3b. RKS

download 3b. RKS

of 16

Transcript of 3b. RKS

  • 8/16/2019 3b. RKS

    1/16

     

    1

    RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)PROGRAM REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN

    KEGIATAN REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALANPEKERJAAN PEMELIHARAAN RUAS JALAN PUNTEN – BULUKERTO (DAK)

    DESA BULUKERTO KECAMATAN BUMIAJI

    TAHUN ANGGARAN 2016

    I.  PEKERJAAN PENDAHULUAN.

    1. 

    Pengukuran.a.

     

     Yang dimaksud dengan pengukuran adalah pekerjaan yang mencakuppemeriksaan lapangan dan pengukuran lapangan di lokasi pekerjaan sesuaidengan gambar rencana.

    b. 

    Pemeriksaan dan pengukuran lapangan dimaksudkan untuk melihat kondisi

    terakhir lokasi pekerjaan dan kesesuaian volume lapangan dengan volumerencana sebelum dilaksanakan pekerjaan.c.

     

    Dalam pelaksanaan pengukuran harus dilakukan juga identifikasi utilitas umumyang terdapat dibawah permukaan, sehingga bisa dilakukan koordinasi denganinstansi terkait yang berhubungan dengan keberadaan utilitas umum tersebut.

    d.  Penyedia Jasa harus menyediakan personil ahli teknik dan alat yang perlukanuntuk memperlancar pelaksanaan pengukuran/ uitzet sehingga diperolehmutu dan dimensi sesuai yang disyaratkan dalam ketentuan.

    e. 

    Survei harus dilaksanakan dibawah pengawasan Direksi Teknis, yang harusmenjamin bahwa semua kondisi yang ada telah dicatat dengan baik danteliti. Formulir pelaporan kondisi tersebut harus dalam format yang dapatditerima oleh Direksi Pekerjaan.

    2. 

    Papan Nama.Penyedia jasa wajib papan nama pekerjaan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukandengan ketentuan :a.

     

    Dipasang di tempat yang mudah terlihat dan terbaca.b.

     

     Teknis pemasangan papan nama harus menggunakan tiang penyangga denganukuran yang sesuai dengan kebutuhan serta tidak mudah untuk dilepas.

    c.   Tidak diperkenakan memasang papan nama di pohon sekitar lokasi pekerjaan.d.  Papan nama terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak. Tahan terhadap panas

    dan air hujan.e.

     

    Kombinasi warna papan nama harus sesuai dengan yang telah ditetapkan.f. 

    Dimensi dan model papan nama :

    55 cm

    25 cm

    PEMERINTAH KOTA BATU DINAS PU PENGAIRAN DAN BINA MARGA 

    Jalan Panglima Sudirman 507 Balai Among Tani, Gedung C Lantai 3

    BATU 65325 

     Nama Pekerjaan : ……………………………………………......Lokasi : Desa/Kelurahan …………………………….

    Kecamatan…………………………………..Volume : …………. m2  Nomor Kontrak :…………………………………………………Masa Kontrak : ……… hari

    Biaya : Rp. .…………………………………………..Sumber Dana : ………….…………………………………….Tahun Anggaran : 2016Pelaksana : PT/CV ..………………………………………

    Jalan ..……………………………………….. 

    Konsultan Pengawas : PT/CV ………………………………………..Jalan …………………………………………

    120 cm

    Warna dasar putih

    Warna dasar

    kuning

     Nama PT/CV Penyedia

    Jasa berwarna merah

  • 8/16/2019 3b. RKS

    2/16

     

    2

    3.  Pembersihan Lapangan dan Perataan.Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus :a.

     

    Memelihara pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dansampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan.

    b. 

    Pada saat selesai pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tidakterpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus

    disingkirkan.c.

     

    Seluruh permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan proyekdiserahkan dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.

    4. 

    Mobilisasi Alat.

    Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan ketentuansebagai berikut:

    a. 

    Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/ kendaraan mengikutiaturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan JalanRaya (DLLAJR), Kepolisian dan instansi terkait lainnya.

    b. 

    Menyediakan lahan yang diperlukan untuk basecamp alat selama

    pelaksanaan pekerjaan di sekitar lokasi proyek.c.

     

    Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yangtercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaanyang akan menggunakan peralatan tersebut sesuai kontrak.

    d.  Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akandigunakan lagi, maka alat berat tersebut segera dikembalikan.

    II.  PEKERJAAN TANAH.

    1. Galian Perkerasan Jalan (Manual).a.  Pekerjaan ini mencakup galian pada perkerasan beraspal seperti yang

    ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkanoleh Direksi Teknis.

    b. 

    Material bekas galian harus segera dibersihkan, dibuang dan segera ditutupdengan perkerasan baru sebagaimana ditunjukkan dalam gambar rencana.

    c. 

    Apabila terdapat galian perkerasan yang belum ditutup, maka penyedia jasa wajibmemasang rambu peringatan bagi pengguna jalan.

    2. Galian Tanah Biasa Sedalam 1 m. a.  Galian tanah biasa ini mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas

    pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam gambar rencana. Galian inihanya terbatas untuk galian persiapan tanah dasar untuk pekerjaan pasangan.

    b. 

    Sementara belum dapat dilakukan pembuangan, maka setiap penempatanmaterial hasil galian harus diatur sedemikian rupa agar tidak menganggu lalu

    lintas yang ada.c.

     

    Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang(barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupunlokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupadrum (atau yang sejenis) yang dicat putih beserta lampu merah atau kuningguna menjamin keselamatan para pengguna jalan, sesuai dengan yangdiperintahkan Direksi Teknis.

    3. Pengangkutan Tanah Keluar Proyek. a.

     

    Pekerjaan pembuangan tanah ini mencakup pekerjaan pembuangan tanah bekasgalian untuk pekerjaan pasangan dan pekerjaan galian perkerasan jalan. 

    b. 

     Tanah bekas galian harus segera dibuang keluar lokasi proyek. Tidakdiperkenankan terjadinya penumpukan tanah bekas galian yang terlalu besarsehingga berpotensi untuk menghambat kelancaran pengguna jalan. 

  • 8/16/2019 3b. RKS

    3/16

     

    3

    III.  PEKERJAAN PASANGAN.

    1. 

    Urugan Pasir.a.

     

    Pekerjaan urugan pasir ini mencakup penimbunan tanah dasar dengan pasirurug sesuai dengan apa yang ditunjukkan gambar rencana sebelum dilakukanpekerjaan pasangan pondasi untuk dinding penahan tanah.

    b. 

    Pasir yang digunakan adalah pasir urug yang bermutu bagus atau sesuai denganpetunjuk Direksi Teknis.

    c.  Ketebalan urugan pasir harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambarrencana dan memiliki kerataan yang cukup.

    2. 

    Pondasi Batu Belah 1SP : 4PP.a.

     

    Persyaratan Bahan.(1)  Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari

     jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untukmenghilangkan bagian yang tipis atau lemah.

    (2) 

    Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkansaling mengunci bila dipasang bersama-sama.

    (3) 

     Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis, batu harus memilikiketebalan tidak kurang dari 150 mm, lebar tidak kurang dari satu setengahkali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kalilebarnya.

    b. 

    Adukan.(1)  Semen harus memenuhi ketentuan dalam SNI 15-2049-1994.(2)

     

    Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45-04.(3)

     

    Air harus bersih bebas dari bahan yang mengandung sifat kimia, biologisdan tidak berwarna/ berbau.

    3.  Plesteran 1SP : 2PP/Tebal 15 mm.a. Semen harus memenuhi ketentuan dalam SNI 15-2049-1994.

    b. Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45-04.c. Air harus bersih bebas dari bahan yang mengandung sifat kimia, biologis dan

    tidak berwarna/berbau.

    4. 

    Setrikan/Siaran 1SP : 2PP.a. Semen harus memenuhi ketentuan dalam SNI 15-2049-1994.b. Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45-04.c. Air harus bersih bebas dari bahan yang mengandung sifat kimia, biologis dan

    tidak berwarna/berbau.

    5. 

    Acian.a.

     

    Semen harus memenuhi ketentuan dalam SNI 15-2049-1994.

    b. 

    Air harus bersih bebas dari bahan yang mengandung sifat kimia, biologis dantidak berwarna/ berbau.

    IV.  PEKERJAAN STRUKTUR.

    1.  Pasang Begisting.a.

     

    Pekerjaan mencakup pengadaan bahan, persiapan dan pemasangan bahanbegisting menjadi acuan untuk pekerjaan beton sebagaimana ditunjukkan dalamgambar rencana atau sesuai dengan petunjuk Direksi Teknis.

    b. 

    Dalam hal persyaratan bahan, harus memenuhi spesifikasi teknis tentang bahankayu untuk begisting perkerasan rigid yang secara umum harus mampumenahan beban, memiliki dimensi baik panjang, lebar atau tebal yang cukup,

    tidak keropos dan memiliki kerataan/ kelurusan yang baik.c.

     

    Pemasangan begisting harus diatur sedemikian rupa agar hasil cetakan betonnantinya memenuhi panjang, lebar dan ketebalan sebagaimana yangdipersyaratkan dan ditunjukkan dalam gambar rencana.

    2. 

    Baja Tulangan.a.

     

    Baja tulangan merupakan anyaman tulangan/wire mesh dengan mutu dandimensi yang sesuai dengan gambar rencana dan memenuhi Tabel 6.4-5 berikutini:

  • 8/16/2019 3b. RKS

    4/16

     

    4

    Tabel 6.4-5. Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan.Tegangan Leleh Karakteristik atau

    Tegangan Karakteristik yangmemberikan regangan tetap

    0,2 % MPa

    Mutu Sebutan

    BJ 24 Baja Lunak 240

    BJ 32 Baja Sedang 320

    BJ 39 Baja Keras 390

    BJ 48 Baja Keras 480

    b. 

    Anyaman tulangan yang di las harus memenuhi SNI 07-0663-1995 tentang jaring kawat baja las untuk tulangan beton dapat digunakan.

    3. 

    Beton K175.a.

     

    Persyaratan Bahan.(1)

     

    Semen.

    (a) 

    Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semenportland yang memenuhi SNI 15-2049-2004.

    (b) 

    Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang bolehdigunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

    (2) 

    Air.Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnyaharus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,asam, basa, gula atau organik.

    (3) 

    Agregat.Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikandalam Tabel 6.4-1.

    Tabel 6.4-1. Ketentuan Gradasi Agregat 

    Ukuran SaringanPersen Berat Yang Lolos Untuk

    Agregat

    Inci

    (in) 

    Standar

    (mm)Halus

    Kasar

    Ukuranmaksimum

    19 mm

    (K175)

    21½1¾½

    3/ 8#4#8#16#50#100

    50,838,125,419

    12,79,5

    4,752,361,180,3000,150

    -----

    10095-10080-10050-8510-302-10

    ---

    10090-100

    -20-550-100-5--

    Catatan: Apabila disetujui oleh Direksi Pekerjaan, melalui campuranpercobaan, gradasi agregat kasar yang berada diluar Tabel 12.1 bolehdigunakan. Sumber : ASTM C33 – 93

    (4) 

    Sifat-sifat Agregat.(a)

     

    Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari

    pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jikaperlu) kerikil dan pasir sungai.

    (b) 

    Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan olehpengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoranorganik dalam pasir untuk campuran mortar dan beton, dan harusmemenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam Tabel 6.4-2 bilacontoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yangberhubungan.

  • 8/16/2019 3b. RKS

    5/16

     

    5

    Tabel 6.4-2. Sifat-sifat Agregat.

    Sifat-sifat Metode Pengujian

    Batas Maksimumyang diizinkan untuk

    Agregat

    Halus Kasar

    Keausan agregat dengan

    mesin Los Angeles

    SNI 03-2417-1991

    -

    25% untuk beton mutu tinggi,

    40% Untuk mutu sedangdan beton mutu rendah

    Kekekalan bentuk agregatterhadap larutan natriumatau magnesium sulfat

    SNI 03-3407-199410% -n atrium 12% - natrium

    15% - magnesium 18% - magnesiu

    Gumpalan lempung danpartikel yang mudahpecah

    SNI 03-4141-19963% 2%

    Ba an yang oossaringan No.200.

    SNI 03-4142-19963% 1%

    b. 

    Pencampuran dan Penakaran.(1)

     

    Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan sesuai dengan SNI 03-2834-2000. Sebagai pedoman awal untuk perkiraan proporsi takarancampuran dapat digunakan.

     

    (2) 

    Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan denganrancangan campuran serta bahan yang diusulkan sesuai dengan SNI 03-2834-2000, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan sebagaimana yang akan digunakan dalampelaksanaan pekerjaan.

    Tabel 6.4-3. Pedoman Awal untuk Perkiraan Proporsi Takaran Campuran.

    Mutu BetonUkuran Agregat

    Maks (mm)

    Rasio Air/SemenMaks. (terhadap

    berat)

    Kadar SemenMinimum.(kg/m3 dari

    campuran)

    fc’

    (MPa)

    σbk ’ 

    (kg/cm2

    )15 K175 19 0,570 300

    c.  Pengendalian Mutu.(1)

     

    Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk mutu betonyang akan digunakan paling sedikit 21 (dua puluh satu) hari sebelumpekerjaan pengecoran beton dimulai.

    (2) 

    Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujianpengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaansehingga data tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.

    (3) 

    Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan (misalnyadinyatakan dengan nilai (“slump”) seperti yang diusulkan tidak bolehdigunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapahal menyetujui penggunaannya secara terbatas. Kelecakan (workability)dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicorpada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara ataugelembung air, sehingga pada saat pembongkaran acuan diperolehpermukaan yang rata, halus dan padat.

    (4) 

    Sebelum dilakukan pengecoran, penyedia jasa harus melakukanpercobaan campuran (trial mix) di lapangan sesuai dengan rancangancampuran yang dihasilkan oleh laboratorium. Apabila hasil kuat tekanbeton yang didapat pada umur 7 (tujuh) hari menghasilkan kuat tekanbeton lebih kecil dari 85% nilai kuat tekan beton yang disyaratkan,maka Penyedia Jasa harus melakukan penyesuaian campuran dan mencari

    penyebab ketidak sesuaian tersebut, dengan meminta saran tenaga ahli yangkompeten di bidang beton untuk kemudian melakukan percobaancampuran kembali sampai dihasilkan kuat tekan beton di lapangan yangsesuai dengan persyaratan.

    (5) 

    Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuattekan yang disyaratkan dalam Tabel 6.4-4 dan Tabel 6..4-4b, atau yangdisetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan danpengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990 tentang Metode pengujian

  • 8/16/2019 3b. RKS

    6/16

     

    6

    kuat tekan beton, SNI 03-4810-1998 tentang Metode pembuatan danperawatan benda uji beton di lapangan, SNI 03-2493-1991 tentangMetode pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium, SNI03-2458-1991 tentang Metode pengambilan contoh untuk campuran betonsegar.

    Tabel 6.4-4a Ketentuan Kuat Tekan Minimum untuk Silinder.

     Jenis betonMutu Beton

    Kuat Tekan Minimum rata-rata

    Benda Uji Silinder (MPa)Dia (1 0 – 300) m

    fc  (MPa) 

    3 hari 7 hari 28 hari

    Mutu tinggi50 45 35 

    34 31 25 

    42 39 31 

    60 55 44 

    Mutu Sedang 

    30 

    25 20 

    22 

    17 13 

    27 

    25 20 

    39 

    34 27 

    Mutu rendah15  9  15  22 

    10  7  11  17 

    Tabel 6.4-4b Ketentuan Kuat Tekan Minimum untuk Kubus.

     Jenis beton

    Mutu Beton

    Kuat Tekan Minimum Rata-rata

    Benda Ujiubus (Kg/cm) 

    150 x 150 x 150mm3 

    σbk ’ 

    (Kg/cm2) 3 hari 7 hari 28 hari

    Mutu  Tinggi 

    K600K500K400

    392 336 272 

    490420340

    670570470

    Mutu sedang 

    K350K300K250

    244 189 164 

    305281245

    420370320

    Mutu rendah

    K175 103  167 245 

    K125 78  131 195 

    V.  PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL.

    1.  Lapis Pondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB).a.

     

    Bahan.(1)

     

    Agregat(a)

     

    Bahan lapis pondasi agregat harus dipilih dari sumber yang disetujuiDireksi Pekerjaan.

    (b) 

    Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan 50 kgcontoh agregat yang akan digunakan untuk dijadikan rujukan selamapelaksanaan pekerjaan.

    (c) 

    Sifat-sifat Bahan yang Disyaratkan.Agregat untuk lapis pondasi harus bebas dari bahan organik dangumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki,harus memenuhi ketentuan gradasi yang diberikan dalam Tabel 3.4dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 3.5.

  • 8/16/2019 3b. RKS

    7/16

  • 8/16/2019 3b. RKS

    8/16

     

    8

    (2) 

    Sedangkan apabila benda uji dibuat dengan silinder diameter 70 mmdan tingginya 140 mm sesuai SNI 03-6887-2002, maka butiran-butiran lebih besar 19 mm harus dikonversikan dengan agregatpengganti lolos 19 mm dan tertahan 4,75 mm.

    (3) 

    Direksi Teknis akan memberikan persetujuan terhadap

    perbandingan komposisi atas dasar hasil uji bahan-bahan dan hasilpengujian kekuatan pada umur 7 (tujuh) hari, kekuatan minimumharus memenuhi persyaratan sesuai Tabel 3.6.

    Tabel 3.6. Kuat Tekan Lapis Fondasi AgregatSemen 

    Lapis FondasiAgregat Semen 

    Kuat Tekan Bebas Umur 7 hari(kg/ cm2) 

    Silinder (diameter 70 mm x tinggi 140

    mm)

    Silinder (diameter 150 mm x tinggi

    300 mm)

    Kelas AKelas B

    Kela C

    45 35 30 

    75 55 35 

    2. 

    Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat.a.

     

    Bahan Lapis Resap Pengikat.(1)

     

    Aspal emulsi reaksi sedang (medium setting) atau rekasi lambat (slow setting)yang memenuhi SNI 03-4798-1998. Umumnya hanya aspal emulsi yangmenunjukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanapa pengikat yangdisetujui. Aspal emulsi harus mengandung residu hasil penyulingan minyakbumi (aspal dan pelarut) tidak kurang dari 60% dan mempunyai penetrasiaspal tidak kurang dari 80/ 100. Direksi Pekerjaan dapat mengijinkan

    penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan perbandingan 1 air bersihdan 1 bagian aspal emulsi dengan syarat tersedia alat pengaduk mekanik yangdisetujui oleh Direksi Pekerjaan.

    (2) 

    Aspal semen Pen. 80/ 100 atau Pen. 60/ 70, memenuhi AASHTO M20,diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak tanah yangdigunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan setelahdilakukan percobaan.

    b. 

    Bahan Lapis Perekat.(1)

     

    Aspal emulsi reaksi cepat (rapid setting) yang memenuhi ketentuan SNI 03-6392-2002 atau SNI 03-4798-1998. Direksi Pekerjaan dapat mengijinkanpenggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan perbandingan 1 bagianair bersih dan 1 bagian aspal emulsi dengan syarat tersedia alat pengaduk

    mekanik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.(2) 

    Aspal semen Pen. 60/ 70 atau 80/ 100 yang memenuhi ketentuan AASHTOM20, diencerkan dengan 25 – 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal(25 pph – 30 pph).

    Tabel 4.1-1. Persyaratan Aspal Emulsi Modifikasi untuk Tack Coat

  • 8/16/2019 3b. RKS

    9/16

     

    9

    c. 

     Takaran dan Temperatur Pemakaian Aspal.(1)

     

     Takaran Lapis Resap Pengikat adalah 0,4 sampai 1,3 liter per meter persegiuntuk Lapis Pondasi Agregat tanpa bahan pengikat.

    (2) 

    Penyedia Jasa harus melakukan percobaan lapangan di bawahpengawasan Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan tingkat takaranyang tepat (liter per meter persegi) dan percobaan tersebut dapatdiulangi sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknis, bila jenispermukaan yang akan disemprot atau jenis dari aspal berubah. Takaranuntuk lapis perekat ditunjukkan pada Tabel 4.1-2.

    Tabel 4.1-2. Takaran Pemakaian LapisPerekat 

    (3) 

     Temperatur penyemprotan harus sesuai dengan Tabel 4.1-2, kecualidiperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Temperatur penyemprotanuntuk aspal cair yang kandungan minyak tanahnya berbeda dari yangditentukan dalam daftar ini, temperaturnya dapat diperoleh dengan carainterpolasi.

    Tabel 4.1-3. TemperaturPenyemprotan 

    2. 

    Lapis Pondasi/ Lapis Perata Penetrasi.a.  Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini mencakup pembuatan lapisan penetrasi

    untuk lapis perata, lapis pondasi, dan lapis permukaan atau lapis aus yangdihampar dan dipadatkan di atas lapis pondasi atau permukaan jalan yang telahdisiapkan sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, danpotongan memanjang serta potongan melintang ditunjukkan dalam gambarrencana.

    b. 

    Lebar lokasi lapis penetrasi macadam yang akan dibayar harus seperti yangtercantum dalam gambar rencana atau yang telah disetujui Direksi Teknis danharus ditentukan dengan survei pengukuran yang dilakukan Penyedia Jasa dibawah pengawasan Direksi Teknis. Pengukuran harus dilakukan tegak lurussumbu jalan dan tidak boleh meliputi lapisan yang tipis atau tidak memenuhiketentuan sepanjang tepi lapis penetrasi macadam yang dihampar. Jarakantara pengukuran memanjang harus seperti yang diperintahkan Direksi Teknistetapi harus sama dan tidak boleh kurang dari 1 (satu) untuk setiap 25 m.Lebar yang digunakan untuk menghitung luas pada setiap ruas perkerasanyang diukur harus merupakan harga rata-rata dari pengukuran lebar yangdiambil dan disetujui.

    c. 

    Panjang lapis penetrasi macadam sepanjang jalan harus diukur sepanjangsumbu jalan, dengan menggunakan prosedur survei menurut ilmu ukur tanah.

    d.  Persyaratan Agregat.(1)

     

    Agregat Pokok, Pengunci dan Penutup.

  • 8/16/2019 3b. RKS

    10/16

     

    10

    Agregat pokok dan pengunci harus memenuhi ketentuan SNI 03-6751-2002 dan memenuhi persyaratan indeks kepipihan dan lonjong maksimum10% dengan metode pengujian RSNI T-01-2005.

    (2) 

    Gradasi Agregat Pokok, Pengunci dan Penutup.Gradasi agregat pokok dan pengunci bila diuji sesuai dengan SNI 03-1968-1990 harus memenuhi gradasi sesuai SNI 03-6751-2002 atau seperti pada

     Tabel 5.2-1.

    Tabel 5.2-1. Ketentuan Gradasi Agregat Pokok, Pengunci dan Penutup.Ukuran Saringan %Berat Yang Lolos

    ASTM mmTebal Lapisan (cm)

    7 - 10 5 - 8 4 - 51.  Agregat Pokok

    3” 75,0 100 - -2 ½” 62,5 90 - 100 100 -2” 50,0 35 - 70 95 - 100 100

    1½” 37,5 0 - 15 35 - 70 95 - 1001” 25,0 0 - 5 0 - 15 -¾” 19,0 - 0 - 5 0 - 5

    2. 

    Agregat Pengunci

    1” 25,0 100 100 100¾” 19,0 95 - 100 95 - 100 95 - 100

    3/8” 9,5 0 - 5 0 - 5 0 - 5

    3.  Agregat Penutup

    1 ½” 12,5 100 100 1003/8” 9,5 85 – 100 85 – 100 85 – 100No.4 4,75 10 - 30 10 - 30 10 - 30No.8 2,36 0 - 10 0 - 10 0 - 10

    e. 

    Persyaratan Aspal.Aspal haruslah salah satu dari jenis berikut ini:

    (1) 

    Aspal keras Pen.80 atau Pen.60 yang memenuhi ketentuan dalam RSNI S-01-2003.

    (2) 

    Aspal emulsi CRS1 atau CRS2 yang memenuhi ketentuan SNI 03-4798-1998 atau RS1 atau RS2 yang memenuhi ketentuan SNI 03-6832-2002.

    (3) 

    Aspal cair jenis RC 250 atau RC 800 yang memenuhi ketentuan SNI 03-4800-1998 , atau aspal cair jenis MC 250 atau MC 800 yang memenuhiketentuan SNI 03-4799-1998. Jenis aspal lainnya mungkin dapatdigunakan dengan persetujuan Direksi Teknis.

    f. 

    Persyaratan Kuantitas Agregat dan Aspal.Kuantitas agregat dan aspal untuk lapis pondasi atau lapis perata dan lapispermukaan penetrasi macadam, harus sesuai dengan tebal lapisan rencanasesuai Tabel 5.2-2.

    Tabel 5.2-2. Lapis Pondasi atau Lapis Perata dan Lapis Permukaan PenetrasiMacadam.

    Tebal Lapisan (cm) 

    Agregat Pokok  (kg/m2)  Aspal 

    Residu (kg/m2) 

    Agregat Pengunci (kg/m2) 

    Aspal Residu 

    (kg/m2)(*) 

    Agregat Penutup (kg/m2)

    (*) Ukuran Maksimum

    3” 2½” 2 ”

    8,57,56,56,55,55,54,43,73,7

    200+1180+1160+1

    -140+1

    ----

    ---

    152+1-

    133+1114+1105+1

    -

    --------

    80+1

    8,0+0,57,0+0,56,5+0,56,0+0,55,5+0,55,0+0,54,0+0,53,0+0,52,0+0,5

    24+124+124+124+124+124+124+124+124+1

    1,3+0,21,3+0,21,3+0,21,3+0,21,3+0,21,3+0,21,3+0,21,3+0,21,3+0,2

    13+113+113+113+113+113+113+113+113+1

    Catatan :Aspal residu adalah bitumen tertinggal setelah semua bahan pelarut atau pengemulsi telah menguap.*) Untuk lapis permukaan

  • 8/16/2019 3b. RKS

    11/16

     

    11

    g.  Penyemprotan Aspal. Temperatur aspal dalam alat aspal distributor harus sesuai dengan temperaturyang disyaratkan untuk setiap jenis aspal yang digunakan. Temperaturpenyemprotan dan takaran penyemprotan harus disetujui oleh Direksi Teknissebelum pelaksanaan dimulai dan memenuhi persyaratan dalam Tabel 5.2-3.

    Tabel 5.2-3. Temperatur Penyemprotan Aspal.

     Jenis Aspal Temperatur Penyemprotan (°C)

    Aspal Keras Pen 60 155 - 165

    Aspal Keras Pen 80 145 - 155

    Emulsi (CRS) Temperatur RuangAspal Cair RC/MC 250 80 -90Aspal Cair RC/MC 800 105 - 115

    h. 

    Pemadatan.(1)  Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat 6 ton sampai 8 ton

    yang bergerak dengan kecepatan tidak lebih dari 5 km/ jam.Pemadatan dilakukan dalam arah memanjang, dimulai dari tepi luarhamparan dan dijalankan menuju ke sumbu jalan. Lintasan penggilasanharus tumpang tindih (overlap) paling sedikit setengah lebar alat pemadat.Pemadatan harus dilanjutkan sampai diperoleh permukaan yang rata danstabil (minimum 6 lintasan). 

    (2) 

    Pemadatan agregat pengunci harus dimulai segera setelah penebaranagregat pengunci. Jika diperlukan, tambahan agregat pengunci dapatdilakukan dalam jumlah kecil dan disapu perlahan-lahan selamapemadatan. Pemadatan harus dilanjutkan sampai agregat penguncitertanam dan terkunci penuh dalam lapisan di bawahnya.

    3. 

    Laston Lapis Aus (AC-WC) dan Laston Lapis Aus Perata (AC-WCL).a.  Laston Lapis Aus (AC-WC) dan Laston Lapis Aus Perata (AC-WCL) mempunyai

    ukuran agregat maksimum 19 mm.b.

     

     Tebal lapisan dan toleransi.(1)

     

     Tebal Laston Lapis Pondasi (AC-Base) dan Laston Lapis Aus (AC-WC) harusdiperiksa dengan benda uji “inti” (core ) perkerasan yang diambil olehpenyedia jasa sesuai petunjuk direksi teknis. Benda uji inti harus diambilpaling sedikit dua titik pengujian per penampang melintang per lajurdengan jarak memanjang antar penampang melintang yang diperiksatidak lebih dari 100 meter.

    (2)   Tebal aktual hamparan lapis beraspal setiap segmen, didefinisikan sebagaitebal rata-rata yang memenuhi syarat toleransi yang ditunjukkan padapasal 4.2.b.(6) dari semua benda uji yang diambil dari segmen tersebut.

    (3) 

    Segmen adalah panjang hamparan yang dilapis dalam satu hari produksiAMP (Asphalt M ix ing Plant ).

    (4)   Tebal aktual Laston Lapis Aus (AC-WC) harus sama atau lebih besar daritebal rancangan yang ditentukan atau ditunjukkan dalam gambar rencana.Bila tebal lapisan dalam satu segmen terdapat benda uji inti yang tidakmemenuhi persyaratan sebagaimana disebutkan diatas maka sub-segmenyang tidak memenuhi persyaratan harus dibongkar atau dilapis kembalidengan tebal nominal minimum yang dipersyaratkan.

    (5) 

     Tebal aktual Laston Lapis Aus Perata (AC-WCL) dapat kurang atau lebihtebal dari tebal perkiraan yang ditunjukkan dalam gambar rencana karenaadanya perbaikan bentuk.

    (6) 

     Tebal toleransi untuk Laston Lapis Aus (AC-WC) tidak lebih dari 3,00 mm.(7)

     

     Tebal nominal minimum :

      Laston Lapis Aus (AC-WC) : 4,0 cmc.

     

    Persyaratan Bahan.(1)  Umum.

    (a) 

    Dalam pemilihan sumber agregat Penyedia Jasa dianggap sudahmemperhitungkan penyerapan aspal oleh agregat. Variasi kadar aspalsebagai akibat penyerapan aspal yang berbeda, tidak dapat diterima

  • 8/16/2019 3b. RKS

    12/16

     

    12

    sebagai alasan untuk melakukan negosiasi kembali harga satuan daricampuran beraspal.

    (b) 

    Penyerapan air oleh agregat adalah 3%.(c)

     

    Berat jenis (bulk specific gravity) agregat kasar dan halusminimum 2,5 dan perbedaannya tidak boleh lebih dari 0,2.

    (2) 

    Agregat Kasar.

    (a) 

    Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah yang tertahan saringanNo.8 (2,36 mm) dan harus bersih, keras, awet dan bebas darilempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan memenuhiketentuan yang diberikan dalam Tabel 4.2-3.

    (b) 

    Fraksi agregat kasar harus batu pecah dan harus disiapkan dalamukuran nominal. Ukuran maksimum (maximum size) agregatadalah satu saringan yang lebih besar dari ukuran nominalmaksimum (nominal maximum size). Ukuran nominalmaksimum adalah satu saringan yang lebih kecil dari saringanpertama (teratas) dengan bahan tertahan kurang dari 10%.

    Tabel 4.2-3. Ketentuan Agregat Kasar.

    Catatan :(*) 95/ 90 menunj ukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu ataulebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

    Tabel 4.2-4. Ukuran Nominal Agregat Kasar Penampung DinginUntuk Campuran Aspal.

    (3)  Agregat Halus.(a)

     

    Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasiratau penyaringan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolossaringan No.4 (4,75 mm).

    (b) 

    Agregrat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari

    lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya

  • 8/16/2019 3b. RKS

    13/16

     

    13

    Tabel 4.2-5. Ketentuan Agregat Halus.

    (4) 

    Bahan Pengisi (Filler).Bahan pengisi yang ditambahkan harus dari semen portland, bahantersebut harus bebas dari bahan yang tidak dikehendaki dan tidakmenggumpal. Debu batu (stonedust) dan bahan pengisi yangditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan biladiuji dengan penyaringan sesuai SNI 03-4142-1996 harus mengandungbahan yang lolos saringan No.200 (75 micron) tidak kurang dari 75%dari yang lolos saringan No.30 (600 micron) dan mempunyai sifat non

    plastis.(5)

     

    Gradasi agregat gabungan untuk campuran beraspal, ditunjukkan dalam Tabel 5.3-3. Gradasi agregat gabungan Laston harus berada di dalambatas-batas titik kontrol (control point) dan harus berada di luar daerahyang dihindari dan sebagaimana yang diberikan dalam Tabel 4.2-6.

    Tabel 4.2-6. Gradasi Agregat Gabungan

    Catatan :1.

     

    Untuk HRS-WC dan HRS-Base yang benar- benar senjang, pali ng sediki t 80% agregat l olosayakan nomor 30 (0,600 mm), lihat Tabel 12.11.B. sebagai contoh batas-batas “BahanBergr adasi Senjang” dimana bahan yang lolos nomor 8 (2,36 mm) dan ter tahan pada ayakannomor 30 (0,600 mm).

    2. 

    Untuk semua jenis campuran, li hat Tabel 12 .9.B untuk uku ran agregat nominal maksimumpada tumpukan bahan pemasok dingin .

    3. 

    Apabila tidak ditetapkan dalam gambar, penggunaan pemilihan gradasi sesuai denganpetunj uk di reksi peker jaan dengan mengacu pada ketentuan dalam spesif ikasi ini .

    Tabel 4.2-7. Contoh Batas-batas Bahan Bergradasi Senjang. 

    (6) 

    Bahan Aspal.

  • 8/16/2019 3b. RKS

    14/16

     

    14

    Bahan aspal berikut yang sesuai dengan Tabel 4.2-7 dapat digunakanbahan pengikat ini dicampur dengan agregat sehingga menghasilkancampuran beraspal sebagaimana mestinya sesuai dengan yangdipersyaratkan, sebagaimana yang disebutkan dalam gambar ataudiperintahkan oleh Direksi Teknis.

    Tabel 4.2-7. Ketentuan-ketentuan untuk Aspal Keras. 

    Catatan :1.

     

    Hasil pengujian adalah untuk bahan pengikat (bitumen) yang diekstraksi denganmenggunakan Metode SNI 2490 : 2008. Sedangkan untuk pengujian kelaru tan dan gradasimineral d ilaksanakan pada seluruh bahan pengikat termasuk kandungan mineralnya.

    2. 

    Pabrik pembuat bahan pengikat tipe II dapat mengajukan metode penguj ian alternatif untukviskositas, bilamana sifat-sifat elastomerik atau lainnya didapati berpengaruh terhadapakurasi penguji an penetrasi, tit ik lembek atau standar lainnya.

    3. 

    Viskositas juga diuj i pada temperatur 100 0  C dan 160 0  C untuk t ipe I dan untuk ti pe II padatemperatur 100 0  C dan 170 0  C.

    (7) 

    Aspal Modifikasi.Aspal yang dimodifikasi haruslah jenis aspal asbuton dan elastomeriklatex atau sintetis memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Tabel12.12.A. Proses pembuatan aspal modifikasi tidak diperbolehkankecuali ada lisensi dari pabrik pembuat aspal modifikasi dan pabrikpembuatnya menyediakan instalasi pencampur yang setara denganyang digunakan di pabrik asalnya.Aspal modifikasi harus dikirim dalam tangki yang dilengkapi dengan

    alat pembakar gas atau minyak yang dikendalikan secara termostatis.Pembakaran langsung dengan bahan bakar padat atau cair didalamtabung tangki tidak diperkenankan dalam kondisi apapun. Pengirimandalam tangki harus dilengkapi dengan sistem segel yang disetujuiuntuk mencegah kontaminasi yang terjadi apakah dari pabrikpembuatnya atau dari pengirimannya.

    d. 

    Formula Campuran Rancangan (Design Mix Formula/ DMF ) .Paling sedikit 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pekerjaan aspal,Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis kepada Direksi Teknis,

  • 8/16/2019 3b. RKS

    15/16

     

    15

    usulan Formula Campuran Rancangan (DMF) untuk campuran yangakan digunakan dalam pekerjaan yang mencakup :(a)

     

    Ukuran nominal maksimum partikel.(b)

     

    Sumber-sumber agregat.(c)

     

    Persentase setiap fraksi agregat yang akan digunakan Penyedia Jasa,pada penampung dingin dan penampung panas.

    (d) 

    Gradasi agregat gabungan yang memenuhi gradasi yang disyaratkandalam Tabel 4.2-6.

    (e)  Kadar aspal total dan efektif terhadap berat total campuran.(f)   Temperatur pencampuran.Penyedia Jasa harus menyediakan data dan grafik campuran percobaanlaboratorium untuk menunjukkan bahwa campuran memenuhi semuakriteria sesuai jenis campuran yang direncanakan dalam Tabel 4.2-8. Sifat-sifat benda uji yang sudah dipadatkan harus dihitung menggunakan metodedan rumus yang ditunjukkan dalam RSNI M-01-2003 dan RSNI M-06-2004.

    Tabel 4.2-8. Ketentuan Sifat Campuran Laston.

    Sifat-sifat Campuran

    Laston (AC)

    Lapis Aus(AC – WC)

    LapisAntara

    (AC – BC)

    LapisPondasi

    (AC Base)

     Jumlah tumbukan per bidang 75 112 (1)

    Rasio partikel lolos ayakan 0,075 mmdengan kadar aspal efektif

    Min 1,0

    Maks 1,4

    Rongga dalam campuran (%)(2)Min 3,0

    Maks 5,0

    Rongga dalam agregat (VMA) (%) Min 15 14 13

    Rongga terisi aspal (%) Min 65 65 65

    Stabilitas Marshal (Kg) Min 800 1800 (1)

    Pelelehan (mm)Min 2 3

    Maks 4 6 (1)

    Stabilitas Marshal sisa (%) setelahperendaman 24 jam 600 C (3)

    Min 90

    Rongga dalam campuran (%) padakepadatan membal (refusal) (4)

    Min 2

    Dalam 7 (tujuh) hari Direksi Teknis akan:(a)

     

    Menerima usulan tersebut jika memenuhi spesifikasi danmengizinkan Penyedia Jasa untuk melakukan percobaan pelaksanaan.

    (b)  Menolak usulan tersebut jika tidak memenuhi spesifikasi. Dan selanjutnyaPenyedia Jasa harus melakukan percobaan campuran baru dengan biayasendiri untuk memperoleh suatu campuran rancangan yang memenuhispesifikasi. Direksi Teknis, dapat memberikan saran kepada Penyedia Jasauntuk memodifikasi sebagian rumus rancangannya atau mencoba agregatlainnya.

    Bagaimanapun juga pembuatan suatu rumus campuran rancangan yangmemenuhi ketentuan merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa.

    e. 

    Penerapan Formula Rancangan Kerja dan Toleransi yang Diijinkan.Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai denganformula campuran kerja, dalam batas rentang toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 5.3-9 di bawah ini.

  • 8/16/2019 3b. RKS

    16/16

     

    16

    Tabel 5.3-9. Toleransi Campuran.Uraian  Toleransi 

    Agregat Gabungan Lolos Saringan

    - Sama atau lebih besar dari 2,36 mm ± 5% berat total agregat

    - 2,36 mm sampai No.50 ± 3% berat total agregat

    - No.100 dan tertahan No.200 ± 2% berat total agregat

    - No.200 ± 1% berat total agregat

    Kadar aspal ± 0,3% berat total campuran

     Temperatur Campuran keluar dari pugmill ± 10ºC

    Catatan:1.

     

    Apabila setiap bahan memenuhi batas-batas yang diperoleh dari Formula CampuranKerja (JMF) dan toleransi yang diizinkan, tetapi menunjukkan perubahan atau tidakkonsisten dan sangat berarti atau perbedaan yang tidak dapat diterima atau jika sumbersetiap bahan berubah, maka harus dibuat suatu Formula Campuran Kerja (JMF) baru atasbiaya Penyedia Jasa dan harus diserahkan dengan cara seperti yang disebut di atas untukdisetujui, sebelum campuran beraspal baru dihampar di lapangan.

    2. 

    Interpretasi Toleransi yang Diizinkan

    Batas-batas absolut yang ditentukan oleh formula campuran kerja maupun toleransiyang diizinkan menunjukkan bahwa Penyedia Jasa harus bekerja dalam batas-batasyang digariskan pada setiap saat. Adanya batas-batas toleransi tidak berarti gradasipelaksanaan boleh keluar dari titik-titik kontrol dan memotong daerah yang dihindari(restricted zone).

    f. 

    Ketentuan Kepadatan.(a)

     

    Kepadatan yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam SNI03-6757-2002, tidak boleh kurang dari 98% kepadatan standar kerja (jobstandard density).

    (b) 

    Penyedia Jasa dianggap telah memenuhi kewajibannya dalammemadatkan campuran beraspal apabila kepadatan lapisan yang telahdipadatkan sama atau lebih besar dari nilai- nilai yang diberikan Tabel5.3-10. Apabila rasio kepadatan maksimum dan minimum yang

    ditentukan dalam serangkaian benda uji inti pertama yang mewakili setiaplokasi yang diukur untuk pembayaran, lebih besar dari 1,08 maka bendauji inti tersebut harus diganti dan serangkaian benda uji inti baru harusdiambil.

    Tabel 5.3-10. Ketentuan Kepadatan.

    Kepadatan yangdisyaratkan (%

     JSD) 

     Jumlahbendaujiper

    pengujian 

    KepadatanMinimumRata-rata(% JSD) 

    Nilaiminimumsetiappengujian

    tunggal (% JSD) 

    98 3 – 4 

    98,1 98,3 

    98,5 

    95 94,9 

    94,8 

    97 3 - 4 

    5 6 

    97,1 97,3 97,5 

    94 93,9 93,8 

    g.  Pengambilan Benda Uji Inti Lapisan Beraspal.(a)

     

    Penyedia Jasa harus menyediakan mesin bor uji inti (core) yang mampumemotong benda uji inti berdiameter 4 inci maupun atau 6 inci tergantungdari ukuran butir maksimum campuran pada lapisan beraspal yangtelah selesai dikerjakan. Biaya dan benda uji inti untuk pengendalianproses harus sudah termasuk ke dalam harga satuan Penyedia Jasa untukpelaksanaan perkerasan lapis beraspal dan tidak dibayar secara terpisah.

    (b) 

    Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core)atau lainnya harus segera ditutup kembali dengan bahan campuranberaspal oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan dengan energi pemadatansesuai dengan penumbukan Marshall 4 inci dan 6 inci (RSNI M-01-2003dan RSNI M-06-2004).