Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era 4.0 ...
Transcript of Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era 4.0 ...
STRATEGI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 MELALUI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN
DI MI SALAFIYAH MARGOMULYO KECAMATAN KEREK
KABUPATEN TUBAN
SKRIPSI
Oleh:
M. AMRINA ROSYADA AHMAD
NIM. D03216022
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
NAMA : M AMRINA ROSYADA AHMAD
NIM : D03216022
JUDUL : STRATEGI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA
ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 MELALUI PEMASARAN JASA
PENDIDIKAN DI MI SALAFIYAH MARGOMULYO
KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/ karya saya sendiri, kecuali pada bagian – bagian yang menjadi rujukan
sebelumnya.
Tuban, 27 Juli 2020
Pembuat pernyataan,
M. Amrina Rosyada Ahmad
D03216022
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini dibuat oleh:
NAMA : M AMRINA ROSYADA AHMAD
NIM : D03216022
JUDUL : STRATEGI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA
ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 MELALUI PEMASARAN JASA
PENDIDIKAN DI MI SALAFIYAH MARGOMULYO
KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan
Surabaya, 14 Oktober 2020
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Mukhlishah AM., M.Pd Hj. Ni’matus Sholihah, M.Ag
NIP. 196805051994032001 NIP. 197308022009012003
v
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Skripsi oleh M. Amrina Rosyada Ahmad ini telah dipertahankan di depan TIM
Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
Surabaya, 20 Oktober 2020
Mengesahkan,
Dekan
Prof. Dr. H. Ali Mas’ud, M.Ag. M.Pd.I
NIP. 196301231993031002
Penguji I
Dr. Arif Mansyuri, M.Pd
NIP. 197903302014111001
Penguji II
Machfud Bachtiyar, M.Pd
NIP. 197704092008011007
Penguji III
Dr. Mukhlishah AM., M.Pd
NIP. 196805051994032001
Penguji IV
Hj. Ni’matus Sholihah, M.Ag
NIP. 197308022009012003
vi
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
PERPUSTAKAAN Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax. 031-8413300
E-Mail: [email protected]
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN PUBLIKASI
Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : M. AMRINA ROSYADA AHMAD
NIM : D03216022
Fakultas/Jurusan : FTK / MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
E-mail address : [email protected]
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan
UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :
Sekripsi Tesis Desertasi Lain-lain (.....................................)
yang berjudul :
STRATEGI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0 MELALUI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DI MI SALAFIYAH
MARGOMULYO KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada), Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini
Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan
menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN
Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntunan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta
dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 24 Oktober 2020
Penulis
( M. Amrina Rosyada Ahmad )
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
vii
ABSTRAK
M. Amrina Rosyada Ahmad (D03216022), Strategi Penerimaan Peserta Didik
Baru pada Era Revolusi Industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di
MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, Dosen
Pembimbing I Dr. Mukhlishah AM., M.Pd., dan Dosen Pembimbing II Hj.
Ni’matus Sholihah, M.Ag.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi penerimaan peserta didik
baru pada era revolusi industri 4.0, dan pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah
Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Jenis dari penelitian ini adalah
kualitatif. Informan penelitian ini adalah Kepala Sekolah MI Salafiyah
Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban sebagai informan kunci dan
Waka Humas, Tata Usaha, serta Kepala Komite Sekolah. Obyek penelitian ini
adalah strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui
pemasaran jasa pendidikan. Data penelitian diperoleh melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Strategi
penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 di MI Salafiyah
Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban adalah rencana cermat yang
disusun untuk program penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0
untuk memenangkan persaingan yang berlangsung antar lembaga pendidikan. hal
tersebut dilakukan dengan perumusan strategi, pembentukan tim, pelaksanaan
promosi, serta pelaksanaan evaluasi. (2) Pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah
Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban adalah upaya dalam
mempromosikan layanan serta produk kepada masyarakat dengan tujuan
masyarakat tersebut menjadi tahu dan tertarik untuk menggunakan jasa layanan
pendidikan dari MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban
tersebut. Hal ini dilakukan dengan dengan melakukan inovasi terhadap unsur unsur
marketing mix jasa pendidikan, yang dilakukan melalui tahapan tahapan seperti
identifikasi pasar, segmentasi pasar, dan diferensiasi produk. (3) Strategi
penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa
pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban
dilakukan dengan melaksanakan strategi yang telah disusun sebelumnya,
pengembangan unsur unsur bauran pemasaran serta promosi.
Kata kunci : strategi, penerimaan peserta didik baru, era revolusi industri 4.0,
pemasaran jasa pendidikan,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. iv
PENGESAHAN TIM PENGUJI ......................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11
E. Definisi Konseptual ................................................................................. 13
F. Keaslian Penelitian .................................................................................. 16
G. Sistematika Pembahasan ........................................................................ 18
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 21
A. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Era Revolusi
Industri 4.0 ............................................................................................... 21
1. Pengertian Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era
Revolusi Industri 4.0 ........................................................................... 21
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Strategi Penerimaan
Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri 4.0 ............................. 27
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ix
3. Penerapan Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era
Revolusi Industri 4.0 ........................................................................... 33
B. Pemasaran Jasa Pendidikan................................................................... 35
1. Pengertian Pemasaran Jasa Pendidikan ............................................... 35
2. Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan .................................................... 42
3. Penerapan Pemasaran Jasa Pendidikan ............................................... 48
C. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi
Industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa Pendidikan ................................ 54
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 64
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 64
B. Kehadiran Peneliti .................................................................................. 65
C. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 65
D. Subyek Penelitian .................................................................................... 66
E. Informan Penelitian ................................................................................ 66
F. Tahap Penelitian...................................................................................... 68
G. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 69
H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 71
I. Keabsahan Data ...................................................................................... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 78
A. Deskripsi Tempat Penelitian .................................................................. 78
1. Lokasi Penelitian ................................................................................. 78
2. Sejarah Lembaga ................................................................................. 79
3. Struktur Keorganisasian ...................................................................... 81
4. Visi dan Misi Lembaga ....................................................................... 81
5. Dinamika Penerimaan Peserta Didik Baru di MI Salafiyah ................ 82
B. Temuan Penelitian .................................................................................. 85
1. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi
Industri 4.0 .......................................................................................... 85
2. Pemasaran Jasa Pendidikan ................................................................. 94
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
x
3. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi
Industri 4.0 Melalui Pemasaran Jasa Pendidikan .............................. 108
C. Pembahasan ........................................................................................... 116
1. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi
Industri 4.0 di MI Salafiyah .............................................................. 116
2. Pemasaran Jasa Pendidikan di MI Salafiyah ..................................... 119
3. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi
Industri4.0 Melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di MI Salafiyah ..... 124
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 138
A. Kesimpulan ............................................................................................ 138
B. Saran....................................................................................................... 139
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 140
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Jumlah Penerimaan Peserta Didik Baru
SD/MI se-Kecamatan Kerek Tahun 2017 – 2019. .......................... 8
Tabel 2. Perbandingan Jumlah Penerimaan Peserta Didik Baru
SD/MI di Sekitar MI Salafiyah Margomulyo dengan
Rentang Jarak 0 – 1 Kilometer. ..................................................... 10
Tabel 3. Definisi Operasional...................................................................... 15
Tabel 4. Daftar Informan ............................................................................. 66
Tabel 5. Daftar Informan dan Jenis Data .................................................... 67
Tabel 6. Indikator Kebutuhan Data Observasi ............................................ 69
Tabel 7. Indikator Data Kebutuhan Wawancara ......................................... 71
Tabel. 8. Pengkodean Data Penelitian .......................................................... 73
Tabel. 9. Contoh Penerapan Kode dan Cara Membacanya .......................... 74
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Struktur Organisasi........................................................................ 81
Diagram 2. Langkah – Langkah Pelaksanaan Strategi Penerimaan
Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri 4.0 di MI
Salafiyah ...................................................................................... 119
Diagram 3. Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan ............................................ 124
Diagram 4. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi
Industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di MI
Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban .......................................... 137
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Blue Print Pedoman Wawancara PenelitianKesalahan! Bookmark
tidak ditentukan.
Lampiran 2. Kisi-Kisi Pedoman ObservasiKesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
Lampiran 3. Pedoman Wawancara ... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
Lampiran 4. Penyajian Data ............. Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
Lampiran 5. Reduksi Data ................ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
Lampiran 6. Dokumentasi Dan Data PendukungKesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Sejalan dengan amanat dari undang – undang yang telah disebutkan, telah
kita ketahui bersama bahwa terdapat banyak sekali lembaga – lembaga di
Indonesia yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa pendidikan. Hal ini
tentunya sudah kita rasakan sehari – hari dengan melihat semakin bertambah
banyaknya varian dari lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Tentunya
kita telah melihat dalam kehidupan sehari – hari bahwa semakin bervariasinya
lembaga pendidikan yang tersedia. Seperti contoh pada tingkat pendidikan
sekolah dasar saja, terdapat beberapa contoh bentuk lembaga pendidikan seperti
SD Swasta, SD Negeri, SD Bilingual, SD Tahfidz Qur’an, SD Internasional, SD
Terpadu, MI Negeri, MI Swasta, MI Tahfidz Qur’an, MI Bilingual, dan lain
sebagainya. Fenomena ini tentunya menciptakan sebuah iklim persaingan yang
berlangsung di antara lembaga pendidikan tersebut untuk berlomba – lomba
agar tetap dapat mempertahankan eksistensinya dan tetap diminati oleh para
pengguna jasa pendidikannya.
Dalam era sekarang, atau yang sering disebut sebagai era industri 4.0,
yaitu era yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam istilah lain
yang banyak bertebaran di mesin pencarian Google era ini disebut pula sebagai
era campur tangan (disrupsi) teknologi. Persaingan yang terjadi tentunya akan
berjalan semakin sengit dengan hadirnya paradigma dunia yang tanpa batas
1 Undang - Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
atau dalam istilah lain disebut borderless. Paradigma ini berpandangan bahwa
dunia merupakan sebuah lingkaran kecil yang mampu kita cakup dalam
genggaman tangan dengan bantuan teknologi informasi maupun komunikasi
yang bisa dikatakan tanpa batas.
Era revolusi industri 4.0 telah mengubah beberapa perilaku konsumen
yaitu, budaya follower, yang memiliki arti sebagai bentuk perilaku sebagian
besar masyarakat atau komunitas di lingkungannya yang dilakukan secara
bersama-sama. Gaya hidup (life style) mencerminkan perilaku seseorang yang
direfleksikan melalui aktivitasnya, sedangkan prestise terkait dengan
kemampuan yang dimiliki seseorang dan menjadikan orang tersebut berbeda
dengan orang lain, yang diraih melalui kepemilikan produk berkualitas
sehingga akhirnya membuat orang tersebut berbeda dengan yang lain. Faktor
pencitraan merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, karena hal tersebut terkait
dengan ide, kesan, keyakinan konsumen atas produk yang dikonsumsinya.2
Keadaan seperti ini tentunya sangat menuntut beberapa terobosan maupun
inovasi dari pengelola lembaga pendidikan dalam usaha menggaet para calon
peserta didiknya dengan cara – cara maupun metode yang terbarukan sehingga
tidak terkesan kuno dan kolot di mata calon konsumen mereka.
Senada dengan gagasan di atas, para ahli mengatakan bahwa, Persaingan
dalam dunia pendidikan menjadi tidak dapat terelakkan lagi, banyak lembaga
pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya, sehingga banyak terjadi
penggabungan dari beberapa lembaga pendidikan.3 Semakin banyaknya
lembaga pendidikan maka semakin banyak pula persaingan di dalam lembaga
pendidikan sehingga setiap lembaga pendidikan dituntut untuk menghadapi
iklim kompetitif tersebut.4 Hal seperti ini dibarengi pula dengan kondisi jarak
dari beberapa lembaga pendidikan tersebut yang bisa dibilang berdekatan.
2 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi
Industri 4.0. (Journal Conference on Management Ana Behavioral Studies Universitas
Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 138. 3 Ara Hidayat dan Imam Machali. Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam
Mengelola Sekolah dan Madrasah. (Bandung: Pustaka Educa, 2010). Hal. 257. 4 Mahmud Machfoedz. Pengantar Pemasaran Modern. (Yogyakarta : UUP AMP YKPN, 2005).
Hal. 14.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
Dalam perspektif peneliti sendiri, peneliti telah melihat penggabungan (merger)
yang dilakukan pemerintah di sekitar kecamatan tempat peneliti tinggal
terhadap beberapa sekolah dasar yang notabene berstatus negeri karena tidak
bisa memenuhi jumlah kuota peserta didik.
Pendidikan dipercaya sebagai alat strategi untuk meningkatkan taraf
hidup manusia. Melalui pendidikan, manusia menjadi cerdas, memiliki
kemampuan atau skill, sikap hidup yang baik, sehingga dapat bergaul dengan
baik di masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberi keuntungan
sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa bermartabat dan individunya
menjadi manusia yang memiliki derajat.5
Meskipun notabene lembaga pendidikan merupakan sebuah lembaga non-
profit, lembaga pendidikan tentunya dituntut untuk mempunyai kemampuan
menyesuaikan diri serta mampu berkembang untuk memenuhi kebutuhan
stakeholder di tengah persaingan yang sedang dihadapi di era industri 4.0 ini.
Persaingan yang sedang berlangsung ini menuntut perombakan yang signifikan
di bidang pelayanan, maupun pengelolaan yang selama ini masih menggunakan
tata cara maupun metode yang terbilang kuno ataupun tradisional menuju cara
cara yang modern untuk memenangkan persaingan dalam menarik para calon
peserta didik dan tetap eksis di tengah lembaga pendidikan lainnya. Untuk
memenuhi hal tersebut, tentunya dibutuhkan kontribusi dari tenaga ahli di
bidangnya untuk mendongkrak kinerja maupun proses di dalam lembaga
pendidikan agar dapat menghasilkan output yang berdaya saing tinggi sehingga
bisa memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini tentunya akan menambah karisma
maupun daya jual dari lembaga pendidikan tersebut jika mampu menghasilkan
output dalam hal ini alumni yang mampu diterima di berbagai sektor.
Agar lembaga pendidikan selalu mendapatkan tempat di hati masyarakat
maupun konsumennya, maka lembaga pendidikan juga dituntut untuk
senantiasa melakukan kegiatan pemasaran dalam rangka mempromosikan dan
menawarkan layanan yang dimilikinya. Dikarenakan calon konsumen tidak
5 Engkoswara dan Komariah. Administrasi Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2010). Hal. 1.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
akan pernah mengetahui betapa bagusnya layanan yang dimiliki oleh lembaga
pendidikan tersebut jika tidak pernah dipasarkan. Pemasaran menjadi sesuatu
yang mutlak yang harus dilaksanakan oleh sekolah, selain ditujukan untuk
memperkenalkan, pemasaran di lembaga pendidikan berfungsi untuk
membentuk citra baik terhadap lembaga dan menarik minat sejumlah calon
siswa.6 Setiap lembaga pendidikan harus memiliki kompeten dalam
memasarkan lembaga pendidikannya agar sumber daya manusia dan mutu
dalam lembaga itu bisa berkembang dan maju, maka dari itu setiap lembaga
pendidikan membutuhkan strategi pemasaran jasa pendidikan agar sekolah
mampu bertahan dan bertumbuh.7
Pemasar perlu merancang strategi berdasarkan perilaku konsumen yang
datanya hanya diperoleh dari suatu penelitian tentang perilaku konsumen,
dimulai dari bagaimana kebutuhan suatu produk itu dirasakan, apa yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan itu, bagaimana mereka memutuskan
untuk membeli produk itu, bagaimana mereka untuk mengonsumsi produk,
sampai bagaimana mereka menyingkirkan produk itu. Pemasar harus bisa
merancang strategi yang tepat dalam mempengaruhi konsumen, dasar yang
digunakan harus berupa pengetahuan mengenai perilaku mereka dalam proses
beli yang dialami untuk suatu produk tertentu.8
Secara umum strategi didefinisikan sebagai suatu rencana cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.9 Strategi dalam ini
berfungsi sebagai sebuah rencana yang dirumuskan oleh lembaga untuk
menghadapi persaingan serta rencana implementasi dari program yang akan
dijalankan. Lembaga pendidikan adalah sebuah lembaga yang bergerak di
bidang jasa pelayanan pendidikan. dalam hal ini tentunya produk utama dari
lembaga pendidikan adalah jasa yang diberikan oleh lembaga tersebut kepada
peserta didik. Jasa dalam hal ini didefinisikan sebagai berikut.
6 Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah. (Jakarta : Kencana, 2009). Hal. 101. 7 Fandy Tjiptono. Pemasaran Jasa. (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2014). Hal. 39. 8 Ristiyanti Prasetijo. Perilaku Konsumen. (Yogyakarta : Andi, 2005). Hal. 17. 9 Tim Redaksi KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Jakarta : Balai Pustaka, 2005).
Hal. 1092.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
“A service is any act or performance that one party can offer to another
that is essentially intangible and does not result in the ownership of
anything. Its production may or may not be tied to a physical product.”10
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa jasa adalah tindakan
yang diberikan oleh satu pihak ke pihak lain serta tidak berwujud dan tidak
menyebabkan peralihan kepemilikan. Hal ini tentunya sejalan dengan jasa
pendidikan yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan yaitu ilmu ataupun
pembelajaran yang diberikan oleh guru dalam hal ini tidak berwujud, serta ilmu
tersebut tidak menghilang ataupun berkurang dari diri guru tersebut. Dalam hal
ini jasa dalam lingkup pendidikan tidak hanya seputar ilmu yang ditransfer dari
para guru pada peserta didik saja, beberapa fasilitas maupun layanan yang
dimiliki oleh lembaga pendidikan juga merupakan sebuah jasa yang ditawarkan
oleh lembaga pendidikan kepada peserta didik.
Dalam era revolusi industri 4.0 yang penuh persaingan ini, kepuasan dari
para pelanggan jasa pendidikan merupakan sebuah indikator yang menjadi
penentu keberhasilan persaingan tersebut. Para pelanggan tentunya akan merasa
puas dan secara suka rela untuk menyebarkan cerita tentang kepuasannya
kepada masyarakat luas. Di samping itu para pelanggan tentunya akan
memberikan respons yang negatif pula jika merasa tidak puas dengan apa yang
diperoleh di lembaga pendidikan tersebut. Pada era revolusi industri 4.0. ini
tentunya sebuah informasi akan mudah tersebar dengan luas dalam waktu
singkat saja. Hal ini tentunya akan menjadi sebuah pisau bermata dua jika
lembaga pendidikan salah mengambil langkah dalam strategi pemasaran
maupun pelayanannya sehingga dapat mempengaruhi kuantitas perolehan
penerimaan peserta didik baru mereka.
Melihat beberapa kondisi persaingan yang telah disebutkan, lembaga
pendidikan memerlukan strategi penerimaan peserta didik baru di era revolusi
industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan. Dikarenakan untuk
memenangkan persaingan tersebut, lembaga pendidikan atau sekolah
10 Philip Kotler. Marketing Management The Millenium Edition. (New Jersey : Prentice-Hall
International Inc, 2003). Hal. 428.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
memerlukan sumber daya manusia maupun sumber daya lain yang berkualitas
dan mampu menopang persaingan yang terjadi. Sumber daya manusia dalam
hal ini adalah pengelola serta karyawan yang berada di lingkup lembaga
pendidikan tersebut. Sedangkan sumber daya lain adalah strategi pemasaran
serta fasilitas pendukung yang diharapkan akan mampu memenangkan
persaingan tersebut.
Menurut David Wijaya dalam bukunya ada tiga macam strategi generik
yang dapat digunakan sekolah antara lain, strategi kepemimpinan biaya yang
dapat diterapkan ke dunia pendidikan menjadi strategi pengurangan biaya
pendidikan, strategi fokus yang dapat diterapkan ke dunia pendidikan menjadi
strategi kualitas pendidikan, dan strategi diferensiasi yang dapat diterapkan ke
dunia pendidikan menjadi strategi inovasi pendidikan.11 Sedangkan Buchari
Alma dalam bukunya menyebutkan bahwa salah satu strategi yang dapat
digunakan dalam pemasaran jasa pendidikan adalah strategi bauran pemasaran
atau marketing mix yang terdiri dari tujuh unsur yaitu, products, price, place,
promotion, person, physical evidence, serta process.12 Ketujuh strategi tersebut
tentunya akan sangat mempengaruhi preferensi pilihan bagi para calon
konsumen jasa pendidikan untuk menentukan pilihan lembaga pendidikan mana
yang akan diambil serta mempunyai dampak yang signifikan bagi penerimaan
peserta didik sebuah lembaga pendidikan pada era revolusi industri 4.0.
Seperti yang telah dijabarkan oleh para ahli sebelumnya, dalam sebuah
penerimaan peserta didik baru di era revolusi industri 4.0 tentunya
membutuhkan strategi jitu untuk memenangkan persaingan tersebut. Salah satu
madrasah yang menarik perhatian penulis adalah MI Salafiyah Margomulyo
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Meskipun madrasah ini masih
terakreditasi B, tetapi terbukti mampu bersaing dengan sekolah setingkat yang
notabene mempunyai berstatus negeri serta terakreditasi A. Hal ini dibuktikan
dengan pernyataan dari kepala sekolah bahwa dalam pelaksanaan penerimaan
11 David Wijaya. Pemasaran Jasa Pendidikan. (Jakarta : Salemba Empat, 2012). Hal. 28. 12 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.
382-383.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
peserta didik baru, madrasah ini selalu mendapat jumlah peserta didik yang
signifikan dibanding sekolah sekolah lainnya.13
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan observasi awal serta melakukan wawancara untuk mendapatkan
beberapa informasi yang ada di MI Salafiyah Margomulyo. Dalam observasi
awal ini didapatkan data bahwa, MI Salafiyah Margomulyo telah menerapkan
strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui
pemasaran jasa pendidikan secara maksimal. Lembaga pendidikan ini
menyusun strategi pemasaran berdasarkan strategi bauran pemasaran secara
cermat dan tepat. Dari segi produk yang ditawarkan, sekolah ini terbilang jauh
di depan para pesaingnya dari segi inovasi produk yang dilakukan. Hal ini
dibuktikan dengan sekolah ini menjadi pelopor dalam pembentukan grup
drumband sekolah pertama kali khususnya di kecamatan tempat sekolah
tersebut berada. MI Salafiyah selama ini juga dikenal sebagai lembaga
pendidikan yang membebaskan biaya pendidikan kepada para siswanya.14 Hal
ini tentunya menjadi sebuah kekuatan tersendiri yang tentunya bisa
mempengaruhi preferensi pilihan calon peserta didik maupun orang tua. Di
samping beberapa strategi tersebut, tentunya masih banyak strategi pemasaran
yang diterapkan oleh MI Salafiyah Margomulyo seperti, promosi menggunakan
ajang prestasi yang didapat di tingkat kecamatan sampai tingkat provinsi,
promosi menggunakan layanan dan fasilitas yang diberikan kepada para peserta
didik, promosi menggunakan teknologi informasi modern, serta berbagai
metode pemasaran lainnya.15
MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban selama
ini juga dianggap sebagai saingan berat bagi sekolah sekolah di sekitarnya.16
13 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 01
November 2019. 14 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 01
November 2019. 15 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 01
November 2019. 16 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 01
November 2019.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
Sudah menjadi rahasia umum bahwa selama ini madrasah hanya menjadi ajang
pelarian bagi calon peserta didik yang tidak lulus seleksi penerimaan peserta
didik di sekolah favorit dan sekolah negeri. Tetapi berbeda dengan MI Salafiyah
Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, dikarenakan madrasah ini
selalu menjadi tujuan awal bagi para orang tua mendaftarkan putra putrinya.
Dalam hal ini justru sekolah sekolah lain menjadi ajang pelarian bagi calon
peserta didik jika di MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten
Tuban telah mencapai batas maksimal kuota penerimaan yang telah
ditentukan.17
MI Salafiyah Margomulyo juga terbukti berhasil menggilas habis
beberapa sekolah yang berada di Kecamatan Kerek. Hal ini dibuktikan dengan
beberapa Sekolah Dasar di Kecamatan Kerek yang kemudian digabung menjadi
satu sekolah dikarenakan kekurangan jumlah murid.18 Bahkan menurut
pengakuan kepala sekolah, setelah sistem zonasi diberlakukan, hal ini juga tidak
berdampak pada penerimaan peserta didik MI Salafiyah Margomulyo
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
Berikut adalah sajian data mengenai perbandingan jumlah penerimaan
peserta didik baru SD / MI se-kecamatan Kerek kabupaten Tuban Jawa Timur
dalam kurun waktu tiga tahun.
Tabel 1. Perbandingan Jumlah Penerimaan Peserta Didik Baru SD/MI se-
Kecamatan Kerek Tahun 2017 – 2019.19
No Nama Sekolah
Ak
red
itasi
Jumlah
Penerimaan
Peserta Didik
Baru
Tota
l
Jarak
/Km
2019 2018 2017
1 MI Salafiyah Margomulyo B 66 85 77 228 0
2 SD N Margomulyo A 59 56 63 178 0,5
3 SD IT Al – Hikmah A 49 51 31 131 0,7
17 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 01 November 2019. 18 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 01
November 2019. 19 https://dapo.dikdasmen. Kemendikbud.go.id & data rekapitulasi PPDB MI se Kecamatan Kerek
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
4 MI Islamiyyah P2A Gaji B 64 34 32 130 4,3
5 MI Al – Hidayah Karanglo B 40 40 30 110 3,5
6 SD N Wolutengah 1 A 37 29 37 103 6,6
7 SD N Sidonganti 2 B 33 32 32 97 14
8 SD N Margorejo B 35 22 26 83 1,4
9 SD N Hargoretno 2 B 17 32 23 72 4,3
10 SD N Trantang B 28 25 17 70 10
11 SD N Gemulung 2 B 21 24 24 69 12
12 SD N Sumberarum B 20 25 20 65 2,4
13 SD N Gaji 2 B 29 18 17 64 4,2
14 SD N Wolutengah 2 B 29 16 19 64 9,5
15 SD N Tengger Wetan 1 B 17 24 18 59 7,9
16 SD N Gemulung 1 B 14 22 20 56 11
17 SD N Jarorejo 1 B 20 20 16 56 0,45
18 SD N Gaji 4 B 20 14 21 55 9,2
19 MI Salafiyah Padasan B 20 18 16 54 3,2
20 SD N Jarorejo 2 B 13 18 18 49 0,95
21 SD N Karanglo 1 B 5 20 19 44 3,8
22 SD N Temayang B 14 15 14 43 1,4
23 SD N Gemulung 3 B 8 15 17 40 16
24 SD N Hargoretno 1 B 11 13 15 39 3,5
25 SD N Mliwang B 11 14 13 38 9
26 SD N Sidonganti 1 B 11 9 12 32 14
27 MI Salafiyah Nurul Jadid B 11 6 15 32 7,4
28 MI Al – Hidayah Kasiman B 11 8 12 31 4,5
29 SD N Kedungrejo 1 B 7 12 11 30 2,8
30. MI Al – Falahiyah B 8 12 9 29 3,7
31 SD N Gaji 5 B 9 10 9 28 16
32 SD N Padasan B 10 9 9 28 3,2
33 MI Sunan Kalijogo B 6 14 7 27 6,8
34 MI Nurul Huda B 8 5 9 22 5,3
35 SD N Kasiman B 12 3 5 20 3,6
36 SD N Kedungrejo 2 B 3 6 7 16 3,9
37 SD N Karanglo 3 C 4 4 4 12 4,4
38 SD N Tengger Wetan 2 C 3 0 0 3 11
39 SD N Gaji 1 C 0 0 0 0 4,5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
Melalui data di atas dapat dibuktikan bahwa MI Salafiyah Margomulyo
Kecamatan Kerek terbukti mampu memenangkan persaingan pasar dalam
penerimaan peserta didik baru setiap tahunnya. Data tersebut jika di
dikerucutkan dengan tujuan melihat persaingan perolehan peserta didik dengan
sekolah terdekat dari MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek yang berada
di rentang jarak antara 0 – 1 kilometer maka akan diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 2. Perbandingan Jumlah Penerimaan Peserta Didik Baru SD/MI di
Sekitar MI Salafiyah Margomulyo dengan Rentang Jarak 0 – 1 Kilometer.
No Nama Sekolah
Ak
red
itasi
Jumlah
Penerimaan
Peserta Didik
Baru
Tota
l
Jarak
/Km
2019 2018 2017
1 MI Salafiyah Margomulyo B 66 85 77 228 0
2 SD N Jarorejo 1 A 20 20 16 56 0,45
3 SD N Margomulyo A 59 56 63 178 0,5
4 SD IT Al – Hikmah B 49 51 31 131 0,7
5 SD N Jarorejo 2 B 13 18 18 49 0,95
Melalui pengerucutan data di atas semakin jelas membuktikan bahwa
meskipun MI Salafiyah Margomulyo berdekatan dengan 2 lembaga yang
terakreditasi A, tetapi tetap mampu memenangkan persaingan yang
berlangsung setiap tahunnya.
Disamping beberapa kelebihan di atas, tentunya juga terdapat beberapa
keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh MI Salafiyah untuk bersaing
dengan sekolah sekolah lainnya. Menurut hasil wawancara dengan kepala
sekolah, kesulitan utama dalam hal ini dari segi sumber dana. Tetapi MI
Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban tetap mampu
membuktikan bahwa dengan strategi yang baik, meskipun dengan sumber daya
yang kurang memadai, akan tetap mampu bersaing dalam segala hal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul, “STRATEGI PENERIMAAN PESERTA DIDIK
BARU PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 MELALUI PEMASARAN
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
JASA PENDIDIKAN DI MI SALAFIYAH MARGOMULYO KECAMATAN
KEREK KABUPATEN TUBAN”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penelitian ini berfokus
pada strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 dan
pemasaran jasa pendidikan yang akan diuraikan dalam pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri
4.0 di MI Salafiyah Margomulyo kecamatan Kerek kabupaten Tuban?
2. Bagaimana pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo
kecamatan Kerek kabupaten Tuban?
3. Bagaimana strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri
4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo
kecamatan Kerek kabupaten Tuban?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mendeskripsikan strategi penerimaan peserta didik baru pada era
revolusi industri 4.0 di MI Salafiyah Margomulyo kecamatan Kerek
kabupaten Tuban
2. Untuk mendeskripsikan pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah
Margomulyo kecamatan Kerek kabupaten Tuban
3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis penerimaan peserta didik baru
pada era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan di MI
Salafiyah Margomulyo kecamatan Kerek kabupaten Tuban
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberi wawasan serta
pengetahuan baru dalam bidang pemasaran jasa pendidikan khususnya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
dalam penerapan strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi
industri 4.0
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
wawasan dan pengetahuan baru bagi beberapa pihak yang bersangkutan
dalam penelitian ini, di antaranya adalah :
a. Peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan memberikan
wawasan dan pengetahuan baru dalam bidang pemasaran jasa
pendidikan untuk menerapkan strategi penerimaan peserta didik baru
pada era revolusi industri 4.0 bagi peneliti serta dapat dijadikan upaya
pengembangan potensi diri peneliti.
b. Almamater
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi baru
dalam bidang pemasaran jasa pendidikan untuk menerapkan strategi
penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui
pemasaran jasa pendidikan bagi seluruh civitas akademik UIN Sunan
Ampel Surabaya, khususnya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Program
Studi Manajemen Pendidikan Islam.
c. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
memutuskan kebijakan sekolah dalam rangka perumusan dan
pelaksanaan strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi
industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan.
d. Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan umpan balik serta referensi
bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan serta perumusan
strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0
melalui pemasaran jasa pendidikan serta dapat dijadikan bahan evaluasi.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
E. Definisi Konseptual
Berdasarkan judul penelitian, maka dirasa perlu bagi peneliti untuk
memberikan definisi konseptual seputar judul penelitian agar dapat tercipta
kesamaan persepsi antara pembaca dengan peneliti, sehingga pembaca
diharapkan dapat memahami permasalahan yang berkaitan dengan hasil dari
penelitian. Berikut adalah definisi konseptual yang diberikan oleh peneliti:
1. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Era revolusi industri 4.0
a. Strategi
Menurut KBBI, strategi diartikan sebagai suatu rencana cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.20
b. Penerimaan Peserta Didik Baru
Penerimaan peserta didik baru (PPDB) adalah kegiatan
penerimaan calon peserta didik yang memenuhi syarat tertentu untuk
memperoleh pendidikan pada bentuk satuan pendidikan, mengikuti
suatu jenjang pendidikan, atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.21
c. Era Revolusi Industri 4.0
Era revolusi industri 4.0 merupakah sebuah era yang diawali
dengan munculnya revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 menurut
Angela Merkel (kanselir Jerman) adalah transformasi komprehensif dari
keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi
digital dan internet dengan industri konvensional.22 Seperti yang dikutip
dari sebuah artikel dari website Binus University, era ini dimulai pada
tahun 2011 saat acara Hannover Trade Fair. Dipaparkan bahwa industri
20 Tim Redaksi KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Jakarta : Balai Pustaka, 2005).
Hal. 1092. 21 Hery Kiswanto. Pengaruh Hasil Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Minat
Memilih Jurusan, dan Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Peserta Didik di SMK
Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran 2012/2013 (Universitas Negeri Yogyakarta : Fakultas Teknik,
2014, SKRIPSI). Hal. 2.. 22 Hoedi Prasetyo & Wahyudi Sutopo. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset. (J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Vol 13 No 1 Januari 2018) Hal. 19.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
saat ini telah memasuki inovasi baru, di mana proses produksi mulai
berubah pesat.23
Industri 4.0 bercirikan kehadiran teknologi – teknologi baru yang
meleburkan dunia fisik, digital, dan biologis, yang diwujudkan dalam
bentuk robot, perangkat komputer yang mobile, kecerdasan buatan,
kendaraan tanpa pengemudi, pengeditan genetik, digitalisasi pada
layanan publik, dan sebagainya.24
Jadi yang dimaksud dengan strategi penerimaan peserta didik baru
pada era revolusi industri 4.0 adalah rencana cermat yang disusun untuk
program penerimaan peserta didik baru dalam suatu lembaga pendidikan
pada era revolusi industri 4.0 untuk memenangkan persaingan yang
berlangsung antar lembaga pendidikan.
2. Pemasaran Jasa Pendidikan
a. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain.25
b. Jasa
Menurut KBBI, jasa diartikan sebagai perbuatan yang
memberikan segala sesuatu yang diperlukan orang lain.26
c. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
23 https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-industri-4-0/ diakses
pada 29 maret 2020. 24 Susilo Setyo Utomo. Guru Di Era Revolusi Industri 4.0. (Univ. Nusa Cendana : Pendidikan
Sejarah FKIP UNDANA, ARTIKEL) Hal. 2 25 Philip Kotler. Manajemen Pemasaran, Jilid 1. (Jakarta : Prentice – Hall Inc, 1997). Hal. 8. 26 https://kbbi.web.id/jasa
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.27
Jadi yang dimaksud dengan pemasaran jasa pendidikan adalah
kegiatan penawaran dan promosi tentang layanan, fasilitas serta keunggulan
yang akan diberikan lembaga pendidikan kepada konsumen pendidikan.
Berdasarkan definisi konseptual dari kedua variabel yang telah
disebutkan, strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0
melalui pemasaran jasa pendidikan adalah sebuah rencana cermat yang
dirumuskan dan dijalankan oleh sebuah lembaga pendidikan dalam upaya
memenangkan persaingan program penerimaan peserta didik baru dengan
metode – metode penawaran serta promosi terhadap segala hal yang akan
diberikan dan didapatkan oleh konsumen dengan harapan untuk menarik minat
dan simpati konsumen pendidikan sesuai dengan metode pemasaran jasa
pendidikan yang berlaku pada era revolusi industri 4.0.
Sedangkan definisi operasional dari kedua variabel yang telah dijelaskan
adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Definisi Operasional
Variabel Definisi Konseptual Indikator
Strategi penerimaan
peserta didik baru
pada era revolusi
industri 4.0 (X)
Rencana cermat yang
disusun untuk program
penerimaan peserta didik
baru dalam suatu lembaga
pendidikan pada era
revolusi industri 4.0 untuk
memenangkan persaingan
yang berlangsung antar
lembaga pendidikan
1. Perumusan strategi
PPDB era revolusi
industri 4.0
2. Pelaksanaan strategi
PPDB era revolusi
industri 4.0
3. Pengevaluasian
strategi PPDB era
revolusi industri 4.0
Pemasaran jasa
pendidikan (Y)
Kegiatan penawaran dan
promosi tentang layanan,
fasilitas serta keunggulan
yang akan diberikan
lembaga pendidikan kepada
konsumen pendidikan
1. Marketing mix
dalam pemasaran
jasa pendidikan
2. Identifikasi pasar
dalam pemasaran
jasa pendidikan
27 Undang - Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
3. Segmentasi pasar
dalam pemasaran
jasa pendidikan
4. Diferensiasi produk
dalam pemasaran
jasa pendidikan
F. Keaslian Penelitian
Sebagai pelengkap dalam bahan acuan dan pertimbangan, beberapa
penelitian di bawah ini diharapkan dapat melengkapi berbagai sudut pandang
yang mungkin berbeda. Berikut ini telah penulis sertakan beberapa penelitian
terdahulu yang relevan berdasarkan pencarian yang dilakukan oleh peneliti
melalui beberapa sumber.
1. Skripsi Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan Sebagai Upaya Meningkatkan
Kepuasan Siswa di MIN Tempel Yogyakarta. Oleh : Esti Winarni dari UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
a. Teori
Penelitian Esti Winarni menggunakan teori “Analisis Kepuasan
Pelanggan Dengan Menggunakan Metode Servequal” oleh Yunawan.
Sedangkan penelitian ini menggunakan teori “Pemasaran Strategik Jasa
Pendidikan” oleh Buchari Alma.
b. Metode
Penelitian Esti Winarni menggunakan metode analisis kualitatif.
Sedangkan penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.
c. Lokasi
Penelitian Esti Winarni bertempat di MIN Tempel Yogyakarta.
Sedangkan penelitian ini bertempat di MI Salafiyah Margomulyo
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban
d. Fokus
Penelitian Esti Winarni berfokus pada analisis faktor internal dan
eksternal dalam pemasaran pendidikan sebagai upaya peningkatan
kepuasan peserta didik di MIN Tempel Yogyakarta. Sedangkan
penelitian ini berfokus pada strategi penerimaan peserta didik baru pada
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan di MI
Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
2. Skripsi Strategi Promosi SMP PGRI 12 Jakarta dalam Meningkatkan
Jumlah Siswa. Oleh : Ujang Syarif Hidayatullah dari UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
a. Teori
Penelitian Ujang Syarif Hidayatullah menggunakan teori “Strategi
Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif” oleh Mujahid Kuncoro.
Sedangkan penelitian ini menggunakan teori “Pemasaran Strategik Jasa
Pendidikan” oleh Buchari Alma.
b. Metode
Penelitian Ujang Syarif Hidayatullah menggunakan metode
deskriptif analisis. Sedangkan penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif.
c. Lokasi
Penelitian Ujang Syarif Hidayatullah bertempat di SMP PGRI 12
Jakarta. Sedangkan penelitian ini bertempat di MI Salafiyah
Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
d. Fokus
Penelitian Ujang Syarif Hidayatullah berfokus kepada fenomena
disekitar strategi promosi yang dilakukan dalam meningkatkan jumlah
siswa. Sedangkan penelitian ini berfokus pada strategi penerimaan
peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa
pendidikan.
3. Skripsi Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Madrasah dalam Meningkatkan
Kompetensi Lulusan (Studi Analisis di MAN 3 Kota Cirebon). Oleh :
Syafiur Rahman dari UIN Sunan Kalijaga
a. Teori
Penelitian Syafiur Rahman menggunakan teori “Edutaiment
Dalam Pendidikan Islam dan Teori-Teori Pembelajaran Quantum” oleh
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Hamruni. Sedangkan penelitian ini menggunakan teori “Pemasaran
Strategik Jasa Pendidikan” oleh Buchari Alma.
b. Lokasi
Penelitian Syafiur Rahman menggunakan metode kualitatif.
Sedangkan penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.
c. Metode
Penelitian Syafiur Rahman bertempat di MAN 3 Kota Cirebon.
Sedangkan penelitian ini bertempat di MI Salafiyah Margomulyo
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
d. Fokus
Penelitian Syafiur Rahman berfokus pada penggalian program
program baru sebagai strategi pemasaran jasa pendidikan dalam
meningkatkan kompetensi lulusan. Sedangkan penelitian ini berfokus
pada strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri
4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan.
Melalui hasil perbandingan dengan beberapa penelitian terdahulu,
penelitian ini menitikberatkan pada penggalian informasi dan penyuguhan hasil
berupa strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0
yang dijalankan oleh MI Salafiyah Margomulyo melalui pemasaran jasa
pendidikan. Dalam hal ini peneliti akan menjabarkan tentang langkah – langkah
beserta tahapan yang di dijalankan oleh MI Salafiyah Margomulyo seperti,
perumusan strategi PPDB pada era revolusi industri 4.0, pelaksanaan strategi
PPDB pada era revolusi industri 4.0, pengevaluasian strategi PPDB pada era
revolusi industri 4.0, serta perumusan dan penerapan marketing mix pada
pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan kisi-kisi dari keseluruhan
pembahasan yang akan dijabarkan oleh peneliti. Harapannya, dengan adanya
sistematika pembahasan ini, pembaca dapat dengan mudah menangkap maksud
serta mendapat arahan beserta gambaran secara garis besar hal – hal yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
terdapat dalam penelitian ini. Berikut adalah sistematika pembahasan dalam
penelitian ini:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, fokus masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual, keaslian penelitian atau
penelitian terdahulu, dan sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian Pustaka
Bab ini menjabarkan kajian pustaka yang dibagi menjadi beberapa sub
bab, meliputi : Pertama, Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era
revolusi industri 4.0, indikatornya yaitu: Pengertian Strategi Penerimaan
Peserta Didik Baru pada Era revolusi industri 4.0, Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era revolusi
industri 4.0, serta Penerapan Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era
revolusi industri 4.0. Kedua, Pemasaran Jasa Pendidikan, indikatornya yaitu:
Pengertian Pemasaran Jasa Pendidikan, Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan,
dan Penerapan Pemasaran Jasa Pendidikan. Ketiga, Strategi Penerimaan
Peserta Didik Baru pada Era revolusi industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa
Pendidikan.
BAB III : Metode Penelitian
Dalam bab metode penelitian, berisi tentang metode yang digunakan oleh
peneliti dalam meneliti judul ini dan memperoleh data yang terkait dengan
penelitian ini, di antaranya yaitu : jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi
penelitian, informan penelitian, tahap penelitian, metode pengumpulan data,
dan analisis data.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini akan membahas tentang temuan – temuan peneliti selama berada
di lapangan, atau sering disebut sebagai laporan hasil penelitian yang meliputi
gambaran umum tentang lokasi penelitian seperti sejarah berdirinya sekolah,
profil sekolah, visi dan misi lembaga, gambaran deskripsi subyek, penyajian
data, serta analisis data tentang : 1) Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru
pada Era revolusi industri 4.0 2) Pemasaran Jasa Pendidikan 3) Strategi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era revolusi industri 4.0 melalui
Pemasaran Jasa Pendidikan.
BAB V : Penutup
Bab ini merupakan bab terakhir dalam skripsi. Di dalamnya berisi tentang
kesimpulan hasil penelitian dan saran.
Setelah selesai pembahasan kelima bab tersebut, peneliti juga
menyertakan lampiran –lampiran yang dianggap perlu pada bagian akhir. Hal
ini dilakukan dengan tujuan untuk memperjelas serta memberikan bahan
rujukan dari penelitian yang telah dijabarkan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Era Revolusi Industri 4.0
1. Pengertian Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi
Industri 4.0
Istilah strategi selama ini dikenal sebagai sesuatu hal yang dikaitkan
dengan susunan rencana yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.
senada dengan hal ini beberapa ahli telah mengemukakan definisi strategi
sebagai berikut.
Strategi merupakan susunan rencana yang sistematis serta
menghubungkan antara kekuatan internal dengan peluang maupun ancaman
eksternal dari lingkup persaingan antar organisasi. Oleh karena itu strategi
selalu berkaitan evaluasi dan pemilihan alternatif yang tersedia bagi suatu
manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.28 Menurut Bittel,
strategi adalah suatu rencana yang fundamental untuk mencapai tujuan
perusahaan.29 Sedangkan menurut pengertian dalam KBBI, diartikan
sebagai suatu rencana cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus.30
Melihat dari beberapa pengertian tersebut, strategi merupakan sebuah
hal yang sangat mendasar dan diperlukan bagi setiap organisasi yang ingin
mencapai tujuan organisasi, sehingga tujuan tersebut bisa terlaksana sesuai
dengan target yang telah dicanangkan sebelumnya.
Menurut Nanang Fattah dan Moh Ali dalam bukunya menjabarkan
strategi sebagai pemikiran secara konseptual, realistis dan komprehensif
tentang langkah – langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
28 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.
200. 29 Lester R. Bittel. Encyclopedia of Professional Management. (New York : McGraw Hill, 1978).
Hal. 942.. 30 Tim Redaksi KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Jakarta : Balai Pustaka, 2005).
Hal. 1092.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
sasaran yang telah ditetapkan.31 Sedangkan menurut Chandler seperti yang
dikutip dalam bukunya J. Salusu menyatakan bahwa strategi adalah satu
penetapan dari tujuan dan sasaran jangka satu organisasi serta penggunaan
serangkaian tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.32
Pengertian di atas jelas menyebutkan bahwa strategi tidak hanya
merumuskan langkah – langkah yang akan diambil oleh sebuah organisasi
untuk mencapai tujuan saja, tetapi juga mengandung serangkaian rumusan
tentang pengalokasian dan pengorganisasian sumber daya yang tersedia
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam sebuah strategi
terdapat beberapa unsur yang saling berkaitan di antaranya adalah metode,
rencana, alat, pelaksana, serta tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
Dengan demikian, implementasi dari sebuah strategi tentunya memerlukan
jangka waktu tertentu untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini jangka
waktu strategi terbagi menjadi tiga yaitu, strategi jangka panjang, strategi
jangka menengah dan strategi jangka pendek. Strategi yang baik adalah
strategi yang mempunyai orientasi jauh ke depan serta berfokus pada skala
prioritas dan tentunya sangat memperhatikan kepuasan pelanggan.
Dalam konteks pendidikan, strategi adalah usaha sistematis dan
terkordinasi untuk secara terus menerus memperbaiki kualitas pelayanan,
sehingga fokusnya diarahkan ke pelanggan dalam hal ini peserta didik,
orang tua peserta didik, pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan
masyarakat.33 Pelayanan yang baik ini dapat dicapai dengan memperhatikan
setiap kebutuhan dan keinginan dari para konsumen lembaga pendidikan
maupun stakeholder.
Lembaga pendidikan merupakan sebuah lembaga yang menghasilkan
produk berupa jasa pendidikan maupun layanan akademik terhadap
31 Nanang Fattah & H. Mohammad Ali. Manajemen Berbasis Sekolah. (Jakarta : Universitas
Terbuka, 2008). Hal. 237. 32 J. Salusu. Pengambilan Keputusan Stratejik, Edisi 7. (Jakarta : Grasindo, 2004). Hal. 88. 33 E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013)
Hal. 216.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
konsumennya. Dalam dunia bisnis, sebuah produsen yang memproduksi
satu produk tidak akan mampu menjual produknya jika produsen tersebut
tidak bisa memasarkan dan mempromosikan produk yang dimilikinya
secara baik dan benar. Dengan demikian, lembaga pendidikan juga dituntut
mampu memasarkan produk jasa pendidikannya dengan baik agar mampu
menarik para calon konsumen, serta mempertahankan kepuasan para
konsumen agar tidak pindah ke lain lembaga. Strategi ini dalam dunia
perusahaan disebut sebagai strategi marketing. Strategi marketing dapat
digunakan oleh lembaga pendidikan dalam memasarkan produknya agar
lebih dikenal secara luas dan diharapkan bisa menjaring calon calon peserta
didik baru dalam persaingan yang terjadi setiap tahun pada kegiatan
penerimaan peserta didik baru.
Penerimaan peserta didik baru merupakan sebuah program rutin yang
diadakan setiap tahun oleh lembaga pendidikan pada awal tahun ajaran baru.
Rekrutmen peserta didik di sebuah sekolah pada hakikatnya adalah proses
pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk dijadikan
peserta didik di lembaga pendidikan yang bersangkutan.34
Untuk menunjang program penerimaan peserta didik baru, tentunya
setiap lembaga pendidikan menerapkan strategi yang berbeda – beda dengan
menimbang sumber daya yang ada. Hal ini dikarenakan penerimaan peserta
didik baru merupakan sebuah hal dasar yang harus dilakukan bagi setiap
lembaga pendidikan. Program penerimaan peserta didik baru ini juga
membawa dampak positif jika lembaga pendidikan tersebut mampu
memenangkan persaingan, sehingga lembaga pendidikan tersebut
mendapatkan sebuah pengakuan serta mampu mengangkat citra serta
karisma dari lembaga pendidikan tersebut. Dalam hal ini tentunya akan
semakin memudahkan lembaga pendidikan tersebut untuk memasarkan
produk jasa pendidikannya.
34 Muhammad Mustari. Manajemen Pendidikan. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014) Hal.
111.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
Penerimaan peserta didik baru yang familiar dengan akronim PPDB
adalah penerimaan peserta peserta didik untuk jenjang taman kanak-kanak,
sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang dilaksanakan pada tahun
pelajaran baru.35
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) adalah kegiatan penerimaan
calon peserta didik yang memenuhi syarat tertentu untuk memperoleh
pendidikan pada bentuk satuan pendidikan, mengikuti suatu jenjang
pendidikan, atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.36
Dalam Permendikbud Nomor 44 Tahun 2019 pengertian PPDB adalah
sebagai berikut
“Penerimaan Peserta Didik Baru, yang selanjutnya disingkat PPDB,
adalah penerimaan peserta didik baru pada TK dan Sekolah.”37
Asas dari kegiatan PPDB sebagaimana diatur dalam Permendikbud
No. 44 Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
a. Nondiskriminatif.38
Yang dimaksud dengan nondiskriminatif adalah bahwa sekolah
harus menerima calon peserta didik tanpa membedakan suku, ras,
agama, dan latar belakang tertentu dari para calon peserta didik.
Asas nondiskriminatif ini dikecualikan bagi sekolah yang secara
khusus melayani peserta didik dari kelompok gender atau agama
tertentu. Hal ini sesuai dengan pasal yang telah diatur dalam dalam
Permendikbud 44 Tahun 2019 yaitu
“Nondiskriminatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikecualikan bagi sekolah yang secara khusus melayani peserta
didik dari kelompok gender dan agama tertentu”.39
35 Dian Purwati, dkk. Efektivitas Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru Sistem Zonasi Bagi
Siswa Rawan Melanjutkan Pendidikan. (Jurnal Dinamika Universitas Galuh Vol. 5, No. 4,
2018). Hal. 1. 36 Hery Kiswanto. Pengaruh Hasil Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Minat
Memilih Jurusan, dan Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Peserta Didik di SMK
Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran 2012/2013. (Universitas Negeri Yogyakarta : Fakultas
Teknik, 2014, SKRIPSI). Hal. 2. 37 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 1 ayat (7) 38 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 2 ayat (1) 39 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 2 ayat (2)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
b. Objektif.40
Objektif adalah sebuah pernyataan atau sikap yang sebenarnya
atau seharusnya tanpa dipengaruhi oleh pendapat pribadi maupun orang
lain. Dalam hal PPDB, sekolah juga harus menerapkan prinsip ini
sehingga tidak terjadi benturan kepentingan yang akan menodai proses
PPDB.
c. Transparan.41
Transparan bisa diartikan juga sebagai keterbukaan. Dalam hal ini
sekolah juga dituntut untuk terbuka kepada para calon peserta didik dan
masyarakat tentang informasi seputar PPDB maupun informasi tentang
sekolah tersebut yang mungkin dibutuhkan oleh para calon peserta
didik.
d. Akuntabel; dan42
Asas akuntabilitas berarti asas pertanggung jelasan. Dalam hal ini
sekolah dituntut untuk bisa mempertanggung jawabkan keputusan –
keputusan yang berkaitan dengan kegiatan PPDB serta dapat
menjelaskan keputusan tersebut secara baik dan benar.
e. Berkeadilan.43
Asas berkeadilan asas yang menjunjung tinggi rasa keadilan. Asas
ini menekankan sekolah bahwa dalam pelaksanaan PPDB tidak boleh
melenceng dari tujuan – tujuan yang melenceng dari asas keadilan.
Tahapan pelaksanaan PPDB sebagaimana diatur dalam Permendikbud
44 Tahun 2019 adalah sebagai berikut.
1. Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta didik baru
dilakukan secara terbuka
2. Pendaftaran
3. Seleksi sesuai dengan jalur pendaftaran
4. Pengumuman penetapan peserta didik baru, dan
5. Daftar ulang.44
40 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 2 ayat (1) 41 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 2 ayat (1) 42 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 2 ayat (1) 43 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 2 ayat (1) 44 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 21 ayat (1)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
Secara umum dapat disimpulkan bahwa PPDB adalah rangkaian
kegiatan lembaga pendidikan atau sekolah dalam menerima para calon
peserta didik untuk masuk atau mengikuti kegiatan belajar mengajar yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan tersebut.
Era revolusi industri 4.0 merupakah sebuah era yang diawali dengan
munculnya revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 menurut Angela
Merkel (kanselir Jerman) adalah transformasi komprehensif dari
keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi
digital dan internet dengan industri konvensional.45 Seperti yang dikutip
dari sebuah artikel dari webstite Binus University, era ini dimulai pada
tahun 2011 saat acara Hannover Trade Fair. Dipaparkan bahwa industri saat
ini telah memasuki inovasi baru, di mana proses produksi mulai berubah
pesat.46
Industri 4.0 bercirikan kehadiran teknologi – teknologi baru yang
meleburkan dunia fisik, digital, dan biologis, yang diwujudkan dalam
bentuk robot, perangkat komputer yang mobile, kecerdasan buatan,
kendaraan tanpa pengemudi, pengeditan genetik, digitalisasi pada layanan
publik, dan sebagainya.47
Era revolusi industri 4.0 seperti yang dikatakan oleh para ahli juga
telah mengubah beberapa perilaku konsumen yaitu, budaya follower, yang
memiliki arti sebagai bentuk perilaku sebagian besar masyarakat atau
komunitas di lingkungannya yang dilakukan secara bersama-sama. Gaya
hidup (life style) mencerminkan perilaku seseorang yang direfleksikan
melalui aktivitasnya, sedangkan prestise terkait dengan kemampuan yang
dimiliki seseorang dan menjadikan orang tersebut berbeda dengan orang
lain, yang diraih melalui kepemilikan produk berkualitas sehingga akhirnya
45 Hoedi Prasetyo & Wahyudi Sutopo. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset. (J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Vol 13, No 1, Januari 2018). Hal.
19. 46 https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-industri-4-0/. diakses
pada 29 maret 2020. 47 Susilo Setyo Utomo. Guru Di Era Revolusi Industri 4.0. (Universitas Nusa Cendana :
Pendidikan Sejarah FKIP UNDANA, ARTIKEL) Hal. 2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
membuat orang tersebut berbeda dengan yang lain. Faktor pencitraan
merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, karena hal tersebut terkait dengan
ide, kesan, keyakinan konsumen atas produk yang dikonsumsinya.48
Keadaan seperti ini tentunya sangat menuntut beberapa terobosan maupun
inovasi dari pengelola lembaga pendidikan dalam usaha menggaet para
calon peserta didiknya dengan cara – cara maupun metode yang terbarukan
sehingga tidak terkesan kuno dan kolot di mata calon konsumen mereka.
Jadi yang dimaksud dengan strategi penerimaan peserta didik baru
pada era revolusi industri 4.0 adalah rencana cermat yang disusun untuk
program penerimaan peserta didik baru dalam suatu lembaga pendidikan
pada era revolusi industri 4.0 untuk memenangkan persaingan yang
berlangsung antar lembaga pendidikan.
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Strategi Penerimaan Peserta
Didik Baru pada Era Revolusi Industri 4.0
Dalam sebuah penerapan kebijakan strategi, tentunya akan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut akan menjadi
indikator yang sangat utama apakah strategi yang telah diambil terbukti
tepat guna dan tepat sasaran. Dalam peraturan yang diatur oleh
Permendikbud 44 tahun 2019, tentang penerimaan peserta didik baru,
setidaknya terdapat empat jalur penerimaan peserta didik baru yang
dimungkinkan akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi
persaingan lembaga pendidikan dalam penerimaan peserta didik baru. jalur-
jalur tersebut adalah:
a. Zonasi49
Secara ringkas jalur zonasi ini adalah jalur penerimaan bagi
peserta didik yang domisilinya berdekatan dengan sekolah yang
diinginkan. Kedekatan jarak ini bisa bervariasi tergantung kebijakan
48 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi
Industri 4.0. (Journal Conference on Management and Behavioral Studies. (Universitas
Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 138. 49 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 11 ayat (1)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
pemerintah setempat serta kondisi geografis suatu daerah tersebut.
Kuota minimal suatu sekolah untuk sistem zonasi adalah minimal
sebesar 50% dari jumlah penerimaan peserta didiknya.
b. Afirmasi50
Jalur afirmasi adalah jalur PPDB yang dikhususkan bagi calon
peserta didik yang kurang mampu. Dalam hal ini kuota minimal suatu
sekolah adalah 15% dari jumlah keseluruhan penerimaan peserta didik
barunya.
c. Perpindahan tugas orang tua/wali; dan /atau51
Jalur ini dikhususkan bagi calon peserta didik yang pindah sekolah
ataupun pendaftar baru yang mengikuti orang tuanya untuk berpindah
domisili kependudukan sehingga akses menuju sekolah lama tidak
dimungkinkan dan diharuskan pindah atau mendaftar ke sekolah yang
lebih terjangkau aksesnya. Kuota setiap sekolah yang diatur dalam jalur
ini adalah sebanyak maksimal 5% dari total keseluruhan jumlah
penerimaan peserta didik baru
d. Prestasi52
Jalur prestasi adalah jalur PPBD yang dikhususkan bagi siswa
dengan nilai ujian nasional bagus. Kuota ini dibuka jika sekolah masih
terdapati sisa kuota penerimaan peserta didik baru. Jalur ini tentunya
tidak berlaku bagi calon peserta didik TK dan calon peserta didik kelas
satu sekolah dasar
Jalur – jalur PPDB di atas tentunya tidak mengikat seluruh sekolah
untuk mengikutinya. Dalam hal ini terdapat pengecualian untuk sekolah
sekolah tertentu yang telah diatur dalam Permendikbud 44 Tahun 2019
yaitu:
a. Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat
b. SMK yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah
50 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 11 ayat (1) 51 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 11 ayat (1) 52 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 11 ayat (1)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
c. Sekolah Kerja Sama
d. Sekolah Indonesia di luar negeri
e. Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus
f. Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan layanan khusus
g. Sekolah berasrama
h. Sekolah di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar; dan
i. Sekolah di daerah yang jumlah penduduk usia sekolah tidak dapat
memenuhi ketentuan jumlah peserta didik dalam 1 (satu) Rombongan
Belajar.53
Dalam strategi sendiri, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Faktor tersebut bisa berbeda – beda dan bisa juga sama
dari masing – masing lembaga pendidikan. Faktor tersebut adalah faktor
internal dan eksternal. Faktor – faktor ini bisa dianalisis oleh para pengelola
lembaga pendidikan dengan menggunakan analisis SWOT sehingga bisa
mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi strategi yang dijalankan.
Kotler mengatakan bahwa analisis SWOT dapat diartikan sebagai evaluasi
terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.54
Analisis SWOT digunakan untuk membantu pihak manajerial dalam
menentukan faktor internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi
program yang sedang direncanakan. Analisis SWOT merupakan sebuah
singkatan dari strength, weaknesses, opportunities, dan threats. Penjelasan
analisis lebih lanjut adalah sebagai berikut:
a. Kekuatan (Strength)
Kekuatan (strength) merupakan sumber daya dan keunggulan
yang dimiliki oleh lembaga pendidikan dalam memenangkan
persaingan. Lembaga pendidikan perlu mengetahui sumber daya serta
keunggulan dirinya agar lebih mudah dalam mengembangkan strategi
53 Permendikbud No. 44 Tahun 2019 Pasal 13 ayat (1) 54 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. (Jakarta : Erlangga,
2009) Hal. 63.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
yang dibangun serta dapat memperkuatnya agar semakin tidak
tertandingi.
b. Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan (Weaknesses) adalah keterbatasan atau kekurangan
dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius
menghambat kinerja efektif perusahaan atau organisasi.55 Hal ini
tentunya harus dibenahi agar kinerja lembaga bisa berjalan secara
optimal dalam memenangkan persaingan yang berjalan.
c. Peluang (Opportunities)
Peluang (Opportunities) merupakan sebuah situasi yang dianggap
dapat menguntungkan sebuah lembaga pendidikan jika opsi tersebut
diambil dan dijalankan secara maksimal. Situasi – situasi tersebut antara
lain :
a) Kecenderungan penting yang terjadi di kalangan pengguna produk
b) Identifikasi satu segmen pasar yang belum mendapat perhatian
c) Perubahan dalam kondisi persaingan
d) Perubahan dalam peraturan perundang – undangan yang membuka
berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha
e) Hubungan dengan para kustomer yang akrab.
f) Hubungan dengan pemasok yang harmonis.56
Beberapa situasi ini tentunya dapat dimanfaatkan oleh lembaga
pendidikan untuk memaksimalkan daya saing terhadap lembaga
pendidikan lain sehingga tetap bisa mempertahankan eksistensinya di
tengah - tengah persaingan yang terjadi.
d. Ancaman (Threats)
Ancaman (Threats) merupakan kebalikan dari peluang
(Opportunities). Lembaga pendidikan bisa memilih opsi antara
menanggulangi ancaman ini dengan perhitungan sumber daya yang ada.
55 Pearce Robinson. Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. (Jakarta
: Bina Rupa Aksara, 1997). Hal. 231. 56 Dokumen Prosedur Sistem Identifikasi Isu-Isu Internal Eksternal IAIN Purwokerto Tahun
2017. Hal 2.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
Dalam hal ini lembaga pendidikan mempertimbangkan apakah akan
menguntungkan jika memfokuskan penanggulangan ancaman dengan
sekuat tenaga yang tentunya akan mengalokasikan sumber daya yang
banyak atau mencari alternatif strategi lain yang lebih efisien dalam hal
sumber daya tetapi mempunyai dampak yang signifikan untuk menutupi
ancaman yang ada.
Pada era revolusi industri 4.0 sendiri terdapat beberapa faktor yang
mungkin dapat dijadikan acuan dalam perumusan strategi lembaga
pendidikan dalam penerimaan peserta didik baru. faktor yang yang paling
menentukan dalam hal ini adalah perilaku konsumen sendiri. Kotler dalam
buku Sangadji mendefinisikan bahwa perilaku konsumen adalah studi
tentang unit pembelian – bisa perorangan, kelompok, atau organisasi. Unit
unit tersebut akan membentuk pasar sehingga muncul pasar individu atau
pasar konsumen, unit pembelian kelompok, dan pasar bisnis yang
membentuk organisasi.57 Perilaku konsumen konsumen tersebut akan
menentukan preferensi pilihan dari konsumen tersebut. Faktor – faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen pendidikan pada era revolusi industri 4.0
adalah:
a. Faktor Budaya
Faktor budaya terdiri atas budaya, sub budaya, dan kelas sosial.58
Faktor budaya yang berkembang dalam era revolusi industri 4.0 adalah
faktor budaya follower / tren. Fenomena tren budaya terjadi seiring
perkembangan teknologi dan media sosial yang menjadi wahana untuk
mengomunikasikan dan menumpahkan ide, gagasan dan aktivitasnya
agar diketahui oleh orang lain, komunitas dan masyarakat. Tren budaya
ini memiliki arti sebagai bentuk perilaku sebagian besar masyarakat atau
komunitas di lingkungannya. Hal ini terjadi dalam kehidupan sehari-
hari dan aktivitas perilaku konsumen seperti perkembangan mode
57 Etta Mamang Sangadji & Sopiah. Perilaku Konsumen – Pendekatan Praktis Disertai Himpunan
Jurnal Penelitian. (Yogyakarta : Andi, 2013). Hal. 7. 58 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 12. (Jakarta : Erlangga,
2012) Hal. 173.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
busana dan aksesorisnya, penggunaan teknologi (smartphone, gadget,
teknologi lainnya) atau aktivitas lainnya, produk yang mendukung dan
menguatkan identitas pribadi penggunanya.59
b. Faktor Sosial
Faktor sosial terdiri dari atas kelompok referensi, keluarga, peran,
dan status.60 Faktor sosial yang berkembang dalam era revolusi industri
4.0 di kalangan konsumen adalah citra dan persepsi dari produk tersebut
di kalangan masyarakat luas. Konsep citra merupakan sesuatu yang
bersifat abstrak, karena hal tersebut terkait dengan ide, kesan, keyakinan
konsumen atas produk yang dikonsumsinya. Citra dapat
menggambarkan ide, dukungan dan tindakan yang dilakukan, terhadap
obyek, dalam hal ini produk yang dikonsumsinya, yang meliputi
tindakan positif ataupun tanggapan negatif, sangat bergantung pada
proses pembentukannya dan makna yang didapat dari obyek (produk)
yang membentuknya.61
c. Faktor Pribadi
Faktor pribadi terdiri atas usia, pekerjaan, keadaan ekonomi.
Kepribadian, dan gaya hidup.62 Faktor pribadi yang berkembang dalam
dalam era revolusi industri 4.0 adalah gaya hidup. Gaya hidup
merupakan kebutuhan sekunder manusia dan berubah sesuai
keinginannya serta pola pikirnya. Hal ini dapat terlihat dari cara
berpakaian, kebiasaan sehari-hari, produk yang dipergunakan dan
lainnya. Penilaian terhadap pola gaya hidup tergantung dari orang lain
yang menilainya atau mempersepsikannya. Konsep gaya hidup
59 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi
Industri 4.0. (Journal Conference on Management and Behavioral Studies. (Universitas
Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 134-135. 60 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 12. (Jakarta : Erlangga,
2012) Hal. 173. 61 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi
Industri 4.0. (Journal Conference on Management and Behavioral Studies. (Universitas
Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 135. 62 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 12. (Jakarta : Erlangga,
2012) Hal. 173.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
mencerminkan perilaku seseorang yang direfleksikan melalui
aktivitasnya, apa yang diminati dan opini yang menyangkut citra
terhadap dirinya, untuk menunjukkan status sosialnya. Hal ini akan
membentuk pola perilaku konsumen, mengonsumsi simbol-simbol
produk tertentu dan menunjukkan status sosialnya.63
d. Faktor Psikologi
Faktor psikologis terdiri atas motivasi, persepsi, pembelajaran dan
memori.64 Faktor psikologi yang berkembang di era revolusi industri 4.0
ini adalah faktor kehormatan / prestise yang didapatkan oleh konsumen
ketika menggunakan satu produk tersebut. Secara konsep prestise
ditafsirkan sebagai sebuah kehormatan atas kemampuan yang dimiliki
seseorang dan menjadikan orang tersebut berbeda dengan orang lain.
Dalam hal ini, kehormatan yang didapat berkaitan dengan kemampuan
seseorang dalam memiliki berbagai macam, ragam, jenis dan kualitas
produk sehingga akhirnya membuat orang tersebut berbeda.
3. Penerapan Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi
Industri 4.0
Penerapan atau pelaksanaan strategi adalah sebuah proses manajerial
dalam mewujudkan strategi dan kebijakan dalam tindakan melalui
pengembangan program, anggaran, dan prosedur.65 Dalam kegiatan
penerimaan peserta didik baru, lembaga pendidikan bisa mengembangkan
tiga unsur yang telah disebutkan sebagai berikut.
a. Program
Program merupakan aktivitas atau langkah yang dijalankan untuk
menyelesaikan perencanaan yang telah dibuat. Dalam hal ini program
yang dilaksanakan adalah penerimaan peserta didik baru. Hal ini
63 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi
Industri 4.0. (Journal Conference on Management and Behavioral Studies. (Universitas
Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 136. 64 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 12. (Jakarta : Erlangga,
2012) Hal. 173. 65 Rachmat. Manajemen Strategik. (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014) Hal. 32.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
34
tentunya dapat dikembangkan menjadi tidak hanya penerimaan peserta
didik baru saja, tetapi bisa juga diselingi oleh program yang mempunyai
tujuan untuk menjaga kepuasan pelanggan pendidikan agar tidak
berpindah ke lain lembaga.
b. Anggaran
Anggaran merupakan sebuah satuan biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan sebuah program tertentu. Dalam hal anggaran, program
penerimaan peserta didik baru sebuah lembaga pendidikan perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan secara terperinci agar anggaran
serta sumber daya yang telah disiapkan menjadi tepat guna dan tepat
sasaran.
c. Prosedur
Prosedur merupakan sebuah kumpulan langkah – langkah yang
harus dijalankan dalam mencapai tujuan. Prosedur dalam program
penerimaan peserta didik baru harus dirumuskan secara seksama agar
tidak terjadi saling tumpang tindih sehingga menimbulkan kebingungan
bagi pelaksana program. Dalam hal ini prosedur biasanya dituangkan
dalam sebuah dokumen yang dinamakan sebagai SOP atau (Standart
Operating Procedure).
Selain mengembangkan ketiga unsur tersebut, lembaga pendidikan
juga perlu memperhatikan dengan seksama proses yang terjadi dalam
penerapan strategi penerimaan peserta didik baru yang dilakukan. Proses
manajemen strategik terdiri dari tiga tahapan utama yaitu :
a. Tahap Formulasi Strategi66
Tahap formulasi strategi ini bisa dilakukan oleh lembaga
pendidikan dengan merumuskan visi, misi, serta tujuan yang akan
dicapai dalam program penerimaan peserta didik baru. dalam hal ini
lembaga pendidikan bisa memanfaatkan analisis SWOT untuk
membantu pengembangan program dalam proses formulasi strategi.
66 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).
Hal.45.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
Kotler mengatakan bahwa analisis SWOT dapat diartikan sebagai
evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman.67 Analisis SWOT digunakan untuk membantu pihak
manajerial dalam menentukan faktor internal dan eksternal yang
mungkin mempengaruhi program yang sedang direncanakan. Analisis
SWOT merupakan sebuah singkatan dari strength, weaknesses,
opportunities, dan threats.
b. Tahap Implementasi Strategi68
Tahap ini merupakan tahapan dalam melaksanakan strategi yang
telah dirumuskan sebelumnya dalam bentuk kegiatan yang sesuai
dengan prosedur yang yang telah ditentukan.
c. Tahap Evaluasi Strategi69
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi apakah strategi
yang dijalankan berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai
tujuan. Hasil dari proses evaluasi ini dapat juga dipakai sebagai umpan
balik bagi perumusan strategi selanjutnya.
Penerapan strategi tersebut, tentunya dapat dimanfaatkan dalam
penerimaan peserta didik baru yang dilakukan dengan tidak mengabaikan
faktor – faktor yang terjadi dalam era revolusi industri 4.0, sehingga
lembaga pendidikan tidak salah sasaran dalam merumuskan dan
menerapkan strategi yang dijalankan.
B. Pemasaran Jasa Pendidikan
1. Pengertian Pemasaran Jasa Pendidikan
Pemasaran merupakan sebuah hal yang wajib dilakukan bagi para
produsen untuk menawarkan produknya agar diketahui dan dapat dinikmati
67 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. (Jakarta : Erlangga,
2009) Hal. 63. 68 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).
Hal.45. 69 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).
Hal.45.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
36
serta dikonsumsi oleh konsumen. Menurut The American Marketing
Association, pemasaran adalah:
“Marketing is the planning and executing the conception, pricing,
promotion and distribution of ideas, goods and services to create
exchanges that satisfiy individual and organizational goals”.70
Definisi tersebut mengandung makna bahwasanya pemasaran
merupakan suatu proses tentang perencanaan dan implementasi konsep,
penentuan harga, kegiatan promosi serta distribusi beberapa ide, barang, dan
jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memenuhi kebutuhan
individu maupun organisasi. Sedangkan menurut Chartered Institute of
Marketing, pemasaran adalah:
“Management process of anticipating, identifying and satisfying
customer requirements profitably”.71
Hal tersebut mempunyai makna bahwa pemasaran adalah suatu proses
manajemen untuk mengantisipasi, mengidentifikasi, dan memenuhi
kebutuhan ataupun keinginan pembeli.
Dalam buku Swastha dan Irawan, Stanton mendefinisikan pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial.72 Kotler dan Keller
mengartikan:
“Marketing is a societal process by which individuals and groups
obtain what they need and want through creating, offering, and freely
exchanging products and services of value with others”.73
Penjelasan tersebut mempunyai makna bahwa pemasaran merupakan
sebuah proses sosial di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang
70 Graham J Hooley, dkk. Marketing Strategy and Competitive Positioning. (London : Prentice
Hall, 2008). Hal. 7. 71 Colin Gilligan dan Richard M. S. Wilson. Strategic Marketing Planning. (London : Elseivier,
2009). Hal. 1. 72 Basu Swastha dan Irawan. Manajemen Pemasaran Modern. (Yogyakarta : Liberty, 2008). Hal.
5. 73 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Marketing Management. (New Jersey : Prentice Hall,
2012). Hal. 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
37
dibutuhkan dan apa yang diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan secara bebas produk maupun jasa yang bernilai dengan
pihak lain atau pihak yang membutuhkan.
Dalam kaitannya dengan pemasaran, strategi didefinisikan sebagai
alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan
dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan
melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk
melayani pasar sasaran.74 Strategi pemasaran adalah desain, implementasi,
dan kontrol rencana untuk mempengaruhi pertukaran demi mencapai tujuan
organisasi.75
Dengan demikian, strategi pemasaran adalah suatu rencana yang
dirancang secara sistematis mengenai kegiatan pemasaran untuk dijadikan
sebagai tuntunan atau pedoman dalam pengimplementasian variabel –
variabel yang terdapat dalam proses pemasaran seperti segmentasi pasar,
identifikasi pasar, pemosisian terhadap pasar, dan elemen – elemen bauran
pemasaran.
Setiap lembaga pendidikan tentunya mempunyai produk – produk
yang ditawarkan dan diberikan kepada para konsumennya. Dalam hal ini
produk dari lembaga pendidikan adalah jasa pendidikan. Jasa pendidikan
merupakan sebuah penunjang utama bagi para peserta didik agar menjadi
sumber daya manusia yang dapat bersaing pada era revolusi industri 4.0
seperti ini. Jasa pendidikan dalam lembaga pendidikan pada dasarnya
adalah kegiatan belajar mengajar serta layanan akademik yang diberikan
oleh lembaga pendidikan dalam kepada para konsumen pendidikan (peserta
didik).
Pengertian tentang jasa sendiri adalah, bahwa jasa merupakah sesuatu
pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa baik lembaga maupun
74 I Nyoman Sudiarta. Strategi Pemasaran : Mengintegrasikan Konsep Pemasaran Pariwisata,
Gaya Hidup Konsumen dan Manajemen Destinasi Pariwisata Menuju Kualitas Pengalaman
Berkelanjutan. (Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akutansi STIE Triatma Mulya, Vol. 16, No. 2,
Desember 2011). Hal. 60. 75 J. Paul Peter & Jerry C. Olson. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran. (Jakarta : Salemba
Empat, 2013). Hal 12.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
38
perorangan terhadap pihak lain yang membutuhkan layanan tersebut. Kotler
mendefinisikan jasa sebagai berikut.
“A service is any act or performance that one party can offer to
another that is essentially intangible and does not result in the
ownership of anything. Its production may or may not be tied to a
physical product.”76
Jasa merupakan setiap aksi maupun tindakan yang ditawarkan oleh
salah satu pihak ke pihak yang lain. Jasa secara prinsip tidak berwujud dan
tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Dalam proses produksinya,
jasa bisa menggunakan bantuan produk atau barang yang lainnya. Jasa pada
dasarnya merupakan jalinan interaksi antara konsumen dan produsen. Jasa
bukanlah suatu barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak
berwujud.
William J. Stanton dalam buku Buchari Alma mengungkapkan bahwa
jasa adalah,
“Service are those separately identifiable, essentially intangible
activities that provide want- satisfaction, and that are not necessarily
tied to the sale of a product or another service. To produce a service
may or may not require the use of tangible goods. However, when such
use is required, there is no transfer of the title (permanent ownership)
to these tangible goods.”77
Pengertian tersebut memiliki makna bahwa jasa adalah suatu hal yang
dapat diidentifikasi, suatu hal yang tidak berwujud dan ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan, serta tidak membutuhkan keterikatan dengan produk
yang dijual maupun dengan jasa yang lain. Jasa dapat dihasilkan dengan
menggunakan benda-benda berwujud atau tidak. Meskipun membutuhkan
benda untuk menyalurkannya, tetapi tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan benda tersebut kepada pihak lain atau konsumen.
Pada dasarnya, jasa adalah satu aktivitas ekonomi yang mempunyai
output selain barang. Barang dalam hal ini didefinisikan sebagai produk
fisik yang dapat dipindah tangankan. Sedangkan jasa merupakan sebuah
76 Philip Kotler. Marketing Management The Millenium Edition. (New Jersey : Prentice-Hall
International Inc, 2003). Hal. 428. 77 Buchari Alma. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2003). Hal. 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
39
produk non-fisik yang proses produksi serta pemanfaatannya oleh
konsumen dilakukan pada saat yang bersamaan. Lebih lanjut, Kotler
mengemukakan bahwa jasa adalah segala aktivitas atau manfaat yang dapat
ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak
berwujud, dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.78
Pada prinsipnya, jasa adalah suatu hal yang memiliki ciri – ciri sebagai
berikut:
a. Suatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan
konsumen;
b. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan
bantuan suatu produk fisik;
c. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan;
d. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.79
Jasa mempunyai empat karakteristik utama yang sangat
mempengaruhi rancangan program pemasaran sebagai berikut:
a. Intangibility (tidak berwujud). Jasa bersifat intangibility, artinya jasa
tidak bisa dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli
atau dikonsumsi;
b. Inseparability (tidak terpisahkan). Jasa bersifat inseparability, artinya
jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya yaitu perusahaan yang
menghasilkannya;
c. Variability (bervariasi). Jasa bersifat variability, artinya jasa yang
diberikan sering kali berubah-ubah tergantung dari siapa yang
menyajikannya, kapan dan di mana penyajian jasa tersebut dilakukan;
d. Perishability (mudah musnah). Jasa bersifat perishability, artinya jasa
tidak dapat disimpan atau mudah musnah sehingga tidak dapat dijual
pada masa yang akan datang.80
78 Buchari Alma. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2003). Hal. 3. 79 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.
28. 80 Peter Mudie dan Angela Pirrie. Service Marketing Management. (London : Elseivier, 2006).
Hal. 3-5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
40
Bateson dalam buku Sangadji & Sopiah mengemukakan karakteristik
jasa sebagai berikut:
a. Jasa tidak dapat disimpan dan dikonsumsi pada saat dihasilkan
b. Jasa tergantung pada waktu
c. Jasa tergantung pada tempat
d. Konsumen merupakan bagian integral dari proses produksi jasa
e. Setiap orang yang berhubungan dengan konsumen mempunyai
andil dalam memberikan peranan
f. Perubahan pada konsep kemanfaatan
g. Karyawan penghubung merupakan bagian dari proses produksi
jasa
h. Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi,
karena produksi jasa terjadi secara real time.81
Dalam lingkup pendidikan, bahan baku yang dipakai dalam produksi
jasa adalah manusia. Dalam hal ini tentunya manusia memiliki ciri khas
yang berbeda satu dengan yang lain. Hal itu menjadi dasar bahwa layanan
jasa pendidikan antara satu dengan yang lainnya menjadi berbeda pula.
Keberhasilan dalam layanan jasa pendidikan akan sangat bergantung pada
faktor siapa, kapan dan di mana proses tersebut dilaksanakan. Faktor siapa,
merujuk pada tenaga pendidik dan kependidikan. Semakin tinggi kualitas
pendidik dan tenaga kependidikan, maka semakin tinggi juga kualitas
proses pendidikan tersebut. Faktor kapan, menunjukkan waktu ketepatan
yang digunakan dalam proses pendidikan sehingga proses tersebut
mempunyai output mutu yang berkualitas. Faktor di mana, merupakan
lokasi di mana jasa pendidikan tersebut diberikan.82
Pada prinsipnya, produk jasa mengandung sekumpulan nilai kepuasan
dari konsumen yang sangat rumit. Nilai sebuah jasa ditetapkan pembeli
berdasarkan manfaat yang mereka terima dari produk jasa tersebut. Menurut
Kotler, produk jasa adalah
81 Etta Mamang Sangadji & Sopiah. Perilaku Konsumen – Pendekatan Praktis Disertai Himpunan
Jurnal Penelitian. (Yogyakarta : Andi, 2013). Hal. 94. 82 J. Paul Peter & Jerry C. Olson. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran. (Jakarta : Salemba
Empat, 2013). Hal 280.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
41
“Segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atas keinginan pasar yang bersangkutan”.83
Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, jasa bisa diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam memberikan
layanan atau menyalurkan jasa pendidikan kepada para konsumen
pendidikan atau peserta didik dengan cara memuaskan atau memberikan
pembelajaran. Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan bisa diartikan
sebagai sebuah proses manajerial dan sosial untuk mendapatkan apa yang
dibutuhkan melalui program penciptaan penawaran, pertukaran produk
yang mempunyai nilai tertentu dengan pihak lain yang membutuhkan dalam
bidang pendidikan.
Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu
layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh.84 Hal
tersebut terjadi dikarenakan pendidikan bersifat lebih kompleks,
dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab, serta hasilnya mengacu
jauh ke depan dalam membina kehidupan bernegara, serta generasi penerus
bangsa di masa mendatang.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dijabarkan di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan sebagai produk jasa merupakan
segala sesuatu yang tidak memiliki wujud, akan tetapi dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen yang diproses atau diproduksi dengan
atau tidak menggunakan bantuan produk fisik, di mana proses yang terjadi
merupakan sebuah interaksi antara penyedia layanan jasa (produsen)
dengan pengguna jasa (konsumen) yang bersifat tidak mengakibatkan
peralihan hak dan kepemilikan. Dengan demikian, komponen – komponen
dalam lembaga pendidikan harus selalu melakukan pembaruan (update)
pada aspek kualitas (kompetensinya) untuk dapat menciptakan layanan
pembelajaran dengan sebaik – baiknya.
83 Philip Kotler. Prinsip - Prinsip Pemasaran Manajemen. (Jakarta : Prentice Hall Indonesia,
2000). Hal. 428. 84 Buchari Alma. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2003). Hal. 53.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
42
Untuk mencapai dan mempertahankan sebuah keberhasilan lembaga
pendidikan dalam jangka panjang, maka lembaga pendidikan harus
menciptakan layanan yang diharapkan mampu memuaskan kebutuhan serta
keinginan para konsumennya. Agar dapat menciptakan layanan yang dapat
memuaskan dan memenuhi keinginan konsumen tersebut, maka lembaga
pendidikan harus mengadopsi strategi bauran pemasaran. Bauran
pemasaran (marketing mix) merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling
terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat sehingga
perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.85
2. Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan
Pada perkembangannya, istilah pemasaran atau sering disebut dengan
istilah marketing tidak hanya dipakai oleh sebuah lembaga atau organisasi
profit saja, akan tetapi juga dipakai oleh organisasi ataupun lembaga non
profit seperti lembaga pendidikan. Penggunaan istilah marketing atau
pemasaran pada saat ini sudah berkembang di keseluruhan sektor dalam
kegiatan sehari – hari. Morris dalam buku Muhaimin mengatakan bahwa,
dewasa ini tidak ada organisasi baik itu bisnis atau nonbisnis yang dapat
terlepas dari pemasaran (marketing), organisasi tersebut dapat memilih
untuk mengerjakannya demi kebaikan organisasi atau meninggalkannya
untuk kemundurannya. Sehingga pendidikan pun juga menggunakan istilah
pemasaran untuk memasarkan jasa pendidikannya. Untuk membentuk citra
baik terhadap lembaga, maka lembaga pendidikan mengembangkan
berbagai upaya strategi yang dikenal strategi bauran pemasaran.86
Demikian pula jika sebuah lembaga pendidikan mencoba
melaksanakan kegiatan pemasaran yang berorientasi pada konsumen, maka
seluruh karyawan, baik pendidik maupun tenaga kependidikan harus
85 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.
48. 86 Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah). Cet.4. (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012).
Hal. 54.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
43
memahami visi dan misi mereka. Pendekatan pemasaran ini juga menuntut
mereka agar terus berupaya memperbaiki diri serta jasa yang ditawarkan
dalam upaya memberikan pelayanan yang bermutu, sehingga pengguna jasa
maupun stakeholder akan terus menggunakan jasa yang telah diberikan.
Dalam strategi pemasaran, dibutuhkan taktik untuk menyusun strategi,
agar strategi tersebut dapat berhasil sesuai tujuan yang telah ditetapkan dan
diharapkan. Salah satu taktik dalam strategi pemasaran tersebut adalah
dengan cara menerapkan bauran pemasaran atau dalam istilah dunia barat
disebut sebagai marketing mix.
Dalam dunia pemasaran jasa pendidikan, tidak bisa juga dilepaskan
dari elemen bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix)
merupakan seperangkat alat bagi para pemasar yang terdiri dari beberapa
unsur program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar strategi
pemasaran yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Bauran pemasaran pada
produk jasa tentunya berbeda bauran pada produk barang yang kita kenal
selama ini. Adapun bauran pemasaran jasa yang dimaksud adalah konsep
7P,87 yaitu:
a. Product (Produk)
Produk merupakan sebuah hal fundamental yang akan menjadi
bahan pertimbangan dalam pemilihan keputusan bagi konsumen.
Produk pada dasarnya adalah segala sesuatu yang ditawarkan, dan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam
lingkup pendidikan, produk jasa yang dapat ditawarkan adalah jasa
layanan akademik seperti kurikulum atau ekstrakurikuler. Di samping
itu, penawaran melalui bidang prestasi yang telah diraih juga merupakan
faktor pendukung dalam memenangkan persaingan antar sekolah.
Sebuah produk tentunya harus memiliki kualitas yang baik dan
bagus. Dalam hal ini tentunya bisa disiasati dengan menambah varian
produk yang ditawarkan sehingga bisa lebih menarik minat pelanggan.
87 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.
382-383.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
44
Misalnya, di samping produk bidang akademik, produsen harus bisa
membuat produk layanan jasa pendidikan yang lebih bervariasi seperti
kegiatan kesenian, olahraga, maupun keagamaan, untuk menambah
kualitas pendidikan. Produk yang akan di produksi sudah seharusnya
mempertimbangkan berbagai alasan sosial kemanusiaan, yakni selain
banyak dibutuhkan oleh masyarakat, juga terdapat manfaat positif yang
akan diperoleh dari suatu produk tersebut.
b. Price (Harga)
Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran
karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha/bisnis.88
Produsen juga dituntut harus bijak dalam menetapkan tinggi atau
rendahnya harga suatu produk. Dalam hal ini, produsen dapat
berpedoman pada:
1) Keadaan atau kualitas barang;
2) Konsumen yang dituju;
3) Suasana pasar, apakah produknya baru di introduksi ke pasar atau
produk menguasai pasar, produk sudah melekat di hati konsumen
atau banyak saingan.89
c. Place (Lokasi/Tempat)
Seperti yang telah kita ketahui bersama, mayoritas pimpinan
lembaga pendidikan telah sepakat bahwa lokasi lembaga pendidikan
yang mudah dicapai kendaraan umum, cukup berperan dalam
menentukan hasil pertimbangan bagi calon peserta didik. Demikian pula
para peserta didik berpendapat bahwa lokasi turut menentukan pilihan
mereka. Mereka cenderung menyukai lokasi lembaga pendidikan di
kota dan lembaga pendidikan yang mudah dicapai kendaraan umum,
atau ada fasilitas alat transportasi baik yang disediakan dari lembaga
atau bus umum yang disediakan oleh pemerintah daerah. James dan
88 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.
51. 89 Buchari Alma. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2003). Hal. 26.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
45
Phillips mengkategorikan unsur – unsur saluran distribusi jasa
pendidikan dalam tiga bagian, sebagai berikut:
1) Penampilan (appearance) jasa pendidikan, yaitu seberapa efektif
penampilan dan lokasi sekolah;
2) Pelanggan dan pengunjung (customers and their visitors) jasa
pendidikan, di mana kultur jasa pendidikan yang berorientasi pada
pelanggan jasa pendidikan harus memperhatikan pelanggan jasa
pendidikan;
3) Hubungan mula-mula dan aksesibilitas (first contact and
accessibility) jasa pendidikan, yang berkaitan dengan cara individu
berhubungan dengan sekolah dan kemudahan menjalin hubungan
dengan sekolah.90
Oleh sebab itu, keadaan lokasi yang dianggap strategis dan mudah
dijangkau dari segala arah menggunakan kendaraan umum maupun
kendaraan pribadi, serta kemudahan akses menuju sekolah menjadi
faktor yang dapat mendukung kenyamanan peserta didik, orang tua dan
masyarakat di sekitar sekolah.
d. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, apabila
konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk
tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah
membelinya.91
Kegiatan promosi tersebut dapat dilakukan melalui media massa
seperti koran, majalah, televisi, papan reklame, pamflet, baliho, banner,
spanduk, dan radio. Sekolah juga bisa mengikuti berbagai ajang maupun
event - event tertentu yang mungkin diliput oleh berbagai media dengan
jangkauan lebih luas. Adapun program – program yang sering diliput
90 David Wijaya. Pemasaran Jasa Pendidikan. (Jakarta : Salemba Empat, 2012). Hal. 131. 91 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.
57.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
46
adalah acara – acara tertentu, seperti acara perlombaan tingkat nasional
atau acara yang bekerja sama dengan pihak pemerintah maupun yang
lainnya. Promosi juga bisa dilakukan dengan melibatkan alumni yang
senantiasa ikut mempromosikan lembaga pendidikan tersebut kepada
masyarakat. Hal ini tentunya akan sangat memberikan dampak yang
signifikan dikarenakan masyarakat akan lebih percaya dengan kesaksian
orang – orang yang pernah mengikuti proses di dalamnya.
e. Person (Orang)
Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peran
dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli.
Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan
konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan
karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap
persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa .92
Agar dapat mewujudkan sumber daya manusia yang profesional
(pendidik dan tenaga kependidikan) di lingkungan sekolah, dibutuhkan
sistem rekrutmen pegawai yang baik. Di samping itu, dipandang perlu
juga untuk terus meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan dengan memberikan kesempatan maupun beasiswa jika
dirasa perlu bagi para pendidik dan tenaga kependidikan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Peningkatan mutu
tenaga pendidik dan kependidikan melalui seminar dan pelatihan juga
harus terus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pendidik dan tenaga
kependidikan.
Hal – hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah, tenaga pendidik
juga harus bersikap ramah. Selain tenaga pendidik yang berkualitas dan
mempunyai sikap yang ramah, tenaga kependidikan juga diharapkan
memiliki keramahan dan kehandalan dalam mengerjakan semua tugas
yang diberikan. Oleh sebab itu, dirasa perlu juga meningkatkan budaya
92 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.
62.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
47
ramah terhadap keseluruhan warga sekolah sehingga dapat menciptakan
suasana belajar – mengajar yang kondusif. Hal tersebut tentunya turut
memberikan andil kepada seluruh peserta didik untuk meningkatkan
kepuasan dan pengalaman belajarnya.
f. Physical Evidence (Sarana Fisik)
Sarana fisik merupakan suatu hal yang nyata turut mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa.93
Dalam sebuah lembaga pendidikan, yang dinamakan sebagai sarana
fisik adalah sarana dan prasarana atau yang biasa disebut sebagai
bangunan atau gedung dengan segala fasilitas yang ada. Faktor sarana
dan prasarana pembelajaran yang memadai merupakan elemen yang
sangat membantu dalam menunjang proses belajar – mengajar.
Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran kepada peserta
didik juga menjadi penawaran yang menarik dalam menentukan pilihan
sekolah bagi peserta didik. Demikian juga suasana gedung dan kelas
yang bersih serta dilengkapi teknologi modern bisa memberikan
kenyamanan peserta didik dalam belajar. Hal ini diharapkan dapat
memudahkan peserta didik dalam memahami dan menguasai materi
pembelajaran.
g. Process (Proses)
Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran
pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem
penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri.94 Dalam hal ini
yang perlu ditingkatkan dan diperhatikan adalah bagaimana proses yang
terjadi di dalam penyaluran jasa pendidikan dari produsen kepada
konsumen. Produk utama dalam sebuah lembaga pendidikan adalah
proses belajar mengajar yang disalurkan dari pendidik kepada peserta
didik. Dalam hal ini, dapat dilihat apakah kualitas jasa atau pengajaran
93 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.
64. 94 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.
65.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
48
yang diberikan oleh pendidik dinilai cukup bermutu atau dinilai
sebaliknya. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus memperhatikan
kualitas para pendidik yang menjadi faktor penunjang keberhasilan
pemasaran dan pemuasan.
Ketujuh strategi bauran pemasaran jasa pendidikan tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain, sehingga semuanya dianggap sangat penting
sebagai satu kesatuan strategi, yaitu strategi acuan/bauran pemasaran jasa
pendidikan. Strategi bauran pemasaran jasa pendidikan ini dapat berfungsi
sebagai pedoman dalam menerapkan unsur – unsur atau variabel – variabel
pemasaran yang akan dilaksanakan oleh pimpinan lembaga pendidikan,
untuk mencapai tujuan lembaga dalam bidang pemasaran jasa pendidikan.
3. Penerapan Pemasaran Jasa Pendidikan
Fokus utama dari pelaksanaan pemasaran ini merupakan bagaimana
menghasilkan pelayanan yang cocok dengan kemauan serta kepuasan
peserta didik, yang tentunya wajib didukung dengan peran tenaga ahli di
bidangnya, sumber daya serta sarana yang mencukupi, dan senantiasa
meningkatkan kualitas lulusan. Pelaksanaan pemasaran ini dapat dicoba
dengan langkah langkah sebagai berikut.
a. Planning (Perencanaan)
Planning merupakan sebuah langkah awal yang harus dilakukan
oleh sebuah lembaga pendidikan. Fungsi planning mencakup
mendefinisikan tujuan organisasi, mengembangkan strategi menyeluruh
untuk mencapai tujuan dan mengembangkan dan mengordinasikan
kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.95 Perencanaan dalam
pemasaran pendidikan bertujuan untuk mengurangi serta mengimbangi
ketidakpastian dan juga transformasi perubahan yang akan datang,
memusatkan atensi terhadap target yang ingin dicapai, menjamin serta
mendapatkan proses pencapaian tujuan terlaksana secara efektif serta
efisien, dan mempermudah pengendalian. Langkah– langkah yang
95 Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006). Hal. 12.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
49
wajib dijalankan dalam proses perencanaan pemasaran jasa pendidikan
yakni sebagai berikut:
1) Identifikasi Pasar (Pesaing)
Tahapan pertama dalam pemasaran pendidikan adalah
mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini, perlu
dilakukan suatu penelitian/riset pasar untuk mengetahui kondisi dan
ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi
kepentingan konsumen pendidikan, termasuk dalam tahapan ini
adalah pemetaan dari sekolah lain.96
Keberhasilan dalam sebuah kegiatan bisnis salah satunya
ditentukan oleh kemampuan lembaga atau organisasi dalam
memahami pesaing. Output atau hasil dari kemampuan tersebut
dapat membantu pihak manajerial dalam memutuskan kebijakan di
mana akan bersaing dan bagaimana posisi yang akan diambil di
antara pesaing. Analisis dilakukan dengan cara mengidentifikasi
industri beserta karakteristiknya, mengidentifikasi bisnis di dalam
industri, mengevaluasi masing – masing bisnis tersebut, serta
memprediksi aktivitas pesaing termasuk mengidentifikasi pesaing
baru yang mungkin datang secara tiba – tiba menerobos pasar
maupun segmen pasar.
Analisis persaingan merupakan sebuah taktik dalam
mengidentifikasi ancaman, kesempatan, atau permasalahan strategis
yang mungkin terjadi akibat dari perubahan persaingan potensial,
serta kekuatan dan kelemahan pesaing. Hasil dari analisis
persaingan bersifat ini bersifat dinamis. Maka, analisis persaingan
merupakan aktivitas yang harus terus menerus dilakukan agar dapat
selalu mengantisipasi dan menanggulangi situasi yang tidak
diinginkan.
96 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
50
2) Segmentasi Pasar dan Positioning
Segmentasi pasar adalah kegiatan memilah pangsa pasar
menjadi beberapa kelompok pembeli. Dalam hal ini produsen akan
memilah pangsa pasar yang akan dibedakan berdasarkan kebutuhan,
karakteristik, atau tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk
yang berbeda. Sedangkan positioning adalah pemberian ciri khusus
dan pembedaan (diferensiasi) produk sehingga memudahkan
konsumen untuk membedakan produk jasa antara satu lembaga
dengan lembaga lainnya.
Penentuan target pasar merupakan langkah penting dalam
pengelolaan lembaga pendidikan. Dalam pasar yang sangat beragam
karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang menjadi
kepentingan utama bagi pengguna pendidikan. Secara umum, pasar
dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi, geografi,
psikografi, maupun perilaku.97 Dengan demikian, lembaga
pendidikan akan lebih mudah menentukan strategi pemasaran yang
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pasar. Setelah diketahui
karakteristik pasar, maka akan mudah menentukan bagian pasar
mana yang akan dilayani.
3) Diferensiasi Produk
Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam
mencari perhatian pasar. Dari banyaknya lembaga pendidikan yang
ada, orang tua siswa akan kesulitan untuk memilih sekolah anaknya
dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar lembaga pendidikan
semakin standar. Lembaga pendidikan hendaknya dapat
memberikan tekanan yang berbeda dari sekolah lainnya dalam
bentuk kemasan yang menarik, seperti logo dan slogan. Fasilitas
97 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
internet mungkin akan menjadi standar, namun jaminan internet
yang aman dan bersih, akan menarik perhatian orang tua.98
Diferensiasi dapat secara mudah dilakukan melalui perbedaan
tampilan fisik yang tertangkap oleh panca indera yang memberikan
kesan baik dan bagus, seperti gedung sekolah yang bersih dan
pemakaian seragam yang menarik. Strategi diferensiasi akan
menempatkan lembaga pendidikan secara unik untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan serta mendapatkan tempat di hati para
pelanggan.
Kotler membedakan diferensiasi sebagai berikut:
1) Diferensiasi produk, yaitu membedakan penawaran produk
dalam hal bentuk, ukuran, warna, daya tahan, kinerja,
kemudahan dalam perawatannya, desain, dan sejenisnya.
2) Diferensiasi layanan, yaitu membedakan penawaran dengan
memberikan layanan yang unggul dalam hal pengantaran,
kemudahan melakukan pesanan, pemasangan atau instalasi,
perawatan pasca pemasangan, dan sejenisnya.
3) Diferensiasi karyawan, yaitu membedakan penawaran dengan
memiliki karyawan yang memiliki kemampuan atau kompetensi
yang unggul dalam sikap yang ramah, sopan, gesit, selalu siap
membantu, dan komunikatif.
4) Diferensiasi citra, yaitu membedakan penawaran dengan
memiliki citra produk dan citra perusahaan yang tinggi, yang
bisa diwujudkan melalui simbol, penggunaan media
komunikasi, atau peristiwa yang didukungnya.99
b. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing merupakan tanggung jawab manajer untuk mendesain
struktur organisasi dan mengatur pembagian pekerjaan. Termasuk
98 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 396. 99 Ni Wayan Sri Suprapti. Perilaku Konsumen : Pemahaman Dasar dan Aplikasinya dalam
Strategi Pemasaran. (Denpasar : Udayana University, 2010). Hal. 47.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
mempertimbangkan tugas apa yang harus dilakukan, siapa melakukan,
bagaimana tugas dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa dan di
mana keputusan dibuat.100
Dalam sebuah lembaga pendidikan diperlukan suatu struktur yang
jelas, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan saling lempar tanggung
jawab seandainya terjadi penyimpangan dalam pekerjaan.
Pengorganisasian ini sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas
tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang
sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya, serta
mengkordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan
organisasi.101
c. Actuating (Pelaksanaan)
Actuating berkaitan dengan fungsi manajer dalam menjalankan
tindakan dan melaksanakan pekerjaan yang diperlakukan untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Actuating
merupakan implementasi dari apa yang direncanakan dalam fungsi
planning dengan memanfaatkan persiapan yang sudah dilakukan dalam
organizing.102
Perencanaan strategi yang baik hanyalah sebuah langkah awal
menuju pemasaran yang sukses. Strategi pemasaran yang brilian, akan
kurang berarti apabila sebuah lembaga gagal mengimplementasikan
strategi tersebut dengan tepat. Implementasi pemasaran adalah sebuah
proses yang mengubah strategi dan rencana menjadi tindakan
pemasaran dalam rangka mencapai tujuan pemasaran strategik.
100 Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006). Hal. 12. 101 Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2008).
Hal. 71. 102 Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006). Hal. 13.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
d. Controlling (Pengontrolan)
Controlling merupakan suatu aktivitas untuk meyakinkan bahwa
semua hal berjalan seperti seharusnya dan memonitor kinerja
organisasi.103
Untuk melaksanakan kontrol dengan baik, lembaga pendidikan
memerlukan informasi yang cukup akurat dan memadai. Informasi yang
telah didapat, digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kontrol dan
evaluasi. Ada tiga jenis kontrol pemasaran yang dapat digunakan oleh
lembaga pendidikan, yakni:
1) Rencana kontrol tahunan, yang meliputi monitoring pada kinerja
pemasaran yang berlangsung untuk meyakinkan bahwa volume
penjualan tahunan dan keuntungan yang ditargetkan tercapai.
2) Kontrol profitabilitas, terdiri dari determinasi profitabilitas yang
aktual dari pemasaran yang telah dilakukan, misal kesesuaian
layanan yang telah ada dengan kebutuhan yang ada di masyarakat,
segmen pasar, saluran promosi dan sebagainya.
3) Audit pemasaran, yang bertujuan untuk menganalisis tujuan
pemasaran, strategi dan sistem yang di adaptasi secara optimum dan
lingkungan tujuan pemasaran yang telah diramalkan.104
Adanya pelaksanaan sistem kontrol ini merupakan tindakan koreksi yang
dapat digunakan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
Meskipun begitu, kontrol dan evaluasi secara rutin harus dilaksanakan agar
kesalahan – kesalahan yang telah dilakukan oleh lembaga pendidikan dapat
cepat diperbaiki dan program antisipasi selanjutnya dapat dilakukan dengan
cepat untuk keberlangsungan lembaga pendidikan.
103 Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006). Hal. 14. 104 Didin Hafidhudin dan Hendri Tanjung. Manajemen Syariah dalam Praktik. (Jakarta : Gema
Insani, 2003). Hal. 158.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
C. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri 4.0
melalui Pemasaran Jasa Pendidikan
Dalam era sekarang, atau yang sering disebut sebagai era industri 4.0,
yaitu era yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam istilah lain
yang banyak bertebaran di mesin pencarian Google, era ini disebut pula sebagai
era campur tangan (disrupsi) teknologi. Persaingan yang terjadi tentunya akan
berjalan semakin sengit dengan hadirnya paradigma dunia yang tanpa batas
atau dalam istilah lain disebut borderless. Paradigma ini berpandangan bahwa
dunia merupakan sebuah lingkaran kecil yang mampu kita cakup dalam
genggaman tangan dengan bantuan teknologi informasi maupun komunikasi
yang bisa dikatakan tanpa batas.
Era revolusi industri 4.0 atau selanjutnya disebut sebagai era revolusi
industri 4.0 telah mengubah beberapa perilaku konsumen yaitu, budaya
follower, yang memiliki arti sebagai bentuk perilaku sebagian besar masyarakat
atau komunitas di lingkungannya yang dilakukan secara bersama-sama. Gaya
hidup (life style) mencerminkan perilaku seseorang yang direfleksikan melalui
aktivitasnya, sedangkan prestise terkait dengan kemampuan yang dimiliki
seseorang dan menjadikan orang tersebut berbeda dengan orang lain, yang
diraih melalui kepemilikan produk berkualitas sehingga akhirnya membuat
orang tersebut berbeda dengan yang lain. Faktor pencitraan merupakan sesuatu
yang bersifat abstrak, karena hal tersebut terkait dengan ide, kesan, keyakinan
konsumen atas produk yang dikonsumsinya.105 Keadaan seperti ini tentunya
sangat menuntut beberapa terobosan maupun inovasi dari pengelola lembaga
pendidikan dalam usaha menggaet para calon peserta didiknya dengan cara –
cara maupun metode yang terbarukan sehingga tidak terkesan kuno dan kolot
di mata calon konsumen mereka.
105 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi
Industri 4.0. (Journal Conference on Management Ana Behavioral Studies Universitas
Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 138.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
55
Senada dengan gagasan di atas, para ahli mengatakan bahwa, Persaingan
dalam dunia pendidikan menjadi tidak dapat terelakan lagi, banyak lembaga
pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya, sehingga banyak terjadi
penggabungan dari beberapa lembaga pendidikan.106 Semakin banyaknya
lembaga pendidikan maka semakin banyak pula persaingan di dalam lembaga
pendidikan sehingga setiap lembaga pendidikan dituntut untuk menghadapi
iklim kompetitif tersebut.107
Penerapan atau pelaksanaan strategi adalah sebuah proses manajerial
dalam mewujudkan strategi dan kebijakan dalam tindakan melalui
pengembangan program, anggaran, dan prosedur.108 Dalam kegiatan
penerimaan peserta didik baru, lembaga pendidikan bisa mengembangkan tiga
unsur yang telah disebutkan sebagai berikut.
1. Program
Program merupakan aktivitas atau langkah yang dijalankan untuk
menyelesaikan perencanaan yang telah dibuat. Dalam hal ini program yang
dilaksanakan adalah penerimaan peserta didik baru. Hal ini tentunya dapat
dikembangkan menjadi tidak hanya penerimaan peserta didik baru saja,
tetapi bisa juga diselingi oleh program yang mempunyai tujuan untuk
menjaga kepuasan pelanggan pendidikan agar tidak berpindah ke lain
lembaga.
2. Anggaran
Anggaran merupakan sebuah satuan biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan sebuah program tertentu. Dalam hal anggaran, program
penerimaan peserta didik baru sebuah lembaga pendidikan perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan secara terperinci agar anggaran
serta sumber daya yang telah disiapkan menjadi tepat guna dan tepat
sasaran.
106 Ara Hidayat dan Imam Machali. Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam
Mengelola Sekolah dan Madrasah. (Bandung : Pustaka Educa, 2010). Hal. 257. 107 Mahmud Machfoedz. Pengantar Pemasaran Modern. (Yogyakarta : UUP AMP YKPN, 2005).
Hal. 14. 108 Rachmat. Manajemen Strategik. (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014). Hal. 32.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
56
3. Prosedur
Prosedur merupakan sebuah kumpulan langkah – langkah yang harus
dijalankan dalam mencapai tujuan. Prosedur dalam program penerimaan
peserta didik baru harus dirumuskan secara seksama agar tidak terjadi saling
tumpang tindih sehingga menimbulkan kebingungan bagi pelaksana
program. Dalam hal ini prosedur biasanya dituangkan dalam sebuah
dokumen yang dinamakan sebagai SOP atau (Standart Operating
Procedure).
Selain mengembangkan ketiga unsur tersebut, lembaga pendidikan juga
perlu memperhatikan dengan seksama proses yang terjadi dalam penerapan
strategi penerimaan peserta didik baru yang dilakukan. Proses manajemen
strategik terdiri dari tiga tahapan utama yaitu :
1. Tahap Formulasi Strategi109
Tahap formulasi strategi ini bisa dilakukan oleh lembaga pendidikan
dengan merumuskan visi, misi, serta tujuan yang akan dicapai dalam
program penerimaan peserta didik baru. Tahapan ini tentunya memerlukan
sebuah perencanaan yang matang serta membutuhkan beberapa
pertimbangan yang mungkin diambil untuk menghadapi tantangan yang
akan dijalani. Perencanaan dalam pemasaran pendidikan bertujuan untuk
mengurangi serta mengimbangi ketidakpastian dan juga transformasi
perubahan yang akan datang, memusatkan atensi terhadap target yang ingin
dicapai, menjamin serta mendapatkan proses pencapaian tujuan terlaksana
secara efektif serta efisien, dan mempermudah pengendalian. Langkah–
langkah yang wajib dijalankan dalam proses perencanaan pemasaran jasa
pendidikan yakni sebagai berikut:
a) Identifikasi Pasar (Pesaing)
Tahapan pertama dalam pemasaran pendidikan adalah
mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini, perlu
dilakukan suatu penelitian/riset pasar untuk mengetahui kondisi dan
109 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).
Hal. 45.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
57
ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi
kepentingan konsumen pendidikan, termasuk dalam tahapan ini adalah
pemetaan dari sekolah lain.110
b) Segmentasi Pasar dan Positioning
Penentuan target pasar merupakan langkah penting dalam
pengelolaan lembaga pendidikan. Dalam pasar yang sangat beragam
karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang menjadi
kepentingan utama bagi pengguna pendidikan. Secara umum, pasar
dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi, geografi, psikografi,
maupun perilaku.111 Dengan demikian, lembaga pendidikan akan lebih
mudah menentukan strategi pemasaran yang sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan pasar. Setelah diketahui karakteristik pasar, maka akan
mudah menentukan bagian pasar mana yang akan dilayani.
c) Diferensiasi produk
Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam
mencari perhatian pasar. Dari banyaknya lembaga pendidikan yang ada,
orang tua siswa akan kesulitan untuk memilih sekolah anaknya
dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar lembaga pendidikan
semakin standar. Lembaga pendidikan hendaknya dapat memberikan
tekanan yang berbeda dari sekolah lainnya dalam bentuk kemasan yang
menarik, seperti logo dan slogan. Fasilitas internet mungkin akan
menjadi standar, namun jaminan internet yang aman dan bersih, akan
menarik perhatian orang tua.112
Beberapa opsi yang akan diambil oleh lembaga pendidikan tentunya
juga membutuhkan gambaran tentang individu dari lembaga pendidikan
tersebut agar mampu memilah strategi mana yang akan diambil dan
dioptimalkan dalam persaingan yang terjadi. Dalam hal ini lembaga
110 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395. 111 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395. 112 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 396.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
58
pendidikan bisa memanfaatkan analisis SWOT untuk membantu
pengembangan program dalam proses formulasi strategi. Kotler
mengatakan bahwa analisis SWOT dapat diartikan sebagai evaluasi
terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.113
Analisis SWOT digunakan untuk membantu pihak manajerial dalam
menentukan faktor internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi
program yang sedang direncanakan. Analisis SWOT merupakan sebuah
singkatan dari strength, weaknesses, opportunities, dan threats. Penjelasan
analisis SWOT lebih lanjut adalah sebagai berikut:
a) Kekuatan (Strength)
Kekuatan (strenght) merupakan sumber daya dan keunggulan
yang dimiliki oleh lembaga pendidikan dalam memenangkan
persaingan. Lembaga pendidikan perlu mengetahui sumber daya serta
keunggulan dirinya agar lebih mudah dalam mengembangkan strategi
yang dibangun serta dapat memperkuatnya agar semakin tidak
tertandingi.
b) Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan (Weaknesses) adalah keterbatasan atau kekurangan
dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius
menghambat kinerja efektif perusahaan atau organisasi.114 Hal ini
tentunya harus dibenahi agar kinerja lembaga bisa berjalan secara
optimal dalam memenangkan persaingan yang berjalan.
c) Peluang (Opportunities)
Peluang (Opportunities) merupakan sebuah situasi yang dianggap
dapat menguntungkan sebuah lembaga pendidikan jika opsi tersebut
diambil dan dijalankan secara maksimal. Situasi – situasi tersebut antara
lain :
1) Kecenderungan penting yang terjadi di kalangan pengguna produk
113 Philip Kotler & Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. (Jakarta : Erlangga,
2009). Hal. 63. 114 Pearce Robinson. Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. (Jakarta
: Bina Rupa Aksara, 1997). Hal. 231.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
59
2) Identifikasi satu segmen pasar yang belum mendapat perhatian
3) Perubahan dalam kondisi persaingan
4) Perubahan dalam peraturan perundang – undangan yang membuka
berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha
5) Hubungan dengan para kustomer yang akrab.
6) Hubungan dengan pemasok yang harmonis.115
Beberapa situasi ini tentunya dapat dimanfaatkan oleh lembaga
pendidikan untuk memaksimalkan daya saing terhadap lembaga
pendidikan lain sehingga tetap bisa mempertahankan eksistensinya di
tengah - tengah persaingan yang terjadi.
d) Ancaman (Threats)
Ancaman (Threats) merupakan kebalikan dari peluang
(Opportunities). Lembaga pendidikan bisa memilih opsi antara
menanggulangi ancaman ini dengan perhitungan sumber daya yang ada.
Dalam hal ini lembaga pendidikan mempertimbangkan apakah akan
menguntungkan jika memfokuskan penanggulangan ancaman dengan
sekuat tenaga yang tentunya akan mengalokasikan sumber daya yang
banyak atau mencari alternatif strategi lain yang lebih efisien dalam hal
sumber daya tetapi mempunyai dampak yang signifikan untuk menutupi
ancaman yang ada.
Dalam pelaksanaan formulasi strategi penerimaan peserta didik baru,
selain menggunakan SWOT, lembaga pendidikan juga bisa memadukannya
dengan metode strategi marketing mix dalam mengembangkan potensi
potensi yang terdapat dalam lembaga pendidikan tersebut dan peluang
pengembangan yang mungkin terjadi. Hal ini tentunya akan menambah
kesiapan serta kekuatan dalam menghadapi persaingan penerimaan peserta
didik baru di era revolusi industri 4.0. Dalam strategi pemasaran,
dibutuhkan taktik untuk menyusun strategi, agar strategi tersebut dapat
berhasil sesuai tujuan yang telah ditetapkan dan diharapkan. Salah satu
115 Dokumen Prosedur Sistem Identifikasi Isu-Isu Internal Eksternal IAIN Purwokerto Tahun
2017. Hal 2.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
60
taktik dalam strategi pemasaran tersebut adalah dengan cara menerapkan
bauran pemasaran atau dalam istilah dunia barat disebut sebagai marketing
mix.
Dalam dunia pemasaran jasa pendidikan, tidak bisa juga dilepaskan
dari elemen bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix)
merupakan seperangkat alat bagi para pemasar yang terdiri dari beberapa
unsur program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar strategi
pemasaran yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Bauran pemasaran pada
produk jasa tentunya berbeda bauran pada produk barang yang kita kenal
selama ini. Adapun bauran pemasaran jasa yang dimaksud adalah konsep
7P,116 yaitu:
a. Produk (Product)
Produk merupakan sebuah hal dasar yang dimiliki oleh setiap
lembaga. Produk dari lembaga pendidikan adalah jasa pendidikan
maupun layanan akademik yang diberikan kepada peserta didik.
Lembaga pendidikan bisa melakukan inovasi – inovasi terkait produk
mereka agar bisa menarik minat dari para calon peserta didik, misalnya
dengan menambah layanan akademik maupun non akademik.
Penambahan layanan ini misalnya kegiatan ekstrakurikuler,
penambahan jam belajar intensif, dan lain sebagainya yang tentunya
mempertimbangkan faktor sumber daya serta kebutuhan pasar di era
revolusi industri 4.0.
b. Harga (Price)
Harga merupakan faktor kritis yang menjadi penentu calon peserta
didik dalam menentukan pilihannya. Harga yang rasional tentunya akan
cenderung dipilih oleh calon peserta didik. Dalam hal ini lembaga
pendidikan dituntut untuk mempertimbangkan harga yang akan
ditawarkan kepada para peserta didik. penetapan harga ini tentunya juga
memperhatikan faktor pesaing. Faktor ini mempertimbangkan bahwa
116 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.
382-383.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
61
dengan harga yang sama ataupun lebih rendah dari pesaing tetapi
mampu memberikan keunggulan dari sisi layanan maupun produk yang
ditawarkan.
c. Tempat (Place)
Tempat lembaga pendidikan tersebut berada juga merupakan
sebuah faktor yang menentukan pilihan bagi peserta didik untuk
memilih lembaga pendidikan sesuai dengan pilihannya. Tentunya hal ini
tidak banyak opsi untuk menyiasatinya dikarenakan telah banyak
lembaga pendidikan yang telanjur berdiri sejak lama. Untuk menyiasati
hal ini, lembaga pendidikan bisa melakukan langkah – langkah untuk
mengoptimalkan sarana dan tempat yang dimiliki agar tetap mampu
menarik minat dan pilihan konsumen pendidikan
d. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan inti dari keseluruhan program dalam
persaingan penerimaan peserta didik baru. promosi bisa dikatakan
berhasil jika lembaga pendidikan mampu mencapai target yang
ditentukan serta mampu memenangkan persaingan tersebut. Promosi
bisa dilakukan dengan banyak cara antara lain, promosi menggunakan
media massa maupun cetak, brosur, pamflet, baliho.
Selain cara – cara kuno tersebut, promosi bisa juga dilakukan
dengan cara menunjukkan kepada para masyarakat tentang apa yang
dimiliki oleh lembaga pendidikan tersebut. Cara – cara ini bisa
dilakukan dengan publikasi kegiatan di media sosial, pembuktian
prestasi akademik maupun non akademik yang dicapai, serta
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekitar lingkungan sekolah
yang nantinya akan menarik perhatian masyarakat serta mampu
menumbuhkan minat dan keinginan dari calon peserta didik baru.
e. Orang (Person)
Person merupakan faktor penunjang dalam sebuah proses belajar
mengajar. Dalam hal ini, person adalah tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yang ada di lembaga pendidikan. tenaga pendidik harus
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
62
selalu ditingkatkan kemampuannya agar mampu mendidik dan
membimbing peserta didik sesuai dengan perkembangan zaman yang
terjadi. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan program program
pengembangan mutu pendidik melalui seminar, workshop, serta
pelatihan – pelatihan yang dianggap mampu mendongkrak performa
tenaga pendidik
Selain tenaga pendidik, tenaga pendidikan juga perlu diperhatikan
kinerjanya agar selalu maksimal dalam melayani kebutuhan peserta
didik dan mampu menciptakan suasana pelayanan yang baik.
f. Sarana Fisik (Physical Evidence)
Physical evidence merupakan sarana fisik yang tersedia pada
lembaga pendidikan. sarana dan prasarana ini menjadi penunjang dalam
proses belajar – mengajar. Lembaga pendidikan dapat melakukan
optimalisasi sarana dan prasarana yang ada, serta dapat
mempertimbangkan penambahan fasilitas pendukung lainnya seperti
akses internet, pembaruan laboratorium sekolah serta sarana dan
prasarana pendukung yang lain. Sarana fisik ini merupakan salah satu
faktor utama yang menentukan pilihan calon peserta didik. Calon
peserta didik akan cenderung tertarik pada suasana gedung yang bagus,
nyaman ditempati serta dipandang mampu memberikan pengalaman
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka.
g. Proses (Process)
Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran
pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem
penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri.117 Proses bisa
dikatakan berhasil jika lulusan atau alumni bisa memetik manfaat dari
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam hal ini sekolah
dituntut untuk memaksimalkan proses pembelajaran mereka agar bisa
mencetak lulusan yang mampu bersaing di era revolusi industri 4.0 ini.
117 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.
65.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
63
2. Tahap Implementasi Strategi118
Tahap ini merupakan tahapan dalam melaksanakan strategi yang telah
dirumuskan sebelumnya dalam bentuk kegiatan yang sesuai dengan
prosedur yang yang telah ditentukan.
3. Tahap Evaluasi Strategi119
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi apakah strategi yang
dijalankan berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan. Hasil
dari proses evaluasi ini dapat juga dipakai sebagai umpan balik bagi
perumusan strategi selanjutnya.
Penerapan strategi tersebut, tentunya dapat dimanfaatkan dalam
penerimaan peserta didik baru yang dilakukan dengan tidak mengabaikan faktor
– faktor yang terjadi dalam era revolusi industri 4.0, sehingga lembaga
pendidikan tidak salah sasaran dalam merumuskan dan menerapkan strategi
yang dijalankan. Harapan dari penerapan strategi ini adalah bahwa lembaga
pendidikan mampu memenangkan persaingan serta memenuhi target yang telah
ditentukan di era revolusi industri 4.0 ini.
118 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).
Hal. 45. 119 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).
Hal. 45.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
64
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan tata cara– metode khusus yang hendak
diterapkan dalam penelitian. Penelitian ini memakai sebagian metode yang
berhubungan dengan tata cara penelitian sebagai landasan konseptual. Metode
penelitian yang digunakan yakni sebagai berikut:
A. Jenis Penelitian
Topik pembahasan dalam penelitian ini adalah Strategi Penerimaan
Peserta Didik Baru pada Era revolusi industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa
Pendidikan, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, dikarenakan data yang akan dikaji
dan dihasilkan berupa data deskriptif.. Data deskriptif adalah data yang berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.120
Pendekatan ini mengarah pada latar belakang individu secara keseluruhan. Hal
ini mengharuskan peneliti untuk memandang secara keseluruhan terhadap
individu atau organisasi sebagai satu bagian utuh objek penelitian sehingga
tidak memisahkan masing – masing individu ke dalam variabel atau hipotesis.
Penelitian dengan metode deskriptif merupakan penelitian yang
menggambarkan keadaan suatu objek atau peristiwa tertentu berdasarkan fakta-
fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian di iringi dengan
upaya pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta historis tersebut.
Penelitian menggunakan metode deskriptif adalah suatu penelitian yang
menjabarkan keadaan/kondisi suatu obyek maupun peristiwa tertentu
didasarkan oleh fakta yang terjadi disertai dengan upaya pengambilan
kesimpulan umum berdasarkan fakta yang terjadi maupun yang sudah berlalu.
Dengan demikian, maka analisis data yang digunakan bersifat induktif. Analisis
data tersebut berdasar pada data yang telah diperoleh dan kemudian
120 Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002).
Hal. 3.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
65
dikembangkan dengan teknik dan pola tertentu. Penelitian deskriptif pada
umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara
sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.121
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan memperhatikan
beberapa pertimbangan. Pertama, pendekatan kualitatif lebih mudah apabila
dihadapkan dengan kenyataan – kenyataan yang berlaku. Kedua, pendekatan ini
menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan
responden. Ketiga, pendekatan ini lebih peka dan dapat menyesuaikan diri.
Oleh karena itu peneliti akan menganalisis, menggambarkan, serta
memaparkan data yang telah diperoleh dari MI Salafiyah Margomulyo Kerek
yang berkaitan dengan Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era
revolusi industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di MI Salafiyah
Margomulyo.
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus
pengumpul data. Peran peneliti secara partisipatif yaitu mengambil bagian
dalam fenomena serta kebiasaan obyek penelitian. Kemudian, peneliti
melakukan pengamatan yang mendalam dalam upaya pengumpulan data.
Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, hanya saja berfungsi sebatas
sebagai pendukung tugas peneliti, bukan sebagai instrumen inti. Oleh sebab itu,
kehadiran peneliti di lapangan mutlak di perlukan.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan di MI Salafiyah Margomulyo yang beralamat di
Jalan Raya Kerek - Montong, kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Sekolah ini
berstatus swasta dan terakreditasi B. Peneliti memilih MI Salafiyah
Margomulyo untuk menjadi objek penelitian dengan alasan bahwa MI Salafiyah
Margomulyo telah terbukti mampu dan berpengalaman dalam hal persaingan
pada kegiatan penerimaan peserta didik baru khususnya pada era revolusi
121 Hadari Nawawi dan Mimi Martini. Penelitian Terapan. (Yogyakarta : Rajawali Press, 1992).
Hal. 73.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
66
industri 4.0 sekarang. Hal tersebut dibuktikan dengan data perolehan peserta
didik baru yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya bahwa MI Salafiyah
Margomulyo selalu mengungguli para pesaingnya dalam penerimaan peserta
didik baru setiap tahunnya. Melalui data tersebut dapat disimpulkan bahwa
tentunya MI Salafiyah Margomulyo memiliki sebuah strategi jitu yang
dijalankan untuk memenangkan persaingan dalam program penerimaan peserta
didik baru pada era revolusi industri 4.0.
D. Subyek Penelitian
Subyek yang menjadi fokus penelitian ini adalah sebagian elemen yang
ada di MI Salafiyah Margomulyo yang sekaligus menjadi informan dalam
pengumpulan data. Adapun data yang tersaji dalam penelitian ini dilakukan
melalui beberapa tahapan, yaitu dimulai dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Dalam tahapan wawancara, peneliti mengambil beberapa
informan yang dianggap berkompeten dalam menghasilkan data yang relevan
dengan judul penelitian yaitu “Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era
revolusi industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di MI Salafiyah
Margomulyo Kerek Tuban”.
Informan penelitian ini berjumlah 4 partisipan yang terdiri atas Kepala
Sekolah, Tata Usaha, Waka Humas, serta Kepala Komite Sekolah.
Tabel 4. Daftar Informan
No Sumber Data/Informan Penelitian
1 Kepala Sekolah
2 Tata Usaha
3 Waka Humas
4 Kepala Komite Sekolah
E. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang atau narasumber yang dimanfaatkan
untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, dan juga
untuk memperoleh data atau informasi.122 Peneliti menentukan beberapa
122 Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif. (Jakarta : Prenada Media Group, 2011). Hal. 107.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
67
informan penelitian sebagai berikut : Kepala Sekolah, Waka Humas, Tata
Usaha, dan Kepala Komite Sekolah.
Tabel 5. Daftar Informan dan Jenis Data
No Informan Bentuk Data Tujuan
1 Kepala
Sekolah
1. Data profil sekolah
(wawancara dan dokumen)
2. Data struktur organisasi
sekolah (wawancara dan
dokumen)
3. Data mengenai perencanaan
PPDB (wawancara dan
dokumen)
4. Data mengenai kebijakan
dan strategi pemasaran
(wawancara dan dokumen)
1. Untuk mengetahui
sejarah, keunggulan,
dan prestasi sekolah
2. Untuk mengetahui
struktur organisasi
sekolah
3. Untuk mengetahui
perencanaan PPDB
4. Untuk mengetahui
kebijakan dan strategi
pemasaran
2 Waka
Humas
1. Data mengenai kegiatan
PPDB (wawancara dan
dokumen)
2. Data mengenai kegiatan
penunjang PPDB
(wawancara dan dokumen)
3. Data mengenai pelaksanaan
program pemasaran
(wawancara dan dokumen)
1. Untuk mengetahui
kegiatan PPDB
2. Untuk mengetahui
kegiatan penunjang
PPDB
3. Untuk mengetahui
pelaksanaan program
pemasaran
3 Tata
Usaha
1. Data penunjang penelitian
(wawancara dan dokumen)
1. Untuk melengkapi
data yang dibutuhkan
dalam proses
penelitian
4 Kepala
Komite
Sekolah
1. Data penunjang penelitian
(wawancara)
1. Untuk melengkapi
data yang dibutuhkan
dalam proses
penelitian
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
68
F. Tahap Penelitian
Moleong mengemukakan bahwa ada 3 tahapan dalam penelitian123, yang
akan di uraikan sebagai berikut :
1. Tahap Pra-Lapangan
Tahap pra-lapangan adalah tahap dimana ditetapkan apa saja yang
harus dilakukan peneliti sebelum masuk ke lapangan penelitian. Ada 7 tahap
yang harus dilakukan dan dimiliki oleh peneliti yaitu : menyusun rancangan
penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan
menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan,
menyiapkan perlengkapan penelitian, dan persoalan etika penelitian.124
2. Penelitian
Dalam tahap ini peneliti melakukan penelitian di lapangan. Supaya
penelitian dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan, peneliti
perlu menyiapkan beberapa hal, antara lain : memahami latar penelitian dan
persiapan diri, memasuki lapangan, berperan serta dalam mengumpulkan
data, dan menganalisis data.
Peneliti melakukan kegiatan penelitian di MI Salafiyah Margomulyo
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban dengan melibatkan beberapa informan
untuk memperoleh data atau informasi. Kemudian mengidentifikasi setiap
data yang diperoleh dan menganalisis data untuk dijadikan laporan
penelitian.
3. Penulisan Laporan
Penulisan laporan penelitian tidak terlepas dari keseluruhan tahapan
penelitian. Penulisan laporan berfungsi untuk keperluan akademis peneliti.
Langkah-langkah dalam penulisan laporan yaitu : menyusun materi data
sehingga bahan-bahan tersebut dapat secepatnya tersedia apabila
diperlukan, penyusunan kerangka laporan, dan penulisan laporan.
123 Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002).
Hal. 85. 124 Moh. Kasiram. Metodologi Penelitian Kuantitatif - Kualitatif. (Yogyakarta : Sukses Offset,
2010). Hal. 284.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
69
G. Metode Pengumpulan Data
Data merupakan perwujudan dari informasi untuk mendeskripsikan suatu
peristiwa atau kegiatan lainnya dan untuk menguji hipotesa yang telah
dirumuskan. Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dengan
memperhatikan aturan yang telah ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kemubaziran data yang tidak terpakai karena jauhnya informasi
yang diperoleh dengan keperluan peneliti. Dalam penelitian ini metode
pengumpulan data ada 3 yaitu : metode observasi, metode wawancara dan
dokumentasi, yang akan diuraikan sebagai berikut
1. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menghimpun data melalui pengamatan dan penginderaan. Dalam
melakukan observasi peneliti harus selalu ingat dan memahami apa yang
hendak diamati. Peneliti juga harus mencatat segala hal yang didapat selama
observasi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dalam membina
hubungan baik antara peneliti dengan objek pengamatan. Hal tersebut
terkadang menjadi hambatan utama terhadap keberhasilan observasi.
Peneliti melakukan observasi terkait strategi pemasaran jasa
pendidikan dalam penerimaan peserta didik baru di MI Salafiyah
Margomulyo. Hasil pengamatan tersebut akan dijadikan peneliti sebagai
bahan untuk mendeskripsikan fakta yang ada dan terjadi di lapangan. Dalam
melakukan observasi peneliti berperan sebagai partisipasi dan pengamat
agar memperoleh hasil yang lebih. Hal ini dikarenakan ke ikut sertaan
peneliti dalam observasi akan mendapatkan sebuah pemahaman yang utuh
tentang situasi dan kondisi sebagai pokok penelitian. Dengan demikian
peneliti dapat memperoleh informasi apa saja yang dibutuhkannya. Peneliti
menggunakan metode observasi untuk memperoleh data tentang :
Tabel 6. Indikator Kebutuhan Data Observasi
No Kebutuhan Data
1 Strategi PPDB pada Era Revolusi Industri 4.0
2 Pemasaran Jasa Pendidikan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
70
2. Wawancara
Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan metode wawancara.
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
kepada responden. Wawancara dapat bermakna apabila dilakukan dengan
berhadapan langsung antara pewawancara dengan narasumber serta
kegiatannya dilakukan secara langsung bertatap muka.
Wawancara yang dilakukan terhadap satu orang responden akan
mendapatkan informasi yang relatif lebih bersifat obyektif bila
dibandingkan dengan responden lebih dari dua orang atau kelompok.
Hubungan antara peneliti dengan responden bukan seperti hubungan antara
atasan dengan bawahan atau hubungan antara para ahli dengan sebaliknya,
melainkan peneliti datang adalah meminta dengan kesediaannya dalam
memberikan informasi. Agar data yang diperoleh sesuai dengan yang
diharapkan, maka bagi peneliti sebelum melakukan penelitian ke lapangan
perlu mendapatkan bekal : keuletan, kesabaran, mental, ketabahan, dan juga
selain keterampilan teknis penelitian juga penguasaan teori.125
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur
(terbuka). Hal ini dilakukan peneliti dengan tujuan agar responden dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti secara bebas.
Dengan kebebasan tersebut, peneliti akan mendapatkan data yang lebih
banyak dan terperinci. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara
dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Wawancara
langsung yaitu wawancara dengan berhadapan secara langsung dengan
responden, sedangkan wawancara tidak langsung yaitu wawancara dengan
memanfaatkan media elektronik seperti Whatsapp. Data yang diperoleh
peneliti dengan menggunakan teknik wawancara yaitu terkait dengan
strategi pemasaran jasa pendidikan dalam penerimaan peserta didik baru.
Berikut ini indikator kebutuhan data wawancara :
125 P. Joko Subagyo. Metode Penelitian. (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006). Hal. 40.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
71
Tabel 7. Indikator Data Kebutuhan Wawancara
No Informan Kebutuhan Data
1 Kepala Sekolah 1. Strategi penerimaan peserta didik baru
pada era revolusi industri 4.0
2. Kegiatan pemasaran jasa pendidikan
2 Waka Humas 1. Pelaksanaan program penerimaan
peserta didik baru pada era revolusi
industri 4.0
2. Kegiatan pemasaran jasa pendidikan
3 Tata Usaha 1. Pelaksanaan program penerimaan
peserta didik baru pada era revolusi
industri 4.0
2. Kegiatan pemasaran jasa pendidikan
4 Kepala Komite
Sekolah
1. Pandangan Seputar Program Pemasaran
dan Kegiatan PPDB
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan sebagai
penambah informasi data dalam penelitian. Dalam penelitian ini dokumen
yang terkait seperti profil sekolah, struktur organisasi sekolah, data terkait
strategi pemasaran jasa pendidikan, data penerimaan peserta didik baru
maupun data-data yang lain. Selain itu peneliti juga membutuhkan foto
sebagai hasil dari dokumentasi untuk berbagai keperluan. Foto
menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sangat banyak
manfaatnya sebagai pelengkap informasi di lapangan.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dari hasil pengumpulan data merupakan tahapan yang
penting dalam penyelesaian suatu kegiatan penelitian. Data mentah yang
dikumpulkan oleh peneliti lapangan akan berguna setelah dianalisis. Dengan
analisis ini data yang ada akan nampak manfaatnya terutama dalam
memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian. Dalam
analisis dipisahkan antara data terkait (relevan) dan data yang kurang terkait
atau sama sekali tidak ada kaitannya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
72
Proses analisis dilakukan setelah melalui proses klarifikasi berupa
pengelompokan data dan pengkategorian data ke dalam kelas-kelas yang telah
ditentukan. Klarifikasi data sebagai awal mengadakan perubahan dari data
mentah menuju pemanfaatan data sehingga dapat terlihat kaitan satu dengan
lainnya, juga tindakan ini sebagai awal penafsiran untuk analisis data.126
Proses analisis data dimulai sejak dari akan masuk lapangan, sedang di
lapangan, dan sesudah selesai mengumpulkan data di lapangan. Sebelum masuk
lapangan peneliti telah mengumpulkan data yang terkait dengan masalah yang
ada pada sasaran penelitian. Kemudian masuk ke lapangan untuk menggali
langsung data di sasaran dimana masalah penelitian berada hingga selesai.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis Miles dan
Huberman sebagai berikut127 :
1. Reduksi Data
Data yang sudah diperoleh peneliti di lapangan dikumpulkan menjadi
satu kemudian di reduksi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema
dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yaitu menyajikan
data. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk teks yang bersifat
naratif. Dengan menyajikan data, maka akan mempermudah untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya, berdasarkan
apa yang telah dipahami tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah terakhir dalam menganalisis data yaitu penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
126 P. Joko Subagyo. Metode Penelitian. (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006). Hal. 105. 127 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung : Alfabeta, 2009).
Hal. 246.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
73
sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti - bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam analisis
setelah pengumpulan data adalah sebagai berikut
a. Pengkodean
Pengkodean dalam penelitian ini dibuat berdasarkan kasus latar
penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data, fokus penelitian,
waktu kegiatan penelitian dan nomor halaman catatan lapangan.
Pengkodean yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel. 8. Pengkodean Data Penelitian
No Aspek Pengkodean Kode
1 Kasus Latar Penelitian
a. Sekolah S
b. Luar Sekolah LS
2 Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara W
b. Observasi O
c. Dokumentasi D
3 Sumber Data
a. Kepala Sekolah KS
b. Waka Humas WH
c. Tata Usaha TU
d. Kepala Komite Sekolah KKS
4 Fokus Penelitian
a. Strategi PPDB pada era revolusi
industri 4.0
Str
b. Pemasaran Jasa Pendidikan Pem
5 Waktu Kegiatan : Tanggal-Bulan-Tahun 01-01-2020
Pengkodean ini digunakan dalam rangka kegiatan analisis data.
Kode fokus penelitian digunakan untuk mengelompokkan data hasil
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
74
penelitian yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Kemudian pada bagian akhir catatan lapangan atau
transkrip wawancara dicantumkan : (1) kode kasus latar penelitian, (2)
teknik pengumpulan data yang digunakan, (3) sumber data yang
dijadikan informan penelitian, (4) topik atau tema fokus penelitian, (5)
tanggal, bulan, dan tahun diadakan kegiatan penelitian. Berikut ini
disajikan contoh penerapan kode dan cara membacanya. Contoh
penerapan kode : (S.W.KS.Str/01-01-2020) adalah sebagai berikut :
Tabel. 9. Contoh Penerapan Kode dan Cara Membacanya
Kode Cara Membaca
S Menunjukkan kode kasus latar penelitian yaitu pada
sekolah
W Menunjukkan jenis teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu teknik wawancara mendalam
KS Menunjukkan identitas informan/sumber data yang
dijadikan informan penelitian yaitu Kepala Sekolah
Str Menunjukkan fokus penelitian yaitu strategi
penerimaan peserta didik baru
01-01-2020 Menunjukkan tanggal, bulan dan tahun dilakukan
kegiatan penelitian
b. Penyortiran Data
Penyortiran data dilakukan dengan maksud untuk memilah data
yang telah terkumpul. Dalam hal ini data akan dipilah sesuai dengan
topik yang dibahas. Data - data tersebut dikelompokkan menurut topik
yang diperoleh. Dalam hal ini tentunya kode kode yang telah dibuat juga
berperan penting dalam penyortiran data. Setelah tersortir data - data
tersebut diberi notasi untuk memudahkan pelacakan kembali. Berikut
adalah contoh pemberian notasi dalam sebuah data yang diperoleh oleh
peneliti
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
75
“Penerimaan peserta didik kami (jumlahnya, red) selalu berada
diatas sekolah sekolah lain yang berada di sekitar kita.128”
(S.W.KS.Str/01-11-2019)
Dengan membaca kode liputan data : S.W.KS.Str/01-11-2019
maka dapat diketahui bahwa data tersebut diperoleh pada latar pertama,
yaitu sekolah, melalui teknik wawancara, dengan informan Kepala
Sekolah serta memiliki tema atau topik Strategi Penerimaan Peserta
Didik Baru, yang dilakukan pada tanggal 01 November 2019.
c. Perumusan Kesimpulan
Perumusan kesimpulan dilakukan pada setiap data yang terkumpul
pada kegiatan penelitian. Dalam hal ini data dipilah menjadi beberapa
topik tertentu. Untuk kepentingan itu disusun terlebih dahulu beberapa
bagan konteks yang menggambarkan strategi pemasaran jasa
pendidikan dalam penerimaan peserta didik baru di MI Salafiyah
Margomulyo.
I. Keabsahan Data
Dalam memverifikasi keabsahan data penelitian, peneliti menggunakan
beberapa teknik verifikasi berikut ini.
1. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik verifikasi keabsahan data yang
memanfaatkan hal lain diluar data tersebut untuk keperluan verifikasi
maupun pembanding terhadap data yang diperoleh tersebut. Adapun
langkah pengujian keabsahan triangulasi ada 3 macam yaitu :
a. Triangulasi Sumber
Patton mengemukakan ada 5 langkah dalam triangulasi sumber
yaitu, membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum
dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, membandingkan apa
yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang
128 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo pada 01 November
2019.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
dikatakannya sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif
seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang,
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.129
b. Triangulasi Metode
Menurut Patton, triangulasi metode dapat dilakukan dengan cara
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa
teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa
sumber data dengan metode yang sama.130
c. Triangulasi Teori
Triangulasi teori adalah kegiatan mencocokkan data yang
diperoleh di lapangan dengan berbagai teori yang telah dikemukakan
oleh para ahli dibidangnya. Patton berpendapat bahwa hal itu dinamakan
penjelasan banding. Hal itu dapat dilakukan dengan menyertakan usaha
pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang barangkali
mengarahkan pada upaya penemuan penelitian lainnya.131
Dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah
triangulasi sumber. Peneliti menggunakan triangulasi ini dikarenakan
bahwa triangulasi ini dinilai cocok dan dapat menghasilkan hasil yang
relevan serta dapat mempertahankan kemurnian dan derajat kepercayaan
data yang didapatkan dari berbagai sumber data serta informan yang ada di
lapangan.
2. Referensi
Referensi merupakan sebuah teknik uji keabsahan data dengan
memverifikasi data yang telah diperoleh terhadap pihak lain yang masih
berkaitan dengan data tersebut. Pengayaan referensi ini bertujuan untuk
129 Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002).
Hal. 178. 130 Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002).
Hal. 178. 131 Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif. (Jakarta : Prenada Media Group, 2011). Hal. 258.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77
memperkuat data yang telah diperoleh sebelumnya sehingga menjadi
informasi yang benar – benar teruji keabsahannya.
3. Pengecekan Ulang
Pengecekan ulang dilaksanakan dengan pihak – pihak yang terlibat
selama proses pengumpulan data berlangsung. Hal ini sangat penting untuk
proses pemeriksaan derajat kepercayaan. Pihak – pihak yang telah dijadikan
sebagai sumber data diminta untuk memverifikasi sesuai dengan pandangan
mereka tentang apa yang telah disusun oleh peneliti sehingga tidak terjadi
perbedaan sudut pandang antara peneliti dengan pihak yang diteliti.
Harapan dalam kegiatan ini adalah agar terjadi kesatuan pemikiran antara
peneliti dengan pihak yang diteliti.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian
Deskripsi tempat penelitian adalah gambaran singkat mengenai lokasi
penelitian, sejarah lembaga, visi misi, struktur keorganisasian, serta dinamika
penerimaan peserta didik baru pada MI Salafiyah Margomulyo dari tahun ke
tahun.
1. Lokasi Penelitian
MI Salafiyah Margomuyo Kerek merupakan salah satu sekolah yang
berada di Kecamatan Kerek. Lembaga ini bertempat pada lokasi yang sangat
strategis dikarenakan letaknya hanya berjarak sekitar 300 meter dari pusat
kecamatan dan dilalui oleh jalan utama penghubung antar kecamatan serta
kemudahan akses untuk menjangkaunya dikarenakan tepat berlokasi di
sentral kecamatan yang pada umumnya banyak digunakan sebagai
episentrum aktivitas masyarakat. Berikut adalah paparan lengkap dari profil
MI Salafiyah Margomulyo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban:
a. Nama Lembaga : MI Salafiyah
b. Alamat
1) Jalan : Jl Raya Kerek – Montong No. 232
2) Desa : Margomulyo
3) Kecamatan : Kerek
4) Kabupaten : Tuban – Jawa Timur
5) Kode Pos : 62356
c. NPSN : 60718222
d. NSM : 111235230155
e. Status Akreditasi : B
f. Tahun Berdiri : 1948
g. Status Bangunan : Milik Sendiri
h. Nama Yayasan : LP. Ma’arif NU
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
2. Sejarah Lembaga
Sebagaimana yang tercatat dalam akta pendirian madrasah, tertulis
bahwa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Margomulyo Kerek didirikan pada
tahun 1948 oleh H. Anwar (Rois Syuriah NU dan Kepala Desa/Lurah desa
Margomulyo pada saat itu) bersebelahan dengan Masjid Jami’ Kerek.
Konon ketika pertama kali berdiri, madrasah yang sekarang jadi primadona
di kecamatan Kerek dengan siswa terbanyak se-kabupaten Tuban ini adalah
Madrasah Diniyah kampung dengan siswa bersarung yang setiap harinya
memberikan pembelajaran diniyah murni. Hal ini sebagai harapan agar para
siswa yang belajar di madrasah pada akhirnya setelah lulus akan menjadi
penerus tongkat estafet perjuangan perkembangan agama islam khususnya
untuk syiarnya masjid dan umumnya untuk masyarakat di kecamatan Kerek.
Kemudian dalam perkembangannya Madrasah Salafiyah pernah
dipimpin oleh seorang tokoh agama yang berasal dari kota santri Senori
Bangilan, beliau adalah Mbah Abd. Matin Maliki putra dari kiai Maliki yang
kebetulan masih bersaudara dengan mbah kiai Joned Senori Bangilan. Pada
era beliau, madrasah yang awalnya diniyah murni mulai pengembangan
dengan memberikan pembelajaran umum karena memang dirasa perlu
untuk membekali para tholabah dengan ilmu tersebut agar terjadi
keseimbangan pada lulusannya pada saat itu. Yang selanjutnya berafiliasi
pada naungan LP Ma’arif Tuban ( sekitar tahun 60 an).
Dalam perjalanannya MI Salafiyah mengalami pasang surut. Hal ini
disebabkan berkembang persepsi dimasyarakat bahwa lulusan madrasah
hanya bisa menjadi modin dan tidak bisa jadi pejabat. Hingga pada tahun
1969 datanglah seorang pemuda dari desa pelosok di wilayah kecamatan
Senori Bangilan sebut saja Asyhari Mu’thi dia ini menantu dari bapak Kiai
Komarudin dan Nyai Siti Alfiyah.
Melihat seorang pemuda yang kabarnya lulusan pesantren, pintar ngaji
Al-Qur’an dan mepunyai pengalaman memperjuangkan madrasah di
Senori, Mbah H. Anwar tertarik untuk mengajak beliau ngopeni (membantu
memperjuangkan) Madrasah Salafiyah. Waktu terus berjalan madrasah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
80
semakin direspon positif oleh masyarakat. Hingga pada akhirnya, sekitar
tahun 70 an mbah H. Anwar menyerahkan pengelolaan madrasah kepada
beliau, yang menurut ceritanya dibandani (dibiayai / diberi hibah) sapi
serakit (dua ekor) namun beliau (pak Asjhari) tidak mau menerima sapinya.
Di era Pak Asjhari, Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah juga mengalami
pasang surut, terutama pada tahun 1977 beliau sempat menjadi korban isu
politik praktis dimana pada saat itu partai penguasa (Golkar) memaksa
beliau untuk menjadi partisan, namun beliau tidak mau karena ngugemi
dawuh (mematuhi perkataan) para masyayikh bahwa kalau wong NU iku yo
PPP partaine (orang NU ya PPP partainya).
Suhu politik yang memanas pada saat itu menjadikan beliau harus
istirahat dari Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah sebagai lahan perjuangannya,
karena harus menelan pil pahit dilarang sepihak oleh kepala desa
Margomulyo (Pak Suherman) saat itu, untuk mengajar di MI Salafiyah (di
Pecat). Namun, karena mungkin sebab keikhlasan beliau kepada Allah SWT
dalam memperjuangkan pendidikan, kejadian pemecatan beliau ini diikuti
dengan krisis siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah. Pada saat itu banyak
siswa madrasah yang secara spontan drop-out karena tidak terima Pak
Asjhari diberhentikan dari mengajar di madrasah. Puncaknya pada ujian
madrasah tahun itu yang hanya diikuti oleh 2 orang siswa saja (ujian
persamaan).
Semangat dan keikhlasan Pak Asjhari dalam memperjuangkan
pentingnya pendidikan untuk masyarakat, akhirnya membawa beliau
diminta kembali oleh Pak Herman untuk mengelola Madrasah Salafiyah
yang dalam perjalanannya juga mengalami banyak hambatan dan rintangan.
Dalam perjalanan itu MIS pernah bernaung langsung ke Depag RI,
kemudian ke yayasan Yapiun walaupun secara sepihak (klaim dari
yayasan), yang tercatat pula pada tahun 90an beliau pernah dipecat sepihak
oleh dewan pengawas yayasan PIUN karena adanya tarik ulur berbagai
kepentingan yang kemudian ditetapkan lagi sebagai kepala madrasah
hingga menjelang beliau sowan ke hadirat Allah robbul ‘izzah.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
81
Dari perjalan panjang tersebut banyak hal yang dilakukan beliau untuk
madrasah Salafiyah dintaranya beliau mengembalikan pengelolaan
kepengurusan madrasah ke pada LP Ma’arif dibawah organisasi Nahdlatul
Ulama sampai sekarang. Nasihat yang selalu beliau sampaikan kepada
masyarakat dimanapun dan kapanpun adalah, Bahwa orang tua itu harus dan
wajib memperhatikan pendidikan putra putrinya terutama pendidikan
agama agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Sehingga di mata
santrinya dan masyarakat beliau dikenal dengan kiai pendidikan.
3. Struktur Keorganisasian
Diagram 1. Struktur Organisasi
4. Visi dan Misi Lembaga
a. Visi
Visi dari Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Margomulyo kecamatan
Kerek kabupaten Tuban adalah:
“Terciptanya lulusan yang berkompetensi dalam IPTEK dengan
berlandaskan IMTAQ”
Indikator – indikator dari visi MI Salafiyah Margomulyo
kecamatan Kerek kabupaten Tuban adalah:
Kepala Sekolah
Bendahara Tata Usaha
Waka. Kesiswaan Waka. Kurikulum Waka. Sar Pras Waka. Humas
Guru
Siswa
Komite
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
82
1) Menjadikan islam ahlus-sunnah wal-jamaah sebagai pandangan
hidup sehari-hari.
2) Memiliki kompetensi akademik dan non akademik
3) Memiliki kompetensi untuk memasuki pendidikan dasar lanjutan
(SMP/MTs) favorit
4) Memiliki kompetensi seni dan olahraga
5) Memiliki kompetensi teknologi informasi
6) Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan
7) Mendapatkan kepercayaan dari masyarakat
b. Misi
1) Meningkatkan dan mengembangkan pengamalan syari’at islam
ahlus-sunnnah wal-jamaah
2) Menumbuhkembangkan semangat keunggulan secara intensif
kepada seluruh warga madrasah baik dalam prestasi akademik
maupun non akademik
3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga
setiap siswa dapat berkembang secara optimal dan dapat memasuki
pendidikan lanjutan yang diinginkan.
4) Mengembangkan kemampuan seni baca Alquran dan olah raga.
5) Memberikan pembelajaran komputer kepada siswa
6) Menciptakan lingkungan madrasah yang aman, sehat, bersih dan
indah.
7) Menciptakan sistem manajemen madrasah yang berkualitas.
5. Dinamika Penerimaan Peserta Didik Baru di MI Salafiyah
Penerimaan peserta didik baru merupakan sebuah hal mutlak yang
harus dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan. dalam sebuah
prosesnya penerimaan peserta didik baru tentunya terdapat bermacam
macam faktor mempengaruhinya. Faktor – faktor tersebut dapat menjadi
sebuah kunci penentu kesuksesan jika lembaga pendidikan mampu
menyiapkan serta menjalankan strategi dan langkah – langkah jitu sebagai
upaya bersaing dengan para kompetitornya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
83
Dalam perjalanannya, MI Salafiyah telah puluhan kali melaksanakan
program penerimaan peserta didik baru sejak pertama kali berdiri. Hal ini
tentunya menambah pengalaman dan menambah referensi tentang strategi
yang akan digunakan pada penerimaan peserta didik baru pada tahun –
tahun yang akan datang. Berikut adalah dinamika penerimaan peserta didik
baru di MI Salafiyah Margomulyo dari tahun ke tahun sejak pertama kali
berdiri
a. Era Pengenalan (1948 – 1977)
Era pengenalan ini adalah masa dimana MI Salafiyah baru berdiri
serta masih melakukan sebuah pembukaan pasar terhadap para
pesaingnya. Pada masa ini tentunya merupakan sebuah masa yang berat
dikarenakan pada masa itu notabene masyarakat khususnya yang berada
di kecamatan Kerek masih beranggapan bahwa sekolah bukanlah
merupakan sebuah kebutuhan penting. Hal ini ditambah pula dengan
anggapan masyarakat bahwa pendidikan agama (Madrasah) tidak dapat
menjamin kualitas lulusan yang dibutuhkan oleh sektor industri dan
perusahaan. Pada masa ini masyarakat masih beranggapan bahwa hanya
yang bersekolah di Sekolah Dasar lah yang akan menjadi pegawai dan
orang sukses.
Hal tersebut tentunya tidak menyurutkan semangat dari MI
Salafiyah Margomulyo untuk terus bersaing dan membuktikan bahwa
lembaga tersebut adalah yang terbaik. Pada masa ini MI Salafiyah
mempunyai strategi untuk menggandeng para pejabat desa pada waktu
yang notabene merupakan orang orang yang terpandang dalam hal
keilmuan dan agama untuk mempromosikan dan merekomendasikan MI
Salafiyah Margomulyo kepada masyarakat. Perlahan-lahan hal tersebut
tentunya membuahkan hasil sehingga terjadi penambahan jumlah
peserta didik yang signifikan dari tahun ke tahun pada awal berdirinya.
b. Era Pertengahan (1977 – 2010)
Pada era ini, MI Salafiyah semakin dikenal secara luas oleh
masyarakat di kecamatan Kerek bahkan dari luar kecamatan. Pada masa
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
84
ini MI Salafiyah dianggap terus menggerogoti jumlah penerimaan
peserta didik para pesaingnya yang dulu dianggap sebagai sekolah
dengan jaminan menjadi pegawai. Perlahan – lahan anggapan
masyarakat tentang pendidikan pun sudah mulai berubah. Kebutuhan
akan pendidikan pada masa ini mengalami peningkatan yang semula
dianggap bukan kebutuhan dan bukan prioritas menjadi sebuah
kebutuhan, namun bukan prioritas atau bisa dikatakan, masyarakat
mempunyai kemauan untuk belajar di lembaga pendidikan dengan
catatan bahwa biaya pendidikan tidak terlalu tinggi.
Untuk menyikapi hal tersebut MI Salafiyah senantiasa
membuktikan dengan aksi dan bukti nyata bahwa lulusannya dapat
diterima di berbagai sektor pendidikan dan membuktikan prestasi
prestasi yang diperoleh dari persaingan dalam bidang akademik maupun
non akademik. Dalam hal ini terdapat pula salah faktor bahwa bisa
dikatakan MI Salafiyah Margomulyo juga menetapkan biaya
pendidikan yang murah, dan bahkan hampir bisa dikatakan gratis. Hal
ini dikarenakan oleh faktor pengelolaan keuangan pendidikan yang
dibuat sangat transparan dan akuntabel sehingga dapat memberikan
pemahaman kepada para masyarakat dan peserta didik bahwa biaya
yang mereka keluarkan akan kembali dan dimanfaatkan oleh peserta
didik itu sendiri selama menjadi peserta didik MI Salafiyah.
Beberapa hal tersebut tentunya menjadi nilai tambah sekaligus
menjadi program promosi bagi MI Salafiyah Margomulyo dalam
program penerimaan peserta didik baru. Pada masa ini MI Salafiyah
mulai menjadi sekolah favorit bagi sebagian masyarakat serta dipandang
sebagai sekolah dengan segudang prestasi dan berbiaya murah. Faktor –
faktor tersebut juga secara signifikan menambah jumlah penerimaan
peserta didik baru MI Salafiyah Margomulyo setiap tahunnya.
c. Era Revolusi Industri 4.0 (2010 – Sekarang)
Pada masa ini MI Salafiyah telah dikenal secara luas oleh berbagai
lapisan masyarakat serta mempunyai basis yang kuat dan bahkan telah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
85
terpatri di benak masyarakat bahwa MI Salafiyah Margomulyo adalah
sekolah favorit. Pada era teknologi ini tentunya MI Salafiyah juga
memperhatikan dan mengikuti tuntutan zaman yang berlaku dalam
pelayanan pendidikannya. penerapan teknologi teknologi mutakhir juga
telah dilakukan dalam berbagai lini dalam aspek pembelajaran pada MI
Salafiyah Margomulyo. Dalam hal penerimaan peserta didik baru
sendiri tentunya tidak akan terlepas dari faktor teknologi, apalagi dalam
masa sekarang seperti yang kita ketahui bahwa segala aspek kehidupan
tidak akan terlepas dari dukungan teknologi dan informasi. Secara lebih
lanjut mengenai dinamika pada masa ini akan dijabarkan pada sub bab
berikutnya.
B. Temuan Penelitian
1. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri
4.0
Strategi merupakan susunan rencana yang sistematis serta
menghubungkan antara kekuatan internal dengan peluang maupun ancaman
eksternal dari lingkup persaingan antar organisasi. Oleh karena itu strategi
selalu berkaitan evaluasi dan pemilihan alternatif yang tersedia bagi suatu
manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.132 Penerimaan
peserta didik baru merupakan sebuah program rutin yang diadakan setiap
tahun oleh lembaga pendidikan pada awal tahun ajaran baru. Rekrutmen
peserta didik di sebuah sekolah pada hakikatnya adalah proses pencarian,
menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk dijadikan peserta
didik di lembaga pendidikan yang bersangkutan.133 Era revolusi industri 4.0
merupakah sebuah era yang diawali dengan munculnya revolusi industri
4.0. Revolusi industri 4.0 menurut Angela Merkel (kanselir Jerman) adalah
transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri
132 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.
200. 133 Muhammad Mustari. Manajemen Pendidikan. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014) Hal.
111.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
86
melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri
konvensional.134
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan teknik
wawancara dengan kepala sekolah MI Salafiyah Margomulyo menerangkan
bahwa:
“Dimana kita merencanakan, merumuskan, strategi atau langkah
langkah yang dipakai dan penentuan target yang akan kita capai
dalam penerimaan peserta didik baru pada era yang semakin maju
dengan perkembangan teknologi ini. PPDB di era ini tantangannya
bervariatif ya mas, apalagi kan dengan semakin banyaknya kebutuhan
peserta didik, ketidak samaan keinginan masing masing individu, dan
ditambah pula dengan akses teknologi yang serba mudah, tentunya
hal hal demikian mempengaruhi pilihan dari mereka juga. Maka ya
kita sebagai pihak penyedia layanan pendidikan harus merancang
dan memformulasi agar layanan kita diminati oleh mereka dan hal ini
bersifat universal. Agar tetap cocok di hati banyak orang.”
(S.W.KS.Str/07-06-2020)135
Sedangkan menurut Wakil Kepala Bagian Humas MI Salafiyah
Margomulyo strategi PPDB adalah:
“PPDB adalah kegiatan sekolah untuk menerima murid baru, kalau
strategi PPDB ya langkah langkah jitu gitu ya, yang dirumuskan
sekolah untuk melaksanakan program PPDB, nanti bisa promosi,
cara nerimanya gimana, cara promosinya gimana, dan sebagainya.
Sedangkan Era sekarang ini disebut 4.0. era teknologi, atau ada yang
nyebut revolusi industri empat kosong. Jaman teknologi lah, internet
dan sebagainya. Semuanya mudah. Akses informasi mudah, pekerjaan
dibantu teknologi sehingga bisa cepat teratasi dan simpel.”
(S.W.WH.Str/06-06-2020)136
Hal tersebut dikuatkan oleh keterangan dari Tata Usaha dari MI
Salafiyah yang menyebutkan bahwa:
“Bisa dikatakan langkah langkah yang kita susun dalam
melaksanakan program penerimaan peserta didik baru ya. Nanti
bentuknya bisa kiat dan trik yang akan kita ambil dan gunakan dalam
134 Hoedi Prasetyo & Wahyudi Sutopo. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset. (J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Vol 13, No 1, Januari 2018). Hal.
19. 135 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020. 136 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
87
program PPDB yang tentunya memperhatikan aspek aspek
modernisasi seperti dukungan teknologi dan pemenuhan kebutuhan
calon peserta didik sesuai dengan zaman yang ada atau era revolusi
industri 4.0 ini.” (S.W.TU.Str/08-06-2020)137
Secara lebih lanjut, kepala komite sekolah MI Salafiyah Margomulyo
menjelaskan bahwa:
“Jadi gini, strategi sekolah atau langkah langkah sekolah dalam
rangka mengadakan program PPDB, jadi ada perumusan rencana,
pemetaan pasar dan sebagainya. Setiap sekolah wajib punya itu,
karena menyangkut keberlangsungan juga kan kalau PPDB, jadi
ajang pembuktian juga, sekolah bonafit atau tidak, dilihat dari jumlah
muridnya, semakin banyak, maka semakin bonafit, itu membuktikan
bahwa mereka diminati.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)138
Dari beberapa keterangan diatas tentunya dapat disimpulkan bahwa
strategi PPDB adalah sebuah taktik atau rencana jitu yang dimiliki oleh
sekolah dalam menyelenggarakan program penerimaan peserta didik baru
dengan tujuan untuk menarik minat para calon peserta didiknya. Tentunya
dalam PPDB ini tidak akan dapat dilepaskan dari berbagai dinamika yang
terjadi. Sekolah dalam hal ini harus dapat merumuskan sebuah program
program yang disarikan dalam bentuk susunan strategi agar dapat mencapai
hasil yang diinginkan. Begitu pula dalam era revolusi industri 4.0 ini,
dinamika dinamika yang terjadi ditengah masyarakat tentunya juga akan
mempengaruhi preferensi pilihannya akan lembaga pendidikan serta
mempengaruhi pula strategi dan kebijakan yang akan diambil oleh pihak
penyedia layanan pendidikan atau sekolah. Dalam proses perumusan
strateginya, seperti yang dijabarkan oleh kepala sekolah, MI Salafiyah
melaksanakan langkah langkah sebagai berikut:
“Membentuk tim. Tugasnya banyak mereka ini. Tim ini nanti juga
dibagi lagi menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok piket
administrasi, ada kelompok pemasaran, ada kelompok pembantu
juga. Kelompok piket administrasi ini nanti mereka akan standby
setiap hari 7x24 jam ya sebagai admin untuk menerima pendaftaran.
137 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 138 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
88
Nanti jadwalnya di rolling sesuai kesediaan mereka. Ada juga
kelompok pemasaran. Nah tugas mereka ini nantinya bikin media
promosi, bisa video, banner, spanduk, dan postingan di fb, youtube,
pokoknya mereka bagian promosi lah. Ada juga kelompok pembantu,
nah ini tugas mereka ya riwa riwi, mata elang istilahnya. Ini tidak
resmi sebenarnya. Semua pegawai maupun guru bisa jadi ini.
Mungkin ada tetangganya atau orang yang kebetulan dekat dan tanya
tanya kan bisa dijawab. Atau mungkin ada pemberitaan yang tidak
benar diluar dan kebetulan mereka menyaksikan langsung kan bisa di
counter oleh mereka. Kesemuanya itu, dirumuskan dalam rapat
bersama seluruh jajaran dan anggota disini tidak lupa mengundang
komite. Nah pada rapat itu perumusannya, menampung masukan dari
berbagai wali kelas, apa kekurangan tahun kemarin, dan apa yang
perlu ditambah tahun ini. Serta ada penentuan target, anggaran, dan
program juga tentunya. Jadi gitu yaa,, rapat, menyatukan pendapat,
dan bentuk tim. Dalam rapat itu biasanya ya kita bongkar bongkar itu
dengan menggunakan analisis swot.” (S.W.KS.Str/07-06-2020)139
Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan dari Wakil kepala Humas
bahwa:
“Kita rapat mas, nah dalam rapat dibentuk kelompok kelompok
begitu, ada yang administrasi, ada yang pemasaran, dan pembantu,
tapi bukan pembantu – pembantu gitu loh ya. Pembantu ini ya
melengkapi lah, agar kegiatan PPDB ini berjalan lancar, mereka ini
opsional kerjanya, ya mungkin ada yang tanya tanya gitu seputar
PPDB, nanti dijawab sama kelompok ini kalau kebetulan ketemu
dijalan orang tanya. Anggotanya seluruh guru dan pegawai kalau
kelompok pembantu ini.” (S.W.WH.Str/06-06-2020)140
Hal tersebut juga ditegaskan oleh tata usaha MI Salafiyah
Margomulyo bahwa.
“Biasanya itu ada rapat gitu mas diawal sebelum ajaran baru mulai,
ya dibahas bahas gitu pakai SWOT dan segala macam, serta juga
mereview hasil rekomendasi dari rapat pasca PPDB tahun kemaren.”
(S.W.TU.Str/08-06-2020) 141
Senada dengan hal tersebut, kepala komite MI Salafiyah Margomulyo
menjabarkan bahwa:
139 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020. 140 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 141 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
89
“Dirapatkan, setiap tahun ini mesti dilaksanakan, tujuannya ya agar
terjadi saling harmonis antar anggota serta tidak berjalan sendiri
sendiri dan bawa informasi sendiri gitu, jadi biar semuanya jelas
dirapatkan.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)142
Dalam pelaksanaannya MI Salafiyah Margomulyo menerapkan
strategi yang telah disusun sebelumnya secara sungguh sehingga dapat
mencapai hasil yang maksimal. Berikut adalah pernyataan dari kepala
sekolah MI Salafiyah Margomulyo
“Setelah rapat dan pembentukan tim tadi, kita laksanakan strategi
yang telah disepakati dengan sebaik mungkin sehingga dapat
mencapai hasil yang maksimal. Masing masing tim juga diharapkan
mampu menguasai dan bisa melakukan improvisasi terhadap kegiatan
yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan batas yang ada ya
tentunya. Sehingga dalam hal ini tetap terjadi satu kesatuan dan tidak
terjadi mis komunikasi.” (S.W.KS.Str/07-06-2020)143
Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh waka humas MI Salafiyah
Margomulyo, bahwa:
“Pelaksanaan strategi ya pada saat kita melakukan program PPDB
itu sendiri, disitu nanti kita kerjakan apa yang telah kita sepakati
dalam rapat sesuai dengan job desk masing masing. Kalau ada yang
mungkin diluar tanggung jawab mereka biasanya ditanyakan
langsung ke saya atau bisa saya arahkan ke kepala sekolah.”
(S.W.WH.Str/06-06-2020)144
Pelaksanaan strategi dengan sepenuh hati yang telah dirumuskan
sebelumnya itu tentunya akan membawa dampak yang positif, hal ini seperti
yang dijabarkan oleh tata usaha MI Salafiyah yang menyebutkan bahwa:
“Pelaksanaan strateginya dalam kegiatan PPDB tentunya, dan ini
juga berjalan baik dari tahun ke tahun, terbukti dengan tidak adanya
kendala yang berarti setiap tahunnya. Hal ini tentunya bisa menjadi
indikator bahwa strategi dan langkah langkah yang dirumuskan bisa
142 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020. 143 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020. 144 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
90
mengakomodasi program yang kita jalankan ya.” (S.W.TU.Str/08-
06-2020)145
Disamping membawa manfaat positif terhadap lembaga, pelaksanaan
secara maksimal ini tentunya juga membawa dampak positif bagi
penerimaan peserta didik baru. Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh
kepala komite sekolah MI Salafiyah Margomulyo yang menjabarkan
bahwa:
“Pelaksanaannya sangat bagus, respon masyarakat juga bagus,
setiap buka program PPDB juga cepat sekali pertambahan jumlah
penerimaannya.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)146
Dalam menjalankan kesemua strategi yang telah disusun tersebut
tentunya membutuhkan sinkronasi yang baik antar personel sehingga tidak
terjadi saling melempar tanggung jawab atau bahkan tidak mengetahui tugas
dan pokok fungsinya masing masing. Seperti yang telah dijelaskan oleh
Kepala Sekolah bahwa tugas pokok beliau dalam pelaksanaan strategi
penerimaan peserta didik baru ini adalah:
“Tugas saya ya mengawasi agar proses tersebut berjalan dengan
sebaik mungkin dan mengarahkan kembali ke rencana semula jika
dirasa tidak sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama sama
dengan tim yang terlibat ya, nanti juga ada evaluasi di akhir
kegiatan.” (S.W.KS.Str/07-06-2020)147
Sedangkan, tugas pokok dari Waka Humas MI Salafiyah seperti yang
diutarakan oleh beliau sendiri adalah sebagai berikut:
“Saya sebagai penghubung atau penyambung lidah antara aspirasi
masyarakat dan pihak sekolah. saya buat riset kecil kecilan, trend
dimasyarakat ini seperti apa sekarang, apa itu identifikasi pasar ya
namanya. Lalu saya usulkan ke pihak sekolah dan kita rumuskan
strateginya sama sama. Kalau penanggung jawab PPDB ada di
kepala sekolah, saya dalam bahasa kasarnya ya tim kreatif lah, kan
ada tuh tim PPDB nah saya bagian pemetaan minat dan aspirasi
masyarakat, serta juga mengendalikan informasi yang keluar masuk
145 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 146 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020. 147 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
91
juga, agar tidak terjadi salah persepsi dimata masyarakat.”
(S.W.WH.Str/06-06-2020)148
Sedangkan, tata usaha juga mempunyai tugas pokok dan fungsi. Hal
ini dijabarkan oleh tata usaha MI Salafiyah sebagai berikut
“Tugas pokok saya sebagai pelaksana, saya membantu bagian piket,
disitu kami menerima administrasi serta mengelola data dari mereka
yang masuk untuk rekapitulasi dan menjadi gate keeper juga bagi
mereka yang membutuhkan informasi seputar PPDB di MI Salafiyah
ini. Tentunya semua dilakukan dengan bantuan teknologi terkini yaa,
seperti server, kita kan juga ada tuh PPDB online nya, kita buat
mandiri servernya.” (S.W.TU.Str/08-06-2020)149
Kepala komite sekolah dalam hal ini juga mempunyai tugas pokok
seperti yang dijabarkan oleh beliau sebagai berikut
“Tugas saya kan dimasyarakat ya, ya saya mengedukasi saja ke
masyarakat, soalnya kan saya juga bukan tim inti. Saya dibagian yang
lain lah. Seperti memberi info misalnya, dan mungkin juga mengajak
kolega kolega saya untuk menyekolahkan anaknya di MI Salafiyah
ya.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)150
Disamping dituntut untuk faham tentang tugas pokok yang
dibebankan, tentunya dalam pelaksanaan sebuah program dibutuhkan yang
namanya monitoring atau pemantauan agar program tersebut selalu berjalan
sesuai dengan rumusan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini
kepala sekolah menjabarkan sebagai berikut.
“Tentunya ada, monitoring kita laksanakan setiap hari ya, monitoring
kan pengawasan ya, jadi kita lakukan terus. agar program program
yang ada dapat berjalan dengan baik. Saya juga tekankan kepada
jajaran, kalau ada apa apa, untuk selalu berkomunikasi, jangan
mengambil tindakan sepihak jika itu diluar tanggung jawab anda.
Mungkin bisa berkordinasi dengan saya dan waka humas.”
(S.W.KS.Str/07-06-2020)151
148 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 149 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 150 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020. 151 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
92
Senada dengan hal tersebut, waka humas MI Salafiyah Margomulyo
menjabarkan bahwa
“Harus itu, selalu kita follow up ya, agar tersinkronasi dengan baik,
hal ini tentunya juga memudahkan kita untuk segera mengetahui
kendala yang ada sehingga dapat segera teratasi. Biasanya kalau ada
kesulitan dan kendala menghubungi saya, kalau saya tidak mampu,
saya bawa ke kepala sekolah sebagai pintu terakhir lah istilahnya.”
(S.W.WH.Str/06-06-2020)152
Secara lebih mendetail, Tata Usaha MI Salafiyah menjelaskan
mengenai monitoring yang dilakukan sebagai berikut.
“Iya mas, selain dari atasan juga ada dari individu ya, seperti saya
misalnya, saya kan bagian gate keeper tadi ya, nah itu ada daftar
checklist yang harus saya penuhi, jadi hari ini kegiatannya apa, dan
langkahnya seperti apa terjadwal dengan baik. sehingga kita bisa
mudah melacak nanti jika ada kekurangan. Hal ini tentunya juga
memudahkan teman teman saya rasa. Sehingga mereka tidak bingung
tugasnya apa, dan apa saja yang harus dilakukan sesuai dengan
SOP.” (S.W.TU.Str/08-06-2020)153
Beberapa hal tersebut tentunya akan memudahkan langkah langkah
yang mungkin akan diambil sebagai tindakan antisipasi yang akan
dilakukan untuk menanggulangi kendala yang muncul, senada dengan hal
ini, kepala komite sekolah menjabarkan bahwa
“Ada mas, saya selalu berkoordinasi terkait perkembangan dengan
kepala sekolah, dinamika apa yang sedang terjadi di masyarakat
selama PPDB berlangsung, selalu kita kordinasikan, sehingga kita
selalu siap untuk melakukan langkah langkah antisipasi yang dirasa
perlu dilakukan.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)154
Selain kegiatan monitoring, dalam pelaksanaan program tentunya
dibutuhkan evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan program yang
telah dilaksanakan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh kepala sekolah
bahwa:
152 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 153 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 154 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
93
“Evaluasi kita laksanakan pasca program PPDB ditutup ya, dalam
hal ini kita adakan rapat lagi, sebenarnya masalah utama yang
dibahas dirapat ini tentang program kerja kita kedepan ya. Tetapi
saya rasa perlu juga dibahas mengenai PPDB yang telah dijalankan
sehingga kita bisa menilai dan mampu menarik kesimpulan dan
rekomendasi tentang program program yang akan kita jalankan
ditahun mendatang.” (S.W.KS.Str/07-06-2020)155
Hal ini senada dengan pernyataan dari waka humas MI Salafiyah
Margomulyo yang menyatakan bahwa
“Evaluasi dilaksanakan pada rapat sesudah PPDB mas, disitu
dibahas kekurangan sehingga bisa kita perbaiki di tahun depan.
Tentunya wajib ya hal ini, agar dapat memudahkan kita menyusun
program di tahun berikutnya.” (S.W.WH.Str/06-06-2020)156
Secara lebih lanjut, hal ini dijabarkan oleh tata usaha MI Salafiyah
Margomulyo sebagai berikut
“Tentunya dilaksanakan dengan mengundang jajaran dan komite
juga. Dalam hal ini dibahas apa yang kurang, apa yang perlu
diteruskan, apa yang perlu ditingkatkan, dan rencana pengembangan,
tentunya juga mendengar pendapat dari berbagai pihak yang ada.”
(S.W.TU.Str/08-06-2020)157
Hal tersebut juga di tegaskan oleh kepala komite sekolah yang
menerangkan bahwa
“Berjalan dengan baik, dalam rapat evaluasi dibahas mengenai
program yang telah dijalankan dan penarikan rekomendasi untuk
tahun mendatang, serta dengar pendapat mengenai PPDB yang telah
dijalankan.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)158
Dalam rapat evaluasi ini tentunya MI Salafiyah juga mengundang
beberapa pihak yang terkait agar evaluasi yang dilakukan bisa menghasilkan
data dan rekomendasi yang relevan dan akurat. Berikut adalah pernyataan
dari kepala sekolah MI Salafiyah Margomulyo.
155 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020. 156 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 157 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 158 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
94
“Sama seperti pas perumusan tadi, bentuknya kan juga sama, lewat
rapat juga. Ada saya, TU, jajaran, waka Humas, komite, guru dan
pegawai.” (S.W.KS.Str/07-06-2020)159
Senada dengan hal yang disampaikan oleh kepala sekolah, waka
humas menegaskan bahwa
“Ada saya, kepala sekolah, dan seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan, komite juga ada, beliau memberi masukan masukan
terkait dinamika yang terjadi di masyarakat secara lebih luas.”
(S.W.WH.Str/06-06-2020)160
Tata usaha MI Salafiyah juga turut memberikan kesaksian yang
menguatkan hal tersebut. Beliau mengatakan bahwa
“Sama seperti rapat pertama, anggota yang diundang juga sama,
yang berhalangan akan diberi tahu hasilnya ya, agar dapat mengikuti
perkembangan yang ada.” (S.W.TU.Str/08-06-2020)161
Hal tersebut juga disampaikan oleh kepala komite sekolah MI
Salafiyah Margomulyo bahwa
“Saya juga terlibat, dan tentunya jajaran yang berada di MI
Salafiyah. Semua saya lihat ada semua tanpa kecuali.”
(LS.W.KKS.Str/09-06-2020)162
2. Pemasaran Jasa Pendidikan
Setiap lembaga pendidikan tentunya mempunyai produk – produk
yang ditawarkan dan diberikan kepada para konsumennya. Dalam hal ini
produk dari lembaga pendidikan adalah jasa pendidikan. Jasa pendidikan
merupakan sebuah penunjang utama bagi para peserta didik agar menjadi
sumber daya manusia yang dapat bersaing pada era revolusi industri 4.0
seperti ini. Jasa pendidikan dalam lembaga pendidikan pada dasarnya
adalah kegiatan belajar mengajar serta layanan akademik yang diberikan
159 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020. 160 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 161 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 162 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
95
oleh lembaga pendidikan dalam kepada para konsumen pendidikan (peserta
didik).
Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, jasa bisa diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam memberikan
layanan atau menyalurkan jasa pendidikan kepada para konsumen
pendidikan atau peserta didik dengan cara memuaskan atau memberikan
pembelajaran. Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan bisa diartikan
sebagai sebuah proses manajerial dan sosial untuk mendapatkan apa yang
dibutuhkan melalui program penciptaan penawaran, pertukaran produk
yang mempunyai nilai tertentu dengan pihak lain yang membutuhkan dalam
bidang pendidikan. Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah
menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara
menyeluruh.163
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan teknik
wawancara, kepala sekolah MI Salafiyah Margomulyo menerangkan
bahwa:
“Pemasaran jasa pendidikan ya bagaimana kita memasarkan,
mempromosikan layanan dan produk kita kemasyarakat dengan
harapan masyarakat tersebut tertarik terhadap program dan produk
yang kita tawarkan.” (S.W.KS.Pem/07-06-2020)164
Hal tersebut senada dengan penjelasan dari waka humas MI Salafiyah
yang menerangkan bahwa:
“Pemasaran jasa pendidikan ya bagaimana lembaga sekolah
memasarkan produk dan jasa layanan mereka kepada calon
konsumen agar konsumen tersebut merasa tertarik dan memakai jasa
mereka. Lewat pamflet misalnya.” (S.W.WH.Pem/06-06-2020)165
Hal tersebut juga dijelaskan secara lebih terperinci oleh Tata Usaha
MI Salafiyah Margomulyo yang menyatakan bahwa:
“Ya kegiatan sekolah dalam memasarkan, artinya promosi layanan
mereka, agar masyarakat tahu, ooh ini loh produk sekolah ini, jadi
163 Buchari Alma. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2003). Hal. 53. 164 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020. 165 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
96
mereka nanti bisa membandingkan satu sama lain, baik mana antara
lembaga ini dan ini, jadi mereka tidak akan salah menentukan pilihan,
intinya pokoknya ya kita sebagai sekolah menyediakan informasi
tentang produk dan layanan kita kepada masyarakat, dengan harapan
bahwa masyarakat tersebut jadi tahu dan tertarik untuk menggunakan
jasa layanan ataupun produk kita.” (S.W.TU.Pem/08-06-2020)166
Secara umum, kepala komite sekolah MI Salafiyah Margomulyo
menjabarkan sebagai berikut
“Gini mas, sekolah kan punya produk, nama produknya layanan
pendidikan, naah, sekolah kan butuh yang namanya promosi, atau
nawakno, menawarkan produknya gitu ya, jadi ya pemasaran seperti
itu.” (LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)167
Untuk mencapai dan mempertahankan sebuah keberhasilan lembaga
pendidikan dalam jangka panjang, maka lembaga pendidikan harus
menciptakan layanan yang diharapkan mampu memuaskan kebutuhan serta
keinginan para konsumennya. Agar dapat menciptakan layanan yang dapat
memuaskan dan memenuhi keinginan konsumen tersebut, maka lembaga
pendidikan harus menerapkan kaidah kaidah pemasaran jasa pendidikan
seperti yang dijabarkan oleh kepala sekolah MI Salafiyah Margomulyo
sebagai berikut:
“Ya tentunya kita lakukan dengan langkah langkah yang sesuai
dengan kaidah ya, seperti identifikasi pasar, segmentasi, serta
pembedaan tentang produk yang kita punya. Hal ini kita lakukan
dengan analisis yang mendalam dengan SWOT dan marketing mix
pada rapat pra ppdb tadi. Dengan demikian kita bisa menerapkan
pemasaran yang dapat diterima dan menarik para calon peserta
didik. tentu eksekusi programnya bisa bermacam macam ya, baik
pemasaran atau promosi secara langsung maupun tidak langsung.”
(S.W.KS.Pem/07-06-2020)168
166 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 167 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020. 168 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
97
Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan dari waka humas yang
menerangkan bahwa pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah sebagai
berikut:
“Sepanjang tahun kita lakukan, gak hanya waktu mau PPDB saja,
setiap hari kita selalu promosi, caranya ya macem macem, ada
dengan drum band muter muter waktu latihan itu, kan itu menarik
masyarakat juga. Terus ada pemberian informasi melalui social
media atau bahasa kerennya update status yaa, jadi biar ngga dikira
gaptek MI Salafiyah ini. Kita selalu update di FB di Youtube kegiatan
kegiatan disini kita share. Itu kan juga bagian dari promosi. Ada juga
yang lewat prestasi misalnya, jika kita juara ditingkat kabupaten
dalam akademik kayak olimpiade mapel dan non akademik kayak
drumband itu kan di posting itu di media cetak maupun media
informasi di kabupaten tuban ya. Itu juga jadi ajang promosi kita,
prestasi dapet, promosi juga dapet, makanya kita bisa dikenal sampai
di luar kecamatan kita sendiri. Kalau masalah media media itu tanya
ke tata usaha yaa, beliau yang mengelola akunnya, saya hanya admin
pengawas saja.” (S.W.WH.Pem/06-06-2020)169
Pernyataan dari waka humas tersebut senada dengan pendapat dari tata
usaha MI Salafiyah Margomulyo yang menerangkan bahwa
“Dilakukan dengan baik ya, ada tahapan tahapannya kita lakukan
bersama sama dan dirumuskan melalui rapat tadi ya, dan kegiatan
pemasarannya ya dilakukan sepanjang tahun.” (S.W.TU.Pem/08-06-
2020)170
Beberapa hal tersebut, sesuai dengan pendapat dari kepala komite
sekolah. beliau berpendapat bahwa
“Sangat bagus, saya lihat tiap latihan drum band itu waktu sore itu,
masyarakat selalu berkerumun bahkan ada yang mengikuti jalan itu,
itu kan promosi juga, lha kabarnya MI selalu dapat nomor kalau
lomba drum band kabupaten. Terus ya prestasi nya banyak MI itu,
sampean nanti coba minta tunjukin almari tempat piala itu, full.
Bahkan dulu sampai ada yang terbuang karena rusak, usianya sudah
tua yaa. media sosial juga banyak, ada videonya juga MI di youtube.”
(LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)171
169 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 170 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 171 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
98
Dari beberapa pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa MI
Salafiyah memformulasikan pemasaran jasa pendidikan mereka dengan
langkah langkah sebagai berikut:
1. Identifikasi Pasar
Identifikasi pasar yang dilakukan oleh MI Salafiyah Margomulyo
sesuai dengan penjelasan dari kepala sekolah adalah
“Identifikasi pasar kita lakukan setiap saat ya, bagaimana
perkembangan yang terjadi di masyarakat, apa kebutuhannya
saat ini, kenapa kita lakukan setiap saat, karena ya jaman ini kan
perkembangan terjadi begitu cepat, kita lengah sedetik saja udah
tertinggal jauh. Makanya kita lakukan setiap saat, caranya juga
simpel kok, gak perlu kita adain rapat seperti membahas strategi
perang gitu, ya cukup kita mengikuti dinamika yang berkembang
dimasyarakat, kita amati, dan kita inovasi. Pokoknya kita harus
punya nilai jual yang bisa kita ajak bersaing dengan sekolah lain.
Sebenarnya saya dalam hal ini mendorong adanya bottom up ya,
jajaran atau pegawai ada yang usul, mereka menemukan
terobosan yang mungkin bisa diambil, maka akan kita bicarakan
bersama sama.” (S.W.KS.Pem/07-06-2020)172
Senada dengan hal tersebut, waka humas MI Salafiyah
menjabarkan bahwa
“Ya tentu dilakukan, selalu ya, sepanjang tahun, kalau kata pak
kepala sekolah program ini agar kita tetap punya nilai jual dan
daya saing. Saya biasanya bikin riset kecil kecilan gitu ya, apa
yang tengah berkembang dan diminati masyarakat, nanti saya
amati, kira kira bisa jadi program apa kalau disekolah, misal
kayak sekarang kan lagi jaman drum band, ya kita dulu juga
pelopor di kecamatan sini, lainnya belum ada kita udah memulai
dan menjadi juara ditingkat kabupaten.” (S.W.WH.Pem/06-06-
2020)173
Hal tersebut juga juga dijelaskan secara lebih lanjut oleh tata usaha
MI Salafiyah sebagai berikut
“Dilakukan semua pendidik dan tenaga kependidikan ya mas,
disini kepala sekolah tidak membatasi kita berinovasi, asalkan itu
baik, dan dapat meningkatkan daya saing dan proses yang kita
172 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020. 173 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
99
lakukan, pasti akan disetujui dan dieksekusi.” (S.W.TU.Pem/08-
06-2020)174
Penjelasan dari tata usaha tersebut senada dengan pendapat dari
kepala komite yang menjabarkan sebagai berikut
“Sangat demokratis saya kira ya, kepala sekolah sangat terbuka
dalam menerima usulan dalam hal ini, beliau membuka peluang
kritik dan saran sebesar besarnya, bahkan jika usulan itu datang
dari luar dan jika itu demi kebaikan maka akan dipertimbangkan.
Dalam hal ini bukan berarti beliau tidak punya pendirian ya,
ketika dalam koridor kebaikan dan dapat meningkatkan daya
saing, maka akan dilaksanakan.” (LS.W.KKS.Pem/09-06-
2020)175
Beberapa hal yang telah diungkapkan tersebut tentunya
mempunyai batasan batasan yang harus dipatuhi oleh segenap pelaksana
dan pemegang kebijakan dari MI Salafiyah Margomulyo, dalam hal ini
diperinci menjadi tugas pokok dari masing masing narasumber. Tugas
pokok dari kepala sekolah dalam identifikasi pasar seperti yang
dijelaskan beliau adalah sebagai berikut
“Saya kan sebagai pemegang kunci kebijakan ya, selain saya
lakukan identifikasi pasar dengan pemetaan daya saing sekolah
dengan sekolah lain, ya saya juga berwenang untuk menimbang
dan memutuskan usulan usulan yang masuk dan dilaksanakan.
Jadi gini prosesnya ya, kita menampung usulan dari teman teman,
kemudian saya bikin pemetaan, pada waktu rapat saya
presentasikan, kita tentukan, mana yang akan dieksekusi dan
mana yang akan ditinggalkan.” (S.W.KS.Pem/07-06-2020)176
Sedangkan waka humas MI Salafiyah Margomulyo mempunyai
tugas pokok sebagai berikut
“Saya membuat risetnya, saya serahkan ke kepala sekolah untuk
dibuat pemetaan yang ada, kalo riset saya biasanya lebih bersifat
ke promosi ya, seperti kegiatan kegiatan yang mampu menjalin
174 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 175 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020. 176 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
100
hubungan erat dengan masyarakat, dan sebagainya.”
(S.W.WH.Pem/06-06-2020)177
Sedangkan tata usaha MI Salafiyah Margomulyo mempunyai
tugas pokok sebagai berikut
“Saya biasanya menjadi notulensi dalam rapatnya, terkadang
saya usul juga jika dirasa perlu untuk peningkatan program kita.”
(S.W.TU.Pem/08-06-2020)178
Dalam hal ini, kepala komite sekolah juga turut mempunyai andil
sebagai berikut.
“Saya kan yang lebih banyak di masyarakat ya, dinamika
bagaimana dan sebagainya, saya sebagai informan dalam hal ini,
apa terjadi, apa yang berkembang dan sebagainya.”
(LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)179
2. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar yang dilakukan oleh MI Salafiyah Margomulyo
sesuai dengan penjelasan dari kepala sekolah adalah
“Segmentasi pasar kita lakukan bersama sama ya, setelah saya
menjabarkan presentasi saya dari hasil identifikasi dan pemetaan
tadi, kita tentukan kita akan bersaing dan berkembang di sektor
yang mana, seperti contohnya, kita sekolah dengan tingkat dasar
dan madrasah ya bentuknya, guru kita juga banyak yang
background pesantren, maka kita putuskan untuk membuat
program pelajaran kitab pesantren misalnya. Ini kan termasuk
diferensiasi juga ya. Atau misalnya kita buat drum band,
sedangkan anak didik kita adalah usia sekolah dasar, maka ya kita
bentuk yang non brass atau tanpa terompet itu, kalau ada
terompetnya ya anak anak ndak kuat niupnya.” (S.W.KS.Pem/07-
06-2020)180
Senada dengan hal tersebut, waka humas MI Salafiyah
menjabarkan bahwa
177 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 178 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 179 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020. 180 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
101
“Segmentasi dalam rapat ya, ini kan masuk dalam rapat strategi
tadi juga, biasanya kepala sekolah menjabarkan usulan usulan
dari kita dan pemetaan maka kita timbang bareng bareng mana
yang akan kita eksekusi sesuai dengan sumber daya kita.”
(S.W.WH.Pem/06-06-2020)181
Hal tersebut juga juga dijelaskan secara lebih lanjut oleh tata usaha
MI Salafiyah sebagai berikut
“Dilakukan dalam rapat dan ditentukan secara bersama sama
kita akan bersaing di segmen mana dan cara bersaing seperti apa.
Sehingga nantinya akan mendapat kesesuaian antara diri kita
dengan program yang dipilih sehingga tidak menyulitkan kita
sendiri ya nantinya.” (S.W.TU.Pem/08-06-2020)182
Penjelasan dari tata usaha tersebut senada dengan pendapat dari
kepala komite yang menjabarkan sebagai berikut
“Dalam segmentasi, ini dibahas dirapat tadi ya, rangkaiannya
jadi satu, disini ditentukan kita mau bersaing seperti apa, dan
pasar mana yang akan kita masuki.” (LS.W.KKS.Pem/09-06-
2020)183
Beberapa hal yang telah diungkapkan tersebut tentunya
mempunyai batasan batasan yang harus dipatuhi oleh segenap pelaksana
dan pemegang kebijakan dari MI Salafiyah Margomulyo, dalam hal ini
diperinci menjadi tugas pokok dari masing masing narasumber. Tugas
pokok dari kepala sekolah dalam segmentasi pasar seperti yang
dijelaskan beliau adalah sebagai berikut
“Saya sebagai moderator sekaligus pengarah kebijakan akhirnya
ya, sehingga strategi yang kita ambil nantinya tidak melenceng
dari tujuan dan visi misi MI Salafiyah sendiri.” (S.W.KS.Pem/07-
06-2020)184
181 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 182 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 183 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020. 184 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
102
Sedangkan waka humas MI Salafiyah Margomulyo mempunyai
tugas pokok sebagai berikut
“Saya sebagai peserta saja, serta memberi pertimbangan
pertimbangan sesuai dengan riset yang telah saya susun tadi ya,
sehingga terjadi dinamika dalam rapatnya.” (S.W.WH.Pem/06-
06-2020)185
Sedangkan tata usaha MI Salafiyah Margomulyo mempunyai
tugas pokok sebagai berikut
“Tugas saya masih sama, selain menjadi notulen, juga berhak
memberikan usulan yang dirasa diperlukan.” (S.W.TU.Pem/08-
06-2020)186
Dalam hal ini, kepala komite sekolah juga turut mempunyai andil
sebagai berikut.
“Kalau, saat identifikasi saya sebagai informan, nah disini saya
juga memberikan usulan usulan terkait pertimbangan dari
identifikasi tadi mas, sehingga hadirin rapat bisa lebih memahami
persoalan yang terjadi dengan seksama.” (LS.W.KKS.Pem/09-
06-2020)187
3. Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk yang dilakukan oleh MI Salafiyah
Margomulyo sesuai dengan penjelasan dari kepala sekolah adalah
“Diferensiasi kita lakukan juga pada rapat ya, hal ini kita lakukan
setelah identifikasi dan segmentasi ya, nanti nama produk
akhirnya kan berupa marketing mix ya, jadi disini kita susun
program dan inovasi yang akan kita jalankan.” (S.W.KS.Pem/07-
06-2020)188
Senada dengan hal tersebut, waka humas MI Salafiyah menjabarkan
bahwa
185 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 186 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 187 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020. 188 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
103
“Diferensiasi berupa penyusunan program program baru dan
mungkin juga inovasi dari program program yang ada
sebelumnya, atau mungkin pengurangan dari program yang
dirasa tidak diperlukan lagi. Hal ini dalam rapat tadi ya.”
(S.W.WH.Pem/06-06-2020)189
Hal tersebut juga juga dijelaskan secara lebih lanjut oleh tata usaha
MI Salafiyah sebagai berikut
“Diferensiasi kan pembedaan ya mas, nah ini dibahas masalah
inovasi inovasi program gitu, ya tentunya banyak usulan juga
dalam hal ini.” (S.W.TU.Pem/08-06-2020)190
Penjelasan dari tata usaha tersebut senada dengan pendapat dari
kepala komite yang menjabarkan sebagai berikut
“Ya tentunya setelah proses yang disebutkan tadi ada yang
namanya pemberian ciri khas gitu ya kalau istilah bapak kepala
sekolah, program program diberi ke khas an ala MI Salafiyah gitu,
sehingga ya nantinya akan terpatri di benak masyarakat kalau
lihat sekilas kayak drumband misalnya, oh ini punya MI Salafiyah
gitu.” (LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)191
Beberapa hal yang telah diungkapkan tersebut tentunya
mempunyai batasan batasan yang harus dipatuhi oleh segenap pelaksana
dan pemegang kebijakan dari MI Salafiyah Margomulyo, dalam hal ini
diperinci menjadi tugas pokok dari masing masing narasumber. Tugas
pokok dari kepala sekolah dalam diferensiasi produk seperti yang
dijelaskan beliau adalah sebagai berikut
“Saya sebagai moderator lagi, tentunya semuanya berjalan
demokratis ya, tapi tetap tentu ada pengarahan agar tetap fokus.”
(S.W.KS.Pem/07-06-2020)192
189 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 190 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 191 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020. 192 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
104
Sedangkan waka humas MI Salafiyah Margomulyo mempunyai
tugas pokok sebagai berikut
“Peran saya ya sebagai pengusul saja ya, mungkin sebagai juga
pelaksana kebijakan nantinya. Dan itu juga, juga ada pemberian
informasi ke masyarakat juga tentang produk kita, nanti caranya
banyak kalau ini.” (S.W.WH.Pem/06-06-2020)193
Sedangkan tata usaha MI Salafiyah Margomulyo mempunyai
tugas pokok sebagai berikut
“Saya sebagai notulen, dan pelaksana kebijakan kalau sudah jadi
ya.” (S.W.TU.Pem/08-06-2020)194
Dalam hal ini, kepala komite sekolah juga turut mempunyai andil
sebagai berikut.
“Saya sebagai pengamat saja, dan pemberi usulan jika dirasa
perlu ada yang diusulkan, nanti saya juga berperan untuk
mengedukasi masyarakat juga ya tentang program program kita.”
(LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)195
Seperti yang telah dijabarkan oleh kepala sekolah sebelumnya, bahwa
proses identifikasi, segmentasi, dan diferensiasi tersebut menghasilkan
sebuah produk yang bernama marketing mix atau bauran pemasaran.
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan unsur-unsur pemasaran
yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat
sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif,
sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.196 Menurut
kepala sekolah MI Salafiyah Margomulyo, bauran pemasaran adalah
“Ya, dalam pemasaran memang ada yang namanya marketing seperti
yang sudah saya singgung tadi ya, marketing mix adalah unsur unsur
yang dikembangkan oleh produsen dari produk terhadap produknya
agar dapat diminati, jadi bauran pemasaran ini merupakan sebuah
193 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 194 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 195 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020. 196 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.
48.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
105
strategi yang disusun gitu untuk produk, sedangkan tata cara
penyusunannya ya tadi dengan identifikasi, segmentasi dan
diferensiasi. Sedangkan untuk point dari bauran pemasaran sendiri
ada 7 ya.” (S.W.KS.Pem/07-06-2020)197
Hal tersebut senada dengan pemaparan dari waka humas MI Salafiyah
Margomulyo yang menerangkan bahwa
“Bauran pemasaran adalah strategi yang disusun oleh produsen
barang dan jasa untuk membumbui produk mereka, gimana ya,
memberi nuansa yang unik terhadap produk mereka, agar dapat
diminati oleh masyarakat, dalam hal ini banyak ya aspeknya, ada
tujuh poin itu.” (S.W.WH.Pem/06-06-2020)198
Hal tersebut sejalan dengan pendapat tata usaha MI Salafiyah yang
menyebutkan bahwa
“Bauran pemasaran atau marketing mix itu ya produk, tempat, harga,
sarana, proses, person, dan promosi. Kesemuanya disusun
sedemikian rupa dengan tahapan tahapan identifikasi, segmentasi
dan diferensiasi untuk menarik minat konsumen.” (S.W.TU.Pem/08-
06-2020)199
Secara lebih singkat, kepala komite sekolah juga mengemukakan
pendapat bahwa
“Marketing mix ya setelah kita lakukan ketiga langkah tadi, kita susun
itu, ada tujuh poin. Tujuannya ya agar dapat menarik minat konsumen
pendidikan.” (LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)200
Unsur unsur dari marketing mix yang terdiri dari tujuh bagian ini
selanjutnya dijelaskan oleh secara terperinci kepala sekolah MI Salafiyah
Margomulyo sebagai berikut.
“Hampir keseluruhan ya mas seperti yang tidak mungkin hanya di segi
tempat saja, soalnya tempat udah dari sononya gitu, dapet tempat dari
waktu berdiri ya disini, maka ini kita maksimalkan, sedangkan kalau
yang lain contohnya Produk kita selain KBM sesuai dengan undang
197 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020. 198 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 199 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 200 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
106
undang ya ada ekstrakurikuler yang bisa dimanfaatkan seperti drum
band, banjari, pramuka, kelas bahasa inggris, kelas IT, kelas bahasa
arab, banyak lah itu. Saya yang ingin nanti ada kelas bahasa jawa biar
anak anak itu tahu budaya kita, sebenarnya ada di mulok sudah, tapi ya
kurang maksimal. Terus harga, tentunya kita sangat murah masalah
harga, 25 ribu perbulan dengan fasilitas yang sedemikian rupa saya
bisa katakan paling murah. Kalau masalah atribut sekolah tentang
harga buku dan seragam, harga alat tulis dan yang lain, jangan tanya
ke saya, itu bukan kebijakan saya, dari sononya sudah itu. Dari atas
begitu. physical evidence, kita buat senyaman mungkin, seaman
mungkin, ada ruang terbuka hijau, ruang ber ac, nanti kedepannya
insyaAllah ber AC semua, saat ini cuma lab yang sudah. Ya pokoknya
dibuat sedemikian rupa agar murid betah dan bangga bersekolah disini.
ada juga internet, jaman sekarang wajib ada ya itu. Bukan berarti
muridnya mengakses HP disekolah loh ya, internet itu untuk menyokong
ruang lab. Terus ada lagi promosi. Nah promosi kita sebenarnya
banyak menggunakan cara tidak langsung, latihan pramuka dan drum
band diluar lingkungan sekolah tadi, kan menarik animo masyarakat
juga. Bahkan drum band kita juga menjuarai tingkat kabupaten. Ada
media youtube dan facebook juga. Pamflet juga ada. Pokoknya MI
Salafiyah selama ini ya promosinya dari ikatan alumni dan masyarakat
yang menjadikan calon calon murid itu tertarik sekolah disini. kalau
yang dari luar kecamatan biasanya mendengar gaung kita bagus
disana, akhirnya anaknya disekolahkan disini. jadi promosi kita simple
sebenernya, gak perlu biaya besar, coba kita tengok sekolah yang lain
itu, biasanya yang jadi ajang promosi itu ya waktu 17 agustus karnaval
itu, menghamburkan biaya berjuta juta bikin diorama yang aneh aneh
gitu, untuk show of force ya, tapi ya saya rasa efeknya tidak seberapa,
malah bisa rugi yang iya, atau jangan jangan malah terjadi penyalahan
anggaran. Kalau yang seperti ini saya lebih mengedepankan di bidang
akademik saja, misal juara olimpiade mapel atau apa, saya lebih
bangga tentang itu, kalau mau menumbuhkan patriotisme ya bisa lewat
gerak jalan, dan upacara 17 agustus itu kita bahkan selalu diundang
untuk mewakili tingkat SD/MI di kecamatan untuk menjadi peserta.
Terus person, ya guru dan tenaga pegawai kita harus terbaik dan
berpengalaman. Ada pelatihan yang dibutuhkan, harus dan wajib ikut,
biaya kita yang tanggung, hal ini untuk mengejar profesionalisme para
guru dan tenaga kependidikan tentunya. Dan yang terakhir proses yaa.
kita pakai K13 dengan standar yang ada kita laksanakan, ditambah
dengan beberapa tambahan seperti pembiasaan tata krama dan adab
sopan santun, tambahan muatan lokal seperti pelajaran kitab kita
pesantren, dan ada sholat dzuhur berjamaah juga.” (S.W.KS.Pem/07-
06-2020)201
201 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
107
Beberapa hal yang telah disebutkan oleh kepala sekolah tersebut, di
tegaskan oleh waka humas MI Salafiyah sebagai berikut
“Banyak mas, hampir seluruhnya, kalau itu bapak kepala yang lebih
faham, kalau bagian saya kan yang berkaitan dengan masyarakat ya,
saya bisa bicara mendetail tentang promosi, promosi kita lakukan
dengan 2 cara ya, secara langsung dan tidak langsung. yang secara
langsung ada dengan cara online dan offline, contohnya kalau online
kayak youtube, instagram dan facebook, sedangkan kalau offline ada
banner, baliho, sosialisasi, pamflet dan sebagainya. Kalau tidak
langsung juga ada 2 lagi ya offline dan online. Contohnya online ya
tagar sosmed, postingan sosmed yang mencantumkan kita, Kalau offline
seperti kita mengikuti perlombaan dan menang, kemudian kegiatan luar
sekolah, dan berita di media massa. Kalau point yang lainnya di
marketing mix tanya ke pak kepala sekolah saja yang lebih faham
tentang itu daripada nanti salah.” (S.W.WH.Pem/06-06-2020)202
Beberapa keterangan tersebut juga dikuatkan oleh pernyataan dari tata
usaha MI Salafiyah yang menjelaskan bahwa
“Ya marketing mix yang saya ingat di MI Salafiyah ini hanya di poin
poin tertentu ya, seperti proses misalnya, kita memakai K13 dengan
beberapa tambahan muatan lokal ya dan kemudian promosi, dengan
berbagai media ofline maupun online, ada juga sarana dan prasarana
yang terus kita perbaiki dan pelayanan yang akademik maupun non
akademik yang belum maksimal, terus ada bikin pelatihan pelatihan
gitu ya, untuk guru guru, dan lain sebagainya, untuk lebih detailnya bisa
ditanyakan ke pak kepala sekolah ya mas.” (S.W.TU.Pem/08-06-
2020)203
Sedangkan, secara umum kepala komite sekolah MI Salafiyah
Margomulyo juga memberikan penjelasan bahwa
“Ya sebenarnya hampir semua ya, kalau yang saya tahu dan saya faham
itu dibagian sarana dan prasarana ya, soalnya saya komite, kita
maksimal sarana dan prasarana serta penambahan penambahan
fasilitas seperti wifi, komputer, alat drumband, dan lain sebagainya.”
(LS.W.KKS.Pem/09-06-2020)204
202 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 203 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 204 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
108
3. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri
4.0 Melalui Pemasaran Jasa Pendidikan
Dalam era sekarang, atau yang sering disebut sebagai era industri 4.0,
yaitu era yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia.
Keadaan seperti ini tentunya sangat menuntut beberapa terobosan maupun
inovasi dari pengelola lembaga pendidikan dalam usaha menggaet para
calon peserta didiknya dengan cara – cara maupun metode yang terbarukan
sehingga tidak terkesan kuno dan kolot di mata calon konsumen mereka.
Untuk mengakomodasi hal tersebut MI Salafiyah Margomulyo menerapkan
serangkaian strategi dalam penerimaan peserta didik baru pada era revolusi
industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan seperti yang dijabarkan oleh
kepala sekolah sebagai berikut
“Seperti yang saya sebutkan tadi, MI Salafiyah memformulasikan
sebuah program dan tatanan tatanan atau dalam hal ini langkah
langkah dalam PPDB, seperi membentuk tim PPDB, membentuk guru
piket, membuat media promosi yang murah dan bisa menjangkau
beragam kalangan secara luas. Dan yang tidak kalah penting kita
selalu mempromosikan sepanjang tahun kepada masyarakat sekitar
seperti acara acara yang diadakan diluar, contohlah latihan
pramuka, drum band, atau mungkin reboisasi kan kita lakukan
disekitar sini. Jadi yang sedikit banyak menarik animo masyarakat
juga. Secara tidak langsung berarti MI Salafiyah juga melakukan
promosi itu kan. Disamping itu, ya dengan kita tetap menjaga mutu
kualitas layanan kepada para peserta didik juga dikatakan sebagai
bagian dari promosi karena mereka akan tetap yakin untuk
menggunakan layanan kita. Kita itu strateginya mudah kok mas, jaga
layanan mutu, berikan yang terbaik, mereka akan bicara yang baik
kepada kita diluar, dan tentunya membawa efek pada PPDB kita. Kita
gak perlu sosialisasi ke masing masing sekolah seperti tingkat Taman
kanak kanak atau Raudlatul athfal, lha wong mereka juga tahu sendiri
kualitas kita dari tetangganya yang bersekolah disini. dalam hal ini
ya kita tambahi saja yang perlu perlu. Pasang banner dan sebagainya.
Secara kasarnya ya kita melakukan pemasaran jasa pendidikan.
Strategi kita untuk bersaing sederhana kok sebenarnya, program
program kita yang sudah ada itu, jangan sampai terbengkalai dan
tidak terlaksana tanpa kejelasan. Jika selalu berkomitmen, maka akan
menimbulkan kepercayaan bagi masyarakat. Biar masyarakat yang
menilai. Gak perlu lah kita saling menjatuhkan. Bersaing saja secara
sehat, selalu memberikan layanan yang terbaik, menunjukkan prestasi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
109
terbaik, dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat, insyaAllah
akan menjadikan strategi terbaik dalam pelayanan kita.”
(S.W.KS.Str/07-06-2020)205
Senada dengan penjelasan dari kepala sekolah tersebut, waka humas
MI Salafiyah Margomulyo menjabarkan bahwa
“Ada promosi tentunya, wajib ini pokoknya ya cara cara yang selalu
berhubungan dengan upaya kita untuk mendapatkan perhatian dan
minat peserta didik serta membentuk persepsi kepada masyarakat
agar sekolah ini tetap diminati dan dapat tempat di hati mereka,
seperti cara cara promosi yang saya sebutin tadi ya, sehingga
diharapkan ya dapat menambah jumlah peserta didik kita. Dan ada
perbaikan fasilitas tentunya wajib nih setiap tahun ajaran baru, ada
penambahan, pemusnahan, dan ada penggantian, agar tetap terjaga
mutu sekolah kita, hal itu tentu butuh perencanaan yaa, kita bahas di
rapat pra PPDB biasanya. Sedangkan program penunjang biasanya
dilakukan masing masing individu dari guru yaa. misal ada
tetangganya mungkin yang tanya tanya seputar MI salafiyah, ya nanti
sebelum PPDB dimulai biasanya para guru kita kumpulin, kita
briefing program kita bagaimana tahun ini dan informasi apa saja
yang dishare sehingga tidak terjadi salah informasi yang diberikan.
Nanti kalau ada pertanyaan lebih lanjut bisa diarahkan untuk
menghubungi saya atau atasan.” (S.W.WH.Str/06-06-2020)206
Selain pernyataan dari waka humas tersebut, tata usaha MI salafiyah
Margomulyo juga turut memberikan penjelasan serupa sebagai berikut.
“Ya tentunya yang paling penting adalah promosi ya, kebetulan saya
dibagian pengelolaan media, ada youtube, nanti subscribe ya,
facebook, ig juga ada, jangan lupa follow kesemuanya itu media
pemasaran juga kan, saya juga bagian dokumentasi waktu acara agar
nantinya dapat diupload ya ke sosial media kita, kan bisa sekaligus
mengedukasi dan membangkitkan minat masyarakat untuk ngepoin
kita. Kalau ini kan murah dan banyak digunakan juga dijaman
sekarang. Kalau offline juga ada banner, brosur, pamflet dan
sebagainya yang kita sebar di tempat strategis ya, nah kalau itu saya
bagian desainnya. Nanti kalau sudah jadi saya konsulkan ke waka
humas untuk persetujuan eksekusi. Yang tidak langsung bisa berupa
itu yaa, kita ikut lomba display drum band, lomba olimpiade dan
sebagainya, kalau menang kan bisa jadi ajang promosi juga itu selain
itu ya saya membantu bagian piket, disitu kami menerima
205 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020. 206 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
110
administrasi serta mengelola data dari mereka yang masuk untuk
rekapitulasi dan menjadi gate keeper juga bagi mereka yang
membutuhkan informasi seputar PPDB di MI Salafiyah ini. Tentunya
semua dilakukan dengan bantuan teknologi terkini yaa, seperti server,
kita kan juga ada tuh PPDB online nya, kita buat mandiri servernya.”
(S.W.TU.Str/08-06-2020)207
Disamping beberapa penjabaran diatas, kepala komite sekolah
menjabarkan tentang strategi MI salafiyah dalam PPDB era revolusi industri
4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan sebagai berikut
“Saya rasa strategi utamanya adalah tentang pemasaran ya, PPDB
akan berhasil jika kita bisa memasarkan secara tepat sasaran dalam
hal ini tentunya MI Salafiyah juga melakukan itu seperti yang saya
sebutkan tadi, ada promosi lewat youtube, facebook, dan lain
sebagainya, disamping itu ya kami selalu menjalin keakraban dengan
masyarakat melalui kegiatan kegiatan di luar sekolah dan menghadiri
acara acara lomba akademik maupun non akademik ya.”
(LS.W.KKS.Str/09-06-2020)208
Beberapa hal diatas tentunya tidak dapat dilepaskan dari faktor faktor
yang mempengaruhi strategi yang dilaksanakan itu sendiri. Hasil
wawancara dengan kepala sekolah MI Salafiyah Margomulyo mengungkap
bahwa faktor faktor yang mempengaruhi strategi tersebut adalah sebagai
berikut
“PPDB di era ini tantangannya bervariatif ya mas, apalagi kan
dengan semakin banyaknya kebutuhan peserta didik, ketidak samaan
keinginan masing masing individu, dan ditambah pula dengan akses
teknologi yang serba mudah, tentunya hal hal demikian
mempengaruhi pilihan dari mereka juga. Maka ya kita sebagai pihak
penyedia layanan pendidikan harus merancang dan memformulasi
agar layanan kita diminati oleh mereka dan hal ini bersifat universal.
Agar tetap cocok di hati banyak orang. Yang paling menjadi kendala
yaa, biaya terkadang, namanya kita sekolah juga berbiaya rendah
sekali, itu pun terkadang masih ada yang protes, sekitar 25 ribu
sekarang uang komite itu. Ya terkadang keinginannya banyak, tapi
dananya nabung dulu, bertahap lah istilahnya. Untungnya ya
sebagian besar temen temen disini juga memahami, bahwa dengan
biaya yang bisa dibilang minim, mereka mampu berimprovisasi tanpa
207 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 208 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
111
pembengkakan biaya yang tidak perlu. Kalau yang lain lain saya kira
tidak ada, zonasi misalnya juga tidak berdampak sama sekali pada
saya. Malah tambah banyak siswa saya, covid 19 tidak juga, wali
murid di sekolah yang lain pada sambat anaknya ga ada pelajaran,
kita tetap berjalan dengan sistem daring, bahkan ada yang berkata
“tahu gitu tak sekolahin di MI Salafiyah saja, masih tetep diajar,” nah
ini kan juga strategi juga dalam masa yang seperti ini. Disaat
lembaga lain kesulitan dan tidak memperhatikan kondisi muridnya,
kita tetap memberikan pelayanan penuh. Dukungan IT kita bagus,
saya rasa paling bagus diantara yang lain sekelas kecamatan kerek
ini. Lab komputer kita juga bagus, nanti liat ya di lantai 2, jadi ya
sebelum ada covid ini kita sudah terlatih, sekarang tinggal penerapan
saja. UKK kemaren juga gitu, disaat sekolah yang lain pada bingung
gimana caranya, kita udah share soal kepada murid murid via sistem
informasi kita. Mendahului dari kemenag sendiri malah.”
(S.W.KS.Str/07-06-2020)209
Senada dengan hal tersebut, waka humas MI Salafiyah Margomulyo
menyatakan bahwa
“Ya, tantangannya adalah bagaimana lembaga pendidikan bisa
menggaet murid sebanyak banyaknya, dalam artian bisa memenuhi
kemauan calon peserta didik ya, intinya PPDB kan perekrutan siswa
baru toh, nah jadi kita berlomba gimana promosi kita tepat sasaran,
artinya strategi jitu. Sedangkan tantangannya kan teknologi ini, harus
kita kuasai untuk memenuhi kebutuhan calon peserta didik kita.”
(S.W.WH.Str/06-06-2020)210
Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan dari tata usaha MI
Salafiyah Margomulyo yang menjelaskan bahwa
“Ya, setiap lembaga perlu berinovasi dalam rangka menggaet calon
peserta didik serta dapat mengakomodir setiap kebutuhan para calon
siswa itu secara menyeluruh. Jadi ya harus buat produk maupun
program yang bisa mengambil jalan tengah untuk memenuhi
kebutuhan mereka yang beragam.” (S.W.TU.Str/08-06-2020)211
209 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020. 210 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 211 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
112
Sedangkan secara umum menurut kepala komite sekolah MI Salafiyah
Margomulyo terkait tentang faktor yang mempengaruhi strategi PPDB pada
era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan adalah
“Kita harus bisa bersaingan dengan sekolah lain ya, dalam artian
dari segi kualitas maupun kuantitas, tentunya hal ini perlu didukung
dengan sumber daya yang memadai ya, baik SDM maupun SDA yang
tersedia.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)212
Selain mampu merumuskan strategi dan mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhinya, para pelaksana strategi juga dituntun untuk memahami
dan melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepada dirinya. berikut
adalah penjelasan dari kepala sekolah mengenai tugas pokok kepala sekolah
dalam pelaksanaan strategi PPDB era revolusi industri 4.0 melalui
pemasaran jasa pendidikan.
“Tugas saya ya mengawasi agar proses tersebut berjalan dengan
sebaik mungkin dan mengarahkan kembali ke rencana semula jika
dirasa tidak sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama sama
dengan tim yang terlibat ya, dan menyelesaikan keluhan keluhan dan
kendala yang muncul ya, tentunya sesuai SOP yang berlaku. Inovasi
terus kita lakukan, kami terbuka untuk menampung saran dari
berbagai pihak, jika itu dianggap baik akan saya instruksikan untuk
mengeksekusinya. nanti juga ada evaluasi di akhir kegiatan.”
(S.W.KS.Str/07-06-2020)213
Sedangkan tugas pokok dari waka humas seperti yang diutarakan oleh
beliau sendiri adalah
“Saya sebagai penghubung atau penyambung lidah antara aspirasi
masyarakat dan pihak sekolah. saya buat riset kecil kecilan, trend
dimasyarakat ini seperti apa sekarang, apa itu identifikasi pasar ya
namanya. Lalu saya usulkan ke pihak sekolah dan kita rumuskan
strateginya sama sama. Kalau penanggung jawab PPDB ada di
kepala sekolah, saya dalam bahasa kasarnya ya tim kreatif lah, kan
ada tuh tim PPDB nah saya bagian pemetaan minat dan aspirasi
masyarakat, serta juga mengendalikan informasi yang keluar masuk
juga, agar tidak terjadi salah persepsi dimata masyarakat.
Pemasaran juga saya, bikin konsep promosi, bikin konsep informasi,
212 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020. 213 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
113
nanti konsepnya saya serahkan ke tata usaha untuk dibikinkan desain
dan saya review sebelum di share ke masyarakat.” (S.W.WH.Str/06-
06-2020)214
Tata usaha MI Salafiyah dalam hal ini juga mempunyai tugas pokok
seperti penuturan yang didapatkan melalui wawancara adalah
“Seperti yang saya bilang tadi, saya dibagian pelaksana piket
administrasi dan pengelolaan media media youtube, facebook, dan
instagram, serta bikin desain ya.” (S.W.TU.Str/08-06-2020)215
Sedangkan tugas pokok kepala komite sekolah seperti yang dijabarkan
oleh beliau sendiri adalah
“Saya sebagai pengawas eksternal lah istilahnya, jika ada dinamika
yang perlu dilaporkan ke pihak sekolah akan saya laporkan, jika ada
kekurangan mungkin, akan saya konsulkan segera, selain itu ya saya
tetap mengedukasi masyarakat yang ingin tahu tentang MI Salafiyah
tentunya.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)216
Dalam sebuah strategi, tentunya ada kendala kendala dan rintangan
yang muncul baik dalam perumusan maupun dalam pelaksanaannya,
meskipun demikian tentunya setiap lembaga pendidikan harus mampu
melaksanakan strategi yang mereka susun secara maksimal. Strategi
merupakan sesuatu yang bersifat dinamis, strategi harus dapat menjawab
tantangan tantangan yang ada pada saat ini dan kedepan. berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa narasumber di MI Salafiyah Margomulyo,
strategi yang dilakukan ini merupakan sebuah strategi yang terbaik bagi MI
Salafiyah dalam masa sekarang. Dalam hal ini kepala sekolah MI Salafiyah
menerangkan bahwa
“Setiap tahun, tentunya ada dinamika, dan dinamika tersebut
menuntut perubahan, saya rasa metode untuk tahun tahun yang telah
lewat merupakan metode yang terbaik pada saat itu, tentu tidak
menutup kemungkinan perubahan pada tahun berikutnya, disebabkan
214 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 215 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 216 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
114
oleh dinamika dan perkembangan situasi yang ada.” (S.W.KS.Str/07-
06-2020)217
Sedangkan, waka humas MI Salafiyah Margomulyo menjabarkan
bahwa
“Ya, inilah yang terbaik untuk masa sekarang, mungkin bisa berubah
tahun depan jika ada dinamika baru.” (S.W.WH.Str/06-06-2020)218
Hal tersebut senada dengan penjabaran dari tata usaha MI Salafiyah
Margomulyo yang menjelaskan bahwa
“Sangat tepat, buktinya kita juga selalu menjadi juara bertahan
dalam jumlah PPDB setiap tahunnya, bahkan kalau disini udah penuh
kuotanya malah sekolah lain yang menjadi pelarian, meskipun kita
akreditasinya B tetap tidak kalah dengan yang akreditasi A. dari
tahun ke tahun terbukti setiap strategi yang dirumuskan selalu
membuahkan hasil yang sangat memuaskan menurut saya.”
(S.W.TU.Str/08-06-2020)219
Secara lebih lanjut, kepala komite sekolah MI Salafiyah Margomulyo
menyatakan bahwa
“Sangat tepat, jujur saja ya, saya tidak pernah menemui sekolah
dengan kebersamaan seperti ini, tingkat gotong royongnya tinggi,
solidaritasnya juga, karena ya mereka rata rata dulu rekan rekan
masa kecil, yang jadi guru guru sekarang itu, banyak yang seangkatan
dulu, jadi yaa faktor keakraban itu mungkin yang menjadi
memudahkan mereka bekerja sama dalam satu tim. Disamping itu
juga ini mas, program juga bagus, tepat sasaran dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat bahkan melebihinya.” (LS.W.KKS.Str/09-06-
2020)220
Beberapa hal yang telah disebutkan diatas tentunya tidak menutup
kemungkinan penerapan strategi penerimaan peserta didik baru pada era
revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan
217 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020. 218 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 219 Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 08 Juni
2020. 220 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
115
oleh MI Salafiyah Margomulyo untuk diterapkan pada lembaga lain. Dalam
hal ini kepala sekolah menyatakan bahwa
“Jika mau diterapkan di sekolah lain, saya rasa bisa, tapi dengan
banyak syarat yang telah saya sebutkan diawal tadi, bahwa harus
begini begini, melewati proses yang sedemikian panjang, mungkin
jika diadopsi sebagian kecil akan lebih mudah, tapi ya jaminan dari
setiap strategi itu adalah bagaimana kita merumuskan yang terbaik,
melaksanakan dengan sebaik mungkin, dan mengevaluasi dengan
tepat. Tentu faktornya akan berbeda beda di tiap lembaga
pendidikan.” (S.W.KS.Str/07-06-2020)221
Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan dari waka humas yang
menyatakan bahwa
“Kalau penerapan di sekolah lain saya rasa bisa, tapi dengan syarat
kondisi yang sama, SDM dan SDA yang sama, dan dengan metode
pelaksanaan yang sama, artinya ya tidak semua bisa diterapkan,
harus ada modifikasi lagi sesuai kebutuhan mereka.”
(S.W.WH.Str/06-06-2020)222
Senada dengan hal tersebut, tata usaha MI Salafiyah Margomulyo
menjabarkan bahwa
“Tidak menutup kemungkinan untuk itu ya mas, tapi dengan syarat
dan ketentuan bahwa sekolah itu mempunyai kemiripan dengan
kondisi kita atau diatas kita ya.” (TU)
Hal tersebut juga di tegaskan oleh kepala komite sekolah yang
menyatakan bahwa
“Besar kemungkinan bisa, tetapi ya harus dengan kondisi SDM dan
SDA yang hampir mirip, karena ya sulit sekali untuk mencapai hal
tersebut, tapi tetap bisa kalau mau berusaha dengan maksimal,
problem nya adalah mau apa tidak, kuat atau tidak, kalau menurut
saya.” (LS.W.KKS.Str/09-06-2020)223
221 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 07 Juni
2020. 222 Hasil Wawancara dengan Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban pada 06 Juni
2020 223 Hasil Wawancara dengan Kepala Komite Sekolah MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban
pada 08 Juni 2020.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
116
C. Pembahasan
Pada bagian ini peneliti akan menjabarkan tentang hasil analisis temuan
penelitian tentang Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era revolusi
industri 4.0 melalui Pemasaran Jasa Pendidikan. Hasil analisis tersebut akan
disajikan sesuai dengan deskripsi dari temuan penelitian yang telah dijabarkan
pada sub bab sebelumnya.
1. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri
4.0 di MI Salafiyah
Strategi merupakan susunan rencana yang sistematis serta
menghubungkan antara kekuatan internal dengan peluang maupun ancaman
eksternal dari lingkup persaingan antar organisasi. Oleh karena itu strategi
selalu berkaitan evaluasi dan pemilihan alternatif yang tersedia bagi suatu
manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.224 Dalam konteks
pendidikan, strategi adalah usaha sistematis dan terkordinasi untuk secara
terus menerus memperbaiki kualitas pelayanan, sehingga fokusnya
diarahkan ke pelanggan dalam hal ini peserta didik, orang tua peserta didik,
pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan masyarakat.225
Era revolusi industri 4.0 seperti yang dikatakan oleh para ahli juga
telah mengubah beberapa perilaku konsumen yaitu, budaya follower, yang
memiliki arti sebagai bentuk perilaku sebagian besar masyarakat atau
komunitas di lingkungannya yang dilakukan secara bersama-sama. Gaya
hidup (life style) mencerminkan perilaku seseorang yang direfleksikan
melalui aktivitasnya, sedangkan prestise terkait dengan kemampuan yang
dimiliki seseorang dan menjadikan orang tersebut berbeda dengan orang
lain, yang diraih melalui kepemilikan produk berkualitas sehingga akhirnya
membuat orang tersebut berbeda dengan yang lain. Faktor pencitraan
merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, karena hal tersebut terkait dengan
224 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.
200. 225 E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013)
Hal. 216.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
117
ide, kesan, keyakinan konsumen atas produk yang dikonsumsinya.226
Keadaan seperti ini tentunya sangat menuntut beberapa terobosan maupun
inovasi dari pengelola lembaga pendidikan dalam usaha menggaet para
calon peserta didiknya dengan cara – cara maupun metode yang terbarukan
sehingga tidak terkesan kuno dan kolot di mata calon konsumen mereka.
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui
wawancara, strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi
industri 4.0 adalah adalah rencana cermat yang disusun untuk program
penerimaan peserta didik baru dalam suatu lembaga pendidikan pada era
revolusi industri 4.0 untuk memenangkan persaingan yang berlangsung
antar lembaga pendidikan.
Dalam strategi sendiri, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Faktor tersebut bisa berbeda – beda dan bisa juga sama
dari masing – masing lembaga pendidikan. Faktor tersebut adalah faktor
internal dan eksternal. Faktor – faktor ini bisa dianalisis oleh para pengelola
lembaga pendidikan dengan menggunakan analisis SWOT sehingga bisa
mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi strategi yang dijalankan.
Kotler mengatakan bahwa analisis SWOT dapat diartikan sebagai evaluasi
terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.227
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui
wawancara, faktor yang menjadi tantangan bagi MI Salafiyah dalam
penerimaan peserta didik baru sangat bervariatif, diantaranya tingkat
heterogenitas kebutuhan masing masing individu pengguna jasa pendidikan,
perkembangan teknologi yang semakin mutakhir, serta faktor internal
seperti anggaran.
Penerapan atau pelaksanaan strategi adalah sebuah proses manajerial
dalam mewujudkan strategi dan kebijakan dengan tindakan melalui
226 Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. Transformasi Perilaku Konsumen Era Revolusi
Industri 4.0. (Journal Conference on Management and Behavioral Studies. (Universitas
Tarumanegara Jakarta 25 Oktober 2018). Hal. 138. 227 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. (Jakarta : Erlangga,
2009) Hal. 63.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
118
pengembangan program, anggaran, dan prosedur.228 Dalam kegiatan
penerimaan peserta didik baru, lembaga pendidikan bisa mengembangkan
tiga unsur yang telah disebutkan melalui tahapan tahapan seperti, formulasi
strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi229
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui
wawancara, MI Salafiyah menyusun strategi mereka melalui langkah
langkah sebagai berikut
a. Merumuskan Strategi
Perumusan strategi ini dilakukan dalam rangka menghadapi
program PPDB yang akan dijalankan, sehingga dapat menimbulkan
keselarasan dan kesatuan pendapat tentang strategi strategi yang akan
diambil dan dijalankan dalam penerimaan peserta didik baru. dalam hal
perumusan ini MI Salafiyah mengadakan rapat bersama dengan jajaran
dan pihak terkait.
Selain merumuskan strategi, MI Salafiyah juga melakukan
beberapa analisis menggunakan analisis SWOT. Hal ini dilakukan untuk
mengkaji tentang penentuan target, anggaran yang akan digunakan serta
program program yang akan dijalankan.
b. Membentuk Tim PPDB
Pembentukan tim ini menurut kepala sekolah adalah bagian dari
upaya agar program penerimaan peserta didik dapat berjalan secara
efektif. Sehingga program program yang telah dijalankan dapat berjalan
sesuai dengan rencana.
c. Melakukan Promosi
Dalam kegiatan MI Salafiyah melakukan serangkaian bentuk
promosi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan media daring maupun luring. Hal ini tentunya dilakukan
dengan tujuan untuk mendongkrak dan mengenalkan program program
228 Rachmat. Manajemen Strategik. (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014) Hal. 32. 229 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).
Hal.45.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
119
unggulan yang dimiliki serta diharapkan mampu menjangkau pangsa
pasar yang lebih luas serta mampu menggaet para calon peserta didik
baru. dalam pelaksanaan ini juga dilakukan kegiatan tambahan berupa
monitoring. monitoring dilakukan agar kegiatan yang dilaksanakan
dapat berjalan sesuai dengan rencana serta dapat memberikan kontrol
yang diperlukan. Hal ini juga dimaksudkan untuk memudahkan langkah
langkah antisipasi yang mungkin dibutuhkan dalam pelaksanaan.
d. Melakukan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi ini dilakukan oleh MI Salafiyah untuk
mengukur, mengawasi serta menentukan langkah tindak lanjut yang
akan dikerjakan di proses selanjutnya. Kegiatan ini biasanya
dilaksanakan pasca program penerimaan peserta didik baru telah selesai
dijalankan. evaluasi ini dilakukan bersamaan dengan rapat bersama
pihak pihak terkait.
Secara singkat, langkah langkah MI Salafiyah dalam pelaksanaan
strategi penerimaan peserta didik baru dapat dilihat dalam diagram berikut.
Diagram 2 Langkah – Langkah Pelaksanaan Strategi Penerimaan Peserta
Didik Baru pada Era Revolusi Industri 4.0 di MI Salafiyah
2. Pemasaran Jasa Pendidikan di MI Salafiyah
Setiap lembaga pendidikan tentunya mempunyai produk – produk
yang ditawarkan dan diberikan kepada para konsumennya. Dalam hal ini
produk dari lembaga pendidikan adalah jasa pendidikan. Jasa pendidikan
merupakan sebuah penunjang utama bagi para peserta didik agar menjadi
sumber daya manusia yang dapat bersaing pada era revolusi industri 4.0
seperti ini. Jasa pendidikan dalam lembaga pendidikan pada dasarnya
adalah kegiatan belajar mengajar serta layanan akademik yang diberikan
oleh lembaga pendidikan dalam kepada para konsumen pendidikan (peserta
didik).
Perumusan Strategi
Pembentukan Tim
Pelaksanaan Promosi & Monitoring
Pelaksanaan Evaluasi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
120
Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, jasa bisa diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam memberikan
layanan atau menyalurkan jasa pendidikan kepada para konsumen
pendidikan atau peserta didik dengan cara memuaskan atau memberikan
pembelajaran. Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan bisa diartikan
sebagai sebuah proses manajerial dan sosial untuk mendapatkan apa yang
dibutuhkan melalui program penciptaan penawaran, pertukaran produk
yang mempunyai nilai tertentu dengan pihak lain yang membutuhkan dalam
bidang pendidikan. Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah
menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara
menyeluruh.230
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui teknik
wawancara, pemasaran jasa pendidikan adalah upaya upaya sekolah dalam
mempromosikan layanan serta produk dari lembaga pendidikan kepada
masyarakat dengan tujuan masyarakat tersebut menjadi tahu dan tertarik
untuk menggunakan jasa layanan pendidikan dari lembaga pendidikan
tersebut. Untuk mencapai hal tersebut MI Salafiyah melakukan beberapa
tahapan seperti
1. Identifikasi Pasar
Tahapan pertama dalam pemasaran pendidikan adalah
mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini, perlu
dilakukan suatu penelitian/riset pasar untuk mengetahui kondisi dan
ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi
kepentingan konsumen pendidikan, termasuk dalam tahapan ini adalah
pemetaan dari sekolah lain.231
MI Salafiyah melaksanakan identifikasi pasar dengan cara
menganalisis memetakan dinamika dan persaingan yang terjadi
disekitar lokasi MI Salafiyah Margomulyo. Hal ini akan menghasilkan
230 Buchari Alma. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta, 2003). Hal. 53. 231 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
121
data berupa peta persaingan yang nantinya akan berguna dalam
penentuan segmentasi pasar.
2. Segmentasi Pasar
Penentuan target pasar merupakan langkah penting dalam
pengelolaan lembaga pendidikan. Dalam pasar yang sangat beragam
karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang menjadi
kepentingan utama bagi pengguna pendidikan. Secara umum, pasar
dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi, geografi, psikografi,
maupun perilaku.232
MI Salafiyah Margomulyo melaksanakan diferensiasi pasar
dengan membidik persaingan yang belum di masuki oleh para
pesaingnya serta terus meningkatkan kualitas dan mutu layanan yang
kebetulan ada persamaan dengan lembaga pendidikan lainnya sehingga
tetap mempunyai daya saing dibandingkan dengan para kompetitornya.
3. Diferensiasi Produk
Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam
mencari perhatian pasar. Dari banyaknya lembaga pendidikan yang ada,
orang tua siswa akan kesulitan untuk memilih sekolah anaknya
dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar lembaga pendidikan
semakin standar. Lembaga pendidikan hendaknya dapat memberikan
tekanan yang berbeda dari sekolah lainnya dalam bentuk kemasan yang
menarik, seperti logo dan slogan. Fasilitas internet mungkin akan
menjadi standar, namun jaminan internet yang aman dan bersih, akan
menarik perhatian orang tua.233
Diferensiasi dilakukan MI Salafiyah dengan memberi ke khas an
dan pemberian ciri khusus terhadap produk dan layanannya sehingga
dapat menimbulkan kesan yang mendalam di hati para konsumennya.
232 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395. 233 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 396.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
122
Langkah langkah yang dilaksanakan tersebut, menghasilkan sebuah
produk yang bernama marketing mix atau bauran pemasaran. Dalam dunia
pemasaran jasa pendidikan, tidak bisa juga dilepaskan dari elemen bauran
pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan seperangkat alat
bagi para pemasar yang terdiri dari beberapa unsur program pemasaran yang
perlu dipertimbangkan agar strategi pemasaran yang ditetapkan dapat
berjalan sukses. Bauran pemasaran pada produk jasa tentunya berbeda
bauran pada produk barang yang kita kenal selama ini. Adapun bauran
pemasaran jasa yang dimaksud adalah konsep 7P,234 yaitu:
a. Produk
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui
teknik wawancara, produk utama dari MI Salafiyah adalah kegiatan
belajar yang dilakukan sesuai dengan standar perundang undangan yang
ada. Disamping hal tersebut MI Salafiyah juga melakukan inovasi
produk berupa kegiatan ekstrakurikuler seperti drumband, banjari,
pramuka, kelas bahasa inggris, kelas IT, kelas bahasa arab dan lain
sebagainya.
b. Harga
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui
teknik wawancara, MI Salafiyah menerapkan harga yang terbilang
sangat rendah dibanding dengan sekolah disekitarnya. Hal ini dikuatkan
dengan bukti berupa perbedaan fasilitas fasilitas dan layanan didapatkan
menurut hasil observasi menunjukkan bahwa harga yang dipatok sangat
rendah dengan berbagai fasilitas dan layanan yang dapat dikatakan lebih
baik dan lebih banyak daripada sekolah disekitar.
c. Tempat
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui
teknik wawancara, sesuai dengan penjabaran dari kepala sekolah,
dikarenakan sekolah sudah berdiri sejak dahulu, maka unsur tempat ini
234 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.
382-383.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
123
menurut pemaparan dari kepala sekolah tidak memungkinkan untuk
diotak atik. Sehingga MI Salafiyah lebih berfokus kepada modifikasi
terkait sarana fisik yang yang ada agar menjadi faktor yang dapat
mendukung program pemasaran jasa pendidikan.
Meskipun demikian, jika dianalisis dengan mempertimbangkan
lokasi dari MI Salafiyah sendiri, hal ini bisa dikatakan sangat strategis
mengingat bahwa jarak antara sekolah ini dengan pusat kecamatan yang
notabene sebagai episentrum keramaian dan kegiatan di kecamatan
Kerek hanya berjarak kurang lebih sekitar 0,3 kilometer.
d. Sarana Fisik
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui
teknik wawancara, pembenahan sarana dan prasarana di MI Salafiyah
terus dilakukan untuk mengejar standarisasi yang ada dengan
melakukan, penambahan kamar mandi, perbaikan secara berkala
fasilitas yang ada, pembuatan ruang terbuka hijau, akses internet,
laboratorium IT, serta penambahan air conditioner di beberapa ruangan.
e. Promosi
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui
teknik wawancara, MI Salafiyah melakukan promosi menggunakan cara
langsung maupun tidak langsung
Promosi langsung dilakukan menggunakan media daring maupun
luring. Begitu pula promosi tidak langsung juga menggunakan media
daring maupun media luring.
f. Person
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui
teknik wawancara, MI Salafiyah senantiasa memperhatikan kualitas
para tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan. Hal ini dibuktikan
dengan pengikutsertaan tenaga pendidik dan kependidikan dalam
berbagai pelatihan dan seminar yang dibutuhkan. Program ini
dijalankan dalam rangka mengejar keoptimalan sumber daya manusia
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
124
yang dimiliki sehingga mampu bersaing serta mampu memenuhi
tuntutan zaman yang ada.
g. Proses
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui
teknik wawancara, selain melaksanakan kegiatan belajar mengajar
sebagai program inti, MI Salafiyah juga menanamkan nilai nilai luhur
pada peserta didiknya. Hal ini dibuktikan dengan beberapa program
diantaranya, pembiasaan tata krama dan adab sopan santun, muatan
lokal pelajaran kitab kitab pesantren, sholat dzuhur berjamaah, serta
penanaman nilai gotong royong dan amal jariyah.
Berikut adalah diagram dari unsur unsur bauran pemasaran yang
digunakan dalam jasa pendidikan
Diagram 3. Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan
3. Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru pada Era Revolusi Industri
4.0 Melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di MI Salafiyah
Dalam era sekarang, atau yang sering disebut sebagai era industri 4.0,
yaitu era yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia.
Keadaan seperti ini tentunya sangat menuntut beberapa terobosan maupun
inovasi dari pengelola lembaga pendidikan dalam usaha menggaet para
calon peserta didiknya dengan cara – cara maupun metode yang terbarukan
sehingga tidak terkesan kuno dan kolot di mata calon konsumen mereka.
Strategi merupakan susunan rencana yang sistematis serta
menghubungkan antara kekuatan internal dengan peluang maupun ancaman
eksternal dari lingkup persaingan antar organisasi. Oleh karena itu strategi
selalu berkaitan evaluasi dan pemilihan alternatif yang tersedia bagi suatu
Bauran Pemasaran Jasa Pendidkan
Produk Harga Tempat Promosi Sar PrasOrang /
SDMProses
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
125
manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.235 Dalam konteks
pendidikan, strategi adalah usaha sistematis dan terkordinasi untuk secara
terus menerus memperbaiki kualitas pelayanan, sehingga fokusnya
diarahkan ke pelanggan dalam hal ini peserta didik, orang tua peserta didik,
pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan masyarakat.236
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui
wawancara, strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi
industri 4.0 adalah adalah rencana cermat yang disusun untuk program
penerimaan peserta didik baru dalam suatu lembaga pendidikan pada era
revolusi industri 4.0 untuk memenangkan persaingan yang berlangsung
antar lembaga pendidikan.
Penerapan atau pelaksanaan strategi adalah sebuah proses manajerial
dalam mewujudkan strategi dan kebijakan dengan tindakan melalui
pengembangan program, anggaran, dan prosedur.237 Dalam kegiatan
penerimaan peserta didik baru, lembaga pendidikan bisa mengembangkan
tiga unsur yang telah disebutkan melalui tahapan tahapan seperti, formulasi
strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi238
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan melalui
wawancara, MI Salafiyah menyusun strategi mereka melalui langkah
langkah sebagai berikut
a. Merumuskan Strategi
Perumusan strategi ini dilakukan dalam rangka menghadapi
program PPDB yang akan dijalankan, sehingga dapat menimbulkan
keselarasan dan kesatuan pendapat tentang strategi strategi yang akan
diambil dan dijalankan dalam penerimaan peserta didik baru. dalam hal
235 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.
200. 236 E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013)
Hal. 216. 237 Rachmat. Manajemen Strategik. (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014) Hal. 32. 238 Taufiqurrohman. Manajemen Strategik. (UNIV. Prof. Dr. Moestopo Beragama : FISIP, 2016).
Hal.45.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
126
perumusan ini MI Salafiyah mengadakan rapat bersama dengan jajaran
dan pihak terkait.
Selain merumuskan strategi, MI Salafiyah juga melakukan
beberapa analisis menggunakan analisis SWOT. Hal ini dilakukan untuk
mengkaji tentang penentuan target, anggaran yang akan digunakan serta
program program yang akan dijalankan. Kotler mengatakan bahwa
analisis SWOT dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.239
Selain menggunakan analisis SWOT, MI Salafiyah juga
menerapkan marketing mix sebagai inti dari strategi penerimaan peserta
didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa
pendidikan. Marketing mix ini disusun dengan langkah langkah sebagai
berikut.
1. Identifikasi pasar
Tahapan pertama dalam pemasaran pendidikan adalah
mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini, perlu
dilakukan suatu penelitian/riset pasar untuk mengetahui kondisi dan
ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi
kepentingan konsumen pendidikan, termasuk dalam tahapan ini
adalah pemetaan dari sekolah lain.240
2. Segmentasi pasar
Penentuan target pasar merupakan langkah penting dalam
pengelolaan lembaga pendidikan. Dalam pasar yang sangat beragam
karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang menjadi
kepentingan utama bagi pengguna pendidikan. Secara umum, pasar
dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi, geografi,
psikografi, maupun perilaku.241
239 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. (Jakarta : Erlangga,
2009) Hal. 63. 240 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395. 241 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 395.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
127
3. Diferensiasi produk
Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam
mencari perhatian pasar. Dari banyaknya lembaga pendidikan yang
ada, orang tua siswa akan kesulitan untuk memilih sekolah anaknya
dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar lembaga pendidikan
semakin standar. Lembaga pendidikan hendaknya dapat
memberikan tekanan yang berbeda dari sekolah lainnya dalam
bentuk kemasan yang menarik, seperti logo dan slogan. Fasilitas
internet mungkin akan menjadi standar, namun jaminan internet
yang aman dan bersih, akan menarik perhatian orang tua.242
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan seperangkat alat
bagi para pemasar yang terdiri dari beberapa unsur program pemasaran
yang perlu dipertimbangkan agar strategi pemasaran yang ditetapkan
dapat berjalan sukses.243 Rangkuman dari marketing mix ini
sebagaimana hasil wawancara dengan kepala sekolah adalah sebagai
berikut
1) Produk
Produk dari MI Salafiyah adalah kegiatan belajar mengajar
yang dijalankan sesuai dengan perundang undangan yang berlaku.
Sedangkan inovasi yang dilakukan MI Salafiyah dalam produknya
adalah pengadaan kegiatan ekstrakurikuler dengan berbagai macam
variasi seperti drumband, pramuka, banjari, kelas bahasa inggris,
kelas IT, kelas bahasa arab, dan lain sebagainya.
2) Harga
Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran
pemasaran karena harga menentukan pendapatan dari suatu
usaha/bisnis.244 Harga yang diterapkan MI Salafiyah juga relatif
242 Sri Minarti. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hal. 396. 243 Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : Alfabeta, 2011). Hal.
382-383. 244 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.
51.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
128
rendah dibandingkan dengan sekolah lainnya yang berada di
kecamatan tempat MI Salafiyah berada. Tentunya harga ini akan
dapat dikatakan lebih murah lagi jika melihat berbagai faktor
fasilitas dan layanan akademik maupun non akademik yang akan
didapatkan oleh peserta didik di MI Salafiyah Margomulyo.
3) Tempat
Khusus untuk tempat, dikarenakan sekolah sudah berdiri sejak
dahulu, maka unsur tempat ini menurut pemaparan dari kepala
sekolah tidak memungkinkan untuk diotak atik. Sehingga beliau
lebih berfokus kepada modifikasi terkait sarana fisik yang yang ada
agar menjadi faktor yang dapat mendukung program pemasaran jasa
pendidikan.
4) Sarana fisik
Sarana fisik merupakan suatu hal yang nyata turut
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan
menggunakan produk jasa.245 Dalam sebuah lembaga pendidikan,
yang dinamakan sebagai sarana fisik adalah sarana dan prasarana
atau yang biasa disebut sebagai bangunan atau gedung dengan
segala fasilitas yang ada. Faktor sarana dan prasarana pembelajaran
yang memadai merupakan elemen yang sangat membantu dalam
menunjang proses belajar – mengajar. Penggunaan teknologi
informasi dalam pembelajaran kepada peserta didik juga menjadi
penawaran yang menarik dalam menentukan pilihan sekolah bagi
peserta didik. Demikian juga suasana gedung dan kelas yang bersih
serta dilengkapi teknologi modern bisa memberikan kenyamanan
peserta didik dalam belajar. Hal ini diharapkan dapat memudahkan
peserta didik dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran.
Dalam sarana dan prasarana, MI Salafiyah terus mengejar
standarisasi yang ditetapkan oleh pemerintah agar mencapai standar
245 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.
64.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
129
mutu yang telah ditetapkan dan melakukan beberapa pembenahan
dan penambahan fasilitas seperti akses internet, ruangan ber ac,
penambahan jumlah kamar mandi, laboratorium komputer, ruang
terbuka hijau, dan lain sebagainya.
5) Promosi
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk,
apabila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin
bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka
tidak akan pernah membelinya.246
Dalam hal promosi, MI Salafiyah melakukan promosi secara
langsung maupun tidak langsung, penjabaran terkait metode
promosi tersebut adalah sebagai berikut
a) Promosi langsung
Promosi langsung ini dilakukan MI Salafiyah melalui
berbagai media yang dirasa mudah menjangkau berbagai lapisan
masyarakat baik secara daring maupun luring. Dalam
penggunaan media daring, MI Salafiyah melakukan promosi
melalui sosial media seperti youtube, instagram dan grup
facebook yang diharapkan dapat menjangkau masyarakat yang
dekat dengan teknologi terkini.
Dalam penggunaan media luring, MI Salafiyah
menggunakan media seperti spanduk, baliho, pamflet, hal ini
ditempatkan pada tempat tempat strategis yang nantinya
diharapkan dapat mengedukasi minat masyarakat terhadap
produk dari MI Salafiyah.
b) Promosi tidak langsung
Promosi tidak langsung ini dilakukan MI Salafiyah dengan
bantuan para alumni, opini bagus yang berkembang
246 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.
57.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
130
dimasyarakat, mengikuti lomba lomba, menarik perhatian
masyarakat melalui kegiatan yang dilakukan MI Salafiyah diluar
lembaga pendidikan, serta menjuarai berbagai bidang akademik
maupun non akademik.
6) Person
Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peran
dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi
pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan,
konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap
dan tindakan karyawan dan penampilan karyawan mempunyai
pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan
penyampaian jasa .247
Person atau orang merupakan faktor pendukung lainnya yang
perlu direncanakan secara matang. Dalam hal ini MI Salafiyah selalu
memperhatikan kondisi dan kemampuan sumber daya manusianya
agar selalu prima. MI Salafiyah mengikut sertakan para pegawai
maupun tenaga pendidik dalam acara seminar seminar maupun
pelatihan yang dirasa perlu dalam rangka peningkatan kualitasnya.
Disamping itu, MI Salafiyah juga melakukan secara mandiri
pelatihan yang dirasa mampu dilaksanakan untuk menekan efisiensi
penggunaan biaya. Dalam hal ini contohnya saat awal pembelajaran
baru periode 2020/2021, MI Salafiyah mengadakan pelatihan secara
mandiri kepada para gurunya agar mampu membuat video
pembelajaran dikarenakan adanya peraturan tentang pembelajaran
dari rumah.
7) Proses
Dalam prosesnya, selain melaksanakan kegiatan belajar
mengajar sebagai inti dari lembaga pendidikan, MI Salafiyah juga
berupaya menanamkan nilai nilai luhur kepada para peserta didiknya
247 Ratih Hurriyati. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. (Bandung : Alfabeta, 2010). Hal.
62.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
131
seperti pembiasaan tata krama dan adab sopan santun, muatan lokal
pelajaran kitab kitab pesantren, sholat dzuhur berjamaah, serta
penanaman nilai gotong royong dan amal jariyah.
b. Membentuk Tim PPDB
Organizing merupakan tanggung jawab manajer untuk mendesain
struktur organisasi dan mengatur pembagian pekerjaan. Termasuk
mempertimbangkan tugas apa yang harus dilakukan, siapa melakukan,
bagaimana tugas dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa dan di
mana keputusan dibuat.248
Dalam sebuah lembaga pendidikan diperlukan suatu struktur yang
jelas, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan saling lempar tanggung
jawab seandainya terjadi penyimpangan dalam pekerjaan.
Pengorganisasian ini sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas
tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang
sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya, serta
mengkordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan
organisasi.249
Pembentukan tim ini bagian dari upaya agar program penerimaan
peserta didik dapat berjalan secara efektif. Sehingga program program
yang telah dijalankan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Berikut
adalah tim tim yang dimaksudkan oleh MI Salafiyah Margomulyo
1) Kelompok Piket Administrasi
Tugas dan fungsi dari kelompok ini menurut kepala sekolah
adalah menjaga stand pendaftaran dan menerima pendaftaran dari
para calon peserta didik serta melaksanakan tugas tugas yang
berhubungan dengan administrasi. Khusus untuk tugas yang
berhubungan dengan administrasi, penanggung jawab utamanya
adalah Tata Usaha dari MI Salafiyah.
248 Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006). Hal. 12. 249 Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2008).
Hal. 71.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
132
2) Kelompok Pemasaran
Tugas dan fungsi dari kelompok ini menurut kepala sekolah
adalah membuat media promosi seperti video, banner, spanduk,
postingan di akun facebook, instagram serta youtube MI Salafiyah
Margomulyo. Tim ini dikepalai langsung oleh Waka Humas MI
Salafiyah Margomulyo.
3) Kelompok Pembantu
Tugas dan fungsi dari kelompok ini menurut kepala sekolah
adalah memberikan informasi terkait MI Salafiyah kepada
masyarakat. Kelompok pembantu ini, pada dasarnya adalah sebuah
kelompok yang bersifat opsional yang beranggotakan seluruh guru
dan pegawai MI Salafiyah. Kelompok ini bertugas jika ada
masyarakat yang mungkin datang bertanya, atau secara kebetulan
bertemu dengan masyarakat yang menanyakan ataupun
membutuhkan informasi tentang MI Salafiyah, tentunya sebelum
pelaksanaan PPDB kelompok ini akan diberikan pemahaman
mengenai informasi yang akan diberikan. Tentunya dalam hal ini
dengan tidak melampaui batas yang telah ditentukan, sehingga tetap
terjalin kesamaan informasi yang diberikan kepada masyarakat.
c. Melakukan Promosi
Actuating berkaitan dengan fungsi manajer dalam menjalankan
tindakan dan melaksanakan pekerjaan yang diperlakukan untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Actuating
merupakan implementasi dari apa yang direncanakan dalam fungsi
planning dengan memanfaatkan persiapan yang sudah dilakukan dalam
organizing.250
Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya MI Salafiyah
menggunakan dua metode promosi yaitu secara langsung dan tidak
250 Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006). Hal. 13.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
133
langsung. Secara lebih detail seperti yang dijabarkan oleh Waka Humas
MI Salafiyah menerangkan bahwa
1) Promosi Langsung
Media yang digunakan dalam promosi langsung ini terdapat
dua macam yaitu
a) Media Daring
(1) Grup Facebook
Grup facebook MI Salafiyah bisa diakses melalui
https://facebook.com/groups/244898585647145 atau bisa
dengan langsung menuju halaman pencarian facebook
dengan memasukkan kata kunci “MI Salafiyah
Margomulyo”.
(2) Akun Instagram
Akun instagram MI Salafiyah bisa terhubung melalui
@mismargomulyo
(3) Kanal Youtube
Kanal youtube MI Salafiyah bisa diakses melalui
https://youtube.com/channel/UCmUNnRqjuYErh1nju8rRwa
w atau bisa dengan menuju halaman pencarian youtube
dengan kata kunci “ MI Salafiyah Margomulyo”.
b) Media Luring
(1) Pamflet
Pamflet disebar dan ditempelkan pada tempat tempat
strategis seperti balai desa, taman kanak kanak, raudlatul
athfal, pasar, minimarket dan sebagainya.
(2) Baliho
Baliho dipasang pada titik titik keramaian di sekitar
desa dan kecamatan dengan mempertimbangkan keamanan
dan kemudahan untuk dilihat sehingga bisa tersampaikan
pesan yang dimaksud.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
134
(3) Banner
Banner dipasang pada halaman depan sekolah dan
stand pendaftaran
(4) Sosialisasi
Sosialisasi dilaksanakan dengan menggandeng pihak
sekolah lain dengan jenjang taman kanak kanak dan
raudlatul athfal.
2) Promosi Tidak Langsung
Seperti halnya media yang digunakan dalam promosi
langsung, promosi tidak langsung juga menggunakan dua macam
media yaitu
a) Media Daring
(1) Tagar Sosial Media
Tagar sosial media merupakan unggahan dan
pembaruan sosial media yang dimiliki baik oleh alumni
maupun berbagai pihak yang mencantumkan tagar
#mismargomulyo
(2) Postingan Sosial Media
Postingan sosial media merupakan unggahan dan
pembaruan sosial media yang dimiliki baik oleh alumni
maupun berbagai pihak yang berisi informasi seputar MI
Salafiyah
b) Media Luring
(1) Kejuaraan Akademik
Kejuaraan akademik yang diikuti MI Salafiyah adalah
olimpiade mata pelajaran, cerdas cermat, serta berbagai
perlombaan akademik yang jika dapat dimenangkan akan
mendongkrak nama MI Salafiyah di mata masyarakat.
(2) Kejuaraan Non Akademik
Kejuaraan non akademik yang diikuti MI Salafiyah
adalah AKSIOMA (ajang kompetisi seni dan olahraga
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
135
madrasah), Pekan Madaris, PORSENI tingkat SD/MI,
Kejuaraan Drum Band, serta berbagai perlombaan non
akademik yang jika dapat dimenangkan akan mendongkrak
nama MI Salafiyah di mata masyarakat.
(3) Kegiatan Luar Sekolah
Kegiatan luar sekolah yang dilakukan adalah,
reboisasi, latihan drum band keliling, kirab miladiyah,
pramuka, perlombaan 17 agustus, serta kegiatan kegiatan
yang dapat menarik animo masyarakat sekitar.
Disamping hal tersebut, MI Salafiyah juga menghadiri
undangan seperti mewakili upacara 17 agustus, undangan
penampilan drum band, serta terlibat dalam berbagai
kegiatan yang turut serta mengundang MI Salafiyah.
(4) Berita Media Massa
Berita media massa adalah berita berita yang dimuat
oleh surat kabar maupun majalah yang mencantumkan MI
Salafiyah. Dalam hal ini biasanya ketika MI Salafiyah
berhasil menjuarai suatu perlombaan maupun mendapatkan
prestasi yang membanggakan, maka akan dimuat dalam
media massa seperti surat kabar lokal, maupun nasional.
d. Melaksanakan Evaluasi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi apakah strategi
yang dijalankan berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai
tujuan. Hasil dari proses evaluasi ini dapat juga dipakai sebagai umpan
balik bagi perumusan strategi selanjutnya.
Pelaksanaan evaluasi ini dilakukan oleh MI Salafiyah untuk
mengukur, mengawasi serta menentukan langkah tindak lanjut yang
akan dikerjakan di proses selanjutnya. Kegiatan ini biasanya
dilaksanakan pasca program penerimaan peserta didik baru telah selesai
dijalankan. evaluasi ini dilakukan bersamaan dengan rapat
bersamapihak pihak terkait.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
136
Selain beberapa strategi yang telah disebutkan diatas, MI Salafiyah
juga menerapkan yang tidak kalah penting seperti optimalisasi program
program yang telah berjalan, serta selalu berkomitmen agar program
program yang telah berjalan tersebut dapat terlaksana sebagaimana
mestinya dan tidak terbengkalai. MI Salafiyah juga berkomitmen untuk
melakukan usaha terbaiknya dalam setiap pelayanan serta penerapan
program program yang telah direncanakan.
Tentunya hal tersebut sangatlah penting mengingat bahwa pelayanan
yang terbaik dan kejelasan tentang program yang telah dicanangkan akan
mampu menjadikan citra baik dan menambah tingkat kepercayaan
konsumen pendidikan kepada MI Salafiyah.
Berikut adalah gambaran lengkap mengenai strategi penerimaan
peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa
pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo Kerek Tuban, yang bisa dilihat
pada halaman berikutnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
137
Dia
gra
m 4
. S
trat
egi
Pen
erim
aan P
eser
ta D
idik
Bar
u p
ada
Era
Rev
olu
si I
ndust
ri 4
.0 m
elal
ui
Pem
asar
an J
asa
Pen
did
ikan
di
MI
Sal
afiy
ah M
argom
uly
o K
erek
Tuban
ST
RA
TE
GI
PP
DB
PA
DA
ER
A R
EV
OL
US
I IN
DU
ST
RI
4.0
ME
LA
LU
I P
EM
AS
AR
AN
JA
SA
PE
ND
IDIK
AN
DI
MI
SA
LA
FIY
AH
MA
RG
OM
UL
YO
KE
RE
K T
UB
AN
PE
LA
KS
AN
AA
N
EV
AL
UA
SI
RT
L
PE
LA
KS
AN
AA
N
PR
OM
OS
I
TID
AK
L
AN
GS
UN
G
LU
RIN
G
KE
JU
AR
AA
N
AK
AD
EM
IK
KE
JU
AR
AA
N N
ON
A
KA
DE
MIK
KE
GIA
TA
N L
UA
R
SE
KO
LA
H
BE
RIT
A M
ED
IA
MA
SS
A
DA
RIN
G
TA
GA
R
PO
ST
ING
AN
PR
OM
OS
I L
AN
GS
UN
G
LU
RIN
G
PA
MF
LE
T
BA
NN
ER
BA
LIH
O
SO
SIA
LIS
AS
I
DA
RIN
G
FA
CE
BO
OK
INS
TA
GR
AM
YO
UT
UB
E
PE
MB
EN
TU
KA
N
TIM
TIM
PIK
ET
A
DM
INIS
TR
AS
I
KE
LO
MP
OK
P
EM
AS
AR
AN
KE
LO
MP
OK
P
EM
BA
NT
U
PE
RU
MU
SA
N
ST
RA
TE
GI
MA
RK
ET
ING
M
IX
PR
OD
UK
HA
RG
A
TE
MP
AT
SA
RP
RA
S
PR
OM
OS
I
SD
M
PR
OS
ES
SW
OT
PR
OG
RA
M
AN
GG
AR
AN
PR
OS
ED
UR
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
138
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengumpulkan, mengolah, serta menganalisis data sebagai hasil
penelitian dari pembahasan tentang Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru
pada Era Revolusi Industri 4.0. melalui Pemasaran Jasa Pendidikan di MI
Salafiyah Margomulyo, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 di MI
Salafiyah Margomulyo merupakan rencana cermat yang disusun untuk
program penerimaan peserta didik baru dalam suatu lembaga pendidikan
pada era revolusi industri 4.0 untuk memenangkan persaingan yang
berlangsung antar lembaga pendidikan. Langkah langkah yang diterapkan
MI Salafiyah dalam pelaksanaan strategi tersebut diantaranya adalah (1)
merumuskan strategi, (2) membentuk tim, (3) melaksanakan promosi, (4)
melaksanakan evaluasi.
2. Pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah merupakan sebuah upaya upaya
MI Salafiyah Margomulyo dalam mempromosikan layanan serta produk
dari lembaga pendidikan kepada masyarakat dengan tujuan masyarakat
tersebut menjadi tahu dan tertarik untuk menggunakan jasa layanan
pendidikan dari MI Salafiyah tersebut. Dalam strategi pemasarannya MI
Salafiyah mengembangkan unsur unsur marketing mix yang disusun
melalui tahapan identifikasi pasar, segmentasi pasar, serta diferensiasi pasar
seperti produk, harga, tempat, sarana fisik, promosi, SDM, dan proses.
3. Strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui
pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo adalah rencana
cermat yang disusun untuk program penerimaan peserta didik baru pada era
revolusi industri 4.0 dalam mempromosikan layanan serta produk dari
lembaga pendidikan kepada masyarakat dengan tujuan masyarakat tersebut
menjadi tahu dan tertarik untuk menggunakan jasa layanan pendidikan dari
MI Salafiyah tersebut. Tahapan dalam pelaksanaan strategi penerimaan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
139
peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui pemasaran jasa
pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo adalah, (1) Merumuskan strategi,
yang disusun dalam rapat beserta jajaran terkait. (2) Membentuk tim, yang
terdiri dari kelompok piket administrasi, kelompok pemasaran, serta
kelompok pembantu. (3) Melakukan promosi, yang dilakukan dengan cara
langsung maupun tidak langsung. (4) Melaksanakan evaluasi, Tahapan ini
dimaksudkan untuk mengevaluasi apakah strategi yang dijalankan berjalan
sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan. Hasil dari proses evaluasi
ini dapat juga dipakai sebagai umpan balik bagi perumusan strategi
selanjutnya.
B. Saran
Akhir dari penulisan skripsi ini, peneliti memberikan beberapa saran dan
rekomendasi terkait strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi
industri 4.0 melalui pemasaran jasa pendidikan di MI Salafiyah dengan harapan
agar program program yang ada menjadi semakin baik dan memunculkan
inovasi inovasi untuk kedepannya. Berikut adalah saran dari peneliti
1. Kepala MI Salafiyah Margomulyo dapat menggunakan hasil penelitian ini
untuk terus mengembangkan dan melakukan inovasi ivonasi terhadap
strategi penerimaan peserta didik baru pada era revolusi industri 4.0 melalui
pemasaran jasa pendidikan agar menjadi semakin baik.
2. Waka Humas MI Salafiyah Margomulyo agar terus menggali potensi dari
MI Salafiyah Margomulyo dan dapat mempromosikannya secara tepat dan
efektif agar program program yang ada dapat diketahui masyarakat secara
lebih luas lagi dan mampu menarik minat masyarakat untuk menggunakan
jasa layanan pendidikan di MI Salafiyah Margomulyo
3. Tata Usaha MI Salafiyah Margomulyo agar terus mengedepankan asas asas
pelayanan dan terus mengembangkan desain serta media promosi agar dapat
selalu memberikan kepuasan terhadap konsumen jasa pendidikan serta
mampu menumbuhkan minat masyarakat terkait dengan desain media
promosi yang telah dibuat.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
140
DAFTAR PUSTAKA
Ara Hidayat dan Imam Machali. 2010. Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip
dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah. Bandung: Pustaka
Educa.
Basu Swastha dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta :
Liberty.
Buchari Alma. 2003. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung : Alfabeta.
Buchari Alma. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung :
Alfabeta.
Burhan Bungin. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenada Media Group.
Colin Gilligan dan Richard M. S. Wilson. 2009. Strategic Marketing Planning.
London : Elseivier.
David Wijaya. 2012. Pemasaran Jasa Pendidikan. Jakarta : Salemba Empat.
Dian Purwati, dkk. 2018. Efektivitas Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru
Sistem Zonasi Bagi Siswa Rawan Melanjutkan Pendidikan. Jurnal
Dinamika Universitas Galuh Vol. 5, No. 4.
Didin Hafidhudin dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Syariah dalam Praktik.
Jakarta : Gema Insani.
Dokumen Prosedur Sistem Identifikasi Isu-Isu Internal Eksternal IAIN Purwokerto
Tahun 2017.
E. Mulyasa. 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Engkoswara dan Komariah. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Etta Mamang Sangadji & Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen – Pendekatan Praktis
Disertai Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta : Andi.
Fandy Tjiptono. 2014. Pemasaran Jasa. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Graham J Hooley, dkk. 2008. Marketing Strategy and Competitive Positioning.
London : Prentice Hall.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
141
Hadari Nawawi dan Mimi Martini. 1992. Penelitian Terapan. Yogyakarta :
Rajawali Press.
Hery Kiswanto. 2014. Pengaruh Hasil Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB), Minat Memilih Jurusan, dan Perilaku Belajar Terhadap Prestasi
Akademik Peserta Didik di SMK Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran
2012/2013 Universitas Negeri Yogyakarta : Fakultas Teknik, SKRIPSI.
Hoedi Prasetyo & Wahyudi Sutopo. 2018. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek
dan Arah Perkembangan Riset. J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Vol 13
No 1 Januari.
https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-industri-4-0/
diakses pada 29 maret 2020.
https://dapo.dikdasmen.kemendikbud.go.id & data rekapitulasi PPDB MI se
Kecamatan Kerek
https://kbbi.web.id/jasa
I Nyoman Sudiarta. 2011. Strategi Pemasaran : Mengintegrasikan Konsep
Pemasaran Pariwisata, Gaya Hidup Konsumen dan Manajemen Destinasi
Pariwisata Menuju Kualitas Pengalaman Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah
Manajemen dan Akutansi STIE Triatma Mulya, Vol. 16, No. 2, Desember.
J. Paul Peter & Jerry C. Olson. 2013. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran.
Jakarta : Salemba Empat.
J. Salusu. 2004. Pengambilan Keputusan Stratejik, Edisi 7. Jakarta : Grasindo.
Lester R. Bittel. 1978. Encyclopedia of Professional Management. New York :
McGraw Hill.
Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Mahmud Machfoedz. 2005. Pengantar Pemasaran Modern. Yogyakarta : UUP
AMP YKPN.
Moh. Kasiram. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif - Kualitatif. Yogyakarta :
Sukses Offset.
Muhaimin, dkk. 2009. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta : Kencana.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
142
Muhaimin, dkk. 2012. Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah). Cet.4. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Muhammad Mustari. 2014. Manajemen Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Nanang Fattah & H. Mohammad Ali. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta
: Universitas Terbuka.
Nanang Fattah. 2008. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Ni Wayan Sri Suprapti. 2010. Perilaku Konsumen : Pemahaman Dasar dan
Aplikasinya dalam Strategi Pemasaran. Denpasar : Udayana University.
Nyoman Sri Subawa & Ni Wayan Widhiasthini. 2018. Transformasi Perilaku
Konsumen Era Revolusi Industri 4.0. Journal Conference on Management
And Behavioral Studies Universitas Tarumanegara Jakarta 25 Oktober.
P. Joko Subagyo. 2006. Metode Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Pearce Robinson. 1997. Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian. Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Permendikbud No. 44 Tahun 2019
Peter Mudie dan Angela Pirrie. 2006. Service Marketing Management. London :
Elseivier.
Philip Kotler & Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. Jakarta
: Erlangga.
Philip Kotler & Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. New Jersey :
Prentice Hall.
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. 2012. Manajemen Pemasaran, Edisi 12.
Jakarta : Erlangga.
Philip Kotler. 1997. Manajemen Pemasaran, Jilid 1. Jakarta : Prentice – Hall Inc.
Philip Kotler. 2000. Prinsip - Prinsip Pemasaran Manajemen. Jakarta : Prentice
Hall Indonesia.
Philip Kotler. 2003. Marketing Management The Millenium Edition. New Jersey :
Prentice-Hall International Inc.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
143
Rachmat. 2014. Manajemen Strategik. Bandung : CV Pustaka Setia.
Ratih Hurriyati. 2010. Bauran Konsumen dan Loyalitas Konsumen. Bandung :
Alfabeta.
Ristiyanti Prasetijo. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta : Andi.
Sri Minarti. 2012. Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Susilo Setyo Utomo. Guru Di Era Revolusi Industri 4.0. (Univ. Nusa Cendana :
Pendidikan Sejarah FKIP UNDANA, ARTIKEL.
Taufiqurrohman. 2016. Manajemen Strategik. UNIV. Prof. Dr. Moestopo
Beragama : FISIP.
Tim Redaksi KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta : Balai
Pustaka.
Undang - Undang No. 20 Tahun 2003
Wibowo. 2006. Manajemen Perubahan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.