repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI...

36
1 1 PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA LAUT (Hippocampus barbouri, Jordan & Richardson, 1908) DALAM WADAH TERKONTROL SKRIPSI Oleh : ANDRIYANTO SAMIN L11108265 Pembimbing Dr. Ir. Syafiuddin, M.Si (Ketua) Dr. Inayah Yasir , M.Sc (Anggota) JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI...

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

1

1

PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA LAUT (Hippocampus barbouri, Jordan & Richardson, 1908)

DALAM WADAH TERKONTROL

SKRIPSI

Oleh :

ANDRIYANTO SAMIN L11108265

Pembimbing

Dr. Ir. Syafiuddin, M.Si (Ketua)

Dr. Inayah Yasir , M.Sc (Anggota)

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

2

2

PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA LAUT (Hippocampus barbouri, Jordan & Richardson, 1908)

DALAM WADAH TERKONTROL

Oleh

ANDRIYANTO SAMIN L11108265

Skipsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan

Universitas Hasanuddin

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

iii

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Perkembangan Morfologi Juwana Kuda Laut (Hippocampus barbouri, Jordan & Richardson, 1908) Dalam Wadah Terkontrol

Nama Mahasiswa : Andriyanto Samin Nomor Pokok : L 111 08 265 Program Studi : Ilmu Kelautan

Skripsi telah diperiksa

dan disetujui oleh:

Pembimbing Utama,

Dr. Ir. Syafiuddin, M.Si NIP. 19660120 199103 1 002

Pembimbing Anggota,

Dr. Inayah Yasir, M.Sc NIP. 19661006 199202 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,

Prof. Dr. Ir. A. Niartiningsih, MP. NIP. 196112011987032002

Ketua Program Studi Ilmu Kelautan,

Dr. Ir. Amir Hamzah Muhidin, M.Si. NIP. 196311201993031002

Tanggal Lulus: Mei 2013

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

iv

iv

RIWAYAT HIDUP

Andriyanto Samin dilahirkan pada tanggal 11 Februari

1990 di Kota Makssar, Sulawesi Selatan. Anak pertama

dari dua bersaudara, dari pasangan Samin dan Anah.

Menyelesaikan Sekolah Dasar di SD Negeri Lariangbanggi

III Makassar Pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama di SMP Negeri 05 Makassar pada tahun 2004, dan

Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 16 Makassar pada

tahun 2007. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi di universitas negeri terbesar di Indonesia Timur, Universitas

Hasanuddin. Penulis diterima masuk pada Jurusan Ilmu Kelautan melalui jalur

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menggeluti dunia kemahasiswaan, penulis juga aktif dalam

beberapa organisasi ekstra kampus, seperti pernah mengikuti OMBAK

(Oreantasi Mahasiswa Baru Kelautan) yang dilaksanakan SEMA ITK UNHAS

(Senat Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan Universitas Hasanuddin) pada

tahun 2008 dan menjadi pengurus pada tahun 2009, pelatihan selam one star

scuba diver dan sekaligus menjadi anggota di MSDC-UH (Marine Scince Diving

Club Universitas Hasanuddin), Melakukan kegiatan Reef check di pulau Barrang

Lompo, Samalona dan Barrang caddi pada tahun 2009, Mengikuti Pendidikan

dan latihan SAR-UH (Search and Rescue Universitas Hasanuddin) sekaligus

menjadi pengurus pada tahun 2010, mengikuti lomba orientering tingkat nasional

pada tahun 2011, mengukiti pelatihan selam open water ADS (Associaton of

Diving School International) pada tahun 2012 dan mengikuti pendidikan magang

bagian Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Dinas Perikanan

Kelautan dan Pertanian Kota Bontang pada tahun 2012.

Penulis menyelesaikan rangkaian tugas akhir pada tahun 2010, yaitu

Praktik Kerja Lapang (PKL) dan Kuliah Kerja Nyata Reguler di Desa Tasiwalie,

Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinang. Ketertarikan dalam bidang marikultur

selama menjalani dunia perkuliahan yang akhirnya menginspirasi penulis untuk

melakukan penelitian dengan judul “Perkembangan Morfologi Juwana Kuda Laut

(Hippocampus barbouri, Jordan & Richardson, 1908) dalam Wadah Terkontrol”

pada tahun 2013.

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

v

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan segala

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang

berjudul “Perkembangan Morfologi Juwana Kuda Laut (Hippocampus barbouri,

Jordan & Richardson, 1908) Dalam Wadah Terkontrol” sebagai salah satu syarat

kelulusan di Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin. Salawat serta salam

kepada Nabiullah Muhammad Saw atas segala

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan hambatan

namun berkat usaha, kemauan dan doa serta dukungan dari berbagai pihak

sehingga penulis dapat mengatasinya. Untuk itu penulis ingin menyampaikan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Samin dan Ibu Anah yang telah

membesarkan, memberikan dukungan moril maupun materil untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang tinggi dan senantiasa mendoakan

penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Syafiuddin, M.Si selaku pembimbing utama sekaligus

membantu menemukan ide-ide tema penelitian dan ibu Dr. Inayah Yasir,

M.Sc. selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan banyak waktu dan

pikiran untuk membimbing, memotivasi, memberikan saran, ilmu dan

perhatian selama penulis menyelesaikan laporan akhir.

3. Para dosen penguji Ibu Prof. Dr. Ir. A. Niartiningsih, MP., Prof. Dr. Andi

Iqbal, ST., M.Fish.,Sc., dan Bapak Dr. Ahmad Bahar, ST, M.Si. yang telah

meluangkan waktu dalam memberikan perhatian, kritik dan saran terhadap

skripsi penulis.

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

vi

vi

4. Bapak Dr. Ir. Amir Hamzah Muhiddin, M.Si selaku ketua jurusan Ilmu

kelautan yang terus memberikan semangat dan dorongan bagi penulis

selama masa studi hingga tahap penyelesaian skripsi.

5. Bapak Dr. Muh. Farid Samawi, M.Si. selaku penasehat akademik yang

selalu memberi masukan dan motivasi masalah akademik.

6. Anggi Azmita F. Marpaung, S. Kel yang banyak membantu penulis dalam

memecahkan masalah pribadi, menemani penulis dalam segala hal serta

menjadi motivasi tersendiri bagi penulis untuk menyelesaikan studi.

7. Teman-teman MEZEIGHT (Marine Scince Zero Eight) yang telah banyak

meluangkan waktu bagi penulis terutama untuk Andry, Sulaeman Natsir,

Arif. Terima kasih juga kepada Dayat, Haidir (Ritol), Anto Kopass, Anca,

Rahmadi, Haerul, Accank, Matte, Nirwan, Ivan (mangko), Adi sabbang, Kiki,

Cikal, Januar, Arik, Rufi, Baso, terkhusus untuk Azo yang menjadi teman

seperjuangan di Lab Penangkaran, Herman, Ucca, Nik, Halid dan Mufti.

Kemudian untuk para darma wanita MEZEIGHT Rabuana, Emma, Ipah,

Anti bolla, Darmiati, Adlien, Rizka dan Rara dan semua teman yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu.

8. Rekan-rekan seperjuangan SAR Universitas Hasanuddin Tole Arkeologi,

Rudi, Widya, Nur. Teman seperjuangan KKN Gelombang 82 Opik, Ical dan

Azhari

9. Teman-teman Kelautan yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang

telah menemani penulis selama kuliah di jurusan ilmu kelautan.

Terimakasih untuk semua bantuan, motivasi, kebersamaan, dan canda

tawamu di koridor yang tidak pernah padam.

Penulis

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

vii

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................ ii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ...................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... x

I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Tujuan dan Kegunaan ....................................................... 2

C. Ruang Lingkup .................................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 3

A. Klasifikasi dan Morfologi.................................................... 3

B. Karakteristik Tingkah Laku Kuda Laut ............................... 4

C. Perkembangan Embrio ..................................................... 6

D. Pertumbuhan .................................................................... 7

III. METODE PENELITIAN ............................................................. 10

A. Waktu dan Tempat .......................................................... 10

B. Alat dan Bahan ................................................................ 10

C. Prosedur Penelitian ......................................................... 10

1. Tahap Persiapan ........................................................ 10

2. Pengadaan dan Pemeliharaan Induk ......................... 11

3. Pemeliharaan Juwana Kuda Laut............................... 11

D. Pengamatan Morfologi ..................................................... 11

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

viii

viii

E. Analisis Data .................................................................... 12

IV. HASIL dan PEMBAHASAN ...................................................... 13

A. Perkembangan bentuk kepala juwana kuda laut H. barbouri 14

B. Perkembangan bentuk badan H. barbouri ........................ 16

C. Perkembangan bentuk ekor juwana H. barbouri .............. 20

V. KESIMPULAN dan SARAN ....................................................... 22

A. Kesimpulan ....................................................................... 22

B. Saran ................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

ix

ix

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Rata-rata petumbuhan panjang dan berat juwana kuda laut Hippocampus barbouri ............................................................. 8

2. Panjang kepala juwana kuda laut Hippocampus barbouri ........ 14

3. Panjang badan juwana kuda laut Hippocampus barbouri ......... 16

4. Panjang ekor juwana kuda laut Hippocampus barbouri ............ 20

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

x

x

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Morfologi Kuda Laut ................................................................... 4

2. Pengamatan dan Pengukuran Bagian Tubuh Kuda Laut H. barbouri ................................................................................. 12

3. Perkembangan Bentuk kepala Juwana Kuda Laut H. barbouri ................................................................................. 15

4. Perkembangan Mahkota Juwana Kuda Laut H. barbouri ............ 15

5. Perkembangan Bentuk Badan Juwana Kuda Laut H. barbouri ... 18

6. Perkembangan Juwana Kuda Laut H. barbouri .......................... 19

7. Perkembangan Bentuk ekor Juwana Kuda Laut H. barbouri ...... 21

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

xi

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Perkembangan bentuk juwana kuda laut H. barbouri selama penelitian .............................................................................. 25 2. Hasil pengukuran juwana kuda laut H. barbouri selama penelitian .... 29

3. Perkembangan bentuk kepala juwana kuda laut H. barbouri Selama penelitian .............................................................................. 30

4. Perkembangan bentuk badan juwana kuda laut H. barbouri Selama penelitian .............................................................................. 31

5. Perkembangan bentuk ekor juwana kuda laut H. barbouri Selama penelitian .............................................................................. 32

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

xii

xii

Abstrak

ANDRIYANTO SAMIN (L11108265) “Perkembangan Morfologi Juwana Kuda Laut (Hippocampus barbouri) dalam Wadah Terkontrol” di bawah bimbingan Syafiuddin sebagai pembimbing utama dan Inayah Yasir sebagai anggota

Kuda laut mempunyai morfologi kepala yang menyerupai kepala kuda dan faktanya bahwa kuda laut jantan mempunyai kantong pengeraman yang tidak dijumpai pada jenis ikan yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perkembangan morfologi juwana kuda laut (Hippocampus barbouri) setelah keluar dari kantong pengeraman (Brood pouch) jantan, dilaksanakan pada bulan Januari hingga Februari 2013 di Laboratorium Penangkaran dan Rehabilitasi Ekosistem Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Pengamatan dilakukan secara morfometrik (panjang kepala, panjang badan, panjang ekor dan panjang total) dan secara meristik (bentuk mahkota, bentuk dan jumlah cincin badan serta cincin ekor). Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel dan gambar. Berdasarkan hasil yang didapatkan adalah pada awal kelahiran panjang kepala adalah 0,32 cm kemudian pada akhir penelitian mencapai 0,93 cm. Bagian mahkota berkembang dari awalnya tidak memiliki percabangan kemudian berubah dengan empat percabangan. Pada awal kelahiran panjang badan juwana adalah 0,41 cm kemudian pada akhir penelitian mencapai 1,29 cm. Perubahan yang terlihat terdapat pada bagian cincin yaitu pada akhir penelitian terlihat 11 cincin badan. Pada awal kelahiran panjang ekor juwana adalah 0,51 cm kemudian pada akhir penelitian mencapai 1,52 cm. Duri dan cincin ekor belum tampak setelah kelahiran kemudian pada hari terakhir terdapat duri berujung tumpul diikuti dengan 24 jumlah cincin pada bagian ekor. Kesimpulan yang didapatkan pada formasi duri badan pada akhir penelitian adalah panjang, pendek, pendek dan panjang, sedangkan pada ekor adalah panjang, pendek, panjang dan begitu seterusnya. Perubahan mahkota pada awal kelahiran belum memiliki cabang kemudian berubah menjadi empat percabangan.

Kata Kunci : Perkembangan morfologi, Juwana Kuda Laut, Hippocampus barbouri

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

1

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wilayah pesisir merupakan ekosistem yang unik, karena pada kawasan

ini terjadi interaksi antara ekosistem daratan dan ekosistem laut. Secara sosio-

ekonomi, kawasan pesisir merupakan kawasan yang sangat potensial dari segi

kandungan sumberdaya alamnya, baik yang bersifat biotik maupun abiotik.

Menurut Widodo, et al (1998), perairan Indonesia merupakan daerah

terkaya akan jenis-jenis ikan hias laut dibandingkan dengan beberapa negara

penghasil ikan hias lainnya. Di Indonesia terdapat lebih kurang 253 jenis ikan

hias laut, diantaranya adalah kuda laut.

Kuda laut cukup komersial dan unik karena mempunyai morfologi yang

berbeda dengan ikan-ikan yang lain. Kuda laut memiliki daya tarik tersendiri

yaitu, bentuk kepala kuda laut yang menyerupai kepala kuda dan faktanya

bahwa kuda laut jantan mempunyai kantong pengeraman yang tidak dijumpai

pada jenis ikan yang lain menjadi daya tarik tersendiri. Daya tarik lain adalah

posisi badannya yang tegak saat berenang serta kemampuan untuk

menyesuaikan warna tubuhnya dengan lingkungan sehingga penampilannya

makin menarik untuk pajangan akuarium. Hal tersebut mendorong terjadinya

penangkapan yang intensif di alam sehingga membahayakan kelestariannya.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian kuda laut adalah

dengan melakukan pengembangan ke arah budidayanya.

Penelitian tentang perkembangan morfologi juwana kuda laut secara

morfologi sangat kurang dilakukan. Penelitian yang dilakukan pada umumnya

hanya mengamati laju pertumbuhan atau petumbuhan mutlak dari juwana kuda

laut seperti pertumbuhan panjang dan bobot pada waktu tertentu.

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

2

2

Latuconsina (2006) mengamati perkembangan embrio selama masa

pengeraman telur dalam kantong pengraman jantan kuda laut. Berdasarkan hal

tersebut penelitian ini mengamati perkembangan juwana kuda laut secara

morfologi setelah juwana dikeluarkan dari kantong pengeraman jantan hingga

berukuran benih dalam wadah pemeliharaan juwana kuda laut.

B. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perkembangan morfologi

juwana kuda laut (Hippocampus barbouri) setelah keluar dari kantong

pengeraman (Brood pouch) jantan. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan

menjadi bahan informasi mengenai aspek biologi kuda laut khususnya terhadap

pemeliharaan kuda laut.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini meliputi pengukuran juwana kuda laut (H.

barbouri) yang dipelihara selama 28 hari. Pengamatan dilakukan secara

morfometrik (panjang kepala, panjang badan, panjang ekor dan panjang total)

dan secara meristik (bentuk mahkota, bentuk dan jumlah cincin badan serta

cincin ekor).

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

3

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi dan Morfologi

Taksonomi kuda laut menurut Burton dan Maurice (1983) adalah sebagai

berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Pisces

Subclass : Teleostei

Order : Gasterosteiformes

Family : Syngnathidae

Genus : Hippocampus

Species : H. barbouri (Jordan dan Richardson, 1908)

Meski tubuh kuda laut menyimpang dari bentuk ikan pada umumnya,

organ-organ yang identik dengan organ tetap dapat ditemukan, seperti insang

sebagai organ respirasi, sirip punggung yang digunakan untuk bergerak dan

tulang punggung yang menjadi penopang tubuhnya (Thayib, 1977).

Seluruh tubuh kuda laut terbungkus oleh semacam baju baja yang terdiri

atas lempengan-lempengan tulang atau cincin. Kepala kuda laut mempunyai

mahkota (coronet), terdapat mata yang kecil, dan memiliki mulut yang panjang

seperti pipa. Tubuh kuda laut agak pipih dan melengkung, permukaan perut

kasar, memiliki sirip dada yang pendek dan lebar serta sirip punggung yang

cukup besar. Kuda laut memiliki ekor yang dapat dililitkan (prehensil) dan tidak

mempunyai sirip ekor. Kuda laut jantan memiliki kantong pengeraman (Broud

pouch) yang terletak di bawah perut sedangkan betina tidak memliki kantong

pengeraman (Gambar 1).

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

4

4

B. Karakteristik Tingkah Laku Kuda Laut

Al Qodri, et al (1999) menyatakan bahwa kuda laut adalah hewan diurnal

yaitu hewan yang aktif pada siang hari atau selama ada penyinaran cahaya

matahari. Pemijahan berlangsung baik pada pagi, siang atau sore hari. Pada

siang hari kuda laut melakukan semua aktivitas kehidupannya secara aktif.

Kuda laut menggunakan matanya untuk mencari mangsa, karena kuda

laut mempunyai pandangan ganda (binocular vision). Jika kuda laut tidak mampu

berpindah dengan cepat untuk memburu mangsanya, maka kuda laut akan

menggunakan moncong mulutnya yang menyerupai pipa kecil. Dengan sekali

hentakan kepala, organisme seperti larva, plankton atau makhluk hidup lain yang

ukurannya cukup untuk masuk ke dalam mulut akan dihisap. Namum dalam

Gambar 1. Morfologi Kuda Laut (Burton dan Maurice, 1983)

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

5

5

percobaan di laboratorium, Hippocampus ingens telah terbukti menjadi pemakan

yang suka memilih makanan (Mann, 1998).

Selain cara makan yang unik, ada fakta unik lainnya yaitu pada umumnya

kuda laut adalah monogami, Di alam, sifat monogami dan kesetiaan pasangan

pada kuda laut memberikan peran dalam keberhasilan reproduksi kuda laut,

karena kuda laut yang kehilangan pasangannya tidak dapat bereproduksi lagi

sampai menemukan kembali pasangan baru (Lourie et al , 1999).

Walaupun kuda laut monogami ternyata kuda laut dapat dipasangkan

dengan yang bukan pasangannya. Hal ini dibuktikan oleh Masonjones & Lewis

(2000) dalam Syafiuddin (2010), bahwa kuda laut jenis Hippocampus zosterae

betina dapat melakukan percumbuan berulang-ulang (2-3 hari) untuk

mengevaluasi folikel yang matang yang dapat ditransfer ke dalam kantong

pengeraman jantan. Kuda laut betina secara fisiologis dapat melakukan

percumbuan atau perkawinan dengan seketika setelah bertemu dengan seekor

jantan yang mau menerima dan dapat melakukan perkawinan ulang sebelum

akhir dari rata-rata siklus kehamilan jantan (Masonjones & Lewis 2000; Vincent &

Sadler 1995 dalam Syafiuddin 2010).

Salah satu faktor yang memengaruhi pematangan gonad untuk

melakukan reproduksi adalah suhu. Suhu air yang rendah atau tinggi di dalam

wadah pemeliharaan dapat memengaruhi waktu mencapai matang gonad. Suhu

28ºC optimal untuk perkembangan dan pematangan gonad kuda laut H. barbouri

(Syafiuddin, 2010).

Kuda laut jantan dalam melakukan pemijihan menggunakan ekornya

untuk menggapai pasangannya. Proses pemijahan diawali dengan masuknya

sirip dubur kuda laut betina ke dalam kantong kuda laut jantan. Selanjutnya sel

telur kuda laut betina disemprotkan ke dalam kantong telur kuda laut jantan untuk

selanjutnya dibuahi. Saat telur-telur menetas, larva dan anaknya diasuh dalam

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

6

6

kantong induk jantan sampai dianggap kuat dan dikeluarkan dari kantong

(Hidayat dan Silfester, 1998).

Kuda laut jantan mengerami telur selama 10-14 hari dalam kantong

pengeraman yang dilengkapi semacam placenta untuk suplai oksigen. Anakan

dilepaskan ke perairan sebagai juwana dengan bentuk seperti kuda laut dewasa.

Setelah berumur kurang lebih 30 hari, juwana akan berkembang menjadi benih

kuda laut dan ekornya mulai dapat dililitkan. Pada umur 90 hari, organ

reproduksinya mulai berkembang dan kuda laut sudah memasuki fase dewasa.

Sebagian besar kuda laut menghasilkan telur antara 100-200 butir bahkan ada

yang mencapai 600 butir. Pengeraman larva sepenuhnya dilakukan oleh kuda

laut jantan (Mann, 1998).

C. Perkembangan Embrio

Menurut Sumantadinata (1983), pembuahan adalah penggabungan

antara inti sel telur dengan inti sperma sehingga membentuk zigot yang menjadi

awal perkembangan embrio.

Perkembangan dari embrio sampai juvenil bervariasi dari satu jenis ikan

ke jenis ikan lain, dari ukuran tubuh sampai perubahan morfologi secara detail

(Blaxter, 1988). Faktor-faktor yang mempengaruhi diversitas perkembangan fase

larva, antara lain :

1. Masa keberadaan kuning telur, yang bergantung pada jenis ikan, ukuran

telur dan temperatur

2. Lama periode larva, berkisar dari beberapa hari sampai beberapa bulan

bergantung pada batas toleransi temperatur setiap jenis ikan.

Pada masa embrio terdapat dua fase stadia larva yaitu pralarva dan

postlarva. Pralarva adalah larva yang masih mempunyai kuning telur, sedangkan

postlarva adalah larva yang telah kehabisan kuning telur sampai terbentuk organ

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

7

7

baru. Pada masa akhir dari postlarva, secara morfologis telah mempunyai bentuk

yang sama dengan induknya yang biasanya disebut juvenil (Effendie, 1985).

Periode pralarva kuda laut, diawali saat embrio berumur 5 hari (±120 jam)

yaitu sejak telur menetas hingga umur 10 hari (±240 jam). Pada umur 120 jam

atau hari kelima, embrio yang baru menetas masih transparan. Terdapat bintik-

bintik pigmen yang menyebar diseluruh tubuh. Bakal vertebra (tulang belakang)

nampak berwarna putih sehingga segmen-segmen tubuh terlihat seperti garis

yang hampir membentuk ruas-ruas vertebra hingga ke ujung ekor namun garis

tersebut belum menyatu (Latuconsina, 2006).

Menurut Al Qodri (1998) bahwa ciri embrio Hippocampus kuda sebelum

dilahirkan telah memiliki saluran pencernaan yang sudah lengkap, mulut sudah

sempurna dan bentuk tubuh sudah sempurna. Pigmen tubuh makin nyata,

tonjolan pada cincin tubuh dan cincin ekor makin berkembang meskipun masih

terlihat kuning telur dengan butiran-butiran pada bagian perut.

D. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah resultan dari pertambahan panjang dan berat

individu dalam suatu waktu tertentu (Effendie, 1979). Pertumbuhan terjadi bila

jumlah energi makanan yang dicerna melebihi jumlah energi makanan yang

diperlukan untuk mempertahankan hidup (Sastrawidjaja, 1992).

Proses pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor

internal dan eksternal. Faktor internal dapat berupa : keturunan, umur, ketahanan

terhadap serangan penyakit dan kemampuan untuk memanfaatkan pakan.

Faktor eksternal adalah salinitas, suhu, kuantitas pakan, kadar oksigen terlarut,

pH serta ruang gerak kuda laut (Lockyear, 1998).

Faktor pemberian pakan sangat mempengaruhi pertumbuhan kuda laut.

Juwana kuda laut yang tidak diberi pakan hingga 12 jam, besar kemungkinan

akan menolak untuk makan pada malam berikutnya. Hal ini akan mengakibatkan

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

8

8

pertumbuhannya terhambat dan bahkan dapat menyebabkan kematian

(Sudaryanto dan Al Qodri, 1993).

Al Qodri (1997) mengatakan bahwa ketersediaan pakan merupakan salah

satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan selama pemeliharaan juwana

kuda laut. Jenis, mutu, dosis dan frekuensi pemberian pakan yang tepat sangat

berpengaruh terhadap peningkatan kelangsungan hidup juwana tersebut.

Selanjutnya dikatakan bahwa pemberian pakan awal copepoda dengan dosis 3 –

5 ekor/ml air media pemeliharaan memberikan hasil yang baik pertumbuhan

juwana kuda kuda laut yang berumur 1 sampai 2 hari dengan tingkat

kelangsungan hidup mencapai 33–57%. Selanjutnya Hoar et al, (1979)

mengatakan pertumbuhan juwana sama apabila konsumsi makanan yang

diberikan sama dan berat serta panjang ikan pada awal juga sama.

Mangampa et al (2002) mengemukakan, bahwa kematian pada

pemeliharaan kuda laut banyak terjadi pada saat pemeliharaan awal sampai

umur 30 hari karena kegagalan dalam proses osmoregulasi dan fluktuasi suhu

yang tinggi. Menurut (Mann, 1998) anakan kuda laut yang baru dilahirkan

berukuran sekitar 6-12mm (Tabel. 1).

Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan panjang dan berat juwana kuda laut Hippocampus kuda. (Sudaryanto dan Al Qodri, 1999)

Umur Panjang Berat

1 Hari 0.82 cm 0.0019 gr 10 Hari 1.37 cm 0.0142 gr 20 Hari 3.02 cm 0.1300 gr 30 Hari 3.90 cm 0.2120 gr 60 Hari 4.87 cm 0.301 gr 90 Hari 5.69 cm 0.502 gr

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

9

9

Juwana kuda laut yang telah berumur 30 hari sudah dapat dikatakan

benih karena juwana tersebut telah dapat menggunakan ekornya untuk

bertengger. Beberapa lainnya sudah dapat mengalami perubahan warna dari

hitam ke kuning, sudah dapat memakan artemia dewasa atau rebon dan tahan

bila dipindahkan dari satu wadah ke wadah yang lain (Al Qodri, et al , 1999).

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

10

10

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Februari 2013 di

Laboratorium Penangkaran dan Rehabilitasi Ekosistem Laut, Jurusan Ilmu

Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.

B. Alat dan Bahan

Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah bak beton yang

berukuran 170 x 100 x 70cm, kurungan induk berukuran 80 x 40 x 60cm yang

dilapisi dengan kain organdi berwarna hitam. Kurungan dilengkapi dengan aerasi

dan tempat kuda laut melilitkan ekornya. Mikroskop dilengkapi dengan

micrometer untuk mengamati dan mengukur perubahan morfologi kuda laut,

cawan petri digunakan untuk meletakkan sampel, lup (kaca pembesar)

digunakan untuk mengamati morfologi kuda laut, alat tulis dan gambar untuk

mencatat data dan menggambar hasil pengamatan, botol sampel untuk

menyimpan sampel, kamera untuk mendokumentasikan perubahan morfologi

pada kuda laut.

Bahan yang digunakan adalah induk kuda laut, Mysid (awang awang) dan

udang rebon yang telah dibekukan sebagai pakan induk kuda laut, Nauplii

artemia sebagai pakan juwana kuda laut, alkohol 70% digunakan untuk

mengawetkan sampel, air laut sebagai media pemeliharaan

C. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini meliputi penyiapan wadah pemeliharaan dan alat-alat yang

digunakan dalam penelitian. Wadah penelitian diisi air laut yang

bersalinitas 32 ‰ yang terlebih dahulu disaring menggunakan filter

catridge dan filter bag berukuran 1 mikron.

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

11

11

2. Pengadaan dan Pemeliharaan Induk

Induk diperoleh dari hasil tangkapan nelayan Pulau Lantang Peo

Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar berukuran 12-14cm sebanyak

16 ekor. Induk kuda laut dipelihara dan dipijahkan dalam kurungan

dengan perbandingan jantan dan betina 1:1 yang ditempatkan dalam bak

beton volume 850 liter. Selama masa pemeliharaan, induk kuda laut

diberi pakan berupa Mysid shrimp (awang-awang) dalam keadaan hidup

dan udang rebon yang telah dibekukan. Frekuensi pemberian pakan

dilakukan dua kali sehari yaitu pagi jam 08.00 dan sore jam 16.00

3. Pemeliharaan Juwana Kuda Laut

Setelah induk jantan mengeluarkan juwana kuda laut di kantong

pengeraman. Selanjutnya juwana dipindahkan ke dalam baskom volume

5 liter dengan padat penebaran 10 ekor/baskom. Juwana kuda laut

dipelihara selama 28 hari dan diberi pakan berupa Nauplii artemia secara

ad satiation dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari yaitu pagi

jam 08.00, siang jam 12.00 dan sore jam 16.00.

D. Pengamatan Morfologi

Pengamatan morfologi juwana kuda laut dilakukan setelah juwana

dikeluarkan dari kantong pengeraman sampai umur 28 hari. Pengamatan

morfologi dilakukan setiap hari dengan cara mengambil sampel juwana kuda laut

secara acak di dalam wadah pemeliharaan. Sampel kemudian diletakkan di

cawan petri untuk diamati di bawah mikroskop. Pengamatan yang dilakukan

meliputi bentuk tubuh, bentuk mahkota, warna tubuh, bentuk duri punggung dan

dada, perhitungan cincin badan dan ekor.

Setelah pengamatan morfologi dan meristik dilanjutkan dengan

pengukuran morfometrik yaitu pengukuran panjang kepala yang dimulai dari

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

12

12

ujung mulut sampai dengan tulang penutup insang (operculum), panjang badan

diukur dari tulang penutup insang (operculum) sampai dengan ujung sirip dubur

(anal fin), panjang ekor diukur dari sirip dubur (anal fin) sampai dengan ujung

ekor (Gambar 2)

Gambar 2. Pengamatan dan Pengukuran Bagian Tubuh Kuda Laut H. barbouri

E. Analisis Data

Data hasil penelitian perkembangan dan perubahan morfologi juwana

kuda laut dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel dan gambar.

1

3

4

Keterangan: 1. Panjang Mulut 2. Panjang Kepala 3. Panjang Badan 4. Panjang ekor 5. Mahkota 6. Cincin Badan 7. Cincin ekor 6

7

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

13

13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ikan selama hidupnya mengalami lima periode yaitu embrionik, larva,

juvenil, dewasa dan tua. Dalam periode larva, ikan dibagi dalam dua fase yaitu

pralarva dan postlarva. Setiap fase mengalami perubahan-perubahan baik

morfologi maupun anatomi. Pada masa juvenil perubahan tidak terlalu signifikan

karena morfologi dan anatomi ikan sudah menyerupai ikan dewasa

(Effendie,1993).

Secara umum kuda laut terlihat serupa, kepala berbentuk segitiga,

moncong berbentuk pipa, badan keras dan panjang, ekor menyerupai ekor kuda

dan dapat dililitkan (prehensil). Menurut Lourie et al, (1999) beberapa aspek

yang umum digunakan dalam menentukan jenis kuda laut adalah

1. Panjang total tubuh dari kuda laut

2. Jumlah cincin badan

3. Moncong kepala sebagai proporsi panjang kepala

4. Perkembangan pada duri di bagian tubuh

5. Bentuk duri pipi dan mata

6. Jumlah cincin ekor

Selain yang disebutkan di atas, untuk H. barbouri warna juga dapat

digunakan untuk menentukan jenis kuda laut. Namun perbedaan warna tidak

dapat menjadi dasar untuk menyatakan satu kuda laut berbeda jenis dari yang

lain. (Al Qodri dkk, 1998; Simon dan Schuster, 1997; Hidayat dan Silfiester,

1998). Menurut Lourie, et. al (1999) H. barbouri memiliki beberapa bentuk yang

bervariasi, namun yang mendukung taksonomi subdivision H. barbouri adalah

genetikanya melalui analisis DNA dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk

dapat memutuskan benar atau tidak kuda laut tersebut memiliki dua atau lebih

spesies tersendiri.

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

14

14

A. Perkembangan bentuk kepala juwana kuda laut H. barbouri

Panjang kepala juwana kuda laut pada umur satu hari (pada awal

kelahiran) adalah 0,32cm dan pada akhir penelitian mencapai 0,93cm (Tabel 2

dan Lampiran 2)

Tabel 2. Panjang kepala juwana kuda laut H. barbouri

Hari Panjang Kepala (cm) Hari Panjang Kepala (cm)

1 0,32 15 0,74

2 0,32 16 0,76

3 0,41 17 0,74

4 0,47 18 0,87

5 0,44 19 0,87

6 0,48 20 0,87

7 0,5 21 0,87

8 0,4 22 0,89

9 0,66 23 0,73

10 0,62 24 0,73

11 0,68 25 0,87

12 0,63 26 0,79

13 0,61 27 0,88

14 0,63 28 0,93 Menurut Lourie, et al, (1999) mahkota yang terdapat pada bagian kepala

kuda laut H. barbouri berbentuk bintang atau spines yang merupakan ciri khusus

dari H. barbouri. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa mahkota pada umur

satu hari (awal kelahiran) terlihat seperti layar perahu dengan duri kecil yang

tumpul dibagian kepala. Juwana pada umur empat hari, mahkotanya berbentuk

seperti segitiga yang menyerupai tanduk. Mahkota semakin tampak dengan

empat percabangan dan duri awal yang semakin pendek dan tumpul dengan

pembentukan mahkota pada umur 11 hari. Kemudian pada umur 22 hari

mahkota menyerupai bintang dengan percabangan empat. Pada pengamatan

umur 28 hari duri mahkota yang semakin panjang yang berbentuk bintang

sedangkan duri yang ada pada awal kelahiran semakin tumpul.

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

15

15

Pada juwana kuda laut, duri mata baru terlihat pada umur lima hari yang

berbentuk double. Menurut Lourie et al, (1999), H. barbouri memiliki ciri khusus

yaitu memiliki dua duri di bawah mata.

Secara keseluruhan perkembangan bentuk kepala juwana kuda laut

selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 3, 4 dan Lampiran 3

Gambar 3. Perkembangan bentuk kepala juwana kuda laut H. barbouri

(Keterangan: a. Mahkota, b. Duri di bawah mata)

Gambar 4. Perkembangan Makhota juwana Kuda Laut H. barbouri

Hari ke-1 Hari ke-28 Hari ke-10 Hari ke-4

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

16

16

C. Perkembangan Bentuk Badan H. barbouri

Menurut Tahyib (1977) bahwa sepanjang permukaan tubuh kuda laut

seakan-akan dilapisi oleh tulang pipih menonjol yang menyerupai perisai dan

berbentuk seperti cincin yang berfungsi sebagai kerangka luar (eksoskeleton).

Bentuk yang unik pada kuda laut adalah bentuk badan. Bentuk badan

kuda laut memanjang vertikal dengan duri yang terdapat di seluruh tubuh kuda

laut. Juwana kuda laut H. barbouri mirip dengan kuda laut dewasa. Panjang

badan juwana kuda laut pada umur satu hari (awal kelahiran) adalah 0,41cm dan

pada akhir penelitian mencapai 1,29cm. Panjang badan juwana kuda laut selama

penelitian disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Panjang badan juwana kuda laut H. barbouri

Hari Panjang Badan (cm) Hari Panjang Badan (cm)

1 0,41 15 1,18

2 0,51 16 0,95

3 0,57 17 1,01

4 0,59 18 1,07

5 0,66 19 1,01

6 0,56 20 1,08

7 0,66 21 1,08

8 0,52 22 1,04

9 0,88 23 1,17

10 0,89 24 1,17

11 0,99 25 1,19

12 0,9 26 1,15

13 0,94 27 1,17

14 0,92 28 1,29

Ciri-ciri yang membedakan kuda laut dengan ikan lainnya adalah kuda

laut memiliki cincin badan yang mengelilingi tubuhnya. Pada umur tiga hari

terlihat garis-garis halus yang mengelilingi badan juwana. Kemudian pada umur

lima hari cincin badan tampak jelas dan bertambah menjadi delapan cincin pada

hari ke-7. Pada hari ke-10, badan terlihat membesar dengan sebelas cincin

badan yang jumlahnya tidak bertambah lagi hingga dewasa.

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

17

17

Berbeda dengan ikan laut yang umumnya memiliki sisik, kuda laut

memiliki duri pada bagian badannya. Pengamatan juwana pada umur satu hari,

duri pada bagian badan tampak seperti benjolan-benjolan. Kemudian pada hari

ke tiga benjolan tersebut menjadi tumpul. Duri melancip, panjang dan besar pada

hari ke lima. Duri selang-seling yang diawali dengan duri panjang, pendek,

panjang dan begitu seterusnya terlihat pada hari ke-7 sampai hari ke-22. Pada

pengamatan juwana umur 28 hari, duri badan masih terlihat selang-seling tetapi

dengan interval satu duri panjang kemudian diikuti dua duri pendek lalu duri

panjang dan begitu seterusnya (Gambar 6).

Menurut Lourie, et al (1999) bentuk formasi cincin dan duri badan pada

tubuh kuda laut dewasa adalah berujung tumpul dengan indeks keberadaan duri

(panjang, pendek, pendek dan panjang). Hal ini menjelaskan bahwa forrmasi

cincin dan duri badan kuda laut (H. barbouri) dewasa sama dengan formasi

cincin dan duri badan juwana kuda laut.

Untuk lebih jalasnya perubahan pada bagian badan kuda laut seluruhnya

dapat dilihat pada Gambar 5 dan Lampiran 4 sedangkan perubahan untuk

seluruh bagian tubuh dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

18

18

Gambar 5. Perkembangan bentuk badan juwana kuda laut H. barbouri

(Keterangan: a. Cincin badan, b Duri badan)

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

19

19

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

20

20

D. Perkembangan bentuk ekor juwana kuda laut H. barbouri

Juwana kuda laut memiliki ekor lebih panjang daripada badan (lampiran

2). Hal ini didukung pernyataan Hansen dan Cummins, (2002) bahwa kuda laut

memiliki ciri khusus lain yaitu memiliki ekor yang lebih panjang dari pada badan

dan tubuhnya.

Pada awal kelahiran panjang ekor kuda laut berukuran 0,51cm. Kemudian

panjang ekor mencapai 1,52cm pada akhir penelitian (Tabel 4).

Tabel 4. Panjang ekor juwana kuda laut H. barbouri

Hari Panjang Ekor (cm) Hari Panjang Ekor (cm)

1 0,51 15 1,42

2 0,67 16 1,21

3 0,69 17 1,32

4 0,65 18 1,46

5 0,67 19 1,46

6 0,51 20 1,49

7 0,79 21 1,37

8 0,61 22 1,46

9 1,17 23 1,49

10 1,18 24 1,49

11 1,28 25 1,43

12 1,25 26 1,28

13 1,21 27 1,49

14 1,14 28 1,52

Pada Tabel 4 telihat bahwa panjang ekor juga tidak diiringi dengan

bertambahnya umur sama halnya dengan perkembangan kepala dan badan. Ini

disebabkan kurangnya intensitas cahaya pada wadah pemeliharaan juwana.

Danakusumah dan Imanishi (1984) mengatakan bahwa pertumbuhan ikan dapat

dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan seperti intensitas cahaya, suhu, oksigen

terlarut, pada penebaran serta jumlah pakan dan kualitas pakan yang diberikan.

Selain ukuran ekor lebih panjang dari badan dan kepala. Kuda laut

memiliki cincin dan duri pada bagian ekor. Cincin ekor kuda laut baru mulai

tampak pada hari ke tiga setelah kelahiran. Ekor juwana pada umur tiga hari

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

21

21

tampak kasar dengan duri pada bagian samping dan terdapat 10 cincin ekor.

Pada umur lima hari terdapat 11 cincin ekor dengan duri samping. Kemudian

pada umur tujuh hari cincin ekor bertambah menjadi 14, dengan duri pendek dan

tumpul. Sampai pada umur 25 hari cincin ekor berjumlah 24 sama pada hari ke-

28 (Lampiran 1 dan Gambar 7).

Secara keseluruhan perkembangan bentuk kepala juwana kuda laut

selama penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 5

Gambar 7. Perkembangan bentuk ekor juwana kuda laut H. barbouri

(Keterangan: a. Cincin ekor, b Duri ekor)

Lourie et al (1999) mengatakan jumlah keselurahan cincin pada tubuh

kuda laut berkisar 34-35 dengan formasi duri adalah panjang, pendek, dan

panjang kemudian begitu seterusnya. Pada juwana kuda laut didapatkan 24

cincin ekor dan 11 cincin badan sehingga total keseluruhan cincin adalah 35. Ini

membuktikan jumlah cincin juwana pada umur 28 hari dan kuda laut dewasa

memiliki jumlah sama dengan formasi duri panjang, pendek, panjang dan begitu

seterusnya.

b

a

b

a

b

a b

a

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

22

22

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Panjang kepala pada awal kelahiran adalah 0,32cm kemudian pada

akhir penelitian mencapai 0,93cm. Bagian mahkota berkembang dari

awalnya tidak bercabang menjadi mahkota dengan empat percabangan.

2. Pada awal kelahiran panjang badan juwana adalah 0,41cm dan tidak

memiliki cincin kemudian pada akhir penelitian mencapai 1,29cm

dengan 11 cincin badan.

3. Pada awal kelahiran panjang ekor juwana adalah 0,51cm tanpa duri dan

cincin ekor. Pada akhir penelitian panjangnya mencapai 1,52cm dengan

24 cincin ekor dan duri yang berujung tumpul dan

4. Formasi duri badan pada akhir penelitian adalah panjang, pendek,

pendek dan panjang sedangkan formasi pada ekor adalah panjang,

pendek, panjang dan begitu seterusnya.

B. Saran

Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengamati perubahan morfologi pada

saat menjelang dewasa dan untuk mendapatkan gambaran yang maksimal

mengenai perkembangan kuda laut jumlah sampel diperbanyak.

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

23

23

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S. Hartono, P. Anwar, K, 1999. Pembenihan Kuda Laut (Hippocampus spp). Ditjen Balai Budidaya Laut Lampung

Al Qodri AH, Sudjiharno, Hermawan A. 1998. Pemeliharaan induk dan

pematangan gonad. Di dalam: Pembenihan kuda laut (Hippocampus spp). Lampng: Deptan, Ditjenkan. Bali Budidaya Laut.

Al Qodri, A.H., Sudjiharno dan P.Hartono, 1999. Rekayasa Teknologi

Pembenihan Kuda Laut (Hippocampus, spp). Ditjen Balai Budidaya Laut.Lampung.

Ballard. W. W. 1964. Comparative and Embriology.The Ronald Press.Co. New

York. 89-164

Blaxter, J.H.S. 1988. Pattern and Variety in Development.In Physiology W.S.

Hoar and Randall. Vol.XI: The Phisiology of Developing Fish. Academic

Pres. New York. P:3-49

Burton, R. dan Maurice. 1983. Sea Horse. Departemen of Icthyology American Museum of Natural History American.

Danakusumah, E. Dan K. Imanishi. 1984. On The Station of Grouper

(Epinephelus tawrina). Laporan Penelitian Perikanan Laut (30): 63-66 Effendie, M.I. 1985. Biologi Perikanan, Bagian I: Studi Natural History. Fakultas

Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Hal: 43-102

Effendie, M.I., 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor Hansen, C and H. Cummins., 2002. Tropical Marine Ecology. http : // www. pbs.

org/ wgbh/ nova/ seahorse. htm (diakses 18 Maret 2004). Hidayat dan Silfester., 1998. Biologi Kuda Laut. Pembenihan Kuda Laut

(Hippocampus spp). Direktorat Jenderal Perikanan. Balai Budidaya Laut. Lampung.

Hoar, W. S.. D.J. Randal, and J.R. Brett. 1979. Fish Physiology. Bioenergetics

and Growth. Academic Press, Inc. London. Volume III.

Isnansetyo, Alim dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton & Zooplankton. Pakan Alami Untuk Pembenihan Organisme Laut. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 116 pp.

Khairuman dan K. Amri. 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agromedia

Pustaka, Tangerang. 83 pp Latuconsina, R.S. 2006.Studi Pendahuluan Perkembangan Embrio Kuda Laut

(H. barbouri).Skripsi Jurusan Budidaya Perairan. Universitas Hasanuddin.

Makassar

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 6144... PERKEMBANGAN MORFOLOGI JUWANA KUDA …rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

24

24

Lockyear, J, 1998. Studi Pendahuluan Pemijahan di Bak Terkontrol dan Pembesaran Kuda Laut KNYSNA (Hippocampus copensis). Department of Ichthyology and Fisheries Science Rhodes University. Graham Stown. South Africa.

Lourie, S. A., A. C. J Vincent., H. J Hall., 1999. Seahorses “An Identification

Guide To The Words Species And Their Conservation. Project Seahorse. London. UK.

Mangampa, M., Burhanuddin dan H.S. Suwoyo. 2002. Studi Pendahuluan

Penggunaan Air Tambak sebagai Media Pemeliharaan Juwana Kuda

Laut (H. barbouri). Disampaikan pada Seminar Nasional Memacu

Pengembangan Agribisnis Melalui Optimalisasi Sumberdaya Lahan dan

Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi. Balai Penelitian Perikanan

Pantai. Makassar, 22 - 23 Oktober 2002.

Mann, R. H. 1998. Guiding Giant Seahorse. California Wild – Here At The Academy. http: // www. Calacademy. org/calwild archives/ seahorse. htm (diakses 22 Maret 2004).

Nikolsky, G. V. 1963. Theory of Fsh Populastion Dynamik, As The Biological

Background of Rational and Management of Fishery Resource, translated

by Bradley. Oliver dan Boyd. 323 p

Sastrawidjaja, T.M.F., 1992. Pengaruh Pemberian Ransum Uji Dengan Kadar Protein. Aneka Ilmu, Semarang.

Smith, S. 1957. Early Developmnet and Hatching.In M.E. Brown (Eds).The

Phisiology of Fishes. Volume I : Metabolism. Academic Press, Inc

Published. New York

Sudaryanto, & A.H. Al Qodri. 1993. Pemeliharaan Juwana Kuda Laut

(Hippocampus spp) di bak Terkontrol. Departemen Pertanian. Dirjen

Perikanan. Balai Budidaya Laut Lampung. Buletin Budidaya Laut No. 7 :

10-16.

Sumantadinata, K. 1983. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Peliharaan di Indonesia.

PT Sastra Hudaya. Jakarta.

Syafiuddin. 2010. Studi Aspek Fisiologi Reproduksi Perkembangan Ovari dan

Pemijahan Kuda Laut (H. barbouri) dalam Wadah Budidaya. Disertasi

Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Thayib, S.S, 1977. Beberapa Catatan Menarik Mengenai Tangkur Kuda (Hippocampus ,spp). Warta Oseana G. Hal 1-5. Widodo, J., B. Priyono dan G. Tampubulon., 1998. Potensi Penyebaran

Sumberdaya Ikan Laut Di Perairan Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI. Jakarta.