan kondisi SDM dan

SDA yang hampir mirip, karena ya sulit sekali untuk mencapai hal

tersebut, tapi tetap bisa kalau mau berusaha dengan maksimal,

problem nya adalah mau apa tidak, kuat atau tidak, kalau menurut

saya.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)223

221 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni

2020. 222 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni

2020 223 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban

pada 08 Juni 2020.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

116

C. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti akan menjabarkan tentang hasil analisis temuan

penelitian tentang Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era revolusi

industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa Pendidikan. Hasil analisis tersebut akan

disajikan sesuai dengan deskripsi dari temuan penelitian yang telah dijabarkan

pada sub bab sebelumnya.

1. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri

4.0 di MI Salafiyah

Strategi merupakan susunan rencana yang sistematis serta

menghubungkan antara kekuatan internal dengan peluang maupun ancaman

eksternal dari lingkup persaingan antar organisasi. Oleh karena itu strategi

selalu berkaitan evaluasi dan pemilihan alternatif yang tersedia bagi suatu

manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.224 Dalam konteks

pendidikan, strategi adalah usaha sistematis dan terkordinasi untuk secara

terus menerus memperbaiki kualitas pelayanan, sehingga fokusnya

diarahkan ke pelanggan dalam hal ini peserta didik, orang tua peserta didik,

pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan masyarakat.225

Era revolusi industri 4.0 seperti yang dikatakan oleh para ahli juga

telah mengubah beberapa perilaku konsumen yaitu, budaya follower, yang

memiliki arti sebagai bentuk perilaku sebagian besar masyarakat atau

komunitas di lingkungannya yang dilakukan secara bersama-sama. Gaya

hidup (life style) mencerminkan perilaku seseorang yang direfleksikan

melalui aktivitasnya, sedangkan prestise terkait dengan kemampuan yang

dimiliki seseorang dan menjadikan orang tersebut berbeda dengan orang

lain, yang diraih melalui kepemilikan produk berkualitas sehingga akhirnya

membuat orang tersebut berbeda dengan yang lain. Faktor pencitraan

merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, karena hal tersebut terkait dengan

224 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.

200. 225 E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013)

Hal. 216.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

117

ide, kesan, keyakinan konsumen atas produk yang dikonsumsinya.226

Keadaan seperti ini tentunya sangat menuntut beberapa terobosan maupun

inovasi dari pengelola lembaga pendidikan dalam usaha menggaet para

calon peserta didiknya dengan cara – cara maupun metode yang terbarukan

sehingga tidak terkesan kuno dan kolot di mata calon konsumen mereka.

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui

wawancara, strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi

industri 4.0 adalah adalah rencana cermat yang disusun untuk program

penerimaan peserta didik baru dalam suatu lembaga pendidikan pada era

revolusi industri 4.0 untuk memenangkan persaingan yang berlangsung

antar lembaga pendidikan.

Dalam strategi sendiri, terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhinya. Faktor tersebut bisa berbeda – beda dan bisa juga sama

dari masing – masing lembaga pendidikan. Faktor tersebut adalah faktor

internal dan eksternal. Faktor – faktor ini bisa dianalisis oleh para pengelola

lembaga pendidikan dengan menggunakan analisis SWOT sehingga bisa

mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi strategi yang dijalankan.

Kotler mengatakan bahwa analisis SWOT dapat diartikan sebagai evaluasi

terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.227

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui

wawancara, faktor yang menjadi tantangan bagi MI Salafiyah dalam

penerimaan peserta didik baru sangat bervariatif, diantaranya tingkat

heterogenitas kebutuhan masing masing individu pengguna jasa pendidikan,

perkembangan teknologi yang semakin mutakhir, serta faktor internal

seperti anggaran.

Penerapan atau pelaksanaan strategi adalah sebuah proses manajerial

dalam mewujudkan strategi dan kebijakan dengan tindakan melalui

226 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi

Industri 4.0. (Journal Conference on Management and Behavioral Studies. (Universitas

Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 138. 227 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. (Jakarta : Erlangga,

2009) Hal. 63.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

118

pengembangan program, anggaran, dan prosedur.228 Dalam kegiatan

penerimaan peserta didik baru, lembaga pendidikan bisa mengembangkan

tiga unsur yang telah disebutkan melalui tahapan tahapan seperti, formulasi

strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi229

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui

wawancara, MI Salafiyah menyusun strategi mereka melalui langkah

langkah sebagai berikut

a. Merumuskan Strategi

Perumusan strategi ini dilakukan dalam rangka menghadapi

program PPDB yang akan dijalankan, sehingga dapat menimbulkan

keselarasan dan kesatuan pendapat tentang strategi strategi yang akan

diambil dan dijalankan dalam penerimaan peserta didik baru. dalam hal

perumusan ini MI Salafiyah mengadakan rapat bersama dengan jajaran

dan pihak terkait.

Selain merumuskan strategi, MI Salafiyah juga melakukan

beberapa analisis menggunakan analisis SWOT. Hal ini dilakukan untuk

mengkaji tentang penentuan target, anggaran yang akan digunakan serta

program program yang akan dijalankan.

b. Membentuk Tim PPDB

Pembentukan tim ini menurut kepala sekolah adalah bagian dari

upaya agar program penerimaan peserta didik dapat berjalan secara

efektif. Sehingga program program yang telah dijalankan dapat berjalan

sesuai dengan rencana.

c. Melakukan Promosi

Dalam kegiatan MI Salafiyah melakukan serangkaian bentuk

promosi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

menggunakan media daring maupun luring. Hal ini tentunya dilakukan

dengan tujuan untuk mendongkrak dan mengenalkan program program

228 Rachmat. Manajemen Strategik. (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014) Hal. 32. 229 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).

Hal.45.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

119

unggulan yang dimiliki serta diharapkan mampu menjangkau pangsa

pasar yang lebih luas serta mampu menggaet para calon peserta didik

baru. dalam pelaksanaan ini juga dilakukan kegiatan tambahan berupa

monitoring. monitoring dilakukan agar kegiatan yang dilaksanakan

dapat berjalan sesuai dengan rencana serta dapat memberikan kontrol

yang diperlukan. Hal ini juga dimaksudkan untuk memudahkan langkah

langkah antisipasi yang mungkin dibutuhkan dalam pelaksanaan.

d. Melakukan Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi ini dilakukan oleh MI Salafiyah untuk

mengukur, mengawasi serta menentukan langkah tindak lanjut yang

akan dikerjakan di proses selanjutnya. Kegiatan ini biasanya

dilaksanakan pasca program penerimaan peserta didik baru telah selesai

dijalankan. evaluasi ini dilakukan bersamaan dengan rapat bersama

pihak pihak terkait.

Secara singkat, langkah langkah MI Salafiyah dalam pelaksanaan

strategi penerimaan peserta didik baru dapat dilihat dalam diagram berikut.

Diagram 2 Langkah – Langkah Pelaksanaan Strategi Penerimaan Peserta

Didik Baru pada Era Revolusi Industri 4.0 di MI Salafiyah

2. Pemasaran Jasa Pendidikan di MI Salafiyah

Setiap lembaga pendidikan tentunya mempunyai produk – produk

yang ditawarkan dan diberikan kepada para konsumennya. Dalam hal ini

produk dari lembaga pendidikan adalah jasa pendidikan. Jasa pendidikan

merupakan sebuah penunjang utama bagi para peserta didik agar menjadi

sumber daya manusia yang dapat bersaing pada era revolusi industri 4.0

seperti ini. Jasa pendidikan dalam lembaga pendidikan pada dasarnya

adalah kegiatan belajar mengajar serta layanan akademik yang diberikan

oleh lembaga pendidikan dalam kepada para konsumen pendidikan (peserta

didik).

Perumusan Strategi

Pembentukan Tim

Pelaksanaan Promosi & Monitoring

Pelaksanaan Evaluasi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

120

Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, jasa bisa diartikan sebagai

kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam memberikan

layanan atau menyalurkan jasa pendidikan kepada para konsumen

pendidikan atau peserta didik dengan cara memuaskan atau memberikan

pembelajaran. Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan bisa diartikan

sebagai sebuah proses manajerial dan sosial untuk mendapatkan apa yang

dibutuhkan melalui program penciptaan penawaran, pertukaran produk

yang mempunyai nilai tertentu dengan pihak lain yang membutuhkan dalam

bidang pendidikan. Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah

menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara

menyeluruh.230

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui teknik

wawancara, pemasaran jasa pendidikan adalah upaya upaya sekolah dalam

mempromosikan layanan serta produk dari lembaga pendidikan kepada

masyarakat dengan tujuan masyarakat tersebut menjadi tahu dan tertarik

untuk menggunakan jasa layanan pendidikan dari lembaga pendidikan

tersebut. Untuk mencapai hal tersebut MI Salafiyah melakukan beberapa

tahapan seperti

1. Identifikasi Pasar

Tahapan pertama dalam pemasaran pendidikan adalah

mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini, perlu

dilakukan suatu penelitian/riset pasar untuk mengetahui kondisi dan

ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi

kepentingan konsumen pendidikan, termasuk dalam tahapan ini adalah

pemetaan dari sekolah lain.231

MI Salafiyah melaksanakan identifikasi pasar dengan cara

menganalisis memetakan dinamika dan persaingan yang terjadi

disekitar lokasi MI Salafiyah Margomulyo. Hal ini akan menghasilkan

230 Buchari Alma. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2003). Hal. 53. 231 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

121

data berupa peta persaingan yang nantinya akan berguna dalam

penentuan segmentasi pasar.

2. Segmentasi Pasar

Penentuan target pasar merupakan langkah penting dalam

pengelolaan lembaga pendidikan. Dalam pasar yang sangat beragam

karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang menjadi

kepentingan utama bagi pengguna pendidikan. Secara umum, pasar

dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi, geografi, psikografi,

maupun perilaku.232

MI Salafiyah Margomulyo melaksanakan diferensiasi pasar

dengan membidik persaingan yang belum di masuki oleh para

pesaingnya serta terus meningkatkan kualitas dan mutu layanan yang

kebetulan ada persamaan dengan lembaga pendidikan lainnya sehingga

tetap mempunyai daya saing dibandingkan dengan para kompetitornya.

3. Diferensiasi Produk

Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam

mencari perhatian pasar. Dari banyaknya lembaga pendidikan yang ada,

orang tua siswa akan kesulitan untuk memilih sekolah anaknya

dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar lembaga pendidikan

semakin standar. Lembaga pendidikan hendaknya dapat memberikan

tekanan yang berbeda dari sekolah lainnya dalam bentuk kemasan yang

menarik, seperti logo dan slogan. Fasilitas internet mungkin akan

menjadi standar, namun jaminan internet yang aman dan bersih, akan

menarik perhatian orang tua.233

Diferensiasi dilakukan MI Salafiyah dengan memberi ke khas an

dan pemberian ciri khusus terhadap produk dan layanannya sehingga

dapat menimbulkan kesan yang mendalam di hati para konsumennya.

232 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395. 233 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 396.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

122

Langkah langkah yang dilaksanakan tersebut, menghasilkan sebuah

produk yang bernama marketing mix atau bauran pemasaran. Dalam dunia

pemasaran jasa pendidikan, tidak bisa juga dilepaskan dari elemen bauran

pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan seperangkat alat

bagi para pemasar yang terdiri dari beberapa unsur program pemasaran yang

perlu dipertimbangkan agar strategi pemasaran yang ditetapkan dapat

berjalan sukses. Bauran pemasaran pada produk jasa tentunya berbeda

bauran pada produk barang yang kita kenal selama ini. Adapun bauran

pemasaran jasa yang dimaksud adalah konsep 7P,234 yaitu:

a. Produk

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui

teknik wawancara, produk utama dari MI Salafiyah adalah kegiatan

belajar yang dilakukan sesuai dengan standar perundang undangan yang

ada. Disamping hal tersebut MI Salafiyah juga melakukan inovasi

produk berupa kegiatan ekstrakurikuler seperti drumband, banjari,

pramuka, kelas bahasa inggris, kelas IT, kelas bahasa arab dan lain

sebagainya.

b. Harga

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui

teknik wawancara, MI Salafiyah menerapkan harga yang terbilang

sangat rendah dibanding dengan sekolah disekitarnya. Hal ini dikuatkan

dengan bukti berupa perbedaan fasilitas fasilitas dan layanan didapatkan

menurut hasil observasi menunjukkan bahwa harga yang dipatok sangat

rendah dengan berbagai fasilitas dan layanan yang dapat dikatakan lebih

baik dan lebih banyak daripada sekolah disekitar.

c. Tempat

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui

teknik wawancara, sesuai dengan penjabaran dari kepala sekolah,

dikarenakan sekolah sudah berdiri sejak dahulu, maka unsur tempat ini

234 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.

382-383.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

123

menurut pemaparan dari kepala sekolah tidak memungkinkan untuk

diotak atik. Sehingga MI Salafiyah lebih berfokus kepada modifikasi

terkait sarana fisik yang yang ada agar menjadi faktor yang dapat

mendukung program pemasaran jasa pendidikan.

Meskipun demikian, jika dianalisis dengan mempertimbangkan

lokasi dari MI Salafiyah sendiri, hal ini bisa dikatakan sangat strategis

mengingat bahwa jarak antara sekolah ini dengan pusat kecamatan yang

notabene sebagai episentrum keramaian dan kegiatan di kecamatan

Kerek hanya berjarak kurang lebih sekitar 0,3 kilometer.

d. Sarana Fisik

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui

teknik wawancara, pembenahan sarana dan prasarana di MI Salafiyah

terus dilakukan untuk mengejar standarisasi yang ada dengan

melakukan, penambahan kamar mandi, perbaikan secara berkala

fasilitas yang ada, pembuatan ruang terbuka hijau, akses internet,

laboratorium IT, serta penambahan air conditioner di beberapa ruangan.

e. Promosi

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui

teknik wawancara, MI Salafiyah melakukan promosi menggunakan cara

langsung maupun tidak langsung

Promosi langsung dilakukan menggunakan media daring maupun

luring. Begitu pula promosi tidak langsung juga menggunakan media

daring maupun media luring.

f. Person

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui

teknik wawancara, MI Salafiyah senantiasa memperhatikan kualitas

para tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan. Hal ini dibuktikan

dengan pengikutsertaan tenaga pendidik dan kependidikan dalam

berbagai pelatihan dan seminar yang dibutuhkan. Program ini

dijalankan dalam rangka mengejar keoptimalan sumber daya manusia

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

124

yang dimiliki sehingga mampu bersaing serta mampu memenuhi

tuntutan zaman yang ada.

g. Proses

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui

teknik wawancara, selain melaksanakan kegiatan belajar mengajar

sebagai program inti, MI Salafiyah juga menanamkan nilai nilai luhur

pada peserta didiknya. Hal ini dibuktikan dengan beberapa program

diantaranya, pembiasaan tata krama dan adab sopan santun, muatan

lokal pelajaran kitab kitab pesantren, sholat dzuhur berjamaah, serta

penanaman nilai gotong royong dan amal jariyah.

Berikut adalah diagram dari unsur unsur bauran pemasaran yang

digunakan dalam jasa pendidikan

Diagram 3. Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan

3. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri

4.0 Melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di MI Salafiyah

Dalam era sekarang, atau yang sering disebut sebagai era industri 4.0,

yaitu era yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia.

Keadaan seperti ini tentunya sangat menuntut beberapa terobosan maupun

inovasi dari pengelola lembaga pendidikan dalam usaha menggaet para

calon peserta didiknya dengan cara – cara maupun metode yang terbarukan

sehingga tidak terkesan kuno dan kolot di mata calon konsumen mereka.

Strategi merupakan susunan rencana yang sistematis serta

menghubungkan antara kekuatan internal dengan peluang maupun ancaman

eksternal dari lingkup persaingan antar organisasi. Oleh karena itu strategi

selalu berkaitan evaluasi dan pemilihan alternatif yang tersedia bagi suatu

Bauran Pemasaran Jasa Pendidkan

Produk Harga Tempat Promosi Sar PrasOrang /

SDMProses

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

125

manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.235 Dalam konteks

pendidikan, strategi adalah usaha sistematis dan terkordinasi untuk secara

terus menerus memperbaiki kualitas pelayanan, sehingga fokusnya

diarahkan ke pelanggan dalam hal ini peserta didik, orang tua peserta didik,

pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan masyarakat.236

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui

wawancara, strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi

industri 4.0 adalah adalah rencana cermat yang disusun untuk program

penerimaan peserta didik baru dalam suatu lembaga pendidikan pada era

revolusi industri 4.0 untuk memenangkan persaingan yang berlangsung

antar lembaga pendidikan.

Penerapan atau pelaksanaan strategi adalah sebuah proses manajerial

dalam mewujudkan strategi dan kebijakan dengan tindakan melalui

pengembangan program, anggaran, dan prosedur.237 Dalam kegiatan

penerimaan peserta didik baru, lembaga pendidikan bisa mengembangkan

tiga unsur yang telah disebutkan melalui tahapan tahapan seperti, formulasi

strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi238

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui

wawancara, MI Salafiyah menyusun strategi mereka melalui langkah

langkah sebagai berikut

a. Merumuskan Strategi

Perumusan strategi ini dilakukan dalam rangka menghadapi

program PPDB yang akan dijalankan, sehingga dapat menimbulkan

keselarasan dan kesatuan pendapat tentang strategi strategi yang akan

diambil dan dijalankan dalam penerimaan peserta didik baru. dalam hal

235 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.

200. 236 E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013)

Hal. 216. 237 Rachmat. Manajemen Strategik. (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014) Hal. 32. 238 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).

Hal.45.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

126

perumusan ini MI Salafiyah mengadakan rapat bersama dengan jajaran

dan pihak terkait.

Selain merumuskan strategi, MI Salafiyah juga melakukan

beberapa analisis menggunakan analisis SWOT. Hal ini dilakukan untuk

mengkaji tentang penentuan target, anggaran yang akan digunakan serta

program program yang akan dijalankan. Kotler mengatakan bahwa

analisis SWOT dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.239

Selain menggunakan analisis SWOT, MI Salafiyah juga

menerapkan marketing mix sebagai inti dari strategi penerimaan peserta

didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa

pendidikan. Marketing mix ini disusun dengan langkah langkah sebagai

berikut.

1. Identifikasi pasar

Tahapan pertama dalam pemasaran pendidikan adalah

mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini, perlu

dilakukan suatu penelitian/riset pasar untuk mengetahui kondisi dan

ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi

kepentingan konsumen pendidikan, termasuk dalam tahapan ini

adalah pemetaan dari sekolah lain.240

2. Segmentasi pasar

Penentuan target pasar merupakan langkah penting dalam

pengelolaan lembaga pendidikan. Dalam pasar yang sangat beragam

karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang menjadi

kepentingan utama bagi pengguna pendidikan. Secara umum, pasar

dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi, geografi,

psikografi, maupun perilaku.241

239 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. (Jakarta : Erlangga,

2009) Hal. 63. 240 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395. 241 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

127

3. Diferensiasi produk

Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam

mencari perhatian pasar. Dari banyaknya lembaga pendidikan yang

ada, orang tua siswa akan kesulitan untuk memilih sekolah anaknya

dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar lembaga pendidikan

semakin standar. Lembaga pendidikan hendaknya dapat

memberikan tekanan yang berbeda dari sekolah lainnya dalam

bentuk kemasan yang menarik, seperti logo dan slogan. Fasilitas

internet mungkin akan menjadi standar, namun jaminan internet

yang aman dan bersih, akan menarik perhatian orang tua.242

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan seperangkat alat

bagi para pemasar yang terdiri dari beberapa unsur program pemasaran

yang perlu dipertimbangkan agar strategi pemasaran yang ditetapkan

dapat berjalan sukses.243 Rangkuman dari marketing mix ini

sebagaimana hasil wawancara dengan kepala sekolah adalah sebagai

berikut

1) Produk

Produk dari MI Salafiyah adalah kegiatan belajar mengajar

yang dijalankan sesuai dengan perundang undangan yang berlaku.

Sedangkan inovasi yang dilakukan MI Salafiyah dalam produknya

adalah pengadaan kegiatan ekstrakurikuler dengan berbagai macam

variasi seperti drumband, pramuka, banjari, kelas bahasa inggris,

kelas IT, kelas bahasa arab, dan lain sebagainya.

2) Harga

Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran

pemasaran karena harga menentukan pendapatan dari suatu

usaha/bisnis.244 Harga yang diterapkan MI Salafiyah juga relatif

242 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 396. 243 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.

382-383. 244 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.

51.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

128

rendah dibandingkan dengan sekolah lainnya yang berada di

kecamatan tempat MI Salafiyah berada. Tentunya harga ini akan

dapat dikatakan lebih murah lagi jika melihat berbagai faktor

fasilitas dan layanan akademik maupun non akademik yang akan

didapatkan oleh peserta didik di MI Salafiyah Margomulyo.

3) Tempat

Khusus untuk tempat, dikarenakan sekolah sudah berdiri sejak

dahulu, maka unsur tempat ini menurut pemaparan dari kepala

sekolah tidak memungkinkan untuk diotak atik. Sehingga beliau

lebih berfokus kepada modifikasi terkait sarana fisik yang yang ada

agar menjadi faktor yang dapat mendukung program pemasaran jasa

pendidikan.

4) Sarana fisik

Sarana fisik merupakan suatu hal yang nyata turut

mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan

menggunakan produk jasa.245 Dalam sebuah lembaga pendidikan,

yang dinamakan sebagai sarana fisik adalah sarana dan prasarana

atau yang biasa disebut sebagai bangunan atau gedung dengan

segala fasilitas yang ada. Faktor sarana dan prasarana pembelajaran

yang memadai merupakan elemen yang sangat membantu dalam

menunjang proses belajar – mengajar. Penggunaan teknologi

informasi dalam pembelajaran kepada peserta didik juga menjadi

penawaran yang menarik dalam menentukan pilihan sekolah bagi

peserta didik. Demikian juga suasana gedung dan kelas yang bersih

serta dilengkapi teknologi modern bisa memberikan kenyamanan

peserta didik dalam belajar. Hal ini diharapkan dapat memudahkan

peserta didik dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran.

Dalam sarana dan prasarana, MI Salafiyah terus mengejar

standarisasi yang ditetapkan oleh pemerintah agar mencapai standar

245 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.

64.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

129

mutu yang telah ditetapkan dan melakukan beberapa pembenahan

dan penambahan fasilitas seperti akses internet, ruangan ber ac,

penambahan jumlah kamar mandi, laboratorium komputer, ruang

terbuka hijau, dan lain sebagainya.

5) Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk,

apabila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin

bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka

tidak akan pernah membelinya.246

Dalam hal promosi, MI Salafiyah melakukan promosi secara

langsung maupun tidak langsung, penjabaran terkait metode

promosi tersebut adalah sebagai berikut

a) Promosi langsung

Promosi langsung ini dilakukan MI Salafiyah melalui

berbagai media yang dirasa mudah menjangkau berbagai lapisan

masyarakat baik secara daring maupun luring. Dalam

penggunaan media daring, MI Salafiyah melakukan promosi

melalui sosial media seperti youtube, instagram dan grup

facebook yang diharapkan dapat menjangkau masyarakat yang

dekat dengan teknologi terkini.

Dalam penggunaan media luring, MI Salafiyah

menggunakan media seperti spanduk, baliho, pamflet, hal ini

ditempatkan pada tempat tempat strategis yang nantinya

diharapkan dapat mengedukasi minat masyarakat terhadap

produk dari MI Salafiyah.

b) Promosi tidak langsung

Promosi tidak langsung ini dilakukan MI Salafiyah dengan

bantuan para alumni, opini bagus yang berkembang

246 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.

57.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

130

dimasyarakat, mengikuti lomba lomba, menarik perhatian

masyarakat melalui kegiatan yang dilakukan MI Salafiyah diluar

lembaga pendidikan, serta menjuarai berbagai bidang akademik

maupun non akademik.

6) Person

Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peran

dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi

pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan,

konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap

dan tindakan karyawan dan penampilan karyawan mempunyai

pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan

penyampaian jasa .247

Person atau orang merupakan faktor pendukung lainnya yang

perlu direncanakan secara matang. Dalam hal ini MI Salafiyah selalu

memperhatikan kondisi dan kemampuan sumber daya manusianya

agar selalu prima. MI Salafiyah mengikut sertakan para pegawai

maupun tenaga pendidik dalam acara seminar seminar maupun

pelatihan yang dirasa perlu dalam rangka peningkatan kualitasnya.

Disamping itu, MI Salafiyah juga melakukan secara mandiri

pelatihan yang dirasa mampu dilaksanakan untuk menekan efisiensi

penggunaan biaya. Dalam hal ini contohnya saat awal pembelajaran

baru periode 2020/2021, MI Salafiyah mengadakan pelatihan secara

mandiri kepada para gurunya agar mampu membuat video

pembelajaran dikarenakan adanya peraturan tentang pembelajaran

dari rumah.

7) Proses

Dalam prosesnya, selain melaksanakan kegiatan belajar

mengajar sebagai inti dari lembaga pendidikan, MI Salafiyah juga

berupaya menanamkan nilai nilai luhur kepada para peserta didiknya

247 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.

62.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

131

seperti pembiasaan tata krama dan adab sopan santun, muatan lokal

pelajaran kitab kitab pesantren, sholat dzuhur berjamaah, serta

penanaman nilai gotong royong dan amal jariyah.

b. Membentuk Tim PPDB

Organizing merupakan tanggung jawab manajer untuk mendesain

struktur organisasi dan mengatur pembagian pekerjaan. Termasuk

mempertimbangkan tugas apa yang harus dilakukan, siapa melakukan,

bagaimana tugas dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa dan di

mana keputusan dibuat.248

Dalam sebuah lembaga pendidikan diperlukan suatu struktur yang

jelas, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan saling lempar tanggung

jawab seandainya terjadi penyimpangan dalam pekerjaan.

Pengorganisasian ini sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas

tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang

sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya, serta

mengkordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan

organisasi.249

Pembentukan tim ini bagian dari upaya agar program penerimaan

peserta didik dapat berjalan secara efektif. Sehingga program program

yang telah dijalankan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Berikut

adalah tim tim yang dimaksudkan oleh MI Salafiyah Margomulyo

1) Kelompok Piket Administrasi

Tugas dan fungsi dari kelompok ini menurut kepala sekolah

adalah menjaga stand pendaftaran dan menerima pendaftaran dari

para calon peserta didik serta melaksanakan tugas tugas yang

berhubungan dengan administrasi. Khusus untuk tugas yang

berhubungan dengan administrasi, penanggung jawab utamanya

adalah Tata Usaha dari MI Salafiyah.

248 Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006). Hal. 12. 249 Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2008).

Hal. 71.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

132

2) Kelompok Pemasaran

Tugas dan fungsi dari kelompok ini menurut kepala sekolah

adalah membuat media promosi seperti video, banner, spanduk,

postingan di akun facebook, instagram serta youtube MI Salafiyah

Margomulyo. Tim ini dikepalai langsung oleh Waka Humas MI

Salafiyah Margomulyo.

3) Kelompok Pembantu

Tugas dan fungsi dari kelompok ini menurut kepala sekolah

adalah memberikan informasi terkait MI Salafiyah kepada

masyarakat. Kelompok pembantu ini, pada dasarnya adalah sebuah

kelompok yang bersifat opsional yang beranggotakan seluruh guru

dan pegawai MI Salafiyah. Kelompok ini bertugas jika ada

masyarakat yang mungkin datang bertanya, atau secara kebetulan

bertemu dengan masyarakat yang menanyakan ataupun

membutuhkan informasi tentang MI Salafiyah, tentunya sebelum

pelaksanaan PPDB kelompok ini akan diberikan pemahaman

mengenai informasi yang akan diberikan. Tentunya dalam hal ini

dengan tidak melampaui batas yang telah ditentukan, sehingga tetap

terjalin kesamaan informasi yang diberikan kepada masyarakat.

c. Melakukan Promosi

Actuating berkaitan dengan fungsi manajer dalam menjalankan

tindakan dan melaksanakan pekerjaan yang diperlakukan untuk

mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Actuating

merupakan implementasi dari apa yang direncanakan dalam fungsi

planning dengan memanfaatkan persiapan yang sudah dilakukan dalam

organizing.250

Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya MI Salafiyah

menggunakan dua metode promosi yaitu secara langsung dan tidak

250 Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006). Hal. 13.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

133

langsung. Secara lebih detail seperti yang dijabarkan oleh Waka Humas

MI Salafiyah menerangkan bahwa

1) Promosi Langsung

Media yang digunakan dalam promosi langsung ini terdapat

dua macam yaitu

a) Media Daring

(1) Grup Facebook

Grup facebook MI Salafiyah bisa diakses melalui

https://facebook.com/groups/244898585647145 atau bisa

dengan langsung menuju halaman pencarian facebook

dengan memasukkan kata kunci “MI Salafiyah

Margomulyo”.

(2) Akun Instagram

Akun instagram MI Salafiyah bisa terhubung melalui

@mismargomulyo

(3) Kanal Youtube

Kanal youtube MI Salafiyah bisa diakses melalui

https://youtube.com/channel/UCmUNnRqjuYErh1nju8rRwa

w atau bisa dengan menuju halaman pencarian youtube

dengan kata kunci “ MI Salafiyah Margomulyo”.

b) Media Luring

(1) Pamflet

Pamflet disebar dan ditempelkan pada tempat tempat

strategis seperti balai desa, taman kanak kanak, raudlatul

athfal, pasar, minimarket dan sebagainya.

(2) Baliho

Baliho dipasang pada titik titik keramaian di sekitar

desa dan kecamatan dengan mempertimbangkan keamanan

dan kemudahan untuk dilihat sehingga bisa tersampaikan

pesan yang dimaksud.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

134

(3) Banner

Banner dipasang pada halaman depan sekolah dan

stand pendaftaran

(4) Sosialisasi

Sosialisasi dilaksanakan dengan menggandeng pihak

sekolah lain dengan jenjang taman kanak kanak dan

raudlatul athfal.

2) Promosi Tidak Langsung

Seperti halnya media yang digunakan dalam promosi

langsung, promosi tidak langsung juga menggunakan dua macam

media yaitu

a) Media Daring

(1) Tagar Sosial Media

Tagar sosial media merupakan unggahan dan

pembaruan sosial media yang dimiliki baik oleh alumni

maupun berbagai pihak yang mencantumkan tagar

#mismargomulyo

(2) Postingan Sosial Media

Postingan sosial media merupakan unggahan dan

pembaruan sosial media yang dimiliki baik oleh alumni

maupun berbagai pihak yang berisi informasi seputar MI

Salafiyah

b) Media Luring

(1) Kejuaraan Akademik

Kejuaraan akademik yang diikuti MI Salafiyah adalah

olimpiade mata pelajaran, cerdas cermat, serta berbagai

perlombaan akademik yang jika dapat dimenangkan akan

mendongkrak nama MI Salafiyah di mata masyarakat.

(2) Kejuaraan Non Akademik

Kejuaraan non akademik yang diikuti MI Salafiyah

adalah AKSIOMA (ajang kompetisi seni dan olahraga

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

135

madrasah), Pekan Madaris, PORSENI tingkat SD/MI,

Kejuaraan Drum Band, serta berbagai perlombaan non

akademik yang jika dapat dimenangkan akan mendongkrak

nama MI Salafiyah di mata masyarakat.

(3) Kegiatan Luar Sekolah

Kegiatan luar sekolah yang dilakukan adalah,

reboisasi, latihan drum band keliling, kirab miladiyah,

pramuka, perlombaan 17 agustus, serta kegiatan kegiatan

yang dapat menarik animo masyarakat sekitar.

Disamping hal tersebut, MI Salafiyah juga menghadiri

undangan seperti mewakili upacara 17 agustus, undangan

penampilan drum band, serta terlibat dalam berbagai

kegiatan yang turut serta mengundang MI Salafiyah.

(4) Berita Media Massa

Berita media massa adalah berita berita yang dimuat

oleh surat kabar maupun majalah yang mencantumkan MI

Salafiyah. Dalam hal ini biasanya ketika MI Salafiyah

berhasil menjuarai suatu perlombaan maupun mendapatkan

prestasi yang membanggakan, maka akan dimuat dalam

media massa seperti surat kabar lokal, maupun nasional.

d. Melaksanakan Evaluasi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi apakah strategi

yang dijalankan berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai

tujuan. Hasil dari proses evaluasi ini dapat juga dipakai sebagai umpan

balik bagi perumusan strategi selanjutnya.

Pelaksanaan evaluasi ini dilakukan oleh MI Salafiyah untuk

mengukur, mengawasi serta menentukan langkah tindak lanjut yang

akan dikerjakan di proses selanjutnya. Kegiatan ini biasanya

dilaksanakan pasca program penerimaan peserta didik baru telah selesai

dijalankan. evaluasi ini dilakukan bersamaan dengan rapat

bersamapihak pihak terkait.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

136

Selain beberapa strategi yang telah disebutkan diatas, MI Salafiyah

juga menerapkan yang tidak kalah penting seperti optimalisasi program

program yang telah berjalan, serta selalu berkomitmen agar program

program yang telah berjalan tersebut dapat terlaksana sebagaimana

mestinya dan tidak terbengkalai. MI Salafiyah juga berkomitmen untuk

melakukan usaha terbaiknya dalam setiap pelayanan serta penerapan

program program yang telah direncanakan.

Tentunya hal tersebut sangatlah penting mengingat bahwa pelayanan

yang terbaik dan kejelasan tentang program yang telah dicanangkan akan

mampu menjadikan citra baik dan menambah tingkat kepercayaan

konsumen pendidikan kepada MI Salafiyah.

Berikut adalah gambaran lengkap mengenai strategi penerimaan

peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa

pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban, yang bisa dilihat

pada halaman berikutnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

137

Dia

gra

m 4

. S

trat

egi

Pen

erim

aan P

eser

ta D

idik

Bar

u p

ada

Era

Rev

olu

si I

ndust

ri 4

.0 m

elal

ui

Pem

asar

an J

asa

Pen

did

ikan

di

MI

Sal

afiy

ah M

argom

uly

o K

erek

Tuban

ST

RA

TE

GI

PP

DB

PA

DA

ER

A R

EV

OL

US

I IN

DU

ST

RI

4.0

ME

LA

LU

I P

EM

AS

AR

AN

JA

SA

PE

ND

IDIK

AN

DI

MI

SA

LA

FIY

AH

MA

RG

OM

UL

YO

KE

RE

K T

UB

AN

PE

LA

KS

AN

AA

N

EV

AL

UA

SI

RT

L

PE

LA

KS

AN

AA

N

PR

OM

OS

I

TID

AK

L

AN

GS

UN

G

LU

RIN

G

KE

JU

AR

AA

N

AK

AD

EM

IK

KE

JU

AR

AA

N N

ON

A

KA

DE

MIK

KE

GIA

TA

N L

UA

R

SE

KO

LA

H

BE

RIT

A M

ED

IA

MA

SS

A

DA

RIN

G

TA

GA

R

PO

ST

ING

AN

PR

OM

OS

I L

AN

GS

UN

G

LU

RIN

G

PA

MF

LE

T

BA

NN

ER

BA

LIH

O

SO

SIA

LIS

AS

I

DA

RIN

G

FA

CE

BO

OK

INS

TA

GR

AM

YO

UT

UB

E

PE

MB

EN

TU

KA

N

TIM

TIM

PIK

ET

A

DM

INIS

TR

AS

I

KE

LO

MP

OK

P

EM

AS

AR

AN

KE

LO

MP

OK

P

EM

BA

NT

U

PE

RU

MU

SA

N

ST

RA

TE

GI

MA

RK

ET

ING

M

IX

PR

OD

UK

HA

RG

A

TE

MP

AT

SA

RP

RA

S

PR

OM

OS

I

SD

M

PR

OS

ES

SW

OT

PR

OG

RA

M

AN

GG

AR

AN

PR

OS

ED

UR

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

138

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengumpulkan, mengolah, serta menganalisis data sebagai hasil

penelitian dari pembahasan tentang Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru

pada Era Revolusi Industri 4.0. melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di MI

Salafiyah Margomulyo, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 di MI

Salafiyah Margomulyo merupakan rencana cermat yang disusun untuk

program penerimaan peserta didik baru dalam suatu lembaga pendidikan

pada era revolusi industri 4.0 untuk memenangkan persaingan yang

berlangsung antar lembaga pendidikan. Langkah langkah yang diterapkan

MI Salafiyah dalam pelaksanaan strategi tersebut diantaranya adalah (1)

merumuskan strategi, (2) membentuk tim, (3) melaksanakan promosi, (4)

melaksanakan evaluasi.

2. Pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah merupakan sebuah upaya upaya

MI Salafiyah Margomulyo dalam mempromosikan layanan serta produk

dari lembaga pendidikan kepada masyarakat dengan tujuan masyarakat

tersebut menjadi tahu dan tertarik untuk menggunakan jasa layanan

pendidikan dari MI Salafiyah tersebut. Dalam strategi pemasarannya MI

Salafiyah mengembangkan unsur unsur marketing mix yang disusun

melalui tahapan identifikasi pasar, segmentasi pasar, serta diferensiasi pasar

seperti produk, harga, tempat, sarana fisik, promosi, SDM, dan proses.

3. Strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui

pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo adalah rencana

cermat yang disusun untuk program penerimaan peserta didik baru pada era

revolusi industri 4.0 dalam mempromosikan layanan serta produk dari

lembaga pendidikan kepada masyarakat dengan tujuan masyarakat tersebut

menjadi tahu dan tertarik untuk menggunakan jasa layanan pendidikan dari

MI Salafiyah tersebut. Tahapan dalam pelaksanaan strategi penerimaan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

139

peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa

pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo adalah, (1) Merumuskan strategi,

yang disusun dalam rapat beserta jajaran terkait. (2) Membentuk tim, yang

terdiri dari kelompok piket administrasi, kelompok pemasaran, serta

kelompok pembantu. (3) Melakukan promosi, yang dilakukan dengan cara

langsung maupun tidak langsung. (4) Melaksanakan evaluasi, Tahapan ini

dimaksudkan untuk mengevaluasi apakah strategi yang dijalankan berjalan

sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan. Hasil dari proses evaluasi

ini dapat juga dipakai sebagai umpan balik bagi perumusan strategi

selanjutnya.

B. Saran

Akhir dari penulisan skripsi ini, peneliti memberikan beberapa saran dan

rekomendasi terkait strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi

industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah dengan harapan

agar program program yang ada menjadi semakin baik dan memunculkan

inovasi inovasi untuk kedepannya. Berikut adalah saran dari peneliti

1. Kepala MI Salafiyah Margomulyo dapat menggunakan hasil penelitian ini

untuk terus mengembangkan dan melakukan inovasi ivonasi terhadap

strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui

pemasaran jasa pendidikan agar menjadi semakin baik.

2. Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo agar terus menggali potensi dari

MI Salafiyah Margomulyo dan dapat mempromosikannya secara tepat dan

efektif agar program program yang ada dapat diketahui masyarakat secara

lebih luas lagi dan mampu menarik minat masyarakat untuk menggunakan

jasa layanan pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo

3. Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo agar terus mengedepankan asas asas

pelayanan dan terus mengembangkan desain serta media promosi agar dapat

selalu memberikan kepuasan terhadap konsumen jasa pendidikan serta

mampu menumbuhkan minat masyarakat terkait dengan desain media

promosi yang telah dibuat.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

140

DAFTAR PUSTAKA

Ara Hidayat dan Imam Machali. 2010. Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip

dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah. Bandung: Pustaka

Educa.

Basu Swastha dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta :

Liberty.

Buchari Alma. 2003. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta.

Buchari Alma. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung :

Alfabeta.

Burhan Bungin. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenada Media Group.

Colin Gilligan dan Richard M. S. Wilson. 2009. Strategic Marketing Planning.

London : Elseivier.

David Wijaya. 2012. Pemasaran Jasa Pendidikan. Jakarta : Salemba Empat.

Dian Purwati, dkk. 2018. Efektivitas Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru

Sistem Zonasi Bagi Siswa Rawan Melanjutkan Pendidikan. Jurnal

Dinamika Universitas Galuh Vol. 5, No. 4.

Didin Hafidhudin dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Syariah dalam Praktik.

Jakarta : Gema Insani.

Dokumen Prosedur Sistem Identifikasi Isu-Isu Internal Eksternal IAIN Purwokerto

Tahun 2017.

E. Mulyasa. 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Engkoswara dan Komariah. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Etta Mamang Sangadji & Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen – Pendekatan Praktis

Disertai Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta : Andi.

Fandy Tjiptono. 2014. Pemasaran Jasa. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Graham J Hooley, dkk. 2008. Marketing Strategy and Competitive Positioning.

London : Prentice Hall.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

141

Hadari Nawawi dan Mimi Martini. 1992. Penelitian Terapan. Yogyakarta :

Rajawali Press.

Hery Kiswanto. 2014. Pengaruh Hasil Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru

(PPDB), Minat Memilih Jurusan, dan Perilaku Belajar Terhadap Prestasi

Akademik Peserta Didik di SMK Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran

2012/2013 Universitas Negeri Yogyakarta : Fakultas Teknik, SKRIPSI.

Hoedi Prasetyo & Wahyudi Sutopo. 2018. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek

dan Arah Perkembangan Riset. J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Vol 13

No 1 Januari.

https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-industri-4-0/

diakses pada 29 maret 2020.

https://dapo.dikdasmen.kemendikbud.go.id & data rekapitulasi PPDB MI se

Kecamatan Kerek

https://kbbi.web.id/jasa

I Nyoman Sudiarta. 2011. Strategi Pemasaran : Mengintegrasikan Konsep

Pemasaran Pariwisata, Gaya Hidup Konsumen dan Manajemen Destinasi

Pariwisata Menuju Kualitas Pengalaman Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah

Manajemen dan Akutansi STIE Triatma Mulya, Vol. 16, No. 2, Desember.

J. Paul Peter & Jerry C. Olson. 2013. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran.

Jakarta : Salemba Empat.

J. Salusu. 2004. Pengambilan Keputusan Stratejik, Edisi 7. Jakarta : Grasindo.

Lester R. Bittel. 1978. Encyclopedia of Professional Management. New York :

McGraw Hill.

Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Mahmud Machfoedz. 2005. Pengantar Pemasaran Modern. Yogyakarta : UUP

AMP YKPN.

Moh. Kasiram. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif - Kualitatif. Yogyakarta :

Sukses Offset.

Muhaimin, dkk. 2009. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan

Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta : Kencana.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

142

Muhaimin, dkk. 2012. Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan

Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah). Cet.4. Jakarta : Kencana

Prenada Media Group.

Muhammad Mustari. 2014. Manajemen Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Nanang Fattah & H. Mohammad Ali. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta

: Universitas Terbuka.

Nanang Fattah. 2008. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda

Karya.

Ni Wayan Sri Suprapti. 2010. Perilaku Konsumen : Pemahaman Dasar dan

Aplikasinya dalam Strategi Pemasaran. Denpasar : Udayana University.

Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. 2018. Transformasi Perilaku

Konsumen Era Revolusi Industri 4.0. Journal Conference on Management

And Behavioral Studies Universitas Tarumanegara Jakarta 25 Oktober.

P. Joko Subagyo. 2006. Metode Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Pearce Robinson. 1997. Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi, dan

Pengendalian. Jakarta : Bina Rupa Aksara.

Permendikbud No. 44 Tahun 2019

Peter Mudie dan Angela Pirrie. 2006. Service Marketing Management. London :

Elseivier.

Philip Kotler & Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. Jakarta

: Erlangga.

Philip Kotler & Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. New Jersey :

Prentice Hall.

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. 2012. Manajemen Pemasaran, Edisi 12.

Jakarta : Erlangga.

Philip Kotler. 1997. Manajemen Pemasaran, Jilid 1. Jakarta : Prentice – Hall Inc.

Philip Kotler. 2000. Prinsip - Prinsip Pemasaran Manajemen. Jakarta : Prentice

Hall Indonesia.

Philip Kotler. 2003. Marketing Management The Millenium Edition. New Jersey :

Prentice-Hall International Inc.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

143

Rachmat. 2014. Manajemen Strategik. Bandung : CV Pustaka Setia.

Ratih Hurriyati. 2010. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. Bandung :

Alfabeta.

Ristiyanti Prasetijo. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta : Andi.

Sri Minarti. 2012. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara

Mandiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Susilo Setyo Utomo. Guru Di Era Revolusi Industri 4.0. (Univ. Nusa Cendana :

Pendidikan Sejarah FKIP UNDANA, ARTIKEL.

Taufiqurrohman. 2016. Manajemen Strategik. UNIV. Prof. Dr. Moestopo

Beragama : FISIP.

Tim Redaksi KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta : Balai

Pustaka.

Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

Wibowo. 2006. Manajemen Perubahan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.