Materi Ajar EMS & DTS 2012

66
EMS / DTS PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 16. Energy Management System (EMS) / Dispatcher Training Simulator (DTS) 16.1. Pengertian EMS & DTS SCADA EMS yang memiliki struktur hierarki 2 level utama terdiri dari level pengawasan sistem interkoneksi Inter Regional Control Center (IRCC) dan level pengawasan sistem interkoneksi Regional Control Center (RCC). Pada pendekatan ini, informasi dipusatkan di IRCC, memerlukan pengiriman banyak informasi dari seluruh RCC terkait ke IRCC sebanding dengan pengiriman model jaringan yang lengkap dari IRCC ke masing masing RCC untuk menyelesaikan studi. Tidak semua wilayah PLN bisa menerapkan struktur hierarki 2 level. Pembagian tanggung jawab antara kedua level ini didukung oleh aplikasi yang harus tersedia di kedua level tersebut. Aplikasi SCADA EMS yang tersedia di IRCC harus memiliki kemampuan sebagai berikut : a. Memantau dan mengendalikan sistem interkoneksi yang meliputi jaringan tegangan ekstra tinggi dan tegangan tinggi 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV. b. Memelihara model lengkap sistem tenaga listrik yang berada dibawah cakupan wilayahnya. c. Mengatur frekuensi sistem, pembangkitan dan beban. d. Mengamankan operasi sistem terhadap batas tingkat hubung singkat dan batas stabilitas sistem On Becoming The Centre of Excellences 1

Transcript of Materi Ajar EMS & DTS 2012

Page 1: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

16. Energy Management System (EMS) / Dispatcher Training Simulator (DTS)

16.1. Pengertian EMS & DTS

SCADA EMS yang memiliki struktur hierarki 2 level utama terdiri dari level pengawasan sistem interkoneksi Inter Regional Control Center (IRCC) dan level pengawasan sistem interkoneksi Regional Control Center (RCC). Pada pendekatan ini, informasi dipusatkan di IRCC, memerlukan pengiriman banyak informasi dari seluruh RCC terkait ke IRCC sebanding dengan pengiriman model jaringan yang lengkap dari IRCC ke masing masing RCC untuk menyelesaikan studi. Tidak semua wilayah PLN bisa menerapkan struktur hierarki 2 level.

Pembagian tanggung jawab antara kedua level ini didukung oleh aplikasi yang harus tersedia di kedua level tersebut.

Aplikasi SCADA EMS yang tersedia di IRCC harus memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Memantau dan mengendalikan sistem interkoneksi yang meliputi jaringan tegangan ekstra tinggi dan tegangan tinggi 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV.

b. Memelihara model lengkap sistem tenaga listrik yang berada dibawah cakupanwilayahnya.

c. Mengatur frekuensi sistem, pembangkitan dan beban.d. Mengamankan operasi sistem terhadap batas tingkat hubung singkat dan

batas stabilitas sisteme. Mengoperasikan konfigurasi sistem interkoneksi yang amanf. Berkoordinasi dengan RCC untuk pelaksanaan outages pada level

tegangan dibawah tegangan 500 kV atau 275 kV (tegangan ekstra tinggi).g. Menghitung dan menyampaikan perintah LFC ke pusat pembangkit dan

RCC.h. Mempertahankan tegangan sistem pada tingkat optimal.i. Menghitung unit commitment sistem pembangkit yang berada dibawah

cakupan wilayahnya.j. Membuat jadwal pemeliharaan secara optimal.

On Becoming The Centre of Excellences 1

Page 2: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

k. Meminimumkan rugi - rugi sistem.

Aplikasi SCADA EMS yang tersedia di RCC harus memiliki kemampuan sebagai berikut :a. Memantau jaringan transmisi yang berada dibawah wewenangnya

pada tingkattegangan tinggi 150 kV dan/atau 70 kV

b. Mempersiapkan strategi operasi untuk jaringan yang berada dibawah wewenangnya dengan melakukan berbagai studi aliran daya dan analisa kontingensi secara remote yang dapat dilakukan dengan mengakses sumber analisa jaringan dari IRCC .

c. Mempertahankan tegangan sistem pada tingkat optimal yang berada dibawah wewenangnya

d. Meminimumkan rugi rugi sistem di daerah wewenangnyae. Meminimumkan waktu outages di daerah wewenangnyaf. Membuat perencanaan operasi di daerah wewenangnya

16.2. Network Analysis (NA)Fungsi Network Analysis yang akan dipakai di SCADA EMS adalah untuk

:a. Memonitor operasi sistem tenaga,b. Menganalisa problem sekuriti sistem tenaga danc. Menentukan kontrol koreksi dan pencegahan yang akan dipergunakan

oleh enjiner operasi untuk meminimalkan pengaruh problem sekuriti terhadap keandalan dan keekonomian operasi sistem tenaga.

NA harus menyertakan fungsi berikut yang diuraikan pada bagian berikut :a. Power System Model Update (PSMU)b. State Estimation (SE)c. Bus Scheduler (BS)d. On-Line Load Flow (OLF)e. Contingency Analysis (CA)f. Security-Check Switching (SCS)g. Short Circuit Analysis (SCA)h. Voltage Stability Assesment (VSA)i.Network Reduction (NR)

Prinsip kerja NA di RCC dirangkum sebagai berikut :

On Becoming The Centre of Excellences 2

Page 3: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.Aktivitas RCCa. Mengelola suatu model “device oriented” rinci dari seluruh sistem

tenaga listrik yang berada dibawah cakupan wilayahnya.b. Mengeksekusi State Estimation Real Time memakai model sistem

tenaga listrik yang berada dibawah cakupan wilayahnya bersama dengan pengukuran yang tersedia. Mengganti data telemetri yang hilang dengan pseudo measurement. SE tersebut dapat dihidupkan dari data real time atau save case

c. Mengeksekusi fungsi NA real time yang ada lainnya (misal, aliran daya, analisa kontingensi) menggunakan base case yang diperoleh dari studi state estimation apabila diinginkan.

d. Menerima (download) model sistem tenaga listrik diluar daerah cakupan wilayahnya lengkap dari IRCC setiap saat (yang akan ditetapkan selama tahap desain) atau atas permintaan.

e. Menerima, atas permintaan RCC, perencanaan operasi sistem dari IRCC (yaitu, pembangkitan, beban dan pemeliharaan jaringan transnmisi pada hari dan waktu kedepan yang ditentukan)

2.Aktifitas IRCCa. Mengelola suatu model “device-oriented” rinci dari seluruh sistem

tenaga listrik yang berada dibawah cakupan wilayahnya.b. Mengeksekusi State Estimation Real Time memakai model sistem

tenaga listrik yang berada dibawah cakupan wilayahnya bersama dengan pengukuran yang tersedia. Mengganti data telemetri yang hilang dengan pseudo measurement

c. Mengeksekusi fungsi NA real time lainnya (misal OPF) memakai “base case” yang diperoleh dari state estimation

d. Menyelenggarakan studi NA memakai model sistem tenaga listrik yang berada dibawah cakupan wilayahnya bersama dengan perencanaan operasinya.

e. Mengirim (upload) model sistem tenaga listrik lengkap dari IRCC ke RCC setiap saat (yang akan ditetapkan selama tahap desain) atau atas permintaan

Terhadap NA sistem tenaga listrik lengkap, versi studi dari SE, kontingensi Analisis dan on line load flow harus dapat disediakan dan dikelola oleh RCC dan IRCC. Fungsi-fungsi real time NA sistem tenaga listrik lengkap tersebut harus dapat disediakan di RCC dan IRCC.

On Becoming The Centre of Excellences 3

Page 4: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

16.2.1. Real Time ModeSemua fungsi NA harus mampu bekerja dalam mode realtime yang

menggunakan nilai data base SCADA. SE akan dieksekusi ketika muncul kejadian pemicu berikut ini:a. Periodik ( pilihan diantara 5 menit dan 60 menit dengan step 5 menit)b. Permintaan penggunac. Kejadian berlangsung dalam perubahan topologi sistem

Pemicu kejadian (perubahan topologi) menempati prioritas tertinggi sedangkan pemicu permintaan lebih tinggi dari pada pemicu periodik. Apabila suatu fungsi NA real time sedang melaksanakan fungsinya dan pemicu baru diterima pelaksanaan program harus dihentikan dan SE dijalankan, jika prioritas dari pemicu baru lebih tinggi atau setingkat dengan pemicu yang menjalankan urutan yang sedang berjalan. Selain dari itu pemicu akan diabaikan. Peringkat dari setiap tipe pemicu harus dapat dibolehkan atau tidak dibolehkan oleh pengguna secara individual. SE harus menjamin bahwa data input menampilkan status tak bergerak sistem tenaga. Status diam adalah status dimana tidak ada perubahan topologi sistem tenaga telah terjadi untuk satu perioda yang dapat diatur engineer (engineer adjustable) (harga awal 4 detik) dan semua input analog SE telah terkumpul setelah perubahan topologi terakhir. Periode waktu dapat diatur oleh enjiner mulai dari 4 sampai dengan 20 detik dengan step setiap 4 detik. Apabila SE tidak bisa menjalankan program untuk suatu interval yang dapat diatur engineer (satu menit) karena sistem tenaga tidak dalam status diam, suatu alarm harus dimunculkan dan SE harus dijadwal ulang untuk eksekusi normal berikutnya. Fungsi NA harus menjalankan program yang mengikuti penyelesaian SE yang sukses dan secara individual oleh permintaan. Penghitung terpisah harus dapat ditentukan untuk setiap fungsi untuk setiap tipe pemicu. Setiap fungsi harus dapat dieksekusi setelah SE dieksekusi beberapa kali yang ditentukan oleh pengguna. Maka penghitung digunakan untuk indikasi kapan eksekusi dapat dilakukan.

Rentang penghitung harus ditetapkan pengguna dengan integer dari 1 sampai 99. Fungsi tertentu yang tidak akan pernah jalan sebagai hasil dari suatu pemicu dapat ditentukan oleh pengguna.

Fungsi NA yang sedang dieksekusi dapat dibatalkan oleh pengguna. Apabila satu fungsi batal, setiap fungsi yang dieksekusi berikut harus ditolak. Fungsi yang gagal dan setiap fungsi berikutnya harus dapat dijadwalkan ulang

On Becoming The Centre of Excellences 4

Page 5: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

untuk eksekusi terjadwal berikutnya.Kegagalan suatu fungsi untuk sukses running menyelesaikan beberapa kali

(diatur engineer) kesuksesan harus menghasilkan fungsi tersebut ditolak dan demikian juga semua fungsi lainnya yang memakai output dari fungsi yang ditolak tersebut.

Rekaman waktu harus tercatat setiap eksekusi fungsi NA terakhir sukses dan setiap input data untuknya terakhir berubah.

Semua fungsi NA harus mampu melaksanakan eksekusi dengan sukses dibawah kondisi sistem tenaga yang dimodelkan stabil.

16.2.2. Multi User Study ModeVersi dari SE, OLF, CA dan SCA harus dapat dieksekusi di Control Center

dalam lingkungan mode studi multi pengguna. Pada setiap sesi harus diperkenankan minimum 6 pengguna di Control Center bersamaan melakukan studi.

Input untuk SE dalam mode studi harus merupakan data historis SCADA Control Center yang disimpan oleh snapshot database realtime. Semua solusi dan parameter penyetelan harus dispesifikasi terpisah untuk mode real time dan studi. Data input case harus dapat divalidasi oleh pengguna dan diperiksa/dibandingkan dengan data output dari solusi yag berbeda. Persiapan input case harus dapat ditunda oleh pengguna dan dipersiapkan untuk mengeksekusi “second case” tanpa kehilangan data yang dimasukan sebelumnya untuk “first case”.

16.2.3. Security-Check SwitchingSecurity-Check Switching (SCS) adalah Study mode yang bekerja secara

otomatis untuk menunjang operator dalam tugasnya mempertimbangkan pengaruh rencana pengoperasian switching pada jaringan berkenaan dengan pelanggaran batas operasi.

16.2.4. Power System ModelSuatu model sistem tenaga yang konsisten harus dapat dipergunakan

untuk semua fungsi NA. Model tersebut terdiri dari area observable dan unobservable yang perbatasannya akan berubah berdasarkan pada telemetri yang tersedia.

Control Center harus “on demand” mempersiapkan model sistem tenaga

On Becoming The Centre of Excellences 5

Page 6: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

dalam format seperti halnya format “power flow” IEEE dan DVGN, dan dapat diimport ke program analisa jaringan off-line dengan hasil yang sama dengan di on-line.

16.2.5. Alternating Current ModelPersyaratan minimum model Alternating Current (AC) adalah :

a. Shunt capacitor dan reaktor harus direpresentasikan secara terpisahb. Series capacitors dan reaktor harus direpresentasikan secara terpisahc. Macam kapasitor dan reaktor 1) dan 2) harus dapat dimodelkan apakah

berada di dalam atau di luar gardu indukd. Tidak ada pembatasan dalam arah dan tanda dari komponen aktif dan

reaktiv dari impedansi penyalurane. Branches dan shunt elemen harus dapat diidentifikasi dengan namanya dan

nama bus yang terhubung dengannya.f. Batasan untuk kuantitas non telemetri harus dapat diisi penggunag. Rasio nominal dan “step sizes” untuk tranfomator tap tetap harus dapat diisi

pen ggunah. Rentang tegangan “OLTC tranformator” dan “step sizes” harus dapat

diverifikasikan untuk setiap tranformator. Impedansi “OLTC tranformer” harus dapat diatur sebagai fungsi dari posisi tap.

i. “Voltage Control Capasitive (VCC)” harus dapat dimodelkan sebagai satu buah bank dari kapasitor diskrit dimana setiap kapasitor diskrit memiliki switchnya sendiri

j. Batasan daya reaktif generator harus dapat dimodelkan sebagai fungsi dari output daya aktif generator tersebut. Sebanyak 5 kurva engineer definedable dan user selectable harus dapat dipersiapkan untuk setiap generator (termasuk synchronous condenser). Setiap kurva capability reaktif generator harus dapat didefinisikan. Enable/disable dapat dilakukan dengan satu tindakan pengguna untuk membatasi daya reaktif generator pada semua unit yang bisa diidentifikasi pengguna.

k. Semua fungsi NA harus mampu untuk menyelesaikan network sampai dengan 10 electrical islands.

l. Parameter mode harus dalam per unit (p.u.) dalam basis 100 MVAm. Macam-macam model beban sebagai berikut : daya aktif dan reaktif

konstan; (2) impedansi konstan; (3) arus konstan; (4) kombinasi tipe beban (1) sampai dengan (3).

On Becoming The Centre of Excellences 6

Page 7: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

n. Apabila terdapat beberapa jaringan transmisi antar dua bus, nama gabungan harus digunakan untuk setiap line beserta identifikasi dari line individual terpisah atau segmen lain

o. Transformator dengan tap, baik besaran maupun sudutnya pada trafo tersebut harus dapat dimodelkan dengan akurat

p. Transmisi yang terbuka disatu ujungnya harus dapat dimodelkan dengan akurat dan solusi harus memuat : (1) besar dan sudut fasa diujung terbuka; (2) perbedaan tegangan dan sudut fasa antara ujung yang terbuka dengan bus kemana tranmisi tersambung normal.

q. Transformator harus menyertakan setiap tap sisi tegangan rendah dan sisi tegangan tinggi, satu sisi dengan perubahan tap berbeban dan sisi lainnya tanpa

10.3. Power Application

Power Application akan menyediakan perangkat pengendali untuk menjaga Area Control Error pada harga nol dengan cara pengaturan otomatis daya keluaran pembangkit sesuai dengan kriteria awal yang telah ditetapkan.

Power Application menyertakan fungsi berikut :a. Operating Monitor (OM)b. Load Frequency Control (LFC )c. Reserve Computation & Monitory (RM)

16.3.1. Monitor OperasiAplikasi pemantauan operasi sistem akan menyediakan informasi bagi

dispatcher, secara kontinyu dan akurat, berupa kondisi pembebanan sistem yang berada dalam kewenangannya.

Operation monitor akan menghasilkan tayangan informasi (angka dan trendnya) dan rekaman historis. Semua daftar tersebut berikut ini harus dihitung dan dimonitor baik di IRCC maupun di RCC, yang menerima analog input dari IRCC maupun RCC dan hanya perlu menghitung dan memonitor informasi yang berada dalam kewenangannya.

Kalkulasi berikut minimal dimiliki selama periode yang dapat diatur (minimal setiap 10 detik). Periode waktu refresh dapat diatur enjiner mulai dari 10 detik sampai dengan 60 detik dengan step 10 detik.a. Frekuensi sistem tenaga listrik dari setiap island dan perbatasan dengan

On Becoming The Centre of Excellences 7

Page 8: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

region lain. Harga instataneous dan rata-rata (minimal setiap 15 menit)b. Pembangkitan MW aktual

Total untuk IRCC dan atau RCC Total untuk setiap Island

c.Beban MW aktual (termasuk rugi transmisi) Total untuk IRCC dan atau RCC Total untuk setiap Island

d. Perkiraan Beban tak terlayani : Rekaman pemadaman beban karena bekerjanya relay frekuensi rendah. Untuk IRCC dan atau RCC Total untuk setiap Island

e.Permintaan MW yang tidak terbatas : Beban aktual di tambah beban tak terlayani Total untuk IRCC dan atau RCC Total untuk Island

f. Permintaan MW yang terbatas : Beban aktual yang dikoreksi untuk 50 Hz (menggunakan load level dependent dan faktor frekuensi bias yang bisa diatur pengguna) ditambah dengan beban yang tak terlayani. Total untuk IRCC dan atau RCC Total untuk Island

g. Selisih antara permintaan terbatas dengan beban aktual, memperlihatkan deficiency atau kelebihan pembangkitan Untuk IRCC dan atau RCC Total Untuk Island

RCC akan melaporkan perubahan pada unit pembangkitnya ke IRCC saat kejadian. Setiap RCC akan menjaga informasi kondisi unit pembangkit di daerahnya. Data unit yang diperlu kan diuraikan pada bagian berikutnya.

16.3.2. Automatic Generation ControlAplikasi Automatic Generation Control diimplementasikan sesuai

dengan kondisi sistem yang menyangkut kapasitas dan sistem kontrol yang tersedia di pembangkit.

LFC akan mengatur daya keluaran dari unit pembangkit di IRCC dan atau RCC sebagai respon terhadap perubahan frekuensi sistem sedemikian untuk menjaga rencana frekuensi sistem berada pada batas yang telah ditetapkan. Semua unit pembangkit yang tersambung ke sistem 500 kV, 275 kV dan sebagian unit tersambung ke sisi 150 kV akan dilengkapi LFC. Kapasitas unit LFC

On Becoming The Centre of Excellences 8

Page 9: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

akan diimplementasikan sampai 200 unit pembangkit pada sistem 500 kV atau 275 kV dan 300 unit pembangkit pada sistem 150 kV.

Program LFC didasarkan pada logika berikut :Pg = Po + N * PrPg = Pembangkitan unit yang diinginkan Pr = Bandwith regulasi unitPo = Base point unitN = Sinyal analog LFC ( -1 ke +1)

Nilai Po dan Pr ditentukan oleh pengguna. Po dan Pr dikirim ke power plant oleh dispatcher via SCADA, operator power plant melakukan “set” nilai Po dan Pr untuk unit pembangkit. Kedua nilai tersebut dikirim balik ke untuk dipakai dalam perhitungan. Sinyal analog ‘N’ ditentukan oleh program LFC dikirim otomatis ke semua unit pembangkit yang berpartisipasi dengan program LFC. Unit pembangkit akan memakai perintah turun atau naik berdasarkan pada nilai N dan Pr. Unit-unit combined cycle menerima satu sinyal LFC. Saat ini sinyal N adalah sama untuk semua unit LFC.

Supplier akan membuat pengaturan terhadap softwarenya sedemikian sehingga algoritma LFC diimplentasikan tanpa memerlukan suatu perubahan apapun pada rangkaian kontrol atau hardware unit pembangkit. Proposal supplier harus dipertimbangkan terhadap solusi permasalahan tersebut diatas untuk mengintegrasikan algoritma LFC bekerja tanpa memerlukan suatu perubahan apapun pada rangkaian kontrol atau hardware unit pembangkit.

16.3.3. Periode AGCLFC dieksekusi setiap 4 detik (bisa diatur antara 4 dan 10 detik) dan

menghitung dan memproses ACE. Logika kontrol turbin dan alokasi dari kontrol ke unit pembangkit dapat dieksekusi berulang kali pada basis pengulangan LFC.

16.3.4. Penguku ran AGCBaik pengukuran daya pembangkitan bruto maupun netto keduanya

akan disediakan dengan demikian maka kedua nilai pembangkitan bruto dan netto akan disediakan melalui perhitungan periodik. Semua unit berada pada basis pembangkitan bruto. Deviasi frekuensi dapat diperoleh dari sumber yang dipersiapkan oleh IRCC dan atau RCC dan supplier. Supplier akan melengkapi fasilitas penunjuk waktu dan frekuensi. Dispatch akan dapat memilih

On Becoming The Centre of Excellences 9

Page 10: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

pengukuran deviasi kesalahan waktu dan frekuensi yang dipakai untuk perhitungan ACE dan perhitungan lain yang membutuhkan harga tersebut.

16.3.5. Perhitungan ACEACE akan dihitung menggunakan salah satu dari mode kontrol sesuai

dengan pilihan dispatcherConstant frequency controlFrequency and time error control

ACE dan komponen-komponennya dapat dilihat oleh dispatcher. Dispatcher dapat merubah setiap parameter operasional LFC. Parameter penyetelan LFC dapat diubah hanya oleh enjiner yang berwenang.

16.3.6. Pemrosesan ACELFC akan menentukan berapa banyak, jika ada tindakan pengendalian,

dan perkiraan berdasarkan pada ACE yang harus dihitung untuk variasi random dari ACE sesaat, harga integral dari ACE dan perubahan jadwal pembangkitan yang sudah diketahui. Untuk itu dibutuhkan teknik memfilter secara non linier dengan meminimalkan tindakan kendali. Hasil dari proses tersebut merupakan processed area control error (PACE).16.3.7. Moda Pengaturan Unit Pembangkit

LFC dapat mengenal modus kendali untuk pembangkit sebagai berikut :a. Not Available : Unit pembangkit out of service dan tidak siap untuk pengguna.b. Offline : unit pembangkit off line tetapi dapat menjadi on line bila diperlukan.c. Plant Control : Unit pembangkit on line tetapi langsung dibawah kendali

operator pembangkit. Besar beban yang dibangkitkan untuk unit semacam ini ditentukan oleh operator pembangkit.

d. Off Control : Unit pembangkit on line dan dibebani secara manual oleh operator pembangkit. Besar beban yang diinginkan untuk unit tersebut diperoleh dari perintah dispatcher yang disampaikan secara lisan kepada operator pembangkit.

e. On Control : Unit pembangkit dalam kendali pembangkitan otomatis dan dikontrol oleh LFC di dalam batas seting operasi atas dan bawah yang disetel oleh operator pembangkit dan dikirim ke . Sub modes yang berikut harus tersedia : Fixed load without regulation : Unit pembangkit dikendalikan ke beban

dasar pada ramp rate yang ditentukan oleh dispatcher

On Becoming The Centre of Excellences 10

Page 11: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Fixed load with regulation : Unit pembangkit dikendalikan ke be ban dasar yang ditentukan oleh dispatcher dan berpartisipasi dalam pen gaturan sistem tenaga berdasarkan faktor partisipasi pen gaturannya.

Automatic without regulation : Unit pembangkit dikendalikan untuk men gikuti be ban, berdasarkan pada beban dasar ekonomis unit dan faktor partisipasi ekonomis yang ditentukan oleh dispatcher. Unit tidak berpartisipasi dalam pengaturan.

Automatic with regulation : Unit pembangkit sepenuhnya dikendalikan oleh LFC untuk men gikuti be ban berdasarkan pada be ban dasar ekonomisnya dan faktor partisipasi ekonomis dan berpartisipasi dalam pengaturan berdasarkan pada faktor partisipasi pengaturannya.

Test : Unit pembangkit dikendalikan untuk merespon urutan kejadian yang ditetapkan oleh dispatcher. Dalam mode ini, dispatcher dapat menentukan besaran dan arah dari “control signal” unit, seperti halnya durasi waktu dimana “control signal” akan disampaikan.

Pen gujian tidak dimaksudkan untuk merespon pembatasan, deadband, perintah, dan kendala permisive, akan tetapi harus berhenti apabila “Emergency Assist Action” diperlukan jika kelanjutan men girim sinyal ke unit yang sedang ditest memperburuk ACE.

Kemampuan dari operator plant untuk menempatkan suatu unit pembangkit siap ke LFC harus ditunjang. Status kontrol tersebut akan dianalog inputkan ke . Dispatcher akan terhindari dari penempatan suatu unit kedalam mode “ on control” kecuali . operator plant telah menempatkan unit ke on LFC. Jika unit dalam “On control” dan operator plant menempatkan unit ke OFF LFC, mode control otomatis akan diset ke OFF control. Kemampuan untuk operator dapat meminta aktivitas LFC pembangkit harus ditunjang.

Apabila suatu pembangkit unit turun dibawah “engineer adjustable threshold”, mode kendali unit secara otomatis akan beralih ke off-line. Sebaliknya apabila output MW dari suatu unit dalam mode kendali “Off-line” naik pertama kali diatas threshold, mode kendali unit akan beralih ke off control. Thresshold harus dispesifikasi sebagai persentase dari total kapasitas setiap unit (harga awal 1%) dan harus dispesifikasi terpisah untuk setiap unit dengan “engineer adjustable deadband”.

16.3.8. Batas batas operasi Unit PembangkitPembatasan unit pembangkit berikut ini perlu dikenal :

On Becoming The Centre of Excellences 11

Page 12: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

a. Total capacity : suatu batas diisi oleh dispatcher menunjukan output maksimum yang dapat dipertahankan unit.

b. Operating high limit : Suatu batas dikirim dengan analog input menunjukan output tertinggi yang dapat dipertahankan unit dengan peralatan “in service” pada saat tersebut.

c. Operating low limit : Suatu batas dikirim oleh operator unit dengan analog input menunjukan output terendah yang dapat dipertahankan unit dengan peralatan “in service” pada saat tersebut.

d. Low capability : Suatu batas diisi oleh dispatcher menunjukan output minimal yang dapat dipertahankan

e. Response : suatu batas diisi oleh dispatcher merepresentasikan perubahan rata-rata output maksimum yang ditopang untuk unit tersebut.

Suatu pemeriksaan harus diselenggarakan pada batasan 1 sampai 4 untuk menentukan nilai tersebut adalah konsisten satu dengan lainnya. Suatu alarm harus dimunculkan apabila mereka tidak konsisten dan kendali terhadap unit pembangkit yang terpengaruh akan ditunda sampai batasan diperbaiki.

16.3.9. Tipe Pengendalian AGCHarga mutlak ACE harus dievaluasi terhadap tiga “engineer adjustable

limit” untuk menentukan tipe kontrol yang dipakai. Apabila ACE dibawah batasan pertama, maka tidak ada “Control Signal” harus dikirim. Jika ACE diantara batasan pertama dan kedua, maka LFC harus menggunakan “command control” dan mengatur unit pembangkit ke beban yang diizinkan tidak terpengaruh oleh tanda dari ACE. Apabila ACE diantara batas kedua dan ketiga, LFC akan menggunakan “permisive control” dan mengatur unit menuju beban yang diinginkannya jika, dan hanya jika, pergerakan adalah dalam arah mengurangi ACE. Emergency Assist Action, yang mem”by pass” pertimbangan ekonomis dan membiarkan seluruh unit “on control” bergerak untuk memperkecil ACE, akan digunakan apabila ACE melewati batasan ketiga. Batasan tersebut harus diperiksa alasannya untuk memverifikasi hubungan yang tepat diantara mereka dan ditolak apabila tidak konsisten. Engineer specified dead bands harus disiapkan untuk setiap batasan untuk secepatnya menghindari perubahan yang berlebihan dari tipe kontrol jika ACE berada diatas batas.

On Becoming The Centre of Excellences 12

Page 13: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

16.3.16. Logika Pengendalian TurbinePembebanan pembangkit yang diinginkan untuk setiap unit pembangkit

akan dihitung menggunakan “Units base generation”, faktor keekonomian unit, perubahan dalam total pembangkitan sejak eksekusi terakhir dari fungsi Economic Dispatch (ED), faktor partisipasi pengaturan dan PACE sebagai berikut :

UDG = UBG + (UEPF * dG) - (URPF * PACE)Dimana :UDG = Unit's Desired GenerationUBG = Unit's Base Generation (Economic Desired Generation or manually-entered base point)UEPF = Unit's Economic Participation FactordG = Change in total actual analog inputed generation since the last execution of EDURPF = Unit's Regulating Participation FactorPACE = Processed Area Control Error.

Pembangkitan ekonomis dan faktor keekonomian normal harus dihitung oleh ED. Semua nilai tersebut harus bisa didownload dari program ED internal dan/atau eksternal. Walaupun aplikasi ED di luar lingkup kontrak, untuk keperluan kalkulasi tersebut, Suplier harus menggunakan program ED atau program lainnya yang serupa, tetapi tidak menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak di unit pembangkit. Faktor pengaturan harus dihitung sesuai dengan porsi kecepatan respon unit terkait. Akan tetapi, dispatcher akan dapat memby pass perhitungan ini dan mengisi manual faktor pengaturan. Semua faktor pengaturan harus dinormalisasikan berdasar pada unit dalam sub modes fixed load with regulation dan automatic with regulation.

Pembebanan unit pembangkit yang diinginkan dan semua istilah komponennya harus dapat ditayangkan. Unit pembangkit harus dapat disetir pada pembebanan yang diinginkan dalam keadaan konsisten dengan titik kontrol dan mode kontrol unit dan batasan karakteristik respon dari setiap unit harus dimodelkan menjadi :a. Mengantisipasi respons unitb. Meminimasi “control action” yang harus dikirimkan ke setiap unitc. Menghindari overshootd. Menetapkan apabila suatu unit gagal meresponsModel respons harus menyertakan efek energi yang tersimpan seperti membiarkan unit tertentu bergerak lebih cepat daripada batasan kecepatan

On Becoming The Centre of Excellences 13

Page 14: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

responsnya untuk periode yang sing kat.“Unit dead bands” dan logik lain harus digunakan untuk menghindari

“control signal” yang sedang dikirim lebih kecil daripada resolusi kontrol dari unit sambil menjamin bahwa “control error” tidak terakumulasi.

16.3.11. Sinyal Pengendalian Unit PembangkitSebagian besar unit harus dikontrol oleh pulsa naik/turun dengan

panjang bervariasi merepresentasikan perubahan di dalam pembebanan yang dituju dari unit tersebut. Pembebanan yang dituju untuk setiap macam unit yang “on control “ harus dihitung satu kali setiap siklus alokasi kontrol dan satu pulsa naik atau turun dikirimkan ke RTU unit pembangkit jika diinginkan adanya suatu perubahan. Sebagian unit pembangkit akan dikontrol dengan “setpoint” merepresentasikan pembebanan yang dituju. Satu “set point “ untuk setiap macam unit “ on control” harus dihitung satu kali setiap siklus alokasi kontrol dan harus dikirim ke RTU unit pembangkit jika diinginkan adanya suatu perubahan.

Informasi yang berhubungan dengan tipe control (setpoint atau naik/turun) untuk setiap unit harus di persiapkan selama tahap desain. Bila ED akan dicoba diimplementasikan secara online, Supplier harus berperan aktif untuk menentukan jika perangkat keras atau perangkat lunak unit pembangkit memerlukan suatu penyesuaian untuk mengoperasikan generating unit control signal dengan LFC dan untuk menyediakan macam informasi tersebut.

16.3.12. Penangguhan/Pemberhentian PengendalianJika data tidak dapat dikumpulkan dari unit pembangkit atau jika satu unit

tidak menjawab selama perioda “engineer adjustable”, unit akan dialihkan menjadi Off control dan muncul alarm.

Deviasi berlebihan dari frekuensi atau ACE akan menyebabkan suatu “pengambangan” dalam output kontrol ke semua unit sampai frekuensi dan ACE normal. Batas penyimpangan dapat diubah oleh engineer. LFC akan “didiamkan” jika pengukuran dari frekuensi utama gagal. LFC juga akan didiamkan jika terjadi keadaaan “Islanding” yang sedang dideteksi oleh “Network status Processor”. Jika LFC mendiamkan kontrol melebihi “Engineer adjustable time periode” LFC akan trip (misalnya :output kontrol kesemua unit akan berhenti), dengan demikian perlu intervensi normal untuk mengembalikan kontrol. Jika pengukuran yang terganggu telah pulih sebelum periode waktu, atau jika dispatcher memasukan harga pengganti, atau jika memindahkan sumber

On Becoming The Centre of Excellences 14

Page 15: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

frekuensi sebelum kesempatan habis, atau jika harga yang berlebihan kembali ke daerah batas sebelum kesempatan habis, LFC harus merangkum dan mempersiapkan berita terkait yang menguraikan kejadian tersebut.

Operator harus dapat mentripkan LFC setiap waktu. Jika LFC didiamkan atau trip untuk alasan tertentu, semua perhitungan termasuk ACE harus tetap berlanjut. Semua tindakan yang menyebabkan terdiamnya atau trip harus dialarmkan dengan berita yang mengidentifikasi alasan untuk bertindak.

16.3.13. Monitor Kinerja AGCKinerja control harus diawasi melalui kriteria kinerja yang

direkomendasikan yang ada didalam versi saat ini dari NERC manual. Statistik harus dipertahankan sesuai dengan keperluannya untuk melengkapi the NERC Control Performance Criteria Survey yang didefinisikan dalam manual. Statistik harus dijaga untuk presentasi pada layar atau output ke sebuah printer.

16.3.14. Economic DispatchEconomic dispatch harus diselenggarakan secara periodik

mendistribusikan total pembangkitan yang diperlukan diantara alternatif sumber untuk memperoleh keekonomian sistem yang optimum dengan mempertimbangkan biaya “increment” pembangkitan dan rugirugi transmisi. Pembangkitan yang cukup harus dialokasikan untuk memenuhi semua keperluan cadangan sistem.

Model ED dapat memeriksa komposisi spesifik dari sistem tenaga . Supplier harus mempersiapkan algoritma ED yang dijalin untuk menggabungkan sistem hidro dan termal yang paling pas untuk kondisi . Perhitungan ED untuk unit hidro harus berdasar pada persamaan koordinasi hidro thermal, atau kurva equivalent “Lambda”-P, atau pendekatan optimasi sesuai lainnya yang disediakan oleh supplier. Pusat listrik yang termasuk adalah fossil, nuklir, combined cycle, dan hidro.

ED harus diselenggarakan pada periode yang bisa diatur (harga awal 5 menit) atau selama kejadian dari peristiwa sebagai berikut, tersedia paling cepat 30 detik setelah ED terakhir.

Perubahan kentara didalam sistemPerubahan pada setiap “control mode” untuk pembangkitPerubahan pada setiap batasan unit pembangkitPerubahan pada setiap harga bahan bakar unit pembangkit atau

On Becoming The Centre of Excellences 15

Page 16: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

nilai efisiensinya Perubahan pada kurva ICR unit pembangkitPermintaan dari pemakai

Tiga modes dari ED berikut ini harus tersedia : Real time ED Manual ED Study ED

16.3.15. Faktor PenaltyFaktor penalti yang digunakan ED real time dapat diturunkan dari faktor

sensitivitas yang dihitung periodik oleh fungsi “Transmission Loss Sensitivity Factor”. Bagaimanapun faktor penalti yang dipakai apakah real time, study, atau isian manual akan dapat diindikasikan oleh dispatcher. Apabila faktor penalti studi yang dipakai, kumpulan yang pantas dapat dipilih berdasarkan pada “Total control area load”.

16.3.16. Perhitungan Base PointED real time akan menghasilkan “economic base point” dan faktor

keekonomian untuk semua unit pembangkit di dalam mode automatic without regulation atau automatic with regulation. Data ini dapat digunakan AGC untuk perhitungan pembebanan yang dituju. Perhitungan “base point” akan menyentuh batas operasi atas atau bawah dan batas respons dari unit tersebut. Dapat juga menyentuh pembebanan aktual semua unit pembangkit yangselainnya. ED dapat bertentangan dengan dispatcher jika diperlukan, untuk menjaga jumlah yang ditetapkan oleh dispatcher mengenai cadangan putar dan margin pengaturan. ED manual dapat diselenggarakan pada beberapa kali eksekuisi ED real time sesuai spesifikasi engineer. Dalam hal ini, “Economic base point” dapat dihitung untuk semua unit pembangkit kecuali unit dengan mode Not Available, Offline, atau Plant control.

Batas operasi unit yang dijumpai dalam ED real time seharusnya dijumpai juga dalam manual dispatch. Biaya incremental dan “base point” unit pembangkit harus dapat ditayangkan. Hanya base point yang dihasilkan oleh ED real time yang dapat digunakan oleh AGC untuk kontrol.

16.3.17. Kurva Incremental Heat Rate Unit PembangkitKurva IHR untuk setiap unit pembangkit harus dapat direpresentasikan

ulang dengan suatu fungsi kenaikan kontinu dan monoton ditentukan oleh 6 titik

On Becoming The Centre of Excellences 16

Page 17: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

mendefisikan 5 segment garis lurus.Hingga 10 kurva IHR dapat dipertahankan untuk setiap unit. Dispatcher

akan dapat memilih kurva IHR aktif. Dispatcher akan dapat pula memasukan biaya bahan bakar untuk setiap bahan bakar yang dipakai dan nilai efisiensi untuk setiap unit.

Minimal tipe unit berikut harus diikutkan : Unit combined cycle Unit panas bumi Unit diesel Unit yang digerakkan oleh uap dan turbin gas

Pada saat undangan pelalangan, setiap tipe lain dari unit yang harus diikutkan harus didefinisikan.

16.3.18. Reserve MonitoringFungsi reserve monitoring (RM) secara periodik (harga awal setiap

5 menit) harus dapat menghitung jumlah dari kapasitas pembangkit yang tersedia untuk mengantisipasi gangguan, pengaturan dan kesalahan peramalan beban. Periode waktu dapat diatur oleh enjiner mulai dari 5 menit hingga 30 menit dengan step setiap 5 menit. Semua hasil perhitungan tersebut harus tersedia sesuai permintaan. Cadangan tersebut harus dihitung untuk sistem , setiap area dan setiap individu untuk pembangkit.

RM harus dapat menghitung nilai berikut untuk setiap area dan seluruh sistema. Total available generating capacity : jumlah dari output MW maksimum yang

dapat dibangkitkan di dalam kendala operasi yang ada terkait dengan unit-unit tersebut.

b. Spinning reserve : Jumlah pembebanan sinkron yang belum dibangkitkan dapat tersedia dalam 10 menit. Jumlah pembebanan yang belum dibangkitkan tersedia dari setiap unit pembangkit dan pusat listrik yang terdaftar dapat dihitung dari pembebanan unit dan pusat listrik, kontribusi cadangan maksimum, batas atas operasi dan batas respons.

c. Non spinning reserve : cadangan ini terdiri dari kapasitas pembebanan istirahat dan pengurangan beban dengan pengurangan tegangan atau pelepasan beban. Hanya sumber daya yang dapat tersedia selama 10 menit diangggap sebagai bagian dari cadangan ini.

d. Operating reserve : jumlah dari spinning reserve dan non spinning reserve

On Becoming The Centre of Excellences 17

Page 18: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Nilai cadangan sistem dan area yang dihitung harus dibandingkan terhadap keperluan cadangan yang secara kuantiti dapat diisi dan dimodifikasi oleh dispatcher . Ketentuan harus dibuat untuk menghitung keperluan cadangan seluas sistem dan area sebagai fungsi dari beban sistem dan area dan unit terbesar on-line mengikuti permintaan dispatcher.

16.3.19. Reactive ReserveCadangan reaktif yang tersedia dari setiap pembangkit baik arah leading

atau lagging harus dihitung berdasarkan pada output reactive aktual dari pembangkit dan batas daya reaktive.

Batas daya reaktiv dapat didasarkan pada kurva kapabilitas unit dan output daya nyata unit. Kurva kapabilitas menentukan batas daya reaktiv sebagai fungsi dari output daya nyata aktual, tegangan terminal dan “power factor” unit tersebut.

16.3.20. Alarm Reserve MonitoringAlarm dapat dimunculkan apabila kondisi sistem berikut ini muncul :

a. Spinning reserve lebih kecil dari pada batas ditetapkan penggunab. Operating reserve lebih kecil dari pada batas ditetapkan penggunac. Kapasitas untuk jam berikutnya tidak cukup memenuhi beban hasil

peramalan sebagaimana dihitung jam-jaman dalam setengah jam.

16.3.21. Statistik Produksi EnergiProduction statistics harus dipersiapkan di dan setiap RCC untuk

mempertahankan perhitungan akurat terhadap biaya produksi yang relevan, faktor ketersediaan pusat listrik dan pemakaian bahan bakar. Hasilnya harus disimpan untuk tayangan dan trending dan keperluan historikal dan untuk laporan harian dan bulanan.

16.3.22. Biaya ProduksiBiaya produksi untuk setiap unit pembangkit harus dihitung setiap jam.

Informasi harus dapat diperoleh dari database real time setiap menit (diatur), perhitungan biaya harus diselenggarakan, dan hasilnya terintegrasi selama satu jam untuk membuat total biaya per jam.

Biaya produksi untuk unit termal harus didasarkan pada kurva “ incremental heat rate” unit yang sedang dipakai, faktor unjuk kerja, pemakaian bahan bakar,

On Becoming The Centre of Excellences 18

Page 19: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

biaya bahan bakar, dan biaya pemeliharaan. Biaya produksi unit adalah jumlah dari biaya bahan bakar dan biaya O&M unit.

Hasil berikut harus tersedia setiap akhir jam pada basis unit, pusat listrik, area, dan sistem keseluruhan :a. Pembebanan aktual dalam netto MWhb. Biaya produksi aktual dalam Rupiahc. Biaya produksi rata-rata aktual dalam rupiah per MWh (didefinisikan

sebagai biaya produksi dibagi dengan output MWh net dari unit)

16.3.23. Faktor Availabilitas Pusat PembangkitFaktor ketersediaan pusat listrik aktual harus dihitung untuk setiap unit

pembangkit, pusat listrik, region, dan sistem. PAF harus dapat dihitung pada basis setiap jam, harian, mingguan, dan bulanan dan harus tersedia atas permintaan untuk ditayangkan, dilaporkan dan disimpan ke arsip. Perhitungan PAF harus “ditentukan-engineer” dan dapat mengakses dan menggunakan bentuk informasi berikut : Output unit, status unit, mode operasi, dan rating unit.

16.3.24. Konsumsi Bahan BakarPemakaian bahan bakar untuk setiap unit pembangkit termal harus dapat

dihitung setiap jam berdasarkan pada pembebanan aktual. Informasi harus dapat diperoleh dari database real time setiap menit (bisa diatur), perhitungan pemakaian bahan bakar harus diselenggarakan, dan hasilnya digabungkan selama satu jam untuk menghasilkan pemakaian bahan bakar jam-jaman.

Pemakaian bahan bakar untuk unit termal harus didasarkan pada karakteristik “heat rate”, komposisi bahan bakar dan joules per berat bahan bakar (atau volume). Hasil berikut harus tersedia untuk setiap tipe bahan bakar pada akhir dari jam pada satu unit, pusat listrik, dan sistem. Pemakaian bahan bakar aktual dalam Joule. Pemakaian bahan bakar aktual dalam berat (atau volume)

16.3.25. Operations SchedulingOperation Scheduling harus terdiri dari fungsi berikut, seperti yang

tercantum dibawah ini :a. Load forecasting (LF)b. Unit Commitment (UC)c. Hydro Scheduling (HS)

On Becoming The Centre of Excellences 19

Page 20: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

d. Hydro-Thermal Coordination (HTC)e. Current Operating Plant (COP)f. Outage Scheduler (OS)

Fungsi-fungsi “operating scheduling' harus dapat dieksekusi atas permintaan untuk mendukung aktivitas berikut yang menyertakan perioda peramalan dan penjadwalan hingga 8 hari kedepan. Menetapkan peramalan beban sistem dan peramalan masing-masing area. Menetapkan penjadwalan untuk semua unit-unit dan IPP yang siap (hidro dan termal) misalnya : dengan menerapkan, studi-studi UC, HS dan HTC. Menetapkan biaya marginal untuk unit hidro. Mempertahankan “Current operating plan' sistem, termasuk jadwal unit pembangkit dan pembebanannya. Mempertahankan penjadwalan “outages' untuk semua unit pembangkit dan IPP.

Sampai dengan tiga pemakai harus dapat bersamaan mempersiapkan kasus-kasus yang diisikan untuk setiap fungsi “operating scheduling' dan untuk memeriksa data output dari berbagai macam solusi. Setiap pemakai harus dapat menghentikan persiapan dari pengisian kasus untuk mempersiapkan dan mengeksekusi masukan kasus lainya tanpa kehilangan satupun data yang diisikan sebelumnya untuk isian kasus pertama.

16.3.25.1. Peramalan BebanMW jam-jaman dari sistem (Beban pada 50 Hz sebelum adanya

pelepasan beban) harus dapat diramal untuk sampai 8 hari (192 jam) kedepan. Peramalan beban individual area harus dibuat tersedia pada setiap control center yang relevan.

Pemakai harus dapat menyimpan setiap hasil peramalan dari 4 output “save case' untuk penggunaan dimasa datang. Satu dari “save case' harus dapat ditandai sebagai peramalan beban yang aktif untuk dipakai oleh fungsi “power system operation' lainnya. Sebagai tambahan, pemakai harus dapat mencetak dan menayangkan hasil-hasil pilihan baik dalam bentuk tabular maupun grafikal yang memperlihatkan beban versus waktu jam-jamaan secara instan.

Pemakai harus mempunyai kemampuan untuk membuat pengaturan dinamis “enabled' dan “disabled' terhadap peramalan beban yang berlangsung hari ini.

Pengaturan-pengaturan tersebut harus didasarkan pada derajat sejauh mana LF menentukan bahwa peramalan tersebut tidak cocok dengan

On Becoming The Centre of Excellences 20

Page 21: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

beban aktual pada satu atau beberapa jam sebelumnya. Jika penyimpangan melebihi “user adjustable thershold' , LF akan menentukan dan membuat pengaturan yang perlu ke seluruh nilai jam-jam ke depan dari peramalan “current day' secara otomatis.

Peramalan beban “similar day' harus disediakan berdasarkan kepada nilai beban terbatas jam-jaman yang dinormalkan dihitung secara aktual dan disimpan untuk masing-masing dari ketujuh tipe hari yang berbeda yang ditetapkan pemakai selama dua puluh lima bulan kebelakang. Setiap nilai yang dinormalkan membentang dari nol ke satu dimana satu menggambarkan beban puncak sistem hari itu.

Pemakai harus dapat memasukan sampai tujuh variabel “user defined' yang menguraikan kondisi cuaca ramalan untuk tiga waktu yang ditetapkan sebelumnya dari hari ramalan beban, seperti temperatur, tekanan udara, kelembaban udara relativ, ketinggian curah hujan, kecepatan angin, arah angin dan tingkat penerangan cahaya. Peramalan beban “similar day' kemudian akan mencari data 25 bulan kebelakang untuk mendapatkan paling banyak 4 hari yang sama tipe harinya sebagai hari peramalan beban beserta variable kondisi cuaca yang paling cocok dengan variable yang diprediksikan tersebut.

LF akan memperbolehkan pemakai tersebut untuk membatasi pencarian ke seluruh hari dibelakang berhubung dengan adanya :a. Tipe hari peramalan bebanb. Satu atau lebih bulan yang telah diberi namac. Perioda waktu yang dispesifikasikan dengan tanggal mulai dan terakhir.

Setiap peramalan beban “paling pas' akan menyertakan error penyimpangan antara variabel kondisi cuaca aktual dan yang diprediksi. Pemakai harus dapat memilih dan merubah peramalan yang mana saja untuk membuat, sebagai contoh, peramalan beban aktif. Hal ini harus termasuk kemampuan untuk membuat skala bahwa bagian dari peramalan tersebut yang sesuai dengan beban “user-entered peak MW' dan kemampuan untuk mengatur nilai per jam secara individual untuk menghitung pengaruh beban yang tidak sesuai. Pemakai harus dapat membuat peramalan “multy-days' dengan menentukan data input untuk setiap hari peramalan beban sebelum mengeksekusi peramalan beban “similar day'. Dengan demikian memungkinkan untuk mem-bya-pass semua faktor cuaca tersebut dan menggunakan peramalan “similar day' tersebut sebagai peramalan beban yang aktif.

Statistik error harus dipelihara berdasar pada perbedaan antara beban

On Becoming The Centre of Excellences 21

Page 22: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

terbatas yang sedang meramalkan enam jam kedepan (bisa diatur engineer) dan beban terbatas aktual yang berhubungan tersebut jika tersedia. Statistik tersebut harus menyertakan error dalam setiap variabel kondisi cuaca yang diprediksi dengan error beban terbatas untuk setiap jam pada bulan berjalan dan bulan lewat. Hal tersebut juga akan menghiutng harga rata-rata dan standar deviasi dari setiap error.

16.3.25.2. Unit CommitmentUnit commitent (UC) harus memilih kombinasi unit pembangit (termasuk

IPP) yang dapat mensuplai beban prakiraan sampai dengan 8 hari (192 jam ) kedepan. Penjadwalan sumber daya harus terlaksana bila diminta pemakai dalam upaya untuk mensuplai prakiraan beban sistem untuk setiap jam dari periode studi yang ditetapkan tersebut. UC harus dapat diinisialisasi oleh pemakai. Objektivitas dari UC harus dapat meminimalkan total biaya produksi sistem selama tenggang waktu studi dengan memperhatikan kendala sistem hidro dan termal dan keperluan cadangan sitem. Biaya produksi unit termal harus dapat dihitung menggunakan biaya bahan bakar, startup dan biaya shutdown, dan biaya operasi dan pemeliharaan. Jadwal pembangkitan hidro diberikan dalam kasus ini. Dua mode UC berikut harus tersedia :a. Thermal Unit commitment : Diberikan penjadwalan dari unit hidro, UC (atau

TUC) akan menentukan komitmen dari unit termal yang gmeminimalkan biaya produksi keseluruhan dan juga seluruh biaya.

b. Fixed Unit commitment : Diberikan jadwal komitment unit (up-down status), UC (atau FUC) akan menghitung jadwal pembebanan yang biayanya dan biaya produksinya terkecil.

16.3.25.3. Model Pembangkit ThermisUC harus sesuai model dari pusat listrik termal dengan cukup mendetail

untuk menghitung jadwal operasi harian dan mingguan. Umumnya, model pusat listrik termal UC harus dapat mampu menyertakan elemen-elemen berikut :a. Pusat listrik Minyak, batu bara, gas (termasuk unit combined cycle).b. Karakteristik combined cycle yang dipengaruhi oleh perubahan terhadap

konfigurasi pembangkitanc. Kurva “incremental heat rate” unit diturunkan dari karakteristik input-outputd. Tipe bahan bakar, biaya bahan bakar, faktor efisiensi bahan bakar, dan

karakteristik pemakaian/ketersediaan bahan bakar.

On Becoming The Centre of Excellences 22

Page 23: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

e. Biaya startup dan shutdownf. biaya operasi dan pemeliharaang. batasan kecepatan respon unith. “unit minimum up and down times”

16.3.25.4. Data Input UCPemakai harus dapat mengulang dan merubah semua data

masukan sebelum menginisialisasi suatu solusi UC. Tayangan pengendalian suatu eksekusi UC harus membolehkan pemakai untuk men-set up- kondisi untuk menajalankan suatu studi dan untuk memilih kendali tambahan dari program.

Nilai “default” untuk data terpilih harus merupakan “user defined” untuk meminimalkan tindakan yang diperlukan untuk mensetup sebuah kasus UC. Seperti diperlukan, UC harus dapat mampu menyertakan data masukan berikut :a. Peramalan beban sistem dari LFb. Penjadwalan pemeliharaan unit pembangkit dari OSc. Parameter dan jadwal unit pembangkitd. Histori berjalan dari setiap unit pembangkit dari database tersebut, termasuk

status dan jumlah jam sejak start-up/shutdown terakhire. Konfigurasi combined cycle awal dan jadwal konfigurasif. Faktor penalti untuk menghitung efek rugi-rugi sistem dari “Transmission Loss

Sensitivity Factors”.g. Kendala output MW maksimum dan minimum dalam satu atau lebih

“user defined groups” dari unit pembangkit (kendala MW area).h. Keperluan cadangan sistem tenagai. Start studi dan waktu stop

16.3.25.5. Klassifikasi Unit UCKlasifikasi unit berikut harus didukung :

a. Unavailable unitb. Partially unavailable unitsc. Must Run unitsd. Fixed run unitse. Cycling unitsf. Peaking unitsg. Continued units

On Becoming The Centre of Excellences 23

Page 24: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

16.3.25.6. Kendala UCUC harus mengenal kendala berikut sebagai minimum

a. Kebutuhan pembangkitanb. Unit dengan jadwal tetap selama didalam periode studic. kecepatan respon MW unitd. Kebutuhan cadangan MW sisteme. Kemampuan unit seperti dirubah oleh derating dan pemeliharaanf. jadwal ketersediaan unitg. up time dan down time minimum unith. Kendala start up yang berhubungan pusat listriki. kendala combined cyclej. Unit-unit yang, jika siap membentuk bagian dari suatu kelompok dan

mereka tidak dibebani terpisah masing-masing(contohnya combined cycle)k. Ketersediaan bahan bakar dan kendala pemakaian rata-rata

Nilai “default” untuk semua data diatas tersebut harus dapat didefinisikan oleh engineer. Semua data harus dapat ditampilkan dan diubah oleh pemakai. Kendala secara luas harus dikelompokkan kedalam kendala “hard” dan “relaxable” Hal ini juga memungkinkan menjadi “soften” atau “ignore” suatu kendala “relaxable” tergantung pada apakah ya atau tidak sebuah penalti berhubungan dengan penyimpangan dari kendala setelah ia dijalankan. Kendala “hard” dan “relaxable” tersebut akan diidentifikasi selama tahap desain. Bobot penalti “default” untuk kendala “softened” harus bisa diatur engineer.

16.3.25.7. Karacteristiks Solusi UCUC harus menyertakan karakteristik solusi berikut :

a. Urutan dari unit termal yang dijalankan harus dihitung dinamis pada basis biaya terendah menggunakan biaya produksi, biaya start up, biaya shutdown, dan biaya operasi dan pemeliharaan. Pemakai harus bisa meng”override” perhitungan dan menandai prioritas start up/shutdwon unit.

b. Komitmen dan penjadwalan unit combined cycle harus dapat ditentukan sebagai variabel keputusan dalam UC.

c. Pencampuran bahan bakar untuk pusat listrik “dual fuel” harus dapat diisikan pada database dan harus dapat digunakan dalam perhitungan biaya.

d. Pemakai harus dapat untuk mengaktifasi atau menonaktifkan kendala ”relaxable” secara individual atau dalam kelompok (contoh, jalankan semua

On Becoming The Centre of Excellences 24

Page 25: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

kendala cadangan area). UC harus dapat menjalankan kendala (“soften” atau “ignore”) yang dibuat kapan saja kondisi yang tidak layak diperoleh.

UC tidak mampu untuk memenuhi setiap keperluan harus tidak menyebabkan studi tersebut gagal. Sebaliknya, UC akan melaporkan permasalahan tersebut beserta waktu kejadiannya didalam jadwal.

16.3.25.8. Data Output UCUC harus dapat menyertakan penayangan yang menampilkan data

output berikut per “increment” waktu dari periode studi :a. Output pusat listrik dan unitb. Cadangan unit pusat listrik, area dan sistem.c. Biaya bahan bakar unit, pusat listrik, area dan sistem dalam rupiah.d. Biaya operasi dan pemeliharaan unit, pusat listrik, area, sistem dalam rupiah.e. Biaya startup dan shutdown unit, pusat listrik, area dan sistem dalam rupiah.f. Biaya produksi (jumlah dari d,e, dan f)g. Pemakaian bahan bakar setiap bahan bakar yang dipakai oleh unit, pusat

listrik, area dan sistem dalam Joules.h. Faktor efisiensi dan faktor ketersediaan unit dan pusat listriki.Indikasi explisit dari unit yang telah komit

Tayangan harus merangkum hasil hitungan UC dalam basis harian dan perioda studi sebelumnya. Rincian mengenai kendala yang berjalan untuk mencapai sebuah solusi yang diikuti pemberitahuan menguraikan alasan terhadap kegagalan konvergensi harus tersedia. Pemakai harus dapat mengarahkan semua atau sebagian dari hasil UC untuk dicetak.

16.3.25.9. Data kasus UCPemakai harus dapat membuat satu “save case” untuk pemakaian

sementara dan untuk menyimpan sampai dengan 20 kasus input untuk penggunaan berikutnya. Hal ini harus dapat memungkinkan untuk menyimpan hasil UC dalam file yang sama sebagai data input. Mungkin saja untuk menggunakan hasil dari UC sebagai bagian dari data input untuk HTC. Satu dari file yang tersimpan dapat ditandai sebagai file komitmen aktif dan dapat berisi jadwal yang sedang berjalan dari unit pembangkit untuk digunakan oleh fungsi SCADA EMS lainnya (lihat 2.9.6). Pemakai harus dapat melihat dan mengedit isi dari setiap “save case”.

On Becoming The Centre of Excellences 25

Page 26: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

16.3.25.16. Kasus Banding UCPemakai harus dapat memilih dua “save case” dan mengarahkan bahwa

keduanya diperbandingkan untuk jangka waktu bersamaan. Hasilnya harus dapat merangkum perbedaannya dalam data input dan output dan tersedia untuk dilihat dan dicetak.

16.3.25.11. Penjadwalan Pembangkit HidroPLN mempunyai dua tipe unit hidro, tipe “run of the river” dan tipe waduk.

Unit “run off river” diperlakukan sebagai unit “must run” dan unit waduk digunakan untuk “peak shaving”. Air dan energi yang tersedia dari unit ditetapkan oleh departemen selain PLN. Maka, apa yang dibutuhkan PLN untuk menetukan adalah distribusi dari energi untuk waduk tersebut untuk “peak shaving”. Supplier diharapkan untuk dapat mengajukan satu algoritma yang menjalankan pendistribusian dari energi hidro sekaligus dengan perhitungan untuk biaya energi hidro tersebut.

16.3.25.12. Koordinasi Pembangkit Hydro-ThermalHidro Thermal Coordination diperlukan untuk menjadwalkan sistem

kombinasi hidro dan thermal yang kompleks. Hidro thermal Coordination akan mengeksekusi Hidro Scheduling untuk menentukan jadwal awal unit hidro sambil merespon semua kendali relevan yang berasal dari pusat listrik hidro dan sistem hidro. Bermodalkan penjadwalan hidro dan kontribusi hidro tersebut ke cadangan sistem sebagai input, HTC harus juga mengeksekusi UC untuk menentukan penjadwalan unit termal sambil merespon semua kendali relevan yang berasal dari pusat listrik termal dan sistem tenaga.

HTC kemudian harus dapat berinteraksi antara HS dan UC secara dinamis memperbaharui biaya maksimal dari unit hidro (sebagaimana diperlukan HS) dan penjadwalan hidro dan kontribusi hidro kepada cadangan sistem (sebagaimana diperlukan UC), sampai dicapai konvergen. Kemampuan dari pemakai untuk menandai persentase cadangan sistem tenaga yang dialokasikan ke unit hidro (dan juga termal) harus disiapkan tersedia. Periode waktu untuk fungsi HTC harus 192 jam

16.3.25.13. Rencana Operasi HarianCurrent Operating Plan (COP) harus berisi perencanaan operasi sistem

daya aktif. COP harus berisi perencanaan operasi sistem daya aktif. COP harus

On Becoming The Centre of Excellences 26

Page 27: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

berisi informasi dalam basis per jam untuk periode waktu berikut : (1) hari sebelum , (2) hari berjalan, dan (3) tujuh hari ke depan.

Informasi berikut harus dapat disertakan dalam perencanaan operasi :a. Peramalan beban aktif.b. Komitmen unit akhir termasuk penjadwalan hidroc. Penjadwalan pemeliharaan.

Perencanaan operasi harus dapat langsung dilihat oleh setiap pemakai yang berwenang tanpa memerlukan akses ke dalam fungsi penjadwalan operasi lainnya yang membuat informasi tersebut. Perencanaan operasi harus dapat langsung diakses oleh fungsi SCADA EMS yang lainnya. Tidaka da data didalam perencanaan tersebut yang dapat diatur secara manual. Semua masukan manual dan perubahan akan diselenggarakan didalam fungsi yang mensuplai datanya.

16.3.25.14. Penjadwalan Pemeliharaan PembangkitOutage Scheduler (OS) harus dapat memperbolehkan pemakai yang

berwenang untuk memasukan dan mengelola pemeliharaan kedepan peralatan sistem tenaga. Pemakai tersebut harus dapat memasukan identifikasi peralatan dan status pemeliharaan, tanggal dan waktu dimulainya pemeliharaan tersebut dan tangal dan waktu berakhirnya pemeliharaan tersebut. Suatu pemeliharaan dapat berisi satu atau lebih dari peralatan berikut dalam kombinasi : Peralatan switching, tranmisi AC dan DC, transformator, Phase shifter, kapasitor, reaktor, sincronous condenserdan unit pembangkit.

Identifikasi akan terdiri dari nama gardu induk, dimana peralatan berada dan nama dari peralatan tersebut. Status harus menyertakan yang berikut :a. peralatan switching open/closeb. peralatan branches dan shunt-inservice/outservicec. pembangkit-status kesiapan dan rating untuk mode operasi yang

memungkinkanHal ini harus dapat memungkinkan untuk memasukan penjadwalan

sampai dengan satu tahun kedepan. Penjadwalan historikal harus dapat diatur online untuk satu bulan. Penjadwalan pemeliharaan untuk peralatan yang dimodelkan didatabase analisa sistem tenaga dan penjadwalan operasi harus dapat digunakan oleh fungsi SCADA EMS lainnya,seperti halnya UC dan Optimal Power Flowuntuk hari dan waktu kedepan yang ditandai, setiap fungsi SCADA EMS harus dapat memanggil dan menggunakan

On Becoming The Centre of Excellences 27

Page 28: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

status dari peralatan tersebut dalam jadwal yang cocok dengan keperluannya. Contohnya, unit commitment harus dapat memanggil dan menggunakan jadwal tersebut untuk unit pembangkit sedangkan optimal power flow harus dapat memanggil jadwal tersebut untuk semua peralatan. Penjadwalan pemeliharaan untuk peralatan yang bukan merupakan bagian dari suatu analisa atau databasepenjadwalan harus dapat dipertahankan sedemikain untuk tujuan perekaman.

OS akan memvalidasi semua masukan untuk memeriksa bahwa tingkat waktu adalah valid, status peralatan adalah valid dan lengkap, dan bahwa jadwal terbaru tidak bertentangan dengan satu pun penjadwalan aktif yang pre-exsisting. OS juga kan memeriksa identifikasi peralatan dibandingkan dengan peralatan yang dikenal SCADA EMS dan harus dapat memberitahukan pemakai apabila ciri-ciri peralatan tidal diketemukan. Pemakai harus dapat menayangkan penjadwalan untuk peralatan yang dipilih selama periode waktu yang ditetapkan. Pemakai harus dapat juga merubah dan menghapus yag mana saja atau penjadwalan yang dikelola oleh OS.

10.4 Dispatcher Training Simulator (DTS)

Dispatcher Training Simulator (DTS) harus disediakan untuk pelatihan SCADA/EMS IRCC selama sistem tenaga normal, darurat dan kegiatan pemulihan. DTS harus di-install di IRCC yang akan digunakan untuk melatih dispatcher IRCC dan RCC. Lingkungan DTS harus mampu mengadaptasi pelatihan khusus yang diperlukan tiap RCC dan IRCC.

Fasilitas DTS utama harus mencakup:1. Power System Model (PSM) yang mensimulasikan sistem tenaga dalam cara yang

realistik, termasuk tanggapannya terhadap kejadian yang disimulasikan, tindakan instruktur dan tindakan siswa. Tanggapan PSM harus identik dengan tanggapan yang diamati oleh dispatcher IRCC atau RCC dalam lingkungan SCADA/EMS IRCC yang sebenarnya.

2. Hydro System Model (HSM) yang mensimulasikan sistem hidro dalam cara yang realistik.

3. IRCC Model (IRCCM) yang diadaptasi untuk menghasilkan representasi eksak IRCC dan/atau RCC. IRCCM harus:a. Terdiri dari perangkat keras dedicate sehingga pelatihan terhubung tanpa harus

mengganggu operasi real time IRCC dan RCCb. Dapat menjadi backup control room dari real time SCADA/EMS IRCC

On Becoming The Centre of Excellences 28

Page 29: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4. Pendekatan yang mengijinkan tiap konsol real time IRCC atau peralatan hardcopy dapat dipakai oleh DTS sesuai kegunaannya dan sebaliknya. Konsol harus dapat dipakai sebagai konsol siswa atau instruktur. DTS harus dapat digunakan oleh banyak siswa sebagai tim dan pelatihan pada tingkat IRCC dan RCC. DTS juga harus mendukung banyak instruktur.

5. Fasilitas yang harus memungkinkan DTS untuk mensimulasikan eksekusi fungsi LFC.6. Fasilitas kontrol instruktur yang meliputi kemampuan untuk set up, kontrol, partisipasi

didalamnya dan melihat hasil sesi pelatihan.7. Kemampuan untuk memperoleh data dari SCADA/EMS IRCC secara otomatis untuk

inisialisasi DTS. Data inisialisasi harus mencakup SE save cases.8. Desain harus menjamin setiap tindakan yang dilakukan instruktur dan siswa yang

menggunakan DTS tidak mengganggu database sistem real time atau sistem tenaga actual.

9. Kemampuan untuk mensimulasikan gangguan sistem aktual dari snapshot data historikal yang disimpan oleh fungsi Real Time Database Snapshot di IRCC

10. Kemampuan untuk minimal membuat kondisi pelatihan berikut:a. Steady state normalb. Kontrol pembangkitc. Kontrol transmisid. Kontrol demande. Kontrol gardu indukf. Beban tinggig. Overload line dan trafoh. Tegangan rendahi. Cadangan putar rendahj. Beban rendahk. Tegangan tinggil. Beban minimum (excess generation)m. Gangguan sistemn. Rugi unit utamao. Rugi line transmisi utamap. Sistem pulauq. Skenario kolaps teganganr. Blackout sistems. Restorasi systemt. Fenomena kejadian dinamik & transient dalam sistem

10.4.1 Model Sistem Tenaga (PSM)PSM harus mencakup:a. Jaringan sistem tenaga, pembangkit dan beban keseluruhan area b. Alat bagi instruktur melaksanakan simulasi fungsi yang secara normal ditangani oleh

personel operasi di gardu induk, pembangkit, IRCC, RCC, dan lokasi lainnya yang mendukung SCADA/EMS IRCC

c. Simulasi interface antara SCADA/EMS IRCC dan peralatan yang dimonitor dan dikontrol oleh sistem

On Becoming The Centre of Excellences 29

Page 30: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

d. Simulasi semua interface lain dan fungsi yang berdampak pada operasi sistem

PSM harus valid dalam kondisi normal, darurat, dan pemulihan, termasuk range frekuensi 47 Hz sampai 53 Hz, tegangan dari 0,7 hingga 1,3 per unit, dan tiap kondisi sistem tenaga dimodelkan stabil.PSM harus dapat mensimulasikan kondisi hingga terdapat beberapa pulau listrik, masing-masing dengan frekuensi sendiri. Island blackout harus didukung sehingga kolaps pada beberapa pulau tidak menyebabkan keseluruhan simulasi dibatalkan. Bila islanding atau island blackout terjadi, error message akan ditampilkan ke instruktur yang menjelaskan penyebab islanding atau blackout, dan fungsi sistem tenaga harus berlanjut untuk menunjukkan pada siswa model yang sama jika terjadi hal yang sama dalam sistem real time.Kemampuan untuk mensimulasi unit startup dan pemulihan satu atau lebih blackout island harus diperlihatkan. Hal ini mencakup koneksi ulang ke energized island melalui circuit breaker, tunduk terhadap supervisi dengan model relay yang tepat. Memungkinkan untuk mem-bypass model relay synchrocheck dengan cara point kontrol supervisory alternatif.PSM harus mencakup nilai default untuk semua parameter model di tempat yang dipilih IRCC untuk menggunakan model generik untuk elemen seperti unit pembangkit daripada menggunakan model spesifik.

10.4.2 Pemodelan BebanPSM harus memodelkan beban daya aktif dan reaktif dalam sistem tenaga. Beban pada gardu induk harus terdiri dari tiga komponen: conforming, non-conforming, dan random.Bagian conforming beban daya aktif harus didasarkan pada kurva beban yang disimpan yang dilengkapi oleh IRCC. Tiap kurva beban harus menunjukkan profil beban selama 24 jam menggunakan straight line segment untuk tiap periode 5 menit. Kemampuan menggunakan kurva beban terpisah untuk tiap sistem tenaga RCC harus disediakan.Kurva beban harus disimpan dalam bentuk normalisasi dan harus membutuhkan beban puncak yang dispesifikasikan terpisah untuk seluruh RCC. Memungkinkan untuk menggunakan kurva beban yang sama untuk seluruh RCC, masing-masing memiliki beban puncak yang berbeda.Data beban yang disimpan oleh fungsi Real Time Database Snapshot harus dapat diambil kembali oleh instruktur dan kurva beban DTS harus dapat dibangun. Instruktur menggunakan Information Retrieval System untuk menguji data beban yang disimpan dan kemudian memilih data yang diinginkan. Fungsi DTS harus menterjemahkan data yang dipilih ke dalam bentuk yang diinginkan untuk kurva beban DTS.Beban aktif yang conforming harus didistribusikan ke bus beban menggunakan set faktor distribusi yang dipilih instruktur dan dapat dimodifikasi. Bagian reaktif dari beban bus yang conforming harus berupa persentase dari beban daya aktif yang berhubungan.Bagian tiap beban bus yang non-conforming harus berupa set variasi waktu dari nilai daya aktif dan reaktif dengan resolusi lima menit. Komponen random beban harus terdiri dari variasi random yang mengikuti distribusi probabilitas uniform yang diaplikasikan ke tiap beban.

Model beban juga harus mencakup fasilitas berikut:

On Becoming The Centre of Excellences 30

Page 31: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

a. Load shedding dan pemulihan dengan underfrekuensi relaying dan supervisory control

b. Efek cold load pickup dalam pemulihan bebanc. Variasi beban sebagai fungsi frekuensi island dengan beban yang dapat diatur oleh

enjiner terhadap parameter frekuensi untuk tiap beband. Variasi beban sebagai fungsi tegangan bus

10.4.3 Sumber Energi dan Model FrekuensiSumber energi harus dimodelkan dalam DTS, termasuk fosil steam, steam, hydroelectric, combustion turbine dan unit pembangkit combine cycle. Tiap model sumber energi harus mencakup model referensi beban governor, model governor, dan model turbin. Aksi governor harus dapat di-enable/diblok oleh instruktur dalam basis unit terpisah. Kemampuan memasukkan efek steady state dari automatic voltage regulators (AVR) dan power system stabilizers (PSS) harus disediakan.Model kompleksitas yang bervariasi harus disediakan untuk semua tipe unit. Model level pertama, yang paling kompleks, harus direpresentasikan dengan akurasi tinggi, model komputasi yang tinggi, dan mencakup semua detail turbin boiler dan tambahan lainnya dan sama dengan model EPRI DTS. Model level kedua disederhanakan versinya diperoleh dari model level pertama. Model level ketiga harus cepat menghitung model pendekatan dan harus merepresentasikan berbagai unit dengan perubahan parameter.Frekuensi dalam tiap pulau pada sistem tenaga harus dimodelkan sebagai fungsi island power mismatch, inertias, dan sensitivitas beban pulau terhadap frekuensi. Island power mismatch adalah perbedaan antara pembangkitan pulau dan beban pulau serta rugi-ruginya.

10.4.4 Simulasi Jaringan Sistem TenagaDTS harus mencakup model jaringan sistem tenaga yang konsisten terhadap apa yang digunakan oleh fungsi operasi sistem tenaga IRCC. Model ini harus mencakup:1. Model steady state dengan waktu tunda dinamik yang tepat untuk perubahan tap

otomatis pada trafo (termasuk penggeser fasa)2. Kontrol otomatis dari sumber VAr seperti peralatan kapasitor/reaktor, kompensator

VAr statik (SVC), generator, dan synchronous condenser3. Kemampuan instruktur untuk melakukan simulasi yang secara normal dilakukan oleh

operator pada lokasi remote dari SCADA/EMS IRCC yang ada di dalam bentuk DTS yang digunakan siswa. Sebagai contoh, memungkinkan instruktur untuk melakukan simulasi sebagai operator pembangkit dengan memasukkan atau melepas unit pembangkit dan merubah keluaran daya dan batasnya.

4. Model untuk tipe relay proteksi berikut ini. Memungkinkan instruktur untuk mengaktifkan dan menonaktifkan fungsi dari tiap model relay secara terpisah melalui tampilan. Harus ada timer yang terkait dengan tiap model relay yang bekerja bila kondisi input (undervoltage, underfrequency, dan lain-lain) dipenuhi. Output relay baru bekerja setelah waktu timer selesai. Waktu tunda harus ditentukan terpisah untuk tiap model relay mulai dari nol detik hingga 10 menit dengan kenaikan 10 detik

5. Operasi sebuah relay harus menghasilkan inisiasi satu atau lebih kejadian yang ditentukan instruktur. Kejadian yang berkait dengan operasi relay harus tidak dibatasi

On Becoming The Centre of Excellences 31

Page 32: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ke gardu induk dimana relay berada, sehingga operasi transfer-trip dapat disimulasikana. Inverse Time MVA Directional dan Non-directional: Kondisi ini harus dapat

digunakan untuk mengoperasikan breaker pada level MVA dan waktu tunda yang ditentukan

b. Under/over frequency: Kondisi ini harus dapat digunakan untuk men-trip beban dan pembangkit pada level frekuensi yang ditentukan

c. Under/over voltage: Kondisi ini harus dapat digunakan untuk mengoperasikan breaker pada level tegangan yang ditentukan

d. Synchrocheck: Kondisi ini harus dapat digunakan untuk menghalangi penutupan circuit breaker jika tegangan dan sudut fasa tidak berada dalam batas jika dua sisi breaker berada dalam pulau yang sama, atau jika tegangan dan frekuensi tidak dalam batas jika dua sisi breaker berada dalam pulau yang berbeda. Model relay harus berisi dead line dan dead bus logic.

e. Automatic reclosure: Fasilitas ini harus dimodelkan untuk memperoleh reclosure breaker yang trip karena operasi relay lainnya. Relay ini harus dimodelkan hingga tiga reclosure per relay, masing-masing dengan waktu tunda yang dimasukkan instruktur secara terpisah

f. Time switched: Kondisi ini harus dapat dimodelkan untuk bekerja berdasarkan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

g. Branch fault simulation: Gangguan harus dapat ditentukan oleh instruktur dengan indikasi waktu kejadian, lokasinya, dan durasinya. Pada waktu yang sesuai, DTS harus membuka semua peralatan switching yang diawasi oleh relay proteksi dan yang diperlukan untuk memperbaiki gangguan. Apabila beberapa peralatan switching gagal mengisolir gangguan, karena breaker yang telah diset tidak bekerja, maka peralatan harus tidak beroperasi dan peralatan back up harus bekerja. Apabila siswa atau instruktur mencoba melakukan reclose pada peralatan tersebut selama gangguan masih ada, maka peralatan harus trip lagi. Jika siswa atau instruktur harus mengisolasi gangguan menggunakan sectionalizing switch, reclose peralatan yang menghilangkan gangguan, dan mencoba reclose sectionalizing device selama terdapat gangguan, DTS harus menghilangkan gangguan dengan cara yang sama seperti mengisolir gangguan pada awalnya. Branch fault simulation harus dilaksanakan menggunakan event dan event group. Sectionizer, recloser, dan lain-lain dimodelkan hanya dengan yang tercantum dalam SCADA/EMS.

6. Semua kondisi pengukuran dan peralatan dikumpulkan oleh SCADA/EMS IRCC dimana pelatihan dilakukan. Hal ini mencakup pengukuran dari Remote Station, I/O lokal, dan link penukaran data. PSM juga harus memodelkan output deviasi waktu transducer berdasarkan perbedaan terintegrasi antara frekuensi model dan 50 Hz (pada lokasi simulasi SCADA/EMS IRCC).

7. Model akurat dari semua peralatan dalam sistem tenaga berada di bawah supervisory control oleh SCADA/EMS IRCC untuk pelatihan yang dilakukan. Simulator harus menerima sinyal kontrol yang dibangkitkan oleh IRCCM, merespon sesuai dengan peralatan aktual, menghasilkan sinyal output yang diperlukan untuk model jaringan,

On Becoming The Centre of Excellences 32

Page 33: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

dan menghasilkan sinyal output secara normal yang dimonitor oleh Remote Station, I/O lokal, dan perangkat lunak penukaran data

8. Model akurat dari semua peralatan dalam sistem tenaga dikontrol oleh pengontrol lokal. Model harus mencakup peralatan dan pengontrolnya. Sebagai contoh, PSM harus memodelkan perubahan tap trafo dengan loop kontrol lokal, kompensator VAr statik, dan capasitor bank yang mengontrol tegangan bus lokal. Sistem tenaga harus mencakup respon dinamik dari peralatan tersebut.

10.4.5 Model Sistem Hidro (HSM)HSM harus menyediakan bermacam sistem hidro yang ada dalam sistem .

10.4.6 Model RCC (RCCM)RCCM harus dapat menampilkan SCADA/EMS RCC untuk operator yang dilatih, terdiri dari replika exact mengenai subset perangkat keras yang digunakan dalam SCADA/EMS RCC dan perangkat lunak yang sama digunakan dalam SCADA/EMS RCC dengan modifikasi yang diperlukan terhadap interface dengan PSM dan HSM.RCCM harus menduplikasi SCADA/EMS RCC dari perspektif interaktif siswa dengan DTS dari konsol pelatihan. Dalam hal ini, fungsi berikut harus ada dalam DTS:a. Akuisisi data dan supervisory control b. Storage informasi dan retrieval c. Fungsi dispatching real time d. Analisa sistem tenaga e. User interface (HMI)

Fungsi ini merupakan salinan dari fungsi SCADA/EMS IRCC real time, kecuali fungsi seperti:f. SCADA yang berinteraksi dengan sistem tenaga aktualg. Pertukaran datah. LFC

Perbedaan antara fungsi ini dan fungsi yang berhubungan dengan SCADA/EMS IRCC harus dibatasi terhadap perubahan yang dibutuhkan untuk interaksi PSM dan HSM. Perbedaan fungsional yang tampak pada siswa tidak diperbolehkan.

10.4.7 Kontrol InstrukturAktivitas pre-session, session, dan post-session harus dapat dilakukan oleh instruktur. Tugas yang diberikan instruktur harus didukung dengan satu atau lebih konsol yang harus mencakup semua kemampuan pada konsol siswa dan kemampuan instruksional tambahan.Tiap sesi pelatihan harus terdiri dari eksekusi sebuah skenario yang dimulai dari base case. Base case ini harus terdiri dari output kasus jaringan yang telah terselesaikan yang berasal dari state estimator atau aliran daya dan satu atau lebih kurva beban. Skenario harus terdiri dari satu atau lebih event group, masing-masing terdiri dari satu atau lebih kejadian.

On Becoming The Centre of Excellences 33

Page 34: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Aktivitas pre-session terdiri dari skenario pembuatan dan pengembangan kejadian yang terjadi selama skenario pelatihan. Fungsi aliran daya harus dilakukan dalam DTS untuk mendukung fasilitas ini.Aktivitas session dilakukan oleh instruktur termasuk inisiasi, kontrol, dan partisipasi dalam sesi latihan.Aktivitas post-session terdiri dari session review dan evaluasi terhadap kinerja siswa. DTS harus menjaga rekaman sesi latihan sehingga base case, skenario, tindakan siswa, dan aktivitas sesi lainnya dapat dilihat. Rekaman terpisah harus dijaga untuk tiap SCADA/EMS IRCC.

10.4.8 Aktivitas Pre-SessionBase case harus dapat dibuat oleh instruktur dan aliran daya dieksekusi bila diinginkan untuk menginisialisasi base case. Kejadian yang dijadwalkan terjadi selama sesi latihan harus dapat dibangun oleh instruktur. Sesi latihan harus dibangun dengan gabungan satu atau lebih event group dengan sebuah base case.

10.4.9 Konstruksi SkenarioFasilitas berikut ini harus diberikan untuk pembuatan sebuah sesi latihan:1. Base case construction: Mengijinkan instruktur mengeset kondisi, parameter, dan

pembatasan untuk peralatan dalam database jaringan. Memungkinkan untuk menginisialisasi sebuah base case dari sumber berikut:a. Base case yang disimpan dan dibuat dalam DTSb. Solusi aliran daya yang diperoleh dari DTSc. Solusi aliran daya atau state estimation yang diperoleh dari sistem real time

IRCC2. Base Case Store: Mengijinkan instruktur untuk menyimpan suatu base case untuk

penggunaan selanjutnya. Memungkinkan untuk mentransfer base case yang telah disimpan ke memori tambahan (seperti magnetic tape) dan me-reload base case yang tersimpan dari memori tambahan

3. Base Case Select: Mengijinkan instruktur untuk memilih base case yang spesifik untuk dimodifikasi atau diproses lebih lanjut. Pemilihan base case dapat diurutkan menurut judul atau subjek.

4. Base Case Review: Mengijinkan instruktur untuk menampilkan isi dari base case5. Base Case Editing: Mengijinkan instruktur untuk memodifikasi sebuah base case dan

menyimpan versi terbaru6. Event Group Construction: Mengijinkan instruktur untuk mengkonstruksi event group

yang berisikan satu atau banyak kejadian. Kejadian dalam event group yang terjadi harus dapat didefinisikan oleh instruktur secara simultan atau mengacu pada parameter waktu lainnya atau kondisi sistem.Pengecekan harus dilakukan untuk menjamin bahwa tiap kejadian yang dimasukkan merupakan satu dari set kejadian predefine dan peralatan serta parameter yang terkait dengan kejadian adalah valid dan lengkap untuk kejadian yang telah ditentukan.Sistem harus memberikan alat interaktif untuk menentukan peralatan atau point yang berhubungan dengan tiap kejadian.

On Becoming The Centre of Excellences 34

Page 35: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

7. Event Group Store: Mengijinkan instruktur untuk menyimpan event group yang dikonstruksi untuk penggunaan selanjutnya

8. Event Group Select: Mengijinkan instruktur untuk memilih satu atau lebih event group untuk masuk ke dalam skenario pelatihan

9. Event Group Review: Mengijinkan instruktur untuk menampilkan kejadian dalam suatu event group

10. Event Group Editing: Mengijinkan istruktur untuk memodifikasi suatu event group yang ada dan menyimpan versi terbaru

Tipe KejadianInstruktur harus diperlengkapi dengan set tipe kejadian yang diijinkan yang dapat dijadwalkan sebagai bagian skenario. Paling tidak tipe kejadian berikut harus ada:a. Rugi total atau sebagian dari output unit pembangkitb. Perubahan beban busc. Perubahan beban sistemd. Perubahan batas atas dan bawah unite. Perubahan penjadwal tegangan pada regulated busf. Fault application pada bus tertentu untuk durasi waktu yang telah ditentukang. Circuit breaker trip/closeh. Circuit breaker trip dengan reclosure yang suksesi. Circuit braker trip dengan reclosure yang tidak suksesj. Supervisory control men-disable/enable peralatan tertentuk. Stuck breaker meng-enable/disable breaker yang terhubung dengan hingga enam

breaker lainnya yang dikontrol oleh relay failure breaker. Kejadian dan grup kejadian dapat digunakan untuk mensimulaiskan skenario ini

l. Status relay enable/disablem. Terputusnya Remote Station karena kegagalan telemetri untuk periode waktu tertentun. Terputusnya point Remote Station tunggalo. Penggantian nilai dari point telemeterp. Alarm peralatan station on/offq. Pesan ke instrukturr. Simulasi ditundas. Demand snapshot

10.4.10 Inisiasi KejadianKejadian harus dieksekusi pada waktu yang ditetapkan instruktur bila kondisi yang ditentukan instruktur terjadi, sesuai permintaan instruktur, dan bila relay proteksi beroperasi. Inisiasi kejadian harus mencakup:1. Time Dependent Event: Kejadian ini harus dijadwalkan oleh instruktur untuk terjadi

pada clock time yang disimulasikan dan telah ditentukan atau pada interval waktu tertentu terhadap waktu skenario dimulai

2. Conditional Events: Kondisi ini harus berdasarkan kondisi sistem tenaga yang disimulasikan dari PSM dan HSM. Kejadian kondisional harus dapat ditentukan oleh instruktur dengan menentukan kejadian yang diijinkan dan persamaan boolean untuk

On Becoming The Centre of Excellences 35

Page 36: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

kondisi sistem tenaga yang akan mentrigger kejadian. Persamaan boolean harus mengijinkan trigger berikut dibuat terpisah atau dengan kombinasi:a. Variabel status sama dengan satus yang didefinisikanb. Variabel analog di atas atau di bawah define thresholdc. Perubahan dalam variabel analog dari satu siklus DTS ke siklus berikutnya lebih

dari jumlah yang ditentukan (positif atau negatif)3. Demand Events: Eksekusi sesegera mungkin dari sebuah kejadian harus dapat

diminta oleh instruktur tanpa melakukan pemasukan ke dalam daftar kejadian4. Relay Initiated: Operasi relay harus dihasilkan dalam eksekusi satu atau lebih

kejadian yang ditentukan instruktur.

10.4.11 Aktivitas SesiSkenario pelatihan harus dapat dimonitor oleh instruktur dan tujuan khusus diarahkan dengan memasukkan kejadian baru yang menghapus kejadian terjadwal, dan melakukan aksi lain. Perintah berikut harus dilakukan untuk mengontrol skenario siswa:a. Pause/Resume: Mengijinkan instruktur menunda atau meresume skenario pelatihan

tanpa berdampak pada skenario. Selama mode Pause, semua tampilan harus dapat dipanggil oleh siswa dan instruktur, tetapi tidak memanggil fungsi lainnya. Perintah Resume harus meresume simulasi dari point pada saat terjadi pause.

b. Slow Forward (hanya untuk model sistem tenaga): Mengijinkan instruktur untuk memindahkan skenario pelatihan ditujukan pada kecepatan yang ditetapkan instruktur yang lebih rendah daripada real time

c. Event Insertion: Mengijinkan instruktur untuk menambah kejadian baru pada saat skenario pelatihan dalam progres tanpa perlu menginterupsi skenario pelatihan

d. Event Demand: Mengijinkan instruktur meminta eksekusi kejadian sesegera mungkin e. Event Omission: Mengijinkan instruktur untuk membatalkan kejadian terjadwal dari

skenario pelatihan yang sedang berlangsung tanpa mengganggu skenario pelatihanf. Periodic Snapshot: Mengijinkan instruktur membuat file historikal yang secara periodik

diperbaharui dengan data sesi yang perlu untuk meresume simulasi sebagaimana terjadi selama simulasi. DTS harus tidak melakukan pause bila snapshot dikumpulkan dan disimpan. Area penyimpanan snapshot harus berupa “circular in nature” dimana snapshot terlama ditulis ulang setiap saat snapshot baru disimpan ketika area penyimpanan penuh

g. Demand Snapshot: mengijinkan instruktur membuat sebuah file historikal, identik dengan yang dibuat oleh snapshot periodik, sesuai permintaan selama simulasi. DTS harus tidak melakukan pause selama snapshot dikumpulkan dan disimpan

10.4.12 Aktivitas Post-SessionDTS harus memperlihatkan kemampuan berikut untuk membantu instruktur dalam mengulang sesi pelatihan dengan siswa:a. Snapshot Review: Menginisialisasi DTS dengan snapshot yang disimpan selama sesi

pelatihan. Setelah snapshot diload, tampilan harus dapat dipanggil oleh siswa dan instruktur untuk menguji berbagai data yang secara normal tersedia selama sesi berlangsung

On Becoming The Centre of Excellences 36

Page 37: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

b. Snapshot Resume: Meresume simulasi dari snapshot dalam cara yang sama dengan yang diresume dari Pause

10.4.13 Kebutuhan UmumKebutuhan DTS umum ditunjukkan pada sesi berikut

10.4.14 Kinerja dan Ukuran DTSSolusi model jaringan DTS harus diperbaharui dengan kecepatan rata-rata lima detik. Untuk solusi aliran daya satu base case dan dua solusi aliran daya berikutnya diperlukan dalam cascading contingency, periode untuk memperbaharui solusi model jaringan tidak boleh melebihi sepuluh detik. Persamaan dinamik untuk sumber energi dan model frekuensi harus dipecahkan menggunakan time step satu detik atau kurang. Kebutuhan kinerja untuk fungsi IRCCM harus identik dengan yang berhubungan dengan fungsi SCADA/EMS IRCC.

DTS harus diukur untuk mengakomodasi keseluruhan hierarki SCADA/EMS IRCC termasuk sistem RCC. Sebagai tambahan, kemampuan DTS harus mencakup item berikut untuk SCADA/EMS IRCC (sistem IRCC dan RCC) yang disimulasikan:a. 125 kurva beban.b. 60 DTS base case.c. 60 skenario.d. 1000 grup kejadian.e. 250 kejadian per grup.f. 35 sesi snapshot.g. 5 menit snapshot periodik.h. 125 kejadian kondisional.i. 15 term per kejadian kondisional.j. 1000 variabel dalam kejadian kondisional.

10.4.15 Database dan Tampilan DTS Database DTS harus dihasilkan dari sumber data yang diperoleh dari sistem real time . Sumber data harus berisi salinan tunggal semua data yang diperlukan untuk menghasilkan database RCCM, PSM, dan HSM. Bila database DTS dihasilkan, database DTS harus menggunakan sebanyak mungkin sumber data sebagaimana yang diperlukan untuk maksud tersebut. Bila data sumber dihasilkan, database DTS harus berisi hanya satu salinan item data bahkan jika berada dalam kedua database. Item berupa point description, karakteristik unit, dan impedansi branch harus dimasukkan satu kali dan ditransfer ke kedua database.Bila database baru dibangun pada DTS, saved base case dan event group berdasar pada database lama tidak harus dihapus atau dibuat invalid kecuali diminta oleh enjiner.Model jaringan yang digunakan dalam PSM harus berdasarkan model jaringan yang digunakan oleh fungsi Power System Analysis pada SCADA/EMS real time.Harus hanya ada satu uraian dari format tampilan dan satu set display linkages untuk tampilan yang biasa terhadap SCADA/EMS dan DTS. Semua tampilan SCADA/EMS

On Becoming The Centre of Excellences 37

Page 38: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

harus dapat digunakan secara langsung dalam DTS. Setiap simulasi SCADA/EMS harus memiliki alarm khusus sendiri, tampilan, dan laporan. Tampilan DTS harus dapat dipisahkan dari tampilan SCADA/EMS dengan penggunaan warna background atau tampilan selain yang dipakai oleh .PSM harus mencakup:e. Jaringan sistem tenaga, pembangkit dan beban keseluruhan area f. Alat bagi instruktur melaksanakan simulasi fungsi yang secara normal ditangani oleh

personel operasi di gardu induk, pembangkit, IRCC, RCC, dan lokasi lainnya yang mendukung SCADA/EMS IRCC

g. Simulasi interface antara SCADA/EMS IRCC dan peralatan yang dimonitor dan dikontrol oleh sistem

h. Simulasi semua interface lain dan fungsi yang berdampak pada operasi sistem

PSM harus valid dalam kondisi normal, darurat, dan pemulihan, termasuk range frekuensi 47 Hz sampai 53 Hz, tegangan dari 0,7 hingga 1,3 per unit, dan tiap kondisi sistem tenaga dimodelkan stabil.PSM harus dapat mensimulasikan kondisi hingga terdapat beberapa pulau listrik, masing-masing dengan frekuensi sendiri. Island blackout harus didukung sehingga kolaps pada beberapa pulau tidak menyebabkan keseluruhan simulasi dibatalkan. Bila islanding atau island blackout terjadi, error message akan ditampilkan ke instruktur yang menjelaskan penyebab islanding atau blackout, dan fungsi sistem tenaga harus berlanjut untuk menunjukkan pada siswa model yang sama jika terjadi hal yang sama dalam sistem real time.Kemampuan untuk mensimulasi unit startup dan pemulihan satu atau lebih blackout island harus diperlihatkan. Hal ini mencakup koneksi ulang ke energized island melalui circuit breaker, tunduk terhadap supervisi dengan model relay yang tepat. Memungkinkan untuk mem-bypass model relay synchrocheck dengan cara point kontrol supervisory alternatif.PSM harus mencakup nilai default untuk semua parameter model di tempat yang dipilih IRCC untuk menggunakan model generik untuk elemen seperti unit pembangkit daripada menggunakan model spesifik.

10.4.16 Pemodelan BebanPSM harus memodelkan beban daya aktif dan reaktif dalam sistem tenaga. Beban pada gardu induk harus terdiri dari tiga komponen: conforming, non-conforming, dan random.Bagian conforming beban daya aktif harus didasarkan pada kurva beban yang disimpan yang dilengkapi oleh IRCC. Tiap kurva beban harus menunjukkan profil beban selama 24 jam menggunakan straight line segment untuk tiap periode 5 menit. Kemampuan menggunakan kurva beban terpisah untuk tiap sistem tenaga RCC harus disediakan.Kurva beban harus disimpan dalam bentuk normalisasi dan harus membutuhkan beban puncak yang dispesifikasikan terpisah untuk seluruh RCC. Memungkinkan untuk menggunakan kurva beban yang sama untuk seluruh RCC, masing-masing memiliki beban puncak yang berbeda.Data beban yang disimpan oleh fungsi Real Time Database Snapshot harus dapat diambil kembali oleh instruktur dan kurva beban DTS harus dapat dibangun. Instruktur menggunakan Information Retrieval System untuk menguji data beban yang disimpan

On Becoming The Centre of Excellences 38

Page 39: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

dan kemudian memilih data yang diinginkan. Fungsi DTS harus menterjemahkan data yang dipilih ke dalam bentuk yang diinginkan untuk kurva beban DTS.Beban aktif yang conforming harus didistribusikan ke bus beban menggunakan set faktor distribusi yang dipilih instruktur dan dapat dimodifikasi. Bagian reaktif dari beban bus yang conforming harus berupa persentase dari beban daya aktif yang berhubungan.Bagian tiap beban bus yang non-conforming harus berupa set variasi waktu dari nilai daya aktif dan reaktif dengan resolusi lima menit. Komponen random beban harus terdiri dari variasi random yang mengikuti distribusi probabilitas uniform yang diaplikasikan ke tiap beban.

Model beban juga harus mencakup fasilitas berikut:e. Load shedding dan pemulihan dengan underfrekuensi relaying dan supervisory

controlf. Efek cold load pickup dalam pemulihan bebang. Variasi beban sebagai fungsi frekuensi island dengan beban yang dapat diatur oleh

enjiner terhadap parameter frekuensi untuk tiap bebanh. Variasi beban sebagai fungsi tegangan bus

10.4.17 Sumber Energi dan Model FrekuensiSumber energi harus dimodelkan dalam DTS, termasuk fosil steam, steam, hydroelectric, combustion turbine dan unit pembangkit combine cycle. Tiap model sumber energi harus mencakup model referensi beban governor, model governor, dan model turbin. Aksi governor harus dapat di-enable/diblok oleh instruktur dalam basis unit terpisah. Kemampuan memasukkan efek steady state dari automatic voltage regulators (AVR) dan power system stabilizers (PSS) harus disediakan.Model kompleksitas yang bervariasi harus disediakan untuk semua tipe unit. Model level pertama, yang paling kompleks, harus direpresentasikan dengan akurasi tinggi, model komputasi yang tinggi, dan mencakup semua detail turbin boiler dan tambahan lainnya dan sama dengan model EPRI DTS. Model level kedua disederhanakan versinya diperoleh dari model level pertama. Model level ketiga harus cepat menghitung model pendekatan dan harus merepresentasikan berbagai unit dengan perubahan parameter.Frekuensi dalam tiap pulau pada sistem tenaga harus dimodelkan sebagai fungsi island power mismatch, inertias, dan sensitivitas beban pulau terhadap frekuensi. Island power mismatch adalah perbedaan antara pembangkitan pulau dan beban pulau serta rugi-ruginya.

10.4.18 Simulasi Jaringan Sistem TenagaDTS harus mencakup model jaringan sistem tenaga yang konsisten terhadap apa yang digunakan oleh fungsi operasi sistem tenaga IRCC. Model ini harus mencakup:9. Model steady state dengan waktu tunda dinamik yang tepat untuk perubahan tap

otomatis pada trafo (termasuk penggeser fasa)10. Kontrol otomatis dari sumber VAr seperti peralatan kapasitor/reaktor, kompensator

VAr statik (SVC), generator, dan synchronous condenser11. Kemampuan instruktur untuk melakukan simulasi yang secara normal dilakukan oleh

operator pada lokasi remote dari SCADA/EMS IRCC yang ada di dalam bentuk DTS

On Becoming The Centre of Excellences 39

Page 40: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

yang digunakan siswa. Sebagai contoh, memungkinkan instruktur untuk melakukan simulasi sebagai operator pembangkit dengan memasukkan atau melepas unit pembangkit dan merubah keluaran daya dan batasnya.

12. Model untuk tipe relay proteksi berikut ini. Memungkinkan instruktur untuk mengaktifkan dan menonaktifkan fungsi dari tiap model relay secara terpisah melalui tampilan. Harus ada timer yang terkait dengan tiap model relay yang bekerja bila kondisi input (undervoltage, underfrequency, dan lain-lain) dipenuhi. Output relay baru bekerja setelah waktu timer selesai. Waktu tunda harus ditentukan terpisah untuk tiap model relay mulai dari nol detik hingga 10 menit dengan kenaikan 10 detik

13. Operasi sebuah relay harus menghasilkan inisiasi satu atau lebih kejadian yang ditentukan instruktur. Kejadian yang berkait dengan operasi relay harus tidak dibatasi ke gardu induk dimana relay berada, sehingga operasi transfer-trip dapat disimulasikanh. Inverse Time MVA Directional dan Non-directional: Kondisi ini harus dapat

digunakan untuk mengoperasikan breaker pada level MVA dan waktu tunda yang ditentukan

i. Under/over frequency: Kondisi ini harus dapat digunakan untuk men-trip beban dan pembangkit pada level frekuensi yang ditentukan

j. Under/over voltage: Kondisi ini harus dapat digunakan untuk mengoperasikan breaker pada level tegangan yang ditentukan

k. Synchrocheck: Kondisi ini harus dapat digunakan untuk menghalangi penutupan circuit breaker jika tegangan dan sudut fasa tidak berada dalam batas jika dua sisi breaker berada dalam pulau yang sama, atau jika tegangan dan frekuensi tidak dalam batas jika dua sisi breaker berada dalam pulau yang berbeda. Model relay harus berisi dead line dan dead bus logic.

l. Automatic reclosure: Fasilitas ini harus dimodelkan untuk memperoleh reclosure breaker yang trip karena operasi relay lainnya. Relay ini harus dimodelkan hingga tiga reclosure per relay, masing-masing dengan waktu tunda yang dimasukkan instruktur secara terpisah

m. Time switched: Kondisi ini harus dapat dimodelkan untuk bekerja berdasarkan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

n. Branch fault simulation: Gangguan harus dapat ditentukan oleh instruktur dengan indikasi waktu kejadian, lokasinya, dan durasinya. Pada waktu yang sesuai, DTS harus membuka semua peralatan switching yang diawasi oleh relay proteksi dan yang diperlukan untuk memperbaiki gangguan. Apabila beberapa peralatan switching gagal mengisolir gangguan, karena breaker yang telah diset tidak bekerja, maka peralatan harus tidak beroperasi dan peralatan back up harus bekerja. Apabila siswa atau instruktur mencoba melakukan reclose pada peralatan tersebut selama gangguan masih ada, maka peralatan harus trip lagi. Jika siswa atau instruktur harus mengisolasi gangguan menggunakan sectionalizing switch, reclose peralatan yang menghilangkan gangguan, dan mencoba reclose sectionalizing device selama terdapat gangguan, DTS harus menghilangkan gangguan dengan cara yang sama seperti mengisolir gangguan pada awalnya. Branch fault simulation harus dilaksanakan menggunakan event

On Becoming The Centre of Excellences 40

Page 41: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

dan event group. Sectionizer, recloser, dan lain-lain dimodelkan hanya dengan yang tercantum dalam SCADA/EMS.

14. Semua kondisi pengukuran dan peralatan dikumpulkan oleh SCADA/EMS IRCC dimana pelatihan dilakukan. Hal ini mencakup pengukuran dari Remote Station, I/O lokal, dan link penukaran data. PSM juga harus memodelkan output deviasi waktu transducer berdasarkan perbedaan terintegrasi antara frekuensi model dan 50 Hz (pada lokasi simulasi SCADA/EMS IRCC).

15. Model akurat dari semua peralatan dalam sistem tenaga berada di bawah supervisory control oleh SCADA/EMS IRCC untuk pelatihan yang dilakukan. Simulator harus menerima sinyal kontrol yang dibangkitkan oleh IRCCM, merespon sesuai dengan peralatan aktual, menghasilkan sinyal output yang diperlukan untuk model jaringan, dan menghasilkan sinyal output secara normal yang dimonitor oleh Remote Station, I/O lokal, dan perangkat lunak penukaran data

16. Model akurat dari semua peralatan dalam sistem tenaga dikontrol oleh pengontrol lokal. Model harus mencakup peralatan dan pengontrolnya. Sebagai contoh, PSM harus memodelkan perubahan tap trafo dengan loop kontrol lokal, kompensator VAr statik, dan capasitor bank yang mengontrol tegangan bus lokal. Sistem tenaga harus mencakup respon dinamik dari peralatan tersebut.

10.4.19 Model Sistem Hidro (HSM)HSM harus menyediakan bermacam sistem hidro yang ada dalam sistem .

10.4.20 Model RCC (RCCM)RCCM harus dapat menampilkan SCADA/EMS RCC untuk operator yang dilatih, terdiri dari replika exact mengenai subset perangkat keras yang digunakan dalam SCADA/EMS RCC dan perangkat lunak yang sama digunakan dalam SCADA/EMS RCC dengan modifikasi yang diperlukan terhadap interface dengan PSM dan HSM.RCCM harus menduplikasi SCADA/EMS RCC dari perspektif interaktif siswa dengan DTS dari konsol pelatihan. Dalam hal ini, fungsi berikut harus ada dalam DTS:i. Akuisisi data dan supervisory control j. Storage informasi dan retrieval k. Fungsi dispatching real time l. Analisa sistem tenaga m. User interface (HMI)

Fungsi ini merupakan salinan dari fungsi SCADA/EMS IRCC real time, kecuali fungsi seperti:n. SCADA yang berinteraksi dengan sistem tenaga aktualo. Pertukaran datap. LFC

Perbedaan antara fungsi ini dan fungsi yang berhubungan dengan SCADA/EMS IRCC harus dibatasi terhadap perubahan yang dibutuhkan untuk interaksi PSM dan HSM. Perbedaan fungsional yang tampak pada siswa tidak diperbolehkan.

On Becoming The Centre of Excellences 41

Page 42: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

10.4.21 Kontrol InstrukturAktivitas pre-session, session, dan post-session harus dapat dilakukan oleh instruktur. Tugas yang diberikan instruktur harus didukung dengan satu atau lebih konsol yang harus mencakup semua kemampuan pada konsol siswa dan kemampuan instruksional tambahan.Tiap sesi pelatihan harus terdiri dari eksekusi sebuah skenario yang dimulai dari base case. Base case ini harus terdiri dari output kasus jaringan yang telah terselesaikan yang berasal dari state estimator atau aliran daya dan satu atau lebih kurva beban. Skenario harus terdiri dari satu atau lebih event group, masing-masing terdiri dari satu atau lebih kejadian.Aktivitas pre-session terdiri dari skenario pembuatan dan pengembangan kejadian yang terjadi selama skenario pelatihan. Fungsi aliran daya harus dilakukan dalam DTS untuk mendukung fasilitas ini.Aktivitas session dilakukan oleh instruktur termasuk inisiasi, kontrol, dan partisipasi dalam sesi latihan.Aktivitas post-session terdiri dari session review dan evaluasi terhadap kinerja siswa. DTS harus menjaga rekaman sesi latihan sehingga base case, skenario, tindakan siswa, dan aktivitas sesi lainnya dapat dilihat. Rekaman terpisah harus dijaga untuk tiap SCADA/EMS IRCC.

10.4.22 Aktivitas Pre-SessionBase case harus dapat dibuat oleh instruktur dan aliran daya dieksekusi bila diinginkan untuk menginisialisasi base case. Kejadian yang dijadwalkan terjadi selama sesi latihan harus dapat dibangun oleh instruktur. Sesi latihan harus dibangun dengan gabungan satu atau lebih event group dengan sebuah base case.

10.4.23 Konstruksi SkenarioFasilitas berikut ini harus diberikan untuk pembuatan sebuah sesi latihan:11. Base case construction: Mengijinkan instruktur mengeset kondisi, parameter, dan

pembatasan untuk peralatan dalam database jaringan. Memungkinkan untuk menginisialisasi sebuah base case dari sumber berikut:d. Base case yang disimpan dan dibuat dalam DTSe. Solusi aliran daya yang diperoleh dari DTSf. Solusi aliran daya atau state estimation yang diperoleh dari sistem real time

IRCC12. Base Case Store: Mengijinkan instruktur untuk menyimpan suatu base case untuk

penggunaan selanjutnya. Memungkinkan untuk mentransfer base case yang telah disimpan ke memori tambahan (seperti magnetic tape) dan me-reload base case yang tersimpan dari memori tambahan

13. Base Case Select: Mengijinkan instruktur untuk memilih base case yang spesifik untuk dimodifikasi atau diproses lebih lanjut. Pemilihan base case dapat diurutkan menurut judul atau subjek.

14. Base Case Review: Mengijinkan instruktur untuk menampilkan isi dari base case15. Base Case Editing: Mengijinkan instruktur untuk memodifikasi sebuah base case dan

menyimpan versi terbaru

On Becoming The Centre of Excellences 42

Page 43: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

16. Event Group Construction: Mengijinkan instruktur untuk mengkonstruksi event group yang berisikan satu atau banyak kejadian. Kejadian dalam event group yang terjadi harus dapat didefinisikan oleh instruktur secara simultan atau mengacu pada parameter waktu lainnya atau kondisi sistem.Pengecekan harus dilakukan untuk menjamin bahwa tiap kejadian yang dimasukkan merupakan satu dari set kejadian predefine dan peralatan serta parameter yang terkait dengan kejadian adalah valid dan lengkap untuk kejadian yang telah ditentukan.Sistem harus memberikan alat interaktif untuk menentukan peralatan atau point yang berhubungan dengan tiap kejadian.

17. Event Group Store: Mengijinkan instruktur untuk menyimpan event group yang dikonstruksi untuk penggunaan selanjutnya

18. Event Group Select: Mengijinkan instruktur untuk memilih satu atau lebih event group untuk masuk ke dalam skenario pelatihan

19. Event Group Review: Mengijinkan instruktur untuk menampilkan kejadian dalam suatu event group

20. Event Group Editing: Mengijinkan istruktur untuk memodifikasi suatu event group yang ada dan menyimpan versi terbaru

10.4.24 Tipe KejadianInstruktur harus diperlengkapi dengan set tipe kejadian yang diijinkan yang dapat dijadwalkan sebagai bagian skenario. Paling tidak tipe kejadian berikut harus ada:t. Rugi total atau sebagian dari output unit pembangkitu. Perubahan beban busv. Perubahan beban sistemw. Perubahan batas atas dan bawah unitx. Perubahan penjadwal tegangan pada regulated busy. Fault application pada bus tertentu untuk durasi waktu yang telah ditentukanz. Circuit breaker trip/closeaa. Circuit breaker trip dengan reclosure yang suksesbb. Circuit braker trip dengan reclosure yang tidak suksescc. Supervisory control men-disable/enable peralatan tertentudd. Stuck breaker meng-enable/disable breaker yang terhubung dengan hingga enam

breaker lainnya yang dikontrol oleh relay failure breaker. Kejadian dan grup kejadian dapat digunakan untuk mensimulaiskan skenario ini

ee. Status relay enable/disableff. Terputusnya Remote Station karena kegagalan telemetri untuk periode waktu tertentugg. Terputusnya point Remote Station tunggalhh. Penggantian nilai dari point telemeterii. Alarm peralatan station on/offjj. Pesan ke instrukturkk. Simulasi ditundall. Demand snapshot

On Becoming The Centre of Excellences 43

Page 44: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

10.4.25 Inisiasi KejadianKejadian harus dieksekusi pada waktu yang ditetapkan instruktur bila kondisi yang ditentukan instruktur terjadi, sesuai permintaan instruktur, dan bila relay proteksi beroperasi. Inisiasi kejadian harus mencakup:5. Time Dependent Event: Kejadian ini harus dijadwalkan oleh instruktur untuk terjadi

pada clock time yang disimulasikan dan telah ditentukan atau pada interval waktu tertentu terhadap waktu skenario dimulai

6. Conditional Events: Kondisi ini harus berdasarkan kondisi sistem tenaga yang disimulasikan dari PSM dan HSM. Kejadian kondisional harus dapat ditentukan oleh instruktur dengan menentukan kejadian yang diijinkan dan persamaan boolean untuk kondisi sistem tenaga yang akan mentrigger kejadian. Persamaan boolean harus mengijinkan trigger berikut dibuat terpisah atau dengan kombinasi:d. Variabel status sama dengan satus yang didefinisikane. Variabel analog di atas atau di bawah define thresholdf. Perubahan dalam variabel analog dari satu siklus DTS ke siklus berikutnya lebih

dari jumlah yang ditentukan (positif atau negatif)7. Demand Events: Eksekusi sesegera mungkin dari sebuah kejadian harus dapat

diminta oleh instruktur tanpa melakukan pemasukan ke dalam daftar kejadian8. Relay Initiated: Operasi relay harus dihasilkan dalam eksekusi satu atau lebih

kejadian yang ditentukan instruktur.

10.4.26 Aktivitas SesiSkenario pelatihan harus dapat dimonitor oleh instruktur dan tujuan khusus diarahkan dengan memasukkan kejadian baru yang menghapus kejadian terjadwal, dan melakukan aksi lain. Perintah berikut harus dilakukan untuk mengontrol skenario siswa:h. Pause/Resume: Mengijinkan instruktur menunda atau meresume skenario pelatihan

tanpa berdampak pada skenario. Selama mode Pause, semua tampilan harus dapat dipanggil oleh siswa dan instruktur, tetapi tidak memanggil fungsi lainnya. Perintah Resume harus meresume simulasi dari point pada saat terjadi pause.

i. Slow Forward (hanya untuk model sistem tenaga): Mengijinkan instruktur untuk memindahkan skenario pelatihan ditujukan pada kecepatan yang ditetapkan instruktur yang lebih rendah daripada real time

j. Event Insertion: Mengijinkan instruktur untuk menambah kejadian baru pada saat skenario pelatihan dalam progres tanpa perlu menginterupsi skenario pelatihan

k. Event Demand: Mengijinkan instruktur meminta eksekusi kejadian sesegera mungkin l. Event Omission: Mengijinkan instruktur untuk membatalkan kejadian terjadwal dari

skenario pelatihan yang sedang berlangsung tanpa mengganggu skenario pelatihanm. Periodic Snapshot: Mengijinkan instruktur membuat file historikal yang secara periodik

diperbaharui dengan data sesi yang perlu untuk meresume simulasi sebagaimana terjadi selama simulasi. DTS harus tidak melakukan pause bila snapshot dikumpulkan dan disimpan. Area penyimpanan snapshot harus berupa “circular in nature” dimana snapshot terlama ditulis ulang setiap saat snapshot baru disimpan ketika area penyimpanan penuh

On Becoming The Centre of Excellences 44

Page 45: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

n. Demand Snapshot: mengijinkan instruktur membuat sebuah file historikal, identik dengan yang dibuat oleh snapshot periodik, sesuai permintaan selama simulasi. DTS harus tidak melakukan pause selama snapshot dikumpulkan dan disimpan

10.4.27 Aktivitas Post-SessionDTS harus memperlihatkan kemampuan berikut untuk membantu instruktur dalam mengulang sesi pelatihan dengan siswa:c. Snapshot Review: Menginisialisasi DTS dengan snapshot yang disimpan selama sesi

pelatihan. Setelah snapshot diload, tampilan harus dapat dipanggil oleh siswa dan instruktur untuk menguji berbagai data yang secara normal tersedia selama sesi berlangsung

d. Snapshot Resume: Meresume simulasi dari snapshot dalam cara yang sama dengan yang diresume dari Pause

10.4.28 Kebutuhan UmumKebutuhan DTS umum ditunjukkan pada sesi berikut

10.4.29 Kinerja dan Ukuran DTSSolusi model jaringan DTS harus diperbaharui dengan kecepatan rata-rata lima detik. Untuk solusi aliran daya satu base case dan dua solusi aliran daya berikutnya diperlukan dalam cascading contingency, periode untuk memperbaharui solusi model jaringan tidak boleh melebihi sepuluh detik. Persamaan dinamik untuk sumber energi dan model frekuensi harus dipecahkan menggunakan time step satu detik atau kurang. Kebutuhan kinerja untuk fungsi IRCCM harus identik dengan yang berhubungan dengan fungsi SCADA/EMS IRCC.

DTS harus diukur untuk mengakomodasi keseluruhan hierarki SCADA/EMS IRCC termasuk sistem RCC. Sebagai tambahan, kemampuan DTS harus mencakup item berikut untuk SCADA/EMS IRCC (sistem IRCC dan RCC) yang disimulasikan:k. 125 kurva beban.l. 60 DTS base case.m. 60 skenario.n. 1000 grup kejadian.o. 250 kejadian per grup.p. 35 sesi snapshot.q. 5 menit snapshot periodik.r. 125 kejadian kondisional.s. 15 term per kejadian kondisional.t. 1000 variabel dalam kejadian kondisional.

10.4.30 Database dan Tampilan DTS Database DTS harus dihasilkan dari sumber data yang diperoleh dari sistem real time . Sumber data harus berisi salinan tunggal semua data yang diperlukan untuk menghasilkan database RCCM, PSM, dan HSM. Bila database DTS dihasilkan, database

On Becoming The Centre of Excellences 45

Page 46: Materi Ajar EMS & DTS 2012

EMS / DTS

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DTS harus menggunakan sebanyak mungkin sumber data sebagaimana yang diperlukan untuk maksud tersebut. Bila data sumber dihasilkan, database DTS harus berisi hanya satu salinan item data bahkan jika berada dalam kedua database. Item berupa point description, karakteristik unit, dan impedansi branch harus dimasukkan satu kali dan ditransfer ke kedua database.Bila database baru dibangun pada DTS, saved base case dan event group berdasar pada database lama tidak harus dihapus atau dibuat invalid kecuali diminta oleh enjiner.Model jaringan yang digunakan dalam PSM harus berdasarkan model jaringan yang digunakan oleh fungsi Power System Analysis pada SCADA/EMS real time.Harus hanya ada satu uraian dari format tampilan dan satu set display linkages untuk tampilan yang biasa terhadap SCADA/EMS dan DTS. Semua tampilan SCADA/EMS harus dapat digunakan secara langsung dalam DTS. Setiap simulasi SCADA/EMS harus memiliki alarm khusus sendiri, tampilan, dan laporan. Tampilan DTS harus dapat dipisahkan dari tampilan SCADA/EMS dengan penggunaan warna background atau tampilan selain yang dipakai oleh .

On Becoming The Centre of Excellences 46