STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …
Transcript of STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH DAERAH DALAM …
STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH DAERAH DALAM
PENANGANAN COVID-19 DI KABUPATEN GOWA
Disusun dan Diusulkan oleh :
Risma Khaerati
Nomor Stambuk : 10564 11167 17
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH DAERAH DALAM
PENANGANAN COVID-19 DI KABUPATEN GOWA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Pemerintahan
Disusun dan Diajukan Oleh
Risma Khaerati
Nomor Stambuk : 10564 11167 17
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Strategi Komunikasi Pemerintah Daerah
Dalam Penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa
Nama Mahasiswa : Risma Khaerati
Nomor Stambuk : 10564 11167 17
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Muhammad Yahya, M.Si Rudi Hardi S.Sos, M.Si
Mengetahui :
Dekan Ketua Jurusan
Fisip Unismuh Makassar Ilmu Pemerintahan
Fisip Unismuh Makassar
Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si
NBM: 730727 NBM: 1031102
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Risma Khaerati
Nomor Stambuk : 10564 11167 17
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Menyatakan bahwa benar karya imliah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan
plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi akademik
sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.
Makassar, 16 Juni 2021
Yang Menyatakan,
Risma Khaerati
ABSTRAK
RISMA KHAERATI 2021. Strategi Komunikasi Pemerintah Daerah Dalam
Penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa (dibimbing oleh Muhammad Yahya
dan Rudi Hardi)
Tujuan penelitian ini untuk melihat bentuk strategi pemerintah Kabupaten
Gowa dalam uapaya penanganan Covid-19 melalui metode dan kebijakan yang
dilakukan. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan tipe
penelitian studi kasus dimana data dapat diperoleh dari semua pihak yang
bersangkutan, baik melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan
dalam penelitian ini sebanyak delapan orang terdiri dari Masyarakat, Dinas
Kesehatan, Ormas dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penangnanan Covid-19
Kabupaten Gowa, dengan teknik pengumpulan datanya melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi serta analisis data melalui reduksi data, penyajian data
dan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Strategi Komunikasi Pemerintah
Daerah Dalam Penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa terdpat empat (4)
indikator yaitu: Pertama mengenal khalayak, khalayak melalui sosialisasi kesehatan
dengan mendorong masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan, bekerjasama
dengan seluruh stakeholder dalam mendukung upaya pemerintah Kabupaten Gowa
memutus penyebaran Covid-19, diantaranya pemerintah Desa/Kelurahan,
Kecamatan, Polisi, organisasi pemuda dan tokoh masyarakat. Kedua menyusun
pesan, pesan dilakukan dengan memaparkan secara terperinci gejala virus Corona,
cara penanganan, langkah pencegahan serta menyederhanakan istilah-istilah baru
terkait penanganan Covid-19 sehingga mudah di mengerti dan di implementasikan
oleh masyarakat Kabupaten Gowa. Ketiga menetapkan metode metode melalui
kerjasama seluruh Fokormida Kabupaten Gowa dan media-media penyaluran
informasi. Kemudian melaksanakan rapid test secara gratis bagi masyarakat,
pelaksanaan vaksin dan gerakan seribu masker adalah sebuah metode yang
dilakukan pemerintah Kabupaten Gowa dalam memutus penyebaran Covid-19 di
Kabupaten Gowa. Dan keempat seleksi dan penggunaan media, media melalui
kerjasama dengan media cetak dan elektronik, menyediakan call center, melalui
baliho dan spanduk, melalui website dan media sosial milik pemerintah Kabupaten
Gowa serta bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam mengakses
informasi pemerintah Kabupaten Gowa mengambil langkah untuk melakukan
penyuluhan secara langsung
Kata Kunci : Strategi, Komunikasi dan Penanganan Pandemi Covid-19.
KAT A PENGANTAR
Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan Hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Pemerintah Daerah Dalam Penanganan
Covid-19 di Kabupaten Gowa”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Kedua Orang tua tercinta yang sangat berjasa dan senantiasa membesarkan,
merawat, memberi pendidikan sampai pada jenjang saat ini, mendoakan,
memberi semangat dan motivasi serta bantuan baik moril ataupun materi dan
tak lupa kasih sayang yang tak hentinya beliau berikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Muhammad Yahya, M.Si selaku pembimbing I dan Rudi Hardi, S.Sos,
M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
3. Ibunda Dr. Nuryanti Mustari, S.Ip, M.Si selaku ketua jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Instansi Dinas kesehatan, Tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19,
organisasi masyarakat dan Masyarakat se-Kabupaten Gowa yang berada di
ruang lingkup Kabupaten Bulukumba yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk menjadi informan sewaktu proses penelitian.
6. Seluruh bapak dan ibu Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, yang
senantiasa meluangkan waktunya untuk memberi ilmu kepada penulis selama
menempuh perkuliahan.
7. Kepada para pegawai atau karyawan Fisipol Universitas Muhammadiyah
Makassar yang senantiasa memberikan pelayanan dan membantu saya dalam
segala urusan perkuliahan.
8. Saudara (i) Sospol angkatan 2017 yang sama-sama berjuang dalam meraih
cita-cita serta semua pihak yang telah membantu dan mendukungnya
terselesaikan skripsi ini.
9. Keluarga besar HIMJIP, IMM Kom. Sospol, BEM Fisipol Unismuh
Makassar yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat dan suport
dalam menyelesaikan skripsi kami.
10. Kekasih hati yang senantiasa menemani baik suka maupun duka dalam
keadaan panas maupun hujan, mulai dari dampingan proposal, bimbingan
skripsi sampai pada akhirnya menjadi sarjana.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini
sangatlah jauh dari kesempurnaan karena segala sesuatu yang sempurna itu hanya
milik ALLAH SWT, dan oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini
bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang
membutuhkan.
Makasssar, 16 Juni 2021
Yang menyatakan,
Risma Khaerati
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Persetujuan ...................................................................................... ii
Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................................ iii
Abstrak ....................................................................................................... iv
Kata Pengantar ................................................................................................. v
Daftar Isi .................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terahulu ................................................................................. 8
B. Konsep Strategi Pemerintah ....................................................................10
C. Konsep Komunikasi ................................................................................16
D. Konsep Masyarakat .................................................................................24
E. Strategi Penanganan Covid-19 ................................................................28
F. Kerangka Pikir ........................................................................................34
G. Fokus Penelitian ......................................................................................35
H. Deskripsi Fokus Penelitian .....................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................37
B. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................................37
C. Sumber Data ...........................................................................................38
D. Informan Penelitian ................................................................................38
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................39
F. Teknik Analisis Data ..............................................................................40
G. Keabsahan Data ......................................................................................42
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Deskripsi Obyek Penelitian ....................................................................44
B. Strategi Komunikasi Pemerintah Daerah Dalam Penanganan Covid-19 di
Kabupaten Gowa .....................................................................................60
a. Mengenal Khalayak .........................................................................61
b. Menyusun Pesan ...............................................................................65
c. Menetapkan Metode .........................................................................70
d. Seleksi dan penggunaan media ........................................................74
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................79
B. Saran .......................................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................81
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia masih diperhadapkan dengan masalah virus Corona hingga
saat ini, sama dengan negara lain di dunia. Jumlah kasus virus Corona terus
bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tak sedikit yang
meninggal. Peningkatan jumlah kasus terjadi dalam waktu singkat hingga
butuh penanganan secepatnya karena belum ada obat spesifik untuk
menangani kasus infeksi virus Corona atau Covid-19. Dengan demikian,
Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menangani Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) di Indonesia.
Covid-19 sendiri dalam proses perkembangan, penanganannya banyak
menyebabkan perubahan sosial dan perubahan di berbagai bidang kehidupan
yang sering seringkali menimbulkan kecemasan serta ketakutan di kalangan
masyarakat karena begitu cepatnya proses penyebarannya. Melalui berbagai
diskusi, tes uji coba dan kebijakan telah dilakukan untuk melakukan
percepatan penanganan pandemi Covid-19. Pihak swasta, pemerintah, dan
warga masyarakat, saling bekerjasama dalam memutus percepatan
penganganan Covid-19 dan menjadikan fokus pandemi ini sebagai fokus
utama (Tuwu, 2020).
Keadaan semakin darurat yang disebabkan oleh Covid-19 saat ini,
tentunya membuat khalayak menuntut dan mendesak pemerintah untuk
bertindak lebih tegas, cepat, dan tanggap dalam upaya penanggulangan.
2
Pemerintah dituntut serius untuk menangangi virus Covid-19 di Indonesia
dan menghentikan segala informasi simpang siur yang bertebaran di
masyarakat. Pemerintah juga harus mampu memastikan transparansi dan
akuntabilitas kebijakan yang dikeluarkan, baik oleh pemerintah pusat maupun
daerah, serta koordinasi yang sejalan di antara keduanya. Dalam hal ini
pemerintah juga perlu melibatkan masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan penyebaran virus Covid-19 melalui berbagai cara dan upaya,
salah satunya bisa melalui penyuluhan dan edukasi publik agar semua
kalangan bisa ikut andil dalam upaya percepatan penanganan pandemi Covid-
19.
Dengan melihat pertimbangan kegentingan yang terjadi saat ini,
percepatan penanganan Covid-19 harus segera dilakukan sehingga PSBB
juga harus segera dilakukan. Berdasarkan UU No. 6 Tahun 2018 tentang
karantina kesehatan, terdapat beberapa pilihan yang dapat diambil, Seperti
halnya PSBB, Karantinan bisa dilakukan melalui karantina wilayah,
karantina rumah, atau karantina rumah sakit. Kemudian kita juga bisa
melakukan karantina terhadap pembatasan untuk mengatur ulang jalur orang,
barang, dan transportasi agar distribusi berjalan lancar dan aman.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah peraturan yang
diterbitkan oleh pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
dalam rangka menangani yang sedang mewabah. Tindakan pemerintah
memilih jalur social distancing diakibatkan faktor ekonomi karena kalau
memilih jalur lockdown, maka bisa berimbas pada aspek berkurangnya atau
3
tidak adanya pendapatan negara di bidang pariwisata, berkurangnya atau
tidak adanya pendapatan negara dari sisi pajak perusahaan, berkurangnya atau
tidak adanya pendapatan Negara di bidang ekspor barang ke Negara lain, dan
bertambahnya pembiyaan kehidupan rakyat (Putsanra, 2020).
Presiden RI meminta para Kepala Daerah dapat mengikuti kebijakan
yang dikeluarkan pemerintah pusat dan tidak ada Kepala Daerah yang
membuat kebijakan sendiri-sendiri dalam menangani Covid-19. Semua
kebijakan di daerah harus sesuai dan berada dalam koridor Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Instruksi Presiden serta peraturan
perundang-undaangan lainnya yang terkait, meski inovasi daerah dapat
dilakukan sepanjang dalam koridor kebijakan pusat dan aturan perundang-
undangan. Secara umum kebijakan Kementerian Dalam Negeri dalam
penanganan Covid-19 mencakup 3 (tiga) pilar utama (KSP, 2020):
1. Mencegah penyebaran wabah Covid-19 di daerah sinkron dengan
kebijakan Pemerintah Pusat.
2. Meningkatkan koordinasi dan harmonisasi pusat maupun daerah serta
sinkronisasi program dan anggaran.
3. Meningkatkan partisipasi sektor swasta dan masyarakat dalam
pencegahan dan penanganan wabah virus corona secara terencana dan
sistematis.
Terjadinya pandemi global Covid-19 telah mengubah cara hidup
masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari. Ketika mendefinisikan adaptasi
baru dengan konsep menuju masyarakat yang produktif dan aman Covid-19,
4
penerapan panduan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, di area publik,
dan lokasi-lokasi lainnya menjadi sangat penting, sehingga Kementerian
Dalam Negeri Republik Indonesia menerbitkan Pedoman Penerapan
Masyarakat Produktif Dan Aman Covid-19. Oleh karena itu, pedoman ini
memberikan wawasan dan perspektif baru tentang adaptasi kebiasaan baru
pada fase pengurangan pembatasan ataupun transisi dan merekomendasikan
parameter-parameter apa yang harus disusun oleh pemerintah daerah dalam
pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru di tingkat masyarakat.
Pemerintah telah menyiapkan beberapa skema utama dalam program
perlindungan dan pemulihan ekonomi khususnya bagi UMKM yang
terdampak Covid-19 dalam bentuk bantuan modal kerja, restrukturisasi
pinjaman, relaksasi berupa pembebasan cicilan kredit dan subsidi bunga,
penjaminan atau pembayaran premi asuransi untuk kredit macet UMKM.
Semua bentuk skema bantuan tersebut di atas merupakan program untuk
penyelamatan UMKM dari bencana pandemi virus Corona.
Hasil observasi awal terkait penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa
dimana pemerintah menyiapkan anggaran yang tidak terduga sebesar
500.000’000 rupiah sebagai langkah untuk menyiapkan sembako bagi
masyarakat yang terkonfirmasi PDP, ODP dan yang positif terpapar Corona
selama masa isolasi (Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa 2021). Selain itu
melalui kepala pemerintahan Gowa dalam hal ini Bupati memberikan intruksi
kepada setiap desa agar memasang himbauan kepada masyarakat agar
5
senantiasa memakai masker. Kemudian bagi para pelaku usaha tetap dapat
menjajahkan usahanya namun menerapkan protokol kesehatan.
Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Bupati Gowa, juga banyak
melakukan strategi komunikasi Koersif berupa Instruksi dan aksi penutupan
beberapa tempat kegiatan yang memungkinkan banyak mengumpulkan orang
seperti car free day dan juga meliburkan sekolah-sekolah dan tempat-tempat
warkop dan sejenisnya. Melakukan strategi komunikasi canalizing ketika
mengumpulkan pemangku kebijakan untuk mensosialisasikan kerjasama
dalam pencegahan penularan Covid-19 di wilayahnya. Selain strategi
komunikasi koersif, pemerintah Kabupaten Gowa juga menggunakan teknik
canalizing dan juga informatif dan edukatif, untuk memberikan pemahaman
yang sama dengan pemerintah kota dan jajarannya yang kemudian
dilanjutkan dengan tindakan penutupan segala kegiatan baik kegiatan belajar
mengajar, tempat-tempat wisata dan juga memberikan informasi melalui
pusat layanan informasi untuk memberikan informasi sekaligus edukasi
masyarakat terkait pencegahan penularan Virus Covid-19 di lingkungannya.
Berdasarkan Peraturan Bupati Gowa Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam penanganan Covid-19
banyak regulasi mulai dari pembatasan jam malam bagi masyarakat, bekerja
dari rumah, belajar dari rumah, menutup beberapa sktor UMKM serta
mewajibkan masyarakat menggunakan masker memicu berbagai kritik dari
masyarakat. Hal tersebut di karenakan masih banyak masyarakat yang belum
memahami bahaya dari pandemi Covid-19 tersebut (Pemkab Gowa).
6
Permasalahan tersebut tentu memerlukan strategi dalam membangun
pola komunikasi dari pemerintah daerah kepada masyarakat agar memberikan
pemahaman tentang bahaya Covid-19 dan dalam rangka memutus mata rantai
penyebaran Covid-19 di Kabupaten Gowa.
Dari pemaparan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul Strategi Komunikasi Pemerintah Daerah
Dalam Penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi rumusan permasalahan
penelitian yaitu:
Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan pemerintah Kabupaten
Gowa dalam mengupayakan penanganan Covid-19?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk melihat strategi komunikas pemerintah Kabupaten Gowa dalam
mengarahkan masyarakat agar mematuhi regulasi penanganan Covid-19 di
Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis
1) Dapat dijadikan referensi untuk pembahasan yang berkaitan
dengan strategi komunikasi dalam penanggulangan Covid-19.
2) Memberikan masukan terhadap penanganan Covid-19 dengan
pendekatan strategi komunikasi pemerintahan.
7
b. Secara Praktis
1) Dapat di jadikan input bagi pengambil keputusan dan kebijakan
untuk meningkatkan pola komunikasi terhadap masyarakat.
2) Dapat dijadikan bahan masukan bagi peneliti lain untuk melihat
strategi komunikasi pemerintah daerah untuk penanggulangan
Covid-19 di daerah lain.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Husna Ni’matul Ulya (2020). Alternatif Strategi Penanganan Dampak
Ekonomi Covid-19. Hasil Penelitian menghasilkan fomulasi dengan
memaksimalkan pengembangan kawasan agropolitan dengan penguatan
regulasi serta perluasan kawasan agropolitan ke wilayah/kota lain, dan
memanfaatkan media online di dalam pelaksanaan termasuk sistem
pemasaran produk dari kawasan agropolitan ini meskipun sedang dalam masa
pandemi.
Hestiana (2020). Strategi Komunikasi Humas Pemkot Dalam Upaya
Menanggulangi Kasus Virus Corona (Covid-19) Di Kota Surakarta Pada
Periode Maret 20 Juni 2020. Humas Pemkot Surakarta dalam menjalankan
tugas kehumasan sebagai fungsi komunikasi pimpinan juga terlibat dalam
upaya penanggulangan Covid-19 di Kota Surakarta. Melalui perencanaan,
pelaksaksanaan seperti pemilihan komunikator, pengelolaan pesan,
pelaksanaan penggunaan dan kegiatan media baik media konvensional
maupun media online, serta kegiatan konferensi pers, dan komunikan baik
publik internal yakni pegawai yang bekerja di balaikota serta publik eksternal
yakni seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah kota Surakarta. Selain itu
ada kegiatan evaluasi dimana Humas Pemkot Surakarta mengevaluasi kinerja
yang telah dilakukan khususnya dalam melakukan komunikasi. Humas
Pemkot Surakarta berusaha untuk mengkaji ulang apakah strategi yang
9
dilakukan dalam upaya penanggulangan Covid-19 di Kota Surakarta melalui
komunikasi sudah sesuai dan berdampak pada aktivitas masyarakat.
Zahrotunnimah (2020). Langkah Taktis Pemerintah Daerah Dalam
Pencegahan Penyebaran Virus Corona Covid-19 di Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemerintah daerah telah banyak melakukan
stategi komunikasi kepada masyarakat wilayahnya masing-masing melalui
teknik koersif, informatif, canalizing, edukatif, persuasif dan redudancy
dalam mengemas pesan berupa instruksi, himbauan kepada masyarakat untuk
mencegah penularan Covid-19 di wilayahnya masing-masing. Akan tetapi
masih belum melakukan teknik koersif sampai pada tahap memberikan sanksi
untuk efek jera bagi pelanggarnya. Pemerintah pusat juga belum
memaksimalkan perannya dalam menggunakan strategi komunikasi secara
komprehensif bagi seluruh pemerintah daerah. Hal ini karena tidak adanya
komando nasional dari pemerintah pusat yang dikenal lambat dalam
mencegah penularan Covid-19 yang sudah menjadi bencana global.
B. Konsep Strategi Pemerintah
Strategi merupakan suatu seni dalam menyusun rencana suatu
organisasi untuk memastikan tujuan yang ingin dicapai tersebut dapat
tercapai dengan baik dan terlaksana dengan efektif. Strategi yang diciptakan
diharapkan dapat disesuaikan dengan lingkungan internal ataupun eksternal
organisasi. Strategi yang mampu menyesuaikan antara kemampuan dan
sumber daya organisasi dengan lingkungannya dapat dipastikan mampu
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai (Made, 2010).
10
Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang
mengaitkan keunggulan organisasi dengan tantangan lingkungan dan yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama organisasi dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Edison, 2016).
Strategi dapat diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka
panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi,
akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis,
divestasi, likuidasi, dan joint venture. Strategi adalah tindakan potensial yang
membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya
perusahaan dalam jumlah yang besar (Fakhruroji, 2020).
Pelaksanaan strategi yang tertuang dalam program kerja harus
dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen yang mencakup
pengorganisasian, pelaksanaan (actuating), penganggaran, dan kontrol.
Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam
kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim
kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan
prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam
pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif
(Dewita, 2015).
Dampak sosial dan ekonomi yang melanda Indonesia akibat pandemi
ini memaksa semua level pemerintahan baik pusat dan daerah untuk
melakukan koreksi terhadap rencana pembangunan yang telah ditetapkan.
11
Terutama yang telah dituangkan dalam dokumen perencanaan dan anggaran
mengingat pada saat menyusun sama sekali tidak memperhitungkan pandemi.
Penyesuaian yang tepat dan kebijakan yang terukur dalam menangani wabah
corona akan menjadi titik awal untuk pemulihan. Pemerintah Indonesia
sendiri baru merampungkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 ketika pandemi mulai menyebar
ke seluruh dunia, yang dituangkan Peraturan Presiden No. 18 tahun 2020 pada
tanggal 14 Februari 2020. Dokumen yang menjadi pedoman bagi pemerintah
pusat dan daerah dalam perencanaan pembangunan untuk masa 5 tahun ke
depan itu disusun ketika Indonesia belum punya catatan kasus pandemic
sehingga seluruh asumsi yang melandasinya berdasarkan keadaan normal
(Ulya, 2020).
Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam strategi
komunikasi, Anwar Arifin (1994) dalam (Aftriana, 2017):
1. Redundancy (repetition) teknik ini merupakan teknik cara
mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan kepada
khalayak.
2. Canalizing, yakni teknik dengan cara memahami dan meneliti pengaruh
kelompok terhadap individu atau khalayak.
3. Informatif, yaitu teknik ini adalah bentuk sebuah pesan yang bertujuan
untuk mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan
atau penjelasan.
12
4. Persuasif. Teknik persuasif adalah mempengaruhi dengan jalan
membujuk.
5. Edukatif adalah teknik yang merupakan salah satu usaha untuk
mempengaruhi khalayak dari pernyataan umum yang dilontarkan, dapat
diwujudkan dalam bentuk pesan yang akan berisi pendapat-pendapat,
fakta-fakta, dan pengalaman-pengalaman.
6. Koersif adalah teknik mempengaruhi masyarakat dengan jalan
memaksa. Teknik ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk
peraturan-peraturan, perintah-perintah dan intimidasi-intimidasi.
Strategi dalam birokrasi pemerintahan dapat dirumuskan sebagai suatu
proses rencana pejabat pemerintahan yang befokus pada tujuan jangka
panjang organisasi, di sertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
tujuan tersebut di capai. Dan secara sederhana dapat dirumuskan sebagai
tindakan yang bersifat ingkramental (senantiasa meningkat) dan terus-
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang di
harapkan oleh para pelanggan di massa depan (Rohayatin, 2017). Selain itu,
stretegi juga bisa dikatakan sebagai langkah-langkah yang berisikan program-
program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi yang dilakukan oleh
pemerintah.
Dalam hal keorganisasian pemerintah maka strategi yaitu Enterprise
Strategy yang berkaitan dengan respon masyarakat. Setiap organisasi
mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok
yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Dari berbagi
13
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa stategi pemerintah adalah
cara atau langkah-langkah yang dilakukan oleh lembaga atau organiasi yang
dalam hal ini adalah pemerintah kota untuk mencapai tujuan yang dicita-
citakan demi kemajuan suatu kota yang sedang dipimpinnya sehingga
tercapailah masyarakat yang sejahtera (Anwar, 2013).
Setiap pemerintahan baik pusat maupun daerah pasti menginginkan
daerah yang dipimpinnya menjadi lebih baik dan lebih maju dalam berbagai
bidang kehidupan demi kesejahteran masyarakatnya. Hal ini juga sesuai
dengan amanah dalam Undang-undang No 23 Tahun 2014 bahwa
penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing
daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan
kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bagi pemerintah daerah untuk menjadi strategis bukanlah hal yang
wajar dan tidak mudah bagi pemerintah, tetapi bukan juga hal yang mustahil
untuk mencapainya. Disinilah diperlukan suatu usaha yang maksimal dan
dukungan dari semua pihak sehingga segala yang dicita-citakan akan tercapai
demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat (Fiandana, 2015)
Strategi dibuat oleh pengambil keputusan (Pemerintah) untuk
menentukan langkah yang tepat dalam penyelesaian masalah yang sedang
dihadapi. Strategi yang dibuat harus diimplementasikan dalam penyelesaian
14
masalah sehingga tolak ukur strategi akan dapat diukur dari implementasinya
(Rohayatin, 2017).
Pengambilan keputusan menjadi suatu proses yang harus dijalankan
pemerintah untuk mendapatkan keputusan yang dapat menyelesaikan
permasalahan sesuai dengan kondisii lingkungan yang ada. Pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah diskusi.
Diskusi untuk menentukan sebuah keputusan menjadi penting karena harus
dapat menampung seluruh aspirasi dan harapan dari seluruh pihak dalam
mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang melibatkan banyak
pihak akan memiliki banyak alternatif keputusan yang baik sesuai dengan
lingkungan masing-masing, sehingga harus disatukan dalam satu keputusan
bersama dan implementasinya menjadi tanggungjawab bersama pula
(Muhyadi, 2015).
Dalam dunia birokrasi pemerintah hendaknya bertindak Comparative
Advantage yaitu merupakan kondisi yang sangat memungkinkan pengambil
keputusan untuk mendapatkan strategi yang paling baik. Pada kondisi ini
tidak boleh dibiarkan oleh organisasi karena memungkinkan untuk
perkembangan organisasi dengan cepat yang memanfaatkan kekuatan dan
peluang secara optimal. Mobilization, dalam pertemuan antara kekuatan dan
ancaman merupakan hal yang berlawanan sehingga diperlukan pergeseran
(mobilization) sumberdaya yang ada di organisasi (Strength) untuk dapat
menekan atau meminimalisir ancaman yang terjadi kepada organisasi (Nisak,
2013).
15
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke
depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi dari pemerintah
daerah, menetapkan tujuan strategis dan pendapatan daerah, serta merancang
strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan pelyanan
terbaik kepada masyarakat. Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam
merumuskan strategi yaitu (Anwar, 2013):
1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan di bangun oleh pemerintah di
masa depan dan menentukan misi pemerintahan untuk mencapai visi
yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan
dihadapi oleh pemerintah dalam menjalankan misinya.
3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors)
dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif
strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan
kondisi eksternal yang dihadapi.
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka
pendek dan jangka panjang.
Dari definisi yang telah dipaparkan penulis menarik kesimpulan
bawaha strategi merupakan langkah pengambilan keputusan dalam
menjalankan roda pemerintahan yang terdiri dari suatu proses pencapaian
tujuan dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
16
Selanjutnya dikaitkan dengan pola penanganan virus Covid-19 serta langkah-
langkah kongkrit yang diambil pemerintah dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan di era new normal.
C. Konsep Komunikasi
Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam
kehidupan manusia. Kegiatan komunikasi akan timbul jika seorang manusia
mengadakan interaksi dengan manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa
komunikasi timbul sebagai akibat dari adanya hubungan sosial. Pengertian
tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok
(Ponco, 2018).
Komunikasi adalah peristiwa penyampaian ide manusia. Dari
pengertian ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi,
keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat
menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media
tertentu (Sapril, 2011).
Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia diseluruh dunia, karena dengan berkomunikasi segala maksud dan
tujuan seseorang bisa tercapai. Komunikasi tidak hanya menggunakan kata-
kata dari mulut saja namun komunikasi pun bisa dilakukan dengan media dan
aspek-aspek lain di luar penggunaan kata-kata yang dihasilkan oleh mulut
manusia (Herlina, 2016).
17
Dalam menyampaikan pesan, seorang komunikator harus mampu
menciptakan sebuah komunikasi yang efektif agar menimbulkan efek yang
diinginkan pada komunikan. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif,
seorang komunikator harus memikirkan bagaimana cara agar pesan tersebut
dapat tersampaikan dengan baik terhadap khalayak mulai dari metode
penyajian pesan, media yang digunakan dalam menyampaikan pesan, dan lain
sebagainya. Agar pesan yang disampaikan kepada sasaran (public) menjadi
efektif, terdapat beberapa strategi komunikasi menurut (Arifin, 2008) yaitu:
1. Mengenal Khalayak
Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator
dalam usaha komunikasi yang efektif. Dalam proses komunikasi, khalayak
dianggap pihak yang sama sekali tidak pasif, melainkan aktif. Sehingga antara
komunikator dan komunikan bukan saja terjadi sebuah hubungan, tetapi juga
saling mempengaruhi. Artinya komunikan dapat dipengaruhi oleh
komunikator dan komunikator dapat dipengaruhi oleh komunikan. Dalam
proses komunikasi, baik komunikator maupun komunikan mempunyai
kepentingan yang sama, maka dari itu untuk menciptakan sebuah komunikasi
yang efektif komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan
komunikan terutama dalam pesan, metode dan media.
2. Menyusun Pesan
Setelah mengenal khalayak dan situasi, maka langkah selanjutnya
dalam perumusan strategi komunikasi adalah menyusun pesan, yaitu
menentukan tema dan materi. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap
18
muka atau melalui media komunikasi. Isi dari sebuah pesan bisa berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Syarat dari sebuah
pesan yang efektif adalah menarik, dapat memenuhi kebutuhan individual
(personal needs) pada komunikan, pesan dapat memuaskan kebutuhan emosi,
pesan dapat memuaskan kebutuhan harapan logis bagi penerima pesan.
3. Menetapkan Metode
Selain mengenal khalayak dan memantapkan isi pesan, metode dalam
penyampaian sebuah komunikasi juga salah satu hal yang penting agar
efektivitas dalam komunikasi bisa tercapai.
4. Seleksi dan penggunaan media
Pemilihan media dalam komunikasi haruslah selektif, maksudnya
komunikator harus mampu melihat dan menyesuaikan keadaan dan kondisi
khalayak dengan media komunikasi yang akan digunakan. Hal ini
dikarenakan situasi dan kondisi komunikan tidak semua sama, seperti halnya
media komunikasi yang memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Pada dasarnya, komunikasi dilakukan secara verbal oleh dua belah
pihak dilakukan lebih dari satu orang agar dapat dimengerti pesan yang
disampaikan satu dengan yang lain. Tanpa adanya bahasa verbal antara kedua
belah pihak (lebih dari satu orang), komunikasi satu dengan yang lain masih
dapat dilakukan dengan cara menggerakkan tubuh dan menunjukan sikap
tertentu, seperti menggerakkan kepala keatas dan kebawah, menunjuk sesuatu
dengan tangan, melambaikan tangan, mengangkat bahu, dan tersenyum. Hal
seperti ini disebut sebagai komunikasi nonverbal (Auliana, 2012).
19
Untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif, kita dituntut untuk
tidak hanya memahami prosesnya, tetapi juga mampu menerapkan
pengetahuan kita secara kreatif. Paradigma tersebut menunjukkan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang
diajukan itu, yakni (Sapril, 2011):
1. Pengirim Pesan atau Komunikator (Communicator, Source, sender).
2. Pesan (message).
3. Media (channel).
4. Penerima Pesan atau Komunikan (Communicant, Communicate,
Receiver, Recipient).
5. Efek atau Umpan Balik (Effect, Impact, Influence, Feedback).
Komunikasi adalah sebuah interaksi yang ada pada masyarakat. Sebuah
komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Sebuah
komunikasi bisa dilakukan dengan mudah, dengan kemajuan teknologi pada
saat ini. Kemajuan teknologi yang membantu kegiatan komunikasi adalah
berkembangnya sebuah alat komunikasi seperti smartphone dan internet
(Sapril, 2011).
Komunikasi massa adalah proses penciptaan makna bersama antara
media massa dan khalayaknya. Komunikasi massa pada umumnya
menyampaikan pesan kepada khalayak melalui media. Media yang digunakan
pada komunikasi massa seperti media cetak, media eletronik, dan media
online. Semua alat media massa menimbulkan sebuah efek positif dan negatif,
20
tergantung sudut pandang sifat dari khalayak tersebut. Karakteristik media
massa menurut Cangara dalam (Sucahya, 2013) adalah sebagai berikut:
1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari
banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai
pada penyajian informasi.
2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang
memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau
pun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan
tertunda
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan
jarak, karena Ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan,
dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang dalam
waktu yang sama.
4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat
kabar, dan semacamnya.
5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan
dimana saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, dan suku bangsa
Fungsi komunikasi untuk membangun konsep diri, dan dapat terhindar
dari tekanan atau ketegangan lewat komunikasi yang menghibur dan
memupuk hubungan dengan orang lain, serta untuk menyampaikan emosi
(perasaan) seseorang (Sapril, 2011).
Dalam komunikasi hal yang paling penting adalah pesan. Sebuah pesan
adalah hasil dari komunikasi. Pesan adalah seperangkat simbol verbal atau
21
nonverbal yang mewakili perasaan, nilai gagasan atau maksud sumber tadi.
Pengertian lain mengenai pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan melalui proses komunikasi. Sebuah pesan
dapat memiliki lebih dari satu makna, dan beberapa pesan dapat mempunyai
makna yang sama. Dalam media massa, seperti dalam seni, khususnya lebih
sering berupa berapa makna lapis yang terbangun dari pesan yang sama.
Maknanya hanya dapat dapat ditentukan atau di uraikan ada makna lainya
(Auliana, 2012).
Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa sosial, melainkan
dalam konteks atau situasi tertentu. Secara konteks berarti semua faktor diluar
orang-orang yang berkomunikasi, yang terdiri dari (Herlina, 2016):
1. Aspek bersifat fisik seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan,
warna dinding, penataan tempat duduk, jumlah peserta komunikasi, dan
alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan.
2. Aspek psikologi, seperti: sikap, kecenderungan, prasangka, dan emosi
para peserta komunikasi.
3. Aspek sosial seperti: norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik
budaya.
4. Aspek waktu seperti kapan berkomunikasi, hari apa, jam berapa, pagi,
siang, sore, malam.
Komunikasi Pemerintahan adalah penyampaian ide, program, dan
gagasan Pemerintah kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan
negara. Dalam hal ini Pemerintah dapat di asumsikan sebagai komunikator
22
dan masyarakat sebagai komunikan, namun dalam suasana tertentu bisa
sebaliknya masyarakat berada pada posisi sebagai penyampai ide atau
gagasan dan Pemerintah berada pada posisi mencermati apa yang diinginkan
masyarakat. Dalam kondisi yang demikian pemerintah memiliki kewenangan
sekaligus bertanggung jawab untuk mempertimbangkan, bahkan merespon
keinginan-keinginan tersebut sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
berlaku (Mulawarman & Rosilawati, 2014).
Komunikasi mempunyai sejumlah pengaruh baik terhadap tipe,
sasaran, tugas Pemerintahan termasuk didalamnya pemeliharaan hubungan,
tanpa adanya sarana dan fasilitas untuk hubungan komunikasi ke segala arah
dalam suatu kegiatan akan sulit diketahui apa yang sudah dicapai, apa yang
akan diraih dan bagaimana kendala dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga
sulit bagi organisasi untuk mengevaluasi pekerjaan. Karena komunikasi
adalah sumber informasi bagi pimpinan atau eksekutif dalam menelorkan
berbagai kebijakan (Purworini, 2014).
Dengan demikian lahirnya pemerintahan memberikan pemahaman
bahwa kehadiran suatu pemerintahan merupakan manifestasi dari kehendak
masyarakat yang bertujuan untuk berbuat baik bagi kepentingan masyarakat.
Defenisi ini menggambarkan bahwa pemerintahan sebagai suatu ilmu
mencakup 2 (dua) unsur utama yaitu: pertama, masalah bagaimana sebaiknya
pelayanan umum dikelola, jadi termasuk seluruh permasalahan pelayanan
umum, dilihat dan dimengerti dari sudut kemanusiaan: kedua, masalah
bagaimana sebaiknya memimpin pelayanan umum, jadi tidak hanya
23
mencakup masalah pendekatan yaitu bagaimana sebaiknya mendekati
masyarakat oleh para pengurus, dengan pendekatan terbaik, masalah
hubungan antara birokrasi dengan masyarakat, masalah keterbukaan juga
keterbukaan yang aktif dalam hubungan masyarakat, permasalahan psikologi
sosial dan sebagainya. Reformasi pemerintahan yang terjadi di Indonesia, saat
ini telah mengakibatkan pula terjadinya pergeseran paradigma dari
sentralistik ke arah desentralisasi, yang ditandai dengan pemberian otonomi
kepada daerah.
D. Konsep Komunikasi Pemerintahan
Komunikasi pemerintahan merupakan komunikasi antar manusia
(human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi
pemerintahan. Karena itu komunikasi pemerintahan tidak lepas dari kontek
komunikasi organisasi dan ia juga merupakan bagian dari komunikasi
organisasi. Arus penyampaian dan penerimaan pesan dilakukan melalui
jaringan yang sifat hubungannya saling tergantung satu sama lain berdasarkan
aturan-aturan formal. Pesan yang disampaikan dan yang diterima bukan saja
berupa informasi, melainkan juga penyebaran ide-ide (sharing ideas),
instruksi (instruction), atau perasaan-perasaan (feelings).
Komunikasi pemerintahan untuk managing staff merupakan
komunikasi internal organisasi dan bertujuan agar pegawai atau staf
mengetahui dan memahami apa yang harus dikerjakan, bagaimana
mengerjakan dan agar eksekutif pemerintah mendapatkan informasi dari
pegawai tentang hasil pelaksanaan pekerjaan yang kesemuanya bermanfaat
24
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi pemerintah secara efektif dan
efisien. Komuniksi pemerintahan untuk managing people merupakan
komunikasi eksternal organisasi untuk memberikan informasi tentang
berbagai kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan pemerintah kepada
masyarakat, organisasi-organisasi non pemerintah, termasuk komunitas atau
institusi bisnis, sekaligus mendapatkan informasi dari mereka untuk membuat
kebijakan dan peraturan dan juga informasi tentang dampak dari kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah untuk menentukan apakah kebijakan atau
peraturan tersebut dilanjutkan atau dihentikan, direvisi atau dimodifikasi
(Djopari & Solihah, 2014).
Satu model umum tentang proses komunikasi pemerintahan diawali
oleh pengirim (administrator atau manajer pemerintah) yang berusaha
berkomunikasi dengan aparatur birokrasi, masyarakat dan organisasi lain.
Untuk itu dipilih seperangkat informasi sebagai pesan yang ingin dikirimkan
(ideation). Ketika hendak mengirim informasi, pengirim menterjemahkan
informasi tersebut dalam bentuk kata-kata, tanda-tanda, atau lambang-
lambang yang tepat yang diharapkan dapat dengan mudah dipahami oleh
penerima dan diharapkan memiliki efek terhadap orang lain. Ekspresi
gagasan atau ide dalam bentuk verbal (lisan dan tulisan), atau nonverbal
(bahasa isyarat, ekpresi wajah, gerakan, atau gambar), disebut pesan
(message). Pesan yang disampaikan dapat berupa kebijakan-kebijakan,
prosedur-prosedur, peraturan-peraturan, keputusan-keputusan.
25
Jadi komunikasi pemerintahan pada hakekatnya merupakan proses
penyebaran dan pertukaran informasi di dalam dan dengan luar organisasi.
Melalui komunikasi pemerintahan, maka eksekutif pemerintahan bertukar
dan membagi informasi dengan yang lain, yaitu dengan legislatif, dengan staf,
dengan pelaku bisnis, dan dengan masyarakat. Melalui komunikasi, eksekutif
pemerintah atau administrator atau manajer pemerintah bermaksud untuk
mempengaruhi sikap (attitude), pemahaman (understanding), dan perilaku
(behavior) birokrasi dan masyarakat. Dengan demikian, tiap orang yang
terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan demokratis merupakan bagian
dari proses komunikasi pemerintahan, baik sebagai sender di satu waktu, dan
di waktu lain ia menjadi receiver.
E. Konsep Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok individu yang tinggal dalam suatu
tempat tertentu, saling berinteraksi dalam waktu yang relatif lama,
mempunyai adat-istiadat dan aturan-aturan tertentu dan lambat laun
membentuk sebuah kebudayaan. Masyarakat juga merupakan sistem sosial
yang terdiri dari sejumlah komponen struktur sosial yaitu: keluarga, ekonomi,
pemerintah, agama, pendidikan, dan lapisan sosial yang terkait satu sama
lainnya, bekerja secara bersama-sama, saling berinteraksi, berelasi, dan saling
ketergantungan (Soewarno, 2011).
Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari
wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan dan
pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan
26
yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan
jalinan hubungan sosial, dan masyarakat selalu berubah (Kosasih, 2013)
Suatu masyarakat sebenarnya merupakan sistem adaptif, karena
masyarakat merupakan wadah untuk memenuhi berbagai kepentingan dan
tentunya juga untuk dapat bertahan. Masyarakat sendiri juga mempunyai
berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi agar masyarakat dapat hidup terus.
Adapun tipe-tipe masyarakat menurut Kingley Davis dalam (Soekanto, 2013)
ada empat kriteria yaitu:
1. Jumlah penduduk.
2. Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman.
3. Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh
masyarakat.
4. Organisasi masyarakat yang bersangkutan.
Masyarakat merupakan wadah untuk membentuk kepribadian diri
setiap kelompok manusia atau suku yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Selain itu masyarakat adalah kelompok manusia yang tinggal menetap dalam
suatu wilayah yang tidak terlalu jelas batas-batasnya, berinteraksi menurut
kesamaan pola tertentu, diikat oleh suatu harapan dan kepentingan yang sama,
keberadaannya berlangsung terus-menerus, dengan suatu rasa identitas yang
sama (Soewarno, 2011).
Dalam konteks mengatasi pandemi Covid-19, masyarakat sipil
Indonesia tergolong sebagai masyarakat sipil yang kuat (strong civil society).
Masyarakat sipil yang kuat adalah situasi dimana warga aktif dan memiliki
27
kapasitas untuk mengorganisir dan menggerakkan dirinya dalam perjuangan
mempertahankan kepentingannya. Dalam hal ini, masyarakat sipil Indonesia
menggerakkan diri demi kepentingan untuk bertahan di tengah pandemi baik
dalam hal kesehatan maupun ekonomi, serta membantu satu sama lain
(Sampurno, 2020).
Pemerintah Indonesia banyak mendapat kritik karena dinilai oleh
beberapa pihak lamban dalam mengambil keputusan dan kurang transparansi
data yang dirilis ke publik, serta dipandang sebagai salah satu negara yang
memiliki kinerja paling buruk dalam mengatasi Covid-19 jika dibandingkan
dengan negara lainnya di ASEAN. Modal terbesar yang diperlukan sejatinya
adalah bagaimana mentransformasikan masyarakat sipil menuju kesadaran
dan solidaritas kolektif (Sampurno, 2020)..
Namun sejauh ini, masyarakat sipil justru mengambil peran lebih maju
jika dibandingkan dengan langkah-langkah negara. Pada bulan Maret tahun
2020, terdapat koalisi masyarakat sipil yang terdiri dari AJAR, Kontras
Lokataru, Migrant Care, LBH Masyarakat, PKBI, YLBHI, YLKI dan
WALHI menyerukan kepada pemerintah untuk memperbaiki respon yang
dinilai jauh dari pemenuhan hak untuk melindungi warga negara. Selain itu,
komunitas masyarakat sipil yang berkecimpung dalam bidang keagamaan
yaitu, Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah bergerak membentuk gugus
tugas penanggulangan Covid-19 dengan mengarahkan produsen untuk
memproduksi masker dengan jumlah besar dan dibagikan secara gratis
terhadap masyarakat, memberikan bantuan pangan ketika pemerintah belum
28
bergerak dan memberikan eduksasi tentang protokol kesehatan terhadap
masyarakat. Kontribusi yang hampir sama juga dilakukan oleh figur publik
seperti para artis dan influencer yang memberikan donasi berupa pemberian
masker, APD dan makanan gratis terhadap masyarakat yang membutuhkan.
Terdapat juga kelompok masyarakat sipil kecil yang melakukan pengalangan
dana secara daring dan digital. Komunitas ini memiliki kepekaan untuk
memfasilitasi publik memperoleh hak informasi tentang Covid-19 (Wadi,
2020).
Dibalik sibuknya pemerintah menghadapi ancaman dan kekhawatiran
krisis ekonomi, peran masyarakat sipil menjadi diperlukan untuk membangun
kesadaran dan solidaritas kolektif. Ada tiga alasan yang mendasari
argumentasi ini. Pertama, masyarakat sipil adalah kekuatan fundamental
dalam mengawal kebijakan negara, kepentingan dan hak publik. Kedua,
masyarakat sipil adalah aktor alternatif yang dapat berperan dalam menata
ketidakteraturan kebijakan publik. Disamping itu, masyarakat sipil juga dapat
menjadi alat kontrol terhadap parlemen yang justru memanfaatkan
kesempatan membahas Undang-Undang kontroversial seperti Omnimbus
Law dan KUH ketika perhatian masyarakat teralihkan akibat Covid-19.
Faktor peran masyarakat (modal sosial) sebagai faktor internal terkait
dengan tiga variabel penting, yaitu otonomi keswadayaan dan
keswasembadaan. Faktor yang termasuk dalam variable otonomi adalah
kemampuan mengambil sikap mandiri, kemampuan mengorganisir diri
sendiri dan mengelola sumber daya manusia (kemampuan manajemen,
29
seleksi, rekrutmen dan partisipasi), dan kemampuan membangun jaringan
dengan sesama masyarakat sipil (Kosasih, 2013).
Masyarakat adalah sekelompok orang yang sama identifikasinya,
teratur, sedemikian rupa di dalam menjalankan segala sesuatu yang
diperlukan bagi hidup bersama secara harmonis. Bila dilihat dari tiga macam
ciri yang membedakan masyarakat dengan kelompok-kelompok lainnya
(Soekanto, 2013):
1. Pada masyarakat pasti terdapat sekumpulan individu-individu yang
jumlahnya cukup besar.
2. Individu tersebut mempunyai hubungan yang melahirkan kerjasama
diantara mereka.
3. Hubungan individu-individu sedikit banyak harus permanen sifatnya
Dari beberapa pendapat para ahli di atas penulis mengambil suatu
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat adalah sekelompok
manusia yang hidup bersama-sama untuk mendiami wilayah tertentu dan
saling bergaul serta mempunyai kebudayaan dan memiliki pembagian kerja,
dalam waktu relatif lama, saling tergantung (interdependent), memiliki sistem
sosial budaya yang mengatur kegiatan para anggota serta memiliki kesadaran
akan kesatuan dan perasaan memiliki, mampu untuk bertindak dengan cara
yang teratur dan bekerja sama dalam melakukan aktivitas yang cukup lama
pada kelompok tersebut.
F. Strategi Penanganan Covid-19
30
Kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya pertama kali
dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada Desember 2019. Penyakit
ini berkembang sangat pesat dan telah menyebar ke berbagai provinsi lain di
Cina, bahkan menyebar hingga ke Thailand dan Korea Selatan dalam kurun
waktu kurang dari satu bulan. Pada 11 Februari 2020, World Health Jurnal
Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 3, Juli 2020 195 Organization (WHO)
mengumumkan nama penyakit ini sebagai Virus Corona Disease (COVID-
19) yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, yang sebelumnya disebut
2019-nCoV, dan dinyatakan sebagai pandemik pada tanggal 12 Maret 2020,
(Thorik, 2020).
Saat ini Covid-19 menjadi perhatian utama dunia. Cepatnya penyebaran
penyakit disertai penambahan kasus yang masih terus melonjak, termasuk di
Indonesia, serta beragamnya manifestasi klinis Covid-19 berpotensi pada
kolapsnya sistem kesehatan (Yunus & Rezki, 2020).
Sejak kasus pertama diumumkan, Pemerintah Indonesia berupaya
menyiapkan beragam langkah dan kebijakan untuk menangani dan mencegah
meluasnya penyebaran Covid-19. Di bidang kesehatan, Kementerian
Kesehatan menyiapkan 132 rumah sakit rujukan dengan kapasitas 40.829
tempat tidur untuk fokus menangani pasien Covid-19. Selain itu, tercatat
40.320 dokter spesialis yang disiagakan untuk menangani pasien Covid-19
yang tersebar di 2.877 rumah sakit, baik RS milik pemerintah maupun swasta.
Pemerintah terus mencari pengobatan yang tepat bagi pasien korona.
Pemerintah memesan 2 juta obat Avigan, menyusul pemesanan 5 ribu obat
31
yang sama sebelumnya. Selain Avigan, pemerintah juga memesan 3 juta
Klorokuin (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. Penetapan status tersebut didorong oleh
bertambahnya kasus virus korona di tanah air setiap hari. Selanjutnya,
Presiden Joko Widodo menetapkan pandemi virus Corona sebagai bencana
nasional pada 13 April 2020. Penetapan ini dilakukan dengan penerbitan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 Tentang
Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019
Sebagai Bencana Nasional (BNBP RI, 2020).
Dalam Keppres tersebut dinyatakan bahwa penanggulangan bencana
nasional yang diakibatkan oleh virus korona dilaksanakan oleh Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19. Adapun Gubernur, Bupati, dan Wali Kota
akan menjadi ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di tingkat
daerah (BNBP RI, 2020).
Pemerintah telah menyiapkan tiga strategi guna menekan angka
penyebaran Covid-19. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah
peningkatan penyebaran Covid-19 di Indonesia (KSP, 2020):
1. Perubahan perilaku dan deteksi awal penyebaran Covid-19. Dimana
strategi ini terdiri dari, mendorong perilaku masyarakat yang mematuhi
protokol kesehatan melalui kampanye protokol kesehatan secara
sistematis di masyarakat yang melibatkan berbagai kalangan, operasi
32
yustisi untuk menegakkan disiplin protokol kesehatan, dan mendorong
strategi testing dan tracing yang tepat sasaran.
2. Pembangunan pusat-pusat karantina dan isolasi, yang terdiri dari
fasilitas karantina terpusat disediakan untuk pasien asymptomatic dan
ringan, sehingga RS tidak penuh dan mencegah penularan dalam
keluarga. Kemudian setiap kota yang memiliki jumlah kasus positif
tinggi agar menyediakan fasilitas isolasi terpusat yang dilengkapi
dengan fasilitas kesehatan yang memadai untuk penanganan pasien
OTG dan gejala ringan
3. Manajemen perawatan Covid-19, dimana menerapkan protokol standar
terapi penanganan pasien. Dalam hal ini Jodi menambahkan
Kementerian Kesehatan sudah menyusun bersama 5 organisasi profesi
dan tim RS BUMN. Kemudian selanjutnya memastikan setiap RS
rujukan memiliki bed capacity, medical supplies dan equipment yang
memadai untuk menjalankan protokol tersebut.
Untuk menekan laju penyebaran virus Corona, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019. Kementerian Kesehatan mengeluarkan aturan
turunan dari PP 21/2020, yakni Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial
Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Korona Virus Disease
2019 (Yunus & Rezki, 2020).
33
Kebijakan pembatasan sosial juga didukung dengan empat strategi yang
dibuat oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 demi menekan
penyebaran pandemi Covid-19 yaitu (Thorik, 2020):
a. Gerakan masker untuk semua. Pemerintah terus mengampanyekan
kewajiban memakai masker saat berada di luar rumah atau di ruang
publik.
b. Penelusuran kontak atau tracing contact dari kasus positif yang dirawat
dengan menggunakan tes cepat atau rapid test.
c. Edukasi dan penyiapan isolasi secara mandiri pada sebagian
hasil tracing yang menunjukkan hasil tes positif dari tes cepat atau
negatif dengan gejala untuk melakukan isolasi mandiri.
d. Isolasi rumah sakit yang dilakukan kala isolasi mandiri tidak mungkin
dilakukan, seperti saat terdapat tanda klinis yang butuh layanan definitif
di rumah sakit.
Kasus Covid-19 di Indonesia semakin melonjak dari hari ke hari. Salah
satu penyebabnya yaitu upaya pencegahan penularan virus Corona yag belum
maksimal. Masyarakat semakin lama semakin abai terhadap protokol
kesehatan 3M, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun,
serta menjaga jarak. Di sisi lain, pemerintah kesulitan untuk meningkatkan
upaya 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment (Ulya, 2020).
1. Testing adalah pengecekan kesehatan melalui rapid test dan tes swab.
2. Tracing adalah penelusuran kontak kasus positif.
34
3. Treatment adalah perawatan dengan benar apabila merasakan gejala
Covid-19.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
yang antara lain Dana Desa dapat digunakan untuk Bantuan Langsung Tunai
kepada keluarga miskin di desa dan kegiatan penanganan pandemic Covid-
19. Ketentuan dalam pelaksanaan BLT dalam Pengelolaan Keuangan Desa,
sebagai berikut (Pamungkas, 2020):
a. BLT dianggarkan melalui jenis Belanja Tak Terduga pada sub bidang
Keadaan Mendesak, bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan
Darurat dan Mendesak Berskala Lokal Desa dengan mengacu pada
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
b. Menggunakan kode rekening 5.3.00.5.4.1.01.
c. Penentuan kriteria dan mekanisme penetapan target penerima BLT,
mekanisme penyaluran Dana Desa ke APB Desa, proporsi, batasan
waktu pemberian, dan besaran nominal BLT yang bersumber dari Dana
Desa berpedoman pada ketentuan yang diatur oleh Kementerian
Keuangan dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi.
d. Penyaluran BLT dari APB Desa dapat dilakukan secara tunai atau non
tunai (melalui transfer antar rekening bank; atau cashless; atau jasa
pengiriman uang lainnya milik pemerintah) ke penerima BLT, yang
diatur lebih lanjut oleh pemerintah Kabupaten/Kota. Sebagai
35
pertimbangan pemerintah kabupaten/kota dalam menetapkan
mekanisme penyaluran BLT kepada penerima.
Meskipun hal ini terlihat mudah, dalam kenyataannya tidaklah
sederhana. Sejauh tidak ada kebijakan edukasi sosial yang tepat, keresahan
dan kepanikan masyarakat menengah ke bawah akan tetap berlangsung.
Informasi tak terkendali tentang Covid-19 dan kegagalan persuasi memutus
rantai persebaran, menjadi cermin tidak adanya perubahan sikap dan perilaku.
G. Kerangka Pikir
Penanganan wabah Virus Corona dapat terlaksana dengan baik
diperlukan interaksi yang baik pula antara pemerintah dengan masyarakat.
Dalam penelitian ini, dijelaskan bagaimana pola komunikasi pemerintah
daerah tentang bentuk komunikasi pada masyarakat di Kabupaten Gowa
khususnya Gugus Percepatan Penanggulangan Wabah Corona di Kabupaten
Gowa dengan menggunakan pendekatan teori yang di gambarkan dalam
bagan kerangka pikir sebagai berikut:
Bagan Kerangka Pikir
Indikator Strategi
Arifin (2008)
1. Mengenal khalayak
2. Menyusun pesan
3. Menetapkan metode
4. Seleksi dan penggunaan
media
Penanganan Covid 19 oleh satgas
Kabupaten Gowa:
✓ Melaksanakan protokol kesehatan
✓ Pelaksanaan testing Covid-19
✓ Edukasi masyarakat
✓ Penanganan limbah masker
✓ Fasilitas OTG
✓ Pelaksanaan vaksinasi
✓ Informasi layanan
Strategi Komunikasi Pemerintah
Daerah Dalam Penanganan
Covid-19 di Kabupaten Gowa
36
H. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus penelitian dalam upaya komunikasi
pemerintah Kabupaten Gowa terkait pencegahan Covid-19 yaitu: mengenal
khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode serta seleksi dan penggunaan
media.
I. Deskripsi Fokus Penelitian
Selanjutnya penulis menarasikan fokus yang di gunakan dalam
penelitian terkait Strategi Komunikasi Pemerintah Daerah Dalam
Penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa yaitu:
1. Mengenal khalayak adalah masyarakat Kabupaten Gowa yang sebagai
target dan sasaran dari upaya komunikasi oleh pemerintah dalam
memutus penyebaran Covid-19 dengan melibatkan masyarakat secara
aktif.
Penyampaian informasi terhadap masyarakat dalam
rangka penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa
Komunikasi
Pemerintahan
37
2. Menysun pesan adalah informasi yang akan di sampaikan kepada
masyarakat terkait upayanya dalam memutus penyebaran Covid-19 di
Kabupaten Gowa.
3. Menetapkan metode adalah langkah-langkah agar strategi komunikasi
yang di bangun pemerintah benar-benar dapat memberikan pengaruh
kepada masyarakat dalam bekerjasama memutus penyebaran Covid-19
di Kabupaten Gowa.
4. Seleksi dan penggunaan media adalah saluran yang dipilih oleh
pemerintah dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat dalam
rangka memutus penyebaran Covid-19 di Kabupaten Gowa.
5. Strategi komunikasi dalam penanganan Covid-19 adalah kebijakan
pemerintah daerah dalam rangka merumuskan program-program yang
berkaitan dengan memutus penyebaran virus Corona di Kabupaten
Gowa.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Adapun waktu dalam penelitian ini adalah dilakukan setelah seminar
proposal selama dua bulan dari tanggal 23 April - 22 Juni 2021 dan lokasi
penelitian bertempat di Kantor Gugus Tugas Penanganan dan Percepatan
Penyebaran Covid-19 Kabupaten Gowa terkait Strategi Komunikasi
Pemerintah Daerah Dalam Penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa.
Adapun alasan memilih obyek lokasi penelitian tersebut berupaya untuk
mempelajari langkah-langkah yang di tempuh oleh pemerintah Kabupaten
Gowa dalam penanganan Covid-19 berbasiskan data dan fakta penelitian.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Jenis dan tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang
Strategi Komunikasi Pemerintah Daerah Dalam Penanganan Covid-19 di
Kabupaten Gowa adalah :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, adalah penelitian untuk
menjawab sebuah permasalahan secara mendalam dalam konteks waktu dan
situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan
kondisi objektif dilapangan.
2. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe pendekatan studi kasus dimana data
dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, baik melalui wawancara,
40
observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari berbagai cara itu
hakikatnya untuk saling melengkapi. Ada kalanya data yang diperoleh dari
wawancara belum lengkap, sehingga harus dicari lewat cara lain, seperti
observasi, dan dokumentasi.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini di jaring dari sumber data primer dan
sekunder sesuai dengan tujuan penelitian ini.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan berupa
hasil wawancara dengan beberapa pihak atau informan yang benar-benar
berkompeten dan bersedia memberikan data dan informasi yang dibutuhkan
dengan kebutuhan penelitian. Salah satunya kepala bagian atau instansi yang
terkait dalam penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bacaan ataupun kajian
pustaka, buku-buku atau literatur yang terkait dengan permasalahan yang
sedang diteliti, internet, dokumen dan laporan yang bersumber dari lembaga
terkait dengan kebutuhan data dalam penelitian.
D. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah narasumber atau orang yang dimintai
keterangan berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan. Informan
penelitian ini dipilih dari orang-orang yang mengetahui pokok permasalahan
penelitian. Dimana informan ini diharapkan memberikan data secara
41
obyektif, netral dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun informan dari
penelitian terkait Strategi Komunikasi Pemerintah Daerah Dalam
Penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Informan
No. Informan Inisial Jabatan Jumlah
1. Hj. Erni Yusnita A, SKM., M.Adm.Kes.
EY Kasubag Program Dan Informasi Dinas
Kesehatan Kab. Gowa
1
2. Abd. Wahid, S.Sos. AW Tim Gugus Tugas
Percepatan
Penanganan Covid 19
Kab. Gowa
1
3. Widia Restuti Hasan,
S.Sos, M.Ikom
RH Tim Gugus Tugas
Percepatan
Penanganan Covid 19
Kab. Gowa
1
4. Khaeril Jalil KJ Ormas LMP 1
5. Zulfikar ZF Masyarakat 1
6. Hj Misra MS Masyarakat 1
7. Mahmud MH Masyarakat 1
8. Rifal RF Masyarakat 1
Jumlah Total Informan 8
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data, serta instrumen pengumpulan data
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih
mudah. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
42
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau
perilaku obyek sasaran. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan
langsung yang berkaitan dengan Strategi Komunikasi Pemerintah Daerah
Dalam Penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa.
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara
bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden sesuai
dengan jenis data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dalam
berwawancara terdapat proses interaksi antara pewawancara dengan
informan.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini dipergunakan untuk melengkapi teknik
observasi dan wawancara sekaligus menambah keakuratan, kebenaran data
atau informasi yang dikumpulkan dari bahan-bahan dokumentasi yang ada
dilapangan serta dapat dijadikan bahan dalam pengecekan keabsahan data.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
43
disarankan oleh data (Lexy: 103). Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri
dari tiga komponen: 1). Reduksi data (data reduction), 2). Penyajian data
(data display). 3). Penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and
verifying conclusions) (Pawito, 2007)
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama,
melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data.
Pada tahap kedua, peneliti menyususn kode-kode dan catatan-catatan
mengenai berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktifitas serta
proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-
kelompok, dan pola-pola data.
2. Penyajian Data (Data Display)
Komponen kedua yakni penyajian data (data display) melibatkan
langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data
yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang
dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan, karena dalam
penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa
bertumpuk, maka penyajian data (data display) pada umumnya sangat
diyakini sangat membantu proses analisis.
3. Penarikan serta Pengujian Kesimpulan (Drawing and Verifying
Conclusions)
Pada komponen terakhir, yakni penarikan dan pengujian kesimpulan
(drawing dan verifying conclusions), peneliti pada dasarnya
44
mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-
pola data yang ada dan atau kecenderungan dari penyajian data yang telah
dibuat.
G. Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (2014: 39), Triangulansi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan demikian
triangulansi sumber, triangulansi teknik pengumpulan data dan triangulansi
waktu yakni sebagai berikut:
1. Triangulasi sumber
Triangulansi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini penelitian melakukan
pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil
pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada, kemudian peneliti
membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara dan membandingkan
hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi teknik
Triangulansi teknik dilakukan dengan cara menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber
yang sama. Dalam hal yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan
observasi dan dokumen. Apabila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas
data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda maka penelitian
melakukan diskusi lebih lanjut kepada informan yang bersangkutan atau yang
45
lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin
semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.
3. Triangulansi waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kerdibilitas data
dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi
atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan secara berulang-ulang
sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulansi dapat juga
dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim peneliti lain diberi
tugas melakukan pengumpulan data.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Profil Kabupaten Gowa
Kabupaten Gowa adalah salah satu daerah di Provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia. Ibu Kota Kabupaten ini terletak di Kota Sungguminasa.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.883,32 km² atau sama dengan 3,01%
dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan berpenduduk sebanyak ±
652.941 jiwa, dimana bahasa yang digunakan di kabupaten ini adalah bahasa
Makassar dengan suku Konjo Pegunungan yang mendiami hampir seluruh
Kabupaten Gowa. Penduduk di kabupaten ini mayoritas beragama Islam.
Kabupaten ini berada pada 12°38.16' Bujur Timur dari Jakarta dan 5°33.6'
Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak wilayah administrasinya
antara 12°33.19' hingga 13°15.17' Bujur Timur dan 5°5' hingga 5°34.7'
Lintang Selatan dari Jakarta.
Kabupaten yang berada pada bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan
ini berbatasan dengan 7 kabupaten/kota lain, yaitu di sebelah Utara
berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Di sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan Bantaeng. Di sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto sedangkan di
bagian Barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.
Wilayah Kabupaten Gowa terbagi dalam 18 Kecamatan dengan jumlah
Desa/Kelurahan definitif sebanyak 169 dan 726 Dusun/Lingkungan. Wilayah
47
Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-bukit, yaitu
sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan yakni Kecamatan Parangloe,
Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan,
Tompobulu dan Biringbulu. Selebihnya 27,74% berupa dataran rendah
dengan topografi tanah yang datar meliputi 9 Kecamatan yakni Kecamatan
Somba Opu, Bontomarannu, Pattallassang, Pallangga, Barombong, Bajeng,
Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan.
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Gowa
(Sumber: PemkabGowa.go.id)
Dari total luas Kabupaten Gowa, 35,30% mempunyai kemiringan tanah
di atas 40 derajat, yaitu pada wilayah Kecamatan Parangloe, Tinggimoncong,
Bungaya, Bontolempangan dan Tompobulu. Dengan bentuk topografi
wilayah yang sebahagian besar berupa dataran tinggi. Wilayah Kabupaten
Gowa dilalui oleh 15 sungai besar dan kecil yang sangat potensial sebagai
sumber tenaga listrik dan untuk pengairan. Salah satu diantaranya sungai
48
terbesar di Sulawesi Selatan adalah sungai Jeneberang dengan luas 881 Km2
dan panjang 90 Km.
Di atas aliran sungai Jeneberang oleh Pemerintah Kabupaten Gowa
yang bekerja sama dengan Pemerintah Jepang, telah membangun proyek
multifungsi DAM Bili-Bili dengan luas + 2.415 Km2 yang dapat
menyediakan air irigasi seluas + 24.600 Ha, konsumsi air bersih (PAM) untuk
masyarakat Kabupaten Gowa dan Makassar sebanyak 35.000.000 m3 dan
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air yang berkekuatan 16,30 Mega Watt.
Jumlah penduduk di Kabupaten Gowa termasuk terbesar ketiga dari
kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan. Jumlah penduduk dengan urutan
pertama adalah Kota Makassar sebanyak 1.545.373 jiwa , urutan kedua
Kabupaten Gowa sebanyak 765.836 jiwa dan urutan ketiga adalah Kabupaten
Bone sebanyak 762.073 jiwa.
Berdasarkan Gowa Dalam Angka jumlah penduduk Kabupaten Gowa
secara keseluruhan yaitu :
1) Tahun 2018 sebanyak 760.607 jiwa.
2) Tahun 2019 sebanyak 772.684 jiwa.
3) Tahun 2020 sebanyak 765.836 jiwa
Seperti halnya dengan daerah lain di Indonesia, di Kabupaten Gowa
hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Biasanya
musim kemarau dimulai pada Bulan Juni hingga September, sedangkan
musim hujan dimulai pada Bulan Desember hingga Maret. Keadaan seperti
49
itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan, yaitu
Bulan April - Mei dan Oktober - November.
Curah hujan di Kabupaten Gowa yaitu 237,75 mm dengan suhu
27,125°C. Curah hujan tertinggi yang dipantau oleh beberapa stasiun/pos
pengamatan terjadi pada Bulan Desember yang mencapai rata-rata 676 mm,
sedangkan curah hujan terendah pada Bulan Juli - September yang bisa
dikatakan hampir tidak ada hujan.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa
Dinas Kesehatan (Dinkes) merupakan salah satu Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (SKPD) dilingkungan pemerintah Kabupaten Gowa yang
bertanggung jawab dalam bidang pembangunan kesehatan, fungsi Dinkes
sebagai lembaga dinas teknis yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas
otonomi dan membantu melaksanakan tugas teknis operasional di bidang
kesehatan yang meliputi pengembangan dan pembinaan pelayanan kesehatan,
pencegahan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan,
kesehatan keluarga, pelayanan farmasi dan pengawasan makanan dan
minuman serta pembinaan program berdasarkan kebijakan Bupati Gowa.
Untuk melaksakan fungsi sebagaimana tersebut diatas Dinas Kesehatan
Kabupaten Gowa mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
1) Perumusan kebijakan bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat
50
kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta
sumber daya kesehatan.
2) Pelaksanaan kebijakan bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat
kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta
sumber daya kesehatan.
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan,
kefarmasian, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT)) serta sumber daya kesehatan.
4) Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.
5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati sesuai bidang tugas
dan fungsinya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa yang beralamat di Jalan Dr.
Wahidin Sudirohusodo, No. 47, Sungguminasa, Gowa merupakan unsur
pelaksana ekonomi daerah di bidang kesehatan sesuai dengan urusan
pemerintahan Kabupaten Gowa serta Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku, yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah
Struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa pada akhir tahun
2008 mengalami perubahan mengikuti struktur sesuai dengan Standar
Minimal Departemen Kesehatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Palembang nomor 9 tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi,
51
dan Tata Kerja. Dinas Kesehatan Kota Palembang terdiri dari empat bidang
yaitu Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan dan Bidang Sumber Daya Kesehatan.
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa
(Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa)
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) mempunyai peranan yang
penting dalam upaya pencapaian derajat kesehatan melalui upaya pelayanan
kesehatan atau program yang berada di tingkat Puskesmas, Rumah Sakit, dan
Dinas Kesehatan. Selain sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan yang
baik juga sangat dibutuhkan kompetensi tenaga kesehatan yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
tepat dan bermutu.
52
Menurut Undang - Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, tenaga kesehatan dikelompokkan dalam 9 jenis, yaitu:
1) Tenaga Medis.
2) Tenaga Keperawatan.
3) Tenaga Kefarmasian.
4) Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan.
5) Tenaga Gizi.
6) Tenaga Keterapian Fisik.
7) Tenaga Keteknisian Medis.
8) Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan.
9) Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan.
Adapun jumlah dan rasio tenaga medis di Kabupaten Gowa Tahun 2020
di berbagai unit kerja dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 4.3 Diagram Tenaga Medis di Kabupaten Gowa
(Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa)
Berdasarkan penjelasan Gambar 4.3 diketahui bahwa secara
keseluruhan masih terdapat kekurangan kebutuhan tenaga medis berdasarkan
53
rasio terhadap penduduk dibandingkan dengan target rasio tenaga medis yang
terdapat dalam Kepmenko Kesra No. 54 Tahun 2013 tentang Rencana
Pengembangan Tenaga Kesehatan (RPTK) Tahun 2011-2025. Dengan rasio
dokter yang cukup dan merata nantinya diharapkan pelayanan kesehatan di
Puskesmas sebagai lini terbawah dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat
akan meningkat.
Sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Gowa meliputi Puskesmas
dan jajarannya. Rumah Sakit Pemerintah serta sarana lainnya yang berjumlah
742 sarana kesehatan, adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/Pengelola Di Kabupaten Gowa
Tahun 2020
No. Fasilitas Kesehatan Kepemilikan/Pengelola Jumlah
1. Rumah Sakit PEMKAB 1
2. Rumah Sakit SWASTA 2
3. Puskesmas Rawat Inap PEMKAB 26
4. Puskesmas Non Rawat Inap PEMKAB 0
5. Puskesmas Keliling PEMKAB 26
6. Puskesmas Pembantu PEMKAB 125
7. Rumah Bersalin SWASTA 2
8. Klinik Pratama TNI/POLRI 3
9. Klinik Pratama BUMN 2
10. Klinik Pratama SWASTA 10
11. Klinik Utama SWASTA 7
12. Praktek Dokter Bersama SWASTA 19
13. Praktek Dokter Umum Perorangan SWASTA 13
14. Praktek Dokter Gigi Perorangan SWASTA 35
15. Praktik Pengobatan Tradisional SWASTA 3
16. Bank Darah Rumah Sakit PEMKAB 1
17. Laboratorium Kesehatan PEMKAB 1
18. Industri Farmasi SWASTA 1
19. Usaha Mikro Obat Tradisional SWASTA 77
20. Pedagang Besar Farmasi SWASTA 3
54
21. Apotek SWASTA 66
22. Toko Obat SWASTA 2
23. Toko Alkes SWASTA 2
(Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa 2020)
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa, sarana kesehatan di Kabupaten
Gowa Tahun 2020 tertinggi pada fasilitas kesehatan Puskesmas pembantu
sebanyak 125 unit dengan status kepemilikan Pemerintah. Sarana kesehatan
terendah pada fasilitas kesehatan RSUD, Bank Darah Rumah Sakit dan
Laboratorium Kesehatan masing - masing sebanyak 1 unit dengan satus
kepemilikan Pemerintah dan fasilitas kesehatan industri farmasi sebanyak 1
unit dengan status kepemilikan swasta.
3. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Gowa
Pembentukan Satgas Penanganan Covid-19 di daerah diharapkan
mampu menyelesaikan permasalahan pelaksanaan kebijakan strategis yang
berkaitan dengan penanganan Covid-19 dan dapat segera mengambil
langkah-langkah kebijakan srategis yang diperlukan dalam rangka percepatan
penanganan Covid-19 di daerah sehingga pelaksanaan penanganan menjadi
efektif, efisien, dan tepat sasaran.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Dirjen Bina
Administrasi Kewilayahan, Kemendagri Safrizal ZA menjelaskan bahwa
Surat Edaran Pembentukan Satuan Tugas Covid-19 ini adalah untuk
menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020, sehingga Menteri
Dalam Negeri perlu mengeluarkan aturan yang menjadi dasar pembentukan
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 di daerah. Hal ini tertuang
55
melalui Surat Edaran Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur dan
Bupati/Wali Kota Nomor 440/5184/SJ tanggal 17 September 2020.
Struktur Satgas Penanganan Covid-19 provinsi dan kabupaten/kota
sekurang-kurangnya terdiri dari: 1 (satu) ketua, 3 (tiga) wakil ketua, 1 (satu)
Sekretaris, dan 6 (enam) bidang, yaitu: data dan informasi, komunikasi
publik, perubahan perilaku, penanganan kesehatan, penegakan hukum dan
pendisiplinan, dan struktur Satgas Penanganan Covid-19 tingkat kecamatan
dan kelurahan, serta Desa, Dusun/RW/RT sekurang-kurangnya terdiri dari: 1
(satu) ketua, 1 (satu) bendahara, 1(satu) Sekretaris dan 4 seksi, yaitu:
komunikasi informasi dan edukasi, kesejahteraan sosial, kesehatan, dan
penegakan hukum dan pendisiplinan.
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 440/2622/SJ
Tanggal 29 Maret 2020 tentang pembentukan Satuan Tugas Penanganan
Corona Virus Disase 2019 (Covid-19) Daerah Di Kabupaten Gowa.
Pembentukan satgas Covid-19 dengan melibatkan SKPD yang terlibat dalam
penanganan dan Penanggulangan Covid-19 dengan No. Surat Tugas
929.A/SU/PD.01.02/11/2020. Dan Dinas Kesehatan mengeluarkan Surat
Keputusan 440.1/13/DK-GW/III/2020 tentang pembentukan posko siaga
penyakit coronavirus (Covid-19) Dinas Kehetan Kabupaten Gowa.
Penggunaan dana recofusing meliputi beberapa hal, yaitu sebagai
berikut: belanja dalam bidang kesehatan seperti penyediaan sarana dan
prasarana kesehatan, pemberian insentif bagai tenaga kesehatan, penyewaan
rumah singgah sebagai ruang isolasi bagi pasien dalam pengawasan, dan
56
pemeriksaan laboratorium bagi masyarakat yang berpotensi terjangkit Covid-
19. Belanja dalam bidang penanganan dampak ekonomi seperti pengadaan
bahan pangan dan kebutuhan pokok, pemberian insentif berupa
pengurangan/pembebasan pajak daerah, dan pemberian penggunaan modal
usaha bagi pelaku UMKM yang terkena dampak ekonomi akibat Covid-19.
Belanja dalam penyediaan jaring pengaman sosial (social safety net).
Tabel 4.2 Realokasi APBD dalam Penanganan Pandemi Covid-19 di Kabupaten
Gowa Tahun 2020 sebagai berikut:
No. Bidang Alokasi Dana Realisasi
1. Bidang Kesehatan Rp. 17,084,228,550 Rp. 4,386,663,500
2. Bidang Sosial Rp. 43,438,711,000 Rp. 6,315,650,000
TOTAL Rp. 60,552,939,550 Rp. 10,702,313,500
(Sumber: Badan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa 2020)
Refocusing dan relokasi dalam APBD (dukungan logistik, operasional,
bansos dll.) Tahun 2020 hingga saat ini kita dihadapkan pandemi Covid-19
sehingga berdasarakan arahan pusat dilakukan Recofussing anggaran APBD
Tahun 2020. Sepanjang Tahun 2020 Pemkab. Kab. Gowa mengalokasikan
Anggaran Pada dua (2) Bidang yakni Bidang Kesehatan dan Bidang Sosial.
Realokasi Dana APBD Kabupaten Gowa Tahun 2020 sebesar Rp.
60,552,939,550 ,- dan yang terealisasi sebesar Rp. 10,702,313,500.
Di Kabupaten Gowa Kasus positif Covid-19 per 31 Maret 2021
bertambah sebanyak 193 kasus sehingga jumlah kasus sebanyak 3874 Kasus.
Perkembangan kasus mengalami penurunan dalam satu bulan terakhir yaitu
dari Bulan februari jumlah penambahan kasusnya 466 mengalami penurunan
di bulan Maret yaitu 193 kasus di tahun 2021. Adanya penurunan kasus di
57
Kabupaten Gowa disebabkan karena kesadaran masyarakat akan tetap
menjalankan protokol kesehatan 5 M (Memakai masker, mencuci tangan
menggunakan sabun dan air yang mengalir, menjaga jarak, menghindari
kerumunan, menghindari mobilitas), adanya perilaku masyarakat yang
menerapkan pola Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan adanya
kegiatan Tim satgas Covid-19 Puskesmas yang melakukan tracing terhadap
10 sampai 90 orang terhadap kasus yang terkonfirmasi.
Gambar 4.4 Perkembangan Covid-19 di Kabupaten Gowa
(Sumber: Tim Pembina Kabupaten Sehat Kabupaten Gowa)
Dikabupaten Gowa Jumlah yang sembuh yaitu 3641 atau sekitar 94 %
dimana data tersebut berada di atas data Nasional kasus Covid-19 yang
sembuh per 31 Maret yaitu 89 %. Hal ini disebabkan karena pasien yang
melakukan isolasi baik dirumah ataupun di hotel wisata Covid senantiasa
menerapkan pola gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) terutama
dalam melakukan aktifitas fisik dan mengkonsumsi sayur dan buah guna
58
memningkatkan anti body atau kekebalan tubuh, Perawatan yang maksimal
di Rumah Sakit Covid, dan respon mayarakat terhadap Covid-19.
Gambar 4.5 Persentase Angka Kesembuhan
Kasus Covid-19 Kabupaten Gowa Maret 2021
(Sumber: Tim Pembina Kabupaten Sehat Kabupaten Gowa)
Di Kabupaten Gowa Jumlah yang meninggal yaitu 73 orang atau sekitar
1,9% dimana data tersebut berada di bawah data Nasional kasus covid-19
yang meninggal per 31 Maret 2021 yaitu 2,7 %. Adanya jumlah kematian
dibawah angka nasional disebabkan karena Pengetahuan dan kesedaran
masyarakat akan Covid-19 sudah dapat beradaptasi dengan mengikuti
Protokol Kesehatan
Gambar 4.6 Data Kasus Covid -19 yang Meninggal Desember kab. Gowa 2020
59
(Sumber: Tim Pembina Kabupaten Sehat Kabupaten Gowa)
Untuk mencegah penularan Covid-19, petugas melakukan pelacakan di
cluster tempat kerja, rumah tangga, dan tempat tempat umum misalnya pasar,
termasuk kepada pihak-pihak yang kontak langsung. Ada yang dilakukan
rapid test dan pemeriksaan swab. Pelacakan kontak (contact tracing) adalah
proses untuk mengidentifikasi menilai dan mengelola orang orang yang
berkontak erat dengan kasus konfirmasi/probable untuk mencegah penularan
selanjutnya. Kegiatan ini penting untuk dilakukan karena kasus konfirmasi
dapat menularkan penyakit sejak 2 hari sebelum hingga 14 hari sesudah
timbulnya gejala. Adapun kinerja kontrak tracking adalah :
1) Minimal 80 % Kasus Konfirmasi dilakukan contak tracing diketahui
asal klusternya dengan rasio 1:10.
2) 90 % Kasus konfrimasi dan suspek diisolasi kurang dari 48 jam sejak
gejala pertama.
60
3) Lebih dari 80% kasus baru dengan kontak erat dilakukan
isolasi/karantina dalam waktu kurang dari 72 jam.
Situasi pelacakan kontak erat di kabupaten Gowa sebanyak 6542 kasus,
dimana jumlah kontak erat nya yang dipantau sebanyak 2735 kasus dan 3717
kasus kontak erat setelah pemantauan. Adapun data situasi Pelacakan Kontak
Erat di Kabupaten Gowa :
Gambar 4.7 Data Kontak Erat (Tracing) Kab. Gowa 2021
(Sumber: Tim Pembina Kabupaten Sehat Kabupaten Gowa)
Seseorang dari zona merah atau kontak dengan pasien positif Covid-19
termasuk suspek yang kemudian ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab.
Jika hasilnya positif, penatalaksanaan pasien dilakukan berdasarkan gejala
atau tanpa gejala yang dialami.
Penanganan pasien positif Covid-19 yang tidak bergejala akan diimbau
untuk isolasi mandiri di rumah atau di RS Darurat. Isolasi minimal 10 hari
sejak ditegakkan diagnosis. Bagi pasien positif Covid-19 dengan gejala sakit
61
berat akan diisolasi di rumah sakit atau rumah sakit rujukan. Pasien diisolasi
minimal 10 hari sejak muncul gejala ditambah 3 hari bebas demam dan gejala
pernapasan.
Tabel 4.3 Rumah Sakit Layanan Rujukan
No NAMA RS ALAMAT NO HP EMAIL
1. RS.Dr.Tajuddin
Chalid,MPH
Jl.Pacerekkang
No 67/Pajjaiang
Daya Kota
Makassar
081230308383
( 0411-511011 )
rsk
tadjuddinchalid_makassar@yahoo
.co.id
2. RSUP dr.Wahidin
Sudirohusodo
Jl Perintis
Kemerdekaan
Km 11 Kota
Makassar
(0411)-584677,(0411)-
587676
3. RSUD Labuang
Baji
Jl DR Ratulangi
No 81 Labuang
Baji Kec
Mamajang Kota
Makassar
08125555583,(0411)
873482
4. RS TK II
Pelamonia
Jl Jendral
Sudirman No 27
Makassar
08219182424
5. RSUD Syekh
Yusuf Gowa
Jl dr Wahidin
Sudirohusodo No
48 Sungguminasa
Kabupaten Gowa
0411 – 866536
6. Rumah Sakit
Siloam makassar
Jl Metro Tanjung
Bunga Kav 9
(Sumber: Bidang P2P Dinkes Kab. Gowa 2021)
Alur rujukan melalui 26 fasilitas kesehatan puskesmas dan Rumah Sakit
Syekh Yusuf (pra rujukan) serta Rumah Sakit Talia Irham ke Rumah Sakit
rujukan yang ada di Makassar (1. RSUD Labuang Baji, 2. Rumah Sakit Dadi
Makassar 3. RS. Sayang Rakyat 4. RS. Wahidin Sudiro Husodo) berdasarkan
62
tatalaksana rujukan pedoman revisi 1 sampai 5 Kemenkes RI, berdasarkan
waktu perjalanan pandemi.
B. Strategi Komunikasi Pemerintah Daerah Dalam Penanganan Covid-19
di Kabupaten Gowa
Pemerintah Kabupaten Gowa melakukan berbagai upaya strategi
komunikasi dalam memutus penyebaran Covid-19. Maka Sesuai dengan
keputusan Presiden nomor 7 tahun 2020. Perihal pembentukan gugus tugas
percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). maka
dibentuklah sebuah tim yang bertugas untuk responding to crisis untuk
menangani krisis terkait dengan Covid-19 di Kabupaten Gowa dan sesuai
dengan SK ketua pelaksana gugus tugas nomor 16 tahun 2020. Upaya
memutus penularan menjadi tema besar di berbagai negara dunia termasuk
Indonesia. Termasuk pemerintah tentu harus mempersiapkan semua elemen
agar mampu menghadapi dampak dari wabah ini.
Beberapa strategi telah dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah
Kabupaten Gowa, dengan menghimbau kepada masyarakat untuk mematuhi
prtokol kesehatan, menerapkan PSBB serta PSBK sampai kepada pemulihan
krisis ekonomi bagi masyarakat sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Ada
beberapa tahapan dalam menjalankan strategi komunikasi yang dilakukan
mulai dari mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode sampai
kepada seleksi dan penggunaan media yang akan penulis bahas dalam hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Mengenal Khalayak
63
Khalayak memiliki latar belakang yang berbeda-beda, sehingga perlu
dilakukan strategi dalam penyampaian pesan agar pesan dapat diterima oleh
target sasaran. Mengenali khalayak merupakan prinsip dasar agar komunikasi
dapat berjalan dengan lancar.
Pada awal penyebaran Covid-19 di Kabupaten Gowa banyak
masyarakat yang tidak percaya dan tidak mengetahui terkait kebijakan-
kebijakan penerapan protokol kesehatan dalam memutus penyebaran Covid-
19 di Kabupaten Gowa. Masyarakat yang terdiri dari berbagai perbedaan,
perbedaan tersebut terdapat pada usia, agama atau keyakinan, pendidikan,
status sosial semua tidak terlepas dari sosialisasi terkait bahaya virus Covid-
19 di Kabupaten Gowa.
“Terlebih dahulu memang kami melakukan observasi kepada seluruh
masyarakat di Kabupaten Gowa terkait pemahaman mereka terhadap
virus Corona itu sendiri. Pada awalnya masyarakat banyak yang tidak
mengetahui dan bermasa bodo dengan himbauan dari pemerintah.
Sehingga kami berupaya melakukan sosialisasi degan menekankan
kearifan lokal dan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat. Makanya
banyak program-program kita yang menggunakan istilah bahasa
daerah, untuk lebih mudah memberikan pemahaman kepada
masyarakat.” (Wawancara dengan EY 7 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan menunjukkan dalam upaya
pemerintah memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait Covid-19
dan upaya memutus penyebarannya, Dinas Kesehatan senantiasa melibatkan
tokoh masyarakat untuk membantu mengedukasi masyarakat secara umum
dan membentuk program-program yang berbasis kearifan lokal untuk
memudahkan pelaksanaan program pemutusan Covid-19 di Kabupaten
Gowa.
64
Khalayak selalu memiliki membutuhkan informasi dan akan merespon
informasi yang didapat tersebut dari berbagai media. Penerimaan khalayak
menekankan pada penggunaan media sebagai cerminan dari konteks sosial-
budaya dan sebagai sebuah proses pemberian makna bagi produk budaya dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Penerimaan khalayak yaitu
bagaimana khalayak akan memaknai teks media.
Tempat dan Fasilitas umum merupakan salah satu lokus masyarakat
beraktivitas yang akan mendukung kenberlangsungan perekonomian, namun
berpotensi menjadi lokus penyebaran Covid-19. Yang dimaksud dalam
Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/Menkes/382/2020 yaitu Pasar,
Hotel, Rumah makan, Terminal, Tempat Wisata, Tempat Ibadah. Adapun
jumlah Tempat Fasilitas Umum yang ada di kabupaten Gowa terdiri dari
Pasar (47), Tempat ibadah (1453), Rumah Makan (84) dan tempat rekreasi
(86). Dan yang menerapkan Protokol Kesehatan Pasar (41), Tempat ibadah
(1400), Rumah Makan (79) dan tempat rekreasi (80). Jadi Jumlah Persentase
Tempat Fasilitas umum dan Tempat rekreasi yang menerapkan protokol
kesehatan dari 1670 yang menarapkan sebanyak 1600 (96%). Upaya yang
dilakukan pemerintah Kabupaten Gowa dalam memutus penyebaran Covid-
19 dengan senantiasa memantau tempat-tempat kerumunan dari masyarakat.
“Berdasarkan arahan dari menteri kesehatan terkait tempat dimana
masyarakat sering berkerumun dan berpotensi menyebarkan Covid-19
maka di perintahkan untuk menerapkan protokol kesehatan dengan
menerapakn 3 M, mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga
jarak. Ditempat yang dimaksudpun kami melakukan sosialisasi
kesehatan bagi masyarakat agar senantiasa menjaga protokol
kesehatan.” (Wawancara dengan AW 7 Juni 2021).
65
Senada dengan hal tersebut salah satun informan juga memberikan
keterangan terkait pentingnya penerapan protokol kesehatan bagi masyarakat.
“Upaya pemerintah dalam menangani penyebaran virus corona di
Kabupaten Gowa gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat
untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan. Sosialisasi tersebut
terus dilakukan demi menekan meningkatnya masyarakat yang terpapar
virus.” (Wawancara dengan RH 7 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan sasaran dari tim
gugus kesehatan dalam memutus penyebaran Covid-19 di Kabupaten Gowa
dengan menerapkan protokol kesehatan di tempat-tempat dimana masyarakat
sering berkumpul. Melalui sosialisasi kesehatan dan perintah menerapkan
protokol kesehatan merupakan langkah pemerintah dalam memutus
penyebaran Covid-19 di masyarakat.
Keaktifan khalayak (activeness) lebih merujuk pada seberapa banyak
kebebasan yang dimiliki khalayak dihadapan media massa. Beberapa orang
merupakan khalayak yang aktif dalam proses komunikasi, orangorang ini
cukup ahli dalam mengkonsumsi media. Keaktifan juga bervariasi
berdasarkan individu.
Membangun sebuah keyakinan dan kepercayaan terhadap masyarakat
tidaklah mudah, perlu sebuah strategi yang baik. Masyarakat di Kabupaten
Gowa sama dengan masyarakat pada umumnya, dimana jarang dan kurang
mengerti terkait apa yang dikomunikasikan oleh komunikator. Masyarakat
lebih cenderung meniru gerakan aksi nyata yang dilakukan pemerintah.
“Kalau saya melihat masyarakat Kabupaten Gowa itu agak jenuh
dengan himbauan dan sosialisasi tetapi yang perlu dilihat oleh
masyarakat adalah aksi nyata. Banyak sekali penyampaian-
penyampaian yang dilakukan oleh pemerintah tetapi oknum pemerintah
66
itu sendiri tidak menerapkan protokol kesehatan. Bagi saya pemerintah
disini perlu hadir memberikan contoh yang nyata kepada masyarakat
dengan sendirinya masyarakat pasti akan mengikuti.” (Wawancara
dengan KJ 9 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan sikap masyarakat
dalam mengikuti kebijakan pemerintah tergantung dari sejauh mana para
aktor pembuat kebijakan juga dapat mengimplementasikan programnya
dengan baik. Khalayak ramai senantiasa menjalankan anjuran dari
pemerintah apabila pemerintah itu sendiri juga menjalankan kebijakan yang
dibuatnya.
Timbulnya makna yang berbeda karena adanya pengaruh dari faktor
yang dapat mempengaruhi penerimaan khalayak. Pengaruh atau efek adalah
perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh
khalayak sebelum dan sesudah menerima pesan. Dalam penerimaan
khalayak, faktor kontekstuallah yang mempengaruhi khalayak dalam
membaca teks media. Sehingga terkadang komunikator perlu melakukan
pendekatan yang sifatnya memaksa dalam menyusun strategi agar masyarakat
dapat menerima sebuah pesan yang diinginkan oleh komunikator.
Sesuai Perda Kab. Gowa No 2 Tahun 2020 pada Bab X Pasal 27
Tentang Pengawasan wajib masker dan penerapan Protokol kesehatan kab.
Gowa. Tim khusus melibatkan unsur, Pemerintah Kabupaten Gowa, TNI-
POLRI, Satpol PP, tokoh masyarakat, tokoh agama dan organisasi
kepemudaan. Tim ini akan melakukan pendisiplinan protokol kesehatan di
tempat-tempat yang berpotensi terjadinya kerumunan, seperti pasar dan
rumah-rumah makan atau restoran, jalanan dan rumah ibadah.
67
“Awal penerapan kebijakan pemerintah Kabupaten Gowa terkait
penyebaran Covid-19 selalu ada sosialisasi yang dilakukan baik oleh
pemerintah Kelurahan, Kecamatan, Polisi, Pak Ustads untuk tidak
berkerumun dan senantiasa mencucui tangan serta memakai masker.
Apa lagi kalau dipasar. Dimesjid saja sekarang harus pakai masker dan
disediakan disitu hand zanitiser. Kalau bagi saya tentu patuh jaki
dengan himbauan pemerintah apalagi untuk kebaikan bersama.”
(Wawancara dengan ZF 10 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa himbauan
dalam menerapkan protokol kesehatan dilakukan dari berbagai elemen baik
jajaran pemerintah, organisasi kepemudaan dan tokoh masyarakat. Hal ini
dilakukan untuk lebih mudah menjangkau masyarakat dalam memberikan
sosialisasi dan melaksanakan kebiajakan pemerintah Kabupaten Gowa dalam
memtus penyebaran Covid-19.
Berdasarkan hasil observasi dilapangan terkait indikator mengenal
khalayak sebagai bentuk strategi komunikasi pemerintah Kabupaten Gowa
terhadap masyarakat dalam memutus penyebaran Covid-19 ada beberapa
langkah-langkah yang dilakukan. Seperti, melakukan sosialisasi kesehatan
dengan mendorong masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan,
bekerjasama dengan seluruh stakeholder dalam mendukung upaya
pemerintah Kabupaten Gowa memutus penyebaran Covid-19, diantaranya
pemerintah desa/kelurahan, Kecamatan, Polisi, organisasi pemuda dan tokoh
masyarakat. Serta senantiasa melakukan pengawasan ditempat-tempat yang
rawan terjadi kerumunan.
2. Menyusun Pesan
Memahami tentang pesan ada kaitanya dengan segala sesuatu yang
memiliki arti dan nilai bagi penerimanya. Pesan erat kaitannya dalam proses
68
komunikasi dikarenakan dalam proses komunikasi adanya suatu pertukaran
pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang diperoleh dapat
dimengerti dan dipahami.
Pesan merupakan informasi yang disusun oleh pemerintah daerah
dalam rangka memutus penyebaran Covid-19 di Kabupaten Gowa. Proses ini
terbilang penting untuk melihat sejauh mana langkah pemerintah Kabupaten
Gowa dalam memutus penyebaran Covid-19 dan hasil dari program-program
memutus penebaran Covid-19.
“Dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentu harus
terstuktur, pesan yang disampaikan harus mudah di cerna oleh
masyarakat. Mulai dari apa itu Covid-19, bagaimana gejalanya,
bagaimana bentuk pencegahnnya, bagi masyarakat yang terpapar
bentuk penanganannya seperti apa, semua itu ada dalam materi-materi
sosialisasi yang dilakukan terhadap masyarakat. Publik itu harus tau
alasan kenapa mereka haurs jaga jarak, cuci tangan, menggunakan
masker dengan kaitannya memutus Covid-19. Belum lagi selama
Covid-19 banyak istilah-istilah yang dikeluarkan oleh pemerintah
Pusat. Disini tugas kita bersama seluruh unsur fokormida Kabupaten
Gowa untuk menyampaikan pesan sedetail mungkin agar tidak
membuat masyarakat bingung.” (Wawancara dengan EY 7 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa pesan
yang disampaikan kepada masyarakat merupakan kumpulan materi yang
berisi informasi terkait langkah pemerintah Kabupaten Gowa dalam memutus
penyebaran Covid-19. Sehingga dalam proses penyampaian pesan yang
dilakukan membutuhkan kerjasama dari semua pihak.
Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak
ditujukan pada perluasan wawasan dan kesadaran khalayak. Prosesnya lebih
banyak bersifat difusi atau penyebaran, sederhana, jelas dan tidak banyak
menggunakan jargon atau istilah-istilah yang kurang populer di khalayak.
69
Mengendalikan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Gowa tentu harus
di barengi dengan informasi yang dapat diakses oleh masyarakat. Kebijakan-
kebijakan pemerintah Kabupaten Gowa tidak dapat langsung
diimplementasikan begitu saja. Terlebih dahulu harus terdapat informasi yang
ditujukan kepada masyarakat.
“Tentunya dalam menjalankan perda terkait penyebaran Covid-19 tidak
langsung dilaksanakan begitu saja, terlebih dahulu harus ada informasi
yang turun kepada masyarakat. Disini biasa keterlibatan dinas
komunikasi dan informatika untuk membantu proses penyebaran pesan
kepada masyarakat. Pesan-pesan yang disampaikanpun harus tersusun
secara sistematis agar mudah dipahami oleh masyarakat kita.”
(Wawancara dengan RH 7 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan pelaksanaan
kebijakan memtus penyebaran Covid-19 di Kabupaten Gowa dilaksanakan
melalui penyusunan informasi yang terstruktur dan sistematis. Upaya tersebut
dilakukan agar masyarakat dapat memahami alur dalam penanganan
pemutusan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Gowa.
Penyusunan pesan dapat dilakukan secara persuasif dimana sebuah
pesan harus memiliki sebuah proposisi. Proposisi disini ialah apa yang
dikehendaki sumber terhadap penerima sebagai hasil pesan yang
disampaikannya, artinya setiap pesan yang dibuat diinginkan adanya
perubahan.
Penyebaran informasi yang dilakukan tim gugus penanggulangan
penyebaran Covid-19 di Kabupaten Gowa dinilai telah berjalan dengan baik.
Kelengkapan isi informasi menjadi standard pelayanan yang dapat
70
memberikan informasi secara terperinci. Sehingga komunikator dapat
menyampaikan pesan kepada komunikan tanpa ada kendala.
“Sejuah ini saya melihat pemkab Gowa melalui tim gugus percepatanan
penanganan penyebaran Covid-19 mempunyai informasi-informasi
yang komplit mulai terkait kebijakan penanggulangan Covid-19,
penanganan pasien yang terpapar, sampai kepada tes-tes yang berkaitan
dengan Covid-19. Disini kita melihat secara bersama bahwa
keseluruhan masyarakat sebenarnya tidak memahami beberapa istilah-
istilah dari Covid-19 itu, sehingga peran pemerintah dalam menyusun
pesan secara sederhana dapat dimengerti dan dijalankan oleh
masyarakat.” (Wawancara dengan KJ 9 Juni 2021).
Senada dengan hasil wawancara tersebut salah satu informan dari
masyarakat juga mengaskan hal yang sama.
“Selama Covid 19 banyak istilah-istilah baru yang sering didengar,
seperti social distancing, PSBB dan lain-lain. Tentu masyarakat
mencari tau apa yang dimaksud istilah tersebut melalui informasi yang
didapatkan dari pemerintah Kelurahan masyarakat disini semakin lama
semakin mengetahui apa istilah tersebut dan bagaimana
pelaksanaannya.” (Wawancara dengan ZF 10 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwasannya
pesan yang berisi informasi penanggulangan penyebaran Covid-19 yang di
susun oleh pemerintah Kabupaten Gowa berisi informasi-informasi yang
sederhana dan dapat dipahami oleh semua unsur masyarakat. Dengan
demikian terkait penyampaian informasi yang dilakukan tidak mengalami
kendala berarti.
Komunikasi edukatif adalah merupakan komunikasi yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih didalamnya terdapat nilai-nilai edukatif yang
bersifat mendidik atau proses komunikasi yang dilakukan demi terwujudnya
tujuan yang hendak dicapai yaitu dalam hal yang bersifat mendidik.
Pendidikan merupakan sebuah proses untuk mengangkat harkat, martabat dan
71
kesiapan manusia dalam menghadapi masa depannya yang penuh dengan
tantangan, serta mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalamnya.
Informasi menjadi salah satu sisi yang turut memberikan kontribusi
dalam penanganan Covid-19. Sebab tidak hanya menjadi corong untuk
menginformasikan tindakan dan kebijakan pemerintah, melainkan juga
menjadi sarana edukasi kepada masyarakat. Hal tersebut disadari oleh
masyarakat dalam rangka berpartisipasi pemutusan Covid-19.
“Awalnya kita tidak tau dan tidak percaya ini Corona, karena kan
tempat munculnya di Cina itu jauh sekali dari Indonesia. Tetapi melihat
informasi di media-media banyak mi yang meninggal masyarakat
perlahan mulai cemas. Dari informasi yang kami dapatkan dari
pemerintah terlebih tingkat Kelurahan itu banyak pengetahuan baru
yang kami dapatkan dalam memutus penyebaran Covid-19 terlebih
membiasakan hidup sehat. Termasuk senantiasa menggunakan masker
kalau keluar, biar lagi itu cuma mau beli kopi tetap harus pakai masker.”
(Wawancara dengan MS 10 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan masyarakat
sebagai target dari penyampaian pesan dalam memutus penyebaran Covid-19
menjadi memahami regulasi pemerintah Kabupaten Gowa terkait memutus
mata rantai penyebaran Covid-19. Pesan-pesan yang disampaikan secara
langsung dan iklan layanan masyarakat secara tidak langsung memberikan
pengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat sehari-hari agar terhindar dari
Covid-19.
Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan terkait indikator
menyusun pesan sebagai bentuk strategi komunikasi pemerintah Kabupaten
Gowa terhadap masyarakat dalam memutus penyebaran Covid-19 dilakukan
dengan memaparkan secara terperinci gejala virus Corona, cara penanganan,
72
langkah pencegahan serta menyederhanakan istilah-istilah baru terkait
penanganan Covid-19 sehingga mudah di mengerti dan di implementasikan
oleh masyarakat Kabupaten Gowa.
3. Menetapkan Metode
Metode merupakan cara pemerintah yang digunakan dalam
mengimplementasikan rencana kebijakan program yang telah disusun dan
merupakan alat untuk mencapai tujuan dari kebijakan. Metode dalam
menyusun kebijakan lebih bersifat procedural, yaitu berisi tahapan-tahapan
tertentu.
Keseriusan pemerintah Kabupaten Gowa dalam menyusun langkah-
langkah yang dilakukan dalam rangka memutus penyebaran Covid-19.
Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam rangka menyebarkan
informasi kepada masyarakat. Metode tersebut dilakukan dengan melibatkan
semua unsur yang ada, baik pemerintah daerah, swasta dan masyarakat.
“Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa Khususnya Seksi Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Bekerja sama dengan
petugas promosi kesehatan puskesmas saling berkoordinasi dalam
upaya Pencegahan dan Penanggulangan penyebaran Covid-19 dengan
melakukan kegiatan edukasi kepada masyarakat tentang Covid-19
mengenai gejala, cara penularan dan cara pencegahan covid-19 melalui
Penyuluhan langsung / tatap muka, melalui media cetak , Radio spot,
TV dan media sosial. Adapun bentuk kegiatannya yaitu tatap muka
dengan melakukan penyuluhan langsung kepada masyarakat terkait
sosialisasi Covid-19 kepada masyarakat, penyebar luasan informasi
melalu media cetak mislanya poster, leafleat, spanduk, baliho tentang
cara pencegahan Penyebaran Virus Covid-19, Penyebarluasan
Informasi melaui Radio spot (Radio Rewako FM),TV Dan Media sosial
yaitu instagram” (Wawancara dengan EY 7 Juni 2021).
Senada dengan pendapat tersebut salah satu informan juga
menambahkan.
73
“Penanganan covid-19 mengacu dengan regulasi yang telah ditetapkan
pemerintah pusat. Kita didaerah hanya menyelaraskan dan merumuskan
metode yang dilakukan agar bisa maksimal dalam mengaplikasikannya
di masyarakat.” (Wawancara dengan RH 7 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa dalam
rangka memutus penyebaran Covid-19 di Kabupaten Gowa seluruh struktur
pemerintahan terlibat melaksanakan sosialisasi, termasuk melakukan
kerjasama dengan sektor swasta yang menjadi media patner penyebaran
informasi terkait penanganan Covid-19.
Metode dalam merumuskan sebuah program merupakan salah satu
komponen penentuan kebijakan yang harus digunakan dalam kegiatan
pemerintahan karena untuk mencapai tujuan pemerintah maupun dalam
upaya membentuk pemahaman publik diperlukan adanya suatu metode atau
cara tahapan program yang efektif.
Beberapa tahapan yang dilakukan oleh tim gugus tugas percepatan
penanganan penyebaran Covid-19 dilakukan di Kabupaten Gowa. Salah
satunya upaya vaksin yang dilakukan terhadap beberapa segmen. Salah
satunya melalui program road map vaksinasi corona atau Covid-19. Priortitas
utama dan pertama akan diberikan kepada 1,3 juta tenaga kesehatan (nakes).
Setelah nakes, pemberian vaksin dilanjut dengan pekerja sektor publik, baru
setelah itu masyarakat umum.
“Di Kabupaten Gowa Peta jalan (road map) dalam melakukan vaksinasi
terhadap masyarakat di tengah pandemi Covid-19 sudah dipersiapkan.
Tercatat, sebanyak 119.951 orang warga yang bakal melakukan
vaksinasi. Proses vaksinasi ini akan dilakukan di setiap kantor Satuan
tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, instansi pemerintahan,
lingkungan badan usaha milik negara (BUMN), dan untuk tenaga
kesehatan, proses penyuntikan vaksin di rumah sakit tempatnya
74
bertugas. Adapun perincian orang yang akan menjalani vaksinasi ini
terdiri dari SDM Kesehatan, lansia, pelayanan publik. Adapaun Jumlah
Sasaran Petugas Kesehatan yaitu 2.033 orang , Lansia 57.562 orang dan
pelayanan publik 60.356 orang. Dan jumlah yang sudah di vaksin yaitu
SDM Kesehatan 2.654 orang, Lansia 72.022 orang, dan petugas publik
29.143 orang.” (Wawancara dengan AW 7 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan serangkaian
tahapan program yang dilakukan dalam meretas penyebaran Covid-19 salah
satunya melalui program vaksin. Dimana metode yang digunakan
menggunakan segmen tertentu dengan menentukan peta jalan proses vaksin
di setiap segmen yang menjadi target dan sasaran.
Gagasan dasar dari sebuah metode adalah bagaimana pemerintah
daerah mampu menyajikan pelayanan terhadap masyarakat tanpa
membebankan biaya dari program yang di buat pemerintah. Dalam menyusun
sebuah metode pemerintah harus senantiasa berfikir secara inovatife agar
kebijakan yang dibuat dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/446/2021 bahwa dalam kondisi tertentu untuk
kepentingan pelacakan kontak, penegakan diagnosis, dan skrining Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19), dapat menggunakan metode pemeriksaan
Rapid Diagnostic Test. Hal tersebut memicu berbagai persoalan bagi
masyarakat di Kabupaten Gowa yang banyak bekerja diluar daerah seperti di
Kota Makassar. Sehingga dalam menjawab permasalahan tersebut
pemerintah Kabupaten Gowa menyediakan rapid test secara gratis bagi
masyarakatnya yang bekerja di luar daerah.
75
“Untuk membantu masyarakat Kabupaten Gowa yang beraktivitas di
Makassar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa menyiapkan
layanan rapid test massal gratis sebanyak 1.700 rapid. Itu merupakan
kebijakan Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan dimana pelaksanaan
rapid gratis yang difasilitasi oleh Pemkab Gowa ini untuk membantu
masyarakat Kabupaten Gowa yang 40 persen masyarakatnya
beraktifitas di Makassar. Saya fikir program tersebut merupakan sebuah
metode yang dilakukan oleh pemkab Gowa dalam memberikan
pelayanan bagi masyarakatnya.” (Wawancara dengan KJ 9 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan dalam menjawab
kebijakan pemerintah pusat terkait rapid test, pemerintah Kabupaten Gowa
membuat metode rapid test massal secara gratis. Langkah tersebut diapresiasi
oleh masyarakat terutama mereka yang membutuhkan rapid test tersebut
sebagai langkah nyata pemerintah dalam memberikan pelayanan di masa
Covid-19.
Dalam mewujudkan kesadaran masyarakat pemerintah daerah perlu
membuat terobosan berupa inovasi dalam rangka memberikan pelayanan
Publik. Selama pandemic Covid-19 berlangsung masyarakat menjadi sasaran
dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang secara tidak langsung berefek
kepada perekonomian masyarakat.
Beberapa tahapan dilakukan pemerintah Kabupaten Gowa dalam
memutus penyebaran Covid-19 di masyarakat. Salah satu yang menjadi
perhatian di masyarakat adalah gerakan sejuta masker. Langkah tersebut
mendapat apresiasi dari pemerintah pusat sebagai rekormori yang tidak
langsung mengangkat nama baik Kabupaten Gowa.
“Banyak sekali programnya ini Pemerintah Gowa untuk memutus
penyebaran Covid-19. Yang paling nyata itu gerakan sejuta masker.
Disaat orang-orang harus beli dengan harga mahal, ada lagi berita
penimbunan masker, di Gowa dia dibagikan secara gratis dari
76
pemerintahnya. Itu menjadi perhatian dari semua daerah yang lain,
sehingga Kabupaten Gowa juga menerima rekor muri, masyarakat juga
ikutan bangga.” (Wawancara dengan MH 10 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan gerakan sejuta
masker untuk masyarakat di Kabupaten Gowa merupakan sebuah metode
yang ditempuh pemerintah dalam mendukung penerapan protokol kesehatan
di masyarakat. Gerakan tersebut menjadi sebuah langkah nyata kepedulian
pemerintah Kabupaten Gowa dan tercatat sebagai rekor muri.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan terkait indikator menetapkan
metode sebagai bentuk strategi komunikasi pemerintah Kabupaten Gowa
terhadap masyarakat dalam memutus penyebaran Covid-19 dilihat dari
penyeberan informasi terkait langkah-langkah memutus penyebaran Covid-
19 melalui kerjasama seluruh Fokormida Kabupaten Gowa dan media-media
penyaluran informasi. Kemudian melaksanakan rapid test secara gratis bagi
masyarakat, pelaksanaan vaksin dan gerakan seribu masker adalah sebuah
metode yang dilakukan pemerintah Kabupaten Gowa dalam memutus
penyebaran Covid-19 di Kabupaten Gowa.
4. Seleksi dan Penggunaan Media
Media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan perantara. Media bisa
bersifat visual maupun non-visual. Tentunya, media yang bagus adalah media
yang mempunyai sifat keduanya untuk saling melengkapi. Dalam
penyampaian informasi oleh pemerintah, penggunaan media sangatlah
penting guna menunjang terlaksananya implementasi dari sebuah kebijakan.
Penyampaian komunikasi kepada masyarakat terkait metode
pemutusan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Gowa dilaksanakan secara
77
selektif. Berbagai langkah dilakukan oleh pemerintah terlebih tidak semua
masyarakat dapat mengakses media-media online yang pada dasarnya
menjadi sumber informasi bagi masyarakat.
“Kebanyakan informasi itu disebarkan melalui website dan media-
media online karena terbukti efisien dan penyebarannya juga cukup
akurat. Namun bagi sebagian masyarakat penggunaan media online
cenderung tidak efektive karena ada beberapa masyarakat yang tidak
dapat mengaksesnya karena beberapa faktor. Sehingga penyuluhan
secara langsung kepada masyarakat kita lakukan, terkait pentingnya
penerapan 3 M, terkait adanya tes rapid dan swab secara gratis, juga
terkait vaksin. Untuk memagsifkan informasi kepada masyarakat juga
kita pasang baliho atau spanduk tentang pentingnya menerapkan
protokol kesehatan.” (Wawancara dengan EY 7 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan penyebaran
informasi kepada masyarakat terkait pentingnya penerapan protokol
kesehatan di tengah Covid-19 dilakukan dengan berbeagai cara termasuk
sosialisasi secara langsung. Hal tersebut untuk mengantisipasi masyarakat
yang tidak dapat mengakses media-media elektronik yang selama ini magsif
di gunakan oleh pemerintah.
Media interaktif memberi peluang bagi pengguna untuk menentukan
dan memilih informasi berita yang diperlukannya, kebebasan semacam ini
akan merombak tatanan sosial. Penyedia informasi menyediakan informasi
berita terkini sebanyak-banyaknya, namun dengan sistem akses, pengguna
dapat mengambil yang diperlukannya saja. Saat ini media massa masih di
dominasi koran, majalah, ataupun surat kabar cetak lainnya yang
menimbulkan biaya produksi lebih besar dan jangkauan penyampaian
informasi yang lebih terbatas apabila dibandingkan dengan media massa
dalam bentuk digital seperti website.
78
Informasi terkait perkembangan penanganan Covid-19 di Kabupaten
Gowa senantiasa di publikasikan oleh tim gugus tugas Covid-19 melalui
website yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Selama Covid-19 menjangkit
di seluruh daerah di Indonesia banyak media-media selalu memberitakan
berita-berita yang mengandung unsur propaganda sehingga pemilihan media
informasi yang digunakan pemerintah harus selektif.
“Dalam memilih media patner untuk menginformasikan informasi
terkait penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa, kita memang benar-
benar selektif. Terlebih banyak media-media sekarang menyampaikan
berita hoax atau tidak benar yang memicu masalah di masyarakat
nantinya. Oleh karena itu kerjasama dengan dinas Kominfo dan website
pemerintah daerah disana kami paparkan informasi yang akurat terkait
kondisi penanganan Covid-19. Kami juga menyediakan pusat informasi
Covid-19 di Kabupaten Gowa.” (Wawancara dengan RH 7 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan penggunaan
media dalam memberikan informasi terkait penanganan Covid-19 di
Kabupaten Gowa benar-benar dilakukan secara selektif. Hal tersebut untuk
menghindari berita-berita yang dapat memicu kesalahpahaman di
masyarakat.
Alternatif komunikasi masyarakat modern saat ini menyebabkan
tuntutan manusia terhadap kebutuhan informasi semakin tinggi. Hal ini turut
melahirkan kemajuan yang cukup signifikan dalam bidang teknologi. Namun
penggunaan media haruslah lebih selektif terlebih untuk penyediaan
informasi penting kepada publik.
Pemilihan media secara selektif untuk menghindari informasi yang
simpangsiur dikalangan masyarakat. Untuk itu pemerintah Kabupaten Gowa
harus benar-benar membangun kerjasama dengan media tertentu sehingga
79
dapat menyajikan informasi yang akurat terkait data terbaru penanganan
Covid-19 di Kabupaten Gowa.
“Saya melihat selama Covid-19 ini muncul banyak berita-berita yang
dengan mudahnya diakses oleh masyarakat, sehingga membuat
masyarakat terpengaruh dan tidak ingin mentaati himbauan pemerintah.
Yang terpenting bagi pemkab Gowa sebenarnya adalah memfilterisasi
informasi-informasi yang diakses oleh masyarakatnya dengan
membangun kerjasama dengan media patner. Apalagi saya lihat
pemerintah juga sudah mempunyai media sosial sendiri seperti
instagram dan facebook. Dengan demikian pemerintah hanya perlu
menyampaikan kepada masyarakat bahwa disanalah informasi yang
sebenarnya bisa diupdate. Agar masyarakat juga dapat mengevaluasi
kinerja dari pemerintah dalam penanganan Covid-19.” (Wawancara
dengan KJ 9 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa
pentingnya pemerintah dalam melakukan seleksi terhadap media
yangditemani kerjasama adalah untuk memfilterisasi berita-berita yang
belum jelas kebenarannya. Selain itu penyediaan informasi yang akurat
tentang penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa menjadi tempat penilaian
dari masyarakat terhadap kinerja pemerintahan.
Media online hadir menggantikan media cetak karena banyak pembaca
beralih menggunakan internet sebagai alat pencari sumber informasi.
Kehadiran media online sebagai platform untuk mendapatkan berita. Media
online yang bersifat gratis, cepat, dan mudah di akses serta dapat menjakau
seluruh wilayah merupakan kelebihan sehingga masyarakat lebih tertarik
untuk membaca di media online.
Media-media online yang saat ini mudah diakses oleh masyarakat
menjadi salah satu sumber informasi bagi masyarakat dalam memahami dan
mempelajari penanganan Covid-19. Segala upaya yang telah dilakukan
80
pemerintah Kabupaten Gowa juga dapat dengan mudah diakses oleh
masyarakat melalui media sosial. Bahkan beberapa organisasi kepemudaan
juga membuat video dokumenter terkait upaya pemerintah Kabupaten Gowa
dalam memutus penyebaran Covid-19.
“Berita mengenai Covid-19 ini selalu di bagikan di group whatsApp.
Disana saya melihat perkembangan termasuk langkah yang ditempuh
oleh pemerintah Kabupaten Gowa. Update terkait berapa yang terpapar,
sampai rumah sakit rujukan pemerintah juga dapat diketahui melalui
informasi yang beredar dimedia. Beberapa kelompok pemuda juga saya
lihat cukup kreatif dengan membuat konten-konten terkait penanganan
Covid-19 ini.” (Wawancara dengan RF 10 Juni 2021).
Senada dengan pendapat diatas salah satu masyarakat juga memberikan
terkait penyebaran informasi di masyarakat.
“Informasi terkait penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa dapat
dengan mudah diakses melalui media sosial yang ada, disana baik
pemerintah dan masyarakat menyebarluaskan informasi terkait upaya
penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa. Selain itu pemerintah juga
menyebarkan syarat-syarat penerima bantuan bagi masyarakat yang
terdampak Covid-19.” (Wawancara dengan MH 10 Juni 2021).
Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan sumber
informasi terkait penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa dapat dengan
mudah diakses oleh masyarakat. Selian itu bentuk partisipasi masyarakat
khususnya kalangan pemuda juga ikut mengkampanyekan kegiatan
penanganan Covid-19 melalui konten-konten video yang mudah di bagikan
oleh masyarakat.
Adapun media partner yang membangun hubungan kerjasama dengan
pemkab Gowa dalam penyebaran indormasi Covid-19 adalah sebagai berikut:
1. Gowa-Mo (https://news.GowaMo.id-Vaksinasi Covid-19 Massal
Kabupaten Gowa Melebihi Target)
81
2. KataSulsel.com (https://katasulsel.com-Lakukan Rapid Test, Dua
Warga Terindikasi Tertular Covid-19 Saat Akan Masuk Ke Kab Gowa)
3. CakrawalaInfo (https://cakrawalainfo.id- Wabup Gowa Harap Operasi
Ketupat Mampu Tekan Klaster Baru Covid-19)
4. Detik.com (https://www.detik.com-Beri Sembako ke Keluarga Pasien
Corona, Pemkab Gowa: Kebutuhan Selama Diisolasi)
5. PortalMakassar.com (https://portalmakassar.com-Bupati Adnan
Perkuat PPKM Mikro)
6. Upeks.co.id (https://upeks.co.id-Pemkab Gowa akan Gelar Vaksin
Kemerdekaan, Ini Jadwalnya
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan terkait seleksi dan penggunaan
media sebagai bentuk strategi komunikasi pemerintah Kabupaten Gowa
terhadap masyarakat dalam memutus penyebaran Covid-19 dilakukan
melalui kerjasama dengan media cetak dan elektronik, menyediakan call
center, melalui baliho dan spanduk, melalui website (http://GowaKab.go.id)
dan media sosial milik pemerintah Kabupaten Gowa serta bagi masyarakat
yang memiliki keterbatasan dalam mengakses informasi pemerintah
Kabupaten Gowa mengambil langkah untuk melakukan penyuluhan secara
langsung.
C. Temuan Baru Dalam Penelitian
Pemerintah terus berupaya menangani Covid-19 termasuk
mengedepankan protokol kesehatan melalui 3M (memakai masker, menjaga
jarak dan mencuci tangan). Sudah lebih dari satu tahun sejak maret 2020
82
pemerintah telah menerapkan kebijakan dalam mengatasi pandemic yang
berfokus pada sektor kesehatan. Selain itu pemerintah melakukan berbagai
kebijakan antara lain menetapkan berbagai aturan yang berkaitan dengan
penanganan Covid-19, menetapkan PSBB, menjalankan tes Covid-19 hingga
persiapan menghadapi new normal.
Setelah melakukan observasi dan berbagai cara untuk menangani
pencegahan Covid-19, pemerintah kabupaten Gowa melakukan strategi
meniru seperti yang dibuat oleh pemerintah pusat melalui Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19. Seperti yang diketahui pemerintah pusat
membuat empat strategi yang akan secara konsisten dilakukan untuk
menguatkan kebijakan physical distancing sebagai strategi dasar demi
mengatasi pandemi Virus Corona Covid-19. Strategi ini di himbau untuk di
lakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia hingga yang di daerah maupun
yang ada di Desa / kelurahan. Adapun temuan yang didapatkan dalam
penelitian ini adalah:
1. Sebagai penguatan strategi dasar itu adalah dengan gerakan masker
untuk semua yang mengampanyekan kewajiban memakai masker saat
berada di ruang publik atau di luar rumah. Karena kita tidak tahu apa
orang di sekitar kita menderita Covid-19 tanpa gejala atau biasa disebut
tanpa gangguan. Karena-nya dengan pakai masker, kita yakini kita tidak
rentan pada penularan Covid-19 ini.
2. Penelusuran kontak (tracing) dari kasus positif yang dirawat dengan
menggunakan rapid test atau tes cepat di Kabupaten Gowa. Di
83
antaranya adalah pada orang terdekat, tenaga kesehatan yang merawat
pasien Covid-19, serta pada masyarakat khususnya di Kabupaten Gowa
yang ditemukan kasus banyak. Inilah gunanya pemerintah tentukan
kebijakan untuk lakukan screening atau pemeriksaan pernapasan
dengan rapid test. Alat rapid test Sudah di distribusikan lebih dari 450
ribu ke seluruh Indonesia. Tujuannya untuk penjaringan kasus
penelusuran kontak pada tenaga kesehatan dan komunitas di wilayah
yang banyak sekali kasus positif. Ini strategi awal yang dilakukan
terkait tes.
3. Edukasi dan penyiapan isolasi secara mandiri di Kabupaten Gowa pada
sebagian hasil tracing yang menunjukan hasil tes positif dari rapid tes
atau negatif dengan gejala untuk melakukan isolasi mandiri. Isolasi bisa
dilakukan mandiri atau berkelompok seperti di inisiasi oleh pemerintah
dan beberapa kelompok masyarakat. Hal ersebut patut diapresiasi,
sehingga saudara kita bisa lakukan dengan baik tanpa ada stigmatisasi
dan upaya mengucilkan.
4. Pemerintah daerah khusunya Kabupaten Gowa dituntut lebih tanggap
dan inovatif dalam melaksanakan strategi pencegahan Covid-19,
mengingat masyarakat yang ada di wilayah Indonesia terdiri dari
berbagai latar belakang yang berbeda, tentunya perlu juga pendekatan-
pendekatan yang berbeda. Sehingga jika penanganan Covid-19
sebelumnya dilakukan melalui keputusan pemerintah pusat, kini
84
pemerintah daerah juga mempunyai wewenang dalam menentukan
program penaganan Covid-19.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini untuk melihat bentuk strategi pemerintah
Kabupaten Gowa dalam uapaya penanganan Covid-19 melalui metode dan
kebijakan yang dilakukan. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus dimana data dapat diperoleh dari
semua pihak yang bersangkutan, baik melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Informan dalam penelitian ini sebanyak delapan orang terdiri
dari Masyarakat, Dinas Kesehatan, Ormas dan Tim Gugus Tugas
Percepatan Penangnanan Covid-19 Kabupaten Gowa, dengan teknik
pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara dan dokumentasi serta
analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Strategi Komunikasi
Pemerintah Daerah Dalam Penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa
terdapat empat (4) indikator yaitu: Pertama mengenal khalayak, khalayak
melalui sosialisasi kesehatan dengan mendorong masyarakat agar
menerapkan protokol kesehatan, bekerjasama dengan seluruh stakeholder
dalam mendukung upaya pemerintah Kabupaten Gowa memutus
penyebaran Covid-19, diantaranya pemerintah Desa/Kelurahan,
Kecamatan, Polisi, organisasi pemuda dan tokoh masyarakat. Kedua
menyusun pesan, pesan dilakukan dengan memaparkan secara terperinci
gejala virus Corona, cara penanganan, langkah pencegahan serta
86
menyederhanakan istilah-istilah baru terkait penanganan Covid-19 sehingga
mudah di mengerti dan di implementasikan oleh masyarakat Kabupaten
Gowa. Ketiga menetapkan metode metode melalui kerjasama seluruh
Fokormida Kabupaten Gowa dan media-media penyaluran informasi.
Kemudian melaksanakan rapid test secara gratis bagi masyarakat,
pelaksanaan vaksin dan gerakan seribu masker adalah sebuah metode yang
dilakukan pemerintah Kabupaten Gowa dalam memutus penyebaran Covid-
19 di Kabupaten Gowa. Dan keempat seleksi dan penggunaan media, media
melalui kerjasama dengan media cetak dan elektronik, menyediakan call
center, melalui baliho dan spanduk, melalui website dan media sosial milik
pemerintah Kabupaten Gowa serta bagi masyarakat yang memiliki
keterbatasan dalam mengakses informasi pemerintah Kabupaten Gowa
mengambil langkah untuk melakukan penyuluhan secara langsung
B. Saran
Pemerintah Kabupaten Gowa harus lebih tegas dalam memberikan
sanksi kepada masyarakat yang tidak mematuhi prosedur tetap yang ada
supaya masyarakat tidak melanggar lagi setiap prosedur penanganan Covid-
19. Kelompok masyarakat, harus memastikan mereka memiliki informasi
tentang fasilitas kesehatan di daerah mereka dan ke mana harus mencari
bantuan terkait penanganan dalam menghadapi Covid-19.
87
DAFTAR PUSTAKA
Aftriana, F. N. (2017). Strategi Komunikasi Visual Billboard Erha Clinic Dalam
Meningkatkan Minat Konsumen. Skripsi(S1) Thesis, PERPUSTAKAAN. Vol.
1, No.1.
Arifin, A. (2008). Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Rajawali Pers.
Auliana, R. (2012). Komunikasi Non Verbal. Pengaruh Komunikasi Non Verbal
Terhadap Kepuasan Pelanggan. Vol. 12, No. 1, Hal. 1-7
BNBP RI. (2020). Presiden Tetapkan Covid-19 Sebagai Bencana Nasional. Jurnal
Berkala Kesehatan. BNPB:Jakarta
Dewita Hia, Y. (2015). Strategi Dan Kebijakan Pemerintah Dalam Menanggulangi
Pengangguran. Economica. Vol. 1, No. 2, Hal. 208-213
Djopari, J.R.G. and Solihah, Ratnia (2014) Pengantar Ilmu Pemerintahan. In:
Sejarah Pertumbuhan Pemerintahan dan Ilmu Pemerintahan. Universitas
Terbuka, Jakarta, pp. 1-53. ISBN 9789790113855
Edison, E., Anwar, Y., & Komariyah, I. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia.
In Manajemen Sumber Daya Manusia. Vol. 2, No. 1, Hal. 56-71
Fakhruroji, M., Tresnawaty, B., Sumadiria, A. S. H., Risdayah, E., & Kunci, K.
(2020). Strategi Komunikasi Publik Penanganan Covid-19 di Indonesia :
Perspektif Sosiologi Komunikasi Massa dan Agama. Ilmu Komunikasi UIN
Sunan Gunung Djati Bandung. Vol. 6, No. 2, Hal. 1-10
Fiandana, Y. (2015). Strategi Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Ketahanan
Pangan Daerah (Studi Pada Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Publik
Mahasiswa Universitas Brawijaya. Vol. 3, No. 10, Hal. 1729
Herlina, D. (2016). Sosiologi Komunikasi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Iping, B. (2020). Perlindungan Sosial Melalui Kebijakan Program Bantuan
Langsung Tunai (Blt) Di Era Pandemi Covid-19: Tinjauan Perspektif
Ekonomi Dan Sosial. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial. Vol.
1, No. 2, Hal. 516-526.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Coronavirus Disease (Covid-19). Direkorat Jenderal
Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit: Jakarta
Kosasih, D. H. A. (2013). Konsep Masyarakat Madani. Sosial. Vol. 12, No. 2, Hal.
1-17
88
KSP. (2020). Penanganan Covid-19 Protokol Komunikasi Publik. Kantor Staf
Presiden: Jakarta.
Made, W. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif kontenporer. In Bumi Aksara:
Jakarta.
Muhyadi, M. (2015). Teknik Pengambilan Keputusan. Efisiensi - Kajian Ilmu
Administrasi. Vol.13, No.2, Hal.98-110
Mulawarman, K., & Rosilawati, Y. (2014). Komunikasi Organisasi Pada Dinas
Perijinan Kota Yogyakarta Untuk Meningkatkan Pelayanan. Jurnal Ilmiah
Komunikasi Makna.. Vol. 5, No.1, Hal. 31-41
Nisak, Z. (2013). Analisis SWOT untuk Menentukan Strategi Kompetitif. Jurnal
Ekonomi & Bisnis. Vol. 9, No. 2, Hal. 1-10
Pamungkas, B. D., Suprianto, Usman, Sucihati, R. N., & Fitriyani, V. (2020).
Penggunaan Dana Desa Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kabupaten
Sumbawa. Indonesian Journal of Social Sciences and Humanities. Vol. 1, No.
2, Hal. 96-108
Ponco, D. (2018). Ilmu komunikasi. Rosdakarya:Bandung.
Purworini, D. (2014). Model Informasi Publik di Era Media Sosial : Kajian
Grounded Teori Di Pemda Sukoharjo. KomuniTi: Jurnal Komunikasi Dan
Teknologi Informasi. Vol. 6, No. 1, Hal. 3-14.
Putsanra, D. V. (2020). Arti PSBB yang Dibuat untuk Cegah Penyebaran Corona
di Indonesia. Tirto.id : Jakarta.
Rohayatin, T. (2017). Strategi Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah : Menuju
Era Globalisasi. Jurnal Transformative. Vol.5, No.3, Hal.1-7.
Sampurno, M. B. T., Kusumandyoko, T. C., & Islam, M. A. (2020). Budaya Media
Sosial, Edukasi Masyarakat, dan Pandemi Covid-19. SALAM: Jurnal Sosial
Dan Budaya Syar-I. Vol. 7, No. 6, Hal. 1-17
Sapril. (2011). Komunikasi Interpersonal. Manajemen Komunikasi. Vol.5, No.1,
Hal.1-6
Soekanto, S. (2013). Sosiologi: Suatu Pengantar. In Journal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia. Vol.4, No.2, Hal. 1-9
Soewarno. (2011). masyarakat. Tetrahedron Letters. Vol.52, No.8, Hal. 867-871
89
Sucahya, M. (2013). Teknologi Komunikasi Dan Media. Jurnal Komunikasi. Vol.
2, No. 1, Hal. 6-21
Thorik, S. H. (2020). Efektivitas Pembatasan Sosial Berskala Besar Di Indonesia
Dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19. Jurnal Adalah : Buletin Hukum
Dan Keadilan. Vol.4, No.1, Hal.1-9.
Tuwu, D. (2020). Kebijakan Pemerintah Dalam Penanganan Pandemi Covid-19.
Journal Publicuho. Vol.3, No.2, Hal. 267-278
Ulya, H. N. (2020). Alternatif Strategi Penanganan Dampak Ekonomi Covid-19
Pemerintah Daerah Jawa Timur Pada Kawasan Agropolitan. El-Barka:
Journal of Islamic Economics and Business. Vol. 3, No. 1, Hal.80-109
Wadi, R. (2020). Konstitusionalitas Pemerintah Daerah dalam Menetapkan
Kebijakan Lockdown pada Penananganan Covid-19. SALAM: Jurnal Sosial
Dan Budaya Syar-I. Vol.7, No.3, Hal. 1-17.
Wanto, A. H. (2018). Strategi Pemerintah Kota Malang Dalam Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Publik Berbasis Konsep Smart City. JPSI (Journal of
Public Sector Innovations). Vol.4, No.2, Hal. 89-99,
Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai
Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. SALAM: Jurnal Sosial Dan
Budaya Syar-I.. Vol.7, No.3, Hal. 1-20
90
L
A
M
P
I
R
A
N
91
92
93
94
95
96
97
RIWAYAT HIDUP
Risma Khaerati., lahir pada tanggal 14 April 1998, di
Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo
Selatan Kabupaten Gowa. Penulis merupakan anak ke 2
dari 4 bersaudara, dari pasangan Bohari, S.Pd.I dan St.
Nurhaedah. Penulis pertama kali masuk pendidikan di
Taman Kanak-Kanak Fitriah pada tahun 2002 dan tamat
pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SD
Negeri Sabbala pada tahun 2004 dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2 Bontonompo Selatan dan tamat
pada tahun 2013. Setelah tamat, penulis melanjutkan ke SMK Negeri 3 Takalar dan
tamat pada tahun 2016, dan pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2017 penulis
terdaftar sebagai Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Pemerintahan melalui seleksi penerimaan
Mahasiswa Baru. Pada tahun 2021 penulis mendapatkan gelar S.1 Jurusan Ilmu
Pemerintahan dengan Judul Strategi Komunikasi Pemerintah Daerah Dalam
Penanganan Covid-19 di Kabupaten Gowa, semoga dengan hasil penelitian ini
dapat memberikan kontribusi bagi pemerintah dan penulis dapat
menginplementasikan di masyarakat apa yang penulis dapat dari selama belajar di
Universitas Muhammadiyah Makassar.