paper mikro.docx

68
Paper Ekonomi Mikro PAPER EKONOMI MIKRO PENGANTAR PRODI ILMU EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2011 PAPER EKONOMI MIKRO PENGANTAR Disusun oleh : M.Haidir 20110430002 Amar Ma’ruf 20110430019 Husnul Khotimah 20110430030 Faizal Nurdin 20110430056 PRODI ILMU EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pemberi kesempatan untuk kami menyelesaikan tugas paper mata kuliah ekonomi mikro pengantar.Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna addinul islam. Paper yang kami susun ini telah berhasil menguraikan tentang teori konsumsi,teori produksi, teori biaya dan pasar persaingan sempurna yang terdiri dari

Transcript of paper mikro.docx

Page 1: paper mikro.docx

Paper Ekonomi MikroPAPER EKONOMI MIKRO PENGANTAR

PRODI ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2011

PAPER EKONOMI MIKRO PENGANTAR

 

Disusun oleh :

M.Haidir                           20110430002

Amar Ma’ruf                    20110430019

Husnul Khotimah             20110430030

Faizal Nurdin                    20110430056

 

PRODI ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2011

KATA PENGANTAR

 

Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pemberi kesempatan untuk kami  menyelesaikan

tugas paper mata kuliah ekonomi mikro pengantar.Dan tak lupa sholawat serta salam tetap

tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita

menuju jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna addinul islam.

Paper yang kami susun ini telah berhasil menguraikan tentang teori konsumsi,teori produksi, teori

biaya dan pasar persaingan sempurna yang terdiri dari berbagai bahasan.paper yang kami

Page 2: paper mikro.docx

kerjakan ini juga bertujuan agar kita mengetahui lebih rinci tentang materi-materi yang telah kita

pelajari bersama.

Terselesaikannya tugas paper ini tidak lepas dari bimbingan dosen kami yaitu bapak Ahmad Ma’ruf

SE.M.Si serta teman – teman yang telah membantu kami.

Terlepas dari keyakinan kami atas kesempurnaan paper yang kami susun ini,sebagai makhluk

yang sebenarnya jauh dari sempurna,kami tetap menanti kritik dan saran yang membangun demi

sempurnanya makalah ini.

 

 

Yogyakarta, 1 Januari 2012

 

 

Kelompok  Penyusun

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………….. 3

DAFRTAR ISI …………………………………………………………………………………… 4

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… 5

1. Pendahuluan ……………………………………………………………………………… 52. Tujuan …………………………………………………………………………………….. 5

BAB 2 PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………. 6

1. Teori Konsumsi …………………………………………………………………………………..  61. Pengertian Teori Konsumsi ………………………………………………………………. 62. Faktor Ekonomi ………………………………………………………………………………. 63. Pendapat Keynes ……………………………………………………………………………… 74. Teori Keynes …………………………………………………………………………………..  95. Contoh Kasus …………………………………………………………………………………. 116. Teori Produksi ……………………………………………………………………………………. 14

1. Pengertian Teori Produksi ………………………………………………………………. 142. Input dan Output ……………………………………………………………………………. 163. Jangka Waktu Produksi ………………………………………………………………….. 16

Page 3: paper mikro.docx

4. Produksi dengan Satu Input Variabel ……………………………………………….. 165. Teori Produksi dengan dua Input Variabel ………………………………………… 196. Produksi dengan Dua Input …………………………………………………………….. 197. Tahap – Tahap Produksi …………………………………………………………………. 228. Contoh Kasus ………………………………………………………………………………… 249. Teori Biaya …………………………………………………………………………………………. 27

1. Pengertian Teori Biaya ……………………………………………………………………. 272. Macam – Macam Biaya …………………………………………………………………… 293. Penerimaan ……………………………………………………………………………………. 334. Hubungan Biaya Penerimaan dan Laba ……………………………………………… 345. Contoh Kasus …………………………………………………………………………………. 356. Teori Pasar Persaingan Sempurna ………………………………………………………….. 37

1. Pengertian Teori Pasar Persaingan Sempurna …………………………………….. 372. Ciri – Ciri Pasar Persaingan Sempurna ……………………………………………… 373. Macam Struktur Pasar …………………………………………………………………….. 394. Sifat – Sifat Pasar Persaingan …………………………………………………………… 405. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna ………………………………………….. 416. Permintaan dan Penawaran pada Pasar Persaingan Sempurna ………………. 457. Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna ………………………… 458. Kebaikan dan Keburukan Pasar Persaingan Sempurna …………………………  469. Efisiensi dalam Pasar Persaingan Sempurna ……………………………………….. 4710. Kebebasan Bertindak dan Memilih ……………………………………………………. 4711. Contoh Kasus …………………………………………………………………………………. 49

Penutup ………………………………………………………………………………………………. 52

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………………… 53

 

BAB I

PENDAHULUAN

1. Pendahuluan

Kehidupan manusia di bumi semakin lama dihadapkan pada masalah kelangkaan sumber daya

yang semakin terbatas, seperti halnya keberadaan minyak bumi dan hutan tropis yang terdapat di

Indonesia. Sementara sumber daya yang semakin terbatas, kebutuhan manusia untuk memenuhi

kepuasanya menjadi semakin banyak. Dapat dilihat dari semakin beraneka ragamnya kebutuhan

dari hari ke hari. Hal ini meyebabkab Ilmu Ekonomi yang sudah lama semakin diperlukan.

Pembangunan yang dilakukan oleh banyak Negara di dinia ini kebanyakan juga memprioritaskan

pembangunan di bidang ekonomi. Apalagi bagi Negara berkembang menitikberatkan pada

pembanguna ekonomi. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat untuk lebih memahami aspek-

aspek ekonomi atau segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu ekonomi.

PENGERTIAN EKONOMI MIKRO

Ilmu ekonomi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam

mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak

terbatas. Ilmu ekonomi mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang membpelajari perilaku

Page 4: paper mikro.docx

individu dalam membuat keputusan-keputusan yang ada hubunganya dengan aspek ekonomi.

Paper ini akan membahas empat bab yaitu teori konsumsi, teori produksi, teori biaya, dan pasar

persaingan sempurna.

 

1. Tujuan

a)      Teori Konsumsi

1. Mengetahui konsep teori konsumsi2. Mengetahui sepenuhnya tentang faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi3. Mengerti tentang maksud dari berbagai macam teori konsumsi

b)      Teori Produksi

1. Mengetahui tentang pengertian produksi2. Fungsi produksi dan bagian-bagiannya3. Mencapai keputusan yang harus di ambil oleh sebuah perusahaan4. Berapa tingkat penggunaan input sehingga menghasilkan keuntungan maksimal bagi

perusahaan.

 

 

c)      Teori Biaya

1. Mengetahui konsep biaya2. Mengetahui biaya produksi jangka pendek3.  Mengetahui biaya produksi jangka panjang

d)     Teori Pasar Persaigan Sempurna

1.  Untuk mengetahui cirri-ciri pasar persaingan sempurna.2. Untuk mengetahui pemaksimuman keuntungan jangka pendek.3.  Untuk mengetahui keseimbangan dalam industri.4.  Untuk mengetahui kebaikan & keburukan pasar persaingan sempurna.

 

 

 

a)

BAB II

PEMBAHASAN

 

1. A.    Teori konsumsi1. 1.      Pengertian Teori Konsumsi

Page 5: paper mikro.docx

Apabila seseorang menerima pendapatanya dari hasilnya bekerja maka ia    pun akan segera

merencanakan untuk membelanjakan pendapatanya itu, setelah        dikurangi dengan segala

kewajibanya ( seperti pajak dan sebagainya ). Jadi,   pendapatan itu mestilah dikeluarkan atau

dibelanjakan. Tidak ada seorang normal            pun di dunia ini yang selalalu menyimapan

pendapatanya.

 

Di dalam ilmu ekonomi, konsimsi berarti penggunaan barang dan jasa         untuk   memuaskan

kebutuhan manusiawi ( the use of goods and services in the satisfaction of human wants ).

Konsumsi haruslah dianggap sebagai maksud serta           tujuan yang esensial dari pada produksi (

Rosyidi, 1996 : 147 ).

1. 2.      Faktor Ekonomi

Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah (government           consumption) dan

konsumsi rumah tangga (household consumption/private      consumption). Faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi          rumah tangga, antara lain :

2.1  Faktor Ekonomi

Empat faktor yang menentukan tingkat konsumsi, yaitu :

Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income )

Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin

baik tingkat pendapatan, tongkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan

meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi

semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-tidaknya

semakin menuntut kualitas yang baik.

Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth ).

Tercakup dalam pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah, tanah, dan

mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga). Kekayaan tersebut

dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposable.

Tingkat Bunga ( Interest Rate ).

Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga yang

tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin maha. Bagi

mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya dengan meminjam dari

bankatau menggunakan kartu kredit, biaya bunga semakin mahal, sehingga lebih baik

menunda/mengurangi konsumsi.

Page 6: paper mikro.docx

Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future).

Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan prospek masa depan rumah

tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang menjanjikan, banyak anggota keluarga yang

telah bekerja. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain kondisi

perekonomian domestic dan internasional, jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang dijalankan

pemerintah.

2.2  Faktor Demografi

Jumlah Penduduk.

Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh,

walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah. Pengeluaran

konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan

per kapita sangat tinggi.

Komposisi Penduduk.

Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :

Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64 tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk yang bekerja, penghasilan juga makin besar.

Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga semakin tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga makin berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin banyak.

 Makin banyak penduduk yang tinggal diwilayah perkotaan (urban), pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola hidup masyarakat perkotaan lebih komsumtif dibanding masyarakat pedesaan.

2.3  Faktor Non Ekonomi

Faktor ini yang paling berpengaruh  terhadap besarnya konsumsi adalah      faktor sosial budaya

masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai

karena ingin meniru     kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat/ideal.

1. 3.       Pendapat Keynes

Keynes berpendapat bahwa pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dpengaruhi oleh

pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapat mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat

konsumsi. Selain itu, pendapatan juga berpengaruh terhadap tabungan. Semakin tinggi

pendapatan, semakin besar pula tabungannya karena tabungan merupakan bagian pendapatan

yang tidak dikonsumsi. Walaupun pendapatan penting peranannya dalam menentukan konsumsi,

peranan faktor-faktor lain tidak boleh diabaikan. Dibawah ini diterangkan beberapa faktor lain yang

mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan:

v  Kekayaan yang terkumpul.

Sebagai akibat menapat harta warisan/tabungan yang banyak akibat usaha dimasa lalu, maka

seseorang berhasil memiliki kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti itu ia sudah tidak

Page 7: paper mikro.docx

terdorong lagi untuk menabung lebih banyak.maka lebih besar bagian dari pendapatannya yang

digunakan untuk konsumsi dimasa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang tidak memperoleh

warisan mereka lebih bertekat untuk menabung yang lebih banyak di masa yang akan datang.

v  Tingkat bunga.

Tingkat bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan.

Rumah tangga akan berbuat lebih banyak tabungan apabila tingkat bunga tinggi karena lebih

banyak bunga yang akan diperoleh.

v  Sikap berhemat.

Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan

berbelanja. Adamasyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan

tabungan. Dalam masyarakat seperti itu APC dan MPCnya adalah lebih rendah tapi ada pula

masyarakat yang mempunyai kecenderungan mengkonsumsi yang tinggi yang berdiri APC dan

MPCnya adalah tinggi.

v  Keadaan Perekonomian.

Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran masyarakat

berkecenderungan melakukan perbelanjaan yang lebih aktif. Mereka mempunyai kecenderungan

berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung. Tetapi dalam keadaan

perekonomian yang lambat berkembangnya, tingkat pengangguran menunjukkan tendensi

meningkat, dan sikap masyarakat dalam menggunakan uang dan pendapatnya makin berhati-hati.

v  Distribusi Pendapatan

Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, lebih banyak tabungan akan

dapat diperoleh. Dengan masyarakat yang demikian sebagian besar pendapatan nasional

dinikmati oleh sebagian kecil penduduk yang sangat kaya, dan golongan masyarakat ini

mempunyai kecenderungan menabung yang tinggi. Maka mereka boleh menciptakan tabungan

yang banyak. Segolongan besar penduduk mempunyai pendapatan yang hanya cukup membiayai

konsumsi dan tabungannya adalah kecil. Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya lebih

seimbang tingkat tabungannya relatif sedikit karena mereka mempunyai kecondongan

mengkonsumsi yang tinggi.

 

 

 

1. Teori Keynes ( Keynesian Consumption Model )

Page 8: paper mikro.docx

 

1.  Hubungan Pendapatan Diposable dan Konsumsi

Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current consumption) sangat dipengaruhi oleh

pendapatan diposabel saat ini (current diposable income). Jika pendapatan disposabel meningkat,

maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar

peningkatan pendapatan diposabel.

 

C = Co + bYd            

Ket :    C   =  konsumsi

Co =  konsumsi otonomus

b    =  marginal propensity to consume (MPC)

Yd =  pendapatan diposable

0 < b < 1

1.  Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal

Kecenderungan mengonsumsi marjinal (Marginal   Propensity to  Consume, disingkat MPC) adalah

konsep yang memberikan gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah bila pendapatan

disposabel bertambah satu  unit.

MPC   =       C

Yd

0 < MPC < 1

1.   Kecenderungan Mengonsumsi Rata-Rata

Kecenderungan mengonsumsi rata-rata (Average Propensity to Consum, disingkat APC) adalah

rasio antara konsumsi total dengan pendapatan disposabel total.

 

APC    =      C

Yd

Karena besarnya MPC < 1, maka APC < 1

Page 9: paper mikro.docx

1.  Hubungan Konsumsi dan Tabungan

Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan untuk konsums,

sedangkan sisanya ditabung. Kita juga dapat mengatakan setiap tambahan penghasilan disposabel

akan dialokasikan untuk menambah konsumsi dan tabungan. Besarnya tambahan pendapatan

disposabel  yang menjadi tambahan tabungan disebut kecenderungan menabung marginal

(Marginal Propensity to Save/MPS). Sedangkan rasio antara tingkat tabungan dengan pendapatan

disposabel disebut kecenderungan menabung rata-rata (Avarage Propensity to Save/APS)

Rumus :

Yd           =  C + S (saving)

MPS        =  1 – MPC

APS        =  1 – APC

 

Kurva Permintaan Pasar diturunkan dari permintaan individu atau perorangan                   

(individual consumer demand). Permintaan individu diturunkan (diderevasi) dari teori            

konsumsi.Pendekatan teori konsumsi dengan 2 cara yaitu:

1. Fungsi kegunaan (the utility approach) ada sejak tahun 1870 an. Dikembangkan oleh Willia Stanley Jevons dari Inggris, Karl Menger dari Austria, Leon Walras dari Perancis.

2. Kurva indiferens (the indifference curve approach)

Prinsip teori utilitas :

a)      Barang (goods) yang di konsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin besar

manfaatnya. Dengan demikian, jika sesuatu yang bila dikonsumsi semakin banyak justru

mengurangi kenikmatan hidup (bad) tidak dapat didefinisikan sebagai barang, misalnya penyakit.

b)      Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena ia mengkonsumsi barang,

Dengan demikian Utilitas merupakan ukuran manfaat (kepuasan) bg seseorang karena

mengkonsumsi barang. Keseluruhan manfaat yang diperoleh konsumen karena mengkonsumsi

sejumlah barang disebut dengan Utilitas total (Total Utility) Utilitas marjinal (marginal utility)

adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah satu unit konsumsi barang tertentu.

c)      Pada teori Utilitas berlaku Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The law of

Diminishing marginal utility) yaitu bahwa awalnya sesorang konsumen mengkonsumsi satu unit

barang tertentu akan memperoleh atambahan Utilitas (manfaat) yang besar, akan tetapi tambahan

unit konsumsi barang tersebut akan memberikan tambahan Utilitas (manfaat yang semakin

Page 10: paper mikro.docx

menurun, dan bahkan dapat memberikan manfaat negatif. Dengan kata lain, Utilitas marjinal (MU)

mula-mula adalah besar, dan semakin menurun dengan meningkatnya unit barang yang

dikonsumsi.

d)     Pada teori Utilitas berlaku konsistensi preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat secara tuntas

(complete) menentukan rangking dan ordering pilihan (preference, choice) diantara berbagai paket

barang yang tersedia. Konsep ini disebut dengan Transitivity dan rasionalitas. Misalnya, jika A lebih

disuka dari B atau A>B, dan B lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka

dari C, atau A>C.

e)      Pada teori Utilitas diasumsikan bahwa konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna

berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka dianggap (diasumsikan) mengetahui persis

kualitas barang, kapasitas produksi teknologi yang digunakan dsb.

Teori Utilitas disebut dengan teori kardinal (pendekatan dengan menggunakan       nilai absolut)

karena unit kegunaan (unit Utilitas = util) dihitung dalam skala interval,      sehingga tingkat

kegunaan dapat dijumlahkan menjadi total Utilitas (TU), dan marginal          utility (MU) Secara

sederhana MU dapat diartikan atau diartikan perubahan total Utilitas       karena perubahan 1 unit

Q (barang yang dikonsumsi).

Teori kegunaan kardinal ini telah banyak digunakan para ekonom, mengingat         sangat sulit

untuk mewngukur Utilitas (kegunaan) dari konsumsi suatu paket barang   secara kardinal. Teori

Utilitas ini diperbaiki oleh Vilvredo Pareto (1906) yaitu dengan             skala kardinal menjadi

Ordinal Kurva Indiferens / Teori Utilitas Ordinal (The     Indifference Curve Approach).

Kurva indiferens adalah kurva yang menghubungkan titik-titik tempat kedudukan             paket

kombinasi konsumsi dua barang yang memberikan tingkat kepuasan (kegunaan)     yang sama

( dinilai dalam skala kerdinal ).

Indeferent curve mempunyai persyaratan :1. Konsistensi (prinsip Transitivity); jika Misalnya, jika A lebih disuka dari B atau A>B, dan B lebih

disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka dari C, atau A>C. berarti kurva indeferens tidak saling berpotongan. Titik E pada gambar (b) seolah-olah berpotongan, sebenarnya titik E ada pada salah satu Kurva indiferens . (semakin jauh Kurva indiferens terhadap titik origin maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen A > B > C.

2. Banyak lebih disuka dari pada sedikit (more is better) juga merupakan alasan rasional sehingga Kurva indiferens yang berada di sisi kanan lebih disuka. (Gambar (c)) titik 2 lebih disuka dari titik 1. titik 4 dan 5 bersifat indiferens terhadap titik 1.

3. Tidak harus paralel, karena perubahan Utilitas tidak harus proporsional, tetapi syarat (2) harus dapat dipakai.

4. Kurva indiferens menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward slopping) dan sembung terhadap titik orogin (convex to origin) Marginal Rate of substitution ( MRS ).

Jika konsumen ingin meningkatkan konsumsi salah 1 barang maka harus     mengurangi kuantitas

barang lain yang dikonsumsi. Dalam kasus ini apabila konsumen      akan menambah barang x

Page 11: paper mikro.docx

maka harus mengurangi konsumsi barang Y (trade off). Hal ini   yang disebut sebagai daya

substitusi marginal (Marginal Rate of substitution  ( MRS ).

 

MRS XY = –

U = F (X,Y)

du = (dU/dX). dX + (dU/dY). dY = 0

du = MUX . dX + MUY. dY =0

MUX .dX = -MUY . dy atau

(Bertanda negatif berarti miring dari kiri atas ke kanan bawah)

1. 5.      Contoh Kasus

1)       

Kelompok barang      Tongseng

(piring)

          Sate

(tusuk)

A

B

C

D

E

1

2

3

4

5

20

15

11

8

6

 

 

sate (tusuk)

 

Page 12: paper mikro.docx

 

30                                                                 u = 9

20                                                              u = 8

10                                                           u = 7

U = 6

1    2     3     4     5     6    7    8               tongseng (piring)

 

( gambar 1.1 )

 

 

 

2)      Pola konsumsi Rudi ( dalam rupiah )

HARGA BAJU

PERPOTONG

JUMLAH BAJU

DIKONSUMSI

UANG YANG

HARUS

DIKELUARKAN

TU/UNIT MU/UNIT

25.000 1 25.000 50.000 50.000

25.000 2 50.000 125.000 75.000

25.000 3 75.000 185.000 60.000

25.000 4 100.000 225.000 40.000

25.000 5 125.000 250.000 25.000

25.000 6 150.000 250.000 0

Page 13: paper mikro.docx

25.000 7 175.000 200.000 -50.00

25.000 8 200.000 100.000 -100.00

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TEORI PRODUKSI

EKONOMI MIKRO

 

1. B.     Teori produksi1. 1.      Pengertian teori produksi

Page 14: paper mikro.docx

Produksi adalah suatu kegiatan memproses input (faktor produksi) menjadi suatu output. Produsen

dalam melakukan kegiatan produksi, mempunyai landasan teknis, yang didalam teori ekonomi

disebut “fungsi produksi”

Q = f (K, L, R, T)

Fungsi Produksi adalah suatu  persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan

(fungsional) antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output

yang dihasilkan. Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

 

 

 

Q = jumlah output (hasil produksi)

            K = modal (kapital)

            L  = tenaga kerja  (labor)

            R  = kekayaan akan (raw material)

            T  = teknologi

Perlu diketahui bahwa teknologi tidak dianggap sebagai faktor produksi. Kemudian cara yang

termudah untuk mengetahui tekhnologi apa saja yang tersedia dan yang memungkinkan dipakai

oleh seorang produsen adalah membuat daftar tekhnologi yang fisibel untuk digunakan. Himpunan

dan kombinasi input yang dapat menghasilkan suatu tingkat output dan fisibel untuk dilaksanakan

yang disebut Himpunan Produksi ( production set ).

Kemudian Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:

Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn) ;

dimana :      

Y                         : Tingkat produksi (output) yang dihasilkan

Page 15: paper mikro.docx

X1, X2, X3, ……, Xn      : Berbagai faktor produksi (input) yang digunakan.

Fungsi ini masih bersifat umum, karena hanya mampu menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan

tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bisa memberikan

penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut.

Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam

bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:

a) Y = a + bX (fungsi linier)

b) Y = a + bX – cX2 (fungsi kuadratis)

c) Y = aX1 bX2 cX3 d (fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.

Dalam teori ekonomi, sifat fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut :

“The Law of Diminishing Returns” (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang). Hukum ini menyatakan

bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap maka

tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi

mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.1. 2.      Input dan Output

Input pada suatu proses produksi dapat terdiri dari tanah, tenga kerja, modal dan material. Jadi

input adalah barang atau jasa yang digunakan sebagai masukan pada suatu proses produksi.

Output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Output dari suatu

pabrik biasanya berwujud barang, namun output dari suatu cold storage adalah jasa.

Pada umumnya kita brfikir tentang output atau input dalam bentuk flow ( suatu aliran ). Misalkan

beberapa meter kain yang dihasilkan oleh pabrik mori tiap bulanya atau bebrapa mobil yang

dirakit olegh Astra pada tiap tahunya.

1. 3.   Jangka Waktu Produksi     

Jangka waktu dibedakan menjadi 2:

Jangka Pendek (short run). yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat disesuaikan, namun  input tetap tidak dapat diubah.

Jangka Panjang (long run) merupakan satu waktu dimana seluruh input variabel maupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah.

4.      Produksi Dengan Satu Input Variabel

Page 16: paper mikro.docx

Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat output yang

dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja (labor) yang digunakan untuk menghasilkan output

tersebut.

 

Dalam analisis produksi dengan satu input variabel diasumsikan bahwa     semua faktor produksi

selain tenaga kerja (L) dianggaptetap. Sehingga fungsi produksi dengan satu input variabel : Q =

f (L).Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel Tunduk pada “Law of Diminishing

Return” yang menyatakan : bila satu macam input (labor) penggunaannya terus ditambah

sebanyak satu unit, sedangkan input-input yang lain konstan, pada mulanya produksi total akan

semakin banyak pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi

tambahan tersebut semakin menurun dan akhirnya mencapai nilai negatif. Keadaan ini akan

menyebabkan produksi total semakin lambat pertambahannya, akhirnya ia mencapai tingkat

maksimum dan kemudian menurun.

Tabel 1. Dibawah ini menunjukan sistem produksi dengan satu input variabel dimana dimisalkan Y

input faktor produksi modal (kapital) dan X merupakan input faktor produksi variabel tenaga kerja.

Dalam Tabel 1. Dimisalkan perusahaan berproduksi dengan menggunakan sejumlah modal(Y)

tertentu misalnya Y = 2 (artinya Y konstan), dan input variabel tenaga kerja/labor X.

Tabel 1

Total Product, Average Product, dan Margina Product dari

Faktor Produksi X, jika Y = 2 (konstan)

Kuantitas

Input Labor

(X)

Total Product

Dari Input X

(Q)*

Marginal Product

Dari Input X

(MPx)

Average Product

Dari Input X

(APx)

1

2

3

15

31

48

15

16

17

15

15,5

16

Page 17: paper mikro.docx

4

5

6

7

8

9

10

59

68

72

73

72

70

67

11

9

4

1

-1

-2

-3

14,7

13,6

12,0

10,4

9

7,8

6,7

 

1)      Marginal Produck (MP) of labor (MPL) : extra output perunit change in labor used,   MP-

L = DTP/DL.

2)      Average Produck (AP) of labor (APL) = total product divede by the quantity of labor

used. APL = TP/L.

 

Hubungan antara Total Product (TP), Marginal Product (MP) dan Average Product (AP) dapat

digambarkan secara grafik seperti pada gambar 1 berikut ini :

Kurva Total Product dan Marginal Product

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: paper mikro.docx

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

( gambar 2.3 )

 

 

 

Fungsi produksi dengna satu input variabel (misal : tenaga kerja) tunduk pada hukum “the law of

deminishing return” yang menyatakan : Bila suatu macam input penggunaannya terus ditambah

sebanyak 1 unit, sedangkan input yang lain konstan, pada mulanya Total Product(TP) akan

semakin besar pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu “produksi

tambahan” semakin menurun hingga mencapai nol, dan ini menyebabkn total product semakin

lambat pertambahannya dan akhirnya ia (TP) mencapai tingkat maksimum. Bila penambahan input

terus dilanjutkan, maka MP-nya akan menjadi negatif dan TP-nya.

Page 19: paper mikro.docx

5.      Teori produksi (Dengan Dua Input Variabel)Dua faktor produksi yang dianggap variabel atau dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja (L)

dan modal (K). Dalam teori produksi diasumsikan juga, bahwa antara tenaga kerja dan modal

dapat dipertukarkan penggunaannya satu sama lain. Modal dapat menggantikan tenaga kerja oleh

tenaga kerja dapat menggantikan modal.

J ika upah tenaga kerja dan pembayaran per unit terhadap penggunaan modal diketahui, maka

bagaimana caranya perusahaan meminimumkan  biaya dalam usahanya untuk menghasilkan

output pada suatu tingkat tertentu dapat diketahui. Disamping itu, dengan sejumlah biaya tertentu

bagaimana caranya perusahaan memaksimalkan output juga dilaksanakan. Sedangkan alat

analisis yang digunakan untuk memenuhi maksud tersebut adalah dengan menggunakan “kurva

isokuan” dan “garis isokos”.

1. 6.      Produksi Dengan Dua Input Variabel Isokuan : suatu kurva yang menunjukan berbagai kombinasi input faktor tenaga kerja (L) dan

modal (K) yang dapat menghasilkan sejumlah output yang sama (tertentu).

Ciri-ciri isoquant :

*        Mempunyai kemiringan negatif

*        Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output

*        Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya

*        Isoquant cembung ke titik origin.

 

 

K

 

 

T

Page 20: paper mikro.docx

K1

 

K2

 

L1                    L2                         L

( Gambar 2.4 )

Gambar ni mengilustrasikan bahwa proses produksi sangat banyak sehingga kurva isoquant

kontinu, dan sebenarnya yang ingin dituju oleh setiap perusahaan adalah titik T, namun untuk

mencapai titik tersebut sangat sulit terlaksana dan tidak akan tercapai, karena tititk T

menggambarkan penggunaan input yang demikian banyak sehingga menciptakan output yang tak

terhingga.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

( Gambar 2.5 )

(Garis Batas Substitusi (Ridge Line of Substitution)

Page 21: paper mikro.docx

Apabila dicari semua kemungkinan penggunaan faktor produksi pada isokuan, maka bentuk

isokuan tidak akan asimtotis terhadap sumbu L (tenaga kerja) dan sumbu K (modal). Hal ini

karena kemampuan suatu faktor produksi untuk menggantikan faktor produksi yang lain, agar

tetap menghasilkan tingkat produksi yang sama adalah terbatas. Keterbatasan ini dikarenakan

produktivitas faktor-faktor produksi juga terbatas.

Ingat ! bahwa produk marginal (MP) akan sama dengan “nol” bila penggunaan faktor produksinya

terlampau besar, sedangkan faktor produksi lain yang mendukungnya tidak berubah atau terlalu

sedikit. Apabila titik ini dicapai, maka MRTS.LK=0, selewatnya dari titik ini pada “isokuan” tidak

mungkin terjadi “substitusi”.

Apabila titik ini ditemukan pada semua isokuan atau isokuan map dalam ruang faktor produksi

atau relevant range (yaitu daerah yang memungkinkan bagi produsen untuk berproduksi dengan

kombinasi dua input dibeberapa tingkat isokuan) dan kemudian dihubungkna satu dengan yang

lain, maka akan diperoleh “garis batas substitusi” (ridge line of substitution). Isokos (Isocost)

Isokos : menunjukan berbagai kombinasi (gabungan) input faktor tenaga kerja (L) dan input modal

(K) yang dapat dibeli dengan sejumlah anggaran (pengeluaran) tertentu.

Sehingga persamaan garis isokos : C = wL + rK

Dimana :

C = total cost untuk memperoleh sejumlah K dan L tertentu.

L = jumlah input tenaga kerja (unit)

w = tingkat upah (wage) per unit tenaga kerja

r  = biaya penggunaan modal per unit.

Slope isokos : – w/r

 

K

 

 

Page 22: paper mikro.docx

K1

K2

 

 

L1             L2                                            L

( Gambar 2.6 )

Gambar di atas menjelaskan bahawa semakin dekat titik origin, berarti semakin kecil

opoengeluaran yang harus dikeluarkan oleh produsen dan sebaliknya, semakin jauh dari titik origin

semakin semakin besar pengeluaran produsen.

1. 7.         Tahap tahap produksi

Pada hakekatnya the law of dimishing return menyatakan bahwa hubungan antara tingkat produksi

dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan menjadi 3 tahap :

Tahap Pertama : Produksi Total (Total Product) mengalami pertambahan yang semakin cepat. Tahap ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP (produksi rata-rata) maksimum, dan pada titik ini AP=MP (marginal product).

Tahap Kedua : Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama   semakin kecil.

Tahap II ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP=0, atau TP maksimum.

Tahap Ketiga : Produksi total (total product) semakin lama semakin menurun.

Tahap III ini meliputi daerah dimana MP negatif.

ü  Inflection point (titik belok) : yaitu titik dimana slope (lereng kurva total product (TP) mulai

berubahan.

ü  Faktor produksi tetap (fixed input) : yaitu input faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat

dirubah dengan segera mengikuti perubahan output. Contoh : Gedung, mesin, managerial, dll.

ü  Faktor produksi variabel (variabel input) : yaitu input yang dapat mengikuti perubahan

jumlah output yang dihasilkan.

ü  Keseimbangan produsen

Page 23: paper mikro.docx

Keseimbangna produsen akan digambarkan dengan persinggungan antara isoqost dan isoquant.

Persinggungan antara isocost dan isoquant ini akan menggambarkan pilihan produsen (producer

choice), disebut juga Least Cost Combination (LCC), yang menunjukkkan kombinasi input terbaik.

Pada titik singgung ini, slope isocost sama dengan slope dari isoquant, berarti :

MPl = PL

MPk = Pk

Apabila input produksi anya tenga kerja (L) dan modal (K) maka PL / PK dapat diganti dengan w / r

karena harga tenaga kerja (PL) adlah tingakt upah (w), sedangkan harga dari modal (PK) adalah

balas jasa atas modal, yakni tingkat bunga (r). Dengan demikian, persamaan menjadi :

K

 

 

Least Cost Combination (LCC)

 

 

                                                          Isocost

Isocost

( Gambar 2.7 )                                                 L

MPl = w                      Atau MRTS = w

MPk     r                                              r

Keseimbangan produsen yang menggambarkan kombinasi input terbaik tersebut dapat

diyunjukkan dengan gambar berikut :

K

Page 24: paper mikro.docx

 

 

Isocost

 

 

 

L

( Gambar 2.8 )

Keseimbangan produsen ini bisa saja mengahsilkan hanya satu input yang dipergunakan  ( corner

solution ).  Pasar dari fakotr kedua adalah sedemikian rupa jauh dibawa input pertama sehingga

produsen memutuskan hanya menggunakan input K.

1. 8.      Contoh kasus

1)      Misalnya dalam suatu proses produksi menggunakan dua macam input variabel yaitu modal

(K) dan tenaga kerja (L). Harga input K adalah Rp. 100 dan harga input L adalah Rp. 200. Anggaran

yang tersedia untuk membeli input K dan input L untuk suatu proses produksi adalah Rp. 1.000.

Buatlah persamaan dan kurva isocost produsen tersebut pada satu proses produksi.

Persamaan garis anggaran konsumen adalah:

PKK + PLL = C

PK = Rp. 100 ; PL = Rp. 200 ; C = Rp. 1.000

100K + 200L = 1.000

Skedul anggaran konsumen dengan garis anggaran 100K + 200L = 1.000 adalah

Kombinasi K L Gabungan

A

B

0

2

5

4

1.000

1.000

Page 25: paper mikro.docx

C

D

E

F

4

6

8

10

3

2

1

0

1.000

1.000

1.000

1.000

Kurva isocost produsen untuk membeli input K dan input L adalah:

 

k

10     F

 

8                      E          kurva isoqost

 

6                                  D

 

4                                                C

 

2                                                             B

A

0                      1          2          3          4          5          L

( Gambar 2.9 )

2)      Misalnya Px = Rp 500.000,00 dan Py = Rp 250.000,-. Untuk sejumlah

Pengeluaran tertentu, misalnya El = 4 unit (Rp 1.000.000/Rp 250.000 = 4) dan tidak ada X yang

dibeli atau membeli X sebanyak 2 unit (Rp1.000.000/ Rp500.000 = 2) tetapi tidak ada Y yang

dibeli. Kedua kuantitas ini menunjukkan kurva Isokos terhadap sumbu X dan Y, dan garis lurus

Page 26: paper mikro.docx

yang menghubungkan kedua kuantitas itu merupakan tempat kedudukan dari semua kombinasi X

dan Y yang bisa dibeli dengan pengeluaran sebesar Rp1.000.000,00. Gambar kurva

 

Input Y

 

 

12

E1 = 1.000.000

8                                E2 = 2.000.000

E3 = 3.000.000

4

 

 

0              2          4          6          Input x

( Gambar kurva 2.10 )

Persamaan untuk sebuah kurva isokos hanya merupakan suatu pernyataan

dari berbagai kombinasi input yang bisa dibeli dengan tingkat pengeluaran tertentu. Misalnya

berbagai kombinasi X dan Y yang bisa dibeli dengan

sejumlah pengeluaran E, ditunjukkan oleh hubungan berikut:

E = PX.X + PY.Y

Gabungan Tenag Kerja Modal

Page 27: paper mikro.docx

A 1 6

B 2 3

C 3 2

D 6 1

3)     

Tabel Tenaga Kerja dan Modal Untuk Menghasilkan 1.000 unit Produksi

 

 

 

 

 

Modal ( unit )

8

 

 

6

 

4                                                                      d = 4000 unit

C = 3000 unit

Page 28: paper mikro.docx

2                                                                      b = 2000 unit

a = 1000 unit

2               4              6              8

Tenaga kerja (unit)

( Gambar 2.11 )

 

 

 

 

 

 

 

 

TEORI BIAYA

EKONOMI MIKRO PENGANTAR

 

 

1. C.    Teori Biaya1. 1.   Pengertian Teori Biaya

Pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah biaya kesempatan.Konsep ini dipakai analisis teori

biaya produksi. Umumnya, biaya berkaitan dengan tingkat harga suatu barang yang harus dibayar.

Jika kita membeli sebuah produk secara tunai dan kemudian segera menggunakan produk

Page 29: paper mikro.docx

tersebut, maka tidak akan ada masalah yang timbul dalam pendefinisian dan pengukuran biaya

produk tersebut.

Biaya yang akan digunakan untuk suatu penggunaan tertentu disebut biaya relevan( relevan

cost ). Pada saat perhitungan biaya yang akan digunakan untuk mengisi formulir pajak pendapatan

sebuah perusahaan, para akuntan diperlukan untuk membuat perincian jumlah rupiah yang aktual

yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja, bahan baku, dan peralatan modal yang

digunakan dalam produksi. Paling tidak ada tiga konsep penting tentang biaya yang dapat kita

bedakan, yaitu :

v  Biaya Alternatif (Opportunity cost )

Biaya ini disebut juga Biaya sosial. Ongkos ini relatif paling penting bagi seorang ekonom, karena

timbulnya biaya ini berkaitan dengan adanya kelangkaan sumberdaya.

v  Biaya Akuntansi ( Acounting cost )

Biaya akuntansi adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh pengusaha. Seperti depresiasi,

ongkos historis dan lain-lain ongkos yang pada umumnya masuk dalam perhitungan pembukaan

sebuah persuhaan.

v  Biaya Ekonomi

Adalah suatu biaya yang menunjukkan berapa bbiaya yang harus dikeluarkan agar sumber daya

dapat digunakan pada suatu proses produksi. Ini berarti menunjukkan jumlah penghasilan yang

diterimaoleh sunber daya tersebut bagi penggunaan yang paling menguntungkan.

 

 

HubunganBiayaProduksidenganHasilProduksi

n  Biaya = f (Q)         dimana Q = Output

n  Output = f(X)       dimana X = Input

n  FungsiBiayaProduksi, hubungan input dan output (besarnya biaya produksi dipengaruhi jumlah

output, besarnyabiaya output tergantungpadabiayaatas input yang digunakan).

 

Page 30: paper mikro.docx

 

n  Perilakubiayaproduksi , dipengaruhi;

1. Karakteristikfungsiproduksi2. Harga input yang digunakandalam proses produksi.3. 2.      Macam-macam Biaya Biaya total jangka pendek

Adalah jumlah dari ongkos tetap dan ongkos variabel. Yang dapat di tulis sebagai berikut :

TC = FC + VC

                  Dimana: TC = Total cost

                          FC = Fixed cost

   VC = Variable cost

 

Ongkos Total jangka pendek terdiri atas :

–          Biaya tetap           : Untuk membayar input tetap

–          Biaya variable      : Untuk membayar input variable

 

( Gambar 2.1 )

Besarnya fixed cost karena tetap, maka merupakan fungsi linear yang sejajar dengan garis

horisontal. Sedangkan fungsi variabel cost diawali dari titik nol karena pada waktu output nol maka

besarnya variabel cost nol. Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan

produksi di bagi mejadi 2 yaitu:

a)      Dalam hubungannya dengan tujuan biaya

–          Biaya langsung ( direct cost )

Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu

proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan

tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya

overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu

Page 31: paper mikro.docx

–           Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada

suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning

pada suatufasilitas.

b)       Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

–          Biaya Total (Total Cost) / TC

Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang

terdiri dari

–          Baya tetap dan biaya variabel.Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

TC = FC + VC

–           Biaya Variabel (Variabel Cost) / VC

Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan volume output operasi

perusahaan. Sebagai contoh adalah biaya pulsa telepon bulanan, biaya pengeluaran untuk upah

dan bahan baku.

Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu:

VC = TC – FC

–          Biaya Tetap (Fixed Cost) / FC

Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Sebagai contoh

adalah biaya peneliharaan pabrik dan asuransi, biaya abonemen telepon bulanan. Biaya tetap

dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total.

Penurunan rumus tersebut, adalah:

FC = TC – VC

–          Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost) / ATC

Biaya total rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah

barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh perusahaan. Biaya total rata-rata dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:

ATC = AFC + AVC

Page 32: paper mikro.docx

–          Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost) / AVC

Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk memproduksi

sejumlah baran (Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung

dengan menggunakan

rumus sebagai berikut, yaitu:

AVC = ATC-AFC

–          Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost) / AFC

Biaya tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya tetap (FC) untuk memproduksi sejumlah

barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya tetap rata-rata dapat dihitung

rumus yaitu :

AFC = ATC-AVC

c)      Dalam hubungannya dengan keputusan-keputusan manajemen

–          Biaya Marginal (Marginal Cost) / MC

Biaya marginal dapat juga dikatakan sebagai biaya pertambahan (incremental cost). Biaya

marginal merupakan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi

sebanyak satu unit keluaran tambahan. Biaya marginal dapat dihitung dengan rumus:

MC = DTC/ DQ

Biaya total jangka panjang

Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang akan

digunakan oleh perusahaan. Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi

dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh

perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan.

Dalam jangka panjang,karena semua faktor produksi adalah variabel artinya biaya produksi dapat

disesuaikan dengan tingkatproduksi.Dalam jangka panjang,perusahaan akan lebih mudah

meningkatkan produktivitas dibanding dalam jangka pendek.Itusebabnya ada perusahaan yang

mampu menekan biaya produksi.Sehingga setiap tahun biaya produksi per unit

makin rendah.Polapergerakan biaya rata – rata ini berkaitan dengan karakter

fungsi produksi jangka panjang.

Page 33: paper mikro.docx

Faktor-faktor produksi tersebut adalah: faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas

angkutan, dan faktor tenaga kerja. Karena hal itulah biaya yang relevan dalam jangka panjang

adalah biaya total,biaya variabel,biaya rata-rata,dan biaya marginal.

–          Biaya total (jangka panjang)

adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya

bersifat variabel.Biaya total sama dengan perubahan biaya variabel.di tulis  rumus:

LTC = LVC

Di mana   :  LTC = Biaya total Jangka Panjang (Long Run Total Cost)

LVC = Biaya Variabel Jangka Panjang (Long Run Variable Cost)

–          Biaya Marjinal

Adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya total

adalah sama dengan perubahan biayavariabel.Maka rumusnya adalah

LMC =∆LTC / ∆Q

–          Di mana : LMC = Biaya Marjinal Jangka Panjang (Long Run Marginal Cost)

∆LTC = Perubahan Biaya Total Jangka Panjang

∆Q    = Perubahan Output

–          Biaya Rata – Rata

Adalah Biaya total di bagi jumlah output.Di tunjukkan rumus

LAC = LTC / Q

Dimana : LAC = Biaya Rata – Rata Jangka Panjang (Long Run Average Cost)

Q    = Jumlah output

 

Perilaku Biaya Jangka Panjang

Long-run average cost (LAC), menunjukkan biaya rata-rata terendah dari kombinasi input yang

digunakan untuk menghasilkan setiap tingkat output tertentu (least cost combination).

 

 

 

Page 34: paper mikro.docx

 

Q

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Biaya Implisit

Biaya implisit adalah biaya kesempatan,antara lain biaya tenaga kerja,biaya barang modal dan

biaya kewirausahaan. Biaya Implisit  berkenaan dengan setiap  keputusan yang diambil dan jauh

lebih sulit untuk dihitung. Biaya-biaya implisit ini tidak memasukkan pengeluaran-pengeluaran

tunai dan oleh karena itu sering kali diabaikan dalam analisis pembuatan keputusan. Sama halnya

dengan petani tersebut jika ia bekerja untuk orang lain sebagai pengganti dari pengolahan usaha

taninya sendiri secara keseluruhan.

Biaya Eksplisit

Page 35: paper mikro.docx

Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat,terutama melalui laporan

keuangan. Contoh biaya eksplisit adalah biaya listrik,telepon dan air,pembayaran gaji  buruh dan

gaji karyawan

1. 3.      Penerimaan

Penerimaanadalahpenerimaanprodusendarihasilpenjualanoutputnya.Terdapattigakonseppentingte

ntang revenue yang perlu diperhatikan untuk analisis perilakup rodusen.

(1) Total Revenue (TR), yaitu total penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Jadi, TR =

Pq Q, dimanaPq = harga output per unit; Q = jumlah output.

(2) Average Revenue (AR), yaitu penerimaan produsen per unit output yang dijual.

(3)Marginal Revenue (MR), kenaikan TR yang disebabkan oleh tambahan penjualan satu unit

output.

1. Hubungan Biaya, penerimaan, dan laba Perencanaan produksi :

1)      Produk

2)      Input

3)      Tekhnologi

Keuntungan produsen atau perusahaan, selisih penerimaan terhadap pengeluaran (biaya)

Laba = TR – TC

TR = P x Q      TC = TFC + TVC

TFC = f (a)      a = konstanta

TVC = f (Q)  maka fungsi biaya TC = a + bQ

Kurva Hubungan Biaya, penerimaan, dan laba

= Rugi

( Gambar 2. 3 )                                                            = Laba

 

 

 

Page 36: paper mikro.docx

 

1. 5.      Contoh Kasus

Hamburger per jam Pekerja pemangang Biaya toal

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

$ 2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

20,00

1)       

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 37: paper mikro.docx

 

Dalam contoh ini. Kemiringan kuva biaya total ini adalah $0,20

 

Biaya total

     $ 16                                                   biaya total

 

        16  

        12

          8

          4       

 

            0               20               40      60      80        hamburger per jam

                           [a] biaya total

( Gambar 5. 4 )

 

 

 

 

                   biaya rata-rata

                     dan marginal

 

 

Page 38: paper mikro.docx

 

 

 

$0,20                                          biaya rata-rata dan marginal

                             0      20     40     60     80

[b] biaya rata-rata dan marginal

                                                       ( Gambar 5.5 )

 

 

 

TEORI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

EKONOMI MIKRO PENGANTAR

 

 

1. D.    Teori Pasar Persaingan Sempurna1. 1.    Pengertian teori pasar persaingan sempurna

Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai suatu struktur pasar atau industri dimana

terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat

mempengaruhi keadaan di pasar.

1. 2.    Ciri-ciri pasar persaingan sempurna

1)   Perusahaan adalah pengambil harga

Pengambil harga atau price taker berarti suatu perusahan yang ada di dalam pasar tidak dapat

menentukan atau mengubah harga pasar. Apa pun tindakan perusahaan dalam pasar, ia tidak

akan menimbulkan perubahan ke atas harga pasar yang berlaku. Harga barang di pasar ditentukan

oleh interaksi diantara keseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli. Seorang produsen terlalu

Page 39: paper mikro.docx

kecil peranannya didalam pasar sehingga tidak dapat mempengaruhi penentuan harga atau

tingkat produksi dipasar. Peranannya sangat kecil tersebut disebabkan karena jumlah produksi

yang diciptakan produsen merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan jumlah barang yang

dihasilkan dan diperjual-belikan.

2)   Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk

Sekiranya perusahaan mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan industri tersebut, langkah ini

dapat dengan mudah dilakukan. Sebaliknya apabila ada produsen yang ingin melakukan kegiatan

di industri tersebut, produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan kegiatan yang

diinginkannya tersebut. Sama sekali tidak terdapat hambatan-hambatan, baik secara legal maupun

dalam bentuk lain secara keuangan atau secara kemampuan teknologi, misalnya kepada

perusahaan-perusahaan untuk memasuki atau meninggalkan bidang usaha tersebut.

3)   Menghasilkan barang serupa

Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-bedakan. Barang yang

dihasilkan sangat sama atau serupa. Tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara barang yang

dihasilkan suatu perusahaan lainnya. Barang seperti itu dinamakan dengan istilah barang identical

atau homogenous. Karena barang-barang tersebut adalah sangat serupa para pembeli tidak dapat

membedakan yang mana dihasilkan produsen A atau B atau produsen yang lainnya. Barang yang

dihasilkan seorang produsen merupakan pengganti sempurna kepda barang yang dihasilkan oleh

produsen-produsen lain. Sebagai akibat dari efek ini, tidak ada gunanya kepada perusahaan-

perusahaan untuk melakukan persaingan yang berbentuk persaingan bukan harga atau nonprice

competition atau persaingan dengan misalnya melakukan iklan dan promosi penjualan. Cara ini

tidak efektif untuk menaikkan penjualan karena pembeli mengetahui bahwa barang-barang yang

dihasilkan berbagai produsen dalam industri tersebut tidak ada bedanya sama sekali.

4)      Terdapat banyak perusahaan di pasar

Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk mengubah harga.

Sifat ini meliputi dua aspek, yaitu jumlah perusahaan sangat banyak dan masing-masing

perusahaan adalah relative kecil kalau dibandingkan dengan keseluruhan jumlah perusahaan di

dalam pasar. Sebagai akibatnya produksi setiap perusahaan adalah sangat sedikit kalau

dibandingkan dengan jumlah produksi dalam industri tersebut,. Sifat ini menyebabkan apa pun

yang dilakukan perusahaan, seperti menaikkan atau menurunkan harga dan menaikkan atau

menurunkan produksi, sedikit pun ia tidak mempengaruhi harga yang berlaku dalam pasar/industri

tersebut.

Page 40: paper mikro.docx

5)      Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar

Dalam pasar persaingan sempurna juga dimisalkan bahwa jumlah pembeli adalah sangat banyak.

Namun demikian dimisalkan pula bahwa masing-masing pembeli tersebut mempunyai

pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan dipasar, yaitu mereka mengetahui tingkat harga

yang berlaku dan perubahan-perubahan ke atas harga tersebut. Akibatnya para produsen tidak

dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.

1. 3.    Macam struktur pasar

Jenis Struktur

pasar

Jumlah

produsen

Bentuk produk

Yang dihasilkan

Hambatan untuk

masuk dalam industri

1. Persaingan sempurna (pure competition)

1. Persaingan monopoli(monopolistic competition)

1. Oligopoly

(oligopoly)

1. Monopoli murni

(pure monopoly)

Banyak(seorang produsen tidak dapat mempengaruhi pasar)

Banyak(dalam batas

tertentu dapat

mempengaruhi pasar).

Sedikit(kegiatannya

saling

mmempengaruhi)

Satu(dapat

mempengaruhi pasar)

Semua produsen menghasilkan produk yang identik (misalnya: beras)

Setiap produsen

menghasilkan produk

yang dapat di

bedakan (misalnya:

sabun mandi)

Setiap produsen

menghasilkan produk

yang dapat dibedakan

Produknya

unik(misalnya barang

pelayanan

umum/public utilities,

seperti telepon.

Tidak ada

Kalau toh adanya

kecil

Cukup besas

Besar sekali

 

Page 41: paper mikro.docx

 

Dalam kenyataannya struktur pasar yang mempunyai ciri-ciri di atas sulit di jumpai. Mungkin salah

satu contoh yang mendekati ciri-ciri tersebut adalah pasar surat berharga (bursa efek). Terdapat

banyak penjual dan pembeli obligasi perusahaan tertentu(bapindo,misalnya: obligasinya

identic,setiap orang dapat mudah masuk bursa, dan informasi dengan mudah dapat

diperoleh(misalnya melaluisurat kabar).

Meskipun dalam kenyataannya sulit di jumpai, namun analisis struktur pasar persaingan murni

dapat memberikan gambaran bagaimana mekanisme pasar dapat bekerja secara sempurna

sehingga dapat di capai efesiensi yang tinggi.

1. 4.         Sifat-sifat pasar persaingan  Jumlah penjual dan pembeli banyak  Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain  Penjual bersifat pengambil harga (price taker)  Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)  Posisi tawar konsumen kuat  Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata  Sensitif terhadap perubahan harga  Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar.

Pengaplikasiannya :

Produsen secara individual tidak dapat mempengaruhi harga Harga ditentukan oleh pasar Produsen sebagai price maker Kurva sejajar sumbu horizontal

Dalam pasar persaingan sempurna, keputusan mengenai jumlah output perusahaan secara

individual tidak bisa mempengaruhi tingkat harga, dan untuk keputusan mengenai penentuan

harga, kurva permintaan menggambarkan secara horizontal, oleh karena itu harga dianggap

konstan, berapapun output yang dihasilkan. Dengan demikian maka laba total akan didapat pada

saat: MR = P = MC sepanjang P > AVC.

 

 

1. 5.       Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna · Beberapa karakteristik agar sebuh pasar dapat dikatakan persaingan sempurna:

o Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen (homogeneous product)o Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan / informasi sempurna (perfect knowledge)o Output sebuah perusahaan relative kecil dibanding output pasar (small relatively output)o Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (price taker)o Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)

 

Kurva permintaan pasar dan Kurva permintaan individual

Page 42: paper mikro.docx

 

( Gambar  6.2 )

Kurva biaya produksi perusahaan Perilaku biaya produksi pada pasar persaingan sempurna Biaya Produksi perusahaan bersifat menaik (increasing) dan menurun (decreasing)

 

 

( Gambar  6.3 )

 

· Pendapatan perusahaan labao Produk yang terjual merupakan pendapatan bagi perusahaan.o Laba perusahaan adalah selisih pendapatan terhadap biaya produksi (π = TR – TC), TR >

TC “Laba”, TR < TC “Rugi” dan TR = TC “break-even”.o Konsep Laba yang lain adalah Normal Profit dan Economic Profit.o Normal Profit adalah keuntungan yang diharapkan (expected rate of return) dari investasi.o Economic Profit adalah besarnya keuntungan yang melebihi Normal Profit.o Tingkat pengembalian normal (normal rate of return), total biaya produksi sudah

terkandung keuntungan sebesar keuntungan normal.o Kondisi Laba atau Rugi bagi perusahaan, (a) menentukan jumlah output yang dihasilkan,

(b) perbandingan harga (P) dengan biaya rata-rata (AC).o Keuntungan Maksimum atau Kerugian Minimum (P = MC).jika P > AC “laba maksimum”,

sedangkan P = AC “break-even” dan P < AC “laba minimum”.

 

 

 

· Perusahaan memperoleh laba maksimum, Kurvanya:

 

( Gambar 6.4 )

 

Kondisi Perusahaan Break-Even Point, Kurvanya:

( Gambar Kurva 6.5 )

Kondisi perusahaan rugi minimum, Kurvanya:

 

( Gambar 6.6 )

Page 43: paper mikro.docx

 

Kondisi Perusahaan Shut-Down Point, Kurvanya:

 

( Gambar 6.6 )

 

 

 

 

 

Kurva Penawaran Individu Perusahaan, Kurvanya:

 

( Gambar 6.7 )

1. 6.        Permintaan dan Penawaran Dalam Pasar Persaingan Sempurna

Permintaan Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapa pun yang

dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah.

Penerimaan Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penarimaan rata – rata (AR) sama dengan kurva

penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P) Kurva penerimaaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak

mulai dari titik (0,0).1. 7.        Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna

Kekuatan Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksima(kemakmuran

maksimal). Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi (produk yang homogen)

Kelemahan Kelemahan Dalam Hal Konsumsi Kelemahan Dalam Pengembangan Teknologi Konflik Efisiensi – Keadilan

 

1. 8.        Kebaikan dan keburukan pasar persaingan sempurna

Pasar persaingan sempurna memiliki bebarapa kebaikan dibandingkan pasar-pasar yang lainnya

antara lain :

1)   Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi

Page 44: paper mikro.docx

Sebelum menerangkan kebaikan dari pasar persaingan sempurna ditinjau dari sudut efisiensi,

terlebih dahulu akan diterangkan dua konsep efisiensi yaitu:

a. Efisiensi produktif

Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi dua syarat. Yang           pertama, untuk setiap

tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimum. Untuk menghasilkan suatu

tingkat produksi berbagai corak gabungan     faktor-faktor produksi dapat digunakan. Gabungan

yang paling efisien adalah gabungan yang mengeluarkan biaya yang paling sedikit. Syarat ini

harus dipenuhi pada setiap tingkat produksi. Syarat yang kedua, industri secara keseluruhan harus

memproduksi barang pada biaya rata-rata yang paling rendah, yaitu pada waktu          kurva AC

mencapai titik yang paling rendah. Apabila suatu industri mencapai          keadaan tersebut maka

tingkat produksinya dikatakan mencapai tingkat efisiensi           produksi yang optimal, dan biaya

produksi yang paling minimal.

b. Efisiensi Alokatif

Untuk melihat apakah efisiesi alokatif dicapai atau tidak, perlulah dilihat    apakah alokasi sumber-

sumber daya keberbagi kegiatan ekonomi/produksi telah      dicapai tingkat yang maksimum atau

belum. Alokasi sumber-sumber daya mencapai efisiensi yang maksimum apabila dipenuhi syarat

berikut : harga setiap     barang sama dengan biaya marjinal untuk memproduksi barang tersebut.

Berarti     untuk setiap kegiatan ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai

keadaan dimana harga=biaya marjinal. Dengan cara ini produksi berbagai macam   barang dalam

perekonomian akan memaksimumkan kesejahteraan masyarakat.

 

 

 

1. 9.        Efisiensi dalam persaingan sempurna

Didalam persaingan sempurna, kedua jenis efisiensi ynag dijelaskan diatas akan           selalu

wujud. Telah dijelaskan bahwa didalam jangka panjang perusahaan dalam      persaingan

sempurna akan mendapat untung normal, dan untung normal ini akan dicapai         apabila biaya

produksi adalah yang paling minimum. Dengan demikian, sesuai dengan   arti efisiensi produktif

yang telah dijelaskan dalam jangka panjang efisiensi produktif       selalu dicapai oleh perushaan

dalam persaingan sempurna.

Page 45: paper mikro.docx

Telah juga dijelaskan bahwa dalam persaingan sempurna harga = hasil penjualan           marjinal.

Dan didalam memaksimumkan keuntungan syaratnya adalah hasil penjualan            marjinal =

biaya marjinal. Dengan demikian didalam jangka panjang keadaan ini berlaku:   harga = hasil

penjualan marjinal = biaya marjinal. Kesamaan ini membuktikan bahwa          pasar persaingan

sempurna juga mencapai efisiensi alokatif. Dari kenyataan bahwa efisiensi produktif dan efisiensi

alokatif dicapai didalam pasar persaingan sempurna.

1. 10.    Kebebasan bertindak dan memilih

Persaingan sempurna menghindari wujudnya konsentrasi kekuasaan di segolonan   kecil

masyarakat. Pada umumnya orang berkeyakinan bahwa konsentrasi semacam itu      akan

membatasi kebebasan seseorang dalam melakukan kegiatannya dan memilih         pekerjaan yang

disukainya. Juga kebebasaannya untuk memilih barang yang           dikonsumsikannya menjadi

lebih terbatas.

Didalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam             menentukan

harga, jumlah produksi dan jenis barang yang diproduksikan. Begitu pula        dalam menentukan

bagaimana faktor-faktor produksi digunakan dalam masyarakat,     efisiensilah yang menjadi factor

yang menentukan pengalokasinya. Tidak seorang pun          mempunyai kekuasan untuk

menentukan corak pengalokasiannya. Selanjutnya dengan           adanya kebebasaan untuk

memproduksikan berbagai jenis barang maka masyarakat dapat         mempunyai pilihan yang

lebih banyak terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang   diperlukan untuk memenuhi

kebutuhannya. Dan masyarakat mempunyai kebebasan yang             penuh keatas corak pilihan

yang akan dibuatnya dalam menggunakan factor-faktor          produksi yang mereka miliki.

Disamping memiliki kebaikan-kebaikan, pasar persaingan sempurna juga memiliki keburukan-

keburukan antara lain :

1. Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi

Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah oleh perusahaan lain.

Sebagai akibatnya suatu perusahaan tidak dapat meemperoleh keuntungan yang kekal dari

mengembangkan teknologi dan teknik memproduksi yang baru tersebut. Oleh sebab itulah

keuntungan dalam jangka panjang hanyalah berupa keuntungan normal, Karena walaupun pada

mulanya suatu perusahaan dapat menaikkan efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaan-

perusahaan lain dalam waktu singkat juga dapat berbuat demikian. Ketidakkekalan keuntungan

dari mengembangkan teknologi ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tidak terdorong untuk

melakukan perkembangan teknologi dan inovasi.

Disamping oleh alasan yang disebutkan diatas, segolongan ahli ekonomi juga berpendapat

kemajuan teknologi adalah terbatas dipasar persaingan sempurna karena perusahaan-perusahan

Page 46: paper mikro.docx

yang kecil ukurannya tidak akan mampu untuk membuat penyelidikan untuk mengembangkan

teknologi yang lebih baik. Penyelidikan seperti itu sering kali sangat mahal biayanya dan tidak

dapat dipikul oleh perusahaan yang kecil ukurannya.

1. Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial

Didalam menilai efisiensi perusahaan yang diperhatikan adalah cara perusahaan itu menggunakan

sumber-sumber daya. Ditinjau dari sudut pandangnan perusahaan, penggunaannya mungkimn

sangat efisien. Akan tetapi, ditinjau dari sudut kepentingan masyarakat, adakalanya merugikan.

1. Membatasi pilihan konsumen

Karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahan adalah 100 persen sama, konsumen

mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang akan dikonsumsinya.

1. Biaya dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih tinggi

Didalam mengatakan biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna adalah paling

minimum,tersirat (yang tidak dinyatakan)pemisalan bahwa biaya produksi tidak berbeda.

Pemisalan ini tidak selalu benar. Perusahaan-perusahaan dalam bentuk pasar lainnya mungkin

dapat mengurangi biaya produksi sebagai akibat menikmati skala ekonomi,perkembangan

teknologi dan inovasi.

1.  Distribusi pendapatan tidak selalu rata

Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola permintaan tertentu dalam

masyarakat. Pola permintaan tersebut akan menentukan bentuk pengalokasian sumber-sumber

daya. Ini berarti distribusi pendapatan menentukan bagaimana bentuk dari penggunaan sumber-

sumber daya yang efisien. Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan sumber-

sumber daya (yang dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan

golongan kaya.

1. 11.     Contoh Kasus

1)   Sebuah perusahaan jam beroperasi dalam pasar persaingan sempurna. Biaya produksi

dinyatakan sebagai C = 100 + Q2, dimana C adalah biaya. Biaya tetap (FC)

Adalah 100. jika harga jual jam per unit adalah 60:

Berapa jumlah jam yang harus diproduksi untuk mencapai laba maksimal?

Berapa besar laba maksimal?

Jawab

Dalam pasar persaingan sempurna, produsen adalah penerima harga (price    

Page 47: paper mikro.docx

       taker)

Karena itu fungsi penerimaan total TR = P x Q = 60Q

TR

MR =  ——–   =  60

Q

Jika  C = 100 + 2Q maka biaya marjinal (MC) adalah    TC      atau

——–

Q

MC = 2Q

                                                                 30

maks = Q (P- AC) = 30(60 – 33 1/3)    =  800

1. Soal:

Di dalam sebuah pasar output berstuktur persaingan sempurna, jumlah perusahaan adalah 1.000.

Dalam jangka pendek setiap perusahaan memiliki kurva penawaran Qs = -200 + 50P, dimana Qs

adalah output tiap perusahaan; P adalah harga. Permintaan pasar:

Q = 160.000 – 10.000P

a)    Hitung harga keseimbangan pasar jangka pendek

b)    Gambarkan kurva permintaan yang dihadapi perusahaan dan tingkat

keseimbangan.

c)     Jelaskan bila ada perusahaan yang memutuskan untuk memproduksi

lebih sedikit atau lebih banyak dari output tingkat keseimbangan.

Jawab

a)  Penawaran Total : Qs   =   (-200 + 50P) x 1.000

=    -200.000 + 50.000P

Page 48: paper mikro.docx

Keseimbangan pasar

Qs  =  Qd

-200.000 + 50.000P  =  160.000 – 10.000P

60.000P  = 360.000

P  =  6

Q = 160.000 – 10.000P

= 160.000 – 10.000(6) = 100.000 unit

Harga keseimbangan pasar adalah 6/ unit, dengan total output 100.000 unit

Karena jumlah perusahaan 1.000 maka setiap perusahaan mencapai keseimbangan bila

memproduksi 100 unit (100.000/1.000 unit). Juga karena perusahaan beroperasi dalam pasar

persaingan sempurna, maka:

1)  Perusahaan berposisi sebagai penerima harga, dimana D = AR = MR = P = 6

2)  Kurva biaya marjinal perusahaan adalah kurva penawaran perusahaan.

Qs  =  -200 + 50P, atau  P = 4 + 1/50 Qs

MC = 4 + 1/50 Qs

Perusahaan mencapai keseimbangan bila,

Qs = -200 + 50P

= -200 + 50(6)

= 100 unit

c)    Bila salah satu perusahaan memutuskan untuk tidak berproduksi

(Qs = 0)

MC = 4 + 1/50 Qs

= 4

Page 49: paper mikro.docx

MC < P perusahaan tidak memperoleh laba maksimum sebab jika output ditambah akan

meningkatkan laba.

Bila salah satu perusahaan memutuskan memproduksi lebih banyak dari tingkat keseimbangan (Qs

> 100, misal 200)

MC = 4 + 1/50 (200) = 8

MC > P perusahaan rugi karena bila Qs > 100, menambah output berarti menambah kerugian.

 

Diagram 8.11

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 50: paper mikro.docx

Penutup

 

Saran dan kesan

 

Saran : kami sangat menyadari bahwa paper ini jauh dari sempurna,oleh karena itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, agar kami dapat memperbaiki

pembuatan paper kami di waktu yang akan datang .

 

Kesan : terimakasih kepada dosen, selama pembuatan paper ini dosen dapat menyempatkan

waktu untuk bersosialisasi tentang paper kami .

Mungkin hanya itu saja yang dapat penulis jabarkan tentang teori ekonomi mikro

pengantar.Penulis mohon maaf apabila banyak kesalah pahaman dalam pembuatan makalah ini.

Karena penulis sebagai mahasiswa juga perlu banyak belajar lagi tentang teori konsumsi dan perlu

banyak bimbingan dari dosen. Apabila ada kesalahan semata-mata dari diri penulis, dan jika ada

kelebihan semata-mata dari Allah S.W.T.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                    

Page 51: paper mikro.docx

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

William D. Nordhaus dan Paul A. Samuelson, Mikro-Ekonomi, edisi keempat belas,

Jakarta, 1997

D.Ph.Norpirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, Yogyakarta, 1996

Mankiw, N.Gregory, Principles of Economics, edisi tiga, Jakarta, 2011

Nicholson Walter, Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya, edisi kelima,

Page 52: paper mikro.docx

Jakarta, 1993

Nicholson Walter, Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya, edisi kedelapan,

Jakarta, 2002

Arsyad, Drs. Lincolin, Ekonomi Manajerial, Yogyakarta, 2000

Teori-konsumsi. ( N.D ). 28 desember 2011.

      mikro-ekonomi.blogspot.com/2009/02/teori-konsumsi.html

Pengertian-teori-konsumsi. ( N.D ). 28 desember 2011.

www.pdfstation.com/search/pengertian-teori-konsumsi

Adiningsih, DR. Sri, Ekonomi Mikro, edisi pertama, Yogyakarta

 

 

 

Kemenkop UKM Kembangkan 100 Tempat Keterampilan UsahaRed: Nidia Zuraya

nenygory.wordpress.com

Page 53: paper mikro.docx

Perajin UKM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CISARUA -- Kementerian Koperasi dan UKM segera mengembangkan 100 tempat praktik keterampilan usaha (TPKU) tahun depan untuk melanjutkan program serupa yang telah dijalankan sejak 2006, demi mendorong pengembangan koperasi dan kewirausahaan hingga wilayah perdesaan.

"Tahun depan kami akan mengembangkan 100 TPKU di berbagai provinsi berdasarkan usulan dari dinas," kata Asisten Deputi Urusan Peran Serta Masyarakat Kementerian Koperasi dan UKM Budi Mustopo di Cisarua, Bogor, Jabar, Selasa (26/8).

Pihaknya telah mengembangkan program TPKU sejak 2006 yang hingga

Page 54: paper mikro.docx

2014 sudah mencapai 1.309 TPKU. TPKU merupakan rintisan konsorsium wirausaha yang dirintis di yayasan atau lembaga pendidikan perdesaan setingkat SMK atau madrasah aliyah non-pemerintah.

Di dalamnya diupayakan ada fasilitas peralatan praktek usaha, modul, trainer, dan fasilitas pendukung penumbuhan wirausaha baru. "Program kami adalah mendukung pendanaan sebanyak Rp100 juta per-TPKU," ucapnya.

Dari Rp 100 juta dana itu sebanyak 70 persen dialokasikan untuk peralatan kerja, dan 30 persen sisanya untuk bahan baku dan pelatihan siswa. Budi mengatakan tahun ini pihaknya mengembangkan 135 TPKU yang diharapkan rampung sebelum tutup tahun ini.

"Ada dua mata pisau untuk program ini yakni pengembangan koperasi di yayasan atau lembaga pendidikan dan penyemaian wirausaha di kalangan siswa sejak dini," tuturnya

Page 55: paper mikro.docx

Beranda Perihal

ELSHEYULITABstay updated via rss

POS-POS TERBARUo Contoh Makalah Ekonomi Mikro Kenaikan Harga Bahan   Pokok o Tips Penting untuk Entrepreneur   Muda o Westlife – If I Let You Go   chords o Lyrics Westlife – You Raise Me   Up o Lyrics Westlife –   Soledad o Elshe Yulita Budiawati

KATEGORIo Contoh Makalah  (1)o lyrics westlife  (3)o Tak Berkategori  (1)o tips menjadi pengusaha  (1)

Contoh Makalah Ekonomi Mikro Kenaikan Harga Bahan PokokPosted: 14 Mei 2015 in Contoh Makalah

0

“Observasi Ekonomi Mikro Tentang Kenaikan Harga Bahan Pokok Buah-buahan Yang Berada di

Lingkungan Pasar Kuningan Jawa Barat”

 

Page 56: paper mikro.docx

Disusun oleh :

Elshe Yulita Budiawati

Akuntansi C 1

Fakultas Ekonomi Universitas Kuningan

Tahun Pelajaran 2014

DAFTAR ISI

 

Kata pengantar …………………………………………………………………….   i

Daftar isi ………………………………………………………………………………   ii

BAB I                         Pendahuluan…………………………………………………………………………    1

1. Latar Belakang Masalah ………………………………………………    1

2. Rumusan Masalah ………………………………………………………    2

3. Tujuan Penulis ……………………………………………………………    2

BAB II            Pembahasan………………………………………………………………………..    3

1. Perbandingan harga sebelum kenaikan bbm dengan setelah

kenaikan bbm …………………………………………………………………….   3

2. Banyak nya peminat setelah kenaikan bbm …………………   3

3. Dampak dari kenaikan harga ……………………………………..   4

BAB III          Penutup…………………………………………………………………………….    5

Kesimpulan ………………………………………………………………………    5

Page 57: paper mikro.docx

Dokumentasi ……………………………………………………………………    6

 

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Dalam pembahasan kali ini saya akan mengungkapkan fakta tentang kenaikan harga bahan pokok

buah-buahan yang ada di daerah Kuningan jawabarat dengan melalui cara observasi kepada salah

satu pedagang buah-buahan di sekitar jalan Siliwangi kuningan jawabarat,seorang pedagang

tersebut bernama ibu Sulastri. Dalam pertemuan kali ini saya akan mengungkapkan masalah

kenaikan harga dengan membedakan secara singkat tentang harga buah-buahan per kilo sebelum

bbm naik dengan harga sesudah bbm naik, kemudian dengan menanyakan minat para konsumen

untuk membeli buah menjadi bertambah ataukah berkurang ketika harga bbm naik dan

pendapatan yang diterima oleh pedagang buah apakah ketika harga bbm naik pendapatan nya

pun menjadi naik ataukah tidak,lalu jika tidak apakah ada solusinya, dengan begitu ibu sulastri

akan menjawab semua pertanyaan tersebut,ternyata di daerah kuningan ini buah-buahan yang

biasa kita nikmati menjadi lebih mahal harga nya dari biasanya, konon katanya harga buah naik

dalam kisaran Rp.3.000 sampai Rp.4.000 perkilo,dalam peristiwa kenaikan harga ini mula nya

banyak sekali masyarakat yang tidak setuju dengan kenaikan bbm ini sering kali masyarakat selalu

tawar menawar kepada ibu sulastri, ibu sulastri pun kebingungan karena dari hasil perdagangan

buah nya tidak mendapatkan keuntungan, dengan begitu pada awal-awal kenaikan bbm hanya

sedikit saja yang membeli buah-buahan kepada ibu sulastri tetapi lambat laun masyarakat

menyadari bahwa mungkin dengan adanya kenaikan bbm ini hidup kita akan lebih terarah lagi,

tetapi sampai sekarang masih saja ada peminat yang selalu tawar menawar buahnya dengan

harga yang relatif kecil tetapi menurut ibu sulastri yang menawar seperti itu kebanyakan orang-

orang yang bisa digolongkan sebagai orang yang tidak mampu.

Ketika harga bbm naik pendapatan yang diperoleh oleh ibu sulastri pertamanya sedikit tidak

seperti biasanya yang lumayan mendapatkan keuntungan tetapi kali ini setelah bbm naik agak

Page 58: paper mikro.docx

lama ibu sulastri bisa mendapatkan keuntungan lagi jadi bahwasannya ketika harga naik maka

jumlah konsumen menjadi berkurang dan pendapatan menjadi menurun tetapi kali ini ketika harga

naik maka jumlah konsumen menjadi naik dan pendapatan pun menjadi naik.

 

1. Rumusan Masalah

2. Sebutkan perbandingan antara harga sebelum kenaikan bbm dengan setelah kenaikan bbm ?

3. Setelah kenaikan bbm apakah banyak peminat atau tidak ?

4. Apa saja dampak dari kenaikan harga ini ?

 

1. Tujuan Penulis

2. Mendeskripsikan perbandingan harga sebelum kenaikan bbm dengan setelah kenaikan bbm.

3. Menjelaskan tentang banyak nya peminat setelah kenaikan bbm.

4. Memberitahukan dampak dari kenaikan harga.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Perbandingan harga sebelum kenaikan bbm dengan setelah kenaikan bbm.

Harga komoditas buah-buahan di Pasar Tradisional Kuningan merangkak naik. Harga buah impor

maupun buah lokal semua naik di kisaran Rp 3.000 hingga Rp 4.000 per kilogram.

Pedagang buah-buahan beranggapan bahwa Kenaikan harga buah sudah terasa sepekan sebelum

harga BBM naik. Dengan penjelasan bahwa perbandingan antara harga sebelum bbm naik dan

sesudah bbm naik ialah Harga jeruk Mandarin saat ini menjadi Rp 35.000 per kilogram atau naik

sebesar Rp 3.000 dari harga asal Rp 32.000 per kilogram. Sama halnya dengan buah lokal, jeruk

Medan naik menjadi Rp 34.000 perkilogram dari harga asal Rp 28.000 dan jeruk biasa

Page 59: paper mikro.docx

sebelumnya Rp.15.000 perkilo naik menjadi Rp. 20.000 per kilo. Untuk buah apel impor harganya

naik menjadi Rp 35.000 per kilo. Untuk Apel Fuji sebelumnya  Rp. 40.000 per kilogram

kini  mencapai Rp.50.000 per kilo Sedangkan buah anggur Rp 60.000 per kilo, seperti mangga

kaweni biasa dijual Rp10.000per kg naik menjadi Rp20.000 per kg, semangka tanpa biji biasa dijual

Rp3000 per kg saat ini menjadi Rp5000 per kg. harga buah kelengkeng sebelum harga BBM naik

bisa dijualnya seharga Rp.18.000 perkilo kini naik menjadi Rp.25.000perkilo. Sedangkan harga

anggur hitam impor yang semula dijual Rp.50.000 perkilo kini melonjak jadi Rp.60.000.

 

2. Banyak nya peminat setelah kenaikan bbm.

Kenaikan harga BBM membuat orang menjadi jarang belanja buah-buahan. Hal itu berakibat

jarangnya calon pembeli mengunjungi dagangannya. Adapun yang membeli, hanya mereka yang

sudah menjadi pelanggan. Pedagang buah-buahan juga beranggapan bahwa jika ada orang-orang

tau bahwa harga buah-buahan mahal kadang suka tidak jadi membelinya. Tetapi jika yang sudah

berlangganan, mereka pasti akan mengikuti harga yang telah ditetapkan.

 

3. Dampak dari kenaikan harga.

Akibatnya, masyarakat mengurangi konsumsi buah-buahan karena harganya melambung tinggi

sehingga buah-buahan yang tak terjual mengalami penurunan kwalitas hingga membusuk. Oleh

karena itu, pedagang buah tidak berani membeli dalam jumlah yang banyak sebagai persediaan

penjualan. Pedagang pun beranggapan bahwa menjual buah-buahan akan rugi jika dalam

seminggu tidak laku karena buah yang dijual menjadi busuk. Menurut para pedagang Harga buah

seiring kenaikan BBM menjadi ikut-ikutan naik, sehingga harga jualnya terpaksa kami naikkan

tetapi akhirnya jualan tak laku.

 BAB III

PENUTUP

Page 60: paper mikro.docx

KESIMPULAN

Dalam kenyataan di muka bumi ini masyarakat hanya ingin mendapatkan keuntungan nya saja

seperti halnya dalam proses kenaikan harga jika harga naik keinginan para konsumen pun

pendapatannya ingin naik tetapi barang yang diminta pun ingin banyak.

Hak Cipta @ElsheyulitabTentang iklan-iklan iniBagikan ini:

Makalah“Pengaruh Isu kenaikan BBM Terhadap Perubahan Harga

Barang-barang Kebutuhan Pokok Di Pasar Barata, Ampenan - Mataram”

 Oleh:

-     Hapiz Hidayatulloh-     M.Bai’ul Haq-     Sahabudin Rasyid-     Aminuddin Ansory

Page 61: paper mikro.docx

Fakultas EkonomiUniversitas Mataram

2012/2013

Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh Subhanahu wata’ala yang telah memberikan kita begitu banyak nikmatnya sehinngga kita masih bisa bernafas seperti yang sekarang ini dan khususnya bagi penyusun dapat merampungkan penyusunan makalah yangsederhana ini. Dan kedua kalinya shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammand Shollallohualaihi wasallam, seorang revolusioneris yang telah mengubah kehidupan di dunia ini yang semula penuh dengan kejahatan dan kecurangan serta jauh dari ilmu, maka atas kehaadiran beliau dimuka bumi ini dunia ini berubah sratus delapan puluh derajat dengan berkembang dan tersebar luasnya ilmu pengetahuan yang memberi mampaat yang sangat besar bagi kehidupan kita.

Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan tugas dari dosen pengampu mata kuliah ekonomi mikro, yaitu sebelum menyusun makalah ini kami melakukan survey lapangan yaitu dengan melakukan survey pasar di pasar Barata,Ampenan. Selanjutnya hasil survey tersebut kami bandingkan dengan berbagai sumber seperti internet untuk bisa menarik kesimpulan bagaimana pengaruh isu kenaikan BBM terhadap harga bahan-bahan makanan pokok seperti beras, tahu, daging, sayur kangkung, minyak goreng, dan gula pasir.

Ahirnya kami berharap semoga dengan hadirnya makalh yang sederhana ini dapat bermampaat bagi segenap pembaca khususnya dan kita semua pada umumnya. Selanjutnya kami sangat mengarapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian demi perbaikan pada penyusunan makalh-makalh selanjutnya. Akhir kata kami ucapkan Wabillahitaufiq wal hidayah, Assalamualikum warohmatulloh.

Penyusun

Daftar IsiKata PengantarDaftar isiBAB I PENDAHULUAN

A.    Latar belakangB.    Rumusan masalah

             BAB II PEMBAHSANA.    Sebab-sebab naiknya harga sembako di pasar sembakob   B.    Data survey mengenai harga sembako di pasar Kebun Roek dan di pasar Barata

BAB III PENUTUP

Page 62: paper mikro.docx

Kesimpulan dan saran

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar BelakangIsu kenaikan BBM beberapa bulan yang lalu telah melahirkan banyak konflik dan pro

kontra antara pemerintah dan rakyat, seperti terjadinya demonstrasi besar-besaran oleh masyarakat dan mahasiswa, sehingga banyak menimbulkan kerusakan- kerusakan. Namun dalam hal ini kami tertarik untuk menganalisa isu kenaikan BBM tersebut dari sisi lain, yaitu dari sisi ekonomi, bagaimana dampak isu kenaikan BBM terhadap berbagai harga barang-barang di pasaran berhubung kami adalah mahasiswa jurusan ekonomi, dimana masalah ini sangat berkaitan langsung dengan disiplin ilmu yang sedang kami geluti. Dan kami berharap nantinya apa yang telah kami coba lakukan ini dapat memberikan masukan kepada pemerintah yang akan mengambil keputusan terkait naik atau tidaknya harga BBM ini.

Itulah sekiranya yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini, walaupun sederhana namun mencoba untuk mengungkapkan fakta yang terjadi di masyarakat terkait isu kenaikan BBM.

B.    Rumusan MasalahDari latar belakang diatas kami dapat menarik beberapa rumusan-rumusan masalah yakni antara lain:

1.     Apa dasar-dasar yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga sembako di pasar?2.      Apakah harga bahan sembako mengalami kenaikan harga pada saat keluarnya isu kenaikan

BBM di pasar terdekat? 

BAB IIPEMBAHASAN

Page 63: paper mikro.docx

A.       Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan harga sembako1.      Perbandingan permintaan dan penawaran yang tidak seimbang. Ini sesuai dengan hukum

ekonomi yaitu jika permintaan naik sementara penawaranan tetap atau berkurang maka harga akan cenderung turun.

2.      faktor pedagang. Kenaikan beras misalnya, selain dipicu oleh faktor Supply and Demand, dipicu juga oleh permainan para pedagang/tengkulak, di mana petani lebih memilih menjual ke pasar bebas daripada ke Bulog dikarenakan harga GKP (Gabah Kering Panen) dan GKG (Gabah Kering Giling) lebih tinggi daripada harga GKP dan GKG yang dipatok oleh Bulog.

3.     Kebijakan pemerintah. Tidak  di ragukan lagi bahwa kebijakan pemerintah akan sangat mempengaruhi harga barang-barang di pasar, kebijakan pemerintah untuk menaikkan atau menurunkan pajak ataupun subsidi misalnya. Jika pemerintah menaikkan tarif pajak maka harga barang akan naik,begitu pula sebaliknya jika pemerintah menurunkan tariff pajak maka harga barang juga akan turun. Adapun subisdi jika pemerintah memberikan subsidi maka harga barang akan turun dan sebaliknya jika pemerintah mencabut subsidi maka harga barang akan naik.

4.     Stok barangFaktor yang satu ini juga sangat berpengaruh terhadap harga barang-barang, khususnya sembako. Jika stok/pasokan barang banyak maka harga barang cenderung menurun, dan sebaliknya jika pasokan barang sedikit maka harga barang akan naik. Hal ini dapat kita lihat pada saat panen raya banyak produk-produk pertanian yang harganya anjlok seprti tomat,cabe,dan sebagainya.

B.   Harga sembako di pasar Barata sebelum dan sesudah isu kenaikan harga BBM

Berdasarkan survey yang kami lakukan di pasar barata-Ampenan ternyata isu kenaikan harga BBM beberapa waktu yang lalu hanya mempengaruhi bebrapa komoditi saja seperti gula,minyak,dan daging. Berikut data yang kami peroleh:

1.     Pengaruh Isu terhadap harga berasDari penuturan inaq iri dan inaq mujnah selaku pedagang beras di pasar Barata harga beras sebelum dan sesudah isu BBM ternyata tetapyaitu antara Rp.8.000,00/kg-Rp.9.000,00/kg, namun kata mereka harga di pengaruhi oleh pasokan beras. Jika pasokan beras naik atau melonjak naik maka harga akan turun dan sebaliknya jika pasokan beras kurrang maka harga akan cenderung naik.

2.     Pengaruh isu terhadap harga gula pasir dan minyak gorengMenurut penuturan inaq mujnah hanya harga gula pasir dan minyak goreng saja yang berpengaruh terhadap isu kenaikan BBM, yaitu Rp.10.000,00 pada saat sebelum isu kenaikan BBM, dan Rp.11.000,00 setelah isu kenaikan BBM.

3.     Pengaruh isu terhadap harga daging sapiHarga daging sebelum dan sesudah isu kenaikan BBM terjadi kenaikan sebesar Rp.500,00/kg dari Rp.65.000,00 menjadi Rp.70.000,00/kg

4.     Pengaruh isu terhadap harga tahu

Page 64: paper mikro.docx

Tahu termasuk dari barang yang tidak terpengaruh dengan isu kenaikan BBM,harga sebelum dan sesudah isu tetap yaitu Rp.10.000,00/bungkus.

BAB IIIPNUTUP

A.    KesimpulanHal yang dapat kami simpulkan dari penjelasan di atas adalh bahwa isu kenaikan BBM

bebrapa minggu yang lalu ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok, kalaupu ada kenaikan itu bukan di sebabkan oleh isu kenaikan harga BBM, akan tetapi di pengaruhi oleh jumlah pasokan, adapun pada gula dan minyak di pengaruhi oleh biaya pengiriman dari luar daerah.

B.    SaranMenurut kam hendaknya masyarakat janga terprovokasi dengan isu naiknnya harga BBM,

karena hal itu tidak mempengaruhi harga barang-barang kebutuhan pokok,biasanya yang mengatakn harga naik itu adalh produsen atau penjual yang tentu saja tujuannnya adalah untuk mengeruk keuntungan yang lebih besar lagi